SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
P a g e | 1
Monitoring Kebijakan ICT Periode Maret-Mei 2015 (Edisi Khusus)
Melawan Dominasi Wacana Rejim Blokir
di Internet
Oleh:
Firdaus Cahyadi
Yayasan SatuDunia
P a g e | 2
I. Tentang Dokumen ini
Dokumen monitoring kebijakan ICT (Information and Communication
Technology) ini disusun oleh Yayasan SatuDunia untuk memudahkan publik terlibat
dalam memonitoring arah kebijakan ICT di Indonesia. Keterlibatan publik secara aktif
dalam memonitoring kebijakan ICT menjadi penting agar hak-hak publik tidak
disingkirkan dalam produk kebijakan ICT.
Dokumen monitoring kebijakan ICT periode Maret-April 2015 SatuDunia adalah
edisi khusus, karena biasanya dokumen monitoring kebijakan dikeluarkan dalam
periode 3 bulan sekali. Edisi khusus ini sengaja dibuat untuk memonitor kebijakan ICT
terkait dengan pemblokiran situs di internet.
Bangkitnya rejim blokir di dunia maya (internet) harus dicegah sedini mungkin,
karena berpotensi menghilangkan hak warga negara atas informasi, pengetahuan dan
berekspresi. Atas dasar itulah edisi spesial ini dibuat.
Dokumen ini mencoba memonitor wacana yang berkembang di media massa
terkait isu pemblokiran situs internet. Diharapkan dokumen ini dapat menjadi semacam
amunisi dalam memperkuat Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam melakukan
advokasi dan kampanye terkait kebijakan internet di Indonesia.
Dokumen ini tentu masih jauh dari sempurna. Diharapkan masukan dari semua
pihak untuk memberikan masukan dan kritik guna penyempurnaan dokumen ini.
Hormat kami
Firdaus Cahyadi
Direktur Eksekutif Yayasan SatuDunia
P a g e | 3
II. Pengaturan Pemblokiran Situs di Internet
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa arah baru
dalam relasi produsen dan konsumen informasi. Berkembang TIK menghapus
sekat kaku antara produsen dan konsumen informasi.
Dengan perkembangan TIK, seseorang bisa sekaligus menjadi produsen dan
konsumen informasi dalam waktu yang bersamaan. Banjir informasi pun terjadi,
dari informasi sampah hingga yang bermanfaat. Bukan hanya itu penyebaran
berbagai ideologi pun terjadi dengan begitu masif. Dari ideologi paling kiri hingga
ideologi paling kanan.
Dari situlah kemudian masalah muncul. Kebebasan di internet telah kebablasan,
kata sebagian orang. Indikasinya menurut mereka, adalah menyebarnya konten
yang berisi ideologi terlarang (dari kiri hingga kanan), pornografi, pelanggaran
hak cipta dsb. Dari sinilah muncul ide untuk melakukan ‘penertiban’ terhadap
konten internet. Penertiban itu bisa berisi filtering hingga pemblokiran konten.
Di UU ITE memang diatur mengenai konten-konten yang dianggap terlarang.
Pasal 28 Ayat 2 UU ITE misalnya menyebutkan bahwa, perbuatan yang dilarang
dalam dunia siber salah satunya adalah setiap orang dengan sengaja dan tanpa
hak menyebarkan informasi yang ditunjukan untuk menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan
atas suku, agama, ras, dan antargolongan.
Namun di UU ITE tersebut tidak secara jelas mengatur prosedur pemblokiran.
Apakah misalnya, harus melalui proses pengadilan terlebih dulu atau sekadar
rekomendasi atau laporan dari masyarakat.
Menurut aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dari Elsam Wahyudi Djafar, terdapat
dua undang-undang yang secara eksplisit memberikan wewenang pemblokiran
terhadap konten internet. Pertama, UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang
P a g e | 4
Pornografi, khusus untuk konten-konten yang mengandung muatan pornografi.
Kedua, UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, khusus untuk konten yang
dinilai melanggar hak cipta (HKI). Bedanya, UU Pornografi sama sekali tidak
mengatur mengenai prosedur, sementara UU Hak Cipta menyaratkan prosesnya
harus seizin pengadilan.
Sementara di luar itu, muncul Peraturan Menteri (Permen) Kominfo Nomor 19
Tahun 2014 tentang Penanganan Situs-Situs Internet Bermuatan Negatif, yang
saat ini tengah dalam proses pengujian di Mahkamah Agung.
Ketiadaan aturan yang detail dan jelas mengenai prosedur pemblokiran di tingkat
Undang-Undang (kecuali tentang hak cipta) memunculkan kekuatiran lahirnya
rejim blokir (sensor) di dunia maya (internet). Ketiadaan aturan yang jelas
membuat pemerintah cenderung sewenang-wenang dalam melakukan
pemblokiran situs internet.
III. Pertarungan Wacana Pemblokiran Situs Internet
Pada Maret-April 2015, publik dikejutkan dengan adanya pemblokiran situs-situs
yang dinilai menyebarkan paham radikal di internet. Dalam monitoring kebijakan
ICT edisi khusus ini, SatuDunia mencoba melihat pertarungan wacana tersebut.
Sumber media yang dianalisis: KOMPAS Catak, Beritasatu.com, CNN Indonesia,
Hukum Online, Metronews.com, Republika.co.id, Tempo.co, tribunnews,
vivanews, gressnews, antaranews, detik.com. Analisis media dilakukan pada
media tersebut di atas yang dipublikasikan pada periode 30 Maret s/d 19 April
2015
P a g e | 5
Berikut gambaran skematik dari analisis media tersebut.
Keterangan Gambar:
⃝ Menggambarkan pihak yang memproduksi wacana
Menggambarkan wacana yang diproduksi
Garis Merah menunjukkan ketidaksetujuan salah satu pihak dengan wacana dari pihak lain
Garis Hijau menunjukkan kesetujuan salah satu pihak dengan wacana dari pihak lain.
Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa aktor yang memproduksi wacana terkait
pemblokiran situs di internet sangat beragam. Dari pakar IT (Onno Purbo), aktivis
NGOs, organisasi wartawan, ormas keagamaan (Forum Ulama Bangkalan, NU,
Muhammadiyah), pemerintah (Kementerian Komunikasi dan
Informatika/Kominfo, Kementrian Politik dan Keamanan, Wakil Presiden), Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Anggota DPR. Pertanyaannya adalah
apakah ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap kebijakan internet di
Indonesia telah begitu kuat di kalangan masyarakat, NGOs, Ormas, DPR dan
pemerintah?
P a g e | 6
Jawabannya ternyata tidak. Kepedulian para pihak untuk memproduksi wacana
terkait pemblokiran situs di internet lebih dikarenakan, ‘korban’ dari
pemblokiran itu adalah situs-situs yang diklaim memiliki konten dakwah Islam.
Sementara pada waktu yang hampir bersamaan Kementrian Kominfo juga akan
memblokir situs-situs terkait Mavrodi Mondial Moneybox atau yang di Indonesia
dikenal dengan istilah Manusia Membantu Manusia (MMM), tidak muncul
wacana yang begitu ramai seperti saat beberapa situs yang diklaim memiliki
konten dakwah Islam diblokir.
Hal yang sama juga terjadi ketika Kementerian Kominfo memblokir situs-situs lain
sebelumnya. Beberapa situs yang pernah mengalami pemblokiran sebelumnya
itu misalnya, situs International Gay Lesbian Human Rights Commission
(IGLHRC.org), Our Voice (ourvoice.or.id), Vimeo, Youtube, MySpace, Multiply,
Rapidshare, dan Metacafe. Pada saat itu, tidak ada reaksi yang keras seperti saat
situs-situs yang diklaim memiliki konten dakwah Islam diblokir. Padahal dasar
hukum pemblokiran situs internet yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo
sama, yaitu Peraturan Menteri (Permen) Kominfo Nomor 19 Tahun 2014.
Dasar hukum dari pemblokiran situs internet itulah yang dipertanyakan oleh
kalangan aktivis NGOs dan organisasi wartawan (AJI). Para aktivis tersebut
memproduksi wacana bahwa dasar hukum dari pemblokiran lemah, karena
Permen Kominfo 19/2014 sedang diuji materi. Selain itu, prosedur pemblokiran
juga tidak diatur secara spesifik di Undang Undang (UU), kecuali di UU Hak Cipta
yang baru.
Aktivis NGOs, Organisasi wartawan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK)
memproduksi wacana bahwa pemblokiran harus terlebih dahulu melalui proses
pengadilan. Lebih jauh lagi, aktivis NGOs dan organisasi wartawan mendesak
dimasukkannya persoalan pemblokiran situs internet ini dalam pembahasan
revisi UU ITE. Mereka mendesak agar muncul lembaga independen yang diatur
UU untuk mengawasi konten-konten di situs internet yang dianggap terlarang.
P a g e | 7
Namun, nampaknya wacana pemblokiran harus melalui proses pengadilan dan
juga pengaturannya secara detail di tingkat UU, seperti di UU ITE, tidak
mendapatkan sambutan dari para elite politik kita, baik itu pemerintah maupun
DPR.
Para elite politik di pemerintahan dan DPR lebih memproduksi wacana pro-
kontra pemblokiran tersebut. Pihak yang kontra pemblokiran situs-situs yang
diklaim memiliki konten dakwah Islam datang dari anggota DPR dari partai politik
oposisi (PAN dan PKS). Sementara pihak yang pro datang dari anggota DPR yang
partai politiknya mendukung pemerintah (PKB dan Hanura).
Anggota DPR yang kontra terhadap pemblokiran memperhalus penolakannya
dengan wacana bahwa pemerintah harus melakukan kajian terlelih dahulu
sebelum melakukan pemblokiran. Wacana itu juga diamini oleh Wakil Presiden
Jusuf Kalla. Berbeda dengan para aktivis NGOs dan Organisasi Wartawan yang
menolak pemblokiran, para elite politik yang menolak pemblokiran sama sekali
tidak mempermasalahkan persoalan dasar hukum dari pemblokiran itu sendiri.
Para anggota DPR yang pro pemblokiran, memproduksi wacana bahwa
pemblokiran situs internet yang mengkalaim memiliki konten dakwah Islam itu
dilakukan terkait pencegahan terhadap meluasnya ajaran radikal. Dan jika
dibiarkan itu akan membahayakan bangsa dan negara. Sama seperti elite politik
yang kontra pemblokiran, mereka tidak mempersoalkan bagaimana dasar hukum
dari pemblokiran situs internet itu sendiri.
Ormas-ormas keagaman, selain PBNU, pun memproduksi wacana yang sama.
Mereka hanya fokus pada pro-kontra pemblokiran situs-situs internet yang
mengklaim memiliki konten dakwah Islam. Sama seperti wacana yang diproduksi
elite politik, mereka tidak mempersoalkan dasar hukum dari pemblokiran itu
sendiri. Dalam konteks ini, PBNU lebih progresif karena mereka melalui wakil
ketua umumnya memproduksi wacana bahwa pengaturan pemblokiran harus
melalui UU.
P a g e | 8
Sementara, dalam kasus pemblokiran kali ini, Kementerian Kominfo nampak
menghadapi tekanan, baik dari masyarakat, wakil presiden dan sebagian anggota
DPR. Untuk menghindari tekanan itu Kementerian Kominfo pun membentuk
forum yang berisi para pakar lintas sektor yang akan dimintai rekomendasi
terkait situs yang akan diblokir. Wacana ini juga diamini oleh pihak Kementerian
Koordinator Politik dan Keamanan. Namun, Kementerian Kominfo juga tidak
mempersoalkan dasar hukum dari pemblokiran itu sendiri. Bahkan mereka juga
tidak memproduksi wacana bahwa pengaturan pemblokiran akan diatur secara
detail dalam revisi UU ITE.
IV. Pekerjaan Rumah: Melawan Dominasi Wacana Rejim Blokir di Internet
Dari wacana yang muncul di media massa terkait dengan pemblokiran situs di
internet itu, nampaknya rejim blokir di dunia maya benar-benar sudah lahir di
Indonesia. Dan rejim itu akan semakin menguat kedepannya.
Penguatan Rajim Blokir itu nampak dari wacana para elite politik yang tidak
menyambut wacana dari aktivis NGOs, Organsiasi Wartawan dan PBNU yang
mendorong pengaturan pemblokiran diatur dalam UU atau dimasukkan dalam
revisi UU ITE. Bahkan para elite politik tidak menyambut wacana bahwa
pemblokiran situs internet harus melalui proses pengadilan terlebih dahulu.
Melawan dominasi wacana Rejim Blokir ini adalah salah satu pekerjaan berat
bagi para pihak yang ingin merawat kebebasan di internet. Perlu cara-cara baru
untuk mengarusutamakan wacana pengaturan pemblokiran situs internet yang
sejalan dengan hak asasi manusia. Sebuah pekerjaan rumah yang berat, namun
bukan tidak mungkin untuk dilakukan.

More Related Content

What's hot

Presentasi Divhumas Mabes Polri
Presentasi Divhumas Mabes PolriPresentasi Divhumas Mabes Polri
Presentasi Divhumas Mabes PolriJarwadi MJ
 
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEDinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEICT Watch
 
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19Unggul Sagena
 
Aktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad InformasiAktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad InformasiDamar Juniarto
 
Dampak positif dan dampak negatif dari internet,
Dampak positif dan dampak negatif dari internet,Dampak positif dan dampak negatif dari internet,
Dampak positif dan dampak negatif dari internet,Wulandari Safitri
 
Dsi 7 - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...
Dsi 7  - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...Dsi 7  - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...
Dsi 7 - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...Dian Sari
 
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaPerlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaIsmail Fahmi
 
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui MedsosData Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui MedsosIsmail Fahmi
 
Uii launching-dea-2018
Uii launching-dea-2018Uii launching-dea-2018
Uii launching-dea-2018Ismail Fahmi
 
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaAnalisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaIsmail Fahmi
 
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaAnalisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaIsmail Fahmi
 
DIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABAN
DIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABANDIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABAN
DIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABANIsmail Fahmi
 
Perlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan Usulan
Perlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan UsulanPerlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan Usulan
Perlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan UsulanIsmail Fahmi
 
Keamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and Doxing
Keamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and DoxingKeamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and Doxing
Keamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and DoxingIsmail Fahmi
 
Literasi digital resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital   resika - etika dalam ruang digitalLiterasi digital   resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital resika - etika dalam ruang digitalResika Arthana
 
Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross Check
 Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross Check Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross Check
Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross CheckIsmail Fahmi
 
Media and Institutional Branding (for Academic)
Media and Institutional Branding (for Academic)Media and Institutional Branding (for Academic)
Media and Institutional Branding (for Academic)Ismail Fahmi
 
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...literasi digital
 

What's hot (20)

Presentasi Divhumas Mabes Polri
Presentasi Divhumas Mabes PolriPresentasi Divhumas Mabes Polri
Presentasi Divhumas Mabes Polri
 
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITEDinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
Dinamika Etika dan Regulasi Internet Indonesia Pasca Revisi UU ITE
 
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
 
Aktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad InformasiAktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad Informasi
 
Internet
InternetInternet
Internet
 
Dampak positif dan dampak negatif dari internet,
Dampak positif dan dampak negatif dari internet,Dampak positif dan dampak negatif dari internet,
Dampak positif dan dampak negatif dari internet,
 
Remaja dan internet
Remaja dan internetRemaja dan internet
Remaja dan internet
 
Dsi 7 - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...
Dsi 7  - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...Dsi 7  - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...
Dsi 7 - perkembangan komputer dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari -...
 
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaPerlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
 
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui MedsosData Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
 
Uii launching-dea-2018
Uii launching-dea-2018Uii launching-dea-2018
Uii launching-dea-2018
 
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaAnalisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
 
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaAnalisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia
 
DIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABAN
DIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABANDIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABAN
DIGITAL NATIVES DAN TANTANGAN PERADABAN
 
Perlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan Usulan
Perlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan UsulanPerlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan Usulan
Perlindungan Data Pribadi di Era Disrupsi 4.0 - Problem dan Usulan
 
Keamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and Doxing
Keamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and DoxingKeamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and Doxing
Keamanan Siber dan Demokrasi: Hacking, Leaking, and Doxing
 
Literasi digital resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital   resika - etika dalam ruang digitalLiterasi digital   resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital resika - etika dalam ruang digital
 
Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross Check
 Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross Check Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross Check
Memerangi Hoax Melalui Situs Kolaborasi Cross Check
 
Media and Institutional Branding (for Academic)
Media and Institutional Branding (for Academic)Media and Institutional Branding (for Academic)
Media and Institutional Branding (for Academic)
 
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...
 

Viewers also liked

Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1
Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1
Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1SatuDunia
 
Presentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus Cahyadi
Presentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus CahyadiPresentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus Cahyadi
Presentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus CahyadiSatuDunia
 
Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)
Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)
Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)SatuDunia
 
Menulis opini di media mainstream daus
Menulis opini di media mainstream dausMenulis opini di media mainstream daus
Menulis opini di media mainstream dausSatuDunia
 
Jakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasiJakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasiSatuDunia
 
Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2
Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2
Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2SatuDunia
 
Internet dan fta firdaus cahyadi
Internet dan fta firdaus cahyadiInternet dan fta firdaus cahyadi
Internet dan fta firdaus cahyadiSatuDunia
 
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015SatuDunia
 
Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...
Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...
Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...SatuDunia
 
Tantangan gerakan online satu dunia_epistema
Tantangan gerakan online satu dunia_epistemaTantangan gerakan online satu dunia_epistema
Tantangan gerakan online satu dunia_epistemaSatuDunia
 
Materi advokasi media eu active
Materi advokasi media eu activeMateri advokasi media eu active
Materi advokasi media eu activeSatuDunia
 
Mendisiplinkan demokarasi digital uu ite satu_dunia_jogja
Mendisiplinkan demokarasi digital  uu ite satu_dunia_jogjaMendisiplinkan demokarasi digital  uu ite satu_dunia_jogja
Mendisiplinkan demokarasi digital uu ite satu_dunia_jogjaSatuDunia
 
Pengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non Profit
Pengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non ProfitPengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non Profit
Pengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non ProfitSatuDunia
 

Viewers also liked (13)

Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1
Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1
Jalan tol dalam kota, polusi udara dan bangkitnya perlawanan publik jakarta1
 
Presentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus Cahyadi
Presentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus CahyadiPresentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus Cahyadi
Presentation konferensi negara hukum 2012_Firdaus Cahyadi
 
Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)
Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)
Analisis politik pengetahuan dalam samin semen (2)
 
Menulis opini di media mainstream daus
Menulis opini di media mainstream dausMenulis opini di media mainstream daus
Menulis opini di media mainstream daus
 
Jakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasiJakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasi
 
Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2
Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2
Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2
 
Internet dan fta firdaus cahyadi
Internet dan fta firdaus cahyadiInternet dan fta firdaus cahyadi
Internet dan fta firdaus cahyadi
 
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
 
Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...
Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...
Presentasi di Kementerian Pekerjaan Umum (Maret 2016), "Laporan Masyarakat Si...
 
Tantangan gerakan online satu dunia_epistema
Tantangan gerakan online satu dunia_epistemaTantangan gerakan online satu dunia_epistema
Tantangan gerakan online satu dunia_epistema
 
Materi advokasi media eu active
Materi advokasi media eu activeMateri advokasi media eu active
Materi advokasi media eu active
 
Mendisiplinkan demokarasi digital uu ite satu_dunia_jogja
Mendisiplinkan demokarasi digital  uu ite satu_dunia_jogjaMendisiplinkan demokarasi digital  uu ite satu_dunia_jogja
Mendisiplinkan demokarasi digital uu ite satu_dunia_jogja
 
Pengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non Profit
Pengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non ProfitPengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non Profit
Pengantar pengelolan pengetahuan di organisasi Non Profit
 

Similar to Monitoring Kebijakan ICT Maret-Mei 2015

Article 19 ict watch - navigating - bahasa
Article 19   ict watch - navigating - bahasaArticle 19   ict watch - navigating - bahasa
Article 19 ict watch - navigating - bahasaICT Watch
 
Pemblokiran dan Penapisan yang Sah
Pemblokiran dan Penapisan yang SahPemblokiran dan Penapisan yang Sah
Pemblokiran dan Penapisan yang SahICT Watch
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruDamar Juniarto
 
#Save publicdomain; merawat kebebasan di internet
#Save publicdomain; merawat kebebasan di internet#Save publicdomain; merawat kebebasan di internet
#Save publicdomain; merawat kebebasan di internetdausinstitute
 
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalSituasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalDamar Juniarto
 
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)ICT Watch
 
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifNota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifICT Watch
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...Yongki Sidharta Gunawan
 
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...ICT Watch
 
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumMasalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumRahmat Inggi
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikLBH Masyarakat
 
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaSerangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaDamar Juniarto
 
Rembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
Rembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di InternetRembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
Rembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di InternetIsmail Fahmi
 
Omnibuw Law - Update Desember 2020
Omnibuw Law - Update Desember 2020Omnibuw Law - Update Desember 2020
Omnibuw Law - Update Desember 2020Ismail Fahmi
 
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Abd Rahman
 

Similar to Monitoring Kebijakan ICT Maret-Mei 2015 (20)

Article 19 ict watch - navigating - bahasa
Article 19   ict watch - navigating - bahasaArticle 19   ict watch - navigating - bahasa
Article 19 ict watch - navigating - bahasa
 
Bicara Atau Penjara
Bicara Atau Penjara Bicara Atau Penjara
Bicara Atau Penjara
 
Pemblokiran dan Penapisan yang Sah
Pemblokiran dan Penapisan yang SahPemblokiran dan Penapisan yang Sah
Pemblokiran dan Penapisan yang Sah
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
 
#Save publicdomain; merawat kebebasan di internet
#Save publicdomain; merawat kebebasan di internet#Save publicdomain; merawat kebebasan di internet
#Save publicdomain; merawat kebebasan di internet
 
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalSituasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
 
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)
 
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifNota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
 
Bicara Atau Penjara
Bicara Atau PenjaraBicara Atau Penjara
Bicara Atau Penjara
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
makalah iptek.docx
makalah iptek.docxmakalah iptek.docx
makalah iptek.docx
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
 
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...
 
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumMasalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
 
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaSerangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
 
Rembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
Rembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di InternetRembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
Rembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
 
Omnibuw Law - Update Desember 2020
Omnibuw Law - Update Desember 2020Omnibuw Law - Update Desember 2020
Omnibuw Law - Update Desember 2020
 
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
 

More from SatuDunia

Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)
Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)
Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)SatuDunia
 
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadiDigital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadiSatuDunia
 
Pelatihan analisis wacana firdaus cahyadi yayasan satudunia
Pelatihan analisis wacana  firdaus cahyadi yayasan satuduniaPelatihan analisis wacana  firdaus cahyadi yayasan satudunia
Pelatihan analisis wacana firdaus cahyadi yayasan satuduniaSatuDunia
 
Notulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJ
Notulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJNotulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJ
Notulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJSatuDunia
 
Habitat iii laporan alternatif-satu dunia-final
Habitat iii laporan alternatif-satu dunia-finalHabitat iii laporan alternatif-satu dunia-final
Habitat iii laporan alternatif-satu dunia-finalSatuDunia
 
Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015
Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015
Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015SatuDunia
 
Faq km untuk organisasi masyarakat sipil
Faq km untuk organisasi masyarakat sipilFaq km untuk organisasi masyarakat sipil
Faq km untuk organisasi masyarakat sipilSatuDunia
 
Komik Jokowi
Komik JokowiKomik Jokowi
Komik JokowiSatuDunia
 
Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...
Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...
Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...SatuDunia
 
Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012
Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012
Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012SatuDunia
 

More from SatuDunia (11)

Her Story
Her Story Her Story
Her Story
 
Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)
Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)
Presentation diskusi aepf ui salemba_firdaus cahyadi (1)
 
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadiDigital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadi
 
Pelatihan analisis wacana firdaus cahyadi yayasan satudunia
Pelatihan analisis wacana  firdaus cahyadi yayasan satuduniaPelatihan analisis wacana  firdaus cahyadi yayasan satudunia
Pelatihan analisis wacana firdaus cahyadi yayasan satudunia
 
Notulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJ
Notulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJNotulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJ
Notulensi diskusi TPP dan Digital Right SatuDunia dan IGJ
 
Habitat iii laporan alternatif-satu dunia-final
Habitat iii laporan alternatif-satu dunia-finalHabitat iii laporan alternatif-satu dunia-final
Habitat iii laporan alternatif-satu dunia-final
 
Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015
Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015
Kajian gerakan masyarakat sipil di media periode januari april 2015
 
Faq km untuk organisasi masyarakat sipil
Faq km untuk organisasi masyarakat sipilFaq km untuk organisasi masyarakat sipil
Faq km untuk organisasi masyarakat sipil
 
Komik Jokowi
Komik JokowiKomik Jokowi
Komik Jokowi
 
Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...
Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...
Makalah firdaus cahyadi dalam acara Konferensi Negara Hukum di Hotel Bidakara...
 
Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012
Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012
Komentar para penandatangan petisi pt kai 14 sept 2012
 

Monitoring Kebijakan ICT Maret-Mei 2015

  • 1. P a g e | 1 Monitoring Kebijakan ICT Periode Maret-Mei 2015 (Edisi Khusus) Melawan Dominasi Wacana Rejim Blokir di Internet Oleh: Firdaus Cahyadi Yayasan SatuDunia
  • 2. P a g e | 2 I. Tentang Dokumen ini Dokumen monitoring kebijakan ICT (Information and Communication Technology) ini disusun oleh Yayasan SatuDunia untuk memudahkan publik terlibat dalam memonitoring arah kebijakan ICT di Indonesia. Keterlibatan publik secara aktif dalam memonitoring kebijakan ICT menjadi penting agar hak-hak publik tidak disingkirkan dalam produk kebijakan ICT. Dokumen monitoring kebijakan ICT periode Maret-April 2015 SatuDunia adalah edisi khusus, karena biasanya dokumen monitoring kebijakan dikeluarkan dalam periode 3 bulan sekali. Edisi khusus ini sengaja dibuat untuk memonitor kebijakan ICT terkait dengan pemblokiran situs di internet. Bangkitnya rejim blokir di dunia maya (internet) harus dicegah sedini mungkin, karena berpotensi menghilangkan hak warga negara atas informasi, pengetahuan dan berekspresi. Atas dasar itulah edisi spesial ini dibuat. Dokumen ini mencoba memonitor wacana yang berkembang di media massa terkait isu pemblokiran situs internet. Diharapkan dokumen ini dapat menjadi semacam amunisi dalam memperkuat Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam melakukan advokasi dan kampanye terkait kebijakan internet di Indonesia. Dokumen ini tentu masih jauh dari sempurna. Diharapkan masukan dari semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik guna penyempurnaan dokumen ini. Hormat kami Firdaus Cahyadi Direktur Eksekutif Yayasan SatuDunia
  • 3. P a g e | 3 II. Pengaturan Pemblokiran Situs di Internet Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa arah baru dalam relasi produsen dan konsumen informasi. Berkembang TIK menghapus sekat kaku antara produsen dan konsumen informasi. Dengan perkembangan TIK, seseorang bisa sekaligus menjadi produsen dan konsumen informasi dalam waktu yang bersamaan. Banjir informasi pun terjadi, dari informasi sampah hingga yang bermanfaat. Bukan hanya itu penyebaran berbagai ideologi pun terjadi dengan begitu masif. Dari ideologi paling kiri hingga ideologi paling kanan. Dari situlah kemudian masalah muncul. Kebebasan di internet telah kebablasan, kata sebagian orang. Indikasinya menurut mereka, adalah menyebarnya konten yang berisi ideologi terlarang (dari kiri hingga kanan), pornografi, pelanggaran hak cipta dsb. Dari sinilah muncul ide untuk melakukan ‘penertiban’ terhadap konten internet. Penertiban itu bisa berisi filtering hingga pemblokiran konten. Di UU ITE memang diatur mengenai konten-konten yang dianggap terlarang. Pasal 28 Ayat 2 UU ITE misalnya menyebutkan bahwa, perbuatan yang dilarang dalam dunia siber salah satunya adalah setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditunjukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan. Namun di UU ITE tersebut tidak secara jelas mengatur prosedur pemblokiran. Apakah misalnya, harus melalui proses pengadilan terlebih dulu atau sekadar rekomendasi atau laporan dari masyarakat. Menurut aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dari Elsam Wahyudi Djafar, terdapat dua undang-undang yang secara eksplisit memberikan wewenang pemblokiran terhadap konten internet. Pertama, UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang
  • 4. P a g e | 4 Pornografi, khusus untuk konten-konten yang mengandung muatan pornografi. Kedua, UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, khusus untuk konten yang dinilai melanggar hak cipta (HKI). Bedanya, UU Pornografi sama sekali tidak mengatur mengenai prosedur, sementara UU Hak Cipta menyaratkan prosesnya harus seizin pengadilan. Sementara di luar itu, muncul Peraturan Menteri (Permen) Kominfo Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penanganan Situs-Situs Internet Bermuatan Negatif, yang saat ini tengah dalam proses pengujian di Mahkamah Agung. Ketiadaan aturan yang detail dan jelas mengenai prosedur pemblokiran di tingkat Undang-Undang (kecuali tentang hak cipta) memunculkan kekuatiran lahirnya rejim blokir (sensor) di dunia maya (internet). Ketiadaan aturan yang jelas membuat pemerintah cenderung sewenang-wenang dalam melakukan pemblokiran situs internet. III. Pertarungan Wacana Pemblokiran Situs Internet Pada Maret-April 2015, publik dikejutkan dengan adanya pemblokiran situs-situs yang dinilai menyebarkan paham radikal di internet. Dalam monitoring kebijakan ICT edisi khusus ini, SatuDunia mencoba melihat pertarungan wacana tersebut. Sumber media yang dianalisis: KOMPAS Catak, Beritasatu.com, CNN Indonesia, Hukum Online, Metronews.com, Republika.co.id, Tempo.co, tribunnews, vivanews, gressnews, antaranews, detik.com. Analisis media dilakukan pada media tersebut di atas yang dipublikasikan pada periode 30 Maret s/d 19 April 2015
  • 5. P a g e | 5 Berikut gambaran skematik dari analisis media tersebut. Keterangan Gambar: ⃝ Menggambarkan pihak yang memproduksi wacana Menggambarkan wacana yang diproduksi Garis Merah menunjukkan ketidaksetujuan salah satu pihak dengan wacana dari pihak lain Garis Hijau menunjukkan kesetujuan salah satu pihak dengan wacana dari pihak lain. Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa aktor yang memproduksi wacana terkait pemblokiran situs di internet sangat beragam. Dari pakar IT (Onno Purbo), aktivis NGOs, organisasi wartawan, ormas keagamaan (Forum Ulama Bangkalan, NU, Muhammadiyah), pemerintah (Kementerian Komunikasi dan Informatika/Kominfo, Kementrian Politik dan Keamanan, Wakil Presiden), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Anggota DPR. Pertanyaannya adalah apakah ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap kebijakan internet di Indonesia telah begitu kuat di kalangan masyarakat, NGOs, Ormas, DPR dan pemerintah?
  • 6. P a g e | 6 Jawabannya ternyata tidak. Kepedulian para pihak untuk memproduksi wacana terkait pemblokiran situs di internet lebih dikarenakan, ‘korban’ dari pemblokiran itu adalah situs-situs yang diklaim memiliki konten dakwah Islam. Sementara pada waktu yang hampir bersamaan Kementrian Kominfo juga akan memblokir situs-situs terkait Mavrodi Mondial Moneybox atau yang di Indonesia dikenal dengan istilah Manusia Membantu Manusia (MMM), tidak muncul wacana yang begitu ramai seperti saat beberapa situs yang diklaim memiliki konten dakwah Islam diblokir. Hal yang sama juga terjadi ketika Kementerian Kominfo memblokir situs-situs lain sebelumnya. Beberapa situs yang pernah mengalami pemblokiran sebelumnya itu misalnya, situs International Gay Lesbian Human Rights Commission (IGLHRC.org), Our Voice (ourvoice.or.id), Vimeo, Youtube, MySpace, Multiply, Rapidshare, dan Metacafe. Pada saat itu, tidak ada reaksi yang keras seperti saat situs-situs yang diklaim memiliki konten dakwah Islam diblokir. Padahal dasar hukum pemblokiran situs internet yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo sama, yaitu Peraturan Menteri (Permen) Kominfo Nomor 19 Tahun 2014. Dasar hukum dari pemblokiran situs internet itulah yang dipertanyakan oleh kalangan aktivis NGOs dan organisasi wartawan (AJI). Para aktivis tersebut memproduksi wacana bahwa dasar hukum dari pemblokiran lemah, karena Permen Kominfo 19/2014 sedang diuji materi. Selain itu, prosedur pemblokiran juga tidak diatur secara spesifik di Undang Undang (UU), kecuali di UU Hak Cipta yang baru. Aktivis NGOs, Organisasi wartawan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) memproduksi wacana bahwa pemblokiran harus terlebih dahulu melalui proses pengadilan. Lebih jauh lagi, aktivis NGOs dan organisasi wartawan mendesak dimasukkannya persoalan pemblokiran situs internet ini dalam pembahasan revisi UU ITE. Mereka mendesak agar muncul lembaga independen yang diatur UU untuk mengawasi konten-konten di situs internet yang dianggap terlarang.
  • 7. P a g e | 7 Namun, nampaknya wacana pemblokiran harus melalui proses pengadilan dan juga pengaturannya secara detail di tingkat UU, seperti di UU ITE, tidak mendapatkan sambutan dari para elite politik kita, baik itu pemerintah maupun DPR. Para elite politik di pemerintahan dan DPR lebih memproduksi wacana pro- kontra pemblokiran tersebut. Pihak yang kontra pemblokiran situs-situs yang diklaim memiliki konten dakwah Islam datang dari anggota DPR dari partai politik oposisi (PAN dan PKS). Sementara pihak yang pro datang dari anggota DPR yang partai politiknya mendukung pemerintah (PKB dan Hanura). Anggota DPR yang kontra terhadap pemblokiran memperhalus penolakannya dengan wacana bahwa pemerintah harus melakukan kajian terlelih dahulu sebelum melakukan pemblokiran. Wacana itu juga diamini oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Berbeda dengan para aktivis NGOs dan Organisasi Wartawan yang menolak pemblokiran, para elite politik yang menolak pemblokiran sama sekali tidak mempermasalahkan persoalan dasar hukum dari pemblokiran itu sendiri. Para anggota DPR yang pro pemblokiran, memproduksi wacana bahwa pemblokiran situs internet yang mengkalaim memiliki konten dakwah Islam itu dilakukan terkait pencegahan terhadap meluasnya ajaran radikal. Dan jika dibiarkan itu akan membahayakan bangsa dan negara. Sama seperti elite politik yang kontra pemblokiran, mereka tidak mempersoalkan bagaimana dasar hukum dari pemblokiran situs internet itu sendiri. Ormas-ormas keagaman, selain PBNU, pun memproduksi wacana yang sama. Mereka hanya fokus pada pro-kontra pemblokiran situs-situs internet yang mengklaim memiliki konten dakwah Islam. Sama seperti wacana yang diproduksi elite politik, mereka tidak mempersoalkan dasar hukum dari pemblokiran itu sendiri. Dalam konteks ini, PBNU lebih progresif karena mereka melalui wakil ketua umumnya memproduksi wacana bahwa pengaturan pemblokiran harus melalui UU.
  • 8. P a g e | 8 Sementara, dalam kasus pemblokiran kali ini, Kementerian Kominfo nampak menghadapi tekanan, baik dari masyarakat, wakil presiden dan sebagian anggota DPR. Untuk menghindari tekanan itu Kementerian Kominfo pun membentuk forum yang berisi para pakar lintas sektor yang akan dimintai rekomendasi terkait situs yang akan diblokir. Wacana ini juga diamini oleh pihak Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan. Namun, Kementerian Kominfo juga tidak mempersoalkan dasar hukum dari pemblokiran itu sendiri. Bahkan mereka juga tidak memproduksi wacana bahwa pengaturan pemblokiran akan diatur secara detail dalam revisi UU ITE. IV. Pekerjaan Rumah: Melawan Dominasi Wacana Rejim Blokir di Internet Dari wacana yang muncul di media massa terkait dengan pemblokiran situs di internet itu, nampaknya rejim blokir di dunia maya benar-benar sudah lahir di Indonesia. Dan rejim itu akan semakin menguat kedepannya. Penguatan Rajim Blokir itu nampak dari wacana para elite politik yang tidak menyambut wacana dari aktivis NGOs, Organsiasi Wartawan dan PBNU yang mendorong pengaturan pemblokiran diatur dalam UU atau dimasukkan dalam revisi UU ITE. Bahkan para elite politik tidak menyambut wacana bahwa pemblokiran situs internet harus melalui proses pengadilan terlebih dahulu. Melawan dominasi wacana Rejim Blokir ini adalah salah satu pekerjaan berat bagi para pihak yang ingin merawat kebebasan di internet. Perlu cara-cara baru untuk mengarusutamakan wacana pengaturan pemblokiran situs internet yang sejalan dengan hak asasi manusia. Sebuah pekerjaan rumah yang berat, namun bukan tidak mungkin untuk dilakukan.