SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1
Tugas Kelompok
OBSERVASI PENCEMARAN SUARA
(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan)
Dosen :
Aghnesna Rahmatika Kesuma, S.Pd
Disusun Oleh :
1. Darwisah (1211060200)
2. Dewi Setiawati (1211060082)
3. Fitri Mulyana (1211060062)
4. Irawansyah (1211060179)
5. Lailatus Sofa (1211060046)
6. M. Dwi Kurniawan H (1211060193)
7. Wiwit Nurhasanah (1211060033)
Kelas Biologi B /6
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2015
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb yang menguasai perbendaharaan di
alam semesta ini dan mengaruniakan kepada setiap makhluk yang ia kehendaki.
Dan atas Rahmat-Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas makalah hasil
observasi tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada segenap keluarga, para
sahabat, serta umat beliau hingga akhir zaman. Amin
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan isi. Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, khusnya bagi penulis dan juga bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandar Lampung, 05 Juni 2015
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya populasi manusia dan seiring dengan kemajuan zaman
tingkat kebisingan atau hirup-pikuk dalam lingkungan meningkat misalnya dapat
kita rasakan ketika kita berada di jalan, kita mendengar keriuhan lain proyek
pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan
orang lain. Pencemaran suara yang terjadi di lingkungan sangat berdampak pada
kehidupan salah satunya berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian
Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta
penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Dan sekitar 16,8% dari total
penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Dan jumlah
ini terus meningkat seiring perubahan gaya hidup yang semakin modern.
Dengan melihat dan merasakan dampak dalam kehidupan sehari-hari
tentang dampak pencemaran suara seharusnya diambil langkah-langkah yang
tepat untuk menanggulangi dan menanggulangi pencemaran tersebut. Dengan
makalah ini, kami berusaha untuk mencari kajian-kajian materi tentang
penemaran udara dan suara, untuk dibahas dan dipresentasikan dengan sebaik
mungkin agar menjadi bahasan yang bermanfaat, baik bagi kelompok kami
maupun pembaca.
1.2 Tujuan Penelitian
Dalam laporan penelitian ini, tujuan yang ingin diperoleh sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari polusi suara.
2. Mengetahui sebab-sebab terjadinya polusi suara.
3. Mengetahui dampak dari polusi suara.
4. Mengetahui cara penanggulangan dampak polusi suara.
5. Mengetahui karakteristik tempat terjadinya polusi suara.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suara
Suara bisa didefinisikan sebagai gelombang yang bergerak di udara atau
media elastis (stimulus) atau sesuatu yang merangsang mekanisme pendengaran
kemudian menghasilkan persepsi suara. Ada berbagai macam suara yang dapat
kita dengar di sekitar kita seperti musik, suara percakapan, noise, dan lain-lain.
Suara dapat didengar karena adanya medium yaitu udara, partikel udara berpindah
dari kedudukan semula, karena adanya gaya elastis udara maka partikel udara
tersebut kembali lagi ke kedudukan semula. Partikel udara yang bergerak ini
menggerakkan partikel yang berada disebelahnya kemudian partikel yang berada
di sebelah tadi menggerakkan yang disebelahnya lagi dan seterusnya.
Suara dapat dirambatkan melalui medium gas, cair, dan padat seperti udara,
air, baja, beton dan sebagainya. Kecepatan perambatan suara melalui benda padat
lebih besar dari pada melalui udara, misalkan kita berada di pinggir jalan kereta
api, kita bisa mendengar suara injakan ban kereta api dengan rail melalui rel yang
berada dekat kita walaupun kereta api masih jauh dan mungkin belum terlihat oleh
kita. Tanpa medium kita tidak bisa mendengar suara, luar angkasa merupakan
contoh ruang yang vakum dan tak ada suara yang dapat dirambatkan.
a. Noise
Menurut Mc-Graw Hill Dictionary of Scientific and Technical Terms
(Parker, 1994), noise adalah sound which is unwanted (bunyi yang tidak
dikehendaki). Sesungguhnya, gangguan yang ditimbulkan noise tidak harus
berupa bunyi yang keras. Bagi mereka yang sedajng sakit gigi dan snagat
membutuhkan istirahat, bahkan bunyi tetesan air pun dapat menjadi gangguan.
Noise senantiasa dihubungkan dengan ketidaknyamanan yang diakibatkan
olehnya. Belum banyak orang yang menyadari bahwa munculnya noise juga dapat
mengakibatkan penurunan kesehatan.
5
Sebagai contoh, orang yang sulit beristirahat karena di sekitar rumahnya
selalau ramai dengan bunyi yang tidak dikehendaki, lambat laun dapat menurun
tingkat kesehatannya. Selanjutnya, masalah psikologi pun dapat muncul akibat
dari istirahat yang kurang mencukupi, seperi cepat lelah dan mudah marah
(Nilson, 1991). Noise yang berasal dari bunyi yang keras bahklan dapat secara
langsung menurunkan kemampuan organ pendengarabn, meskipun hal itu secara
bertahap. Noise bersifat subjektif, sehingga batasan noise bagi orang yang satu
bisa saja berbeda dengan batasan noise bagi orang yang lain. Subjektivitas noise
bergantung pada:
1. Lingkungan dan Keadaan
Jangankan bunyi yang keras, bunyi yang cukup pelan pun dapat
mengganggu mereka yang sedang sakit, istirahat, atau harus memusatkan
pikiran untuk menghadapi tugas. Sementar itu, bagi ortang yang sedang
sehat, bunyi dengan tingkat kekerasan yang sama mungkin tidak
menimbulkan gangguan yang berarti. Toleransi manusia terhadap noise
juga berbeda bergantung pada lokasi dan kegiatannya. Sebagaimana
contoh, meski sama – sama membaca, seseortang yang sedang berada di
bengkel kendaraan bermotor masih bisa memusatkan perhatiannya meski
berada di tempat yang bising. Namun, tidak demikian halnya ketika dia
berpindah ke ruang baca perpustakaan, tingkat kebisingan yang sama tentu
dirasakannya sangat mengganggu.
2. Sosial budaya
Setiap orang memiliki gaya hidup tersendiri. Belum lagi lingkungan
budaya asalnya pun berbeda-beda. Hal-hal tersebut akan menyebabkan
masing-masing orang memiliki toleransi berbeda terthadap noise.
Misalnya, mereka yang dilahirkan dari keluarga yang berbudeaya halus
tutur katanya, mungkin akan merasa kurang nyaman bila bercakap-cakap
dengan mereka yang diahirkan dari keliuarga yang biasa berbnicarta keras.
Gaya bicara individu pada kelompok kedua bisa dianggap noise bagi
kelompok pertama.
6
3. Kegemaran atau hobi
Kegemaran sekelompok orang akan jenis musik tertentu dapat
menjadi noise bagi kelompok leinnya yang kebetulan amat tidak menyukai
jenis musik tersebut. Contoh lain, mereka yang memiliki hobi otomotif
dan senang mengutak-atik serta mencoba mesin kendaraan, tidak akan
merasa terganggu dengan bunyi raungan mesin dibandingkan orang lain
yang tidak mengenal hobi tersebut.
Dalam noise dikenal istilah beckgrond noise (noise latar belakang), noise,
dan ambient noise. Background noise adalah bunyi di sekitar kita yang muncul
secara tetapa dan stabil pada tingkat tertentu. Background noise yang nyaman
berada pada tingkat kekerasan tidak melebihi 40 dB. Yang termasuk dalam
kategori noise adalah bunyi yang muncul secara tidak tetap atau seketika dengan
tingkat kekerasan melebihi background noise pada daerah tersebut. Sementara
noise ambien adalah tingkat kebisingan di sekitar kita, yang merupakan gabungan
antara background noise dan noise.
Selain ditentukan oleh tingkat kebisingan (dB), tingkat gangguan
background noise juga ditentukan oleh frekuensi bunyi yang muncul. Hal ini
menunjukkan bahwa telinga manusia lebih nyaman (tidak merasa nyeri atau sakit)
mendengar bunyi berfrekuensi rendah ketimbang mendengar bunyi berfrekuensi
tinggi. Spektrum bunyi yang dikeluarkan oleh objek yang menghasilkan
background noise, untuk mencegah munculnya ketidaknyamanan. Sebagai contoh,
jika sebuah ruang idelanyua memiliki NC 30, maka bunyi multifrekuensi yang
terdiri dari frekuensi 63 Hz-memiliki SPL tertinggi pada 50 dB, frekuensi 125
Hz-SPL 42 dB, frekuensi 250 Hz SPL 35 dB, dan seterusnya. NC 30 masih dapat
terjadi ketika pada frekuensi 63 Hz SPL 53 dB dan pada frekuensi 250 Hz SPL
38dB, asal setidaknya pada dua frekuensi yang lain nilai SPLnya 3dB lebih
rendah dari yang tergambar.
Kebisingan dapat dikateorikan menjadi dua, yaitu: kebisingan tunggal dan
kebisingan majemuk. Kebisingan tunggal dihasilkan oleh sumber bunyi berbentuk
7
titik dan kebisingan majemuk dihasilkan oleh sumber berbentuk garis. Tingkat
gangguan kebisingan dapat diukur menggunakan skala berdasarkan apa yang
dirasakan manusia, seperti: merasakan adanya kebisingan, merasa terusik, merasa
terganggu, samapai merasa sangat terganggu atau tidak tahan.
b. Mengukur Kebisingan
Seperti yang kita ketahui bahwa untuk mengukur tingkat kekerasan bunyi,
digunakan alat bernama pengukur tingkat bunyi (Sound Level Meter), maka untuk
mengukur tingkat kebisingan pada suatu area juga digunkaan alat yang sama.
Untuk mengetahui secara jelas pola kebisingan pada suatu area yang berdekatan
dengan objek yang menghasilkan kebisingan, pengukuran dengan SLM tidak
dapat sekedar dilakuakan sesaat dalam waktu tertentu. Idealnya pengukuran
dilakuakan selama beberapa saat dalam suatu periode ternetu. Cara ini penting
untuk mendapatkan gambaran pasti terhadap pola kebisingan sesungguhnya,
terutama kebisingan yang muncul secara fluktuatif, seperti kebisingan di jalan
raya akibat lalu lalangnya kendaraan bermotor.
Pengukuarn kebisingan di jalan raya idealnya dilakuakan 24 jam selama
beberapa hari, dibedakan antara hariu kerja dan hari libur (weekdays dan
weekend) serta antara jam sibuk (peak hour) dan jam tidak sibuk. Pengukuran
yang dilakukan sedikitnya tiga minggu berturut-turut akan menunjukkan pola
yang lebih pasti terhdap hari yang berbeda (setiap hari yang berbeda diukur
selama tiga kali).
Namun, apabila karena keterbatasan peralatan, pengukuran selama 24 jam
tidak dapat dilakuakan secara terus menerus selama tigas minggu, maka
pengukuran dapat dilakukan selama 18 jam per hari. Lama pengukuran ini akan
memungkinakan alat untuk beristirahat. Pengukuran selama 18 jam per hari dapat
dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa pada setiap area, umumnya
terdapat enam jam tenang dalam satu harinya. Pada saat itu, hanya kebisingan
latar belakang saja yang ada. Keadaan ini umumnya terjadi pada malam hari.
8
Meskipun demikian, setiap daerah memiliki enam jam tenang pada waktu-waktu
yang berbeda. Sebagai contoh, di lingkungan perumahan, enam jam tenang
berawal pada pukul 23.00 dan berakhir pukul 05.00, sementara pada daerah yang
berdekatan dengan pasar sayur mayur, enam jam tenang adalah dari pukul 18.00
hinghga 24.00.
c. Pengukuran Tingkat Kebisingan dengan Angka Petunjuk
Pengukuran memakai angka penunjuk (indeks) dengan Sound Level Meter
(SLM) yang dipasang pada posisi angka penunjuk dapat memudahkan pengguna
dalam memahami pola kebisingan pada area tersebut. Meskipun SLM dipasang
cukup lama untuk terus mencatat tingkat kebisingan yang muncul secara
fluktuatif, bila dipasang dengan sistem angka penunjuk, maka hanya akan
memunculkan hasil angka tunggal pada SLM pada akhir pengukuran. Tanpa
sistem angka penunjuk, pada pengukuran selama 18 jam misalnya, akan muncul
beribu0ribu angka. Data ini tentu menyulitkan orang awam untuk memahaminya,
seingga pemakaian angka penunjuk lebih disukai. Di negara maju, bakuan yang
ditetapkan umumnya menggunakan sistem angka penunjuk dari hasil pengukuran
selama beberapa saat, bukan sesaat.
Sistem angka penunjuk dilambangkan dengan Lx, dimana L menunjukkan
tingkat kebisingan yang tercatat dan x menunjukkan karakteristik pengukuran.
Sebelum kita mempelajari lebih jauh pengukuran dengan sistem angka petunjuk
ini, perlu kiranya kita pahami beberapa istlah berikut:
1. Kebisingan Ambien: total kebisingan yang terjadi pada suatu area, yakni
hasil kompilasi kebisingan yang sumbernya dekat maupun jauh.
2. Kebisingan atar belakang (bisa disebut juga noise latar belakang): tingkat
kebisingan pada suatu area, tanpa adanya sumber noise yang muncul
secara menonjol. Kebisingan latar belakang yang dapat diterima tanpa
menimbulkan gangguan berarti umumnya berada pada tingkat maksimum
40 dB
9
3. Kebisingan tetap: tingkat kebisngan berfluktuasi 6 dB dalam kondisi SLM
yang dipasang slow response. Rata-rata pengukurannya dapat terbaca pada
SLM yang dipasang pada posisi slow response setelah pengukuran selama
10 detik.
d. Sumber Kebisingan Potensial
Kebisingan yang terjadi di sekitar kita dapat beasal dari bebagai sumber.
Sumber ini dibedakan menjadi sumber yang diam dan sumber yang bergerak.
Contoh dari sumber yang diam adalah industri/pabrik dan mesin-mesin
konstruksi. Sedangkan contoh dari sumber yang bergerak misalnya kendaraan
bermotor, kereta api, dan pesawat terbang.
1) Kebisingan Industri/Pabrik
Industri modern yang telah menggunakan peralatanperalatan bermesin
merupakan sumber kebisingan diam yang sangat potesial. Kebisingan yang
dihasilkan oleh mesin-mesin di dalam pabrik juga dapat merambat ke luar
bangunan pabrik, sehingga selain dirasakan secara langsung oleh pekerja pabrik,
kebisingan itu juga dirasaan oleh amsayarakat yang tinggal di seitar pabrik.
Mesin-mesin pabrik umumnya menghasilkan bunyi berfrekuensi rendah, sehingga
selain menghasilkan bunyi bising, mesin-mesin tersebut juga menghasilkan
getaran. Oleh karena itu, idelanya bangunan pabrik dirancang sebagai bangunan
yang mampu meredam getaran agar tidak merambat ke luar, sehingga bangunan di
sekitar pabrik cukup dideain untuk menahan kebisingan saja. Sementara itu, para
pekerja pabrik selalu berdekatan dengan mesinmesin berbunyi keras, sebaknya
menggunakan ear protection saat bekerja.
2) Kebisingan Kereta Api
Kebisingan dari kereta api juga memiliki wujud ganda berupa bunyi dan
getaran akibat adanya gesekan roda kereta api dari bahan keras dengan rel kereta
api yang juga terbuat dari bahan keras. Kebisingan yang muncul datang dari
10
emsin kereta pai, klakson, dan gesekan antara roda dan rel yang seringkali
menghasilkan bunyi berdesit. Kebisingan dari kereta api dirsakan oleh mereka
yang berada dalam stasiun kereta api dan banunan yang dibangun di sekitar jalur
kereta api. Oleh karen itu, idelanya, bangunan di sepanjang jalur kereta api
didesain dengan redaman yang baik untuk mengurangi masuknya getaran ke
dalam ruangan.
3) Kebisingan Pesawat Terbang
Bunyi-bunyi yang muncul pada pesawat terbang memiliki bobot yang
berbeda dengan bunyi mesin-mesin lain yaitu pada boot D, sebagaimana yang
telah dijelaskan sebelumnya. Kebsiingan yang terjadi dari pesawat terbang
umumnya diderita oleh bangunan yang berlokasi dekat dengan pelabunhan udara
dan beberapa ratsu meter dari pelabuhan udara tersebut (ketika peswat tinggal
landas dan mendarat, serta saat pesawat terbang pada ketinggina yang rendah).
Ketika pesawat telah mencapai posisinya pada ketinggian tertentu, maka
kebisingan yang dihasilkan sepanjang jalur perjalanannya tidak akan mengganggu
bangunan di bawhanya karena jaraaknya snagat jauh. Redaman kebisingan
melalui dinding dan atap bangunan yang dibuat sedemikian rupa dapat
mengurangi kebisingan pesawat saat tinggal landas, mendarat, dan terbang
rendah.
4) Kebisingan Jalan Raya
Kebisingan jalan raya disebabkan oleh pemakaina kendaraan bertor, baik
yang beroda dua, yang broda empat, maupun yang beroda lebih dari empat.
Dengan begitu banyaknya sumber kebisingan di atas permukaan jalan raya, maka
jalan raya pun ditetapkan sebagai sumber kebisingan utama dewasa ini. Setiap
jenis kendaraan bermotor memiliki frkeuensi terntentu. Menurut White dan
Walker (1982) kendaraan bermotor umunya memiliki tingkat kebisingan
maksimum pada frekuensi antara 100 Hz sampai 7000 Hz. Sumebr kebisingan
kendaraan bermotor berasal dari emsin, transmisi rem, kalkson, knalpot, dan
11
gesekan ban dengan jalan (White dan Walker 1982). Karena gesekan yang terjdi
antara ban dengan jalan adalah gesekan antara benda lunak dan keras, dan berat
kendaraan pada umunya jauh di bawah berat kereta api dan peswat terbang, maka
kebsiingan dari jalan umunya berupa bunyi an hanya sedikit yang berupa bunyi
dan getaran. Oleh karena itu, idelanya, bangunan di tepi jalan cukup didesain
untuk meredam masuknya bunyi ke dalam bangunan.
a. Kebisingan dari Kendaraan Bermotor
Menurut sistem pengoperasiannya, kendaraan dibedakan menjadi kendaraan
bermotor beroda dua, empat, dan lebih dari empat. Kendaraan beroda empat dan
lebih dari empat, masih dapat dikategorikan sebagai kendaraan komersial berat,
komersial ringan, angkutan umum, mobil dengan kapasitas atau cc (sentimeter
kubik, volume ruang bakar dalam mesin kendaraan) kecil, kapasitas besar dan
mobil mewah (White dan Walker, 1982). Pada kelompok kendaraan kendaraan
tidak bermotor, kita membedakannya menjadi yang beroda dua, seperti sepeda
dan yang beroda lebih dari dua, seperti becak, dokar, sado dan sejenisnya.
Kendaraan tidak bermotor dapat dipastikan tidak menghasilkan kebisingan secara
langsung, namun sangat mungkin bahwa, penggunaan kendaraan tidak bermotor
yang cenderung berjalan lebih lambat dapat meningkatkan kebisingan secara tidak
langsung.
b. Faktor Penentu Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor
Karakteristik kebisingan suatu jalan berbeda dengan karakteristik
kebisingan di jalan yang lain. Perbedaan ini terjaid karena tingkat kebisingan di
jalan raya ditentukan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama adalah kendaraan
bermotor yang melewatinya, meliputi: jumlah kendaraan total per jam, rasio dari
jenis-jenis kendaraan bermotor yang melewati, dan kecepatan rata-rata kendaraan.
Fakor kedua adalah karakteristik jalan, yaitu kelas jalan (yang umumnya meliputi
lebar da panjang jalan), jumlah jalur (kapasitas), serta kualitas permukaan jalan),
kemiringan jalan, penataan arus lalu lintas jalan dimaksud (misalnya jalan searah
12
dengan tanpa jalur lambat, jalan dua arah dengan tanpa jalur lambat, berdekatan
dengan zebra-cross, berdekatan traffic-light, dan sebagainya). Faktor ketiga adalah
kondisi-kondisi lain di sekitar jalan, seperti bangunan di sisi jalan dan kesibukan
informal di sepanjang tepi jalan, misalnya pedagang kaki lima, tempat parkir, dan
sebagainya.
c. Karakteristik Kebisingan dari Kendaraan Bermotor
Dengan metode sound wighting, karakteristik kebisingan bermotor masuk
dalam bobot A, sehingga ketika mendata tingkat kebisingan di jalan raya
menggunakan Sound Level Meter (SLM) maka alat tersebut di setting pada bobot
A. hasil yang termuat dibaca sebagai dBA. Oleh karena kebisingan yang terjadi di
jalan raya umumnya muncul dalam rentang waktu tertentu, misalnya dari pukul
06.00 sampai dengan 24.00, maka pengukuran tingkat kebisingan suatu jalan
perlu dilakukan selama periode sibuk tersebut. Guna menyajikan hasil akhir yang
lebih mudah dipahami dari hasil pengukuran tingkat kebisingan di jalan yang
umumnya sangat fluktuatif, disarankan penggunaan metode pendataan dengan
metode penunjuk atau indekz ekuivalen (Leq). Melalui penunjuk ekuivalen, tingkat
kebisingan yang muncul terdata semua, namun penyajian akhirnya cukup terdiri
satu angka yang mudah dipahami. Penentuan batas penunjuk kebisingan lalu
lintas yang dapat diterima masyarakat ternyata setara dengan tingkat polusi
kebisingan, yaitu 74 dB.
2.2 Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh
bunyi atau suara yang mengakibatkan tidak tentramannya makhluk hidup di
sekitar sumber suara. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi
yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB). Bunyi
yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul molekul udara di
sekitarnya, sehingga molekul molekul udara tersebut ikut bergetar. Getaran
13
sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam
medium udara menurut pola rambatan longitudinal. (Mada, 2013).
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang
diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk
hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi
yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Tempat-tempat yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi ialah tempat-
tempat yang banyak terjadi aktivitas manusia, seperti:
1. Tempat umum yang ramai
2. Banyak dikunjungi orang
3. Aktivitas manusia yang beragam
4. Dekat dengan pabrik atau bandara penerbangan
Standar Pemaparan Kebisingan atau Polusi Suara yang Disarankan
Pendengaran akan terganggu apabila tenaga kerja terpapar terus menerus
terhadap bising diatas 70 dB, dibanding dengan pemaparan secara intermitten
yang kurang berbahaya. Oleh karena itu, Nilai Ambang Batas pendengaran
manusia adalah 70 dBA selama 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Berikut ini adalah pedoman pemaparan terhadap kebisingan (nilai ambang
kebisingan) berdasarkan lampiran II Kepmenaker :No.Kep 51/Men/1999
Waktu Pemaparan perhari dBA
8 jam 70 dBA
4 jam 88 dBA
2 jam 104 dBA
1 jam 120 dBA
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tempat dan Waktu pelaksaanan Observasi
Observasi pencemaran suara dilakukan dijalan Soekarno ( Baypass) depan
hotel Nusantara. Pada hari minggu tanggal 31 Mei 2015.
3.2 Metedologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian polusi suara adalah dengan
metode observasi langsung ke wilayah yang ingin di teliti yaitu dijalan Soekarno
(Baypass) depan hotel Nusantara. Tujuan dari metode observasi adalah untuk
mengamati langsung lokasi-lokasi yang menjadi tempat kebisingan atau polusi
suara dan menganalisis tingkat kebisingannya. Selain dengan metode observasi,
penyusunan laporan ini juga menggunakan metode studi pustaka karena mencari
materi-materi yang berkaitan dengan polusi suara di berbagai referensi baik dari
buku maupun internet. Tujuan dari metode studi pustaka adalah untuk
membandingkan hasil pengamatan secara langsung dengan teori yang ada.
3.3 Pembahasan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dijalan raya Baypass depan
hotel Nusantara. Dapat disimpulkan pada jalan raya tersebut termasuk kedalam
kategori tempat pencemaran suara sebab jalan tersebut merupakan jalur lintas
yang sering dilalui truk-truk besar serta bus-bus pariwisata yang mampu
menghasilkan kebisingan yang cukup tinggi. Menurut penelitian kebisingan yang
cukup tinggi berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak
gendang pendengaran. Menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah
AS yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising,
proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah,
meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan
15
kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang
berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat kimia dalam
tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan
efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek
suara bising pada manusia.
Penelitian menemukan jika setelah terpapar suara berkekuatan tinggi,
seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai,
tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan
adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan
saat paparan suara bising berakhir. Sebuah penelitian di Jerman menemukan,
bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan
mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang
yang tinggal di daerah tenang.
Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga
dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada
anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di
sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang
tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan
untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan
sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat
ketidaklulusan di sekolah.
Polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan
orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat
seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan
suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita
yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk
memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara
ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti
guna memberi bantuan pada wanita ini (Hikmat, 2014).
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya
menyebabkan gangguan-gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh
16
makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan
tingkat kebisingan di atas 70 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau
dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian
secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja
akan menurun. Adapun cara penanggulangan pencemaran suara di jalanan antara
lain; dengan cara mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini
merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat
kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam
upayanya mengurangi polusi suara.
Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi
polusi suara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu
mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat
kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain
itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan
bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di
jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari
kendaraan bermotor.
Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi
suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat
elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau
tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara
tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar (Fetty,
2010).
Dari pabrik atau lembaga-lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya
memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara
gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap
produknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.
Cara lain yang dapat dilakukan diantaranya:
17
a. Kelompokkan ruangan dengan potensi keramaian agar tidak mengganggu
ruangan yang membutuhkan ketenangan.
b. Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan
(terutama jalan).
c. Gunakan material yang padat, tebal, dan masif untuk menyerap suara
(parket, busa dilapis dengan kain, gipsum).
d. Buat ruangan dengan pembatas ganda (dinding, langit2, dan lantai ganda).
e. Kurangi penempatan bukaan pada daerah muka bangunan yang
berhadapan dengan jalan yang ramai.
f. Buat permukaan yang tidak rata untuk menyebarkan suara.
g. Buat pagar atau pembatas jalan yang dapat menyerap atau mencegah noise
masuk ke dalam bangunan (pagar tembok masif, pagar bukit dan
tanaman).
Sampai saat ini, mengatasi kebisingan dengan jalan membatasi atau
meniadakan sumber kebisingan belum dapat diterapkan. Sebagai contoh, aturan
ketat yang membatasi dan menerapkan sanksi kepada mereka yang menghasilkan
kebisingan melebihi bakuan belum diterapkan di Indonesia. Di sisi lain,
membatasi jumlah kendaraan bermotor yang menghasilkan kebisingan, juga tidak
mudah diterapkan, sebab hal ini sangat berkaitan dengan usaha meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil atau data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencemaran dapat diartikan sebagai keberadaan suatu substansi dalam
lingkungan yang disebabkan komposisi kimianya atau kuantitas kerusakan
proses fungsi-fungsi alam dan hasil lingkungan yang tidak diinginkan yang
berdampak pada kesehatan.
2. Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh
bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di
sekitarnya.
3. Keriuhan seperti proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu
dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan
pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu merupakan salah
satu penyebab pencemaran suara.
4. Pencemaran suara mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra
dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain,
mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
Menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
5. Cara peneanggulangan pencemaran suara adalah dengan melakukan sistem 3
in 1 untuk kendaraan roda empat yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi
dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan
desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.eprints.undip.ac.id
Fetty. Pencemara suara.http://aboutfetty.blogspot.com/2010/02/pencemaran-
suara.html. 2012. Diakses pada tanggal 4 juni 2015
Hikmat. Penyebab pencemaran suara . http://hikmat.web.id/biologi-klas-
x/penyebab-pencemaran-suara/. 2014. Diakses pada tanggal 4 juni 2015
Mada.Tingkat Kebisingan. http://madatrueblues.blogspot.com/. 2013. Diakses
pada tanggal 4 juni 2015
Yunirustiani.PencemaranSuara.http://yunirustiani20.wordpress.com/2012/07/03/p
encemaran-suara-3/. 2012. Diakses pada tanggal 2015

More Related Content

What's hot

MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAZona Bebas
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Yudistira Ydstr
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganRicky Ramadhan
 
Laporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanLaporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanDayana Florencia
 
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas Muhammad Ridlo
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAZona Bebas
 
Konsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkunganKonsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkunganAulia Nofrianti
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asamsubnis
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptGoogle
 
makalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkunganmakalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkungandelloasayr
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
 
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPTManusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPTErsa Nabela
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
 

What's hot (20)

Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
 
polusi suara
polusi suarapolusi suara
polusi suara
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkungan
 
Laporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanLaporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewan
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
 
Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
 
Konsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkunganKonsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkungan
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asam
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
 
makalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkunganmakalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkungan
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
 
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPTManusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 

Viewers also liked

Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...Lara Sari
 
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMAPolusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMAVaNz X-oNe
 
Cara mengatasi pencemaran udara
Cara mengatasi pencemaran udaraCara mengatasi pencemaran udara
Cara mengatasi pencemaran udaraAhmed Septiyanto
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaGoogle
 
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelRidho Pasopati
 
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )Zayyin Nihayah
 
Kata pengantar (plh)
Kata pengantar (plh)Kata pengantar (plh)
Kata pengantar (plh)Hartati Ratno
 
5.instalasi peralatan sound sistem
5.instalasi peralatan sound sistem5.instalasi peralatan sound sistem
5.instalasi peralatan sound sistemEko Supriyadi
 
Presentasi plkj Pencemaran Suara
Presentasi plkj Pencemaran SuaraPresentasi plkj Pencemaran Suara
Presentasi plkj Pencemaran Suaracanisius75
 
Pencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medtekPencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medteknurlaelahjamil
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni Google
 
Plh 11 pencemaran tanah dan penyebabnya
Plh 11   pencemaran tanah dan penyebabnyaPlh 11   pencemaran tanah dan penyebabnya
Plh 11 pencemaran tanah dan penyebabnyaNisa 'Icha' El
 
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...Wienda Hapsari
 
Silabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem EkskresiSilabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem EkskresiGoogle
 
Akibat & upaya mengatasi pencemaran
Akibat & upaya mengatasi pencemaranAkibat & upaya mengatasi pencemaran
Akibat & upaya mengatasi pencemaranSulthan Isa
 

Viewers also liked (20)

Kliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suaraKliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suara
 
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
 
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMAPolusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMA
 
PENCEMARAN
PENCEMARANPENCEMARAN
PENCEMARAN
 
Cara mengatasi pencemaran udara
Cara mengatasi pencemaran udaraCara mengatasi pencemaran udara
Cara mengatasi pencemaran udara
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
 
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralel
 
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
 
Polusi suara XI
Polusi suara XIPolusi suara XI
Polusi suara XI
 
Kata pengantar (plh)
Kata pengantar (plh)Kata pengantar (plh)
Kata pengantar (plh)
 
5.instalasi peralatan sound sistem
5.instalasi peralatan sound sistem5.instalasi peralatan sound sistem
5.instalasi peralatan sound sistem
 
Presentasi plkj Pencemaran Suara
Presentasi plkj Pencemaran SuaraPresentasi plkj Pencemaran Suara
Presentasi plkj Pencemaran Suara
 
Pencemaran Suara
Pencemaran SuaraPencemaran Suara
Pencemaran Suara
 
Pencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medtekPencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medtek
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni
 
03 silabus ktsp
03 silabus ktsp03 silabus ktsp
03 silabus ktsp
 
Plh 11 pencemaran tanah dan penyebabnya
Plh 11   pencemaran tanah dan penyebabnyaPlh 11   pencemaran tanah dan penyebabnya
Plh 11 pencemaran tanah dan penyebabnya
 
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
Buku pegangan guru ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogsp...
 
Silabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem EkskresiSilabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem Ekskresi
 
Akibat & upaya mengatasi pencemaran
Akibat & upaya mengatasi pencemaranAkibat & upaya mengatasi pencemaran
Akibat & upaya mengatasi pencemaran
 

Similar to Tugas kelompok pencemaran suara.

Similar to Tugas kelompok pencemaran suara. (20)

Bising noising
Bising noisingBising noising
Bising noising
 
Kb3 bioakustik
Kb3 bioakustikKb3 bioakustik
Kb3 bioakustik
 
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmetApa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
 
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem SonarMateri tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptx
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptxBunyi dan pemantulan bunyi.pptx
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptx
 
KLP IBD.pptx
KLP IBD.pptxKLP IBD.pptx
KLP IBD.pptx
 
Usikan atau getaran
Usikan atau getaranUsikan atau getaran
Usikan atau getaran
 
Soal uraian akustik
Soal uraian akustikSoal uraian akustik
Soal uraian akustik
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Nurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang BunyiNurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang Bunyi
 
Bunyi ppt
Bunyi pptBunyi ppt
Bunyi ppt
 
Geo pencemaran suara
Geo pencemaran suaraGeo pencemaran suara
Geo pencemaran suara
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Kebisingan,,
Kebisingan,,Kebisingan,,
Kebisingan,,
 
01 kelompok aslam 8 b JOMBANG 2015 MTSN DENANYAR
01 kelompok aslam 8 b  JOMBANG 2015 MTSN DENANYAR01 kelompok aslam 8 b  JOMBANG 2015 MTSN DENANYAR
01 kelompok aslam 8 b JOMBANG 2015 MTSN DENANYAR
 
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaKebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 

More from Google

Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifGoogle
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013Google
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKAGoogle
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMGoogle
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanGoogle
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataGoogle
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiGoogle
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.Google
 

More from Google (20)

Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatif
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di Ragunan
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresi
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 

Tugas kelompok pencemaran suara.

  • 1. 1 Tugas Kelompok OBSERVASI PENCEMARAN SUARA (Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan) Dosen : Aghnesna Rahmatika Kesuma, S.Pd Disusun Oleh : 1. Darwisah (1211060200) 2. Dewi Setiawati (1211060082) 3. Fitri Mulyana (1211060062) 4. Irawansyah (1211060179) 5. Lailatus Sofa (1211060046) 6. M. Dwi Kurniawan H (1211060193) 7. Wiwit Nurhasanah (1211060033) Kelas Biologi B /6 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2015
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb yang menguasai perbendaharaan di alam semesta ini dan mengaruniakan kepada setiap makhluk yang ia kehendaki. Dan atas Rahmat-Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas makalah hasil observasi tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada segenap keluarga, para sahabat, serta umat beliau hingga akhir zaman. Amin Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan isi. Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, khusnya bagi penulis dan juga bagi pembaca. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Bandar Lampung, 05 Juni 2015 Penulis
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya populasi manusia dan seiring dengan kemajuan zaman tingkat kebisingan atau hirup-pikuk dalam lingkungan meningkat misalnya dapat kita rasakan ketika kita berada di jalan, kita mendengar keriuhan lain proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Pencemaran suara yang terjadi di lingkungan sangat berdampak pada kehidupan salah satunya berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Dan sekitar 16,8% dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Dan jumlah ini terus meningkat seiring perubahan gaya hidup yang semakin modern. Dengan melihat dan merasakan dampak dalam kehidupan sehari-hari tentang dampak pencemaran suara seharusnya diambil langkah-langkah yang tepat untuk menanggulangi dan menanggulangi pencemaran tersebut. Dengan makalah ini, kami berusaha untuk mencari kajian-kajian materi tentang penemaran udara dan suara, untuk dibahas dan dipresentasikan dengan sebaik mungkin agar menjadi bahasan yang bermanfaat, baik bagi kelompok kami maupun pembaca. 1.2 Tujuan Penelitian Dalam laporan penelitian ini, tujuan yang ingin diperoleh sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi dari polusi suara. 2. Mengetahui sebab-sebab terjadinya polusi suara. 3. Mengetahui dampak dari polusi suara. 4. Mengetahui cara penanggulangan dampak polusi suara. 5. Mengetahui karakteristik tempat terjadinya polusi suara.
  • 4. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suara Suara bisa didefinisikan sebagai gelombang yang bergerak di udara atau media elastis (stimulus) atau sesuatu yang merangsang mekanisme pendengaran kemudian menghasilkan persepsi suara. Ada berbagai macam suara yang dapat kita dengar di sekitar kita seperti musik, suara percakapan, noise, dan lain-lain. Suara dapat didengar karena adanya medium yaitu udara, partikel udara berpindah dari kedudukan semula, karena adanya gaya elastis udara maka partikel udara tersebut kembali lagi ke kedudukan semula. Partikel udara yang bergerak ini menggerakkan partikel yang berada disebelahnya kemudian partikel yang berada di sebelah tadi menggerakkan yang disebelahnya lagi dan seterusnya. Suara dapat dirambatkan melalui medium gas, cair, dan padat seperti udara, air, baja, beton dan sebagainya. Kecepatan perambatan suara melalui benda padat lebih besar dari pada melalui udara, misalkan kita berada di pinggir jalan kereta api, kita bisa mendengar suara injakan ban kereta api dengan rail melalui rel yang berada dekat kita walaupun kereta api masih jauh dan mungkin belum terlihat oleh kita. Tanpa medium kita tidak bisa mendengar suara, luar angkasa merupakan contoh ruang yang vakum dan tak ada suara yang dapat dirambatkan. a. Noise Menurut Mc-Graw Hill Dictionary of Scientific and Technical Terms (Parker, 1994), noise adalah sound which is unwanted (bunyi yang tidak dikehendaki). Sesungguhnya, gangguan yang ditimbulkan noise tidak harus berupa bunyi yang keras. Bagi mereka yang sedajng sakit gigi dan snagat membutuhkan istirahat, bahkan bunyi tetesan air pun dapat menjadi gangguan. Noise senantiasa dihubungkan dengan ketidaknyamanan yang diakibatkan olehnya. Belum banyak orang yang menyadari bahwa munculnya noise juga dapat mengakibatkan penurunan kesehatan.
  • 5. 5 Sebagai contoh, orang yang sulit beristirahat karena di sekitar rumahnya selalau ramai dengan bunyi yang tidak dikehendaki, lambat laun dapat menurun tingkat kesehatannya. Selanjutnya, masalah psikologi pun dapat muncul akibat dari istirahat yang kurang mencukupi, seperi cepat lelah dan mudah marah (Nilson, 1991). Noise yang berasal dari bunyi yang keras bahklan dapat secara langsung menurunkan kemampuan organ pendengarabn, meskipun hal itu secara bertahap. Noise bersifat subjektif, sehingga batasan noise bagi orang yang satu bisa saja berbeda dengan batasan noise bagi orang yang lain. Subjektivitas noise bergantung pada: 1. Lingkungan dan Keadaan Jangankan bunyi yang keras, bunyi yang cukup pelan pun dapat mengganggu mereka yang sedang sakit, istirahat, atau harus memusatkan pikiran untuk menghadapi tugas. Sementar itu, bagi ortang yang sedang sehat, bunyi dengan tingkat kekerasan yang sama mungkin tidak menimbulkan gangguan yang berarti. Toleransi manusia terhadap noise juga berbeda bergantung pada lokasi dan kegiatannya. Sebagaimana contoh, meski sama – sama membaca, seseortang yang sedang berada di bengkel kendaraan bermotor masih bisa memusatkan perhatiannya meski berada di tempat yang bising. Namun, tidak demikian halnya ketika dia berpindah ke ruang baca perpustakaan, tingkat kebisingan yang sama tentu dirasakannya sangat mengganggu. 2. Sosial budaya Setiap orang memiliki gaya hidup tersendiri. Belum lagi lingkungan budaya asalnya pun berbeda-beda. Hal-hal tersebut akan menyebabkan masing-masing orang memiliki toleransi berbeda terthadap noise. Misalnya, mereka yang dilahirkan dari keluarga yang berbudeaya halus tutur katanya, mungkin akan merasa kurang nyaman bila bercakap-cakap dengan mereka yang diahirkan dari keliuarga yang biasa berbnicarta keras. Gaya bicara individu pada kelompok kedua bisa dianggap noise bagi kelompok pertama.
  • 6. 6 3. Kegemaran atau hobi Kegemaran sekelompok orang akan jenis musik tertentu dapat menjadi noise bagi kelompok leinnya yang kebetulan amat tidak menyukai jenis musik tersebut. Contoh lain, mereka yang memiliki hobi otomotif dan senang mengutak-atik serta mencoba mesin kendaraan, tidak akan merasa terganggu dengan bunyi raungan mesin dibandingkan orang lain yang tidak mengenal hobi tersebut. Dalam noise dikenal istilah beckgrond noise (noise latar belakang), noise, dan ambient noise. Background noise adalah bunyi di sekitar kita yang muncul secara tetapa dan stabil pada tingkat tertentu. Background noise yang nyaman berada pada tingkat kekerasan tidak melebihi 40 dB. Yang termasuk dalam kategori noise adalah bunyi yang muncul secara tidak tetap atau seketika dengan tingkat kekerasan melebihi background noise pada daerah tersebut. Sementara noise ambien adalah tingkat kebisingan di sekitar kita, yang merupakan gabungan antara background noise dan noise. Selain ditentukan oleh tingkat kebisingan (dB), tingkat gangguan background noise juga ditentukan oleh frekuensi bunyi yang muncul. Hal ini menunjukkan bahwa telinga manusia lebih nyaman (tidak merasa nyeri atau sakit) mendengar bunyi berfrekuensi rendah ketimbang mendengar bunyi berfrekuensi tinggi. Spektrum bunyi yang dikeluarkan oleh objek yang menghasilkan background noise, untuk mencegah munculnya ketidaknyamanan. Sebagai contoh, jika sebuah ruang idelanyua memiliki NC 30, maka bunyi multifrekuensi yang terdiri dari frekuensi 63 Hz-memiliki SPL tertinggi pada 50 dB, frekuensi 125 Hz-SPL 42 dB, frekuensi 250 Hz SPL 35 dB, dan seterusnya. NC 30 masih dapat terjadi ketika pada frekuensi 63 Hz SPL 53 dB dan pada frekuensi 250 Hz SPL 38dB, asal setidaknya pada dua frekuensi yang lain nilai SPLnya 3dB lebih rendah dari yang tergambar. Kebisingan dapat dikateorikan menjadi dua, yaitu: kebisingan tunggal dan kebisingan majemuk. Kebisingan tunggal dihasilkan oleh sumber bunyi berbentuk
  • 7. 7 titik dan kebisingan majemuk dihasilkan oleh sumber berbentuk garis. Tingkat gangguan kebisingan dapat diukur menggunakan skala berdasarkan apa yang dirasakan manusia, seperti: merasakan adanya kebisingan, merasa terusik, merasa terganggu, samapai merasa sangat terganggu atau tidak tahan. b. Mengukur Kebisingan Seperti yang kita ketahui bahwa untuk mengukur tingkat kekerasan bunyi, digunakan alat bernama pengukur tingkat bunyi (Sound Level Meter), maka untuk mengukur tingkat kebisingan pada suatu area juga digunkaan alat yang sama. Untuk mengetahui secara jelas pola kebisingan pada suatu area yang berdekatan dengan objek yang menghasilkan kebisingan, pengukuran dengan SLM tidak dapat sekedar dilakuakan sesaat dalam waktu tertentu. Idealnya pengukuran dilakuakan selama beberapa saat dalam suatu periode ternetu. Cara ini penting untuk mendapatkan gambaran pasti terhadap pola kebisingan sesungguhnya, terutama kebisingan yang muncul secara fluktuatif, seperti kebisingan di jalan raya akibat lalu lalangnya kendaraan bermotor. Pengukuarn kebisingan di jalan raya idealnya dilakuakan 24 jam selama beberapa hari, dibedakan antara hariu kerja dan hari libur (weekdays dan weekend) serta antara jam sibuk (peak hour) dan jam tidak sibuk. Pengukuran yang dilakukan sedikitnya tiga minggu berturut-turut akan menunjukkan pola yang lebih pasti terhdap hari yang berbeda (setiap hari yang berbeda diukur selama tiga kali). Namun, apabila karena keterbatasan peralatan, pengukuran selama 24 jam tidak dapat dilakuakan secara terus menerus selama tigas minggu, maka pengukuran dapat dilakukan selama 18 jam per hari. Lama pengukuran ini akan memungkinakan alat untuk beristirahat. Pengukuran selama 18 jam per hari dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa pada setiap area, umumnya terdapat enam jam tenang dalam satu harinya. Pada saat itu, hanya kebisingan latar belakang saja yang ada. Keadaan ini umumnya terjadi pada malam hari.
  • 8. 8 Meskipun demikian, setiap daerah memiliki enam jam tenang pada waktu-waktu yang berbeda. Sebagai contoh, di lingkungan perumahan, enam jam tenang berawal pada pukul 23.00 dan berakhir pukul 05.00, sementara pada daerah yang berdekatan dengan pasar sayur mayur, enam jam tenang adalah dari pukul 18.00 hinghga 24.00. c. Pengukuran Tingkat Kebisingan dengan Angka Petunjuk Pengukuran memakai angka penunjuk (indeks) dengan Sound Level Meter (SLM) yang dipasang pada posisi angka penunjuk dapat memudahkan pengguna dalam memahami pola kebisingan pada area tersebut. Meskipun SLM dipasang cukup lama untuk terus mencatat tingkat kebisingan yang muncul secara fluktuatif, bila dipasang dengan sistem angka penunjuk, maka hanya akan memunculkan hasil angka tunggal pada SLM pada akhir pengukuran. Tanpa sistem angka penunjuk, pada pengukuran selama 18 jam misalnya, akan muncul beribu0ribu angka. Data ini tentu menyulitkan orang awam untuk memahaminya, seingga pemakaian angka penunjuk lebih disukai. Di negara maju, bakuan yang ditetapkan umumnya menggunakan sistem angka penunjuk dari hasil pengukuran selama beberapa saat, bukan sesaat. Sistem angka penunjuk dilambangkan dengan Lx, dimana L menunjukkan tingkat kebisingan yang tercatat dan x menunjukkan karakteristik pengukuran. Sebelum kita mempelajari lebih jauh pengukuran dengan sistem angka petunjuk ini, perlu kiranya kita pahami beberapa istlah berikut: 1. Kebisingan Ambien: total kebisingan yang terjadi pada suatu area, yakni hasil kompilasi kebisingan yang sumbernya dekat maupun jauh. 2. Kebisingan atar belakang (bisa disebut juga noise latar belakang): tingkat kebisingan pada suatu area, tanpa adanya sumber noise yang muncul secara menonjol. Kebisingan latar belakang yang dapat diterima tanpa menimbulkan gangguan berarti umumnya berada pada tingkat maksimum 40 dB
  • 9. 9 3. Kebisingan tetap: tingkat kebisngan berfluktuasi 6 dB dalam kondisi SLM yang dipasang slow response. Rata-rata pengukurannya dapat terbaca pada SLM yang dipasang pada posisi slow response setelah pengukuran selama 10 detik. d. Sumber Kebisingan Potensial Kebisingan yang terjadi di sekitar kita dapat beasal dari bebagai sumber. Sumber ini dibedakan menjadi sumber yang diam dan sumber yang bergerak. Contoh dari sumber yang diam adalah industri/pabrik dan mesin-mesin konstruksi. Sedangkan contoh dari sumber yang bergerak misalnya kendaraan bermotor, kereta api, dan pesawat terbang. 1) Kebisingan Industri/Pabrik Industri modern yang telah menggunakan peralatanperalatan bermesin merupakan sumber kebisingan diam yang sangat potesial. Kebisingan yang dihasilkan oleh mesin-mesin di dalam pabrik juga dapat merambat ke luar bangunan pabrik, sehingga selain dirasakan secara langsung oleh pekerja pabrik, kebisingan itu juga dirasaan oleh amsayarakat yang tinggal di seitar pabrik. Mesin-mesin pabrik umumnya menghasilkan bunyi berfrekuensi rendah, sehingga selain menghasilkan bunyi bising, mesin-mesin tersebut juga menghasilkan getaran. Oleh karena itu, idelanya bangunan pabrik dirancang sebagai bangunan yang mampu meredam getaran agar tidak merambat ke luar, sehingga bangunan di sekitar pabrik cukup dideain untuk menahan kebisingan saja. Sementara itu, para pekerja pabrik selalu berdekatan dengan mesinmesin berbunyi keras, sebaknya menggunakan ear protection saat bekerja. 2) Kebisingan Kereta Api Kebisingan dari kereta api juga memiliki wujud ganda berupa bunyi dan getaran akibat adanya gesekan roda kereta api dari bahan keras dengan rel kereta api yang juga terbuat dari bahan keras. Kebisingan yang muncul datang dari
  • 10. 10 emsin kereta pai, klakson, dan gesekan antara roda dan rel yang seringkali menghasilkan bunyi berdesit. Kebisingan dari kereta api dirsakan oleh mereka yang berada dalam stasiun kereta api dan banunan yang dibangun di sekitar jalur kereta api. Oleh karen itu, idelanya, bangunan di sepanjang jalur kereta api didesain dengan redaman yang baik untuk mengurangi masuknya getaran ke dalam ruangan. 3) Kebisingan Pesawat Terbang Bunyi-bunyi yang muncul pada pesawat terbang memiliki bobot yang berbeda dengan bunyi mesin-mesin lain yaitu pada boot D, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Kebsiingan yang terjadi dari pesawat terbang umumnya diderita oleh bangunan yang berlokasi dekat dengan pelabunhan udara dan beberapa ratsu meter dari pelabuhan udara tersebut (ketika peswat tinggal landas dan mendarat, serta saat pesawat terbang pada ketinggina yang rendah). Ketika pesawat telah mencapai posisinya pada ketinggian tertentu, maka kebisingan yang dihasilkan sepanjang jalur perjalanannya tidak akan mengganggu bangunan di bawhanya karena jaraaknya snagat jauh. Redaman kebisingan melalui dinding dan atap bangunan yang dibuat sedemikian rupa dapat mengurangi kebisingan pesawat saat tinggal landas, mendarat, dan terbang rendah. 4) Kebisingan Jalan Raya Kebisingan jalan raya disebabkan oleh pemakaina kendaraan bertor, baik yang beroda dua, yang broda empat, maupun yang beroda lebih dari empat. Dengan begitu banyaknya sumber kebisingan di atas permukaan jalan raya, maka jalan raya pun ditetapkan sebagai sumber kebisingan utama dewasa ini. Setiap jenis kendaraan bermotor memiliki frkeuensi terntentu. Menurut White dan Walker (1982) kendaraan bermotor umunya memiliki tingkat kebisingan maksimum pada frekuensi antara 100 Hz sampai 7000 Hz. Sumebr kebisingan kendaraan bermotor berasal dari emsin, transmisi rem, kalkson, knalpot, dan
  • 11. 11 gesekan ban dengan jalan (White dan Walker 1982). Karena gesekan yang terjdi antara ban dengan jalan adalah gesekan antara benda lunak dan keras, dan berat kendaraan pada umunya jauh di bawah berat kereta api dan peswat terbang, maka kebsiingan dari jalan umunya berupa bunyi an hanya sedikit yang berupa bunyi dan getaran. Oleh karena itu, idelanya, bangunan di tepi jalan cukup didesain untuk meredam masuknya bunyi ke dalam bangunan. a. Kebisingan dari Kendaraan Bermotor Menurut sistem pengoperasiannya, kendaraan dibedakan menjadi kendaraan bermotor beroda dua, empat, dan lebih dari empat. Kendaraan beroda empat dan lebih dari empat, masih dapat dikategorikan sebagai kendaraan komersial berat, komersial ringan, angkutan umum, mobil dengan kapasitas atau cc (sentimeter kubik, volume ruang bakar dalam mesin kendaraan) kecil, kapasitas besar dan mobil mewah (White dan Walker, 1982). Pada kelompok kendaraan kendaraan tidak bermotor, kita membedakannya menjadi yang beroda dua, seperti sepeda dan yang beroda lebih dari dua, seperti becak, dokar, sado dan sejenisnya. Kendaraan tidak bermotor dapat dipastikan tidak menghasilkan kebisingan secara langsung, namun sangat mungkin bahwa, penggunaan kendaraan tidak bermotor yang cenderung berjalan lebih lambat dapat meningkatkan kebisingan secara tidak langsung. b. Faktor Penentu Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Karakteristik kebisingan suatu jalan berbeda dengan karakteristik kebisingan di jalan yang lain. Perbedaan ini terjaid karena tingkat kebisingan di jalan raya ditentukan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama adalah kendaraan bermotor yang melewatinya, meliputi: jumlah kendaraan total per jam, rasio dari jenis-jenis kendaraan bermotor yang melewati, dan kecepatan rata-rata kendaraan. Fakor kedua adalah karakteristik jalan, yaitu kelas jalan (yang umumnya meliputi lebar da panjang jalan), jumlah jalur (kapasitas), serta kualitas permukaan jalan), kemiringan jalan, penataan arus lalu lintas jalan dimaksud (misalnya jalan searah
  • 12. 12 dengan tanpa jalur lambat, jalan dua arah dengan tanpa jalur lambat, berdekatan dengan zebra-cross, berdekatan traffic-light, dan sebagainya). Faktor ketiga adalah kondisi-kondisi lain di sekitar jalan, seperti bangunan di sisi jalan dan kesibukan informal di sepanjang tepi jalan, misalnya pedagang kaki lima, tempat parkir, dan sebagainya. c. Karakteristik Kebisingan dari Kendaraan Bermotor Dengan metode sound wighting, karakteristik kebisingan bermotor masuk dalam bobot A, sehingga ketika mendata tingkat kebisingan di jalan raya menggunakan Sound Level Meter (SLM) maka alat tersebut di setting pada bobot A. hasil yang termuat dibaca sebagai dBA. Oleh karena kebisingan yang terjadi di jalan raya umumnya muncul dalam rentang waktu tertentu, misalnya dari pukul 06.00 sampai dengan 24.00, maka pengukuran tingkat kebisingan suatu jalan perlu dilakukan selama periode sibuk tersebut. Guna menyajikan hasil akhir yang lebih mudah dipahami dari hasil pengukuran tingkat kebisingan di jalan yang umumnya sangat fluktuatif, disarankan penggunaan metode pendataan dengan metode penunjuk atau indekz ekuivalen (Leq). Melalui penunjuk ekuivalen, tingkat kebisingan yang muncul terdata semua, namun penyajian akhirnya cukup terdiri satu angka yang mudah dipahami. Penentuan batas penunjuk kebisingan lalu lintas yang dapat diterima masyarakat ternyata setara dengan tingkat polusi kebisingan, yaitu 74 dB. 2.2 Pencemaran Suara Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan tidak tentramannya makhluk hidup di sekitar sumber suara. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB). Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul molekul udara di sekitarnya, sehingga molekul molekul udara tersebut ikut bergetar. Getaran
  • 13. 13 sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola rambatan longitudinal. (Mada, 2013). Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tempat-tempat yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi ialah tempat- tempat yang banyak terjadi aktivitas manusia, seperti: 1. Tempat umum yang ramai 2. Banyak dikunjungi orang 3. Aktivitas manusia yang beragam 4. Dekat dengan pabrik atau bandara penerbangan Standar Pemaparan Kebisingan atau Polusi Suara yang Disarankan Pendengaran akan terganggu apabila tenaga kerja terpapar terus menerus terhadap bising diatas 70 dB, dibanding dengan pemaparan secara intermitten yang kurang berbahaya. Oleh karena itu, Nilai Ambang Batas pendengaran manusia adalah 70 dBA selama 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Berikut ini adalah pedoman pemaparan terhadap kebisingan (nilai ambang kebisingan) berdasarkan lampiran II Kepmenaker :No.Kep 51/Men/1999 Waktu Pemaparan perhari dBA 8 jam 70 dBA 4 jam 88 dBA 2 jam 104 dBA 1 jam 120 dBA
  • 14. 14 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tempat dan Waktu pelaksaanan Observasi Observasi pencemaran suara dilakukan dijalan Soekarno ( Baypass) depan hotel Nusantara. Pada hari minggu tanggal 31 Mei 2015. 3.2 Metedologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian polusi suara adalah dengan metode observasi langsung ke wilayah yang ingin di teliti yaitu dijalan Soekarno (Baypass) depan hotel Nusantara. Tujuan dari metode observasi adalah untuk mengamati langsung lokasi-lokasi yang menjadi tempat kebisingan atau polusi suara dan menganalisis tingkat kebisingannya. Selain dengan metode observasi, penyusunan laporan ini juga menggunakan metode studi pustaka karena mencari materi-materi yang berkaitan dengan polusi suara di berbagai referensi baik dari buku maupun internet. Tujuan dari metode studi pustaka adalah untuk membandingkan hasil pengamatan secara langsung dengan teori yang ada. 3.3 Pembahasan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dijalan raya Baypass depan hotel Nusantara. Dapat disimpulkan pada jalan raya tersebut termasuk kedalam kategori tempat pencemaran suara sebab jalan tersebut merupakan jalur lintas yang sering dilalui truk-truk besar serta bus-bus pariwisata yang mampu menghasilkan kebisingan yang cukup tinggi. Menurut penelitian kebisingan yang cukup tinggi berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran. Menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah AS yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan
  • 15. 15 kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek suara bising pada manusia. Penelitian menemukan jika setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir. Sebuah penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang. Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah. Polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini (Hikmat, 2014). Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan-gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh
  • 16. 16 makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 70 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun. Adapun cara penanggulangan pencemaran suara di jalanan antara lain; dengan cara mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor. Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara. Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor. Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar (Fetty, 2010). Dari pabrik atau lembaga-lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap produknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir. Cara lain yang dapat dilakukan diantaranya:
  • 17. 17 a. Kelompokkan ruangan dengan potensi keramaian agar tidak mengganggu ruangan yang membutuhkan ketenangan. b. Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan (terutama jalan). c. Gunakan material yang padat, tebal, dan masif untuk menyerap suara (parket, busa dilapis dengan kain, gipsum). d. Buat ruangan dengan pembatas ganda (dinding, langit2, dan lantai ganda). e. Kurangi penempatan bukaan pada daerah muka bangunan yang berhadapan dengan jalan yang ramai. f. Buat permukaan yang tidak rata untuk menyebarkan suara. g. Buat pagar atau pembatas jalan yang dapat menyerap atau mencegah noise masuk ke dalam bangunan (pagar tembok masif, pagar bukit dan tanaman). Sampai saat ini, mengatasi kebisingan dengan jalan membatasi atau meniadakan sumber kebisingan belum dapat diterapkan. Sebagai contoh, aturan ketat yang membatasi dan menerapkan sanksi kepada mereka yang menghasilkan kebisingan melebihi bakuan belum diterapkan di Indonesia. Di sisi lain, membatasi jumlah kendaraan bermotor yang menghasilkan kebisingan, juga tidak mudah diterapkan, sebab hal ini sangat berkaitan dengan usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
  • 18. 18 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil atau data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa: 1. Pencemaran dapat diartikan sebagai keberadaan suatu substansi dalam lingkungan yang disebabkan komposisi kimianya atau kuantitas kerusakan proses fungsi-fungsi alam dan hasil lingkungan yang tidak diinginkan yang berdampak pada kesehatan. 2. Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. 3. Keriuhan seperti proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu merupakan salah satu penyebab pencemaran suara. 4. Pencemaran suara mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain, mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. Menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. 5. Cara peneanggulangan pencemaran suara adalah dengan melakukan sistem 3 in 1 untuk kendaraan roda empat yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA http://www.eprints.undip.ac.id Fetty. Pencemara suara.http://aboutfetty.blogspot.com/2010/02/pencemaran- suara.html. 2012. Diakses pada tanggal 4 juni 2015 Hikmat. Penyebab pencemaran suara . http://hikmat.web.id/biologi-klas- x/penyebab-pencemaran-suara/. 2014. Diakses pada tanggal 4 juni 2015 Mada.Tingkat Kebisingan. http://madatrueblues.blogspot.com/. 2013. Diakses pada tanggal 4 juni 2015 Yunirustiani.PencemaranSuara.http://yunirustiani20.wordpress.com/2012/07/03/p encemaran-suara-3/. 2012. Diakses pada tanggal 2015