Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dapat bervariasi mulai dari intoksikasi ringan hingga gangguan psikotik berat. Dokumen ini menjelaskan kriteria diagnostik berbagai kondisi terkait seperti sindrom ketergantungan, keadaan putus zat, gangguan psikotik, dan efek jangka panjang penggunaan zat.
2. Gangguan yg bervariasi luas dan berbeda
keparahannya (dari intoksikasi tanpa komplikasi
dan penggunaan yg merugikan sampai
gangguan psikotik yg jelas dan demensia, tetapi
semua itu diakibatkan oleh karena penggunaan
satu atau lebih zat psikoaktif (dg atau tanpa
resep dokter)
Identifikasi dari zat psikoaktif yg digunakan
dapat dilakukan berdasarkan:
- data laporan individu
- analisis objektif dari spesimen urin, darah
dsb.
- bukti lain (adanya sampel obat yg ditemukan
pada pasien, tanda dan gejala klinis atau dari
laporan pihak ketiga
3. F1x.0 Intoksikasi Akut
Pedoman dignostik
Intoksikasi akut sering dikaitkan dg: tingkat
dosis zat yg digunakan (dose-dependent),
individu dg kondisi organik tertentu yg
mendasarinya (misalnya insufisiensi ginjal atau
hati) yg dalam dosis kecil dapat menyebabkan
efek intoksikasi berat yg tidak proporsional.
Disinhibisi yg ada hubungannya dg konteks
sosial perlu dipertimbangkan (misalnya
disinhibisi perilaku pada pesta atau upacara
keagamaan)
4. Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi
peralihan yg timbul akibat penggunaan alkohol
atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi
gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi,
afek atau perilaku, atau fungsi dan respons
psikofisiologis lainnya.
intensitas intoksikasi berkurang dg berlalunya
waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang
bila tidak terjadi penggunaan zat lagi. Dg
demikian orang tersebut akan kembali ke
kondisi semula, kecuali jika ada jaringan yg
rusak atau terjadi komplikasi lainnya.
5. Kode lima karakter berikut digunakan untuk
menunjukkan apakah intoksikasi akut itu disertai dg
suatu komplikasi:
F1x00
F1x01
F1x02
F1x03
F1x04
F1x05
F1x06
F1x07
khas
tanpa komplikasi
dg trauma atau cedera tubuh lainnya
dg komplikasi medis lainnya
dg delirium
dg distorsi persepsi
dg koma
dg konvulsi
intoksikasi patologis
- hanya pada penggunaan alkohol
- onset secara tiba-tiba dg agresi dan sering
berupa perilaku tindak kekerasan yg tidak
bagi individu tersebut saat ia bebas alkohol
- biasanya timbul segera setelah minum sejumlah
alkohol yg pada kebanyakan orang tidak akan
menimbulkan intoksikasi
6. F1x1
Penggunaan yg merugikan
Pedoman diagnostik
Adanya pola penggunaan zat psikoaktif yg
merusak kesehatan, yg dapat berupa fisik
9seperti pada kasus hepatitis karena
menggunakan obat melalui suntikan diri sendiri)
atau mental (misalnya episode gangguan
depresi sekunder karena konsumsi berat
alkohol)
Pola penggunaan yg sering merugikan sering
dikecam oleh pihak lain dan seringkali disertai
berbagai konsekuensi sosial yg tidak diinginkan
Tidak ada sindrom ketergantungan (F1x.2),
gangguan psikotik (F1x.5) atau bentuk spesifik
lain dari gangguan yg berkaitan dg penggunaan
obat atau alkohol
7. F1x.2 Sindrom ketergantungan
Pedoman Diagnostik
Diagnosis ketergantungan yg pasti ditegakkan jika
ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini dialami
dalam masa 1 tahun sebelumnya:
a. Adanya keinginan yg kuat atau dorongan yg
memaksa (kompulsi) untuk menggunakan zat
psikoaktif
b. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku
menggunakan zat, termasuk sejak mulainya,
usaha penghentian atau pada tingkat sedang
menggunakan
c. … … …
8. c. Keadaan putus zat secara fisiologis (lihat F1x.3
atau F1x.4) ketika penghentian penggunaan zat
atau pengurangan, terbukti dg adanya gejala
putus zat yg khas atau orang tersebut
menggunakan zat atau golongan zat yg sejenis
dg tujuan untuk menghilangkan atau
menghindari terjadinya gejala putus zat.
d. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan
dosis zat psikoaktif yg diperlukan guna
memperoleh efek yg sama yg biasanya
diperoleh dg dosis lebih rendah (contoh yg jelas
dapat ditemukan pada individu dg
ketergantungan alkohol dan opiat yang dosis
hariannya dapat mencapai taraf yg dapat
membuat tak berdaya atau mematikan bagi
pengguna pemula
e. … … …
9. e. Secara progresif mengabaikan menikmati
kesenangan atau minat lain disebabkan
penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya
jumlah waktu yg diperlukan untuk mendapatkan
atau mengggunakan zat atau untuk pullih dari
akibatnya.
f. Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari
adanya akibat yg merugikan kesehatannya,
seperti gangguan fungsi hati karena minum
alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai
akibat dari suatu periode penggunaan zat yg
berat atau hendaya fungsi kognitif berkaitan dg
penggunaan zat; upaya perlu diadakan untuk
memastikan bahwa pengguna zat sungguhsungguh atau dapat diandalkan, sadar akan
hakekat dan besarnya bahaya
10. Diagnosis sindrom ketergantungan dapat ditentukan lebih
lanjut dg kode lima karakter berikut:
F1x.20 kini abstinen
F1x.21 kini abstinen, tetapi dalam suatu lingkungan
yg terlindung (seperti dalam rumah sakit, komuniti
terapeutik, LP dll)
F1x.22 kini dalam pengawasan klinis dg terapi
pemeliharaan atau dg pengobatan zat
pengganti
[ketergantungan terkendali]
(misalnya dg methadone,
penggunaan
“nicotine gum” atau “nicotine patch”)
F1x.23 kini amstinen, tetapi sedang dalam terapi obat
aversif atau penyekat (mislnya naltrexone atau
disulfiram)
F1x.24 kini sedang menggunakan zat [ketergantungan
aktif]
F1x.25 penggunaan berkelanjutan
F1x.26 penggunaan episodik [dipsomania]
11. Keadaan putus zat
Pedoman diagnostik
♠ Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator
dari sindrom ketergantungan (lihat F1x.2) dan
diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut
dipertimbangkan
♠ Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai
diagnosis utama, bila hal ini merupakan alasan
rujukan dan cukup parah sampai memerlukan
perhatian medis secara khusus
♠ Gejala fisik bervariasi sesuai dg zat yg digunakan.
Gangguan psikologis (misalnya anxietas, depresi
dan gangguan tidur) merupakan gambaran umum
dari keadaan putus zat ini. Yg khas ialah pasien akan
melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda dg
meneruskan penggunaan zat
12. Diagnosis keadaan putus zat dapat ditentukan
lebih lanjut dg menggunakan kode lima karakter
berikut:
F1x.30 tanpa komplikasi
F1x.31 tanpa konvulsi
13. F1x.4 Keadaan putus zat dg Delirium
Pedoman diagnostik
Suatu keadaan putus zat (F1x.3) disertai
komplikasi delirium
Termasuk: Delirium Tremens, yg merupakan
akibat dari putus alkohol secara absolut atau
relatif pada pengguna yg ketergantungan berat
dg riwayat penggunaan yg lama. Onset
biasanya terjadi sesudah putus alkohol.
Keadaan gaduh gelisah toksik (toxic
confusional state) yg berlangsung singkat
tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa,
yg disertai gangguan somatik.
………
14. Gejala prodromal khas berupa: insomnia,
gemetar dan ketakutan. Onset dapat didahului
oleh kejang setelah putus zat.
Trias yg klasik dari gejalanya adalah:
- kesadaran berkabut dan kebingungan
- halusinasi dan ilusi yg hidup (vivid) yg
mengenai salah satu panca indera (sensory
modality)
- tremor berat
Biasanya ditemukan juga waham, agitasi,
insomnia atau siklus tidur yg terbalik dan
aktivitas otonomik yg berlebihan.
15. Diagnosis keadaan putus zat dg delirium dapat
ditentukan lebih lanjut dg menggunakan kode lima
karakter berikut:
F1x.40 tanpa konvulsi
F1x.41 dg konvulsi
16. F1x.5 Gangguan Psikotik
Pedoman diagnostik
♣ Gangguan psikotik yg terjadi selama atau
segera sesudah penggunaan zat psiaktif
(biasanya dalam waktu 48 jam), bukan
merupakan manifestasi dari keadaan putus zat
dg delirium (lihat F1x.4) atau onset lambat.
Gangguan psikotik onset lambat (dg onset
lebih dari 2 minggu setelah penggunaan zat)
dimasukkan dalam F1x.75.
♣ ………
17. ♣ Gangguan psikotik yg disebabkan oleh zat
psikoaktif dapat tampil dg pola gejala yg
bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis
zat yg digunakan dan kepribadian pengguna zat.
Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain
dan amfetamin, gangguan psikotik yg diinduksi
oleh obat umumnya berhubungan erat dg
tingginya dosis dan atau penggunaan zat yg
berkepanjangan.
Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya
ditegakkan berdasarkan distorsi persepsi atau
pengalaman halusinasi, bila zat yg digunakan
ialah halusinogenika primer (misalnya Lisergide
[LSD], meskalin, kanabis dosis tinggi). Perlu
dipertimbangkan kemungkinan diagnosis
intoksikasi akut (F1x.0)
18. Diagnosis keadaan psikotik dapat ditentukan lebih
lanjut dg kode lima karakter berikut:
F1x.50 Lir-skizofrenia (Schizophrenic-like)
F1x.51 Predominan waham
F1x.52 Predominan halusinasi (termasuk
halusinasi alkoholik)
F1x.53 Predominan polimorfik
F1x.54 Predominan gejala depresi
F1x.55 Predominan gejala manik
F1x.56 Campuran
19. F1x.6
Sindrom Amnesik
Pedoman diagnostik
♦ Sindrom amnesik yg disebabkan oleh zat psikoaktif
harus memenuhi kriteria umum untuk sindrom
amnesik organik (F04)
♦ Syarat utama untuk menentukan diagnosis:
a. gangguan daya ingat jangka pendek (“recent
memory”, dalam mempelajari hal baru); gangguan
sensasi waktu (“time sense”, menyusun kembali
urutan kronologis, meninjau kejadian yg berulang
menjadi satu peristiwa dll)
b. tidak ada gangguan daya ingat segera (immediate
recall), tidak ada gangguan kesadaran dan tidak
ada gangguan kognitif secara umum
c. adanya riwayat atau bukti yg objektif dari
penggunaan alkohol atau zat yg kronis (terutama
dg dosis tinggi)
20. F1x.7 Gangguan psikotik residual atau onset
lambat
Pedoman diagnostik
♥ Onset dari gangguan harus secara langsung
berkaitan dg penggunaan alkohol atau zat psikoaktif
♥ Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian atau
perilaku yg disebabkan oleh alkohol atau zat
psikoaktif yg berlangsung melampaui jangka waktu
khasiat psikoaktifnya (efek residual zat tersebutu
terbukti secara jelas). Gangguan tersebut harus
memperlihatkan suatu perubahan atau kelebihan yg
jelas dari fungsi sebelumnya yg normal
♥ Gangguan ini harus dibedakan dari kondisi yg
berhubungan dg peristiwa putus zat . Pada kondisi
tertentu dan untuk zat tertentu, fenomena putus zat
dapat terjadi beberapa hari atau minggu sesudah zat
dihentikan penggunaannya
21. Kelompok diagnostik ini dapat dibagi lebih lanjut
dg menggunakan kode lima karakter berikut:
F1x.70 Kilas balik (flashback)
dapat dibedakan dari gangguan psikotik,
sebagian karena sifat episodiknya, sering
berlangsung dalam waktu sangat singkat
(dalam hitungan detik sampai menit) dan
oleh gambaran duplikasi dari
pengalaman
sebelumnya yg berhubungan dg
penggunaan zat
F1x.71 Gangguan kepribadian atau
perilaku
memenuhi kriteria untuk gangguan
kepribadian organik (F07.0)
22. F1x.72 Gangguan afektif residual
Memenuhi kriteria untuk gangguan afektif
organik (F06.3)
F1x.73 Demensia
Memenuhi kriteria umum untuk demensia
(F00-F09)
F1x.74 Hendaya kognitif menetap lainnya
Suatu kategori residual untuk gangguan
dg hendaya kognitif menetap, tetapi tidak
memenuhi kriteria untuk sindrom amnesik
yg disebabkan oleh zat psikoaktif (F1x.6)
atau demensia (F1x.73)
23. F1x.75 Gangguan psikotik onset lambat
F1x.8 Gangguan mental dan perilaku
lainnya
kategori untuk semua gangguan sebagai
akibat penggunaan zat psikoaktif yg
dapat diidentifikasikan berperan langsung
pada gangguan tersebut, tetapi yg tidak
memenuhi kriteria untuk dimasukkan
dalam salah satu gangguan yg telah
disebutkan diatas
F1x.9 Gangguan mental dan perilaku
YTT
Kategori untuk yg tidak tergolongkan