Studi kasus ini membahas strategi PT. Nadjangga untuk mengembangkan bisnis triple play dengan menggabungkan telepon, internet, dan TV melalui satu kabel. Strateginya meliputi pengembangan layanan untuk segmen residensial dan SOHO pada tahun 2007, kemudian perusahaan pada tahun 2008. Dokumen ini juga membahas strategi teknologi, hukum, dan segmentasi pelanggan yang tepat untuk bisnis triple play.
2. Revenue Fixed Line Voice Turun
• Revenue dari bisnis telekomunikasi
suara melalui fixed line mempunyai
kecenderungan untuk terus menerus
turun.
• Hal ini bisa dilihat dari beberapa
laporan tahunan Incumbent Operator
di seluruh dunia yang mengalami
penurunan pendapatan dari fixed line
yang signifikan.
4. Menuju Triple Play Business
• PT. NADJANGGA berminat untuk mengembangkan bisnis
untuk segmen Residensial dan SOHO pada awal tahun
2007, menuju apa yang disebut beyond voice services
Triple Play.
• Triple play menggabungkan teknologi yang sekarang
tersedia secara masif, yaitu telepon, internet, dan teve yang
bisa diakses dari rumah dengan menggunakan hanya satu
media dalam pengirimannya Digunakan kabel telepon
sebagai satu-satunya media untuk akses triple play, baik
untuk kepentingan telepon di kantor maupun di rumah,
sebagai sarana komunikasi suara, akses internet, dan
melihat teve.
5. Strategi Bisnis Triple Play
Perencanaan strategi bisnis NADJANGGA untuk
memulai bisnis triple play:
A. Tahapan Pertama / Residential & SOHO (2007)
– Communication (suara, pesan, short message service
/SMS, dan multimedia):
• Broadband Voice with Enhance Calling Features
– Entertainment (musik, TV/video, dan permainan):
• Subscription Movie/Music Services
• Gaming on Demand
– E-info-services (berita cuaca, bursa saham, atau berita):
• Hyper-content
6. Strategi Bisnis Triple Play
B. Tahapan Kedua / Corporate (Q3-2007 s/d 2008)
– E-Office (e-mail, kolabarasi, virtual-office, pengaturan
jadwal, serta directory):
• Video Calling and Conferencing over Television
– E-commerce (perbankan, perdagangan, penjualan,
penjualan tiket, lelang, hingga manajemen perjalanan):
• Interactive E-Auction
– E-services (perbaikan, keamanan, keadaan darurat,&
layanan telematika):
• Office/Facility Monitoring
7. Strategi Bisnis Triple Play
Residential & SOHO Services, and Possible Monthly Pricing
Service Monthly Pricing
Enhanced Voice Features $10-15
Subscription Music $10-20
Gaming on Demand $5-10, or a la carte
Video Conferencing, E-Auction $5-15
Home Monitoring $5-15
Hyper-content $5-15, or a la carte
8. Penerapan unsur 4C di dalam bisnis
triple-play:
• Context (peranan telematika),
• Contents (tiap jenis content, aplikasi, dan
layanan),
• Communications (telekomunikasi dan struktur
teknologi informasi), dan
• Computing(tiap jenis perangkat
telekomunikasi)
12. Strategi Hukum Triple Play
-Berdasarkan UU no.36/99, PP RI no 14 tahun 2000, dan Peraturan
Pemerintah no.27 dan 28 tahun 2005 belum ditentukan aturan main dari
operator/penyelenggara triple play di Indonesia.
-Strategi bisnis yang ditentukan disini harus berhati-hati dikarenakan legalitas
yang belum matang, kemungkinan adanya “cyber/internet crime”
-Untuk menjajaki perizinan layanan Telekomunikasi Triple Play sebagai
operator, NADJANGGA akan mencoba mengajukan permohonan perizinan
kepada Ditjen Postel.
13. Kesimpulan
Dari strategi bisnis di atas dan untuk mencegah kesalahan investasi
perusahaan, NADJANGGA memilih strategi sebagai berikut:
• Pemilihan segmentasi konsumen yang akurat adalah sangat penting dengan
data pemilahan user yang spesifik (geek, road warrior, music/movie animal,
early adopter dsb.)
• Karena keterbatasan kualitas dari beberapa jaringan xDSL perlu dilakukan
audit jaringan terlebih dahulu sebelum implementasi Triple Play.
• Karena cepatnya perubahan teknologi, akan dipilih teknologi yang sudah
memasuki tahapan ”full maturity”.
• Setiap teknologi baru harus dicoba terlebih dahulu dengan bekerja sama
dengan vendor, 3rd party dan pengguna secara terbatas.