SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1
BELERANG
I. Tujuan
a. Mempelajari modifikasi belerang
b. Mempelajari sifat H2SO4
II. Teori
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak
berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer
namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
(D, Budevsky. 1979)
Belerang juga merupakan unsur yang cukup melimpah, terdapat terdapat dalam
mineral sulfat, seperti gypsum (CaSO4.H2O), dan dalam mineral sulfida yang
merupakan bijih logam yang penting. Belerang terdapat dalam batubara dan minyak
bumi sebagai senyawa organic belerang dan dalam gas alam sebagai hydrogen sulfida.
Belerang bebas terdapat pada beberapa wilayah vilkanik. Unsur ini dibentuk oleh reaksi
hydrogen sulfida dan belerang dioksida, yang terdapat dalm gas vilkanik.
16H2S + 8SO2 → 16H2O + 3S8
Bentuk stabil dari belerang adalah belerang rombik berwarna kuning, suatu
Kristal padat dengan kisi molekul berbentuk mahkota S8. Belerang rombik meleleh pada
113ºC menghasilkan cairan berwarna jingga. Pada pemanasan lebih lanjut, berubah
menjadi cokelat-merah, suatu cairan kental. Mula-mula lelehan terdiri dari molekul S8.
Namun, akibat pecahnya rantai, fragmen bergabung menghasilkan rantai spiral yang
panjang dari atom belerang. Kekentalan meningkat akibat pemadatan molekul S8 yang
berubah menjadi rantai molekul yang panjang. Pada suhu yang lebih tinggi dari 200ºC,
rantai mulai pecah, dan kekentalan menurun. Belerang menguap pada 445ºC
menghasilkan uap molekul S8, S6, S4, dan S2.
2
Hydrogen Sulfida. Hydrogen sulfida, H2S adalah gas tak berwarnadengan bau
telur busuk yang sangat kuat dan beracun. Hydrogen sulfida adalah asam diprotik yang
sangat lemah. Dalam laruatan asam, hidrogen sulfida berperan sebagai zat reproduksi,
yang bereaksi dengan zat pengoksidasi sedang menghasilkan belerang.
2Fe3+
+ H2S → 2Fe2+
+ 2H+
+ S
Jika zat pengoksidasi cukup kuat akan menghasilkan ion sulfat.
(Yayan Sunarya, 2012)
Belerang dioksida, SO2, dibentuk dengan pembakaran belerang atau senyawa
belerang. Belerang dioksida ini merupakan gas yang tidak bewarna dan merupakan gas
beracun (bp -10.0 o
C) dan merupakan gas emisi industri yang menyebabkan masalah
lingkungan. Namun, pada saat yang sama gas ini sangat penting karena merupakan
sumber belerang. Belerang dioksida merupakan senyawa bersudut, dan telah
ditunjukkan sebagai ligan pada logam transisi akan menghasilkan berbagai modus
koordinasi. SO2 juga merupakan pelarut non-air mirip dengan amonia, dan digunakan
untuk reaksi khusus atau sebagai pelarut khusus dalam pengukuran NMR.
Belerang trioksida, dihasilkan dengan oksidasi katalitik belerang dioksida dan
digunakan dalam produksi asam sulfat. Reagen komersial SO3 biasa adalah cairan (bp
44.6 o
C). Monomer fasa gasnya adalah molekul planar. SO3 planar ini
berkesetimbangan dengan trimer cincin (γ-SO3 = S3O9) dalam fasa gas atau cairan.
Dengan keberadaan kelumit air SO3 berubah menjadi β-SO3, yakni polimer
berkristalinitas tinggi dengan struktur heliks. α-SO3 juga dikenal dan merupakan
padatan dengan struktur lamelar yang lebih rumit lagi. Semuanya bereaksi dengan air
dengan hebat membentuk asam sulfat.
Asam-asam okso belerang Walaupun dikenal banyak asam okso dari belerang,
sebagian besar tidak stabil dan tidak dapat diisolasi. Asam-asam okso ini dibentuk
dengan kombinasi ikatan S=O, S-OH, S-O-S, dan S-S dengan atom pusat belerang.
Karena bilangan oksidasi belerang bervariasi cukup besar, di sini terlibat berbagai
kesetimbangan redoks.
3
Asam sulfat, H2SO4. Asam sulfat adalah senyawa dasar yang penting dan
dihasilkan dalam jumlah terbesar (ranking pertama dari segi jumlah) dari semua
senyawa anorganik yang dihasilkan industri. Asam sulfat murni adalah cairan kental
(mp 10.37 o
C), dan melarut dalam air dengan menghasilkan sejumlah besar panas
menghasilkan larutan asam kuat.
(Taro Saito, 1996)
Asam sulfat banyak digunakan dalam industri. Cairan kental, amat korosif.
Bereaksi dengan jaringan tubuh. Berbahaya bila kontak dengan kulit dan mata. Bereaksi
hebat dengan air dan mengeluarkan panas (eksotermis). Bereaksi pula dengan logam,
kayu, pakaian dan zat organik. Uapnya amat iritatif terhadap saluran pernapasan.
Asam sulfat tidak terbakar, tetapi asam pekat bersifat oksidator yang dapat
menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti gula, selulosa dan lain-
lain. Amat reaktif dengan bubuk zat organik. Mengalami penguraian bila kena panas,
mengeluarkan gas SO2. Asam encer bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
yang eksplosif bila kena nyala atau panas. Asam sulfat bereaksi hebat dengan air.
Sifat-sifat fisika H2SO4
Titik leleh (o
C) 10
Titik didih (o
C) 290
Tekanan uap (mmHg) 1 (146 o
C)
Berat jenis cairan 1,84 (100 persen)
Berat jenis gas -
Berat jenis uap 3,4 (udara = 1)
Kelarutan -
Bau -
(Anonim, 2004)
4
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
 Pembakar
 Gelas ukur
 Sendok plastic kecil
 Gelas kimia 250 mL
 Tabung
 Penjepit tabung reaksi
 Kaca arloji
 Cawan penguap
 Corong
 Rak tabung reaksi
3.1.2 Bahan :
 Belerang
 Pb 1 M
 Gula pasir C2H5OH
 BaCl2
 K2Cr2O7
 H2SO4 pekat
 CH3COOH
 Na2SO3
 CS2
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Modifikasi belerang
a.
- Dimasukkan kedalam
- Dituangkan larutan kedalam kaca arloji
- Ditutup dengan kertas saring, tetapi dibiarkan
sebagian kecil permukaan tidak tertutup agar CS2
dapat menguap
- Diperhatikan Kristal yang terbentuk
0,5 gram serbuk belerang
5 ml CS2
HASIL
5
b.
- Dilebur dalam cawan penguapan
- Dipanaskan dengan hati-hati, jangan sampai belerang
car berwarna coklat
- Dihentikan pemanasan ketika semua belerang melebur
dan Dibiarkan sehinggan membeku
- Diperhatikan garis-garis dari Kristal yang terbentuk
c.
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Dipanaskan perlahan-lahan sambil digoyang-goyang
tabung
- Diamati warna viskositas belerang sejak meleleh
hingga mendidih
d.
- Dituangkan kedalam gelas kimia
- Dituangkan kedalam gelas kimia tadi sampai
terbentuk batang yang panjang dan tipis
1 sendok serbuk belerang
HASIL
Serbuk belerang
HASIL
Air
Belerang yang baru mendidih
HASIL
6
3.2.2 Hydrogen sulfide
a.
- Dicampurkan dalam tabung reaksi
- Dipanaskan
- Diperiksa gas yang keluar dengan kertas timbale
asetat
- Dicatat hasil pengamatan
b.
- Direaksikan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa yang ujungnya lancip
3.2.3 Sifat asam sulfat
a.
- Dipanaskan (tidak sampai mendidih)
- Dicatat hasil pengamatan
b.
- Diasamkan
- Dibasahi kertas saring oleh larutan tersebut
- Diletakkan kertas saring dimulut tabung reaksi
- Dicatat hasi pengamatan
paraffin, belerang dan asbes
HASIL
sebutir FeS HCl encer
HASIL
sekeping tembaga dan 1 ml asam sulfat pekat
HASIL
larutan K2Cr2O7
HASIL
7
c.
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan
- Dicatat hasil pengamatan
d.
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan
- Dipanaskan dengan cara memasukkan tabung reaksi
kedalam air panas yang terdapat dalam gelas kimia
- Diamati
e.
- Dilarutkan dalam
- Ditambahkan
- Disaring endapan yang terbentuk
- Ditambahkan pada filtrate
Gula
HASIL
2 ml asam asetat dan 2 ml alcohol
2 ml asam sulfat pekat
HASIL
Sedikit Na2SO3
Air
Barium klorida serta beberapa tetes asam klorid encer
Air brom
HASIL
beberapa tetes asam sulfat
pekat
8
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Modifikasi Belerang
a) Serbuk belerang dalam CS2
Hasil → CS2 menguap, terbentuk endapan.
b) Serbuk belerang dipanaskan dalam cawan penguap
Hasil → warna kuning kecoklatan, ketika didiamkan terbentuk garis-garis
Kristal.
c) Serbung belerang dipanaskan dalam tabung reaksi
Hasil → warna viskositas ketika meleleh yaitu kuning pekat, warna viskositas
ketika dipanaskan yaitu kuning kecoklatan.
d) Belerang yang mendidih dalam 40 mL air
Hasil → terbentuk gelembung-gelembung bulat berwarna kuning yang tidak
menyatu dengan air.
4.1.2 Hidrogen sulfide
a) Campuran paraffin, belerang dan asbes (dipanaskan)
Hasil → uapnya berwarna kuning, bebau menyengat.
b) FeS direaksikan dengan HCl
Hasil → berbau busuk, terdapat gelembung gas
4.1.3 Sifat asam sulfat
a) Sekeping tembanga dengan 1 mL asam sulfat pekat (dipanaskan)
Hasil → berasap, terdapat endapan, berwarna hitam, terbentuk 2 lapisan
b) Kertas saring yang dibasahi dengan K2Cr2O7 dimulut tabung
Hasil → warna kertas saring menjadi biru
c) 10 tetes asam sulfat diteteskan pada gula
Hasil → warna cokelat kekuningan, gula gosong (hitam). Perubahan warna :
putih → cokelat kekuningan → hitam
d) 2 mL asam asetat + 2 mL alkohol + 2 mL asam sulfat pekat (dipanaskan)
Hasil → sebelum dipanaskan : campuran terasa panas, terdapat sedikit
gelembung. Saat dipanaskan : banyak terdapat gelembung-gelembung gas.
e) Tidak dipraktikumkan
9
4.2 Pembahasan
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak
berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer
namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
Unsur belerang terdapat dalam jumlah besar dalam kerak bumi sebagai mineral
sulfide dan sulfat.Selain itu,belerang juga terdapat sebagai hydrogen sulfide dalam gas
alam dan berbagai senyawa belerang organic dalam batu bara dan minyak.
Belerang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kristalin.Bentuk kristalin yang dihasilkan
biasanya berwarna kuning.bentuk kristal tergantung pada suhu.Suhu dimana sati bentuk
kistalin berubah menjadi kristalin lain disebut kristalin transisi
4.2.1 Modifikasi Belerang
Pada percobaan yang pertama yakni mengenai”Modifikasi belerang” kita
mengamati macam-macam bentuk kristal dari belerang.
a) Serbuk belerang dalam CS2
CS2 dibiarkan menguap.setelah dibiarkan beberapa saat,terbentuk kristal
belerang yang bentuknya agak memanjang dan berwarna kuning. Kristal belerang yang
dihasilkan ini merupakan belerang rombik atau disebut juga belerang α terdiri dari
molekul S8. Belerang rombik larut dalam alcohol. Eter dan karbon disulfide dan hasil
penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang dalam ini menghasilkan kristal
octahedral.
b) Serbuk belerang dipanaskan dalam cawan penguap
Jika belerang dipanaskan perlahan-lahan belerang akan meleleh akan menjadi
cairan kuning terdiri dari molekul S8. Titik leleh S α 1130
C dan titik leleh 1190
C dan
suhu transisi kedua modifikasi adalah 95,60
C, dan titik leleh yang diamati bergantung
10
pada kecepatan pemanasan. Kristal yang diperoleh dari percobaan ini merupakan
belerang monoklin.belerang monoklin disebut juga belerang ß. Beleramg berntuk ini
mengkristal dari leburan belerang di atas 95,60
C,berbentuk jaru-jarum .melekul belerang
ß terdiri dari cincin S8.
c) Serbuk belerang dipanaskan
Viskosital belerang diamati sejak meleleh sampai mendidih .diskositas belerang
, bukannya berkurang dengan teratur antara suhu leleh dan suhu didihnya , melainkan
berukuran mulai 115,2o
C sampai mecapai minimum pada kira-ktra 160o
C, viskositas itu
mulai bertamba dengan drastic dan mencapai maksimum sekitar 1900
C diatas 1900
C,
voskositas berkurang sampai titik didih tercapai .
d) Belerang yang mendidih dalam 40 mL air
Kristal belerang pada air dingin Setelah belerang melebur ,dan mendidih,
tuangkan belerang tersebut kedalam gelas kimia yang berisi air .proses penuangan ini
dilakukan segera setelah semaua belerang melebur ,karena apabila suhunya terlalu
tinggi, voskisitas belerang akan berkurang dan akan sulit dalam menuangkannya .
setelah dituangkan dalam air dingin ,terbentuk kristal – kristal kecil dan tak mempunyai
pola.
Kristal –kristal tersebut terbentuk kecil-kecil dan mempunyai pola menyeluruh
karena lelehan belerang ini langsung dibekukan secara tiba-tiba sehingga melekul-
melekul belerang itu tak mempunyai waktu untuk menjuruskan (mengorientasikan) diri
mereka untuk membenruk kristal yang berkembang baik. Akibatnya ,zat padat itu
menjadi suatu masa dari kristalit kecil-kecil sedangkan .yang tak memepunyai polah
menyeluru : yakni , zat padat itu berbentuk amort .kristal ini disebut juga dengan
belerang plastic atau belerang berbetuk rantai spiral.
11
4.2.2 hidrogen sulfide
a) Campuran paraffin, belerang dan asbes (dipanaskan)
Saat ketiga campuran dipanaskan, terlihat ada uap berwarna kuning, dan juga
ada bau yang sangat menyengat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan pada percobaan
ini keluar gas H2S karena adanya bau yang menyengat. H2S mempunyai ciri fisik yang
khas, yaitu bau yang ditimbulkan seperti telur busuk.
b) FeS direaksikan dengan HCl
Reaksi yang terjadi yaitu : FeS + 2HCl → FeCl2 + H2S . Pirit yang dipanaskan
bersama HCl akan menghasilkan senyawa hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida berfase
gas yang mudah terbakar jika terkena api.. H2S sendiri merupakan gas yang baunya
tidak sedap. Bau ini juga dapat mengindikasikan adanya gas yang berhasil dihasilkan,
yaitu gas H2S. Larutan yang terbentuk adalah larutan FeCl2 Dari reaksi tersebut dapat
dilihat ada H2S sebagai hasil dari reaksi. H2S inilah yang menyebabkan adanya bau
busuk yang timbul.
4.2.3 Sifat asam sulfat
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfide,Asam ini
mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfide. Pada percobaan ini,kita
akan mengamati reaksi-reaksi dari asam sulfat baik dengan logam tembaga maupun
dengan gula.
a) Sekeping tembaga + 1 mL asam sulfat pekat
Saat dipanaskan tembaga larut dalam H2SO4,terbentuk gelembung gas dan
larutan berwarna hitam .Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
Cu +2H2SO4 → CuSO4 + SO2 +2H2O
Asam sulfat pekat yang digunakan pada percobaan ini merupakan zat pengoksid kuat.
Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian tunggal
menghasilkan gas hirogen dan logam sulfat. Adanya gas sulfur dioksida (SO2) dalam
hasil reaksi antara tembaga dan asam sulfat pekat ini,ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung gas.
12
b) Kertas saring dibasahi K2Cr2O7
Gelembung-gelembung gas yang dihasilkan tadi selanjutnya diuji dengan cara
meletakan kertas saring yang dibasahi dengan K2Cr2O7 dimulut tabung reaksi.setelah
beberapa saat kertas saring yang semula berwarna kuning berubah warna menjadi biru.
Hal ini membuktikan adanya gas SO2 yang dihasilkan dari reaksi tembaga dan H2SO4,
SO2 ini kemudian bereaksi dengan K2Cr2O7 yang ditandai dengan adanya warna biru
pada kertas saring.persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
Cr2O7
2-
+ SO2 + H+
→ 2 Cr 3+
+ SO4
2-
+ 5H2O
Warna biru yang dihasilkan disebabkan oleh pembentukan ion komium (III).
c) 10 tetes asam sulfat pekat diteteskan pada gula
Percobaan selanjutnya yaitu gula ditambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat,dan
menghasilkan campuran yang berwarna coklat kekuningan kemudian ditambahkan 2 ml
H2SO4 pekat,dan menyebabkan campuran berwarna hitam. Penambahan H2SO4 pekat
menyebabkan gula terurai atau dipisahkan atom hydrogen dan oksigen dari gula
tersebut. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
C6H12O6 + H2SO4 → 6C + 6H2O + H2SO4
Dalam reaksi diatas H2SO4 bertindak sebagai dehidrator untuk gula.reaksi ini akan
menghasilkan karbon dan air yang terserat dalam asam sulfat (yang akan mengencerkan
asam sulfat). Adanya karbon yang dihasilkan dari reaksi ini dapat dilihat dengan
terbentuknya warna hitam pada campuran ketika ditambahkan dengan H2SO4 pekat.
d) 2 mL asam asetat + 2 mL alkohol + 2 mL asam sulfat pekat
kemudian mereaksikan asam asetat dengan alkohol dan H2SO4 pa dipanaskan
dengan penangas air . hasil penelitian setelah dipanaskan campuran yang semulanya
bewarna sedikit orange lama kelamaan berubah warna menjadi pekat , dengan adanya
timbul bau yang menyengat (yaitu bau balon). bau balon ini menandakan bahwa telah
terbentuk ester dari hasil reaksi. menurut reaksi:
13
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) → CH3COOH(aq) + H2O(l)
berdasarkan reaksi dan hasil pengamatan tersebut, menunjukkan bahwa terbentuk
produk ester, dimana H2SO4 bertindak sebagai katalisator atau pengaktifasi reaksi yang
menyebabkan CH3COOH terurai menjadi CH3COOH2+
.
e) Natrium tiosulfat dalam air + barium clorida + HCl encer
Percobaan ini tidak dilalakukan karena kekurangan bahan. Menurut litratur,
mereaksikan 2-3mL natrium tiosulfat dengan asam klorida encer dan ditambahkan
dengan barium klorida, hasil pengamatan yang diperoleh larutan berwarna putih susu.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
Na2SO3 + 2HCl → 2NaCl + H2SO3
H2SO3 + BaCl2 → BaSO3 + 2HCl
Pada penambahan dengan HCl terbentuk garam NaCl dengan asam tiosulfit, dan
setelah penambahan dengan BaCl2 terbentuk barium tiosulfat dan asam terbentuk
kembali asam klorida. Larutan yang terbentuk berwarna putih susu karena barium
tiosulfat kurang kelarutannya, karena barium merupakan unsur golongan IIA dan
oksidanya bersifat basa dan mempunyai kelarutan yang rendah dalam air dan asam
encer. Selain itu, logam golongan IIA seperti Barium merupakan logam yang lebih
keras, lebih rapat dan melebur pada temperatur yang lebih tinggi. Maka dari itu pada
saat dicampurkan dengan BaCl2 larutan yang terbentuk sangat keruh, berwarna putih
susu bahkan dapat terbentuk endapan.
Dengan demikian, sifat-sifat asam sulfat dapat di ringkas sebagai berikut:
1. Sifat asam
H2SO4 (l) + H2O (l) → H3O+
(aq) + HSO4
-
(aq) K = 109
2 H2SO4 (l) → H3SO4
+
+ HSO4
-
K = 1,7 x 10-4 (pada 10oC)
2. Sifat sebagai pengoksidasi
14
Cu (s) + 2 H2SO4 (l) → CuSO4 (s) + 2H2O (l) + SO2 (g)
3. Sifat dehidrasi
C6H12O6 + H2SO4 → 6C + 6H2O + H2SO4
4. Sebagai katalis pembentukan ester
CH3COOH + C2H5OH H2SO4
CH3COOC2H5 + H2O
V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Bentuk allotropi belerang yang sering dikenal yaitu monoklinik dan rhombik
belerang. Kedua-duanya baik monoklinik dan rhombik belerang terbentuk
dari delapan atom belerang yang membentuk molekul siklik.
2. Sifat-sifat kimia asam sulfata adalah sebagai berikut
 Sifat asam
 Sifat sebagai oksidator
 Sifat dehidrasi
 Sebagai katalis pembentukan ester
5.2 SARAN
1. Kenali bahan-bahan yang akan digunakan berbahaya atau tidak
2. Sebelum praktikum ketahui semua prosedur praktikum
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2004. Lembar data keselamatan bahan. Diakses tanggal 5 april 2014.
http://www.kimianet.lipi.go.id/H2SO4/25 oktober 2004/
D, Budevsky. 1979. Poundation of Chemical Analysis. London : Eliss Horwood
Saito, Taro, diterjemahkan dari versi Bahasa Inggrisnya oleh Ismunandar.
1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami Shoten Publishers
Yayan Sunarya. 2012. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia
Terkini. Bandung; Yrama Widya.
16
LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Tuliskan semua reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan belerang rombis dan
monoklin serta reaksi antara firit dan HCl
2. Gambarkan struktur dari belerang rombis dan monoklin
3. Sebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari H2S.
Jawab
1. Reaksi kimia
(1) S8(s) + 8 O2(aq) --> 8 SO2(s)
SO2(s) + H2O(l) --> H2SO3(s)
(2) 4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq)
4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq) + O2(g) --> 4 C6H5CH2S8(s) + 2 H2O(g)
(3) Na2S2O3(s) + 5H2O(l) --> Na2S2O3 . 5 H2O (aq)
Na2S2O3.5 H2O(aq) + S(s) + O2(g) --> Na2S2O3(aq) + SO2(g) +5 H2O(l)
Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq) --> 2 NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
(4) S(s) + 2 NaOH(aq) --> Na2S(s) + H2O(l)
2 S(s) + 4 NaOH(aq) --> Na2S(aq) + Na2S2O3(aq) + H2O(aq)
Na2S(s) + 2 AgNO3(aq) --> H2S(g) + NaCl(aq)
H2S(g) + 2AgNO3(aq) --> Ag2S(s) + 2H2O(g)
17
2. Gambar Struktur belerang rombis
Gambar struktur belerang monoklin
3. Sifat fisika H2S :
 Rumus molekul : H 2 S
 Berat molekul : 34.08
 Berat jenis, Spesifik grafitasi
: 1,192 (udara = 1,00)
 Titik lebur : 82.9°C -82,9 ° C
 Titik didih : 61,8 ° C
 temp. Auto-pengapian : 250 °
C
 Angkauan ledakan di udara :
4,5-45,5%
 Bau ambang : 0,02 ppm
 Pencium tingkat kelelahan :
100 ppm
 Tak berwarna
 Berbau busuk
 Sangat beracun
 Mudah meledak
 Dapat larut dalam air
 Konsentrasi sangat rendah
 Bersifat korosif
18
Sifat kimia H2S :
• Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait
dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang
sama di tabel periodik.
• Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous
(mengandung air) menjadi kation hidrogen H+
dan anion hidrosulfid HS−
:
H2S → HS−
+ H+
Ka = 1.3×10−7
mol/L; pKa = 6.89
• Ion sulfid, S2−
, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan
aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering
dinyatakan sekitar 10−13
, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan
error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi
terakhir terbaik untuk pKa2
adalah 19±2
.
• Merupakan asam lemah. Bila terdapat ion-ion hidroksil akan terbentuk
Hydrogen sulfide dan sulfide.
• Sebagai pereduksi. Hydrogen sulfide terbakar di udara dan menghasilkan
belerang, namun belerang akan terbakar dan terbentuk belerang dioksida.
19
Foto
Serbuk belerang dipanaskan
Serbuk belerang dalam CS2
Belerang dalam 40 mL air
20
Kertas saring dibasahi dengan K2Cr2O7 FeS direaksikan dengan HCl
Campuran paraffin, belerang dan asbes

More Related Content

What's hot

laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiHensen Tobing
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivrifdah bunga
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan liganMartina Fajri
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VUniversitas Negeri Medan
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)yusbarina
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 

What's hot (20)

Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan iv
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan ligan
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 

Similar to anorganik Belerang

Ringkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasRingkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasmuhlisun_azim
 
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptxTugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptxViolaDwichaAsda
 
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 414081994
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam14081994
 
Oksigen dkk
Oksigen dkkOksigen dkk
Oksigen dkkUNIMUS
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutanDIAH KOHLER
 
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamPembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamSadi Yu
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)DevitaAirin
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPATKIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPATNesha Mutiara
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikNur Annisa
 
Persamaan reaksi kimia
Persamaan reaksi kimiaPersamaan reaksi kimia
Persamaan reaksi kimiaHome
 
ppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.pptppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.pptRiaCharo
 

Similar to anorganik Belerang (20)

Ringkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasRingkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uas
 
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptxTugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
 
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Kimia sulfur-
Kimia  sulfur-Kimia  sulfur-
Kimia sulfur-
 
Oksigen dkk
Oksigen dkkOksigen dkk
Oksigen dkk
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
 
Golongan iva
Golongan ivaGolongan iva
Golongan iva
 
Terusi
TerusiTerusi
Terusi
 
Sulfur
SulfurSulfur
Sulfur
 
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamPembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
 
Analisa anion
Analisa anion Analisa anion
Analisa anion
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Sifat unsur golongan utama
Sifat unsur golongan utamaSifat unsur golongan utama
Sifat unsur golongan utama
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPATKIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganik
 
Persamaan reaksi kimia
Persamaan reaksi kimiaPersamaan reaksi kimia
Persamaan reaksi kimia
 
ppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.pptppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.ppt
 

anorganik Belerang

  • 1. 1 BELERANG I. Tujuan a. Mempelajari modifikasi belerang b. Mempelajari sifat H2SO4 II. Teori Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. (D, Budevsky. 1979) Belerang juga merupakan unsur yang cukup melimpah, terdapat terdapat dalam mineral sulfat, seperti gypsum (CaSO4.H2O), dan dalam mineral sulfida yang merupakan bijih logam yang penting. Belerang terdapat dalam batubara dan minyak bumi sebagai senyawa organic belerang dan dalam gas alam sebagai hydrogen sulfida. Belerang bebas terdapat pada beberapa wilayah vilkanik. Unsur ini dibentuk oleh reaksi hydrogen sulfida dan belerang dioksida, yang terdapat dalm gas vilkanik. 16H2S + 8SO2 → 16H2O + 3S8 Bentuk stabil dari belerang adalah belerang rombik berwarna kuning, suatu Kristal padat dengan kisi molekul berbentuk mahkota S8. Belerang rombik meleleh pada 113ºC menghasilkan cairan berwarna jingga. Pada pemanasan lebih lanjut, berubah menjadi cokelat-merah, suatu cairan kental. Mula-mula lelehan terdiri dari molekul S8. Namun, akibat pecahnya rantai, fragmen bergabung menghasilkan rantai spiral yang panjang dari atom belerang. Kekentalan meningkat akibat pemadatan molekul S8 yang berubah menjadi rantai molekul yang panjang. Pada suhu yang lebih tinggi dari 200ºC, rantai mulai pecah, dan kekentalan menurun. Belerang menguap pada 445ºC menghasilkan uap molekul S8, S6, S4, dan S2.
  • 2. 2 Hydrogen Sulfida. Hydrogen sulfida, H2S adalah gas tak berwarnadengan bau telur busuk yang sangat kuat dan beracun. Hydrogen sulfida adalah asam diprotik yang sangat lemah. Dalam laruatan asam, hidrogen sulfida berperan sebagai zat reproduksi, yang bereaksi dengan zat pengoksidasi sedang menghasilkan belerang. 2Fe3+ + H2S → 2Fe2+ + 2H+ + S Jika zat pengoksidasi cukup kuat akan menghasilkan ion sulfat. (Yayan Sunarya, 2012) Belerang dioksida, SO2, dibentuk dengan pembakaran belerang atau senyawa belerang. Belerang dioksida ini merupakan gas yang tidak bewarna dan merupakan gas beracun (bp -10.0 o C) dan merupakan gas emisi industri yang menyebabkan masalah lingkungan. Namun, pada saat yang sama gas ini sangat penting karena merupakan sumber belerang. Belerang dioksida merupakan senyawa bersudut, dan telah ditunjukkan sebagai ligan pada logam transisi akan menghasilkan berbagai modus koordinasi. SO2 juga merupakan pelarut non-air mirip dengan amonia, dan digunakan untuk reaksi khusus atau sebagai pelarut khusus dalam pengukuran NMR. Belerang trioksida, dihasilkan dengan oksidasi katalitik belerang dioksida dan digunakan dalam produksi asam sulfat. Reagen komersial SO3 biasa adalah cairan (bp 44.6 o C). Monomer fasa gasnya adalah molekul planar. SO3 planar ini berkesetimbangan dengan trimer cincin (γ-SO3 = S3O9) dalam fasa gas atau cairan. Dengan keberadaan kelumit air SO3 berubah menjadi β-SO3, yakni polimer berkristalinitas tinggi dengan struktur heliks. α-SO3 juga dikenal dan merupakan padatan dengan struktur lamelar yang lebih rumit lagi. Semuanya bereaksi dengan air dengan hebat membentuk asam sulfat. Asam-asam okso belerang Walaupun dikenal banyak asam okso dari belerang, sebagian besar tidak stabil dan tidak dapat diisolasi. Asam-asam okso ini dibentuk dengan kombinasi ikatan S=O, S-OH, S-O-S, dan S-S dengan atom pusat belerang. Karena bilangan oksidasi belerang bervariasi cukup besar, di sini terlibat berbagai kesetimbangan redoks.
  • 3. 3 Asam sulfat, H2SO4. Asam sulfat adalah senyawa dasar yang penting dan dihasilkan dalam jumlah terbesar (ranking pertama dari segi jumlah) dari semua senyawa anorganik yang dihasilkan industri. Asam sulfat murni adalah cairan kental (mp 10.37 o C), dan melarut dalam air dengan menghasilkan sejumlah besar panas menghasilkan larutan asam kuat. (Taro Saito, 1996) Asam sulfat banyak digunakan dalam industri. Cairan kental, amat korosif. Bereaksi dengan jaringan tubuh. Berbahaya bila kontak dengan kulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas (eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik. Uapnya amat iritatif terhadap saluran pernapasan. Asam sulfat tidak terbakar, tetapi asam pekat bersifat oksidator yang dapat menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti gula, selulosa dan lain- lain. Amat reaktif dengan bubuk zat organik. Mengalami penguraian bila kena panas, mengeluarkan gas SO2. Asam encer bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen yang eksplosif bila kena nyala atau panas. Asam sulfat bereaksi hebat dengan air. Sifat-sifat fisika H2SO4 Titik leleh (o C) 10 Titik didih (o C) 290 Tekanan uap (mmHg) 1 (146 o C) Berat jenis cairan 1,84 (100 persen) Berat jenis gas - Berat jenis uap 3,4 (udara = 1) Kelarutan - Bau - (Anonim, 2004)
  • 4. 4 III. Prosedur Percobaan 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat :  Pembakar  Gelas ukur  Sendok plastic kecil  Gelas kimia 250 mL  Tabung  Penjepit tabung reaksi  Kaca arloji  Cawan penguap  Corong  Rak tabung reaksi 3.1.2 Bahan :  Belerang  Pb 1 M  Gula pasir C2H5OH  BaCl2  K2Cr2O7  H2SO4 pekat  CH3COOH  Na2SO3  CS2 3.2 Skema Kerja 3.2.1 Modifikasi belerang a. - Dimasukkan kedalam - Dituangkan larutan kedalam kaca arloji - Ditutup dengan kertas saring, tetapi dibiarkan sebagian kecil permukaan tidak tertutup agar CS2 dapat menguap - Diperhatikan Kristal yang terbentuk 0,5 gram serbuk belerang 5 ml CS2 HASIL
  • 5. 5 b. - Dilebur dalam cawan penguapan - Dipanaskan dengan hati-hati, jangan sampai belerang car berwarna coklat - Dihentikan pemanasan ketika semua belerang melebur dan Dibiarkan sehinggan membeku - Diperhatikan garis-garis dari Kristal yang terbentuk c. - Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Dipanaskan perlahan-lahan sambil digoyang-goyang tabung - Diamati warna viskositas belerang sejak meleleh hingga mendidih d. - Dituangkan kedalam gelas kimia - Dituangkan kedalam gelas kimia tadi sampai terbentuk batang yang panjang dan tipis 1 sendok serbuk belerang HASIL Serbuk belerang HASIL Air Belerang yang baru mendidih HASIL
  • 6. 6 3.2.2 Hydrogen sulfide a. - Dicampurkan dalam tabung reaksi - Dipanaskan - Diperiksa gas yang keluar dengan kertas timbale asetat - Dicatat hasil pengamatan b. - Direaksikan dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan pipa yang ujungnya lancip 3.2.3 Sifat asam sulfat a. - Dipanaskan (tidak sampai mendidih) - Dicatat hasil pengamatan b. - Diasamkan - Dibasahi kertas saring oleh larutan tersebut - Diletakkan kertas saring dimulut tabung reaksi - Dicatat hasi pengamatan paraffin, belerang dan asbes HASIL sebutir FeS HCl encer HASIL sekeping tembaga dan 1 ml asam sulfat pekat HASIL larutan K2Cr2O7 HASIL
  • 7. 7 c. - Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan - Dicatat hasil pengamatan d. - Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan - Dipanaskan dengan cara memasukkan tabung reaksi kedalam air panas yang terdapat dalam gelas kimia - Diamati e. - Dilarutkan dalam - Ditambahkan - Disaring endapan yang terbentuk - Ditambahkan pada filtrate Gula HASIL 2 ml asam asetat dan 2 ml alcohol 2 ml asam sulfat pekat HASIL Sedikit Na2SO3 Air Barium klorida serta beberapa tetes asam klorid encer Air brom HASIL beberapa tetes asam sulfat pekat
  • 8. 8 IV. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil 4.1.1 Modifikasi Belerang a) Serbuk belerang dalam CS2 Hasil → CS2 menguap, terbentuk endapan. b) Serbuk belerang dipanaskan dalam cawan penguap Hasil → warna kuning kecoklatan, ketika didiamkan terbentuk garis-garis Kristal. c) Serbung belerang dipanaskan dalam tabung reaksi Hasil → warna viskositas ketika meleleh yaitu kuning pekat, warna viskositas ketika dipanaskan yaitu kuning kecoklatan. d) Belerang yang mendidih dalam 40 mL air Hasil → terbentuk gelembung-gelembung bulat berwarna kuning yang tidak menyatu dengan air. 4.1.2 Hidrogen sulfide a) Campuran paraffin, belerang dan asbes (dipanaskan) Hasil → uapnya berwarna kuning, bebau menyengat. b) FeS direaksikan dengan HCl Hasil → berbau busuk, terdapat gelembung gas 4.1.3 Sifat asam sulfat a) Sekeping tembanga dengan 1 mL asam sulfat pekat (dipanaskan) Hasil → berasap, terdapat endapan, berwarna hitam, terbentuk 2 lapisan b) Kertas saring yang dibasahi dengan K2Cr2O7 dimulut tabung Hasil → warna kertas saring menjadi biru c) 10 tetes asam sulfat diteteskan pada gula Hasil → warna cokelat kekuningan, gula gosong (hitam). Perubahan warna : putih → cokelat kekuningan → hitam d) 2 mL asam asetat + 2 mL alkohol + 2 mL asam sulfat pekat (dipanaskan) Hasil → sebelum dipanaskan : campuran terasa panas, terdapat sedikit gelembung. Saat dipanaskan : banyak terdapat gelembung-gelembung gas. e) Tidak dipraktikumkan
  • 9. 9 4.2 Pembahasan Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Unsur belerang terdapat dalam jumlah besar dalam kerak bumi sebagai mineral sulfide dan sulfat.Selain itu,belerang juga terdapat sebagai hydrogen sulfide dalam gas alam dan berbagai senyawa belerang organic dalam batu bara dan minyak. Belerang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kristalin.Bentuk kristalin yang dihasilkan biasanya berwarna kuning.bentuk kristal tergantung pada suhu.Suhu dimana sati bentuk kistalin berubah menjadi kristalin lain disebut kristalin transisi 4.2.1 Modifikasi Belerang Pada percobaan yang pertama yakni mengenai”Modifikasi belerang” kita mengamati macam-macam bentuk kristal dari belerang. a) Serbuk belerang dalam CS2 CS2 dibiarkan menguap.setelah dibiarkan beberapa saat,terbentuk kristal belerang yang bentuknya agak memanjang dan berwarna kuning. Kristal belerang yang dihasilkan ini merupakan belerang rombik atau disebut juga belerang α terdiri dari molekul S8. Belerang rombik larut dalam alcohol. Eter dan karbon disulfide dan hasil penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang dalam ini menghasilkan kristal octahedral. b) Serbuk belerang dipanaskan dalam cawan penguap Jika belerang dipanaskan perlahan-lahan belerang akan meleleh akan menjadi cairan kuning terdiri dari molekul S8. Titik leleh S α 1130 C dan titik leleh 1190 C dan suhu transisi kedua modifikasi adalah 95,60 C, dan titik leleh yang diamati bergantung
  • 10. 10 pada kecepatan pemanasan. Kristal yang diperoleh dari percobaan ini merupakan belerang monoklin.belerang monoklin disebut juga belerang ß. Beleramg berntuk ini mengkristal dari leburan belerang di atas 95,60 C,berbentuk jaru-jarum .melekul belerang ß terdiri dari cincin S8. c) Serbuk belerang dipanaskan Viskosital belerang diamati sejak meleleh sampai mendidih .diskositas belerang , bukannya berkurang dengan teratur antara suhu leleh dan suhu didihnya , melainkan berukuran mulai 115,2o C sampai mecapai minimum pada kira-ktra 160o C, viskositas itu mulai bertamba dengan drastic dan mencapai maksimum sekitar 1900 C diatas 1900 C, voskositas berkurang sampai titik didih tercapai . d) Belerang yang mendidih dalam 40 mL air Kristal belerang pada air dingin Setelah belerang melebur ,dan mendidih, tuangkan belerang tersebut kedalam gelas kimia yang berisi air .proses penuangan ini dilakukan segera setelah semaua belerang melebur ,karena apabila suhunya terlalu tinggi, voskisitas belerang akan berkurang dan akan sulit dalam menuangkannya . setelah dituangkan dalam air dingin ,terbentuk kristal – kristal kecil dan tak mempunyai pola. Kristal –kristal tersebut terbentuk kecil-kecil dan mempunyai pola menyeluruh karena lelehan belerang ini langsung dibekukan secara tiba-tiba sehingga melekul- melekul belerang itu tak mempunyai waktu untuk menjuruskan (mengorientasikan) diri mereka untuk membenruk kristal yang berkembang baik. Akibatnya ,zat padat itu menjadi suatu masa dari kristalit kecil-kecil sedangkan .yang tak memepunyai polah menyeluru : yakni , zat padat itu berbentuk amort .kristal ini disebut juga dengan belerang plastic atau belerang berbetuk rantai spiral.
  • 11. 11 4.2.2 hidrogen sulfide a) Campuran paraffin, belerang dan asbes (dipanaskan) Saat ketiga campuran dipanaskan, terlihat ada uap berwarna kuning, dan juga ada bau yang sangat menyengat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan pada percobaan ini keluar gas H2S karena adanya bau yang menyengat. H2S mempunyai ciri fisik yang khas, yaitu bau yang ditimbulkan seperti telur busuk. b) FeS direaksikan dengan HCl Reaksi yang terjadi yaitu : FeS + 2HCl → FeCl2 + H2S . Pirit yang dipanaskan bersama HCl akan menghasilkan senyawa hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida berfase gas yang mudah terbakar jika terkena api.. H2S sendiri merupakan gas yang baunya tidak sedap. Bau ini juga dapat mengindikasikan adanya gas yang berhasil dihasilkan, yaitu gas H2S. Larutan yang terbentuk adalah larutan FeCl2 Dari reaksi tersebut dapat dilihat ada H2S sebagai hasil dari reaksi. H2S inilah yang menyebabkan adanya bau busuk yang timbul. 4.2.3 Sifat asam sulfat Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfide,Asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfide. Pada percobaan ini,kita akan mengamati reaksi-reaksi dari asam sulfat baik dengan logam tembaga maupun dengan gula. a) Sekeping tembaga + 1 mL asam sulfat pekat Saat dipanaskan tembaga larut dalam H2SO4,terbentuk gelembung gas dan larutan berwarna hitam .Persamaan reaksi yang terjadi yaitu : Cu +2H2SO4 → CuSO4 + SO2 +2H2O Asam sulfat pekat yang digunakan pada percobaan ini merupakan zat pengoksid kuat. Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian tunggal menghasilkan gas hirogen dan logam sulfat. Adanya gas sulfur dioksida (SO2) dalam hasil reaksi antara tembaga dan asam sulfat pekat ini,ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas.
  • 12. 12 b) Kertas saring dibasahi K2Cr2O7 Gelembung-gelembung gas yang dihasilkan tadi selanjutnya diuji dengan cara meletakan kertas saring yang dibasahi dengan K2Cr2O7 dimulut tabung reaksi.setelah beberapa saat kertas saring yang semula berwarna kuning berubah warna menjadi biru. Hal ini membuktikan adanya gas SO2 yang dihasilkan dari reaksi tembaga dan H2SO4, SO2 ini kemudian bereaksi dengan K2Cr2O7 yang ditandai dengan adanya warna biru pada kertas saring.persamaan reaksi yang terjadi yaitu : Cr2O7 2- + SO2 + H+ → 2 Cr 3+ + SO4 2- + 5H2O Warna biru yang dihasilkan disebabkan oleh pembentukan ion komium (III). c) 10 tetes asam sulfat pekat diteteskan pada gula Percobaan selanjutnya yaitu gula ditambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat,dan menghasilkan campuran yang berwarna coklat kekuningan kemudian ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat,dan menyebabkan campuran berwarna hitam. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan gula terurai atau dipisahkan atom hydrogen dan oksigen dari gula tersebut. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu : C6H12O6 + H2SO4 → 6C + 6H2O + H2SO4 Dalam reaksi diatas H2SO4 bertindak sebagai dehidrator untuk gula.reaksi ini akan menghasilkan karbon dan air yang terserat dalam asam sulfat (yang akan mengencerkan asam sulfat). Adanya karbon yang dihasilkan dari reaksi ini dapat dilihat dengan terbentuknya warna hitam pada campuran ketika ditambahkan dengan H2SO4 pekat. d) 2 mL asam asetat + 2 mL alkohol + 2 mL asam sulfat pekat kemudian mereaksikan asam asetat dengan alkohol dan H2SO4 pa dipanaskan dengan penangas air . hasil penelitian setelah dipanaskan campuran yang semulanya bewarna sedikit orange lama kelamaan berubah warna menjadi pekat , dengan adanya timbul bau yang menyengat (yaitu bau balon). bau balon ini menandakan bahwa telah terbentuk ester dari hasil reaksi. menurut reaksi:
  • 13. 13 CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) → CH3COOH(aq) + H2O(l) berdasarkan reaksi dan hasil pengamatan tersebut, menunjukkan bahwa terbentuk produk ester, dimana H2SO4 bertindak sebagai katalisator atau pengaktifasi reaksi yang menyebabkan CH3COOH terurai menjadi CH3COOH2+ . e) Natrium tiosulfat dalam air + barium clorida + HCl encer Percobaan ini tidak dilalakukan karena kekurangan bahan. Menurut litratur, mereaksikan 2-3mL natrium tiosulfat dengan asam klorida encer dan ditambahkan dengan barium klorida, hasil pengamatan yang diperoleh larutan berwarna putih susu. Persamaan reaksi yang terjadi adalah : Na2SO3 + 2HCl → 2NaCl + H2SO3 H2SO3 + BaCl2 → BaSO3 + 2HCl Pada penambahan dengan HCl terbentuk garam NaCl dengan asam tiosulfit, dan setelah penambahan dengan BaCl2 terbentuk barium tiosulfat dan asam terbentuk kembali asam klorida. Larutan yang terbentuk berwarna putih susu karena barium tiosulfat kurang kelarutannya, karena barium merupakan unsur golongan IIA dan oksidanya bersifat basa dan mempunyai kelarutan yang rendah dalam air dan asam encer. Selain itu, logam golongan IIA seperti Barium merupakan logam yang lebih keras, lebih rapat dan melebur pada temperatur yang lebih tinggi. Maka dari itu pada saat dicampurkan dengan BaCl2 larutan yang terbentuk sangat keruh, berwarna putih susu bahkan dapat terbentuk endapan. Dengan demikian, sifat-sifat asam sulfat dapat di ringkas sebagai berikut: 1. Sifat asam H2SO4 (l) + H2O (l) → H3O+ (aq) + HSO4 - (aq) K = 109 2 H2SO4 (l) → H3SO4 + + HSO4 - K = 1,7 x 10-4 (pada 10oC) 2. Sifat sebagai pengoksidasi
  • 14. 14 Cu (s) + 2 H2SO4 (l) → CuSO4 (s) + 2H2O (l) + SO2 (g) 3. Sifat dehidrasi C6H12O6 + H2SO4 → 6C + 6H2O + H2SO4 4. Sebagai katalis pembentukan ester CH3COOH + C2H5OH H2SO4 CH3COOC2H5 + H2O V. PENUTUP 5.1 KESIMPULAN 1. Bentuk allotropi belerang yang sering dikenal yaitu monoklinik dan rhombik belerang. Kedua-duanya baik monoklinik dan rhombik belerang terbentuk dari delapan atom belerang yang membentuk molekul siklik. 2. Sifat-sifat kimia asam sulfata adalah sebagai berikut  Sifat asam  Sifat sebagai oksidator  Sifat dehidrasi  Sebagai katalis pembentukan ester 5.2 SARAN 1. Kenali bahan-bahan yang akan digunakan berbahaya atau tidak 2. Sebelum praktikum ketahui semua prosedur praktikum
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Anonym. 2004. Lembar data keselamatan bahan. Diakses tanggal 5 april 2014. http://www.kimianet.lipi.go.id/H2SO4/25 oktober 2004/ D, Budevsky. 1979. Poundation of Chemical Analysis. London : Eliss Horwood Saito, Taro, diterjemahkan dari versi Bahasa Inggrisnya oleh Ismunandar. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami Shoten Publishers Yayan Sunarya. 2012. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung; Yrama Widya.
  • 16. 16 LAMPIRAN Pertanyaan 1. Tuliskan semua reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan belerang rombis dan monoklin serta reaksi antara firit dan HCl 2. Gambarkan struktur dari belerang rombis dan monoklin 3. Sebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari H2S. Jawab 1. Reaksi kimia (1) S8(s) + 8 O2(aq) --> 8 SO2(s) SO2(s) + H2O(l) --> H2SO3(s) (2) 4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq) 4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq) + O2(g) --> 4 C6H5CH2S8(s) + 2 H2O(g) (3) Na2S2O3(s) + 5H2O(l) --> Na2S2O3 . 5 H2O (aq) Na2S2O3.5 H2O(aq) + S(s) + O2(g) --> Na2S2O3(aq) + SO2(g) +5 H2O(l) Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq) --> 2 NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l) (4) S(s) + 2 NaOH(aq) --> Na2S(s) + H2O(l) 2 S(s) + 4 NaOH(aq) --> Na2S(aq) + Na2S2O3(aq) + H2O(aq) Na2S(s) + 2 AgNO3(aq) --> H2S(g) + NaCl(aq) H2S(g) + 2AgNO3(aq) --> Ag2S(s) + 2H2O(g)
  • 17. 17 2. Gambar Struktur belerang rombis Gambar struktur belerang monoklin 3. Sifat fisika H2S :  Rumus molekul : H 2 S  Berat molekul : 34.08  Berat jenis, Spesifik grafitasi : 1,192 (udara = 1,00)  Titik lebur : 82.9°C -82,9 ° C  Titik didih : 61,8 ° C  temp. Auto-pengapian : 250 ° C  Angkauan ledakan di udara : 4,5-45,5%  Bau ambang : 0,02 ppm  Pencium tingkat kelelahan : 100 ppm  Tak berwarna  Berbau busuk  Sangat beracun  Mudah meledak  Dapat larut dalam air  Konsentrasi sangat rendah  Bersifat korosif
  • 18. 18 Sifat kimia H2S : • Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel periodik. • Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS− : H2S → HS− + H+ Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89 • Ion sulfid, S2− , dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 10−13 , tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk pKa2 adalah 19±2 . • Merupakan asam lemah. Bila terdapat ion-ion hidroksil akan terbentuk Hydrogen sulfide dan sulfide. • Sebagai pereduksi. Hydrogen sulfide terbakar di udara dan menghasilkan belerang, namun belerang akan terbakar dan terbentuk belerang dioksida.
  • 19. 19 Foto Serbuk belerang dipanaskan Serbuk belerang dalam CS2 Belerang dalam 40 mL air
  • 20. 20 Kertas saring dibasahi dengan K2Cr2O7 FeS direaksikan dengan HCl Campuran paraffin, belerang dan asbes