SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANC (Antenatal Care)
1. Pengertian ANC
Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama
masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Sarwono, 2008).
2. Tujuan ANC
Menurut Kusmiyati, 2008 Tujuan ANC dibagi menjadi dua yaitu:
a. Tujuan umum
Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
b. Tujuan khusus adalah:
1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan
proses persalinan.
2) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun
obstetrik selama kehamilan.
8
3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadapi komplikasi.
4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial.
3. Kunjungan Antenatal
Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan Antenatal selama
masa hamil. Pelayanan meliputi anamnese dan pemantauan ibu dan janin
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga
harus mengenal kehamilan berisiko tinggi atau adanya kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual
(PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi konseling
dan penyuluhan kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat
pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan
(Mufdlilah, 2010).
Secara operasional, untuk pelayanan antenatal dikenal dengan
adanya standar pelayanan dan pemantauan antenatal. Pelayanan antenatal
merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak,
pelayanan ini dilaksanakan oleh bidan di Poliklinik, BPM dan Rumah
Sakit, pelayanan antenatal juga dapat dilaksanakan pada waktu
pelaksanaan posyandu, ditempat praktik dokter, dirumah bersalin atau
Puskesmas.
9
Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan RI (2003) meliputi :
a. Memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada
trimester I, 1 kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III
untuk memantau keadaaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga
dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara
cepat dan tepat.
b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis
penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat
badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi (Mufdlilah,
2009). Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata – rata
berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi
untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat
badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator
pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat
badannya sebelum hamil. Pertambahan adalah kira – kira 20% dari
berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk,1997), jika berat
badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm menunjukan
ibu mengalami kurang gizi.
c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus
dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini
10
terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi,
protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas
atas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan
lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan disebabkan
terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan
tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami
kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak waktu 1
jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklamsi mempunyai 3 dari
2 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan
berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan salah satu faktor utama
penyebab terjadinya kematian maternal (Saefudin, 2000).
d. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi
secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin
intra uterin, tinggi fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini
terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang
ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal
(Mufdlilah, 2010). Pengukuran TFU dilakukan dengan menggunakan
cara Mc Donal untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian
dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus (TFU dalam
cm) – n x 155 grm. Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica maka
n = 12. Bila kepala dibawah spina isciadica maka n = 11 (Kusmiyati,
2008).
11
e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui
usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan
janin tunggal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin
untuk menentukan asuhan selanjutnya.
f. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2
kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari
terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
g. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada
kehamilan 30 minggu. Saat ini anemia dalam kandungan ditetapkan
kadar Hb <11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada
trimester II, Hb < gr% harus dilakukan pengobatan, beri 2-3 zat besi
perhari, rujuk ibu hamil untuk pengobatan selanjutnya, dengan Hb
rendah harus diberi suplemen zat besi dan penyuluhan gizi
(Mufdlilah, 2010).
h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap
hari, ingatkan ibu hamil tidak meminumnya dengan teh dan kopi,
suami/ keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu
mengkonsumsi zat besi, untuk meyakinkan bahwa tablet zat besi telah
diminum.
i. Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa)
pemeiksaan penyakit – penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).
j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil,
perawatan payudara, gizi ibu selam hamil, tanda – tanda bahaya
12
selama kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat
segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan
mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh
minat, beri nasehat dan rujuk bila diperlukan.
k. Bicarakan tentang persalinan pada ibu hamil, suami/ keluarga pada
trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan
suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk
merujuk.
l. Tersedianya alat pelayanan kehamilan dan mencatat semua temuan
pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), standar pelayanan
antenatal ada 6:
1) Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan
dan memotivasi ibu dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Pemantauan dan pelayanan antenatal
Bidan memberikan pelayanan sedikitnya 4x pelayanan
antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu
dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS /
13
infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk
tindakan selanjutnya.
3) Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama
dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta
bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia
lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6) Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan
14
bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana
yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik-baik,
disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
Pemeriksaan Antenatal menurut Mufdlilah (2009), meliputi :
a. Pemeriksaan Pertama Antenatal Care
1) Tujuan
a) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan.
b) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
c) Menentukan status kesehatan ibu dan janin.
d) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada atau
tidaknya faktor risiko kehamilan.
e) Menentukan rencana pemeriksaan/ penatalaksanaan selanjutnya
2) Anamnesis
a) Identitas pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan
dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman
antara 20-35 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi
kehamilan diluar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan
psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi.
Usia muda juga menjadi faktor kehamilan risiko tinggi untuk
15
kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti
preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
b) Keluhan utama
Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata
ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang
dirasakan.
c) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada / tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada
amenarche, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid
biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan
usia kehamilan menstruasi dan memperkirakan saat persalinan
menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3+ x +1 mgg), untuk
siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa
kehamilan ini sebelumnya atau belum, jika sudah berarti ini
bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk
data dasar inisial pemeriksaan. Apakah ada keluhan yang
dirasakan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun
tidak.
d) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin
mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit
jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi
16
makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada / tidaknya riwayat
operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan
(miomektomi, sectio cesarean dan sebagainya).
e) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan
sebagainya.
f) Riwayat khusus obstetrik ginekologi.
Adakah riwayat kehamilan/persalinan / abortus sebelumnya
(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus),
berapa jumlah anak hidup. Ada / tidaknya masalah pada
kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat
bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong
persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka
persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika
masih ingat. Riwayat menarche siklus haid, ada / tidak nyeri
haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan
lainnya. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah /
tidak.
g) Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari tingkat
ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga
dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk
menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang
17
timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah yaitu ibu
hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK). Perilaku
keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya
merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan
ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004).
a) Sosial Budaya
Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya
merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan
ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004).
b. Pemeriksaan Fisik
1) Status generalis / pemeriksaan umum.
a) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi / kooperatif.
Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), tinggi /
berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi
< 145cm, berat badan >75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan
yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik untuk memprediksi
sirkulasi plasenta). Kepala ada / tidaknya nyeri kepala (anaemic
headache nyeri frontal, hypersentive / tension headache nyeri
suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera
18
ikterik / tidak. Mulut / telinga, hidung tenggorokan (THT) ada
tanda radang / tidak, lender, perdarahan gusi, gigi geligi. Paru /
jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
Ekstremitas dipriksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,
simetri (kecurigaan polio, mungkin terhadap kelainan bentuk
panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus
dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan
penatalaksanaannya.
2) Status obstetric / pemeriksaan khusus obtetrik
a) Abdomen
Infeksi : membesar / tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mugkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda
dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan
ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat
diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri
dengan tepi atas simfisis os pubis. Pemeriksaan palpasi
Leopold dilakukan dengan sistematika:
(1) Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin
yang difundus dengan kedua telapak tangan.
19
(2) Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-
kanan, jari kearah kepala pasien, mencari sisi bagian
besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian
keras bulat (kepala) janin.
(3) Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak
dibawah (diatas simfisis) sementara tangan lainnya
menahan fundus untuk fiksasi.
(4) Leopold IV
Kedua tangan menekan bagia bawah uterus dari
kiri-kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian
terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut
sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya
dinyatakan dengan satuan x/5) jika memungkinkan dalam
palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun
kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada
kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat
menggunmakan rumus cara Johnson Tausac yaitu: tinngi
fundus (cm) - (12/13/14)x155gram). Auskultasi: dengan
stetoskop kayu laenec atau alat dopler yang ditempelkan di
daerah punggung janin, dihitung frekuensi satu menit.
20
Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal
adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama
satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal
adalah 120-160 denyut permenit. Takhikardi menunjukkan
adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada
janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukan
kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal
distres / gawat janin).
b) Genetalia eksterna
Inspeksi luar : Keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda
radang, luka, perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia
dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih
jelas. Inspeksi dalam menggunakan speculum (inspeculo): labia
dipisahkan dengan kedua jari pemeriksa, alat speculum Cusco
(cocor bebek) dimasukan ke vagina dengan bilah vertikal
kemudian didalam liang vagina diputar 90 derajad sehingga
horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks
(permukaan, warna), keadaan ostium, ada / tidaknya darah,
cairan, discharge divorniks, dilihat keadaan dinding dalam
vagina, ada atau tidak tumor, tanda radang dan kelainan
lainnya.
21
c) Genetalia interna
Palpasi: colok vagina (Vaginal toucher) dengan dua jari
sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan
fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah
dan ada garis miring tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa
ada tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan.
Ditentukan bagian terbawah (jangan lupa selalu palpasi
bimanual pada pemeriksan vagina) pada pemeriksaan diatas 34-
36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk
pemeriksaan ada atau tidak disproporsi vetopelvik atau
sefalopelvik. Kontra indikasi relatif colok vagina adalah:
(1) Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga,
karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi
pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh
dilakukan dimeja operasi, dilakukan dengan cara perabaan
fornices dengan sangat hati-hati).
(2) Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran
infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal
toucher) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan
antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya
pemreriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk
kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada
usia kehamilan diatas 34-36 minggu, untuk memperkirakan
22
ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan
keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian
kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan
lainnya, pada usia kehamilan <36 minggu, elastisitas
jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit
dan sakit untuk eksplorasi.
d) Pemeriksaan rectal (rectal toucher): dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan Lanjutan
1) Jadwal kunjungan
Idealnya seperti diatas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan,
29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan diatas 36 minggu setiap
minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa:
a) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus
uteri.
b) Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin,
presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktivitas janin,
perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika
memungkinkan dengan USG).
2) Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang
terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin
dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34
minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella,
23
Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada
kunjungan pertama, bila normal,periksa ulang pada kunjungan
minggu ke 26 - 28, untuk dideteksi dini diabetes mellitus
gestational.
3) Pemeriksaan penunjang Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan,
untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan
dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga
kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan
pada trimester pertama atau kedua. Tetap harus digunakan dosis
radiasi sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahya
karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan
dari 3.5, 5.0, 6.5, atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi
yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam,
karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Frekuensi Antenatal Care
a. Pengertian Frekuensi Antenatal Care
Jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas
kesehatan, untuk mendeteksi secara dini dan mencegah komplikasi
dalam kehamilan, ibu hamil harus melakukan antenatal care sesuai
yang telah dianjurkan yaitu:
24
1) Satu kali pada trimester pertama (K1)
K1 merupakan kunjungan pertama ibu hamil setelah dirinya
terlambat menstruasi yang bertujuan untuk tercapainya ibu hamil
yang sehat dan selamat baik bagi ibu sendiri maupun janinya
(Dewi & Sunarsih, 2010).
2) Satu kali pada trimester kedua
Kunjungan ibu hamil yang bertujuan untuk mengenali
komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya (Dewi & Sunarsih,
2010).
3) Dua kali pada trimester ketiga (K4)
Kunjungan ulang (K4) kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama dimana kegiatanya lebih
difokuskan dalam pendeteksian komplikasi, mempersiapkan
kelahiran dan kegawatdaruratan (Dewi & Sunarsih, 2010).
b. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan ANC
1) Faktor predisposisi (Predisposing factor)
a) Tenaga kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
wewenang untuk melakukan upaya kesehatan (Notoatmodjo,
2003).
25
b) Masyarakat dan keluarga
Pengetahuan dan pendidikan masyarakat sangat berperan
dalam prilaku kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu
diperoleh dari pendidikan formal ataupun informal, penyuluhan
atau pengindraan( Notoatmodjo, 2003).
2) Faktor pemungkin (Enabling factor)
a) Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
(1) Tenaga kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya
kesehatan, tenaga kesehatan yaitu: dokter, bidan, perawat.
Adapun Antenatal Care akan efektif bila asuhan diberikan
oleh petugas kesehatan yang terampil dan
berkesinambungan (Kusmiyati, 2008).
(2) Sarana kesehatan
Sarana kesehatan sangat penting sebagai upaya
pelaksanaan pelayanan kesehatan baik berupa Posyandu,
Puskesmas, dan rumah sakit, selain itu tersedianya alat
pelayanna kehamilan yang baik dan masih dapat digunakan,
obat – obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan
26
dan mencatat semua hasil temuan pada KMS ibu hamil
untuk menentukan tindakan selanjutnya (Mufdlilah, 2010).
b) Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan,
keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu
untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah
yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah
yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK).
(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
c) Sosial Budaya
Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya
merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan
ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004).
d) Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan
kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit
memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Bobak, Lowdermilk
& Jensen, 2004).
27
3) Faktor penguat (Reinforcing factor)
a) Sikap dan Perilaku Petugas kesehatan
Sikap petugas terhadap suatu kegiatan secara tidak
langsung sangat menmpengaruhi bagaimana masyarakat
disekitarnya untuk sadar tentang prilaku kesehatan karena dala
masyarakat tenaga kesehatan dianggap sebagai contoh, selain
itu peran petugas ksehatan itu sendiri juga sebagai pelaksana
dan pendidik dalam masyarakat. ( Notoatmodjo, 2003)
b) Sikap dan Perilaku Masyarakat dan Keluarga
Sikap masyarakat dan keluarga secara nyata menunjukan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
yang bersifat emosional. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan,
berpikir, keyakinan dan emosi. Respon ibu hamil tentang
pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap lebih baik
tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap
kesehatan dirinya dan janin ( Notoatmodjo, 2003).
B. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan
kepribadian atau proses perubahan prilaku menuju kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan mengembangkan potensi
28
dirinya, berupa rohani, (cipta, rasa, karsa) dan jasmani. Pendidikan
merupakan kemajuan – kemajuan masyarakat dan kebudayaannya dalam
satu kesatuan. (Notoatmodjo, 2002).
2. Tingkatan Pendidikan
Jenjang pendidikan menurut undang – undang RI No. 20 th 2003
tentang SISDIKNAS adalah:
a. Pendidikan dasar
Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta
mempersiapkannya untuk mengikuti pendidikan menengah.
Merupakan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik pribadi
maupun masyarakat, oleh karena itu warga Negara diberi kesempatan
memperoleh pendidikan dasar. Terdiri dari SD dan SMP.
b. Pendidikan menengah
Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampua mengadakan hubungan
timbal balik dengan hubungan sosial budaya dengan alam sekitar serta
dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan
menengah umum (SMA, MA) dan Kejuruan.
c. Pendidikan tinggi
Adalah pendidikan yang memepersiapkan peserta didik untuk
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tingkat tinggi
29
yang bersifat akademik atau professional sehingga dapat menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan manusia.
Pendidikan tinggi terdiri dari Akademi, Institusi, Sekolah Tinggi dan
Universitas.
C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang diperoleh dari
pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui pancaindra
manusia yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoajmodjo, 2003).
2. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat kedua
adalah mengingat kembali (recall) terhadap Sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
30
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paha terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi dikatakan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi in dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata – kata kerja:
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokan dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesisi)
Sintesis mrnunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
31
menyusun suatu formulasi – formulasi yang ada. Misalnya: dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan –
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.
Menurut Notoatmodjo, 2003 dalam bukunya menyebutkan bahwa,
Pendidikan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan
masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun
informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang
pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keteraturan antenatal care,orang yang memiliki pendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan
datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan akan mereka peroleh
dari gagasan tersebut, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
ia akan lebih mudah menerima informasi sehingga mungkin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki.
Menurut Notoatmodjo, 2003, pengetahuan yang dimiliki seseorang
tidaklah sama melainkan tergantung pada upaya untuk mempelajarinya
lebih mendalam dan prilaku yang dilandasi pengetahuan akan lebih
32
langgeng dari pada yang tidak dilandasi pengetahuan. Pendidikan dan
pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan
masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun
informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang
pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keteraturan antenatal care.
Menurut Yohana dalam hasil penelitiannya tahun 2010
menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pendidikan dengan
frekuensi kunjungan antenatal care.
Menurut Rosyidah dalam hasil penelitiannya tahun 2010,
menyebutkan bahwa ada hubungan yang berbanding lurus antara
pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi kunjungan antenatal.
33
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Kusmiyati, 2008, Lawrence Green, Mufdlilah, 2009,
(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Sarwono, 2008, Depkes RI 2003.
Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor)
1. Pengetahuan Tenaga
kesehatan:
a. Pendidikan
b. Pelatihan
c. Kompetensi:
1). Pengalaman
2). Ketrampilan
2. Pengetahuan Ibu:
a. Pendidikan
b. Penyuluhan atau
Informasi
Frekuensi ANC
(Antenatal Care)
Faktor Pemungkin
(Enabling Factor)
1. Tenaga kesehatan
2. Sarana Kesehatan
3. Ekonomi
4. Sosial Budaya
5. Geografis
Faktor Penguat
(Reinforcing Factor)
1. Sikap dan Perilaku
Petugas Kesehatan
2. Sikap dan perilaku
Keluarga
34
E. Kerangka Konsep
Gambar 2.3 Skema Kerangka Konsep
F. Hipotesa Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
- Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan frekuensi antenatal
care.
- Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi antenatal
care.
Frekuensi ANC
(Antenatal Care)
Pendidikan Ibu
Hamil
Pengetahuan Ibu
Hamil
Variabel Independent Variabel Dependent

More Related Content

What's hot

kesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remajakesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remaja
rahmi anissawaty
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Muh Saleh
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
yolandaputri18
 
Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kb
miftaulmi95
 

What's hot (20)

Epidemiologi dalam kesehatan reproduksi
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksiEpidemiologi dalam kesehatan reproduksi
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksi
 
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan KotaPelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
 
kesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remajakesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remaja
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
 
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratUpaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
 
Kunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamilKunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamil
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita), buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu  balita), buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu  balita), buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita), buku kia dan stiker p4 k
 
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada ManusiaSoal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
 
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat ReproduksiKB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
 
Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kb
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
Konsep Surveilans
Konsep SurveilansKonsep Surveilans
Konsep Surveilans
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilanFaktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
 
PPT Critical Thinking.pptx
PPT Critical Thinking.pptxPPT Critical Thinking.pptx
PPT Critical Thinking.pptx
 

Viewers also liked

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Aditya Setyawan
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Nika Meiliana
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
Bogazius08
 
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Dinka Rosely
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
Jeffry Shin
 
Digital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariDigital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswari
Bayu Rahmanto
 
Pujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihPujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsih
Yeni Oktarina
 
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Operator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (20)

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah
 
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
 
194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti
 
Perilaku
PerilakuPerilaku
Perilaku
 
Digital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariDigital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswari
 
Kti lia akmaliah
Kti lia akmaliahKti lia akmaliah
Kti lia akmaliah
 
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
 
Jurnal pijat bayi
Jurnal pijat bayiJurnal pijat bayi
Jurnal pijat bayi
 
09 e02386
09 e0238609 e02386
09 e02386
 
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatanStandar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
 
Pujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihPujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsih
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
 
Bab iii kajian tema
Bab iii kajian temaBab iii kajian tema
Bab iii kajian tema
 

Similar to Anc2

Bab2 standart kujungan_pemeriksaan
Bab2 standart kujungan_pemeriksaanBab2 standart kujungan_pemeriksaan
Bab2 standart kujungan_pemeriksaan
Lewi Kiswanto
 
Macam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidananMacam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidanan
Via Dewi Syahara
 
Laporan pendahuluan antenatal care
Laporan pendahuluan antenatal careLaporan pendahuluan antenatal care
Laporan pendahuluan antenatal care
Amel13061981
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Septian Muna Barakati
 
teori ASUHAN ANTENATAL.doc
teori ASUHAN ANTENATAL.docteori ASUHAN ANTENATAL.doc
teori ASUHAN ANTENATAL.doc
candra_cun
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Operator Warnet Vast Raha
 
15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...
15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...
15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...
Operator Warnet Vast Raha
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Anc2 (20)

Tugas maternitas nur santi zuuhi
Tugas maternitas nur santi zuuhiTugas maternitas nur santi zuuhi
Tugas maternitas nur santi zuuhi
 
Laporan Pendahuluan Anthenatal Care Pada Ibu Hamil
Laporan Pendahuluan Anthenatal Care Pada Ibu HamilLaporan Pendahuluan Anthenatal Care Pada Ibu Hamil
Laporan Pendahuluan Anthenatal Care Pada Ibu Hamil
 
BAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docxBAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docx
 
Bab2 standart kujungan_pemeriksaan
Bab2 standart kujungan_pemeriksaanBab2 standart kujungan_pemeriksaan
Bab2 standart kujungan_pemeriksaan
 
Macam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidananMacam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidanan
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
 
Laporan pendahuluan antenatal care
Laporan pendahuluan antenatal careLaporan pendahuluan antenatal care
Laporan pendahuluan antenatal care
 
Tujuan pemeriksaan k4
Tujuan pemeriksaan k4Tujuan pemeriksaan k4
Tujuan pemeriksaan k4
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
Tugas 10 t
Tugas 10 tTugas 10 t
Tugas 10 t
 
1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan
 
1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan
 
1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan
 
Sap anc
Sap ancSap anc
Sap anc
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
 
1. ANC.pdf
1. ANC.pdf1. ANC.pdf
1. ANC.pdf
 
teori ASUHAN ANTENATAL.doc
teori ASUHAN ANTENATAL.docteori ASUHAN ANTENATAL.doc
teori ASUHAN ANTENATAL.doc
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
 
15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...
15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...
15343894 pengetahuan-ibu-hamil-tentang-antenatal-care-ditinjau-dari-segi-umur...
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
 

Anc2

  • 1. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2008). 2. Tujuan ANC Menurut Kusmiyati, 2008 Tujuan ANC dibagi menjadi dua yaitu: a. Tujuan umum Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. b. Tujuan khusus adalah: 1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses persalinan. 2) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetrik selama kehamilan.
  • 2. 8 3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi. 4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial. 3. Kunjungan Antenatal Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan Antenatal selama masa hamil. Pelayanan meliputi anamnese dan pemantauan ibu dan janin untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan berisiko tinggi atau adanya kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi konseling dan penyuluhan kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan (Mufdlilah, 2010). Secara operasional, untuk pelayanan antenatal dikenal dengan adanya standar pelayanan dan pemantauan antenatal. Pelayanan antenatal merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak, pelayanan ini dilaksanakan oleh bidan di Poliklinik, BPM dan Rumah Sakit, pelayanan antenatal juga dapat dilaksanakan pada waktu pelaksanaan posyandu, ditempat praktik dokter, dirumah bersalin atau Puskesmas.
  • 3. 9 Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (2003) meliputi : a. Memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III untuk memantau keadaaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat. b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi (Mufdlilah, 2009). Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata – rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil. Pertambahan adalah kira – kira 20% dari berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk,1997), jika berat badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm menunjukan ibu mengalami kurang gizi. c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini
  • 4. 10 terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas atas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan disebabkan terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak waktu 1 jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklamsi mempunyai 3 dari 2 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kematian maternal (Saefudin, 2000). d. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin intra uterin, tinggi fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal (Mufdlilah, 2010). Pengukuran TFU dilakukan dengan menggunakan cara Mc Donal untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus (TFU dalam cm) – n x 155 grm. Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica maka n = 12. Bila kepala dibawah spina isciadica maka n = 11 (Kusmiyati, 2008).
  • 5. 11 e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya. f. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas. g. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 30 minggu. Saat ini anemia dalam kandungan ditetapkan kadar Hb <11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada trimester II, Hb < gr% harus dilakukan pengobatan, beri 2-3 zat besi perhari, rujuk ibu hamil untuk pengobatan selanjutnya, dengan Hb rendah harus diberi suplemen zat besi dan penyuluhan gizi (Mufdlilah, 2010). h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap hari, ingatkan ibu hamil tidak meminumnya dengan teh dan kopi, suami/ keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu mengkonsumsi zat besi, untuk meyakinkan bahwa tablet zat besi telah diminum. i. Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa) pemeiksaan penyakit – penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS). j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu selam hamil, tanda – tanda bahaya
  • 6. 12 selama kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh minat, beri nasehat dan rujuk bila diperlukan. k. Bicarakan tentang persalinan pada ibu hamil, suami/ keluarga pada trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk merujuk. l. Tersedianya alat pelayanan kehamilan dan mencatat semua temuan pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya. Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), standar pelayanan antenatal ada 6: 1) Identifikasi ibu hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. 2) Pemantauan dan pelayanan antenatal Bidan memberikan pelayanan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS /
  • 7. 13 infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. 3) Palpasi abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. 4) Pengelolaan anemia pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. 6) Persiapan persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan
  • 8. 14 bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik-baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. Pemeriksaan Antenatal menurut Mufdlilah (2009), meliputi : a. Pemeriksaan Pertama Antenatal Care 1) Tujuan a) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan. b) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan. c) Menentukan status kesehatan ibu dan janin. d) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada atau tidaknya faktor risiko kehamilan. e) Menentukan rencana pemeriksaan/ penatalaksanaan selanjutnya 2) Anamnesis a) Identitas pasien Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-35 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan diluar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga menjadi faktor kehamilan risiko tinggi untuk
  • 9. 15 kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus. b) Keluhan utama Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan. c) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang Ada / tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenarche, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstruasi dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3+ x +1 mgg), untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum, jika sudah berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan. Apakah ada keluhan yang dirasakan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak. d) Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi
  • 10. 16 makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada / tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarean dan sebagainya). e) Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya. f) Riwayat khusus obstetrik ginekologi. Adakah riwayat kehamilan/persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada / tidaknya masalah pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat menarche siklus haid, ada / tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah / tidak. g) Riwayat sosial / ekonomi Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang
  • 11. 17 timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK). Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). a) Sosial Budaya Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). b. Pemeriksaan Fisik 1) Status generalis / pemeriksaan umum. a) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi / kooperatif. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), tinggi / berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145cm, berat badan >75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik untuk memprediksi sirkulasi plasenta). Kepala ada / tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypersentive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera
  • 12. 18 ikterik / tidak. Mulut / telinga, hidung tenggorokan (THT) ada tanda radang / tidak, lender, perdarahan gusi, gigi geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas dipriksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terhadap kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya. 2) Status obstetric / pemeriksaan khusus obtetrik a) Abdomen Infeksi : membesar / tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mugkin belum nyata). Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis. Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika: (1) Leopold I Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang difundus dengan kedua telapak tangan.
  • 13. 19 (2) Leopold II Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri- kanan, jari kearah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin. (3) Leopold III Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak dibawah (diatas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi. (4) Leopold IV Kedua tangan menekan bagia bawah uterus dari kiri-kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5) jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunmakan rumus cara Johnson Tausac yaitu: tinngi fundus (cm) - (12/13/14)x155gram). Auskultasi: dengan stetoskop kayu laenec atau alat dopler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi satu menit.
  • 14. 20 Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut permenit. Takhikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distres / gawat janin). b) Genetalia eksterna Inspeksi luar : Keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka, perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan speculum (inspeculo): labia dipisahkan dengan kedua jari pemeriksa, alat speculum Cusco (cocor bebek) dimasukan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian didalam liang vagina diputar 90 derajad sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada / tidaknya darah, cairan, discharge divorniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada atau tidak tumor, tanda radang dan kelainan lainnya.
  • 15. 21 c) Genetalia interna Palpasi: colok vagina (Vaginal toucher) dengan dua jari sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada garis miring tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah (jangan lupa selalu palpasi bimanual pada pemeriksan vagina) pada pemeriksaan diatas 34- 36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk pemeriksaan ada atau tidak disproporsi vetopelvik atau sefalopelvik. Kontra indikasi relatif colok vagina adalah: (1) Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan dimeja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati). (2) Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya pemreriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan diatas 34-36 minggu, untuk memperkirakan
  • 16. 22 ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan <36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi. d) Pemeriksaan rectal (rectal toucher): dilakukan atas indikasi. c. Pemeriksaan Lanjutan 1) Jadwal kunjungan Idealnya seperti diatas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan diatas 36 minggu setiap minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa: a) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri. b) Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktivitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG). 2) Laboratorium Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella,
  • 17. 23 Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal,periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26 - 28, untuk dideteksi dini diabetes mellitus gestational. 3) Pemeriksaan penunjang Lain-lain Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester pertama atau kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahya karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5, atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan. 5. Frekuensi Antenatal Care a. Pengertian Frekuensi Antenatal Care Jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas kesehatan, untuk mendeteksi secara dini dan mencegah komplikasi dalam kehamilan, ibu hamil harus melakukan antenatal care sesuai yang telah dianjurkan yaitu:
  • 18. 24 1) Satu kali pada trimester pertama (K1) K1 merupakan kunjungan pertama ibu hamil setelah dirinya terlambat menstruasi yang bertujuan untuk tercapainya ibu hamil yang sehat dan selamat baik bagi ibu sendiri maupun janinya (Dewi & Sunarsih, 2010). 2) Satu kali pada trimester kedua Kunjungan ibu hamil yang bertujuan untuk mengenali komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya (Dewi & Sunarsih, 2010). 3) Dua kali pada trimester ketiga (K4) Kunjungan ulang (K4) kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama dimana kegiatanya lebih difokuskan dalam pendeteksian komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan (Dewi & Sunarsih, 2010). b. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan ANC 1) Faktor predisposisi (Predisposing factor) a) Tenaga kesehatan Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
  • 19. 25 b) Masyarakat dan keluarga Pengetahuan dan pendidikan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun informal, penyuluhan atau pengindraan( Notoatmodjo, 2003). 2) Faktor pemungkin (Enabling factor) a) Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan (1) Tenaga kesehatan Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya kesehatan, tenaga kesehatan yaitu: dokter, bidan, perawat. Adapun Antenatal Care akan efektif bila asuhan diberikan oleh petugas kesehatan yang terampil dan berkesinambungan (Kusmiyati, 2008). (2) Sarana kesehatan Sarana kesehatan sangat penting sebagai upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan baik berupa Posyandu, Puskesmas, dan rumah sakit, selain itu tersedianya alat pelayanna kehamilan yang baik dan masih dapat digunakan, obat – obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan
  • 20. 26 dan mencatat semua hasil temuan pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya (Mufdlilah, 2010). b) Ekonomi Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK). (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). c) Sosial Budaya Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). d) Geografis Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
  • 21. 27 3) Faktor penguat (Reinforcing factor) a) Sikap dan Perilaku Petugas kesehatan Sikap petugas terhadap suatu kegiatan secara tidak langsung sangat menmpengaruhi bagaimana masyarakat disekitarnya untuk sadar tentang prilaku kesehatan karena dala masyarakat tenaga kesehatan dianggap sebagai contoh, selain itu peran petugas ksehatan itu sendiri juga sebagai pelaksana dan pendidik dalam masyarakat. ( Notoatmodjo, 2003) b) Sikap dan Perilaku Masyarakat dan Keluarga Sikap masyarakat dan keluarga secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang bersifat emosional. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi. Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin ( Notoatmodjo, 2003). B. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan kepribadian atau proses perubahan prilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan mengembangkan potensi
  • 22. 28 dirinya, berupa rohani, (cipta, rasa, karsa) dan jasmani. Pendidikan merupakan kemajuan – kemajuan masyarakat dan kebudayaannya dalam satu kesatuan. (Notoatmodjo, 2002). 2. Tingkatan Pendidikan Jenjang pendidikan menurut undang – undang RI No. 20 th 2003 tentang SISDIKNAS adalah: a. Pendidikan dasar Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta mempersiapkannya untuk mengikuti pendidikan menengah. Merupakan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik pribadi maupun masyarakat, oleh karena itu warga Negara diberi kesempatan memperoleh pendidikan dasar. Terdiri dari SD dan SMP. b. Pendidikan menengah Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampua mengadakan hubungan timbal balik dengan hubungan sosial budaya dengan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum (SMA, MA) dan Kejuruan. c. Pendidikan tinggi Adalah pendidikan yang memepersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tingkat tinggi
  • 23. 29 yang bersifat akademik atau professional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan manusia. Pendidikan tinggi terdiri dari Akademi, Institusi, Sekolah Tinggi dan Universitas. C. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang diperoleh dari pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui pancaindra manusia yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoajmodjo, 2003). 2. Tingkatan Pengetahuan a. Tahu ( know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat kedua adalah mengingat kembali (recall) terhadap Sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
  • 24. 30 b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paha terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Application) Aplikasi dikatakan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi in dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata – kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya. e. Sintesis (Synthesisi) Sintesis mrnunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
  • 25. 31 menyusun suatu formulasi – formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Menurut Notoatmodjo, 2003 dalam bukunya menyebutkan bahwa, Pendidikan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan antenatal care,orang yang memiliki pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan akan mereka peroleh dari gagasan tersebut, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka ia akan lebih mudah menerima informasi sehingga mungkin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Menurut Notoatmodjo, 2003, pengetahuan yang dimiliki seseorang tidaklah sama melainkan tergantung pada upaya untuk mempelajarinya lebih mendalam dan prilaku yang dilandasi pengetahuan akan lebih
  • 26. 32 langgeng dari pada yang tidak dilandasi pengetahuan. Pendidikan dan pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan antenatal care. Menurut Yohana dalam hasil penelitiannya tahun 2010 menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pendidikan dengan frekuensi kunjungan antenatal care. Menurut Rosyidah dalam hasil penelitiannya tahun 2010, menyebutkan bahwa ada hubungan yang berbanding lurus antara pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi kunjungan antenatal.
  • 27. 33 D. Kerangka Teori Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Kusmiyati, 2008, Lawrence Green, Mufdlilah, 2009, (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Sarwono, 2008, Depkes RI 2003. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) 1. Pengetahuan Tenaga kesehatan: a. Pendidikan b. Pelatihan c. Kompetensi: 1). Pengalaman 2). Ketrampilan 2. Pengetahuan Ibu: a. Pendidikan b. Penyuluhan atau Informasi Frekuensi ANC (Antenatal Care) Faktor Pemungkin (Enabling Factor) 1. Tenaga kesehatan 2. Sarana Kesehatan 3. Ekonomi 4. Sosial Budaya 5. Geografis Faktor Penguat (Reinforcing Factor) 1. Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan 2. Sikap dan perilaku Keluarga
  • 28. 34 E. Kerangka Konsep Gambar 2.3 Skema Kerangka Konsep F. Hipotesa Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah : - Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan frekuensi antenatal care. - Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi antenatal care. Frekuensi ANC (Antenatal Care) Pendidikan Ibu Hamil Pengetahuan Ibu Hamil Variabel Independent Variabel Dependent