SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KEGIATAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
Oleh :
DWI ANGGA TEGUH SANTOSO
1. Pendahuluan
Tingkat kualitas lingkungan ditujukan oleh berapa banyak polutan masuk dan tinggal di
dalamnya, apakah masih di bawah atau sudah di atas baku mutu. Untuk mengetahui tingkat
pencemaran pada lingkungan harus dilakukan pengukuran menggunakan alat yang sesuai
dan dilaksanakan oleh petugas bersertifikat.
Oleh karena itu peran laboratorium lingkungan sangat penting dalam mempersiapkan
alat, operator, dan prosedur yang sesuai standar (SOP), sehingga dapat menghasilkan data
yang berkualitas.
2. Deskripsi Pekerjaan Pada Laboratorium Lingkungan
a. Melakukan pengambilan sampel ke lapangan
b. Melakukan pengujian sampel sesuai jenis sampel dan parameter yang diminta
konsumen
c. Melakukan pelaporan hasil uji sampel
3. Jenis – jenis Sampel Lingkungan
Pembangunan dalam segala bidang begitu pesat di Indonesia, hal tersebut
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Faktor
penyebabnya adalah masuknya berbagai limbah gas, limbah cair, dan limbah padat ke
dalam lingkungan, hal tersebut menyebabkan pencemaran udara, badan air dan tanah.
3.1 Sampel Udara Ambien dan Emisi
Udara ambien merupakan udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan toposfir yang
berada di dalam wilayah Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehtan manusia,
makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainya. Adapun jenis sample yang merupakan
rangkaian dari udara ambien yaitu, kebisingan, getaran, pencahayaan, serta kebauan.
Limbah gas merupakan salah satu penyebab pencemaran udara. Sumber
pencemaran udara dapat dibedakan menurut jenis emisinya yaitu sumber emisi bergerak
seperti kendaraan bermotor, dan kendaraan trasnportasi lainnya, serta sumber emisi tidak
bergerak seperti pembakaran incinerator, gas buang genset, ataupun buangan dari
pembakaran boiler.
3.2 Sampel Air
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal bukan dari
kemurniannya. Air yang tidak tercemar bukan berarti air murni, namun air tersebut tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi ambang batas yang
ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu,
seperti air minum dan industri.
Ada beberapa jenis sampel air, yaitu air limbah (AL), air bersih (AB), air minum (AM),
badan air penerima (BAP), dan air tanah (AT). Air limbah yaitu sisa dari suatu usaha atau
kegiatan yang berwujud cair. Berdasarkan sumbernya air limbah dapat dibedakan menjadi,
limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah sakit. Air bersih
merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Serta air minum merupakan air
yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Badan air penerima adalah badan air yang
diperkirakan menerima cemaran dari lingkungan sekitar, dari industri maupun domestik.
Sedangkan air tanah merupakan sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur dilengkapi pompa. Sample air tanah biasanya digunakan
sebagai kontrol air disekitar lahan tercemar oleh bungan limbah yang berasal dari kolam
Land Application.
4. Pemantauan (Sampling)
Prosedur sampling yang tepat merupakan bagian penting dari suatu survei untuk
mengkaji kualitas bahan pencemar dan untuk mengetahui apakah telah memenuhi bahu
mutu. Sebuah sampel yang tidak benar cara pengambilannya, penyimpanannya,
transportasinya atau indentifikasinya akan menghasilkan data yang tidak akurat, walaupun
dianalisis oleh laboratorium yang mempunyai presisi baik.
4.1 Pengambilan Sampel Udara Ambien
Prinsip dari pengambilan sampel udara ambien adalah penentuan lokasi pengabilan
contoh uji, yang perlu diperhatikan dikarenakan data yang diperoleh harus dapat mewakili
daerah yang sedang dipantau, dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Hal pertama dalam pengambilan sample udara ambien adalah penentun lokasi
pengambilan sampel. Dalam penentuan lokasi, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data
yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, yang telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, adapaun syarat pemilihan lokasi pengambilan sampel udara
ambien :
a. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absopsi, atau adsopsi
(seperti dekat gedung atau pepohonan).
b. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur
dapat terjadi, (emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat
pengukuran ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang mengotori pada saat mengukur
gas-gas asam).
c. Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang
mengganggu pada saat mengukur debu, tidak boleh dekat dengan incinerator baik
domestik maupun komersil, gagguan listrik terhadap peralatan pengambil sampel.
d. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung atau bangunan yang rendah dan saling
berjauhan.
e. Apabila pemantauan bersifat terus menerus (kontinyu) makan pemilihan lokasi harus
mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang.
Dalam pengukuran kualitas udara dengan menggunakan metode dan peralatan yang
manual, terlebih dahulu dilakukan sampling yang dilanjutkan dengan analisa di laboratorium.
Teknik pengumpulan sampel udra ambien yang digunakan untuk menangkap das diudara
ambien adalah teknik adsorpsi. Teknik adsorpsi merupakan teknik pengumpulan gas
berdasarkan kemampuan gas pemcemar terabsopsi/bereaksi dengan alrutan pereaksi yang
spesifik (larutan absorben). Pereaksi yang digunakan harus spesifikasi atinya hanya dapat
bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan dianalisa. Untuk menagkap kadar gas-
gas berbahaya secara konvensional, menggunakan sampling udara dengan impinger.
Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :
a. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Kecepatan hisap
stabil dan dapat diatur dengan potensiometer.
b. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan uadara dengan larutan penangkap.
Dapat lebih dari satu tabung.
c. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap untuk melindungi pompa dari
korosi.
d. Flow meter : alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metode bubble flow.
Yang menjadi satu rangkaian dalam pengambilan sampel udara ambien adalah
pengmbilan sampel debu (partikulat). Penggambilan debu dikukan dengan pompa vakum
dan kertas saring yang sudah diketahui berat awalnya untuk kemudian ditimbang sebagai
berat akhir dan selisihnya dinyatakan sebagai kadar debu.Berikut rangkaian kegiatan
sampling udara ambien terlihat pada gambar dibawah ini :
4.2 Pengambilan Sampel Emisi
Pemilihan lokasi paling sedikit delapan kali diameter cerobong dari aliran bawah dan
dua kali diameter dari aliran atas, dan bebas dari gangguan aliran seperti belokan,
pelebaran atau penyempitanaliran cerobong. Adapun pesyaratan cerobong dan lubang
pantau yang harus dienuhi :
a. Lubang sampling harus terletak di 8 kali diameter dari bawah atau 2 kali diameter dari
atas
b. Banyak lubang pantau paling sedikit 2 buah
c. Lubang pantau minimal memiliki ukuran diameter 10 cm, dan terdapat penutup
d. Tersedia tangga yang aman untuk petugas pengambil contoh naik cerobong
e. Tersedia platform / tempat kerja yang aman untuk petugas pengambil contoh
4.3 Pengambilan Sampel Air
Tujuan dari pengambilan sampel air yaitu Untuk mendapatkan sampel yang
representative, mengukur jumlah kontaminan dalam sampel dan untuk memberikan
gambaran keadaan air tersebut.
4.3.1 Persyaratan Alat Pengambilan Sampel air
Alat pengambilan contoh harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel
b. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya
c. Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya
d. Kapasitas alat 1 – 5 liter tergantung dari maksud pemeriksan
e. Mudah dan aman dibawa
4.3.2 Jenis Alat Pengambilan Sampel Air
Beberapa jenis alat pengambilan sampel yang dapat digunakan meliputi :
a. Alat pengsmbilan sampel sederhana berupa :
1. Botol biasa atau ember plastic yang digunakan pada permukaan air secara langsung
2. Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman tertentu
b. Alat pengambilan sampel mendatar, digunakan untuk mengambil sampel air sungai atau
tempat yang airnya mengalir pada kedalaman tertentu
c. Alat pengmbilan sampel secara tegak, digunakan untuk mengambil sampel pada lokasi
yang airnya tenang atau aliranya lambat seperti danau, waduk dan muara sungai pada
kedalaman tertentu
d. Alat pengambilan sampel pada kedalaman terpadu, digunakan untuk memeriksa zat
padat tersuspensi atau untuk mendapatkan contoh yang mewakili semua lapisan air
e. Alat pengambilan sampel secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu dan
volume yang diambil, digunakan untuk sampel gabungan waktu dari sampel yang
tercemar agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu
f. Alat pengambilan sampel untuk pemeriksaan gas terlarut yang dilengkapi tutup, sehingga
alat dapat ditutup setelah terisi penuh
g. Alat pengambilan sampel plankton berupa jarring berpori dengan ukuran pori 173
mesh/inci
h. Alat pengambilan sampel untuk pemeriksaan benthos disesuaikan dengan jenis habitat
hewan benthos yang akan diambil, beberapa contoh alat pengambilan sampel benhos :
1. Eckman grab, dibuat dari besi baja dengan berat ± 3,2 kg dengan ukuran 15 x 15 cm,
digunakan untuk pengambilan sampel pada sumber air yang aliranya relative kecil dan
memiliki dasar berlumpur dan pasir
2. D-net terbuat dari benan nilon yang ditenun, digunakan pada perairan dangkal
5. Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Berdasarkan KAN G-16
K3 merupakan pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.
5.1 Manajemen K3 Laboratorium
a. Laboratorium menerapkan kebijakan dan prosedur K3 serta menjamin komitmen
terhadap penerapannya
b. Menetapkan personil yang bertanggung jawab terhadap penerapan K3 di laboratorium
c. Menetapkan perencanaan dan pemeliharaan fasilitas K3, simulasi K3, pelatihan K3, dan
pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja
d. Melakukan evaluasi penerapan K3 di laboratorium
e. Memelihara rekaman kegiatan K3 di laboratorium
5.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium
5.2.1 Informasi dan Komunikasi K3
Laboratorium harus memiliki system informasi dan komunikasi K3 untuk semua personil
laboratorium.
a. Informasi bahaya
1. Lembar data keamanan bahan kimia atau Material Safety Data Sheet (MSDS)
ataupun dalam bentuk lain yang lebih praktis seperti poster dari prosedusen bahan
kimia atau label karakteristik bahan yang berfungsi sebagai informasi acuan untuk
menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya di laboratorium.
2. Contoh informasi berdasarkan ranking bahaya tercantum pada table dibawah ini :
Rangking
Bahaya
Kesehatan
Bahaya
Kebakaran
Bahaya
Reaktivitas
4
Penyebab
kematian, cidera
fatal meskipun ada
pertolongan
Segera menguap
dalam keadaan
normal dan dapat
terbakar secara
cepat
Mudah meledak
atau diledakkan,
sensitive erhadap
panas
3
Berakibat serius
pada keterpaan
Cair atau padat
dapat dinyalakan
Mudah meledak
tetapi memerlukan
singkat, meskipun
ada pertolongan
pada suhu biasa penyebab panas
atau tumbukan kuat
2
Keterpaan intensif
dan terus menerus
berakibat serius,
kecuali ada
pertolongan
Perlu sedikit ada
pemanasan
sebelum bahan
terbakar
Mudah meledak
tatapi memerlukan
penyebab panas
dan tumbukan kuat
1
Penyebab iritasi
atau cidera ringan
Dapat terbakar
tetapi memerlukan
pemanasan
Stabil pada suhu
normal dan tidak
meledak
0
Tidak berbahaya
bagi kesehatan
meskipun terkena
panas
Bahan tidak dapat
dibakar sama sekali
Stabil, tidak reaktif
meskipun terkena
panas atau suhu
tinggi
b. Komunikasi Bahaya
1. Memasang sensor bahaya atau alarm di lokasi yang mudah menimbulkan bahaya
2. Memasang symbol lokasi-lokasi tertentu yang berkaitan dengan bahan kimia yang
beracun dan berbahaya
5.3 Fasilitas Keselamtan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium
a. Safety shower
Persyaratan safety shower, antara lain :
1. Memiliki kualitas air yang bagus
2. Safety shower harus dapat beroperasi dan memiliki aliran air yang konstan
3. Letak safty shower harus mudah dijangkau
b. Bak cuci
Laboratorium harus memiliki bak cuci, selain digunakan untuk mencuci peralatan gelas
laboratorium dapat juga digunakan ketika pekerja terkena bahan kimia pada kulit.
c. Lemari asam
Persyaratan lemari asam, antara lain :
1. Bersih di bagian dalam
2. Saluran gas harus tahan panas
3. Pastikan fungsi pintu tidak mudah jatuh
4. Pada kondisi tertutup semua bagian berfungsi
5. Sesuai dengan spesifikasi sifat bahan kimia yang digunakan
d. Eye wash
Persyaratan eye wash, anatara lain :
1. Eye wash harus dapat beroprasi dan memiliki aliran air yang konstan
2. Dapat diatur sehingga tepat pada posisi mata
3. Kualitas air sama bagus
e. Exhaust fan
Exhaust fan disarankan digunakan pada ruangan tertentu seperti ruang preparasi atau ruang
penyimpanan bahan kimia.
f. Pemadan kebakaran
Alat pemadam api ringan (APAR) adalah suatu pemadam kebakaran yang
berisi media pemadam kebakaran yang dikeluarkan melalui tekanan dari
dalam tabung melalui pompa yang tersedia. APAR ini harus diletakan pada
lokasi-lokasi yang dimungkinkan dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
Dalam penempatanya APAR harus mudah dan terjangkau apabila akan
digunakan dalam keadaan darurat.
g. Petunjuk arah keluar ruangan
Merupakan tanda yang dapat memberikan informasi bagi pekerja laboratorium untuk keluar
dengan aman dan selamat ketika terjadi bahaya.
h. Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Obat-obatan minimal yang wajib ada di laboratorium diantaranya obat luka bakar, plester luka,
kapas antiseptic, kain kasa, dan lainnya.
5.3 Penanggulangan Tanggap Darurat
a. Penanggulangan tanggap darurat bila terkena bahan kimia
1. Jangan panic
2. Mintalah bantuan rekan yang berada paling dekat
3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak lagsung dengan bahan kimia
4. Bila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak tersebar
5. Bawa ketempat yang cukup oksigen
6. Hubungi petugas medis
b. Penanggulangan tanggap darurat bila terjadi kebakaran
1. Jangan panic
2. Ambil alat pemadam kebakaran sesuai dengan jenis kebakaran
3. Beritahu teman terdekat
4. Bunyikan alarm
5. Hindari menggunakan lift
6. Hindari menghirup asap secara langsung
7. Tutup pintu untuk menghambat api membesar
8. Hubungi petugas pemadam kebakaran
6. Pedoman Teknis Pengolahan Limbah Laboratorium Berdasarkan KAN G-15
6.1 Manajemen Pengolahan Limbah Laboratorium
a. Laboratorium menetapkan kebijakan dan prosedur pengolahan limbah
b. Laboratorium memiliki kebijakan untuk meminimalisasi limbah sebelum menghasilkan dan
mengolah limbah
c. Menetapkan personil yang bertanggung jawab pada penerapan prosedur pengolahan limbah
d. Menetapkan perencanaan pengadaan dan pemeliharaan fasilitas prosedur pengolahan limbah
e. Melakukan evaluasi penerapan prosedur pengolahan limbah
6.2 Syarat Wadah Penyimpanan Limbah
a. Dalam kondisi yang baik
b. Tempat penyimpanan limbah memiliki kapasitas minimal 25 liter
c. Mampu mengamankan limbah yang disimpan di dalamnya
d. Diberi symbol sesuai karakteristik limbah
e. Memiliki penutup yang kuat
6.3 Persyaratan Ruang penyimpanan Limbah
a. Memiliki rancang bangun dan luas ruang yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan
b. Terlindungi dari msuknya air hujan
c. Dibuat tanpa plafon, memiliki penghawaan yang memadai
d. Memiliki sistem penerangan yang memadai
e. Pada bagian luar diberi simbol
f. Lantau harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen KAN G – 15 Tentang Pengolahan Limbah Laboratorium
Dokumen KAN G – 16 Tentang K3 di Laboratorium
SNI 6989.57:2008, Air dan Limbah – Bagian 57 : Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan
SNI 6989.58:2008, Air dan Air Limbah – Bagian 58 : Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
SNI 6989.59:2008, Air dan Air Limbah – Bagian 59 : Metode Pengambilan Contoh Air Limbah
SNI 19-7119.6:2005, Udara Ambien – Bagian 6 : Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Pemantauan Kualitas Udara Ambien

More Related Content

What's hot

Kegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh s
Kegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh sKegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh s
Kegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh sdwi angga teguh santoso
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersihnesyaazzura
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaHarry
 
Sni metode-sample-air-tanah
Sni  metode-sample-air-tanahSni  metode-sample-air-tanah
Sni metode-sample-air-tanahOktosupratman
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamHasib Habibie
 
Sistem pembuangan air (utilitas)
Sistem pembuangan air (utilitas)Sistem pembuangan air (utilitas)
Sistem pembuangan air (utilitas)Imam Triyoga
 
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairSyauqy Nurul Aziz
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasfahmi_barry
 
M4 pengenalan produk dan proses instalasi
M4 pengenalan produk dan proses instalasiM4 pengenalan produk dan proses instalasi
M4 pengenalan produk dan proses instalasiGilang Rosul
 
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikPengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikChristina Natalia
 

What's hot (20)

Teknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bodTeknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bod
 
Lagun pengudaraan
Lagun pengudaraan Lagun pengudaraan
Lagun pengudaraan
 
Kegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh s
Kegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh sKegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh s
Kegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh s
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersih
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
 
Sni metode-sample-air-tanah
Sni  metode-sample-air-tanahSni  metode-sample-air-tanah
Sni metode-sample-air-tanah
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
 
Sistem pembuangan air (utilitas)
Sistem pembuangan air (utilitas)Sistem pembuangan air (utilitas)
Sistem pembuangan air (utilitas)
 
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
Turas cucur
Turas cucurTuras cucur
Turas cucur
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
 
Pengelolaan Air
Pengelolaan Air Pengelolaan Air
Pengelolaan Air
 
M4 pengenalan produk dan proses instalasi
M4 pengenalan produk dan proses instalasiM4 pengenalan produk dan proses instalasi
M4 pengenalan produk dan proses instalasi
 
Laporan praktikum air bersih
Laporan praktikum air bersihLaporan praktikum air bersih
Laporan praktikum air bersih
 
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikPengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
Seminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latifSeminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latif
 

Viewers also liked

Cfund ppt presentation
Cfund ppt presentationCfund ppt presentation
Cfund ppt presentationcarldelgado
 
3 e iib_aplicacion1_rosmely minaya
3 e iib_aplicacion1_rosmely minaya3 e iib_aplicacion1_rosmely minaya
3 e iib_aplicacion1_rosmely minayaros-anllelica
 
Ana Maria Salinas Aperlai Merchandise design
Ana Maria Salinas Aperlai Merchandise designAna Maria Salinas Aperlai Merchandise design
Ana Maria Salinas Aperlai Merchandise designAna Maria Salinas Vela
 
24 Clasificación 17 07-16
24 Clasificación 17 07-1624 Clasificación 17 07-16
24 Clasificación 17 07-16Nombre Apellidos
 
3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...
3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...
3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...Solent Learning and Teaching Institute
 
HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011
HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011
HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011Christian Peters
 
Becky Sports Profile
Becky Sports ProfileBecky Sports Profile
Becky Sports ProfileVictor Chang
 

Viewers also liked (12)

Cfund ppt presentation
Cfund ppt presentationCfund ppt presentation
Cfund ppt presentation
 
Situación todos los dias
Situación todos los diasSituación todos los dias
Situación todos los dias
 
Unit 13
Unit 13 Unit 13
Unit 13
 
3 e iib_aplicacion1_rosmely minaya
3 e iib_aplicacion1_rosmely minaya3 e iib_aplicacion1_rosmely minaya
3 e iib_aplicacion1_rosmely minaya
 
Winterliches
WinterlichesWinterliches
Winterliches
 
SGI AUTOCRASH
SGI AUTOCRASHSGI AUTOCRASH
SGI AUTOCRASH
 
Ana Maria Salinas Aperlai Merchandise design
Ana Maria Salinas Aperlai Merchandise designAna Maria Salinas Aperlai Merchandise design
Ana Maria Salinas Aperlai Merchandise design
 
Hotel
HotelHotel
Hotel
 
24 Clasificación 17 07-16
24 Clasificación 17 07-1624 Clasificación 17 07-16
24 Clasificación 17 07-16
 
3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...
3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...
3.5 The Digital Literacies Framework at the University of Brighton: what lite...
 
HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011
HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011
HTTP-Streaming in Rails 3.1 - Monster on Rails Nov. 2011
 
Becky Sports Profile
Becky Sports ProfileBecky Sports Profile
Becky Sports Profile
 

Similar to PAPER DWI ANGGA TEGUH SANTOSO

Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitasTeknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitashidnisa
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraHotnida D'kanda
 
4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptx
4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptx4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptx
4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptxAdamHawa30
 
TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptx
TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptxTM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptx
TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptxandikowidyadhana1
 
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptxFirdaSitiNurfahrida2
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaOZ Vessalius
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
Depot air isi ulang
Depot air isi ulangDepot air isi ulang
Depot air isi ulanghabib fahmi
 
Portofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptxPortofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptxjumawanalexa
 
258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesia
258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesia258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesia
258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesiawi tu
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptAlFharel
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Joy Irman
 
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxPERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxvivialidayahya
 
Sistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungSistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungEtwin Christian
 
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxDarielTema
 

Similar to PAPER DWI ANGGA TEGUH SANTOSO (20)

Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitasTeknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
 
KELOMPOK 1_AKL_PSKM5B.pptx
KELOMPOK 1_AKL_PSKM5B.pptxKELOMPOK 1_AKL_PSKM5B.pptx
KELOMPOK 1_AKL_PSKM5B.pptx
 
4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptx
4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptx4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptx
4_Teknik Sampling Air_(Water Sampling).pptx
 
TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptx
TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptxTM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptx
TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pptx
 
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
Depot air isi ulang
Depot air isi ulangDepot air isi ulang
Depot air isi ulang
 
Portofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptxPortofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptx
 
Jurnal - Adelia Ps (3312100084)
Jurnal - Adelia Ps (3312100084)Jurnal - Adelia Ps (3312100084)
Jurnal - Adelia Ps (3312100084)
 
258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesia
258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesia258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesia
258327548 pedoman-sanitasi-rumah-sakit-di-indonesia
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.ppt
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
 
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxPERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
 
Plumbing.pptx
Plumbing.pptxPlumbing.pptx
Plumbing.pptx
 
Sistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungSistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedung
 
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
 

PAPER DWI ANGGA TEGUH SANTOSO

  • 1. KEGIATAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Oleh : DWI ANGGA TEGUH SANTOSO 1. Pendahuluan Tingkat kualitas lingkungan ditujukan oleh berapa banyak polutan masuk dan tinggal di dalamnya, apakah masih di bawah atau sudah di atas baku mutu. Untuk mengetahui tingkat pencemaran pada lingkungan harus dilakukan pengukuran menggunakan alat yang sesuai dan dilaksanakan oleh petugas bersertifikat. Oleh karena itu peran laboratorium lingkungan sangat penting dalam mempersiapkan alat, operator, dan prosedur yang sesuai standar (SOP), sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas. 2. Deskripsi Pekerjaan Pada Laboratorium Lingkungan a. Melakukan pengambilan sampel ke lapangan b. Melakukan pengujian sampel sesuai jenis sampel dan parameter yang diminta konsumen c. Melakukan pelaporan hasil uji sampel 3. Jenis – jenis Sampel Lingkungan Pembangunan dalam segala bidang begitu pesat di Indonesia, hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Faktor penyebabnya adalah masuknya berbagai limbah gas, limbah cair, dan limbah padat ke dalam lingkungan, hal tersebut menyebabkan pencemaran udara, badan air dan tanah. 3.1 Sampel Udara Ambien dan Emisi Udara ambien merupakan udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan toposfir yang berada di dalam wilayah Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehtan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainya. Adapun jenis sample yang merupakan rangkaian dari udara ambien yaitu, kebisingan, getaran, pencahayaan, serta kebauan. Limbah gas merupakan salah satu penyebab pencemaran udara. Sumber pencemaran udara dapat dibedakan menurut jenis emisinya yaitu sumber emisi bergerak seperti kendaraan bermotor, dan kendaraan trasnportasi lainnya, serta sumber emisi tidak bergerak seperti pembakaran incinerator, gas buang genset, ataupun buangan dari pembakaran boiler.
  • 2. 3.2 Sampel Air Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal bukan dari kemurniannya. Air yang tidak tercemar bukan berarti air murni, namun air tersebut tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi ambang batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu, seperti air minum dan industri. Ada beberapa jenis sampel air, yaitu air limbah (AL), air bersih (AB), air minum (AM), badan air penerima (BAP), dan air tanah (AT). Air limbah yaitu sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Berdasarkan sumbernya air limbah dapat dibedakan menjadi, limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah sakit. Air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Serta air minum merupakan air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Badan air penerima adalah badan air yang diperkirakan menerima cemaran dari lingkungan sekitar, dari industri maupun domestik. Sedangkan air tanah merupakan sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur dilengkapi pompa. Sample air tanah biasanya digunakan sebagai kontrol air disekitar lahan tercemar oleh bungan limbah yang berasal dari kolam Land Application. 4. Pemantauan (Sampling) Prosedur sampling yang tepat merupakan bagian penting dari suatu survei untuk mengkaji kualitas bahan pencemar dan untuk mengetahui apakah telah memenuhi bahu mutu. Sebuah sampel yang tidak benar cara pengambilannya, penyimpanannya, transportasinya atau indentifikasinya akan menghasilkan data yang tidak akurat, walaupun dianalisis oleh laboratorium yang mempunyai presisi baik. 4.1 Pengambilan Sampel Udara Ambien Prinsip dari pengambilan sampel udara ambien adalah penentuan lokasi pengabilan contoh uji, yang perlu diperhatikan dikarenakan data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Hal pertama dalam pengambilan sample udara ambien adalah penentun lokasi pengambilan sampel. Dalam penentuan lokasi, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, adapaun syarat pemilihan lokasi pengambilan sampel udara ambien : a. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absopsi, atau adsopsi (seperti dekat gedung atau pepohonan).
  • 3. b. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur dapat terjadi, (emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat pengukuran ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang mengotori pada saat mengukur gas-gas asam). c. Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur debu, tidak boleh dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersil, gagguan listrik terhadap peralatan pengambil sampel. d. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung atau bangunan yang rendah dan saling berjauhan. e. Apabila pemantauan bersifat terus menerus (kontinyu) makan pemilihan lokasi harus mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang. Dalam pengukuran kualitas udara dengan menggunakan metode dan peralatan yang manual, terlebih dahulu dilakukan sampling yang dilanjutkan dengan analisa di laboratorium. Teknik pengumpulan sampel udra ambien yang digunakan untuk menangkap das diudara ambien adalah teknik adsorpsi. Teknik adsorpsi merupakan teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan gas pemcemar terabsopsi/bereaksi dengan alrutan pereaksi yang spesifik (larutan absorben). Pereaksi yang digunakan harus spesifikasi atinya hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan dianalisa. Untuk menagkap kadar gas- gas berbahaya secara konvensional, menggunakan sampling udara dengan impinger.
  • 4. Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari : a. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer. b. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan uadara dengan larutan penangkap. Dapat lebih dari satu tabung. c. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap untuk melindungi pompa dari korosi. d. Flow meter : alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metode bubble flow. Yang menjadi satu rangkaian dalam pengambilan sampel udara ambien adalah pengmbilan sampel debu (partikulat). Penggambilan debu dikukan dengan pompa vakum dan kertas saring yang sudah diketahui berat awalnya untuk kemudian ditimbang sebagai berat akhir dan selisihnya dinyatakan sebagai kadar debu.Berikut rangkaian kegiatan sampling udara ambien terlihat pada gambar dibawah ini : 4.2 Pengambilan Sampel Emisi Pemilihan lokasi paling sedikit delapan kali diameter cerobong dari aliran bawah dan dua kali diameter dari aliran atas, dan bebas dari gangguan aliran seperti belokan, pelebaran atau penyempitanaliran cerobong. Adapun pesyaratan cerobong dan lubang pantau yang harus dienuhi : a. Lubang sampling harus terletak di 8 kali diameter dari bawah atau 2 kali diameter dari atas b. Banyak lubang pantau paling sedikit 2 buah c. Lubang pantau minimal memiliki ukuran diameter 10 cm, dan terdapat penutup
  • 5. d. Tersedia tangga yang aman untuk petugas pengambil contoh naik cerobong e. Tersedia platform / tempat kerja yang aman untuk petugas pengambil contoh 4.3 Pengambilan Sampel Air Tujuan dari pengambilan sampel air yaitu Untuk mendapatkan sampel yang representative, mengukur jumlah kontaminan dalam sampel dan untuk memberikan gambaran keadaan air tersebut. 4.3.1 Persyaratan Alat Pengambilan Sampel air Alat pengambilan contoh harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel b. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya c. Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya d. Kapasitas alat 1 – 5 liter tergantung dari maksud pemeriksan e. Mudah dan aman dibawa 4.3.2 Jenis Alat Pengambilan Sampel Air Beberapa jenis alat pengambilan sampel yang dapat digunakan meliputi : a. Alat pengsmbilan sampel sederhana berupa : 1. Botol biasa atau ember plastic yang digunakan pada permukaan air secara langsung 2. Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman tertentu b. Alat pengambilan sampel mendatar, digunakan untuk mengambil sampel air sungai atau tempat yang airnya mengalir pada kedalaman tertentu c. Alat pengmbilan sampel secara tegak, digunakan untuk mengambil sampel pada lokasi yang airnya tenang atau aliranya lambat seperti danau, waduk dan muara sungai pada kedalaman tertentu d. Alat pengambilan sampel pada kedalaman terpadu, digunakan untuk memeriksa zat padat tersuspensi atau untuk mendapatkan contoh yang mewakili semua lapisan air e. Alat pengambilan sampel secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu dan volume yang diambil, digunakan untuk sampel gabungan waktu dari sampel yang tercemar agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu f. Alat pengambilan sampel untuk pemeriksaan gas terlarut yang dilengkapi tutup, sehingga alat dapat ditutup setelah terisi penuh g. Alat pengambilan sampel plankton berupa jarring berpori dengan ukuran pori 173 mesh/inci h. Alat pengambilan sampel untuk pemeriksaan benthos disesuaikan dengan jenis habitat hewan benthos yang akan diambil, beberapa contoh alat pengambilan sampel benhos :
  • 6. 1. Eckman grab, dibuat dari besi baja dengan berat ± 3,2 kg dengan ukuran 15 x 15 cm, digunakan untuk pengambilan sampel pada sumber air yang aliranya relative kecil dan memiliki dasar berlumpur dan pasir 2. D-net terbuat dari benan nilon yang ditenun, digunakan pada perairan dangkal 5. Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Berdasarkan KAN G-16 K3 merupakan pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. 5.1 Manajemen K3 Laboratorium a. Laboratorium menerapkan kebijakan dan prosedur K3 serta menjamin komitmen terhadap penerapannya b. Menetapkan personil yang bertanggung jawab terhadap penerapan K3 di laboratorium c. Menetapkan perencanaan dan pemeliharaan fasilitas K3, simulasi K3, pelatihan K3, dan pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja d. Melakukan evaluasi penerapan K3 di laboratorium e. Memelihara rekaman kegiatan K3 di laboratorium 5.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium 5.2.1 Informasi dan Komunikasi K3 Laboratorium harus memiliki system informasi dan komunikasi K3 untuk semua personil laboratorium. a. Informasi bahaya 1. Lembar data keamanan bahan kimia atau Material Safety Data Sheet (MSDS) ataupun dalam bentuk lain yang lebih praktis seperti poster dari prosedusen bahan kimia atau label karakteristik bahan yang berfungsi sebagai informasi acuan untuk menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya di laboratorium. 2. Contoh informasi berdasarkan ranking bahaya tercantum pada table dibawah ini : Rangking Bahaya Kesehatan Bahaya Kebakaran Bahaya Reaktivitas 4 Penyebab kematian, cidera fatal meskipun ada pertolongan Segera menguap dalam keadaan normal dan dapat terbakar secara cepat Mudah meledak atau diledakkan, sensitive erhadap panas 3 Berakibat serius pada keterpaan Cair atau padat dapat dinyalakan Mudah meledak tetapi memerlukan
  • 7. singkat, meskipun ada pertolongan pada suhu biasa penyebab panas atau tumbukan kuat 2 Keterpaan intensif dan terus menerus berakibat serius, kecuali ada pertolongan Perlu sedikit ada pemanasan sebelum bahan terbakar Mudah meledak tatapi memerlukan penyebab panas dan tumbukan kuat 1 Penyebab iritasi atau cidera ringan Dapat terbakar tetapi memerlukan pemanasan Stabil pada suhu normal dan tidak meledak 0 Tidak berbahaya bagi kesehatan meskipun terkena panas Bahan tidak dapat dibakar sama sekali Stabil, tidak reaktif meskipun terkena panas atau suhu tinggi b. Komunikasi Bahaya 1. Memasang sensor bahaya atau alarm di lokasi yang mudah menimbulkan bahaya 2. Memasang symbol lokasi-lokasi tertentu yang berkaitan dengan bahan kimia yang beracun dan berbahaya 5.3 Fasilitas Keselamtan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium a. Safety shower Persyaratan safety shower, antara lain : 1. Memiliki kualitas air yang bagus 2. Safety shower harus dapat beroperasi dan memiliki aliran air yang konstan 3. Letak safty shower harus mudah dijangkau
  • 8. b. Bak cuci Laboratorium harus memiliki bak cuci, selain digunakan untuk mencuci peralatan gelas laboratorium dapat juga digunakan ketika pekerja terkena bahan kimia pada kulit. c. Lemari asam Persyaratan lemari asam, antara lain : 1. Bersih di bagian dalam 2. Saluran gas harus tahan panas 3. Pastikan fungsi pintu tidak mudah jatuh 4. Pada kondisi tertutup semua bagian berfungsi 5. Sesuai dengan spesifikasi sifat bahan kimia yang digunakan d. Eye wash
  • 9. Persyaratan eye wash, anatara lain : 1. Eye wash harus dapat beroprasi dan memiliki aliran air yang konstan 2. Dapat diatur sehingga tepat pada posisi mata 3. Kualitas air sama bagus e. Exhaust fan Exhaust fan disarankan digunakan pada ruangan tertentu seperti ruang preparasi atau ruang penyimpanan bahan kimia. f. Pemadan kebakaran Alat pemadam api ringan (APAR) adalah suatu pemadam kebakaran yang berisi media pemadam kebakaran yang dikeluarkan melalui tekanan dari dalam tabung melalui pompa yang tersedia. APAR ini harus diletakan pada lokasi-lokasi yang dimungkinkan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Dalam penempatanya APAR harus mudah dan terjangkau apabila akan digunakan dalam keadaan darurat. g. Petunjuk arah keluar ruangan Merupakan tanda yang dapat memberikan informasi bagi pekerja laboratorium untuk keluar dengan aman dan selamat ketika terjadi bahaya. h. Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Obat-obatan minimal yang wajib ada di laboratorium diantaranya obat luka bakar, plester luka, kapas antiseptic, kain kasa, dan lainnya. 5.3 Penanggulangan Tanggap Darurat a. Penanggulangan tanggap darurat bila terkena bahan kimia 1. Jangan panic 2. Mintalah bantuan rekan yang berada paling dekat 3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak lagsung dengan bahan kimia 4. Bila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak tersebar 5. Bawa ketempat yang cukup oksigen 6. Hubungi petugas medis b. Penanggulangan tanggap darurat bila terjadi kebakaran 1. Jangan panic 2. Ambil alat pemadam kebakaran sesuai dengan jenis kebakaran 3. Beritahu teman terdekat 4. Bunyikan alarm 5. Hindari menggunakan lift
  • 10. 6. Hindari menghirup asap secara langsung 7. Tutup pintu untuk menghambat api membesar 8. Hubungi petugas pemadam kebakaran 6. Pedoman Teknis Pengolahan Limbah Laboratorium Berdasarkan KAN G-15 6.1 Manajemen Pengolahan Limbah Laboratorium a. Laboratorium menetapkan kebijakan dan prosedur pengolahan limbah b. Laboratorium memiliki kebijakan untuk meminimalisasi limbah sebelum menghasilkan dan mengolah limbah c. Menetapkan personil yang bertanggung jawab pada penerapan prosedur pengolahan limbah d. Menetapkan perencanaan pengadaan dan pemeliharaan fasilitas prosedur pengolahan limbah e. Melakukan evaluasi penerapan prosedur pengolahan limbah 6.2 Syarat Wadah Penyimpanan Limbah a. Dalam kondisi yang baik b. Tempat penyimpanan limbah memiliki kapasitas minimal 25 liter c. Mampu mengamankan limbah yang disimpan di dalamnya d. Diberi symbol sesuai karakteristik limbah e. Memiliki penutup yang kuat 6.3 Persyaratan Ruang penyimpanan Limbah a. Memiliki rancang bangun dan luas ruang yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan b. Terlindungi dari msuknya air hujan c. Dibuat tanpa plafon, memiliki penghawaan yang memadai d. Memiliki sistem penerangan yang memadai e. Pada bagian luar diberi simbol f. Lantau harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Dokumen KAN G – 15 Tentang Pengolahan Limbah Laboratorium Dokumen KAN G – 16 Tentang K3 di Laboratorium SNI 6989.57:2008, Air dan Limbah – Bagian 57 : Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan SNI 6989.58:2008, Air dan Air Limbah – Bagian 58 : Metode Pengambilan Contoh Air Tanah SNI 6989.59:2008, Air dan Air Limbah – Bagian 59 : Metode Pengambilan Contoh Air Limbah SNI 19-7119.6:2005, Udara Ambien – Bagian 6 : Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara Ambien