SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Hidrokarbon
Alifatik
Alkana
Alkena
AlkunaAlisiklik
Aromatik
Alkana
Rumus Umum
(CnH2n+2)
Tata Nama
Sifat Alkana
Reaksi Senyawa
Alkana
Kegunaan
Alkana
Semua nama alkana
mempunyai akhiran “ana”
 nama alkana tergantung dari jumlah atom C
dalam rantai karbon
 Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom C atau
lebih, maka nama alkana diberi awalan n-
(normal). Hal ini untuk membedakan dengan
isomernya.
Contoh:
n-butana
 Tentukan rantai induk, yakni rantai karbon
terpanjang. Beri nomor pada rantai induk
sehingga cabang mempunyai nomor sekecil
mungkin.
Rantai induk diberi nama sesuai aturan
penamaan alkana
 Contoh: dari contoh di atas, rantai induk
memiliki 6 atom C sehingga rantai induk diberi
nama heksana.
 Cabang merupakan gugus alkil dan diberi
nama alkil sesuai dengan jumlah atom C
dalam cabang tersebut.
Contoh: dari contoh di atas, gugus alkil yang
menjadi cabang adalah metil.
 Urutan penulisan nama alkana bercabang
adalah sebagai berikut. Tulis nomor cabang
diikuti tanda (-), lalu diberi nama alkil
cabang. Nama alkil ditulis menyambung
dengan nama rantai induk.
Nama untuk struktur di atas adalah 3-
metilheksana
 Jika terdapat 2 atau lebih jenis alkil, maka nama
alkil disusun menurut abjad. Gunakan tanda (-)
untuk memisahkan nomor dari nama alkil.
 Jika terdapat lebih dari 1 alkil sejenis, maka tulis
nomor cabang dari alkil sejenis dan pisahkan
dengan tanda koma (,). Jika terdapat 2 gugus alkil
dengan nomor yang sama maka nomor tersebut
harus diulang. Selanjutnya diberi awalan Yunani
(di, tri, tetra, dst) pada nama gugus alkil sesuai
dengan jumlah alkil. Gunakan tanda (-) untuk
memisahkan nomor dengan cabang nama alkil.
 Untuk penomoran rantai karbon yang
mengandung banyak cabang, jika terdapat
beberapa pilihan rantai induk, pilih yang
mengandung paling banyak cabang
Yang dipilih adalah struktur yang pertama :
3-etil-2-metilpentan
 Titik didih dan titik leleh alkana naik dengan
pertambahan nilai Mr
Kenaikan titik leleh dan titik didih
dikarenakan gaya antar-molekul semakin
kuat sehingga semakin besar energi yang
dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut.
 Kerapatan alkana naik dengan pertambahan
nilai Mr
Kenaikan kerapatan dikarenakan gaya antar-
molekul semakin kuat sehingga molekul-
molekul menjadi semakin rapat
 Kekentalan/Viskositas alkana naik dengan
pertambahan nilai Mr
Kenaikan kekentalan dikarenakan gaya
antar-molekul semakin kuat dan juga rantai
karbon yang semakin panjang sehingga lebih
mudah terbelit. Akibatnya, molekul-molekul
alkana semakin sulit bergerak/mengalir.
 Volatilitas alkana berkurang dengan
pertambahan nilai Mr
Volatilitas alkana berkurang dengan
pertambahan nilai Mr. Hal ini sebagai akibat
gaya antar-molekul yang semakin kuat
sehingga semakin sult bagi molekul untuk
memisah membentuk fase uap.
 Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan
C−C dan C−H. kedua ikatan ini tergolong kuat
karena untuk memutuskannya memerlukan
energi masing-masing sebesar 347 kJ/mol untuk
C−C dan 413 kJ/mol untuk C−H.
 Alkana memiliki ikatan C−C yang bersifat non-
polar dan C−H yang dapat dianggap non-polar
karena keelektronegatifannya kecil. Ini
menyebabkan alkena dapat bereaksi dengan
pereaksi non-polar seperti O2 dan halogen (Cl2)
dan sulit bereaksi dengan pereaksi polar/ionic
seperti asam kuat, basa kuat dan oksidator
MnO4
-
 Pembakaran alkana adalah reaksi oksidasi antara
alkana dengan O2. Jika alkana dibakar dengan O2
berlebih, maka pembakaran akan berlangsung
sempurna dengan produk reaksi CO2 dan H2O.
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
 Jika alkana dibakar dengan O2 yang kurang, maka
pembakaran tidak akan berlangsung sempurna.
Sebagian alkana bereaksi membentuk CO2 dan
H2O dan sisanya membentuk CO dan H2O.
CH4(g) + 3/2O2(g) → CO(g) + 2H2O(g)
 Perengkahan termal (thermal cracking)
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi tanpa udara.
Perengkahan termal umumnya digunakan untuk alkana
dari gas alam, seperti etana dan propane.
C2H6(g) → CH2═CH2(g) + H2(g)
etana
750-900°C
etena
 Perengkahan katalik (catalytic cracking)
Reaksi berlangsung pada suhu lebih rendah dengan
bantuan katalis seperti zeolit (campuran Al, Si dan O).
Perengkahan katalik digunakan untuk alkana dari minyak
bumi.
katalis
C18H38 → 4 CH2═CH2(g) + C10H22
Oktadekana etena dekana
 Reaksi alkana dengan klorin (klorinasi)
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl
 Reaksi alkana dengan bromine (Brominasi)
C2H6 + Br2 → C2H5Br + HBr
 Metana (CH4), sebagai bahan bakar untuk memasak dan
bahan baku pembuat zat kimia seperti H2, HCN, NH3,
asetilena, dll
 Etana (C2H6), sebagai bahan bakar untuk memasak, bahan
baku pembuatan senyawa turunan terklorinasi, dan refrigeran
dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
 Propana (C3H8), sebagai komponen utama gas elpiji (90%
propana, 5% etana dan 5% butana) untuk memasak, sebagai
bahan baku senyawa organic dan sebagai refrigeran
 Butana (C4H10), sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan
baku karet sintetis.
 Oktana (C8H18), sebagai komponen utama bahan bakar
kendaraan bermotor, yakni bensin.
Alkena
Rumus Umum
(CnH2n)
Tata Nama
Sifat Alkena
Reaksi Senyawa
Alkena
Kegunaan
Alkena
Rantai induk pada alkena
adalah rantai induk
tepanjang yang
mengandung ikatan
rangkap dua C═C. Nama
rantai induk berasal dari
nama alkana dimana
akhiran “-ana” diganti
dengan “-ena”.
 Penomoran pada rantai induk dimulai
sedemikian sehingga atom C pertama yang
terikat pada ikatan C═C memiliki nomor
sekecil mungkin (bukan berdasarkan cabang).
Nama rantai induk dimulai dengan nomor
atom C pertama yang terikat ke ikatan
C═C, diikuti tanda (-) kemudian nama
dari rantai induk.
Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai
induk, beri nama alkil yang sesuai. Aturan lainnya
sesuai dengan tata nama alkana.
 Jika terdapat lebih dari satu ikatan C═C,
maka akhiran ”-ana” pada alkana diganti
dengan ”-diena” (jika ada 2 ikatan C═C), “-
triena” (jika ada 3 ikatan C═C), dst. Kedua
atom pertama yang terikat pada ikatan
C═C, harus memiliki nomor sekecil
mungkin.
1,3-pentadiena 2-etil,5-metil,1,4-
heksadiena
 Sifat fisis alkena mirip dengan alkana. Hal ini
dikarenakan alkena bersifat non-polar dan
memiliki gaya antar-molekul yang relatif
lemah. Disamping itu, nilai Mr alkena hamper
sama dengan alkana. Sama halnya dengan
alkana, kecenderungan sifat fisis (titik didih,
titik leleh dan kerapatan) naik dengan
pertambahan nilai Mr.
 Untuk memutuskan ikatan C═C diperlukan
energy yang lebih besar disbanding ikatan C−C.
Meski total energi lebih besar namun nilainya
tidak sampai dua kali lipat. Hal ini menunjukkan
salah satu ikatan kovalen dari ikatan C═C lebih
lemah disbanding ikatan kovalen lainnya
sehingga lebih mudah putus (ikatan C═C terdiri
dari 2 ikatan kovalen).
 Ikatan C═C memiliki jumlah pasangan electron
lebih banyak, atau kerapatan elektronnya lebih
tinggi. Oleh karena itu, ikatan C═C lebih mudah
diserang oleh spesi elektrofil.
 Reaksi alkena dengan halogen (halogenasi)
CH2═CH2 + Cl2 → CH2Cl−CH2Cl
Etena Klorin 1,2-dikloroetana (bahan baku plastic PVC)
CH2═CH2 + Br2 → CH2Br−CH2Br
Etena Bromin 1,2-dibromoetana
 Reaksi alkena dengan hidrogen halida
(Hidrohalogenasi)
C C
H
H
H
H
C CH
H
H
H
Br
H+ HBr
Etena
1-bromoetana
n/2 (CH2═CH2) → (CH2)n
Etena Polietena
C C
H
H
H
H
C C
H
H
H
H
C C
H
H
H
H
C C C C C C
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
+ +
polimerisasi
adisi
 Pembakaran alkena adalah reaksi oksidasi
alkena dengan O2. Jika jumlah O2 berlebih,
maka produk reaksi adalah CO2 dan H2O.
Apabila jumlah O2 terbatas, maka
pembakaran alkena akan menghasilkan CO
atau C.
CH2═CH2(g) + O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g)
 Butadiena, sebagai bahan baku pembuatan
polibutadiena (karet sintetis)
 Propena (C3H6), sebagai bahan untuk
membuat polipropena (polimer untuk
membuat serat sintetis, materi pengepakan,
dan peralatan memasak).
 Etena (C2H4), sebagai bahan baku
pembuatan polietena dan senyawa organic
intermediet (produk antara) seperti
kloroetena (vinil klorida), dan stirena
Alkuna
Rumus Umum
(CnH2n-2)
Tata Nama
Sifat Alkuna
Reaksi Senyawa
Alkuna
Kegunaan
Alkuna
Rantai induk pada alkuna
adalah rantai karbon
terpanjang yang
mengandung ikatan
rangkap tiga C≡C. Nama
rantai induk berasal dari
nama alkana dimana
akhiran “-ana” diganti
dengan “-una”.
 Penomoran pada rantai induk dimulai
sedemikian sehingga atom C pertama yang
terikat pada ikatan C≡C memiliki nomor
sekecil mungkin.
 Nama rantai induk dimulai dengan nomor
atom C pertama yang terikat ke ikatan C≡C
diikuti tanda (-), lalu nama dari rantai induk.
 Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai
induk, beri nama alkil yang sesuai. Aturan
lainnya sesuai dengan tata nama alkana.
 Sifat fisis alkena mirip dengan alkana. Hal ini
dikarenakan alkena bersifat non-polar dan
memiliki gaya antar-molekul yang relatif
lemah. Disamping itu, nilai Mr alkena hamper
sama dengan alkana. Sama halnya dengan
alkana, kecenderungan sifat fisis (titik didih,
titik leleh dan kerapatan) naik dengan
pertambahan nilai Mr.
 Ikatan C≡C tersusun dari 3 ikatan kovalen,
dimana 2 bersifat lemah dan 1 bersifat kuat.
Jadi meski total energi pemutusan ikatan C≡C
cukup besar, energi untuk memutuskan
ikatan kovalen yang lemah relatif lebih kecil.
 Ikatan C≡C memiliki kerapatan elektron yang
lebih tinggi atau lebih bersifat elektronegatif
disbanding ikatan C═C pada alkena.
Akibatnya atom H yang terikat ke ikatan C≡C
pada ujung rantai alkuna mampu melepaskan
diri sebagai ion H+.
 Reaksi alkuna dengan halogen (halogenasi)
Kieselguhr
Tahap 1 : CH≡CH + Cl2 → CHCl═CHCl
Etuna 1,2-dikloroetena
Tahap 2 : CHCl═CHCl + Cl2 → CHCl2−CHCl2
1,2-dikloroetena 1,1,2,2-tetrakloroetana
 Reaksi alkuna dengan halogen halide (HX)
Tahap 1 : CH≡CH + Cl2 → CH2═CHCl
Etuna kloroetena
Tahap 2 : CH2═CHCl + Cl2 → CH3−CHCl2
kloroetena 1,1,-dikloroetana
Larutan CuCl, NH4Cl
CH≡CH + CH≡CH → CH≡C−CH≡CH2
Etuna Etuna vinil etuna
CH≡C−CH≡CH2 + CH≡CH →
CH2═CH−C≡C−CH═CH2
vinil etuna Etuna divinil etuna
NH3 cair
2CH≡CH(g) + 2Na → 2CH≡CNa + H2
Etuna Natrium asetilida
+ 2CH
3
I,
CH≡C−CH3 + NaI
propuna
 Pembakaran alkuna melibatkan reaksi antara
alkuna dengan O2. Reaksi ini bersifat
eksotermik. Seperti halny alkena,
pembakaran alkuna dengan jumlah O2
terbatas akan menghasilkan CO atau C.
2CH≡CH(g) + 5O2(g) → 4CO2(g) + 2H2O(g)
 Sebagai bahan baku pembuatan senyawa
organik lain, seperti etanal, asam etanoat,
dan vinil klorida
 Sebagai bahan bakar obor oksiasetilena yang
digunakan untuk pengelasan dan
pemotongan logam

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Alkana
AlkanaAlkana
Alkana
 
Ppt alkena dan alkuna
Ppt alkena dan alkunaPpt alkena dan alkuna
Ppt alkena dan alkuna
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Alkana alkena-alkuna
Alkana alkena-alkunaAlkana alkena-alkuna
Alkana alkena-alkuna
 
ALKANA
ALKANAALKANA
ALKANA
 
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-revBab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
 
Kimia organik ppt
Kimia organik pptKimia organik ppt
Kimia organik ppt
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan AlkanaSifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
 
Teori ikatan valensi
Teori ikatan valensiTeori ikatan valensi
Teori ikatan valensi
 
Makalah kimia alkana
Makalah kimia alkanaMakalah kimia alkana
Makalah kimia alkana
 
Senyawa karbon
Senyawa karbonSenyawa karbon
Senyawa karbon
 
Konformasi isomer
Konformasi isomerKonformasi isomer
Konformasi isomer
 
Alkuna
AlkunaAlkuna
Alkuna
 
Senyawa Aromatik
Senyawa AromatikSenyawa Aromatik
Senyawa Aromatik
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
 
molekul alisiklik
molekul alisiklikmolekul alisiklik
molekul alisiklik
 
Mekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi OrganikMekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi Organik
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 

Similar to Alkana, alkena dan alkuna

Similar to Alkana, alkena dan alkuna (20)

Alkana alkena dan alkuna
Alkana alkena dan alkuna Alkana alkena dan alkuna
Alkana alkena dan alkuna
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
2 alkena
2 alkena2 alkena
2 alkena
 
2 alkena
2 alkena2 alkena
2 alkena
 
Materi alkana alkena alkuna kelompok
Materi alkana alkena alkuna kelompokMateri alkana alkena alkuna kelompok
Materi alkana alkena alkuna kelompok
 
1 alkana
1 alkana1 alkana
1 alkana
 
Bab 1 Hidrokarbon.pdf
Bab 1 Hidrokarbon.pdfBab 1 Hidrokarbon.pdf
Bab 1 Hidrokarbon.pdf
 
Alkuna
AlkunaAlkuna
Alkuna
 
Alkuna
AlkunaAlkuna
Alkuna
 
3 alkuna
3 alkuna3 alkuna
3 alkuna
 
3 alkuna
3 alkuna3 alkuna
3 alkuna
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Alkana
AlkanaAlkana
Alkana
 
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
 
kima organik.pptx
kima organik.pptxkima organik.pptx
kima organik.pptx
 
KIMIA: Senyawa Karbon
KIMIA: Senyawa KarbonKIMIA: Senyawa Karbon
KIMIA: Senyawa Karbon
 
Tatanama senyawa hidrokarbon (1)
Tatanama senyawa hidrokarbon (1)Tatanama senyawa hidrokarbon (1)
Tatanama senyawa hidrokarbon (1)
 
lks-hidrokarbon
 lks-hidrokarbon lks-hidrokarbon
lks-hidrokarbon
 
Tatanama senyawa hidrokarbon (1)
Tatanama senyawa hidrokarbon (1)Tatanama senyawa hidrokarbon (1)
Tatanama senyawa hidrokarbon (1)
 
Hidrokarbon Tak Jenuh (Alkena dan Alkuna).pptx
Hidrokarbon Tak Jenuh (Alkena dan Alkuna).pptxHidrokarbon Tak Jenuh (Alkena dan Alkuna).pptx
Hidrokarbon Tak Jenuh (Alkena dan Alkuna).pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Alkana, alkena dan alkuna

  • 1.
  • 3. Alkana Rumus Umum (CnH2n+2) Tata Nama Sifat Alkana Reaksi Senyawa Alkana Kegunaan Alkana
  • 4. Semua nama alkana mempunyai akhiran “ana”
  • 5.  nama alkana tergantung dari jumlah atom C dalam rantai karbon  Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom C atau lebih, maka nama alkana diberi awalan n- (normal). Hal ini untuk membedakan dengan isomernya. Contoh: n-butana
  • 6.  Tentukan rantai induk, yakni rantai karbon terpanjang. Beri nomor pada rantai induk sehingga cabang mempunyai nomor sekecil mungkin. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan alkana  Contoh: dari contoh di atas, rantai induk memiliki 6 atom C sehingga rantai induk diberi nama heksana.
  • 7.  Cabang merupakan gugus alkil dan diberi nama alkil sesuai dengan jumlah atom C dalam cabang tersebut. Contoh: dari contoh di atas, gugus alkil yang menjadi cabang adalah metil.  Urutan penulisan nama alkana bercabang adalah sebagai berikut. Tulis nomor cabang diikuti tanda (-), lalu diberi nama alkil cabang. Nama alkil ditulis menyambung dengan nama rantai induk. Nama untuk struktur di atas adalah 3- metilheksana
  • 8.  Jika terdapat 2 atau lebih jenis alkil, maka nama alkil disusun menurut abjad. Gunakan tanda (-) untuk memisahkan nomor dari nama alkil.  Jika terdapat lebih dari 1 alkil sejenis, maka tulis nomor cabang dari alkil sejenis dan pisahkan dengan tanda koma (,). Jika terdapat 2 gugus alkil dengan nomor yang sama maka nomor tersebut harus diulang. Selanjutnya diberi awalan Yunani (di, tri, tetra, dst) pada nama gugus alkil sesuai dengan jumlah alkil. Gunakan tanda (-) untuk memisahkan nomor dengan cabang nama alkil.
  • 9.  Untuk penomoran rantai karbon yang mengandung banyak cabang, jika terdapat beberapa pilihan rantai induk, pilih yang mengandung paling banyak cabang Yang dipilih adalah struktur yang pertama : 3-etil-2-metilpentan
  • 10.
  • 11.  Titik didih dan titik leleh alkana naik dengan pertambahan nilai Mr Kenaikan titik leleh dan titik didih dikarenakan gaya antar-molekul semakin kuat sehingga semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut.
  • 12.  Kerapatan alkana naik dengan pertambahan nilai Mr Kenaikan kerapatan dikarenakan gaya antar- molekul semakin kuat sehingga molekul- molekul menjadi semakin rapat
  • 13.  Kekentalan/Viskositas alkana naik dengan pertambahan nilai Mr Kenaikan kekentalan dikarenakan gaya antar-molekul semakin kuat dan juga rantai karbon yang semakin panjang sehingga lebih mudah terbelit. Akibatnya, molekul-molekul alkana semakin sulit bergerak/mengalir.
  • 14.  Volatilitas alkana berkurang dengan pertambahan nilai Mr Volatilitas alkana berkurang dengan pertambahan nilai Mr. Hal ini sebagai akibat gaya antar-molekul yang semakin kuat sehingga semakin sult bagi molekul untuk memisah membentuk fase uap.
  • 15.
  • 16.  Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C−C dan C−H. kedua ikatan ini tergolong kuat karena untuk memutuskannya memerlukan energi masing-masing sebesar 347 kJ/mol untuk C−C dan 413 kJ/mol untuk C−H.  Alkana memiliki ikatan C−C yang bersifat non- polar dan C−H yang dapat dianggap non-polar karena keelektronegatifannya kecil. Ini menyebabkan alkena dapat bereaksi dengan pereaksi non-polar seperti O2 dan halogen (Cl2) dan sulit bereaksi dengan pereaksi polar/ionic seperti asam kuat, basa kuat dan oksidator MnO4 -
  • 17.
  • 18.  Pembakaran alkana adalah reaksi oksidasi antara alkana dengan O2. Jika alkana dibakar dengan O2 berlebih, maka pembakaran akan berlangsung sempurna dengan produk reaksi CO2 dan H2O. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)  Jika alkana dibakar dengan O2 yang kurang, maka pembakaran tidak akan berlangsung sempurna. Sebagian alkana bereaksi membentuk CO2 dan H2O dan sisanya membentuk CO dan H2O. CH4(g) + 3/2O2(g) → CO(g) + 2H2O(g)
  • 19.  Perengkahan termal (thermal cracking) Reaksi berlangsung pada suhu tinggi tanpa udara. Perengkahan termal umumnya digunakan untuk alkana dari gas alam, seperti etana dan propane. C2H6(g) → CH2═CH2(g) + H2(g) etana 750-900°C etena  Perengkahan katalik (catalytic cracking) Reaksi berlangsung pada suhu lebih rendah dengan bantuan katalis seperti zeolit (campuran Al, Si dan O). Perengkahan katalik digunakan untuk alkana dari minyak bumi. katalis C18H38 → 4 CH2═CH2(g) + C10H22 Oktadekana etena dekana
  • 20.  Reaksi alkana dengan klorin (klorinasi) CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl  Reaksi alkana dengan bromine (Brominasi) C2H6 + Br2 → C2H5Br + HBr
  • 21.  Metana (CH4), sebagai bahan bakar untuk memasak dan bahan baku pembuat zat kimia seperti H2, HCN, NH3, asetilena, dll  Etana (C2H6), sebagai bahan bakar untuk memasak, bahan baku pembuatan senyawa turunan terklorinasi, dan refrigeran dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.  Propana (C3H8), sebagai komponen utama gas elpiji (90% propana, 5% etana dan 5% butana) untuk memasak, sebagai bahan baku senyawa organic dan sebagai refrigeran  Butana (C4H10), sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintetis.  Oktana (C8H18), sebagai komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yakni bensin.
  • 22. Alkena Rumus Umum (CnH2n) Tata Nama Sifat Alkena Reaksi Senyawa Alkena Kegunaan Alkena
  • 23.
  • 24. Rantai induk pada alkena adalah rantai induk tepanjang yang mengandung ikatan rangkap dua C═C. Nama rantai induk berasal dari nama alkana dimana akhiran “-ana” diganti dengan “-ena”.
  • 25.  Penomoran pada rantai induk dimulai sedemikian sehingga atom C pertama yang terikat pada ikatan C═C memiliki nomor sekecil mungkin (bukan berdasarkan cabang).
  • 26. Nama rantai induk dimulai dengan nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C═C, diikuti tanda (-) kemudian nama dari rantai induk.
  • 27. Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai induk, beri nama alkil yang sesuai. Aturan lainnya sesuai dengan tata nama alkana.
  • 28.  Jika terdapat lebih dari satu ikatan C═C, maka akhiran ”-ana” pada alkana diganti dengan ”-diena” (jika ada 2 ikatan C═C), “- triena” (jika ada 3 ikatan C═C), dst. Kedua atom pertama yang terikat pada ikatan C═C, harus memiliki nomor sekecil mungkin. 1,3-pentadiena 2-etil,5-metil,1,4- heksadiena
  • 29.
  • 30.  Sifat fisis alkena mirip dengan alkana. Hal ini dikarenakan alkena bersifat non-polar dan memiliki gaya antar-molekul yang relatif lemah. Disamping itu, nilai Mr alkena hamper sama dengan alkana. Sama halnya dengan alkana, kecenderungan sifat fisis (titik didih, titik leleh dan kerapatan) naik dengan pertambahan nilai Mr.
  • 31.  Untuk memutuskan ikatan C═C diperlukan energy yang lebih besar disbanding ikatan C−C. Meski total energi lebih besar namun nilainya tidak sampai dua kali lipat. Hal ini menunjukkan salah satu ikatan kovalen dari ikatan C═C lebih lemah disbanding ikatan kovalen lainnya sehingga lebih mudah putus (ikatan C═C terdiri dari 2 ikatan kovalen).  Ikatan C═C memiliki jumlah pasangan electron lebih banyak, atau kerapatan elektronnya lebih tinggi. Oleh karena itu, ikatan C═C lebih mudah diserang oleh spesi elektrofil.
  • 32.
  • 33.  Reaksi alkena dengan halogen (halogenasi) CH2═CH2 + Cl2 → CH2Cl−CH2Cl Etena Klorin 1,2-dikloroetana (bahan baku plastic PVC) CH2═CH2 + Br2 → CH2Br−CH2Br Etena Bromin 1,2-dibromoetana  Reaksi alkena dengan hidrogen halida (Hidrohalogenasi) C C H H H H C CH H H H Br H+ HBr Etena 1-bromoetana
  • 34. n/2 (CH2═CH2) → (CH2)n Etena Polietena C C H H H H C C H H H H C C H H H H C C C C C C H H H H H H H H H H H H + + polimerisasi adisi
  • 35.  Pembakaran alkena adalah reaksi oksidasi alkena dengan O2. Jika jumlah O2 berlebih, maka produk reaksi adalah CO2 dan H2O. Apabila jumlah O2 terbatas, maka pembakaran alkena akan menghasilkan CO atau C. CH2═CH2(g) + O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g)
  • 36.  Butadiena, sebagai bahan baku pembuatan polibutadiena (karet sintetis)  Propena (C3H6), sebagai bahan untuk membuat polipropena (polimer untuk membuat serat sintetis, materi pengepakan, dan peralatan memasak).  Etena (C2H4), sebagai bahan baku pembuatan polietena dan senyawa organic intermediet (produk antara) seperti kloroetena (vinil klorida), dan stirena
  • 37. Alkuna Rumus Umum (CnH2n-2) Tata Nama Sifat Alkuna Reaksi Senyawa Alkuna Kegunaan Alkuna
  • 38.
  • 39. Rantai induk pada alkuna adalah rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga C≡C. Nama rantai induk berasal dari nama alkana dimana akhiran “-ana” diganti dengan “-una”.
  • 40.  Penomoran pada rantai induk dimulai sedemikian sehingga atom C pertama yang terikat pada ikatan C≡C memiliki nomor sekecil mungkin.  Nama rantai induk dimulai dengan nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C≡C diikuti tanda (-), lalu nama dari rantai induk.  Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai induk, beri nama alkil yang sesuai. Aturan lainnya sesuai dengan tata nama alkana.
  • 41.
  • 42.  Sifat fisis alkena mirip dengan alkana. Hal ini dikarenakan alkena bersifat non-polar dan memiliki gaya antar-molekul yang relatif lemah. Disamping itu, nilai Mr alkena hamper sama dengan alkana. Sama halnya dengan alkana, kecenderungan sifat fisis (titik didih, titik leleh dan kerapatan) naik dengan pertambahan nilai Mr.
  • 43.  Ikatan C≡C tersusun dari 3 ikatan kovalen, dimana 2 bersifat lemah dan 1 bersifat kuat. Jadi meski total energi pemutusan ikatan C≡C cukup besar, energi untuk memutuskan ikatan kovalen yang lemah relatif lebih kecil.  Ikatan C≡C memiliki kerapatan elektron yang lebih tinggi atau lebih bersifat elektronegatif disbanding ikatan C═C pada alkena. Akibatnya atom H yang terikat ke ikatan C≡C pada ujung rantai alkuna mampu melepaskan diri sebagai ion H+.
  • 44.
  • 45.  Reaksi alkuna dengan halogen (halogenasi) Kieselguhr Tahap 1 : CH≡CH + Cl2 → CHCl═CHCl Etuna 1,2-dikloroetena Tahap 2 : CHCl═CHCl + Cl2 → CHCl2−CHCl2 1,2-dikloroetena 1,1,2,2-tetrakloroetana  Reaksi alkuna dengan halogen halide (HX) Tahap 1 : CH≡CH + Cl2 → CH2═CHCl Etuna kloroetena Tahap 2 : CH2═CHCl + Cl2 → CH3−CHCl2 kloroetena 1,1,-dikloroetana
  • 46. Larutan CuCl, NH4Cl CH≡CH + CH≡CH → CH≡C−CH≡CH2 Etuna Etuna vinil etuna CH≡C−CH≡CH2 + CH≡CH → CH2═CH−C≡C−CH═CH2 vinil etuna Etuna divinil etuna
  • 47. NH3 cair 2CH≡CH(g) + 2Na → 2CH≡CNa + H2 Etuna Natrium asetilida + 2CH 3 I, CH≡C−CH3 + NaI propuna
  • 48.  Pembakaran alkuna melibatkan reaksi antara alkuna dengan O2. Reaksi ini bersifat eksotermik. Seperti halny alkena, pembakaran alkuna dengan jumlah O2 terbatas akan menghasilkan CO atau C. 2CH≡CH(g) + 5O2(g) → 4CO2(g) + 2H2O(g)
  • 49.  Sebagai bahan baku pembuatan senyawa organik lain, seperti etanal, asam etanoat, dan vinil klorida  Sebagai bahan bakar obor oksiasetilena yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan logam