SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
KONSEP DAN VARIABEL

1. KONSEP

          Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak
  yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-
  fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001:73) mengartikan
  konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang
  dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama.
  Sedangkan Kerlinger (1986:28) menyebutkan konsep sebagai abstraksi
  yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep
  merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek.
          Pengetahuan tentang konsep penting dipahami karena beberapa
  alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses riset dengan cara
  mengombinasikan karakteristik-karakteristik tertentu, objek-objek atau
  individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Contohnya, seorang
  peneliti bermaksud meriset keluarga yang mempunyai surat kabar,
  majalah, buku, radio, tabloid maupun televisi. Untuk membuat lebih
  sederhana, peneliti mengkateforikannya sebagai konsep “jenis-jenis
  media     massa     yang    digunakan     keluarga”.    Kedua,    konsep
  menyederhanakan komunikasi di antara orang-orang (ilmuwa, akademisi,
  praktisi, mahasiswa) yang ingin bebbagi pemahaman tentang konsep
  yang digunakan dalam riset. Contohnya, periset mungkin menggunakan
  konsep “partisipasi politik” untuk menunjukkan tingkat keikutsertaan dalam
  pemilu dan partai politik. Ketiga, sebagai dasar untuk membangun
  variabel maupun skala pengukuran yang akan digunakan. Contohnya,
  konsep “jenis kelamin” mempunyai dua nilai, yaitu laki-laki dan perempuan
  yang merupakan jenis variabel dan skala pengukuran nominal.
          Kesulitan mengartikan sebuah konsep terjadi karena: Pertama,
  ilmu-ilmu sosial lebih sukar diukur daripada ilmu alam. Ilmu alam
  mempunyai sifat relatif tetap. Misalnya, besi yang dipanaskan akan
  memuai, hal ini pasti terjadidimana saja dan kapan saja dan setiap orang
akan menerimanya sebagai suatu kepastian dan kebenaran. Sedangkan
  ilmu-ilmu sosial, karena objeknya adalah manusia, maka sulit untuk
  diukur. Sifat manusia berubah-ubah dan multimajemuk. Contoh, dalam
  mengkonsepsi raut wajah. Tersenyum dapat diartikan sebagai bahagia
  atau ejekan maupun sindiran. Menangis dapat diartikan sebagai
  kesedihan, terharu, atau ketakutan. Kedua, kesulitan mengkonsepsi ini
  disebabkan sikap subjektivitas orang yang sering kali membuat peneliti
  terjebak pada sikap stereotype (pandangan yang salah terhadap
  kelompok tertentu). Hal ini disebabkan adanya intervensi subjektif dan
  kepentingan tertentu. Misalnya kita mengkonsepsikan ciri khas orang
  Madura sebagai orang yang ulet bekerja, sulit diatur, tidak disiplin,
  berwatak keras, suka membunuh atau sering mengganggu ketentraman.



2. VARIABEL

        Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau
  konsep operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang
  acuan-acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi
  serta mudah diklasifikasi, diurut atau diukur (Mayer, 1984:215). Jadi,
  variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk.
  Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoritis dengan
  dunia empiris. Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat
  diukur atau dimanipulasi dalam proses riset. Variabel dapat mempunyai
  lebih dari satu nilai dalam kontinum tertentu (bervariasi). Proses untuk
  mengubah     konsep   (konstruk)   menjadi   variabel   ada   pada   tahap
  operasionalisasi konsep (definisi operasional). Contoh, “kepuasan dalam
  menonton TV” adalah dunia teoritis, sedangkan “seseorang dapat
  dipuaskan secara: sangat puas, sedikit atau tidak sama sekali” adalah
  representasi dari dunia empiris.
Untuk lebih jelasnya:

   Terpaan media (konsep).
   Frekuensi dan durasi seseorang dalam menonton TV (konstruk).
   Frekuensi: (1)sangat sering, (2)sering, (3)jarang; Durasi: (1)sangat lama,
   (2)lama, (3)sebentar (variabel).


A. Jenis - Jenis Variabel


1. Variabel   Pengaruh/Bebas          (Independent   Variabel)   dan   Variabel
   Tergantung/Tak Bebas (Dependent Variabel).


         Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
   atau pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara sistematis
   divariasi oleh periset. Sedangkan variabel tergantung adalah variabel
   yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang
   mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan
   tergantung pada efek dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel
   tergantung adalah apa yang periset ingin untuk dijelaskan. Contoh,
   diasumsikan periset tertarik meriset bagaimana sudut pengambilan
   kamera mempenagruhi sikap khalayak. Sudut pengambilan kamera
   mempunyai tiga versi (closeup, mediumshoot, longshoot) adalah variabel
   yang secara sistematis dibentuk atau divariasi sendiri oleh periset yang
   disebut variabel pengaruh. Sedangkan variabel tergantung diukur dari
   sikap khalayak, sangat setuju, setuju, tidak sutuju, sangat tidak setuju
   yang tidak manipulasi.
Gambar Hubungan Dua Variabel dalam Analisis Bivariat
              Tingkat Pengetahuan tentang              Keikutsertaan dalam Pemilu
                        Pemilu

               Variabel Pengaruh            Variabel Tergantung/Terpengaruh


2. Variabel Anteseden dan Variabel Prediktor


          Variabel yang biasanya digunakan untuk memprediksikan atau
   diasumsikan menjadi sebab(dapat disamakan                dengan independent
   variabel) disebut dengan

          Variabel prediktor atau variabel anteseden. Sedangkan variabel
   yang diprediksikan atau diasumsikan menjadi akibat (dapat disamakan
   dengan dependent variabel ) terkadang disebut criterion variabel (Wimmer
   Dominick, 2000:46).
          Selain iu dikenal juga variabel kontrol, tujuannya untuk membatasi
   variabel pengaruh atau untuk mengeliminasi faktor pengaruh yang tak
   diinginkan.Variabel kontrol ini digunakan untuk meyakinkan sumber lain.
   Keberadaan variabel kontrol ini pada dasarnya sebagai perbandingan
   terhadap     variabel    pengaruh.     Jika   variabel   kontrol   dinilai   lebih
   mempengaruhi variabel tergantung, maka variabel kontrol yang dijadikan
   pilihan berikutnya, sebagai variabel pengaruh pada variabel tergantung.
   Hubungan variabel pengaruh, variabel tergantung, dan variabel kontrol
Variabel Pengaruh                                             Variabel Tergantung

      Terpaan iklan di TV                                     Perilaku membeli produk

                                        Daya beli
                                        Distribusi
                                        Kemasan
                                        Kebutuhan


                                   Variabel Kontrol
3. Variabel Berdasarkan Nilainya


           Ada variabel dikotomis, kategoris, diskrit, dan kontinu. Dikatakan
    dikotomis jika variabel tersebut hanya berisi dua nilai, misalnya laki-
    perempuan, ya-tidak. Dikatakan variabel diskrit jika datanya hanya
    mempunyai satu nilai tertentu saja, misalnya jumlah anak yang dimilki.
    Dikatakan variabel kontinu jika nilai-nilainya bergerak dalam interval
    tertentu bahkan tak terbatas antar dua nilai, misalnya tinggi badan
    seseorang.
    Variabel juga dapt dikelompokkan berdasarkan skala pengukurannya:


    Variabel      Nominal,   yaitu   variabel   yang   ditetapkan   berdasarkan
    penggolongan. Artinya hanya mengelompokkan peristiwa dalam kategori
    tertentu. Contohnya status perkawinan, jenis kelamin, status pendidikan,
    agama, dll.
    Variabel Ordinal, yaitu variabel yang memiliki jenjang tingkatan, diurutkan
    dari yang paling tinggi ke paling rendah atau sebaliknya dengan tidak
    memperhatikan interval(jarak)nya. Contohnya variabel tinggi badan,
    rangking mahasiswa, dll.
    Variabel Interval, yaitu variabel seperti variabel ordinal, namun mempunyai
    jarak atau interval yang sama, mempunyai satuan pengukuran yang sama.
    Misalnya variabel tingkat penghasilan (antara 100.000-199.000; 200.000-
    299.000).
    Variabel Rasio, yaitu variabel yang mempunyai permulaan angka nol
    mutlak. Contohnya variabel umur, ada yang berumur 0,1,2,3 tahun.

Menurut Nanang Martono, Jenis – Jenis Variabel ada 8, yaitu

a. Variabel Bersifat Publik dan privat
-   Variabel publik merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri suatu
    objek yang telah diketahui oleh umum. Misalnya: jenis kelamin, ras,
    pekerjaan merupakan variable yang bersifat publik karena sudah banyak
    diketahui oleh publik.
-   Variabel privat merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri tertentu
    yang secara pasti dapat diketahui, tetapi orang lain tidak berhak untuk
    mengetahuinya.


b. Variabel Permanen dan Temporal
-   Variabel permanen merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri
    tertentu yang tetap dan tidak berubah dalam jangka waktu yang lama.
    Misalnya : jenis kelamin, ras, kepribadian, asal usul kelaurga.
-   Variabel temporal merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri
    tertentu yang cukup mudah untuk berubah. Misalnya : sikap, opini,
    perilaku, serta tingkah laku.


c. Variabel Bebas dan Terikat
-   Variabel independen disebut juga variabel bebas merupakan variabel
    yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada akibat
    variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu
    yang terjadi lebih dulu.
-   Variabel dependen disebut juga variabel terikat merupakan variabel yang
    diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.


d. Variabel Pendahuli
           Merupakan variabel yang mempunyai kedudukan sebagai variabel
    yang mendahului terjadinya variabel independen.


e. Variabel Antara
           Variabel antara merupakan variabel yang terletak antara variabel
    dependen dengan variabel independen.


f. Variabel Kontrol
           Variabel control merupakan variabel yang dibuat konstan sehingga
    tidak memengaruhi variabel utama yang diteliti. Misalnya : sebuah
    penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
kemampuan mengerjakan soal statistik antara mahasiswa jurusan
  sosiologi dengan jurusan ilmu komunikasi. Untuk itu kedua mahasiswa
  tersebut diberi tes bstatistik dengan soal yang sama. Soal statistik dalam
  penelitian ini berfungsi sebagai variabel kontrol.


g. Variabel Penekan
         Variabel penekan merupakan suatu variable yang memgubah
  kekuatan hubungan dua variabel. Awalnya variable independen dan
  dependen tidak ada hubungan, namun setelah dihadirkan variabel
  penekan, hubungan antara kedua variabel tersebut menjadi tampak.
  Perubahan hubungan ini dapat diketahui setelah dilakukan analisis
  dengan alat uji statistic tertentu. Misalnya menggunakan kolerasi parsial.


h. Variabel Pengganggu
         Variabel penggangu merupakan varaibel yang dapat mengubah
  arah hubungan diantara dua variabel. Pada awalnya variabel independen
  dan variabel dependen mempunyai hubungan yang positif, namun setelah
  dimasukkan variabel ketiga ( variable pengganggu) hubungan kedua
  variabel tersebut menjadi negatif.

     Hubungan antar variable dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
  Ada tiga jenis hubungan antar veriabel, yaitu :

  Hubungan simetris
         Kedua variabel ini dikatakan memiliki hubungan simetris, apabila
  variable yang satu tidak disebabkan oleh variable yang lain, atau tidak
  dipengaruhi oleh variable yang lain. Contoh, hubungan simnetris adalah
  jumlah guru dengan jumlah fasilitas belajar di sebuah sekolah. Variable
  jumlah guru tidak mempengaruhi jumlah fasilitas belajar, demikian juga
  variable jumlah fasilitas belajar juga tidak mempengaruhi jumlah guru
  disebuah sekolah.
Hubungan timbal balik
          Sebuah hubungan ketika sebuah variabel dapat menjadi sebab dan
    juga menjadi akibat dari variabel lainnya. Kedudukan kedua variable ini
    dapat saling dipertukarkan dalam waktu yang berbeda. Contoh hubungan
    ini adalah hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan status
    sosial. Seorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki status
    sosial tinggi. Sebaliknya seseorang yang berada pada status sosial yang
    tinggi juga akan dapat mengakses jenjang pendidikan yang tinggi pula.


    Hubungan asimetris
          Suatu jenis hubungan ketika variabel yang stau mempengaruhi
    variabel yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan. Contoh :
    hubungan antara variabel jenis kelamin dengan prestasi belajar,
    hubungan antara variabel tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan
    (Singarimbun dan Effendi, 1989).


3. Defenisi Operasional
          Defenisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
    suatu variabel atau kostruk dengan cara memberikan arti, atau
    mempersepsikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
    diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tertentu (Nazir, 1998).
          Panggabean       mengemukakan     alasan    diperlukannya    definisi
    operasiomal adalah
-   Tuntutan adanya perbedaan situasi
-   Perlu kriteria untukl pencatatan
-   Sebuah konsep atau objek dapat mempunyai lebih dari saru pengetian
-   Mengkin diperlukan pengertian yang khas atau unik


4. Skala pengukuran

                 Data jenis kelamin mahasiswa tidak sama dengan data usia
    mahasiswa. Jenis kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan. Itulah yang
disebut ilustrasi mengenai apa itu skala pengukuran. Ada empat sklala
   ppengukuran yaitu : nominal, ordinal, interval dan rasio (disingkat noir).


a. Skala Nominal

          Istilah nominal berasal dari kata name, skala pengukuran nominal
   merupakan      skala   pengukuran        yang   paling   sederhana.   Skala   ini
   dugunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek atau kajian ke dalam
   kelompok yang terpisah untuk menunjukan kesamaan atau perbedaan
   cirri-ciri tertentu dari yang diamati.
          Data skala nominal memiliki cirri-ciri :

   Bersifat membedakan : tidak mengurutkan mana kategori yang lebih
   tinggi, mana kategori yang lebih rendah.
   Memiliki kategori yang bersifat homogen, mutually exclusive dan
   exchaustive, yang artinya setiap individu harus dapat dikategorikan hanya
   pada satu kategori saja dan setiap kategori harus mengakomodasikan
   seluruh data tidak tumpang tinggi. Contohnya seperti “asal daerah
   mahasiswa”
1) Purwokerto             (1)
2) Jawa Tengah                   (2)
3) Wonosobo               (3)
4) Jakarta                (4)
5) Tanggerang             (5)
6) Bandung                (6)
7) Surabaya               (7)



          Pengkategorian tersebut kurang tepat, karena apabila terdapat
   mahasiswa yang berasal dari Purwokerto dan Wonosobo, ketiga-tiganya
   juga termasuk tinggal di Jawa Tengah. Kategori tersebut dapat diubah
   menjadi :
1) Provinsi DKI Jakarta                    (1)
2) Provinsi Banten                         (2)
3) Provinsi Jawa Barat              (3)
4) Provinsi Jawa Tengah                    (4)
5) Provinsi DI Yogyakarta                  (5)
6) Provinsi Jawa Timur                     (6)
7) Provinsi Lain                    (7)

            Skala nominal juga sering disebut sebagai frequency data atau
    categorical data. Contoh skala nominal seperti : suku, agama, jenis
    kelamin, ras, etnis, golongan darah dan sebagainya.


b. Skala Ordinal

            Skala ordinal ini memiliki semua karakteristik skala nominal,
    perbedaannya, skala ordinal memiliki urutan atau peringkat antarkategori.
    Angka yang digunakan hanya menentukan posisi dalam suatu seri yang
    urut,   bukan     nilai    absolute,   namun   angka   tersebut   tidak   dapat
    ditambahkan, dikurangi, dikalikan maupun dibagi. Contoh variable
    berskala ordinal seperti :

a. Status Sosial
-   Atas            (3)
-   Menengah        (2)
-   Bawah                     (1)
b. Prestasi Belajar
-   Baik            (3)
-   Sedang                    (2)
-   Kurang                    (1)


c. Skala Interval

            Skala interval memiliki semua variable dari skala ordinal.
    Perbedaannya, skala interval memiliki satuan skala, atau satuan
pengukuran yang standard an jarak antar kategori dapat diketahui. Skala
    interval tidak memiliki titik 0 (nol) yang sesungguhnya, sehingga tidak
    berlaku operasi perbandingan, akan tetapi berlaku operasi penjumlahan
    serta pengurangan. Contoh variable berskala interval adalah :

a. IPK
-   0,00-1,99            (1)
-   2,00-2,99            (2)
-   3,00-4,00            (3)
b. Penghasilan
-   <500 ribu            (1)
-   500 ribu – 1,5 juta (2)
-   >1,5 juta            (3)


d. Skala Rasio

            Pada dasarnya skala rasio sama dengan skala interval. Bedanya
    skala rasio memiliki titik 0 (nol) yang sebenarnya, sehingga rasio atau
    perbandingan antarkategori dapat diketahui dengan jelas. Dapat diambil
    contohnya seperti panjang (m), berat (newton), usia (tahun), jumlah
    penduduk (jiwa).
            Dari empat skala pengukuran diatas, dapat disajikan dalam bentuk
    table seperti di bawah ini :
    Fungsi         Membedakan Mengurutkan Mempunyai                 Ada Nilai
                                                       Jarak        Nol Mutlak
    Nominal        Ya              -              -                 -
    Ordinal        Ya              Ya             -                 -
    Interval       Ya              Ya             Ya                -
    Rasio          ya              ya             ya                ya
Daftar Pustaka


Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
   Prenada media Group.
Rahmat, Jalaluddin. 2007.    Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
   Rosdakarya Offset.
Martono,   Nanang.   2010.   Metode   Penelitian   Kuantitatif.   Jakarta:   PT
   RajaGrafindo Persada.

More Related Content

What's hot

Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasBayu Bayu
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Sylvester Saragih
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifRoyadi Nusa
 
Variabel Operasional
Variabel OperasionalVariabel Operasional
Variabel Operasionaldina febriana
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiNuri Andhika Pratama
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 

What's hot (20)

Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
 
Kualitas informasi
Kualitas informasiKualitas informasi
Kualitas informasi
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatif
 
Hipotesis nol
Hipotesis nolHipotesis nol
Hipotesis nol
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Variabel Operasional
Variabel OperasionalVariabel Operasional
Variabel Operasional
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 

Similar to Konsep dan variabel

Variable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan dataVariable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan dataAsdar Munandar
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-newNovia Widya
 
05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)PutriPamungkas8
 
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptxVARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptxabisamharim
 
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Fuhr Heri
 
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan malsiii
 
variabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.pptvariabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.pptReganPurnarbawa
 
a_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.ppta_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.pptsuwarnohaji
 
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhhvariabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhhWulanCerank
 
variabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).pptvariabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).pptDewiPurnamaPutri
 
Memilih variabel dan teknik pengukurannya
Memilih variabel dan teknik pengukurannyaMemilih variabel dan teknik pengukurannya
Memilih variabel dan teknik pengukurannyastiemb
 

Similar to Konsep dan variabel (20)

Konsep dan variabel
Konsep dan variabelKonsep dan variabel
Konsep dan variabel
 
Variable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan dataVariable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan data
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-new
 
05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)
 
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptxVARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
 
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt
6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt
6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt
 
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
 
Variabel metodologi penelitian
Variabel metodologi penelitianVariabel metodologi penelitian
Variabel metodologi penelitian
 
2540243.ppt
2540243.ppt2540243.ppt
2540243.ppt
 
kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan
 
variabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.pptvariabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.ppt
 
a_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.ppta_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.ppt
 
5-variabel-penelitian (1).ppt
5-variabel-penelitian (1).ppt5-variabel-penelitian (1).ppt
5-variabel-penelitian (1).ppt
 
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhhvariabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
 
Variabel riset
Variabel risetVariabel riset
Variabel riset
 
variabel-penelitian.ppt
variabel-penelitian.pptvariabel-penelitian.ppt
variabel-penelitian.ppt
 
variabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).pptvariabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).ppt
 
Memilih variabel dan teknik pengukurannya
Memilih variabel dan teknik pengukurannyaMemilih variabel dan teknik pengukurannya
Memilih variabel dan teknik pengukurannya
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfAnggaaBaraat
 

Recently uploaded (20)

Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
 

Konsep dan variabel

  • 1. KONSEP DAN VARIABEL 1. KONSEP Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta- fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001:73) mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger (1986:28) menyebutkan konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek. Pengetahuan tentang konsep penting dipahami karena beberapa alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses riset dengan cara mengombinasikan karakteristik-karakteristik tertentu, objek-objek atau individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Contohnya, seorang peneliti bermaksud meriset keluarga yang mempunyai surat kabar, majalah, buku, radio, tabloid maupun televisi. Untuk membuat lebih sederhana, peneliti mengkateforikannya sebagai konsep “jenis-jenis media massa yang digunakan keluarga”. Kedua, konsep menyederhanakan komunikasi di antara orang-orang (ilmuwa, akademisi, praktisi, mahasiswa) yang ingin bebbagi pemahaman tentang konsep yang digunakan dalam riset. Contohnya, periset mungkin menggunakan konsep “partisipasi politik” untuk menunjukkan tingkat keikutsertaan dalam pemilu dan partai politik. Ketiga, sebagai dasar untuk membangun variabel maupun skala pengukuran yang akan digunakan. Contohnya, konsep “jenis kelamin” mempunyai dua nilai, yaitu laki-laki dan perempuan yang merupakan jenis variabel dan skala pengukuran nominal. Kesulitan mengartikan sebuah konsep terjadi karena: Pertama, ilmu-ilmu sosial lebih sukar diukur daripada ilmu alam. Ilmu alam mempunyai sifat relatif tetap. Misalnya, besi yang dipanaskan akan memuai, hal ini pasti terjadidimana saja dan kapan saja dan setiap orang
  • 2. akan menerimanya sebagai suatu kepastian dan kebenaran. Sedangkan ilmu-ilmu sosial, karena objeknya adalah manusia, maka sulit untuk diukur. Sifat manusia berubah-ubah dan multimajemuk. Contoh, dalam mengkonsepsi raut wajah. Tersenyum dapat diartikan sebagai bahagia atau ejekan maupun sindiran. Menangis dapat diartikan sebagai kesedihan, terharu, atau ketakutan. Kedua, kesulitan mengkonsepsi ini disebabkan sikap subjektivitas orang yang sering kali membuat peneliti terjebak pada sikap stereotype (pandangan yang salah terhadap kelompok tertentu). Hal ini disebabkan adanya intervensi subjektif dan kepentingan tertentu. Misalnya kita mengkonsepsikan ciri khas orang Madura sebagai orang yang ulet bekerja, sulit diatur, tidak disiplin, berwatak keras, suka membunuh atau sering mengganggu ketentraman. 2. VARIABEL Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuan-acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi, diurut atau diukur (Mayer, 1984:215). Jadi, variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoritis dengan dunia empiris. Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat diukur atau dimanipulasi dalam proses riset. Variabel dapat mempunyai lebih dari satu nilai dalam kontinum tertentu (bervariasi). Proses untuk mengubah konsep (konstruk) menjadi variabel ada pada tahap operasionalisasi konsep (definisi operasional). Contoh, “kepuasan dalam menonton TV” adalah dunia teoritis, sedangkan “seseorang dapat dipuaskan secara: sangat puas, sedikit atau tidak sama sekali” adalah representasi dari dunia empiris.
  • 3. Untuk lebih jelasnya: Terpaan media (konsep). Frekuensi dan durasi seseorang dalam menonton TV (konstruk). Frekuensi: (1)sangat sering, (2)sering, (3)jarang; Durasi: (1)sangat lama, (2)lama, (3)sebentar (variabel). A. Jenis - Jenis Variabel 1. Variabel Pengaruh/Bebas (Independent Variabel) dan Variabel Tergantung/Tak Bebas (Dependent Variabel). Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara sistematis divariasi oleh periset. Sedangkan variabel tergantung adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel tergantung adalah apa yang periset ingin untuk dijelaskan. Contoh, diasumsikan periset tertarik meriset bagaimana sudut pengambilan kamera mempenagruhi sikap khalayak. Sudut pengambilan kamera mempunyai tiga versi (closeup, mediumshoot, longshoot) adalah variabel yang secara sistematis dibentuk atau divariasi sendiri oleh periset yang disebut variabel pengaruh. Sedangkan variabel tergantung diukur dari sikap khalayak, sangat setuju, setuju, tidak sutuju, sangat tidak setuju yang tidak manipulasi.
  • 4. Gambar Hubungan Dua Variabel dalam Analisis Bivariat Tingkat Pengetahuan tentang Keikutsertaan dalam Pemilu Pemilu Variabel Pengaruh Variabel Tergantung/Terpengaruh 2. Variabel Anteseden dan Variabel Prediktor Variabel yang biasanya digunakan untuk memprediksikan atau diasumsikan menjadi sebab(dapat disamakan dengan independent variabel) disebut dengan Variabel prediktor atau variabel anteseden. Sedangkan variabel yang diprediksikan atau diasumsikan menjadi akibat (dapat disamakan dengan dependent variabel ) terkadang disebut criterion variabel (Wimmer Dominick, 2000:46). Selain iu dikenal juga variabel kontrol, tujuannya untuk membatasi variabel pengaruh atau untuk mengeliminasi faktor pengaruh yang tak diinginkan.Variabel kontrol ini digunakan untuk meyakinkan sumber lain. Keberadaan variabel kontrol ini pada dasarnya sebagai perbandingan terhadap variabel pengaruh. Jika variabel kontrol dinilai lebih mempengaruhi variabel tergantung, maka variabel kontrol yang dijadikan pilihan berikutnya, sebagai variabel pengaruh pada variabel tergantung. Hubungan variabel pengaruh, variabel tergantung, dan variabel kontrol Variabel Pengaruh Variabel Tergantung Terpaan iklan di TV Perilaku membeli produk Daya beli Distribusi Kemasan Kebutuhan Variabel Kontrol
  • 5. 3. Variabel Berdasarkan Nilainya Ada variabel dikotomis, kategoris, diskrit, dan kontinu. Dikatakan dikotomis jika variabel tersebut hanya berisi dua nilai, misalnya laki- perempuan, ya-tidak. Dikatakan variabel diskrit jika datanya hanya mempunyai satu nilai tertentu saja, misalnya jumlah anak yang dimilki. Dikatakan variabel kontinu jika nilai-nilainya bergerak dalam interval tertentu bahkan tak terbatas antar dua nilai, misalnya tinggi badan seseorang. Variabel juga dapt dikelompokkan berdasarkan skala pengukurannya: Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasarkan penggolongan. Artinya hanya mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Contohnya status perkawinan, jenis kelamin, status pendidikan, agama, dll. Variabel Ordinal, yaitu variabel yang memiliki jenjang tingkatan, diurutkan dari yang paling tinggi ke paling rendah atau sebaliknya dengan tidak memperhatikan interval(jarak)nya. Contohnya variabel tinggi badan, rangking mahasiswa, dll. Variabel Interval, yaitu variabel seperti variabel ordinal, namun mempunyai jarak atau interval yang sama, mempunyai satuan pengukuran yang sama. Misalnya variabel tingkat penghasilan (antara 100.000-199.000; 200.000- 299.000). Variabel Rasio, yaitu variabel yang mempunyai permulaan angka nol mutlak. Contohnya variabel umur, ada yang berumur 0,1,2,3 tahun. Menurut Nanang Martono, Jenis – Jenis Variabel ada 8, yaitu a. Variabel Bersifat Publik dan privat - Variabel publik merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri suatu objek yang telah diketahui oleh umum. Misalnya: jenis kelamin, ras, pekerjaan merupakan variable yang bersifat publik karena sudah banyak diketahui oleh publik.
  • 6. - Variabel privat merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri tertentu yang secara pasti dapat diketahui, tetapi orang lain tidak berhak untuk mengetahuinya. b. Variabel Permanen dan Temporal - Variabel permanen merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri tertentu yang tetap dan tidak berubah dalam jangka waktu yang lama. Misalnya : jenis kelamin, ras, kepribadian, asal usul kelaurga. - Variabel temporal merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri tertentu yang cukup mudah untuk berubah. Misalnya : sikap, opini, perilaku, serta tingkah laku. c. Variabel Bebas dan Terikat - Variabel independen disebut juga variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada akibat variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. - Variabel dependen disebut juga variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. d. Variabel Pendahuli Merupakan variabel yang mempunyai kedudukan sebagai variabel yang mendahului terjadinya variabel independen. e. Variabel Antara Variabel antara merupakan variabel yang terletak antara variabel dependen dengan variabel independen. f. Variabel Kontrol Variabel control merupakan variabel yang dibuat konstan sehingga tidak memengaruhi variabel utama yang diteliti. Misalnya : sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
  • 7. kemampuan mengerjakan soal statistik antara mahasiswa jurusan sosiologi dengan jurusan ilmu komunikasi. Untuk itu kedua mahasiswa tersebut diberi tes bstatistik dengan soal yang sama. Soal statistik dalam penelitian ini berfungsi sebagai variabel kontrol. g. Variabel Penekan Variabel penekan merupakan suatu variable yang memgubah kekuatan hubungan dua variabel. Awalnya variable independen dan dependen tidak ada hubungan, namun setelah dihadirkan variabel penekan, hubungan antara kedua variabel tersebut menjadi tampak. Perubahan hubungan ini dapat diketahui setelah dilakukan analisis dengan alat uji statistic tertentu. Misalnya menggunakan kolerasi parsial. h. Variabel Pengganggu Variabel penggangu merupakan varaibel yang dapat mengubah arah hubungan diantara dua variabel. Pada awalnya variabel independen dan variabel dependen mempunyai hubungan yang positif, namun setelah dimasukkan variabel ketiga ( variable pengganggu) hubungan kedua variabel tersebut menjadi negatif. Hubungan antar variable dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Ada tiga jenis hubungan antar veriabel, yaitu : Hubungan simetris Kedua variabel ini dikatakan memiliki hubungan simetris, apabila variable yang satu tidak disebabkan oleh variable yang lain, atau tidak dipengaruhi oleh variable yang lain. Contoh, hubungan simnetris adalah jumlah guru dengan jumlah fasilitas belajar di sebuah sekolah. Variable jumlah guru tidak mempengaruhi jumlah fasilitas belajar, demikian juga variable jumlah fasilitas belajar juga tidak mempengaruhi jumlah guru disebuah sekolah.
  • 8. Hubungan timbal balik Sebuah hubungan ketika sebuah variabel dapat menjadi sebab dan juga menjadi akibat dari variabel lainnya. Kedudukan kedua variable ini dapat saling dipertukarkan dalam waktu yang berbeda. Contoh hubungan ini adalah hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan status sosial. Seorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki status sosial tinggi. Sebaliknya seseorang yang berada pada status sosial yang tinggi juga akan dapat mengakses jenjang pendidikan yang tinggi pula. Hubungan asimetris Suatu jenis hubungan ketika variabel yang stau mempengaruhi variabel yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan. Contoh : hubungan antara variabel jenis kelamin dengan prestasi belajar, hubungan antara variabel tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan (Singarimbun dan Effendi, 1989). 3. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau kostruk dengan cara memberikan arti, atau mempersepsikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tertentu (Nazir, 1998). Panggabean mengemukakan alasan diperlukannya definisi operasiomal adalah - Tuntutan adanya perbedaan situasi - Perlu kriteria untukl pencatatan - Sebuah konsep atau objek dapat mempunyai lebih dari saru pengetian - Mengkin diperlukan pengertian yang khas atau unik 4. Skala pengukuran Data jenis kelamin mahasiswa tidak sama dengan data usia mahasiswa. Jenis kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan. Itulah yang
  • 9. disebut ilustrasi mengenai apa itu skala pengukuran. Ada empat sklala ppengukuran yaitu : nominal, ordinal, interval dan rasio (disingkat noir). a. Skala Nominal Istilah nominal berasal dari kata name, skala pengukuran nominal merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Skala ini dugunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek atau kajian ke dalam kelompok yang terpisah untuk menunjukan kesamaan atau perbedaan cirri-ciri tertentu dari yang diamati. Data skala nominal memiliki cirri-ciri : Bersifat membedakan : tidak mengurutkan mana kategori yang lebih tinggi, mana kategori yang lebih rendah. Memiliki kategori yang bersifat homogen, mutually exclusive dan exchaustive, yang artinya setiap individu harus dapat dikategorikan hanya pada satu kategori saja dan setiap kategori harus mengakomodasikan seluruh data tidak tumpang tinggi. Contohnya seperti “asal daerah mahasiswa” 1) Purwokerto (1) 2) Jawa Tengah (2) 3) Wonosobo (3) 4) Jakarta (4) 5) Tanggerang (5) 6) Bandung (6) 7) Surabaya (7) Pengkategorian tersebut kurang tepat, karena apabila terdapat mahasiswa yang berasal dari Purwokerto dan Wonosobo, ketiga-tiganya juga termasuk tinggal di Jawa Tengah. Kategori tersebut dapat diubah menjadi :
  • 10. 1) Provinsi DKI Jakarta (1) 2) Provinsi Banten (2) 3) Provinsi Jawa Barat (3) 4) Provinsi Jawa Tengah (4) 5) Provinsi DI Yogyakarta (5) 6) Provinsi Jawa Timur (6) 7) Provinsi Lain (7) Skala nominal juga sering disebut sebagai frequency data atau categorical data. Contoh skala nominal seperti : suku, agama, jenis kelamin, ras, etnis, golongan darah dan sebagainya. b. Skala Ordinal Skala ordinal ini memiliki semua karakteristik skala nominal, perbedaannya, skala ordinal memiliki urutan atau peringkat antarkategori. Angka yang digunakan hanya menentukan posisi dalam suatu seri yang urut, bukan nilai absolute, namun angka tersebut tidak dapat ditambahkan, dikurangi, dikalikan maupun dibagi. Contoh variable berskala ordinal seperti : a. Status Sosial - Atas (3) - Menengah (2) - Bawah (1) b. Prestasi Belajar - Baik (3) - Sedang (2) - Kurang (1) c. Skala Interval Skala interval memiliki semua variable dari skala ordinal. Perbedaannya, skala interval memiliki satuan skala, atau satuan
  • 11. pengukuran yang standard an jarak antar kategori dapat diketahui. Skala interval tidak memiliki titik 0 (nol) yang sesungguhnya, sehingga tidak berlaku operasi perbandingan, akan tetapi berlaku operasi penjumlahan serta pengurangan. Contoh variable berskala interval adalah : a. IPK - 0,00-1,99 (1) - 2,00-2,99 (2) - 3,00-4,00 (3) b. Penghasilan - <500 ribu (1) - 500 ribu – 1,5 juta (2) - >1,5 juta (3) d. Skala Rasio Pada dasarnya skala rasio sama dengan skala interval. Bedanya skala rasio memiliki titik 0 (nol) yang sebenarnya, sehingga rasio atau perbandingan antarkategori dapat diketahui dengan jelas. Dapat diambil contohnya seperti panjang (m), berat (newton), usia (tahun), jumlah penduduk (jiwa). Dari empat skala pengukuran diatas, dapat disajikan dalam bentuk table seperti di bawah ini : Fungsi Membedakan Mengurutkan Mempunyai Ada Nilai Jarak Nol Mutlak Nominal Ya - - - Ordinal Ya Ya - - Interval Ya Ya Ya - Rasio ya ya ya ya
  • 12. Daftar Pustaka Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada media Group. Rahmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Rosdakarya Offset. Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.