Berikut ringkasan cerita studi kasusnya:- Albertsons adalah perusahaan obat dan makanan besar dengan 2400 supermarket. Mereka mengalami pendapatan dan laba yang menurun.- Larry Johnston direkrut untuk membalikkan kondisi ini. Ia melakukan berbagai perubahan seperti penambahan pabrik ke Eropa Timur. - Johnston merekrut Ed Foreman untuk mengubah sikap karyawan. Foreman membuat program pelatihan sikap 3 hari yang berfokus pada s
Cerita studi kasus menjelaskan upaya perusahaan supermarket besar Albertsons untuk meningkatkan profitabilitasnya dengan memperkenalkan program pelatihan sikap selama 3 hari yang dirancang oleh seorang pelatih bernama Ed Foreman. Program tersebut berfokus pada pembentukan sikap positif melalui kegiatan seperti yoga, penyanyian lagu motivasi, dan diskusi kelompok. Setelah program tersebut diikuti 10.000 manajer, profit Albertsons meningkat sign
Manajemen karir makalah (Psikologi Sumber Daya Manusia) - Risma & Aip - UMB
Similar to Berikut ringkasan cerita studi kasusnya:- Albertsons adalah perusahaan obat dan makanan besar dengan 2400 supermarket. Mereka mengalami pendapatan dan laba yang menurun.- Larry Johnston direkrut untuk membalikkan kondisi ini. Ia melakukan berbagai perubahan seperti penambahan pabrik ke Eropa Timur. - Johnston merekrut Ed Foreman untuk mengubah sikap karyawan. Foreman membuat program pelatihan sikap 3 hari yang berfokus pada s
Similar to Berikut ringkasan cerita studi kasusnya:- Albertsons adalah perusahaan obat dan makanan besar dengan 2400 supermarket. Mereka mengalami pendapatan dan laba yang menurun.- Larry Johnston direkrut untuk membalikkan kondisi ini. Ia melakukan berbagai perubahan seperti penambahan pabrik ke Eropa Timur. - Johnston merekrut Ed Foreman untuk mengubah sikap karyawan. Foreman membuat program pelatihan sikap 3 hari yang berfokus pada s (20)
Berikut ringkasan cerita studi kasusnya:- Albertsons adalah perusahaan obat dan makanan besar dengan 2400 supermarket. Mereka mengalami pendapatan dan laba yang menurun.- Larry Johnston direkrut untuk membalikkan kondisi ini. Ia melakukan berbagai perubahan seperti penambahan pabrik ke Eropa Timur. - Johnston merekrut Ed Foreman untuk mengubah sikap karyawan. Foreman membuat program pelatihan sikap 3 hari yang berfokus pada s
3. Sikap
Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik
menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek,
individu, atau peristiwa.
Sikap tersebut sangat rumit. Untuk benar-benar memahami
sikap, kita harus mempertimbangkan karakteristik fundamental
mereka.
Dalam bab ini kita akan menjawab 6 pertanyaan mengenai sikap
yang akan membantu kita memahami hal ini dengan baik :
1. Apa saja kompenen utama dari sikap?
2. Seberapa konsistenkah sikap itu?
3. Apakah perilaku selalu mengikuti sikap?
4. Apakah sikap kerja yang utama?
5. Bagaimana sikapkaryawan dapat diukur?
6. Apa arti penting dari sikap terhadap keragaman di tempat kerja?
4. Apa Saja Komponen Utama dari
Sikap?
Para peneliti telah berasumsi bahwa sikap mempunyai 3
komponen : kesadaran, perasaan, dan perilaku.
1. Komponen Kognitif, merupakan segmen opini atau
keyakinan dari sikap.
2. Komponen Afektif, merupakan segmen emosional atau
perasaan dari sikap.
3. Komponen Perilaku, merupakan niat untuk berperilaku
dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Komponen-komponen ini sangat berkaitan. Secara khusus,
dalam banyak cara kesadaran dan perasaan tidak dapat
dipisahkan. Contohnya: bila kita baru saja diperlakukan
tidak adil oleh teman kita sendiri, kemungkinan besar
secara tidak langsung kita akan mempunyai perasaan-
perasaan akan hal itu pada saat kita sedang memikirkan
tentang hal tersebut.
5. Contoh dari 3 komponen sikap
Kognitif = evaluasi
Pengawas saya memberi
promosi kepada seorang rekan
kerja yang tidak begitu pantas
mendapatkannya bila
dibandingkan dengan diri saya.
Pengawas saya tidak adil.
Afektif = perasaan
Saya tidak menyukai
pengawas saya!
Perilaku = tindakan
Saya akan mencari pekerjaan
lain, saya telah mengadukan
pengawas saya ke semua
orang yang mau
mendengarkan.
Kesadaran, perasaan, dan
perilaku sangat berkaitan.
Dalam contoh ini dapat
disimpulkan :
Kesadaran : karyawan
tersebut berpikir ia pantas
mendapatkan promosi
tersebut.
Perasaan : karyawan tersebut
sangat tidak menyukai
pengawasnya.
Perilaku : karyawan tersebut
mencari pekerjaan lain.
6. Seberapa Konsistenkah Sikap Itu?
Penelitian menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi di
antara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Ini
berarti bahwa individu berusaha untuk menetapkan sikap yang
berbeda serta meluruskan sikap dan perilaku mereka sehingga
mereka terlihat rasional dan konsisten. Contohnya: para eksekutif
industri rokok.
Pada akhir tahun 1950-an, Leon Festinger mengemukakan teori
ketidaksesuaian kognitif, teori ini berusaha menjelaskan hubungan
antara sikap dan perilaku. Merujuk pada ketidaksesuaian yang
dirasakan oleh seorang individu antara 2 sikap/lebih, atau antara
perilaku dan sikap.
Festinger berpendapat bahwa bentuk ketidakkonsistenan apa pun
tidaklah menyenangkan dan bahwa individu akan berusaha
menguragi ketidaksesusaian. Namun , tentu saja tidak ada individu
yang bisa sepenuhnya menghindari ketidaksesuaian. Misal; seorang
bapak memberi tahu kepada anak-anaknya untuk membersihkan gigi
mereka setiap hari, namun bapak tersebut tidak melakukannya. Jadi
bagaimana orang-orang dapat mengatasi hal itu?
7. Festinger menduga bahwa keinginan untuk mengurangi
ketidaksesuaian akan ditentukan oleh pentingnya elemen-
elemen yang menciptakan ketidaksesuaian, tingkat
pengaruh yang dimiliki oleh seorang individu terhadap
elemen-elemen tersebut, dan penghargaan yang mungkin
terlibat dalam ketidaksesuaian.
Faktor-faktor tersebut menyatakan bahwa karena individu
mengalami ketidaksesuaian, mereka tidak harus bergerak
langsung untuk menguranginya. Apabila persoalan yang
mendasari ketidaksesuaian tersebut dibebankan secara
eksternal dan pada dasarnya tidak bisa dikendalikan oleh
mereka atau apabila penghargaan-penghargaan tersebut
cukup signifikan untuk mengimbangi ketidaksesuaian,
individu tersebut tidak akan mengalami ketegangan hebat
untuk mengurangi ketidaksesuaian.
Implikasi organisasional dari teori ketidaksesuaian
kognitif adalah semakin besar ketidaksesuain, setelah
ditinjau dari faktor kepentingan, pilihan, dan penghargaan
semakin besar tekanan untuk menguranginya.
8. hubungan antara sikap dan perilaku
adalah:
• Manajer harus tertarik pada sikap para
karyawan mereka karena sikap tersebut
memberikan peringatan akan masalah-
masalah potensial dan berpengaruh
terhadap perilaku.
9. Ada 5 sikap kerja yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Kepuasaan kerja
2. Keterlibatan pekerjaan
3. Komitmen organisasional
4. Dukungan organisasional yang dirasakan
5. Keterlibatan karyawan
10. 1. Kepuasaan kerja adalah perasaan positif
tentang pekerjaan seseorang yang
merupakan hasil dari evaluasi
karakteristik-karakteristiknya.
2. Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat
sampai mana seseorang memihak sebuah
pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di
dalamnya, dan menganggap kinerja
penting sebagai bentuk penghargaan diri.
3. Komitmen organisasional adalah tingkat
sampai mana seorang karyawan memihak
sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi tersebut.
11. 4. Dukungan organisasional yang
dirasakan adalah tingkat sampai mana
karyawan yakin organisasi menghargai
kontribusi mereka dan peduli dengan
kesejahteraan mereka.
5. Keterlibatan karyawan adalah
keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme
individual dengan kerja yang mereka
lakukan.
12. Tiga dimensi terpisah komitmen
organisasional adalah:
1. Komitmen efektif adalah perasaan emosional
untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-
nilainya.
2. Komitmen berkelanjutan adalah nilai
ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam
suatu organisasi bila dibandingkan dengan
meninggalkan organisasi tersebut.
3. Komitmen normatif adalah kewajiban untuk
bertahan dalam organisasi untuk alasan-
alasan moral atau etis.
13. Sikap kerja berpengaruh besar?
• Apabila individu merasa sangat terlibat
dalam pekerjaan mereka(keterlibatan
pekerjaan yang tinggi)
• Korelasi yang kuat berarti bahwa variable-
variable tersebut mungkin berlebihan.
14. Bagaimana sikap karyawan
dapat diukur?
• Survei sikap
• Penggunaan survei sikap secara teratur
memberi manajer umpan balik yang
berharga mengenai bagaimana karyawan
menerima kondisi kerja mereka
15. Apa arti penting dari sikap terhadap
keberagaman di tempat kerja?
• Seperti apakah program keberagaman ini
dan bagaimana hal ini menyampaikan
perubahan sikap?
• Aktivitas tambahan yang dirancang untuk
mengubah sikap termasuk mengatur
individu
17. Mengukur kepuasan kerja
• Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan
rekan kerja dan atasan-atasan
• Dua pendekatan yang paling luas yang
paling sering digunakan?
• Faktor-faktor khusus yang akan dimasukan?
18. Seberapa puas individu dengan
pekerjaan mereka?
• Berbagai studi independen,
yang diadakan diantara para
pekerja AS selama 30 tahun
terakhir, pada umumnya
menunjukkan bahwa
mayoritas pekerja merasa
puas dengan pekerjaan
mereka.
19. Apa yang menyebabkan kepuasan
kerja?
• Perkerjaan menarik yang
memberikan pelatihan,
variasi, kemerdekaan dan
kendali memuaskan sebagian
besar karyawan.
21. Pengaruh karyawan puas dan
tidak puas di tempat kerja
• Sebuah kerangka teoritis sangat bermanfaat
dalam memahami konsekuensi dari
ketidakpuasan.
• Keluar (exit)
• Aspirasi (voice)
• Kesetiaan (loyalty)
• Pengabaian (neglect)
22. Hasil-hasil yang lebih
spesifik dari kepuasan
dan ketidakpuasan kerja.
1. Kepuasan kerja dan kinerja
2. Kepuasan kerja dan OCB
3. Kepuasan kerja dan kepuasan pelanggan
4. Kepuasan kerja dan ketidak hadiran
5. Kepuasan kerja terhadap perputaran karyawan
6. Kepuasan kerja dan perilaku menyimpang di
tempat kerja
23. Ringkasan cerita studi kasus hal 123
Albertsons adalah sebuah perusahaan obat dan bahan
makanan yang sangat besar. Perusahaan ini memiliki 2400
supermarket, dan merek Osco dan Sav-on nya menjadikan
toko tersebut perusahaan obat terbesar kelima di AS, pada
tahun tertentu, jumlah penjualan di took-tokonya dapat
mencapai 1.4 Miliyar. Dengan pendapatan yang sedikit dan
laba yang menurun, perusahaan tersebut memperkerjakan
larry Johnston untuk membeli bisnis tersebut. Selama
decade sebelumnya, empat eksekutif didatangkan untuk
membalik keadaan divisi tersebut dan semuanya gagal.
Johnston merespon tantangan tersebut dengan membuat
beberapa perubahan penting seperti melakukan sejumlah
penambahan, penutupan pbrik-pabrik ke Negara eropa
timur untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih
rendah. Kemudian ia membawa ed foreman untuk
mengubah pasukan.
24. Dalam 3 tahun divisi tersebut mendapat laba tahunan
sebesar 100 juta. Rahasia foreman yaitu ia memberikan
pelatihan motivasi dan sikap ang disebut successful life
course. Program ini berlangsung 3 hari dan dimulai pukul
6 setiap pagi. Kegiatan yang diakukan antara lain dimulai
dari selembar inspirasional, yang diikuti dengan yoga yang
berlangsung 12 menit. Kemudian dilanjutkan dengan
menaiki bukit dan menyanyikan lagu aku tahu aku bisa.
Kegiatan ini diikuti makan pagi dan ceramah tentang
sikap, diet, dan olahraga. Namun secara keseluruhan
program ini memiliki inti sikap. Foreman berkata sikap
bukan kecerdasan yang menentukan posisi anda. Bagian
lain dari program tersebut meliputi pelukan
kelompok, aktivitas tim, dan olahraga relaksasi
pengendalian pikiran. Johnston sangat yakin dengan
program foreman.
25. Ia menganggap program foreman sebagai jembatan
penting yang menghubungkan karyawan dengan
pelanggan: “kami berada dalam bisnis pemeliharan
dan penambahan pelanggan”. Pada akhir tahun
2004, 10000 manajer telah mengambil kursus
tersebut. Kemudian mereka melatih sebanyak 190000
rekan Albertsons, dengan bantuan tape dan buku.
Foreman menyebutkan keberhasilan di perusahaan
seperti allstate, Milliken & co., dan abbott labs.
“Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan
mentak, fisik, dan emosiona,” katanya. “kita adalah
individu yang menentukan keberhasilan kita sendiri.
Pikiran positif menghasilkan tindakan positif”.
26. Pertanyaan dan jawaban
1. Jelaskan logika bagaimana kursus foreman yang berlangsung
selama 3 hari bias mempengaruhi profitabilitas Albertsons secara
positif?
Sejujurnya inti dari program kursus tersebut adalah sikap. Sikap
anda menentukan posisi anda. Sikap ini dibentuk dari kegiatan
kursus selama 3 hari. Terkadang perusahaan yang pailit tentu
membuat pikiran karyawan was-was dan khawatir akan nasib dari
karyawan tersebut, apakah akan mendapatkan surat pemutusan
hubungan kerja ataukah mereka akan digaji serendah mungkin
karena perusahaan tak cukup membayar beban gaji yang
tinggi, foreman berusaha untuk membangkitkan sikap karyawan
yang tangguh dalam menghadapi krisis dan berpikir optimis akan
hari depan perusahaan dan nasib karyawan. Karyawan merasa
memiliki perusahaan tersebut sehingga mereka akan bekerja sama
dalam satu tim agar tercapailah goal yang mereka inginkan (bangkit
dari keterpurukan) dan mendapatkan profitabilitas yang positif.
27. 2. Johnston berkata, “Sikap positif adalah satu-satunya
hal terpenting yang bias mengubah sebuah bisnis.”
Menurut anda, seberapa valid dan umum pernyataan
ini?
Menurut kelompok kami, dari cerita kasus diatas
menyimpulkan bahwa sikap yang positif teryata
dapat membangkitkan usaha bisnis. Secara tidak
langsung sebuah kata “aku tahu aku bisa” dapat
membuat karyawan termotivasi dan menimbulkan
situasi yang kondusif dalam bekerja. Mereka menjadi
tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang
sebenarnya diinginkan pelanggan sehingga para
karyawan dapat sukses.
28. 3. Jika menjadi Johnston, apa yang bias anda lakukan
untuk mengevaluasi efektivitas dari investasi sebesar
$10 juta dalam program pelatihan foreman?
Mengevaluasi dengan cara menanyakan kepuasan
para peserta pelatihan seperti dari kuaitas
materi, tempat pelatihan, instruktur pelatihan.
Menguji sikap kerja para peserta pelatihan baik
sebelum dan sesudah pelatihan
Mengukur apakah proses pelatihan tersebut dapat
diterapkan oleh peserta pelatihan dalam kegiatan
sehari-hari ataupun untuk kemudian waktu.
29. 4. Apabila anda seorang karyawan
Albertsons, bagaimana perasaan anda ketika
mengalami kursus foreman? Jelaskan pendapat anda.
Perasaanya kelompok kami ketika menjalani kursus
tersebut kami merasa percaya diri dan mental yang
kuat atau tahan uji dari pembentukan yang dilakukan
oleh foreman, yang kedua secara emosional kita
merasakan mnusia makhluk social maka kita wajib
berkerja sama dalam satu tim, saling memahami, dan
menyeimbangkan sikap antar anggota tim agar dapat
mencapai tujuan yang maksimal.