SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Persamaan diferensial biasa:
Persamaan diferensial orde-pertama
Dwi Prananto
June 1, 2015
Daftar isi
1 Pemodelan sistem fisis 1
2 Persamaan diferensial 2
2.1 Bentuk umum persamaan diferensial biasa (PDB) . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.2 Orde persamaan diferensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.3 Solusi persamaan diferensial biasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.4 Eksponensial sebagai solusi PDB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.5 Solusi persamaan diferensial dengan metode pemisahan variabel . . . . . . . . . 4
3 Persamaan diferensial homogen 4
4 Persamaan diferensial eksak 5
4.1 Syarat persamaan diferensial eksak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
4.2 Solusi implisit persamaan diferensial eksak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
4.3 Faktor integrasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1 Pemodelan sistem fisis
Dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan dunia fisis, insinyur dan ilmuwan
biasa mempresentasikan sistem fisis yang dihadapi dalam bentuk persamaan matamatika un-
tuk kemudian menyelesaikan persamaan tersebut dengan metode matematis untuk memper-
oleh solusi atas permasalahan yang dihadapi. Aktivitas seperti ini disebut dengan pemodelan
matamatis atau biasa hanya disebut pemodelan. Alur yang biasa dilalui dalam pemodelan
matematis digambarkan dalam diagram berikut:
Kebanyakan dari model matematis adalah dalam bentuk persamaan yang di dalamnya men-
gandung turunan dari satu atau lebih variabel atau fungsi. Model seperti ini dinamakan
persamaan diferensial. Oleh karena itu, sangat penting bagi insinyur dan ilmuwan untuk
mengetahui dan memahami persamaan diferensial dan bagaimana cara menemukan solusinya.
Dalam matematika, solusi berarti fungsi yang memenuhi persamaan diferensial. Dalam bab
ini kita akan mempelajari persamaan diferensial, khususnya persamaan diferensial biasa, dan
bagaimana mencari solusi dari persamaan diferensial.
1
Gambar 1: Alur dalam pemodelan matematis
Gambar 2: Sistem fisis dan model matematisnya
2 Persamaan diferensial
Persamaan diferensial dideskripsikan sebagai persamaan yang mengandung turunan dari vari-
abel tak bebas dan beberapa variabel bebas. Persamaan diferensial dapat juga mengandung
variable tak bebas itu sendiri.
2.1 Bentuk umum persamaan diferensial biasa (PDB)
Persamaan diferensial biasa dapat dituliskan dalam dua bentuk, yaitu bentuk implisit dan
bentuk eksplisit.
F(x, y, y ) = 0 → bentuk implisit (1)
y = f(x, y) → bentuk eksplisit (2)
Dalam persamaan diferensial ,turunan dari sebuah variabel biasa digantikan dengan tanda
petik tunggal.
y =
dy
dx
y =
d2
y
dx2
2
2.2 Orde persamaan diferensial
Orde persamaan diferensial ditentukan dari turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan
tersebut.
y = cos x → persamaan diferensial orde-pertama
y + 9y = e−2x
→ persamaan diferensial orde-kedua
2.3 Solusi persamaan diferensial biasa
Solusi persamaan diferensial adalah fungsi yang memenuhi persamaan diferensial. Bentuk
umum solusi persamaan diferensial biasa adalah
y = h(x). (3)
Solusi persamaan diferensial dapat dicari dengan beberapa cara. Salah satu cara yang paling
mudah melibatkan integral kalkulus.
Contoh 2.1 Tentukan solusi dari persamaan diferensial
y =
dy
dx
= cos x
Solusi Untuk mencari solusi persamaan diferensial tersebut, pertama kita kalikan sisi kiri
dan kanan tanda sama dengan dx sehingga menghasilkan
dy = cos xdx.
Pengintegralan kedua sisi akan menghasilkan
dy = cos xdx.
Sehingga solusi persamaan diferensial y = cos x adalah:
y = sin x + c.
2.4 Eksponensial sebagai solusi PDB
Jika ada fungsi eksponensial
y = Ce0,2t
,
turunan dari fungsi tersebut terhadap t adalah
y = 0, 2Ce0,2t
atau
y = 0, 2y.
Dapat kita simpulkan bahwa y = Ce0,2t
adalah merupakan solusi dari persamaan diferensial
y = 0, 2y. Dalam hal ini, C dinamakan solusi umum dan nilainya dapat dicari jika diketahui
kondisi awal y(x0) = y0.
3
2.5 Solusi persamaan diferensial dengan metode pemisahan variabel
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial adalah
metode pemisahan variabel. Dalam menggunakan metode ini, persamaan diferensial dirombak
sedemikian hingga sehingga membentuk
g(y)y = f(x), (4)
untuk kemudian diselesaikan dengan kalkulus integral.
Contoh 2.2 Tentukan solusi dari persamaan diferensial
xdy + ydx = 0
Solusi Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan metode pemisahan variabel den-
gan pertama merombak persamaan dalam bentuk variabel terpisah
1
y
dy = −
1
x
dx.
Integralkan kedua sisi akan menghasilkan
1
y
dy = −
1
x
dx
ln y = −(ln x)
ln y = ln
1
x
y =
1
x
Persamaan pada baris terakhir adalah solusi dari persamaan diferensial xdy + ydx = 0.
Kita dapat mengonfimasi kebenaran solusi ini dengan melakukan substitusi solusi y = 1
x
dan turunannya terhadap y, dy = −x2
dx, ke dalam persamaan diferensial
x(−x2
dx) + x−1
dx = 0.
3 Persamaan diferensial homogen
Persamaan diferensial homogen adalah persamaan diferensial yang dapat dibentuk ke dalam
bentuk
dy
dx
= f
y
x
(5)
Persamaan diferensial dengan bentuk seperti ini dapat diselesaikan dengan cara mewakilkan y
x
dengan variable lain, untuk kemudian didelesaikan dengan metode pemecahan variable.
Contoh 3.1 Tentukan solusi persamaan diferensial berikut
2xyy = y2
− x2
(6)
4
Solusi Persamaan tersebut adalah persamaan diferensial yang dapat dibentuk ke dalam
bentuk persamaan (5)
y =
y
2x
−
x
2y
gantikan y
x
dengan v
v =
y
x
⇒ y = vx
. Menurunkan y = vx terhadap x, dengan memanfaatkan sifat perkalian dari turunan,
menghasilkan
y = v + xv . (7)
Substitusi persamaan (7) ke dalam persamaan (6) menghasilkan
2x(vx)(v + xv ) = (vx)2
− x2
2v(v + xv ) = v2
− 1
2v2
+ 2xvv = v2
− 1
2xvv = −(v2
+ 1).
Perasamaan terakhir dapat diselesaikan dengan metode pemecahan variabel
2v
v2 + 1
v = −
1
x
. Penyelesaian dengan kalkulus integralmenghasilkan
2v
v2 + 1
= −
1
x
ln(v2
+ 1) = ln
1
x
v2
=
1
x
− 1
v2
=
1 − x
x
.
menggantikan kembali v, akan menghasilkan solusi persamaan diferensial
y
x
2
=
1 − x
x
y2
= x − x2
4 Persamaan diferensial eksak
Jika terdapat sebuah fungsi u(x, y) yang memiliki turunan parsial, turunannya dapat ditulis
sebagai
du =
∂u
∂x
dx +
∂u
∂y
dy. (8)
Jika fungsi u(x, y) = C, turunannya adalah du(x, y) = 0.
5
Contoh 4.1 Turunan parsial dari fungsi u(x, y) = x + x2
y3
= C, adalah
du = (1 + 2xy3
)dx + 3x2
y(x, y)2
dy = 0 (9)
Bentuk persamaan diferensial seperti persamaan (9) disebut sebagai persamaan diferensial
eksak. Bentuk umumnya dituliskan sebagai berikut
M(x, y)dx + N(x, y)dy = 0 (10)
Jika persamaan (10) dituliskan kembali berdasarkan persamaan (8), diperoleh
du = 0,
mengintegrasikannya akan menghasilkan solusi implisit persamaan diferensial eksak
u(x, y) = C.
Membandingkan persamaan (10) dangan persamaan (8), kita dapatkan bahwa
M =
∂u
∂x
dan N =
∂u
∂y
(11)
4.1 Syarat persamaan diferensial eksak
Turunan parsial dari M dan N pada persamaan (11) akan menghasilkan syarat/kondisi suatu
persamaan diferensial dapat disebut persamaan diferensial eksak atau non-eksak.
∂M
∂y
=
∂2
u
∂x∂y
dan
∂N
∂x
=
∂2
u
∂x∂y
,
dengan demikian
∂M
∂y
=
∂N
∂x
(12)
menjadi syarat persamaan diferensial eksak.
4.2 Solusi implisit persamaan diferensial eksak
JIka suatu persamaan diferensial memenuhi syarat sebagai persamaan diferensial eksak, so-
lusinya dapat ditemukan dengan mengintegrasikan persamaan (11).
u(x, y) = Mdx + k(y) (13)
atau
u(x, y) = Ndy + l(x). (14)
Konstan k(y) dan l(x) dapat dicari dengan menurunkan u terhadap y, du
dy
, dan menurunkan u
terhadap x, du
dx
. Baik persamaan (13) atau (14) dapat digunakan mencari solusi dari persamaan
diferensial eksak. Penggunaan salah satu dari dua persamaan tersebut akan menghasilkan hasil
solusi yang sama.
6
Contoh 4.2 Tentukan solusi persamaan diferensial
cos(x + y)dx + [3y2
+ 2y + cos(x + y)]dy = 0
Solusi Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan pertama melakukan pengujian
apakah keeksakan, apakah persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial eksak atau
non-eksak. Dalam persamaan,
M = cos(x + y)
dan
N = 3y2
+ 2y + cos(x + y).
Turunan parsialnya adalah
∂M
∂y
= − sin(x + y)
dan
∂N
∂x
= − sin(x + y).
Dengan demikian persamaan tersebut memenuhi syarat sebagai persamaan diferensial ek-
sak. Solusi persamaan tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan (13) atau
(14). Untuk ini kita gunakan persamaan (13)
u = Mdx + k(y)
= cos(x + y)dx + k(y)
u = sin(x + y) + k(y). (15)
k(y) dicari dengan menurunkan u terhadap y
du
dy
= cos(x + y) +
dk(y)
dy
. (16)
Berdasarkan persamaan (11), ∂u
∂y
= N, kita persamakan persamaan (15) dengan persamaan
(11). Dengan N = 3y2
+ 2y + cos(x + y).
cos(x + y) +
dk(y)
dy
= 3y2
+ 2y + cos(x + y). (17)
Dari persamaan (16) kita dapati
dk(y)
dy
= 3y2
+ 2y,
dan dengan kalkulus integral kita peroleh nilai k(y)
k(y) = y3
+ y2
.
Substitusikan k(y) ke dalam persamaan (15) menghasilkan solusi implisit persamaan difer-
ensial eksak
u(x, y) = sin(x + y) + y3
+ y2
7
4.3 Faktor integrasi
Jika kita berhadapan dengan persamaan yang tidak memenuhi syarat persamaan diferensial
(PD) eksak, atau disebut juga persamaan diferensial non-eksak, kita dapat menjadikan per-
samaan tersebut menjadi PD eksak dengan mengalikannnya dengan sebuah faktor yang dina-
makan Faktor Integrasi.
Suatu persamaan diferensial non-eksak
P(x, y)dx + Q(x, y)dy = 0, (18)
dapat diubah menjadi persamaan diferensial eksak dengan mengalikannya dengan fungsi F
FPdx + FQdy = 0. (19)
Fungsi F di sini disebut Faktor Integrasi.
Karena persaaan (19) adalah persamaan diferensial eksak, persamaan (19) memenuhi syarat
persamaan diferensial eksak
∂FP
∂y
=
∂FQ
∂x
F
∂P
∂y
+ P
∂F
∂y
= F
∂Q
∂x
+ Q
∂F
∂x
. (20)
Faktor Integrasi F dapat dicari melalui persamaan (20) dengan memilih salah satu dari dua
variabel x atau y. Ketika variabel x dipilih, turunan terhadap y sama dengan nol. Begitu pula
sebaliknya ketika variabel y dipilih, turunan terhadap x sama dengan nol.
Kemungkinan I: Faktor integrasi sebagai fungsi x
Dengan
F = F(x),
∂F
∂y
= 0, (21)
substitusi ke dalam persamaan (20) kita peroleh
F
∂P
∂y
= F
∂Q
∂x
+ Q
∂F
∂x
.
Pengalian dengan 1
FQ
menghasilkan
1
Q
∂P
∂y
=
1
Q
∂Q
∂x
+
1
F
∂F
∂x
1
F
∂F
∂x
=
1
Q
∂P
∂y
−
∂Q
∂x
1
F
∂F
∂x
= R(x) , dimana R(x) =
1
Q
∂P
∂y
−
∂Q
∂x
(22)
Dengan menerapkan kalkulus integral terhadap persamaan (22), Faktor Integrasi adalah
F(x) = e R(x)dx
(23)
8
Kemungkinan II: Faktor integrasi sebagai fungsi y
Dalam hal ini
F = F(y),
∂F
∂x
= 0. (24)
Dengan menerapkan cara yang sama dengan Kemungkinan I, dapat diperoleh Faktor Integrasi
sebagai fungsi y
F(y) = e R(y)dy
. (25)
dengan
R(y) =
1
P
∂Q
∂x
−
∂P
∂y
. (26)
Contoh 4.3 Tentukan solusi persamaan diferensial berikut
(ex+y
+ yey
)dx + (xey
− 1)dy = 0. (27)
Solusi Kita lakukan pengujian keeksakan terhadap persamaan tersebut
∂P
∂y
= ex+y
+ yey
+ ey
dan
∂Q
∂x
= ey
.
Jadi
∂P
∂x
=
∂Q
∂y
.
Dikarenakan persamaan diferensial dalam contoh ini adlah persamaan diferensial non-eksak,
kita diharuskan untuk mencari Faktor Integrasi untuk mengubahnya menjadi persamaan
diferensial eksak. Unruk dapat memperoleh Faktor Integrasi kita akan mencari nilai R(x)
dan R(y) dari persamaan (22) dan (26)
R(x) =
ex+y
+ yey
xey − 1
dan
R(y) = −1.
Kita akan gunakan R(y) dikarenakan dalam R(x) terdapat dua variabel sekaligus, x dan y.
Faktor Integrasi sebagai fungsi y kita dapatkan
F(y) = e (−1)dy
= e−y
.
Persamaan diferensial eksak dapat kita bentuk dengan mengalikan persamaan (27) dengan
Faktor Integrasi
(ex
+ y)dx + (x − e−y
)dy = 0. (28)
Kita dapat lakukan pengujiuan keeksakan seperti biasa untuk membuktikan apakah per-
samaan (28) benar persamaan diferensial eksak.
Setelah terbentuk persamaan diferensial eksak kita tinggal menyelesaikan dengan solusi
implisit persamaan diferensial eksak
u = x − e−y
dy + l(x)
u = xy + e−y
+ l(x).
9
Turunan terhadap x
∂u
∂x
= y +
dl(x)
dx
Penyamaan dengan ex
+ y, menghasilkan
dl(u)
dx
= ex
.
yang jika diselesaikan akan didapatkan
l(x) = ex
.
Jadi, solusi persamaan diferensial non-eksak tersebut adalah
u(x, y) = xy + e−y
+ ex
= C.
Referensi
[1] E. Kreyszig, Advanced engineering mathematics, (John Willey & Sons, Inc., USA, 2011)
10

More Related Content

What's hot

Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduadwiprananto
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gtLukman Hakim
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1el sucahyo
 
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial ParsialPenerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial ParsialHidayatul Mustafidah
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Bogor
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixliabika
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksmarihot TP
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinubobbyrey
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 

What's hot (20)

Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt
 
diferensial vektor
diferensial vektordiferensial vektor
diferensial vektor
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial ParsialPenerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleks
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinu
 
Analisis real
Analisis realAnalisis real
Analisis real
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 

Similar to Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama

Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Modul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialModul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialAwatifAtif
 
Kontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PDKontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PDAwatifAtif
 
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1Ariy Anto
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaChoirur Zhy
 
makalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikamakalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikaRanggaPurnama3
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelEman Mendrofa
 
Persamaan differensial
Persamaan differensialPersamaan differensial
Persamaan differensialSyifhaHasipah
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
2 persamaan dan pertidaksamaan eksponen
2 persamaan dan pertidaksamaan eksponen2 persamaan dan pertidaksamaan eksponen
2 persamaan dan pertidaksamaan eksponenAmphie Yuurisman
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableMawar Defi Anggraini
 
babiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdf
babiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdfbabiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdf
babiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdfAfiqUnri
 

Similar to Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama (20)

Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1
 
persamaan differensial
persamaan differensialpersamaan differensial
persamaan differensial
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Modul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialModul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensial
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
 
Kontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PDKontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PD
 
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
 
makalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikamakalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematika
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Persamaan differensial
Persamaan differensialPersamaan differensial
Persamaan differensial
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Makalah fobeneus
Makalah fobeneusMakalah fobeneus
Makalah fobeneus
 
2 persamaan dan pertidaksamaan eksponen
2 persamaan dan pertidaksamaan eksponen2 persamaan dan pertidaksamaan eksponen
2 persamaan dan pertidaksamaan eksponen
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variable
 
babiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdf
babiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdfbabiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdf
babiiisiskaoktarina10130306marfiananursanti10130183-130514084700-phpapp01.pdf
 
Pers diff
Pers diffPers diff
Pers diff
 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
 
5 sistem persamaan linier
5 sistem persamaan linier5 sistem persamaan linier
5 sistem persamaan linier
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

More from dwiprananto

Spin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV centerSpin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV centerdwiprananto
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
 
Kalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integralKalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integraldwiprananto
 
Kuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linierKuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linierdwiprananto
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikdwiprananto
 
Kuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linierKuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linierdwiprananto
 
Kuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linierKuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linierdwiprananto
 
Kuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linierKuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linierdwiprananto
 

More from dwiprananto (8)

Spin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV centerSpin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV center
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
 
Kalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integralKalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integral
 
Kuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linierKuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linier
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
 
Kuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linierKuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linier
 
Kuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linierKuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linier
 
Kuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linierKuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linier
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 

Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama

  • 1. Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama Dwi Prananto June 1, 2015 Daftar isi 1 Pemodelan sistem fisis 1 2 Persamaan diferensial 2 2.1 Bentuk umum persamaan diferensial biasa (PDB) . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 2.2 Orde persamaan diferensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 2.3 Solusi persamaan diferensial biasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 2.4 Eksponensial sebagai solusi PDB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 2.5 Solusi persamaan diferensial dengan metode pemisahan variabel . . . . . . . . . 4 3 Persamaan diferensial homogen 4 4 Persamaan diferensial eksak 5 4.1 Syarat persamaan diferensial eksak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 4.2 Solusi implisit persamaan diferensial eksak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 4.3 Faktor integrasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 1 Pemodelan sistem fisis Dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan dunia fisis, insinyur dan ilmuwan biasa mempresentasikan sistem fisis yang dihadapi dalam bentuk persamaan matamatika un- tuk kemudian menyelesaikan persamaan tersebut dengan metode matematis untuk memper- oleh solusi atas permasalahan yang dihadapi. Aktivitas seperti ini disebut dengan pemodelan matamatis atau biasa hanya disebut pemodelan. Alur yang biasa dilalui dalam pemodelan matematis digambarkan dalam diagram berikut: Kebanyakan dari model matematis adalah dalam bentuk persamaan yang di dalamnya men- gandung turunan dari satu atau lebih variabel atau fungsi. Model seperti ini dinamakan persamaan diferensial. Oleh karena itu, sangat penting bagi insinyur dan ilmuwan untuk mengetahui dan memahami persamaan diferensial dan bagaimana cara menemukan solusinya. Dalam matematika, solusi berarti fungsi yang memenuhi persamaan diferensial. Dalam bab ini kita akan mempelajari persamaan diferensial, khususnya persamaan diferensial biasa, dan bagaimana mencari solusi dari persamaan diferensial. 1
  • 2. Gambar 1: Alur dalam pemodelan matematis Gambar 2: Sistem fisis dan model matematisnya 2 Persamaan diferensial Persamaan diferensial dideskripsikan sebagai persamaan yang mengandung turunan dari vari- abel tak bebas dan beberapa variabel bebas. Persamaan diferensial dapat juga mengandung variable tak bebas itu sendiri. 2.1 Bentuk umum persamaan diferensial biasa (PDB) Persamaan diferensial biasa dapat dituliskan dalam dua bentuk, yaitu bentuk implisit dan bentuk eksplisit. F(x, y, y ) = 0 → bentuk implisit (1) y = f(x, y) → bentuk eksplisit (2) Dalam persamaan diferensial ,turunan dari sebuah variabel biasa digantikan dengan tanda petik tunggal. y = dy dx y = d2 y dx2 2
  • 3. 2.2 Orde persamaan diferensial Orde persamaan diferensial ditentukan dari turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan tersebut. y = cos x → persamaan diferensial orde-pertama y + 9y = e−2x → persamaan diferensial orde-kedua 2.3 Solusi persamaan diferensial biasa Solusi persamaan diferensial adalah fungsi yang memenuhi persamaan diferensial. Bentuk umum solusi persamaan diferensial biasa adalah y = h(x). (3) Solusi persamaan diferensial dapat dicari dengan beberapa cara. Salah satu cara yang paling mudah melibatkan integral kalkulus. Contoh 2.1 Tentukan solusi dari persamaan diferensial y = dy dx = cos x Solusi Untuk mencari solusi persamaan diferensial tersebut, pertama kita kalikan sisi kiri dan kanan tanda sama dengan dx sehingga menghasilkan dy = cos xdx. Pengintegralan kedua sisi akan menghasilkan dy = cos xdx. Sehingga solusi persamaan diferensial y = cos x adalah: y = sin x + c. 2.4 Eksponensial sebagai solusi PDB Jika ada fungsi eksponensial y = Ce0,2t , turunan dari fungsi tersebut terhadap t adalah y = 0, 2Ce0,2t atau y = 0, 2y. Dapat kita simpulkan bahwa y = Ce0,2t adalah merupakan solusi dari persamaan diferensial y = 0, 2y. Dalam hal ini, C dinamakan solusi umum dan nilainya dapat dicari jika diketahui kondisi awal y(x0) = y0. 3
  • 4. 2.5 Solusi persamaan diferensial dengan metode pemisahan variabel Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial adalah metode pemisahan variabel. Dalam menggunakan metode ini, persamaan diferensial dirombak sedemikian hingga sehingga membentuk g(y)y = f(x), (4) untuk kemudian diselesaikan dengan kalkulus integral. Contoh 2.2 Tentukan solusi dari persamaan diferensial xdy + ydx = 0 Solusi Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan metode pemisahan variabel den- gan pertama merombak persamaan dalam bentuk variabel terpisah 1 y dy = − 1 x dx. Integralkan kedua sisi akan menghasilkan 1 y dy = − 1 x dx ln y = −(ln x) ln y = ln 1 x y = 1 x Persamaan pada baris terakhir adalah solusi dari persamaan diferensial xdy + ydx = 0. Kita dapat mengonfimasi kebenaran solusi ini dengan melakukan substitusi solusi y = 1 x dan turunannya terhadap y, dy = −x2 dx, ke dalam persamaan diferensial x(−x2 dx) + x−1 dx = 0. 3 Persamaan diferensial homogen Persamaan diferensial homogen adalah persamaan diferensial yang dapat dibentuk ke dalam bentuk dy dx = f y x (5) Persamaan diferensial dengan bentuk seperti ini dapat diselesaikan dengan cara mewakilkan y x dengan variable lain, untuk kemudian didelesaikan dengan metode pemecahan variable. Contoh 3.1 Tentukan solusi persamaan diferensial berikut 2xyy = y2 − x2 (6) 4
  • 5. Solusi Persamaan tersebut adalah persamaan diferensial yang dapat dibentuk ke dalam bentuk persamaan (5) y = y 2x − x 2y gantikan y x dengan v v = y x ⇒ y = vx . Menurunkan y = vx terhadap x, dengan memanfaatkan sifat perkalian dari turunan, menghasilkan y = v + xv . (7) Substitusi persamaan (7) ke dalam persamaan (6) menghasilkan 2x(vx)(v + xv ) = (vx)2 − x2 2v(v + xv ) = v2 − 1 2v2 + 2xvv = v2 − 1 2xvv = −(v2 + 1). Perasamaan terakhir dapat diselesaikan dengan metode pemecahan variabel 2v v2 + 1 v = − 1 x . Penyelesaian dengan kalkulus integralmenghasilkan 2v v2 + 1 = − 1 x ln(v2 + 1) = ln 1 x v2 = 1 x − 1 v2 = 1 − x x . menggantikan kembali v, akan menghasilkan solusi persamaan diferensial y x 2 = 1 − x x y2 = x − x2 4 Persamaan diferensial eksak Jika terdapat sebuah fungsi u(x, y) yang memiliki turunan parsial, turunannya dapat ditulis sebagai du = ∂u ∂x dx + ∂u ∂y dy. (8) Jika fungsi u(x, y) = C, turunannya adalah du(x, y) = 0. 5
  • 6. Contoh 4.1 Turunan parsial dari fungsi u(x, y) = x + x2 y3 = C, adalah du = (1 + 2xy3 )dx + 3x2 y(x, y)2 dy = 0 (9) Bentuk persamaan diferensial seperti persamaan (9) disebut sebagai persamaan diferensial eksak. Bentuk umumnya dituliskan sebagai berikut M(x, y)dx + N(x, y)dy = 0 (10) Jika persamaan (10) dituliskan kembali berdasarkan persamaan (8), diperoleh du = 0, mengintegrasikannya akan menghasilkan solusi implisit persamaan diferensial eksak u(x, y) = C. Membandingkan persamaan (10) dangan persamaan (8), kita dapatkan bahwa M = ∂u ∂x dan N = ∂u ∂y (11) 4.1 Syarat persamaan diferensial eksak Turunan parsial dari M dan N pada persamaan (11) akan menghasilkan syarat/kondisi suatu persamaan diferensial dapat disebut persamaan diferensial eksak atau non-eksak. ∂M ∂y = ∂2 u ∂x∂y dan ∂N ∂x = ∂2 u ∂x∂y , dengan demikian ∂M ∂y = ∂N ∂x (12) menjadi syarat persamaan diferensial eksak. 4.2 Solusi implisit persamaan diferensial eksak JIka suatu persamaan diferensial memenuhi syarat sebagai persamaan diferensial eksak, so- lusinya dapat ditemukan dengan mengintegrasikan persamaan (11). u(x, y) = Mdx + k(y) (13) atau u(x, y) = Ndy + l(x). (14) Konstan k(y) dan l(x) dapat dicari dengan menurunkan u terhadap y, du dy , dan menurunkan u terhadap x, du dx . Baik persamaan (13) atau (14) dapat digunakan mencari solusi dari persamaan diferensial eksak. Penggunaan salah satu dari dua persamaan tersebut akan menghasilkan hasil solusi yang sama. 6
  • 7. Contoh 4.2 Tentukan solusi persamaan diferensial cos(x + y)dx + [3y2 + 2y + cos(x + y)]dy = 0 Solusi Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan pertama melakukan pengujian apakah keeksakan, apakah persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial eksak atau non-eksak. Dalam persamaan, M = cos(x + y) dan N = 3y2 + 2y + cos(x + y). Turunan parsialnya adalah ∂M ∂y = − sin(x + y) dan ∂N ∂x = − sin(x + y). Dengan demikian persamaan tersebut memenuhi syarat sebagai persamaan diferensial ek- sak. Solusi persamaan tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan (13) atau (14). Untuk ini kita gunakan persamaan (13) u = Mdx + k(y) = cos(x + y)dx + k(y) u = sin(x + y) + k(y). (15) k(y) dicari dengan menurunkan u terhadap y du dy = cos(x + y) + dk(y) dy . (16) Berdasarkan persamaan (11), ∂u ∂y = N, kita persamakan persamaan (15) dengan persamaan (11). Dengan N = 3y2 + 2y + cos(x + y). cos(x + y) + dk(y) dy = 3y2 + 2y + cos(x + y). (17) Dari persamaan (16) kita dapati dk(y) dy = 3y2 + 2y, dan dengan kalkulus integral kita peroleh nilai k(y) k(y) = y3 + y2 . Substitusikan k(y) ke dalam persamaan (15) menghasilkan solusi implisit persamaan difer- ensial eksak u(x, y) = sin(x + y) + y3 + y2 7
  • 8. 4.3 Faktor integrasi Jika kita berhadapan dengan persamaan yang tidak memenuhi syarat persamaan diferensial (PD) eksak, atau disebut juga persamaan diferensial non-eksak, kita dapat menjadikan per- samaan tersebut menjadi PD eksak dengan mengalikannnya dengan sebuah faktor yang dina- makan Faktor Integrasi. Suatu persamaan diferensial non-eksak P(x, y)dx + Q(x, y)dy = 0, (18) dapat diubah menjadi persamaan diferensial eksak dengan mengalikannya dengan fungsi F FPdx + FQdy = 0. (19) Fungsi F di sini disebut Faktor Integrasi. Karena persaaan (19) adalah persamaan diferensial eksak, persamaan (19) memenuhi syarat persamaan diferensial eksak ∂FP ∂y = ∂FQ ∂x F ∂P ∂y + P ∂F ∂y = F ∂Q ∂x + Q ∂F ∂x . (20) Faktor Integrasi F dapat dicari melalui persamaan (20) dengan memilih salah satu dari dua variabel x atau y. Ketika variabel x dipilih, turunan terhadap y sama dengan nol. Begitu pula sebaliknya ketika variabel y dipilih, turunan terhadap x sama dengan nol. Kemungkinan I: Faktor integrasi sebagai fungsi x Dengan F = F(x), ∂F ∂y = 0, (21) substitusi ke dalam persamaan (20) kita peroleh F ∂P ∂y = F ∂Q ∂x + Q ∂F ∂x . Pengalian dengan 1 FQ menghasilkan 1 Q ∂P ∂y = 1 Q ∂Q ∂x + 1 F ∂F ∂x 1 F ∂F ∂x = 1 Q ∂P ∂y − ∂Q ∂x 1 F ∂F ∂x = R(x) , dimana R(x) = 1 Q ∂P ∂y − ∂Q ∂x (22) Dengan menerapkan kalkulus integral terhadap persamaan (22), Faktor Integrasi adalah F(x) = e R(x)dx (23) 8
  • 9. Kemungkinan II: Faktor integrasi sebagai fungsi y Dalam hal ini F = F(y), ∂F ∂x = 0. (24) Dengan menerapkan cara yang sama dengan Kemungkinan I, dapat diperoleh Faktor Integrasi sebagai fungsi y F(y) = e R(y)dy . (25) dengan R(y) = 1 P ∂Q ∂x − ∂P ∂y . (26) Contoh 4.3 Tentukan solusi persamaan diferensial berikut (ex+y + yey )dx + (xey − 1)dy = 0. (27) Solusi Kita lakukan pengujian keeksakan terhadap persamaan tersebut ∂P ∂y = ex+y + yey + ey dan ∂Q ∂x = ey . Jadi ∂P ∂x = ∂Q ∂y . Dikarenakan persamaan diferensial dalam contoh ini adlah persamaan diferensial non-eksak, kita diharuskan untuk mencari Faktor Integrasi untuk mengubahnya menjadi persamaan diferensial eksak. Unruk dapat memperoleh Faktor Integrasi kita akan mencari nilai R(x) dan R(y) dari persamaan (22) dan (26) R(x) = ex+y + yey xey − 1 dan R(y) = −1. Kita akan gunakan R(y) dikarenakan dalam R(x) terdapat dua variabel sekaligus, x dan y. Faktor Integrasi sebagai fungsi y kita dapatkan F(y) = e (−1)dy = e−y . Persamaan diferensial eksak dapat kita bentuk dengan mengalikan persamaan (27) dengan Faktor Integrasi (ex + y)dx + (x − e−y )dy = 0. (28) Kita dapat lakukan pengujiuan keeksakan seperti biasa untuk membuktikan apakah per- samaan (28) benar persamaan diferensial eksak. Setelah terbentuk persamaan diferensial eksak kita tinggal menyelesaikan dengan solusi implisit persamaan diferensial eksak u = x − e−y dy + l(x) u = xy + e−y + l(x). 9
  • 10. Turunan terhadap x ∂u ∂x = y + dl(x) dx Penyamaan dengan ex + y, menghasilkan dl(u) dx = ex . yang jika diselesaikan akan didapatkan l(x) = ex . Jadi, solusi persamaan diferensial non-eksak tersebut adalah u(x, y) = xy + e−y + ex = C. Referensi [1] E. Kreyszig, Advanced engineering mathematics, (John Willey & Sons, Inc., USA, 2011) 10