1. Why Does It Matter How We
Measure Asset And Liabilities?
2. Why Does It Matter How We
Measure Asset And Liabilities?
It Affects Decisions made by financial statement user
It also affects other measures of financial stability and
liquidity that are used as information cues by analysts,
lenders, investors and others.
It also affects investment and lendind decision
It also affects supplier’s decision and the way the firm
is managed
It also leverage ratio and liquidity measure
It also affects the level of profit-based on bonuses paid
to manager
3. Changing The Measures Can Also Change The
Potential Cash Flows Associated With Those Contracts
Constrain Firm from issuing more debt
bacause they are near to their
leverage or cover constraints
Causing a firm to breach a covenant
and therefore to incure real cost to
renegotiate or settle the debt
Taking a firm to “safer” level of
leverage or interest cover , thereby
allowing the firm to borrow more,
posibly at lower rate of interest
4. Why measurement of asset and liabilities
is significant for making decisions?
Understatement of
liabilities and
overstatement of
asset may cause
investor or lender
providing capital suffer
losses
Overstatement of
liabilities and
understatement of
asset my cause less-than-
efficient lending
or investment
decisions
6. What Do We Measure?
Bertahun-tahun akuntan berdebat tentang mana
yang paling informative untuk pelaporan.
Ada yang bilang tergantung dari tujuan
perusahaan, misalnya untuk mencari laba atau
tidak
Ada yang bilang harus merefleksikan risiko
investor dan lender >>market value dan exit
value lebih relevan
7. Subjective Value
Manajer bertujuan untuk memegang asset dan liab
yang menjanjikan untuk menghasilkan target
pengembalian perusahaan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, mereka harus
menentukan type dan jumlah asset yang paling tepat
dan metode yang diterapkan perusahaan untuk
membiayai mereka.
Edward dan Bell menyatakan 3 masalah berikut:
Perusahaan dapat meningkatkan total value asset
dengan mengasumsikan lebih banyak liab dan equity
(The expansion problem)
Tetapi management juga harus memutuskan setiap
saat rincian dari total asset (The composition
problem)
8. Subjective Value
Masing-masing jawaban pertanyaan tersebut mewakili
rencana tertentu dari manajemen operasi dan masing-masing
rencana melibatkan sebuah pola pembayaran
yang diharapkan
Dari pola ini, manajemen merumuskan sebuah nilai
subjektif untuk masing-masing rencana operasi
Tidak ada basis ekonomi untuk lebih memilih 1 aset
atau susunan pembiayaan dibanding yang lain. Jika
manajemen perusahaan mencari profit maksimal, dia
akan menyeleksi susunan asset dan equity yang
memiliki discounted tertinggi atau nilai ekonomi tinggi.
9. True Economic Value
Nilai yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan
adalah “True” economic value dari asset dan liability
Economic value sangat subjektif dan futuristic concept yang
berhubungan dengan keinginan yang dimiliki orang untuk 1 item
dan mungkin berlawanan dengan keinginan pihak lain
Ada banyak variable yang mempengaruhi keinginan orang dan
nilai yang mereka tempatkan pada asset dan liab tertentu. Kita
tidak tahu berapa bobot/weight yang tepat untuk ditetapkan pada
masing-masing variabel. Kita tidak menyadari/mengetahui semua
variable , atau pentingnya mereka sehingga True economic value
tidak dapat diketahui
Dihadapkan dengan tantangan ini, list variable ditekan menjadi
sejumlah kecil dan lebih dapat dimanage tergantung pada tujuan
yang menggerakkan kita untuk menetapkan value/nilai
10. Cost
Apa itu cost?
Apakah berbeda dengan Value?
11. FASB
Dalam definisi cost, FASB setuju dengan pendapat
berikut:
“Cost adalah pengorbanan yang terjadi dalam
aktivitas ekonomi, yang diberikan atau hilang untuk
dikonsumsi, ditabung/disimpan, ditukar atau
diproduksi.”
12. IASB dan AASB
IASB dan AASB mendefinisikan cost sebagai
berikut.
“ Sejumlah cash atau setara cash yang dibayarkan
atau fair value dari pertimbangan lain yang
diberikan untuk memperoleh asset pada saat
perolehan/acquisition atau construction, atau
jumlah yang dapat diatributkan/attributable pada
asset tersebut ketika awalnya diakui menurut
persyaratan spesifik dari Australian Accounting
Standards, contohnya AASB 2 Shared-Based
Payment.”
13. Fair Value
Fair value didefinisikan sebagai jumlah dimana
asset seharusnya diubah/dinilai antara keinginan,
bagian yang dapat diketahui pada transaksi yang
wajar/arm’s-length trasaction.
AASB 116, paragraph 16 ada 3 komponen dari
cost:
Purchase price
Directly attributable cost
Initial estimate of costs of dismantling
(membongkar) and removing the item or
restroring the site on which it is located
14. Value
Economic Value pasti berhubungan dengan
kecenderungan orang terhadap item tertentu
dibanding item lain karena memberi keuntungan
kepada mereka
Semakin sedikit kuantitas barang yang dimiliki
perusahaan, semakin besar value nya. Menurut
teori ekonomi neoklasikal, value dari suatu
barang sama dengan kepuasan yang diterima
orang yang mengkonsumsinya
Para ekonom memutuskan bahwa market price
dari suatu komoditi adalah suatu pengukuran
tidak langsung >>Oleh karena itu price diterima
sebagai sesuatu yang ‘given” daripada variable
untuk diukur.
15. Cost Vs Value
CONTOH:
KULIAH DI STAN
ASET BIOLOGIS
16. Catatan
Walaupun market price mungkin perkiraan yang baik atas value
asset “to the market”, pasar adalah gabungan individual dan
perusahaan yang dapat menempatkan value yang berbeda pada
asset tertentu >> sehingga sangat subjektif
Untuk penjualan asset, value yang tepat adalah market price
karena itu adalah value dari cash atau keuntungan lain yang
mereka peroleh dari penjualan tersebut.
Untuk pembelian asset, value the asset in excess dari market
price, karena mereka tidak akan mau meninggalkan cash atau
asset lain yang dapat digunakan untuk investasi alternative.
Seberapa banyak individual atau perusahaan menilai asset lebih
kecil dari atau lebih tinggi dari market price hanya dapat
ditentukan dengan analisis kasus per kasus.
Karena utility/kegunaan atau Preference/kecenderungan tidak
dapat diukur secara langsung >> artinya true economic value
sulit untuk ditentukan. Banyak perkiraan muncul dan sangat
subjektif.
19. Present Value
Canning menunjukkan bahwa nilai dari aset atau
kewajiban adalah nilai sekarang dari nilai bersih kas di
masa depan yang berhubungan dengan aset atau
kewajiban tersebut.
Untuk menemukan nilai sekarang, dibutuhkan tiga
variabel yakni nilai kas di masa yang akan datang,
tingkat diskon, dan horison (atau lamanya waktu).
Pada awal chapter telah disebutkan bahwa manajer dari
suatu bisnis membentuk nilai subjektif untuk tiap aset
dan perubahan ekuitas yang mungkin. Pada dasarnya,
nilai subjektif adalah nilai sekarang dari penerimaan kas
bersih di masa depan yang diharapkan dari setiap
perencanaan operasi.
20. Present Value
Asumsikan bahwa sebuah perusahaan dapat menginvestasikan
dananya untuk memperoleh pengembalian rata-rata sebesar 15%
per tahun, mungkin dengan investasi dalam obligasi atau reksa dana
pasar uang. Perusahaan memilih satu di antara tiga rencana
alternatif, masing-masing mensyaratkan investasi segera sebesar
$100.000. Rencana A diharapkan menghasilkan $150.000 pada
akhir tahun kedua. Rencana B diharapkan mengembalikan sebesar
$210.000 pada akhir tahun keempat. Rencana C diharapkan untuk
mengembalikan sebesar %30.000 pada akhir tahun ketujuh. Tiap
rencana tidak dapat diulang.
Maka, nilai subjektif dari tiap rencana adalah nilai sekarang dari
penerimaan kas bersih yang diharapkan dengan menggunakan
tingkat diskon sebesar 15%:
Untuk Rencana A, V=$150.000/ (1,15)2 = $113.421
Untuk Rencana B, V=$210.000/ (1,15)4 = $120.068
Untuk Rencana C, V= $30.000/ (1,15)1 + $30.000/(1,15)2 + .... +
$30.000/(1,15)7 = $124.813
Perbandingan di atas menunjukkan bahwa C adalah alternatif terbaik
dan B lebih dipilih dibanding A.
21. Present Value
Metode nilai sekarang menghasilkan nilai yang
diestimasi. Nilai tersebut akan direalisasikan
sebagaimana estimasi yang telah dibuat. Nilai
sekarang dapat digunakan untuk tujuan internal dan
tujuan pelaporan.
Namun, penggunaan nilai sekarang bersifat
terbatas, karena untuk sebagian besar aset
nonmoneter, arus kas masa depan sulit untuk
dipastikan kecuali jika aset tersebut disewakan.
Penerimaan kas bersih dari perusahaan dihasilkan
dari penggunaan seluruh aset dan usaha untuk
mengalokasikan jumlah tertentu untuk tiap aset tidak
lancar akan menjadi bersifat ‘acak’. Karena
halangan ini, metode tidak langsung lainnya harus
digunakan untuk menentukan nilai.
22. Market Value
Nilai pasar dari suatu komoditas merepresentasikan
nilai yang melekat pada barang tersebut oleh pasar.
Karena market bersifat ‘tidak sempurna’ dan subjektif
karena adanya asimetri informasi, tidak bisa
dikatakan bahwa harga pasar dari suatu produk
adalah refleksi yang benar dan tepat dari nilai pasar.
Nilai terkait dengan preferensi. Oleh karena itu, harus
ada seseorang atau beberapa entitas yang
mengekspresikan preferensi tersebut. Harga pasar
merupakan kuantifikasi dari ekspresi nilai partisipan
dalam pasar. Harga pasar bersifat objektif karena
merupakan ringkasan pernyataan dari orang di luar
perusahaan maka harga pasar merupakan hal yang
penting di dalam akuntansi.
23. Value to owner/business :
Market Value
Konsep nilai ke pemilik diformulasikan oleh
Bonbright, berdasarkan interpretasi resmi dan
dikembangkan oleh lainnya seperti Solomon.
Nilai ke pemilik atau bisnis diistilahkan sebagai
‘deprival value’ yang merupakan kerugian yang akan
diderita oleh pemilik jika kehilangan aset tersebut.
Selama sebuah aset dapat digantikan secara
terpisah, batas atas dari nilai dibentuk oleh nilai
penggantian. Kerugian yang dihasilkan dari
kehilangan aset tidak bisa melebihi nilai untuk
menggantikannya.
24. Market Value
Konsep ini menjawab dua pertanyaan :
1. apakah biaya sekarang dari aset yang
digunakan merupakan biaya menggantikannya
dengan aset baru atau dengan aset serupa
yang telah digunakan dan
2. mempertimbangkan inovasi teknologi, apakah
biaya sekarang dari aset lama merupakan biaya
menggantikannya dengan aset yang identik
atau dengan aset model baru.
25. Market Value
Batasan yang lebih rendah dari nilai aset ke pemilik
adalah nilai realisasi bersihnya. Kerugian yang akan
diderita oleh pemilik jika kehilangan aset tersebut harus
sama dengan nominal aset tersebut dijual, dikurangi
biaya menjualnya, jika tidak maka aset akan dibuang.
Solowon menyimpulkan dua hal :
“Nilai dari aset ke pemilik atau bisnis adalah biaya
sekarang, kecuali jika :
Aset yang dipertahankan untuk digunakan memiliki biaya
sekarang yang lebih tinggi daripada nilai sekarang dari
penerimaan bersih yang diharapkan dari aset tersebut.
Dalam kasus itu, nilai sekarang adalah nilai yang pantas.
Sebuah aset yang dimaksudkan untuk dijual memiliki biaya
sekarang yang lebih besar daripada nilai realisasi bersih.
Dalam kasus ini, nilai realisasi bersih adalah nilai yang
27. Conceptual Framework – measurement
1. Australia
IASB memiliki proyek yang berhubungan dengan
pengukuran yaitu “to seek to resolve issues related to
selection of the appropriate measurements of items
recognized in the financial statements”.
Kerangka IASB mengakui berbagai macam dasar
pengukuran dapat digunakan, seperti historical cost,
current cost dan NRV.
Kerangka tersebut tidak mencangkup prinsip atau
konsep untuk memilih dasar pengukuran yang
digunakan untuk elemen tertentu dalam laporan
keuangan atau kondisi tertentu.
28. Conceptual Framework – measurement
1. IASB
IASB memiliki proyek yang berhubungan dengan
pengukuran yaitu “to seek to resolve issues related to
selection of the appropriate measurements of items
recognized in the financial statements”.
Kerangka IASB mengakui berbagai macam dasar
pengukuran dapat digunakan, seperti historical cost,
current cost dan NRV.
Kerangka tersebut tidak mencakup prinsip atau konsep
untuk memilih dasar pengukuran yang digunakan
untuk elemen tertentu dalam laporan keuangan atau
kondisi tertentu.
29. Conceptual Framework – measurement
2. FASB
FASB menerbitkan SFAC nomor 5, “Recognition and
Measurement in Financial Statement by Business
Enterprises“, yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah
yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran.
Mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat
digunakan untuk menentukan nilai aset dan kewajiban.
Walker dan Jones mengkritisi statemen SFAC nomor 5
“the Board expects the use of different measurement
attributes to continue” yang mencerminkan kurangnya
tanggung jawab dan kesepakatan intelektual dari pembuat
standar. Sterling mendeskripsikan kesulitan FASB dalam
mencapai consensus mengenai isu pengukuran yang
mendasar.
30. Conceptual Framework – measurement
2. FASB
FASB kemudian menerbitkan SFAC nomor 7 “Using Cash
Flow Information and Present Value in Accounting
Measurement”.
Statemen ini mencerminkan pandangan FASB bahwa aset
dan kewajiban seharusnya diukur pada fair value dan
menyediakan pedoman bagaimana fair value sebaiknya
diestimasi.
Kritik pada 3 area:
a. Penggunaan pendekatan aliran kas di masa mendatang
(expected cash flow approach) dalam mengembangkan
pengukuran present value
a. Penggunaan fair value sebagai tujuan pengukuran pada
pengakuan awal dan pengukuran baru selanjutnya yang
menggunakan present value
b. Pencantuman credit standing dalam pengukuran
kewajiban
31. Fair Value Measurement
FASB mengeluarkan draft “Fair Value Measurement” pada tahun 2004
untuk menyediakan pedoman penggunaan fair value. Draft tersebut
menyediakan contoh teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk
mengestimasi fair value, yaitu :
• Pendekatan pasar (market approach)
Menggunakan observasi harga dan informasi dari transaksi-transaksi
aktual yang sama, serupa atau sebanding dengan aset-aset atau
utang-utang.
• Pendekatan pendapatan (income approach)
Konversi pada jumlah yang akan datang (seperti aliran kas atau
earnings) untuk pemberian potongan tunggal pada jumlah saat ini.
• Pendekatan biaya (cost approach)
Jumlah dibutuhkan untuk mengganti kapasitas jasa/service capacity
(current cost replacement).
32. Fair Value Measurement
Pernyataan FASB juga menyediakan sebuah “fair value hierarchy”, tiga
level yang digunakan untuk mengestimasi fair value. Level tersebut
adalah :
• Level 1
Menggunakan harga aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam
referensi pasar-pasar yang aktif kapanpun informasi tersedia.
• Level 2
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang yang sama di
dalam pasar-pasar yang aktif tidak tersedia, maka penilaian akan
diestimasi pada harga-harga aset-aset atau utang-utang yang mirip
di dalam pasar-pasar aktif.
• Level 3
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang sama atau serupa
di dalam pasar-pasar aktif tidak tersedia, atau perbedaan antara aset-aset
dan utang-utang yang serupa tidak dapat menentukan
obyektivitas, fair value akan diestimasi menggunakan penilaian
dengan bermacam-macam teknik yang konsisten dengan market
approach, pendekatan pendapatan dan biaya.
33. Penggunaan Fair Value
Measurement
AASB 139 Financial Intruments: Recognition and Measurement
33
Jenis Aset Finansial Metode Pengukuran
Hutang dan piutang Amortised cost
Held to maturity investments Amortised cost
Available for sale securities Fair value, gain dan loss dari remeasurement
diakui pada elemen ekuitas
Financial assets held for trading
and derivatives
Fair value, gain dan loss dari remeasurement
diakui sebagai profit atau loss