Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup tes-tes untuk menilai kesadaran (GCS), fungsi kortikal tinggi, tanda-tanda meningeal, saraf kranial III, IV, V, dan VII. Pemeriksaan meliputi penilaian motorik, sensorik, dan refleks untuk mendiagnosis gangguan saraf kranial dan sistem saraf pusat.
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Check list pemeriksaan neurologi 1
1. CHECK LIST PEMERIKSAAN MODUL NEUROLOGI <br />1.1. KESADARAN (GCS)<br />No.DiskripsiMata1.Menginspeksi pembukaan celah mata penderita apakah membuka spontan atau tidak.2.Bila mata pasien tidak membuka, memerintah penderita membuka mata dengan suara.3.Bila mata pasien tidak membuka , merangsang nyeri dengan menjepit kuku jari / kaki, infraorbita atau di sternum.4.Menilai skor mata 4 s/d 1 Verbal5.Menanyakan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat , perhatikan ucapan penderita apakah lancar atau sesuai dengan pertanyaannya6.Bila tidak ada suara yang keluar rangsang penderita dengan nyeri di di kuku, infraorbita atau di sternum.Menilai skor verbal 5 s/d 1Motorik8.Meng-inspeksi gerakan atau posisi ekstremitas penderita.9.Memerintahkan penderita untuk menggerakkan anggota ( tangan dan kaki) baik verbal atau nonverbal.10.Bila tidak bisa, merangsang nyeri pada kuku penderita, lihat apakah ada gerakan melokalisasi nyeri, menarik ekstremitas, posisi decorticate, posisi decerebrate.11.Menilai skor motorik 6 s/d 112.Menyebut atau menulis hasil pemeriksaan GCS dengan menyebut Nilai skor Mata,Verbal dan Motorik , misalnya : GCS: 456, 111, 214, 113 dsb<br />CHECK LIST PEMERIKSAAN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.2. FUNGSI LUHUR KORTIKAL<br />No.DiskripsiKelancaran Berbahasa (fluently)1.Memeriksa kelancaran berbahasa, pasien ditanya nama, alamat, berada dimana, kenapa sakit, keluhannya dsb, melihat apakah pasien menjawab dengan lancar, tidak terbata-bata, spontan, bila lancar maka bicara pasien fluent/lancar.Pemahaman Berbahasa (comprehensive)2.Memeriksa pemahaman berbahasa, saat anamnesa dilihat pemahaman pasien dalam menjawab pertanyaan (verbal), dan isi / kualitas bahasanya, bila tidak paham coba memerintah dengan perintah melakukan gerakan motorik, baik verbal atau non verbal , contoh angkat tangan ke atas pemeriksa dengan harapan pasien bisa mengikuti, bila tidak bisa coba angkat tangan pasien oleh pemeriksa dan tahan sebentar, bila bisa maka pemahaman baik.Pengulangan bahasa (Repetition)3.Mempersilahkan pasien mengulang apa yang diucapkan pemeriksa, mulai satu kata, beberapa kata atau kalimat, contoh : mengulang kata-kata, nama buah, nama benda, kota , angkaPemberian nama benda (Naming)4.Menyiapkan benda-benda sederhana di sekitar pemeriksa/ pasien, tanya nama benda tersebut, bila bisa maka komponen penamaan baik.Membaca dan Menulis5.Mempersilahkan pasien membaca dan menulis (spontan dan di dekte) apakah ada gangguan atau tidak.Menentukan jenis Afasia5.Menentukan jenis Afasia : Afasia Motorik (Broca), Afasia Sensoris, Afasia Global, Afasia Konduktif, Afasia Transkortikal Motor, Afasia Transkortikal Sensoris ( mengisi Tabel dibawah )<br />Langkah ke 5 : Isi tabel berikut<br />Jenis AfasiaFluentlyComprehensiveRepetitionNamingReadingWritingLesiMotorik/ Broca/ EkspresifFrontal Inferior PosteriorWernicke/ ReseptifTemporal Superior posteriorGlobalPronto temporalKonduksiFasikulus arkuatus girus supramarginaNominalGirus angular Temporal superior posteriorTranskortikal motorikPeri-silvian anteriorTranskortikal sensorikPeri-silvian posterior<br />Menentukan jenis Afasia6.Menentukan jenis Afasia : Afasia Motorik (Broca), Afasia Sensoris, Afasia Global, Afasia Konduktif, Afasia Transkortikal Motor, Afasia Transkortikal Sensoris ( mengisi Algoritme pemeriksaan Afasia dibawah ini)<br />Algoritme pemeriksaan Afasia<br />AFASIA TIDAK LANCAR / NON FLUENLANCAR / NON FLUENPemahaman Jelek Pemahaman Baik Pemahaman Jelek Pemahaman Baik MENIRUMENIRUMENIRUMENIRU<br />THE MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)<br />NoDiskripsi Orientasi dan Registrasi7. 1Sekarang ini (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan) apa. (5)8. 2Kita ada dimana (negara) (propinsi) (kota) (rumah sakit) (kamar). (5)9. 3Sebut 3 objek : Tiap objek 1 detik. Penderita disuruh mengulangi nama objek tadi. Nilai 1 untuk tiap objek yang benar. Ulangi lagi sampai penderita menyebutkan dengan benar. Catat jumlah pengulangan. (3)Perhatian dan Kalkulasi10.4Pengurangan 100 dengan 7. Nilai 1 untuk jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban atau eja secara terbalik kata “WAHYU” Nilai diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalahan, misalnya : UYAHW = nilai 2. (5)Mengenal Kembali / Mengingat11.5Penderita disuruh mengulang 3 objek di atas tadi. (3)Bahasa12.6Tunjukkan suatu objek/benda dan penderita diminta untuk menyebut nama objek/benda tadi; Pensil,. . ...jam,. .... (2)12.7Penderita diminta mengulang kata : NAMUN, TANPA dan BILA'. (1)13.8Penderita diminta mengikuti perintah : “Ambil kertas itu dengan tangan kanan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai.” (3)Visuospasial / persepsi14.9Penderita diminta membaca dan melakukan perintah tertulis pada kertas : “PEJAMKAN MATA ANDA”. (1)15. 10Penderita diminta untuk menulis sebuah kalimat (harus mempunyai subyek dan kata kerja yang mempunyai arti). (1)16.11Dapatkan penderita mencontoh gambar di bawah ini (beri nilai 1 jika semua sisi dan sudut baik, dan perpotongan sisi berbentuk segi empat di bawah ini). (1)Jumlah nilai 25-30 : normal 25 : terganggu<br />CHECK LIST PEMERIKSAAN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.3.TANDA MENINGEAL<br />No.DiskripsiKaku Kuduk dan Tanda Brudzinski leher (I)1.Mempersilahkan penderita berbaring terlentang di tempat tidur, kedua tangan dan kedua tungkai diluruskan , kemudian ambil bantal bila ada.2.Memutar kepala penderita ke samping kanan kiri serta menoleh ke kanan kiri apakah ada tahanan.3.Memegang kepala belakang penderita dengan tangan kiri dan tangan kanan, kemudian memfleksikan kepala - dagu penderita ke arah sternum/ dada penderita apakah ada tahanan atau nyeri di leher, normal dagu dapat menyentuh dada,4.Menentukan kaku kuduk positip yaitu bila dagu tidak menyentuh dada atau dada terangkat disebut5.Menentukan tes Brudzinski I positif, yaitu saat bersamaan pemeriksaan kaku kuduk terlihat gerakan fleksi sejenak pada tungkai bawah.Tanda Kernig6.Mempersilahkan penderita berbaring terlentang di tempat tidur, kedua tangan dan kedua tungkai diluruskan , kemudian ambil bantal bila ada.7.Memfleksikan paha pada sendi panggul dan lutut 90°, ekstensikan tungkai bawah pada sendi lutut , normal lebih dari 135°8.Menentukan Tanda Kernig positip bila ada tahanan atau nyeri dan sudut tidak mencapai 135°Tanda Brudzinski tungkai (II)9.Mempersilahkan penderita berbaring terlentang di tempat tidur, kedua tangan dan kedua tungkai diluruskan , kemudian ambil bantal bila ada.<br />No.DiskripsiTanda Brudzinski leher (II)10.Memfleksikan salah satu tungkai lurus pada sendi panggul maksimal,11.Menentukan tanda Brudzinski tungkai (II) positif, yaitu terlihat adanya fleksi tungkai kontralateral (yang tidak mengalami parese).Tanda Brudzinski III12.Mempersilahkan penderita berbaring terlentang di tempat tidur, kedua tangan dan kedua tungkai diluruskan , kemudian ambil bantal bila ada.13.Menekan kedua pipi/infraorbita pasien dengan kedua tangan pemeriksa.14.Menentukan tanda Brudzinski III positif, yaitu terlihat ada fleksi pada kedua lengan.Tanda Brudzinski IV15.Mempersilahkan penderita berbaring terlentang di tempat tidur, kedua tangan dan kedua tungkai diluruskan , kemudian ambil bantal bila ada.16.Menekan os pubis penderita dengan tangan pemeriksa,17.Menentukan tanda Brudzinski IV positif, yaitu terlihat ada fleksi pada kedua tungkai.<br />CHECK LIST PEMERIKSMN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.4. NERVUS III, IV dan VI<br />NoDiskripsiPtosis1.Menyuruh penderita membuka mata lebar-lebar. Inspeksi kedua kelopak mata penderita, apakah ada yang jatuh/layuh (ptosis).Kedudukan Bola Mata2.Memperhatikan kedudukan bola mata saat memandang lurus kedepan, bila tidak sejajar disebut Strabismus, bila ketengah disebut Strabismus Konvergen sedang bila keluar disebut Strabismus Divergen3,Memeriksa gerakan kedua bola mata penderita, ke semua arah, lihat apakah ada kelumpuhan otot penggerak bola mata dan tanyakan ada penglihatan dobel (diplopia).4.Kemudian pemeriksaan gerakan bola satu mata bergantianReflek Akomodasi dan Konvergensi5.Menyuruh pasien melihat benda yang jauh, mendadak disuruh melihat jari kita yang di letakkan ditengah didepan hidung 10 cm, mendadak disuruh melihat jauh lagi, begitu berulang-ulang.Memperhatikan gerakan bolamata ketengah ( konvergensi) dan pupil mengecil (miosis), bila ada disebut positip.Pupil dan Reflek Cahaya (reflek pupil) :7.Mempersilahkan penderita berbaring terlentang dengan mata melihat lurus ke atas.8.Penerangan ruang periksa dimatikan, siapkan senter9.Memperhatikan pupil, bulat atau tidak, ukur diameter pupil berapa mm, catat bila ada kelainan10.Memeriksa reflek cahaya, mata diperiksa satu persatu dengan mata lainnya ditutup bergantian, dengan senter yang menyala, senter digerakkan dari luar / lateral ketengah tegak lurus pupil, sinar jatuh ditengah pupil, berhenti sejenak di tengah pupil, diulang beberapa kali.11.Menentukan reflek cahaya normal (positip), yaitu adanya pupil mengecil (miosis) baik mata sesisi atau mata sisi lainnya (kontralateral)12.Menentukan Reflek Cahaya Langsung normal (positip), bila pupil sesisi yang miosis13.Memeriksa Reflek Cahaya Konsensual dengan tangan kiri pemeriksa diletakkan di atas hidung pasien, supaya sinar masuk ke mata kontralateral, memeriksa seperti langkah ke 10, tetapi yang diperhatikan pupil sisi kontralateralnya mengecil (miosis)14.Menyebutkan ciri-ciri kelainan nervus III15.Menyebutkan ciri-ciri kelainan nervus IV16.Menyebutkan ciri-ciri kelainan nervus VI<br />CHECK LIST PEMERIKSMN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.5. NERVUS VTRIGEMINUS<br />NoDiskripsiMotorik1.Menginspeksi rahang penderita apakah ada deviasi, lihat oklusi gigi atas dan bawah2.Menyuruh pasien membuka dan menutup mulut apakah ada kelainan dan deviasi. 3.Menyuruh pasien mombuka mulut dengan kuat, raba m. masseter dan m. temporalis.4.Menyuruh pasien menggerakkan rahang bawah ke kiri dan ke kanan dengan tangan pemeriksa menahannya, rasakan apakah ada kelumpuhan.Reflek Masseter5.Memeriksa Reflek Masseter, menyuruh pasien membuka mulut sedikit, dengan mengetuk memakai hammer pada dagu, melihat reflek rahang mengatup.Reflek Kornea6.Memeriksa reflek kornea ada yang langsung , menyuruh pasien melirik ke arah yang berlawanan dengan mata pasien yang akan diperiksa (bila mata kiri yang diperiksa pasien melirik ke kanan), dengan ujung kapas yang dipilin sentuhkan pada daerah limbus kornea, secara cepat dari arah lateral ke medial.7.Menentukan reflek kornea langsung positip bila mata yang menutup mata sesisi rangsangan.8.Menentukan reflek kornea tidak langsung positip bila mata kontralateralnya menutup. Sensoris wajah 9.Memeriksa nyeri dengan jarum bundel pada daerah dermatome VI (Optalmikus), V2 (Maksilaris), V3 (Mandibularis).10.Memeriksa raba dengan jarum bundel pada daerah dermatome VI (Optalmikus), V2 (Maksilaris), V3 (Mandibularis).11.Menyebutkan gangguan sensoris tipe Perifer dan tipe sentral (Nucleus).<br />CHECK LIST PEMERIKSAAN MODUL NEUROLOGI 1 <br />1.6. NERVUS VII FASCIALIS<br />No.DiskripsiMotorik1.Menginspeksi kerutan dahi, kelopak mata, sudut mata dan lipatan sudut mulut. Bandingkan kiri dan kanan apakah ada asimetri (merot) atau kelumpuhan.2Menyuruh penderita mengeryitkan dahi / angkat alis, menutup mata sekuat-kuatnya, meringis, mencucu dan memperlihatkan giginya. Bandingkan kiri dan kanan apakah ada asimetri (merot) atau kelumpuhan.3.Menyuruh penderita menutup mata sekuat-kuatnya dan coba buka dengan tangan pemeriksa. Apakah ada kelumpuhan atau keadaan tidak bisa menutup mata disebut lagophtalmus,Tanda Bell4.Memperhatikan saat menutup mata sekuat-kuatnya, dengan adanya lagoptalmos terlihat bola mata berputar keatas disebut tanda Bell positipPengecap5.Menanyakan adanya gangguan rasa 2/3 depan lidah dengan manis, asin, asam (N.VII) dan pahit (N.IX). Keadaan tidak bisa mengecap rasa disebut ageusia / hipogeusia.Hiperacusis6.Menanyakan apa ada keadaan setiap ada suara, terdengar yang lebih keras disebut hiperakusis, biasanya penderita mengeluh “gembrebeg”.7.Memeriksa adanya “Hiperacusis”, menempelkan stetoskop di kedua telinga pasien, gesek membran stetoskop perlahan-lahan, tanyakan ke penderita yang lebih keras sebelah mana.8.Menentukan hasil pemeriksaan atau menyebutkan ciri lesi N.VII Perifer / LMN9.Menentukan hasil pemeriksaan atau menyebutkan ciri lesi N.VII tipe sentral / UMN <br />CHECK LIST PEMERIKSMN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.7 NERVUS VIII<br />No.DiskripsiTes BisikMelakukan tes bisik atau dengan menggesekkan jari-jari pemeriksa pada telinga penderita, telinga kanan kiri bergantian, suruh penderita membandingkan kanan dan kiri.Tes Schwabach2.Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, lengan garpu tala ditempatkan di dekat telinga penderita, setelah tidak mendengar maka garpu tala diletakkan di dekat telinga pemeriksa, bila pemeriksa masih mendengar maka Schwabach memendek.Rinne3.Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, pangkal garpu tala diletakkan di mastoid penderita, suruh pasien mendengarkan, bila sudah tidak terdengar lengan garpu tala didekatkan di dekat telinga penderita , bila masih terdengar maka Rinne positif.4.Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, di ditempelkan di vertex kepala pasien tepat di garis tengah, suruh pasien mendengarkan, dan menentukan telinga mana yang lebih keras bunyinya, bila lebih keras kanan maka Weber lateralisasi ke kanan.5.Menentukan tuli konduktif, dengan ciri-ciri pendengaran berkurang, Schwabach memendek, Rinne negatif, Weber lateralisasi ketelinga sakit.6.Menentukan tuli persepsi, dengan ciri-ciri pendengaran berkurang, Schwabach memendek, Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga sehat.Nystgmus 7.Memperlihatkan pada kedua mata penderita apakah ada nistagmus , dengan mata diam dan mata bergerak. Tentukan arah nistagmus dengan melihat fase cepatnya, nystagmus disebut arah cepatnya.Tes Romberg8.Mempersilahkan penderita berdiri, pemeriksa siap dibelakang pasien, menerangkan apa yang akan diperiksa.9.Mempersilahkan penderita berdiri dengan kedua kaki rapat, kedua tangan lurus kebawah suruh penderita membuka dan menutup mata,10.Menentukan Tes Romberg positif, yaitu bila penderita jatuh , catat arah jatuhnya.11.Menentukan ciri-ciri gangguan vestibular pada tes Romberg maka jatuhnya, baik saat mata terbuka maupun tertutup dan jatuhnya kesemua arah12.Menentukan ciri-ciri gangguan serebellum pada tes Romberg jatuhnya baik saat mata terbuka maupun tertutup dan jatuhnya kesisi lesi.13.Menentukan ciri-ciri gangguan proprioseptif pada tes Romberg saat mata terbuka tidak jatuh, saat mata tertutup jatuh kesemua arah.Jalan Tandem14.Menyuruh penderita berjalan setapak demi setapak menyambung dengan tumit kaki kanan dan ibu jari kaki kiri saling menempel, berjalan 2 meter di garis lurus, lihat pasien jatuh atau tidak seimbang, catat arah jatuhnya.<br />CHECK LIST PEMERIKSMN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.8. NERVI IX da X<br />No.DiskripsiVernet rideau phenomenon1.Menyuruh pasien buka mulut, suruh pasien bilang “aaagh”, dengan senter lihat palatum mole apakah ada asimetri arkus faring atau deviasi uvula. Reflek muntah2.Menyiapkan spatel lidah dan lidi kapas, menyuruh pasien membuka mulut, dengan spatel lidah ditekan sehingga terlihat dinding faring belakang, dengan lidi kapas sentuh dinding posterior faring kanan kiri bergantian , apakah ada gerakan refiek muntahDisfonia3.Menyuruh pasien menirukan kata-kata “mama”, haha” dll, apakah ada gangguan dalam fonasi.<br />CHECK LIST PEMERIKSMN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.9. NERVUS XI<br />No.Diskripsim. Trapezius1.Untuk memeriksa otot trapezius, menyuruh pasien mengangkat bahu kanan dan kiri ke atas pemeriksa menahan dengan tangan, bandingkan kekuatan kanan dan kiri.m. Sternocleidomastoideus 2.Untuk memeriksa otot sternokleidomastoideus kanan, suruh pasien menoleh ke kiri, tahan rahang pasien, lihat kekuatannya. Untuk memeriksa otot ini kanan kiri bersamaan, suruh pasien mem fleksikan kepala ke dada, lihat kekuatannya.<br />CHECK LIST PEMERIKSAAN MODUL NEUROLOGI 1<br />1.10. NERVUS XII<br />No.DiskripsiInspeksi1.Menyuruh pasien membuka mulut,lihat apakah ada atrofi lidah, fasikulasi, deviasi lidah,2.Menyuruh pasien menjulurkan lidah, lihat apakah ada deviasi lidah, catat arah deviasi lidah 3.Menyuruh penderita dengan lidahnya, menekan pipi penderita dengan tangan memeriksa menahan pipi pasien, lihat kekuatan lidah pasien, bergantian kanan dan kiri. 4.Menyuruh pasien mengucapkan kata-kata mengandung huruf “R” dan “L”, apakah ada gangguan dalam pengucapan.5.Menentukan parese N.XII tipe LMN, yaitu ada atropi dan fasikulasi lidah, bila tidak ada tipe UMN<br />