SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada
awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula
sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang kompleks.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara
langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian.
Sesuai dengan definisi mekanisasi pertanian (agriculture mechanization),
maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya
kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari
proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik, maka
produk pertanian harus memiliki penanganan pasca panen yang baik. Penanganan
pasca panen dilakukan dengan memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang
diizinkan.
Hal ini menimbulkan ide-ide dalam mengembangkan pengolahan bahan
hasil pertanian menjadi produk olahan lebih lanjut, beberapa teknik pengolahan
pangan yang sering dilakukan adalah menghilangkan lapisan luar yang tidak
diinginkan (mengupas), memotong, memarut, pembagian dan pelunakan,
pemerasan, emulsifikasi, fermentasi, pemasakan (perebusan, pendidihan,
1
2
penggorengan, pengukusan, pemanggangan, penyangraian), pengpresan,
pengeringan semprot, pengepakan dan pasteurisasi.
Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam
perekonomian Indonesia, dan merupakan pangan tradisional atau makanan pokok
di beberapa daerah. Kandungan gizi jagung tidak kalah dengan beras atau terigu,
bahkan jagung memiliki keunggulan karena merupakan pangan fungsional dengan
kandungan serat pangan, unsur Fe dan beta-karoten (pro vitamin A) yang tinggi
(Suarni, 2001).
Penggilingan adalah salah satu cara untuk memecah dan memperkecil
partikel bahan sehingga volumenya menjadi lebih kecil untuk mempermudah
penyimpanan dan pengemasan, serta diharapkan bisa meningkatkan daya guna
dan manfaat bahan. Jagung giling merupakan bahan pokok dalam pembuatan
makanan ternak yang banyak dikonsumsi oleh perternak besar dan kecil. Sebagai
bahan pokok makanan ternak maka tingkat kehalusan gilingan dari jagung harus
disesuaikann dengan usia binatang, apakah untuk penggemukan atau produksi
karena berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak (Hall, 1983).
Dalam proses sistem kerja mesin pencacah jagung mengunakan tenaga
pengerak motor bensin sebesar 5,5 HP dengan spesifikasi putaran 3600 rpm.
Motor bensin adalah sumber daya dari alat pencacah jagung ini. Putaran dari
motor bensin ini dikonversikan melalui puli dan poros lalu pada mata pisau yang
digunakan untuk melakukan pencacah.
3
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji kinerja mesin pencacah biji
jagung dengan tenaga pengerak motor listrik.
1.3 Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui beberapa kapasitas mesin pencacah biji jagung dengan
menggunakan beberapa variasi putaran dari pengerak motor listrik (kg/jam).
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Jagung
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis
rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat
kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan
tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada
setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian
terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung
merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi
bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu
(Subekti, et al 2011).
Tabel 1. Komposisi Kimia Jagung Berdasarkan Bobot Kering
Komponen Biji Utuh Endosperma Lembaga
Kulit
Ari
Tip
Cap
Protein (%) 3,7 8,0 18,4 3,7 9,1
Lemak (%) 1,0 0,8 33,2 1,0 3,8
Serat Kasar (%) 86,7 2,7 8,8 86,7 -
Abu (%) 0,8 0,3 10,5 0,8 1,6
Pati (%) 71,3 87,6 8,3 7,3 5,3
Gula (%) 0,34 0,62 10,8 0,34 1,6
Sumber: Inglett (1987)
2.2 Mesin Pencacah Jagung
Menurut (Syahni, R. I. 2015) perancangan mesin pencacah jagung bertujuan
untuk menghasilkan butiran-butiran biji jagung dalam hal pencacahan sangat
diperhatikan bagian-bagian utama dalam perancangan adapun bagian-bagian
4
5
pencacah jagung yaitu keragka alat, mata pisau, motor bensin, sabuk v, pulley dan
poros. Kerangka terbuat dari besi profil L atau disebut juga besi siku dengan
dimensi panjang 75 cm, lebar 47 cm dan tinggi 72 cm. Kerangka berfungsi
menopang dan mendukung konstruksi alat. Dengan adanya kerangka inilah
tempat melekatnya bagian-bagian lain seperti puli, motor bensin, poros dan lain-
lain.
Mesin pencacah jagung ini mengunakan tenaga pengerak motor bensin
sebesar 5,5 HP dengan spesifikasi putaran 3600 rpm dengan spesifikasi putaran
600 rpm dengan mengunakan puli pengerak berdiameter 12 inchi. Ketebalan
pencacahan mesin ini mencapai 2 - 3 mm dengan kapasitas kerja mesin 50 kg/jam.
2.3 Elemen- Elemen Alat Pencacah Biji Jagung
2.3.1 Kerangka Alat
Kerangka alat berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya yang terbuat
dari besi besi yang berbentuk siku yang akan disambung dengan menggunakan
teknik pengelasan.
2.3.2 Motor Listrik
Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan,
mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Setiap mesin sesudah
dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada
sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah cakram
6
sabuk mesin (pulley) atau sebuah gandengan untuk hubungan ke suatu penggerak
mula (generator) atau ke suatu mesin yang akan digerakkan (Daryanto, 2002).
Motor satu fase dengan kekuatan 1 HP banyak digunakan di industri-
industri rumah tangga, pabrik, bengkel, maupun perusahaan-perusahaan. Disebut
motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor tersebut
dimasukkan tegangan satu fase. Untuk membentuk dua buah arus listrik
yang berbeda fase digunakan sistem penggeser fase sehingga dari satu fase listrik
yang dimasukkan akan membentuk listrik dua fase di dalam motor listrik.
Umumnya hal ini dapat dilaksanakan dengan memasang sebuah rangkaian
kumparan induktor maupun kapasitor secara seri pada kumparan bantu.
2.3.3 Bantalan
Bantalan adalah Elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur.Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat
disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.(Sularso dan Suga, 2004)
Bantalan dapat diklasifikasikan atas dasar gerakan bantalan terhadap poros, yaitu :
1. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dan bantalan
karena permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas.
2. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding.
7
2.3.4 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin,
hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan
utama dalam transmisi ini dipegang oleh poros. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros, yaitu:
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur ataupun
gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik
atau tekan. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
diameter poros diperkecil atau biila poros mempunyai alur pasak, harus
diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk
menahan beban-beban di atasnya.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan
atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada
mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan
poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
8
lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari
putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti
lama dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif
sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
2.3.5 Puli
Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari
motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros. Puli
dibuat dari besi cor atau dari baja. Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk
konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium (Stolk dan Kros, 1981).
Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran transmisi
penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang
digerakkan dikalikan dengan diameternya.


1
:
1
2
1
 u
ud
D
n
n
p
p
…………………………………………………………1)
Kecepatan linier sabuk-V (m/s) adalah
100060
2


nd
V
p
……………………………………………………………………2)
Pemasangan puli dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar
dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.
9
- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak
pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan
terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk.
(Mabie dan Ocvirk, 1967).
2.3.6 Sabuk V
Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk V
dibelitkan di sekitar alur pulley yang berbentuk V pula. Transmisi sabuk yang
bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah
harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan
putaran yang diinginkan. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya
slip antara sabuk dan pulley sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau
perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1993).
Menurut Smith dan Wilkes (1990), apabila pemindahan daya menggunakan
dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat sumbu roda
transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:
𝐿 = 2𝐶 + 1,57 (𝐷 + 𝑑)
(𝐷−𝑑)2
4𝐶
.............................................................................3)
dimana:
L = Panjang efektif sabuk (mm)
C = Jarak antara kedua sumbu roda transmisi (mm)
D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm)
d = Diameter luar efektif transmisi yang kecil (mm)
10
2.4 Pengujian Kapasitas Kerja Mesin
Kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat
dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: Ha, Kg, Lt) pe rsatuan
waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan
produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor.
Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW.
Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut: Kapasitas Alat = Produk
yang dihasilkan Waktu (Daywin, dkk, 2008).
2.4.1 Pengujian Kapasitas Teoritis
Kapasitas Teoritis (theoritical capacity), merupakan kapasitas maksimum
yang mungkin digunakan dari suatu sistem manufaktur dengan mengasumsikan
kondisi ideal. jika suatu pusat kerja memiliki 3 mesin dan dijadwalkan untuk
beroperasi normal selama 8 jam/hari, 5 hari/minggu, maka kapasitas teoritisnya
adalah : 3 x 8 x 5 = 120 jam/minggu.
2.4.2 Pengujian Kapasitas Efektif
Kapasitas Efektif adalah maksimum output dimana proses atau perusahaan
dapat beroperasi secara ekonomis pada kondisi normal. Pengukuran kapasitas
efektif alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang diolah terhadap waktu
yang diperlukan selama pengolahan .
2.5 Efisiensi Kerja Mesin.
Untuk mengetahui efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi didapat dengan
cara membagi antara kapasitas pengupasan dengan kapasitas hasil pemisahan (biji
yang dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut:
11
%100
Cs
Cp
 ....................................................................................... (4)
Dimana:
 = Efisiensi (%)
Cp = Kapasitas Pengupasan (kg)
Cs = Kapasitas Pemisahan (kg)
12
III. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai dengan
Desember 2016 di Laboratorium Perbengkelan Program Studi Teknologi
Industri Pertanian (TIP) Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN).
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah satu unit mesin pencacah
biji jagung, tang, obeng, palu, stopwatch, tachometer, timbangan digital, alat-alat tulis dan
peralatan pendukung lainnya.
Pengujian kecepatan yang digunakan dalam penelitian antara lain puli dengan
diameter 3 inchi, 5 inchi, dan 7 inchi, sedangkan bahan uji yang digunakan adalah biji
jagung yang sudah matang dan sudah dikeringkan.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK). Dengan pola faktorial, Dalam penelitian ini ada tiga parameter yang
digunakan yaitu: Kapasitas Kerja Mesin (KKM), Persentase biji jagung yang
tercacah (PBJT) dan Efisiensi Pencacah (EP).
3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian data primer. Data primer
yaitu Data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh penulis. Data primer
12
13
dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan dari hasil pencacah
biji jagung terhadap pengaruh variasi putaran poros.
3.5 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian sebagai berikut:
1) Mempelajari ukuran biji jagung yaitu melakukan pengukuran biji
jagung dengan mengunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan
pada beberapa biji jagung yang dilakukan secara acak. Hasil
pengukuran yang didapat adalah tinggi biji kopi (T), dan diameter biji
jagung.
2) Penentuan jumlah bahan yaitu bahan yang digunakan dalam
pencacahan biji jagung yaitu 2 kg, 3 kg, dan 4 kg, pencacahan biji
jagung dilakukan sebanyak dua kali ulangan.
3) Penentuan kecepatan putaran poros dengan mengunakan 3 jenis puli
yaitu: 3 inchi, 5 inchi dan 7 inchi.
4) Analisis hasil terhadap Kapasitas Kerja Mesin (KKM), Persentase
biji jagung yang tercacah (PBJT) dan Efisiensi Pencacah (EP).
3.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Kapasitas Kerja Mesin (Kg/jam)
Sulistiadi (2007) menyebutkan bahwa kapasitas kerja mesin secara actual
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
KKM = BB/t …………………………………………………………………5)
Dimana :
14
KKM : Kapasitas Kerja Mesin (kg/jam)
BB : Berat Bahan awal (kg)
t : Waktu pengupasan (jam)
2. Persentase biji jagung yang tercacah
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔
𝑥 100%.(6)
3. Efisiensi Pencacahan
Pencacahan biji jagung diperoleh dengan membagi kapasitas kerja alat
dengan kapasitas teoritis yang diperoleh dari mesin atau dapat dituliskan dengan
rumus:
 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 =
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑥 100% ................................................................................(7)
Dimana:
 = Efisiensi Pencacah (%)
Output = kapasitas Kerja Alat (kg/jam)
Input = Kapasitas Teoritis (kg/jam) => Input = n.j.  .1 kg/detik(s)
Dimana:
n = Rotasi Putar Permenit (rpm) dinamo listrik
j = jumlah mata pisau pencacah
 = Massa jenis biji jagung
s = waktu yang setelah pencacah.

More Related Content

What's hot

Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakau
afifauliya
 
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawahTahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawah
agista55
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
fahmiganteng
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Nurul Sholehuddin
 
Pengenalan teknik aplikasi
Pengenalan teknik aplikasiPengenalan teknik aplikasi
Pengenalan teknik aplikasi
djojosumarto
 
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadapPemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Bima Andika
 
Pemanfaatan sagu
Pemanfaatan saguPemanfaatan sagu
Pemanfaatan sagu
Aip aip
 

What's hot (20)

PEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOSPEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOS
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakau
 
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawahTahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawah
 
Pengenalan alat-semprot
Pengenalan alat-semprotPengenalan alat-semprot
Pengenalan alat-semprot
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatif
 
Mengenal hand traktor
Mengenal hand traktorMengenal hand traktor
Mengenal hand traktor
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
 
Prakarya dan kewirausahaan kelas xi
Prakarya dan kewirausahaan kelas xiPrakarya dan kewirausahaan kelas xi
Prakarya dan kewirausahaan kelas xi
 
Pengenalan teknik aplikasi
Pengenalan teknik aplikasiPengenalan teknik aplikasi
Pengenalan teknik aplikasi
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
 
komponen biotik abiotik di Sawah
komponen biotik abiotik di Sawah komponen biotik abiotik di Sawah
komponen biotik abiotik di Sawah
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karet
 
ACARA 1
ACARA 1ACARA 1
ACARA 1
 
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadapPemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanah
 
Pemanfaatan sagu
Pemanfaatan saguPemanfaatan sagu
Pemanfaatan sagu
 
Kakao (1)
Kakao (1)Kakao (1)
Kakao (1)
 

Viewers also liked

Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Alekson Sihombing
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulir
nikkobull
 
Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)
Eko Supriyadi
 
D-07 Kerja Melarik
D-07  Kerja MelarikD-07  Kerja Melarik
D-07 Kerja Melarik
Jailanihs
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Danny Danny
 

Viewers also liked (20)

Desain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil JagungDesain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil Jagung
 
Proposal tugas akhir mesin pemipil jagung
Proposal tugas akhir mesin pemipil jagungProposal tugas akhir mesin pemipil jagung
Proposal tugas akhir mesin pemipil jagung
 
Desain Thresher (Mesin Perontok Padi)
Desain Thresher (Mesin Perontok Padi)Desain Thresher (Mesin Perontok Padi)
Desain Thresher (Mesin Perontok Padi)
 
Pengering Padi
Pengering  PadiPengering  Padi
Pengering Padi
 
Toleransi 2
Toleransi 2Toleransi 2
Toleransi 2
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
 
Feb
FebFeb
Feb
 
Rpkps kbk elemen mesin ii
Rpkps kbk elemen mesin iiRpkps kbk elemen mesin ii
Rpkps kbk elemen mesin ii
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Perancangan Mesin Sortasi Jambu Biji Merah
Perancangan Mesin Sortasi Jambu Biji Merah Perancangan Mesin Sortasi Jambu Biji Merah
Perancangan Mesin Sortasi Jambu Biji Merah
 
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
 
Panduan menanam jagung
Panduan menanam jagungPanduan menanam jagung
Panduan menanam jagung
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulir
 
Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)
 
Dimensi & toleransi
Dimensi & toleransiDimensi & toleransi
Dimensi & toleransi
 
Tanda pengerjaan
Tanda pengerjaanTanda pengerjaan
Tanda pengerjaan
 
D-07 Kerja Melarik
D-07  Kerja MelarikD-07  Kerja Melarik
D-07 Kerja Melarik
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
 
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
 

Similar to PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MOTOR LISTRIK

PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
firmanahyuda
 
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
Ariy Anto
 
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
firmanahyuda
 
Sistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor BakarSistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor Bakar
Robiyatul Adawiyah
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
Novia Fitriany
 

Similar to PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MOTOR LISTRIK (20)

PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
mesin penggiling daging - mincer
mesin penggiling daging - mincermesin penggiling daging - mincer
mesin penggiling daging - mincer
 
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
 
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
 
Laporan mesin bubut (selesai)
Laporan mesin bubut (selesai)Laporan mesin bubut (selesai)
Laporan mesin bubut (selesai)
 
Sistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor BakarSistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor Bakar
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Makalah kopling tetap
Makalah kopling tetapMakalah kopling tetap
Makalah kopling tetap
 
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe GuntingJurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
 
Pengelosan
PengelosanPengelosan
Pengelosan
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
TERMiNOLOGI TRAKTOR DAN PERALATAN (Bagian I)
TERMiNOLOGI TRAKTOR DAN PERALATAN  (Bagian I)TERMiNOLOGI TRAKTOR DAN PERALATAN  (Bagian I)
TERMiNOLOGI TRAKTOR DAN PERALATAN (Bagian I)
 
termonologi traktor dan peralatan
termonologi traktor dan peralatan termonologi traktor dan peralatan
termonologi traktor dan peralatan
 
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
 

More from firmanahyuda

Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDAPpt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDA
firmanahyuda
 
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
firmanahyuda
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
firmanahyuda
 
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
firmanahyuda
 
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
firmanahyuda
 
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
firmanahyuda
 
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
firmanahyuda
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
firmanahyuda
 
Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar
firmanahyuda
 
Ppt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyudaPpt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyuda
firmanahyuda
 

More from firmanahyuda (16)

Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
 
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDAPpt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDA
 
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
 
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
 
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
 
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
 
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Mekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudaMekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyuda
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyuda
 
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh  firman ahyudaPpt proses penggolahan teh  firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
 
Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar
 
Ppt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyudaPpt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyuda
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MOTOR LISTRIK

  • 1. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang kompleks. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian. Sesuai dengan definisi mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik, maka produk pertanian harus memiliki penanganan pasca panen yang baik. Penanganan pasca panen dilakukan dengan memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang diizinkan. Hal ini menimbulkan ide-ide dalam mengembangkan pengolahan bahan hasil pertanian menjadi produk olahan lebih lanjut, beberapa teknik pengolahan pangan yang sering dilakukan adalah menghilangkan lapisan luar yang tidak diinginkan (mengupas), memotong, memarut, pembagian dan pelunakan, pemerasan, emulsifikasi, fermentasi, pemasakan (perebusan, pendidihan, 1
  • 2. 2 penggorengan, pengukusan, pemanggangan, penyangraian), pengpresan, pengeringan semprot, pengepakan dan pasteurisasi. Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia, dan merupakan pangan tradisional atau makanan pokok di beberapa daerah. Kandungan gizi jagung tidak kalah dengan beras atau terigu, bahkan jagung memiliki keunggulan karena merupakan pangan fungsional dengan kandungan serat pangan, unsur Fe dan beta-karoten (pro vitamin A) yang tinggi (Suarni, 2001). Penggilingan adalah salah satu cara untuk memecah dan memperkecil partikel bahan sehingga volumenya menjadi lebih kecil untuk mempermudah penyimpanan dan pengemasan, serta diharapkan bisa meningkatkan daya guna dan manfaat bahan. Jagung giling merupakan bahan pokok dalam pembuatan makanan ternak yang banyak dikonsumsi oleh perternak besar dan kecil. Sebagai bahan pokok makanan ternak maka tingkat kehalusan gilingan dari jagung harus disesuaikann dengan usia binatang, apakah untuk penggemukan atau produksi karena berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak (Hall, 1983). Dalam proses sistem kerja mesin pencacah jagung mengunakan tenaga pengerak motor bensin sebesar 5,5 HP dengan spesifikasi putaran 3600 rpm. Motor bensin adalah sumber daya dari alat pencacah jagung ini. Putaran dari motor bensin ini dikonversikan melalui puli dan poros lalu pada mata pisau yang digunakan untuk melakukan pencacah.
  • 3. 3 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji kinerja mesin pencacah biji jagung dengan tenaga pengerak motor listrik. 1.3 Manfaat Penelitian Untuk mengetahui beberapa kapasitas mesin pencacah biji jagung dengan menggunakan beberapa variasi putaran dari pengerak motor listrik (kg/jam).
  • 4. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Jagung Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu (Subekti, et al 2011). Tabel 1. Komposisi Kimia Jagung Berdasarkan Bobot Kering Komponen Biji Utuh Endosperma Lembaga Kulit Ari Tip Cap Protein (%) 3,7 8,0 18,4 3,7 9,1 Lemak (%) 1,0 0,8 33,2 1,0 3,8 Serat Kasar (%) 86,7 2,7 8,8 86,7 - Abu (%) 0,8 0,3 10,5 0,8 1,6 Pati (%) 71,3 87,6 8,3 7,3 5,3 Gula (%) 0,34 0,62 10,8 0,34 1,6 Sumber: Inglett (1987) 2.2 Mesin Pencacah Jagung Menurut (Syahni, R. I. 2015) perancangan mesin pencacah jagung bertujuan untuk menghasilkan butiran-butiran biji jagung dalam hal pencacahan sangat diperhatikan bagian-bagian utama dalam perancangan adapun bagian-bagian 4
  • 5. 5 pencacah jagung yaitu keragka alat, mata pisau, motor bensin, sabuk v, pulley dan poros. Kerangka terbuat dari besi profil L atau disebut juga besi siku dengan dimensi panjang 75 cm, lebar 47 cm dan tinggi 72 cm. Kerangka berfungsi menopang dan mendukung konstruksi alat. Dengan adanya kerangka inilah tempat melekatnya bagian-bagian lain seperti puli, motor bensin, poros dan lain- lain. Mesin pencacah jagung ini mengunakan tenaga pengerak motor bensin sebesar 5,5 HP dengan spesifikasi putaran 3600 rpm dengan spesifikasi putaran 600 rpm dengan mengunakan puli pengerak berdiameter 12 inchi. Ketebalan pencacahan mesin ini mencapai 2 - 3 mm dengan kapasitas kerja mesin 50 kg/jam. 2.3 Elemen- Elemen Alat Pencacah Biji Jagung 2.3.1 Kerangka Alat Kerangka alat berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya yang terbuat dari besi besi yang berbentuk siku yang akan disambung dengan menggunakan teknik pengelasan. 2.3.2 Motor Listrik Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan, mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Setiap mesin sesudah dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah cakram
  • 6. 6 sabuk mesin (pulley) atau sebuah gandengan untuk hubungan ke suatu penggerak mula (generator) atau ke suatu mesin yang akan digerakkan (Daryanto, 2002). Motor satu fase dengan kekuatan 1 HP banyak digunakan di industri- industri rumah tangga, pabrik, bengkel, maupun perusahaan-perusahaan. Disebut motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor tersebut dimasukkan tegangan satu fase. Untuk membentuk dua buah arus listrik yang berbeda fase digunakan sistem penggeser fase sehingga dari satu fase listrik yang dimasukkan akan membentuk listrik dua fase di dalam motor listrik. Umumnya hal ini dapat dilaksanakan dengan memasang sebuah rangkaian kumparan induktor maupun kapasitor secara seri pada kumparan bantu. 2.3.3 Bantalan Bantalan adalah Elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur.Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.(Sularso dan Suga, 2004) Bantalan dapat diklasifikasikan atas dasar gerakan bantalan terhadap poros, yaitu : 1. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dan bantalan karena permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. 2. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding.
  • 7. 7 2.3.4 Poros Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin, hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi ini dipegang oleh poros. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros, yaitu: 1. Kekuatan poros Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur ataupun gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau biila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya. 2. Kekakuan poros Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut. 3. Putaran kritis Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
  • 8. 8 lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya. 4. Korosi Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi. 2.3.5 Puli Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros. Puli dibuat dari besi cor atau dari baja. Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium (Stolk dan Kros, 1981). Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.   1 : 1 2 1  u ud D n n p p …………………………………………………………1) Kecepatan linier sabuk-V (m/s) adalah 100060 2   nd V p ……………………………………………………………………2) Pemasangan puli dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: - Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.
  • 9. 9 - Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk. (Mabie dan Ocvirk, 1967). 2.3.6 Sabuk V Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk V dibelitkan di sekitar alur pulley yang berbentuk V pula. Transmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya slip antara sabuk dan pulley sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1993). Menurut Smith dan Wilkes (1990), apabila pemindahan daya menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus: 𝐿 = 2𝐶 + 1,57 (𝐷 + 𝑑) (𝐷−𝑑)2 4𝐶 .............................................................................3) dimana: L = Panjang efektif sabuk (mm) C = Jarak antara kedua sumbu roda transmisi (mm) D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm) d = Diameter luar efektif transmisi yang kecil (mm)
  • 10. 10 2.4 Pengujian Kapasitas Kerja Mesin Kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: Ha, Kg, Lt) pe rsatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut: Kapasitas Alat = Produk yang dihasilkan Waktu (Daywin, dkk, 2008). 2.4.1 Pengujian Kapasitas Teoritis Kapasitas Teoritis (theoritical capacity), merupakan kapasitas maksimum yang mungkin digunakan dari suatu sistem manufaktur dengan mengasumsikan kondisi ideal. jika suatu pusat kerja memiliki 3 mesin dan dijadwalkan untuk beroperasi normal selama 8 jam/hari, 5 hari/minggu, maka kapasitas teoritisnya adalah : 3 x 8 x 5 = 120 jam/minggu. 2.4.2 Pengujian Kapasitas Efektif Kapasitas Efektif adalah maksimum output dimana proses atau perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis pada kondisi normal. Pengukuran kapasitas efektif alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang diolah terhadap waktu yang diperlukan selama pengolahan . 2.5 Efisiensi Kerja Mesin. Untuk mengetahui efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi didapat dengan cara membagi antara kapasitas pengupasan dengan kapasitas hasil pemisahan (biji yang dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut:
  • 12. 12 III. METODELOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2016 di Laboratorium Perbengkelan Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN). 3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah satu unit mesin pencacah biji jagung, tang, obeng, palu, stopwatch, tachometer, timbangan digital, alat-alat tulis dan peralatan pendukung lainnya. Pengujian kecepatan yang digunakan dalam penelitian antara lain puli dengan diameter 3 inchi, 5 inchi, dan 7 inchi, sedangkan bahan uji yang digunakan adalah biji jagung yang sudah matang dan sudah dikeringkan. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dengan pola faktorial, Dalam penelitian ini ada tiga parameter yang digunakan yaitu: Kapasitas Kerja Mesin (KKM), Persentase biji jagung yang tercacah (PBJT) dan Efisiensi Pencacah (EP). 3.4 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian data primer. Data primer yaitu Data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh penulis. Data primer 12
  • 13. 13 dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan dari hasil pencacah biji jagung terhadap pengaruh variasi putaran poros. 3.5 Tahapan Penelitian Adapun tahapan penelitian sebagai berikut: 1) Mempelajari ukuran biji jagung yaitu melakukan pengukuran biji jagung dengan mengunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan pada beberapa biji jagung yang dilakukan secara acak. Hasil pengukuran yang didapat adalah tinggi biji kopi (T), dan diameter biji jagung. 2) Penentuan jumlah bahan yaitu bahan yang digunakan dalam pencacahan biji jagung yaitu 2 kg, 3 kg, dan 4 kg, pencacahan biji jagung dilakukan sebanyak dua kali ulangan. 3) Penentuan kecepatan putaran poros dengan mengunakan 3 jenis puli yaitu: 3 inchi, 5 inchi dan 7 inchi. 4) Analisis hasil terhadap Kapasitas Kerja Mesin (KKM), Persentase biji jagung yang tercacah (PBJT) dan Efisiensi Pencacah (EP). 3.6 Teknik Pengumpulan Data 1. Kapasitas Kerja Mesin (Kg/jam) Sulistiadi (2007) menyebutkan bahwa kapasitas kerja mesin secara actual dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. KKM = BB/t …………………………………………………………………5) Dimana :
  • 14. 14 KKM : Kapasitas Kerja Mesin (kg/jam) BB : Berat Bahan awal (kg) t : Waktu pengupasan (jam) 2. Persentase biji jagung yang tercacah 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑥 100%.(6) 3. Efisiensi Pencacahan Pencacahan biji jagung diperoleh dengan membagi kapasitas kerja alat dengan kapasitas teoritis yang diperoleh dari mesin atau dapat dituliskan dengan rumus:  𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑥 100% ................................................................................(7) Dimana:  = Efisiensi Pencacah (%) Output = kapasitas Kerja Alat (kg/jam) Input = Kapasitas Teoritis (kg/jam) => Input = n.j.  .1 kg/detik(s) Dimana: n = Rotasi Putar Permenit (rpm) dinamo listrik j = jumlah mata pisau pencacah  = Massa jenis biji jagung s = waktu yang setelah pencacah.