SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
GANGGUAN MENTAL
dan PERILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN ZAT
dr. Woro Pramesti, Sp. KJ
 Gangguan yg bervariasi luas dan berbeda
keparahannya (dari intoksikasi tanpa komplikasi
dan penggunaan yg merugikan sampai
gangguan psikotik yg jelas dan demensia, tetapi
semua itu diakibatkan oleh karena penggunaan
satu atau lebih zat psikoaktif (dg atau tanpa
resep dokter)
 Identifikasi dari zat psikoaktif yg digunakan
dapat dilakukan berdasarkan:
- data laporan individu
- analisis objektif dari spesimen urin, darah
dsb.
- bukti lain (adanya sampel obat yg ditemukan
pada pasien, tanda dan gejala klinis atau dari
laporan pihak ketiga
F1x.0 Intoksikasi Akut

Pedoman dignostik
 Intoksikasi akut sering dikaitkan dg: tingkat
dosis zat yg digunakan (dose-dependent),
individu dg kondisi organik tertentu yg
mendasarinya (misalnya insufisiensi ginjal atau
hati) yg dalam dosis kecil dapat menyebabkan
efek intoksikasi berat yg tidak proporsional.
 Disinhibisi yg ada hubungannya dg konteks
sosial perlu dipertimbangkan (misalnya
disinhibisi perilaku pada pesta atau upacara
keagamaan)
 Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi
peralihan yg timbul akibat penggunaan alkohol
atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi
gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi,
afek atau perilaku, atau fungsi dan respons
psikofisiologis lainnya.
intensitas intoksikasi berkurang dg berlalunya
waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang
bila tidak terjadi penggunaan zat lagi. Dg
demikian orang tersebut akan kembali ke
kondisi semula, kecuali jika ada jaringan yg
rusak atau terjadi komplikasi lainnya.
Kode lima karakter berikut digunakan untuk
menunjukkan apakah intoksikasi akut itu disertai dg
suatu komplikasi:
F1x00
F1x01
F1x02
F1x03
F1x04
F1x05
F1x06
F1x07

khas

tanpa komplikasi
dg trauma atau cedera tubuh lainnya
dg komplikasi medis lainnya
dg delirium
dg distorsi persepsi
dg koma
dg konvulsi
intoksikasi patologis
- hanya pada penggunaan alkohol
- onset secara tiba-tiba dg agresi dan sering
berupa perilaku tindak kekerasan yg tidak
bagi individu tersebut saat ia bebas alkohol
- biasanya timbul segera setelah minum sejumlah
alkohol yg pada kebanyakan orang tidak akan
menimbulkan intoksikasi
F1x1

Penggunaan yg merugikan

Pedoman diagnostik
 Adanya pola penggunaan zat psikoaktif yg
merusak kesehatan, yg dapat berupa fisik
9seperti pada kasus hepatitis karena
menggunakan obat melalui suntikan diri sendiri)
atau mental (misalnya episode gangguan
depresi sekunder karena konsumsi berat
alkohol)
 Pola penggunaan yg sering merugikan sering
dikecam oleh pihak lain dan seringkali disertai
berbagai konsekuensi sosial yg tidak diinginkan
 Tidak ada sindrom ketergantungan (F1x.2),
gangguan psikotik (F1x.5) atau bentuk spesifik
lain dari gangguan yg berkaitan dg penggunaan
obat atau alkohol
F1x.2 Sindrom ketergantungan

Pedoman Diagnostik
Diagnosis ketergantungan yg pasti ditegakkan jika
ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini dialami
dalam masa 1 tahun sebelumnya:
a. Adanya keinginan yg kuat atau dorongan yg
memaksa (kompulsi) untuk menggunakan zat
psikoaktif
b. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku
menggunakan zat, termasuk sejak mulainya,
usaha penghentian atau pada tingkat sedang
menggunakan
c. … … …
c. Keadaan putus zat secara fisiologis (lihat F1x.3
atau F1x.4) ketika penghentian penggunaan zat
atau pengurangan, terbukti dg adanya gejala
putus zat yg khas atau orang tersebut
menggunakan zat atau golongan zat yg sejenis
dg tujuan untuk menghilangkan atau
menghindari terjadinya gejala putus zat.
d. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan
dosis zat psikoaktif yg diperlukan guna
memperoleh efek yg sama yg biasanya
diperoleh dg dosis lebih rendah (contoh yg jelas
dapat ditemukan pada individu dg
ketergantungan alkohol dan opiat yang dosis
hariannya dapat mencapai taraf yg dapat
membuat tak berdaya atau mematikan bagi
pengguna pemula
e. … … …
e. Secara progresif mengabaikan menikmati
kesenangan atau minat lain disebabkan
penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya
jumlah waktu yg diperlukan untuk mendapatkan
atau mengggunakan zat atau untuk pullih dari
akibatnya.
f. Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari
adanya akibat yg merugikan kesehatannya,
seperti gangguan fungsi hati karena minum
alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai
akibat dari suatu periode penggunaan zat yg
berat atau hendaya fungsi kognitif berkaitan dg
penggunaan zat; upaya perlu diadakan untuk
memastikan bahwa pengguna zat sungguhsungguh atau dapat diandalkan, sadar akan
hakekat dan besarnya bahaya
Diagnosis sindrom ketergantungan dapat ditentukan lebih
lanjut dg kode lima karakter berikut:
F1x.20 kini abstinen
F1x.21 kini abstinen, tetapi dalam suatu lingkungan
yg terlindung (seperti dalam rumah sakit, komuniti
terapeutik, LP dll)
F1x.22 kini dalam pengawasan klinis dg terapi
pemeliharaan atau dg pengobatan zat
pengganti
[ketergantungan terkendali]
(misalnya dg methadone,
penggunaan
“nicotine gum” atau “nicotine patch”)
F1x.23 kini amstinen, tetapi sedang dalam terapi obat
aversif atau penyekat (mislnya naltrexone atau
disulfiram)
F1x.24 kini sedang menggunakan zat [ketergantungan
aktif]
F1x.25 penggunaan berkelanjutan
F1x.26 penggunaan episodik [dipsomania]
Keadaan putus zat

Pedoman diagnostik
♠ Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator
dari sindrom ketergantungan (lihat F1x.2) dan
diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut
dipertimbangkan
♠ Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai
diagnosis utama, bila hal ini merupakan alasan
rujukan dan cukup parah sampai memerlukan
perhatian medis secara khusus
♠ Gejala fisik bervariasi sesuai dg zat yg digunakan.
Gangguan psikologis (misalnya anxietas, depresi
dan gangguan tidur) merupakan gambaran umum
dari keadaan putus zat ini. Yg khas ialah pasien akan
melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda dg
meneruskan penggunaan zat
Diagnosis keadaan putus zat dapat ditentukan
lebih lanjut dg menggunakan kode lima karakter
berikut:
F1x.30 tanpa komplikasi
F1x.31 tanpa konvulsi
F1x.4 Keadaan putus zat dg Delirium

Pedoman diagnostik
 Suatu keadaan putus zat (F1x.3) disertai
komplikasi delirium
 Termasuk: Delirium Tremens, yg merupakan
akibat dari putus alkohol secara absolut atau
relatif pada pengguna yg ketergantungan berat
dg riwayat penggunaan yg lama. Onset
biasanya terjadi sesudah putus alkohol.
Keadaan gaduh gelisah toksik (toxic
confusional state) yg berlangsung singkat
tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa,
yg disertai gangguan somatik.
 ………
 Gejala prodromal khas berupa: insomnia,
gemetar dan ketakutan. Onset dapat didahului
oleh kejang setelah putus zat.
Trias yg klasik dari gejalanya adalah:
- kesadaran berkabut dan kebingungan
- halusinasi dan ilusi yg hidup (vivid) yg
mengenai salah satu panca indera (sensory
modality)
- tremor berat
Biasanya ditemukan juga waham, agitasi,
insomnia atau siklus tidur yg terbalik dan
aktivitas otonomik yg berlebihan.
Diagnosis keadaan putus zat dg delirium dapat
ditentukan lebih lanjut dg menggunakan kode lima
karakter berikut:
F1x.40 tanpa konvulsi
F1x.41 dg konvulsi
F1x.5 Gangguan Psikotik

Pedoman diagnostik
♣ Gangguan psikotik yg terjadi selama atau
segera sesudah penggunaan zat psiaktif
(biasanya dalam waktu 48 jam), bukan
merupakan manifestasi dari keadaan putus zat
dg delirium (lihat F1x.4) atau onset lambat.
Gangguan psikotik onset lambat (dg onset
lebih dari 2 minggu setelah penggunaan zat)
dimasukkan dalam F1x.75.
♣ ………
♣ Gangguan psikotik yg disebabkan oleh zat
psikoaktif dapat tampil dg pola gejala yg
bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis
zat yg digunakan dan kepribadian pengguna zat.
Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain
dan amfetamin, gangguan psikotik yg diinduksi
oleh obat umumnya berhubungan erat dg
tingginya dosis dan atau penggunaan zat yg
berkepanjangan.
Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya
ditegakkan berdasarkan distorsi persepsi atau
pengalaman halusinasi, bila zat yg digunakan
ialah halusinogenika primer (misalnya Lisergide
[LSD], meskalin, kanabis dosis tinggi). Perlu
dipertimbangkan kemungkinan diagnosis
intoksikasi akut (F1x.0)
Diagnosis keadaan psikotik dapat ditentukan lebih
lanjut dg kode lima karakter berikut:
F1x.50 Lir-skizofrenia (Schizophrenic-like)
F1x.51 Predominan waham
F1x.52 Predominan halusinasi (termasuk
halusinasi alkoholik)
F1x.53 Predominan polimorfik
F1x.54 Predominan gejala depresi
F1x.55 Predominan gejala manik
F1x.56 Campuran
F1x.6

Sindrom Amnesik

Pedoman diagnostik
♦ Sindrom amnesik yg disebabkan oleh zat psikoaktif
harus memenuhi kriteria umum untuk sindrom
amnesik organik (F04)
♦ Syarat utama untuk menentukan diagnosis:
a. gangguan daya ingat jangka pendek (“recent
memory”, dalam mempelajari hal baru); gangguan
sensasi waktu (“time sense”, menyusun kembali
urutan kronologis, meninjau kejadian yg berulang
menjadi satu peristiwa dll)
b. tidak ada gangguan daya ingat segera (immediate
recall), tidak ada gangguan kesadaran dan tidak
ada gangguan kognitif secara umum
c. adanya riwayat atau bukti yg objektif dari
penggunaan alkohol atau zat yg kronis (terutama
dg dosis tinggi)
F1x.7 Gangguan psikotik residual atau onset
lambat

Pedoman diagnostik
♥ Onset dari gangguan harus secara langsung
berkaitan dg penggunaan alkohol atau zat psikoaktif
♥ Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian atau
perilaku yg disebabkan oleh alkohol atau zat
psikoaktif yg berlangsung melampaui jangka waktu
khasiat psikoaktifnya (efek residual zat tersebutu
terbukti secara jelas). Gangguan tersebut harus
memperlihatkan suatu perubahan atau kelebihan yg
jelas dari fungsi sebelumnya yg normal
♥ Gangguan ini harus dibedakan dari kondisi yg
berhubungan dg peristiwa putus zat . Pada kondisi
tertentu dan untuk zat tertentu, fenomena putus zat
dapat terjadi beberapa hari atau minggu sesudah zat
dihentikan penggunaannya
Kelompok diagnostik ini dapat dibagi lebih lanjut
dg menggunakan kode lima karakter berikut:
F1x.70 Kilas balik (flashback)
dapat dibedakan dari gangguan psikotik,
sebagian karena sifat episodiknya, sering
berlangsung dalam waktu sangat singkat
(dalam hitungan detik sampai menit) dan
oleh gambaran duplikasi dari
pengalaman
sebelumnya yg berhubungan dg
penggunaan zat
F1x.71 Gangguan kepribadian atau
perilaku
memenuhi kriteria untuk gangguan
kepribadian organik (F07.0)
F1x.72 Gangguan afektif residual
Memenuhi kriteria untuk gangguan afektif
organik (F06.3)
F1x.73 Demensia
Memenuhi kriteria umum untuk demensia
(F00-F09)
F1x.74 Hendaya kognitif menetap lainnya
Suatu kategori residual untuk gangguan
dg hendaya kognitif menetap, tetapi tidak
memenuhi kriteria untuk sindrom amnesik
yg disebabkan oleh zat psikoaktif (F1x.6)
atau demensia (F1x.73)
F1x.75 Gangguan psikotik onset lambat
F1x.8 Gangguan mental dan perilaku
lainnya
kategori untuk semua gangguan sebagai
akibat penggunaan zat psikoaktif yg
dapat diidentifikasikan berperan langsung
pada gangguan tersebut, tetapi yg tidak
memenuhi kriteria untuk dimasukkan
dalam salah satu gangguan yg telah
disebutkan diatas
F1x.9 Gangguan mental dan perilaku
YTT
Kategori untuk yg tidak tergolongkan
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat

More Related Content

What's hot

Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
dr.Ade Adra
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
dadadony
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
SK Sulistyaningrum
 
Ppt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasPpt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietas
Joni Iswanto
 

What's hot (20)

Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Gangguan mood
Gangguan moodGangguan mood
Gangguan mood
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
 
icdx
 icdx icdx
icdx
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Ppt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasPpt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietas
 
gangguan Psikotik singkat ggn waham
gangguan Psikotik singkat ggn wahamgangguan Psikotik singkat ggn waham
gangguan Psikotik singkat ggn waham
 

Viewers also liked (7)

Intoksikasi
IntoksikasiIntoksikasi
Intoksikasi
 
pemeriksaan psikiatri gangguan bipolar
pemeriksaan psikiatri gangguan bipolar pemeriksaan psikiatri gangguan bipolar
pemeriksaan psikiatri gangguan bipolar
 
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZATPENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
 
PPT Bipolar Disorder peter anggara
PPT Bipolar Disorder peter anggaraPPT Bipolar Disorder peter anggara
PPT Bipolar Disorder peter anggara
 
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwaKp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
 
Presentation zat adiktif dan psikotropika
Presentation zat adiktif dan psikotropikaPresentation zat adiktif dan psikotropika
Presentation zat adiktif dan psikotropika
 
Stop smoking......
Stop smoking......Stop smoking......
Stop smoking......
 

Similar to Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat

MI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdf
MI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdfMI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdf
MI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdf
AgusSalim790756
 
ANALISIS JURNAL overdosis (1).pptx
ANALISIS JURNAL overdosis (1).pptxANALISIS JURNAL overdosis (1).pptx
ANALISIS JURNAL overdosis (1).pptx
HadariahOk
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofrenia
Joni Iswanto
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akut
Joni Iswanto
 

Similar to Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat (20)

14.-Mental-ICD.pdf
14.-Mental-ICD.pdf14.-Mental-ICD.pdf
14.-Mental-ICD.pdf
 
MI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdf
MI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdfMI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdf
MI - 2 Ketergantungan Narkotika revisi 2014.pdf
 
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
 
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
 
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
 
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
 
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
 
Referat somatic treatment
Referat somatic treatmentReferat somatic treatment
Referat somatic treatment
 
Presentasi narkoba
Presentasi narkobaPresentasi narkoba
Presentasi narkoba
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Presentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.pptPresentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.ppt
 
239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktif239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktif
 
Presentation penggunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya) ...
Presentation penggunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya) ...Presentation penggunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya) ...
Presentation penggunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya) ...
 
Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
 
ANALISIS JURNAL overdosis (1).pptx
ANALISIS JURNAL overdosis (1).pptxANALISIS JURNAL overdosis (1).pptx
ANALISIS JURNAL overdosis (1).pptx
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofrenia
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akut
 
Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Gg zat, alkohol & rokok
Gg zat, alkohol & rokokGg zat, alkohol & rokok
Gg zat, alkohol & rokok
 

More from dadadony (10)

Retardasi mental (i)
Retardasi mental (i)Retardasi mental (i)
Retardasi mental (i)
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
 
Ggn. suasana perasaan
Ggn. suasana perasaanGgn. suasana perasaan
Ggn. suasana perasaan
 
Ggn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajaGgn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remaja
 
Penyuluhan napza
Penyuluhan napzaPenyuluhan napza
Penyuluhan napza
 
napza
napza napza
napza
 
Cavum orbita
Cavum orbitaCavum orbita
Cavum orbita
 
Kelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumaKelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & trauma
 
Anatomi auris
Anatomi aurisAnatomi auris
Anatomi auris
 
Anatomi auris kelompok 9
Anatomi auris kelompok 9Anatomi auris kelompok 9
Anatomi auris kelompok 9
 

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat

  • 1. GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT dr. Woro Pramesti, Sp. KJ
  • 2.  Gangguan yg bervariasi luas dan berbeda keparahannya (dari intoksikasi tanpa komplikasi dan penggunaan yg merugikan sampai gangguan psikotik yg jelas dan demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif (dg atau tanpa resep dokter)  Identifikasi dari zat psikoaktif yg digunakan dapat dilakukan berdasarkan: - data laporan individu - analisis objektif dari spesimen urin, darah dsb. - bukti lain (adanya sampel obat yg ditemukan pada pasien, tanda dan gejala klinis atau dari laporan pihak ketiga
  • 3. F1x.0 Intoksikasi Akut Pedoman dignostik  Intoksikasi akut sering dikaitkan dg: tingkat dosis zat yg digunakan (dose-dependent), individu dg kondisi organik tertentu yg mendasarinya (misalnya insufisiensi ginjal atau hati) yg dalam dosis kecil dapat menyebabkan efek intoksikasi berat yg tidak proporsional.  Disinhibisi yg ada hubungannya dg konteks sosial perlu dipertimbangkan (misalnya disinhibisi perilaku pada pesta atau upacara keagamaan)
  • 4.  Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi peralihan yg timbul akibat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya. intensitas intoksikasi berkurang dg berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi penggunaan zat lagi. Dg demikian orang tersebut akan kembali ke kondisi semula, kecuali jika ada jaringan yg rusak atau terjadi komplikasi lainnya.
  • 5. Kode lima karakter berikut digunakan untuk menunjukkan apakah intoksikasi akut itu disertai dg suatu komplikasi: F1x00 F1x01 F1x02 F1x03 F1x04 F1x05 F1x06 F1x07 khas tanpa komplikasi dg trauma atau cedera tubuh lainnya dg komplikasi medis lainnya dg delirium dg distorsi persepsi dg koma dg konvulsi intoksikasi patologis - hanya pada penggunaan alkohol - onset secara tiba-tiba dg agresi dan sering berupa perilaku tindak kekerasan yg tidak bagi individu tersebut saat ia bebas alkohol - biasanya timbul segera setelah minum sejumlah alkohol yg pada kebanyakan orang tidak akan menimbulkan intoksikasi
  • 6. F1x1 Penggunaan yg merugikan Pedoman diagnostik  Adanya pola penggunaan zat psikoaktif yg merusak kesehatan, yg dapat berupa fisik 9seperti pada kasus hepatitis karena menggunakan obat melalui suntikan diri sendiri) atau mental (misalnya episode gangguan depresi sekunder karena konsumsi berat alkohol)  Pola penggunaan yg sering merugikan sering dikecam oleh pihak lain dan seringkali disertai berbagai konsekuensi sosial yg tidak diinginkan  Tidak ada sindrom ketergantungan (F1x.2), gangguan psikotik (F1x.5) atau bentuk spesifik lain dari gangguan yg berkaitan dg penggunaan obat atau alkohol
  • 7. F1x.2 Sindrom ketergantungan Pedoman Diagnostik Diagnosis ketergantungan yg pasti ditegakkan jika ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya: a. Adanya keinginan yg kuat atau dorongan yg memaksa (kompulsi) untuk menggunakan zat psikoaktif b. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk sejak mulainya, usaha penghentian atau pada tingkat sedang menggunakan c. … … …
  • 8. c. Keadaan putus zat secara fisiologis (lihat F1x.3 atau F1x.4) ketika penghentian penggunaan zat atau pengurangan, terbukti dg adanya gejala putus zat yg khas atau orang tersebut menggunakan zat atau golongan zat yg sejenis dg tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat. d. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yg diperlukan guna memperoleh efek yg sama yg biasanya diperoleh dg dosis lebih rendah (contoh yg jelas dapat ditemukan pada individu dg ketergantungan alkohol dan opiat yang dosis hariannya dapat mencapai taraf yg dapat membuat tak berdaya atau mematikan bagi pengguna pemula e. … … …
  • 9. e. Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain disebabkan penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya jumlah waktu yg diperlukan untuk mendapatkan atau mengggunakan zat atau untuk pullih dari akibatnya. f. Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yg merugikan kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati karena minum alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat dari suatu periode penggunaan zat yg berat atau hendaya fungsi kognitif berkaitan dg penggunaan zat; upaya perlu diadakan untuk memastikan bahwa pengguna zat sungguhsungguh atau dapat diandalkan, sadar akan hakekat dan besarnya bahaya
  • 10. Diagnosis sindrom ketergantungan dapat ditentukan lebih lanjut dg kode lima karakter berikut: F1x.20 kini abstinen F1x.21 kini abstinen, tetapi dalam suatu lingkungan yg terlindung (seperti dalam rumah sakit, komuniti terapeutik, LP dll) F1x.22 kini dalam pengawasan klinis dg terapi pemeliharaan atau dg pengobatan zat pengganti [ketergantungan terkendali] (misalnya dg methadone, penggunaan “nicotine gum” atau “nicotine patch”) F1x.23 kini amstinen, tetapi sedang dalam terapi obat aversif atau penyekat (mislnya naltrexone atau disulfiram) F1x.24 kini sedang menggunakan zat [ketergantungan aktif] F1x.25 penggunaan berkelanjutan F1x.26 penggunaan episodik [dipsomania]
  • 11. Keadaan putus zat Pedoman diagnostik ♠ Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator dari sindrom ketergantungan (lihat F1x.2) dan diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut dipertimbangkan ♠ Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai diagnosis utama, bila hal ini merupakan alasan rujukan dan cukup parah sampai memerlukan perhatian medis secara khusus ♠ Gejala fisik bervariasi sesuai dg zat yg digunakan. Gangguan psikologis (misalnya anxietas, depresi dan gangguan tidur) merupakan gambaran umum dari keadaan putus zat ini. Yg khas ialah pasien akan melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda dg meneruskan penggunaan zat
  • 12. Diagnosis keadaan putus zat dapat ditentukan lebih lanjut dg menggunakan kode lima karakter berikut: F1x.30 tanpa komplikasi F1x.31 tanpa konvulsi
  • 13. F1x.4 Keadaan putus zat dg Delirium Pedoman diagnostik  Suatu keadaan putus zat (F1x.3) disertai komplikasi delirium  Termasuk: Delirium Tremens, yg merupakan akibat dari putus alkohol secara absolut atau relatif pada pengguna yg ketergantungan berat dg riwayat penggunaan yg lama. Onset biasanya terjadi sesudah putus alkohol. Keadaan gaduh gelisah toksik (toxic confusional state) yg berlangsung singkat tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa, yg disertai gangguan somatik.  ………
  • 14.  Gejala prodromal khas berupa: insomnia, gemetar dan ketakutan. Onset dapat didahului oleh kejang setelah putus zat. Trias yg klasik dari gejalanya adalah: - kesadaran berkabut dan kebingungan - halusinasi dan ilusi yg hidup (vivid) yg mengenai salah satu panca indera (sensory modality) - tremor berat Biasanya ditemukan juga waham, agitasi, insomnia atau siklus tidur yg terbalik dan aktivitas otonomik yg berlebihan.
  • 15. Diagnosis keadaan putus zat dg delirium dapat ditentukan lebih lanjut dg menggunakan kode lima karakter berikut: F1x.40 tanpa konvulsi F1x.41 dg konvulsi
  • 16. F1x.5 Gangguan Psikotik Pedoman diagnostik ♣ Gangguan psikotik yg terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat psiaktif (biasanya dalam waktu 48 jam), bukan merupakan manifestasi dari keadaan putus zat dg delirium (lihat F1x.4) atau onset lambat. Gangguan psikotik onset lambat (dg onset lebih dari 2 minggu setelah penggunaan zat) dimasukkan dalam F1x.75. ♣ ………
  • 17. ♣ Gangguan psikotik yg disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dg pola gejala yg bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yg digunakan dan kepribadian pengguna zat. Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain dan amfetamin, gangguan psikotik yg diinduksi oleh obat umumnya berhubungan erat dg tingginya dosis dan atau penggunaan zat yg berkepanjangan. Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan berdasarkan distorsi persepsi atau pengalaman halusinasi, bila zat yg digunakan ialah halusinogenika primer (misalnya Lisergide [LSD], meskalin, kanabis dosis tinggi). Perlu dipertimbangkan kemungkinan diagnosis intoksikasi akut (F1x.0)
  • 18. Diagnosis keadaan psikotik dapat ditentukan lebih lanjut dg kode lima karakter berikut: F1x.50 Lir-skizofrenia (Schizophrenic-like) F1x.51 Predominan waham F1x.52 Predominan halusinasi (termasuk halusinasi alkoholik) F1x.53 Predominan polimorfik F1x.54 Predominan gejala depresi F1x.55 Predominan gejala manik F1x.56 Campuran
  • 19. F1x.6 Sindrom Amnesik Pedoman diagnostik ♦ Sindrom amnesik yg disebabkan oleh zat psikoaktif harus memenuhi kriteria umum untuk sindrom amnesik organik (F04) ♦ Syarat utama untuk menentukan diagnosis: a. gangguan daya ingat jangka pendek (“recent memory”, dalam mempelajari hal baru); gangguan sensasi waktu (“time sense”, menyusun kembali urutan kronologis, meninjau kejadian yg berulang menjadi satu peristiwa dll) b. tidak ada gangguan daya ingat segera (immediate recall), tidak ada gangguan kesadaran dan tidak ada gangguan kognitif secara umum c. adanya riwayat atau bukti yg objektif dari penggunaan alkohol atau zat yg kronis (terutama dg dosis tinggi)
  • 20. F1x.7 Gangguan psikotik residual atau onset lambat Pedoman diagnostik ♥ Onset dari gangguan harus secara langsung berkaitan dg penggunaan alkohol atau zat psikoaktif ♥ Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian atau perilaku yg disebabkan oleh alkohol atau zat psikoaktif yg berlangsung melampaui jangka waktu khasiat psikoaktifnya (efek residual zat tersebutu terbukti secara jelas). Gangguan tersebut harus memperlihatkan suatu perubahan atau kelebihan yg jelas dari fungsi sebelumnya yg normal ♥ Gangguan ini harus dibedakan dari kondisi yg berhubungan dg peristiwa putus zat . Pada kondisi tertentu dan untuk zat tertentu, fenomena putus zat dapat terjadi beberapa hari atau minggu sesudah zat dihentikan penggunaannya
  • 21. Kelompok diagnostik ini dapat dibagi lebih lanjut dg menggunakan kode lima karakter berikut: F1x.70 Kilas balik (flashback) dapat dibedakan dari gangguan psikotik, sebagian karena sifat episodiknya, sering berlangsung dalam waktu sangat singkat (dalam hitungan detik sampai menit) dan oleh gambaran duplikasi dari pengalaman sebelumnya yg berhubungan dg penggunaan zat F1x.71 Gangguan kepribadian atau perilaku memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian organik (F07.0)
  • 22. F1x.72 Gangguan afektif residual Memenuhi kriteria untuk gangguan afektif organik (F06.3) F1x.73 Demensia Memenuhi kriteria umum untuk demensia (F00-F09) F1x.74 Hendaya kognitif menetap lainnya Suatu kategori residual untuk gangguan dg hendaya kognitif menetap, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk sindrom amnesik yg disebabkan oleh zat psikoaktif (F1x.6) atau demensia (F1x.73)
  • 23. F1x.75 Gangguan psikotik onset lambat F1x.8 Gangguan mental dan perilaku lainnya kategori untuk semua gangguan sebagai akibat penggunaan zat psikoaktif yg dapat diidentifikasikan berperan langsung pada gangguan tersebut, tetapi yg tidak memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam salah satu gangguan yg telah disebutkan diatas F1x.9 Gangguan mental dan perilaku YTT Kategori untuk yg tidak tergolongkan