Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
1. Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Serangga
Dosen:
Suci Wulan Pawhesti, M.si
Oleh:
Kelompok III
1. Deni Susana
2. Desi Riakumala
3. Fitri Mulyana
4. Helen Ariska
5. Rita Apriani
Pendidikan Biologi
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung
2015
2. Pengenalan Biologi Serangga
Serangga mempunyai tahap pertumbuhan dari awal sampai akhir dalam
hidupnya, mulai dari telur sampai mencapai kematangan seksual, kawin dan
memproduksi generasi selanjutnya. Perubahan ini disebut metamorfosis.
Jadi metamorposis merupakan suatu proses perkembangan biologi pada
hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan atau struktur
setelah kelahiran atau penetasan yang secara radikal berbeda.
Tahap pertumbuhan yang berbeda ini berlaku berbeda untuk setiap jenis
serangga.
3. Lanjutan....
Perubahan yang terjadi selama serangga berkembang dari
telur sampai menjadi dewasa disebut metamorfose. Dalam
proses pertumbuhan tersebut terjadi proses pergantian kulit
yang dikenal dengan istilah ecdysis atau moulting dan sisa
kulit yang terkelupas disebut exuviae. Selama pertumbuhan
berlangsung akan mengalami beberapa kali pergantian kulit
dan bentuk serangga antara dua masa pergantian kulit
tersebut disebut instar.
4. Siklus Hidup Serangga
Siklus hidup serangga umumnya dibagi dalam dua tahap
yaitu tahap pertumbuhan/perkembangan dan pendewasaan
atau pemasakan. Selama fase perkembangan energi
tercurahkan untuk proses pertumbuhan, sedangkan selama
fase pendewasaan energi tercurahkan untuk penyebaran
dan reproduksi.
Serangga memiliki siklus hidup yang unik karena umumnya
mereka mampu bermetamorfosis. Metamorfosis serangga
sangat beragam namun, diketahui ada tiga tipe metamorfosis
serangga yaitu :
5. Metamorfosis : perubahan bentuk
• Metamorfosis berasal dari kata Yunani :
meta
morphe
berubah
bentuk
1. A metabola / a metamorfosis = tanpa metamorfosis
• Dalam metamorfose ini tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk luar yang
jelas, kecuali ukuran besarnya.
• Kelompok serangga ini terdapat pada subklas Apterygota (serangga tidak
bersayap ) . Terdapat pada :
ordo Collembola (ex. Papirius fuscus, kutu kebun)
ordo Thysanura ( ex. Lepisma saccharina kutu buku )
ordo Diplura (ex. Campodia sp = hidup dalam kayu lapuk)
• Bentuk pradewasa ametabola disebut nimfa
6. 1. A metabola /a
metamorfosis = tanpa
metamorfosis
Ordo Thysanura.
Lepisma saccharina (kutu buku)
Ordo Collembola Papirius
fuscus/ kutu kebun
Ordo Diplura (ex. Campodia sp
7. 2. Metabola
Dalam metamorfose ini terjadi perubahan-perubahan yang
nyata selama perkembangan tubuhnya. Perubahan tersebut
dapat terjadi baik dalam ukuran tubuh maupun perkembangan
beberapa alat tambahan. Dari tipe metabola dapat dibedakan
lagi menjadi :
a. Paurometabola atau tipe metamorfosis sederhana
b.Hemimetabola
c. Holometabola
d.Hypermetabola
8.
9. A. Paurometabola / metamorfosis sederana
Dalam metamorfosis ini perkembangan serangga berubah secara bertahap dalam
bentuk luarnya dari telur sampai bentuk dewasa. Bentuk pradewasa disebut
nimfa, mempunyai bentuk serupa dengan yang dewasa. Dan pada bentuk
mudanya terdapat beberapa alat tambahan seperti sayap yg belum berkembang
sempurna. Selama siklus hidupnya mengalami 3 stadia pertumbuhan yaitu :
telur, nimfa dan imago .
Contoh dari serangga ini adalah :
ordo Orthoptera ( ex : belalang : Valanga sp. )
ordo Hemiptera (ex: Helopeltis antonii )
ordo Homoptera ( ex : wereng coklat: Nilaparvata lugens
11. Ex. Paurometabola (perubahan bentuk bertahan)
dari ordo Orthoptera pada belalang
Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur di
dalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya.
Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari hingga semua
telur dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan
butir selama masa bertelur.
Telur belalang akan tetap tersimpan di dalam tanah hingga
berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat musim panas.
Telur belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang
dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang
yang baru menetas biasanya berwarna putih.
12. Lanjutan...
Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti
kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa
dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai
nimfa adalah 25-40 hari.
Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka
untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka
hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk
reproduksi dan meletakkan telur mereka.
Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1
bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa)
14. b. Hemimetabola / metamorfosis tidak sempurna
• Perubahan bentuk tidak sempurna yang pada fase muda
atau larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang
karena hidup di dalam air, sedang yang dewasa hidup di
luar air.
• Stadia dalam perkembangan hidupnya terdiri atas :
telur
naiad
imago
• Dijumpai pada ordo Odonata ( ex : capung )
15. Ex. Hemimetabola pada capung
Capung mengalami 3 tahapan pada metamorfosis yaitu : telur, nimfa, imago/ dewasa
1. Stadia Telur. Capung meletakkan telurnya pada tumbuhan yang berada di air. Induk capung
dapat meletakkan telur hingga 100.000 butir. Telur capung diselimuti dengan lendir, telur tersebut
akan berubah menjadi larva setelah dua hari-satu minggu. Setelah menetas, tempayak (larva)
capung hidup dan berkembang di dasar perairan, Selama fase ini, larva capung akan sering berganti
kulit hingga mengalami metamorfosis menjadi nimfa.
2. Stadia nimfa. Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, memakan
waktu hingga 4 tahun lamanya di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal
untuk bernapas. Selama menjadi nimfa capung akan mengalami molting denganberganti kulit
sampai 12 kali.
3. Stadia imago/dewasa. Nimfa yang hendak berubah menjadi capung akan keluar dari air untuk
mencari bebatuan atau tumbuhan untuk melekatkan diri hingga berubah menjadi capung dewasa.
Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.
17. c. Holometabola / Metamorfosis sempurna
Merupakan metamorfosis sempurna, memiliki 4 stadia selama siklus
hidupnya dan masing-masing stadia tersebut memiliki bentuk yang saling
berlainan. yaitu :
• Telur,
• Larva/ulat,
• Pupa/kepompong
• Dewasa/imago
• Larva yg telah menetas dari telur bentuknya berbeda dengan imago.
Bentuknya menyerupai cacing dgn tungkai-tungkai pendek atau tdk
memilikinya, tanpa sayap dan tdk memiliki mata majemuk, memiliki tipe
alat mulut menggigit dan mengunyah yg berbeda sekali dgn induknya
sehingga habitat maupun cara hidupnya berbeda
18. • Dari larva berubah menjadi imago terlebih dulu melalui bentuk
transisi yg disebut pupa atau kepompong
• Umumnya terdapat pada :
- ordo Diptera (ex: lalat rumah )
- ordo Lepidoptera : kupu-kupu, ngengat
- ordo Coleoptera : kumbang
- ordo Hymenoptera (ex :lebah madu )
Subklas
Pterygota .
20. d. Hypermetabola
Tipe metamorfosis ini mirip dengan Holometabola, namun pada stadia
larva mengalami beberapa bentuk/ tipe yang berbeda pada tiap instar.
Tipe metamorfosis ini dapat dijumpai pada beberapa jenis serangga
ordo Coleoptera : Carabidae (Calosoma scrutator, kumbang)
ordo Diptera : Bombyliidae. (Drosophila melanogaster)
ordo Hymenoptera : Perilampidae
21. • Keuntungan memiliki berbagai bentuk/stadia pada
perkembangan daur hidup serangga antara lain :
Dengan adanya perbedaan bentuk, misalnya antara
larva dengan imago maka akan terdapat perbedaan
habitat sehinnga akan mengurangi kompetisi tempat
Dengan adanya perbedaan bentuk, maka akan
terdapat perbedaan jenis makanan antara larva
dengan imago sehingga akan mengurangi kompetisi
makanan
22. STADIA DALAM METAMORFOSIS
1. Stadia telur
• Semua serangga bermula dari sel tunggal yg disebut bakal telur
(ovum)
• Sebelum berkembang, bakal telur tersebut harus dibuahi dahulu
oleh sperma yg berasal dari serangga jantan
• Reproduksi secara sexual terjadi dgn bersatunya gamet-gamet
tsb. yaitu ovum dari serangga betina dgn sperma dari serangga
jantan
• Proses pecahnya telur disebut : eclosion
• Dapat juga terjadi dari sebuah sel telur berkembang menjadi 2
atau lebih embriyo : polyembrionyc .
23. • Polyembryonyc terjadi pada beberapa jenis parasit dari ordo Hymenoptera
pada famili :
• Perkembangan embryo diawali dengan membelahnya beberapa nukleus dari
sel tunggal, yg selanjutnya dari masing-masing nukleus berkembang menjadi
satu embryo.
• Umumnya serangga adalah : ovipar artinya serangga muda keluar /menetas
dari dari telur setelah telur ada di luar
• Bracomidae : Macrosentrus sp
• Platygasteridae : Plastygaster sp
• Encyrtidae
• Dryinidae
24. 2. Stadia Larva dan Nimfa
• Larva adalah suatu bentuk dari salah satu stadia, dalam daur
hidup serangga, yang berada antara stadia telur dan stadia
pupa
• Nimfa adalah serangga muda yg mirip dengan induknya,
tetapi ukurannya kecil.
• Nimfa adalah bentuk transisi dalam daur hidup serangga
antara telur dan stadia imago, dan biasanya belum memiliki
sayap dan alat genital
• larva dijumpai pada serangga yg bermetamorfosis sempurna
( divisi Endopterygota), sedangkan nimfa terdapat pada
serangga yang bermetamorfosis sederhana ( divisi
Exopterygota) .
25. • Larva pada beberapa serangga yang bermetamorfosis
sempurna memiliki sebutan-sebutan lainnya, misal :
ulat
• larva Diptera
• larva Coleoptera
• larva Lepidoptera
belatung
• lindi ( dalam tanah )
• uret ( dalam batang tanaman ).
26. Menurut bentuknya larva serangga yang mengalami metamorfosis sempurna
(Hypermetamorfosis ), terbagi atas :
a) Eruciform
contoh Lepidoptera, Mecoptera dan Hymenoptera (hanya beberapa)
b) Scarabaeiform
Contoh : Coleoptera (scarabidae)
c) Campodeiform
contoh : Neuroptera, Trichoptera, Coleoptera
d) Vermiform
contoh : Diptera, Siphonoptera, Hymenoptera ( banyak ), Coleoptera ( beberapa ),
Lepidoptera ( beberapa).
e) Elateriform
contoh : Coleoptera ( beberapa )
Bentuk larva
28. 3. Stadia Pupa ( Stadia Kepompong )
• Stadia yang berada diantara stadia larva dan imago
• Ada pupa yang memliki wadah atau kantong yang
disebut Kokon (coccon) yang bentuk, warna serta
kekerasannya berbeda-beda
• lapisan tipis maupun keras yang berasal dari kulit larva
sendiri, yang menyelimuti pupa disebut puparium .
29. Tipe Pupa
• Terdapat 3 tipe pupa pada serangga yaitu :
1). Obtect
• Contoh : • Lepidoptera
• Diptera
30. 2). Exarate
• Contoh : • Umumnya pada Serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna.
34. Sistem Peredaran Darah Serangga
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem kompleks yang
mengatur peredaran darah diseluruh tubuh (serangga).
Sistem peredaran darah serangga terdiri dari hemolimfe dan organ-
organ yang memfasilitasi sirkulasi atau peredaran darah.
Pada serangga sebagian besar lintasan hemolimfe mengalir melalui
rongga tubuh, menggenangi organ-organ dan jaringan.
Sistem disebut lacunar system.
Hanya terdapat pembuluh dorsal (rongga ostia)
Jantung serangga bersifat neromiogenik
35. lanjutan
Peredaran darah pada serangga diatur oleh sistem pompa otot-
otot melalui rongga-rongga dalam tubuh yang dipisahkan oleh
septum (jamak septa).
Pada sebagian besar serangga, hemosel terbagi menjadi beberapa
rongga (sinus) oleh septa.
Aorta adalah tabung ramping yang mengantarkan darah ke
kepala, bermuara di belakang atau di bawah otak.
Organ denyut juga ditemui di toraks, yang memelihara peredaran
darah di pembuluh sayap.
36. Sistem Peredaran darah terbuka
merupakan peredaran darah atau distribusi darah ke seluruh
tubuh (jaringan) yang tidak selalu melewati pembuluh darah.
darah secara langsung menuju jaringan tubuh tanpa melalui
pembuluh,
tidak ada perbedaan antara darah dan cairan intersisial, dan
cairan tubuh umum sebenarnya jauh lebih tepat disebut
hemolimfa.
jantung memompakan hemolimfa ke dalam sistem sinus yang
saling berhubungan, yang merupakan ruangan yang mengelilingi
organ tersebut.
pertukaran kimiawi terjadi antara hemolimfa dan sel-sel tubuh.
37. Lanjutan
Pada belalang dan artropda lain, jantung tersebut merupakan
tabung panjang yang berlokasi di bagian dorsal.
Ketika jantung berkontarsi, jantung tersebut akan memompa
hemolimfa keluar melalui pembuluh dan kemudian masuk ke
dalam sinus.
Ketika jantung mengalami relaksasi, jantung akan menyedot
hemolimfa masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui pori-pori yang
disebut ostia. Pergerakan tubuh yang menekan dan memeras sinus
membantu mensirkulasikan hemolimfa. (Campbell. 2001: 43)
38. Belalang (Insecta)
Sistem peredaran darah pada serangga
berupa sistem peredaran darah
terbuka / (tanpa melalui pembuluh
darah)
Belalang memiliki jantung yang berbentuk tabung
panjang dengan bagian-bagian gelembung pembuluh
darah. Letak jantung belalang berada pada punggung,
tepatnya di dalam bagian homosoel yang memanjang.
Bagian tersebut disebut sinus.
Sedangkan pembuluh darah besar (aorta) meninggalkan
jantung bagian depan, belakang, dan seringkali bagian
bawahnya. Kemudian pembuluh darah tersebut menjadi
cabang-cabang yang membawa hemolimfa ke berbagai
organ dan jaringan-jaringan tubuh.
Jantung akan memompa hemolimfa melalui pembuluh
ke dalam sinus, sehingga terjadi pertukaran zat-zat
antara hemolimfa dan sel. Hemolimfa kembali ke
jantung melalui ostia, yang dilengkapi katup. Demikian
seterusnya proses ini berlangsung. Pada belalang, darah
tidak melakukan pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2). Namun, pertukaran ini
dilakukan melalui sistem trakea. Karena itu, darah hanya
mengangkut zat makanan/sari-sari makanan.
39. lanjutan
Secara umum aliran hemolimf dapat digambarkan sebagai berikut:
dipompa jantung
menuju ke
Kembali dan
Siklus berulang
Hemolimfa adalah cairan yang tersusun atas darah dan cairan interstisial.
Hemolimfe dari
abdomen
aorta
Bagian torakJaringan2 tubuh
40. Daftar Pustaka
Campbell, Neil. A. 2001. “Biologi edisi ke-5 jilid ke-2”. Erlangga : Jakarta
Artikel Upik Kesumawati Hadi, Pengenalan Arthropoda dan Biologi Serangga, Pengendalian Hama
Permukiman di Indonesia