Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori belajar matematika menurut para ahli psikologi. Beberapa teori yang dijelaskan antara lain teori Van Hiele tentang tahapan berpikir dalam geometri, teori Freudenthal yang menekankan penemuan kembali matematika, teori Confrey tentang konstruksi kuat, serta implementasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran matematika dengan fokus pada pemecahan masalah.
3. DEVINISI BELAJAR
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis
pembelajaran dan jenjang pendidikan.
4. PERAN PENTING BELAJAR
belajar hampir selalu mendapat
tempat yang luas dalam berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan
upaya kependidikan, misalnya
psikologi pendidikan dan psikologi
belajar. Karena demikian pentingnya
arti belajar, maka bagian terbesar
upaya riset dan eksperimen psikologi
belajar pun diarahkan pada
tercapainya pemahaman yang lebih
5. orang beriman agar memperoleh ilmu
pengetahuan yang akan mengangkat derajat
kehiduan mereka. Kewajiban ini difirmankan
Allah dalam Al-Quran surat Mujadalah ayat 11,
yang artinya :
“ . . . niscaya Allah akan meninggikan beberapa
derajat kepada orang-orang yang beriman dan
berilmu.”
Ilmu dalam hal ini tentu saja bukan hanya
pengetahuan agama tetapi juga berupa
pengetahuan yang berjalan seriring kemajuan
zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus
bermanfaat bagi dirinya serta orang-orang di
sekitarnya.
6. TEORI-TEORI
POKOK BELAJAR
terdapat empat macam arus besar teori
belajar, yaitu :
a. Aliran Behaviorisme
b. Aliran Kognitif
c. Aliran Humanistis
d. Aliran Kontruktivisme
7. Teori Belajar Menurut Para
Ahli Psikologi
1. Teori belajar Van Hiele
Dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre
Van Hiele dan isterinya, Dian Van Hiele-Geldof, pada tahun-tahun
1957 sampai 1959 mengajukan suatu teori mengenai proses
perkembangan yang dilalui peserta didik dalam mempelajari
geometri.
8. Tahapan berpikir atau tingkat kognitif
yang dilalui peserta didik dalam
pembelajaran geometri, menurut Van
Hiele adalah sebagai berikut:
a. Level 0 (Tingkat Visualisasi)
b. Level 1 (Tingkat Analisis)
c. Level 2 (Tingkat Abstraksi)
d. Level 3 (Tingkat Deduksi Formal)
e. Level 4 (Tingkat Rigor)
9. 2. Teori Belajar Freudenthal
. Freudenthal berpendapat bahwa peserta didik
tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif
matematika yang sudah jadi. Pendidikan
matematika harus diarahkan pada penggunaan
berbagai situasi dan kesempatan yang
memungkinkan peserta didik menemukan kembali
(reinvention) matematika berdasarkan usaha
mereka sendiri.
10. 3. Teori Belajar Confrey
Confrey adalah seorang ahli psikologi yang berasal dari aliran
kontruktivisme yang berkontribusi dalam dunia pendidikan,
menawarkan suatu powerfull construction dalam matematika.
Dalam mengkonstruksi ia mengidentifikasikan sepuluh
karakteristik powerfull construction berpikir peserta didik.
Powerfull construction tersebut ditandai oleh:
a. Sebuah struktur dengan ukuran kekonsistenan internal
b. Suatu keterpaduan antar bermacam – macam konsep
c. Suatu kekonvergenan diantara aneka bentuk dan konteks
d. Kemampuan untuk merefleksikan dan menjelaskan
e.Sebuah kesinambungan sejarah
f. Terikat kepada bermacam-macam sistem simbol
g.Suatu yang cocok dengan pendapat experts (ahli)
h.Suatu yang potensial untuk bertindak sebagai alat untuk
konstruksi lebih lanjut
i. Sebagai petunjuk untuk tindakan selanjutnya
j. Suatu kemampuan untuk menjustifikasi dan mempertahankan.
11. 4. Teori BelajarCobb
Menurut Cobb (Suherman,2001:71) bahwa belajar
matematika merupakan proses dimana peserta didik secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan matematika.
Para ahli konstruktivis setuju bahwa belajar matematika
manipulasi aktif dari pemaknaan bukan hanya bilangan dan
rumus-rumus saja. Lebih jauh lagi para ahli konstruktivis
merekomendasikan untuk menyediakan lingkungan belajar
dimana peserta didik dapat mencapai konsep dasar, keterampilan
algoritma dan kebiasaan bekerja sama dan refleksi
12. .
5. Teori Belajar Treffers
Treffers mengklasifikasikan pendidikan matematika berdasarkan
horizontal dan vertikal mathematization(matematisasi) ke dalam
empat tipe:
a. Mechanistic atau ‘pendekatan traditional’.
b. Empiristicatau ‘dunia adalah realitas’
c. Structuralist atau ‘Matematika modern’.
d. Realistic
6.Teori belajar polya
7.Teori belajar zahorik
13. 7. Teori Belajar Zahorik
Zoharik adalah seorang ahli psikologi kontruktivisme
yang berperan penting dalam perkembangan model
pembelajaran kontekstual.
14. Implementasi Teori Belajar Dalam
Pembelajaran Matematika
Berbagai teori belajar diatas dapat diimplementasikan pada
proses belajar-mengajar. Pemakalah mengambil satu cotoh aliran
yang akan diimplementasikan yaitu Aliran Kontruktivisme.
Menurut konstruktivis secara substantif, belajar matematika
adalah proses pemecahan masalah. Dalam hal ini fokus utama
belajar matematika adalah memberdayakan peserta didik untuk
berpikir mengkonstruksi pengetahuan matematika yang pernah
ditemukan oleh ahli sebelumnya. Evaluasi dalam pembelajaran
matematika secara konstruktivis terjadi sepanjang proses
pembelajaran berlangsung (on going assesment).