SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Why Does It Matter How We 
Measure Asset And Liabilities?
Why Does It Matter How We 
Measure Asset And Liabilities? 
 It Affects Decisions made by financial statement user 
 It also affects other measures of financial stability and 
liquidity that are used as information cues by analysts, 
lenders, investors and others. 
 It also affects investment and lendind decision 
 It also affects supplier’s decision and the way the firm 
is managed 
 It also leverage ratio and liquidity measure 
 It also affects the level of profit-based on bonuses paid 
to manager
Changing The Measures Can Also Change The 
Potential Cash Flows Associated With Those Contracts 
Constrain Firm from issuing more debt 
bacause they are near to their 
leverage or cover constraints 
Causing a firm to breach a covenant 
and therefore to incure real cost to 
renegotiate or settle the debt 
Taking a firm to “safer” level of 
leverage or interest cover , thereby 
allowing the firm to borrow more, 
posibly at lower rate of interest
Why measurement of asset and liabilities 
is significant for making decisions? 
Understatement of 
liabilities and 
overstatement of 
asset may cause 
investor or lender 
providing capital suffer 
losses 
Overstatement of 
liabilities and 
understatement of 
asset my cause less-than- 
efficient lending 
or investment 
decisions
What Do We Measure?
What Do We Measure? 
Bertahun-tahun akuntan berdebat tentang mana 
yang paling informative untuk pelaporan. 
 Ada yang bilang tergantung dari tujuan 
perusahaan, misalnya untuk mencari laba atau 
tidak 
 Ada yang bilang harus merefleksikan risiko 
investor dan lender >>market value dan exit 
value lebih relevan
Subjective Value 
Manajer bertujuan untuk memegang asset dan liab 
yang menjanjikan untuk menghasilkan target 
pengembalian perusahaan. 
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, mereka harus 
menentukan type dan jumlah asset yang paling tepat 
dan metode yang diterapkan perusahaan untuk 
membiayai mereka. 
Edward dan Bell menyatakan 3 masalah berikut: 
 Perusahaan dapat meningkatkan total value asset 
dengan mengasumsikan lebih banyak liab dan equity 
(The expansion problem) 
 Tetapi management juga harus memutuskan setiap 
saat rincian dari total asset (The composition 
problem)
Subjective Value 
Masing-masing jawaban pertanyaan tersebut mewakili 
rencana tertentu dari manajemen operasi dan masing-masing 
rencana melibatkan sebuah pola pembayaran 
yang diharapkan 
Dari pola ini, manajemen merumuskan sebuah nilai 
subjektif untuk masing-masing rencana operasi 
Tidak ada basis ekonomi untuk lebih memilih 1 aset 
atau susunan pembiayaan dibanding yang lain. Jika 
manajemen perusahaan mencari profit maksimal, dia 
akan menyeleksi susunan asset dan equity yang 
memiliki discounted tertinggi atau nilai ekonomi tinggi.
True Economic Value 
Nilai yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan 
adalah “True” economic value dari asset dan liability 
Economic value sangat subjektif dan futuristic concept yang 
berhubungan dengan keinginan yang dimiliki orang untuk 1 item 
dan mungkin berlawanan dengan keinginan pihak lain 
Ada banyak variable yang mempengaruhi keinginan orang dan 
nilai yang mereka tempatkan pada asset dan liab tertentu. Kita 
tidak tahu berapa bobot/weight yang tepat untuk ditetapkan pada 
masing-masing variabel. Kita tidak menyadari/mengetahui semua 
variable , atau pentingnya mereka sehingga True economic value 
tidak dapat diketahui 
Dihadapkan dengan tantangan ini, list variable ditekan menjadi 
sejumlah kecil dan lebih dapat dimanage tergantung pada tujuan 
yang menggerakkan kita untuk menetapkan value/nilai
Cost 
 Apa itu cost? 
 Apakah berbeda dengan Value?
FASB 
Dalam definisi cost, FASB setuju dengan pendapat 
berikut: 
“Cost adalah pengorbanan yang terjadi dalam 
aktivitas ekonomi, yang diberikan atau hilang untuk 
dikonsumsi, ditabung/disimpan, ditukar atau 
diproduksi.”
IASB dan AASB 
IASB dan AASB mendefinisikan cost sebagai 
berikut. 
“ Sejumlah cash atau setara cash yang dibayarkan 
atau fair value dari pertimbangan lain yang 
diberikan untuk memperoleh asset pada saat 
perolehan/acquisition atau construction, atau 
jumlah yang dapat diatributkan/attributable pada 
asset tersebut ketika awalnya diakui menurut 
persyaratan spesifik dari Australian Accounting 
Standards, contohnya AASB 2 Shared-Based 
Payment.”
Fair Value 
Fair value didefinisikan sebagai jumlah dimana 
asset seharusnya diubah/dinilai antara keinginan, 
bagian yang dapat diketahui pada transaksi yang 
wajar/arm’s-length trasaction. 
AASB 116, paragraph 16 ada 3 komponen dari 
cost: 
 Purchase price 
 Directly attributable cost 
 Initial estimate of costs of dismantling 
(membongkar) and removing the item or 
restroring the site on which it is located
Value 
 Economic Value pasti berhubungan dengan 
kecenderungan orang terhadap item tertentu 
dibanding item lain karena memberi keuntungan 
kepada mereka 
 Semakin sedikit kuantitas barang yang dimiliki 
perusahaan, semakin besar value nya. Menurut 
teori ekonomi neoklasikal, value dari suatu 
barang sama dengan kepuasan yang diterima 
orang yang mengkonsumsinya 
 Para ekonom memutuskan bahwa market price 
dari suatu komoditi adalah suatu pengukuran 
tidak langsung >>Oleh karena itu price diterima 
sebagai sesuatu yang ‘given” daripada variable 
untuk diukur.
Cost Vs Value 
CONTOH: 
 KULIAH DI STAN 
 ASET BIOLOGIS
Catatan 
 Walaupun market price mungkin perkiraan yang baik atas value 
asset “to the market”, pasar adalah gabungan individual dan 
perusahaan yang dapat menempatkan value yang berbeda pada 
asset tertentu >> sehingga sangat subjektif 
 Untuk penjualan asset, value yang tepat adalah market price 
karena itu adalah value dari cash atau keuntungan lain yang 
mereka peroleh dari penjualan tersebut. 
 Untuk pembelian asset, value the asset in excess dari market 
price, karena mereka tidak akan mau meninggalkan cash atau 
asset lain yang dapat digunakan untuk investasi alternative. 
 Seberapa banyak individual atau perusahaan menilai asset lebih 
kecil dari atau lebih tinggi dari market price hanya dapat 
ditentukan dengan analisis kasus per kasus. 
 Karena utility/kegunaan atau Preference/kecenderungan tidak 
dapat diukur secara langsung >> artinya true economic value 
sulit untuk ditentukan. Banyak perkiraan muncul dan sangat 
subjektif.
Approximation of True Value
Approximation of True Value 
Present 
Value 
Market 
Value
Present Value 
 Canning menunjukkan bahwa nilai dari aset atau 
kewajiban adalah nilai sekarang dari nilai bersih kas di 
masa depan yang berhubungan dengan aset atau 
kewajiban tersebut. 
 Untuk menemukan nilai sekarang, dibutuhkan tiga 
variabel yakni nilai kas di masa yang akan datang, 
tingkat diskon, dan horison (atau lamanya waktu). 
 Pada awal chapter telah disebutkan bahwa manajer dari 
suatu bisnis membentuk nilai subjektif untuk tiap aset 
dan perubahan ekuitas yang mungkin. Pada dasarnya, 
nilai subjektif adalah nilai sekarang dari penerimaan kas 
bersih di masa depan yang diharapkan dari setiap 
perencanaan operasi.
Present Value 
 Asumsikan bahwa sebuah perusahaan dapat menginvestasikan 
dananya untuk memperoleh pengembalian rata-rata sebesar 15% 
per tahun, mungkin dengan investasi dalam obligasi atau reksa dana 
pasar uang. Perusahaan memilih satu di antara tiga rencana 
alternatif, masing-masing mensyaratkan investasi segera sebesar 
$100.000. Rencana A diharapkan menghasilkan $150.000 pada 
akhir tahun kedua. Rencana B diharapkan mengembalikan sebesar 
$210.000 pada akhir tahun keempat. Rencana C diharapkan untuk 
mengembalikan sebesar %30.000 pada akhir tahun ketujuh. Tiap 
rencana tidak dapat diulang. 
 Maka, nilai subjektif dari tiap rencana adalah nilai sekarang dari 
penerimaan kas bersih yang diharapkan dengan menggunakan 
tingkat diskon sebesar 15%: 
Untuk Rencana A, V=$150.000/ (1,15)2 = $113.421 
Untuk Rencana B, V=$210.000/ (1,15)4 = $120.068 
Untuk Rencana C, V= $30.000/ (1,15)1 + $30.000/(1,15)2 + .... + 
$30.000/(1,15)7 = $124.813 
Perbandingan di atas menunjukkan bahwa C adalah alternatif terbaik 
dan B lebih dipilih dibanding A.
Present Value 
 Metode nilai sekarang menghasilkan nilai yang 
diestimasi. Nilai tersebut akan direalisasikan 
sebagaimana estimasi yang telah dibuat. Nilai 
sekarang dapat digunakan untuk tujuan internal dan 
tujuan pelaporan. 
 Namun, penggunaan nilai sekarang bersifat 
terbatas, karena untuk sebagian besar aset 
nonmoneter, arus kas masa depan sulit untuk 
dipastikan kecuali jika aset tersebut disewakan. 
Penerimaan kas bersih dari perusahaan dihasilkan 
dari penggunaan seluruh aset dan usaha untuk 
mengalokasikan jumlah tertentu untuk tiap aset tidak 
lancar akan menjadi bersifat ‘acak’. Karena 
halangan ini, metode tidak langsung lainnya harus 
digunakan untuk menentukan nilai.
Market Value 
 Nilai pasar dari suatu komoditas merepresentasikan 
nilai yang melekat pada barang tersebut oleh pasar. 
Karena market bersifat ‘tidak sempurna’ dan subjektif 
karena adanya asimetri informasi, tidak bisa 
dikatakan bahwa harga pasar dari suatu produk 
adalah refleksi yang benar dan tepat dari nilai pasar. 
 Nilai terkait dengan preferensi. Oleh karena itu, harus 
ada seseorang atau beberapa entitas yang 
mengekspresikan preferensi tersebut. Harga pasar 
merupakan kuantifikasi dari ekspresi nilai partisipan 
dalam pasar. Harga pasar bersifat objektif karena 
merupakan ringkasan pernyataan dari orang di luar 
perusahaan maka harga pasar merupakan hal yang 
penting di dalam akuntansi.
Value to owner/business : 
Market Value 
 Konsep nilai ke pemilik diformulasikan oleh 
Bonbright, berdasarkan interpretasi resmi dan 
dikembangkan oleh lainnya seperti Solomon. 
 Nilai ke pemilik atau bisnis diistilahkan sebagai 
‘deprival value’ yang merupakan kerugian yang akan 
diderita oleh pemilik jika kehilangan aset tersebut. 
 Selama sebuah aset dapat digantikan secara 
terpisah, batas atas dari nilai dibentuk oleh nilai 
penggantian. Kerugian yang dihasilkan dari 
kehilangan aset tidak bisa melebihi nilai untuk 
menggantikannya.
Market Value 
Konsep ini menjawab dua pertanyaan : 
1. apakah biaya sekarang dari aset yang 
digunakan merupakan biaya menggantikannya 
dengan aset baru atau dengan aset serupa 
yang telah digunakan dan 
2. mempertimbangkan inovasi teknologi, apakah 
biaya sekarang dari aset lama merupakan biaya 
menggantikannya dengan aset yang identik 
atau dengan aset model baru.
Market Value 
 Batasan yang lebih rendah dari nilai aset ke pemilik 
adalah nilai realisasi bersihnya. Kerugian yang akan 
diderita oleh pemilik jika kehilangan aset tersebut harus 
sama dengan nominal aset tersebut dijual, dikurangi 
biaya menjualnya, jika tidak maka aset akan dibuang. 
 Solowon menyimpulkan dua hal : 
“Nilai dari aset ke pemilik atau bisnis adalah biaya 
sekarang, kecuali jika : 
 Aset yang dipertahankan untuk digunakan memiliki biaya 
sekarang yang lebih tinggi daripada nilai sekarang dari 
penerimaan bersih yang diharapkan dari aset tersebut. 
Dalam kasus itu, nilai sekarang adalah nilai yang pantas. 
 Sebuah aset yang dimaksudkan untuk dijual memiliki biaya 
sekarang yang lebih besar daripada nilai realisasi bersih. 
Dalam kasus ini, nilai realisasi bersih adalah nilai yang
Measurement concepts: guidance 
from standard setters
Conceptual Framework – measurement 
1. Australia 
IASB memiliki proyek yang berhubungan dengan 
pengukuran yaitu “to seek to resolve issues related to 
selection of the appropriate measurements of items 
recognized in the financial statements”. 
Kerangka IASB mengakui berbagai macam dasar 
pengukuran dapat digunakan, seperti historical cost, 
current cost dan NRV. 
Kerangka tersebut tidak mencangkup prinsip atau 
konsep untuk memilih dasar pengukuran yang 
digunakan untuk elemen tertentu dalam laporan 
keuangan atau kondisi tertentu.
Conceptual Framework – measurement 
1. IASB 
IASB memiliki proyek yang berhubungan dengan 
pengukuran yaitu “to seek to resolve issues related to 
selection of the appropriate measurements of items 
recognized in the financial statements”. 
Kerangka IASB mengakui berbagai macam dasar 
pengukuran dapat digunakan, seperti historical cost, 
current cost dan NRV. 
Kerangka tersebut tidak mencakup prinsip atau konsep 
untuk memilih dasar pengukuran yang digunakan 
untuk elemen tertentu dalam laporan keuangan atau 
kondisi tertentu.
Conceptual Framework – measurement 
2. FASB 
FASB menerbitkan SFAC nomor 5, “Recognition and 
Measurement in Financial Statement by Business 
Enterprises“, yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah 
yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran. 
Mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat 
digunakan untuk menentukan nilai aset dan kewajiban. 
Walker dan Jones mengkritisi statemen SFAC nomor 5 
“the Board expects the use of different measurement 
attributes to continue” yang mencerminkan kurangnya 
tanggung jawab dan kesepakatan intelektual dari pembuat 
standar. Sterling mendeskripsikan kesulitan FASB dalam 
mencapai consensus mengenai isu pengukuran yang 
mendasar.
Conceptual Framework – measurement 
2. FASB 
FASB kemudian menerbitkan SFAC nomor 7 “Using Cash 
Flow Information and Present Value in Accounting 
Measurement”. 
Statemen ini mencerminkan pandangan FASB bahwa aset 
dan kewajiban seharusnya diukur pada fair value dan 
menyediakan pedoman bagaimana fair value sebaiknya 
diestimasi. 
Kritik pada 3 area: 
a. Penggunaan pendekatan aliran kas di masa mendatang 
(expected cash flow approach) dalam mengembangkan 
pengukuran present value 
a. Penggunaan fair value sebagai tujuan pengukuran pada 
pengakuan awal dan pengukuran baru selanjutnya yang 
menggunakan present value 
b. Pencantuman credit standing dalam pengukuran 
kewajiban
Fair Value Measurement 
FASB mengeluarkan draft “Fair Value Measurement” pada tahun 2004 
untuk menyediakan pedoman penggunaan fair value. Draft tersebut 
menyediakan contoh teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk 
mengestimasi fair value, yaitu : 
• Pendekatan pasar (market approach) 
Menggunakan observasi harga dan informasi dari transaksi-transaksi 
aktual yang sama, serupa atau sebanding dengan aset-aset atau 
utang-utang. 
• Pendekatan pendapatan (income approach) 
Konversi pada jumlah yang akan datang (seperti aliran kas atau 
earnings) untuk pemberian potongan tunggal pada jumlah saat ini. 
• Pendekatan biaya (cost approach) 
Jumlah dibutuhkan untuk mengganti kapasitas jasa/service capacity 
(current cost replacement).
Fair Value Measurement 
Pernyataan FASB juga menyediakan sebuah “fair value hierarchy”, tiga 
level yang digunakan untuk mengestimasi fair value. Level tersebut 
adalah : 
• Level 1 
Menggunakan harga aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam 
referensi pasar-pasar yang aktif kapanpun informasi tersedia. 
• Level 2 
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang yang sama di 
dalam pasar-pasar yang aktif tidak tersedia, maka penilaian akan 
diestimasi pada harga-harga aset-aset atau utang-utang yang mirip 
di dalam pasar-pasar aktif. 
• Level 3 
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang sama atau serupa 
di dalam pasar-pasar aktif tidak tersedia, atau perbedaan antara aset-aset 
dan utang-utang yang serupa tidak dapat menentukan 
obyektivitas, fair value akan diestimasi menggunakan penilaian 
dengan bermacam-macam teknik yang konsisten dengan market 
approach, pendekatan pendapatan dan biaya.
Penggunaan Fair Value 
Measurement 
AASB 139 Financial Intruments: Recognition and Measurement 
33 
Jenis Aset Finansial Metode Pengukuran 
Hutang dan piutang Amortised cost 
Held to maturity investments Amortised cost 
Available for sale securities Fair value, gain dan loss dari remeasurement 
diakui pada elemen ekuitas 
Financial assets held for trading 
and derivatives 
Fair value, gain dan loss dari remeasurement 
diakui sebagai profit atau loss

More Related Content

What's hot

KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBmas ijup
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualFair Nurfachrizi
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiFuturum2
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10Enchii Enchii
 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiRyan Gamof
 
Audit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankAudit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankHasunah
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiAndiErwinGhozali
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan StrategiSistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan StrategiYunika Lestari
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Teori Pendapatan
Teori PendapatanTeori Pendapatan
Teori Pendapatan
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
 
Audit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankAudit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bank
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
Slide ta05
Slide ta05Slide ta05
Slide ta05
 
Positive Theory
Positive TheoryPositive Theory
Positive Theory
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Slide ta04
Slide ta04Slide ta04
Slide ta04
 
Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar ModalEfisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar Modal
 
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBANTEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan StrategiSistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
Sistem Pengendalian Manajemen - Perencanaan Strategi
 
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 

Viewers also liked

Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahAnalisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahDeady Rizky Yunanto
 
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Deady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataMetodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataDeady Rizky Yunanto
 
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Deady Rizky Yunanto
 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingDeady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerMetodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerDeady Rizky Yunanto
 
Conceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingConceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingDeady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifDeady Rizky Yunanto
 
Perda penyertaan modal
Perda penyertaan modalPerda penyertaan modal
Perda penyertaan modalPA_Klaten
 
Assets and liablity
Assets and liablityAssets and liablity
Assets and liablityNandini R
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaDeady Rizky Yunanto
 
1 income statement
1 income statement1 income statement
1 income statementkim rae KI
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPDeady Rizky Yunanto
 
Accounting theory 3
Accounting theory 3Accounting theory 3
Accounting theory 3khosru94
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraDeady Rizky Yunanto
 

Viewers also liked (20)

aset & kewajiban
aset & kewajibanaset & kewajiban
aset & kewajiban
 
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahAnalisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
 
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
 
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataMetodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
 
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in Accounting
 
Expense Theory
Expense TheoryExpense Theory
Expense Theory
 
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerMetodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
 
Conceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingConceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in Accounting
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
 
Perda penyertaan modal
Perda penyertaan modalPerda penyertaan modal
Perda penyertaan modal
 
Assets and liablity
Assets and liablityAssets and liablity
Assets and liablity
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
 
1 income statement
1 income statement1 income statement
1 income statement
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
 
Accounting Measurement
Accounting MeasurementAccounting Measurement
Accounting Measurement
 
Accounting theory 3
Accounting theory 3Accounting theory 3
Accounting theory 3
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
 

Similar to OPTIMASI ASSET DAN LIABILITAS

bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonoWenni Gan
 
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif PengukuranPrsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif PengukuranRose Meea
 
Resume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuanganResume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuanganLinggaadi15
 
8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditors8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditorsasrini0607
 
Materi Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdfMateri Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdfAnthonBudyana
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxNinaMaqfirah1
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxMariaUlfa646706
 
Manajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.pptManajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.pptHeryFauzan
 
Pb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptPb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptDeby Andriana
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugiLivi Pungus
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...Jejen Jaenudin
 

Similar to OPTIMASI ASSET DAN LIABILITAS (20)

Laba
LabaLaba
Laba
 
bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjono
 
LABA (INCOME)
LABA (INCOME)LABA (INCOME)
LABA (INCOME)
 
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif PengukuranPrsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
 
Resume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuanganResume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuangan
 
8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditors8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditors
 
Materi Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdfMateri Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdf
 
P-12 PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN.pptx
P-12 PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN.pptxP-12 PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN.pptx
P-12 PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN.pptx
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Presentation2 laka buni
Presentation2 laka buniPresentation2 laka buni
Presentation2 laka buni
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
Manajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.pptManajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.ppt
 
Ning
NingNing
Ning
 
Pb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptPb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan ppt
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugi
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
 

More from Deady Rizky Yunanto

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...Deady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuDeady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsDeady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoDeady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis RisikoManajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis RisikoDeady Rizky Yunanto
 
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset LainnyaSeminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset LainnyaDeady Rizky Yunanto
 
Leadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizationsLeadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizationsDeady Rizky Yunanto
 
Area Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen PerbendaharaanArea Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen PerbendaharaanDeady Rizky Yunanto
 
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalDeady Rizky Yunanto
 
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSASIssue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSASDeady Rizky Yunanto
 
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...Deady Rizky Yunanto
 

More from Deady Rizky Yunanto (15)

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context Settings
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
 
Manajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis RisikoManajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis Risiko
 
Manajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAIManajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAI
 
Manajemen Resiko Pelindo II
Manajemen Resiko Pelindo IIManajemen Resiko Pelindo II
Manajemen Resiko Pelindo II
 
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset LainnyaSeminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
 
Leadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizationsLeadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizations
 
Area Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen PerbendaharaanArea Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen Perbendaharaan
 
Penganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis KinerjaPenganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis Kinerja
 
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
 
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSASIssue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
 
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
 
COBIT 5
COBIT 5COBIT 5
COBIT 5
 

Recently uploaded

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 

Recently uploaded (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 

OPTIMASI ASSET DAN LIABILITAS

  • 1. Why Does It Matter How We Measure Asset And Liabilities?
  • 2. Why Does It Matter How We Measure Asset And Liabilities?  It Affects Decisions made by financial statement user  It also affects other measures of financial stability and liquidity that are used as information cues by analysts, lenders, investors and others.  It also affects investment and lendind decision  It also affects supplier’s decision and the way the firm is managed  It also leverage ratio and liquidity measure  It also affects the level of profit-based on bonuses paid to manager
  • 3. Changing The Measures Can Also Change The Potential Cash Flows Associated With Those Contracts Constrain Firm from issuing more debt bacause they are near to their leverage or cover constraints Causing a firm to breach a covenant and therefore to incure real cost to renegotiate or settle the debt Taking a firm to “safer” level of leverage or interest cover , thereby allowing the firm to borrow more, posibly at lower rate of interest
  • 4. Why measurement of asset and liabilities is significant for making decisions? Understatement of liabilities and overstatement of asset may cause investor or lender providing capital suffer losses Overstatement of liabilities and understatement of asset my cause less-than- efficient lending or investment decisions
  • 5. What Do We Measure?
  • 6. What Do We Measure? Bertahun-tahun akuntan berdebat tentang mana yang paling informative untuk pelaporan.  Ada yang bilang tergantung dari tujuan perusahaan, misalnya untuk mencari laba atau tidak  Ada yang bilang harus merefleksikan risiko investor dan lender >>market value dan exit value lebih relevan
  • 7. Subjective Value Manajer bertujuan untuk memegang asset dan liab yang menjanjikan untuk menghasilkan target pengembalian perusahaan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, mereka harus menentukan type dan jumlah asset yang paling tepat dan metode yang diterapkan perusahaan untuk membiayai mereka. Edward dan Bell menyatakan 3 masalah berikut:  Perusahaan dapat meningkatkan total value asset dengan mengasumsikan lebih banyak liab dan equity (The expansion problem)  Tetapi management juga harus memutuskan setiap saat rincian dari total asset (The composition problem)
  • 8. Subjective Value Masing-masing jawaban pertanyaan tersebut mewakili rencana tertentu dari manajemen operasi dan masing-masing rencana melibatkan sebuah pola pembayaran yang diharapkan Dari pola ini, manajemen merumuskan sebuah nilai subjektif untuk masing-masing rencana operasi Tidak ada basis ekonomi untuk lebih memilih 1 aset atau susunan pembiayaan dibanding yang lain. Jika manajemen perusahaan mencari profit maksimal, dia akan menyeleksi susunan asset dan equity yang memiliki discounted tertinggi atau nilai ekonomi tinggi.
  • 9. True Economic Value Nilai yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan adalah “True” economic value dari asset dan liability Economic value sangat subjektif dan futuristic concept yang berhubungan dengan keinginan yang dimiliki orang untuk 1 item dan mungkin berlawanan dengan keinginan pihak lain Ada banyak variable yang mempengaruhi keinginan orang dan nilai yang mereka tempatkan pada asset dan liab tertentu. Kita tidak tahu berapa bobot/weight yang tepat untuk ditetapkan pada masing-masing variabel. Kita tidak menyadari/mengetahui semua variable , atau pentingnya mereka sehingga True economic value tidak dapat diketahui Dihadapkan dengan tantangan ini, list variable ditekan menjadi sejumlah kecil dan lebih dapat dimanage tergantung pada tujuan yang menggerakkan kita untuk menetapkan value/nilai
  • 10. Cost  Apa itu cost?  Apakah berbeda dengan Value?
  • 11. FASB Dalam definisi cost, FASB setuju dengan pendapat berikut: “Cost adalah pengorbanan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi, yang diberikan atau hilang untuk dikonsumsi, ditabung/disimpan, ditukar atau diproduksi.”
  • 12. IASB dan AASB IASB dan AASB mendefinisikan cost sebagai berikut. “ Sejumlah cash atau setara cash yang dibayarkan atau fair value dari pertimbangan lain yang diberikan untuk memperoleh asset pada saat perolehan/acquisition atau construction, atau jumlah yang dapat diatributkan/attributable pada asset tersebut ketika awalnya diakui menurut persyaratan spesifik dari Australian Accounting Standards, contohnya AASB 2 Shared-Based Payment.”
  • 13. Fair Value Fair value didefinisikan sebagai jumlah dimana asset seharusnya diubah/dinilai antara keinginan, bagian yang dapat diketahui pada transaksi yang wajar/arm’s-length trasaction. AASB 116, paragraph 16 ada 3 komponen dari cost:  Purchase price  Directly attributable cost  Initial estimate of costs of dismantling (membongkar) and removing the item or restroring the site on which it is located
  • 14. Value  Economic Value pasti berhubungan dengan kecenderungan orang terhadap item tertentu dibanding item lain karena memberi keuntungan kepada mereka  Semakin sedikit kuantitas barang yang dimiliki perusahaan, semakin besar value nya. Menurut teori ekonomi neoklasikal, value dari suatu barang sama dengan kepuasan yang diterima orang yang mengkonsumsinya  Para ekonom memutuskan bahwa market price dari suatu komoditi adalah suatu pengukuran tidak langsung >>Oleh karena itu price diterima sebagai sesuatu yang ‘given” daripada variable untuk diukur.
  • 15. Cost Vs Value CONTOH:  KULIAH DI STAN  ASET BIOLOGIS
  • 16. Catatan  Walaupun market price mungkin perkiraan yang baik atas value asset “to the market”, pasar adalah gabungan individual dan perusahaan yang dapat menempatkan value yang berbeda pada asset tertentu >> sehingga sangat subjektif  Untuk penjualan asset, value yang tepat adalah market price karena itu adalah value dari cash atau keuntungan lain yang mereka peroleh dari penjualan tersebut.  Untuk pembelian asset, value the asset in excess dari market price, karena mereka tidak akan mau meninggalkan cash atau asset lain yang dapat digunakan untuk investasi alternative.  Seberapa banyak individual atau perusahaan menilai asset lebih kecil dari atau lebih tinggi dari market price hanya dapat ditentukan dengan analisis kasus per kasus.  Karena utility/kegunaan atau Preference/kecenderungan tidak dapat diukur secara langsung >> artinya true economic value sulit untuk ditentukan. Banyak perkiraan muncul dan sangat subjektif.
  • 18. Approximation of True Value Present Value Market Value
  • 19. Present Value  Canning menunjukkan bahwa nilai dari aset atau kewajiban adalah nilai sekarang dari nilai bersih kas di masa depan yang berhubungan dengan aset atau kewajiban tersebut.  Untuk menemukan nilai sekarang, dibutuhkan tiga variabel yakni nilai kas di masa yang akan datang, tingkat diskon, dan horison (atau lamanya waktu).  Pada awal chapter telah disebutkan bahwa manajer dari suatu bisnis membentuk nilai subjektif untuk tiap aset dan perubahan ekuitas yang mungkin. Pada dasarnya, nilai subjektif adalah nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa depan yang diharapkan dari setiap perencanaan operasi.
  • 20. Present Value  Asumsikan bahwa sebuah perusahaan dapat menginvestasikan dananya untuk memperoleh pengembalian rata-rata sebesar 15% per tahun, mungkin dengan investasi dalam obligasi atau reksa dana pasar uang. Perusahaan memilih satu di antara tiga rencana alternatif, masing-masing mensyaratkan investasi segera sebesar $100.000. Rencana A diharapkan menghasilkan $150.000 pada akhir tahun kedua. Rencana B diharapkan mengembalikan sebesar $210.000 pada akhir tahun keempat. Rencana C diharapkan untuk mengembalikan sebesar %30.000 pada akhir tahun ketujuh. Tiap rencana tidak dapat diulang.  Maka, nilai subjektif dari tiap rencana adalah nilai sekarang dari penerimaan kas bersih yang diharapkan dengan menggunakan tingkat diskon sebesar 15%: Untuk Rencana A, V=$150.000/ (1,15)2 = $113.421 Untuk Rencana B, V=$210.000/ (1,15)4 = $120.068 Untuk Rencana C, V= $30.000/ (1,15)1 + $30.000/(1,15)2 + .... + $30.000/(1,15)7 = $124.813 Perbandingan di atas menunjukkan bahwa C adalah alternatif terbaik dan B lebih dipilih dibanding A.
  • 21. Present Value  Metode nilai sekarang menghasilkan nilai yang diestimasi. Nilai tersebut akan direalisasikan sebagaimana estimasi yang telah dibuat. Nilai sekarang dapat digunakan untuk tujuan internal dan tujuan pelaporan.  Namun, penggunaan nilai sekarang bersifat terbatas, karena untuk sebagian besar aset nonmoneter, arus kas masa depan sulit untuk dipastikan kecuali jika aset tersebut disewakan. Penerimaan kas bersih dari perusahaan dihasilkan dari penggunaan seluruh aset dan usaha untuk mengalokasikan jumlah tertentu untuk tiap aset tidak lancar akan menjadi bersifat ‘acak’. Karena halangan ini, metode tidak langsung lainnya harus digunakan untuk menentukan nilai.
  • 22. Market Value  Nilai pasar dari suatu komoditas merepresentasikan nilai yang melekat pada barang tersebut oleh pasar. Karena market bersifat ‘tidak sempurna’ dan subjektif karena adanya asimetri informasi, tidak bisa dikatakan bahwa harga pasar dari suatu produk adalah refleksi yang benar dan tepat dari nilai pasar.  Nilai terkait dengan preferensi. Oleh karena itu, harus ada seseorang atau beberapa entitas yang mengekspresikan preferensi tersebut. Harga pasar merupakan kuantifikasi dari ekspresi nilai partisipan dalam pasar. Harga pasar bersifat objektif karena merupakan ringkasan pernyataan dari orang di luar perusahaan maka harga pasar merupakan hal yang penting di dalam akuntansi.
  • 23. Value to owner/business : Market Value  Konsep nilai ke pemilik diformulasikan oleh Bonbright, berdasarkan interpretasi resmi dan dikembangkan oleh lainnya seperti Solomon.  Nilai ke pemilik atau bisnis diistilahkan sebagai ‘deprival value’ yang merupakan kerugian yang akan diderita oleh pemilik jika kehilangan aset tersebut.  Selama sebuah aset dapat digantikan secara terpisah, batas atas dari nilai dibentuk oleh nilai penggantian. Kerugian yang dihasilkan dari kehilangan aset tidak bisa melebihi nilai untuk menggantikannya.
  • 24. Market Value Konsep ini menjawab dua pertanyaan : 1. apakah biaya sekarang dari aset yang digunakan merupakan biaya menggantikannya dengan aset baru atau dengan aset serupa yang telah digunakan dan 2. mempertimbangkan inovasi teknologi, apakah biaya sekarang dari aset lama merupakan biaya menggantikannya dengan aset yang identik atau dengan aset model baru.
  • 25. Market Value  Batasan yang lebih rendah dari nilai aset ke pemilik adalah nilai realisasi bersihnya. Kerugian yang akan diderita oleh pemilik jika kehilangan aset tersebut harus sama dengan nominal aset tersebut dijual, dikurangi biaya menjualnya, jika tidak maka aset akan dibuang.  Solowon menyimpulkan dua hal : “Nilai dari aset ke pemilik atau bisnis adalah biaya sekarang, kecuali jika :  Aset yang dipertahankan untuk digunakan memiliki biaya sekarang yang lebih tinggi daripada nilai sekarang dari penerimaan bersih yang diharapkan dari aset tersebut. Dalam kasus itu, nilai sekarang adalah nilai yang pantas.  Sebuah aset yang dimaksudkan untuk dijual memiliki biaya sekarang yang lebih besar daripada nilai realisasi bersih. Dalam kasus ini, nilai realisasi bersih adalah nilai yang
  • 26. Measurement concepts: guidance from standard setters
  • 27. Conceptual Framework – measurement 1. Australia IASB memiliki proyek yang berhubungan dengan pengukuran yaitu “to seek to resolve issues related to selection of the appropriate measurements of items recognized in the financial statements”. Kerangka IASB mengakui berbagai macam dasar pengukuran dapat digunakan, seperti historical cost, current cost dan NRV. Kerangka tersebut tidak mencangkup prinsip atau konsep untuk memilih dasar pengukuran yang digunakan untuk elemen tertentu dalam laporan keuangan atau kondisi tertentu.
  • 28. Conceptual Framework – measurement 1. IASB IASB memiliki proyek yang berhubungan dengan pengukuran yaitu “to seek to resolve issues related to selection of the appropriate measurements of items recognized in the financial statements”. Kerangka IASB mengakui berbagai macam dasar pengukuran dapat digunakan, seperti historical cost, current cost dan NRV. Kerangka tersebut tidak mencakup prinsip atau konsep untuk memilih dasar pengukuran yang digunakan untuk elemen tertentu dalam laporan keuangan atau kondisi tertentu.
  • 29. Conceptual Framework – measurement 2. FASB FASB menerbitkan SFAC nomor 5, “Recognition and Measurement in Financial Statement by Business Enterprises“, yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran. Mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset dan kewajiban. Walker dan Jones mengkritisi statemen SFAC nomor 5 “the Board expects the use of different measurement attributes to continue” yang mencerminkan kurangnya tanggung jawab dan kesepakatan intelektual dari pembuat standar. Sterling mendeskripsikan kesulitan FASB dalam mencapai consensus mengenai isu pengukuran yang mendasar.
  • 30. Conceptual Framework – measurement 2. FASB FASB kemudian menerbitkan SFAC nomor 7 “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement”. Statemen ini mencerminkan pandangan FASB bahwa aset dan kewajiban seharusnya diukur pada fair value dan menyediakan pedoman bagaimana fair value sebaiknya diestimasi. Kritik pada 3 area: a. Penggunaan pendekatan aliran kas di masa mendatang (expected cash flow approach) dalam mengembangkan pengukuran present value a. Penggunaan fair value sebagai tujuan pengukuran pada pengakuan awal dan pengukuran baru selanjutnya yang menggunakan present value b. Pencantuman credit standing dalam pengukuran kewajiban
  • 31. Fair Value Measurement FASB mengeluarkan draft “Fair Value Measurement” pada tahun 2004 untuk menyediakan pedoman penggunaan fair value. Draft tersebut menyediakan contoh teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk mengestimasi fair value, yaitu : • Pendekatan pasar (market approach) Menggunakan observasi harga dan informasi dari transaksi-transaksi aktual yang sama, serupa atau sebanding dengan aset-aset atau utang-utang. • Pendekatan pendapatan (income approach) Konversi pada jumlah yang akan datang (seperti aliran kas atau earnings) untuk pemberian potongan tunggal pada jumlah saat ini. • Pendekatan biaya (cost approach) Jumlah dibutuhkan untuk mengganti kapasitas jasa/service capacity (current cost replacement).
  • 32. Fair Value Measurement Pernyataan FASB juga menyediakan sebuah “fair value hierarchy”, tiga level yang digunakan untuk mengestimasi fair value. Level tersebut adalah : • Level 1 Menggunakan harga aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam referensi pasar-pasar yang aktif kapanpun informasi tersedia. • Level 2 Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam pasar-pasar yang aktif tidak tersedia, maka penilaian akan diestimasi pada harga-harga aset-aset atau utang-utang yang mirip di dalam pasar-pasar aktif. • Level 3 Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang sama atau serupa di dalam pasar-pasar aktif tidak tersedia, atau perbedaan antara aset-aset dan utang-utang yang serupa tidak dapat menentukan obyektivitas, fair value akan diestimasi menggunakan penilaian dengan bermacam-macam teknik yang konsisten dengan market approach, pendekatan pendapatan dan biaya.
  • 33. Penggunaan Fair Value Measurement AASB 139 Financial Intruments: Recognition and Measurement 33 Jenis Aset Finansial Metode Pengukuran Hutang dan piutang Amortised cost Held to maturity investments Amortised cost Available for sale securities Fair value, gain dan loss dari remeasurement diakui pada elemen ekuitas Financial assets held for trading and derivatives Fair value, gain dan loss dari remeasurement diakui sebagai profit atau loss