SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
HUKUM DAN ETIK KEDOKTERAN
A. Hukum dan Etik dalam Pelayanan Kesehatan
Seorang dokter dalam menjalankan tugasnya mempunyai alasan yang mulia, yaitu berusaha
untuk menyehatkan tubuh pasien, atau setidak-tidaknya berbuat untuk mengurangi penderitaan
pasien. Oleh karenanya dengan alasan yang demikian wajarlah apabila apa yang dilakukan oleh
dokter itu layak untuk mendapatkan perlindungan hukum sampai batas-batas tertentu. Sampai
batas mana perbuatan dokter itu dapat dilindungi oleh hukum, inilah yang menjadi permasalahan.
Mengetahui batas tindakan yang diperbolehkan menurut hukum, merupakan hal yang sangat
penting, baik bagi dokter itu sendiri maupun bagi pasien dan para aparat penegak hukum.
Jika seorang dokter tidak mengetahui tentang batas tindakan yang diperbolehkan oleh hukum dan
menjalankan tugas perawatannya, sudah barang tentu dia akan ragu-ragu dalam melakukan tugas
tersebut, terutama untuk memberikan diagnosis dan terapi terhadap penyakit yang diderita oleh
pasien. Keraguan bertindak seperti itu tidak akan menghasilkan suatu penyelesaian yang baik,
atau setidak-tidaknya tidak akan memperoleh penemuan baru dalam ilmu pengobatan atau
pelayanan kesehatan. Bahkan bisa saja terjadi suatu tindakan yang dapat merugikan pasien.
Demikian juga bagi aparat penegak hukum yang menerima pengaduan, sudah selayaknya mereka
terlebih dahulu harus mempunyai pandangan atau pengetahuan yang cukup mengenai hukum
kesehatan, agar dapat menentukan apakah perbuatannya itu melanggar etika atau melanggar
hukum.
Disadari sepenuhnya bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh seorang dokter kepada
pasien tidak selamanya berhasil dengan baik. Adakalanya usaha tersebut mengalami kegagalan.
Faktor penyebab kegagalan ini banyak macamnya, mungkin karena kurangnya pehaman dokter
yang bersangkutan terhadap penyakit yang diderita oleh pasien, atau karena minimnya peralatan
yang digunakan untuk melakukan diagnosis dan terapi. Namun tidak jarang terjadinya kegagalan
itu bersumber dari faktor manusianya sendiri, yakni karena adanya kesalahan daro dokter dalam
mengadakan diagnosis dan terapi. Hal yang terakhir ini membuat masyarakat awam beranggapan
bahwa dokter telah gagal atau dianggap gagal dalam melaksanakan tugas perawatannya.
Memang dalam kenyataannya, seorang dokter dapat saja salah atau khilaf atau lalai dalam
menjalankan tugasnya. Akan tetapi karena profesi dokter merupakan jabatan yang khusus, maka
terdapat pula persyaratan yang khusus untuk mempermasalahkan tindakan dokter. Persyaratan-
persyaratan tersebut dapat ditinjau dari segi ilmu kesehatan atau dari segi hukum. Tentang
mengapa harus dilakukan peninjauan dari sudut hukum, alasannya karena semenjak zaman
dahulu hukum telah membebani seorang dokter dengan syarat-syarat yang cukup berat dalam
menjalankan tugasnya, dengan demikian terlihat betapa eratnya kaitan hukum dengan profesi
dokter dalam pelayanan kesehatan.
Pada dasawarsa terakhir ini, sering timbul reaksi defensif dari masyarakat terhadap
perkembangan pelayanan kesehatan, reaksi itu dengan cepat membangkitkan kesadaran
masyarakat tentang hak atas pelayanan kesehatan, persoalan ini menyebabkan aspek hukum
antara dokter dengan pasien menjadi semakin penting. Perkembangan ini di satu pihak
mengandung makna yang sangat positif karena memperlihatkan meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap hukum pada umumnya, dilain pihak perkembangan tersebut merupakan
tantangan bagi profesi dokter dalam upayanya memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien
yang terikat dalam hubungan transaksi terapeutik.
Hubungan kepercayaan antara dokter dengan pasien yang tadinya sudah cukup diatur dengan
kaidah-kaidah moral, yakni melalui etika profesi atau kode etik, kini dengan perkembangan yang
terjadi, mulai dirasakan perlunya pengaturan dengan kaidah-kaidah yang lebih memaksa secara
normatif. Kepatuhan terhadap aturan ini tidak lagi sepenuhnya digantungkan pada kesadaran dan
kemauan bebas dari kedua belah pihak, oleh karena itu pengaturan tersebut harus dituangkan
melalui kaidah-kaidah hukum yang bersifat memaksa
Pada hakikatnya, sikap yang demikian itu muncul karena adanya keinginan atau usaha untuk
mempertahankan hak dengan perlindungan hukum. Aspek hukum itu dimunculkan untuk
melindungi kepentingan terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Dengan
kata lain aspek hukum itu ditimbulkan oleh perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan. Dengan demikian, jika pasien atau keluarganya merasa
kepentingannya dirugikan oleh dokter, mereka akan menempuh satu-satunya jalan yang masih
terbuka baginya, yaitu upaya gugatan hukum.
Mengingat hakikat hubungan antara dokter dengan pasien yang diikat dalam transaksi terapeutik
sebagaimana diuraikan diatas. Apabila dipandang dari sudut hukum, hubungan itu pada
umumnya termasuk perikatan ikhtiar, oleh karena itu kewajiban hukum atau prestasi yang harus
diwujudkan oleh dokter, adalah ikhtiar semaksimal mungkin dalam batas keahliannya untuk
menyembuhkan pasien. Sepanjang ikhtiar yang dilakukan oleh dokter itu didasarkan pada
keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, tindakan yang dilakukan oleh dokter itu merupakan
tindakan yang sah. Wanprestasi atau ingkar janji baru terjadi apabila dokter tidak melaksanakan
prestasi sesuai dengan apa yang disepakati, sedangkan perbuatan melanggar hukum terjadi jika
terapi yang dilakukan oleh dokter menyimpang dari patokan atau standar yang ditentukan.
Masalahnya sekarang, adalah sangat sulit untuk menentukan kapan suatu tindakan medis
memenuhi patokan atau standar pelayanan kesehatan. Pengaturan hukum seperti yang tercantum
dalam KUHPerdata masih bersifat terlalu umum. Untuk itu diperlukan adanya suatu pengaturan
yang isinya mengatur hubungan antara pasien dengan dokter. Dalam kaitannya dengan hal ini
Van der Mijn (1989 : 57) mengemukakan adanya sembilan alasan tentang perlunya pengaturan
hukum yang mengatur hubungan antara pasien dengan dokter.
1. Adanya kebutuhan pada keahlian keilmuan medis.
2. Kualitas pelayanan kesehatan yang baik.
3. Hasil guna.
4. Pengendalian biaya.
5. Ketertiban masyarakat.
6. Perlindungan hukum pasien.
7. Perlindungan hukum pengemban profesi kesehatan.
8. Perlindungan hukum pihak ketiga, dan
9. Perlindungan hukum kepentingan hukum.
Dari apa yang dikemukakan oleh Van der Mijn diatas, dapat dilihat bahwa hubungan antara
pasien dengan dokter mempunyai aspek etis dan aspek yuridis. Artinya hubungan itu diatur oleh
kaidah hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dengan demikian baik pasien
maupun dokter mempunyai kewajiban dan tanggung jawab secara etis dan yuridis, sebagai
konsekuensinya mereka juga bertanggung jawab dan bertanggung gugat secara hukum.
Dalam praktik, sehubungan dengan tanggung jawab atau tanggung gugat hukum ini, timbul
masalah karena sulitnya menarik garis yang jelas untuk memisahkan antara etik dan yuridis
dalam hubungan antara dokter dengan pasien, khususnya yang berkaitan dengan tindakan medis.
Kesulitan disini timbul karena etika merupakan suatu refleksi tentang perbuatan bertanggung
jawab.
Dalam etika dilakukan renungan yang mendasar tentang kapan sesuatu itu dikatakan
bertanggung jawab. Artinya pelaku harus mampu menjawab dan menjelaskan mengapa ia
melakukan perbuatan atau tindakan tertentu. Disamping itu etika sangat dipengaruhi oleh
pandangan agama, pandangan hidup, kebudayaan, dan kekayaan yang hidup ditengah
masyarakat, sehingga sangat sulit untuk menilainya.
Etika terikat dan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ruang dan
waktu. Hal ini jelas terlihat sebagaimana dimuat dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 99a/Menkes/SK/III/1982 tentang Sistem Kesehatan Nasional, untuk selanjutnya hal hal
ini dipertegas lagi dalam Penjelasan Umum UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yang
menyatakan bahwa dalam banyak hal telah terjadi perubahan orientasi mengenai pemikiran dan
pendekatan dalam pelayanan kesehatan. Itu sebabnya garis pemisah antara etika dan hukum tidak
jelas, karena dari waktu ke waktu selalu bergerak mengikuti perkembangan dan perubahan-
perubahan yang terjadi ditengah masyarakat, seperti yang dikatakan Koeswadji (1992 : 124):
”Norma etika umum masyarakat dengan norma etika kesehatan-kedokteran saling
mempengaruhi,, atau dengan lain perkataan, nilai dan pandangan hidup yang dicerminkan oleh
etika profesi kesehatan-kedokteran dalam suatu masyarakat tertentu berlaku untuk suatu waktu
tertentu”.
Dari apa yang dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa etika profesi merupakan sikap etis
sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban profesi. Hanya pengemban profesi
itu sendiri yang dapat atau paling mengetahui tentang apakah perilakunya dalam mengemban
profesi sudah memenuhi tuntutan etika atau tidak. Ini berarti kepatuhan pada etika profesi sangat
tergantung pada akhlak pengemban profesi yang bersangkutan. Disamping itu, sikap dan tata
nilai profesional merupakan ciri dan pengakuan masyarakat terhadap eksistensi profesi dalam
pembangunan tatanan kehidupan masyarakat, sehingga tata nilai profesi ini bersangkut-paut dan
terikat erat dengan nilai humanisme atau kemanusiaan.
Hal ini terlihat pada salahsatu ciri dari profesi dokter yakni nilai kemanusiaan. Naluri seorang
dokter akan terpanggil tidak hanya terbatas pada upayanya bagaimana ia dapat memberi
pelayanan langsung terhadap penderita dalam membantu memecahkan masalah kesehatan, tetapi
juga seorang dokter berupaya mengembangkan nilai-nilai profesionalismenya melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan untuk kepentingan
kemanusiaan.

More Related Content

What's hot

Power point malpraktek
Power point malpraktekPower point malpraktek
Power point malpraktekIki KuduSukses
 
Analisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatan
Analisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatanAnalisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatan
Analisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatanABSTRACTPIT
 
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisImran Is
 
Etik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum PerawatEtik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum PerawatLintang Diah Y
 
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanprinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanzzikok pratama
 
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Ns. Lutfi
 
legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan endahtri2110
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandedesahrullah22
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Winda Darpianur
 
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraudEtika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraudImelda Wijaya
 
Penanganan kasus malpraktik medis
Penanganan kasus malpraktik medisPenanganan kasus malpraktik medis
Penanganan kasus malpraktik medisRain Sualang
 
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdKb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdpjj_kemenkes
 
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritisIsu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritisViktor Iwan
 
Kb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesionalKb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesionalUwes Chaeruman
 
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokter
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokterhubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokter
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokterLetitia Kale
 
Malpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananMalpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananNAWRA115
 

What's hot (20)

Power point malpraktek
Power point malpraktekPower point malpraktek
Power point malpraktek
 
Analisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatan
Analisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatanAnalisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatan
Analisis hukum kesehatan dan uu tenaga kesehatan
 
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
 
Etik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum PerawatEtik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum Perawat
 
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanprinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
 
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
 
legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan
 
aspek legal
aspek legalaspek legal
aspek legal
 
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Perawatan primer menempatkan orang pertama
Perawatan primer menempatkan orang pertamaPerawatan primer menempatkan orang pertama
Perawatan primer menempatkan orang pertama
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
 
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraudEtika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
 
Malpraktek
MalpraktekMalpraktek
Malpraktek
 
Penanganan kasus malpraktik medis
Penanganan kasus malpraktik medisPenanganan kasus malpraktik medis
Penanganan kasus malpraktik medis
 
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdKb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
 
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritisIsu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
 
Kb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesionalKb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 3 m 2 konsep dasar praktik keperawatan profesional
 
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokter
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokterhubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokter
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokter
 
Malpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananMalpraktik Kebidanan
Malpraktik Kebidanan
 

Viewers also liked

Guia interactivainfo copia
Guia interactivainfo   copiaGuia interactivainfo   copia
Guia interactivainfo copiajrxp
 
Erp lösungen im zeitalter der digitalen transformation
Erp lösungen im zeitalter der digitalen transformationErp lösungen im zeitalter der digitalen transformation
Erp lösungen im zeitalter der digitalen transformationNatasha Senn
 
Trabajo final de Artística y TIC
Trabajo final de Artística y TICTrabajo final de Artística y TIC
Trabajo final de Artística y TICFacuVilte25
 
Alineacion estratégica
Alineacion estratégica Alineacion estratégica
Alineacion estratégica troppoumano
 
Solución powerpoint
Solución powerpointSolución powerpoint
Solución powerpointMarlene :D
 
Presentaciones william
Presentaciones williamPresentaciones william
Presentaciones williamWilliamM77
 
Web2.0
Web2.0Web2.0
Web2.0Domsal
 
Mursner_Company_Business_Profile 2014
Mursner_Company_Business_Profile 2014Mursner_Company_Business_Profile 2014
Mursner_Company_Business_Profile 2014Frik van Dyk
 
Cosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLC
Cosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLCCosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLC
Cosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLCPaolo Perego
 
Women's Health Physiotherapy
Women's Health PhysiotherapyWomen's Health Physiotherapy
Women's Health Physiotherapyimphysiotherapy00
 
RedBullHardlineTRB
RedBullHardlineTRBRedBullHardlineTRB
RedBullHardlineTRBMatthew Ray
 

Viewers also liked (14)

Guia interactivainfo copia
Guia interactivainfo   copiaGuia interactivainfo   copia
Guia interactivainfo copia
 
Erp lösungen im zeitalter der digitalen transformation
Erp lösungen im zeitalter der digitalen transformationErp lösungen im zeitalter der digitalen transformation
Erp lösungen im zeitalter der digitalen transformation
 
Trabajo final de Artística y TIC
Trabajo final de Artística y TICTrabajo final de Artística y TIC
Trabajo final de Artística y TIC
 
Alineacion estratégica
Alineacion estratégica Alineacion estratégica
Alineacion estratégica
 
Onedrive
OnedriveOnedrive
Onedrive
 
Solución powerpoint
Solución powerpointSolución powerpoint
Solución powerpoint
 
Web 2.0
Web 2.0 Web 2.0
Web 2.0
 
Presentaciones william
Presentaciones williamPresentaciones william
Presentaciones william
 
Web2.0
Web2.0Web2.0
Web2.0
 
Mursner_Company_Business_Profile 2014
Mursner_Company_Business_Profile 2014Mursner_Company_Business_Profile 2014
Mursner_Company_Business_Profile 2014
 
Cosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLC
Cosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLCCosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLC
Cosa c'è che non va? - Viaggio verso il nirvana del SSDLC
 
Proyecto palisade alejandra
Proyecto palisade alejandraProyecto palisade alejandra
Proyecto palisade alejandra
 
Women's Health Physiotherapy
Women's Health PhysiotherapyWomen's Health Physiotherapy
Women's Health Physiotherapy
 
RedBullHardlineTRB
RedBullHardlineTRBRedBullHardlineTRB
RedBullHardlineTRB
 

Similar to HUKUM DAN ETIK KEDOKTERAN

Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
perlindungan hukum pasien.pdf
perlindungan hukum pasien.pdfperlindungan hukum pasien.pdf
perlindungan hukum pasien.pdfzulkifli44314
 
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfDOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfwyantono
 
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
makalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docx
makalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docxmakalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docx
makalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docxNurmaYanti40
 
MI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan BacaanMI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan Bacaanljjkadinkes
 
19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...
19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...
19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...MichelleAngelika
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalFirdika Arini
 
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan pjj_kemenkes
 
Peran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumPeran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumbudi1
 
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptxRIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptxtugamumar
 
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasienKP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasienCarlo Prawira
 
Transaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docx
Transaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docxTransaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docx
Transaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docxNurmaYanti40
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-pptYeniRimadeni
 
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)hardione
 
JURNAL READING PROF TRI.docx
JURNAL READING PROF TRI.docxJURNAL READING PROF TRI.docx
JURNAL READING PROF TRI.docxNuzulliaJamal1
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesionalpjj_kemenkes
 

Similar to HUKUM DAN ETIK KEDOKTERAN (20)

Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
perlindungan hukum pasien.pdf
perlindungan hukum pasien.pdfperlindungan hukum pasien.pdf
perlindungan hukum pasien.pdf
 
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfDOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
 
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
 
makalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docx
makalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docxmakalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docx
makalah hukum kesehatan kel 1-RUANG LINGKUP KESEHATAN.docx
 
KELALAIAN MEDIK.pptx
KELALAIAN MEDIK.pptxKELALAIAN MEDIK.pptx
KELALAIAN MEDIK.pptx
 
Hukum kesehatan
Hukum kesehatanHukum kesehatan
Hukum kesehatan
 
MI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan BacaanMI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan Bacaan
 
19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...
19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...
19384 id-tanggung-jawab-dokter-terkait-persetujuan-tindakan-medis-informed-co...
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan Profesional
 
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
 
Peran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumPeran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukum
 
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptxRIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
 
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasienKP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
 
Transaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docx
Transaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docxTransaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docx
Transaksi TERAPEUTIK-KELOMPOK-5.docx
 
Dwi AKPER PEMKAB MUNA
Dwi  AKPER PEMKAB MUNA Dwi  AKPER PEMKAB MUNA
Dwi AKPER PEMKAB MUNA
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
 
JURNAL READING PROF TRI.docx
JURNAL READING PROF TRI.docxJURNAL READING PROF TRI.docx
JURNAL READING PROF TRI.docx
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 

More from Dhamy Manesi

Lampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosLampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosDhamy Manesi
 
Revolusi kia mpu 2709
Revolusi kia mpu 2709Revolusi kia mpu 2709
Revolusi kia mpu 2709Dhamy Manesi
 
Presentasi pembuatan blog
Presentasi pembuatan blogPresentasi pembuatan blog
Presentasi pembuatan blogDhamy Manesi
 
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisiPenataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisiDhamy Manesi
 
Cover skripsi jeff andhy
Cover skripsi jeff andhyCover skripsi jeff andhy
Cover skripsi jeff andhyDhamy Manesi
 
Clean coal technology
Clean coal technologyClean coal technology
Clean coal technologyDhamy Manesi
 
Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (
Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (
Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (Dhamy Manesi
 
Clean coal technology
Clean coal technologyClean coal technology
Clean coal technologyDhamy Manesi
 
Analisa desain struktur dan kenyamanan
Analisa desain struktur dan kenyamananAnalisa desain struktur dan kenyamanan
Analisa desain struktur dan kenyamananDhamy Manesi
 
Innovation management
Innovation managementInnovation management
Innovation managementDhamy Manesi
 

More from Dhamy Manesi (18)

Lampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosLampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansos
 
6... yosua
6... yosua6... yosua
6... yosua
 
Coba presentasi
Coba presentasiCoba presentasi
Coba presentasi
 
Revolusi kia mpu 2709
Revolusi kia mpu 2709Revolusi kia mpu 2709
Revolusi kia mpu 2709
 
Presentasi pembuatan blog
Presentasi pembuatan blogPresentasi pembuatan blog
Presentasi pembuatan blog
 
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisiPenataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisi
 
Aspek teknis
Aspek teknisAspek teknis
Aspek teknis
 
Aspek pemasaran
Aspek pemasaranAspek pemasaran
Aspek pemasaran
 
Aspek finansial
Aspek finansialAspek finansial
Aspek finansial
 
Halaman awal
Halaman awalHalaman awal
Halaman awal
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Bab v penutup
Bab v penutupBab v penutup
Bab v penutup
 
Cover skripsi jeff andhy
Cover skripsi jeff andhyCover skripsi jeff andhy
Cover skripsi jeff andhy
 
Clean coal technology
Clean coal technologyClean coal technology
Clean coal technology
 
Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (
Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (
Kontribusi untuk optimasi geometri kolom air berisolasi (
 
Clean coal technology
Clean coal technologyClean coal technology
Clean coal technology
 
Analisa desain struktur dan kenyamanan
Analisa desain struktur dan kenyamananAnalisa desain struktur dan kenyamanan
Analisa desain struktur dan kenyamanan
 
Innovation management
Innovation managementInnovation management
Innovation management
 

Recently uploaded

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Recently uploaded (20)

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

HUKUM DAN ETIK KEDOKTERAN

  • 1. HUKUM DAN ETIK KEDOKTERAN A. Hukum dan Etik dalam Pelayanan Kesehatan Seorang dokter dalam menjalankan tugasnya mempunyai alasan yang mulia, yaitu berusaha untuk menyehatkan tubuh pasien, atau setidak-tidaknya berbuat untuk mengurangi penderitaan pasien. Oleh karenanya dengan alasan yang demikian wajarlah apabila apa yang dilakukan oleh dokter itu layak untuk mendapatkan perlindungan hukum sampai batas-batas tertentu. Sampai batas mana perbuatan dokter itu dapat dilindungi oleh hukum, inilah yang menjadi permasalahan. Mengetahui batas tindakan yang diperbolehkan menurut hukum, merupakan hal yang sangat penting, baik bagi dokter itu sendiri maupun bagi pasien dan para aparat penegak hukum. Jika seorang dokter tidak mengetahui tentang batas tindakan yang diperbolehkan oleh hukum dan menjalankan tugas perawatannya, sudah barang tentu dia akan ragu-ragu dalam melakukan tugas tersebut, terutama untuk memberikan diagnosis dan terapi terhadap penyakit yang diderita oleh pasien. Keraguan bertindak seperti itu tidak akan menghasilkan suatu penyelesaian yang baik, atau setidak-tidaknya tidak akan memperoleh penemuan baru dalam ilmu pengobatan atau pelayanan kesehatan. Bahkan bisa saja terjadi suatu tindakan yang dapat merugikan pasien. Demikian juga bagi aparat penegak hukum yang menerima pengaduan, sudah selayaknya mereka terlebih dahulu harus mempunyai pandangan atau pengetahuan yang cukup mengenai hukum kesehatan, agar dapat menentukan apakah perbuatannya itu melanggar etika atau melanggar hukum. Disadari sepenuhnya bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh seorang dokter kepada pasien tidak selamanya berhasil dengan baik. Adakalanya usaha tersebut mengalami kegagalan. Faktor penyebab kegagalan ini banyak macamnya, mungkin karena kurangnya pehaman dokter yang bersangkutan terhadap penyakit yang diderita oleh pasien, atau karena minimnya peralatan yang digunakan untuk melakukan diagnosis dan terapi. Namun tidak jarang terjadinya kegagalan itu bersumber dari faktor manusianya sendiri, yakni karena adanya kesalahan daro dokter dalam mengadakan diagnosis dan terapi. Hal yang terakhir ini membuat masyarakat awam beranggapan bahwa dokter telah gagal atau dianggap gagal dalam melaksanakan tugas perawatannya. Memang dalam kenyataannya, seorang dokter dapat saja salah atau khilaf atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Akan tetapi karena profesi dokter merupakan jabatan yang khusus, maka terdapat pula persyaratan yang khusus untuk mempermasalahkan tindakan dokter. Persyaratan- persyaratan tersebut dapat ditinjau dari segi ilmu kesehatan atau dari segi hukum. Tentang mengapa harus dilakukan peninjauan dari sudut hukum, alasannya karena semenjak zaman dahulu hukum telah membebani seorang dokter dengan syarat-syarat yang cukup berat dalam menjalankan tugasnya, dengan demikian terlihat betapa eratnya kaitan hukum dengan profesi dokter dalam pelayanan kesehatan. Pada dasawarsa terakhir ini, sering timbul reaksi defensif dari masyarakat terhadap perkembangan pelayanan kesehatan, reaksi itu dengan cepat membangkitkan kesadaran masyarakat tentang hak atas pelayanan kesehatan, persoalan ini menyebabkan aspek hukum antara dokter dengan pasien menjadi semakin penting. Perkembangan ini di satu pihak mengandung makna yang sangat positif karena memperlihatkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum pada umumnya, dilain pihak perkembangan tersebut merupakan tantangan bagi profesi dokter dalam upayanya memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien yang terikat dalam hubungan transaksi terapeutik. Hubungan kepercayaan antara dokter dengan pasien yang tadinya sudah cukup diatur dengan
  • 2. kaidah-kaidah moral, yakni melalui etika profesi atau kode etik, kini dengan perkembangan yang terjadi, mulai dirasakan perlunya pengaturan dengan kaidah-kaidah yang lebih memaksa secara normatif. Kepatuhan terhadap aturan ini tidak lagi sepenuhnya digantungkan pada kesadaran dan kemauan bebas dari kedua belah pihak, oleh karena itu pengaturan tersebut harus dituangkan melalui kaidah-kaidah hukum yang bersifat memaksa Pada hakikatnya, sikap yang demikian itu muncul karena adanya keinginan atau usaha untuk mempertahankan hak dengan perlindungan hukum. Aspek hukum itu dimunculkan untuk melindungi kepentingan terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Dengan kata lain aspek hukum itu ditimbulkan oleh perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Dengan demikian, jika pasien atau keluarganya merasa kepentingannya dirugikan oleh dokter, mereka akan menempuh satu-satunya jalan yang masih terbuka baginya, yaitu upaya gugatan hukum. Mengingat hakikat hubungan antara dokter dengan pasien yang diikat dalam transaksi terapeutik sebagaimana diuraikan diatas. Apabila dipandang dari sudut hukum, hubungan itu pada umumnya termasuk perikatan ikhtiar, oleh karena itu kewajiban hukum atau prestasi yang harus diwujudkan oleh dokter, adalah ikhtiar semaksimal mungkin dalam batas keahliannya untuk menyembuhkan pasien. Sepanjang ikhtiar yang dilakukan oleh dokter itu didasarkan pada keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, tindakan yang dilakukan oleh dokter itu merupakan tindakan yang sah. Wanprestasi atau ingkar janji baru terjadi apabila dokter tidak melaksanakan prestasi sesuai dengan apa yang disepakati, sedangkan perbuatan melanggar hukum terjadi jika terapi yang dilakukan oleh dokter menyimpang dari patokan atau standar yang ditentukan. Masalahnya sekarang, adalah sangat sulit untuk menentukan kapan suatu tindakan medis memenuhi patokan atau standar pelayanan kesehatan. Pengaturan hukum seperti yang tercantum dalam KUHPerdata masih bersifat terlalu umum. Untuk itu diperlukan adanya suatu pengaturan yang isinya mengatur hubungan antara pasien dengan dokter. Dalam kaitannya dengan hal ini Van der Mijn (1989 : 57) mengemukakan adanya sembilan alasan tentang perlunya pengaturan hukum yang mengatur hubungan antara pasien dengan dokter. 1. Adanya kebutuhan pada keahlian keilmuan medis. 2. Kualitas pelayanan kesehatan yang baik. 3. Hasil guna. 4. Pengendalian biaya. 5. Ketertiban masyarakat. 6. Perlindungan hukum pasien. 7. Perlindungan hukum pengemban profesi kesehatan. 8. Perlindungan hukum pihak ketiga, dan 9. Perlindungan hukum kepentingan hukum. Dari apa yang dikemukakan oleh Van der Mijn diatas, dapat dilihat bahwa hubungan antara pasien dengan dokter mempunyai aspek etis dan aspek yuridis. Artinya hubungan itu diatur oleh kaidah hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dengan demikian baik pasien maupun dokter mempunyai kewajiban dan tanggung jawab secara etis dan yuridis, sebagai konsekuensinya mereka juga bertanggung jawab dan bertanggung gugat secara hukum. Dalam praktik, sehubungan dengan tanggung jawab atau tanggung gugat hukum ini, timbul masalah karena sulitnya menarik garis yang jelas untuk memisahkan antara etik dan yuridis dalam hubungan antara dokter dengan pasien, khususnya yang berkaitan dengan tindakan medis. Kesulitan disini timbul karena etika merupakan suatu refleksi tentang perbuatan bertanggung jawab.
  • 3. Dalam etika dilakukan renungan yang mendasar tentang kapan sesuatu itu dikatakan bertanggung jawab. Artinya pelaku harus mampu menjawab dan menjelaskan mengapa ia melakukan perbuatan atau tindakan tertentu. Disamping itu etika sangat dipengaruhi oleh pandangan agama, pandangan hidup, kebudayaan, dan kekayaan yang hidup ditengah masyarakat, sehingga sangat sulit untuk menilainya. Etika terikat dan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ruang dan waktu. Hal ini jelas terlihat sebagaimana dimuat dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 99a/Menkes/SK/III/1982 tentang Sistem Kesehatan Nasional, untuk selanjutnya hal hal ini dipertegas lagi dalam Penjelasan Umum UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa dalam banyak hal telah terjadi perubahan orientasi mengenai pemikiran dan pendekatan dalam pelayanan kesehatan. Itu sebabnya garis pemisah antara etika dan hukum tidak jelas, karena dari waktu ke waktu selalu bergerak mengikuti perkembangan dan perubahan- perubahan yang terjadi ditengah masyarakat, seperti yang dikatakan Koeswadji (1992 : 124): ”Norma etika umum masyarakat dengan norma etika kesehatan-kedokteran saling mempengaruhi,, atau dengan lain perkataan, nilai dan pandangan hidup yang dicerminkan oleh etika profesi kesehatan-kedokteran dalam suatu masyarakat tertentu berlaku untuk suatu waktu tertentu”. Dari apa yang dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa etika profesi merupakan sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban profesi. Hanya pengemban profesi itu sendiri yang dapat atau paling mengetahui tentang apakah perilakunya dalam mengemban profesi sudah memenuhi tuntutan etika atau tidak. Ini berarti kepatuhan pada etika profesi sangat tergantung pada akhlak pengemban profesi yang bersangkutan. Disamping itu, sikap dan tata nilai profesional merupakan ciri dan pengakuan masyarakat terhadap eksistensi profesi dalam pembangunan tatanan kehidupan masyarakat, sehingga tata nilai profesi ini bersangkut-paut dan terikat erat dengan nilai humanisme atau kemanusiaan. Hal ini terlihat pada salahsatu ciri dari profesi dokter yakni nilai kemanusiaan. Naluri seorang dokter akan terpanggil tidak hanya terbatas pada upayanya bagaimana ia dapat memberi pelayanan langsung terhadap penderita dalam membantu memecahkan masalah kesehatan, tetapi juga seorang dokter berupaya mengembangkan nilai-nilai profesionalismenya melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan untuk kepentingan kemanusiaan.