2. Pendahuluan
• Nama Cretaceous di dapatkan dari creta, kata
Latin untuk Kapur. Istilah Cretaceous pertama
kali digunakan pada tahun 1822 oleh
d'Omalius d'Halloy (1707-1789), seorang ahli
geologi Belgia yang terlibat dalam upaya
merintis di pemetaan geologi bagian dari
Prancis
3. • Zaman cretaceous ini diawali dengan
berakhirnya
zaman
Yura
yang
disebabkan oleh adanya susut laut dan
pada sebagian besar berkembang
sebagai
endapan
darat
yang
mengandung fosil reptilian.
4. • Skala waktu geologi yang bermula pada akhir
periode Jura dan berlangsung hingga awal
Paleosen atau sekitar 145.5 ± 4.0 hingga 65.5
± 0.3 juta tahun yang lalu.
7. PROSES GEOLOGI (Aktifitas
Tektonik)
Benua-benua semakin memisahkan
diri dari Eurasia, memperlebar
samudera atlantik utara. Gerakan
lempeng Amerika utara ke arah barat
ini berakibat terjadinya orogenesa
rocky mountain.
Orogenesa ini menyebabkan
terangkatnya pegunungan batu
(Rocky Mountain) dan Pegunungan
Sierranevada di California
8. Lempeng
benua
afrika
bergerak
ke
utara,menekan sedimen yang diendapkan pada
laut tethys dengan tenaga kompresi yang kuat
yang menghasilkan akar dari pegunungan Alpen
(Orogenesa Alpen)
Selanjutnya benua afrika tersebut menunjam ke
bawah benua Laurensia, menghasilkan kegiatan
kegunungapian di Italia dan Sisilia yang masih
berlangsung sampai saat ini
Samudera atlantik selatan yang baru terbentuk
mengalami pemekaran dan meluas sebagai
akibat dari pemekaran lantai samudera
sepanjang pegunungan tengah atlantik, semakin
memperjauh jarak antara Afrika dengan Amerika
selatan
9. PELAMPARAN BATUAN
• Pada periode ini terdapat variasi batuan yang
terbentuk baik batuan beku, metamorf, dan
sedimen.
• Endapan sedimen pada Cretaceous ini
membentuk hampir 29% dari total luas
endapan sedimen pada era Fanerozoikum
10. • Pelamparan batuan pada periode ini
tersebar di seluruh bumi meliputi
benua Amerika (Rocky Mountain),
Eropa (Paris basin), Pasifik (Peg.
Alpen), Asia (India, Thailand,
Kalimantan) dan Australia.
11. KEHIDUPAN DI JAMAN KAPUR
Pada akhir Cretaceous menerima radiasi dari
calcareous nannoplankton yang merupakan
sepsies pemproduksi kapur, dan dua modern
grup plangtonik, diatoms dan foraminifera pada
saat yang bersamaan
Laut dangkal terjadi dimana-mana, penuh
dengan organisme pembentuk karbonat.
Coccolith dan foraminifera plankton cukup
banyak, sehingga pengendapan karbonat intensif
sekali, sehingga pengendapan kapur terjadi
dimana-mana
12. Reptilia berkembang cukup pesat baik
yang hidup di darat (Tyranosaurus
rex), yang hidup di laut
(Elasmosaurus) dan reptilia terbang
(Pterosaurus)
Jenis flora yang berkembang adalah
Angiospermae, seperti Andromeda,
Magnolia, Salix, Populites, Picus,
Bitula dan Sassafras serta Palm
13. • Pada zaman ini berkembang Phylum
Protozoa khususnya ordo Foraminifera,
Phylum Coelenterata, Phylum Mollusca
dan Phylum Arthropoda.
• Beberapa Contoh Fosil di Zaman Kapur :
A. Bulu Babi berumur 65 – 146 juta tahun lalu
ditemukan di Maroko pada lapisan Ekinoida
14. • Kelompok Lautan hidup bivalve, molusca,
Pelechipoda dan gastropoda.
• Didaratan berkembang hewan vertebrata seperti
kadal, tipe modern kura – kura, buaya yang
seperti proporsi dinosaurus, salamander dan
beberapa tumbuhan seperti tumbuhan tipe
gymnospermae.
• Keberadaan kelompok baru dari organism sel
tunggal seperti plankton lautan. Perubahan yang
paling utama pada fitoplankton adalah perluasan
evolusi dari diatom.
• foraminifera plangtonik yang lebih modern telah
terdiversifikasikan secara besar pada awalnya
15. BERAKHIRNYA JAMAN CRETACEOUS
• Pada akhir Cretaceous diduga bumi
bertumbukan dengan meteor yang
besar yang mempunyai diameter > 10
km yang terjadi di sekitar mexico. Hal ini
menyebabkan kepunahan massal akibat
pollen yang banyak di udara, akibat
adanya
efek
rumah
kaca
yang
disebabkan adanya hempasan meteor,
dan naiknya muka air laut yang
menenggelamkan daratan menjadi
16. • Selain itu, pada akhir kapur
pemecahan benua juga semakin
menjadi, proses subdaksi berjalan
sangat intensif, produksi abu sangat
banyak akibat aktivitas vulkanik
sehingga bumi seolah-olah
terselubung oleh abu, akibatnya sinar
matahari tidak dapat menembus dan
terjadi efek rumah es (suhu dingin).Hal
tersebut juga diperkirakan penyebab
punahnya organisme.
17. Di Bukit Gumai di Sumatera Selatan
Lapisan dikenal sebagai Formasi Saling :
(terdiri dari tufa, breksi volkanik, lava, batu hijau,
batugamping dan retas-retas batuan beku basa)
Di Jambi
terdapat sedimen klastik dengan fosil Neocomites
yang menunjukan umur Kapur
18. Di Kalimantan Barat
Bagian hulu Sungai Kapuas didapatkan endapan
Kapur di daerah Seberuang
Di Sulawesi
Fasies bermacam-macam, berumur Kapur Tengah
sampai Atas, (batugamping, batugamping napalan,
serpih dengan fosil Globotruncana serta batupasir)
Di Jawa
endapan yang berumur Kapur dalam bentuk lensalensa batugamping yang mengandung fosil Orbitolina
terapit diantara lempung dan serpih
19. Di Jasirah Kepala Burung di Irian
berumur Yura-Kapur terdiri dari batu sabak,
serpih,
batupasir,
kwarsit,
batugamping,
konglomerat serta batuan beku porfirit, diabas,
breksi volkanik, basalt, tufa andesit, tufabasalt
dengan fosil Belemnit, Pentacrinus, Ammonit, dan
Foraminifera kecil. Secara menyeluruh, karena
genang laut yang terjadi pada Cenomanian
mengakibatkan lautan di Indonesia menjadi lebih
luas daripada Zaman Yura.