Logam alkali memiliki sifat fisis dan kimia yang mirip, namun semakin besar nomor atomnya maka semakin lunak dan reaktif. Logam-logam ini sangat reaktif sehingga harus disimpan dalam minyak. Senyawa-senyawa logam alkali banyak digunakan dalam industri, seperti natrium klorida untuk memasak dan membuat deterjen, serta natrium hidroksida untuk membuat sabun dan kertas.
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Presentasi Kimia Alkali
1.
2.
3. Fransium merupakan zat radioaktif. Logam alkali
merupakan unsur logam yang lunak (mudah diiris
dengan pisau). Pada saat logam dibersihkan, terlihat
warna logam putih mengkilap (seperti perak).Disebut
logam alkali karena oksidanya mudah larut dalam air
dan menghasilkan larutan yang bersifat basa
(alkalis). Sebagian besar senyawa-senyawa logam
alkali larut dalam air, walaupun kelarutannya
berbeda-beda. Semua logam alkali sangat reaktif
sehingga di alam tidak pernah diperoleh dalam
keadaan bebas. Di alam terdapat dalam bentuk
senyawa.
4.
5. Sifat Fisis Golongan Alkali
Sifat unsur logam alkali terutama ditentukan oleh kecendrungannya
melepaskan satu elektron. Perbedaan sifat unsur yang satu dengan yang
lain menunjukkan keteraturan dari atas ke bawah dalam sistem periodik,
seperti terlihat pada tabel di bawah :
6. Dapat dilihat bahwa kecenderungan sifat logam alkali sangat teratur. Dari atas ke bawah secara berurutan
yang semakin besar adalah :
1. jari-jari atom
2. massa atom
3. massa jenis (kerapatan)
Dapat dilihat dari atas ke bawah jari-jari atom bertambah besar sehingga jarak antara inti dengan elektron
kulit terluar bertambah besar. Dengan demikian besarnya energi untuk melepas elektron valensinya (energi
ionisasi) semakin kecil. Dengan semakin kecil harga energi ionisasi maka dari atas ke bawah ( Li ke Cs )
semakin besar kereaktifannya.
Sementara itu, Dari atas ke bawah yang secara berurutan semakin kecil:
1. energi ionisasi
2. afinitas elektron
3. keelektronegatifan
4. titik leleh
5. titik didih
Titik leleh yang cukup rendah menunjukkan bahwa logam alkali merupakan logam yang lunak. Lunaknya
logam bertambah dengan bertambahnya nomor atom.
7. Sifat Kimia Logam Alkali
Unsur-unsur pada golongan I A atau logam-logam alkali bersifat
sangat reaktif. Selain disebabkan oleh jumlah elektron valensi yang hanya
satu dan ukuran jari-jari atom yang besar, sifat ini juga disebabkan oleh
harga energi ionisasinya yang lebih kecil dibandingkan logam golongan
lain. Dari atas ke bawah pada sistem periodik, harga energi ionisasi
semakin kecil sehingga logamnya semakin reaktif. Di udara pun unsur-
unsur ini akan bereaksi dengan oksigen atau air. Oleh karena itu biasanya
disimpan dalam wadah tertutup berisi minyak tanah atau hidrokarbon inert.
Unsur-unsur logam alkali merupakan reduktor yang kuat. Litium
merupakan reduktor terkuat (potensial elektrodanya -3.05 v), sedangkan
Natrium paling lemah (-2.7 v).
8. Reaksi natrium dengan air
• Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air
adalah gas hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang
dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa
yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu
dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah
sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang
eksotermis. Li bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan
kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium dan
sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
9. • Reaksi dengan Udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen.
Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak
atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.
Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen
membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan
struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa
oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2 ―→ 2L2O (L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam
tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium
membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat
pula membentuk membentuk superoksida.
Na(s) + O2(g) → Na2O2(s)
L(s) + O2(g→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
10. Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk
senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom
hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) ―→ 2LH(s) (L = logam alkali)
Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali
merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali
dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi
ini berupa garam halida.
2L + X2 ―→ 2LX (L = logam alkali, X = halogen)
11. • Reaksi Logam Alkali dengan Senyawa Amonia
Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amonia bila dipanaskan dan
akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida. Logam alkali bereaksi dengan
amonia membentuk gas H2 dan logam amida (MNH2).
2L + 2HCl ―→ LCl + H2
2L + 2NH3 ―→ LNH2 + H2
2 L (s) + 2 NH3 (l) → 2 L+ (s) + 2 NH2
– (s) + H2 (g)
(L = logam alkali)
• Reaksi Logam Alkali dengan Nitrogen
Tidak semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya litium yang
membentuk litium nitrit (Li3N).
Reaksi:
6 Li(s) + N2(g) → 2 Li3N(s)
12. • Warna Nyala Logam Alkali
Logam alkali bila dipanaskan dapat
menghasilkan warna nyala api yang khas untuk
masing-masing jenis logam alkali. Litium ( Li )
menghasilkan warna nyala api merah, natrium ( Na )
menghasilkan warna nyala api kining atau oranye,
kalium ( K ) menghasilkan warna nyala api ungu,
rubidium ( Rb ) menghasilkan warna nyala api biru
kemerahan dan cesium ( Cs ) menghasilkan warna
nyala api biru.
13. Pembuatan (ekstraksi) Logam Alkali
A. Metode Elektrolisis
Logam Li dan Na adalah reduktor kuat sehingga tidak mungkin diperoleh dengan
mereduksi oksidanya. Oleh karena itu logam-logam ini diperoleh dengan cara
elektrolisis.
1. Elektrolisis Logam Natrium ( Na )
Logam natrium dibuat dengan cara elektrolisis leburan (lelehan) NaCl yang dicampur
CaCl2 yang berguna untuk menurunkan titik leleh/cair dari 810º C menjadi sekitar
580º C. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda dari grafit dan
katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+
bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda,
sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda. Persamaan reaksinya :
2NaCl(l) → 2Na+(l)+ 2Cl-(l)
Katoda (-) 2Na+(l) + 2e- → 2Na(s)
Anoda (+) 2Cl-(l) → Cl2(g) + 2e-
--------------------------------------------------
2NaCl(l) → 2Na(s) + Cl2(g)
A. Metode Elektrolisis
14. 2. Elektrolisis Logam Litium (Li)
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada suhu 100 oC
kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang terbentuk
dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi
ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga diperoleh
garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun karena titik
lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan perbandingan
volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur
LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah sebagai berikut
Katoda : Li+ + e ―→ Li
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
15. B. Metode reduksi
Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis
karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali
dalam larutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh
Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode reduksi.
Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan
mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na + LCl ―→ L + NaCl (L= kalium, rubidium dan sesium)
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang
keluar kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu
sehingga terbentuk padatan logam L. Karena jumlah produk berkurang
maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya hingga
semua logam L habis bereaksi.
Gambar Logam Sesium Gambar Logam RubidiumGambar Logam Kalium
16. Kegunaan Logam Alkali dan Senyawanya
1. Kegunaan natrium ( Na )
• Sebagai pendingin pada reaktor nuklir
• Natrium digunakan pada pengolahan logam-logam tertentu
• Uap natrium digunakan untuk lampu natrium yang dapat menembus kabut
• Untuk membuat senyawa natrium seperti Na2O2 (natrium peroksida) dan NaCN
(natrium sianida)
• Natrium juga digunakan untuk foto sel dalam alat-alat elektronik.
2. Kegunaan Senyawa Natrium
a. Natrium Klorida
Senyawa natrium yang paling banyak diproduksi adalah natrium klorida
(NaCl). Natrium klorida dibuat dari air laut/ dari garam batu. Kegunaan
senyawa natrium klorida antara lain :
• Bahan baku untuk membuat natrium (Na), klorin (Cl2), hydrogen (H2), hydrogen
klorida (HCl) serta senyawa- senyawa natrium seperti NaOH dan Na2CO3.
• Pada industri susu serta pengawetan ikan dan daging.
• Di negara yang bermusim dingin, natrium klorida digunakan untuk mencairkan
salju di jalan raya.
• Regenerasi alat pelunak air.
• Pada pengolahan kulit.
• Pengolahan bahan makanan yaitu sebagai bumbu masak atau garam dapur.
17. b. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida dihasilkan melalui elektrolisis larutan NaCl. Natrium hidroksida
disebut dengan nama kaustik soda atau soda api yang banyak digunakan dalam
industri berikut :
• Industri sabun dan deterjen. Sabun dibuat dengan mereaksikan lemak atau minyak
dengan NaOH.
• Industri pulp dan kertas. Bahan dasar pembuatan kertas adalah selulosa (pulp)
dengan cara memasak kayu, bambu dan jerami dengan kaustik soda (NaOH).
• Pada pengolahan aluminium Kaustik soda digunakan untuk mengolah bauksit
menjadi Al2O3 (alumina) murni.
• NaOH juga digunakan dalam industri tekstil, plastik, pemurnian minyak bumi, serta
pembuatan senyawa natrium lainnya seperti NaClO.
c. Natrium Karbonat (Na2CO3)
Natrium karbonat berasal dari sumber alam yaitu trona dan dapat juga dibuat dari
NaCl. Natrium karbonat dinamakan juga soda abu. Natrium karbonat banyak
digunakan untuk :
• Industri pembuatan kertas, untuk membentuk sabun damar yang berfungsi menolak
air dan pengikat serat selulosa (pulp)
• Industri kaca, industri deterjen, bahan pelunak air (menghilangkan kesadahan pada
air).
18. d. Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Natrium bikarbnat disebut juga soda kue. Kegunaannya sebagai
bahan pengembang pada pembuatan kue.
e. Natrium Sulfida (Na2S)
Digunakan bersama-sama dengan NaOH pada proses
pengolahan pulp (bahan dasar pembuat kertas).
f. Natrium Sulfat (Na2SO4)
Natrium sulfat dibuat dari NaCl dengan H2SO4 dengan
pemanasan dengan reaksi :
2NaCl(s) + H2SO4(l) → Na2SO4(s) + 2HCl(g)
Kegunaannya sebagai bahan yang dapat dipakai untuk
menyimpan energi surya, sehingga dapat dipakai sebagai
penghangat ruangan dan penghangat air.
19. g. Kegunaan senyawa natrium yang lain
NaCN untuk ekstraksi emas dan untuk mengeraskan baja.
NaNO2 untuk bahan pengawet.
NaHSO3 untuk proses pembuatan pulp.
Na2SiO3 untuk bahan perekat atau pengisi dalam industri kertas (karton)
dan sebagai bahan pengisi pada industri sabun.
Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan
oleh industri pembuat kaca.
Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.
Na-sitrat, zat anti beku darah.
Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).
20. 3. Kegunaan Kalium (K)
Kegunaan kalium dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut:
Unsur kalium sangat penting bagi
pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan
garam-garam kalium, tidak sebagai ion
K+sendiri, tetapi bersama-sama dengan ion
Ca2+ dalam perbandingan tertentu.
Unsur kalium digunakan untuk pembuatan
kalium superoksida (KO2) yang dapat bereaksi
dengan air membentuk oksigen.Persamaan
reaksinya:
4KO2(S) + H2O(l) → 4KOH(aq) + 3O2(g)
senyawa KO2 digunakan sebagai
bahan cadangan oksigen dalam tambang
(bawah tanah), kapal selam, dan digunakan
untuk memulihkan seseorang yang keracunan
gas.
21. 4. Kegunaan Senyawa kalium
Kegunaan senyawa kalium ialah sebagai berikut :
1. KOH digunakan pada industri sabun lunak atau lembek.
2. KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
3. KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan
peledak, petasan dan kembang api.
4. KClO3 digunakan untuk pembuatan korek api, bahan
peledak, dan mercon. KClO3 dapat juga digunakan sebagai
bahan pembuat gas Cl2, apabila direaksikan dengan larutan
HCl pada laboratorium.
5. K2CO3 digunakan pada industri kaca.
22. 6. Kalium bromida (KBr), obat penenang saraf
(sedative), pembuat plat potografi
7. K2CrO4, indicator dalam titrasi argentomeri
8. K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator)
9. KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan
10.Kalium nitrat (KNO3), bahan mesiu, bahan pembuat
HNO3
11. K-sitrat, obat diuretik dan saluran kemih
12. K-hidrogentartrat, bahan pembuat kue (serbuk
tartar).
13. Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter
CO2 pada alat bantuan pernafasan. Gas CO2 yang
dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi
dengan KO2 menghasilkan O2
23. 5. Kegunaan Logam Alkali Lain dan Senyawanya
Selain natrium dan kalium, kegunaan logam alkali
sebagai berikut:
• Litium digunakan untuk membuat baterai.
• Rubidium (Rb) dan Cesium (Cs) digunakan
sebagai permukaan peka cahaya dalam sel
fotolistrik yang dapat mengubah cahaya menjadi
listrik.
• Li2CO3 digunakan untuk pembuatan beberapa
jenis peralatan gelas dan keramik.