Rukun Bai’at memberikan 3 ciri penting seorang mukmin ikhlas: (1) Semua perbuatan semata-mata untuk mencari ridho Allah tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadi, (2) Sholat, ibadah, hidup dan mati semata-mata untuk Allah, dan (3) Berusaha menyucikan diri dari larangan Al-Quran untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
1. Rukun Bai’at
Ikhlas
Yang dikehendaki dengan ikhlas adalah bahwa seseorang muslim dalam setiap kata-kata, aktivitas, dan
jihadnya, semata-mata untuk mencari Ridho Allah, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan,
penampilan, pangkat, gelar, kemajuan dan keterbelakangan.
Firman Allah SWT dalam surah Al-An’am : 162-163
“Sesungguhnya sholatku,ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah Tuhan semesta Alam. Tidak
ada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku”.
Salah satu ciri yang paling penting yang ada pada diri mukmin yang sejati dan ikhlas adalah bahwa
ia dengan tulus ingin dan berusaha untuk menyucikan dirinya dari segala jenis tingkah laku dan akhlaq
yang dilarang oleh Al-Qur`an demi memperoleh keridhaan Allah. Manusia diciptakan cenderung untuk
berbuat salah, namun Allah menyatakan dalam ayat terpisah bahwa Dia telah melengkapi jiwa manusia
tidak hanya terbatas dengan dosa dan kejahatan, tetapi juga dengan cara-cara untuk menghindarinya.
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa
itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (asy-Syams [91]: 7-10)
Dengan rasa takut kepada Allah, setiap mukmin sejati ingin selalu menyucikan diri dari sisi jahat
jiwanya. Ia berusaha untuk mendapatkan keagungan ahklaq sebagaimana yang dijelaskan di dalam
Al-Qur`an, dengan menggunakan kesadaran dan kecerdasannya dengan sebenar-benarnya. Usaha serius
apa pun yang dilakukan oleh seseorang yang tulus hati menginginkan kesucian diri, adalah tanda
keimanan sejati dan kesuciannya.
Hanya orang yang memiliki keimanan yang mutlak pada Allah dan hari akhirlah yang akan
berusaha menghilangkan sisi jahat jiwanya. Sebaliknya, orang yang tidak benar-benar percaya kepada
Allah dan hari akhir akan menafikan adanya sisi jahat dalam jiwanya dan berusaha menutupinya dari
orang lain. Ia berharap tak akan ada yang mengetahui perbuatan jahatnya. Akan tetapi, Allahlah yang
paling tahu lahir dan batin setiap orang. Allah paling tahu rahasia yang paling rahasia. Pada hari
2. pembalasan, semua perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia akan terungkap. Mukmin yang ikhlas
yang menyadari hal ini akan ditolong oleh usaha mereka melawan hawa nafsu. Di dalam Al-Qur`an,
gambaran usaha mereka dipaparkan sebagai berikut.