SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 1 
RENCANA STRUKTUR RUANG 
3.1 RENCANA SISTEM PERKOTAAN 
3.1.1 Sistem Hirarki Pusat-Pusat Permukiman 
Rencana struktur ruang yang dikembangkan adalah rencana yang dapat mengoptimalkan masing-masing wilayah sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya. Apabila sistem pemenuhan kebutuhan terjadi dalam jangka panjang berarti sistem perekonomian wilayah dapat berjalan sesuai dengan harapan dan perkembangan ekonomi dapat terwujud. Berdasarkan rumusan strategi pengembangan wilayah di atas, struktur ruang Kabupaten Musi Rawas diarahkan pada penguatan peran Kota Muara Beliti sebagai pusat ibukota kabupaten dan pusat agropolitan, pengembangan pusat-pusat pelayanan pada kawasan perbatasan sehingga menempatkan peran Kabupaten Musi Rawas sebagai pusat agropolitan regional. 
Dalam konstelasi regional (provinsi) dan sebagaimana yang dimanatkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kota Lubuklinggau berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dan Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Rupit sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Ini artinya Kota Lubuklinggau mempunyai kapasitas untuk melayani wilayah Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Empat Lawang dan wilayah lain di sekitarnya. Mengacu pada kebijakan dan strategi di atas, Muara Beliti, Muara Lakitan dan Rupit diarahkan menjadi PKL untuk wilayah Kabupaten Musi Rawas. Adapun pusat pertumbuhan lainnya diarahkan sebagai Pusat Pelayanan bagi wilayah belakangnya dengan hirarki sesuai dengan hasil analisis dan hasil kesepakatan pada beberapa kali pertemuan teknis. Hal penting lain yang menjadi pertimbangan dalam merumuskan sistem perkotaan Muara Beliti adalah kebijakan pemerintah yang telah dituangkan dalam RPJM, yaitu pembangunan akan dilakukan dengan pendekatan agropolitan. 
Secara alamiah struktur ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas mempunyai ciri khas, dimana pusat permukiman tumbuh disepanjang jalan lintas Sumatera (utara-selatan) dan jalan dari Lubuklinggau
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 2 
menuju Kota Palembang (barat-timur). Terdapat dua kawasan yang membatasi pertumbuhan permukiman, yaitu di bagian barat oleh TNKS dan bagian Tenggara oleh kawasan hutan (BTS Ulu dan Muara Lakitan bagian selatan). Pusat permukiman di bagian utara yang berada pada lintasan trans Sumatera (Simpang Nibung) dan yang berada pada jalur Lubuklinggau - Palembang (Muara Lakitan) diarahkan untuk tidak saja melayani kegiatan permukiman di wilayah Kabupaten Musi Rawas tetapi juga kawasan permukiman di Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Banyuasin. 
Mempertimbangkan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Musi Rawas akan didekati dengan pola agropolitan maka dalam hal ini, perlu disampaikan bahwa struktur ruang kawasan agropolitan merupakan gambaran sistem pusat kegiatan kawasan dan jaringan prasarana yang dikembangkan untuk mengintegrasikan kawasan selain untuk melayani kegiatan pertanian dalam arti luas, baik tanaman pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, maupun peternakan. Jaringan prasarana pembentuk struktur ruang kawasan agropolitan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air. Dengan demikian, struktur ruang Kabupaten Musi Rawas direncanakan seperti berikut : 
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 
Adapun yang akan diarahkan menjadi PKL adalah: 
a. Kota Muara Beliti; 
b. Rupit ;dan 
c. Muara Lakitan. 
2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) 
Adapun yang akan diarahkan menjadi PPK adalah : 
a. Simpang Nibung (Sarolangun - Rawas Ulu); adalah pusat permukiman yang berada di bagian utara Kabupaten Musi Rawas dan berada pada jalur trans Sumatera yang diarahkan menjadi pusat pelayanan bagi beberapa kecamatan, yaitu : 
1. Kecamatan Ulu Rawas 
2. Kecamatan Rawas Ulu 
3. Kecamatan Nibung 
4. Kecamatan Rawas Ilir 
5. Kecamatan Karang Dapo 
6. Kecamatan Karang Jaya 
Selain kecamatan-kecamatan di atas, Simpang Nibung juga diarahkan untuk mampu melayani kecamatan yang berada di bagian selatan Kabupaten Sarolangun (Provinsi Jambi). 
b. Simpang Terawas (Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas); adalah pusat permukiman yang berada antara Simpang Nibung dengan Lubuklinggau dan juga berada pada lintas trans Sumatera. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani: 
1. Kecamatan Karang Jaya
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 3 
2. Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas 
3. Kecamatan Selangit, dan 
4. Kecamatan Sumber Harta 
c. Megang Sakti; diarahkan sebagai pusat pelayanan kawasan yang meliputi beberapa kecamatan disekitarnya, yaitu : 
1. Kecamatan Purwodadi dan 
2. Kecamatan Tugumulyo 
d. Simpang Semambang (Tuah Negeri); adalah pusat permukiman yang berada pada jalan lintas Lubuklinggau - Palembang terletak antara Muara Beliti dengan Muara Lakitan. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani; 
1. Kecamatan Tuah Negeri 
2. Kecamatan Muara Kelingi 
3. Kecamatan Jayaloka 
4. Kecamatan Sukakarya 
5. Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu 
6. Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut 
3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 
Adapun yang akan diarahkan menjadi PPL adalah ibukota dari kecamatan berikut: 
a. Tugu Mulyo (Kecamatan Tugu Mulyo) 
b. Muara Kelingi (Kecamatan Muara Kelingi) 
c. Jayaloka (Kecamatan Jayaloka) 
d. Muara Kulam (Kecamatan Ulu Rawas) 
e. Karya Makmur (Kecamatan Nibung) 
f. Bingin Teluk (Kecamatan Rawas Ilir) 
g. Karang Dapo (Kecaman Karang Dapo) 
h. Karang Jaya (Kecamatan Karang Jaya) 
i. Selangit (Kecamatan Selangit) 
j. Sumber Harta (Kecamatan Sumber Harta) 
k. Purwodadi (Kecamatan Purwodadi) 
l. Ciptodadi (Kecamatan Sukakarya) 
m. Muara Kati Baru I (Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut) 
n. Bangun Jaya (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) 
Rencana struktur ruang Kabupaten Musi Rawas sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat dilihat pada Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Musi Rawas. Sedangkan fungsi-fungsi pelayanan untuk masing-masing pusat pelayanan dapat dilhat pada Tabel III-1 berikut:
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 4 
Tabel III - 1. 
Struktur Ruang dan Fungsi yang Diemban Kecamatan 
NO 
KECAMATAN 
HIRARKI 
FUNGSI YANG DIEMBAN PUSAT KEGIATAN/PELAYANAN 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
11 
12 
13 
14 
15 
16 
1 
Muara Beliti 
PKL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
2 
Rupit 
PKL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
3 
Muara Lakitan 
PKL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
4 
Simpang Nibung/Rawas Ulu 
PPK 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
5 
Simpang Terawas/ STL. Ulu Terawas 
PPK 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
6 
Megang Sakti 
PPK 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
7 
Simpang Semambang/ Tuah Negeri 
PPK 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
8 
Ulu Rawas 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
9 
Karang Jaya 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
10 
Selangit 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
11 
Sumber Harta 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
12 
Tugumulyo 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
13 
Purwodadi 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
14 
T.P. Kepungut 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
15 
Jaya Loka 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
16 
BTS. Ulu 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
17 
Sukakarya 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
18 
Muara Kelingi 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
19 
Rawas Ilir 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
20 
Karang Dapo 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
21 
Nibung 
PPL 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
X 
Sumber : Hasil Analisis, 2008 Keterangan : 1. Pemerintah Kabupaten 6. Jasa Persewaan dan Perbankkan, 11. Kesehatan 16. Air Limbah 
2. Pemerintah Lokal 7. Jasa Koperasi Unit Desa 12. Listrik 3. Ditribusi dan Koleksi 8. Jasa Hukum dan Konsultasi 13. Telekomunikasi 
4. Industri 9. Pariwisata dan Jasa penginapan 14. Irigasi 5. Perdagangan, Kios dan Los Pasar 10. Pendidikan 15. Air Minum Bersih 
PKL : Pusat Kegiatan Lokal; PPK: Pusat Pelayanan Kawasan; PPL: Pusat Pelayanan Lingkungan
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 5
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 6 
3.1.2 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Wilayah 
3.1.2.1 Sistem Fasilitas Umum 
Sistem fasilitas umum merupakan rencana kebutuhan fasilitas yang mengacu pada standar minimum kebutuhan masyarakat yang telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan rasionalisasi kebutuhan berdasarkan sebaran pola permukiman. Adapun sistem (kebutuhan) fasilitas umum berikut, meliputi kebutuhan fasilitas pendidikan, kesehatan, serta perdagangan dan niaga. 
A. Sarana Pendidikan 
Kebutuhan fasilitas pendidikan pada dasarnya dipertimbangkan berdasarkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada dan terkait dengan grup bangunan/blok yang terbentuk. Sedangkan penempatannya mempertimbangkan jangkauan layanan yang dipenuhinya. Perencanaan kebutuhan fasilitas berikut menggunakan acuan dasar sebagai berikut: 
a. Taman Kanak-kanak 
Melayani setiap 1.250 penduduk, dengan luas lahan mínimum yang diperlukan untuk 2 ruang kelas dengan masing-masing terisi oleh 25-30 murid dan ruang terbuka ±700 m² adalah 1.250 m². Daya jangkau yang diperkenankan adalah 500 m dan bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokkan kegiatan. 
b. Sekolah Dasar 
Melayani 1.600 penduduk dengan luas lahan mínimum seluas 2.000 m², luas tersebut dengan asumsi mínimum 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid, dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaian untuk fasilitas ini adalah kurang lebih 1 km. 
c. SLTP 
Melayani 4.800 penduduk dengan luas lahan mínimum seluas 9.000 m², luas tersebut dengan asumsi mínimum 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid, dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaiannya adalah 1 Km. 
d. SMU 
Fasilitas ini melayani hingga 4.800 penduduk dengan luas lahan mínimum seluas 12.500 m², luas tersebut dengan terbangun dengan 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid, dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaiannya adalah 3 Km. 
e. Taman Bacaan 
Fasilitas taman bacaan adalah untuk melayani 2.500 penduduk dengan luas lahan mínimum yang dibutuhkan adalah seluas 150 m². Luas tersebut adalah luas dengan mínimum 1 ruang baca yang dapat digunakan oleh mínimum 15 orang murid. 
Adapun jumlah kebutuhan minimum fasilitas pendidikan Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel III-2 kebutuhan berikut:
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 7 
Tabel III - 2. 
Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam Unit) 
Kecamatan 
TK 
SD 
SLTP 
SMU 
Taman 
Bacaan 
1 
Rawas Ulu 
34 
26 
9 
9 
17 
2 
Ulu Rawas 
11 
9 
3 
3 
6 
3 
Rupit 
33 
26 
9 
9 
16 
4 
Karang Jaya 
31 
24 
8 
8 
16 
5 
Selangit 
29 
23 
8 
8 
15 
6 
STL. Ulu Terawas 
19 
15 
5 
5 
9 
7 
Sumber Harta 
19 
15 
5 
5 
10 
8 
Tugumulyo 
46 
36 
12 
12 
23 
9 
Purwodadi 
16 
12 
4 
4 
8 
10 
Muara Beliti 
23 
18 
6 
6 
11 
11 
T.P. Kepungut 
14 
11 
4 
4 
7 
12 
Jaya Loka 
14 
11 
4 
4 
7 
13 
Sukakarya 
12 
10 
3 
3 
6 
14 
BTS. Ulu 
37 
29 
10 
10 
18 
15 
Muara Kelingi 
25 
20 
7 
7 
13 
16 
Tuah Negeri 
25 
19 
6 
6 
12 
17 
Muara Lakitan 
38 
30 
10 
10 
19 
18 
Megang Sakti 
52 
41 
14 
14 
26 
19 
Rawas Ilir 
26 
20 
7 
7 
13 
20 
Karang Dapo 
19 
15 
5 
5 
9 
21 
Nibung 
23 
18 
6 
6 
12 
Kab.Musi Rawas 
496 
546 
427 
142 
142 Sumber: Hasil Analisis 
Tabel III - 3. 
Kebutuhan Luas Lahan Minimum Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam m2) 
Kecamatan 
TK 
SD 
SLTP 
SMU 
Taman Bacaan 
1 
Rawas Ulu 
42.350 
52.938 
79.407 
110.287 
42.350 
2 
Ulu Rawas 
14.219 
17.774 
26.660 
37.028 
14.219
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 8 
Kecamatan 
TK 
SD 
SLTP 
SMU 
Taman Bacaan 
3 
Rupit 
41.059 
51.324 
76.985 
106.924 
41.059 
4 
Karang Jaya 
39.162 
48.952 
73.428 
101.984 
39.162 
5 
Selangit 
36.714 
45.893 
68.839 
95.610 
36.714 
6 
STL. Ulu Terawas 
23.644 
29.555 
44.332 
61.572 
23.644 
7 
Sumber Harta 
24.128 
30.160 
45.240 
62.833 
24.128 
8 
Tugumulyo 
57.223 
71.529 
107.294 
149.019 
57.223 
9 
Purwodadi 
19.670 
24.587 
36.881 
51.224 
19.670 
10 
Muara Beliti 
28.312 
35.390 
53.085 
73.730 
28.312 
11 
T.P. Kepungut 
17.040 
21.300 
31.950 
44.376 
17.040 
12 
Jaya Loka 
17.813 
22.267 
33.400 
46.389 
17.813 
13 
Sukakarya 
15.242 
19.052 
28.578 
39.692 
15.242 
14 
BTS. Ulu 
45.682 
57.102 
85.653 
118.963 
45.682 
15 
Muara Kelingi 
31.669 
39.587 
59.380 
82.472 
31.669 
16 
Tuah Negeri 
30.787 
38.483 
57.725 
80.174 
30.787 
17 
Muara Lakitan 
47.206 
59.008 
88.512 
122.933 
47.206 
18 
Megang Sakti 
65.016 
81.269 
121.904 
169.311 
65.016 
19 
Rawas Ilir 
32.755 
40.944 
61.416 
85.301 
32.755 
20 
Karang Dapo 
23.599 
29.499 
44.248 
61.456 
23.599 
21 
Nibung 
29.370 
36.713 
55.069 
76.484 
29.370 
Kab.Musi Rawas 
248,292 
682.660 
853.325 
.279.988 
1.777.761 Sumber: Hasil Analisis 
Adapun jumlah kebutuhan minimum fasilitas pendidikan Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel kebutuhan berikut: 
B. Sarana Kesehatan 
Adapun kebutuhan fasililitas kesehatan meliputi hal sebagai berikut: 
a. Posyandu 
Berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita. Melayani untuk 1.250 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 60 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 500 m. 
b. Balai Pengobatan Warga 
Untuk memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan tanpa perawatan, berobat dan pada waktu tertentu juga memberi vaksinasi. Melayani setiap 2.500 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 300 m² dan
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 9 
pertimbangan radius pencapaian sejauh 1 km. 
c. BKIA / Klinik Bersalin 
Digunakan untuk melayani ibu, baik sebeum, saat, dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia hingga 6 tahun. Melayani sebanyak 30.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 3000 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 4 km. 
d. Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan 
Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup yang lebih kecil. Melayani 30.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 300 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 1.5 km. 
e. Puskesmas dan Balai Pengobatan 
Berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan dalam penyembuhan penyakit, selain program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya. Melayani untuk 12.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 1.000 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 500 m. 
Jumlah kebutuhan minimum fasilitas kesehatan Kabupaten Musi Rawas secara rinci dapat dilihat pada tabel kebutuhan berikut: 
Tabel III - 4. 
Kebutuhan Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas 
Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam Unit) 
Kecamatan 
Posyandu 
Balai Pengobatan Warga 
BKIA/Klinik Bersalin 
Puskesmas Pembantu/balai Pengobatan Lingkungan 
Puskesmas dan Balai Pengobatan 
RS Umum 
1 
Rawas Ulu 
34 
17 
1 
1 
4 
0 
2 
Ulu Rawas 
11 
6 
0 
0 
1 
0 
3 
Rupit 
33 
16 
1 
1 
3 
1 
4 
Karang Jaya 
31 
16 
1 
1 
3 
0 
5 
Selangit 
29 
15 
1 
1 
3 
0 
6 
STL. Ulu Terawas 
19 
9 
1 
1 
2 
0 
7 
Sumber Harta 
19 
10 
1 
1 
2 
0 
8 
Tugumulyo 
46 
23 
2 
2 
5 
0 
9 
Purwodadi 
16 
8 
1 
1 
2 
0 
10 
Muara Beliti 
23 
11 
1 
1 
2 
1 
11 
T.P. Kepungut 
14 
7 
1 
1 
1 
0 
12 
Jaya Loka 
14 
7 
1 
1 
1 
0 
13 
Sukakarya 
12 
6 
1 
1 
1 
0 
14 
BTS. Ulu 
37 
18 
2 
2 
4 
0 
15 
Muara Kelingi 
25 
13 
1 
1 
3 
0 
16 
Tuah Negeri 
25 
12 
1 
1 
3 
0
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 10 
Kecamatan 
Posyandu 
Balai Pengobatan Warga 
BKIA/Klinik Bersalin 
Puskesmas Pembantu/balai Pengobatan Lingkungan 
Puskesmas dan Balai Pengobatan 
RS Umum 
17 
Muara Lakitan 
38 
19 
2 
2 
4 
0 
18 
Megang Sakti 
52 
26 
2 
2 
5 
0 
19 
Rawas Ilir 
26 
13 
1 
1 
3 
0 
20 
Karang Dapo 
19 
9 
1 
1 
2 
0 
21 
Nibung 
23 
12 
1 
1 
2 
0 
Kab.Musi Rawas 
272 
546 
273 
23 
57 
2 Sumber: Hasil Analisis 
Tabel III - 5. 
Kebutuhan Luas Lahan Minimum Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas 
Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam m2) 
Kecamatan 
Posyandu 
Balai Pengobatan Warga 
BKIA/ Klinik Bersalin 
Puskesmas Pembantu /balai Pengobatan Lingkungan 
Puskesmas dan Balai Pengobatan 
RS Umum 
1 
Rawas Ulu 
2.033 
5.082 
4.235 
424 
3.529 
0 
2 
Ulu Rawas 
683 
1.706 
1.422 
142 
1.185 
0 
3 
Rupit 
1.971 
4.927 
4.106 
411 
3.422 
30,000 
4 
Karang Jaya 
1.880 
4.699 
3.916 
392 
3.263 
0 
5 
Selangit 
1.762 
4.406 
3.671 
367 
3.060 
0 
6 
STL. Ulu Terawas 
1.135 
2.837 
2.364 
236 
1.970 
0 
7 
Sumber Harta 
1.158 
2.895 
2.413 
241 
2.011 
0 
8 
Tugumulyo 
2.747 
6.867 
5.722 
572 
4.769 
0 
9 
Purwodadi 
944 
2.360 
1.967 
197 
1.639 
0 
10 
Muara Beliti 
1.359 
3.397 
2.831 
283 
2.359 
30,000 
11 
T.P. Kepungut 
818 
2.045 
1.704 
170 
1.420 
0 
12 
Jaya Loka 
855 
2.138 
1.781 
178 
1.484 
0 
13 
Sukakarya 
732 
1.829 
1.524 
152 
1.270 
0 
14 
BTS. Ulu 
2.193 
5.482 
4.568 
457 
3.807 
0 
15 
Muara Kelingi 
1.520 
3.800 
3.167 
317 
2.639 
0 
16 
Tuah Negeri 
1.478 
3.694 
3.079 
308 
2.566 
0 
17 
Muara Lakitan 
2.266 
5.665 
4.721 
472 
3.934 
0 
18 
Megang Sakti 
3.121 
7.802 
6.502 
650 
5.418 
0 
19 
Rawas Ilir 
1.572 
3.931 
3.276 
328 
2.730 
0
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 11 
Kecamatan 
Posyandu 
Balai Pengobatan Warga 
BKIA/ Klinik Bersalin 
Puskesmas Pembantu /balai Pengobatan Lingkungan 
Puskesmas dan Balai Pengobatan 
RS Umum 
20 
Karang Dapo 
1.133 
2.832 
2.360 
236 
1.967 
0 
21 
Nibung 
1.410 
3.524 
2.937 
294 
2.448 
0 
Kab.Musi Rawas 
16,295 
32.768 
81.919 
68.266 
6.827 
60000 Sumber: Hasil Analisis 
C. Sarana Perdagangan dan Niaga 
Rencana Kebutuhan fasilitas perdagangan dan niaga digolongkan dalam setiap skala layanan. Adapun fasilitas perdagangan dan niaga di Kabupaten Musi Rawas, direncanakan meliputi pusat pertokoan/pasar lingkungan serta pusat perbelanjaan dan niaga pada pusat-pusat distrik. Rencana pengembangan pusat perbelanjaan dan niaga akan dibahas dalam sistem fasilitas utama. Untuk fasilitas pusat pertokoan dan pasar lingkungan, pada dasarnya sudah memenuhi stándar mínimum, namun perlu penambahan di beberapa wilayah. Adapun kebutuhan pusat pertokoan dan pasar lingkungan adalah sebagai berikut: 
Tabel III - 6. 
Kebutuhan Jumlah dan Luas Lahan Minimum Sarana Perdagangan dan Niaga di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 
Kelurahan / Kampung 
Pusat Pertokoan +Pasar Lingkungan 
unit 
kebutuhan luas minimum (m2) 
1 
Rawas Ulu 
1 
13500 
2 
Rupit 
1 
13500 
3 
Tugumulyo 
1 
13500 
4 
Purwodadi 
1 
13500 
5 
Muara Kelingi 
1 
13500 
6 
Megang Sakti 
1 
13500 
Kab.Musi Rawas 
6 
81000 Sumber: Hasil Analisis 
3.1.2.2 Sistem Fasilitas Utama 
Sistem fasilitas utama dikembangkan dalam rangka mewujudkan struktur ruang wilayah, sehingga konsentrasi pengembangan sistem fasilitas utama di Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai berikut:
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 12 
Tabel III - 7. 
Rencana Sistem Fasilitas Utama di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2031 
PKL 
Program Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal 
A 
Program Pembangunan Pusat Pemerintahan 
A1 
Pembangunan Kawasan Perkantoran Pemerintahan 
Kantor Kepala Daerah & DPRD 
Kantor SKPD 
Perumahan Dinas PNS 
Perumahan Dinas Pejabat 
Perumahan Dinas DRPD 
Bangunan penunjang (fasos/ fasum kawasan) 
Kantor Polisi/Militer 
A2 
Fasilitas Sosek Pelayanan Skala Kabupaten 
Mesjid Agung & Pusat Pengembangan Islam 
Alun-Alun & Taman Kota 
Sekolah Unggulan Terpadu 
Perguruan Tinggi 
Rumah Sakit 
Sport Center 
Terminal Penumpang 
Perdagangan modern 
Jasa Persewaan & Perbankan 
Jasa Service/Bengkel 
Hotel & Restoran 
Jasa Hukum & Konsultasi 
A3 
Pusat Agropolitan 
Kantor Perbankan & Keuangan 
Kantor Jasa & Perdagangan 
Lembaga Penelitian & Sertifikasi 
Ruko/outlet 
Terminal Agro 
Terminal angkutan barang 
Kebun Percobaan (Demplot) 
Balai Latihan Kerja 
Kantor Agroplitan center 
Kantor Koperasi Agro
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 13 
PKL 
Program Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal 
Workshop Agro 
Bengkel Agro 
Industri Hilir Ringan 
A4 
Pembangunan Kawasan Perumahan Perkotaan 
Pembangunan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 
Pengembangan RTH 
PP-1 
Pembangunan Sub Pusat Agropolitan (Pusat Pelayanan-1) 
Sub Terminal Agribisnis 
Terminal Type B 
Kebun Percobaan/Demplot 
Industri Pengolahan 
Balai Penyuluhan 
Lembaga Keuangan 
Prasarana dasar perkotaan (Air Minum, Listrik, Telekomunikasi & Persampahan) 
Sarana Dasar Perkotaan (SLTA, Puskesmas/ Poliklinik, Mesjid Raya, Pasar Umum) 
Perumahan Umum 
Pengembangan PLTU 
Pembangunan Dermaga 
Bengkel/Showroom 
Jasa Persewaan 
Balai Benih 
Pergudangan 
PP-2 & 3 
Ibukota Kecamatan Perdesaan 
- TK, SD & SLTP 
- Balai Pelatihan Agro Desa 
- Pustu, Posyandu, Praktrk Dokter/Bidan 
- Pasar mingguan, warung 
- Mesjid Kecamatan, Mushola 
- Kantor Kecamatan, Kantor Desa 
- Balai Pertemuan 
- Kantor Pertahanan & 
Keamanan Sumber : Hasil Analisis
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 14 
3.2 RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI 
Prasarana transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kawasan. Prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Musi Rawas meliputi transportasi darat, laut dan udara. Dalam pengembangan ketiga jenis prasarana transportasi tersebut harus dilakukan secara terpadu, sehingga antar jaringan dan moda transportasi dapat berjalan sinergis. 
3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat 
Pada umumnya sistem transporasi darat dikaitkan dengan jaringan jalan beserta bangunan pelengkapnya seperti terminal, jembatan dan terowongan pada jalan. Di Kabupaten Musi Rawas selain jaringan jalan terdapat juga jaringan kereta api. Adapun tujuan pengembangan transportasi darat meliputi: 
1) Meningkatkan aksesibilitas ke dan dari luar kawasan Kabupaten Musi Rawas, sehingga terjalin keterhubungan wilayah terutama dengan pusat-pusat pengembangan yang lain. 
2) Menghubungkan antar pusat kegiatan dalam Kabupaten Musi Rawas antara Pusat Kegiatan Lokal utama, dengan Pusat Kegiatan Lokal kedua sampai dengan keempat, sehingga terbentuk struktur tata ruang (sistem kota-kota). 
3) Mendukung pengembangan Kabupaten Musi Rawas sebagai Kawasan Agropolitan, melalui peningkatan jalan-jalan yang menghubungkan Agropolitan Center dengan Pusat Agropolitan Distrik dan pembangunan terminal/sub terminal agrobisnis/barang. 
4) Memberi akses bagi semua wilayah pelayanan menuju pusat-pusat layanan. 
5) Membuka wilayah terisolasi. 
6) Memberikan dukungan bagi pertumbuhan kawasan-kawasan dengan nilai produksi tinggi seperti kawasan industri, pusat pertanian utama, terminal barang dan kawasan tambang.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 15
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 16
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 17
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 18 
A. Jaringan Jalan 
Dalam rangka mewujudkan keterpaduan sistem aktifitas dan pergerakan maka diperlukan adanya keterkaitan antar pusat pelayanan. Keterkaitan tersebut dibangun dengan membentuk jaringan jalan antar pusat pelayanan. Jaringan ini membentuk hirarki mulai dari sistem pengembangan wilayah Nasional, Propinsi dan Kabupaten. Dalam skala internal keterkaitan yang dibentuk yaitu dengan menghubungkan pusat-pusat pelayan lokal (PP/1 sampai dengan PP/3). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34/2006 Tentang Jalan, maka jaringan jalan di Kabupaten Musi Rawas dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi dan statusnya. 
Kabupaten Musi Rawas memiliki koridor pertumbuhan yang diapit oleh jaringan jalan arteri primer (jalan nasional Muara Beliti – Lubuklinggau - Rupit) dan sistem jaringan jalan kolektor primer (jalan propinsi Muara Beliti – Muara Keling – Muara Lakitan). Dengan memperhatikan pola pertumbuhan yang ada maka kawasan yang berada pada koridor ini memiliki kecenderungan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kawasan yang lain. Untuk menjaga kualitas pertumbuhan pada koridor ini maka akses yang menghubungkan pusat-pusat layanan harus ditingkatkan yaitu melalui peningkatan jalan yang ada maupun dengan pembangunan jalan terutama untuk mempermudah hubungan antar pusat pelayanan. 
Wilayah barat dan timur kabupaten Musi Rawas merupakan kawasan yang terisolir karena adanya hambatan topografis. Bagian barat merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang perkembangannya harus dibatasi untuk menjaga kelestariannya. Sedangkan bagian timur yang meliputi wilayah Cecar dan BTS Ulu belum berkembang sebagai konsekuensi dari daerahnya yang terletak pada kawasan belakang dengan prasarana transportasi yang sangat minim. Untuk itu pada bagian timur perlu ditingkatkan status jaringan jalan utama dari semula jalan lokal primer menjadi jalan kolektor primer yang juga menghubungkan bagian ini dengan PKW Lahat. Lebih rincinya, rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan fungsi dan statusnya dapat dilihat pada Tabel III – 8 dan Gambar 3 -3 dan 3 – 4. 
Tabel III - 8. 
Rencana Jaringan Jalan menurut Status dan Fungsinya 
di Kabupaten Musi Rawas 
NAMA RUAS 
FUNGSI JALAN 
STATUS JALAN 
BTS. Prov. Jambi - Maur (*) 
Arteri Primer 
Nasional 
Maur - Terawas (*) 
Arteri Primer 
Nasional 
Terawas - BTS. Kota Lubuk Linggau (*) 
Arteri Primer 
Nasional 
Muara Beliti – BTS. Kabupaten Musi Rawas (*) 
Arteri Primer 
Nasional 
BTS. Kab. Muba - Muara Beliti (*) 
Kolektor 1 
Nasional 
Simpang Periuk - Terawas (**) 
Kolektor 2 
Provinsi 
Simpang Nibung - Ketapat (**) 
Kolektor 2 
Provinsi 
Muara Rupit - Muara Lakitan (**) 
Kolektor 2 
Provinsi
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 19 
NAMA RUAS 
FUNGSI JALAN 
STATUS JALAN 
Terawas – Maur (**) 
Kolektor 2 
Provinsi 
Ngestiboga (Kec. Jayaloka) – Marga Tani – Kp.Bali – Ciptodadi (Kec. Sukakarya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Surulangun – pulau Kidak (Kecamatan Rawas Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Muara Rupit – Karang Dapo (Kecamatan Muara Rupit/Karang Dapo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Tanjung – Binjai (Kecamatan Muara Kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Semambang – Suka Karya (Kecamatan Tuah Negeri/Suka Karya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Lubuk Besar – Simpang Jayaloka (Kecamatan Muara Lakitan/jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Kertosono – Tambangan (Kecamatan Jayaloka)(***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Binjai – Binjai (Kecamatan Muara Kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Selangit – Batu Gane (Kecamatan Selangit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang 3 Bingin Teluk – Batas Muba (Kecamatan Rawas Ilir) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Mangun Harjo – Megang sakti (Kecamatan Purwodadi/Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Megang Sakti – Muara Megang (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Kelingi – Pasar Muara kelingi (Kecamatan Muara kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang 3 Muara Bandar – Prabumulih (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan Dalam Ibukota Muara Rupit (Kecamatan Rupit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan Dalam Ibukota Surulangun Rawas (Kecamatan Rawas Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Srikaton – Nawangsasi (Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Nawangsasi – Siti Harjo (Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Mataram - Sukorejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sukorejo – Air Deras (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sukamaju – Jambu Rejo (Kecamatan Sumber Harta) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Mataram – Bumi Agung (Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Trikoyo – Simpang Bumi Agung (Kecamatan Tugumulyo/ Muara Beliti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 20 
NAMA RUAS 
FUNGSI JALAN 
STATUS JALAN 
Wonorejo – Lesing/Leban Jaya (Kecamatan Tugumulyo/ Tuah Negeri) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Kertasari – Pagarsari (Kecamatan Sumber Harta) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Semangus – Semangus (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Terawas – Pasenan (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Karang Dapo – Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a (Kecamatan Karang Dapo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Karang Anyar – Danau Rayo (Kecamatan Rupit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Pelawe – Pelawe (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Pertamina – Tambangan (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Purwodadi – Trikarya – Megang Sakti II (Kecamatan Purwodadi/Megang sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Suka Menang – Tanjung Agung (Kecamatan Karang Jaya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan dalam Ibukota Kecamatan Tugu Mulyo (Kecamatan Tugu Mulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP.5 Nibung – Danau Rayo (Kecamatan Nibung/Rupit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Bingin Teluk - Jalan Poros Trans Nibung (Kecamatan Rawas Ilir) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sungai Jauh – Sungai Kijang (Kecamatan Rawas ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP. 6 Ketapat – Pauh (Kecamatan Rawas Ilir) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sukowono – Margatani (Kecamatan Jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Dharma Sakti - Sumber dingin (Kecamatan Tuah Negeri) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan dalam Ibukota Kecamatan Karang Jaya (Kecamatan Karang Jaya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan dalam Ibukota Kecamatan Purwodadi (Kecamatan Purwodadi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Belani – Belani (Kecamatan Rawas Ilir) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Bungin – Bungin (Kecamatan Jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Trans Cecar – SP. 9 Bangun Jaya (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Mambang – Muara Megang (Kecamatan Megang Sakti/ Muara kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan Simpang Lake – Simpang Tegalsari (Kecamatan Karang Jaya/ Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a – Muara Lakitan (Setia Marga – Muara Lakitan) (Kecamatan Muara lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a – Muara Megang (Setia Marga – Muara Megang) (Kecamatan Megang sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Semambang – Megang Sakti (Kecamatan Tuah Negeri/ Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Kabu – Danau Rayo (Kecamatan Rupit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 21 
NAMA RUAS 
FUNGSI JALAN 
STATUS JALAN 
Mandi Angin – Satuan Pemukiman 5 Kelingi IV/a (Mandi angin – Binakarya) (Kecamatan Rawas Ilir/ Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Talang Ridan – Aringin (Kecamatan Karang Dapo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Suka Menang – Pulau Kidak (Kecamatan Rawas Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Suka Raja – lubuk Kumbung ( Kecamatan Karang Jaya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/a – Lubuk Pandan (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan Simpang Lintas (Terawas) – Suka Merindu (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Leban Jaya – Simpang 3 Bamasco (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sukorejo – Rejosari (Kecamatan Sumber Harta) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Surodadi – Tegalrejo(Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Purwodadi – Sadar Karya – Trikarya (Kecamatan Purwodadi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Desa Periuk – Tegal Rejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Mangun Harjo – Dwijaya (Kecamatan Purwodadi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/c – SP. 3 (Karya Mulya – Mekarsari) (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Dwijaya – sadarkarya (Kecamatan Purwodadi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Senaro – Madang (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sumbersari – Sumber Harta (Kecamatan Purwodadi/ Sumber Harta) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang 3 Pauh – Batu Kucing (Kecamatan Rawas Ilir) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Satuan Pemukiman 4 – Satuan Pemukiman 5 kelingi IV/a (Setia Marga – Binaria) (Kecamatan Karang Dapo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Srikaton – Marga Rejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Tabatengah – Tabaremanik – Batu Pepe (Kecamatan Selangit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Pulau Kidak – Napal Licin (Kecamatan Ulu Rawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Pendingan – Pendingan (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jambu Rejo – Madang (Kecamatan Sumber Harta) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sri Mulyo – Sri Kemuning (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Suka Dana – Lubuk Ngin (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Kembang Tanjung - Batas Lahat (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP. 9 trans Cecar – Pelawe (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Suka Karya – SP. 9 Trans Cecar (Kecamatan Suka Karya/ Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 22 
NAMA RUAS 
FUNGSI JALAN 
STATUS JALAN 
Giri Yoso – Sungai Bunut (Kecamatan Jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jayaloka – Giriyoso (Kecamatan Jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Biaro – Bingin Teluk (Kecamatan Rawas Ilir) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Muara Beliti – Durian Remuk (Kecamatan Muara Beliti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang PTSI – Kembang Tanjung (Kecamatan Muara Kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang PTSI – Gunung Kembang (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sukamerindu – Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/c (Sukamerindu – Karya Mulya, Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas - Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Taba Gindo – Prabu Menang (Kecamatan Selangit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sungai Kijang – Poros Nibung (Kecamatan Rawas Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Pangkalan – Batas Jambi (Kecamatan Rawas Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Batu Gane – Napal Melintang (Kecamatan Selangit) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Tri Karya (Megang sakti II) – Dangku (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Megang Sakti III – Pagar Ayu – Beliti Jaya (Kecamatan Megang Sakti – Muara Kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Prabumulih I – Translok Pauh (Kecamatan Muara Lakitan – Rawas Ilir) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Rantau Alih – Rantau Alih – Simpang Binjai (Kecamatan Sukakarya – Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Mulyoharjo – Medco SOCA (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Napal Licin – Kuto Tanjung (Kecamatan Ulu Rawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Lake – Sukamenang (Kecamatan Karang Jaya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Lintas – Bukit Langkap – Bukit Ulu (Kecamatan Karang Jaya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jalan Lintas – Terusan (Kecamatan Karang Jaya) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Lesung Batu – Bendung Merung (Kecamatan Rawas Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Kosgoro – Kosgoro (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Babat – Paduraksa ((Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Sumber Sari – Madang (Kecamatan Sumber Harta) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Sumber Jaya – Sumber Bekti (Kecamatan Sumber Harta) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Madang – Kebun Kulim – Megang Sakti (Kecamatan Megang sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Jajaran Baru I – Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/C (Campursari) (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Trisakti – Simpang Dangku (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 23 
NAMA RUAS 
FUNGSI JALAN 
STATUS JALAN 
Simpang T2 Purwakarya – S. Kertosari (Kecamatan Purwodadi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Dangku – Simpang Tapa (Kecamatan Megang Sakti – Muara Kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Tapa – Lubuk Tua (Kecamatan Muara Kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Tapa – Karya Sakti (SP.4 Juanda) (Kecamatan Muara kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Pasar Muara Kelingi – Temuan Jaya (Kecamatan Muara Kelingi) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Semeteh – Simpang 4 Juanda (Karya Sakti) (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Rengas – Simpang Bina Saint (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Polsek Lakitan – Simpang Bina Saint (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
simpang Bina Saint – Simpang SP. 11 HTI (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP. 11 HTI – Simpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP.7 HTI Mukti Karya – Talang Pendingan (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang 4 Jirak – Batas Muba (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Madu – Simpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang SP. 5 HTI – Simpang Panglero (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP.9 HTI – Simpang Panglero (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Panglero – Simpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Sadu – Simpang Blok Terras (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP.9 trans Cecar – Batas Muara Enim (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Batas Muara Enim – Simpang Madu (Kecamatan Muara Lakitan) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Barito (Pabrik CPO) – Giriyoso (Kecamatan Jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Gegas – Sugih Waras (Kecamatan Jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Jayaloka – Marga Tani (Kecamatan Jayaloka) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Krani Jaya – Sumber Makmur (Kecamatan Nibung) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Poros Nibung – Mulya Jaya (Kecamatan Nibung) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Poros Nibung – Satuan Pemukiman 11 Nibung (Klumpangjaya) (Kecamatan Nibung) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Q1 – Simpang Q2 (Agropolitan) (Kecamatan Tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
G1 Mataram – Simpang L Ngadirejo (Kecamatan tugumulyo) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 24 
NAMA RUAS 
FUNGSI JALAN 
STATUS JALAN 
Bundaran Agropolitan Center – Air satan (Kecamatan Muara Beliti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Bumi Agung – Polres Mura (Kecamatan Muara Beliti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang sungai Naik – Sungai Naik (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
SP Pangkalan Tarum – Pangkalan Tarum (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang lubuk Pauh – Lubuk Pauh (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Temuan Jaya – Simpang Jene (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Simpang Kerambil – Kerambil (Kecamatan Tuah Negeri) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten 
Trisakti – Pagar Ayu (Kecamatan Megang Sakti) (***) 
Lokal Primer 
Kabupaten Sumber: SK.Kep Menteri PU No. 630 & 631/KPTS/M/2009 (*) ; RTRWP SUMSEL (**) & SK Bupati Mura No.225/KPTS/PU-BM/2012 (***) 
B. Jaringan Prasarana Angkutan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) 
Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu perwujudan simpul jaringan transportasi. Dalam Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan terminal terdiri dari terminal penumpang dan terminal barang. Terminal penumpang berfungsi untuk melayani orang, sementara terminal barang berfungsi untuk melayani material/barang. Menurut fungsinya Peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan membagi terminal atas tiga kelompok : 
 Terminal Tipe A 
Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 50 – 100 kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 10 Ha. Terletak di jalan arteri, jarak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya. 
 Terminal Tipe B 
Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 25 – 50 kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 5 Ha. Terletak di jalan arteri atau kolektor, jarak antara dua terminal penumpang, tipe B atau dengan terminal tipe A sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa, dan 30 km di pulau lainnya
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 25 
 Terminal Tipe C 
Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan yang dipergunakan dengan tujuan pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum untuk angkutan dalam wilayah kabupaten. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 25 kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 2,5 Ha, serta terletak di jalan kolektor atau lokal. 
Berdasarkan kriteria di atas, maka struktur pengembangan terminal penumpang dan barang di Kabupaten Musi Rawas direncanakan sebagai berikut : 
1. Terminal Barang 
Terminal barang diperlukan dalam rangka mewujudkan visi Musi Rawas ”Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Perekonomian Daerah berbasis Agraris” dengan pengembangan konsep agropolitan. Konsep ini menuntut tersedianya prasarana berupa terminal barang pada agropolitan center dan pusat-pusat agropolitan distrik, yaitu : 
- Terminal Barang / Peti Kemas 
Terminal barang / peti kemas dibangun 6,25 km dari agropolitan center tepatnya di Desa Durian Remuk seluas lebih kurang 50 Ha di Kecamatan Muara Beliti.. Terminal ini diharapkan terhubung dengan jaringan kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api (di Palembang) dan memiliki akses langsung ke rencana kawasan industri. 
- Sub Terminal Barang 
Sub terminal barang adalah terminologi lebih kecil dari suatu simpul pemindahan barang yang ditujukan untuk menyediakan ruang bagi keperluan membongkar/memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi di masing-masing pusat agropolitan distrik. Sub terminal barang ini dibangun di tiap agropolitan distrik yaitu Simpang Nibung, Prabumulih, Simpang Terawas, Megangsakti dan Simpang Semambang. Luas yang diperlukan untuk sub terminal barang ini diperkirakan lebih kurang 100 Ha. 
2. Terminal Penumpang 
Struktur pengembangan terminal penumpang di Kabupaten Musi Rawas diarahkan sebagai berikut : 
- Terminal Tipe A : Kecamatan Muara Beliti 
- Terminal Tipe B : Kecamatan Rupit dan Kecamatan Muara Lakitan 
- Terminal Tipe C : di Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Tugumulyo, Kecamatan Megang Sakti, Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu dan Kecamatan Tuah Negeri. 
C. Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) 
Kabupaten Musi Rawas memiliki beberapa sungai besar yang mampu dilewati perahu/kapal motor. Potensi ini meskipun tidak sepesat perkembangan transportasi darat tetapi masih dipergunakan sebagian masyarakat Kabupaten Musi Rawas terutama daerah terpencil/terisolir yang belum terjangkau jaringan jalan. Dalam rangka melengkapi jaringan transportasi air (sungai) diperlukan pembangunan dermaga pelabuhan sungai di beberapa titik, yaitu Pelabuhan Surulangun di
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 26 
Kecamatan Rawas Ulu, Pelabuhan Muara Kulam di Kecamatan Ulu Rawas, Pelabuhan Muara Rupit di Kecamatan Rupit, Pelabuhan Bingin Teluk dan Pelabuhan Pauh di Kecamatan Rawas Ilir. Adapun fungsi dermaga pelabuhan sungai tersebut adalah : 
1. Simpul dalam jaringan transportasi. 
2. Pintu gerbang bagi daerah yang belum terjangkau jaringan jalan. 
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi. 
4. Tempat koleksi dan distribusi barang/hasil produksi. 
3.2.2 Sistem Transportasi Perkeretaapian 
Pengembangan jaringan kereta api direncanakan untuk melayani pengangkutan barang/peti kemas ke Pelabuhan Tanjung Api-Api (Palembang) dan yang akan menghubungkan Desa Durian Remuk dengan Kota Padang (Rejang Lebong Bengkulu). Rencana fungsi jaringan rel Kareta api adalah sebagai berikut: 
1. Penambahanan jaringan rel kereta Primer ruas Muara Beliti (Desa Durian Remuk ) – Kota Padang- Kertapati Palembang 
2. Penambahan pengembangan jaringan rel kereta Sekunder ruas Lubuk Linggau – Selangit – STL Ulu Terawas – Rupit – Bangko. 
3.2.3 Sistem Transportasi Udara 
Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Musi Rawas adalah melalui peningkatan kapasitas layanan dan kualitas layanan penerbangan yang sudah ada. Pada tahun 2006 Kabupaten Musi Rawas telah mengelola Bandar udara Pengumpan Silampari yang melayani penerbangan regional antara Palembang – Lubuklinggau dan pada tahun 2010 Palembang - Jakarta. Pengembangan Bandara Silampari dilakukan dengan cara : 
- Penyusunan Rencana Induk Bandara Silampari Kabupaten Musi Rawas. 
- Pembersihan lahan dan pemagaran bandara. 
- Perpanjangan landasan sepanjang 30 x 2500 m sehingga mampu didarati pesawat Fokker 28 atau Boeing 737. 
- Rencana pengintegrasian moda udara dengan moda darat, melalui pembangunan terminal kedatangan yang kondusif. 
- Pengadaan Rescue Car. 
- Pengadaan peralatan navigasi penerbangan. 
Rencana sistem transportasi, selanjutnya dapat dilihat lebih lengkap pada Peta Rencana Sistem Transportasi Kab.Musi Rawas (2011-2031). 
3.3 RENCANA SISTEM JARINGAN ENERGI 
Seluruh ibukota kecamatan telah mendapat layanan jaringan listrik, hanya tinggal satu desa saja yang belum dilayani listrik. Ketersediaan jaringan listrik selain dilayani oleh PLN sebagain besar dilayani oleh
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 27 
non PLN. Pemanfaatan sumber energi alternatif juga belum berkembang di Musi Rawas. Pada sisi lain Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi sumber energi alternatif secara berlimpah, bukan saja yang berbasis fosil namun juga yang berbasis agro (biofuel). Dalam rangka mewujudkan struktur yaitu tercipta pusat-pusat pelayanan yang seimbang antar bagian barat dan bagian timur, terutama untuk menciptakan pelayanan pada wilayah-wilayah yang diperuntukkan sebagai kegiatan utama yaitu seperti Muara Beliti, Simpang Semambang, Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti, Tugumulyo, STL Ulu Terawas, dan Rupit. Wilayah ini merupakan wilayah prioritas pelayanan prasarana listrik. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana listrik untuk membentuk struktur ruang yang dituju. Adapun rencana pembangunan prasarana telekomunikasi yang dapat dilakukan antara lain: 
1. Pengembangan Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) meliputi: Muara Beliti – Selangit – Terawas - Karang Jaya – Rupit – Surulangun – Nibung. 
2. Pengembangan Jaringan tegangan menengah / sekunder meliputi: 
a. Petanang - Selangit – Terawas – Karang Jaya – Rupit – Rawas Ulu. 
b. Rupit – Karang Dapo – Rawas Ilir – Nibung. 
c. Petanang - Tugumulyo – Purwodadi – Sumber Harta. 
d. Purwodadi – Megang Sakti. 
e. Muara Beliti – Tuah Negeri – Muara Kelingi – Muara Lakitan. 
f. Simpang Semambang – Sukakarya – Bulang Tengah Suku Ulu. 
g. Muara Beliti – Tiang Pumpung Kepungut – Jayaloka. 
3. Pengembangan Jaringan listrik tegangan rendah / tersier di seluruh kawasan perkotaan. 
4. Pembangunan PLTU Mulut Tambang 2 x 7 MW dan 2 x 100 MW di Kecamatan Muara Lakitan, serta PLTU Mulut Tambang 2 x 600 MW di Kecamatan Rawas Ilir. 
5. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut. 
6. Pembangunan Gardu Induk Listrik di Kecamatan Rupit dan peningkatan kapasitas Gardu Induk Musi Rawas. 
7. Prasarana energi dapat dibangun bersamaan dengan dan atau memanfaatkan jaringan jalan guna memudahkan distribusi pada wilayah-wilayah pelayanan. 
8. Meningkatkan hubungan antar wilayah dengan membangun jaringan interkoneksi antara wilayah utara dan selatan dari Kabupaten Musi Rawas. 
3.4 RENCANA SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI 
Prasarana telekomunikasi telah menjadi kebutuhan utama untuk menunjang kelancaran aktivitas penduduk. Prasarana telekomunikasi juga memiliki kemampuan untuk mendukung struktur tata ruang yang ingin diwujudkan. Dalam rangka mewujudkan struktur yaitu tercipta pusat-pusat pelayanan yang seimbang antar bagian barat dan bagian timur, terutama untuk menciptakan pelayanan pada wilayah-
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 28 
wilayah yang diperuntukkan sebagai kegiatan utama yaitu seperti Muara Beliti, Simpang Semambang, Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti, Tugumulyo, STL Ulu Terawas, dan Rupit, sehingga wilayah ini merupakan wilayah prioritas pelayanan prasarana telekomunikasi. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana telekomunkasi untuk membentuk struktur ruang yang dituju. Adapun rencana pembangunan prasarana telekomunikasi yang dapat dilakukan antara lain : 
1. Pengembangan Jaringan telekomunikasi primer / utama: Muara Beliti – Selangit – Terawas - Karang Jaya – Rupit – Surulangun – Nibung – Muara Lakitan – Muara Kelingi – Simpang Semambang – Muara Beliti. 
2. Pengembangan Jaringan telekomunikasi sekunder: 
 Tugumulyo – Purwodadi – Megang Sakti – Karang Dapo 
 Simpang Semambang – Megang Sakti – Terawas 
 Mambang – Muara Megang 
 Muara Lakitan – Setia Marga 
3. Pengembangan Jaringan telekomunikasi tersier di seluruh kawasan perkotaan. 
4. Penambahan telepon umum dan wartel di Pusat permukiman perdesaan, baik dengan jaringan kabel dan nir kabel. 
5. Pembangunan stasiun-stasiun komunikasi nir-kabel di wilayah-wilayah pedalaman. 
6. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi telepon nir-kabel untuk penambahan kekurangan SST pada kawasan perkotaan. 
7. Pembangunan menara telekomunikasi harus mengacu pada Surat Edaran Dirjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum nomor: 06/SE/Dr/2011 tentang Petunjuk Teknis Kriteria Menara Telekomunikasi. 
3.5 RENCANA SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR 
Sistem prasarana pengairan dalam RTRW Musi Rawas meliputi prasarana penyediaan air bersih, prasarana irigasi, prasarana pengendalian banjir dan prasarana konservasi sungai, danau dan waduk. Perencanaan sistem prasarana pengairan di Kabupaten Musi Rawas memiliki nilai strategis, bukan hanya karena banyaknya sungai yang mengalir di kabupaten ini, namun karena perannya dalam menyangga daerah hilir Propinsi Sumatera Selatan seperti Palembang dan sekitarnya. Dalam Agenda 21 Indonesia disepakati bidang program yang dianggap perlu mendapatkan prioritas dalam pengelolaan sumber daya air adalah ketersediaan dan kebutuhan sumber daya air, kualitas sumber daya air, distribusi sumber daya air dan pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi. 
3.5.1 Sistem Wilayah Sungai 
Pengembangan prasarana sumber daya air meliputi 3 aspek, yaitu: 
a. Konservasi sumber daya air,
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 29 
b. Pendayagunaan sumber daya air, dan 
c. Pengendalian daya rusak air. 
Sumber daya air meliputi air permukaan dan air bawah tanah. Oleh karena itu sumber daya air yang terdapat dalam suatu wilayah adalah pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah. Wilayah Sungai (WS) telah ditetapkan secara nasional berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006, sementara cekungan air tanah diidentifikasi sesuai dengan cekungan air tanah (CAT) yang terdapat di wilayah yang bersangkutan. 
Konservasi sumber daya air menyangkut upaya untuk menjaga kuantitas dan kualitas air, yang sangat terkait dengan upaya pelestarian lingkungan berupa menjaga dan/atau meningkatkan kualitas kawasan lindung dan mengendalikan/membatasi kegiatan di kawasan budidaya yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas air. 
Pendayagunaan sumber daya air meliputi: irigasi/pengairan untuk kepentingan kegiatan pertanian, penyediaan air untuk kebutuhan air bersih yang mendukung permukiman penduduk dan berbagai kegiatan lainnya seperti industri dalam wilayah, kebutuhan khusus lainnya seperti pembangkit tenaga listrik, penggelontoran saluran pada kawasan perkotaan, air tawar untuk tambak, dan sebagainya. Sementara pengendalian daya rusak air terkait dengan upaya mengantisipasi bencana yang disebabkan oleh air, terutama berbentuk banjir. Dengan demikian pengembangan prasarana sumber daya air akan meliputi: konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air; yang perlu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan secara lebih teknis. 
Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006, WS (Wilayah Sungai) yang terdapat atau terkena dengan wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah WS Musi yang mencakup DAS Musi yang tediri dari Sub DAS Kelingi, Lakitan, Semangus dan Sub DAS Rawas. 
3.5.2 Sistem Jaringan Irigasi 
Salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya air bagi pengembangan wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah pengembangan jaringan irigasi atau saluran untuk pengairan, yang akan mendukung pengembangan lahan pertanian khususnya pertanian pangan lahan basah. Untuk itu telah ditetapkan Daerah Irigasi (DI). Daerah Irigasi (DI) ditetapkan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas ini adalah DI kewenangan Pemerintah Pusat (Nasional) Provinsi Sumatera Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Sesuai dengan Kepmen PU No. 390 tahun 2009, berikut DI yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas: 
1. DI yang merupakan kewenangan Nasional 
 Daerah Irigasi (DI) Kelingi Tugu Mulyo dengan Luas 10.163 Ha. 
 Daerah Irigasi (DI) Air Lakitan dengan luas 9.697 Ha. 
 Daerah Irigasi (DI) Air Rawas dengan luas 20.000 Ha. 
2. DI yang merupakan kewenangan Provinsi: 
 D.I. Air Satan dengan Luas 1,732 Ha.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 30 
 D.I. Air Deras I dengan Luas 1,461 Ha. 
 D.I. Air Gegas dengan Luas 3.845 Ha. 
3. DI yang merupakan kewenangan Kabupaten 
 D.I. Air Deras II dengan Luas 926 Ha. 
 D.I. Megang Tikip dengan Luas 912 Ha. 
 D.I. Air Dulu dengan Luas 821 Ha. 
 D.I. Air Tupak dengan Luas 778 Ha. 
 D.I. Ketuan Kecil/Bumi Agung dengan Luas 593 Ha. 
 D.I. Air Merung dengan Luas 579 Ha. 
 D.I. Jajaran Baru dengan Luas 360 Ha. 
 D.I. Sri Kemuning dengan Luas 360 Ha. 
 D.I. Sukamana dengan Luas 314 Ha. 
 D.I. Air Cecar SP III dengan Luas 300 Ha. 
 D.I. Sukakarya dengan Luas 250 Ha. 
 D.I. Sukaraya dengan Luas 246 Ha. 
 D.I. Sukarame dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Dangku dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Tebet Sech/S. Baung dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Air Kerambil dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Air Jangkat dengan Luas 174 Ha. 
 D.I. Kosgoro dengan Luas 160 Ha. 
 D.I. Paduraksa dengan Luas 150 Ha. 
 D.I. Air Nitap dengan Luas 130 Ha. 
 D.I. Pelita Jaya II dengan Luas 400 Ha. 
 D.I. Air Kelingi SP II dengan Luas 400 Ha. 
 D.I. Srijaya Makmur dengan Luas 360 Ha. 
 D.I. Air Nangka dengan Luas 360 Ha. 
 D.I. Sawah Pangeran 250 Ha. 
 D.I. Pelita Jaya I dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Setia Marga dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Maur dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Air Putat dengan Luas 200 Ha. 
 D.I. Sido Mulyo dengan Luas 100 Ha. 
 D.I. Krani Jaya Nibung 150 Ha. 
 D.I. Noman dengan Luas 100 Ha.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 31 
 D.I. Marga Baru dengan Luas 100 Ha. 
 D.I. Air Rawa Translok Pauh dengan Luas 600 Ha. 
 D.I. Kasang Tinggi Megang Sakti dengan Luas 400 Ha. 
3.5.3 Sistem Jaringan Air Baku 
A. Rencana Penyediaan Air Bersih Bagi Permukiman 
Dengan melihat ketersediaan sumber daya air bersih bagi permukiman, dari hasil analisa hidrologi bahwasanya sumber daya air di Kabupaten Musi Rawas masih tersedia melimpah karena kekayaan sumber air permukaan sehingga diharapkan ke depan cadangan air tanah dapat disimpan sebagai tabungan air dan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dari sisi kebutuhan, pada tahun 2031 dibutuhkan air bersih 1.293 liter/detik. 
Sifat layanan masih skala lokal permukiman dan pengelolaanya bersifat parsial meskipun telah dibentuk unit pelaksana di bawah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang. Dengan demikian masalah utama dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Musi Rawas adalah distribusi layanan mengingat luasnya daerah dan permukiman yang terpencar-pencar. Kedepan direncanakan perluasan jaringan penyediaan air bersih yang dapat diakses masyarakat yang lebih luas sebagai berikut : 
1. Penetapan intake utama sebagai sumber air bersih bagi seluruh kabupaten. Diharapkan adanya dua sumber atau lebih yang berfungsi melayani bagian utara dan bagian selatan. 
2. Pembangunan jaringan pipa primer yang melayani seluruh kawasan dan terintegasi dengan sumber-sumber air utama. 
3. Sistem sambungan langsung dengan sumber air PDAM yang melayani kawasan perkotaan, kawasan komersil, kawasan industri maupun pusat pemerintahan. 
4. Sistem sambungan hidran umum dari PDAM, untuk melayani daerah di luar kawasan perkotaan, seperti kawasan pedesaan yang tidak memungkinkan dengan sambungan langsung. Pengelolaan dapat dilakukan oleh PDAM/BPAM, diserahkan kepada masyarakat atau secara bersama-sama. 
5. Sistem penyediaan air swadaya masyarakat dengan stimulan dari pemerintah, sistem ini untuk daerah yang tidak terjangkau oleh layanan PDAM 
B. Rencana Penyediaan Air Baku Bagi Pertanian 
Kebutuhan air baku diperlukan terutama pada kawasan sentra produksi pertanian utama, areal persawahan dan budidaya ikan kolam air deras. Daerah yang memiliki kriteria ini di Kabupaten Musi Rawas meliputi Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Tugumulyo, Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan Jayaloka, Kecamatan Megang Sakti dan Rawas Ulu. 
Di Kabupaten Musi Rawas terdapat daerah pertanian dengan sistem irigasi teknis yang baik dan sudah berjalan sejak sebelum kemerdekaan yaitu bangunan Irigasi Watervank yang berfungsi mengairi Daerah Irigasi Kelingi Tugumulyo (10.163 ha) dan terus dipertahankan perkembangannya hingga saat ini, tidak
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 32 
heran jika daerah ini menjadi salah satu lumbung beras propinsi Sumatera Selatan. Selain itu irigasi teknis yang ada sangat berperan dalam perkembangan budidaya kolam air deras (terutama ikan mas). Selain irigasi teknis, terdapat juga irigasi semi teknis yang memanfaatkan bendung swadaya masyarakat. Disamping kedua tipe di atas masih banyak juga yang memanfaatkan tadah hujan sebagai sumber air irigasi. Saat ini sedang dibangun Bendungan Selangit dan rencananya akan mengairi Daerah Irigasi Air Lakitan (seluas 9.697 ha) di Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan Sumber Harta, Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Megang Sakti. 
Berdasarkan analisis kesesuaian lahan daerah-daerah yang masih potensial untuk dikembangkan sebagai areal pertanian lahan basah (baik karena adanya aliran sungai besar maupun kemiringan lahan yang cocok) adalah Kecamatan Muara Lakitan, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Muara Kelingi dan Kecamatan BTS Ulu. Dengan melihat kondisi yang ada, maka rencana penyediaan air baku bagi pertanian dirumuskan sebagai berikut : 
1. Pemeliharaan dan pemantapan jaringan irigasi yang ada meliputi Kecamatan Rawas Ulu, Ulu Rawas, Rupit, STL Ulu Terawas, Tugumulyo, Muara Beliti, Jayaloka, Megang Sakti, Karang Dapo, Karang Jaya, Puwodadi dan BTS Ulu. 
2. Pemeliharaan dan konservasi kawasan hulu sungai melalui penghijauan dan penataan ruang sempadan sungai, untuk mencegah kerusakan DAS. 
3. Pengendalian pemanfaatan air baku yang dilayani oleh irigasi teknis/semi teknis melalui pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air, inventarisasi lahan dan kebutuhan air baku bagi setiap pemakai serta sosialisasi dan pengaturan pemanfaatan air melalui insentif dan disinsentif. 
4. Pemberian stimulan bagi warga/masyarakat yang mengairi areal pertaniannya secara swadaya melalui bimbingan teknis dan bantuan material/dana. 
5. Pembuatan sungai-sungai kecil bagi daerah potensial produksi tinggi dan memiliki ketersediaan air baku yang besar dengan memperhatikan kesepakatan stakeholder terkait dan memperhatikan kondisi topografi dan sifat air. 
6. Pembangunan bendungan dan jaringan irigasi skala besar, terutama prioritas pada Daerah Irigasi yang telah telah memiliki studi kelayakan, DED dan Amdal, yaitu : pembangunan Bendungan Irigasi Air Rawas yang akan mengairi Daerah Irigasi Air Rawas, di Kecamatan Rawas Ulu, Rupit, dan Karang Dapo (seluas 20.000 ha). 
C. Rencana Penyediaan Air Baku Bagi Industri 
Sebagai daerah dengan basis utama pertanian, maka kebutuhan air industri di Kabupaten Musi Rawas didominasi untuk kebutuhan industri pengolahan hasil pertanian dan untuk industri skala kecil dan menengah, sehingga kebutuhannya tidak terlalu signifikan apabila dibandingkan dengan kebutuhan secara keseluruhan. Dengan ekspektasi ke depan bahwa Kabupaten Musi Rawas akan menjadi daerah agropolitan dengan industri yang berbasis pertanian, maka kebutuhan air untuk industri akan meningkat terutama di daerah yang direncanakan untuk kawasan industri. 
Rencana penyediaan air baku bagi industri sebagai berikut :
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 33 
1. Peningkatan kapasitas IPA yang ada saat ini untuk mendukung kebutuhan air industri skala rumah tangga yang ada saat ini. 
2. Pembuatan sumur atau sumur pompa bagi industri yang belum terlayani oleh PDAM/BPAM, dengan memperhatikan kondisi air tanah dan peraturan yang terkait dengan pemanfaatan air tanah. 
Bagi kawasan industri yang direncanakan berdekatan dengan Agropolitan Center akan disiapkan sistem penyediaan air baku sendiri, yang dihitung untuk penyediaan kapasitas maksimum terpasang. 
3.5.4. Sistem Pengendalian Banjir 
3.5.4.1. Rencana Pengendalian Banjir 
Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana banjir di Kabupaten Musi Rawas penyebarannya cukup luas, yakni di sepanjang dataran banjir Sungai Rawas dan Sungai Musi, menyebar di Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan Rupit, Kecamatan Muara Kelingi, Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Megang Sakti. Kawasan ini sebagian berupa hutan dan semak belukar dan sebagian lainnya telah dikembangkan untuk Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) dengan komoditi kelapa sawit. 
Upaya mempertahankan kawasan ini perlu dilakukan dengan tidak mengeluarkan izin baru untuk pembukaan perkebunan. Bahkan sebagian kawasan yang telah telanjur dikeluarkan izinnya untuk pengembangan perkebunan perlu ditinjau kembali. Untuk daerah-daerah yang masih kosong perlu di hijaukan dengan tanaman yang toleran terhadap suasana reduktif, seperti kayu gelam dan jenis tanaman yang memiliki sifat menahan banjir, seperti bambu, pisang, dan rumput gajah. Sedangkan pendekatan secara lebih makro dalam pengendalian banjir diarahkan dengan cara menjaga kelestarian fungsi ekologis daerah hulu sungai sebagai daerah resapan air (chathment area). 
Rencana pengendalian banjir merupakan bagian dari rencana penanggulangan bencana alam dan dapat dilakukan melalui : 
1. Pengaturan dan pemantapan Danau, meliputi : Danau Rayo di kecamatan Rupit; dan Danau Aur di Kecamatan STL Ulu. 
2. Pengaturan dan perbaikan alur sungai meliputi : pelurusan dan atau pemendekan meander alur, menambah kedalaman dan pelebaran alur, mengurangi kekasaran alur, mengalihkan alur aliran dan pengendalian erosi alur sungai. 
3. Pembangunan tanggul dan tembok penahan banjir untuk melindungi daerah sekitar sungai terhadap limpasan sungai. 
4. Pembuatan bendungan pengendali banjir dan kolam penampungan yang berfungsi menahan air pada waktu surplus air. Kolam penampungan biasa dibangun pada bagian hulu, untuk mengendalikan air yang dilepaskan ke daerah hilir. 
5. Pembuatan banjir kanal dan bypass. Pada umumnya dilakukan untuk kota besar, dengan melihat perkembangan kawasan diperkirakan metode pengendalian banjir cara ini belum diperlukan di Kabupaten Musi Rawas.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 34 
6. Konservasi dan penghijauan daerah hulu dan daerah aliran sungai untuk menghambat laju limpasan (run off) air hujan ke daerah hilir. 
7. Manajemen dataran banjir, yaitu kegiatan yang meliputi tindakan untuk menentukan, melaksanakan, merevisi dan memperbarui perencanaan komprehensif penggunaan dataran banjir dan sumber airnya secara bijaksana. Beberapa hal dalam kegiatan manajemen dataran banjir : 
a. Penilaian dan pemetaan daerah rawan banjir. 
b. Sosialiasi daerah rawan banjir dan teknik penanggulangannya misalnya dengan peninggian bangunan (rumah tiang). 
8. Penyuluhan kepada warga/masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai dan saluran. 
3.6 RENCANA SISTEM JARINGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN 
Sistem prasarana lingkungan permukiman bisanya terdiri atas 4 (empat) bagian utama yaitu Prasarana Persampahan, Prasarana Pengelolaan Limbah Cair dan Prasarana Drainase. Khusus prasarana air bersih telah dibahas di depan, dengan demikian pada bagian ini hanya dibahas Sistem Pembuangan Sampah, Sistem Pembuangan Limbah Cair dan Sistem Drainase Wilayah. Adapun tujuan utama pengelolaan prasarana lingkungan di Kabupaten Musi Rawas adalah : 
a. Melayani kawasan perkotaan atau kawasan dengan tingkat produksi tinggi seperti kawasan industri, areal terminal dan pusat pemerintahan. 
b. Mencegah pemborosan dalam pengelolaan lingkungan akibat keterlambatan penanganan dan kesalahan dalam pengelolaan. 
c. Menciptakan kenyamanan dan kesehatan lingkungan. 
d. Mencegah terjadinya pencemaran yang dapat membahayakan kelestarian ekosistem. 
3.6.1 Rencana Sistem Pengelolan Air Minum (SPAM) 
Dengan melihat ketersediaan sumber daya air bersih bagi permukiman, dari hasil analisa hidrologi bahwasanya sumber daya air di Kabupaten Musi Rawas masih tersedia melimpah karena kekayaan sumber air permukaan sehingga diharapkan ke depan cadangan air tanah dapat disimpan sebagai tabungan air dan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dari sisi kebutuhan, pada tahun 2031 dibutuhkan air bersih 1.293 liter/detik. 
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih untuk air minum dikabupaten Musi rawas direncanakan dan akan dikembangkan : 
1. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Beliti dengan kapasitas 60 liter/detik dengan daerah pelayah Perkotaan Muara Beliti. 
2. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Tugu Mulyo dengan kapasitas 20liter/detik daerah pelayanan perkotaan Tugu Mulyo. 
3. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Megang Sakti dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daerah pelayanan perkotaan megamg sakti.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 35 
4. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Lakitan dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daerah pelayanan Perkotaan Muara Lakitan. 
5. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Kelingi 10 Liter/detik dengan daerah pelayan Perkotaan Muara Kelingi. 
6. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Rupit dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daerah pelayanan Perkotaan Muara Rupit. 
7. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Bingin Teluk dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Rawas Ilir. 
8. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Karang dapo 10 liter/detik dengan daearah pelayanan Perkotaan Karang Dapo. 
9. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Jaya Loka unit I dengan kapasitas 5 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Jaya Loka. 
10. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Jaya Loka unit II dengan kapasitas 5 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Jaya Loka. 
11. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Karang Jaya dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan karang jaya. 
12. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Simpang Nibung dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Simpang Nibung. 
13. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Simpang Semambang dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan kawasan Simpang Semambang. 
14. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Selangit dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Selangit. 
15. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Sumber Harta dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Sumber Harta. 
16. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Tiang Pumpung kepungut dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Tiang Pumpung Kepungut 
17. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Surulangun dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Surulangun. 
18. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Terawas dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Terawas. 
19. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Purwodadi dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Purwodadi. 
20. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Sukakarya dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Sukakarya. 
21. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Kulam dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Muara Kulam.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 36 
22. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) karya Makmur Kecamatan Nibung dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Nibung. 
23. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) SP.9 Bangun Jaya Kecamatan BTS.Ulu dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan BTS. Ulu. 
24. Sumur Bor Karya Sakti Kecamatan Muara Kelingi dengan kapasitas 5 liter/detik. 
25. Sumur Bor Trianggun Kecamatan Muara Lakitan dengan kapasitas 5 liter/detik 
3.6.2 Rencana Sistem Pengolahan Sampah 
Adapun wilayah yang menjadi prioritas pengelolaan sampah meliputi kawasan perkotaan dan kawasan produksi tinggi yang diperkirakan laju penimbulan sampahnya berpengaruh terhadap aktifitas kawasan jika tidak tertangani. Tanggung jawab pemerintah pada umumnya mulai dari proses pengumpulan sampai dengan pembuangan akhir. Pengumpulan sampai dilakukan di Tempat Pembuangan Sementara atau container yang kemudian diangkut dengan dump truck atau armroll truck menuju tempat pembuangan akhir. 
Lokasi pembuangan akhir harus dipilih secara selektif melalui analisis dampak lingkungan, menurut SNI 03-3241-1994 pemilihan lokasi TPA sebagai berikut: 
- TPA tidak boleh berlokasi di danau, sungai dan laut. 
- TPA tidak boleh dibangun di daerah dengan air tanah kurang dari 3 m dan jarak dari sumber air minum minimum 100 m di hilir aliran. 
- Jarak dari lapangan terbang minimum 3 km untuk turbo jet dan 1,5 km untuk jenis lain. 
- Tidak berada di daerah cagar alam dan banjir dengan periode ulang 25 tahun. 
Syarat-syarat umum lokasi TPA meliputi : sudah tercakup dalam rencana tata ruang, jenis tanah kedap air, daerah yang tidak produktif untuk pertanian, dapat dipakai 5 – 10 tahun, tidak mencemari sumber air, jarak dari pusat pelayanan lebih kurang 10 km dan bebas banjir. Sedangkan pengelolaan sampah di TPA sangat disarankan metode sanitary landfill yaitu dengan pengurugan tanah harian untuk mencegah penyebaran vektor penyakit dan bau. 
Rencana pengolahan sampah sebagai berikut : 
a. Pembangunan TPA utama Tiang Pumpung Kepungut untuk melayani kawasan agropolitan center dan sekitarnya dengan luas minimal 10 Ha, dan 2 (dua) TPA di kawasan Rupit untuk melayani bagian utara dan Muara Lakitan untuk melayani bagian timur masing-masing seluas 5 ha. 
b. Persiapan lahan untuk TPS pada bagian yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan dan atau pusat agropolitan distrik. 
c. Sistem pengelolaan sampah di TPA diupayakan sanitary landfill. 
d. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduse). 
e. Persiapan organisasi penanganan sampah beserta petugas-petugas pelaksananya.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 37 
f. Perencanaan penutupan TPA dan pengelolaan pasca pemakaian TPA melalui penghijauan dan redesign. 
g. Pembuatan Perda pengelolaan sampah sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan. 
h. Penetapan kawasan-kawasan prioritas penanganan sampah (intensif) . 
3.6.3 Rencana Sistem Pengolahan Limbah 
Limbah cair domestik dapat berasal dari buangan kamar mandi, cuci dan masak maupun limbah tinja yang penanganannya harus dipisahkan. Pengolahan limbah di Indonesia sebagian besar masih mengacu pada sistem on-site sanitation dimana limbah dikelola secara setempat pada septic tank di masing- masing rumah penduduk. Pengelolaan limbah sistem off-site perlu dilakukan untuk daerah-daerah kegiatan komersil dan pusat pemerintahan mengingat keterbatasan lahan dan adanya resiko pencemaran yang tinggi bila dikelola sistem on-site. 
Sistem on site yang dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas dengan menggunakan tangki septik dengan bidang resapan, ini sesuai dengan arahan untuk wilayah dengan tipologi : 
- Kepadatan penduduk < 150 jiwa/ha. 
- Terdapat sarana air bersih yang baik. 
- Sifat tanah impermeable dan kedalaman air tanah > 1,5 m. 
Rencana pengelolaan limbah di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut : 
1. Sistem on-site dengan tangki septik dikembangkan untuk penanganan limbah domestik, jarak minimum tangki septik dengan sumur gali adalah 10 m. 
2. Sistem off-site dapat direncanakan untuk pusat perkantoran, pasar, kawasan industri dan terminal dengan kepadatan bangunan yang cukup tinggi. 
3. Untuk sarana sanitasi umum diletakkan di lokasi yang mudah dijangkau warga dengan lahan minimal 8 m2 dan jarak minimum dengan sumber air 10 m. 
4. Pada kawasan yang belum terlalu padat dimungkinkan limbah dari kamar mandi, tempat cuci lainnya tercampur dengan saluran untuk air hujan, dimana saluran yang dikembangkan dari perkerasan yang kedap air. 
5. Pembangunan saluran limbah sistem tertutup dilakukan pada kawasan perdagangan, perkantoran dan komersil. 
6. Untuk pengolahan lumpur tinja disediakan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yaitu seperangkat bangunan untuk mengolah air limbah rumah tangga baik individual maupun komunal yang diangkut dengan mobil tinja. 
7. Bangunan IPLT merupakan daerah bebas banjir dan gempa, bebas longsor dan bukan patahan, jarak dengan pemukiman terdekat minimum 500 m, terletak dekat dengan badan penerima air, pada lahan yang tidak produktif dan tanahnya kedap air serta melalui proses perizinan dari instansi yang berwenang.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 38 
3.6.4 Rencana Sistem Drainase 
Sistem drainase berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau bangunan resapan buatan sehingga limpasan air permukaan tidak mengganggu masyarakat dan lingkungan. Pada dasarnya sistem drainase erat kaitannya dengan sistem pengendalian banjir, karena salah satu cara untuk mengatasi banjir adalah dengan pembuatan sistem drainase wilayah. Berdasarkan jenis salurannya drainase terbagi atas : 
- Saluran terbuka, yaitu sistem drainase dengan memanfaatkan saluran terbuka baik berbentuk persegi atau trapesium dan pengaliran secara gravitasi. Sistem ini murah dari sisi biaya dan memudahkan perawatan, namun demikian dikhawatirkan limpasannya dapat dengan mudah kembali ke badan jalan dan membahayakan pejalan kaki. 
- Saluran tertutup, yaitu sistem drainase dengan membuat saluran tertutup sehingga bagian atas drainase dapat digunakan untuk aktifitas lainnya. 
Rencana pengelolaan drainase di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut : 
1. Sistem drainase disusun dengan terlebih dahulu membuat analisis hidrologi yang dirumuskan dalam rencana induk sistem drainase kabupaten. 
2. Jaringan drainase akan disesuaikan dengan pola alam yang ada sehingga fungsi sungai/saluran alam sebagai penyalur limpasan tetap akan dipertahankan. 
3. Sistem drainase tertutup akan diterapkan di kawasan pusat pemerintahan, kawasan perkotaan, komersil dan kepadatan tinggi dengan pembuatan rencana jaringan yang terdiri atas jaringan primer, sekunder dan tersier. 
4. Jaringan drainase sistem terbuka dikembangkan sepanjang tepi jalan dan kawasan lingkungan permukiman. 
5. Perencanaan drainase kawasan dilakukan untuk periode ulang 2 – 5 tahun bagi DAS 100 – 500 ha terutama pada kawasan DAS, kecuali untuk daerah komersial dan industri harus dikaji dengan periode yang lebih tinggi. 
6. Untuk tiap jaringan drainase yang dibuang ke penerima berupa sungai, cekungan, saluran primer, rawa, laut, danau dan waduk harus disediakan outlet berupa pintu air, gorong-gorong atau saluran curam dengan sedapat mungkin memakai sistem gravitasi. 
7. Stasiun pompa dapat dibangun jika elevasi air dalam sistem penerima berada di atas ketinggian daerah yang dilayani. 
3.6.5 Rencana Jalur Evakuasi Bencana 
Pendekatan pembangunan saat ini adalah penataan ruang berbasis mitigasi bencana. Artinya, bagaimana penataan suatu wilayah tersebut dapat meminimalkan korban jika terjadi bencana. Untuk konteks Kabupaten Musi Rawas potensi bencana alam yang terjadi berupa potensi bencana alam puting beliung, terutama pada kawasan Bingin (Kecamatan Muara Kelingi) dan Kawasan Air Satan (Kecamatan Muara Beliti).
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 39 
Ruang Evakuasi atau jalur penyelamatan (Escape Road) adalah jalan-jalan kota yang dikembangkan/direncanakan sebagai jalur pelarian ke bangunan/bukit penyelamatan dan wilayah yang aman apabila terjadi bencana alam (gempa). Strategi yang dapat dilakukan adalah : 
- Pemanfaatan RTH dan sarana fasilitas sosial/umum sebagai salah satu kawasan evakuasi. 
- Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem kota/wilayah secara umum; 
- Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi dengan cara : pelebaran jalan, perbaikan agliment jalan eksisting, peningkatan kualitas badan jalan penambahan jalan-jalan baru untuk meningkatkan aksesibilitas, efektivitas dan efisiensi kawasan; 
- Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting tersebut dengan rencana jalur penyelamatan yang merupakan urban sistem lama sehingga menjadi suatu sistem kota yang terpadu dan dapat memitigasi bencana alam; 
- Pembangunan jalur penyelamatan harus disertai dengan: penyadaran publik (pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, demo evakuasi dan sebagainya); 
- Penanaman pohon-pohon besar sebagai peneduh jalan dan taman secara teratur memberikan keteduhan pada kawasan dan jiwa warga masyarakat. Jenis pohon yang ditanam adalah jenis tanaman lokal. Pohon-pohon besar tersebut akan dirancang sebagai pohon penyelamatan (Escape Trees) di sepanjang rute-rute penyelamatan, taman penyelamatan, atau bangunan penyelamatan lainnya. 
Tabel III - 9. 
Strategi dan Mitigasi Bencana Putting Beliung 
Sebelum Bencana 
Saat Bencana 
Setelah Bencana 
1. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai putting beliung agar masyarakat memahami dan mengenal putting beliung, baik difinisi, gejala awal, karakteristik, bahaya dan mitigasinya. 
2. Menyusun peta rawan bencana putting beliung berdasarkan data historis. 
3. Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta tidak membiasakan memarkir 
1. Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang menerjang. 
2. Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses terjadinya putting beliung berlangsung sangat cepat. 
3. Jika saat terjadi putting beliung kita berada di dalam rumah semi permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah untuk 
1. Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam pencarian dan pertolongan para korban. 
2. Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat. 
3. Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk pengobatan dan dapur umum.
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 40 
Sebelum Bencana 
Saat Bencana 
Setelah Bencana 
kendaraan di bawah pohon besar. 
4. Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap dan menggantung. 
5. Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang. 
6. Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara 
mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh. 
4. Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel listrik. 
5. Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5 hingga 10 menit, sehingga jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang belum benar- benar reda. 
4. Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran dan sampai kepada mereka yang benar- benar membutuhkan dan menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi. 
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian material. 
Sumber : Analisis
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 41
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 42

More Related Content

What's hot

Laporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabung
Laporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabungLaporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabung
Laporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabungAidilFitrah9
 
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaPresentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaTPRP Strategic Partner
 
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.docBab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.docBaiq Septi maulida
 
Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1)
 Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1) Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1)
Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1)AidilFitrah9
 
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro JambiMateri Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambijoihot
 
Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten TPRP Strategic Partner
 
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudahBab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudahstudiopracimantoro
 
Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanShahnaz Acrydiena
 
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aBab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aLatifah Tio
 
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi MalukuArah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi MalukuOswar Mungkasa
 
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan PracimantoroPresentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantorostudiopracimantoro
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoBagus ardian
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Idham Halid
 
Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031
Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031muhfidzilla
 

What's hot (20)

Bab 1 rev 02
Bab 1 rev 02Bab 1 rev 02
Bab 1 rev 02
 
Bab 2rev 02
Bab 2rev 02Bab 2rev 02
Bab 2rev 02
 
875 2137-1-sm
875 2137-1-sm875 2137-1-sm
875 2137-1-sm
 
Laporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabung
Laporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabungLaporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabung
Laporan capaian triwulan_i_ditjen_pk_trans_2018_gabung
 
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdfPerda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
 
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaPresentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
 
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.docBab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
 
Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1)
 Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1) Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1)
Bab-ii-pendekatan-dan-metodologi-pdf-free (1)
 
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro JambiMateri Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
 
Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten
 
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudahBab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudah
 
Bab 3 (36-45)pdf baru
Bab 3 (36-45)pdf baruBab 3 (36-45)pdf baru
Bab 3 (36-45)pdf baru
 
Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalan
 
Presentasi studio
Presentasi studioPresentasi studio
Presentasi studio
 
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aBab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
 
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi MalukuArah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
 
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan PracimantoroPresentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
 
Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031
Penjelasan perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
 

Similar to Sistem Perkotaan

Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Mukhrizal Effendi
 
Analisis pusat pelayanan
Analisis pusat pelayananAnalisis pusat pelayanan
Analisis pusat pelayananMonsarMaritoSir
 
Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptx
Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptxAnalisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptx
Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptxssuserb40281
 
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten ProbolinggoProfil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggokomunikasiosp
 
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5BappedaLampungUtara
 
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten TulungagungProfil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagungkomunikasiosp
 
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.pptBahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.pptTheAlucard1
 
PAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptx
PAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptxPAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptx
PAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptxhadidwalidain1
 
Tugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNS
Tugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNSTugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNS
Tugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNSRahman Hilmy Nugroho
 
Kawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3B
Kawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3BKawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3B
Kawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3BAndes Asmuni
 
Pembangunan 30 tahun akan datang
Pembangunan 30 tahun akan datangPembangunan 30 tahun akan datang
Pembangunan 30 tahun akan datangNURAZIRA21
 
Majalah telisik edisi konawe
Majalah telisik edisi konaweMajalah telisik edisi konawe
Majalah telisik edisi konaweTELISIKID
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Fitri Indra Wardhono
 
Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Yayasan CAPPA
 
Mamminasatafgdfgdfgdfg
MamminasatafgdfgdfgdfgMamminasatafgdfgdfgdfg
MamminasatafgdfgdfgdfgMarg Aprillo
 

Similar to Sistem Perkotaan (20)

Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
 
Analisis pusat pelayanan
Analisis pusat pelayananAnalisis pusat pelayanan
Analisis pusat pelayanan
 
Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptx
Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptxAnalisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptx
Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang.pptx
 
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten ProbolinggoProfil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
Profil KOTAKU Kabupaten Probolinggo
 
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
 
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten TulungagungProfil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
 
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.pptBahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
 
PAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptx
PAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptxPAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptx
PAPARAN MUSREMBANG TEMATIK infrastruktur di Karangsambung.pptx
 
Bab iv (hal. 69 87)
Bab iv (hal. 69   87)Bab iv (hal. 69   87)
Bab iv (hal. 69 87)
 
Tugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNS
Tugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNSTugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNS
Tugas Perancangan Kota Alun-Alun Karanganyar - PWK UNS
 
Kawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3B
Kawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3BKawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3B
Kawasan Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP KP3B
 
Pembangunan 30 tahun akan datang
Pembangunan 30 tahun akan datangPembangunan 30 tahun akan datang
Pembangunan 30 tahun akan datang
 
Majalah telisik edisi konawe
Majalah telisik edisi konaweMajalah telisik edisi konawe
Majalah telisik edisi konawe
 
Bab I proptek
Bab I proptekBab I proptek
Bab I proptek
 
Bab iii (hal. 38 45)
Bab iii (hal. 38 45)Bab iii (hal. 38 45)
Bab iii (hal. 38 45)
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 
Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029
 
Mamminasatafgdfgdfgdfg
MamminasatafgdfgdfgdfgMamminasatafgdfgdfgdfg
Mamminasatafgdfgdfgdfg
 
Laphir bptp sumsel ta 2015
Laphir bptp sumsel ta 2015Laphir bptp sumsel ta 2015
Laphir bptp sumsel ta 2015
 
Laphir bptp sumsel ta 2015
Laphir bptp sumsel ta 2015Laphir bptp sumsel ta 2015
Laphir bptp sumsel ta 2015
 

More from Deki Zulkarnain

Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
Lampiran klhs musi banyuasin rev 02Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
Lampiran klhs musi banyuasin rev 02Deki Zulkarnain
 
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13Deki Zulkarnain
 
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakatBab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakatDeki Zulkarnain
 
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangBab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangDeki Zulkarnain
 
Bab 5 penetapan kawasan strategis
Bab 5 penetapan kawasan strategisBab 5 penetapan kawasan strategis
Bab 5 penetapan kawasan strategisDeki Zulkarnain
 
Bab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruangBab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruangDeki Zulkarnain
 
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategiBab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategiDeki Zulkarnain
 
Kabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancanganKabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancanganDeki Zulkarnain
 
Kabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancanganKabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancanganDeki Zulkarnain
 
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umumUu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umumDeki Zulkarnain
 

More from Deki Zulkarnain (20)

Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
Lampiran klhs musi banyuasin rev 02Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
Lampiran klhs musi banyuasin rev 02
 
Bab 5 rev 02
Bab 5 rev 02Bab 5 rev 02
Bab 5 rev 02
 
Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02
 
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
Kata pengantar dan daftr isi bnr tgl 16sep'13
 
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakatBab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
Bab 8 hak kewajiban dan peran masyarakat
 
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangBab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
 
Bab 5 penetapan kawasan strategis
Bab 5 penetapan kawasan strategisBab 5 penetapan kawasan strategis
Bab 5 penetapan kawasan strategis
 
Bab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruangBab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruang
 
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategiBab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
 
Kabupaten permen
Kabupaten permenKabupaten permen
Kabupaten permen
 
Kabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancanganKabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancangan
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 
Kabupaten daftar isi
Kabupaten daftar isiKabupaten daftar isi
Kabupaten daftar isi
 
Kabupaten permen
Kabupaten permenKabupaten permen
Kabupaten permen
 
Kabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancanganKabupaten lampiran rancangan
Kabupaten lampiran rancangan
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 
Kabupaten daftar isi
Kabupaten daftar isiKabupaten daftar isi
Kabupaten daftar isi
 
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umumUu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
 

Recently uploaded

Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptnugrohoaditya12334
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptAkuatSupriyanto1
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 

Sistem Perkotaan

  • 1. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 1 RENCANA STRUKTUR RUANG 3.1 RENCANA SISTEM PERKOTAAN 3.1.1 Sistem Hirarki Pusat-Pusat Permukiman Rencana struktur ruang yang dikembangkan adalah rencana yang dapat mengoptimalkan masing-masing wilayah sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya. Apabila sistem pemenuhan kebutuhan terjadi dalam jangka panjang berarti sistem perekonomian wilayah dapat berjalan sesuai dengan harapan dan perkembangan ekonomi dapat terwujud. Berdasarkan rumusan strategi pengembangan wilayah di atas, struktur ruang Kabupaten Musi Rawas diarahkan pada penguatan peran Kota Muara Beliti sebagai pusat ibukota kabupaten dan pusat agropolitan, pengembangan pusat-pusat pelayanan pada kawasan perbatasan sehingga menempatkan peran Kabupaten Musi Rawas sebagai pusat agropolitan regional. Dalam konstelasi regional (provinsi) dan sebagaimana yang dimanatkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kota Lubuklinggau berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dan Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Rupit sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Ini artinya Kota Lubuklinggau mempunyai kapasitas untuk melayani wilayah Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Empat Lawang dan wilayah lain di sekitarnya. Mengacu pada kebijakan dan strategi di atas, Muara Beliti, Muara Lakitan dan Rupit diarahkan menjadi PKL untuk wilayah Kabupaten Musi Rawas. Adapun pusat pertumbuhan lainnya diarahkan sebagai Pusat Pelayanan bagi wilayah belakangnya dengan hirarki sesuai dengan hasil analisis dan hasil kesepakatan pada beberapa kali pertemuan teknis. Hal penting lain yang menjadi pertimbangan dalam merumuskan sistem perkotaan Muara Beliti adalah kebijakan pemerintah yang telah dituangkan dalam RPJM, yaitu pembangunan akan dilakukan dengan pendekatan agropolitan. Secara alamiah struktur ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas mempunyai ciri khas, dimana pusat permukiman tumbuh disepanjang jalan lintas Sumatera (utara-selatan) dan jalan dari Lubuklinggau
  • 2. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 2 menuju Kota Palembang (barat-timur). Terdapat dua kawasan yang membatasi pertumbuhan permukiman, yaitu di bagian barat oleh TNKS dan bagian Tenggara oleh kawasan hutan (BTS Ulu dan Muara Lakitan bagian selatan). Pusat permukiman di bagian utara yang berada pada lintasan trans Sumatera (Simpang Nibung) dan yang berada pada jalur Lubuklinggau - Palembang (Muara Lakitan) diarahkan untuk tidak saja melayani kegiatan permukiman di wilayah Kabupaten Musi Rawas tetapi juga kawasan permukiman di Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Banyuasin. Mempertimbangkan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Musi Rawas akan didekati dengan pola agropolitan maka dalam hal ini, perlu disampaikan bahwa struktur ruang kawasan agropolitan merupakan gambaran sistem pusat kegiatan kawasan dan jaringan prasarana yang dikembangkan untuk mengintegrasikan kawasan selain untuk melayani kegiatan pertanian dalam arti luas, baik tanaman pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, maupun peternakan. Jaringan prasarana pembentuk struktur ruang kawasan agropolitan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air. Dengan demikian, struktur ruang Kabupaten Musi Rawas direncanakan seperti berikut : 1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Adapun yang akan diarahkan menjadi PKL adalah: a. Kota Muara Beliti; b. Rupit ;dan c. Muara Lakitan. 2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Adapun yang akan diarahkan menjadi PPK adalah : a. Simpang Nibung (Sarolangun - Rawas Ulu); adalah pusat permukiman yang berada di bagian utara Kabupaten Musi Rawas dan berada pada jalur trans Sumatera yang diarahkan menjadi pusat pelayanan bagi beberapa kecamatan, yaitu : 1. Kecamatan Ulu Rawas 2. Kecamatan Rawas Ulu 3. Kecamatan Nibung 4. Kecamatan Rawas Ilir 5. Kecamatan Karang Dapo 6. Kecamatan Karang Jaya Selain kecamatan-kecamatan di atas, Simpang Nibung juga diarahkan untuk mampu melayani kecamatan yang berada di bagian selatan Kabupaten Sarolangun (Provinsi Jambi). b. Simpang Terawas (Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas); adalah pusat permukiman yang berada antara Simpang Nibung dengan Lubuklinggau dan juga berada pada lintas trans Sumatera. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani: 1. Kecamatan Karang Jaya
  • 3. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 3 2. Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas 3. Kecamatan Selangit, dan 4. Kecamatan Sumber Harta c. Megang Sakti; diarahkan sebagai pusat pelayanan kawasan yang meliputi beberapa kecamatan disekitarnya, yaitu : 1. Kecamatan Purwodadi dan 2. Kecamatan Tugumulyo d. Simpang Semambang (Tuah Negeri); adalah pusat permukiman yang berada pada jalan lintas Lubuklinggau - Palembang terletak antara Muara Beliti dengan Muara Lakitan. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani; 1. Kecamatan Tuah Negeri 2. Kecamatan Muara Kelingi 3. Kecamatan Jayaloka 4. Kecamatan Sukakarya 5. Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu 6. Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut 3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Adapun yang akan diarahkan menjadi PPL adalah ibukota dari kecamatan berikut: a. Tugu Mulyo (Kecamatan Tugu Mulyo) b. Muara Kelingi (Kecamatan Muara Kelingi) c. Jayaloka (Kecamatan Jayaloka) d. Muara Kulam (Kecamatan Ulu Rawas) e. Karya Makmur (Kecamatan Nibung) f. Bingin Teluk (Kecamatan Rawas Ilir) g. Karang Dapo (Kecaman Karang Dapo) h. Karang Jaya (Kecamatan Karang Jaya) i. Selangit (Kecamatan Selangit) j. Sumber Harta (Kecamatan Sumber Harta) k. Purwodadi (Kecamatan Purwodadi) l. Ciptodadi (Kecamatan Sukakarya) m. Muara Kati Baru I (Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut) n. Bangun Jaya (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) Rencana struktur ruang Kabupaten Musi Rawas sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat dilihat pada Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Musi Rawas. Sedangkan fungsi-fungsi pelayanan untuk masing-masing pusat pelayanan dapat dilhat pada Tabel III-1 berikut:
  • 4. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 4 Tabel III - 1. Struktur Ruang dan Fungsi yang Diemban Kecamatan NO KECAMATAN HIRARKI FUNGSI YANG DIEMBAN PUSAT KEGIATAN/PELAYANAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Muara Beliti PKL X X X X X X X X X X X X X X X X 2 Rupit PKL X X X X X X X X X X X X X X 3 Muara Lakitan PKL X X X X X X X X X X X X X 4 Simpang Nibung/Rawas Ulu PPK X X X X X X X X X X X X X 5 Simpang Terawas/ STL. Ulu Terawas PPK X X X X X X X X X X X X X 6 Megang Sakti PPK X X X X X X X X X X X X X 7 Simpang Semambang/ Tuah Negeri PPK X X X X X X X X X X X X X 8 Ulu Rawas PPL X X X X X X X X X 9 Karang Jaya PPL X X X X X X X X X 10 Selangit PPL X X X X X X X X X 11 Sumber Harta PPL X X X X X X X X X 12 Tugumulyo PPL X X X X X X X X X X X X X 13 Purwodadi PPL X X X X X X X X X X 14 T.P. Kepungut PPL X X X X X X X X X 15 Jaya Loka PPL X X X X X X X X X X X X X 16 BTS. Ulu PPL X X X X X X X X X 17 Sukakarya PPL X X X X X X X X X 18 Muara Kelingi PPL X X X X X X X X X X X X X 19 Rawas Ilir PPL X X X X X X X X X 20 Karang Dapo PPL X X X X X X X X X 21 Nibung PPL X X X X X X X X X Sumber : Hasil Analisis, 2008 Keterangan : 1. Pemerintah Kabupaten 6. Jasa Persewaan dan Perbankkan, 11. Kesehatan 16. Air Limbah 2. Pemerintah Lokal 7. Jasa Koperasi Unit Desa 12. Listrik 3. Ditribusi dan Koleksi 8. Jasa Hukum dan Konsultasi 13. Telekomunikasi 4. Industri 9. Pariwisata dan Jasa penginapan 14. Irigasi 5. Perdagangan, Kios dan Los Pasar 10. Pendidikan 15. Air Minum Bersih PKL : Pusat Kegiatan Lokal; PPK: Pusat Pelayanan Kawasan; PPL: Pusat Pelayanan Lingkungan
  • 5. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 5
  • 6. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 6 3.1.2 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Wilayah 3.1.2.1 Sistem Fasilitas Umum Sistem fasilitas umum merupakan rencana kebutuhan fasilitas yang mengacu pada standar minimum kebutuhan masyarakat yang telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan rasionalisasi kebutuhan berdasarkan sebaran pola permukiman. Adapun sistem (kebutuhan) fasilitas umum berikut, meliputi kebutuhan fasilitas pendidikan, kesehatan, serta perdagangan dan niaga. A. Sarana Pendidikan Kebutuhan fasilitas pendidikan pada dasarnya dipertimbangkan berdasarkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada dan terkait dengan grup bangunan/blok yang terbentuk. Sedangkan penempatannya mempertimbangkan jangkauan layanan yang dipenuhinya. Perencanaan kebutuhan fasilitas berikut menggunakan acuan dasar sebagai berikut: a. Taman Kanak-kanak Melayani setiap 1.250 penduduk, dengan luas lahan mínimum yang diperlukan untuk 2 ruang kelas dengan masing-masing terisi oleh 25-30 murid dan ruang terbuka ±700 m² adalah 1.250 m². Daya jangkau yang diperkenankan adalah 500 m dan bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokkan kegiatan. b. Sekolah Dasar Melayani 1.600 penduduk dengan luas lahan mínimum seluas 2.000 m², luas tersebut dengan asumsi mínimum 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid, dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaian untuk fasilitas ini adalah kurang lebih 1 km. c. SLTP Melayani 4.800 penduduk dengan luas lahan mínimum seluas 9.000 m², luas tersebut dengan asumsi mínimum 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid, dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaiannya adalah 1 Km. d. SMU Fasilitas ini melayani hingga 4.800 penduduk dengan luas lahan mínimum seluas 12.500 m², luas tersebut dengan terbangun dengan 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid, dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaiannya adalah 3 Km. e. Taman Bacaan Fasilitas taman bacaan adalah untuk melayani 2.500 penduduk dengan luas lahan mínimum yang dibutuhkan adalah seluas 150 m². Luas tersebut adalah luas dengan mínimum 1 ruang baca yang dapat digunakan oleh mínimum 15 orang murid. Adapun jumlah kebutuhan minimum fasilitas pendidikan Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel III-2 kebutuhan berikut:
  • 7. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 7 Tabel III - 2. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam Unit) Kecamatan TK SD SLTP SMU Taman Bacaan 1 Rawas Ulu 34 26 9 9 17 2 Ulu Rawas 11 9 3 3 6 3 Rupit 33 26 9 9 16 4 Karang Jaya 31 24 8 8 16 5 Selangit 29 23 8 8 15 6 STL. Ulu Terawas 19 15 5 5 9 7 Sumber Harta 19 15 5 5 10 8 Tugumulyo 46 36 12 12 23 9 Purwodadi 16 12 4 4 8 10 Muara Beliti 23 18 6 6 11 11 T.P. Kepungut 14 11 4 4 7 12 Jaya Loka 14 11 4 4 7 13 Sukakarya 12 10 3 3 6 14 BTS. Ulu 37 29 10 10 18 15 Muara Kelingi 25 20 7 7 13 16 Tuah Negeri 25 19 6 6 12 17 Muara Lakitan 38 30 10 10 19 18 Megang Sakti 52 41 14 14 26 19 Rawas Ilir 26 20 7 7 13 20 Karang Dapo 19 15 5 5 9 21 Nibung 23 18 6 6 12 Kab.Musi Rawas 496 546 427 142 142 Sumber: Hasil Analisis Tabel III - 3. Kebutuhan Luas Lahan Minimum Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam m2) Kecamatan TK SD SLTP SMU Taman Bacaan 1 Rawas Ulu 42.350 52.938 79.407 110.287 42.350 2 Ulu Rawas 14.219 17.774 26.660 37.028 14.219
  • 8. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 8 Kecamatan TK SD SLTP SMU Taman Bacaan 3 Rupit 41.059 51.324 76.985 106.924 41.059 4 Karang Jaya 39.162 48.952 73.428 101.984 39.162 5 Selangit 36.714 45.893 68.839 95.610 36.714 6 STL. Ulu Terawas 23.644 29.555 44.332 61.572 23.644 7 Sumber Harta 24.128 30.160 45.240 62.833 24.128 8 Tugumulyo 57.223 71.529 107.294 149.019 57.223 9 Purwodadi 19.670 24.587 36.881 51.224 19.670 10 Muara Beliti 28.312 35.390 53.085 73.730 28.312 11 T.P. Kepungut 17.040 21.300 31.950 44.376 17.040 12 Jaya Loka 17.813 22.267 33.400 46.389 17.813 13 Sukakarya 15.242 19.052 28.578 39.692 15.242 14 BTS. Ulu 45.682 57.102 85.653 118.963 45.682 15 Muara Kelingi 31.669 39.587 59.380 82.472 31.669 16 Tuah Negeri 30.787 38.483 57.725 80.174 30.787 17 Muara Lakitan 47.206 59.008 88.512 122.933 47.206 18 Megang Sakti 65.016 81.269 121.904 169.311 65.016 19 Rawas Ilir 32.755 40.944 61.416 85.301 32.755 20 Karang Dapo 23.599 29.499 44.248 61.456 23.599 21 Nibung 29.370 36.713 55.069 76.484 29.370 Kab.Musi Rawas 248,292 682.660 853.325 .279.988 1.777.761 Sumber: Hasil Analisis Adapun jumlah kebutuhan minimum fasilitas pendidikan Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel kebutuhan berikut: B. Sarana Kesehatan Adapun kebutuhan fasililitas kesehatan meliputi hal sebagai berikut: a. Posyandu Berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita. Melayani untuk 1.250 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 60 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 500 m. b. Balai Pengobatan Warga Untuk memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan tanpa perawatan, berobat dan pada waktu tertentu juga memberi vaksinasi. Melayani setiap 2.500 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 300 m² dan
  • 9. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 9 pertimbangan radius pencapaian sejauh 1 km. c. BKIA / Klinik Bersalin Digunakan untuk melayani ibu, baik sebeum, saat, dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia hingga 6 tahun. Melayani sebanyak 30.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 3000 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 4 km. d. Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup yang lebih kecil. Melayani 30.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 300 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 1.5 km. e. Puskesmas dan Balai Pengobatan Berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan dalam penyembuhan penyakit, selain program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya. Melayani untuk 12.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mínimum) adalah 1.000 m² dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 500 m. Jumlah kebutuhan minimum fasilitas kesehatan Kabupaten Musi Rawas secara rinci dapat dilihat pada tabel kebutuhan berikut: Tabel III - 4. Kebutuhan Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam Unit) Kecamatan Posyandu Balai Pengobatan Warga BKIA/Klinik Bersalin Puskesmas Pembantu/balai Pengobatan Lingkungan Puskesmas dan Balai Pengobatan RS Umum 1 Rawas Ulu 34 17 1 1 4 0 2 Ulu Rawas 11 6 0 0 1 0 3 Rupit 33 16 1 1 3 1 4 Karang Jaya 31 16 1 1 3 0 5 Selangit 29 15 1 1 3 0 6 STL. Ulu Terawas 19 9 1 1 2 0 7 Sumber Harta 19 10 1 1 2 0 8 Tugumulyo 46 23 2 2 5 0 9 Purwodadi 16 8 1 1 2 0 10 Muara Beliti 23 11 1 1 2 1 11 T.P. Kepungut 14 7 1 1 1 0 12 Jaya Loka 14 7 1 1 1 0 13 Sukakarya 12 6 1 1 1 0 14 BTS. Ulu 37 18 2 2 4 0 15 Muara Kelingi 25 13 1 1 3 0 16 Tuah Negeri 25 12 1 1 3 0
  • 10. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 10 Kecamatan Posyandu Balai Pengobatan Warga BKIA/Klinik Bersalin Puskesmas Pembantu/balai Pengobatan Lingkungan Puskesmas dan Balai Pengobatan RS Umum 17 Muara Lakitan 38 19 2 2 4 0 18 Megang Sakti 52 26 2 2 5 0 19 Rawas Ilir 26 13 1 1 3 0 20 Karang Dapo 19 9 1 1 2 0 21 Nibung 23 12 1 1 2 0 Kab.Musi Rawas 272 546 273 23 57 2 Sumber: Hasil Analisis Tabel III - 5. Kebutuhan Luas Lahan Minimum Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam m2) Kecamatan Posyandu Balai Pengobatan Warga BKIA/ Klinik Bersalin Puskesmas Pembantu /balai Pengobatan Lingkungan Puskesmas dan Balai Pengobatan RS Umum 1 Rawas Ulu 2.033 5.082 4.235 424 3.529 0 2 Ulu Rawas 683 1.706 1.422 142 1.185 0 3 Rupit 1.971 4.927 4.106 411 3.422 30,000 4 Karang Jaya 1.880 4.699 3.916 392 3.263 0 5 Selangit 1.762 4.406 3.671 367 3.060 0 6 STL. Ulu Terawas 1.135 2.837 2.364 236 1.970 0 7 Sumber Harta 1.158 2.895 2.413 241 2.011 0 8 Tugumulyo 2.747 6.867 5.722 572 4.769 0 9 Purwodadi 944 2.360 1.967 197 1.639 0 10 Muara Beliti 1.359 3.397 2.831 283 2.359 30,000 11 T.P. Kepungut 818 2.045 1.704 170 1.420 0 12 Jaya Loka 855 2.138 1.781 178 1.484 0 13 Sukakarya 732 1.829 1.524 152 1.270 0 14 BTS. Ulu 2.193 5.482 4.568 457 3.807 0 15 Muara Kelingi 1.520 3.800 3.167 317 2.639 0 16 Tuah Negeri 1.478 3.694 3.079 308 2.566 0 17 Muara Lakitan 2.266 5.665 4.721 472 3.934 0 18 Megang Sakti 3.121 7.802 6.502 650 5.418 0 19 Rawas Ilir 1.572 3.931 3.276 328 2.730 0
  • 11. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 11 Kecamatan Posyandu Balai Pengobatan Warga BKIA/ Klinik Bersalin Puskesmas Pembantu /balai Pengobatan Lingkungan Puskesmas dan Balai Pengobatan RS Umum 20 Karang Dapo 1.133 2.832 2.360 236 1.967 0 21 Nibung 1.410 3.524 2.937 294 2.448 0 Kab.Musi Rawas 16,295 32.768 81.919 68.266 6.827 60000 Sumber: Hasil Analisis C. Sarana Perdagangan dan Niaga Rencana Kebutuhan fasilitas perdagangan dan niaga digolongkan dalam setiap skala layanan. Adapun fasilitas perdagangan dan niaga di Kabupaten Musi Rawas, direncanakan meliputi pusat pertokoan/pasar lingkungan serta pusat perbelanjaan dan niaga pada pusat-pusat distrik. Rencana pengembangan pusat perbelanjaan dan niaga akan dibahas dalam sistem fasilitas utama. Untuk fasilitas pusat pertokoan dan pasar lingkungan, pada dasarnya sudah memenuhi stándar mínimum, namun perlu penambahan di beberapa wilayah. Adapun kebutuhan pusat pertokoan dan pasar lingkungan adalah sebagai berikut: Tabel III - 6. Kebutuhan Jumlah dan Luas Lahan Minimum Sarana Perdagangan dan Niaga di Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 Kelurahan / Kampung Pusat Pertokoan +Pasar Lingkungan unit kebutuhan luas minimum (m2) 1 Rawas Ulu 1 13500 2 Rupit 1 13500 3 Tugumulyo 1 13500 4 Purwodadi 1 13500 5 Muara Kelingi 1 13500 6 Megang Sakti 1 13500 Kab.Musi Rawas 6 81000 Sumber: Hasil Analisis 3.1.2.2 Sistem Fasilitas Utama Sistem fasilitas utama dikembangkan dalam rangka mewujudkan struktur ruang wilayah, sehingga konsentrasi pengembangan sistem fasilitas utama di Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai berikut:
  • 12. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 12 Tabel III - 7. Rencana Sistem Fasilitas Utama di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2031 PKL Program Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal A Program Pembangunan Pusat Pemerintahan A1 Pembangunan Kawasan Perkantoran Pemerintahan Kantor Kepala Daerah & DPRD Kantor SKPD Perumahan Dinas PNS Perumahan Dinas Pejabat Perumahan Dinas DRPD Bangunan penunjang (fasos/ fasum kawasan) Kantor Polisi/Militer A2 Fasilitas Sosek Pelayanan Skala Kabupaten Mesjid Agung & Pusat Pengembangan Islam Alun-Alun & Taman Kota Sekolah Unggulan Terpadu Perguruan Tinggi Rumah Sakit Sport Center Terminal Penumpang Perdagangan modern Jasa Persewaan & Perbankan Jasa Service/Bengkel Hotel & Restoran Jasa Hukum & Konsultasi A3 Pusat Agropolitan Kantor Perbankan & Keuangan Kantor Jasa & Perdagangan Lembaga Penelitian & Sertifikasi Ruko/outlet Terminal Agro Terminal angkutan barang Kebun Percobaan (Demplot) Balai Latihan Kerja Kantor Agroplitan center Kantor Koperasi Agro
  • 13. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 13 PKL Program Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal Workshop Agro Bengkel Agro Industri Hilir Ringan A4 Pembangunan Kawasan Perumahan Perkotaan Pembangunan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Pengembangan RTH PP-1 Pembangunan Sub Pusat Agropolitan (Pusat Pelayanan-1) Sub Terminal Agribisnis Terminal Type B Kebun Percobaan/Demplot Industri Pengolahan Balai Penyuluhan Lembaga Keuangan Prasarana dasar perkotaan (Air Minum, Listrik, Telekomunikasi & Persampahan) Sarana Dasar Perkotaan (SLTA, Puskesmas/ Poliklinik, Mesjid Raya, Pasar Umum) Perumahan Umum Pengembangan PLTU Pembangunan Dermaga Bengkel/Showroom Jasa Persewaan Balai Benih Pergudangan PP-2 & 3 Ibukota Kecamatan Perdesaan - TK, SD & SLTP - Balai Pelatihan Agro Desa - Pustu, Posyandu, Praktrk Dokter/Bidan - Pasar mingguan, warung - Mesjid Kecamatan, Mushola - Kantor Kecamatan, Kantor Desa - Balai Pertemuan - Kantor Pertahanan & Keamanan Sumber : Hasil Analisis
  • 14. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 14 3.2 RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI Prasarana transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kawasan. Prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Musi Rawas meliputi transportasi darat, laut dan udara. Dalam pengembangan ketiga jenis prasarana transportasi tersebut harus dilakukan secara terpadu, sehingga antar jaringan dan moda transportasi dapat berjalan sinergis. 3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat Pada umumnya sistem transporasi darat dikaitkan dengan jaringan jalan beserta bangunan pelengkapnya seperti terminal, jembatan dan terowongan pada jalan. Di Kabupaten Musi Rawas selain jaringan jalan terdapat juga jaringan kereta api. Adapun tujuan pengembangan transportasi darat meliputi: 1) Meningkatkan aksesibilitas ke dan dari luar kawasan Kabupaten Musi Rawas, sehingga terjalin keterhubungan wilayah terutama dengan pusat-pusat pengembangan yang lain. 2) Menghubungkan antar pusat kegiatan dalam Kabupaten Musi Rawas antara Pusat Kegiatan Lokal utama, dengan Pusat Kegiatan Lokal kedua sampai dengan keempat, sehingga terbentuk struktur tata ruang (sistem kota-kota). 3) Mendukung pengembangan Kabupaten Musi Rawas sebagai Kawasan Agropolitan, melalui peningkatan jalan-jalan yang menghubungkan Agropolitan Center dengan Pusat Agropolitan Distrik dan pembangunan terminal/sub terminal agrobisnis/barang. 4) Memberi akses bagi semua wilayah pelayanan menuju pusat-pusat layanan. 5) Membuka wilayah terisolasi. 6) Memberikan dukungan bagi pertumbuhan kawasan-kawasan dengan nilai produksi tinggi seperti kawasan industri, pusat pertanian utama, terminal barang dan kawasan tambang.
  • 15. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 15
  • 16. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 16
  • 17. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 17
  • 18. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 18 A. Jaringan Jalan Dalam rangka mewujudkan keterpaduan sistem aktifitas dan pergerakan maka diperlukan adanya keterkaitan antar pusat pelayanan. Keterkaitan tersebut dibangun dengan membentuk jaringan jalan antar pusat pelayanan. Jaringan ini membentuk hirarki mulai dari sistem pengembangan wilayah Nasional, Propinsi dan Kabupaten. Dalam skala internal keterkaitan yang dibentuk yaitu dengan menghubungkan pusat-pusat pelayan lokal (PP/1 sampai dengan PP/3). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34/2006 Tentang Jalan, maka jaringan jalan di Kabupaten Musi Rawas dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi dan statusnya. Kabupaten Musi Rawas memiliki koridor pertumbuhan yang diapit oleh jaringan jalan arteri primer (jalan nasional Muara Beliti – Lubuklinggau - Rupit) dan sistem jaringan jalan kolektor primer (jalan propinsi Muara Beliti – Muara Keling – Muara Lakitan). Dengan memperhatikan pola pertumbuhan yang ada maka kawasan yang berada pada koridor ini memiliki kecenderungan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kawasan yang lain. Untuk menjaga kualitas pertumbuhan pada koridor ini maka akses yang menghubungkan pusat-pusat layanan harus ditingkatkan yaitu melalui peningkatan jalan yang ada maupun dengan pembangunan jalan terutama untuk mempermudah hubungan antar pusat pelayanan. Wilayah barat dan timur kabupaten Musi Rawas merupakan kawasan yang terisolir karena adanya hambatan topografis. Bagian barat merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang perkembangannya harus dibatasi untuk menjaga kelestariannya. Sedangkan bagian timur yang meliputi wilayah Cecar dan BTS Ulu belum berkembang sebagai konsekuensi dari daerahnya yang terletak pada kawasan belakang dengan prasarana transportasi yang sangat minim. Untuk itu pada bagian timur perlu ditingkatkan status jaringan jalan utama dari semula jalan lokal primer menjadi jalan kolektor primer yang juga menghubungkan bagian ini dengan PKW Lahat. Lebih rincinya, rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan fungsi dan statusnya dapat dilihat pada Tabel III – 8 dan Gambar 3 -3 dan 3 – 4. Tabel III - 8. Rencana Jaringan Jalan menurut Status dan Fungsinya di Kabupaten Musi Rawas NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN BTS. Prov. Jambi - Maur (*) Arteri Primer Nasional Maur - Terawas (*) Arteri Primer Nasional Terawas - BTS. Kota Lubuk Linggau (*) Arteri Primer Nasional Muara Beliti – BTS. Kabupaten Musi Rawas (*) Arteri Primer Nasional BTS. Kab. Muba - Muara Beliti (*) Kolektor 1 Nasional Simpang Periuk - Terawas (**) Kolektor 2 Provinsi Simpang Nibung - Ketapat (**) Kolektor 2 Provinsi Muara Rupit - Muara Lakitan (**) Kolektor 2 Provinsi
  • 19. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 19 NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN Terawas – Maur (**) Kolektor 2 Provinsi Ngestiboga (Kec. Jayaloka) – Marga Tani – Kp.Bali – Ciptodadi (Kec. Sukakarya) (***) Lokal Primer Kabupaten Surulangun – pulau Kidak (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Muara Rupit – Karang Dapo (Kecamatan Muara Rupit/Karang Dapo) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Tanjung – Binjai (Kecamatan Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Semambang – Suka Karya (Kecamatan Tuah Negeri/Suka Karya) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Lubuk Besar – Simpang Jayaloka (Kecamatan Muara Lakitan/jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Kertosono – Tambangan (Kecamatan Jayaloka)(***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Binjai – Binjai (Kecamatan Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Selangit – Batu Gane (Kecamatan Selangit) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang 3 Bingin Teluk – Batas Muba (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten Mangun Harjo – Megang sakti (Kecamatan Purwodadi/Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Megang Sakti – Muara Megang (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Kelingi – Pasar Muara kelingi (Kecamatan Muara kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang 3 Muara Bandar – Prabumulih (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan Dalam Ibukota Muara Rupit (Kecamatan Rupit) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan Dalam Ibukota Surulangun Rawas (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Srikaton – Nawangsasi (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten Nawangsasi – Siti Harjo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten Mataram - Sukorejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten Sukorejo – Air Deras (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Sukamaju – Jambu Rejo (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten Mataram – Bumi Agung (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten Trikoyo – Simpang Bumi Agung (Kecamatan Tugumulyo/ Muara Beliti) (***) Lokal Primer Kabupaten
  • 20. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 20 NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN Wonorejo – Lesing/Leban Jaya (Kecamatan Tugumulyo/ Tuah Negeri) (***) Lokal Primer Kabupaten Kertasari – Pagarsari (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Semangus – Semangus (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Terawas – Pasenan (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Karang Dapo – Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a (Kecamatan Karang Dapo) (***) Lokal Primer Kabupaten Karang Anyar – Danau Rayo (Kecamatan Rupit) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Pelawe – Pelawe (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Pertamina – Tambangan (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Purwodadi – Trikarya – Megang Sakti II (Kecamatan Purwodadi/Megang sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Suka Menang – Tanjung Agung (Kecamatan Karang Jaya) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan dalam Ibukota Kecamatan Tugu Mulyo (Kecamatan Tugu Mulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten SP.5 Nibung – Danau Rayo (Kecamatan Nibung/Rupit) (***) Lokal Primer Kabupaten Bingin Teluk - Jalan Poros Trans Nibung (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten Sungai Jauh – Sungai Kijang (Kecamatan Rawas ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten SP. 6 Ketapat – Pauh (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten Sukowono – Margatani (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Dharma Sakti - Sumber dingin (Kecamatan Tuah Negeri) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan dalam Ibukota Kecamatan Karang Jaya (Kecamatan Karang Jaya) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan dalam Ibukota Kecamatan Purwodadi (Kecamatan Purwodadi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Belani – Belani (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Bungin – Bungin (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Trans Cecar – SP. 9 Bangun Jaya (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Mambang – Muara Megang (Kecamatan Megang Sakti/ Muara kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan Simpang Lake – Simpang Tegalsari (Kecamatan Karang Jaya/ Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a – Muara Lakitan (Setia Marga – Muara Lakitan) (Kecamatan Muara lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a – Muara Megang (Setia Marga – Muara Megang) (Kecamatan Megang sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Semambang – Megang Sakti (Kecamatan Tuah Negeri/ Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Kabu – Danau Rayo (Kecamatan Rupit) (***) Lokal Primer Kabupaten
  • 21. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 21 NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN Mandi Angin – Satuan Pemukiman 5 Kelingi IV/a (Mandi angin – Binakarya) (Kecamatan Rawas Ilir/ Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Talang Ridan – Aringin (Kecamatan Karang Dapo) (***) Lokal Primer Kabupaten Suka Menang – Pulau Kidak (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Suka Raja – lubuk Kumbung ( Kecamatan Karang Jaya) (***) Lokal Primer Kabupaten Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/a – Lubuk Pandan (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan Simpang Lintas (Terawas) – Suka Merindu (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Leban Jaya – Simpang 3 Bamasco (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Sukorejo – Rejosari (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten Surodadi – Tegalrejo(Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten Purwodadi – Sadar Karya – Trikarya (Kecamatan Purwodadi) (***) Lokal Primer Kabupaten Desa Periuk – Tegal Rejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten Mangun Harjo – Dwijaya (Kecamatan Purwodadi) (***) Lokal Primer Kabupaten Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/c – SP. 3 (Karya Mulya – Mekarsari) (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Dwijaya – sadarkarya (Kecamatan Purwodadi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Senaro – Madang (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Sumbersari – Sumber Harta (Kecamatan Purwodadi/ Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang 3 Pauh – Batu Kucing (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten Satuan Pemukiman 4 – Satuan Pemukiman 5 kelingi IV/a (Setia Marga – Binaria) (Kecamatan Karang Dapo) (***) Lokal Primer Kabupaten Srikaton – Marga Rejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten Tabatengah – Tabaremanik – Batu Pepe (Kecamatan Selangit) (***) Lokal Primer Kabupaten Pulau Kidak – Napal Licin (Kecamatan Ulu Rawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Pendingan – Pendingan (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Jambu Rejo – Madang (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten Sri Mulyo – Sri Kemuning (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Suka Dana – Lubuk Ngin (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Kembang Tanjung - Batas Lahat (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten SP. 9 trans Cecar – Pelawe (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Suka Karya – SP. 9 Trans Cecar (Kecamatan Suka Karya/ Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten
  • 22. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 22 NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN Giri Yoso – Sungai Bunut (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Jayaloka – Giriyoso (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Biaro – Bingin Teluk (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten Muara Beliti – Durian Remuk (Kecamatan Muara Beliti) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang PTSI – Kembang Tanjung (Kecamatan Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang PTSI – Gunung Kembang (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Sukamerindu – Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/c (Sukamerindu – Karya Mulya, Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas - Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Taba Gindo – Prabu Menang (Kecamatan Selangit) (***) Lokal Primer Kabupaten Sungai Kijang – Poros Nibung (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Pangkalan – Batas Jambi (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Batu Gane – Napal Melintang (Kecamatan Selangit) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Tri Karya (Megang sakti II) – Dangku (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Megang Sakti III – Pagar Ayu – Beliti Jaya (Kecamatan Megang Sakti – Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Prabumulih I – Translok Pauh (Kecamatan Muara Lakitan – Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Rantau Alih – Rantau Alih – Simpang Binjai (Kecamatan Sukakarya – Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Mulyoharjo – Medco SOCA (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Napal Licin – Kuto Tanjung (Kecamatan Ulu Rawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Lake – Sukamenang (Kecamatan Karang Jaya) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Lintas – Bukit Langkap – Bukit Ulu (Kecamatan Karang Jaya) (***) Lokal Primer Kabupaten Jalan Lintas – Terusan (Kecamatan Karang Jaya) (***) Lokal Primer Kabupaten Lesung Batu – Bendung Merung (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Kosgoro – Kosgoro (Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Babat – Paduraksa ((Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Sumber Sari – Madang (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten Sumber Jaya – Sumber Bekti (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten Madang – Kebun Kulim – Megang Sakti (Kecamatan Megang sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Jajaran Baru I – Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/C (Campursari) (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Trisakti – Simpang Dangku (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten
  • 23. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 23 NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN Simpang T2 Purwakarya – S. Kertosari (Kecamatan Purwodadi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Dangku – Simpang Tapa (Kecamatan Megang Sakti – Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Tapa – Lubuk Tua (Kecamatan Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Tapa – Karya Sakti (SP.4 Juanda) (Kecamatan Muara kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Pasar Muara Kelingi – Temuan Jaya (Kecamatan Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten Semeteh – Simpang 4 Juanda (Karya Sakti) (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Rengas – Simpang Bina Saint (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Polsek Lakitan – Simpang Bina Saint (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten simpang Bina Saint – Simpang SP. 11 HTI (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten SP. 11 HTI – Simpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten SP.7 HTI Mukti Karya – Talang Pendingan (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang 4 Jirak – Batas Muba (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Madu – Simpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang SP. 5 HTI – Simpang Panglero (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten SP.9 HTI – Simpang Panglero (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Panglero – Simpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Sadu – Simpang Blok Terras (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten SP.9 trans Cecar – Batas Muara Enim (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Batas Muara Enim – Simpang Madu (Kecamatan Muara Lakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Barito (Pabrik CPO) – Giriyoso (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Gegas – Sugih Waras (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Jayaloka – Marga Tani (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten Krani Jaya – Sumber Makmur (Kecamatan Nibung) (***) Lokal Primer Kabupaten Poros Nibung – Mulya Jaya (Kecamatan Nibung) (***) Lokal Primer Kabupaten Poros Nibung – Satuan Pemukiman 11 Nibung (Klumpangjaya) (Kecamatan Nibung) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Q1 – Simpang Q2 (Agropolitan) (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten G1 Mataram – Simpang L Ngadirejo (Kecamatan tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten
  • 24. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 24 NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN Bundaran Agropolitan Center – Air satan (Kecamatan Muara Beliti) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Bumi Agung – Polres Mura (Kecamatan Muara Beliti) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang sungai Naik – Sungai Naik (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten SP Pangkalan Tarum – Pangkalan Tarum (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang lubuk Pauh – Lubuk Pauh (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Temuan Jaya – Simpang Jene (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten Simpang Kerambil – Kerambil (Kecamatan Tuah Negeri) (***) Lokal Primer Kabupaten Trisakti – Pagar Ayu (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten Sumber: SK.Kep Menteri PU No. 630 & 631/KPTS/M/2009 (*) ; RTRWP SUMSEL (**) & SK Bupati Mura No.225/KPTS/PU-BM/2012 (***) B. Jaringan Prasarana Angkutan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu perwujudan simpul jaringan transportasi. Dalam Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan terminal terdiri dari terminal penumpang dan terminal barang. Terminal penumpang berfungsi untuk melayani orang, sementara terminal barang berfungsi untuk melayani material/barang. Menurut fungsinya Peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan membagi terminal atas tiga kelompok :  Terminal Tipe A Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 50 – 100 kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 10 Ha. Terletak di jalan arteri, jarak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya.  Terminal Tipe B Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 25 – 50 kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 5 Ha. Terletak di jalan arteri atau kolektor, jarak antara dua terminal penumpang, tipe B atau dengan terminal tipe A sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa, dan 30 km di pulau lainnya
  • 25. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 25  Terminal Tipe C Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan yang dipergunakan dengan tujuan pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum untuk angkutan dalam wilayah kabupaten. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 25 kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 2,5 Ha, serta terletak di jalan kolektor atau lokal. Berdasarkan kriteria di atas, maka struktur pengembangan terminal penumpang dan barang di Kabupaten Musi Rawas direncanakan sebagai berikut : 1. Terminal Barang Terminal barang diperlukan dalam rangka mewujudkan visi Musi Rawas ”Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Perekonomian Daerah berbasis Agraris” dengan pengembangan konsep agropolitan. Konsep ini menuntut tersedianya prasarana berupa terminal barang pada agropolitan center dan pusat-pusat agropolitan distrik, yaitu : - Terminal Barang / Peti Kemas Terminal barang / peti kemas dibangun 6,25 km dari agropolitan center tepatnya di Desa Durian Remuk seluas lebih kurang 50 Ha di Kecamatan Muara Beliti.. Terminal ini diharapkan terhubung dengan jaringan kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api (di Palembang) dan memiliki akses langsung ke rencana kawasan industri. - Sub Terminal Barang Sub terminal barang adalah terminologi lebih kecil dari suatu simpul pemindahan barang yang ditujukan untuk menyediakan ruang bagi keperluan membongkar/memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi di masing-masing pusat agropolitan distrik. Sub terminal barang ini dibangun di tiap agropolitan distrik yaitu Simpang Nibung, Prabumulih, Simpang Terawas, Megangsakti dan Simpang Semambang. Luas yang diperlukan untuk sub terminal barang ini diperkirakan lebih kurang 100 Ha. 2. Terminal Penumpang Struktur pengembangan terminal penumpang di Kabupaten Musi Rawas diarahkan sebagai berikut : - Terminal Tipe A : Kecamatan Muara Beliti - Terminal Tipe B : Kecamatan Rupit dan Kecamatan Muara Lakitan - Terminal Tipe C : di Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Tugumulyo, Kecamatan Megang Sakti, Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu dan Kecamatan Tuah Negeri. C. Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kabupaten Musi Rawas memiliki beberapa sungai besar yang mampu dilewati perahu/kapal motor. Potensi ini meskipun tidak sepesat perkembangan transportasi darat tetapi masih dipergunakan sebagian masyarakat Kabupaten Musi Rawas terutama daerah terpencil/terisolir yang belum terjangkau jaringan jalan. Dalam rangka melengkapi jaringan transportasi air (sungai) diperlukan pembangunan dermaga pelabuhan sungai di beberapa titik, yaitu Pelabuhan Surulangun di
  • 26. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 26 Kecamatan Rawas Ulu, Pelabuhan Muara Kulam di Kecamatan Ulu Rawas, Pelabuhan Muara Rupit di Kecamatan Rupit, Pelabuhan Bingin Teluk dan Pelabuhan Pauh di Kecamatan Rawas Ilir. Adapun fungsi dermaga pelabuhan sungai tersebut adalah : 1. Simpul dalam jaringan transportasi. 2. Pintu gerbang bagi daerah yang belum terjangkau jaringan jalan. 3. Tempat kegiatan alih moda transportasi. 4. Tempat koleksi dan distribusi barang/hasil produksi. 3.2.2 Sistem Transportasi Perkeretaapian Pengembangan jaringan kereta api direncanakan untuk melayani pengangkutan barang/peti kemas ke Pelabuhan Tanjung Api-Api (Palembang) dan yang akan menghubungkan Desa Durian Remuk dengan Kota Padang (Rejang Lebong Bengkulu). Rencana fungsi jaringan rel Kareta api adalah sebagai berikut: 1. Penambahanan jaringan rel kereta Primer ruas Muara Beliti (Desa Durian Remuk ) – Kota Padang- Kertapati Palembang 2. Penambahan pengembangan jaringan rel kereta Sekunder ruas Lubuk Linggau – Selangit – STL Ulu Terawas – Rupit – Bangko. 3.2.3 Sistem Transportasi Udara Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Musi Rawas adalah melalui peningkatan kapasitas layanan dan kualitas layanan penerbangan yang sudah ada. Pada tahun 2006 Kabupaten Musi Rawas telah mengelola Bandar udara Pengumpan Silampari yang melayani penerbangan regional antara Palembang – Lubuklinggau dan pada tahun 2010 Palembang - Jakarta. Pengembangan Bandara Silampari dilakukan dengan cara : - Penyusunan Rencana Induk Bandara Silampari Kabupaten Musi Rawas. - Pembersihan lahan dan pemagaran bandara. - Perpanjangan landasan sepanjang 30 x 2500 m sehingga mampu didarati pesawat Fokker 28 atau Boeing 737. - Rencana pengintegrasian moda udara dengan moda darat, melalui pembangunan terminal kedatangan yang kondusif. - Pengadaan Rescue Car. - Pengadaan peralatan navigasi penerbangan. Rencana sistem transportasi, selanjutnya dapat dilihat lebih lengkap pada Peta Rencana Sistem Transportasi Kab.Musi Rawas (2011-2031). 3.3 RENCANA SISTEM JARINGAN ENERGI Seluruh ibukota kecamatan telah mendapat layanan jaringan listrik, hanya tinggal satu desa saja yang belum dilayani listrik. Ketersediaan jaringan listrik selain dilayani oleh PLN sebagain besar dilayani oleh
  • 27. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 27 non PLN. Pemanfaatan sumber energi alternatif juga belum berkembang di Musi Rawas. Pada sisi lain Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi sumber energi alternatif secara berlimpah, bukan saja yang berbasis fosil namun juga yang berbasis agro (biofuel). Dalam rangka mewujudkan struktur yaitu tercipta pusat-pusat pelayanan yang seimbang antar bagian barat dan bagian timur, terutama untuk menciptakan pelayanan pada wilayah-wilayah yang diperuntukkan sebagai kegiatan utama yaitu seperti Muara Beliti, Simpang Semambang, Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti, Tugumulyo, STL Ulu Terawas, dan Rupit. Wilayah ini merupakan wilayah prioritas pelayanan prasarana listrik. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana listrik untuk membentuk struktur ruang yang dituju. Adapun rencana pembangunan prasarana telekomunikasi yang dapat dilakukan antara lain: 1. Pengembangan Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) meliputi: Muara Beliti – Selangit – Terawas - Karang Jaya – Rupit – Surulangun – Nibung. 2. Pengembangan Jaringan tegangan menengah / sekunder meliputi: a. Petanang - Selangit – Terawas – Karang Jaya – Rupit – Rawas Ulu. b. Rupit – Karang Dapo – Rawas Ilir – Nibung. c. Petanang - Tugumulyo – Purwodadi – Sumber Harta. d. Purwodadi – Megang Sakti. e. Muara Beliti – Tuah Negeri – Muara Kelingi – Muara Lakitan. f. Simpang Semambang – Sukakarya – Bulang Tengah Suku Ulu. g. Muara Beliti – Tiang Pumpung Kepungut – Jayaloka. 3. Pengembangan Jaringan listrik tegangan rendah / tersier di seluruh kawasan perkotaan. 4. Pembangunan PLTU Mulut Tambang 2 x 7 MW dan 2 x 100 MW di Kecamatan Muara Lakitan, serta PLTU Mulut Tambang 2 x 600 MW di Kecamatan Rawas Ilir. 5. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut. 6. Pembangunan Gardu Induk Listrik di Kecamatan Rupit dan peningkatan kapasitas Gardu Induk Musi Rawas. 7. Prasarana energi dapat dibangun bersamaan dengan dan atau memanfaatkan jaringan jalan guna memudahkan distribusi pada wilayah-wilayah pelayanan. 8. Meningkatkan hubungan antar wilayah dengan membangun jaringan interkoneksi antara wilayah utara dan selatan dari Kabupaten Musi Rawas. 3.4 RENCANA SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI Prasarana telekomunikasi telah menjadi kebutuhan utama untuk menunjang kelancaran aktivitas penduduk. Prasarana telekomunikasi juga memiliki kemampuan untuk mendukung struktur tata ruang yang ingin diwujudkan. Dalam rangka mewujudkan struktur yaitu tercipta pusat-pusat pelayanan yang seimbang antar bagian barat dan bagian timur, terutama untuk menciptakan pelayanan pada wilayah-
  • 28. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 28 wilayah yang diperuntukkan sebagai kegiatan utama yaitu seperti Muara Beliti, Simpang Semambang, Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti, Tugumulyo, STL Ulu Terawas, dan Rupit, sehingga wilayah ini merupakan wilayah prioritas pelayanan prasarana telekomunikasi. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana telekomunkasi untuk membentuk struktur ruang yang dituju. Adapun rencana pembangunan prasarana telekomunikasi yang dapat dilakukan antara lain : 1. Pengembangan Jaringan telekomunikasi primer / utama: Muara Beliti – Selangit – Terawas - Karang Jaya – Rupit – Surulangun – Nibung – Muara Lakitan – Muara Kelingi – Simpang Semambang – Muara Beliti. 2. Pengembangan Jaringan telekomunikasi sekunder:  Tugumulyo – Purwodadi – Megang Sakti – Karang Dapo  Simpang Semambang – Megang Sakti – Terawas  Mambang – Muara Megang  Muara Lakitan – Setia Marga 3. Pengembangan Jaringan telekomunikasi tersier di seluruh kawasan perkotaan. 4. Penambahan telepon umum dan wartel di Pusat permukiman perdesaan, baik dengan jaringan kabel dan nir kabel. 5. Pembangunan stasiun-stasiun komunikasi nir-kabel di wilayah-wilayah pedalaman. 6. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi telepon nir-kabel untuk penambahan kekurangan SST pada kawasan perkotaan. 7. Pembangunan menara telekomunikasi harus mengacu pada Surat Edaran Dirjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum nomor: 06/SE/Dr/2011 tentang Petunjuk Teknis Kriteria Menara Telekomunikasi. 3.5 RENCANA SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR Sistem prasarana pengairan dalam RTRW Musi Rawas meliputi prasarana penyediaan air bersih, prasarana irigasi, prasarana pengendalian banjir dan prasarana konservasi sungai, danau dan waduk. Perencanaan sistem prasarana pengairan di Kabupaten Musi Rawas memiliki nilai strategis, bukan hanya karena banyaknya sungai yang mengalir di kabupaten ini, namun karena perannya dalam menyangga daerah hilir Propinsi Sumatera Selatan seperti Palembang dan sekitarnya. Dalam Agenda 21 Indonesia disepakati bidang program yang dianggap perlu mendapatkan prioritas dalam pengelolaan sumber daya air adalah ketersediaan dan kebutuhan sumber daya air, kualitas sumber daya air, distribusi sumber daya air dan pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi. 3.5.1 Sistem Wilayah Sungai Pengembangan prasarana sumber daya air meliputi 3 aspek, yaitu: a. Konservasi sumber daya air,
  • 29. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 29 b. Pendayagunaan sumber daya air, dan c. Pengendalian daya rusak air. Sumber daya air meliputi air permukaan dan air bawah tanah. Oleh karena itu sumber daya air yang terdapat dalam suatu wilayah adalah pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah. Wilayah Sungai (WS) telah ditetapkan secara nasional berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006, sementara cekungan air tanah diidentifikasi sesuai dengan cekungan air tanah (CAT) yang terdapat di wilayah yang bersangkutan. Konservasi sumber daya air menyangkut upaya untuk menjaga kuantitas dan kualitas air, yang sangat terkait dengan upaya pelestarian lingkungan berupa menjaga dan/atau meningkatkan kualitas kawasan lindung dan mengendalikan/membatasi kegiatan di kawasan budidaya yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas air. Pendayagunaan sumber daya air meliputi: irigasi/pengairan untuk kepentingan kegiatan pertanian, penyediaan air untuk kebutuhan air bersih yang mendukung permukiman penduduk dan berbagai kegiatan lainnya seperti industri dalam wilayah, kebutuhan khusus lainnya seperti pembangkit tenaga listrik, penggelontoran saluran pada kawasan perkotaan, air tawar untuk tambak, dan sebagainya. Sementara pengendalian daya rusak air terkait dengan upaya mengantisipasi bencana yang disebabkan oleh air, terutama berbentuk banjir. Dengan demikian pengembangan prasarana sumber daya air akan meliputi: konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air; yang perlu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan secara lebih teknis. Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006, WS (Wilayah Sungai) yang terdapat atau terkena dengan wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah WS Musi yang mencakup DAS Musi yang tediri dari Sub DAS Kelingi, Lakitan, Semangus dan Sub DAS Rawas. 3.5.2 Sistem Jaringan Irigasi Salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya air bagi pengembangan wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah pengembangan jaringan irigasi atau saluran untuk pengairan, yang akan mendukung pengembangan lahan pertanian khususnya pertanian pangan lahan basah. Untuk itu telah ditetapkan Daerah Irigasi (DI). Daerah Irigasi (DI) ditetapkan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas ini adalah DI kewenangan Pemerintah Pusat (Nasional) Provinsi Sumatera Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Sesuai dengan Kepmen PU No. 390 tahun 2009, berikut DI yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas: 1. DI yang merupakan kewenangan Nasional  Daerah Irigasi (DI) Kelingi Tugu Mulyo dengan Luas 10.163 Ha.  Daerah Irigasi (DI) Air Lakitan dengan luas 9.697 Ha.  Daerah Irigasi (DI) Air Rawas dengan luas 20.000 Ha. 2. DI yang merupakan kewenangan Provinsi:  D.I. Air Satan dengan Luas 1,732 Ha.
  • 30. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 30  D.I. Air Deras I dengan Luas 1,461 Ha.  D.I. Air Gegas dengan Luas 3.845 Ha. 3. DI yang merupakan kewenangan Kabupaten  D.I. Air Deras II dengan Luas 926 Ha.  D.I. Megang Tikip dengan Luas 912 Ha.  D.I. Air Dulu dengan Luas 821 Ha.  D.I. Air Tupak dengan Luas 778 Ha.  D.I. Ketuan Kecil/Bumi Agung dengan Luas 593 Ha.  D.I. Air Merung dengan Luas 579 Ha.  D.I. Jajaran Baru dengan Luas 360 Ha.  D.I. Sri Kemuning dengan Luas 360 Ha.  D.I. Sukamana dengan Luas 314 Ha.  D.I. Air Cecar SP III dengan Luas 300 Ha.  D.I. Sukakarya dengan Luas 250 Ha.  D.I. Sukaraya dengan Luas 246 Ha.  D.I. Sukarame dengan Luas 200 Ha.  D.I. Dangku dengan Luas 200 Ha.  D.I. Tebet Sech/S. Baung dengan Luas 200 Ha.  D.I. Air Kerambil dengan Luas 200 Ha.  D.I. Air Jangkat dengan Luas 174 Ha.  D.I. Kosgoro dengan Luas 160 Ha.  D.I. Paduraksa dengan Luas 150 Ha.  D.I. Air Nitap dengan Luas 130 Ha.  D.I. Pelita Jaya II dengan Luas 400 Ha.  D.I. Air Kelingi SP II dengan Luas 400 Ha.  D.I. Srijaya Makmur dengan Luas 360 Ha.  D.I. Air Nangka dengan Luas 360 Ha.  D.I. Sawah Pangeran 250 Ha.  D.I. Pelita Jaya I dengan Luas 200 Ha.  D.I. Setia Marga dengan Luas 200 Ha.  D.I. Maur dengan Luas 200 Ha.  D.I. Air Putat dengan Luas 200 Ha.  D.I. Sido Mulyo dengan Luas 100 Ha.  D.I. Krani Jaya Nibung 150 Ha.  D.I. Noman dengan Luas 100 Ha.
  • 31. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 31  D.I. Marga Baru dengan Luas 100 Ha.  D.I. Air Rawa Translok Pauh dengan Luas 600 Ha.  D.I. Kasang Tinggi Megang Sakti dengan Luas 400 Ha. 3.5.3 Sistem Jaringan Air Baku A. Rencana Penyediaan Air Bersih Bagi Permukiman Dengan melihat ketersediaan sumber daya air bersih bagi permukiman, dari hasil analisa hidrologi bahwasanya sumber daya air di Kabupaten Musi Rawas masih tersedia melimpah karena kekayaan sumber air permukaan sehingga diharapkan ke depan cadangan air tanah dapat disimpan sebagai tabungan air dan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dari sisi kebutuhan, pada tahun 2031 dibutuhkan air bersih 1.293 liter/detik. Sifat layanan masih skala lokal permukiman dan pengelolaanya bersifat parsial meskipun telah dibentuk unit pelaksana di bawah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang. Dengan demikian masalah utama dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Musi Rawas adalah distribusi layanan mengingat luasnya daerah dan permukiman yang terpencar-pencar. Kedepan direncanakan perluasan jaringan penyediaan air bersih yang dapat diakses masyarakat yang lebih luas sebagai berikut : 1. Penetapan intake utama sebagai sumber air bersih bagi seluruh kabupaten. Diharapkan adanya dua sumber atau lebih yang berfungsi melayani bagian utara dan bagian selatan. 2. Pembangunan jaringan pipa primer yang melayani seluruh kawasan dan terintegasi dengan sumber-sumber air utama. 3. Sistem sambungan langsung dengan sumber air PDAM yang melayani kawasan perkotaan, kawasan komersil, kawasan industri maupun pusat pemerintahan. 4. Sistem sambungan hidran umum dari PDAM, untuk melayani daerah di luar kawasan perkotaan, seperti kawasan pedesaan yang tidak memungkinkan dengan sambungan langsung. Pengelolaan dapat dilakukan oleh PDAM/BPAM, diserahkan kepada masyarakat atau secara bersama-sama. 5. Sistem penyediaan air swadaya masyarakat dengan stimulan dari pemerintah, sistem ini untuk daerah yang tidak terjangkau oleh layanan PDAM B. Rencana Penyediaan Air Baku Bagi Pertanian Kebutuhan air baku diperlukan terutama pada kawasan sentra produksi pertanian utama, areal persawahan dan budidaya ikan kolam air deras. Daerah yang memiliki kriteria ini di Kabupaten Musi Rawas meliputi Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Tugumulyo, Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan Jayaloka, Kecamatan Megang Sakti dan Rawas Ulu. Di Kabupaten Musi Rawas terdapat daerah pertanian dengan sistem irigasi teknis yang baik dan sudah berjalan sejak sebelum kemerdekaan yaitu bangunan Irigasi Watervank yang berfungsi mengairi Daerah Irigasi Kelingi Tugumulyo (10.163 ha) dan terus dipertahankan perkembangannya hingga saat ini, tidak
  • 32. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 32 heran jika daerah ini menjadi salah satu lumbung beras propinsi Sumatera Selatan. Selain itu irigasi teknis yang ada sangat berperan dalam perkembangan budidaya kolam air deras (terutama ikan mas). Selain irigasi teknis, terdapat juga irigasi semi teknis yang memanfaatkan bendung swadaya masyarakat. Disamping kedua tipe di atas masih banyak juga yang memanfaatkan tadah hujan sebagai sumber air irigasi. Saat ini sedang dibangun Bendungan Selangit dan rencananya akan mengairi Daerah Irigasi Air Lakitan (seluas 9.697 ha) di Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan Sumber Harta, Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Megang Sakti. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan daerah-daerah yang masih potensial untuk dikembangkan sebagai areal pertanian lahan basah (baik karena adanya aliran sungai besar maupun kemiringan lahan yang cocok) adalah Kecamatan Muara Lakitan, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Muara Kelingi dan Kecamatan BTS Ulu. Dengan melihat kondisi yang ada, maka rencana penyediaan air baku bagi pertanian dirumuskan sebagai berikut : 1. Pemeliharaan dan pemantapan jaringan irigasi yang ada meliputi Kecamatan Rawas Ulu, Ulu Rawas, Rupit, STL Ulu Terawas, Tugumulyo, Muara Beliti, Jayaloka, Megang Sakti, Karang Dapo, Karang Jaya, Puwodadi dan BTS Ulu. 2. Pemeliharaan dan konservasi kawasan hulu sungai melalui penghijauan dan penataan ruang sempadan sungai, untuk mencegah kerusakan DAS. 3. Pengendalian pemanfaatan air baku yang dilayani oleh irigasi teknis/semi teknis melalui pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air, inventarisasi lahan dan kebutuhan air baku bagi setiap pemakai serta sosialisasi dan pengaturan pemanfaatan air melalui insentif dan disinsentif. 4. Pemberian stimulan bagi warga/masyarakat yang mengairi areal pertaniannya secara swadaya melalui bimbingan teknis dan bantuan material/dana. 5. Pembuatan sungai-sungai kecil bagi daerah potensial produksi tinggi dan memiliki ketersediaan air baku yang besar dengan memperhatikan kesepakatan stakeholder terkait dan memperhatikan kondisi topografi dan sifat air. 6. Pembangunan bendungan dan jaringan irigasi skala besar, terutama prioritas pada Daerah Irigasi yang telah telah memiliki studi kelayakan, DED dan Amdal, yaitu : pembangunan Bendungan Irigasi Air Rawas yang akan mengairi Daerah Irigasi Air Rawas, di Kecamatan Rawas Ulu, Rupit, dan Karang Dapo (seluas 20.000 ha). C. Rencana Penyediaan Air Baku Bagi Industri Sebagai daerah dengan basis utama pertanian, maka kebutuhan air industri di Kabupaten Musi Rawas didominasi untuk kebutuhan industri pengolahan hasil pertanian dan untuk industri skala kecil dan menengah, sehingga kebutuhannya tidak terlalu signifikan apabila dibandingkan dengan kebutuhan secara keseluruhan. Dengan ekspektasi ke depan bahwa Kabupaten Musi Rawas akan menjadi daerah agropolitan dengan industri yang berbasis pertanian, maka kebutuhan air untuk industri akan meningkat terutama di daerah yang direncanakan untuk kawasan industri. Rencana penyediaan air baku bagi industri sebagai berikut :
  • 33. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 33 1. Peningkatan kapasitas IPA yang ada saat ini untuk mendukung kebutuhan air industri skala rumah tangga yang ada saat ini. 2. Pembuatan sumur atau sumur pompa bagi industri yang belum terlayani oleh PDAM/BPAM, dengan memperhatikan kondisi air tanah dan peraturan yang terkait dengan pemanfaatan air tanah. Bagi kawasan industri yang direncanakan berdekatan dengan Agropolitan Center akan disiapkan sistem penyediaan air baku sendiri, yang dihitung untuk penyediaan kapasitas maksimum terpasang. 3.5.4. Sistem Pengendalian Banjir 3.5.4.1. Rencana Pengendalian Banjir Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana banjir di Kabupaten Musi Rawas penyebarannya cukup luas, yakni di sepanjang dataran banjir Sungai Rawas dan Sungai Musi, menyebar di Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan Rupit, Kecamatan Muara Kelingi, Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Megang Sakti. Kawasan ini sebagian berupa hutan dan semak belukar dan sebagian lainnya telah dikembangkan untuk Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) dengan komoditi kelapa sawit. Upaya mempertahankan kawasan ini perlu dilakukan dengan tidak mengeluarkan izin baru untuk pembukaan perkebunan. Bahkan sebagian kawasan yang telah telanjur dikeluarkan izinnya untuk pengembangan perkebunan perlu ditinjau kembali. Untuk daerah-daerah yang masih kosong perlu di hijaukan dengan tanaman yang toleran terhadap suasana reduktif, seperti kayu gelam dan jenis tanaman yang memiliki sifat menahan banjir, seperti bambu, pisang, dan rumput gajah. Sedangkan pendekatan secara lebih makro dalam pengendalian banjir diarahkan dengan cara menjaga kelestarian fungsi ekologis daerah hulu sungai sebagai daerah resapan air (chathment area). Rencana pengendalian banjir merupakan bagian dari rencana penanggulangan bencana alam dan dapat dilakukan melalui : 1. Pengaturan dan pemantapan Danau, meliputi : Danau Rayo di kecamatan Rupit; dan Danau Aur di Kecamatan STL Ulu. 2. Pengaturan dan perbaikan alur sungai meliputi : pelurusan dan atau pemendekan meander alur, menambah kedalaman dan pelebaran alur, mengurangi kekasaran alur, mengalihkan alur aliran dan pengendalian erosi alur sungai. 3. Pembangunan tanggul dan tembok penahan banjir untuk melindungi daerah sekitar sungai terhadap limpasan sungai. 4. Pembuatan bendungan pengendali banjir dan kolam penampungan yang berfungsi menahan air pada waktu surplus air. Kolam penampungan biasa dibangun pada bagian hulu, untuk mengendalikan air yang dilepaskan ke daerah hilir. 5. Pembuatan banjir kanal dan bypass. Pada umumnya dilakukan untuk kota besar, dengan melihat perkembangan kawasan diperkirakan metode pengendalian banjir cara ini belum diperlukan di Kabupaten Musi Rawas.
  • 34. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 34 6. Konservasi dan penghijauan daerah hulu dan daerah aliran sungai untuk menghambat laju limpasan (run off) air hujan ke daerah hilir. 7. Manajemen dataran banjir, yaitu kegiatan yang meliputi tindakan untuk menentukan, melaksanakan, merevisi dan memperbarui perencanaan komprehensif penggunaan dataran banjir dan sumber airnya secara bijaksana. Beberapa hal dalam kegiatan manajemen dataran banjir : a. Penilaian dan pemetaan daerah rawan banjir. b. Sosialiasi daerah rawan banjir dan teknik penanggulangannya misalnya dengan peninggian bangunan (rumah tiang). 8. Penyuluhan kepada warga/masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai dan saluran. 3.6 RENCANA SISTEM JARINGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN Sistem prasarana lingkungan permukiman bisanya terdiri atas 4 (empat) bagian utama yaitu Prasarana Persampahan, Prasarana Pengelolaan Limbah Cair dan Prasarana Drainase. Khusus prasarana air bersih telah dibahas di depan, dengan demikian pada bagian ini hanya dibahas Sistem Pembuangan Sampah, Sistem Pembuangan Limbah Cair dan Sistem Drainase Wilayah. Adapun tujuan utama pengelolaan prasarana lingkungan di Kabupaten Musi Rawas adalah : a. Melayani kawasan perkotaan atau kawasan dengan tingkat produksi tinggi seperti kawasan industri, areal terminal dan pusat pemerintahan. b. Mencegah pemborosan dalam pengelolaan lingkungan akibat keterlambatan penanganan dan kesalahan dalam pengelolaan. c. Menciptakan kenyamanan dan kesehatan lingkungan. d. Mencegah terjadinya pencemaran yang dapat membahayakan kelestarian ekosistem. 3.6.1 Rencana Sistem Pengelolan Air Minum (SPAM) Dengan melihat ketersediaan sumber daya air bersih bagi permukiman, dari hasil analisa hidrologi bahwasanya sumber daya air di Kabupaten Musi Rawas masih tersedia melimpah karena kekayaan sumber air permukaan sehingga diharapkan ke depan cadangan air tanah dapat disimpan sebagai tabungan air dan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dari sisi kebutuhan, pada tahun 2031 dibutuhkan air bersih 1.293 liter/detik. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih untuk air minum dikabupaten Musi rawas direncanakan dan akan dikembangkan : 1. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Beliti dengan kapasitas 60 liter/detik dengan daerah pelayah Perkotaan Muara Beliti. 2. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Tugu Mulyo dengan kapasitas 20liter/detik daerah pelayanan perkotaan Tugu Mulyo. 3. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Megang Sakti dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daerah pelayanan perkotaan megamg sakti.
  • 35. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 35 4. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Lakitan dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daerah pelayanan Perkotaan Muara Lakitan. 5. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Kelingi 10 Liter/detik dengan daerah pelayan Perkotaan Muara Kelingi. 6. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Rupit dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daerah pelayanan Perkotaan Muara Rupit. 7. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Bingin Teluk dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Rawas Ilir. 8. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Karang dapo 10 liter/detik dengan daearah pelayanan Perkotaan Karang Dapo. 9. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Jaya Loka unit I dengan kapasitas 5 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Jaya Loka. 10. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Jaya Loka unit II dengan kapasitas 5 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Jaya Loka. 11. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Karang Jaya dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan karang jaya. 12. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Simpang Nibung dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Simpang Nibung. 13. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Simpang Semambang dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan kawasan Simpang Semambang. 14. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Selangit dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Selangit. 15. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Sumber Harta dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Sumber Harta. 16. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Tiang Pumpung kepungut dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Tiang Pumpung Kepungut 17. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Surulangun dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Surulangun. 18. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Terawas dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Terawas. 19. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Purwodadi dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Purwodadi. 20. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Sukakarya dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Sukakarya. 21. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Kulam dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Muara Kulam.
  • 36. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 36 22. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) karya Makmur Kecamatan Nibung dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Nibung. 23. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) SP.9 Bangun Jaya Kecamatan BTS.Ulu dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan BTS. Ulu. 24. Sumur Bor Karya Sakti Kecamatan Muara Kelingi dengan kapasitas 5 liter/detik. 25. Sumur Bor Trianggun Kecamatan Muara Lakitan dengan kapasitas 5 liter/detik 3.6.2 Rencana Sistem Pengolahan Sampah Adapun wilayah yang menjadi prioritas pengelolaan sampah meliputi kawasan perkotaan dan kawasan produksi tinggi yang diperkirakan laju penimbulan sampahnya berpengaruh terhadap aktifitas kawasan jika tidak tertangani. Tanggung jawab pemerintah pada umumnya mulai dari proses pengumpulan sampai dengan pembuangan akhir. Pengumpulan sampai dilakukan di Tempat Pembuangan Sementara atau container yang kemudian diangkut dengan dump truck atau armroll truck menuju tempat pembuangan akhir. Lokasi pembuangan akhir harus dipilih secara selektif melalui analisis dampak lingkungan, menurut SNI 03-3241-1994 pemilihan lokasi TPA sebagai berikut: - TPA tidak boleh berlokasi di danau, sungai dan laut. - TPA tidak boleh dibangun di daerah dengan air tanah kurang dari 3 m dan jarak dari sumber air minum minimum 100 m di hilir aliran. - Jarak dari lapangan terbang minimum 3 km untuk turbo jet dan 1,5 km untuk jenis lain. - Tidak berada di daerah cagar alam dan banjir dengan periode ulang 25 tahun. Syarat-syarat umum lokasi TPA meliputi : sudah tercakup dalam rencana tata ruang, jenis tanah kedap air, daerah yang tidak produktif untuk pertanian, dapat dipakai 5 – 10 tahun, tidak mencemari sumber air, jarak dari pusat pelayanan lebih kurang 10 km dan bebas banjir. Sedangkan pengelolaan sampah di TPA sangat disarankan metode sanitary landfill yaitu dengan pengurugan tanah harian untuk mencegah penyebaran vektor penyakit dan bau. Rencana pengolahan sampah sebagai berikut : a. Pembangunan TPA utama Tiang Pumpung Kepungut untuk melayani kawasan agropolitan center dan sekitarnya dengan luas minimal 10 Ha, dan 2 (dua) TPA di kawasan Rupit untuk melayani bagian utara dan Muara Lakitan untuk melayani bagian timur masing-masing seluas 5 ha. b. Persiapan lahan untuk TPS pada bagian yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan dan atau pusat agropolitan distrik. c. Sistem pengelolaan sampah di TPA diupayakan sanitary landfill. d. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduse). e. Persiapan organisasi penanganan sampah beserta petugas-petugas pelaksananya.
  • 37. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 37 f. Perencanaan penutupan TPA dan pengelolaan pasca pemakaian TPA melalui penghijauan dan redesign. g. Pembuatan Perda pengelolaan sampah sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan. h. Penetapan kawasan-kawasan prioritas penanganan sampah (intensif) . 3.6.3 Rencana Sistem Pengolahan Limbah Limbah cair domestik dapat berasal dari buangan kamar mandi, cuci dan masak maupun limbah tinja yang penanganannya harus dipisahkan. Pengolahan limbah di Indonesia sebagian besar masih mengacu pada sistem on-site sanitation dimana limbah dikelola secara setempat pada septic tank di masing- masing rumah penduduk. Pengelolaan limbah sistem off-site perlu dilakukan untuk daerah-daerah kegiatan komersil dan pusat pemerintahan mengingat keterbatasan lahan dan adanya resiko pencemaran yang tinggi bila dikelola sistem on-site. Sistem on site yang dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas dengan menggunakan tangki septik dengan bidang resapan, ini sesuai dengan arahan untuk wilayah dengan tipologi : - Kepadatan penduduk < 150 jiwa/ha. - Terdapat sarana air bersih yang baik. - Sifat tanah impermeable dan kedalaman air tanah > 1,5 m. Rencana pengelolaan limbah di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut : 1. Sistem on-site dengan tangki septik dikembangkan untuk penanganan limbah domestik, jarak minimum tangki septik dengan sumur gali adalah 10 m. 2. Sistem off-site dapat direncanakan untuk pusat perkantoran, pasar, kawasan industri dan terminal dengan kepadatan bangunan yang cukup tinggi. 3. Untuk sarana sanitasi umum diletakkan di lokasi yang mudah dijangkau warga dengan lahan minimal 8 m2 dan jarak minimum dengan sumber air 10 m. 4. Pada kawasan yang belum terlalu padat dimungkinkan limbah dari kamar mandi, tempat cuci lainnya tercampur dengan saluran untuk air hujan, dimana saluran yang dikembangkan dari perkerasan yang kedap air. 5. Pembangunan saluran limbah sistem tertutup dilakukan pada kawasan perdagangan, perkantoran dan komersil. 6. Untuk pengolahan lumpur tinja disediakan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yaitu seperangkat bangunan untuk mengolah air limbah rumah tangga baik individual maupun komunal yang diangkut dengan mobil tinja. 7. Bangunan IPLT merupakan daerah bebas banjir dan gempa, bebas longsor dan bukan patahan, jarak dengan pemukiman terdekat minimum 500 m, terletak dekat dengan badan penerima air, pada lahan yang tidak produktif dan tanahnya kedap air serta melalui proses perizinan dari instansi yang berwenang.
  • 38. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 38 3.6.4 Rencana Sistem Drainase Sistem drainase berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau bangunan resapan buatan sehingga limpasan air permukaan tidak mengganggu masyarakat dan lingkungan. Pada dasarnya sistem drainase erat kaitannya dengan sistem pengendalian banjir, karena salah satu cara untuk mengatasi banjir adalah dengan pembuatan sistem drainase wilayah. Berdasarkan jenis salurannya drainase terbagi atas : - Saluran terbuka, yaitu sistem drainase dengan memanfaatkan saluran terbuka baik berbentuk persegi atau trapesium dan pengaliran secara gravitasi. Sistem ini murah dari sisi biaya dan memudahkan perawatan, namun demikian dikhawatirkan limpasannya dapat dengan mudah kembali ke badan jalan dan membahayakan pejalan kaki. - Saluran tertutup, yaitu sistem drainase dengan membuat saluran tertutup sehingga bagian atas drainase dapat digunakan untuk aktifitas lainnya. Rencana pengelolaan drainase di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut : 1. Sistem drainase disusun dengan terlebih dahulu membuat analisis hidrologi yang dirumuskan dalam rencana induk sistem drainase kabupaten. 2. Jaringan drainase akan disesuaikan dengan pola alam yang ada sehingga fungsi sungai/saluran alam sebagai penyalur limpasan tetap akan dipertahankan. 3. Sistem drainase tertutup akan diterapkan di kawasan pusat pemerintahan, kawasan perkotaan, komersil dan kepadatan tinggi dengan pembuatan rencana jaringan yang terdiri atas jaringan primer, sekunder dan tersier. 4. Jaringan drainase sistem terbuka dikembangkan sepanjang tepi jalan dan kawasan lingkungan permukiman. 5. Perencanaan drainase kawasan dilakukan untuk periode ulang 2 – 5 tahun bagi DAS 100 – 500 ha terutama pada kawasan DAS, kecuali untuk daerah komersial dan industri harus dikaji dengan periode yang lebih tinggi. 6. Untuk tiap jaringan drainase yang dibuang ke penerima berupa sungai, cekungan, saluran primer, rawa, laut, danau dan waduk harus disediakan outlet berupa pintu air, gorong-gorong atau saluran curam dengan sedapat mungkin memakai sistem gravitasi. 7. Stasiun pompa dapat dibangun jika elevasi air dalam sistem penerima berada di atas ketinggian daerah yang dilayani. 3.6.5 Rencana Jalur Evakuasi Bencana Pendekatan pembangunan saat ini adalah penataan ruang berbasis mitigasi bencana. Artinya, bagaimana penataan suatu wilayah tersebut dapat meminimalkan korban jika terjadi bencana. Untuk konteks Kabupaten Musi Rawas potensi bencana alam yang terjadi berupa potensi bencana alam puting beliung, terutama pada kawasan Bingin (Kecamatan Muara Kelingi) dan Kawasan Air Satan (Kecamatan Muara Beliti).
  • 39. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 39 Ruang Evakuasi atau jalur penyelamatan (Escape Road) adalah jalan-jalan kota yang dikembangkan/direncanakan sebagai jalur pelarian ke bangunan/bukit penyelamatan dan wilayah yang aman apabila terjadi bencana alam (gempa). Strategi yang dapat dilakukan adalah : - Pemanfaatan RTH dan sarana fasilitas sosial/umum sebagai salah satu kawasan evakuasi. - Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem kota/wilayah secara umum; - Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi dengan cara : pelebaran jalan, perbaikan agliment jalan eksisting, peningkatan kualitas badan jalan penambahan jalan-jalan baru untuk meningkatkan aksesibilitas, efektivitas dan efisiensi kawasan; - Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting tersebut dengan rencana jalur penyelamatan yang merupakan urban sistem lama sehingga menjadi suatu sistem kota yang terpadu dan dapat memitigasi bencana alam; - Pembangunan jalur penyelamatan harus disertai dengan: penyadaran publik (pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, demo evakuasi dan sebagainya); - Penanaman pohon-pohon besar sebagai peneduh jalan dan taman secara teratur memberikan keteduhan pada kawasan dan jiwa warga masyarakat. Jenis pohon yang ditanam adalah jenis tanaman lokal. Pohon-pohon besar tersebut akan dirancang sebagai pohon penyelamatan (Escape Trees) di sepanjang rute-rute penyelamatan, taman penyelamatan, atau bangunan penyelamatan lainnya. Tabel III - 9. Strategi dan Mitigasi Bencana Putting Beliung Sebelum Bencana Saat Bencana Setelah Bencana 1. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai putting beliung agar masyarakat memahami dan mengenal putting beliung, baik difinisi, gejala awal, karakteristik, bahaya dan mitigasinya. 2. Menyusun peta rawan bencana putting beliung berdasarkan data historis. 3. Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta tidak membiasakan memarkir 1. Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang menerjang. 2. Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses terjadinya putting beliung berlangsung sangat cepat. 3. Jika saat terjadi putting beliung kita berada di dalam rumah semi permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah untuk 1. Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam pencarian dan pertolongan para korban. 2. Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat. 3. Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk pengobatan dan dapur umum.
  • 40. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 40 Sebelum Bencana Saat Bencana Setelah Bencana kendaraan di bawah pohon besar. 4. Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap dan menggantung. 5. Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang. 6. Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh. 4. Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel listrik. 5. Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5 hingga 10 menit, sehingga jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang belum benar- benar reda. 4. Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran dan sampai kepada mereka yang benar- benar membutuhkan dan menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi. 5. Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian material. Sumber : Analisis
  • 41. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 41
  • 42. BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 42