SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Tugas individu
PANEN DAN FISIOLOGI LEPAS PANEN
(Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hortikultura)
Dosen :
Sulis Faoziah, SP
Disusun Oleh :
Fitri Mulyana (1211060062)
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2014
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................... 1
1.3 TUJUAN........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1 Panen ............................................................................................
2.2 Penentuan Waktu Panen...............................................................
2.3 Cara Panen....................................................................................
2.4 Perubahan yang Terjadi Setelah Panen........................................
2.5 Penanganan Segera Setelah Panen ................................................
2.6 Penanganan Pasca Panen...............................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................
A. KESIMPULAN .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari
lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam
dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki
arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai
jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, atau alga/gulma laut.Secara
kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan
festival dan perayaan lain.
Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin pemanen seperti combine
harvester, tetapi dalam budidaya yang masih tradisional atau setengah trandisional
orang masih menggunakan sabit atau bahkan ani-ani. Alat pemanen lain yang tidak
dikenal di Indonesia adalah scythe dan reaper. Panen tanpa mesin merupakan salah
satu pekerjaan dalam budidaya yang paling memakan banyak tenaga kerja. Kegiatan
ini dapat langsung diikuti dengan proses pascapanen atau pengeringan terlebih
dahulu.
Kegiatan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk segar
agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses atau kehilangan
karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan
nilai ekonomis hasil pertanian. Diperkirakan, kehilangan hasil buah/sayuran masih
relatif tinggi melebihi 20%.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan panen ?
2. Bagaimanacara menentukan waktu panen, cara pemanenan?
3. Bagaimana penanganan setelah panen dan pasca panen ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemanenan
Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi
merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan dan
pemasaran. Komoditas yang dipanen tersebut selanjutnya akan melalui jalur-jalur tataniaga,
sampai berada di tangan konsumen. Panjang-pendeknya jalur tataniaga tersebut menentukan
tindakan panen dan pasca panen yang bagaimana yang sebaiknya dilakukan.
Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan operasional
hortikultura, dan seringkali merupakan bagian termahal dari kegiatan produksi. Secara
sederhana, istilah pemanenan diartikan sebagai upaya memisahkan bagian tanaman yang
memiliki nilai ekonomis dari tanaman induknya. Pada tanaman buah-buahan, bagian yang
dipisahkan tersebut sudah tentu adalah buah, sedangkan pada tanaman sayuran, bagian-bagian
tersebut dapat berupa daun, batang, akar, maupun buah. Sementara itu, pada tanaman hias,
bagian tanaman yang dipanen dapat berupa bunga berikut tangkainya (tanaman hias berbunga)
atau daun berikut tangkainya (tanaman hias tidak berbunga).
Oleh karena pola produksi tanaman hortikultura, khususnya buah-buahan dan sayur-
sayuran tertentu, yang bersifat musiman disamping sifat produk yang tidak tahan disimpan lama,
sementara harga sangat ditentukan oleh mutu produk, maka pemanenan merupakan salah satu
tahapan dari proses produksi yang perlu mendapat perhatian serius agar dapat dihasilkan produk
hortikultura bermutu baik sesuai keinginan pasar.
Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah mengumpulkan komoditas dari
lahan penanaman, pada taraf kematangan yang tepat, dengan kerusakan yang minimal, dilakukan
secepat mungkin dan dengan biaya yang rendah. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2
hal utama yang perlu diperhatikan pada pemanenan, yaitu :
1. Menentukan waktu panen yang tepat. Yaitu menentukan kematangan yang tepat
dan saat panen yang sesuai, dapat dilakukan berbagai cara, yaitu :
a. Cara visual / penampakan : misal dengan melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran,
perubahan bagian tanaman seperti daun mengering dan lain-lain
b. Cara fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah dipetik
dan lain-lain.
c. Cara komputasi, yaitu menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari
mulai bunga mekar.
d. Cara kimia, yaitu dengan melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atau
senyawa yang ada dalam komoditas, seperti: kadar gula, kadar tepung, kadar asam,
aroma dan lain-lain.
2. Melakukan penanganan panen yang baik. Yaitu menekan kerusakan yang dapat
terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu
diperhitungankan, disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan
(sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang rendah. Untuk menetukan waktu panen
mana atau kombinasi cara mana yang sesuai untuk menentukan kematangan suatu
komoditas, kita harus mengetahui proses pertumbuhan dan kematangan dari bagian
tanaman yang akan dipanen.
2.2 Penentuan Waktu Panen
Menentukan tingkat kematangan buah pada saat panen akan sangat menentukan kualitas
dan kuantitas hasil, dan juga sangat berpengaruh pada penanganan pascapanen buah tersebut.
Buah-buah klimaterik, seperti pisang dan pepaya dapat dipanen menjelang memasuki umur
matang fisiologisnya, dan diperam selama beberapa hari sebelum dijual atau di konsumsi dalam
kondisi yang matang. Selama periode pematangan buah tersebut terjadi proses konversi dari pati
menjadi gula dan proses respirasi klimaksteri didalam buah sehingga buah tersebut menjadi lebih
manis dan lebih lunak pada saat matang. Sedangkan buah-buah nonklimakteri, seperti mangga,
rambutan, jeruk, dan durian harus dipanen setelah memasuki fase matang fisiologis, karena
buah-buah tersebut tidak dapat diperam seperti halnya pisang dan pepaya.
Namun demikian, penentuan saat panen sering kali dikendalikan oleh faktor-faktor lain,
seperti biaya, tenaga, dan permintaan pasar yang selalu berubah serta prediksi terhadap tindakan-
tindakan pasca panen yang mungkin untuk dilakukan. Oleh karena itu, perlu managemen
budidaya yang baik agar saat panen tanaman hortikultura sikron dengan permintaan pasar, dan
biaya produksi dapat ditekan dengan menghemat biaya tenaga keraja.
Didalam menentukan waktu panen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
keteraturan produksi untuk menjamin penggunaan alat dan tenaga kerja secara maksimum
keteraturan urutan-urutan pemasaran, dan mutu akhir dari produk.
Waktu panen sangat ditentukan oleh jenis atau varietas tanaman, hari tanam atau hari
berbunga, dan kondisi lingkungan selama musim tanam. Selain itu, beberapa kriteria fisiologis
juga telah digunakan menentukan saat panen, seperti kekerasan, warna, dan kandungan
karbohidrat. Pada sejumlah tanaman adakalanya digunakan kriteria lain, misalnya terbentuknya
daerah absisi pada tangkai buah (misalnya pada labu dan belewah), rasio gula : asam (misalnya
pada jeruk), bunyi kalo dipukul (misalnya pada semangka dan nangka). Sedangkan pada tanaman
durian, jatuhnya buah merupakan petunjuk yang paling tepat untuk pemanena; karena itu tidak
dianjurkan untuk memanen durian dengan cara dipetik buahnya sewaktu masih berada dipohon.
Penentuan tingkat kematangan buah yang tepat akan sangat nyata mengurangi
kemerosotan kualitas buah yang dipanen. Pabila buah dipanen sebelum memasuki fase matang
fisiologis, maka kualitasnya akan cepat sekali turun didalam penyimpanan dan pengangkutan
karena tingginya laju transpirasi yang mengakibatkan buah menjadi keriput akibat penurunan
turgiditas. Disamping itu, rasa buah kurang manis dan ukuranyapun akan lebih kecil dari pada
semestinya. Sedangkan apabila buah dipanen dalam keadaan terlalu tua, maka penangananya
untuk pemasaran jarak jauh akan mengalami hambatan karana cepatnya pembusukan akibat
lunaknya jaringan dan buah.
2.3 Cara Panen
Tingkat dan tipe perlukaan serta kememaran pada buah yang dipanen dapat dikendalikan
dengan menggunakan teknik-teknik pemanenan yang tepat. Pemanenan buah-buahan secara
mekanik belum banyak dilakukan dikarenakan sejumlah faktor pembatas, seperti tingkat
kemasakan buah yang tidak seragam didalam satu pohon serta bentuk morfologi tanaman yang
bervariasi. Oleh sebab itu, pada umumnya pemanenan dilakukan dengan secara manual, yakni
dengan pemotongan tangkai buah dengan pisau atau gunting pangkas.
Pemanenan secara manual ini merupakan metode terbaik bila di pandang dari sudut
kualitas buah, karana pemanenan dapat dilakukan secara selektif terhadap buah-buah yang sudah
memasuki fase matang fisiologis. Dengan demikian, hanya buah-buah yang telah memenuhio
kriteria panen yang boleh dipetik. Disamping itu, penanganan buah dapat lebih terkendali karena
buah ditangani satu-persatu muali dari pemetikan dipohon sampai memasukkannya kedalam
keranjang penampungan dilapangan. Dinegar maju yang telah mengenal mekanisasi
pertanianpun pemanenan dengan tangan masih banyak di terapkan.
Pemanenan sebaiknya menggunakan alat potong, seperti pisau atau gunting pangkas
(secatues) yang tajam. Penggunaan alat-alat yang tajam tidak saja dapat mengurangi resiko
kerusakan pada tangkai buah, tetapi juga dapat mempercepat pekerjaan sehingga hasil panenan
persatuan waktu dapat lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik. Terhadap buah-buah yang
letaknya tinggi, dianjurkan untuk menggunakan tangga guna menjangkau buah-buah tersebut.
Sedapat mungkin hindari pemanenan dengan cara memanjat pohon, karena beban yang berat dari
tubuh si pemanen dapat menyebabkan patahnya dahan. Disamping itu, apabila pada pohon
bersarang serangga, bahkan dapat berbahaya bagi si pemanen.
Untuk produk hortikultura, pemanenan secara manual merupakan metode yang dianggap
paling baik, bahkan dinegara maju yang telah mengenal mekanisasi pertanianpun para petani
masih menerapkan pemanenan secara manual, terutama untuk menjaga mutu produk agar tetap
tinggi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, cara pemanenan produk
hortikultura banyak mengalami kemajuan, mulai dari menual menjadi setengah manual atau
semimekanisasi hingga mekanisasi secara keseluruhan.
Berubahnya cara panen berimbas pula pada teknik bercocok tanam serta arah seleksi atau
pemuliaan tanaman. Misalnya, bila pada awalnya pemanenan dilakukan secra manual, maka
seleksi tanaman diarahkan pada penciptaan tanaman yang memiliki tipe pertumbuhan menjalar,
respon terhadap jarak tanam lebar dan berbuah lebat. Namun, bila pemungutan hasil akan
dilakukan secara mekanisasi, maka seleksi tanaman diarahkan untuk mendapat tanaman-tanaman
perawakan pendek pertumbuhan seragam. Sehingga panen dapat dilakukan serentak dan respon
terhadap jarak tanam sempit, disamping tanaman tersebut harus berbuah lebat pula.
2.4 Perubahan yang terjadi didalam produk setelahpanen
Mutu produk hortikultura relatif tergantug pada tujuan produksinya. Misalnya, mutu buah
tomat untuk olahan berupa pasta dicerminkan oleh bebas penyakit patogenik maupun penyakit
fisiologis dengan warna bagian dalamnya merah merata. Sedangkan bila buah tersebut di
peruntungkan bagi konsumsi segar, maka mutunya dicerminkan pula oleh ukuran besar atau
kecilnya buah serta warna kulit yang merah dan penampilannya yang licin.
Untuk menghindarkan kerancuan istilah, maka mutu produk hortikultura dibedakan atas
kondisi dan penampakan (appearance). Yang dimaksud dengan kondisi ada tidaknya penyakit,
kerusakan, atau kelainan-kelainan fisiologis. Walaupun sering dianggap bahwa kondisi produk
yang bagus akan mencerminkan mutu yang tinggi, namun hal ini tidak selalu benar, sementara
itu, penampakan mengacu kepada sifat-sifat fisual produk, seperti warna, bentuk, dan ukuran.
Sama seperti halnya kondisi, penampakan tidak selalu menunjukkan mutu yang diharapkan.
Produk-produk hortikultura yang telah dipanen atau dipetik mengalami sejumlah prroses
fisiologis dan biokimia seperti yang disajikan pada tabel.
Jenis Perubahan Sifat Proses Arti Pentingnya
Kehilangan air Transpirasi
Evaporasi
Penampakan tidak menarik
Perubahan tekstur,
kehilangan berat, kisut
Konversi karbohidrat enzimatik Pati ke gula : merugikan
pada kentang, berguna pada
pisang
Gula ke pati : merugikan
pada jagung manis dan
berbagai bahan pangan
Rasa (flavour) enzimatik Umumnya merugikan,
namun bermanfaat bagi
buah pir, kesemek, pisang,
nanas dan durian.
Pelunakan Enzimatik
Transpirasi
evaporasi
Pada umumnya merugikan,
namun bermanfaat bagi
buah pir dan pisang
Warna Pembentukan dan perombakan
pigmen
Dapat merugikan maupun
menguntungkan pada
sejumlah produk.
Menjadi liat Pembentukan serat Merugikan pada seledrai,
selada dan toge
Vitamin enzimatik Bertambah vit. A hilang
vitamin C
Bertunas, berakaar, Pertumbuhan dan Merugikan pada kentang,
atau memanjang perkembangan bawang, asparagus dan toge
Busuk dan rusak Patologis
fisiologis
Merugikan pada semua
produk hortikultiura
2.5 Penanganan Segera Setelah Panen
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera
setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan
mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut
antara lain:
a. Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada biji-bijian
pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama. Pada bawang
merah pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering.
b. Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah. Buah
setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena sinar
matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan mengurangi
penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia,
precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu
1-2 jam.
c. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan kentang
dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah yang menempel
pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah itu juga segera
disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang segera disimpan di
tempat gelap (tidak ada penyinaran) ! Curing juga berperan menutup luka yang terjadi
pada saat panen.
d. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada buah
yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk
memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.
e. Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk
membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu dengan
pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa.
Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan desinfektan pada air
pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak disarankan untuk dicuci. Pada
mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin pada
permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang pencucian dapat menunda kematangan.
f. Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing
lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar
yang tidak dikehendaki.
g. Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak
layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada
yang sehat.
2.6 Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau
perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan
konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi (Postproduction)
yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan
pengolahan (processing). Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai
pengolahan primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua
perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan
pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau
penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan
(secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau
bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak
dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan
pengolahan industri.
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan
sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan.
Prosedur/perlakuan dari penanganan pasca panen berbeda untuk berbagai bidang kajian antara
lain:
1. Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala luas
seperti kopi, teh, tembakau dll., sering disebut pengolahan primer, bertujuan menyiapkan
hasil tanaman untuk industri pengolahan, perlakuannya bisa berupa pelayuan,
penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dll.
2. Penanganan pasca panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan benih yang baik
dan mempertahankan daya kecambah benih dan vigornya sampai waktu penanaman.
Teknologi benih meliputi pemilihan buah, pengambilan biji, pembersihan, penjemuran,
sortasi, pengemasan, penyimpanan, dll.
3. Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian
(cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan agak lama disimpan,
bertujuan mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi baik serta layak
dan tetap enak dikonsumsi. Penanganannya dapat berupa pemipilan/perontokan,
pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing/drying), pengemasan, penyimpanan,
pencegahan serangan hama dan penyakit, dll.
4. Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan mudah
“rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan
tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau
(greening), terlalu matang, dll. Perlakuan dapat berupa: pembersihan, pencucian,
pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll.
2.5 PENANGANAN PASCA PANEN
Penanganan pasca panen umumnya meliputi pekerjaan:
a. Grading (pengkelasan) dan standarisasi
b. Pengemasan dan pelabelan
c. Penyimpanan
d. Pengangkutan.
Pada beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan tambahan antara lain : pemberian bahan
kimia, pelilinan, pemeraman.
a. Grading dan Standarisasi
Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam kelas 1,
kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya. Pada beberapa
komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai
lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standard yang digunakan untuk
pemilahan (kriteria ) dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi
merupakan ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat
untuk kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara
konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah / negara / daerah
pemasaran tertentu.
b. Pengemasan
Pengemasan bermanfaat unuk memberikan perlindungan terhadap produk yang akan
dipasarkan, mempermudah penanganan (tidak repot), menambah nilai ekonomis, dan
meningkatkan daya tarik. Secara umum, tindakan prapengemasan dapat memperbaiki mutu
produk hortikultura yang dipasarkan. (biasanya disebut punnet), misalnya pada prakemasan buah
stroberi. Penggunaan plastik ini sangat menguntungkan karena kuat, produk langsung terlihat
dari luar, tahan lembab, dan dapat dibuat permeable bagi pertukaran udara.
c. Penyimpanan (Storage operation)
Tujuan / guna penyimpanan diantaranya yaitu : memperpanjang kegunaan (dalam
beberapa kasus, meningkatkan kualitas) ,menampung produk yang melimpah, menyediakan
komoditas tertentu sepanjang tahun, membantu dalam pengaturan pemasaran, meningkatkan
keuntungan finansial bagi produsen dan mempertahankan kualiatas dari komoditas yang
disimpan
Prinsip dari perlakuan penyimpanan : Mengendalikan laju transpirasi, mengendalikan
repirasi, mengendalikan / mencegah serangan penyakit dan memcegah perubahan-perubahan
yang tidak dikehendaki konsumen
d. Pengangkutan:
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua kondisi
penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan. Faktor pengangkutan yang perlu
diperhatikan adalah: fasilitas angkutannya, jarak yang ditempuh atau lama perjalanan, kondisi
jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan, dan perlakuan bongkar-muat yang
diterapkan.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai panen dan pasca panen maka dapat di
simpulkan diantaranya :
1. Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan operasional
hortikultura, dan seringkali merupakan bagian termahal dari kegiatan produksi. Secara
sederhana, istilah pemanenan diartikan sebagai upaya memisahkan bagian tanaman yang
memiliki nilai ekonomis dari tanaman induknya.
2. Waktu panen sangat ditentukan oleh jenis atau varietas tanaman, hari tanam atau hari
berbunga, dan kondisi lingkungan selama musim tanam. Selain itu, beberapa kriteria
fisiologis juga telah digunakan menentukan saat panen, seperti kekerasan, warna, dan
kandungan karbohidrat.
3. Pemanenan secara manual ini merupakan metode terbaik bila di pandang dari sudut
kualitas buah, karana pemanenan dapat dilakukan secara selektif terhadap buah-buah
yang sudah memasuki fase matang fisiologis.
4. Penanganan pasca panen umumnya meliputi pekerjaan: Grading (pengkelasan) atau
standarisasi, pengemasan dan pelabelan, penyimpanan dan pengangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. (1999). Usaha Tani Dan Penanganan Pasca Panen. Yogyakarta: kanisius.
Winarno, F.G. 1981. Fisiology Lepas Panen. Jakarta: Sastra Hudaya
Zulkarnain, 2014. Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahFeisal Rachman Soedibja
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi bijiAlvadoc
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanLaksamana Indra
 
Morfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptMorfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptWayan Permadi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanamanselona
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daunWarnet Raha
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Transpirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasiTranspirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasi
 
Morfologi akar
Morfologi akarMorfologi akar
Morfologi akar
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
 
Morfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptMorfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya ppt
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 

Similar to PANEN DAN PASCAPANEN

Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranProses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranPecinta Satuhati
 
Makalah pasca panen rabu
Makalah pasca panen rabuMakalah pasca panen rabu
Makalah pasca panen rabuagronomy
 
Panen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenPanen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenAndrew Hutabarat
 
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)Fadly Rian Saputra
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1Titin Indrawati
 
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURAPELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURAAGROTEKNOLOGI
 
Panen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaranPanen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaranJoel mabes
 
Kerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk NabatiKerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk NabatiSyartiwidya Syariful
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi beniharzaka
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanAnisa Fitri
 
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.BimantaraOe
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
 

Similar to PANEN DAN PASCAPANEN (20)

Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranProses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
 
Makalah pasca panen rabu
Makalah pasca panen rabuMakalah pasca panen rabu
Makalah pasca panen rabu
 
Panen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenPanen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panen
 
pengetahuan bahan hasil pertanian
pengetahuan bahan hasil pertanianpengetahuan bahan hasil pertanian
pengetahuan bahan hasil pertanian
 
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
 
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURAPELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
 
Panen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaranPanen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaran
 
Kerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk NabatiKerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk Nabati
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
 
Fisiologi dan teknologi pasca panen
Fisiologi dan teknologi pasca panenFisiologi dan teknologi pasca panen
Fisiologi dan teknologi pasca panen
 
PPT THP KELOMPOK 3.pptx
PPT THP KELOMPOK 3.pptxPPT THP KELOMPOK 3.pptx
PPT THP KELOMPOK 3.pptx
 
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
 
Kegiatan pasca panen
Kegiatan pasca panenKegiatan pasca panen
Kegiatan pasca panen
 
04buah
04buah04buah
04buah
 
presentasi bab pengolahan kelas 7
presentasi bab pengolahan kelas 7presentasi bab pengolahan kelas 7
presentasi bab pengolahan kelas 7
 
Prodben fix
Prodben fixProdben fix
Prodben fix
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
 

More from Google

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaGoogle
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni Google
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifGoogle
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013Google
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKAGoogle
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMGoogle
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanGoogle
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataGoogle
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 

More from Google (20)

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatif
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di Ragunan
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 

Recently uploaded

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 

PANEN DAN PASCAPANEN

  • 1. Tugas individu PANEN DAN FISIOLOGI LEPAS PANEN (Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hortikultura) Dosen : Sulis Faoziah, SP Disusun Oleh : Fitri Mulyana (1211060062) PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2014
  • 2. DAFTAR ISI COVER ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR............................................................................... ii DAFTAR ISI............................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG................................................................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................... 1 1.3 TUJUAN........................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2.1 Panen ............................................................................................ 2.2 Penentuan Waktu Panen............................................................... 2.3 Cara Panen.................................................................................... 2.4 Perubahan yang Terjadi Setelah Panen........................................ 2.5 Penanganan Segera Setelah Panen ................................................ 2.6 Penanganan Pasca Panen............................................................... BAB III PENUTUP................................................................................... A. KESIMPULAN ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, atau alga/gulma laut.Secara kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan festival dan perayaan lain. Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin pemanen seperti combine harvester, tetapi dalam budidaya yang masih tradisional atau setengah trandisional orang masih menggunakan sabit atau bahkan ani-ani. Alat pemanen lain yang tidak dikenal di Indonesia adalah scythe dan reaper. Panen tanpa mesin merupakan salah satu pekerjaan dalam budidaya yang paling memakan banyak tenaga kerja. Kegiatan ini dapat langsung diikuti dengan proses pascapanen atau pengeringan terlebih dahulu. Kegiatan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses atau kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Diperkirakan, kehilangan hasil buah/sayuran masih relatif tinggi melebihi 20%. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan panen ? 2. Bagaimanacara menentukan waktu panen, cara pemanenan? 3. Bagaimana penanganan setelah panen dan pasca panen ?
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pemanenan Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Komoditas yang dipanen tersebut selanjutnya akan melalui jalur-jalur tataniaga, sampai berada di tangan konsumen. Panjang-pendeknya jalur tataniaga tersebut menentukan tindakan panen dan pasca panen yang bagaimana yang sebaiknya dilakukan. Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan operasional hortikultura, dan seringkali merupakan bagian termahal dari kegiatan produksi. Secara sederhana, istilah pemanenan diartikan sebagai upaya memisahkan bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomis dari tanaman induknya. Pada tanaman buah-buahan, bagian yang dipisahkan tersebut sudah tentu adalah buah, sedangkan pada tanaman sayuran, bagian-bagian tersebut dapat berupa daun, batang, akar, maupun buah. Sementara itu, pada tanaman hias, bagian tanaman yang dipanen dapat berupa bunga berikut tangkainya (tanaman hias berbunga) atau daun berikut tangkainya (tanaman hias tidak berbunga). Oleh karena pola produksi tanaman hortikultura, khususnya buah-buahan dan sayur- sayuran tertentu, yang bersifat musiman disamping sifat produk yang tidak tahan disimpan lama, sementara harga sangat ditentukan oleh mutu produk, maka pemanenan merupakan salah satu tahapan dari proses produksi yang perlu mendapat perhatian serius agar dapat dihasilkan produk hortikultura bermutu baik sesuai keinginan pasar. Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang tepat, dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya yang rendah. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu diperhatikan pada pemanenan, yaitu : 1. Menentukan waktu panen yang tepat. Yaitu menentukan kematangan yang tepat dan saat panen yang sesuai, dapat dilakukan berbagai cara, yaitu : a. Cara visual / penampakan : misal dengan melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran, perubahan bagian tanaman seperti daun mengering dan lain-lain
  • 5. b. Cara fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah dipetik dan lain-lain. c. Cara komputasi, yaitu menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari mulai bunga mekar. d. Cara kimia, yaitu dengan melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atau senyawa yang ada dalam komoditas, seperti: kadar gula, kadar tepung, kadar asam, aroma dan lain-lain. 2. Melakukan penanganan panen yang baik. Yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu diperhitungankan, disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang rendah. Untuk menetukan waktu panen mana atau kombinasi cara mana yang sesuai untuk menentukan kematangan suatu komoditas, kita harus mengetahui proses pertumbuhan dan kematangan dari bagian tanaman yang akan dipanen. 2.2 Penentuan Waktu Panen Menentukan tingkat kematangan buah pada saat panen akan sangat menentukan kualitas dan kuantitas hasil, dan juga sangat berpengaruh pada penanganan pascapanen buah tersebut. Buah-buah klimaterik, seperti pisang dan pepaya dapat dipanen menjelang memasuki umur matang fisiologisnya, dan diperam selama beberapa hari sebelum dijual atau di konsumsi dalam kondisi yang matang. Selama periode pematangan buah tersebut terjadi proses konversi dari pati menjadi gula dan proses respirasi klimaksteri didalam buah sehingga buah tersebut menjadi lebih manis dan lebih lunak pada saat matang. Sedangkan buah-buah nonklimakteri, seperti mangga, rambutan, jeruk, dan durian harus dipanen setelah memasuki fase matang fisiologis, karena buah-buah tersebut tidak dapat diperam seperti halnya pisang dan pepaya. Namun demikian, penentuan saat panen sering kali dikendalikan oleh faktor-faktor lain, seperti biaya, tenaga, dan permintaan pasar yang selalu berubah serta prediksi terhadap tindakan- tindakan pasca panen yang mungkin untuk dilakukan. Oleh karena itu, perlu managemen budidaya yang baik agar saat panen tanaman hortikultura sikron dengan permintaan pasar, dan biaya produksi dapat ditekan dengan menghemat biaya tenaga keraja.
  • 6. Didalam menentukan waktu panen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu keteraturan produksi untuk menjamin penggunaan alat dan tenaga kerja secara maksimum keteraturan urutan-urutan pemasaran, dan mutu akhir dari produk. Waktu panen sangat ditentukan oleh jenis atau varietas tanaman, hari tanam atau hari berbunga, dan kondisi lingkungan selama musim tanam. Selain itu, beberapa kriteria fisiologis juga telah digunakan menentukan saat panen, seperti kekerasan, warna, dan kandungan karbohidrat. Pada sejumlah tanaman adakalanya digunakan kriteria lain, misalnya terbentuknya daerah absisi pada tangkai buah (misalnya pada labu dan belewah), rasio gula : asam (misalnya pada jeruk), bunyi kalo dipukul (misalnya pada semangka dan nangka). Sedangkan pada tanaman durian, jatuhnya buah merupakan petunjuk yang paling tepat untuk pemanena; karena itu tidak dianjurkan untuk memanen durian dengan cara dipetik buahnya sewaktu masih berada dipohon. Penentuan tingkat kematangan buah yang tepat akan sangat nyata mengurangi kemerosotan kualitas buah yang dipanen. Pabila buah dipanen sebelum memasuki fase matang fisiologis, maka kualitasnya akan cepat sekali turun didalam penyimpanan dan pengangkutan karena tingginya laju transpirasi yang mengakibatkan buah menjadi keriput akibat penurunan turgiditas. Disamping itu, rasa buah kurang manis dan ukuranyapun akan lebih kecil dari pada semestinya. Sedangkan apabila buah dipanen dalam keadaan terlalu tua, maka penangananya untuk pemasaran jarak jauh akan mengalami hambatan karana cepatnya pembusukan akibat lunaknya jaringan dan buah. 2.3 Cara Panen Tingkat dan tipe perlukaan serta kememaran pada buah yang dipanen dapat dikendalikan dengan menggunakan teknik-teknik pemanenan yang tepat. Pemanenan buah-buahan secara mekanik belum banyak dilakukan dikarenakan sejumlah faktor pembatas, seperti tingkat kemasakan buah yang tidak seragam didalam satu pohon serta bentuk morfologi tanaman yang bervariasi. Oleh sebab itu, pada umumnya pemanenan dilakukan dengan secara manual, yakni dengan pemotongan tangkai buah dengan pisau atau gunting pangkas. Pemanenan secara manual ini merupakan metode terbaik bila di pandang dari sudut kualitas buah, karana pemanenan dapat dilakukan secara selektif terhadap buah-buah yang sudah memasuki fase matang fisiologis. Dengan demikian, hanya buah-buah yang telah memenuhio
  • 7. kriteria panen yang boleh dipetik. Disamping itu, penanganan buah dapat lebih terkendali karena buah ditangani satu-persatu muali dari pemetikan dipohon sampai memasukkannya kedalam keranjang penampungan dilapangan. Dinegar maju yang telah mengenal mekanisasi pertanianpun pemanenan dengan tangan masih banyak di terapkan. Pemanenan sebaiknya menggunakan alat potong, seperti pisau atau gunting pangkas (secatues) yang tajam. Penggunaan alat-alat yang tajam tidak saja dapat mengurangi resiko kerusakan pada tangkai buah, tetapi juga dapat mempercepat pekerjaan sehingga hasil panenan persatuan waktu dapat lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik. Terhadap buah-buah yang letaknya tinggi, dianjurkan untuk menggunakan tangga guna menjangkau buah-buah tersebut. Sedapat mungkin hindari pemanenan dengan cara memanjat pohon, karena beban yang berat dari tubuh si pemanen dapat menyebabkan patahnya dahan. Disamping itu, apabila pada pohon bersarang serangga, bahkan dapat berbahaya bagi si pemanen. Untuk produk hortikultura, pemanenan secara manual merupakan metode yang dianggap paling baik, bahkan dinegara maju yang telah mengenal mekanisasi pertanianpun para petani masih menerapkan pemanenan secara manual, terutama untuk menjaga mutu produk agar tetap tinggi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, cara pemanenan produk hortikultura banyak mengalami kemajuan, mulai dari menual menjadi setengah manual atau semimekanisasi hingga mekanisasi secara keseluruhan. Berubahnya cara panen berimbas pula pada teknik bercocok tanam serta arah seleksi atau pemuliaan tanaman. Misalnya, bila pada awalnya pemanenan dilakukan secra manual, maka seleksi tanaman diarahkan pada penciptaan tanaman yang memiliki tipe pertumbuhan menjalar, respon terhadap jarak tanam lebar dan berbuah lebat. Namun, bila pemungutan hasil akan dilakukan secara mekanisasi, maka seleksi tanaman diarahkan untuk mendapat tanaman-tanaman perawakan pendek pertumbuhan seragam. Sehingga panen dapat dilakukan serentak dan respon terhadap jarak tanam sempit, disamping tanaman tersebut harus berbuah lebat pula. 2.4 Perubahan yang terjadi didalam produk setelahpanen Mutu produk hortikultura relatif tergantug pada tujuan produksinya. Misalnya, mutu buah tomat untuk olahan berupa pasta dicerminkan oleh bebas penyakit patogenik maupun penyakit fisiologis dengan warna bagian dalamnya merah merata. Sedangkan bila buah tersebut di
  • 8. peruntungkan bagi konsumsi segar, maka mutunya dicerminkan pula oleh ukuran besar atau kecilnya buah serta warna kulit yang merah dan penampilannya yang licin. Untuk menghindarkan kerancuan istilah, maka mutu produk hortikultura dibedakan atas kondisi dan penampakan (appearance). Yang dimaksud dengan kondisi ada tidaknya penyakit, kerusakan, atau kelainan-kelainan fisiologis. Walaupun sering dianggap bahwa kondisi produk yang bagus akan mencerminkan mutu yang tinggi, namun hal ini tidak selalu benar, sementara itu, penampakan mengacu kepada sifat-sifat fisual produk, seperti warna, bentuk, dan ukuran. Sama seperti halnya kondisi, penampakan tidak selalu menunjukkan mutu yang diharapkan. Produk-produk hortikultura yang telah dipanen atau dipetik mengalami sejumlah prroses fisiologis dan biokimia seperti yang disajikan pada tabel. Jenis Perubahan Sifat Proses Arti Pentingnya Kehilangan air Transpirasi Evaporasi Penampakan tidak menarik Perubahan tekstur, kehilangan berat, kisut Konversi karbohidrat enzimatik Pati ke gula : merugikan pada kentang, berguna pada pisang Gula ke pati : merugikan pada jagung manis dan berbagai bahan pangan Rasa (flavour) enzimatik Umumnya merugikan, namun bermanfaat bagi buah pir, kesemek, pisang, nanas dan durian. Pelunakan Enzimatik Transpirasi evaporasi Pada umumnya merugikan, namun bermanfaat bagi buah pir dan pisang Warna Pembentukan dan perombakan pigmen Dapat merugikan maupun menguntungkan pada sejumlah produk. Menjadi liat Pembentukan serat Merugikan pada seledrai, selada dan toge Vitamin enzimatik Bertambah vit. A hilang vitamin C Bertunas, berakaar, Pertumbuhan dan Merugikan pada kentang,
  • 9. atau memanjang perkembangan bawang, asparagus dan toge Busuk dan rusak Patologis fisiologis Merugikan pada semua produk hortikultiura 2.5 Penanganan Segera Setelah Panen Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain: a. Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada biji-bijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama. Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering. b. Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1-2 jam. c. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran) ! Curing juga berperan menutup luka yang terjadi pada saat panen. d. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan. e. Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa.
  • 10. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang pencucian dapat menunda kematangan. f. Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar yang tidak dikehendaki. g. Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada yang sehat. 2.6 Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan industri. Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Prosedur/perlakuan dari penanganan pasca panen berbeda untuk berbagai bidang kajian antara lain: 1. Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala luas seperti kopi, teh, tembakau dll., sering disebut pengolahan primer, bertujuan menyiapkan
  • 11. hasil tanaman untuk industri pengolahan, perlakuannya bisa berupa pelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dll. 2. Penanganan pasca panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan benih yang baik dan mempertahankan daya kecambah benih dan vigornya sampai waktu penanaman. Teknologi benih meliputi pemilihan buah, pengambilan biji, pembersihan, penjemuran, sortasi, pengemasan, penyimpanan, dll. 3. Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian (cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan agak lama disimpan, bertujuan mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi baik serta layak dan tetap enak dikonsumsi. Penanganannya dapat berupa pemipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing/drying), pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama dan penyakit, dll. 4. Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan mudah “rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, dll. Perlakuan dapat berupa: pembersihan, pencucian, pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll. 2.5 PENANGANAN PASCA PANEN Penanganan pasca panen umumnya meliputi pekerjaan: a. Grading (pengkelasan) dan standarisasi b. Pengemasan dan pelabelan c. Penyimpanan d. Pengangkutan. Pada beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan tambahan antara lain : pemberian bahan kimia, pelilinan, pemeraman. a. Grading dan Standarisasi Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya. Pada beberapa
  • 12. komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah / negara / daerah pemasaran tertentu. b. Pengemasan Pengemasan bermanfaat unuk memberikan perlindungan terhadap produk yang akan dipasarkan, mempermudah penanganan (tidak repot), menambah nilai ekonomis, dan meningkatkan daya tarik. Secara umum, tindakan prapengemasan dapat memperbaiki mutu produk hortikultura yang dipasarkan. (biasanya disebut punnet), misalnya pada prakemasan buah stroberi. Penggunaan plastik ini sangat menguntungkan karena kuat, produk langsung terlihat dari luar, tahan lembab, dan dapat dibuat permeable bagi pertukaran udara. c. Penyimpanan (Storage operation) Tujuan / guna penyimpanan diantaranya yaitu : memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas) ,menampung produk yang melimpah, menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun, membantu dalam pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen dan mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan Prinsip dari perlakuan penyimpanan : Mengendalikan laju transpirasi, mengendalikan repirasi, mengendalikan / mencegah serangan penyakit dan memcegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki konsumen d. Pengangkutan: Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan. Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah: fasilitas angkutannya, jarak yang ditempuh atau lama perjalanan, kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan, dan perlakuan bongkar-muat yang diterapkan.
  • 13. BAB III PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan mengenai panen dan pasca panen maka dapat di simpulkan diantaranya : 1. Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan operasional hortikultura, dan seringkali merupakan bagian termahal dari kegiatan produksi. Secara sederhana, istilah pemanenan diartikan sebagai upaya memisahkan bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomis dari tanaman induknya. 2. Waktu panen sangat ditentukan oleh jenis atau varietas tanaman, hari tanam atau hari berbunga, dan kondisi lingkungan selama musim tanam. Selain itu, beberapa kriteria fisiologis juga telah digunakan menentukan saat panen, seperti kekerasan, warna, dan kandungan karbohidrat. 3. Pemanenan secara manual ini merupakan metode terbaik bila di pandang dari sudut kualitas buah, karana pemanenan dapat dilakukan secara selektif terhadap buah-buah yang sudah memasuki fase matang fisiologis. 4. Penanganan pasca panen umumnya meliputi pekerjaan: Grading (pengkelasan) atau standarisasi, pengemasan dan pelabelan, penyimpanan dan pengangkutan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. (1999). Usaha Tani Dan Penanganan Pasca Panen. Yogyakarta: kanisius. Winarno, F.G. 1981. Fisiology Lepas Panen. Jakarta: Sastra Hudaya Zulkarnain, 2014. Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara