Teks tersebut membahas tentang konsep dan variabel dalam penelitian. Konsep adalah ide abstrak yang dibentuk dari generalisasi objek atau hubungan fakta, sedangkan variabel adalah bentuk konkret dari suatu konsep yang dapat diukur. Terdapat berbagai jenis variabel seperti variabel bebas, terikat, serta berbagai skala pengukurannya. Definisi operasional diperlukan untuk mengukur suatu konsep.
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Konsep dan variabel
1. KONSEP DAN VARIABEL
1. KONSEP
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak
yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-
fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001:73) mengartikan
konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama.
Sedangkan Kerlinger (1986:28) menyebutkan konsep sebagai abstraksi
yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep
merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek.
Pengetahuan tentang konsep penting dipahami karena beberapa
alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses riset dengan cara
mengombinasikan karakteristik-karakteristik tertentu, objek-objek atau
individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Contohnya, seorang
peneliti bermaksud meriset keluarga yang mempunyai surat kabar,
majalah, buku, radio, tabloid maupun televisi. Untuk membuat lebih
sederhana, peneliti mengkateforikannya sebagai konsep “jenis-jenis
media massa yang digunakan keluarga”. Kedua, konsep
menyederhanakan komunikasi di antara orang-orang (ilmuwa, akademisi,
praktisi, mahasiswa) yang ingin bebbagi pemahaman tentang konsep
yang digunakan dalam riset. Contohnya, periset mungkin menggunakan
konsep “partisipasi politik” untuk menunjukkan tingkat keikutsertaan dalam
pemilu dan partai politik. Ketiga, sebagai dasar untuk membangun
variabel maupun skala pengukuran yang akan digunakan. Contohnya,
konsep “jenis kelamin” mempunyai dua nilai, yaitu laki-laki dan perempuan
yang merupakan jenis variabel dan skala pengukuran nominal.
Kesulitan mengartikan sebuah konsep terjadi karena: Pertama,
ilmu-ilmu sosial lebih sukar diukur daripada ilmu alam. Ilmu alam
mempunyai sifat relatif tetap. Misalnya, besi yang dipanaskan akan
memuai, hal ini pasti terjadidimana saja dan kapan saja dan setiap orang
2. akan menerimanya sebagai suatu kepastian dan kebenaran. Sedangkan
ilmu-ilmu sosial, karena objeknya adalah manusia, maka sulit untuk
diukur. Sifat manusia berubah-ubah dan multimajemuk. Contoh, dalam
mengkonsepsi raut wajah. Tersenyum dapat diartikan sebagai bahagia
atau ejekan maupun sindiran. Menangis dapat diartikan sebagai
kesedihan, terharu, atau ketakutan. Kedua, kesulitan mengkonsepsi ini
disebabkan sikap subjektivitas orang yang sering kali membuat peneliti
terjebak pada sikap stereotype (pandangan yang salah terhadap
kelompok tertentu). Hal ini disebabkan adanya intervensi subjektif dan
kepentingan tertentu. Misalnya kita mengkonsepsikan ciri khas orang
Madura sebagai orang yang ulet bekerja, sulit diatur, tidak disiplin,
berwatak keras, suka membunuh atau sering mengganggu ketentraman.
2. VARIABEL
Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau
konsep operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang
acuan-acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi
serta mudah diklasifikasi, diurut atau diukur (Mayer, 1984:215). Jadi,
variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk.
Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoritis dengan
dunia empiris. Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat
diukur atau dimanipulasi dalam proses riset. Variabel dapat mempunyai
lebih dari satu nilai dalam kontinum tertentu (bervariasi). Proses untuk
mengubah konsep (konstruk) menjadi variabel ada pada tahap
operasionalisasi konsep (definisi operasional). Contoh, “kepuasan dalam
menonton TV” adalah dunia teoritis, sedangkan “seseorang dapat
dipuaskan secara: sangat puas, sedikit atau tidak sama sekali” adalah
representasi dari dunia empiris.
3. Untuk lebih jelasnya:
Terpaan media (konsep).
Frekuensi dan durasi seseorang dalam menonton TV (konstruk).
Frekuensi: (1)sangat sering, (2)sering, (3)jarang; Durasi: (1)sangat lama,
(2)lama, (3)sebentar (variabel).
A. Jenis - Jenis Variabel
1. Variabel Pengaruh/Bebas (Independent Variabel) dan Variabel
Tergantung/Tak Bebas (Dependent Variabel).
Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
atau pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara sistematis
divariasi oleh periset. Sedangkan variabel tergantung adalah variabel
yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang
mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan
tergantung pada efek dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel
tergantung adalah apa yang periset ingin untuk dijelaskan. Contoh,
diasumsikan periset tertarik meriset bagaimana sudut pengambilan
kamera mempenagruhi sikap khalayak. Sudut pengambilan kamera
mempunyai tiga versi (closeup, mediumshoot, longshoot) adalah variabel
yang secara sistematis dibentuk atau divariasi sendiri oleh periset yang
disebut variabel pengaruh. Sedangkan variabel tergantung diukur dari
sikap khalayak, sangat setuju, setuju, tidak sutuju, sangat tidak setuju
yang tidak manipulasi.
4. Gambar Hubungan Dua Variabel dalam Analisis Bivariat
Tingkat Pengetahuan tentang Keikutsertaan dalam Pemilu
Pemilu
Variabel Pengaruh Variabel Tergantung/Terpengaruh
2. Variabel Anteseden dan Variabel Prediktor
Variabel yang biasanya digunakan untuk memprediksikan atau
diasumsikan menjadi sebab(dapat disamakan dengan independent
variabel) disebut dengan
Variabel prediktor atau variabel anteseden. Sedangkan variabel
yang diprediksikan atau diasumsikan menjadi akibat (dapat disamakan
dengan dependent variabel ) terkadang disebut criterion variabel (Wimmer
Dominick, 2000:46).
Selain iu dikenal juga variabel kontrol, tujuannya untuk membatasi
variabel pengaruh atau untuk mengeliminasi faktor pengaruh yang tak
diinginkan.Variabel kontrol ini digunakan untuk meyakinkan sumber lain.
Keberadaan variabel kontrol ini pada dasarnya sebagai perbandingan
terhadap variabel pengaruh. Jika variabel kontrol dinilai lebih
mempengaruhi variabel tergantung, maka variabel kontrol yang dijadikan
pilihan berikutnya, sebagai variabel pengaruh pada variabel tergantung.
Hubungan variabel pengaruh, variabel tergantung, dan variabel kontrol
Variabel Pengaruh Variabel Tergantung
Terpaan iklan di TV Perilaku membeli produk
Daya beli
Distribusi
Kemasan
Kebutuhan
Variabel Kontrol
5. 3. Variabel Berdasarkan Nilainya
Ada variabel dikotomis, kategoris, diskrit, dan kontinu. Dikatakan
dikotomis jika variabel tersebut hanya berisi dua nilai, misalnya laki-
perempuan, ya-tidak. Dikatakan variabel diskrit jika datanya hanya
mempunyai satu nilai tertentu saja, misalnya jumlah anak yang dimilki.
Dikatakan variabel kontinu jika nilai-nilainya bergerak dalam interval
tertentu bahkan tak terbatas antar dua nilai, misalnya tinggi badan
seseorang.
Variabel juga dapt dikelompokkan berdasarkan skala pengukurannya:
Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasarkan
penggolongan. Artinya hanya mengelompokkan peristiwa dalam kategori
tertentu. Contohnya status perkawinan, jenis kelamin, status pendidikan,
agama, dll.
Variabel Ordinal, yaitu variabel yang memiliki jenjang tingkatan, diurutkan
dari yang paling tinggi ke paling rendah atau sebaliknya dengan tidak
memperhatikan interval(jarak)nya. Contohnya variabel tinggi badan,
rangking mahasiswa, dll.
Variabel Interval, yaitu variabel seperti variabel ordinal, namun mempunyai
jarak atau interval yang sama, mempunyai satuan pengukuran yang sama.
Misalnya variabel tingkat penghasilan (antara 100.000-199.000; 200.000-
299.000).
Variabel Rasio, yaitu variabel yang mempunyai permulaan angka nol
mutlak. Contohnya variabel umur, ada yang berumur 0,1,2,3 tahun.
Menurut Nanang Martono, Jenis – Jenis Variabel ada 8, yaitu
a. Variabel Bersifat Publik dan privat
- Variabel publik merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri suatu
objek yang telah diketahui oleh umum. Misalnya: jenis kelamin, ras,
pekerjaan merupakan variable yang bersifat publik karena sudah banyak
diketahui oleh publik.
6. - Variabel privat merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri tertentu
yang secara pasti dapat diketahui, tetapi orang lain tidak berhak untuk
mengetahuinya.
b. Variabel Permanen dan Temporal
- Variabel permanen merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri
tertentu yang tetap dan tidak berubah dalam jangka waktu yang lama.
Misalnya : jenis kelamin, ras, kepribadian, asal usul kelaurga.
- Variabel temporal merupakan variabel yang menunjukkan ciri – ciri
tertentu yang cukup mudah untuk berubah. Misalnya : sikap, opini,
perilaku, serta tingkah laku.
c. Variabel Bebas dan Terikat
- Variabel independen disebut juga variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada akibat
variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu
yang terjadi lebih dulu.
- Variabel dependen disebut juga variabel terikat merupakan variabel yang
diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.
d. Variabel Pendahuli
Merupakan variabel yang mempunyai kedudukan sebagai variabel
yang mendahului terjadinya variabel independen.
e. Variabel Antara
Variabel antara merupakan variabel yang terletak antara variabel
dependen dengan variabel independen.
f. Variabel Kontrol
Variabel control merupakan variabel yang dibuat konstan sehingga
tidak memengaruhi variabel utama yang diteliti. Misalnya : sebuah
penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
7. kemampuan mengerjakan soal statistik antara mahasiswa jurusan
sosiologi dengan jurusan ilmu komunikasi. Untuk itu kedua mahasiswa
tersebut diberi tes bstatistik dengan soal yang sama. Soal statistik dalam
penelitian ini berfungsi sebagai variabel kontrol.
g. Variabel Penekan
Variabel penekan merupakan suatu variable yang memgubah
kekuatan hubungan dua variabel. Awalnya variable independen dan
dependen tidak ada hubungan, namun setelah dihadirkan variabel
penekan, hubungan antara kedua variabel tersebut menjadi tampak.
Perubahan hubungan ini dapat diketahui setelah dilakukan analisis
dengan alat uji statistic tertentu. Misalnya menggunakan kolerasi parsial.
h. Variabel Pengganggu
Variabel penggangu merupakan varaibel yang dapat mengubah
arah hubungan diantara dua variabel. Pada awalnya variabel independen
dan variabel dependen mempunyai hubungan yang positif, namun setelah
dimasukkan variabel ketiga ( variable pengganggu) hubungan kedua
variabel tersebut menjadi negatif.
Hubungan antar variable dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
Ada tiga jenis hubungan antar veriabel, yaitu :
Hubungan simetris
Kedua variabel ini dikatakan memiliki hubungan simetris, apabila
variable yang satu tidak disebabkan oleh variable yang lain, atau tidak
dipengaruhi oleh variable yang lain. Contoh, hubungan simnetris adalah
jumlah guru dengan jumlah fasilitas belajar di sebuah sekolah. Variable
jumlah guru tidak mempengaruhi jumlah fasilitas belajar, demikian juga
variable jumlah fasilitas belajar juga tidak mempengaruhi jumlah guru
disebuah sekolah.
8. Hubungan timbal balik
Sebuah hubungan ketika sebuah variabel dapat menjadi sebab dan
juga menjadi akibat dari variabel lainnya. Kedudukan kedua variable ini
dapat saling dipertukarkan dalam waktu yang berbeda. Contoh hubungan
ini adalah hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan status
sosial. Seorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki status
sosial tinggi. Sebaliknya seseorang yang berada pada status sosial yang
tinggi juga akan dapat mengakses jenjang pendidikan yang tinggi pula.
Hubungan asimetris
Suatu jenis hubungan ketika variabel yang stau mempengaruhi
variabel yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan. Contoh :
hubungan antara variabel jenis kelamin dengan prestasi belajar,
hubungan antara variabel tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan
(Singarimbun dan Effendi, 1989).
3. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau kostruk dengan cara memberikan arti, atau
mempersepsikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tertentu (Nazir, 1998).
Panggabean mengemukakan alasan diperlukannya definisi
operasiomal adalah
- Tuntutan adanya perbedaan situasi
- Perlu kriteria untukl pencatatan
- Sebuah konsep atau objek dapat mempunyai lebih dari saru pengetian
- Mengkin diperlukan pengertian yang khas atau unik
4. Skala pengukuran
Data jenis kelamin mahasiswa tidak sama dengan data usia
mahasiswa. Jenis kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan. Itulah yang
9. disebut ilustrasi mengenai apa itu skala pengukuran. Ada empat sklala
ppengukuran yaitu : nominal, ordinal, interval dan rasio (disingkat noir).
a. Skala Nominal
Istilah nominal berasal dari kata name, skala pengukuran nominal
merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Skala ini
dugunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek atau kajian ke dalam
kelompok yang terpisah untuk menunjukan kesamaan atau perbedaan
cirri-ciri tertentu dari yang diamati.
Data skala nominal memiliki cirri-ciri :
Bersifat membedakan : tidak mengurutkan mana kategori yang lebih
tinggi, mana kategori yang lebih rendah.
Memiliki kategori yang bersifat homogen, mutually exclusive dan
exchaustive, yang artinya setiap individu harus dapat dikategorikan hanya
pada satu kategori saja dan setiap kategori harus mengakomodasikan
seluruh data tidak tumpang tinggi. Contohnya seperti “asal daerah
mahasiswa”
1) Purwokerto (1)
2) Jawa Tengah (2)
3) Wonosobo (3)
4) Jakarta (4)
5) Tanggerang (5)
6) Bandung (6)
7) Surabaya (7)
Pengkategorian tersebut kurang tepat, karena apabila terdapat
mahasiswa yang berasal dari Purwokerto dan Wonosobo, ketiga-tiganya
juga termasuk tinggal di Jawa Tengah. Kategori tersebut dapat diubah
menjadi :
10. 1) Provinsi DKI Jakarta (1)
2) Provinsi Banten (2)
3) Provinsi Jawa Barat (3)
4) Provinsi Jawa Tengah (4)
5) Provinsi DI Yogyakarta (5)
6) Provinsi Jawa Timur (6)
7) Provinsi Lain (7)
Skala nominal juga sering disebut sebagai frequency data atau
categorical data. Contoh skala nominal seperti : suku, agama, jenis
kelamin, ras, etnis, golongan darah dan sebagainya.
b. Skala Ordinal
Skala ordinal ini memiliki semua karakteristik skala nominal,
perbedaannya, skala ordinal memiliki urutan atau peringkat antarkategori.
Angka yang digunakan hanya menentukan posisi dalam suatu seri yang
urut, bukan nilai absolute, namun angka tersebut tidak dapat
ditambahkan, dikurangi, dikalikan maupun dibagi. Contoh variable
berskala ordinal seperti :
a. Status Sosial
- Atas (3)
- Menengah (2)
- Bawah (1)
b. Prestasi Belajar
- Baik (3)
- Sedang (2)
- Kurang (1)
c. Skala Interval
Skala interval memiliki semua variable dari skala ordinal.
Perbedaannya, skala interval memiliki satuan skala, atau satuan
11. pengukuran yang standard an jarak antar kategori dapat diketahui. Skala
interval tidak memiliki titik 0 (nol) yang sesungguhnya, sehingga tidak
berlaku operasi perbandingan, akan tetapi berlaku operasi penjumlahan
serta pengurangan. Contoh variable berskala interval adalah :
a. IPK
- 0,00-1,99 (1)
- 2,00-2,99 (2)
- 3,00-4,00 (3)
b. Penghasilan
- <500 ribu (1)
- 500 ribu – 1,5 juta (2)
- >1,5 juta (3)
d. Skala Rasio
Pada dasarnya skala rasio sama dengan skala interval. Bedanya
skala rasio memiliki titik 0 (nol) yang sebenarnya, sehingga rasio atau
perbandingan antarkategori dapat diketahui dengan jelas. Dapat diambil
contohnya seperti panjang (m), berat (newton), usia (tahun), jumlah
penduduk (jiwa).
Dari empat skala pengukuran diatas, dapat disajikan dalam bentuk
table seperti di bawah ini :
Fungsi Membedakan Mengurutkan Mempunyai Ada Nilai
Jarak Nol Mutlak
Nominal Ya - - -
Ordinal Ya Ya - -
Interval Ya Ya Ya -
Rasio ya ya ya ya
12. Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada media Group.
Rahmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
Rosdakarya Offset.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.