Dokumen tersebut menjelaskan tentang produk sabun sirih Herborist yang berasal dari Indonesia. Sabun ini mengandung ekstrak daun sirih dan rempah-rempah lain yang bermanfaat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan daerah kewanitaan secara alami dan aman. Sabun ini juga telah terbukti secara klinis mampu mencegah bakteri dan jamur.
1. Katalog Produk: HERBORIST SABUN SIRIH
(Gambar)
Negara Asal: Indonesia
Harga: negosiasi
Cara
Pembayaran:
Transfer Bank (T/T)
Kemas &
Pengiriman:
120 ml & 200 ml
Keterangan: Sebagai salah satu warisan budaya Jawa, daun sirih yang
sudah digunakan sejak lama sebagai antiseptik untuk
daerah kewanitaan. Secara tradisional, daun Sirih harus
direbus terlebih dahulu, dan kemudian menggunakan air
hangat tersebut untuk membersihkan daerah kewanitaan.
Tapi Sekarang, daun Sirih datang dalam cara yang
praktis dalam kemasan botol: Herborist Sabun Sirih.
Herborist Sabun Sirih adalah antiseptik pembersih untuk
daerah kewanitaan dengan formulasi ektrak super murni
untuk kewanitaan yang berisi kombinasi Daun Sirih,
Stelechocarpus Burahol, Gambir, Pinang, dan Kencur
2. ekstrak untuk daerah kewanitaan yang bersih, sehat dan
higienis. Mengurangi bau daerah kewanitaan,
mengencangkan vagina dan meningkatkan fungsi organ
seksual perempuan, juga sebagai antiseptik yang dapat
mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur kandida.
Dengan parfum hypoallergenic, tidak menyebabkan iritasi
dan gatal.
Terbukti secara klinis sebagai anti bakteri dan anti jamur
oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada
Indonesia.
Herborist Sabun Sirih memiliki PH 3, 5 yang sama dengan
PH alami daerah kewanitaan yang sehat, sementara
sabun lain memiliki PH 7, 5, jadi Herborist Sabun Sirih
cocok dan aman untuk digunakan sehari-hari. Herborist
Sabun Sirih tidak menyebabkan kekeringan daerah
kewanitaan.
Gunakan secara teratur 2 x sehari, pada pagi dan malam
hari. Gunakan lebih dari 2 x sehari pada periode
menstruasi, pada saat periode menstruasi, bakteri dan
3. jamur mudah tumbuh.
Tersedia dalam kemasan 120 ml dan 200 ml dengan 6
Variant : Floral Bouquet, White Musk, Pink Rose, Lily,
Gardenia, & Jasmine.
http://www.indonetwork.co.id/UNICO_MITRATAMAco/2654300/herborist-sabun-sirih.htm
Daun Sirih (Piper betel Linn)
Sinonim
: Cavica Auriculata Miq, Artanthe Hixagona
Familia : Piperacea
Termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada pohon lain, tanaman ini panjan
mencapai puluhan meter, daun pipih berbentuk jantung, dan tangkai agak panjang,
prmukaan daun berwarna hijau licin, warna batan berwarna hijau tembelek, permukaan
kulit kasar dan berkerut.
Nama Lain
:
4. Betel (Perancis), Betelhe, Vitele (Protugal,), suruh sedah (Jawa), seureuh (Sunda),Ju Jiang
(Cina
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit mata, Eksim, bau mulut, kulit gatal, Menghilangkan jerawat; Pendarahan gusi, Mimisan,
Bronkhitis, Batuk, Sariawan, Luka; Keputihan, Sakit jantung, Sifilis, Alergi/biduren, Diare, Sakit
gigi;
PEMANFAATAN :
Mengurangi produk ASI yang berlebihan
Bahan : 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya.
Cara membuat
:
1. Daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian dipanggang dengan api.
2. Cara menggunakan: dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah
dada.
Keputihan
Bahan : 7 - 10 lembar daun sirih.
Cara membuat
:
1. Direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih.
2.Cara menggunakan: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat
dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang
Sakit Jantung
Bahan : 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang merah, 1 sendok
jintan putih.
Cara membuat
:
1. Semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, ditambah 5 sendok air panas,
dibiarkan beberapa menit, kemudian diperas dan disaring.
2.Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur.
Sifilis
5. Bahan : 25 - 30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25 kg gula aren dan garam dapur
secukupnya.
Cara membuat
:
1. Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter air sampai mendidih,
kemudian disaring.
2. Cara menggunakan: diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
Alergi/biduren
Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok minyak kayu putih.
Cara membuat
:
1. Semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
2. Cara menggunakan : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
Diare
Bahan : 4 - 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa.
Cara membuat
:
1. Semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
2. Cara menggunakan: digosokkan pada bagian perut.
Menghentikan pendarahan gusi
Bahan : 4 lembar daun sirih.
Cara membuat
:
1. Direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
2. Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur
sampai sembuh.
Menghentikan pendarahan hidung (mimisen = Jawa)
Bahan : 1 lembar daun sirih.
Cara membuat
6. :
1. Daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit supaya keluar minyaknya.
2. Cara menggunakan: dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah/mimisen.
Sakit gigi berlubang
1. Bahan: 1 lembar daun sirih.
Cara membuat
: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai
sembuh.
2. Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5 sendok
Cara membuat
: diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk sampai garam larut, biarkan
sampai dingin
Cara pemakaian : dipakai untuk berkumur-kumur.
Bronkhitis
Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.
Cara membuat:
1. Daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring
2. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 3 sendok makan
Batuk
Bahan : 4 lembar daun sirih.
Cara membuat
: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai
sembuh.
Sakit Mata
Bahan : 2 - 3 lembar daun sirih.
Cara membuat
: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
7. Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai
sembuh.
Eksim
Bahan : 1 genggam daun sirih, 1 genggam daun cabai, 1 butir biji buah pinang yang telah
dihaluskan.
Cara membuat
: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih
Cara menggunakan : air rebusan ramuan tersebut dalam keadaan hangat dipakai untuk
kompres bagian yang sakit
Gatal-gatal sehabis melahirkan
Bahan : 1 genggam daun sirih.
Cara membuat
: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus dengan 1 liter air sampai
mendidih.
Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai
sembuh.
Menghilangkan bau mulut
Bahan : 4 - 7 lembar daun sirih.
Cara membuat
: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : air rebusan daun sirih tersebut dipak
Komposisi :
Daun sirih mengandung ragam senyawa kimia yang diperlukan untuk membuat ramuan
tradisional.
Bau Badan
Bau badan selintas merupakan masalah kecil. Namun, gangguan ini bisa berakibat fatal dalam
pergaulan, bahkan juga karier. Manfaatkan jeruk, daun sirih, atau beluntas untuk
menanggulanginya.
Orang yang bermasalah dengan bau badan (BB) tidak selalu jorok atau malas mandi.
Kenyataannya memang ada orang dengan produksi kelenjar keringat berlebih sehingga tubuhnya
selalu mengeluarkan bau kurang sedap.
8. Tak ada salahnya mencoba mengatasi BB dengan cara-cara alami. Ahli tanaman obat,Ir.
Wahyu Soeprapto dari Balai Materia Medica, Malang, mengatakan ramuan alami selain
minim efek samping juga dapat menjadi salah satu alternatif menyiasati makin tingginya
harga produk industri seperti deodoran, bedak antikeringat, maupun obat minum.
Sebagai langkah awal, bila Anda bermasalah dengan BB, Anda bisa mencoba beberapa
ramuan tradisional di bawah ini:
Ramuan Pertama:
1 buah jeruk limau yang agak besar 3 sendok makan kapur sirih 1 sendok teh bubuk merica 1
sendok teh bubuk kapur barus Campurkan semua bahan tersebut lalu oleskan pada ketiak.
Ramuan ini berfungsi mengusir bau badan sekaligus sebagai antikeringat.
Ramuan Kedua:
Ambil 4-6 lembar daun sirih (Piper beetle L.). Rebus dengan dua gelas air. Air rebusannya
diminum setiap pagi. Boleh ditambahkan sedikit gula.
Ramuan Ketiga:
Sepotong tawas dihancurkan, lalu dicampur dengan 1 sendok makan sari buah jeruk kasturi
(Citrus microcarpa bunge) atau lebih dikenal dengan nama jeruk limau. Oleskan pada ketiak
setiap usai mandi.
Ramuan Keempat:
Segenggam daun beluntas direbus dengan tiga gelas air, hingga airnya tersisa 1,5 gelas.
Minumlah selagi masih hangat. Boleh ditambah sedikit gula. Daun beluntas muda bisa juga
dimakan sebagai lalapan. Daun beluntas dapat membasmi koloni bakteri Floranormal anaerob
(yang tak terserap) pada lipatan tubuh.
Ramuan Kelima:
Air perasan segenggam daun sirih dicampur dengan sari jeruk kasturi atau jeruk limau. Gunakan sebagai
deodoran. Caranya, gosokkan ke bagian ketiak seusai mandi dan sebelum tidur.
Ramuan Keenam:
Beberapa lembar daun jeruk purut diiris kecil-kecil, lalu dibubuhi kecap atau dicampur sambal,
disantap sebagai lalapan. Kandungan minyak asiri (limonena) dalam daun jeruk purut (Citrus
9. hystrix) akan memperbaiki metabolisme lemak, sehingga tidak perjadi peroksida lemak yang
menurunkan senyawa-senyawa yang menimbulkan bau tak sedap.
Ramuan Ketujuh:
Ambil dua jari kunyit, kupas, lalu cuci bersih. Parut kunyit, lalu saring. Campur dengan 2/3 gelas
air panas yang sudah dibubuhi gula aren sebesar ibu jari tangan. Aduk sampai rata. Biarkan
sebentar, hingga kunyit mengendap di dasar gelas. Minum setiap menjelang tidur malam.
Ramuan Kedelapan:
Siapkan daun kenanga sebanyak dua genggam tangan dan temu giring yang sudah dikelupas
sebanyak satu genggam. Kedua bahan tersebut ditumbuk halus, dibuat tablet sebesar kelereng
kecil atau kapsul. Keringkan dengan cara dijemur pada terik matahari lalu disimpan dalam toples
yang kering. Minum setiap habis makan pagi dan malam sebanyak satu tablet.
Catatan:
Sebelum menjalankan cara-cara di atas, ada baiknya perhatikan dahulu kebutuhannya, apakah
tubuh Anda sensitif terhadap bahan-bahan tertentu. Konsultasi dengan ahli kosmetika atau tenaga
medis sangat dianjurkan.
Daun Sirih (Piper betel Linn) Tanaman ini sudah dikenal sejak tahun 600 SM sebagai antiseptik
yang mampu membunuh kuman. Zat antiseptik di dalam sirih dapat digunakan sebagai obat
kumur dan menjaga kesehatan alat kelamin wanita. Sirih mengandung dua jenis phenol, betel-
phenol (chavibetol) dan chavicol yang sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan
dengan fenol biasa. Sirih juga umum digunakan untuk mengatasi bau
badan dan mulut, sariawan, mimisan, gatal-gatal dan koreng, serta mengobati keputihan
pada wanita
1 BAB I
PENDAHULUAN http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-manteplusi-
6112-2-babi.pdf
10. A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2001). Kesehatan organ reproduksi dan organ
genitalia menjadi bagian yang penting.
Kebersihan daerah kewanitaan bagi perempuan sangat penting karena dapat membuat wanita
merasa nyaman dan dapat mencegah dari penyakit serta infeksi menular (Taylor, 2000).
Sebagian besar perempuan menganggap kebersihan genitalia internal dan eksternal merupakan
hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk menjaga kesehatan organ reproduksi dan
organ seksual mereka. Berbagai macam cara pun dilakukan untuk menjaga kebersihan daerah
feminim tersebut (Taylor, 2000).
Salah satu cara perawatan daerah feminim dapat dilakukan dengan douching vagina. Douching
vagina merupakan kegiatan mencuci atau membersihkan vagina dengan cara menyemprotkan air
atau cairan lain (cuka, baking soda atau larutan douching komersil) ke dalam vagina. Menurut
Taylor, dkk (2000) tujuan douching yang sesungguhnya adalah untuk tujuan terapeutik, yaitu
untuk membersihkan vagina setelah dilakukan tindakan pembedahan, dan untuk mengurangi
pertumbuhan bakteri setelah diberikan antiseptik. Akan tetapi bagi wanita yang sehat, douching
dengan berbagai bahan dan larutan akan mengubah flora bakterial normal dan keseimbangan
kimiawi vagina serta akan mengubah mucus/lender yang alami sehingga menganggu ekologi
vagina.
Douching vagina meliputi eksternal douching maupun internal douching. Eksternal douching
meliputi pembilasan labia dan bagian luar vagina dengan bahan-bahan tertentu, sedangkan
internal douching meliputi memasukkan 2
11. bahan atau alat pembersih ke dalam vagina dengan menggunakan jari dan atau dalam bentuk
spraying atau liquid. Air atau cairan lain (cuka, baking soda, atau larutan douching komersil)
tersebut diletakkan dalam botol kemudian disemprotkan kedalam vagina melalui suatu tabung
dan ujung penyemprot (Qomariyah, 2004).
Membersihkan daerah genital akan lebih aman bila menggunakan air saja dibandingkan dengan
menggunakan obat-obatan atau bahan-bahan komersil dipasaran karena akan mempengaruhi
pertumbuhan flora dalam vagina yang akan meningkatkan resiko infeksi dan meningkatkan
resiko terjadinya keputihan (fluor albus) (Qomariyah, 2004).
Setiap wanita akan mengalami pengeluaran cairan dari vagina sesudah ia mendapatkan haid yang
pertama. Didalam vagina terdapat bakteri laktobasilus yaitu bakteri yang baik yang berfungsi
untuk mempertahankan keasaman vagina agar bakteri pathogen mati dan untuk menjaga
keseimbangan flora normal vagina. Terganggunya keseimbangan flora normal pada vagina dapat
menyebabkan berbagai masalah. Salah satunya adalah terjadinya keputihan (fluor albus)
(Sianturi, 2001).
Penggunaan deodoran dan douching vagina dapat menyebabkan membran mukosa teriritasi dan
dapat membunuh flora normal yang ada dalam vagina. Hal tersebut memungkinkan timbulnya
serangan keputihan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek douching vagina dapat meningkatkan
resiko kejadian Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Pelvic Inflammatory Disease atau Penyakit
Radang Panggul (PRP) (Yayasan Abdi Asih: 1996, dan Joesoef, dkk: 1993). Penelitian yang
dilakukan joesoef, dkk (1993) pada 599 ibu hamil (19% douching menggunakan air, 63%
douching menggunakan air dan sabun, 2% menggunakan produk komersil, dan 8%
menggunakan menggunakan daun sirih paling sedikit sekali pada bulan terakhir kehamilan) juga
menunjukkan adanya hubungan praktek douching dengan kejadian IMS. Douching dengan air
saja setelah berhubungan seksual tidak berhubungan dengan IMS, tetapi resiko IMS akan
meningkat 2,6 kali lebih tinggi jika menggunakan air dan sabun, atau dengan daun sirih atau 3
12. produk komersil. Penggunaan deodoran dan douching vagina menyebabkan membran mukosa
teriritasi dan dapat membunuh flora normal yang ada dalam vagina.
Hasil observasi yang dilakukan oleh Ayom Nilamsari (2005) di Lokalisasi Sunan Kuning
Semarang, didapatkan data bahwa kebanyakan para wanita yang pekerjaannya sebagai penjaja
seks sebagian besar dari mereka melakukan douching dengan menyemprotkan sejenis antibiotik
yang mereka beli dari toko obat, bahkan ada juga yang memakai pasta gigi, ataupun sabun sirih.
Keluhan yang dirasakan antara lain panas, perih, alergi, gatal dan bahkan bisa menyebabkan
genitalia berwarna hitam.
Menurut survei yang dilakukan oleh Yayasan Hotline Surabaya (YHS) tahun 2003 di Kecamatan
Krembangan Surabaya terhadap 431 perempuan, douching vagina telah menjadi bagian dari
personal hygiene mereka, yang selalu dilakukan secara rutin. Sebagai gambaran Kecamatan
Krembangan memiliki karakteristik perempuan yang bervariasi, mulai dari ibu rumah tangga
hingga pekerja seks, karena lokasi kecamatan ini berdekatan dengan lokalisasi Bangunsari.
Bahan yang biasa digunakan untuk douching, sebagian besar 50,3% menggunakan sabun, 17,4%
pembersih vagina cair dengan berbagai produk yang ada, 12,5% menggunakan air, 9,7%
menggunakan handuk/kain/tissue, 5,1% menggunakan pasta gigi, 4,9% menggunakan air sirih.
Hasil survey dan wawancara terhadap lima orang ibu rumah tangga di Dusun Bandungmulyo,
Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka
melakukan eksternal douching vagina dengan menggunakan sabun mandi dan juga ada yang
menggunakan produk komersil seperti air daun sirih. Sebagian dari mereka masih merasakan
keputihan dengan bau yang tidak enak dan gatal-gatal di sekitar vagina walaupun sudah
menggunakan produk pembersih daerah kewanitaan.
Berdasarkan uraian fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Hubungan antara Perilaku Eksternal 4
13. Douching Vagina dengan Kejadian Fluor Albus pada Ibu Rumah Tangga di Dusun
Bandungmulyo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen”.
B. Rumusan Masalah
Kesehatan genitalia merupakan salah satu bagian yang penting dalam kesehatan reproduksi dan
kesehatan seksual wanita. Salah satu cara yang digunakan oleh sebagian besar wanita adalah
dengan eksternal douching vagina atau bilas labia dan bagian luar vagina untuk menjaga
kebersihan daerah genitalia mereka.
Padahal pada wanita dalam kondisi normal, melakukan eksternal douching vagina atau labia dan
bagian luar vagina dengan menggunakan bahan obat-obatan atau produk komersil yang dijual
dipasaran tidak dianjurkan karena akan mengganggu keseimbangan kimiawi dan ekologi pada
vagina yang pada akhirnya justru akan meningkatkan resiko infeksi dan menimbulkan keputihan
(fluor albus).
Berdasarkan observasi awal peneliti di Dusun Bandungmulyo, Desa Bandungrejo, Kecamatan
Mranggen Semarang, hampir sebagian besar ibu rumah tangga melakukan eksternal douching
vagina dengan menggunakan sabun, produk alami seperti air daun sirih, dan juga ada yang
menggunakan produk komersil seperti sabun sirih. Mereka berpendapat bahwa membersihkan
daerah genital dengan menggunakan bahan antibiotik atau produk komersil akan membuat
daerah genital menjadi bersih, nyaman, menghilangkan bau yang tidak sedap pada daerah
kewanitaan akibat dari keputihan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dicari mengenai apakah
ada hubungan antara melakukan eksternal douching vagina dengan kejadian fluor albus pada ibu
rumah tangga di Dusun Bandungmulyo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen. 5
14. C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara perilaku eksternal douching vagina dengan kejadian fluor albus
pada ibu rumah tangga di Dusun Bandungmulyo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi perilaku eksternal douching vagina pada ibu rumah tangga di Dusun
Bandungmulyo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen.
b. Mengidentifikasi tentang kejadian fluor albus pada ibu rumah tangga di Dusun
Bandungmulyo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen.
c. Menganalisis hubungan perilaku eksternal douching vagina dengan kejadian fluor albus pada
ibu rumah tangga di Dusun Bandungmulyo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara
eksternal douching vagina dengan kejadian fluor albus pada ibu rumah tangga, yang nantinya
diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Peneliti
Peneliti mendapatkan informasi baru mengenai cara membersihkan dan melakukan perawatan
pada daerah genital. Peneliti juga mendapatkan pengalaman baru dalam hal melakukan penelitian
yang nantinya dapat menjadi pengalaman dan bekal yang berharga untuk kemajuan ilmu peneliti.
2. Institusi
15. Penelitian ini diharapkan sebagai masukan atau tambahan informasi yang dapat digunakan untuk
memperkaya bahan diskusi para mahasiswa.
3. Ibu rumah tangga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang benar mengenai pembersihan
daerah genital yang aman bagi ibu rumah tangga. 6
16. 4. Tenaga Kesehatan
Memberikan pemahaman yang benar mengenai cara membersihkan daerah genital yang aman
sebagai salah satu cara mengurangi resiko terkena keputihan dan penyakit IMS.
5. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut
Hasil penelitian ini mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukan penelitian
sejenis