Dokumen tersebut membahas mengenai struktur tubuh dan karakteristik empat kelas utama platyhelmintes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Kelas-kelas tersebut dibandingkan berdasarkan ciri-ciri fisik dan reproduksinya.
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
1.
2. Fazal Muhammad (09) Fazal Muhammad (09)
Febrisha Tri M (10) Febrisha Tri M (10)
Fera Widyawati (11)Fera Widyawati (11)
Gede Yoga S (12) Gede Yoga S (12)
3.
4. • Bahasa Yunani;
platy=pipih; helminthes=
cacing
• Organisme paling sederhana
• Cacing pipih hidup bebas di air
tawar , air laut , dan di tanah
lembab , adapula yang parasit di
organisme lain
• Ciri tubuh :
pipih,memanjang,lunak, tidak
bersegmen , bersimetri bilateral
dan tidak memiliki leher,tidak
memiliki sistem peredaran darah
5. Tersusun atas tiga lapisan jaringan tapi
belum memiliki selom(triploblastik
aselomata ),yaitu
o) Ektoderm ( lapisan luar )
o) Mesoderm ( lapisan tengah )
o) Endoderm ( lapisan dalam )
Sistem pencernaan cacing pipih disebut
gastrovakuler , yaitu ususnya digunakan untuk
mencerna makanan dan mengedarkan zat-zat
makanan keseluruh tubuh
Transportasi oksigen dilakukan secara difusi
melalui permukaan tubuhnya(belum memiliki
sistem peredaran darah)
Alat ekskresi cacing pipih disebut protonefridia
berakhir dengan sekumpulan sel api.(belum
memili anus
Sistem sarafnya masih sederhana dan disebut
sistem saraf tangga tali. Dua jaringan saraf di
daerah kepala membentuk sekumpulan saraf
yang berfungsi sebagai otak yang disebut
ganglia ( tunggal : ganglion ).
6. Cara berkembang biak cacing
pipih dapat berlangsung
aseksual melalui fragmentasi
atau secara generatif melalui
pertemuan sperma dan sel telur.
Reproduksi secara aseksual
7.
8. CIRI UMUM
a. Merupakan cacing pipih yang dapat
bergerak dengan menggetarkan bulu
gatarnya.
b. Kepala berbentuk segitiga
c. Sebagian besar Turbellaria adalah cacing
yang hidup bebas
d. Panjang tubuh bervariasi dari 5-50mm.
e. Hidup di air laut,air tawar dan tanah
basah.
f. Jarang yang hidup sebagai parasit
g. Bersifat fototropik negatif
h. Reproduksi secara seksual,
(mutual),aseksual,atau keduanya
9. Planaria (Dugesia sp)
Memiliki silia sebagai alat bantu bergerak
• Merupakan cacing pipih yang hidup secara bebas/tidak parasit.
• Habitat di air tawar (kolam, danau atau sungai yang bersih)
• Pemakan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati
• Bernafas melalui difusi pada permukaan tubuhnya
• Hermaprodit
• Reproduksi melalui :
1. Seksual
2. Aseksual (fragmentasi)
10. Struktur Tubuh Planaria
Faring : menyedot makanan Mulut : tempat masuknya
makanan, terletak di bagian
ventral
Rongga
gastrovakuler
yang
bercabang :
mencerna
makanan
Ganglia : sekumpulan saraf yang berfungsi sebagai otak
Serabut saraf
Bintik mata : alat indera digunakan
untuk mendeteksi cahaya (planaria
menyukai gelap)
11. • Umumnya bersifat parasit dan hermafrodit
• tidak memiliki rongga tubuh
• mempunyai sistem pencernaan sederhana lubang mulut, usus, serta anus.
Contohnya Noebenedenia.
• dapat ditemukan dikulit, sirip, dan insang ikan.
• Siklus hidupnya tidak mengalami reproduksi aseksual
• memiliki organ mirip kait di bagian posteriornya yang disebut haptor
• dewasa memiliki prohaptor (untuk makan) dan opisthaptor (untuk menempel).
• Pada reproduksinya dihasilkan telur yang akan mengalami tahap larva, disebut
onkomirasidium. Hewan dewasanya memakan darah, lendir, serta sel-sel epitel
inangnya.
12. • Anggota Trematoda merupakan
parasit.
• Sel-sel epidermis dilindungi oleh
kutikula yang tebal dan tidak bersilia.
• Ciri khas : memiliki dua alat isap
dilengkapi dengan gigi kitin , satu
terletak disekitar mulut dan satu lagi
terletak di permukaan ventral
tubuhny,berbentuk lonjong
• Hidup di tempat cukup makanan
• Tidak memiliki silia
• Contoh kelas Trematoda :
– Cacing hati ( Fasciola hepatica )
– Cholonorchis sinensis
– Schistosoma ( cacing darah )
13. Cacing hati ( Fasciola hepatica )
Bentuk tubuh : pendek dan pipih.
Merupakan cacing parasit (parasit internal);
cacing hati dapat menginfeksi manusia.
Memiliki alat penghisap pada bagian mulutnya,
berfungsi menempelkan cacing hati pada
inangnya untuk mendapatkan makanan.
Bersifat hermaprodit; tubuh dilengkapi organ
reproduksi yang dapat menghasilkan 2 macam
gamet
14. STRUKTUR TUBUH CACING HATI
testis
Reseptakel seminal
ovari
uterus
Lubang genital
mulut
Alat isap oral faring
Alat isap ventralusus
Kelenjar kuning telur
Sistem nefridia
Kantung kemih
Lubang eksresi
15. DAUR HIDUP CACING HATI
1. Telur dilepaskan bersamaan dengan
kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva
mirasidium dan masuk ke inang perantara
1, biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak kantung
embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung
embrio yang akan berkembang menjadi
Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah
menempel pada tumbuhan air membentuk
kista metasercaria
7. Tumbuhan yang mengandung kista di
makan oleh domba, maka kista akan
berkembang menjadi cacing hati dewasa.
Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa
16. • Bersifat parasit (parasit
internal); pada babi, ikan, dan
sapi dapat menginfeksi
manusia.
• Bentuk tubuh pipih panjang
terdiri atas :
o kepala (scolex) dilengkapi
dengan pengait dan
penghisap, berguna untuk
melekat pada usus inangnya.
o proglotid :masing-masing
proglotid memiliki 2 macam
alat kelamin (hermaprodit).
• Contohnya cacing pita
(Taenia solium)
A. Kait dalam kepala
B. Mulut penghisap
C. Segmen tubuh
muda
D. Lubang genital
E. Saluran ekskresi
F. Saluran saraf
G. testis
H. Saluran sperma
I. Vagina
J. Uterus ( rahim )
K. Ovari ( ovarium )
L. Kelenjar cangkang
M. Kelenjar kuning telur
18. Ciri-ciri Turbellaria Monogenea Trematoda Cestoda
contoh palnaria Neobenedenia Faciola hepatica Taenia solium
Habitat larva Di air tawar Pada udang dan ikan Dalalm siput Lymnea Pada daging babi
Dewasa Di air tawar mamalia Kantung empedu biri-biri Manusia
Bentuk tubuh Pipih, pendek Pipih, pendek Pipih, pendek Pipih, pendek
Simetri tubuh bilateral bilateral bilateral bilateral
Permukaan tubuh
Tertutup
epidermis dan silia
Tidak ada epidermis
dan silia
Tidak ada epidermis
dan silia
Tertutup kutikula,
tidak ada epidermis
dan silia
Alat hisap Tidak ada Ada dua Ada dua Ada empat skloleks
Segmentasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada
Sistem
pencernaan
Mulut, proboscis,
usus bercabang tiga
Mulut, faring, dan usus
Mulut, kerongkongan
pendek, usus bercabang
dua
Tidak ada
Sistem ekskresi Sel api Sel api Sel api Sel api
respirasi osmosis osmosis osmosis osmosis
Sistem saraf dan
indera
Tangga tali, dua
bintik mata dan
aurikel
Tangga tali Tangga tali
Reproduksi
Seksual
danregenerasi
seksual fragmentasi
Perbandingan Antar Kelas Platyhelmintes
19. PERANAN PLATYHELMINTHES
Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab
parasit pada manusia maupun hewan. Agar terhindar
dari infeksi cacing parasit (cacing pita) sebaiknya
dilakukan beberapa cara, antara lain:
➪ Memutuskan daur hidupnya,
➪ Menghindari infeksi dari larva cacing,
➪ Tidak membuang tinja sembarangan (sesuai
dengan syarat-syarat hidup sehat),dan
➪ Tidak memakan daging mentah atau setengah
matang (masak daging sampai matang).
Platyhelmintes yang menguntungkan: Planaria sp
20.
21. Nemathelminthes
• Dalam bahasa yunani, nema = benang,
helminthes = cacing (cacing gilig)
• Disebut Triploblastik
pseudoselomata(mempunyai 3 lapisan
embrional dan rongga tubuh semu)
• Tubuh berbentuk bulat panjang atau
seperti benang dengan ujung-ujung
yang meruncing,simetri radial
• Individu betina berukuran lebih besar
daripada individu jantan.
• tidak memiliki pembuluh darah, sistem
respirasi
• Tidak memiliki silia maupun kaki.
• Organ reproduksi jantan dan betina
terpisah dalam individu berbeda.
22. Struktur dan fungsi tubuh
•Permukaan tubuh Nemathelminthes
dilapisi kutikula yang berfungsi untuk
melindungi dari dari enzim pencernaan
inang.
•Nemathelminthes memiliki sistem
percenaan yang lengkap terdiri dari
mulut, faring, usus, dan anus.
•Mulut terdapat pada ujung anterior,
sedangkan anus terdapat pada ujung
posterior. Beberapa Nemathelminthes
memiliki kait pada mulutnya.
Penampang Melintang
23. Cara hidup dan habitat
•Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada
manusia, hewan, dan tumbuhan.
•Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
•Nemathelminthes yang hidup bebas berperan
sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang
parasit memperoleh makanan berupa sari makanan
dan darah dari tubuh inangnya.
•Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di
dasar perairan tawar atau laut.
24. Reproduksi
• Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara
seksual.
• Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin
jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.
• Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat
membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada
lingkungan yang tidak menguntungkan.
25.
26. Contoh dari Nematoda:
• 1. Ascaris lumbricoides (cacing perut)
• Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia
(cacing perut)
• merupakan hewan dioseus, yaitu hewan
dengan jenis kelamin berbeda, bukan
hemafrodit.
• hanya berkembang biak secara seksual.
• Ascaris lumbricoides jantan memiliki
sepasang alat berbentuk kait yang disebut
spikula.
• Spikula berfungsi untuk membuka pori
kelamin cacing bretina dan memindahkan
sperma saat kawin.
• Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit
askariasis atau cacingan, umumnya pada
anak-anak.Infeksi ini terjadi pada saat
mengkonsumsi makanan tau minuman yang
tercemar telur ascaris.
27.
28. Siklus Hidup Ascaris
• Telur yang keluar bersama feses
penderita berada di tanah/
rumput.
• Telur ini akan masuk ke tubuh
manusia melalui tangan yang
terkontaminasi, atau debu, atau
minuman/makanan yang
terkontaminasi.
• Telur akan masuk ke usus lalu
berkembang menjadi larva Ascaris
• Larva akan keluar dari usus
menuju jantung lalu ke paru-paru
dan kemudian keluar untuk
kembali ke usus. Di usus Ascaris
berkembang menjadi dewasa
untuk bereproduksi
• Kemudian dihasilkan telur-telur
lagi
• Telur yang dihasilkan bisa
mencapai 200 ribu buah
29. • ditemukan di pertambangan daerah tropis(disebut cacing tambang)
• dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh
pada usus halus manusia.
• Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung
membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada
sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus
inangnnya.
• Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing
betina saat kawin.
• Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat
didekat bagian tengah tubuhnya.
30. • disebut cacing kremi karena ukurannya
yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm.
• hidup di dalam usus besar manusia.
• Infeksi cacing kremi tidak memerlukan
perantara.
• Pengulangan daur infeksi cacing kremi
secara autoinfeksi, yaitu dilakukan oleh
penderita sendiri.
• Cacing ini bertelur pada anus penderita dan
menyebabkan rasa gatal.Jika penderita
sering menggaruk pada bagian anus dan
tidak menjaga kebersihan tangan,
maka infeksi cacing kremi akan terjadi
kembali.
31. • Cacing rambut disebut juga cacing
filaria.
• Tempat hidupnya di dalam pembuluh
limfa.Cacing ini menyebabkan
penyakit kaki gajah ( elefantiasis ),
yaitu pembengkakan tubuh.
• Pembengkakan terjadi karena
akumulasi cairan dalam pembuluh
limfa yang tersumbat oleh cacing
filaria dalam jumlah banyak.
• Cacing filaria masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk Culex yang
banyak terdapat di daerah tropis.
32. • Cacing ini hidup pada otot
manusia dan menyebabkan
penyakit trikhinosis atau
kerusakan otot.
• Manusia dapat terinfeksi cacing
ini karena memakan daging
yang tidak dimasak dengan
baik.
33. Ciri-ciri kelas nematomorpha
• Bentuk tubuhnya silindris tidak memiliki segmen.
• Dinding badan terdiri atas tiga lapisan yaitu
cuticula, epidermis dan lapisan otot.
• Hidup di daerah-daerah tropik dan daerah beriklim
sedang di setiap tempat yang bersifat aquatika.
• Hidup di laut dan bersifat parasit.
• Permukaan tubuh tertutup kutikula.
• Cacing jantan lebih aktif dari pada cacing betina.
• Contoh cacing yang termasuk anggota kelas
ini adalah Gordius sp. dan Nectonema sp.
34. Peranan Nemathelminthes
Cacing gilig yang bersifat parasit telah menyebabkan
berbagai jenis penyakit yang diderita oleh manusia,
hewan dan tumbuhan.
• Ascaris lumbrocoides menyebabkan
penyakit askaris (cacingan)
• Oxyuris vermicularis menyebabkan gatal pada anus
• Wuchereria bancrofti menyebabkan
penyakit elefantiasis (kaki gajah). Penyakit ini
disebabkan karena cacing ini menymbat cairan dalam
pembuluh limfa sehingga terjadi pembengkakan.
• Trichinella spiralis menyebabkan trikhinosis (semacam
kerusakan otot)
, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh.
Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom.
Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu.
Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.