SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 1 
PENDAHULUAN 
1.1 DASAR HUKUM 
1. Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; 
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1091), Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 51) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja Dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821; 
3. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 
4. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 2 
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan 
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah 
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan 
Penataan Ruang (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembar 
Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara 
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 
Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); 
10. Peraturan Presiden RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera 
(Lembaran Negara RI Tahun 2011 Nomor 31). 
1.2 PROFIL KABUPATEN MUSI RAWAS 
1.2.1 Gambaran Umum 
Kabupaten Musi Rawas merupakan daerah perlintasan antar provinsi dan terletak di bagian barat provinsi 
dan berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi. Secara geografis, wilayah ini 
terletak pada koordinat: 1020 07’ 00” - 1030 40’ 00” BT dan 20 20’ 00” – 30 38’ 00” LS. Adapun batas-batas 
wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah: 
 Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Provinsi Jambi. 
 Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Empat Lawang. 
 Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Provinsi Bengkulu. 
 Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Muara Enim dan wilayah Kabupaten Musi 
Banyuasin. 
Kabupaten Musi Rawas memiliki wilayah seluas lebih kurang 1.236.582,66 ha (12.365,83 km 2 ) yang 
terdiri dari 21 kecamatan. Muara Lakitan merupakan kecamatan terluas di kabupaten ini, dengan luas 
lebih kurang 199.785,80 Ha (16,16%). Sedangkan Kecamatan Tugumulyo merupakan kecamatan 
dengan luas paling kecil, yakni seluas lebih kurang 5.779,00 Ha (0,47%). 
Ketinggian lahan di Kabupaten Musi Rawas berkisar antara 25-2.270 meter di atas permukaan laut. Titik 
tertinggi dijumpai di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, yakni di wilayah Kecamatan Ulu Rawas, 
sedangkan titik terendah berada di hilir Sungai Rawas, yakni di Kecamatan Rawas Ilir. Ditinjau dari 
kemiringannya, Kabupaten Musi Rawas sebagian besar merupakan wilayah datar dan berombak (lereng 
0- 8%) yang luasnya mencapai 611,973.71 Ha (>49.49%) serta lahan agak bergunung sampai bergunung 
(lereng >40%), dengan luas 275,102.35 Ha (22,25%). Lainnya berupa lahan dengan bentuk wilayah 
bergelombang, agak berbukit, dan berbukit (lereng 9-40%).
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 3 
Tabel I - 1. 
Luas Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas 
No KECAMATAN LUAS Ha % 1 Selangit 83.540,76 6,76 2 Tugumulyo 5.779,00 0,47 3 Bts Ulu 64.809,39 5,24 4 Muara Lakitan 199.785,80 16,16 5 Nibung 72.699,14 5,88 6 Rawas Ilir 104.528,79 8,45 7 Karang Dapo 34.123,40 2,76 8 Rawas Ulu 33.230,88 2,69 9 Rupit 70.979,77 5,74 10 Ulu Rawas 150.714,73 12,19 11 Karang Jaya 131.625,52 10,64 12 Jaya Loka 30.616,71 2,48 13 Suka Karya 22.292,43 1,80 14 Muara Beliti 20.886,76 1,69 15 Tiang Pumpung Kepungut 17.033,22 1,38 16 Muara Kelingi 58.638,71 4,74 17 Tuah Negeri 29.337,51 2,37 18 Purwodadi 9.713,20 0,79 19 Megang Sakti 52.554,34 4,25 20 STL. Ulu Terawas 33.812,34 2,73 21 Sumber Harta 9.880,26 0,80 Total 1.236.582,66 100,00 
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas (2008)
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 4
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 5
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 6
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 7 
Lahan dengan bentuk wilayah datar (0-8%) umumnya dijumpai di dataran banjir kiri kanan Sungai Rawas dan Sungai Lakitan, dataran rawa belakang (back swamp), dan sebagian kecil daerah kaki bukit. Secara dominan 
lahan dengan bentuk wilayah datar ini menyebar di beberapa wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Muara Lakitan, Nibung, Rawas Ilir, dan Rupit. Lahan-lahan datar ini sebagian berupa rawa bergambut, tanah gleisol, dan tanah podsolik yang umumnya telah dikembangkan untuk budidaya perkebunan kelapa sawit, karet rakyat, dan sebagian lainnya masih berupa semak belukar. Lahan bergelombang (9-15%) terutama banyak dijumpai di Kecamatan Muara Lakitan, Muara Kelingi, dan Karang Jaya. Lahan agak berbukit (16-25%) terutama dijumpai di Kecamatan Muara lakitan, Rawas Ilir, dan Nibung. Lahan berbukit (26-40%) terutama dijumpai di Kecamatan Karang Jaya, Ulu Rawas, dan Muara Lakitan. Sedangkan lahan agak bergunung hingga bergunung (>40%) terutama banyak dijumpai di Kecamatan Ulu Rawas, Selangit, dan Karang Jaya dengan peruntukan berupa Taman Nasional Kerinci Seblat. 
Tabel I - 2. 
Luas Kelas Ketinggian Lokasi kabupaten Musi Rawas 
No Ketinggian (meter dpl) LUAS Ha % 1 25-500 1068874.84 86.44 2 >500-1000 89568.90 7.24 3 >1000-1500 53867.94 4.36 4 >1500-2000 22514.98 1.82 5 >2000 1756.00 0.14 Total 1236582.66 100.00 
Sumber: Hasil Analisis Peta Topografi Skala 1:50.000 (Jantop, TNI-AD, 1991) 
Kondisi aksesibilitas di Kabupaten Musi Rawas, terdapat beberapa akses keluar masuk Kabupaten Musi Rawas, namun akses tertinggi hanyalah Jalur Lintas Tengah Sumatera (Trans Sumatera) yang membujur utara-selatan pada wilayah Musi Rawas. Memang terdapat askes ke wilayah sekitar seperti Curup, Muara Enim, Lahat dan Mangunjaya, namun semuanya bersimpul di Kota Lubuklinggau. Secara fungsional dan faktual Kabupaten Musi Rawas adalah hinterland dari Kota Lubuklinggau. Realita ini akan menjadi pertimbangan utama dalam merumuskan strategi pengembangan wilayah Musi Rawas. 
Sebagian besar kondisi jaringan jalan yang menghubungkan antar ibukota kecamatan relatif baik, meski jarak tempuh cukup jauh. Hanya di bagian utara dan selatan saja kondisi jalan terlihat rusak sampai rusak parah. Keadaan ini sudah berlangsung cukup lama dan menyebabkan Karya Makmur dan Bangun Jaya sedikit terisolir dan berdampak terhadap perkembangan kawasan sekitarnya. Pada sisi lain sistem
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 8 
jaringan jalan dengan tingkat aksesibilitas seperti yang terjadi saat ini akan membentuk konsentrasi perkembangan bertumbuh di sepanjang jalan Trans Sumatera. Hal ini perlu diantisipasi, karena konsentrasi pada jalan utama tersebut akan menciptakan kesenjangan pertumbuhan. 
Sistem transportasi di Kabupaten Musi Rawas, secara umum didominasi oleh sistem transportasi darat, terdiri dari transportasi jalan dan kereta api. Transportasi jalan tersebut telah menjangkau seluruh wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Secara regional, Kabupaten Musi Rawas mempunyai kedudukan strategis dalam pergerakan eksternal dengan propinsi-propinsi lain di Pulau Sumatera karena dilalui Jalan Negara yang menuju ke Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan Propinsi Sumatera Barat. 
Gambar 1 - 4 
Sistem Jaringan Jalan Regional Kabupaten Musi Rawas 
Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Rawas 2007 
Sampai dengan Tahun 2009, panjang jalan yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas adalah 2.857,47 km, sebagian besar ruas jalan berdasarkan jenis permukaan sebagian besar berupa jalan tanah/kerikil dan aspal dengan persentase masing-masing sebesar 33,98% dan 31,64% sedangkan jenis lainnya seperti lapen sebesar 6,35%, tanah sebesar 27,32% dan tidak terperinci (pembukaan) sebesar 0,71%. 
Untuk prasarana transportasi lainnya, di Kabupaten Musi Rawas terdapat 1 terminal tipe A di Kota Lubuklinggau (saat ini masih dikelola Pemkab. Musi Rawas) dan 1 terminal tipe C di Kecamatan Muara Rupit, yang melayani angkutan antar kota kecamatan, serta jaringan rel kereta api. Kabupaten Muara Beliti dilalui jalur kereta api dari Stasiun Kertapati Palembang-Lubuklinggau.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 9 
Tabel I - 3. 
Kondisi Jalan Pada Jaringan Jalan di Kabupaten Musi Rawas 
Kondisi Jalan Jalan Negara (Km) Jalan Provinsi (Km) Jalan Kabupaten/Kota (Km) 2006 2009 % peningkatan/ penurunan 2006 2009 % peningkatan/ penurunan 2006 2009 % peningkatan/ penurunan Baik 166,41 250,49 (+) 84,00 - - - 135,70 657,69 (+) 522,00 Sedang 10,00 3,00 (-) 7,00 93,20 97,20 (+) 4,00 395,40 341,12 (-) 55,00 Rusak - - - 64,35 62,85 (-) 2,00 461,30 58,14 (-) 404,00 Rusak Berat 77,08 - (-) 77,08 41,85 39,85 (-) 2,00 46,89 2,74 (-) 45,00 
Sumber : Kab. Musi Rawas Dalam angka, 2010 
Ket : (+) Menunjukkan Peningkatan 
(-) Menunjukkan Penurunan 
Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Musi Rawas, pada umumnya penduduk mendapatkan layanan air bersih berupa layanan non-perpipaan dari sumur gali dan sungai. Saat ini dibangun instalasi pengolahan air (IPA) kapasitas 5-60 l/d yang memanfaatkan sumber air dari Sungai dan air tanah serta ground reservoir sampai kapasitas 1000 m3. 
Fasilitas kesehatan di Kabupaten Musi Rawas adalah 1 RS Umum yang masih berada dikawasan Kota Lubuklinggau dan 2 unit RS Umum yang berada di Kecamatan Muara Beliti dan Kecamatan Rupit, 27 Puskesmas yang tersebar di 21 Kecamatan, 145 Puskesmas Pembantu, 9 Balai pengobatan, 1 Klinik bersalin yang terdapat di Kecamatan Tugumulyo, serta 138 Poliklinik Desa yang tersebar merata. 
Fasilitas peribadatan di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 554 Masjid, 342 Langgar, 87 Mushola, 28 Gereja, 4 Kapel yang berada di Kecamatan Nibung 1 unit dan Kecamatan Tugumulyo 3 unit, 5 Vihara yang tersebar di 5 Kecamatan, serta 12 Pura yang tersebar di Kecamatan Purwodadi (3 Pura), Kecamatan Suka Karya (1 Pura), Kecamatan Muara Kelingi (1 Pura), Kecamatan Megang Sakti (2 Pura), Kecamatan Muara Beliti (1 Pura) serta Kecamatan Nibung (4 Pura). 
Sedangkan fasilitas pendidikan di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 1 buah taman Kanak-kanak yang berada di Kecamatan Muara Beliti, 458 Sekolah Dasar, 124 Sekolah Menengah Pertama/Sederajat (87 unit SMP dan 37 Madrasyah Ibtidaiyah), 40 Sekolah Menengah Atas, serta 4 Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di Kecamatan Tugumulyo (2 unit), Muara Beliti (1 Unit) dan Kecamatan Tuah Negeri (1 Unit). Tampaknya, pembangunan fasilitas pendidikan lebih banyak diarahkan untuk rentang SD sampai dengan SMU/SMK. Untuk lebih jelasnya jumlah dan penyebaran sarana pendidikan di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 10 
Tabel I - 4. 
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Dirinci Per Kecamatan 
KECAMATAN TK SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat SMK Rawas Ulu - 26 8 2 - Ulu Rawas 
- 
11 
2 
1 
- Rupit - 26 7 3 - Karang Jaya 
- 
19 
5 
2 
- STL Ulu - 26 7 2 - Selangit 
- 
16 
4 
1 
- Sumber Harta - 18 5 0 - Tugumulyo 
- 
32 
11 
4 
2 Purwodadi - 14 3 1 - Muara Beliti 
1 
20 
4 
2 
1 T P Kepungut - 11 1 1 - Jaya Loka 
- 
17 
4 
2 
- Suka Karya - 10 4 2 - Muara Kelingi 
- 
33 
10 
4 
- BTS Ulu - 27 7 2 - Tuah Negeri 
- 
21 
7 
3 
1 Muara Lakitan - 34 8 1 - Megang Sakti 
- 
36 
11 
3 
- Rawas Ilir - 24 7 1 - Karang Dapo 
- 
18 
5 
1 
- Nibung - 18 4 2 - Jumlah 
1 
458 
124 
40 
4 
Sumber: Kabupaten Musi Rawas dalam angka Tahun 2010 
Untuk fasilitas perdagangan, di Kabupaten Musi Rawas terdapat 15 buah Pasar tersebar dibeberapa lokasi yaitu Pasar B. Srikaton, Pasar O Mangun Harjo, Pasar Megang Sakti, Pasar Muara Rupit, Pasar Surulangun Rawas, Pasar Muara Kelingi, Pasar BTS Ulu, Pasar Jayaloka, Rawas Ilir, Sumber Harta serta pasar di Agropolitan Center dan 5 Agropolitan Distrik. 
Layanan telekomunikasi di Kabupaten Musi Rawas, sebagian telah terlayani oleh jaringan telepon kabel, serta layanan saluran telekomunikasi seluler oleh beberapa provider (penyedia) di sebagian wilayahnya. Untuk jaringan telepon kabel, setiap tahunnya menunjukkan peningkatan meskipun tidak banyak. Pada tahun 2004, jumah pelanggan telepon di Kabupaten Musi Rawas adalah sebanyak 1,066 pelanggan, dan pada tahun 2008 mencapai 1,083 pelanggan.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 11 
Untuk jaringan pelayanan kantor pos, di Kabupaten Musi Rawas terdapat 9 Kantor Pos Pembantu yang tersebar di 9 Kecamatan, seperti di Kecamatan Rawas Ulu, Rupit, Tugumulyo, Muara Beliti, Jayaloka, Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti dan Kecamatan Rawas Ilir. 
1.2.2 Sosial Budaya dan Kependudukan 
“Lan Serasan Sekentenan” demikian masyarakat Musi Rawas mengenal filosofi daerah yang artinya pekerjaan dilakukan secara bergotong royong, menunjukan persatuan. Hingga kini komunitas adat di berbagai tempat di Musi Rawas masih kental dengan sifat ke gotong royongan dan kebersamaan, masyarakat adat setempat mengistilahkan ”Teletang Samo Minum Ayo, Terukup Samo Makan Tana” sama halnya komunitas petani lainnya di Indonesia rasa kebersamaan semacam itu masih terjaga hingga kini. 
Masyarakat Musi Rawas sangat terbuka, meskipun berwatak keras kita dapat berkomunikasi dengan baik saling menghargai masyarakat adat lainnya di Musi Rawas seperti Terawas, Muara Kelingi, Jayaloka, Megang Sakti, Rawas Ulu, dan Rawas Ilir, bahkan dengan komunitas pendatang seperti Jawa, Padang, Sumatera Utara, Madura, Bali-pun semuanya dapat kita terima dengan terbuka, selama mereka menghargai budaya dan nilai adat setempat serta mau berinteraksi dengan masyarakat asli. Adat kami mengatakan, "Tebing Betaut Same Junjang, Ulak Bepadu Semberangan" pada dasarnya manusia sama derajatnya, jangan saling meremehkan. Komunitas lain yang hidup berdampingan diberi keleluasan untuk mengembangkan identitas daerahnya hal ini terbukti, adanya kelompok-kelompok komunitas pendatang seperti Ikatan Keluarga Minang (IKM), Ikatan Keluarga Jawa Timur (Arema), Perkumpulan Batak Muslim (PBM) umumnya aktifitas komunitas tersebut masalah sosial dan kekeluargaan. 
Sampai dengan tahun 2009, penduduk di Kabupaten Musi Rawas mencapai 505.940 penduduk dan terdistribusi secara cukup merata di 21 Kecamatan. Distribusi penduduk di Kabupaten Musi Rawas secara umum dapat dikelompokkan dalam 3 Kelompok. Kelompok dengan distribusi penduduk 8-9%, merupakan distribusi penduduk yang terbanyak adalah di Kecamatan Megang Sakti (9,52%) dan Kecamatan Tugumulyo (8,38%). Sedangkan persebaran penduduk dengan distribusi 5-6% berada di Kecamatan Rawas Ulu, Rupit, Karang Jaya, STL Ulu, Muara Kelingi, dan Muara Lakitan. Dan kecamatan lainnya, merupakan kelompok kecamatan dengan distribusi 1-4%. Kecamatan Tugumulyo merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi di Kabupaten Musi Rawas, dengan kepadatan penduduk mencapai 626,36 jiwa/ha. Angka tersebut cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Musi Rawas yang besarnya 40 jiwa/ha. Sedangkan Kecamatan Ulu Rawas merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan terrendah sebesar 7,25 jiwa/ha dan Kecamatan Muara Lakitan sebesar 17,82 jiwa/ha.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 12 
Tabel I - 5. 
Luas, Jumlah, Persebaran & Kepadatan Penduduk 
di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 
No Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Penduduk Persebaran Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 1 Rawas Ulu 49.816,88 31.387 6,20 63,00 2 
Ulu Rawas 
145.287,89 
10.538 
2,08 
7,25 3 Rupit 40.975,73 30.430 6,01 74,26 4 
Karang Jaya 
140.803,48 
29.024 
5,74 
20,61 5 STL. Ulu 59.692,40 27.210 5,38 45,58 6 
Selangit 
71.733,91 
17.523 
3,46 
24,43 7 Sumber Harta 10.378,03 17.882 3,53 172,31 8 
Tugumulyo 
6.770,91 
42.410 
8,38 
626,36 9 Purwodadi 6.325,77 14.578 2,88 230,45 10 
Muara Beliti 
17.562,87 
20.983 
4,15 
119,47 11 T.P. Kepungut 32.642,43 12.629 2,50 38,69 12 
Jaya Loka 
16.045,82 
13.202 
2,61 
82,28 13 Sukakarya 12.153,13 11.296 2,23 92,95 14 
Muara Kelingi 
64.581,90 
33.856 
6,69 
52,42 15 BTS Ulu 75.153,61 23.471 4,64 31,23 16 
Tuah Negeri 
26.345,09 
22.817 
4,51 
86,61 17 Muara Lakitan 196.353,62 34.968 6,92 17,82 18 
Megang Sakti 
39.977,66 
48.185 
9,52 
120,53 19 Rawas Ilir 108.813,45 24.276 4,80 22,31 20 
Karang Dapo 
54.875,51 
17.490 
3,46 
31,87 21 Nibung 60.292,57 21.767 4,30 36,10 
Jumlah 
1,236,582.66 
505.940 
100,00 
40,91 
Sumber : Kabupaten Musi Rawas dalam angka 2010 
Dalam bidang pendidikan, tingkat partisipasi sekolah untuk tingkat SD di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat SD tahun 2009 adalah sebesar 97.93% dari jumlah penduduk usia SD, atau meningkat dibandingkan kondisi pada tahun 2008 yang hanya 97,45%. Untuk SLTP nilai APM tahun 2009 sebesar 84,59% dari jumlah penduduk usia SLTP, atau naik dibanding tahun 2008 yang besarnya adalah 84,59%. Sedangkan APM untuk tingkat SLTA tahun 2009 sebesar 51,49% dari jumlah penduduk usia SLTA, angka tersebut juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 yang yang besarnya adalah 48,35%. Keseluruhan tingkat partisipasi sekolah di Kabupaten Musi Rawas
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 13 
masih cukup rendah dan Kecamatan Selangit merupakan kecamatan yang paling rendah tingkat partisipasinya pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA. (Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2010). 
Berdasarkan data SAKERDA tahun 2009 penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Musi Rawas adalah sebesar 239,422 orang. Dari jumlah tersebut sesuai dengan aktivitas ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian. 74,00% tenaga kerja di kabupaten ini hidup dari sektor pertanian, terutama di sub sektor perkebunan dan tanaman pangan. Mata pencaharian penduduk lainnya yang cukup dominan adalah pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana 50.960 tenaga kerja bekerja di sektor ini. Sedangkan sektor yang menyerap tenaga kerja terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih yang menyerap tenaga kerja hanya 4,72%, sementara tingkat pengangguran di Kabupaten Musi Rawas sangat rendah yaitu hanya 5,29%. 
Sebagian besar penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2009 merupakan pemeluk Agama Islam (98.68%), selebihnya (1,32%) adalah pemeluk Agama Kristen, Katholik, Hindhu dan Budha. Penduduk yang beragama Hindu banyak berada di Kecamatan Nibung dan beberapa kecamatan lainnya. Sedangkan penduduk yang beragama Budha, lebih banyak berada di Kecamatan Jayaloka, Megang Sakti dan Kecamatan Tugumulyo. 
1.2.3 Potensi Bencana Alam 
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Kehutanan didapat data bahwa luas Taman Nasional Kerinci Sebelat sesuai dengan SK Menteri Kehutanan adalah 251.251 Ha dan luas Hutan Produksi maupun Hutan Lindung totalnya adalah 631.404 Ha (51,06%). Namun kondisi terakhir berdasarkan Peta BPN diketahui bahwa luas Hutan Lebat dan Hutan Sejenis tinggal 321.475 Ha (26%) atau telah terjadi penurunan luas hutan (berdasarkan status) sebesar 25% (309.929 Ha). Dari peta BPN tersebut juga teridentifikasi 6.050 Ha tanah di Musi Rawas rusak. 
Pada musim hujan desa-desa yang berada di sempadan Sungai Musi, Rawas dan Lakitan umumnya mengalami banjir tahunan, terutama pada bulan Desember. Pada Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Nasional diketahui bahwa TNKS merupakan Kawasan Strategis Nasional, bahkan telah menjadi perhatian dunia karena kekayaan anekaragaman hayatinya dan sekaligus menjadi salah satu paru-paru dunia berkenaan dengan isu pemanasan global (global warming). Berdasarkan hasil analisis tanah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan ini penyebarannya cukup luas, yakni di sepanjang dataran banjir S. Rawas dan S. Musi Hulu, menyebar di Kecamatan Rawas Ilir, Nibung, Karang Dapo, Rupit, Megang Sakti, Muara Kelingi dan Muara Lakitan. Kawasan ini sebagian berupa hutan dan semak belukan dan sebagian lainnya telah dikembangkan untuk Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) dengan komoditi kelapa sawit. 
1.2.4 Sumber Daya Alam 
Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar Sarolangon (Bangko) 0913, Skala 1:250.000 (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1992), geologi Musi Rawas umumnya
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 14 
terbentuk oleh batuan endapan permukaan, dengan formasi geologi umumnya merupakan formasi kwarter dan tersier. Formasi kwarter terdiri dari: endapan rawa (Qs) dan Formasi Kasai (QTk). Sedangkan formasi tersier terdiri dari formasi Muara Enim (Tmpm), formasi Jaten (Tmj), formasi Nampol (Tmn), formasi Oyo (Tmo), formasi Wuni (Tmw), formasi Wonosari (Tmwl), formasi Arjosari (Toma), formasi Mandalika (Tomm), dan batuan Terobosan (Tomi). 
Sedangkan Jenis tanah di wilayah Kabupaten Musi Rawas sangat beragam. Dari hasil analisis Peta Land System (RePPProT, 1988) dan data survai lapangan menunjukkan, bahwa di Kabupaten Musi Rawas dijumpai 6 (enam) jenis tanah, yakni Aluvial, Podsolik, Koluvial, Kambisol, Gleisol, dan Litosol. Podsolik merupakan jenis tanah yang dominan di Kabupaten Musi Rawas, ncakup areal seluas 988.892 ha (79,97%). Podsolik menyebar ada daerah dataran datar hingga bergunung. Adapun jenis-jenis tanah yang dijumpai di Musi Rawas dapat dilihat pada Tabel 1 - 6. 
Tabel I - 6. 
Jenis Tanah di Kabupaten Musi Rawas 
No NAMA TANAH LUAS Soil Taxonomy (USDA, 1990) PPT, 1983 Ha % 1. Tropofluvent Aluvial 96.942 7,84 2. Tropudult Podsolik 988.892 79,97 3. Troporthent Koluvial 32.491 2,63 4. Dystropept Kambisol 56.210 4,55 5. Hydraquent Gleisol 6.057 0,49 6. Tropohemist Organosol 55.991 4,53 TOTAL 1.236.583 100,00 
Sumber: Hasil Analisis(2008) 
Untuk kondisi hidrologi, Kabupaten Musi Rawas mempunyai sumber daya air berupa Sungai yang besar yaitu Sungai Rawas dan Sungai Musi Hulu dimana keduanya menyatu menjadi Sungai Musi. Disamping kedua Sungai tersebut terdapat Sungai besar lainnya seperti Sungai Rupit, Sungai Kelingi, Sungai Megang, Sungai Lakitan, Sungai Lemutas, Sungai Semangus dan Sungai Gegas. Sungai Rawas mempunyai banyak anak Sungai yang berhulu di hutan TNKS. Aliran Sungai Rawas masuk dalam sub DAS Rawas yang panjang sungainya mencapai 230 km dengan kedalaman rata-rata 3m dan lebar rata- rata 50m serta debit 282,3 m³/det. Sedangkan jumlah anak-anak Sungai Rawas sendiri mencapai 14 Sungai. (sumber: studi JICA 2003 dan hasil pantauan BPSDA). Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Musi mempunyai 11 Sub DAS yaitu Sub DAS Batang Hari Leko, Sub DAS Beliti, Sub DAS Kikim, Sub DAS Komering, Sub DAS Lakitan, Sub DAS Lematang, Sub DAS Musi Hilir, Sub DAS Musi Hulu, Sub DAS
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 15 
Ogan, Sub DAS Semangus dan Sub DAS Rawas. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di wilayah Kabupaten Rawas merupakan bagian dari DAS Musi yaitu DAS Rawas , DAS Lakitan dan DAS Musi Hulu. DAS tersebut melingkup kecamatan-kecamatan kabupaten Musi Rawas. Untuk kondisi iklim di Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis basah dengan kelembaman udara rata-rata 87,0% dan penyinaran matahari rata-rata 61,9%. Temperatur udara di Kabupaten Musi Rawas berkisar antara 19,6º C hingga 32,9º C. Sebagai daerah tropis basah, rata-rata curah hujan di Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi yaitu 2.285 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 116 hari hujan per tahun. Adapun bulan kering yang terjadi hanya empat bulan yaitu bulan Juni sampai bulan September dan sisanya adalah bulan basah. Oleh karena itu, wilayah ini digolongkan dalam tipe curah hujan B (sangat basah). Berdasarkan Peta Kawasan Hutan Kabupaten Musi Rawas (Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas, 2007), luas kawasan hutan di Kabupaten Musiwaras mencakup areal lebih dari 51% luas kabupaten. Berdasarkan fungsinya kawasan hutan di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari: Taman Nasional (TN), Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan produksi konversi (HPK). Hutan Produksi Tetap (HP) dan Taman Nasional merupakan kawasan hutan paling dominan di Kabupaten Musi Rawas, yakni masing-masing seluas 301.458 Ha (24,38%) dan 251.251 Ha (20,32%). Jenis fungsi hutan dan luasannya sebagaimana disajikan pada Tabel 1 - 7. 
Tabel I - 7. 
Jenis Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya 
di Kabupaten Musi Rawas menurut Kecamatan Tahun (2008) 
No Kecamatan FUNGSI HUTAN Jumlah TN HL HP HPT HPK 1 2 3 4 5 6 7 1 BKLU Terawas 700 869 3.426 - - 4.995 2 Rawas Ulu - - 7.882 - - 7.882 3 Ulu Rawas 121.933 - 6.445 9.782 - 138.160 4 Rupit - - 24.251 0 - 24.251 5 Karang Jaya 55.731 134 24.974 15.464 - 96.303 6 Selangit 72.888 - - 1.141 - 74.029 7 Tugumulyo - 2 - - - 2 8 Purwodadi - 67 - - - 67 9 Jaya Loka - - 17.466 - 208 17.674 10 BTS, Ulu - - 31.134 - 1.028 32.162
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 16 
11 Muara Kelingi - - 6.727 - 19.001 25.728 12 Muara Lakitan - - 108.712 - 15.062 123.774 13 Megang Sakti - - 25.023 - 0 25.023 14 Rawas Ilir - 770 1.971 393 8.635 11.768 15 Karang Dapo - - 2.524 - 6.140 8.664 16 Nibung - - 40.923 - - 40.923 Total Luas (Ha) 251.251 1.842 301.458 26.780 50.072 631.404 (%) terhadap Luas Kab. 20,32 0,15 24,38 2,17 4,05 51,06 
Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas (2008) 
Sedangkan penggunaan lahan di Kabupaten Musi Rawas, berdasarkan hasil pengukuran berdasarkan peta Penggunaan Lahan yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Kabupaten Musi Rawas diketahui bahwa sebagian besar lahan merupakan perkebunan rakyat (45,41%) yang umumnya berupa tanaman Karet dan kedua didominasi oleh Hutan Lebat (20,21%) dan Belukar (16,85%). Bersesuaian dengan keberadaan TNKS, Kecamatan Ulu Rawas, Selangit dan Karang Jaya mempunyai hutan lebat yang paling luas diantara kecamatan lainnya. Sementara itu Rawas Ilir mempunyai lahan perkebunan yang paling luas. Sedangkan lahan pertanian terluas di Kabupaten Musi Rawas terdapat di Megang Sakti, Tugumulyo dan Purwodadi. Perkebunan besar yang pada fakta lapangan merupakan perkebunan swasta yang membudidayakan Sawit sebagian besar terdapat di Muara Lakitan dengan luas 23.408 Ha. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1 – 5 dan tabel 1 – 8.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 17
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 18
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 19
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 20
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 21
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 22
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 23 
Luas Kec. Kebun/ Ladang Empang/ Sawah Sawah Tada Badan Air Hutan Hutan Semak Rumput/ 
(Ha) Perkebunan Tegalan Tambak Irigasi Hujan (Danau/Irigasi Darat Rawa Belukar Tanah Kosong 
1 Rawas Ulu 31,850.00 187.88 - - - - - 474.84 - - - 31,187.28 - 
2 Ulu Rawas 139,099.66 61.00 - 3,543.13 - - - 500.58 113,345.26 36.96 2.07 21,483.33 127.34 
3 Rupit 71,000.00 796.69 4,469.05 2,346.67 - - - 1,627.92 37,498.00 135.99 185.98 23,312.06 627.64 
4 Karang Jaya 169,500.00 117.56 12,045.34 7,442.12 43.64 76.31 91.97 574.04 80,959.92 155.59 1,155.34 65,814.48 1,023.69 
5 STL Ulu 40,850.00 351.27 68.21 5,707.58 - 627.29 627.30 374.16 25,509.16 111.33 10.17 7,318.22 145.33 
6 Sumber Harta 10,600.00 193.92 1,370.29 1,929.24 - 3,010.28 - 127.13 - 26.66 - 3,942.49 - 
7 Selangit 80,350.00 150.98 19,357.40 - - - 9.58 270.88 46,295.87 5,644.67 - 8,620.63 - 
8 Tugu Mulyo 6,697.75 733.88 - 56.09 - 3,788.57 390.23 40.96 - 294.34 - 1,393.67 - 
9 Purwodadi 5,800.25 830.39 - - - 1,633.39 - 48.81 - 25.62 - 3,262.05 - 
10 Muara Beliti 19,200.00 260.82 34.21 142.90 245.91 73.06 382.29 17,292.07 768.74 
11 TP. Kepungut 29,300.00 99.66 - - - - - 158.81 - - - 29,041.53 - 
12 Jaya Loka 19,831.00 85.17 3,454.22 648.18 15,643.43 - 
13 Suka Karya 15,954.00 114.61 - - - - - 144.71 879.26 292.04 - 11,925.72 2,597.66 
14 BTS Ulu 70,600.00 139.19 30,345.33 1,437.22 - - - 710.61 14,356.31 2,539.67 1,168.57 17,420.00 2,483.10 
15 Muara Kelingi 46,450.00 115.32 13,694.43 554.01 55.15 530.88 31,500.21 
16 Tuah Negeri 36,800.00 328.10 346.65 133.16 - 160.32 234.22 - 1,603.17 967.55 2,534.44 25,702.84 4,789.56 
17 Muara Lakitan 201,300.00 169.22 27,563.12 3,286.64 4,763.09 26,206.16 1,845.62 1,125.49 134,406.32 1,934.34 
18 Megang Sakti 43,750.00 169.59 6,186.70 6,719.58 5,715.66 332.99 3,750.08 20,875.40 
19 Rawas Ilir 99,950.00 109.42 9,945.20 900.75 - - - 799.99 - 15,776.15 2,485.65 68,983.36 949.47 
20 Karang Dapo 29,950.00 113.36 14,170.60 918.04 315.13 11,919.44 481.47 1,964.79 67.17 
21 Nibung 67,750.00 14.81 12,172.71 5,139.95 - - - - - 1,310.30 578.97 41,198.85 7,334.39 
Jumlah 1,236,582.66 5,142.82 155,223.47 40,905.25 43.64 15,312.88 1,353.29 11,868.59 358,954.84 32,912.57 9,728.15 582,288.73 22,848.43 
Tabel 1.8 
No Kecamatan Permukiman Rawa 
Luas Pengunaan Lahan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013 
Sumber : Hasil Analisa
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 24
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 25 
1.2.5 Potensi Ekonomi Wilayah 
1.2.5.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan 
Distribusi PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Provinsi Sumatera Selatan juga menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor yang memberikan sumbangan terbesar di Tahun 2009 adalah sektor industri pengolahan sebesar 23,1%, sektor pertambangan dan penggalian 21,2%, dan sektor pertanian 17,4%. 
Tabel I - 8. 
Struktur PDRB Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Musi Rawas 
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2009 (%) 
Sektor Sumsel Mura 2008*) 2009**) 2008*) 2009**) 1. Pertanian 17.2 17.4 38.4 39.8 2. Pertambangan dan Penggalian 25.5 21.2 34.6 30.4 Sektor Primer 42.7 38.6 73.0 70.2 3. Industri Pengolahan 23.1 23.1 9.0 9.5 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.5 0.5 0.1 0.1 5. Bangunan 6.0 6.6 4.6 5.1 Sektor Sekunder 29.6 30.2 13.7 14.7 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12.0 12.8 4.8 5.2 7. Angkutan dan Komunikasi 4.1 4.4 0.5 0.5 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 3.4 3.7 1.7 1.8 9. Jasa-jasa 8.2 10.3 6.3 7.5 Sektor Tersier 27.7 31.2 13.3 15.1 PDRB dengan Migas 100.0 100.0 100.0 100.0 PDRB Tanpa Migas 68.6 66.6 68.4 73.0 
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 
Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara 
Tabel I - 9 menunjukkan bahwa hampir semua sektor ekonomi mengalami kenaikan peranan kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang kontribusinya turun dari 25,5% tahun 2008 menjadi 21,2% tahun 2009. Penyebab turunnya kontribusi sektor ini adalah akibat adanya penurunan harga minyak mentah yang sangat signifikan. Sedangkan sektor-sektor yang mengalami kenaikan kontribusi adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih tidak mengalami perubahan kontribusi yang berarti.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 26 
Sementara itu, struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam atau masih berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nilai tambah PDRB Kabupaten Musi Rawas selama kurun waktu 2005-2009, seperti yang terlihat pada grafik 1-1. 
Grafik 1 - 1 
Peranan Sektor-Sektor Terhadap Pembentukan PDRB Dengan Migas ADHB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 
Sektor primer yang terdiri atas sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar 70,2% dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Sektor pertanian memberikan sumbangan 39,85%, sedangkan sisanya 30,37% merupakan konstribusi sektor pertambangan dan penggalian. Selanjutnya sektor sekunder yang terdiri atas sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor bangunan memberikan kontribusi 14,7% terhadap total nilai tambah Kabupaten Musi Rawas. Dari 14,7% tersebut 9,54% berasal dari sektor industri pengolahan, 5,11% dari sektor bangunan, dan hanya 0,08% yang berasal dari sektor listrik, gas, dan air bersih. Terakhir, sektor tersier yang terdiri atas 4 (empat) sektor ekonomi, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 15,1% dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Dari keempat sektor tersebut, sektor jasa-jasa merupakan kontributor utama dengan kontribusi 7,48%, sisanya berasal dari tiga sektor lainnya. Jika diamati dengan seksama, pada grafik 2.2 terlihat bahwa peranan sektor primer dalam lima tahun terakhir cenderung menurun, dari 74,4% pada tahun 2005 menjadi 70,2% pada tahun 2009. Sebaliknya, peranan sektor sekunder dan perlahan-lahan meningkat dari tahun ke tahun. Sektor tersebut pada tahun 2009 memberikan kontribusi di atas 14%. Sedangkan sektor tersier selama lima tahun terakhir meningkat lebih dari 2%, tahun 2005 sektor ini hanya memberikan kontribusi tidak lebih dari 12%, dan pada tahun 2009 kontribusinya di atas 15%. Ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir mulai ada pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Musi Rawas, dari sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier, meskipun pergeseran tersebut masih terbilang lamban.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 27 
1.2.5.2 Inflasi Sektoral Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan 
Inflasi sektoral yang dibahas dalam publikasi ini digunakan untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di tingkat produsen, bukan di tingkat konsumen seperti yang lazim dibicarakan. Inflasi dengan migas Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 minus 1,61%, turun drastis dari 15,5% di tahun 2008. Inflasi tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mengalami defiasi. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sektor ini merupakan salah satu sektor yang tingkat inflasinya sangat berfluktuatif. Dirinci menurut subsektor pembentuknya akan terlihat bahwa inflasi sektor pertambangan dan penggalian yang berfluktuatif bersumber dari subsektor minyak dan gas bumi. Suatu hal yang wajar mengingat harga minyak mentah dunia mengalami naik turun yang sangat signifikan tiap tahunnya. 
Tabel I - 9. 
Inflasi Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 – 2009 (%) 
Sektor Tahun 2008*) 2009**) 1. Pertanian 9.88 0.65 2. Pertambangan dan Penggalian 22.19 -16.38 3. Industri Pengolahan 17.52 0.72 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.92 2.92 5. Bangunan 12.17 3.91 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15.43 6.75 7. Angkutan dan Komunikasi 5.96 -4.25 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10.27 4.19 9. Jasa-jasa 15.70 16.54 PDRB dengan Migas 15.46 -1.61 PDRB Tanpa Migas 11.47 5.24 
Sumber : PDRB Propinsi Sumatera Selatan tahun 2010 
Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara 
Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Musi Rawas, inflasi Kabupaten Musi Rawas dengan migas pada tahun 2009 sebesar minus 0,94%, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 13,18%. Begitupun dengan inflasi tanpa migas yang pada tahun 2009 sebesar 4,31%, sedangkan tahun sebelumnya berkisar 9,92%.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 28 
Tabel I - 10. 
Inflasi Sektoral PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 – 2009 (%) 
Sektor Tahun 2008*) 2009**) 1. Pertanian 8.62 1.04 2. Pertambangan dan Penggalian 19.31 -10,87 3. Industri Pengolahan 7.80 5.75 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.98 3.93 5. Bangunan 15.52 5.84 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.90 8.26 7. Angkutan dan Komunikasi 10.90 -3.08 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12.92 5.37 9. Jasa-jasa 16.77 16.02 PDRB dengan Migas 13.18 -0.94 PDRB Tanpa Migas 9.92 4.31 
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 
Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara 
Dari tabel I – 11 tampak bahwa sektor yang memiliki inflasi tertinggi adalah sektor jasa-jasa, ada tiga sektor yang tingkat inflasinya pada tahun ini sangat rendah, yakni sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, serta angkutan dan komunikasi. Rendahnya tingkat inflasi di sektor pertanian disebabkan rendahnya inflasi di hampir semua subsektor pembentuknya. Angka inflasi terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan, khususnya pada komoditi karet dan kelapa sawit. Sedangkan rendahnya inflasi di sektor pertambangan dan penggalian lebih disebabkan karena pada tahun 2008 harga minyak mentah melambung tinggi dan sebaliknya pada tahun 2009 turun drastis. 
1.2.6 Pendapatan per Kapita 
Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh setiap penduduk secara rata- rata. Besaran ini diperoleh dari bagi hasil PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat peningkatan dalam pendistribusian PDRB per kapita maupun pendapatan regional per kapita. 
Angka pendapatan per kapita digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan penduduk. Namun, hal ini perlu diinterpretasikan secara hati-hati karena angka ini belum memperhitungkan net factor income yaitu selisih dari income outflow dengan income in flow. Secara umum apabila pendapatan per kapita suatu daerah naik maka dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan penduduk meningkat. Demikian sebaliknya turunnya perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari menurunnya pula pendapatan per kapita daerah tersebut.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 29 
Tumbuhnya ekonomi suatu daerah selain memberikan gambaran terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa, juga memberikan gambaran tentang peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Musi Rawas dalam rentang waktu 5 tahun dari tahun 2005-2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Musi Rawas sebesar Rp. 8,642,248 menjadi Rp. 13,323,558 pada tahun 2009. Jika dibandingkan dengan tahun 2008 pendapatan per kapita dengan migas penduduk Kabupaten Musi Rawas naik sebesar 2,36%. Apabila pengaruh migas dieliminasi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2009 sebesar Rp. 9,724,127 naik sebesar 9,25% dari tahun 2008 sebesar Rp. 8,900,858. 
Tabel I - 11. 
Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 atas Dasar Harga Berlaku 
Tahun Pendapatan Per Kapita Dengan Migas Pertumbuhan (%) Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas Pertumbuhan (%) 2005 2006 2007 2008 2009 8,642,248 9,677,258 11,004,462 13,016,524 13,323,554 12.88 11.98 13.71 18.28 2.36 5,693,575 6,522,851 7,669,914 8,900,858 9,724,127 16.82 14.57 17.59 16.05 9.25 
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 
Pendapatan per kapita atas dasar harga konstan dengan migas penduduk Kabupaten Musi Rawas tahun 2009 sebesar Rp. 6,858,226 mengalami peningkatan sebesar 3,33% dari tahun 2008, sedangkan pendapatan per kapita tanpa migas tahun 2009 sebesar Rp. 4,612,432 atau mengalami peningkatan sebesar 4,73% dari tahun sebelumnya yang nilai pendapatannya sebesar Rp. 4,403,948. 
Tabel I - 12. 
Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan 
Tahun Pendapatan Per Kapita Dengan Migas Pertumbuhan (%) Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas Pertumbuhan (%) 2005 2006 2007 2008 2009 5,910,655 6,140,973 6,351,109 6,637,498 6,858,226 2.42 3.90 3.42 4.51 3.33 3,732,175 3,913,188 4,171,356 4,403,948 4,612,432 3.53 4.85 6.60 5.58 4.73 
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 30 
1.2.7 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita 
Pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan pendapatan per kapita mempunyai hubungan yang positif, peningkatan pertumbuhan ekonomi senantiasa diikuti dengan peningkatan pertumbuhan pendapatan per kapita. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi dengan migas Kabupaten Musi Rawas sebesar 5,82% diikuti dengan kenaikan pendapatan per kapita sebesar 4,51%, kemudian pada tahun 2009 pendapatan per kapita turun menjadi 3,33% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,85%. Kondisi yang sama juga ditunjukkan jika komponen migas tidak diikutsertakan dalam penghitungan. Pada tahun 2008 perekonomian tanpa migas Kabupaten Musi Rawas tumbuh sebesar 6,90% diikuti oleh pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 5,58%. Di tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas menurun menjadi 6,28%, penurunan ini juga diikuti oleh penurunan pendapatan per kapita menjadi 4,73%. 
Grafik 1 - 2 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita dengan Migas Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 
Grafik 1 - 3 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita Tanpa Migas Kabupaten Musi Rawas 
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 31 
1.2.8 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral 
Sektor yang dikelompokkan pada sektor primer adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian. Dari kedua sektor ini yang mengalami pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan adalah sektor pertanian. Tahun 2008 pertumbuhan sektor pertanian sebesar 7,09% di tahun 2009 pertumbuhan ekonominya menurun menjadi 6,72%, pertumbuhan sektor ini selalu lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di kelompok sektor sekunder pada tahun 2009, sektor bangunan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, sektor tersebut tumbuh sebesar 8,02%, sedangkan dua sektor lainnya yakni sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor industri pengolahan mengalami perlambatan laju pertumbuhan sekitar 1% dari tahun sebelumnya, masing-masing 6,27 dan 3,77%. Pada tahun 2008 sektor tersier yang tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2009 sektor angkutan dan komunikasi tetap tumbuh jauh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sementara itu, sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami perlambatan pertumbuhan dan tumbuh dibawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 
Grafik 1 - 4 
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Tersier di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008-2009 
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 
1.3 ISU-ISU STRATEGIS 
Selain data-data di atas, hasil lokakarya, dialog dengan berbagai pihak serta hasil pengamatan lapangan, dapat diambil kesimpulan bahwa Kabupaten Musi Rawas adalah wilayah yang sangat luas (1,2 juta Ha) dan kaya dengan sumber daya alam, mulai dari hasil perkebunan, kehutanan, pertanian, perternakan sampai hasil pertambangan berupa emas, gas, minyak bumi, biji besi, timah dan batu bara yang
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 32 
kandungannya mencapai jutaan ton. Begitu besarnya potensi sumber daya alam, terutama pertanian dan pertambangan, maka Provinsi Sumatera Selatan mengandalkan Musi Rawas sebagai pendukung utama pencapaian visi provinsi yaitu sebagai lumbung pangan dan energi nasional. Kabupaten ini juga berada pada jalur lalu lintas trans Sumatera dengan tingkat aksesilitas yang tinggi sehingga memberikan kemudahan dalam koleksi dan distribusi barang ke berbagai daerah di Sumatera dan Jawa, bahkan Singapura dan Malaysia. Dalam konteks globalisasi keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang sebagian kawasan berada di Musi Rawas memegang peranan penting untuk melindungi wilayah sekitarnya terutama karena 3 sungai besar yang terdapat di Sumatera Selatan berhulu di kawasan lindung ini, yaitu S. Musi, S. Rawas dan S. Lakitan. Kerusakan sedikit saja pada kawasan TNKS akan membawa dampak buruk bagi daerah aliran sungai yang dilalui ketiga sungai di atas. 
Namun dengan wilayah yang sangat luas, penduduk yang terbatas serta infrastruktur yang belum memadai mengakibatkan sumber daya alam yang berlimpah tersebut belum dapat termanfaatkan secara optimal. Kondisi ini tentu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat Musi Rawas secara umum. Untuk membangun Musi Rawas diperlukan investasi yang cukup besar, baik pada bidang infrastruktur maupun untuk pengelolaan sumber daya yang ada. Sumber pendanaan yang berasal dari pihak pemerintah provisi ataupun pusat tentulah terbatas dan oleh karena itu diperlukan investasi dari pihak swasta. Akan tetapi tidaklah mudah untuk menarik investasi masuk ke Musi Rawas karena para penanam modal mempunyai berbagai pertimbangan seperti kemudahan dalam perizinan, kepastian hukum berinvestasi, dukungan infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja, tingkat aksesibilitas, kepastian potensi sumber daya alam yang akan dikelola, kemudahan dalam berusaha dan sebagainya. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Musi Rawas dan sekaligus menjadi peluang untuk memajukan Musi Rawas. Bila kebutuhan dasar investasi kurang dapat dipenuhi, maka para investor akan menanamkan modalnya di wilayah tetangga seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Sarolangun ataupun Kabupaten Rejang Lebong yang mempunyai potensi yang tidak jauh berbeda dengan Musi Rawas. 
Secara internal, saat ini Kabupaten Musi Rawas sedang mengalami berbagai persoalan, seperti penurunan luas hutan dan kawasan lindung, penurunan luas lahan pertanian padi-sawah, penurunan debit air irigasi, terjadinya banjir tahunan pada sebagain besar sempadan sungai-sungai besar, belum tuntasnya pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Musi Rawas di Muara Beliti, masih besarnya modal yang diperlukan untuk membangun sistem agropolitan, dan sebagainya. 
Dari gambaran diatas dapat dirumuskan isu-isu strategis Kabupaten Musi Rawas, yaitu : 
1. Pertanian; Pengelolaan pertanian dalam arti luas, termasuk perkebunan dan kehutanan memerlukan sistem pengelolaan yang modern, lebih efektif, lebih efisien, didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai serta bersifat ramah lingkungan. Hal ini penting mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, karena beberapa hal : 
a. Karena besarnya potensi alam, buatan dan manusia yang dapat mendukung pengembangan pertanian modern.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 33 
b. Sebagai bagian dari peran lokal Kabupaten Musi Rawas terhadap misi nasional/regional dalam swa sembada beras dalam kerangka mendukung ketahanan pangan nasional serta menjalankan misi provinsi sebagai lumbung pangan. 
c. Telah dibangunnya infrastruktur dan fasiltas yang mendukung bertumbuhnya sistem pertanian modern. 
d. Telah ditetapkannya sistem pengelolaan pertanian dengan pendekatan agropolitan yang berorientasi pada peningaktan nilai tambah pasca panen. 
2. Pertambangan; Musi Rawas sangat kaya dengan sumber daya alam berbasis fosil, mulai dari batubara, biji bisi, emas, nikel, sampai gas dan minyak bumi. Namun pengolahan pertambangan selalu membawa dampak negatif terhadap lingkungan, mulai dari kerusakan tanah, limbah cair ataupun padat sisa pengolahan, polusi udara, permasalahan sosial dan lain-lain. Sumber daya pertambangan adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui serta memerlukan investasi yang sangat besar untuk pengolahannya. Oleh karena diperlukan perencanaan dan skenario pengelolaan yang terprogram dan mempertimbangkan berbagai resiko dan keuntungannya. Kendati demikian hasil pengelolaan hasil tambang akan memberi dampak pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup signifikan, meskipun pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan masyarakat lokal sering terabaikan. 
3. Pemulihan Kawasan Lindung; selain berkurangnya kawasan hutan dan hutan lindung mencapai lebih dari 25% juga perlu dilakukan revitalisasi terhadap kawasan lindung lain seperti sumber mata air, hulu sungai, sempadan sungai/situ dalam kerangka memulihkan dan menjaga kesinambangan alam serta menanggulangi bencana banjir. Dalam UUPR No. 26 Tahun 2007 telah diamanatkan untuk menetapkan 30% dari DAS menjadi RTH. Dalam proses pemulihan dan revitalisasi kawasan lindung tentu perlu diperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat lokal, kemampuan daerah, dan kondisi kawasan yang akan diberikan/dikembalikan fungsi lindungnya. 
4. Pusat Pemerintahan dan Pusat Agropolitan; Pengembangan struktur ruang wilayah diarahkan pada penguatan peran Kota Muara Beliti sebagai pusat ibukota kabupaten dan pusat agropolitan, pengembangan pusat-pusat pelayanan pada kawasan perbatasan sehingga menempatkan peran Kabupaten Musi Rawas sebagai pusat agropolitan regional. Berperannya pusat pemerintahan dan pusat agropolitan termasuk sub pusat agropolitan pada lima pusat pelayanan sangat dipengaruhi oleh tersedia dan berfungsinya infrastruktur wilayah yang tepat dan memadai. Penguatan peran sub pusat agropolitan juga akan berpengaruh terhadap penurunan kesenjangan pertumbuhan antar wilayah (kecamatan/kelompok kecamatan).
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 34 
5. Kualitas SDM dan Kelembagan; Peningkatan kapasitas, kompetensi dan profesionalisme aparat pemerintah, pihak swasta dan masyarakat dalam pengelolaan ruang dan pembangunan ekonomi wilayah. Kabupaten Musi Rawas dengan luas 1,2 juta Ha, jumlah penduduk lebih kurang ½ juta jiwa, dengan sumber daya alam yang berlimpah, namun berada pada kawasan yang juga mempunyai karakteristik yang sama (Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Empat Lawang, dan Kabupaten Rejang Lebong) serta dipengaruhi langsung oleh perkembangan ekonomi global, maka sangat diperlukan suatu kelembagaan yang kuat dan SDM yang profesional (good governance dan good corporate governance).
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 35

More Related Content

What's hot

Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten NganjukRoadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjukamri sanjaya
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTRhenny ferniza
 
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...Nurlina Y.
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Deki Zulkarnain
 
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan RuangUndang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan RuangOswar Mungkasa
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Arthur Semseviera Rontini
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruangYayasan CAPPA
 
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanianushfia
 
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Nur Hilaliyah
 
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021BappedaLampungUtara
 
Manajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan Perkotaan
Manajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan PerkotaanManajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan Perkotaan
Manajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan PerkotaanHimpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatJaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatMgs Zulfikar Rasyidi
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)Sulthan Isa
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
 
Von thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanianVon thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanianKhalid Adam
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTILeks&Co
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
konsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasikonsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasiagungkunaedi
 

What's hot (20)

Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten NganjukRoadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
 
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan RuangUndang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
 
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
 
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
 
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
 
Manajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan Perkotaan
Manajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan PerkotaanManajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan Perkotaan
Manajemen Lahan dalam Pengelolaan dan Pendayagunaan Lahan Perkotaan
 
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatJaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
 
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio PerencanaanLaporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Von thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanianVon thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanian
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
konsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasikonsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasi
 

Similar to OPTIMASI PENATAAN

Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...bramantiyo marjuki
 
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan SelatanKapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan SelatanHafidz Thoyibun
 
8. bab ii tinjauan umum
8. bab ii tinjauan umum8. bab ii tinjauan umum
8. bab ii tinjauan umumvespa
 
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptxDATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptxHandalKonsultan
 
Contoh draf sk pokja ampl pakem pamsimas ii
Contoh draf sk pokja ampl  pakem pamsimas iiContoh draf sk pokja ampl  pakem pamsimas ii
Contoh draf sk pokja ampl pakem pamsimas iisutripto
 
Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Deki Zulkarnain
 
Bab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruangBab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruangDeki Zulkarnain
 
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Materi Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor KelautanMateri Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor KelautanDonnie Atmajaya
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Fitri Indra Wardhono
 
Andrew hidayat identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...
Andrew hidayat  identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...Andrew hidayat  identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...
Andrew hidayat identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...Andrew Hidayat
 
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARABANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARAFitri Indra Wardhono
 
4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resak
4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resak4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resak
4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resakAgung Gempa
 

Similar to OPTIMASI PENATAAN (20)

Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
 
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan SelatanKapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
 
8. bab ii tinjauan umum
8. bab ii tinjauan umum8. bab ii tinjauan umum
8. bab ii tinjauan umum
 
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptxDATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
 
Bps bab 2
Bps bab 2Bps bab 2
Bps bab 2
 
Contoh draf sk pokja ampl pakem pamsimas ii
Contoh draf sk pokja ampl  pakem pamsimas iiContoh draf sk pokja ampl  pakem pamsimas ii
Contoh draf sk pokja ampl pakem pamsimas ii
 
Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02
 
Bab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruangBab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruang
 
Draf rancangan-rpjpd-2010
Draf rancangan-rpjpd-2010Draf rancangan-rpjpd-2010
Draf rancangan-rpjpd-2010
 
9. bab iii
9. bab iii9. bab iii
9. bab iii
 
Present draft akhir2
Present draft akhir2Present draft akhir2
Present draft akhir2
 
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
 
Materi Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor KelautanMateri Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
Materi Dirjen Bappenas Sektor Kelautan
 
Rencana Pembangunan Aceh dalam Rancangan RTRW Aceh 2012_2032
Rencana Pembangunan Aceh dalam Rancangan RTRW Aceh 2012_2032Rencana Pembangunan Aceh dalam Rancangan RTRW Aceh 2012_2032
Rencana Pembangunan Aceh dalam Rancangan RTRW Aceh 2012_2032
 
EXPOSE PENDAHULUAN.pptx
EXPOSE PENDAHULUAN.pptxEXPOSE PENDAHULUAN.pptx
EXPOSE PENDAHULUAN.pptx
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 
875 2137-1-sm
875 2137-1-sm875 2137-1-sm
875 2137-1-sm
 
Andrew hidayat identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...
Andrew hidayat  identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...Andrew hidayat  identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...
Andrew hidayat identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah propinsi sulawes...
 
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARABANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
 
4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resak
4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resak4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resak
4 bab i pendahuluan lkpj desa titian resak
 

More from Deki Zulkarnain

More from Deki Zulkarnain (20)

Raperda muba rev 02
Raperda muba rev 02Raperda muba rev 02
Raperda muba rev 02
 
Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
Lampiran klhs musi banyuasin rev 02Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
 
Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02
 
Bab 6 rev 02
Bab 6 rev 02Bab 6 rev 02
Bab 6 rev 02
 
Bab 5 rev 02
Bab 5 rev 02Bab 5 rev 02
Bab 5 rev 02
 
Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02
 
Bab 2rev 02
Bab 2rev 02Bab 2rev 02
Bab 2rev 02
 
Bab 1 rev 02
Bab 1 rev 02Bab 1 rev 02
Bab 1 rev 02
 
Bab 3 rev 02
Bab 3 rev 02Bab 3 rev 02
Bab 3 rev 02
 
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
 
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakatBab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
 
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangBab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
 
Bab 5 penetapan kawasan strategis
Bab 5 penetapan kawasan strategisBab 5 penetapan kawasan strategis
Bab 5 penetapan kawasan strategis
 
Bab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruangBab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruang
 
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategiBab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
 
Kabupaten permen
Kabupaten permenKabupaten permen
Kabupaten permen
 
Kabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancanganKabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancangan
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 

Recently uploaded

PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 

Recently uploaded (20)

PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 

OPTIMASI PENATAAN

  • 1. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 1 PENDAHULUAN 1.1 DASAR HUKUM 1. Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1091), Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 51) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja Dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821; 3. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
  • 2. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 2 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); 10. Peraturan Presiden RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera (Lembaran Negara RI Tahun 2011 Nomor 31). 1.2 PROFIL KABUPATEN MUSI RAWAS 1.2.1 Gambaran Umum Kabupaten Musi Rawas merupakan daerah perlintasan antar provinsi dan terletak di bagian barat provinsi dan berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi. Secara geografis, wilayah ini terletak pada koordinat: 1020 07’ 00” - 1030 40’ 00” BT dan 20 20’ 00” – 30 38’ 00” LS. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah:  Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Provinsi Jambi.  Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Empat Lawang.  Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Provinsi Bengkulu.  Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Muara Enim dan wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Kabupaten Musi Rawas memiliki wilayah seluas lebih kurang 1.236.582,66 ha (12.365,83 km 2 ) yang terdiri dari 21 kecamatan. Muara Lakitan merupakan kecamatan terluas di kabupaten ini, dengan luas lebih kurang 199.785,80 Ha (16,16%). Sedangkan Kecamatan Tugumulyo merupakan kecamatan dengan luas paling kecil, yakni seluas lebih kurang 5.779,00 Ha (0,47%). Ketinggian lahan di Kabupaten Musi Rawas berkisar antara 25-2.270 meter di atas permukaan laut. Titik tertinggi dijumpai di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, yakni di wilayah Kecamatan Ulu Rawas, sedangkan titik terendah berada di hilir Sungai Rawas, yakni di Kecamatan Rawas Ilir. Ditinjau dari kemiringannya, Kabupaten Musi Rawas sebagian besar merupakan wilayah datar dan berombak (lereng 0- 8%) yang luasnya mencapai 611,973.71 Ha (>49.49%) serta lahan agak bergunung sampai bergunung (lereng >40%), dengan luas 275,102.35 Ha (22,25%). Lainnya berupa lahan dengan bentuk wilayah bergelombang, agak berbukit, dan berbukit (lereng 9-40%).
  • 3. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 3 Tabel I - 1. Luas Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas No KECAMATAN LUAS Ha % 1 Selangit 83.540,76 6,76 2 Tugumulyo 5.779,00 0,47 3 Bts Ulu 64.809,39 5,24 4 Muara Lakitan 199.785,80 16,16 5 Nibung 72.699,14 5,88 6 Rawas Ilir 104.528,79 8,45 7 Karang Dapo 34.123,40 2,76 8 Rawas Ulu 33.230,88 2,69 9 Rupit 70.979,77 5,74 10 Ulu Rawas 150.714,73 12,19 11 Karang Jaya 131.625,52 10,64 12 Jaya Loka 30.616,71 2,48 13 Suka Karya 22.292,43 1,80 14 Muara Beliti 20.886,76 1,69 15 Tiang Pumpung Kepungut 17.033,22 1,38 16 Muara Kelingi 58.638,71 4,74 17 Tuah Negeri 29.337,51 2,37 18 Purwodadi 9.713,20 0,79 19 Megang Sakti 52.554,34 4,25 20 STL. Ulu Terawas 33.812,34 2,73 21 Sumber Harta 9.880,26 0,80 Total 1.236.582,66 100,00 Sumber : BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas (2008)
  • 4. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 4
  • 5. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 5
  • 6. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 6
  • 7. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 7 Lahan dengan bentuk wilayah datar (0-8%) umumnya dijumpai di dataran banjir kiri kanan Sungai Rawas dan Sungai Lakitan, dataran rawa belakang (back swamp), dan sebagian kecil daerah kaki bukit. Secara dominan lahan dengan bentuk wilayah datar ini menyebar di beberapa wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Muara Lakitan, Nibung, Rawas Ilir, dan Rupit. Lahan-lahan datar ini sebagian berupa rawa bergambut, tanah gleisol, dan tanah podsolik yang umumnya telah dikembangkan untuk budidaya perkebunan kelapa sawit, karet rakyat, dan sebagian lainnya masih berupa semak belukar. Lahan bergelombang (9-15%) terutama banyak dijumpai di Kecamatan Muara Lakitan, Muara Kelingi, dan Karang Jaya. Lahan agak berbukit (16-25%) terutama dijumpai di Kecamatan Muara lakitan, Rawas Ilir, dan Nibung. Lahan berbukit (26-40%) terutama dijumpai di Kecamatan Karang Jaya, Ulu Rawas, dan Muara Lakitan. Sedangkan lahan agak bergunung hingga bergunung (>40%) terutama banyak dijumpai di Kecamatan Ulu Rawas, Selangit, dan Karang Jaya dengan peruntukan berupa Taman Nasional Kerinci Seblat. Tabel I - 2. Luas Kelas Ketinggian Lokasi kabupaten Musi Rawas No Ketinggian (meter dpl) LUAS Ha % 1 25-500 1068874.84 86.44 2 >500-1000 89568.90 7.24 3 >1000-1500 53867.94 4.36 4 >1500-2000 22514.98 1.82 5 >2000 1756.00 0.14 Total 1236582.66 100.00 Sumber: Hasil Analisis Peta Topografi Skala 1:50.000 (Jantop, TNI-AD, 1991) Kondisi aksesibilitas di Kabupaten Musi Rawas, terdapat beberapa akses keluar masuk Kabupaten Musi Rawas, namun akses tertinggi hanyalah Jalur Lintas Tengah Sumatera (Trans Sumatera) yang membujur utara-selatan pada wilayah Musi Rawas. Memang terdapat askes ke wilayah sekitar seperti Curup, Muara Enim, Lahat dan Mangunjaya, namun semuanya bersimpul di Kota Lubuklinggau. Secara fungsional dan faktual Kabupaten Musi Rawas adalah hinterland dari Kota Lubuklinggau. Realita ini akan menjadi pertimbangan utama dalam merumuskan strategi pengembangan wilayah Musi Rawas. Sebagian besar kondisi jaringan jalan yang menghubungkan antar ibukota kecamatan relatif baik, meski jarak tempuh cukup jauh. Hanya di bagian utara dan selatan saja kondisi jalan terlihat rusak sampai rusak parah. Keadaan ini sudah berlangsung cukup lama dan menyebabkan Karya Makmur dan Bangun Jaya sedikit terisolir dan berdampak terhadap perkembangan kawasan sekitarnya. Pada sisi lain sistem
  • 8. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 8 jaringan jalan dengan tingkat aksesibilitas seperti yang terjadi saat ini akan membentuk konsentrasi perkembangan bertumbuh di sepanjang jalan Trans Sumatera. Hal ini perlu diantisipasi, karena konsentrasi pada jalan utama tersebut akan menciptakan kesenjangan pertumbuhan. Sistem transportasi di Kabupaten Musi Rawas, secara umum didominasi oleh sistem transportasi darat, terdiri dari transportasi jalan dan kereta api. Transportasi jalan tersebut telah menjangkau seluruh wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Secara regional, Kabupaten Musi Rawas mempunyai kedudukan strategis dalam pergerakan eksternal dengan propinsi-propinsi lain di Pulau Sumatera karena dilalui Jalan Negara yang menuju ke Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan Propinsi Sumatera Barat. Gambar 1 - 4 Sistem Jaringan Jalan Regional Kabupaten Musi Rawas Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Rawas 2007 Sampai dengan Tahun 2009, panjang jalan yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas adalah 2.857,47 km, sebagian besar ruas jalan berdasarkan jenis permukaan sebagian besar berupa jalan tanah/kerikil dan aspal dengan persentase masing-masing sebesar 33,98% dan 31,64% sedangkan jenis lainnya seperti lapen sebesar 6,35%, tanah sebesar 27,32% dan tidak terperinci (pembukaan) sebesar 0,71%. Untuk prasarana transportasi lainnya, di Kabupaten Musi Rawas terdapat 1 terminal tipe A di Kota Lubuklinggau (saat ini masih dikelola Pemkab. Musi Rawas) dan 1 terminal tipe C di Kecamatan Muara Rupit, yang melayani angkutan antar kota kecamatan, serta jaringan rel kereta api. Kabupaten Muara Beliti dilalui jalur kereta api dari Stasiun Kertapati Palembang-Lubuklinggau.
  • 9. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 9 Tabel I - 3. Kondisi Jalan Pada Jaringan Jalan di Kabupaten Musi Rawas Kondisi Jalan Jalan Negara (Km) Jalan Provinsi (Km) Jalan Kabupaten/Kota (Km) 2006 2009 % peningkatan/ penurunan 2006 2009 % peningkatan/ penurunan 2006 2009 % peningkatan/ penurunan Baik 166,41 250,49 (+) 84,00 - - - 135,70 657,69 (+) 522,00 Sedang 10,00 3,00 (-) 7,00 93,20 97,20 (+) 4,00 395,40 341,12 (-) 55,00 Rusak - - - 64,35 62,85 (-) 2,00 461,30 58,14 (-) 404,00 Rusak Berat 77,08 - (-) 77,08 41,85 39,85 (-) 2,00 46,89 2,74 (-) 45,00 Sumber : Kab. Musi Rawas Dalam angka, 2010 Ket : (+) Menunjukkan Peningkatan (-) Menunjukkan Penurunan Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Musi Rawas, pada umumnya penduduk mendapatkan layanan air bersih berupa layanan non-perpipaan dari sumur gali dan sungai. Saat ini dibangun instalasi pengolahan air (IPA) kapasitas 5-60 l/d yang memanfaatkan sumber air dari Sungai dan air tanah serta ground reservoir sampai kapasitas 1000 m3. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Musi Rawas adalah 1 RS Umum yang masih berada dikawasan Kota Lubuklinggau dan 2 unit RS Umum yang berada di Kecamatan Muara Beliti dan Kecamatan Rupit, 27 Puskesmas yang tersebar di 21 Kecamatan, 145 Puskesmas Pembantu, 9 Balai pengobatan, 1 Klinik bersalin yang terdapat di Kecamatan Tugumulyo, serta 138 Poliklinik Desa yang tersebar merata. Fasilitas peribadatan di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 554 Masjid, 342 Langgar, 87 Mushola, 28 Gereja, 4 Kapel yang berada di Kecamatan Nibung 1 unit dan Kecamatan Tugumulyo 3 unit, 5 Vihara yang tersebar di 5 Kecamatan, serta 12 Pura yang tersebar di Kecamatan Purwodadi (3 Pura), Kecamatan Suka Karya (1 Pura), Kecamatan Muara Kelingi (1 Pura), Kecamatan Megang Sakti (2 Pura), Kecamatan Muara Beliti (1 Pura) serta Kecamatan Nibung (4 Pura). Sedangkan fasilitas pendidikan di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 1 buah taman Kanak-kanak yang berada di Kecamatan Muara Beliti, 458 Sekolah Dasar, 124 Sekolah Menengah Pertama/Sederajat (87 unit SMP dan 37 Madrasyah Ibtidaiyah), 40 Sekolah Menengah Atas, serta 4 Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di Kecamatan Tugumulyo (2 unit), Muara Beliti (1 Unit) dan Kecamatan Tuah Negeri (1 Unit). Tampaknya, pembangunan fasilitas pendidikan lebih banyak diarahkan untuk rentang SD sampai dengan SMU/SMK. Untuk lebih jelasnya jumlah dan penyebaran sarana pendidikan di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
  • 10. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 10 Tabel I - 4. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Dirinci Per Kecamatan KECAMATAN TK SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat SMK Rawas Ulu - 26 8 2 - Ulu Rawas - 11 2 1 - Rupit - 26 7 3 - Karang Jaya - 19 5 2 - STL Ulu - 26 7 2 - Selangit - 16 4 1 - Sumber Harta - 18 5 0 - Tugumulyo - 32 11 4 2 Purwodadi - 14 3 1 - Muara Beliti 1 20 4 2 1 T P Kepungut - 11 1 1 - Jaya Loka - 17 4 2 - Suka Karya - 10 4 2 - Muara Kelingi - 33 10 4 - BTS Ulu - 27 7 2 - Tuah Negeri - 21 7 3 1 Muara Lakitan - 34 8 1 - Megang Sakti - 36 11 3 - Rawas Ilir - 24 7 1 - Karang Dapo - 18 5 1 - Nibung - 18 4 2 - Jumlah 1 458 124 40 4 Sumber: Kabupaten Musi Rawas dalam angka Tahun 2010 Untuk fasilitas perdagangan, di Kabupaten Musi Rawas terdapat 15 buah Pasar tersebar dibeberapa lokasi yaitu Pasar B. Srikaton, Pasar O Mangun Harjo, Pasar Megang Sakti, Pasar Muara Rupit, Pasar Surulangun Rawas, Pasar Muara Kelingi, Pasar BTS Ulu, Pasar Jayaloka, Rawas Ilir, Sumber Harta serta pasar di Agropolitan Center dan 5 Agropolitan Distrik. Layanan telekomunikasi di Kabupaten Musi Rawas, sebagian telah terlayani oleh jaringan telepon kabel, serta layanan saluran telekomunikasi seluler oleh beberapa provider (penyedia) di sebagian wilayahnya. Untuk jaringan telepon kabel, setiap tahunnya menunjukkan peningkatan meskipun tidak banyak. Pada tahun 2004, jumah pelanggan telepon di Kabupaten Musi Rawas adalah sebanyak 1,066 pelanggan, dan pada tahun 2008 mencapai 1,083 pelanggan.
  • 11. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 11 Untuk jaringan pelayanan kantor pos, di Kabupaten Musi Rawas terdapat 9 Kantor Pos Pembantu yang tersebar di 9 Kecamatan, seperti di Kecamatan Rawas Ulu, Rupit, Tugumulyo, Muara Beliti, Jayaloka, Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti dan Kecamatan Rawas Ilir. 1.2.2 Sosial Budaya dan Kependudukan “Lan Serasan Sekentenan” demikian masyarakat Musi Rawas mengenal filosofi daerah yang artinya pekerjaan dilakukan secara bergotong royong, menunjukan persatuan. Hingga kini komunitas adat di berbagai tempat di Musi Rawas masih kental dengan sifat ke gotong royongan dan kebersamaan, masyarakat adat setempat mengistilahkan ”Teletang Samo Minum Ayo, Terukup Samo Makan Tana” sama halnya komunitas petani lainnya di Indonesia rasa kebersamaan semacam itu masih terjaga hingga kini. Masyarakat Musi Rawas sangat terbuka, meskipun berwatak keras kita dapat berkomunikasi dengan baik saling menghargai masyarakat adat lainnya di Musi Rawas seperti Terawas, Muara Kelingi, Jayaloka, Megang Sakti, Rawas Ulu, dan Rawas Ilir, bahkan dengan komunitas pendatang seperti Jawa, Padang, Sumatera Utara, Madura, Bali-pun semuanya dapat kita terima dengan terbuka, selama mereka menghargai budaya dan nilai adat setempat serta mau berinteraksi dengan masyarakat asli. Adat kami mengatakan, "Tebing Betaut Same Junjang, Ulak Bepadu Semberangan" pada dasarnya manusia sama derajatnya, jangan saling meremehkan. Komunitas lain yang hidup berdampingan diberi keleluasan untuk mengembangkan identitas daerahnya hal ini terbukti, adanya kelompok-kelompok komunitas pendatang seperti Ikatan Keluarga Minang (IKM), Ikatan Keluarga Jawa Timur (Arema), Perkumpulan Batak Muslim (PBM) umumnya aktifitas komunitas tersebut masalah sosial dan kekeluargaan. Sampai dengan tahun 2009, penduduk di Kabupaten Musi Rawas mencapai 505.940 penduduk dan terdistribusi secara cukup merata di 21 Kecamatan. Distribusi penduduk di Kabupaten Musi Rawas secara umum dapat dikelompokkan dalam 3 Kelompok. Kelompok dengan distribusi penduduk 8-9%, merupakan distribusi penduduk yang terbanyak adalah di Kecamatan Megang Sakti (9,52%) dan Kecamatan Tugumulyo (8,38%). Sedangkan persebaran penduduk dengan distribusi 5-6% berada di Kecamatan Rawas Ulu, Rupit, Karang Jaya, STL Ulu, Muara Kelingi, dan Muara Lakitan. Dan kecamatan lainnya, merupakan kelompok kecamatan dengan distribusi 1-4%. Kecamatan Tugumulyo merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi di Kabupaten Musi Rawas, dengan kepadatan penduduk mencapai 626,36 jiwa/ha. Angka tersebut cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Musi Rawas yang besarnya 40 jiwa/ha. Sedangkan Kecamatan Ulu Rawas merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan terrendah sebesar 7,25 jiwa/ha dan Kecamatan Muara Lakitan sebesar 17,82 jiwa/ha.
  • 12. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 12 Tabel I - 5. Luas, Jumlah, Persebaran & Kepadatan Penduduk di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2009 No Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Penduduk Persebaran Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 1 Rawas Ulu 49.816,88 31.387 6,20 63,00 2 Ulu Rawas 145.287,89 10.538 2,08 7,25 3 Rupit 40.975,73 30.430 6,01 74,26 4 Karang Jaya 140.803,48 29.024 5,74 20,61 5 STL. Ulu 59.692,40 27.210 5,38 45,58 6 Selangit 71.733,91 17.523 3,46 24,43 7 Sumber Harta 10.378,03 17.882 3,53 172,31 8 Tugumulyo 6.770,91 42.410 8,38 626,36 9 Purwodadi 6.325,77 14.578 2,88 230,45 10 Muara Beliti 17.562,87 20.983 4,15 119,47 11 T.P. Kepungut 32.642,43 12.629 2,50 38,69 12 Jaya Loka 16.045,82 13.202 2,61 82,28 13 Sukakarya 12.153,13 11.296 2,23 92,95 14 Muara Kelingi 64.581,90 33.856 6,69 52,42 15 BTS Ulu 75.153,61 23.471 4,64 31,23 16 Tuah Negeri 26.345,09 22.817 4,51 86,61 17 Muara Lakitan 196.353,62 34.968 6,92 17,82 18 Megang Sakti 39.977,66 48.185 9,52 120,53 19 Rawas Ilir 108.813,45 24.276 4,80 22,31 20 Karang Dapo 54.875,51 17.490 3,46 31,87 21 Nibung 60.292,57 21.767 4,30 36,10 Jumlah 1,236,582.66 505.940 100,00 40,91 Sumber : Kabupaten Musi Rawas dalam angka 2010 Dalam bidang pendidikan, tingkat partisipasi sekolah untuk tingkat SD di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat SD tahun 2009 adalah sebesar 97.93% dari jumlah penduduk usia SD, atau meningkat dibandingkan kondisi pada tahun 2008 yang hanya 97,45%. Untuk SLTP nilai APM tahun 2009 sebesar 84,59% dari jumlah penduduk usia SLTP, atau naik dibanding tahun 2008 yang besarnya adalah 84,59%. Sedangkan APM untuk tingkat SLTA tahun 2009 sebesar 51,49% dari jumlah penduduk usia SLTA, angka tersebut juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 yang yang besarnya adalah 48,35%. Keseluruhan tingkat partisipasi sekolah di Kabupaten Musi Rawas
  • 13. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 13 masih cukup rendah dan Kecamatan Selangit merupakan kecamatan yang paling rendah tingkat partisipasinya pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA. (Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2010). Berdasarkan data SAKERDA tahun 2009 penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Musi Rawas adalah sebesar 239,422 orang. Dari jumlah tersebut sesuai dengan aktivitas ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian. 74,00% tenaga kerja di kabupaten ini hidup dari sektor pertanian, terutama di sub sektor perkebunan dan tanaman pangan. Mata pencaharian penduduk lainnya yang cukup dominan adalah pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana 50.960 tenaga kerja bekerja di sektor ini. Sedangkan sektor yang menyerap tenaga kerja terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih yang menyerap tenaga kerja hanya 4,72%, sementara tingkat pengangguran di Kabupaten Musi Rawas sangat rendah yaitu hanya 5,29%. Sebagian besar penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2009 merupakan pemeluk Agama Islam (98.68%), selebihnya (1,32%) adalah pemeluk Agama Kristen, Katholik, Hindhu dan Budha. Penduduk yang beragama Hindu banyak berada di Kecamatan Nibung dan beberapa kecamatan lainnya. Sedangkan penduduk yang beragama Budha, lebih banyak berada di Kecamatan Jayaloka, Megang Sakti dan Kecamatan Tugumulyo. 1.2.3 Potensi Bencana Alam Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Kehutanan didapat data bahwa luas Taman Nasional Kerinci Sebelat sesuai dengan SK Menteri Kehutanan adalah 251.251 Ha dan luas Hutan Produksi maupun Hutan Lindung totalnya adalah 631.404 Ha (51,06%). Namun kondisi terakhir berdasarkan Peta BPN diketahui bahwa luas Hutan Lebat dan Hutan Sejenis tinggal 321.475 Ha (26%) atau telah terjadi penurunan luas hutan (berdasarkan status) sebesar 25% (309.929 Ha). Dari peta BPN tersebut juga teridentifikasi 6.050 Ha tanah di Musi Rawas rusak. Pada musim hujan desa-desa yang berada di sempadan Sungai Musi, Rawas dan Lakitan umumnya mengalami banjir tahunan, terutama pada bulan Desember. Pada Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Nasional diketahui bahwa TNKS merupakan Kawasan Strategis Nasional, bahkan telah menjadi perhatian dunia karena kekayaan anekaragaman hayatinya dan sekaligus menjadi salah satu paru-paru dunia berkenaan dengan isu pemanasan global (global warming). Berdasarkan hasil analisis tanah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan ini penyebarannya cukup luas, yakni di sepanjang dataran banjir S. Rawas dan S. Musi Hulu, menyebar di Kecamatan Rawas Ilir, Nibung, Karang Dapo, Rupit, Megang Sakti, Muara Kelingi dan Muara Lakitan. Kawasan ini sebagian berupa hutan dan semak belukan dan sebagian lainnya telah dikembangkan untuk Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) dengan komoditi kelapa sawit. 1.2.4 Sumber Daya Alam Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar Sarolangon (Bangko) 0913, Skala 1:250.000 (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1992), geologi Musi Rawas umumnya
  • 14. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 14 terbentuk oleh batuan endapan permukaan, dengan formasi geologi umumnya merupakan formasi kwarter dan tersier. Formasi kwarter terdiri dari: endapan rawa (Qs) dan Formasi Kasai (QTk). Sedangkan formasi tersier terdiri dari formasi Muara Enim (Tmpm), formasi Jaten (Tmj), formasi Nampol (Tmn), formasi Oyo (Tmo), formasi Wuni (Tmw), formasi Wonosari (Tmwl), formasi Arjosari (Toma), formasi Mandalika (Tomm), dan batuan Terobosan (Tomi). Sedangkan Jenis tanah di wilayah Kabupaten Musi Rawas sangat beragam. Dari hasil analisis Peta Land System (RePPProT, 1988) dan data survai lapangan menunjukkan, bahwa di Kabupaten Musi Rawas dijumpai 6 (enam) jenis tanah, yakni Aluvial, Podsolik, Koluvial, Kambisol, Gleisol, dan Litosol. Podsolik merupakan jenis tanah yang dominan di Kabupaten Musi Rawas, ncakup areal seluas 988.892 ha (79,97%). Podsolik menyebar ada daerah dataran datar hingga bergunung. Adapun jenis-jenis tanah yang dijumpai di Musi Rawas dapat dilihat pada Tabel 1 - 6. Tabel I - 6. Jenis Tanah di Kabupaten Musi Rawas No NAMA TANAH LUAS Soil Taxonomy (USDA, 1990) PPT, 1983 Ha % 1. Tropofluvent Aluvial 96.942 7,84 2. Tropudult Podsolik 988.892 79,97 3. Troporthent Koluvial 32.491 2,63 4. Dystropept Kambisol 56.210 4,55 5. Hydraquent Gleisol 6.057 0,49 6. Tropohemist Organosol 55.991 4,53 TOTAL 1.236.583 100,00 Sumber: Hasil Analisis(2008) Untuk kondisi hidrologi, Kabupaten Musi Rawas mempunyai sumber daya air berupa Sungai yang besar yaitu Sungai Rawas dan Sungai Musi Hulu dimana keduanya menyatu menjadi Sungai Musi. Disamping kedua Sungai tersebut terdapat Sungai besar lainnya seperti Sungai Rupit, Sungai Kelingi, Sungai Megang, Sungai Lakitan, Sungai Lemutas, Sungai Semangus dan Sungai Gegas. Sungai Rawas mempunyai banyak anak Sungai yang berhulu di hutan TNKS. Aliran Sungai Rawas masuk dalam sub DAS Rawas yang panjang sungainya mencapai 230 km dengan kedalaman rata-rata 3m dan lebar rata- rata 50m serta debit 282,3 m³/det. Sedangkan jumlah anak-anak Sungai Rawas sendiri mencapai 14 Sungai. (sumber: studi JICA 2003 dan hasil pantauan BPSDA). Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Musi mempunyai 11 Sub DAS yaitu Sub DAS Batang Hari Leko, Sub DAS Beliti, Sub DAS Kikim, Sub DAS Komering, Sub DAS Lakitan, Sub DAS Lematang, Sub DAS Musi Hilir, Sub DAS Musi Hulu, Sub DAS
  • 15. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 15 Ogan, Sub DAS Semangus dan Sub DAS Rawas. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di wilayah Kabupaten Rawas merupakan bagian dari DAS Musi yaitu DAS Rawas , DAS Lakitan dan DAS Musi Hulu. DAS tersebut melingkup kecamatan-kecamatan kabupaten Musi Rawas. Untuk kondisi iklim di Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis basah dengan kelembaman udara rata-rata 87,0% dan penyinaran matahari rata-rata 61,9%. Temperatur udara di Kabupaten Musi Rawas berkisar antara 19,6º C hingga 32,9º C. Sebagai daerah tropis basah, rata-rata curah hujan di Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi yaitu 2.285 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 116 hari hujan per tahun. Adapun bulan kering yang terjadi hanya empat bulan yaitu bulan Juni sampai bulan September dan sisanya adalah bulan basah. Oleh karena itu, wilayah ini digolongkan dalam tipe curah hujan B (sangat basah). Berdasarkan Peta Kawasan Hutan Kabupaten Musi Rawas (Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas, 2007), luas kawasan hutan di Kabupaten Musiwaras mencakup areal lebih dari 51% luas kabupaten. Berdasarkan fungsinya kawasan hutan di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari: Taman Nasional (TN), Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan produksi konversi (HPK). Hutan Produksi Tetap (HP) dan Taman Nasional merupakan kawasan hutan paling dominan di Kabupaten Musi Rawas, yakni masing-masing seluas 301.458 Ha (24,38%) dan 251.251 Ha (20,32%). Jenis fungsi hutan dan luasannya sebagaimana disajikan pada Tabel 1 - 7. Tabel I - 7. Jenis Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya di Kabupaten Musi Rawas menurut Kecamatan Tahun (2008) No Kecamatan FUNGSI HUTAN Jumlah TN HL HP HPT HPK 1 2 3 4 5 6 7 1 BKLU Terawas 700 869 3.426 - - 4.995 2 Rawas Ulu - - 7.882 - - 7.882 3 Ulu Rawas 121.933 - 6.445 9.782 - 138.160 4 Rupit - - 24.251 0 - 24.251 5 Karang Jaya 55.731 134 24.974 15.464 - 96.303 6 Selangit 72.888 - - 1.141 - 74.029 7 Tugumulyo - 2 - - - 2 8 Purwodadi - 67 - - - 67 9 Jaya Loka - - 17.466 - 208 17.674 10 BTS, Ulu - - 31.134 - 1.028 32.162
  • 16. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 16 11 Muara Kelingi - - 6.727 - 19.001 25.728 12 Muara Lakitan - - 108.712 - 15.062 123.774 13 Megang Sakti - - 25.023 - 0 25.023 14 Rawas Ilir - 770 1.971 393 8.635 11.768 15 Karang Dapo - - 2.524 - 6.140 8.664 16 Nibung - - 40.923 - - 40.923 Total Luas (Ha) 251.251 1.842 301.458 26.780 50.072 631.404 (%) terhadap Luas Kab. 20,32 0,15 24,38 2,17 4,05 51,06 Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas (2008) Sedangkan penggunaan lahan di Kabupaten Musi Rawas, berdasarkan hasil pengukuran berdasarkan peta Penggunaan Lahan yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Kabupaten Musi Rawas diketahui bahwa sebagian besar lahan merupakan perkebunan rakyat (45,41%) yang umumnya berupa tanaman Karet dan kedua didominasi oleh Hutan Lebat (20,21%) dan Belukar (16,85%). Bersesuaian dengan keberadaan TNKS, Kecamatan Ulu Rawas, Selangit dan Karang Jaya mempunyai hutan lebat yang paling luas diantara kecamatan lainnya. Sementara itu Rawas Ilir mempunyai lahan perkebunan yang paling luas. Sedangkan lahan pertanian terluas di Kabupaten Musi Rawas terdapat di Megang Sakti, Tugumulyo dan Purwodadi. Perkebunan besar yang pada fakta lapangan merupakan perkebunan swasta yang membudidayakan Sawit sebagian besar terdapat di Muara Lakitan dengan luas 23.408 Ha. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1 – 5 dan tabel 1 – 8.
  • 17. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 17
  • 18. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 18
  • 19. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 19
  • 20. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 20
  • 21. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 21
  • 22. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 22
  • 23. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 23 Luas Kec. Kebun/ Ladang Empang/ Sawah Sawah Tada Badan Air Hutan Hutan Semak Rumput/ (Ha) Perkebunan Tegalan Tambak Irigasi Hujan (Danau/Irigasi Darat Rawa Belukar Tanah Kosong 1 Rawas Ulu 31,850.00 187.88 - - - - - 474.84 - - - 31,187.28 - 2 Ulu Rawas 139,099.66 61.00 - 3,543.13 - - - 500.58 113,345.26 36.96 2.07 21,483.33 127.34 3 Rupit 71,000.00 796.69 4,469.05 2,346.67 - - - 1,627.92 37,498.00 135.99 185.98 23,312.06 627.64 4 Karang Jaya 169,500.00 117.56 12,045.34 7,442.12 43.64 76.31 91.97 574.04 80,959.92 155.59 1,155.34 65,814.48 1,023.69 5 STL Ulu 40,850.00 351.27 68.21 5,707.58 - 627.29 627.30 374.16 25,509.16 111.33 10.17 7,318.22 145.33 6 Sumber Harta 10,600.00 193.92 1,370.29 1,929.24 - 3,010.28 - 127.13 - 26.66 - 3,942.49 - 7 Selangit 80,350.00 150.98 19,357.40 - - - 9.58 270.88 46,295.87 5,644.67 - 8,620.63 - 8 Tugu Mulyo 6,697.75 733.88 - 56.09 - 3,788.57 390.23 40.96 - 294.34 - 1,393.67 - 9 Purwodadi 5,800.25 830.39 - - - 1,633.39 - 48.81 - 25.62 - 3,262.05 - 10 Muara Beliti 19,200.00 260.82 34.21 142.90 245.91 73.06 382.29 17,292.07 768.74 11 TP. Kepungut 29,300.00 99.66 - - - - - 158.81 - - - 29,041.53 - 12 Jaya Loka 19,831.00 85.17 3,454.22 648.18 15,643.43 - 13 Suka Karya 15,954.00 114.61 - - - - - 144.71 879.26 292.04 - 11,925.72 2,597.66 14 BTS Ulu 70,600.00 139.19 30,345.33 1,437.22 - - - 710.61 14,356.31 2,539.67 1,168.57 17,420.00 2,483.10 15 Muara Kelingi 46,450.00 115.32 13,694.43 554.01 55.15 530.88 31,500.21 16 Tuah Negeri 36,800.00 328.10 346.65 133.16 - 160.32 234.22 - 1,603.17 967.55 2,534.44 25,702.84 4,789.56 17 Muara Lakitan 201,300.00 169.22 27,563.12 3,286.64 4,763.09 26,206.16 1,845.62 1,125.49 134,406.32 1,934.34 18 Megang Sakti 43,750.00 169.59 6,186.70 6,719.58 5,715.66 332.99 3,750.08 20,875.40 19 Rawas Ilir 99,950.00 109.42 9,945.20 900.75 - - - 799.99 - 15,776.15 2,485.65 68,983.36 949.47 20 Karang Dapo 29,950.00 113.36 14,170.60 918.04 315.13 11,919.44 481.47 1,964.79 67.17 21 Nibung 67,750.00 14.81 12,172.71 5,139.95 - - - - - 1,310.30 578.97 41,198.85 7,334.39 Jumlah 1,236,582.66 5,142.82 155,223.47 40,905.25 43.64 15,312.88 1,353.29 11,868.59 358,954.84 32,912.57 9,728.15 582,288.73 22,848.43 Tabel 1.8 No Kecamatan Permukiman Rawa Luas Pengunaan Lahan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013 Sumber : Hasil Analisa
  • 24. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 24
  • 25. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 25 1.2.5 Potensi Ekonomi Wilayah 1.2.5.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan Distribusi PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Provinsi Sumatera Selatan juga menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor yang memberikan sumbangan terbesar di Tahun 2009 adalah sektor industri pengolahan sebesar 23,1%, sektor pertambangan dan penggalian 21,2%, dan sektor pertanian 17,4%. Tabel I - 8. Struktur PDRB Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Musi Rawas Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2009 (%) Sektor Sumsel Mura 2008*) 2009**) 2008*) 2009**) 1. Pertanian 17.2 17.4 38.4 39.8 2. Pertambangan dan Penggalian 25.5 21.2 34.6 30.4 Sektor Primer 42.7 38.6 73.0 70.2 3. Industri Pengolahan 23.1 23.1 9.0 9.5 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.5 0.5 0.1 0.1 5. Bangunan 6.0 6.6 4.6 5.1 Sektor Sekunder 29.6 30.2 13.7 14.7 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12.0 12.8 4.8 5.2 7. Angkutan dan Komunikasi 4.1 4.4 0.5 0.5 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 3.4 3.7 1.7 1.8 9. Jasa-jasa 8.2 10.3 6.3 7.5 Sektor Tersier 27.7 31.2 13.3 15.1 PDRB dengan Migas 100.0 100.0 100.0 100.0 PDRB Tanpa Migas 68.6 66.6 68.4 73.0 Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara Tabel I - 9 menunjukkan bahwa hampir semua sektor ekonomi mengalami kenaikan peranan kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang kontribusinya turun dari 25,5% tahun 2008 menjadi 21,2% tahun 2009. Penyebab turunnya kontribusi sektor ini adalah akibat adanya penurunan harga minyak mentah yang sangat signifikan. Sedangkan sektor-sektor yang mengalami kenaikan kontribusi adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih tidak mengalami perubahan kontribusi yang berarti.
  • 26. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 26 Sementara itu, struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam atau masih berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nilai tambah PDRB Kabupaten Musi Rawas selama kurun waktu 2005-2009, seperti yang terlihat pada grafik 1-1. Grafik 1 - 1 Peranan Sektor-Sektor Terhadap Pembentukan PDRB Dengan Migas ADHB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 Sektor primer yang terdiri atas sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar 70,2% dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Sektor pertanian memberikan sumbangan 39,85%, sedangkan sisanya 30,37% merupakan konstribusi sektor pertambangan dan penggalian. Selanjutnya sektor sekunder yang terdiri atas sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor bangunan memberikan kontribusi 14,7% terhadap total nilai tambah Kabupaten Musi Rawas. Dari 14,7% tersebut 9,54% berasal dari sektor industri pengolahan, 5,11% dari sektor bangunan, dan hanya 0,08% yang berasal dari sektor listrik, gas, dan air bersih. Terakhir, sektor tersier yang terdiri atas 4 (empat) sektor ekonomi, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 15,1% dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Dari keempat sektor tersebut, sektor jasa-jasa merupakan kontributor utama dengan kontribusi 7,48%, sisanya berasal dari tiga sektor lainnya. Jika diamati dengan seksama, pada grafik 2.2 terlihat bahwa peranan sektor primer dalam lima tahun terakhir cenderung menurun, dari 74,4% pada tahun 2005 menjadi 70,2% pada tahun 2009. Sebaliknya, peranan sektor sekunder dan perlahan-lahan meningkat dari tahun ke tahun. Sektor tersebut pada tahun 2009 memberikan kontribusi di atas 14%. Sedangkan sektor tersier selama lima tahun terakhir meningkat lebih dari 2%, tahun 2005 sektor ini hanya memberikan kontribusi tidak lebih dari 12%, dan pada tahun 2009 kontribusinya di atas 15%. Ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir mulai ada pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Musi Rawas, dari sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier, meskipun pergeseran tersebut masih terbilang lamban.
  • 27. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 27 1.2.5.2 Inflasi Sektoral Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan Inflasi sektoral yang dibahas dalam publikasi ini digunakan untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di tingkat produsen, bukan di tingkat konsumen seperti yang lazim dibicarakan. Inflasi dengan migas Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 minus 1,61%, turun drastis dari 15,5% di tahun 2008. Inflasi tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mengalami defiasi. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sektor ini merupakan salah satu sektor yang tingkat inflasinya sangat berfluktuatif. Dirinci menurut subsektor pembentuknya akan terlihat bahwa inflasi sektor pertambangan dan penggalian yang berfluktuatif bersumber dari subsektor minyak dan gas bumi. Suatu hal yang wajar mengingat harga minyak mentah dunia mengalami naik turun yang sangat signifikan tiap tahunnya. Tabel I - 9. Inflasi Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 – 2009 (%) Sektor Tahun 2008*) 2009**) 1. Pertanian 9.88 0.65 2. Pertambangan dan Penggalian 22.19 -16.38 3. Industri Pengolahan 17.52 0.72 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.92 2.92 5. Bangunan 12.17 3.91 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15.43 6.75 7. Angkutan dan Komunikasi 5.96 -4.25 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10.27 4.19 9. Jasa-jasa 15.70 16.54 PDRB dengan Migas 15.46 -1.61 PDRB Tanpa Migas 11.47 5.24 Sumber : PDRB Propinsi Sumatera Selatan tahun 2010 Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Musi Rawas, inflasi Kabupaten Musi Rawas dengan migas pada tahun 2009 sebesar minus 0,94%, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 13,18%. Begitupun dengan inflasi tanpa migas yang pada tahun 2009 sebesar 4,31%, sedangkan tahun sebelumnya berkisar 9,92%.
  • 28. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 28 Tabel I - 10. Inflasi Sektoral PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 – 2009 (%) Sektor Tahun 2008*) 2009**) 1. Pertanian 8.62 1.04 2. Pertambangan dan Penggalian 19.31 -10,87 3. Industri Pengolahan 7.80 5.75 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.98 3.93 5. Bangunan 15.52 5.84 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.90 8.26 7. Angkutan dan Komunikasi 10.90 -3.08 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12.92 5.37 9. Jasa-jasa 16.77 16.02 PDRB dengan Migas 13.18 -0.94 PDRB Tanpa Migas 9.92 4.31 Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara Dari tabel I – 11 tampak bahwa sektor yang memiliki inflasi tertinggi adalah sektor jasa-jasa, ada tiga sektor yang tingkat inflasinya pada tahun ini sangat rendah, yakni sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, serta angkutan dan komunikasi. Rendahnya tingkat inflasi di sektor pertanian disebabkan rendahnya inflasi di hampir semua subsektor pembentuknya. Angka inflasi terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan, khususnya pada komoditi karet dan kelapa sawit. Sedangkan rendahnya inflasi di sektor pertambangan dan penggalian lebih disebabkan karena pada tahun 2008 harga minyak mentah melambung tinggi dan sebaliknya pada tahun 2009 turun drastis. 1.2.6 Pendapatan per Kapita Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh setiap penduduk secara rata- rata. Besaran ini diperoleh dari bagi hasil PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat peningkatan dalam pendistribusian PDRB per kapita maupun pendapatan regional per kapita. Angka pendapatan per kapita digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan penduduk. Namun, hal ini perlu diinterpretasikan secara hati-hati karena angka ini belum memperhitungkan net factor income yaitu selisih dari income outflow dengan income in flow. Secara umum apabila pendapatan per kapita suatu daerah naik maka dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan penduduk meningkat. Demikian sebaliknya turunnya perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari menurunnya pula pendapatan per kapita daerah tersebut.
  • 29. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 29 Tumbuhnya ekonomi suatu daerah selain memberikan gambaran terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa, juga memberikan gambaran tentang peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Musi Rawas dalam rentang waktu 5 tahun dari tahun 2005-2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Musi Rawas sebesar Rp. 8,642,248 menjadi Rp. 13,323,558 pada tahun 2009. Jika dibandingkan dengan tahun 2008 pendapatan per kapita dengan migas penduduk Kabupaten Musi Rawas naik sebesar 2,36%. Apabila pengaruh migas dieliminasi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2009 sebesar Rp. 9,724,127 naik sebesar 9,25% dari tahun 2008 sebesar Rp. 8,900,858. Tabel I - 11. Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 atas Dasar Harga Berlaku Tahun Pendapatan Per Kapita Dengan Migas Pertumbuhan (%) Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas Pertumbuhan (%) 2005 2006 2007 2008 2009 8,642,248 9,677,258 11,004,462 13,016,524 13,323,554 12.88 11.98 13.71 18.28 2.36 5,693,575 6,522,851 7,669,914 8,900,858 9,724,127 16.82 14.57 17.59 16.05 9.25 Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 Pendapatan per kapita atas dasar harga konstan dengan migas penduduk Kabupaten Musi Rawas tahun 2009 sebesar Rp. 6,858,226 mengalami peningkatan sebesar 3,33% dari tahun 2008, sedangkan pendapatan per kapita tanpa migas tahun 2009 sebesar Rp. 4,612,432 atau mengalami peningkatan sebesar 4,73% dari tahun sebelumnya yang nilai pendapatannya sebesar Rp. 4,403,948. Tabel I - 12. Pendapatan per Kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan Tahun Pendapatan Per Kapita Dengan Migas Pertumbuhan (%) Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas Pertumbuhan (%) 2005 2006 2007 2008 2009 5,910,655 6,140,973 6,351,109 6,637,498 6,858,226 2.42 3.90 3.42 4.51 3.33 3,732,175 3,913,188 4,171,356 4,403,948 4,612,432 3.53 4.85 6.60 5.58 4.73 Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010
  • 30. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 30 1.2.7 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita Pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan pendapatan per kapita mempunyai hubungan yang positif, peningkatan pertumbuhan ekonomi senantiasa diikuti dengan peningkatan pertumbuhan pendapatan per kapita. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi dengan migas Kabupaten Musi Rawas sebesar 5,82% diikuti dengan kenaikan pendapatan per kapita sebesar 4,51%, kemudian pada tahun 2009 pendapatan per kapita turun menjadi 3,33% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,85%. Kondisi yang sama juga ditunjukkan jika komponen migas tidak diikutsertakan dalam penghitungan. Pada tahun 2008 perekonomian tanpa migas Kabupaten Musi Rawas tumbuh sebesar 6,90% diikuti oleh pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 5,58%. Di tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas menurun menjadi 6,28%, penurunan ini juga diikuti oleh penurunan pendapatan per kapita menjadi 4,73%. Grafik 1 - 2 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita dengan Migas Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2009 Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 Grafik 1 - 3 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita Tanpa Migas Kabupaten Musi Rawas Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas tahun 2010
  • 31. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 31 1.2.8 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Sektor yang dikelompokkan pada sektor primer adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian. Dari kedua sektor ini yang mengalami pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan adalah sektor pertanian. Tahun 2008 pertumbuhan sektor pertanian sebesar 7,09% di tahun 2009 pertumbuhan ekonominya menurun menjadi 6,72%, pertumbuhan sektor ini selalu lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di kelompok sektor sekunder pada tahun 2009, sektor bangunan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, sektor tersebut tumbuh sebesar 8,02%, sedangkan dua sektor lainnya yakni sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor industri pengolahan mengalami perlambatan laju pertumbuhan sekitar 1% dari tahun sebelumnya, masing-masing 6,27 dan 3,77%. Pada tahun 2008 sektor tersier yang tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2009 sektor angkutan dan komunikasi tetap tumbuh jauh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sementara itu, sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami perlambatan pertumbuhan dan tumbuh dibawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Grafik 1 - 4 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Tersier di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008-2009 Sumber : PDRB Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 1.3 ISU-ISU STRATEGIS Selain data-data di atas, hasil lokakarya, dialog dengan berbagai pihak serta hasil pengamatan lapangan, dapat diambil kesimpulan bahwa Kabupaten Musi Rawas adalah wilayah yang sangat luas (1,2 juta Ha) dan kaya dengan sumber daya alam, mulai dari hasil perkebunan, kehutanan, pertanian, perternakan sampai hasil pertambangan berupa emas, gas, minyak bumi, biji besi, timah dan batu bara yang
  • 32. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 32 kandungannya mencapai jutaan ton. Begitu besarnya potensi sumber daya alam, terutama pertanian dan pertambangan, maka Provinsi Sumatera Selatan mengandalkan Musi Rawas sebagai pendukung utama pencapaian visi provinsi yaitu sebagai lumbung pangan dan energi nasional. Kabupaten ini juga berada pada jalur lalu lintas trans Sumatera dengan tingkat aksesilitas yang tinggi sehingga memberikan kemudahan dalam koleksi dan distribusi barang ke berbagai daerah di Sumatera dan Jawa, bahkan Singapura dan Malaysia. Dalam konteks globalisasi keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang sebagian kawasan berada di Musi Rawas memegang peranan penting untuk melindungi wilayah sekitarnya terutama karena 3 sungai besar yang terdapat di Sumatera Selatan berhulu di kawasan lindung ini, yaitu S. Musi, S. Rawas dan S. Lakitan. Kerusakan sedikit saja pada kawasan TNKS akan membawa dampak buruk bagi daerah aliran sungai yang dilalui ketiga sungai di atas. Namun dengan wilayah yang sangat luas, penduduk yang terbatas serta infrastruktur yang belum memadai mengakibatkan sumber daya alam yang berlimpah tersebut belum dapat termanfaatkan secara optimal. Kondisi ini tentu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat Musi Rawas secara umum. Untuk membangun Musi Rawas diperlukan investasi yang cukup besar, baik pada bidang infrastruktur maupun untuk pengelolaan sumber daya yang ada. Sumber pendanaan yang berasal dari pihak pemerintah provisi ataupun pusat tentulah terbatas dan oleh karena itu diperlukan investasi dari pihak swasta. Akan tetapi tidaklah mudah untuk menarik investasi masuk ke Musi Rawas karena para penanam modal mempunyai berbagai pertimbangan seperti kemudahan dalam perizinan, kepastian hukum berinvestasi, dukungan infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja, tingkat aksesibilitas, kepastian potensi sumber daya alam yang akan dikelola, kemudahan dalam berusaha dan sebagainya. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Musi Rawas dan sekaligus menjadi peluang untuk memajukan Musi Rawas. Bila kebutuhan dasar investasi kurang dapat dipenuhi, maka para investor akan menanamkan modalnya di wilayah tetangga seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Sarolangun ataupun Kabupaten Rejang Lebong yang mempunyai potensi yang tidak jauh berbeda dengan Musi Rawas. Secara internal, saat ini Kabupaten Musi Rawas sedang mengalami berbagai persoalan, seperti penurunan luas hutan dan kawasan lindung, penurunan luas lahan pertanian padi-sawah, penurunan debit air irigasi, terjadinya banjir tahunan pada sebagain besar sempadan sungai-sungai besar, belum tuntasnya pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Musi Rawas di Muara Beliti, masih besarnya modal yang diperlukan untuk membangun sistem agropolitan, dan sebagainya. Dari gambaran diatas dapat dirumuskan isu-isu strategis Kabupaten Musi Rawas, yaitu : 1. Pertanian; Pengelolaan pertanian dalam arti luas, termasuk perkebunan dan kehutanan memerlukan sistem pengelolaan yang modern, lebih efektif, lebih efisien, didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai serta bersifat ramah lingkungan. Hal ini penting mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, karena beberapa hal : a. Karena besarnya potensi alam, buatan dan manusia yang dapat mendukung pengembangan pertanian modern.
  • 33. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 33 b. Sebagai bagian dari peran lokal Kabupaten Musi Rawas terhadap misi nasional/regional dalam swa sembada beras dalam kerangka mendukung ketahanan pangan nasional serta menjalankan misi provinsi sebagai lumbung pangan. c. Telah dibangunnya infrastruktur dan fasiltas yang mendukung bertumbuhnya sistem pertanian modern. d. Telah ditetapkannya sistem pengelolaan pertanian dengan pendekatan agropolitan yang berorientasi pada peningaktan nilai tambah pasca panen. 2. Pertambangan; Musi Rawas sangat kaya dengan sumber daya alam berbasis fosil, mulai dari batubara, biji bisi, emas, nikel, sampai gas dan minyak bumi. Namun pengolahan pertambangan selalu membawa dampak negatif terhadap lingkungan, mulai dari kerusakan tanah, limbah cair ataupun padat sisa pengolahan, polusi udara, permasalahan sosial dan lain-lain. Sumber daya pertambangan adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui serta memerlukan investasi yang sangat besar untuk pengolahannya. Oleh karena diperlukan perencanaan dan skenario pengelolaan yang terprogram dan mempertimbangkan berbagai resiko dan keuntungannya. Kendati demikian hasil pengelolaan hasil tambang akan memberi dampak pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup signifikan, meskipun pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan masyarakat lokal sering terabaikan. 3. Pemulihan Kawasan Lindung; selain berkurangnya kawasan hutan dan hutan lindung mencapai lebih dari 25% juga perlu dilakukan revitalisasi terhadap kawasan lindung lain seperti sumber mata air, hulu sungai, sempadan sungai/situ dalam kerangka memulihkan dan menjaga kesinambangan alam serta menanggulangi bencana banjir. Dalam UUPR No. 26 Tahun 2007 telah diamanatkan untuk menetapkan 30% dari DAS menjadi RTH. Dalam proses pemulihan dan revitalisasi kawasan lindung tentu perlu diperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat lokal, kemampuan daerah, dan kondisi kawasan yang akan diberikan/dikembalikan fungsi lindungnya. 4. Pusat Pemerintahan dan Pusat Agropolitan; Pengembangan struktur ruang wilayah diarahkan pada penguatan peran Kota Muara Beliti sebagai pusat ibukota kabupaten dan pusat agropolitan, pengembangan pusat-pusat pelayanan pada kawasan perbatasan sehingga menempatkan peran Kabupaten Musi Rawas sebagai pusat agropolitan regional. Berperannya pusat pemerintahan dan pusat agropolitan termasuk sub pusat agropolitan pada lima pusat pelayanan sangat dipengaruhi oleh tersedia dan berfungsinya infrastruktur wilayah yang tepat dan memadai. Penguatan peran sub pusat agropolitan juga akan berpengaruh terhadap penurunan kesenjangan pertumbuhan antar wilayah (kecamatan/kelompok kecamatan).
  • 34. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 34 5. Kualitas SDM dan Kelembagan; Peningkatan kapasitas, kompetensi dan profesionalisme aparat pemerintah, pihak swasta dan masyarakat dalam pengelolaan ruang dan pembangunan ekonomi wilayah. Kabupaten Musi Rawas dengan luas 1,2 juta Ha, jumlah penduduk lebih kurang ½ juta jiwa, dengan sumber daya alam yang berlimpah, namun berada pada kawasan yang juga mempunyai karakteristik yang sama (Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Empat Lawang, dan Kabupaten Rejang Lebong) serta dipengaruhi langsung oleh perkembangan ekonomi global, maka sangat diperlukan suatu kelembagaan yang kuat dan SDM yang profesional (good governance dan good corporate governance).
  • 35. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N I - 35