SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
II. PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Destilasi (Destilation)
1. Tinjauan Pustaka
Cara destilasi merupakan cara yang efektif dignakan untuk
mnghasilkan air bersih yang bebas dari kuman, bakteri, dan kotoran yang
berupa padatan kecil. Pada proses destilasi, yang daimbil hanya air
kondensatnya, kuman dan bakteri akan mati oleh proses pemanasan, dan
kotoran akan mengendap di dasar basin (Catrawerdama, 2008).
Untuk mengetahui kandungan protein dari suatu bahan ataupun pakan,
maka perlu proses dekstruksi dan destilasi. Dekstruksi berfungsi pemecahan
protein dalam senyawa organik, senyawa organil dicernakan dengan asam
sulfat pekat dimana nitrogen akan terkonversi menjadi amonium sulfat.
Dalam reaksi alkali, amoniak dibebaskan melalui destilasi uap. Sedangkan
fungsi destilasi adalah untuk mengetahui berapa nitrogen yang terlepas dari
hasil destruksi, lalu kelebihan nitrogen dititrasi dengan asam Chlorida 0,1 N.
Proses destruksi dalam penentuandan destilasi dalam penentuan kadar
protein suatu bahan merupakan salah satu faktor kritis (Yulianingsih, 2007).
Distilasi adalah proses pemindahan, yaitu memisahkan komponen komponen di dalam suatu campuran, membuat suatu kenyataan bahwa
beberapa komponen lebih cepat menguap daripada yang lain. Apalagi uap
terbentuk dari suatu campuran, uap ini mengandung komponen asli
campuran, akan tetapi dalam proporsi yang ditentukan oleh daya menguap
komponen tersebut. Uap mengandung komponen tertentu yang lebih banyak
yaitu yang mudah menguap, sehingga terjadi pemisahan. Pada destilasi
berfraksi, uap dimampatkan dan kemudaian diuapkan kembali sehingga
pemisahan lebih lanjut terjadi. Adalah sukar dan kadang – kadang tidak
mungkin untuk mendapatkan komponen yang murni dengan cara ini, akan
tetapi derajat pemisahan dapat dengan mudah dicapai apabila penguapan
terjadi sangat berbeda. Apabila diinginkan kemurniaan yang tinggi, distilasi
yang berturut – turut dapat dilakukan. Kegunaan utama destilasi di dalam
industri pangan adalah untuk mengentalkan minyak atsiri, bahan penyegar
beralkohol dan aroma (Earle, 1969).
Konsep destilasi bertingkat yang menyatakan bahwa destilat yang
menyatakan bahwa destilat yang belum murni jika didestilasi lagi akan
menghasilkan destilat baru yang lebih murni. Alkohol destilasi satu kali
mempunyai titik didih lebih tinggi daripada alkohol destilasi dua kali. Hal
ini mungkin disebabkan oleh masih banyaknya air dalam alkohol destilasi
satu kali sehingga ikatan hidrogen air-air dan air-alkohol merupakan faktor
yang menyebabkan lebih tingginya titik didih (Salim, 2008).
Minyak citric essensial merupakan salah satu dari minyak essensial
yang terpenting, seperti minyak yang diekstrak dari lemon merupakan unsur
flavor penting, biasanya diperoleh dari proses destilasi. Beberapa proses
harus dalam dua langkah, langkah kedua disebut desterpinasi. Dalam proses
ini, terpenes dipindahkan sehingga minyak menjadi lebih cair di dalam air.
Komponen ini juga dapat dimanfaatkan sebagai unsur flavoring minuman
berkarbonasi yang tidak berakohol (Gamarra, dkk., 2006).
Alat /mesin destilasi adalah alat yang diperlukan untuk mengekstraksi
suatu zat cair/padat yang terdiri atas dua atau leih campuran zat, berdasarkan
titik uapnya.Untuk mendestilasi suatu zat dalam destilasi secara basah
digunakan suatu panas yang diperoleh dari

uap air panas.Dalam destilasi

berdasarkan sumber panas yang digunakan destilasi ada tiga macam, yaitu 1)
destilasi panas, 2) destilasi dengan campuran uap panas, dan 3) destilasi
dengan air. Prinsipnya alat destilasi bash terdiri dari empat, yaitu 1) bagian
penghasil panas, 2) bagian dimana terjadi penampungan kondesat 3) bagian
pengembun, dan 4) bagian yang disuling dari kompenen zat yang lain pada
dasarnya alat destilasi kering adalah sama dengan alat destilasi basah
perbedaanya hanaya terletak pada alat ketel destilasi, sedangkan alat yang
lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang
didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas
atau asap panas. Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah
dapur yang berada di luar ketel yang kemudian dengan pipa dimasukkan
dalam ketel destilasi. Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar
dalam ketel penyuling tersebut.Uap bahan yang terjadi kemudian dialirkan
ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi.Kondesat yang terjadi
ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat
pemisah (Darsam dan Afandi, 2000).
Cara lain yang mirip untuk memisahkan bagianAs inorganik adalah
cara yang digunakan Lunde sejak tahun 1973. Prosedur yang dia lakukan
berdasarkan cara destilasi konvensional dari As organik menjadi AsCl3
dalam 6,6 mol HCl/L, dimana dipisahkan oleh aktivasi neutron dan
pemamcaran X-ray. Pekerja lain sudah mengoptimalisasi teknik destilasi
untuk memisahkan As inorganik dengan metode lain (Oygard, dkk., 1999).
Prosedur penelitian diawali dengan menimbang bunga kenanga sesuai
dengan variabel kemudian memasukkan kenanga yang telah ditimbang
tersebut pada alat distilasi kemudai ditutup rapat.Selanjutnya mengisi ketel
uap dengan air kemudain menutup valve pengisian air. Lalu menyalakan
kompir untuk proses pemanasan ketel uap kemudain membuka valve.
Menunggu sampai tetes pertama keluar dari kondensor selanjutnya
menghitung waktu distilasi mulai tetes pertama keluar dari kondensor.Lalu
menampung destilat dalam corong pemisah untuk segera dipisahkan lalu
masukka hasilnya ke dalam tabung. Kemudian menghentikan proses sesuai
dengan waktu pengamatan yang ditentukan dan menambahkan Na2SO4
anhydrous ke dalam tabung reaksi yang berisi minyak untuk menghilangkan
kadar airnya. Lalu mendiamkan minyak yang berada dalam tabung reaksi
sampai jernih (Na2SO4 mengendap) lalu menuangkan minyak ke dalam
tabung reaksi yang lain sehingga minyak terpisah dari Na2SO4 dan air. Dan
pada tahap akhir melakukan analisa terhadap minyak yang dihasilkan,
meliputi analisa indeks bias, komposisi minyak kenanga (ß-caryophyllene),
perhitungan rendemen (%), perhitunga massa jenis, dan penetapan bilangan
asam (Ferdiansyah, dkk., 2010).
Kualitas dari minyak astiri menjadi maslah yang sangat penting dalam
banyak industri seperti wewangian atau parfum, makanan, kosmetik dan
obat penghilang gigitan serangga, dsb. Minyak atsiri dari tumbuhan
mengandung molekul aromatik yang sangat mudah menguap atau tercampur
oleh zat-zat lani selama proses ekstraksi. Metode destilasi termasuk metode
yang konvensional, namun teknik ini masih relevan dan lebih banyak
digunakan dalam industri maupun penelitian karena mempunyai kelebihan
dalam segi biaya, kebersihan dan hasil produksi (Kasual, et. al, 2010).
Distilasi ekstraktif adalah penguapan parsialproses, di hadapan non volatil dan tinggititik didih memisahkan agen massal yang biasanyadisebut
entrainer atau memisahkan zat yang ditambahkanke campuran azeotropik
untuk mengubah relatif volatilitas komponen kunci tanpa tambahan
pembentukan azeotrop.Umumnya , entrainer dimasukkan dalambagian atas
kolom , di atas aliran umpan dantetap dalam konsentrasi yang cukup besar
dalamfase cair sepanjang kolom . Hal ini ditarik sebagai produk bawah
dengan salah satu komponen yangdipisahkan dan dikirim ke keduakolom
regenerasi dioperasikan di bawah vakum (Gil, et. al, 2008).
Destilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan kembali,
yang dimaksudkan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke
dalam fraksi- fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih mereka.
Contohnya pemisalah hasil fermentasi glukosa/ dekstrosa menggunakan
sistem uap cairan, dan terdiri dari komponen- komponen tertentu yang
mudah tercampur. Campuran- campuran tersebut daat memiliki titik didih
yang tetap dan minimum. Umumnya destilasi berlangsung pada tekanan
atmosfer dan campurannya dapat dinyatakan dalam kurva- kurva komposisi
atau

suhu

atau

kuurva-

(Tjokroadikoesoemo, 2000).

kurva

komposisi

cairan

atau

uap
B. Perajangan (Slicing)
1. Tinjauan Pustaka
Perajangan kripik tempe dengan cara manual dapat digantikan
menggunakan perajang mekanil yang prinsip kerjanya berdasarkan mekanisme
gerak engkol peluncur dengan circle cutter. Untuk dapat menerapkan alat
potong dengan prinsip gerak engkol peluncur pada perajangan kripik tempe
harus diketahui perbandingan kecepatan potong (cutting speed) dan kecepatan
pemakanan

(feeding

speed).

Dengan

demikian

dapat

dirimuskan

permasalahannya adalah penentuan pasangan yang optimum antara cutting
speed dan feeding speed mengingat karakteristik tempe berbeda dari benda
kerja lain seperti kayu dan logam yang telah banyak diteliti mengenai sifat
mekanisnya (Putro, 2006).
Pengirisan dilakukan untuk mendapatkan produk tipis dan seragam. Pada
pengirisan produk yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dna bentuk
yang baik serta seragam. Berdasarkan kostruksinya, mesin pengiris dapat
dibedakan dalam dua kelompok kecil, yaitu mesin pengiris dengan arah gerakan
pisau vertikal dan mesin pengiris dengan arah gerakan pisau horizontal, Mesin
pengiris dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan dua
permukaan irisan. Jumlah pisau pada jenis mesin pengiris ini dapat hanya satu
atau lebih, tergantung dari konstruksinya (Wiraatmadja, 2009).
Dehidrasi kinetik buah dengan geometri khusus, bulat dan asilinder
(contoh apel, peach, pisang, nanas, dll), dipelajari berdasarkan metode
matematika.Pengaruh dari prajangan pada buah menjadi bulatan yang lebih
kecil sudah diselidiki.Model matematika ditampilkan berdasarkan hukum kedua
Fick.Hasilnya menujukkan bahwa peningkatan nilai koefisien difusi air pada
buah (contoh, peningkatan pada proses temperatur atau suhu) meningkatkan
kecepatan migrasi air dari buah. Model matematika juga ditunjukkan bahwa
panjang karateristik buah (radius/jarak) berbanding terbalik dengan kinetik
dehidrasi. Membandingkan hasil yang diperoleh bahwa perajangan buah
menjadi potongan cincin dana tipis, membuat kondisi lebih baik untuk
mengoperasikan proses dehidrasi. Tinggi efisiensi dan memperpendek
durasi/waktu) (Sirousazar, dkk., 2009).
Empat kentang signifikan (p<=0,05) bentuk bervariasi pada teksturnya
saat diproses perbedaan pada ketebalan potongan. Interaksi ukuran kentang
tidak signifikan (p>0,05) efek pada tekstur. Keripik dari kentang Tigoni ada
yang paling tebal (tinggi nilai tekstur) pada 1.0 mm dan 391691,96 adalah yang
paling tebal dan 1.5mm dan 2,0 mm, keputusan maksimum untuk memutuskan
keripik secara signifikan (P<=0,22) bertambah pada potongan ketebalan. Tidak
ada siginifikan koefisien korelasi (r=0,22) diantara nilai tekstur dan sensoris
mengindikasinkan bahwa panelis tidak dapat dideteksi perbedaan pada tektur
sebagai efek dari ketebalan potongan dan ukuran kripik dapat diterima
sepanjang mereka menarik (Abong, 2011).
Pelayuan dan perajangan bahan merupakan tahap yang penting dalam
penanganan bahan sebelum penyulingan.Bahan yang dirajang menghasilkan
minyak lebih sedikit dibandingkan dengan bahan yang tidak dirajang.
Penguapan dan oksidasi disebabkan karena proses penguapan dan oksidasi
sebelum penyulingan terutama terjadi pada bahan yang sedang dirajang
(Ma‟umun dan Nurdjanah., 1993).
Daging buah pala segar yang telah dikeluarkan biji dan fulinya ditimbang
sebanyak 2 kg kemudian dirajang. Tujuan perajangan adalah agar kelenjar
minyak dapat terbuka sebanyak mungkin. Setelah itu, rajangan daging buah
pala dikeringkan pada suhu kamar. Rajangan daging buah pala yang sudah
dikeringkan didistilasi air-uap. Suhu penyulingan 95oC dengan lama
penyulingan 6 jam. Minyak daging buah pala yang dihasilkan ditampung dalam
botol-botol penampung yang bersih. Setelah itu, dilakukan pemisahan air
dengan minyak menggunakan corong pemisah (Sipahelut, 2010).
Sistem operasi seperti mesin bubut yang terdiri dari pemegang buah,
mekanisme kontrol ketinggian, pisau dan sistem transmisi daya. Selam operasi,
pisau baja kecil perlahan menembus melalui kuli dan kulit buah balik arah
tegak lurus ke permukaan, sehingga mengakibatkan buah melingkar di bagian
atas buah. Variasi gaya pemotongan yang terjadi karena kekuatan shell,
tergantung lebih lanjut pada kematangan buah (Rattanapaskorn and
Roonprasang, 2008).
Faktor penting yang mempengaruhi hidup dari produk buah potongan
meliputi tingksat kematangan pada pemotongan, penyimpanan dan temperatur.
Sebelum proses pemotongan, kita harus yakin bahwa buah yang kita pakai
sudah dalam tingkat kematangan yang sesuai untuk masing-masing eksperimen.
Tingkat kematangan, ukuran buah, dan waktu penyimpanan setelah panen
adalah faktor penting yang dapat memberikan efek pada hidup tidaknya
potongan buah dan harus lebih berhati-hati dalam mengontrol (Gorny, 2000).
Interaksi antara waktu perendaman dengan jenis perajangan sangat
mempengaruhi kadar asam lemak bebas. Pada taraf B2 (perajangan halus)
perendaman biji pepaya menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas
yang paling tinggi. Sedangkan pada taraf B1 (perajangan kasar), tidak terdapat
perbedaan nyata antara waktu perendaman (A), terhadap kadar asam lemak
bebas (Sirait, dkk., 1982).
Sebelum destilasi, bahan baku diberi perlakuan pendahuluan berupa
pengeringan dan pengecilan ukuran. Melalui pengeringan diperoleh variasi
kadar air, sedangkan pengecilan ukuran dilakukan dengan perajangan. Pelayuan
dan pengeringan dimaksudkan untuk menguapkan sebagian air dalam bahan
sehingga destilasi lebih mudah dan lebih singkat. Sedangkan pengecilan ukuran
dimaksudkan

untuk

menambah

luas

permukaan

bahan,

sehingga

memungkinkan minyak yang dihasilkan lebih banyak (Rahayoe, et. al, 2007).
Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhanm
sehingga ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengeringan kecilan ini
dapat dibagi dua kategori utama tergantung kepada apakah bahan tersebut
bahan cair atau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengicilan disebut
penghancuran dan pemotongan dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau
atomisasi. Penghancuran dan pemotongan mengurangi bahan padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil.
Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan
menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut,
seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle, 1969).
C. Pengeringan (Drying)
1. Tinjauan Pustaka
Teknologi pengeringan merupakan metode altenatif yang sangat
menjanjikan dalam menjaga ketahanan bunga rosela selain itu teknologi ini
merupakan teknik pengolahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan.
Tray Dryers merupakan teknologi pengeringan yang cocok digunakan untuk
bahan yang sensitif terhadap panas dan bahan yang mudah berjamur. Pada
pengeringan kelopak bunga rosela menggunakan tray dryer ini pengeringan tray
dryer dapat bekerja dengan baik (Faridasari, 2005).
Pengeringan kinetika tanaman pangan umumnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang termasuk pengeringan pre-treatment, kelembaban relatif dan
ukuran produk dan tanaman tertentu. Dengan demikian, penelitian telah
dilakukan pada karakteristik pengeringan dan kinetika berbagai makanan. Fisik
dan termal poperti dari produk-produk pertanian seperti panas dan perpindahan
massa, kelembaban difusi, energi aktivasi, dan konsumsi energi diperlukan
untuk desain pengering yang ideal (Akintunde, 2009).
Ketika proses pengeringan bahan pangan, kegiatan utama adalah untuk
menghapus kelembaban secepat mungkin pada suhu yang tidak ikut
mempengaruhi rasa, tekstur dan warna makanan. Jika suhu terlalu rendah
diawal, mikroorganisme dapat tumbuh sebelum makanan ceper kerig. Jika suhu
terlalu tinggi dan kelembaban terlalu rendah, makanan dapat mengeras
dipermukaan (Abano, 2011).
Kecepatan udara pengering, suhu dan kelembaban udara merupakan
faktor yang menentukan proses pengeringan. Demikian juga sifat bahan yang
dikeringkan seperti kadar air awal, ukuran produk pertanian dan tekanan partial
bahan akan mempengaruhi proses pengeringan. Suhu dan kecepatan aliran
udara yang tinggi akan mempercepat proses pengeringan (Atmaka, 2008).
Pengeringan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengawetkan daging. Akan tetapi penggunaan suhu yang terlalu tinggi dalam
pengeringan akan menyebabkan kerusakan produk. Pengeringan beku
merupakan salah satu cara pengeringan yang dapat menghasilkan produk kering
bermutu tinggiagar penerapan pengeringan beku layak secara ekonomis, maka
biaya operasi harus ditekan serendah mungkin dengan optimalisasi proses.
Optimalisasi proses memebutuhkan tidak hanya desain dan sistem kendali yang
baik untuk meminimumkan waktu pengeringan, tetapi juga pengetahuan
tentang sifat transpor bahan. Sifat transpor adalah sifat perpindahan panas dan
massa suatu bahan diantaranya adalah konduktivitas panas dan permeabilitas
uap airnya. Sehingga pengukuran konduktivitas panas dan permeabilitas daging
sapi selama penegringan beku merupakan informasi yang diperlukan untuk
optimalisasi proses (Widodo dan Tambunan, 2010).
Pengeringan pangan berarti pemindahan air dengan sengaja dari bahan
pangan. Pada kebanyakan peristiwa, pengeringan berlangsung dengan
penguapan air yang terdapat didalam bahan pangan dan untuk ini panas laten
penguapan harus diberikan. Dua faktor proses pengawasan yang penting yang
dimasukan ke dalam satuan operasi pengeringan yaitu, pemindahan panas untuk
melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan dan pergerakan air atau
uap air melalui bahan pangan dan kemudian keluar bahan untuk mempengaruhi
pemisahan dari bahan pangan (Earle 1969).
Pengeringan dengan sinar matahari memerlukan tempat yang rata, bersih,
permukaannya kering dan terbuka terhadap sinar matahari. Cara yang baik
pengeringan dengan sinar matahari adalah menggunakan rak-rak pengering
yang dapat dimasukan dan dikeluarkan dari bangsal tempat penyimpanan secara
mudah. Dapat juga dibuat lantai penjemuran yang tetap dan diberi atap yang
dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Pengeringan buatan menggunakan
bahan bakar. Pemanasan terhadap biji dapat secara konduksi atau secara
konveksi (Sunanto, 1992).
Baru-baru ini banyak dikembangkan proses pengeringan yang dilakukan
pada tekanan rendah yang biasa disebut freese vacuum drying (pengeringan
beku vakum). Pengeringan beku vakum adalah proses pengeringan yang terjadi
pada tekanan rendah atau pada posisi dibawah titik triple point (tekanan 6.1
milibar dan temperatur 0oC). Proses pengeringan vakum dapat menjaga
kandungan gizi, bentuk warna dan kandungan biologis serta struktur dari
produk. Proses pengeringan terdiri dari 3 proses utama yaitu proses pembekuan,
proses pengeringan primer dan proses pengeringan sekundr. Pada proses
pembekuan yang menggunakan pembekuan cepat vakum, prinsip kerjanya
sesuai dengan diagram hubungan tekanan dengan air (Yulianto, 2010).
Pengeringan adalah proses yang kompleks yang melibatkan bersamaan
pasangan panas singkat, massa, dan transportasi momentum. Proses dengan
mana menguapkan dan membersihkan uap air dari permukaan, kadang dalam
vakum tetapi biasanya dengan cara membawa fluid melewati objek yang
lembab/basah.proses ini ditemukan pada bermacam-macam bentuk batas
aplikasi industrial dari pengeringan kayu di dalam indusrti pemotongan kayu ke
pengeringan makanan dalam industri pangan. Pada proses pengeringan, panas
dapat ditambahkan ke dalam objek dari sumber luar dari konveksi, konduksi
atau radiasi, atau panas dapat menghasilkan secara internasional di dalam tubuh
yang solid dengan cara pertahanan listrik (Haghi dan Amanifard, 2008).
Pengering kabinet, pengering ini terdiri dari suatu ruangan di mana
rigen- rigen untuk produk yang dikeringkan dapat diletakkan di dalamnya. Di
dalam pengering yang berukuran besar, rigen- rigen pengering disusun atas
kereta untuk memudahkan penanganannya; dalam unit rigen- rigen pengering
dapat disusun di atas suatu penyangga yang tetap di dalam pengering tersebut.
Udara dihembuskan dengan menggunakan kipas angin melalui suatu pemanas
(biasanya koil uap bersirip) dan kemudian menembus rigen- rigen pengering
yang berisi bahan yang akan dikeringkan. Pengering kabinet biasanya
merupakan

pengering

yang

paling

murah

pembuatannya,

mudah

pemeliharannya, dan sangan luwes penggunaannya. Pada umumnya pengering
ini digunakan untuk penelitian- peneltian dehidrasi sayuran dan buah buahan di
dalam laboratorium, dan di dalam skala kecil dan digunakan secara komersial
yang bersifat musiman (Desroiser, 2008).
D. Penepungan (Milling) dan Pengayakan (Sieving)
1. Tinjauan Pustaka
Hasil penelitian menunjukkan, penepungan dengan metode basah
(perendaman) menghasilkan rendemen tepung lebih tinggi dibandingkan
dengan metode kering (tanpa perendaman).Namun, kandungan nutrisi tepung
lebih tinggi pada penepungan dengan metode kering.Pengolahan tepung jagung
secara mekanis dengan alat penyosoh dan penepung menghasilkan tekstur
tepung yang agak kasar.Tepung dengan tekstur kasar sesuai untuk produk
olahan seperti tortila dan kerupuk (Suarni, 2009).
Unit operasi yang terlibat dalam pengolahan singkong termasuk mencuci,
mengupas, perendaman dalam air atau memegang di udara untuk waktu yang
berbeda untuk mengizinkan fermentasi dari akar, pengeringan, penggilingan,
memanggang, sieving dan pencampuran dalam air dingin atau panas. Tepung
singkong dibuat dari akar yang baru saja dipanen. Akar dikupas, dicuci dan
dipotong menjadi keripik. Keripik kemudian digiling menjadi bubuk dan
dikemas (Falade, 2008).
Tepung tidak secara langsung berhubungan dengan makanan yang
menyebabkan penyakit, tetapi penting untuk mengetahui data tentang menjaga
kualitas

tepung

untuk

konsumsi

dan

tingkat

bakteri

patogen

dan

mikroorganisme yang akan membuat tepung tidak layak untuk konsumsi dalam
periode yang lebih lama. Tingkat kelembaban biji-bijian dan tepung
memainkan peran penting mengenai kehidupan rak dan pertumbuhan
mikroorganisme. Lebih rendah kelembaban tepung maka lebih baik stabilitas
penyimpanan (Shobba, et. al, 2011).
Pembuatan tepung jagung sebagai berikut jagung pipil digiling kasar
menggunakan discmill (penggilingan I) kemudian dicuci untuk memisahkan
dedak dan grits, grits direndam selama 1 jam selanjutnya dikeringkan dengan
fluidized bed dryer selama 20 menit/bowl pada suhu 70oC. Penggilingan II,
grits digiling halus (discmill dan dikeringkan kembali dengan fluidized bed
dryer selama 10 menit/bowl pada suhu 70oC, kemudian tepung diayak dengan
ayakan berukuran 100 mesh dan diperoleh tepung jagung (Gracia, dkk., 2009).
Hasil akhir dari proses penepungan secara luas digunakan di industri
karena serbaguna dan efisien. Aplikasi hasil akhir proses penepungan dapat
ditemukan di banyak industri, dari industri besar sampai industri yang paling
kecil. Alasannya karena kepopuleran termasuk fakta bahwa penepungan dapat
digunakan untuk yang masih kasar dan untuk sentuhan akhir seperti lubang
kecil, kantong, batas luar, dan permukaan komponen. Permasalahan dimana
yang timbul atau hasil dari akhir proses penepungan termasuk alat potong
pemecahan, generasi dari permukaan bagian akhir dimana spesifikasi desain
produk tidak memuaskan dan proses tidak stabil (Sutherland, 2007).
Cara- cara penepungan beras yang lazim digunakan meliputi penggilingan
kering, penggilingan basah, dan penggilingan semi-kering. Tipe penggiling atau
penepung yang digunakan untuk penggilingan kring berpengaruh terhadap
distribusi ukuran partikel, suhu tepung yang keluar dari penggiling dan sifat
fungsional tepung hasil penggilingan kering. Pin mill dan hammer mill
menghasilkan tepung yang lembut. Dengan turbomill diperoleh paling lebut
berdasarkan percobaan. Tepung yang semakin lembut, menderita kerusakan pati
yang paling besar, sehingga tidak cocok untuk pembuatan roti yang
dikehendaki pengembangan yang besar (Haryadi, 2008).
Kemajuan yang pesat, akurat, dan metode yang murah untuk menghitung
bagian-bagian serangga pada tepung akhir sangat diinginkan pada industri
penepungan.Metode baru dengan kriteria simpel dapat menggeser metode yang
sudah ada. Walaupun jumlah bagian telah diatur, ada sedikit informasi tersedia
tentang berapa banyak bagian diproduksi dengan penepungan gandum dengan
yang diketahui dari kecambah penuh. Berdasarkan batas ilmu pengetahuan yang
berhubungan diketahui penuh dengan jumlah bagian serangga dapat sanagt
mengembangkan kemampuan penepungan untuk memproduksi tepung yang
dapat diterima (Toews, dkk., 2007).
Alat penepung dibutuhkan pada proses akhir pengolahan. Alat ini
berfungsi untuk mengubah bentuk bahan dari serpihan, pecahan kulit, atau
gumpalan menjadi tepung (mesh). Penepungan bisa juga dilakukan secara
manual dengan bantuan alat penumbuk. Namun, proses manual ini memerlukan
waktu lebih lama.

Pada

prinsipnya,

semua

mesin

penepung

bisa

digunakan, seperti penepung kopi digunakan, seperti penepung kopi, penepung
berasn atau penepung geplek. Mesin penepung bisa ditambah dengan pisau
untuk membantu proses penggerusan (Guntoro, 2008).
Penepungan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan
lumping dan alu. Umbi ketela yang telah dihancurkan tersebut kemudian diayak
dengan ayakan berukuran (mesh) tertentu, sehingga dapat diperoleh tepong
kasava dengan tingkat kehalusan tertentu (sesuai dengan kebutuhan).
Penepungan juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penepungan
beras, melalui dua tahap penepungan yaitu penepungan pertama dilakukan
hingga dihasilkan tepung kasava kasar yang dapat lolos ayakan 20 mesh.
Penepungan kedua, dilakukan pada tepung kasava kasar hasil penepungan
pertama sehingga dapat dihasilkan tepung kasava halus yang dapat lolos ayakan
80 mesh (Soetanto, 2008)
Tepung ikan dihasilkan melalui beberapa tahap proses dimana minyak
ikan danair dipisahkan dari porsi padatannya (tepung ikan). Tahapan proses
produksi tepung ikan adalah penanganan bahan baku, pemasakan, pengepresan,
pengeringan, penepungan, dan pengemasan (Suprihatin dan Romli, 2009).
Dalam bentuk alami, pemanfaatan B. gymnorrhiza yang selanjutnya kita
sebut sebagai buah lindur untuk olahan pangan menjadi sangat terbatas. Dalam
kondisi alami inijuga menjadi sangat terbatas umur simpannya karena seperti
buah-buahan hasil pertanian yang lainnya buah lindur ini akan menjadi cepat
busuk. Penepungan merupakan salah satu solusi untuk mengawetkan buah
lindur karena dengan penepungan dapat memutus rantai metabolisme buah
lindur sehingga menjadi awet karena kandungan airnya rendah dan lebih
fleksibel diaplikasikan pada berbagai jenis olahan pangan sehingga nantinya
diharpakan lebih mudah dikenal kan pada masyarakat (Purnobasuki, 2009).
E. Goreng Sangan (Frying)
1. Tinjauan Pustaka
Wajan dari tanah (layah, kuali) atau dari alumunium dipanaskan di atas
tungku api kayu atau kompor minyak. Wajan sudah diisi pasir secukupnya,
kemudian pasir diaduk-aduk sampai cukup panas.Bila pasir sudah panas, bijibiji melinjo yang sudah tidak ada kulit luarnya dimasukkan ke dalam wajan dan
diaduk-aduk bersama pasir panas.Inilah yang disebut dengan “menggoreng
sangan” (Sunanto, 1993).
Dalam penyangraian tidak ada kesepakatan yang harus dilakukan pertama
kali, menyangrai atau mencampur. Dalam pengembang rasa, pemanggangan
merupakan

langkah-langkah

dianggap

paling

penting.

Dalam

proses

penyangraian biji kopi, terjadi reaksi pirolitik yang bertanggung jawab untuk
kualitas sensorik, disertai dengan perubahan fisik penting (Hicks, 2010).
Penyangraian biji kopi merupkan proses penting dalam industri perkopian
dan amat menentukan mutu minuman kopi yang diperolehnya. Proses ini
mengubah biji-biji kopi mentah yang tidak enak menjadi bahan minuman
dengan aroma dean citrasa lezat. Proses pengolahan dapat menggunakan
tekanan atmosfer dengan menggunakan udara panas, dengan hembusan gas atau
melalui kontak dengan bahan metal panas (Siswoputranto, 1993).
Fermentasi dan penyangraian biji mengakibatkan sifat-sifat citarasa
bubuk cokelat berbeda-beda misalnya intensitas cocoa flavor, rasa pahit,
„astringent‟ dan keasaman. Penyangraian menyebabkan pengembangan aroma
spesifik cokelat dengana adanya reaksi Maillard, karamelisasi gula, degradasi
protein dan pembentukan komponen volatil seperti pyrazin yang merupakan
salah satu komponen flavor yang diinginkan. Komponen citarasa khas cokelat
terbentuk selama roasting/penyangraian dari calon-calon pembentuk citarasa
seperti asam amino, peptida, gula pereduksi dan kuinon. Selama penyangraian,
senyawa-senyawa calon pembentuk citarasa bereaksi satu sama lain melalui
reaksi Maillard, menghasilkan komponen-komponen mudah menguap dan
beraroma khas cokelat, termasuk di dalamnya golongan alkohol, eter, furan,
tiazol, piron, asam, ester, aldehida, imin oksazol, pirazin, dan pirol (Suprapti,
2008).
Langkah menyangrai sangat penting untuk mengembangkan sifat-sifat
organoleptik yang spesifik (rasa, aroma dan warna), yang mendasari kualitas
kopi. Jumlah panas yang ditransfer ke kacang ini penting dalam proses sangrai .
Proses ini dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama sesuai dengan
pengeringan (suhu kacang dibawah 1600C) dan tahap kedua adalah sangrai
(suhu kacang antara 160 dan 2600C). Pada tahap terakhir, reaksi pirolitik mulai
dari

1900C

menyebabkan

oksidasi,reduksi,

hidrolisis,

polimerisasi,

dekarbosilasi dan banyak perubahan lain yang mengarah ke pembentukan zat
penting, kualiitas kopi. Hilangnya kelembaban dan reaksi kimia yang disertai
denganperubahan-perubahan penting Beberapa parameter dapat digunakan
sebagai indikator untuk menentukan tingkat sangrai seperti aroma, rasa, warna,
suhu kacang, pH, komposisi kimia, kacang pop, massa kerugian, komposisi gas
dan volume (Hernandez et al, 2002).
Penyangraian merupakan salah satu tahap operasi teknologi yang sangat
penting dilakukan dalam proses pengolahan biji kakao menjadi produk pasta
kakao dan bubuk kakao. Karena dari proses penyangraian tersebut dapat
menimbulkan pembentukan karakteristik cokelat, aroma lembut (mild) dan
tekstur biji kakao yang disangrai. Selama proses penyangraian, cita rasa yang
dihasilkan oleh kakao merupakan pembentukan aroma khas cokelat sebagai
hasil dari kombinasi 400-500 senyawa pembentuknya. Penyangraian pada
umumnya menggunakan kombinasi waktu panjang-suhu rendah dan waktu
pendek-suhu tinggi (Sudibyo, 2008).
Goreng sangan adalah suatu proses penggorengan yang dilakukan tanpa
menggunakan minyak, tetapi menggunakan panas dari sumber panas misalnya
kompor. Saat ini penggunaan minyak sudah banyak dilakukan seperti memasak,
menggoreng, merebus atau cara pemanasan lain. Dengan perlakuan tersebut
terjadi perubahan keadaan pada bahan baik fisik maupun kimiawi, sehingga
bahan makanan yang telah dimasak telah lebih tahan selama beberapa hari.
Pada dasarnya pemindahan panas dapat terjadi secara konversi, konduksi dan
radiasi(Alireza, 2010).
Proses pengeringan biji-bijian hasil pertanian dapat juga dilakukan secara
kontak langsung melalui proses pencelupan dengan pengadukan prosuk ke
dalam bahan butiran atau partikel panas yang dikenal sebagai proses
penyangraian. Beberapa kelebihan dapat diperoleh dari proses penyangraian ini,
diantaranya adalah efisiensi termal yang relative tinggi (>60%) dengan waktu
penyangraian yang relatif singkat. Selain itu untuk media penyangraian dapat
digunakan butiran garam, pasir halus, pasir kwarsa, zeolit atau dari bahan
butiran halus lainnya dalam berbagai ukuran. Pengadukan perlu dilakukan agar
biji-bijian dapat terselimuti oleh butiran media pengering sehingga terjadi
penghantaran panas secara konduksi (Sugiarto, 2003).
Sebagian buku menerangkan bahwa deep frying pada hakikatnya adalah
french friyng. Lebih tetap bila digunakan istilah deep frying. Maksudnya untuk
mematangkan pbjek yang dimasak, dipakai alat penggoreng (fryer) yang
menampung banyak minyak hingga objek yang digoreng terendam didalamnya.
Proses ini dibedakan dengan menumis yang memakai sedikit minyak atau dry
fry yang tanpa minyak sama seklai. Cara dry fry digunakan jika kita akan
membuat sambal kacang, yang memerlukan pemasakan seperti itu atau cara
memasak biji kopi (Bartono, 2006).
Goreng sangan merupakan cara pemasakan bahan makanan dengan
radiasi panas, dimana dengan perlakuan-perlakuan tersebut terjadi perubahan
keadaan bahan makanan, baik sifat fisik maupun sifat kimiawinya sehingga
keadaan bahan pangan ada yang menjadi lunak dan enak dimakan. Dengan
pemanasan maka sebagian besar mikroorganisme dan enzim mengalami
kerusakan, sehingga bahan yang telah di masak lebih tahan lama beberapa
hari.Untuk pengorengan sangan, di gunakan radiasi panas diman terjadi secara
secara pancaran dan berlangsung secara radiasi.Namun bertolak dari itu dalam
goreng sangan ini di peroleh dari kompor gas. Proses pengorengan sangan
bisanya dilakukan pada bahan Jinis biji-bijian seperti kacang tanah. Dalam hal
ini alat pengorengan yang di gunakan terhadap otoklaf tipe vertikal ataupun tipe
horizontal. Pada dasarnya pengorengan sangan dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, yang terpenting adalah pemrosesan yang benar (Paulis,
2002).
penggorengan merupakan proses pemanasan produk dengan suhu tingg.
penggorengan dapat dilakukan dengan rendaman minyak atau tanpa
rendamanminyak dan menggunakan media butiran padat yaitu lazim disebut
penyangraian.Penyangraian dapat disertai dengan olesan minyak atau tanpa
olesan minyak padamakanan yang digoreng. Umumnyapemanasan beriangsung
pada

suhu

tinggimendekatititikasap

minyak.Selama

penggorengan

dan

penyangraian, atau disebutpenggorengan, terjadi proses simultan pemanasan
pengeringan

dan

penyerapanminyak,

pemekaran

(puffing),teksturlsasi

(pelunakan), perubahan warna, aroma danrasa, dan kemudian diikutldengan
pengerasan permukaan (crusting). Disampingituterjadi juga oksidasi, perubahan
wama minyakserta penurunan kualitas minyakdan pengentalan yang akan
mempengaruhi perpindahan panas dan penyerapan minyak.Proses perpindahan
panas ke bahan dapat terjadi melalui kontak permukaan (padashallow frying)
atau dengan konveksi dan konduksi (pada deep frying) ataukombinasinya (pada
penyangraian). Perpindahan panas selalu dlikuti denganpenguapan air dan
penyerapan minyak. Proses kematangan makanan darl bahanberpati disertai
dengan gelatinisasi dan retrogradasi kemudian dengan crusting (Rahardjo,
2009).
F. Sortasi (Sortasion)
1. Tinjauan Pustaka
Buah- buahan dan sayur- sayuran mempunyai variasi mutu yang luas,
yang disebabkan oleh faktor- faktor genetik, lingkungan, dan agronomi. Sortasi
mutu diperlukan untuk mendapatkan keuntungan yang memadai sesuai dengan
mutu barang. Sortasi mutu dapat dilakukan dengan tangan atau secara mekanik
(Kamariyani, 1986).
Sortasi dilakukan kebanyakan mengambil keuntungan dari gaya gravitasi.
Layar dengan tetapan atau variabel aperture sebagai datar atau drum mesin yang
digunakan. Dari layar datar getaran diterapkan untuk memindahkan materi,
sementara dalam desain drum kecenderungan dan rotasi menyebabkan gerakan
bahan berindah dari inlet ke outlet. Objek-objek besar diurutkan dari kabel, tali
ikat pinggang atau roller penyortir. Dalam mesin tersebut, materi bergerak
diantara dua kabel, ikat pinggang atau gulungan. Celah antara mereka
meningkatkan kontinuitas bahan dengan ukuran yang ditentukan dikumpulkan
bersama sorter. Sortasi dapat merusak mater, terutama yang mempunyai tekstur
lembut (Lewicki, 2009).
Salah satu dari hal yang paling penting dalam sebuah operasi adalah
sortasi kemasan yang sesuai (termasuk ukuran). Operasi seperti itu
membutuhkan beberapa parameter yang akan dengan cepat berhasil
diidentifikasi dan pada waktu yang sama. Hal ini termasuk kematangan
komoditi, warna, bentuk, ukuran, dan kecacatan. Efisiensi dan efektivitas dari
sortasi yang memenuhi standar kualitas produk diperlukan metode sortasi yang
efektif (Jaripomas dan Jaisin, 2008).
Peyortiran gegajian sebelum proses pengeringan adalah suatu praktek
yang sangat umum di industri kayu. Hal tersebut menciptakan kelompok
gergajian

kayu

dengan

karakteristik

kekeringan

yang

serupa.

Telah

dikembangkan suatu metode untuk mengoptimalkan penyortiran gergajian kayu.
Metode

ini

mencakup

sebuah

prosedur

percobaan

bersifaat

untuk
mengoptimalkan para meter penyortiran, dan suatu model stokastik untuk
menaksir penurunan pangkat pengeringan (Elustondo, 2010).
Pengolahan

citra

(image

processing)

sendiri

merupakan

proses

pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Citra
yang dimaksudkan adalah citra digital untuk membedalan dengan citra lain
seperti foto, dan lain-lain. Proses ini mempunyai data masukan dan informasi
keluaran yang berbentuk citra. Teknik ini cukup banyak digunakan dalam
proses pengembangan sortasi menggunakan mata elektronik dengan akurasi
tinggi. Metode pengolahan citra dapat memungkinkan perolehan hasil sortasi
yang seragam, memiliki tingkat kesalahan yang rendah, dan sesuai dengan
standar mutu pasar yang telah ditentukan (Argo, 2007).
Sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang bagus (masak,
bernas, seragam) dari buah yang tidak bagus (cacat, hitam pecah, berlubang dan
terserang hama atau penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah, dan kerikil
harus dibuang, karrena dapat merusak mesin pengupas. Sortasi biji kopi beras
bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran-kotoram non kopi seperti
serpihan daun, kayu atau kulit kopi. Selain itu juga untuk memisahkan biji kopi
berdasarkan ukuran dan cacat biji. Pemisahan berdasarkan ukuran dapat
menggunakan ayakan mekanis maupun dengan manual (Ernawati, 2008).
Pada dasarnya pengolahan lada hitam dapat dibagi menjadi dua tahap
yaitu tahap perontokan (pemisahan buah lada dari tangkainya) dan tahap
pengeringan. Pemisahan buah lada dari tangkai masih dilakukan secara manual
yaitu dengan tangan atau diinjak-injak dengan kaki. Untuk pengeringan
sebagian petani masih melakukannya diatas tikar yang diletakkan di pinggir
jalan atau di halaman rumah. Namun demikian sebagian petani sudah
melakukan penjemuran di atas lantai yang terbuat dari semen. Setelah kering
proses sortasi dilakukan dengan pengayakan atau penampian. Sebagian petani
sudah melakukan sortasi dengan menggunakan alat sortasi walaupun sangat
sederhana (Nudjannah, 2006).
Buah – buah yang telah dikumpulkan kemudian disortasi. Proses sortasi
yaitu buah-buah yang rusak atau cacat karena terserang hama dan penyakit
maupun kerusakan yang diakibatkan penanganan panen yang kurang baik
dipidahkan dari buah yang sehat. Akibatnya buah yang sehat tidak ditulari hama
dan penyakit dari buah yang cacat atau sakit (Cahyono, 2010).
Penyortiran adalah suatu pelajaran algoritma umum di dalam suatu
teknologi informasi, ilmu komputer, dan mesin. Di dalam ilmu komputer,
pemilihan algoritma penyortiran adalah suatu algoritma untuk menyortir suatu
rangakaian data (Sutopo, 2011).
Penelitian alat sortasi buah apel ini didesain dengan sistem elevasi
(kemiringan) pada pintu out put hasil sortasi yang mengandalkan sistem
gravitasi untuk perpindahan buah apel dengan motor servo sebagai tenaga
penggerak pintu Output hasil sortasi, dengan suatu sistem desain pengumpan
buah otomatis. Perancangan alat sortasi buah apel ini menggunakan program
Delphi sebagai pengolah data buah dan Mikrokontoler ATMega 16 sebagai
pusat pengatur sistem kendali gerak motor servo. Dengan mengacu hal tersebut
diharapkan akan dapat meningkatkan sistem kinerja alat dan kapasitas kerja alat
sortasi buah apel, serta memudahkan sistem evaluasi terhadap kualitas buah
apel yang telah disortasi (Anugrahandy, 2012).
Tahap sortasi untuk pembuatan kue klantingan adalah pemilihan bahan
baku. Ubi kayu diperoleh dari petani ubi kayu dan kadang-kadang dibeli dari
toko. Jenis ubi kayu yang digunakan berwarna putih, berumur 10-12 bulan dan
tidak cacat (terdapat luka fisik). Ubi kayu uang berumur 10-12 bulan banyak
mengandung pati, ubi yang banyak mengandung air akan menghasilkan produk
yang kurang baik (Yanita, 2008).
G. Penggilingan
1. Tinjauan Pustaka
Salah satu proses untuk mengolah daging adalah penggilingan. Proses ini
bertujuan untuk menghancurkan dan menghaluskan daging untuk diproses lebih
lanjut, misalnya untuk membuat bakso. Ada berbagai jenis alat penggiling
daging, salah satunya penggiling yang digerakkan secara manual dengan
tangan.Penggiling ini biasanya terbuat dari bahan besi cor. Besi hitam dan cor
(black and cast iron) dan baja halus (mild steel) telag digunakan secara luas
pada konstruksi premesinan, khusunya untuk kerangk umum dan peralatan
yang tidak mengalami kontak langsung dengan makanan.Material-material
tersebut sangat peka terhadap korosi meskipun dapat dikendalikan secara
sementara dengan mengecat permukaan. Permukaan yang tidak secara langsung
mengalami kontak dengan makanan harus dikerjakan dengan halus, mudah
dibersihkan, dan terbuat dari material yang tahan korosi atau korosi yang
ditularkan (rendered corrosion resistant)(Anson, dkk., 2006).
Tujuan dari pemecahan dan penggilingan ialah untuk menghasilkan
partikel-partikel kecil dari yang lebih besar.Partikel-partikel yang lebih kecil
dari yang lebih besar.Partikel-partikel yang lebih kecil diperlukan baik oleh
karena pemukaannya yang besar, atau karena bentuk, ukuran dan jumlahnya.
Salah satu ukuran efisiensi operasi ialah yang didasarkan ataus energy yang
diperlukan untuk membuat permukaan tambahan, luap permukaan satu satuan
massa partikel meningkat sangat besar dengan diperkecilnya ukuran partikel.
Berbeda dari pemecah dan penggiling ideal, dalam keadaan sebenarnya unit itu
tidak menghasilkan produk yang seragam, baik kalau umpannya seragam
maupun tidak.Istilah penggiling atau mesin giling memberikan berbagai jenis
mesin pemecah penghalus dengan tugas menengah.Hasil dari mesin pemecah
biasanya dimasukkan ke dalam mesin giling, dimana umpan itu digiling sampai
menjadi serbuk.Jenis utama mesin giling komersial yang diuraikan dalam
bagian ini adalah mesin tumbuk palu dan impaktor, mesin kompresirol, mesin
giling atrisi dan mesin giling guling (McCabe, 1999).
Penggilinganrempah-rempahadalahteknik
kunosepertipenggilinganbahanmakanan

lainnya.Tujuanutama

darirempah-

rempahpenggilinganadalah untukmemperolehukuran partikelyang lebih kecil
denganbaikkualitas

produkdalamhalavourdan

warna.

Dalamyangnormalprosesgrinding, panas yang dihasilkanketika energidigunakan
untukfrakturpartikelkeukuran

yang

lebih

kecil.

Inipanas

dihasilkanbiasanyamerugikanproduk
beberapakehilanganavourdan
rempahumumnyamenimbulkan

kualitas.

yang

danhasildalam
Lemak

dalamrempahmasalahtambahandan

merupakanpentingpertimbangandi penggilingan (Singh dan Goswani, 1998).
Penggilingan basah dioperasikan jika bahan yang diumpankan atau
dihasilkanberada dalam bentuk suspensi.Hasil penggilingan basah dapat
diproses lebih lanjut ataupun berbentuk produk akhir komersial.Penggilingan
basah umumnya memberikan ukuran butir yang sanagt halus.Di samping alat
penggiling gesek, bola, manik-manik, mesin penghomogen torak, juga
digunakan alat pengaduk cakram gigi (Bernasconi, dkk., 1987).
Penggilingan adalah hal yang sangat umum digunakan dalam industri
karenan proses manufaktur yang fleksibel untuk menghasilkan bentuk
kompleks diberbagai bahan pada kualitas tinggi. Gaya pemotongan adalah
parameter yang paling mendasar dan dalam banyak kasus yang paling penting
dalam operasi mesin. Dalam proses penggilingan, mereka juga menyebakan
defleksi bagian dan alat yang dapat mengakibatkan penyimpangan. Karna
kompleksitas geometri danmekanika dibandingkan balik, penggilingan proses
model muncul kemudian dari beberapa karya yang dilakukan pada pemotongan
ortogonal (Budak, 2006).
Sosis merupakan produk emulsi yang membutuhkan ph tinggi, yang
berperan untuk meningkatkan daya ikat air. Seperti halnya dengan nugget dan
bakso, sosis merupakan sistem emulsi minyak dalam air. Masalah yang sering
dihadapi dalam pembuatan sosis adalah pecahnya emulsi, yang antara lain
disebabkan penggilingan dan pemasakan yang berlebihan, temperatur
penggilingan dan pemasakan yang terlalu tinggi. Penggunaan susu skim atau
isolat protein kedelai adalah sekitar 4,4%, sedangkan tepung tapioka, maizena
maupun tepung kentnag sebanyak 3,36%, sedangkan penambahan suplemen
omega-3 dan omega-6 sebanyak 9,5% (Usmiati, et. al, 2000).
Di dalam proses penggilingan, ukuran bahan diperkecil dengan
mengoyakkannya. Mekanisme pengoyakan ini belum dimengerti dengan jelas,
akan tetapi di dalam proses, bahan ditekan oleh gaya mekanis dari mesin
penggiling, penekanan awal masuk ke tengah bahan sebagai energi desakan.
Apabila energi desakan lokal melewati tahap kritis, yang merupakan fungsi
bahan. Beberapa energi diambil dalam pembentukan permukaan baru, akan
tetapi sebagian besar dari energi ini hilang sebagai panas. Waktu juga
berpengaruh dalam proses penyobekan, dan terlihat bahwa bahan akan tersobek
pada konsentrasi tekanan yang rendah apabila tekanan ini berlangsung cukup
lama. Oleh karena itu penggilingan diperoleh secara tekanan mekanis yang
diikuti oleh penyobekan dan energi yang dibutuhkan tergantung kepada
kekerasan bahan dan juga kecenderungan bahan untuk patah, yaitu kerapatan
bahan tersebut
(Earle, 1969).
Penggilingan mikro adalah suatu operasi langsung untuk membuat bagian
kecil yang menawarkan alternatif proses pengecilan ukuran. Proses ini
merupakan suatu metode yang fleksibel. Penggilingan mikro dapat mencapai
ketelitian yang baik, kekasaran permukaan yang rendah, dan dapat
menghasilkan tingkat kepindahan barang yang tinggi (Ozel, 2008).
Penggilingan

dengan

kapasitas

besar

dan

kontinu,

umumnya

menghasilkan beras dengan mutu bagus dan rendemen beras keseluruhan tinggi
(63-67 %).Penggilingan kapasitas besar biasanya dilengkapi dengan grader,
sehingga menir langsung dipisahkan dari beras kepada.Ditinjau dari menir yang
terpisahkan, maka dari sistem penggilingan ini diperoleh menir bermutu baik
dengan jumlah yang banyak (3-5 %).Bekatul yang dihasilkan dari sistem
penggilingan ini mutunya kurang baik karena masih tercampur dengan dedak
dan serpihan sekam. Penggilingan padi dengan skala sedang, dengan sistem
semi kontinu maupun diskontinu akan menghasilkan bekatil dengan jumlah
cukup banyak dan mutu baik. Hal ini karena bekatul yang dihasilkan mesin
sosoh kedua, terpisah dengan dedak, yang dihasilkan dari mesin sosoh pertama.
Apabila bekatul akan digunakan sebagai bahan pangan, maka sebaiknya hanya
diambil dari hasil mesin sosoh kedua, karena tidak lagi tercampur dengan dedak
(bekatul kasar) dan serpihan sekam. Penggilingan padi skala kecil, yang hanya
menggunakan satu unit mesin sosoh umumnya menghasilkan bekatul dengan
mutu kurang baik dan jumlah sedikit (Widowati, 2001).
Poros utama ini adalah bagian penting pada mesin pencacah daging.Poros
ini merupakan tempat kedudukan silinder pencacah daging. Tujuan dari
pembuatan poros ini adalah untuk memindahkan daya motor ke silinder
pencacah sehingga mesin dapat menjalankan fungsinya yaitu mencacah daging
sebagaimana yang dikehendaki. Urutan proses pembuatan poros utama pada
mesin pencacah daging meliputi: proses pembacaan gambar kerja, pemilihan
bahan, persiapan alat dan mesin, proses pemotongan, proses pembubutan, dan
proses perakitan (Triyatno, 2011).
Penggilingan

adalah

unit

operasi

penting

di

mana

ukuran

partikelberkurang dan luas permukaan merekameningkat. Ketika meningkatnya
luaspermukaan partikel, itu berarti ketersediaan konstituen (seperti minyakdi
dalam sel, aroma dan komponen bumbu) yang tersedia dalam materi yang
meningkatkekuasaankonsumsi

di

penggilingan,

ukuran

partikel

dan

meningkatkanberkomentar di luas permukaan tergantung padaukuran awal,
bentuk dan kekuatan dari partikel atau bahan, jenis atau pabrik penggiling
digunakan untukunit inioperasi dan penetapan parameter operasi untuk
menjalankan penggilingatau pabrik seperti suhu, ukuransaringan, jumlah tulang
rusuk rotor, dan lain-lain. Penggilingan adalah sebuah operasi yang paling
memakan listrik karena hanya 1% dari energi yang diberikan untuk penggunaan
bahan melonggarkan ikatan antara partikel, sedangkan hampir 99% dari
masukan energi hilang sebagai panas, suhu tanah meningkat dll produk rempahrempah menggiling suhu naik ke tingkat 42 -93 dan ini menyebabkan hilangnya
minyak esensial dan konstituen penyedap, untuk minyak bearing material yang
tinggi, minyak yang keluar dari minyak-bahan bantalan selama penggilingan,
yang membuat produk tanah bergetah, lengket dan hasil dalam terhalang dari
filter melalui mana produk melewati (Meghwal dan Goswani, 2010).
H. Oven dan Mixing
1. Tinjauan Pustaka
Pembuatan pati aren secara umum dilakukan melalui tahapan pemarutan
empulur, perendaman dan pengadukan, penyaringan, pengendapan dan
pengeringan. Sebuah mesin pengaduk tipe baling-baling telah dikembangkan
untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pati aren sekaligus membantu
mengurangi kejernihan kerja pada proses pengadukan. Pembuatan pati aren
pada umumnya dilakukan dalam skala industri kecil dan dilakukan dengan
peralatan sederhana. Penggunaan mesin masih terbatas pada proses pemarutan
empulur batang aren, sedang proses selanjutnya masih dilakukan secara
manual. Dari pengamatan dilapangan, proses pengadukan dan ektraksi atau
penyaringan merupakan proses yang paling lama dan memerlukan banyak
input energi. Proses pembuatan pati yang dilakukan secara manual
menyebabkan produktivitas kerja rendah dan memerlukan waktu yang lama
(Purwantana, 2008).
Hasil bahwa tanin dari buah pinang menggunakan pelarut alkohol
menghasilkan tanin yang lebih banyak dibanding dengan menggunakan pelarut
air. Sedang penelitian yang dilakukan lainnya menunjukan bahwa ekstraksi
tanin dipengaruhi oleh kecepatan putar pengadukan. Semakin besar kecepatan
putar pengadukan maka semakin besar pula nilai koefisien transfer massa
volumetrisnya (Artati, 2007).
Pencampuran adalah penyebaran satu komponen ke komponen lain.
Proses pencampuran ini, umum dijumpai sebagai salah satu unit pengolahan
pada industri pangan. Pencampuran yang sempurna dapat didefinisikan bahwa
besar proporsi masing- masing komponen dalam campuran sama
( Earle, 1969).
Metode pengukuran kadar air pada agrerat dan beton segar yang ada saat
ini memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak praktis diterapkan
dilapangan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang sederhana, cepat,
praktis, akurat dan harga yang relatif murah. Pengertian dengan microwave
oven memberikan kemungkinan ini. Microwave oven sebagai alat pengukur
kadar air agregat dan beton segar dengan waktu pengukuran yang relatif
singkat dan akurat. Cara kerja dari microwave oven memakai prinsip bahwa
atom benda yang dioven akan mengabsorbsi/menyerap energi dari radiasi
frekuensi

gelombang

mikro

(microwave

frequency

radiation)

yang

menyebabkan bergetar sampai 2450 juta getaran perdetik, dari getaran ini
menyebabkan timbulnya panas (friction heat) pada makanan/benda yang ada
didalam alat microwave oven (Sugiharto, 2000).
Pohon kakao biasanya ditanam didaerah panas dan lembab dengan curah
hujan tahunan diatas 2000mm. Biji kakao dipilih, handpicked (untuk
menghapus dirts dan batu) dan dipanggang di oven udara panas pada suhu
antara 123oC dan 125oC untuk satu jam dan sejuk segera (untuk lebih lanjut
pembakaran

internal

kacang).

Tujuan

dari

pengovenan

mencakup

pengembangan aroma, warna dan membuat granula pati larut, penghapusan
sekam serta dehidrasi kacang untuk menggiling (Belewu, 2008).
Oven

adalah

alat

untuk

memanaskan

memanggang

dang

mengeringkan.Oven dapat digunakan sebagai pengering apabila dengan
kombinasi pemanas dengan humidity rendah dan sirkulasi udara yang
cukup.Kecepatan

pengeringan

tergantung

dari

tebal

bahan

yang

dikeringkan.Penggunaan oven biasanya digunakan untuk skala kecil.Oven
yang kita gunakan adalah elektrik oven yaitu oven yang terdiri dari beberapa
tray di dalamnya, serta memiliki sirkulasi udara di dalamnya.Kelebihan dari
oven adalah dapat dipertahankan dan diatur suhunya. Bahan yang akan
dikeringkan pada tray-tray-nya (Saputra, 2008).Koagulasi disebabkan dengan
penambahan larutan asam sitrat panas pada susu secara perlahan-lahan dengan
terus-menerus diaduk sampai air dadih terpisah. Ketika koagulasi selesai,
pengadukan dihentikan dan padatan menetap. Air dadih dikeringkan melalui
kain kasa dan dalam suhunya diatur tidak boleh sampai menurun (Rajakumar,
et. al, 2011).
Alat pengaduk terdiri atas sumbu pengaduk dan sirip pengaduk yang
dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi beberapa
bagian (pengaduk yang dapat dipisah juga dapat dibongkar pasang didalam
satu tangki pengaduk). Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang
sesuai dengan bejana pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja
berlapis email, baja berlapis karet. Suatu alat pengaduk diusahakan
menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin dengan pemakaian daya yang
sekecil mungkin. Ini berarti seluruh isi pengaduk sedapat mungkin digerakan
secara merata, biasanya secara turbulen (Bernasconi, et. al, 1995).
Cara oven terbuka (air oven method) digunakan untuk lemak hewani dan
nabati, tetapi tidak dapat digunakan untuk minyak yang mengering (drying oils)
atau setegah mengering (semi drying oils). Contoh yang telah diaduk,
selanjutnya ditimbang didalam cawan kadar air (moisture dish) lalu
dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan. Cara oven hampa udara (vacuum
oven method) dapat digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak kecuali
minyak kelapa dan minyak yang sejenis yang tidak mengandung asam lemak
bebas lebih dari satu persen (Ketaren, 1986 ).
Penggunaanoven microwavedalam negeri telahmenjadi biasa danpasar
untukmicrowavedisiapkanmakananterus
makananritelyang
menyediakanatas
berkaitandenganwaktu

dimaksudkan

tumbuh

pesat.

Semuaproduk

untukpemanasan

microwaveharus

instruksikemasanpemanasan

ulangyang

pemanasanke

outputdayadari

berbagaimicrowavedomestikoven.Instruksi

inibertujuan

konsumen

dapat

denganprodukakhiryang

makananbaikkeselamatan dan kualitas (Swain, 2007).

untukmemberikan

diterimadalam

hal
I. Pemarutan (Size Reduction)
1. Tinjauan Pustaka
Dari survey dilapangan santan banyak sekali digunakan terutama untuk
masakan yang banyak digunakan oleh rumah-rumah makan atau usaha catering,
industri minyak goreng, dan industri kecil makanan ringan. Untuk
menghasilkan santan, usaha-usaha tersebut menggunakan alat pemarut kelapa
dengan plat yang bergerigi yang digerakkan oleh motor listrik kemudian
memerasnya dengan mesin press screw yang juga digerakkan oleh
engine/motor listrik. Akan tetapi kedua proses ini (pemarutan dan pemerasan)
masih dilakukan secara terpisah, sehingga efisiensi waktu dan tenaga kerja
belum dapat ditingkatkan (Junaidi dan Sunitra, 2008).
Tahapan operasi proses pengolahan minyak kelapa muda dengan metode
basah tradisional yaitu dengan cara pencukilan, pemarutan, dan pemerasan.
Pengecilan ukuran dilakukan dengan menggunakan mesin pemarut.Selain
bertujuan untuk memperkecil ukuran, pemarutan juga untuk merusak sel-sel
daging buah kelapa agar minyak mudah dikeluarkan (Syah, 2008).
Penelitian ini berusaha untuk mengubah pemarutan singkong yang ada
danmesin menekan ke dalamUnit tunggal untuk membuat parutan, menekan,
mengumpulkan pati dan adonan singkong lebihhigienis, untuk membuat
pengoperasian mesinlebih mudah, lebih aman dan juga untuk meningkatkan
padakualitas adonan.Teknik-teknik pengolahan yang ada digunakan dalam
produksi singkongpati dansingkong adonan daun banyak yang harus diinginkan.
Ada kesulitan pemarutan dan pengeringan cairan tepung dari adonan singkong,
karena metodekonvensionaltersedia memakan waktu dan tenaga. Dalam desain
diubah, dua sisi engkolmekanisme, drive rantai, roda gigi dan mata air akan
digunakan untukmencapai single diusulkanUnit pemarutan singkong dan mesin
menekan parutan dan ruang akan menekan"tertutup" unit dengan ruang
menekan diberi makan olehtindakan "membuang" (sentrifugalkekuatan) yang
dihasilkan oleh drum berputar selama pemarutan (Adzimah dan Gbadam, 2009).
Alat parut ubi kayu dengan putaran engkol oni juga dapat mengatasi
masalah yang sejenis lainnya, dalam memproduksi berbagai makanan dari
bahan baku hasil pertanian lahan kering, seperti ubi rambat, kelapa, dan
sejenisnya. Alat ini dapat meningkatkan efisiensi baik dari waktu kerja, tenaga
maupun secara kualitas dan kemampuan industri rekan meningkat dalam
produksi serta pelayanan pada konsumen regional/nasional.Alat ini nantinya
dapat dirancang dan dikembangkan dengan memanfaatkan motor-motor listrik
sebagai alat penggeraknya (Parsa, 2009).
Mekanisme yang umumnya dipakai untuk proses pemarutan ada dua
macam. Pertama adalahmenggunakan parut berputar. Pada proses pemarutanini,
ketela pohon yang telah dikupas diparutdengan menggunakan silinder berparut,
yang mendesak pada celah dengan jarak tertentu. Silinderberparut diputar
dengan menggunakan motorpada kecepatan putar tertentu. Sistem ini
dipakaipada proses pemarutan mekanis.Sedangkan yang kedua menggunakan
pemarutmanual atau pemarut tetap. Pada proses pemarutanini, pemarutan
menggunakan plat yangterbuat dari stainless steel, yang memiliki gigi parut
yang berbentuk seperti paku tajam. Gigi parut iniakan menyayat ketela pohon
sehingga menjadibutiran/sayatan yang halus. Untuk pemarutmanual yang
bahannya menggunakan plat stainlesssteel, gigi parut berasal dari bahan itu
sendiriyang disayat, sehingga lembaran yang disayat tersebutberbentuk seperti
paku-paku tajam (Soegihardjo dan Aninditya, 2005).
Santan adalah susu putih minyak dalam air emusli yang diekstraksi dari
daging kelapa. Pemisahan emulsi ke fase berair dan krim fase umumnya terjadi
dan mengarah kecacat fisik dapat diterima dari kelapa segar atau diproses.
Proses dimulai dari penggalian susu dari parutan kelapa daging dengan atau
ditambahkan air (Chiewchan, et. al, 2005).
Banyak aktivitas jual beli yang ada di pasar, baik yang bersifat manual
maupun yang menggunakan alat sebagai alat bantu dalam menyelesaikan
pekerjaan jual beli tersebut. Salah satunya adalah kegiatan pemarutan kelapa
yang menghasilkan bahan parutan kelapa. Dalam aktivitas pemarut kelapa
membutuhkan mesin penghancur khusus (Nenohai, dkk, 2009).
Menurut Kethireddipalli et al. (2002), menggiling bahan berserabut
kering ke bubuk mungkin mempengaruhi WHC dan SWC-nya; efeknya tidak
hanya berpengaruh pada reduksi ukuran partikel, tetapi juga merubah struktur
matriks fiber. Pustaka fokus kepada efek setelah perlakuan untuk ektraksi fiber
pada property fisikokimia sangat jarang dan kadang kontradiktif, karena
bahannya berbeda, metodologinya berbeda untuk pengukuran dietary fibre, dan
perbedaan kondisi proses yang telah digunakan (Figuerola, dkk, 2001).
Mesin parutan terdiri atas sebuah silinder kayu pada sisi luarnya
dipakukan kawat-kawat kecil dari baja. Fungsi kawat-kawat baja tersebut
adalah untuk memarut. Silinder digerakkan oleh motor atau diesel pada putaran
tertentu (Tjokroadikoesoemo, 1986).
Parut pada umumnya terbuat dari kayu, berbentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang 44 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm, ada juga yang berukuran
panjang 30 cm, lebar 11 cm. Pada bagian tengah parut terdapat paku kawat
yang cukup banyak dan sangat tajam untuk memarut kelapa. Pada
perkembangan selanjutnya, banyak parut yang terbuat dari seng atau besi tipis
(Simanjuntak, 1993).
Metode
ukuranbaik

pengolahanutamadari
dalam

mesinpengurangan

bentukbasah

makanan

atau

inimemerlukanpengurangan

kering.Untukmencapaioperasi

ini,

ukuran

pun

dipekerjakan.Teknologipenggilingangandummelibatkanukuranoperasipenguran
ganyang prosesnya diawali denganbutiryang dipecah menjadipotonganpotonganberbagai

ukurandengan
mesin.Satuukuranefisiensioperasipenggilingandidasarkan

padaenergi

yang

dibutuhkanuntuk menciptakanpermukaanbaru.Pengurangan ukuranadalah salah
satuhal

yang

hemat

tenagaadalahbeban utama

energiapalagidalam

satuan

operasidanbiaya

dalammenghancurkan danpenggilingan, sehingga

faktorbahwapengendalian biayainipenting(Akinoso, et.al. 2013).
J. Press (Extracting)
1. Tinjauan Pustaka
Model ekstraksi lemak dengan pelarut memiliki kelemahan yaitu
terlarutnya sebagian komponen yang tidak diinginkan dari lemak kakao, seperti
phopolipida. Selain itu diperlukan proses pemisahan kembali antara lemak dan
pelarut. Oleh karena itu, teknik pengepresan mekanis menjadi pilihan.
Penggunaan teknik pengepresan dipandang juga jauh lebih praktis dan murah
terutama untuk pemakaian oleh industri kecil dan menengah (Indarti, 2007).
Ekstraksi minyak kulit jeruk dapat merupakan suatu usaha pemanfaatan
limbah industri sari buah jeruk yang menghasilkan nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Ekstraksi minyak kulit jeruk dapat dilakukan baik dengan metode press
dingin maupun distilasi. Jeruk pontianak dari Kalimantan Barat merupakan
jeruk populer di Indonesia. Selama ini jeruk pontianak kebanyakan
diperdagangkan sebagai buah segar (Apriyantono, 1996).
Ekstraksi komponen volatil dari bahan tanaman dapat dilakukan dengan
beberapa metode, diantaranya adalah: (1) Metode headspace yang terdiri dari
metode injeksi langsung dan metode pemekatan; (2) Metode destilasi yang
terdiri metode detilasi uap danmetode detilasi molekuler; dan (3) Metode
ekstraksi pelarut. Salah satu contoh metode destilasi uap secara simultan adalah
metode ekstraksi menggunakan alat Likens Nickersons. Pelarut-pelarut organik
yang biasa digunakan untuk ekstraksi komponen volatil adalah: pentana, dietil
eter dan diklorometana. Pelarut dietil eter paling umum digunakan karena
memiliki titik didih cukup rendah (35oC), sehingga dalam proses ekstraksi
menggunakan alat Linkens Nickerson, pelarut initidak memerlukan suhu tinggi,
juga positif pada proses pemekatan sampel volatil (Muhardi, 2003).
Ekstraksi adalah pemindahan komponen dari suatu aliran bahan cair, atau
antara dua aliran bahan cair. Pencucian adalah pemindahan suatu komponen
atau beberapa komponen dari suatu bahan padat oleh suatu bahan cair, pada
umumnya air. Kecepatan pelarutan komponen ditunjukkan oleh:
dW/ dQ = K1 A (ys- y) (Earle, 1969).
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara- cara
ekstraksi bermancam- macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet
rendering), mechanical expression, dan solvent extraction.
a. Rendering, merupakan suatu cara ekstrajsi minyak atau lemak dari
bahan yang diduda mengandung minyak atau lemak dengan kadar air
tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal
yang spesifik, ,yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada
dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel. Rendering
dibagi 2 yakni : [1] wet rendering ( penambahan sejumlah air selama
berlangsungnya proses tersebut; [2] dry rendering (cara rendering tanpa
penambahan air selama proses berlangsung).
b. Pengepresan mekanik (Mechanical Expression), suatu cara ekstraksi
minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji- bijan.
Perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari
bijinya ialah dengan pembuatan serpih, perajangan, penggilingan serta
tempering atau pemasakan. Dua cara umum yang dilakukan dalam
pengepressan mekanik ialah: [1] pengepressan hidraulik, dan [2]
pengepressan berulir.
Ekstraksi dengan pelarut (Solvent extraction), prinsip proses ini adalah
dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak (Ketaren,1986).
Penggunaan istilah air kelapa dan air santan tidak perlu dipermasalahkan,
walaupun beberapa studi telah menggunakan kedua istilah secara bergantian.
Bagian berair kelapa Endosprema disebut air kelapa, sedangkan santan juga
dikenal sebagai santan di Malaysia, Indonesia dan Filipina, mengacu pada
produk cair yag diperoleh dengan kisi Endosperma padat, dengan atau tanpa
penambahan air. Komponen utama santan air, lemak dan protein, sedangkan air
kelapa berisi terutama air (Yong, et. al, 2009).
Di dalam ekstraktor digunakan bahan pelarut menguap (solvent) yang
berfungsi sebagai bahan ekstraktor. Pada dasarnya bahan yang akan diekstraksi
dicampur dengan bahan pelarut mnguap, sehingga cairan bahan akan terdifusi
ke luar dari dalam sel melalui dinding sel dan bercampur dengan bahan pelarut
menguap disebut “micella”. Selanjutnya cairan ekstraksi dipisahkan dari bahan
pelarut menguapnya. Bahan pelarut menguap tersebut, dapat dipergunakan
kembali untuk proses ekstraksi selanjutnya (Darsam dan Muchtar, 1980).
Sebuah teknikkhususekstraksiditerapkandalam penelitian adalahproses
distilasiuap.

Metode

inisangat

populerbagi

banyakekstraksitanamanminyakesensial.

Meskipun,

uapdistilasidianggapsebagai metodekonvensional, tapi initeknikini masih
relevandan

pilihan

dalamindustri

dan

penelitiankarenabeberapafaktoryaitubiayasistem,kebersihanwilayah,produktivit
as

danbiaya

operasional.

Selainitu,memiliki

beberapakeunggulan

dibandingkanmetode lain (Kasuan, 2010).
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam
pelarut minyak dan lemak. Pelarut minyak dan lemak yang biasa dipergunakan
dlam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline
karbon disulfide, karbon tetraklorida, benzene dan n-heksan. Perlu diperhatikan
bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5 %. Bila
lebih, seluruh sistem solvent extraction perlu diteliti lagi (Andaka,2009).
Kondisiekstraksiadalahperhatian

utamauntuk

meningkatkan

efisiensidengan tujuanuntukmemperolehhasil tertinggisenyawaantioksidandari
sumber daya alam. Kondisi inimeliputimetode ekstraksi, ukuran partikel, jenis
pelarut, konsentrasi pelarut, pelarut-tosolidrasio, suhu ekstraksi, ekstraksiwaktu
danpH.Kondisiekstraksipelarutjenisyang

terlibat,

waktu

dansuhu
denganbervariasisatu

variabel

independensekaligus,

sementaravariabellainnyatetap konstan (Yim, 2009).
Lama proses ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
karbohidrat yang dapat diekstrak. Semakin lama ekstraksi berjalan semakin
tinggi pula jumlah karbohidrat yang diperoleh. Tidak selamanya waktu
ekstraksi yang semakinlama akan semakin memperbesar jumlah polisakarida
yang diekstrak. Pada proses ekstraksi dengan pemanasan dalam waktu yang
cukup lama akan memicu terjadinya degradasi senyawa yang diekstrak,
sehingga hasil ekstraksi menurun (Mobli, 2010).
Penganalisaan operasi ekstraksi tergantung pada perkembangan dan
kondisi operasi. Kondisi keseimbangan secara umum sangat sederhana. Pada
ekstraksi suatu bahan padat yang larut, penganggapan bahwa seluruh bahan
yang larut dilarutkan dalam satu tahap, akan mempengaruhi penyelesaian
pemisahan yang dikehendaki. Akan tetapi adalah tidak mungkin untuk
memisahkan seluruh bahan cair dari bahan padat. Oleh karena bahan padat
menahan sebagian larutan, dan kandungan bahan yang terlarut didalam larutan
yang tertahan ini harus sangat menurun sesuai dengan tahap persentuhan.
Sebagai contoh, pengekstraksian minyak dari biji dengan mempergunakan
pelarut hidrokarbon. Kacang sebagai bahan padat menahan beratnya sendiri
atau larutan, lebih banyak lagi setelah pengendapan. Larutan yang tertahan ini
mengandung sebagian besar minyak sehingga tahap ekstraksi persentuhan
disusun untuk mengurangi jumlah minyak yang tertinggal bersama biji. Kondisi
keseimbangan sederhana, oleh karena konsentrasi minyak didalam larutan yang
dapat dipisahkan sama dengan yang terdapat didalam larutan, dan dengan
tertinggal di dalam biji (Earle, 1969).
K. Penggorengan Secara Vakum (Vacuum Frying)
1. Tinjauan Pustaka
Vacuum fryingadalah teknologimenjanjikanyang mungkinbisa menjadi
pilihanuntuk

produksimakanan

ringanbaru

sepertikeripik

buah

dan

sayuranyang menampilkansifatkualitas yang diinginkandan merespontren
kesehatan baru.Prosesmenggorengdilakukandalamsistem tertutupdi bawah
tekananjauh di bawahtingkat atmosferyang memungkinkanuntuk secara
substansialmengurangititik

didihairdan

suhu

penggorengan.

Pada

kenyataannya, sebagian besar manfaatdari teknologi iniadalah hasildarisuhu
rendahyang digunakan daneksposur minimal untukoksigen. Manfaatnya antara
lainpenguranganefek
danrasa,

buruk

padakualitas

penurunanakrilamidakonten,

minyak,

dan

pelestarianalamwarna

pelestariansenyawagizi(Dueik,

2010).
Menurut Muchtar (2003), mengingat tingginya kandungan air buah dan
struktur buah yang padat, penggorengan buah pada tekanan atmosfir dengan suhu
penggorengan berkisar 135 – 1850C akan terjadi kerusakan warna, rasa dan aroma.
Oleh karena itu untuk menghasilkan keripik buah yang baik proses penggorengan
harus dilakukan pada kondisi vakum (tekanan dibawah 1 atmosfir). Penurunan
tekanan selama proses penggorengan buah-buahan akan dapat mengurangi kerusakan
akibat panas selama penggorengan. Pada tekanan atmosfir, titik didih air 100 0C dan
titik didih minyak 120 – 2000C, dengan penurunan tekanan maka titik didih air akan
turun dibawah 1000C, sehingga memungkinkan proses penggorengan berlangsung
pada suhu kurang dari 1000C. Identik dengan proses pengeringan, aplikasi tekanan
subatmosferik (vakum) terhadap proses penggorengan akan menurunkan titik didih
air yang dikandung bahan (Triwahyudi, dkk, 2001).
Penggorengan vakum (vacuum frying) dilengkapi dengan data logger
sistem komputer, alat penggorengan vakum dibuat khusus untuk skala
laboratorium dan dirancang sesuai dengan kebutuhan penelitian.Secara
skematik bentuk alat penggorengan vakum ditunjukkan pada Gambar 3.

Pada penggorengan vakum terbentuknya lapisan keras menjadi lambat
sehingga memberi kesempatan penguapan air dari dalam sebelum produk
menjadi kering, dengan warna produk yang cerah. Pada proses penggorengan
energi panas yang dibutuhkan oleh bahan tidak hanya digunakan untuk
menaikkan suhu bahan, namun juga untuk proses perubahan fase air dari
bentuk cair menjadi uap. Energi yang dibutuhkan selama proses perubahan
fase cukup besar sedangkan pasokan energi dari sumber panas konstan,
sehingga suhu bahan tidak mengalami kenaikan pada waktu tertentu. Selain itu
karena adanya tekanan vakum selama proses penggorengan, makan titik didih
air dan minyak turun, sehingga energi yang tersedia digunakan untuk
penguapan kadar air bahan. Setelah proses perubahan fase selesai suhu bahan
kembali perlahan-lahan naik mendekati atau sama dengan suhu penggorengan
sampai proses selesai. Pada kisaran suhu penggorengan 60 – 70oC diperkirakan
ada energi panas yang diserap untuk pemasakan proses bahan, akan tetapi
energi yang tersedia pada saat itu cukup sehingga tidak mempengaruhi proses
kenaikan suhu bahan, bahkan suhu bahan sudah cenderung konstan
(Jamaluddin,

2008).Vacuum

frying

meningkatkankualitas

adalah

cara

alternatif

untuk

makanankering.Sampeldipanaskandi

bawahtekanannegatifyang menurunkantitikdidihminyak gorengdan airdalam
makanan.Selain

itu,selama

udarasehingga

penggorengandilakukan

dapat

baikdisimpan

besar

karenanya,

dapatdiawetkan.

Warna

warna
danrasa

dalamvakumgorengmakanan,karena

tersebutdipanaskan

tanpa

menghambatoksidasi-oksidasi

lipidtermasuk,enzimatikpencoklatandan
dannutrisisampelsebagian

dengan

padaminyakgorengrendahsuhu

lebih

makanan

danoksigenyang

tetap.

Makanan kering yang diproduksi oleh vacuum frying memiliki banyak
peningkatan karakteristik seperti teksturnya renyah, warna dan rasa yang baik
dan penyimpanan baik untuk nutrisi. Vacuumfryingjuga memilikiefek
merugikan yang lebih sedikitpada kualitasminyak(Supardan, 2007).
Metode penggunaan yang tepat untuk keripik adalah Deep Fat
Fryingatau Vacuum Frying.Suhu harus di atas titik didih air (sekitar 163196oC). Di bawah suhu 163oC sebenarnya stabilitas minyak goring dapat
dipertahankan,

tetapi

waktu

penggorengan

lebih

lama

dan

tidak

ekonomis.Sebaliknya, jika digunakan suhu di atas 196oC degradasi minyak
menjadi lebih cepat dan kualitas menjadi lebih cepat dan kualitas goring
menurun. Akibat lain, panas yang dihasilkan menjadi berlebihan. Hal ini akan
menyebabkan pemanasan yang tidak merata dan bahan makanan menjadi cepat
gosong (Kurniawati, 2002).
Unit peralatan proses vacum frying adalah suatu peralatan proses
penggorengan bahan-bahan makanan seperti penggorengan buah-buah-an,
umbi-umbi-an dan lain sebagainya. Keistimewaan dari unit proses vacum
frying ini dibandingkan sistem penggorengan konvensional adalah pada sistem
vakum yang memberikan efek turunnya titik didih minyak goreng. Wadah
tabung penggorengan dimana udara diatas permukaan minyak goreng dibuat
vakum dengan mekanisme pompa vakum, sehingga suhu minyak goreng
mendidih dibawah suhu penggorengan konvensional. Dari sisi kualitas hasil
penggorengan bahan makanan akan relatif lebih baikdibandingkan dengan
sistem konvensional karena bahan makanan tidak mengalami pemanasan
berlebihan. Dalam aspek penerapan industri kecil menengah peralatan vacum
frying terdiri dari tabung silinder wadah minyak goreng dimana di dalamnya
terdapat lagi tabung terbuat dari pelat berlobang yang dapat diputar secara
manual sebagai wadah bahan makanan, pompa vakum, sistem kondensor untuk
pendingin udara/uap panas penggorengan ditambah aksesoris lainnya (Siregar,
2004).
Mesin vacuum frying adalah mesin pengolahan makanan dengan
menggunakan sistem vvacuum. Dalam pengoperasiannya mesin bekerja pada
suhu maksimal 95oC dengan tabung utama vacuum. Dan peranan dari
komponen utama tersebut sangatlah penting, karena itu perlu dilakukan
perancangan yang baik dan salah satunya yaitu dari segi kekuatan, dimana
tabung tersebut menerima beban dari temperature dan tekanan vacuum
(Therdthai, 2007).
Pada umumnya sistem menggoreng bahan pangan ada 2 macam, yaitu
sistem gangsa (pan frying), dan

menggoreng biasa (deep frying). Proses

gangsa dapat menggunakan lemak atau minyak dengan titik asap yang lebih
rendah, karena suhu pemanasan umumnya lebih rendah dari suhu pemanasan
pada sistem deep frying. Ciri khas dari proses gangsa, ialah karena bahan
pangan yang digoreng tidak sampai terendam dalam minyak atau lemak.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih instalasi penggorengan
adalah keadaan dari bahan pangan yang digoreng, kecepatan pergantian
minyak goreng, derajat atau tingkat aerasi selama proses menggoreng dan
efektivitas penyaringan (Ketaren, 1986).
Vacuum frying adalah cara alternatif untuk meningkatkan kualitas
makanan dehidrasi. Sampel dipanaskan di bawah tekanan negatif yang
menurunkan titik didih penggorengan minyak dan air dalam sampel.Selain itu,
ketiadaan udara selama menggoreng menghalangi oksidasi termasuk oksidasi
lipid, enzim kecoklatan dan, oleh karena itu, warna dan nutrisi sampel dapat
sebagian besar dipertahankan. Selama proses vacuum frying, kandungan dan
memaksa penurunan dengan penurunan tekanan vakum dan peningkatan suhu
goreng, dan menggoreng waktu, sementara kandungan lemak peningkatan
(Brooker, 2000).
M. Pemisahan Dengan Gaya Sentrifugal (Centrifugasing)
1. Tinjauan Pustaka
Kami mengeksplor penggunaan dari mesin pemisah arus kontinyu untuk
memindahkan partikel dari FOJC sebagai pra-perlakuan untuk jus yang akan
dilakukan isolasi kromatografi. Melihat ke depan tujuan dari isolasi limonin
glukosida suatu saat akan mengambil tempat dalam level skala besar, tujuan
dari studi ini adalah untuk mengevaluasi klarifikasi dari rekonstitusi FOJC
oleh sentrifugasi arus kontinyu pada skala rencana besar dan menentukan
kecocokan dari hasil sentrifugasi untuk aplikasi langsung isolasi kromatografi
kolom(Breksa, dkk.,2008).
Cara ini relatif sederhana.Daging buah diparut, kemudian ditambah air
dan diperas sehingga mengeluarkan santan.Setelah itu dilakukan pemisahan
minyak dan santan.Pemisahan minyak tersebut dapat dilakukan dengan
pemanasan, atau sentrfugasi.Pada sentrifugasi, santan diberi perlakuan
sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm.Sehingga terjadi pemisahan fraksi
kaya minyak (krim) dari fraksi miskin minyak (skim).Selanjutnya krim
diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk
memkisahkan minyak dari bagian bukan minyak.Pemisahan mnyak dapat juga
dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi.Santan perlakuan
sentrifugasi untuk memisahkan krim.Setelah itu krim dipanaskan untuk
menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian
bukan minyak dengan cara sentrifugasi (Laitupa dan Susane, 2010).
Daging buah kelapa yang telah diparut diberi air, kemudian diperas dan
disaring

sehingga

menghasilkan

santan.

Santan

ditampung

dalam

tempat/wadah, proses selanjutnya santan disentrifugasi dengan kecepatan
putaran 600, 700, 800, 900, dan 1000 rpm dengan memvariasi waktu putaran
yaitu 30, 45, 60, 75, dan 90 menit, sehingga diperoleh 3 (tiga) lapisan, yaitu
lapisan minyak, blondo (protein), dan air. Ketiga lapisan tersebut merupakan
komposisi di dalam santan yang terpisah karena perbedaan berat jenis.Lapisan
atas yang berupa minyak merupakan produk Virgin Coconut Oil (VCO)
(Welasih dan Nurhapsari, 2009).
Karakteristik pompa sentrifugal diperoleh dari pengujian dari pompa
dengan tipe dan ukuran serta putaran impeler tertentu. Karakteristik
diperlihatkan dalam kurva: (1) Head vs Kapasitas; (2) BHP vs Kapasitas; (3)
Efisiensi vs Kapasitas. Unjuk kerja pompa niasanya biasanya dinyatakan
dalam kemampuan untuk mengalirkan fluida pada kapasitas, tinggi tekan dan
efisiensi tertentu. (Himawanto, 2004).
Gaya sentrifugal dipergunakan untuk melengkapi gaya sorot dalam
beberapa penyaring. Mesin – mesin ini benar – benar alat sentrifusi yang
disambungkan dengan panci berlubang – lubang dan juga mempunyai kain
penyaring. Bahan cair lewat ke dalam bagian dalam panci dan di bawah
pengaruh gaya sentrifugal bahan ini melewati bahan penyaring. Operasi ini
terutama terdapat pada industri susu, yaitu dipecahkan oleh gaya sentrifusi
menjadi skim dan krim. Kelihatan sangat patut untuk mengamati posisi kedua
fase di dalam sentrifus ketika operasi sedang berlangsung. Susu dimasukkan
terus – menerus ke dalam mesin, yaitu pada umumnya berupa keranjang
berputar pada sumbu tegak, dan krim serta skim masing – masing keluar dari
tempat pengeluarannya. Pada titik yang sama di dalam keranjang harus terjadi
pemisahan permukaan antara krim dan skim (Earle, 1969).
Permasalahan
karaktersitik pada

penting

dalam

desain

pompa

sentrifugal

adalah

perhitungan teoritis harus sama atau sangat dekat ke

karakteristik praktek dan

hasil

pengujian di

laboratorium. Pengaruh

parameter-parameter hidrodinamika di sisi masuk, sudu-sudu impeller,
diffuser, sudu pengarah dan sisi keluar menetukan karakteristik pompa, karena
itu dalam perencananaan pompa sentrifugal masalah yang terpenting adalah
konstruksi geometri impeller, diffuser dan sudu pengarah. Masalah ini dapat
diselesaikan melalui ketepatanperhitungan hidrodinamika pada proses desain,
pabrikasi dan pemasangan pompa (Rumaherang, 2008).
Sistem yang dirancang adalah mesin sentrifugal. Ini mengekstrak minyak
dari kacang shea pasta dengan sentrifugasi. Ini diekstrak minyak kari kacang
shea pasta dengan sentrifugasi. Ekstraksi yang terlibat memisahkan minyak
dari air dan dari kue sapi pasta.Bagian bergerak dari perangkat itu digerakkan
oleh motor, atau dengan mesin, tergantung pada ketersediaan dan kenyamanan
yang baik. Sebuah poros didorong oleh motor atau mesin telah dilengkapi
pada ujung lainnya dengan suatu berputar drum. Drum, dengan kapasitas 10
kg shea pasta, memiliki kecepatan rotasi 1000 rpm. Kecepatan yang cukup
tinggi untuk memisahkan tiga komponen paste, yaitu minyak, yang memiliki
massa tertentu terendah dan melayang ke permukaan, air yang memiliki
perantara spesifik massa, dan kue ternak yang terberat dan bergerak turun ke
bagian bawah drum. dua menyerah perangkat dipasang di dalam drum
digunakan untuk lepas landas minyak dan kemudian air dari drum, setelah
pemisahan tersebut dianggap cukup (Amatayakul, 2006).
Sediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian
dilakukan pengocokan atau sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30
menit. Setelah dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30
menit, keempat formula tidak menunjukkan adanya pemisahan fase, tetap
jernih dan merupakan suatu larutan tunggal. Keempat formula mikroemulsi
tersebut tetap jernih, homogen, bau dan warnanya juga tidak berubah (Liu,
2003).
Sediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian
dilakukan pengocokan atau sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30
menit. Setelah dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30
menit, keempat formula tidak menunjukkan adanya pemisahan fase, tetap
jernih dan merupakan suatu larutan tunggal. Keempat formula mikroemulsi
tersebut tetap jernih, homogen, bau dan warnanya juga tidak berubah.
(Calmano, 1981).
Untuk mempercepat proses sedimentasi dapat digunakan gaya sentrifugal.
Dengan metode ini terutama campuran cair/padat dan cair/cair dapat
dipisahkan. Dibandingkan dengan dengan metode yang mengandalkan gaya
berat, kecepatan pengendapan dengan gaya sentrifugal jauh lebih baik. Pada
proses sentrifugasi di industri misalnya, dicapai percepatan 500 hingga 1000
kali percepatan gravitasi bumi (500-1000 g), yang meningkatkan kecepatan
pengendapan hingga 30 kali (Bernasconi, 1995).
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau
silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut
dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena
adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau
tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang
menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi
membentuk endapan (Doherty, 2001).
N. Rotary Evaporator
1. Tinjauan Pustaka
Sebanyak 750g serbuk bahan dimaserasi dengan pelarut metanol 24 jam,
kemudian dipisahkan, sisa serbuk (residu) dimaserasi kembali dengan pelarut
metanol sampai jernih. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan alat rotary
evaporator pada temperatur tidak lebih dari 400OC hingga diperoleh ekstrak
kental.Lapisan kloroform dikumpulkan dan dipekatkan dengan bantuan rotary
evaporator pada temperatur tidak lebih dari 400OC sehingga diperoleh ekstrak
alkaloid kasar (Anjelisa, 2007).
Vacuum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi memisahkan suatu
larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia
tertentu sesuai yang diinginkan.Cairan yang ingin diuapkan biasanya
ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan
penangas dan diputar.Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu
pendingin

(kondensor)

dan

ditampung

pada

suatu

tempat

(receiver

flask).Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi sangat cepat, terutama bila
dibantu oleh vakum.Terjadinya bumping dan pembentukan busa juga dapat
dihindari.Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut
yang diuapkan.Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan
adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul diatas, serta
adanya kondensor (suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan
akhirnya jatuh ke tabung penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan,
akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan
(liquid). Biasanya ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi awal ini (ekstraksi dari
bahan tumbuhan) disebut sebagai ekstrak kasar (crude extract) (Senjaya dan
Surakusumah, 2010).
Alat penguapan atau evaporator adalah alat penukar panas. Alat penguap
ini baik digunakan untuk proses penyulingan atau destilasi ataupun untuk
proses rektifikasi. Perpindahan panas dalam alat penguap biasanya terjadi
secara tak langsung (dengan media pemanas atau listrik), dan jarang secara
langsung (dengan memasukan kukus). Suhu sumber panas harus selalu tinggi
daripada suhu didih campuran cair yang akan dipisahkan. Alat penguap sering
dibuat sama atau menyerupai alat penukar panas untuk pemanasan dan
pendinginan, namun kuantitas panas yang dipindahkan di dalam alat penguap
seringkali jauh lebih besar. Alat penguap dan alat-alat tambahan yang
dihubungkan di belakangnya dapat dioperasikan secara kontinu atau tak kontinu
(Bernasconi, 1995).
Di dalam industri pangan, sering suatu bahan mentah atau suatu bahan
pangan yang sangat penting, mengandung jumlah air yang lebih banyak
daripada yang dibutuhkan pada hasil akhir. Apabila bahan pangan berbentuk
bahan cair, cara yang paling mudah untuk memindahkan air secara umum
adalah dengan memberikan panas, untuk menguapkan air tersebut. Dengan
demikian, penguapan adalah proses yang sering dipergunakan oleh ahli
pengolahan pangan. Sebagai suatu bagian proses di dalam pabrik, alat
penguapan mempunyai dua fungsi menurut prinsipnya, yaitu mengubah panas
dan memisahkan uap yang terbentuk dari bahan cair (Earle, 1969).
Palm sirup gula diperoleh dengan pemanasan nira sampai terkonsentrasi.
Dalam studi ini, sirup gula palem diproduksi menggunakan metode pengolahan
dua, termasuk panci terbuka (110oC) dan vakum evaporator di bawah 70 dan
80oC. Sifat fisik dan kimia dievaluasi adalah warna (L * dan *), pencoklatan
intensitas (BI), fruktosa, glukosa, rendemen, HMF konten dan kadar protein.
Sampel dikumpulkan pada 15 menit (untuk panci terbuka) dan 10 menit (untuk
vakum evaporator) interval sampai akhir setiap proses (Naknean, dkk., 2009).
Filtrat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan
ekstrak heksana daun saga dan ditimbang. Perendaman dilakukan empat kali
sampai filtrat mendekati bening. Filtrat dipekatkan dengan vacuum rotary
evaporator sehingga didapatkan ekstrak etil asetat daun saga. Perendaman
dilakukan sampai filtrat mendekati bening, filtrat dipekatkan dengan vacuum
rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak methanol daun saga (Juniarti,
2009).
Ada beberapa mode operasi dari evaporator fluidized bed sesuai dengan
gerakan pertikel fluida dan sumber day, seperti sirkulasi, dll antara mode ini,
eksternal beredar penguapan alami dicatat dengan manfaat struktur, operasi
sederhana dan penghematan energi. Namun, perpindahan panas dan aliran
karakteristik, khususnya karakteristik aliran lokal dalam sistem. Pengetahuan
tentang proses penguapan terbatas dan bahkan pemahaman tentang karakteristik
hidrodinamika dan perpindahan panas besar pentingnya desain dan operasi dari
evaporator (Song, 2011).
Pada proses pembuatan gula merah cair pada awalnya sama dengan pada
proses pembuatan gula merah padat atau gula merah cetak. Nira sebagai bahan
gula bisa dimasak dalam panci atau wajan terbuka atau dapat juga
mempergunakan alat vacuum evaporator. Tetapi kalau mempergunakan alat
vacuum evaporator dengan tekanan 0,4 atmosfer, makan waktu yang
dibutuhkannya sekitar 90 menit dengan suhu akhir 79oC (Lutony, 1993).
Evaporator merupakan salah satu alat penukar panas yang menghasilkan
perpindahan panas dari satu fluida ke fluida lainnya, dimana antara fluida yang
satu dengan yang lainnya terpisah oleh suatu dinding aatau sekat yang dilalui
oelh panas. Evaporatorada beberapa macam, antara lain adalah Calandria
Evaporator dan Ketsner Evaporator. Dari macam-macam evaporator sebenernya
memliki fungsi dan cara kerja yang sama bahkan juga memiliki bagian-baguan
yang sama daintaranya adalah dinding atau pipa (wall), lantai (floor) dan tabir
(screen yang semuanya memliki fungsi sendiri-sendiri. Yang membedakan
antara satu dengang evaporator lainnya adalah terletak pada susunan pipanya
saja (Sularso, 2009).
Evaporasi adalah dasar pengeringan benih. Benih merupakan material
yang higroskopis, memiliki susunan yang kompleks dan heterogen. Air
merupakan bagian yang fundamental terdapat demikian rupa dalam benih,
artinya terdapt di setiap bagian benih. Kadar air benih karena keadaan yang
higroskopis itu tergantung pada lembab relatif dan temperatur (suhu udara).
Pengeringan terjadi apabila pergerakan uap air dari dalam benih yang
menerobos ke luar benih ke udara di sekitar benih, cepatnya terjadi penguapan
(evaporasi, evaporation) air dari dalam benih ke permukaan benih dan
selanjutnya ke udara, maka proses pengeringan itupun akan lebih cepat tejadi.
Cepat terjadinya evaporasi tersebut (dari dalam ke permukaan benih) akan
sangat terdorong oleh pengaruh-pengaruh (a) temperatur benih, (b) struktur
fisik, (c) komposisi kimiawi. Kecepatan terjadinya evaporasi dari permukaan
benih itu dengan demikian sangat ditentukan oleh lembab relatif dan temperatur
pengering (Kumar, 2010).
Benih-benih Brassica nigra Linn. dibersihkan dan dibubuk kasar. Ia
kemudian melewati saringan 40 mesh. Jumlah yang sudah ditimbang sebanyak
200 gr menjadi sasaran ekstraksi panas terus menerus dalam Aparatur Soxhlet
mendalam. Ekstrak diuapkan di bawah tekanan menggunakan rotary evaporator
sampai semua pelarut telah berpindah menjadi sampel ekstrak. Persentase hasil
ekstrak metanol 4,3% w / w. Ekstrak kering yang diperoleh menjadi sasaran tes
berbagai reaksi kimia untuk mendeteksi keberadaan phytoconstituents yang
berbeda (Upwar, dkk., 2011).
O. Pendinginan
1. Tinjauan Pustaka
Pada saat ini sistem refrigerasi sangat pesat sekali perkembangannya,
apalagi di daerah yang beriklim tropis. Seiring dengan perkembangan zaman
penerapan teknik refrigerasi mencakup pemrosesan, pengawetan terlebih-lebih
pada sektor perikanan. Refrigeran adalah suatu fluida yang digunakan sebagai
media penukar kalor pada sistem refrigerasi, dimana refrigerant ini dapat
mengalami perubahan fasa, yaitu fasa cair maupun uap (Abudaris, 2002).
Mesin refrigerasi merupakan mesin yang mempunyai fungsi utama
untuk mendinginkan zat sehingga temperaturnya lebih rendah dari temperatur
lingkungan. Pendinginan dilakukan sesuai dengan tujuan masing-masing orang
yang akan melakukan proses pendinginan tersebut. Komponen utama dari
mesin refrigerasi terdiri atas kompresor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator (Basri, 2005).
Desain sistem pendingin ejektor surya sangat sederhana. Dengan
menggunakan kolektor sollar sebagai generator dari sistem pendingin ejektor ,
hanya memiliki empat komponen utama sehingga biaya instalasi dapat
diturunkan dibandingkan dengan sistem pendingin penyerapan. Namun, kinerja
sistem pendingin ejektor perlu ditingkatkan lebih lanjut untuk bersaing dengan
sistem penyerapan. Kinerja sistem pendingin ejektor dipengaruhi oleh fluida
kerja dipilih, desain ejektor dan manufaktur, dan desain siklus termodinamika
(Huang, 1998).
Alat ini pada prinsipnya terdiri atas lima komponen, yaitu evaporator,
compressor, fan, condensor, dan katub. Uap air yang diserap, akan dipindahkan
dalam compressor sehingga akan memiliki tekanan dan suhu yang tinggi. Uap
air yang panas ini, kemudian didinginkan di dalam condensor sehingga terjadi
proses pengembunan. Namun demikian, uap air ini masih mempunyai tekanan
yang tinggi. Oleh karena itu, tekanan ini perlu diturunkan dengan pengaturan
oleh katup- katup (Kuswanto, 2003).
Mesin pendingin merupakan salah satu mesin yang mempunyai fungsi
utama untuk mendinginkan zat sehingga temperaturnya lebih rendah sari
temperatur lingkungan.Komponen utama dari mesin pendingin yaitu kompresor,
kondensor, alat ekspansi dan evaporator, serta refrigeran sebagai fluida kerja
yang bersikulasi pada bagian-bagian tersebut. Sistem kerja pada mesin
pendingin adalah sebagai berikut : saat refrigeran mengalir melalui evaporator,
perpindahan panas dari ruangan menyebabkan refrigeran menguap. Refrigeran
meninggalkan
refrigeran

evaporator

dikompresi

kemudian

hingga

masuk

tekanan

dan

ke

compressor.Selanjutnya

temperaturnya

bertambah

tinggi.Kemudian refrigeran mengalir melalui kondensor, dimana refrigeran
mengembun dan memberikan panas ke udara sekitar yang lebih rendah
temperaturnya.Akhirnya refrigeran pada state 3 masuk alat akspansi dan
berekspansi ke tekanan evaporator.Tekanan refrigeran turun dalam eksapansi
yang

ireversibel

dan

dibarengi

dengan

adanya

kenaikan

entropy

jenis.Refrigeran keluar katup ekspansi pada titik 4 yang berupa fase campuran
uap-air (Anwar, 2010).
Mesin pendingin atau pembeku merupakan suau rangkaian mesin dan
alat- alat jadi satu unit yang terdiri atas:
a. Evaporator, yaitu merupakan suatu alat atau ruang yang digunakan
untuk menempatkan bahan yang akan didinginkan. Pada evaporator ini
padas dari bahan diambil oleh bahan pendingin untuk merubah sifat
bahan pendingin dari cair menjadi gas.
b. Kondensor, suatu alat yang digunakan untuk melepaskan panas yang
dibawa oleh bahan pendingi. Pemanas tersebut akan ditangkap oleh
bahan lain (biasanya air) sehingga bahan pendingin akan kehilangan
panas dan berubah sifatnya dari gas ke cair lagi.
c. Kompresor, suatu alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada
suatu bagian dari mesin pendingin sekaligusmenurunkan tekanan pada
bagian lain.
d. Tangkin pengimpan bahan pendingin (reciever) adalah alat yang
digunakan untuk menampung bahan pendingin cair hasil pengembunan
pada kondensor.
e. Klep ekspansi, alat untuk mengubah bahan pendingin berbentuk cairan
menjadi kabur sehingga bahan pendingin ebih mudah mengambil panas
dan mudah menguap.
f. Bahan pendingin, berbagai macam bahan pendingin dapat digunakan
dengan sifat yang berbeda. Pemilihan bahan pendingin harus
didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu tidak beracun, dapat
menurunkan suhu serendah mungkin, dan lain- lain. (Hadiwiyoto,1993).
Saat ini pendinginan diperlukan dibeberapa daerah, pengawetan makanan,
AC, peralatan medis, organ dan jaringan Cyro-stroage, Cyro-operasi dan
industri aeronautika. Gaya hidup modern sangat bergantung pada pendinginan
yang tersedia. Pendinginan magnetik (MR) menjadi teknologi yang kompetitif
menjanjikan kepada gas-compression/expansion konvensional (Bouchekara,
2011).
Semua

mesin

pendingin

bekerja

berdasarkan

prinsip

Hukum

Termodinamika II yang dinyatakan oleh Clausius, yaitu bahwa tidak ada suatu
peralatan yang bekerja secara siklus yang dapat memindahkan panas dari benda
bertemperatur rendah ke benda bertemperatur tinggi dengan sendirinya, selalu
diperlukan input energy dari luar. Input energy ini biasanya berupa energy
listrik (Lukito, 2002).
Pendingin magnetic diproses melalui siklus pendingin. Secara umum,
siklus pendingin magnetic terdiri dari magnetisasi dan demagnetisasi dimana
panas dihilangkan dan diserap oleh masing-masing komponen. Siklus dasar
untuk pendinginan magnetic dilakukan menggunakan siklus carnot, siklus
stirling, siklus ericsson dan sklus brayton yang berfungsi sebagai pendingin
suhu kamar magnetic. Untuk siklus Brayton Erricson berfungsi untuk
menggerakkan regenerator untuk mencapai rentang suhu yang besar dan mudah
beroperasi

(Yu, 2003).

Besar pendinginan secara mekanis adalah kenyataan bahwa pada
perbedaan tekanan mengakibatkan perbedaan suhu pengembunan juga menurun.
Kenyataan ini diterapkan dalam proses perputaran yang dapat dilihat pada
sirkuit pendingin mekanis. Untuk memulai dengan penguapan, dalam hal ini
tekanan diatas bahan pendingin menjadi gas terjadi pada beberapa pilihan suhu
rendah (Earle, 1969).
P. Conveying
1. Tinjauan Pustaka
Conveyor atau alat pemindah bahan (material handling equipment) adalah
peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu
tempat ke tempat lain dalam jarak yang tidak jauh, misalnya pada bagian atau
departemen pabrik, pada tempat – tempat penumpukan bahan, lokasi konstruksi,
tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan, dsb. Mesin pemindah bahan
hanya memindahkan muatan dalam jumlah besar, serta jarak tertentu dengan
arah perpindahan bahan vertikal, horizontal dan atau kombinasi antar keduanya
(Zainuri, 2008).
Konveyor merupakan suatu alat yang digunakan untuk tujuan
pengangkutan.Penggunaan konveyor juga dilakukan untuk efisiensi waktu.
Konveyor di industri digunakan untuk mengangkut bahan produksi yang akan
diproses lebih lanjut atau mengangkut barang hasil produksi. Konveyor yang
ada biasanya selalu dalam keadaan hidup dan terus berjalan meskipun belum
ada benda hasil produksi, maka yang terjadi adalah pemborosan energi (Warsito,
2003).
Sebuah katrol konveyor adalah perangkat dinamis berputar, beban lateral
asimetris bagi semua bagian melalui pembalikan lengkap dari tegangan yang
disebabkan karena beban. Hal ini menyebabkan kelelahan pada komponen.
Oleh karena itu, ketika merancang katrol permasalahan yang dihadapi adalah
penyediaan kekuatan yang cukup dalam diafragma shell, hub, dan poros untuk
mencegah kegagalan karena tegangan

tinggi dan pada saat yang sama

memberikan fleksibilitas dalam struktur keseluruhan sehingga tidak terjadi
kegagalan akibat kelelahan atau bergetar pada poros. Untuk sampai pada desain
yang optimal, semua bagian, semua bagian terdiri dari unit integral dari katrol
yang harus disusun bersama (Patel, 2011).
Prinsip pengendalian konveyor pada mesin sortasi jeruk berbasis citra
yaitu pengendalian motor penggerak dengan memutus dan menyambungkan
arus dengan mengkombinasikan relay sebagai saklar dengan sensor cahaya.
Ketepatan posisi buah yang berhenti pada unit pencitra sangat dipengaruhi oleh
penempatan posisi sensor cahaya, jumlah putaran yang dihasilkan motor
penggerak, dan penempatan posisi kamera pencitra.Pengumpanan buah ke
konveyor penyalur masih menggunakan tenaga manusia sehingga pengaturan
jarak untuk pemilahan buah belum efektif (Agro, 2007).
Pada industri minuman pengepakan botol sangat diperlukan karena
memudahkan saat prosuk minuman didistribusikan ke pelanggan dan lebih
tertata rapi. Dengan memanfaatkan PLC sebagai sistem mikroprosesor lengkap
yang mandiri, terdapat ruang memori dan antarmuka input dan output (I/O).
PLC akan digunakan sebagai kontrol dalam sistem pengepakan botol yang
diprogram untuk mengontrol inputan pneumatik 4 untuk mengaktifkan outputan
selang 2 detik motor DC akan bekerja menggerakan konveyor. Saat kardus
menyentuh limit switch konveyor berhenti (Sulistyanto, 2000).
Konveyor rantai adalah konveyor dimana rantainya tidak terputus dari
jenis seluruh konveyor yang melakukan tarikan dari unit penggerak daripada
beberapa hasil pembawa beban untuk transport.Maretial/bahan besar dapat
dibawa secara langsung pada rantai, pada pencantelan khusus yang diikatkan
pada rantai baik untuk pengangkatan yang ditekan atau digandeng oleh rantai
atau dapat ditekan/ditarik oleh rantai dengan pencantelan khusus pada rantai
(Thayab, 2004).
Belt conveyor adalah suatu alat pemindah bahan yang berbasis teknologi
tinggi di sebagian besar industri yang sedang berkembang di negara Indonesia
Dengan menggunakan belt conveyor, perusahaan mampu menghemat biaya
produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju produksi dengan
kecepatan yang signifikan dan stabil.Melakukan analisa/penelitian yang
mengkaji tentang performansi belt conveyor yang bekerja untuk memindahkan
beban tumpukan (bulk) material berupa pasir yang dipakai dalam campuran
pembuatan tiang beton, dalam hal ini merupakan suatu hal yang sangat penting
dilakukan agar kinerja belt conveyor dapat teranalisis dengan baik dan
pekerjaan yang dibebankan kepada belt conveyor dapat dimaksimalkan seefisien mungkin (Xiaoping, 2007).
Ada banyak metode untuk membawa bahan-bahan pertanian. Pemilihan
metode alat pembawa tergantung dari aplikasi alami dan jenis bahan yang
dibawa. Bahan-bahan alami mungkin berupa pati, tepung, fiber atau banyak
kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Umumnya, alat pembawa adalah alat
canggih yang dikombinasikan dari mesin, kelembaman, angin dan gaya
gravitasi. Conveyor umumnya menggunakan baut, belt, dan massa conveyor.
Screw conveyor adalah peralatan yang terkenal untuk mengangkut produk
pertanian. Ada peralatan pembawa yang sangat efektif untuk aliran bebas atau
aliran bebas barang secara relatif, memberikan kontrol bagus dan meningkatkan
solusi kebersihan lingkungan untuk proses masalah penanganan karena
strukturnya yang sederhana, efisiensi tinggi, pengeluaran rendah dan mudah
dipelihara (Zareiforoush et al, 2010).
Konveyor baut diketahui sebagai alat ekstensif diatas dan disamping
permukaan gigi. Mikrostruktur dari dasar logam adalah struktur martensitik.
Tata cara aspesifikasi pengelasan (WPS) dan Catatan Proses Kualifikasi
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI
OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Analisis Lipid
Analisis LipidAnalisis Lipid
Analisis Lipid
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
 
Laporan lipid
Laporan lipidLaporan lipid
Laporan lipid
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Ekstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarutEkstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarut
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
 
Pengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industriPengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industri
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Laporan lipid ii
Laporan lipid iiLaporan lipid ii
Laporan lipid ii
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 

Similar to OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI

engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...
engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...
engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...Pondok Pesantren An-Nawawiyah
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratSafira Amalia Fardiana
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3Ebermusic
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2Titin Indrawati
 
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...Eka Novitasari
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)Fadly SaNdi
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Tillapia
 
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuPemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuAkhi Setiawan
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbahRATNATRI
 

Similar to OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI (20)

engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...
engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...
engineer-ekstraksi-minyak-atsiri-daun-kayu-putih-secara-destilasi-uap-air-lan...
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Destilasi
DestilasiDestilasi
Destilasi
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
 
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
MINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptxMINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptx
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
petrochemical
petrochemicalpetrochemical
petrochemical
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
 
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuPemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
Ringkasan Jurnal
Ringkasan JurnalRingkasan Jurnal
Ringkasan Jurnal
 
Tugas uts kimia
Tugas uts kimiaTugas uts kimia
Tugas uts kimia
 

More from Fransiska Puteri

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)Fransiska Puteri
 

More from Fransiska Puteri (20)

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
 

OPTIMALKAN_DETAIL_PROSES_DESTRILASI

  • 1. II. PUSTAKA DAN PEMBAHASAN A. Destilasi (Destilation) 1. Tinjauan Pustaka Cara destilasi merupakan cara yang efektif dignakan untuk mnghasilkan air bersih yang bebas dari kuman, bakteri, dan kotoran yang berupa padatan kecil. Pada proses destilasi, yang daimbil hanya air kondensatnya, kuman dan bakteri akan mati oleh proses pemanasan, dan kotoran akan mengendap di dasar basin (Catrawerdama, 2008). Untuk mengetahui kandungan protein dari suatu bahan ataupun pakan, maka perlu proses dekstruksi dan destilasi. Dekstruksi berfungsi pemecahan protein dalam senyawa organik, senyawa organil dicernakan dengan asam sulfat pekat dimana nitrogen akan terkonversi menjadi amonium sulfat. Dalam reaksi alkali, amoniak dibebaskan melalui destilasi uap. Sedangkan fungsi destilasi adalah untuk mengetahui berapa nitrogen yang terlepas dari hasil destruksi, lalu kelebihan nitrogen dititrasi dengan asam Chlorida 0,1 N. Proses destruksi dalam penentuandan destilasi dalam penentuan kadar protein suatu bahan merupakan salah satu faktor kritis (Yulianingsih, 2007). Distilasi adalah proses pemindahan, yaitu memisahkan komponen komponen di dalam suatu campuran, membuat suatu kenyataan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap daripada yang lain. Apalagi uap terbentuk dari suatu campuran, uap ini mengandung komponen asli campuran, akan tetapi dalam proporsi yang ditentukan oleh daya menguap komponen tersebut. Uap mengandung komponen tertentu yang lebih banyak yaitu yang mudah menguap, sehingga terjadi pemisahan. Pada destilasi berfraksi, uap dimampatkan dan kemudaian diuapkan kembali sehingga pemisahan lebih lanjut terjadi. Adalah sukar dan kadang – kadang tidak mungkin untuk mendapatkan komponen yang murni dengan cara ini, akan tetapi derajat pemisahan dapat dengan mudah dicapai apabila penguapan terjadi sangat berbeda. Apabila diinginkan kemurniaan yang tinggi, distilasi
  • 2. yang berturut – turut dapat dilakukan. Kegunaan utama destilasi di dalam industri pangan adalah untuk mengentalkan minyak atsiri, bahan penyegar beralkohol dan aroma (Earle, 1969). Konsep destilasi bertingkat yang menyatakan bahwa destilat yang menyatakan bahwa destilat yang belum murni jika didestilasi lagi akan menghasilkan destilat baru yang lebih murni. Alkohol destilasi satu kali mempunyai titik didih lebih tinggi daripada alkohol destilasi dua kali. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih banyaknya air dalam alkohol destilasi satu kali sehingga ikatan hidrogen air-air dan air-alkohol merupakan faktor yang menyebabkan lebih tingginya titik didih (Salim, 2008). Minyak citric essensial merupakan salah satu dari minyak essensial yang terpenting, seperti minyak yang diekstrak dari lemon merupakan unsur flavor penting, biasanya diperoleh dari proses destilasi. Beberapa proses harus dalam dua langkah, langkah kedua disebut desterpinasi. Dalam proses ini, terpenes dipindahkan sehingga minyak menjadi lebih cair di dalam air. Komponen ini juga dapat dimanfaatkan sebagai unsur flavoring minuman berkarbonasi yang tidak berakohol (Gamarra, dkk., 2006). Alat /mesin destilasi adalah alat yang diperlukan untuk mengekstraksi suatu zat cair/padat yang terdiri atas dua atau leih campuran zat, berdasarkan titik uapnya.Untuk mendestilasi suatu zat dalam destilasi secara basah digunakan suatu panas yang diperoleh dari uap air panas.Dalam destilasi berdasarkan sumber panas yang digunakan destilasi ada tiga macam, yaitu 1) destilasi panas, 2) destilasi dengan campuran uap panas, dan 3) destilasi dengan air. Prinsipnya alat destilasi bash terdiri dari empat, yaitu 1) bagian penghasil panas, 2) bagian dimana terjadi penampungan kondesat 3) bagian pengembun, dan 4) bagian yang disuling dari kompenen zat yang lain pada dasarnya alat destilasi kering adalah sama dengan alat destilasi basah perbedaanya hanaya terletak pada alat ketel destilasi, sedangkan alat yang lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang
  • 3. didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas atau asap panas. Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah dapur yang berada di luar ketel yang kemudian dengan pipa dimasukkan dalam ketel destilasi. Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar dalam ketel penyuling tersebut.Uap bahan yang terjadi kemudian dialirkan ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi.Kondesat yang terjadi ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat pemisah (Darsam dan Afandi, 2000). Cara lain yang mirip untuk memisahkan bagianAs inorganik adalah cara yang digunakan Lunde sejak tahun 1973. Prosedur yang dia lakukan berdasarkan cara destilasi konvensional dari As organik menjadi AsCl3 dalam 6,6 mol HCl/L, dimana dipisahkan oleh aktivasi neutron dan pemamcaran X-ray. Pekerja lain sudah mengoptimalisasi teknik destilasi untuk memisahkan As inorganik dengan metode lain (Oygard, dkk., 1999). Prosedur penelitian diawali dengan menimbang bunga kenanga sesuai dengan variabel kemudian memasukkan kenanga yang telah ditimbang tersebut pada alat distilasi kemudai ditutup rapat.Selanjutnya mengisi ketel uap dengan air kemudain menutup valve pengisian air. Lalu menyalakan kompir untuk proses pemanasan ketel uap kemudain membuka valve. Menunggu sampai tetes pertama keluar dari kondensor selanjutnya menghitung waktu distilasi mulai tetes pertama keluar dari kondensor.Lalu menampung destilat dalam corong pemisah untuk segera dipisahkan lalu masukka hasilnya ke dalam tabung. Kemudian menghentikan proses sesuai dengan waktu pengamatan yang ditentukan dan menambahkan Na2SO4 anhydrous ke dalam tabung reaksi yang berisi minyak untuk menghilangkan kadar airnya. Lalu mendiamkan minyak yang berada dalam tabung reaksi sampai jernih (Na2SO4 mengendap) lalu menuangkan minyak ke dalam tabung reaksi yang lain sehingga minyak terpisah dari Na2SO4 dan air. Dan pada tahap akhir melakukan analisa terhadap minyak yang dihasilkan,
  • 4. meliputi analisa indeks bias, komposisi minyak kenanga (ß-caryophyllene), perhitungan rendemen (%), perhitunga massa jenis, dan penetapan bilangan asam (Ferdiansyah, dkk., 2010). Kualitas dari minyak astiri menjadi maslah yang sangat penting dalam banyak industri seperti wewangian atau parfum, makanan, kosmetik dan obat penghilang gigitan serangga, dsb. Minyak atsiri dari tumbuhan mengandung molekul aromatik yang sangat mudah menguap atau tercampur oleh zat-zat lani selama proses ekstraksi. Metode destilasi termasuk metode yang konvensional, namun teknik ini masih relevan dan lebih banyak digunakan dalam industri maupun penelitian karena mempunyai kelebihan dalam segi biaya, kebersihan dan hasil produksi (Kasual, et. al, 2010). Distilasi ekstraktif adalah penguapan parsialproses, di hadapan non volatil dan tinggititik didih memisahkan agen massal yang biasanyadisebut entrainer atau memisahkan zat yang ditambahkanke campuran azeotropik untuk mengubah relatif volatilitas komponen kunci tanpa tambahan pembentukan azeotrop.Umumnya , entrainer dimasukkan dalambagian atas kolom , di atas aliran umpan dantetap dalam konsentrasi yang cukup besar dalamfase cair sepanjang kolom . Hal ini ditarik sebagai produk bawah dengan salah satu komponen yangdipisahkan dan dikirim ke keduakolom regenerasi dioperasikan di bawah vakum (Gil, et. al, 2008). Destilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan kembali, yang dimaksudkan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke dalam fraksi- fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih mereka. Contohnya pemisalah hasil fermentasi glukosa/ dekstrosa menggunakan sistem uap cairan, dan terdiri dari komponen- komponen tertentu yang mudah tercampur. Campuran- campuran tersebut daat memiliki titik didih yang tetap dan minimum. Umumnya destilasi berlangsung pada tekanan atmosfer dan campurannya dapat dinyatakan dalam kurva- kurva komposisi
  • 6. B. Perajangan (Slicing) 1. Tinjauan Pustaka Perajangan kripik tempe dengan cara manual dapat digantikan menggunakan perajang mekanil yang prinsip kerjanya berdasarkan mekanisme gerak engkol peluncur dengan circle cutter. Untuk dapat menerapkan alat potong dengan prinsip gerak engkol peluncur pada perajangan kripik tempe harus diketahui perbandingan kecepatan potong (cutting speed) dan kecepatan pemakanan (feeding speed). Dengan demikian dapat dirimuskan permasalahannya adalah penentuan pasangan yang optimum antara cutting speed dan feeding speed mengingat karakteristik tempe berbeda dari benda kerja lain seperti kayu dan logam yang telah banyak diteliti mengenai sifat mekanisnya (Putro, 2006). Pengirisan dilakukan untuk mendapatkan produk tipis dan seragam. Pada pengirisan produk yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dna bentuk yang baik serta seragam. Berdasarkan kostruksinya, mesin pengiris dapat dibedakan dalam dua kelompok kecil, yaitu mesin pengiris dengan arah gerakan pisau vertikal dan mesin pengiris dengan arah gerakan pisau horizontal, Mesin pengiris dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan dua permukaan irisan. Jumlah pisau pada jenis mesin pengiris ini dapat hanya satu atau lebih, tergantung dari konstruksinya (Wiraatmadja, 2009). Dehidrasi kinetik buah dengan geometri khusus, bulat dan asilinder (contoh apel, peach, pisang, nanas, dll), dipelajari berdasarkan metode matematika.Pengaruh dari prajangan pada buah menjadi bulatan yang lebih kecil sudah diselidiki.Model matematika ditampilkan berdasarkan hukum kedua Fick.Hasilnya menujukkan bahwa peningkatan nilai koefisien difusi air pada buah (contoh, peningkatan pada proses temperatur atau suhu) meningkatkan kecepatan migrasi air dari buah. Model matematika juga ditunjukkan bahwa panjang karateristik buah (radius/jarak) berbanding terbalik dengan kinetik dehidrasi. Membandingkan hasil yang diperoleh bahwa perajangan buah
  • 7. menjadi potongan cincin dana tipis, membuat kondisi lebih baik untuk mengoperasikan proses dehidrasi. Tinggi efisiensi dan memperpendek durasi/waktu) (Sirousazar, dkk., 2009). Empat kentang signifikan (p<=0,05) bentuk bervariasi pada teksturnya saat diproses perbedaan pada ketebalan potongan. Interaksi ukuran kentang tidak signifikan (p>0,05) efek pada tekstur. Keripik dari kentang Tigoni ada yang paling tebal (tinggi nilai tekstur) pada 1.0 mm dan 391691,96 adalah yang paling tebal dan 1.5mm dan 2,0 mm, keputusan maksimum untuk memutuskan keripik secara signifikan (P<=0,22) bertambah pada potongan ketebalan. Tidak ada siginifikan koefisien korelasi (r=0,22) diantara nilai tekstur dan sensoris mengindikasinkan bahwa panelis tidak dapat dideteksi perbedaan pada tektur sebagai efek dari ketebalan potongan dan ukuran kripik dapat diterima sepanjang mereka menarik (Abong, 2011). Pelayuan dan perajangan bahan merupakan tahap yang penting dalam penanganan bahan sebelum penyulingan.Bahan yang dirajang menghasilkan minyak lebih sedikit dibandingkan dengan bahan yang tidak dirajang. Penguapan dan oksidasi disebabkan karena proses penguapan dan oksidasi sebelum penyulingan terutama terjadi pada bahan yang sedang dirajang (Ma‟umun dan Nurdjanah., 1993). Daging buah pala segar yang telah dikeluarkan biji dan fulinya ditimbang sebanyak 2 kg kemudian dirajang. Tujuan perajangan adalah agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin. Setelah itu, rajangan daging buah pala dikeringkan pada suhu kamar. Rajangan daging buah pala yang sudah dikeringkan didistilasi air-uap. Suhu penyulingan 95oC dengan lama penyulingan 6 jam. Minyak daging buah pala yang dihasilkan ditampung dalam botol-botol penampung yang bersih. Setelah itu, dilakukan pemisahan air dengan minyak menggunakan corong pemisah (Sipahelut, 2010). Sistem operasi seperti mesin bubut yang terdiri dari pemegang buah, mekanisme kontrol ketinggian, pisau dan sistem transmisi daya. Selam operasi,
  • 8. pisau baja kecil perlahan menembus melalui kuli dan kulit buah balik arah tegak lurus ke permukaan, sehingga mengakibatkan buah melingkar di bagian atas buah. Variasi gaya pemotongan yang terjadi karena kekuatan shell, tergantung lebih lanjut pada kematangan buah (Rattanapaskorn and Roonprasang, 2008). Faktor penting yang mempengaruhi hidup dari produk buah potongan meliputi tingksat kematangan pada pemotongan, penyimpanan dan temperatur. Sebelum proses pemotongan, kita harus yakin bahwa buah yang kita pakai sudah dalam tingkat kematangan yang sesuai untuk masing-masing eksperimen. Tingkat kematangan, ukuran buah, dan waktu penyimpanan setelah panen adalah faktor penting yang dapat memberikan efek pada hidup tidaknya potongan buah dan harus lebih berhati-hati dalam mengontrol (Gorny, 2000). Interaksi antara waktu perendaman dengan jenis perajangan sangat mempengaruhi kadar asam lemak bebas. Pada taraf B2 (perajangan halus) perendaman biji pepaya menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas yang paling tinggi. Sedangkan pada taraf B1 (perajangan kasar), tidak terdapat perbedaan nyata antara waktu perendaman (A), terhadap kadar asam lemak bebas (Sirait, dkk., 1982). Sebelum destilasi, bahan baku diberi perlakuan pendahuluan berupa pengeringan dan pengecilan ukuran. Melalui pengeringan diperoleh variasi kadar air, sedangkan pengecilan ukuran dilakukan dengan perajangan. Pelayuan dan pengeringan dimaksudkan untuk menguapkan sebagian air dalam bahan sehingga destilasi lebih mudah dan lebih singkat. Sedangkan pengecilan ukuran dimaksudkan untuk menambah luas permukaan bahan, sehingga memungkinkan minyak yang dihasilkan lebih banyak (Rahayoe, et. al, 2007). Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhanm sehingga ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengeringan kecilan ini dapat dibagi dua kategori utama tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengicilan disebut
  • 9. penghancuran dan pemotongan dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi. Penghancuran dan pemotongan mengurangi bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle, 1969).
  • 10. C. Pengeringan (Drying) 1. Tinjauan Pustaka Teknologi pengeringan merupakan metode altenatif yang sangat menjanjikan dalam menjaga ketahanan bunga rosela selain itu teknologi ini merupakan teknik pengolahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Tray Dryers merupakan teknologi pengeringan yang cocok digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas dan bahan yang mudah berjamur. Pada pengeringan kelopak bunga rosela menggunakan tray dryer ini pengeringan tray dryer dapat bekerja dengan baik (Faridasari, 2005). Pengeringan kinetika tanaman pangan umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang termasuk pengeringan pre-treatment, kelembaban relatif dan ukuran produk dan tanaman tertentu. Dengan demikian, penelitian telah dilakukan pada karakteristik pengeringan dan kinetika berbagai makanan. Fisik dan termal poperti dari produk-produk pertanian seperti panas dan perpindahan massa, kelembaban difusi, energi aktivasi, dan konsumsi energi diperlukan untuk desain pengering yang ideal (Akintunde, 2009). Ketika proses pengeringan bahan pangan, kegiatan utama adalah untuk menghapus kelembaban secepat mungkin pada suhu yang tidak ikut mempengaruhi rasa, tekstur dan warna makanan. Jika suhu terlalu rendah diawal, mikroorganisme dapat tumbuh sebelum makanan ceper kerig. Jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban terlalu rendah, makanan dapat mengeras dipermukaan (Abano, 2011). Kecepatan udara pengering, suhu dan kelembaban udara merupakan faktor yang menentukan proses pengeringan. Demikian juga sifat bahan yang dikeringkan seperti kadar air awal, ukuran produk pertanian dan tekanan partial bahan akan mempengaruhi proses pengeringan. Suhu dan kecepatan aliran udara yang tinggi akan mempercepat proses pengeringan (Atmaka, 2008). Pengeringan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging. Akan tetapi penggunaan suhu yang terlalu tinggi dalam
  • 11. pengeringan akan menyebabkan kerusakan produk. Pengeringan beku merupakan salah satu cara pengeringan yang dapat menghasilkan produk kering bermutu tinggiagar penerapan pengeringan beku layak secara ekonomis, maka biaya operasi harus ditekan serendah mungkin dengan optimalisasi proses. Optimalisasi proses memebutuhkan tidak hanya desain dan sistem kendali yang baik untuk meminimumkan waktu pengeringan, tetapi juga pengetahuan tentang sifat transpor bahan. Sifat transpor adalah sifat perpindahan panas dan massa suatu bahan diantaranya adalah konduktivitas panas dan permeabilitas uap airnya. Sehingga pengukuran konduktivitas panas dan permeabilitas daging sapi selama penegringan beku merupakan informasi yang diperlukan untuk optimalisasi proses (Widodo dan Tambunan, 2010). Pengeringan pangan berarti pemindahan air dengan sengaja dari bahan pangan. Pada kebanyakan peristiwa, pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat didalam bahan pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor proses pengawasan yang penting yang dimasukan ke dalam satuan operasi pengeringan yaitu, pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan dan pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan dan kemudian keluar bahan untuk mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan (Earle 1969). Pengeringan dengan sinar matahari memerlukan tempat yang rata, bersih, permukaannya kering dan terbuka terhadap sinar matahari. Cara yang baik pengeringan dengan sinar matahari adalah menggunakan rak-rak pengering yang dapat dimasukan dan dikeluarkan dari bangsal tempat penyimpanan secara mudah. Dapat juga dibuat lantai penjemuran yang tetap dan diberi atap yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Pengeringan buatan menggunakan bahan bakar. Pemanasan terhadap biji dapat secara konduksi atau secara konveksi (Sunanto, 1992). Baru-baru ini banyak dikembangkan proses pengeringan yang dilakukan pada tekanan rendah yang biasa disebut freese vacuum drying (pengeringan
  • 12. beku vakum). Pengeringan beku vakum adalah proses pengeringan yang terjadi pada tekanan rendah atau pada posisi dibawah titik triple point (tekanan 6.1 milibar dan temperatur 0oC). Proses pengeringan vakum dapat menjaga kandungan gizi, bentuk warna dan kandungan biologis serta struktur dari produk. Proses pengeringan terdiri dari 3 proses utama yaitu proses pembekuan, proses pengeringan primer dan proses pengeringan sekundr. Pada proses pembekuan yang menggunakan pembekuan cepat vakum, prinsip kerjanya sesuai dengan diagram hubungan tekanan dengan air (Yulianto, 2010). Pengeringan adalah proses yang kompleks yang melibatkan bersamaan pasangan panas singkat, massa, dan transportasi momentum. Proses dengan mana menguapkan dan membersihkan uap air dari permukaan, kadang dalam vakum tetapi biasanya dengan cara membawa fluid melewati objek yang lembab/basah.proses ini ditemukan pada bermacam-macam bentuk batas aplikasi industrial dari pengeringan kayu di dalam indusrti pemotongan kayu ke pengeringan makanan dalam industri pangan. Pada proses pengeringan, panas dapat ditambahkan ke dalam objek dari sumber luar dari konveksi, konduksi atau radiasi, atau panas dapat menghasilkan secara internasional di dalam tubuh yang solid dengan cara pertahanan listrik (Haghi dan Amanifard, 2008). Pengering kabinet, pengering ini terdiri dari suatu ruangan di mana rigen- rigen untuk produk yang dikeringkan dapat diletakkan di dalamnya. Di dalam pengering yang berukuran besar, rigen- rigen pengering disusun atas kereta untuk memudahkan penanganannya; dalam unit rigen- rigen pengering dapat disusun di atas suatu penyangga yang tetap di dalam pengering tersebut. Udara dihembuskan dengan menggunakan kipas angin melalui suatu pemanas (biasanya koil uap bersirip) dan kemudian menembus rigen- rigen pengering yang berisi bahan yang akan dikeringkan. Pengering kabinet biasanya merupakan pengering yang paling murah pembuatannya, mudah pemeliharannya, dan sangan luwes penggunaannya. Pada umumnya pengering
  • 13. ini digunakan untuk penelitian- peneltian dehidrasi sayuran dan buah buahan di dalam laboratorium, dan di dalam skala kecil dan digunakan secara komersial yang bersifat musiman (Desroiser, 2008).
  • 14. D. Penepungan (Milling) dan Pengayakan (Sieving) 1. Tinjauan Pustaka Hasil penelitian menunjukkan, penepungan dengan metode basah (perendaman) menghasilkan rendemen tepung lebih tinggi dibandingkan dengan metode kering (tanpa perendaman).Namun, kandungan nutrisi tepung lebih tinggi pada penepungan dengan metode kering.Pengolahan tepung jagung secara mekanis dengan alat penyosoh dan penepung menghasilkan tekstur tepung yang agak kasar.Tepung dengan tekstur kasar sesuai untuk produk olahan seperti tortila dan kerupuk (Suarni, 2009). Unit operasi yang terlibat dalam pengolahan singkong termasuk mencuci, mengupas, perendaman dalam air atau memegang di udara untuk waktu yang berbeda untuk mengizinkan fermentasi dari akar, pengeringan, penggilingan, memanggang, sieving dan pencampuran dalam air dingin atau panas. Tepung singkong dibuat dari akar yang baru saja dipanen. Akar dikupas, dicuci dan dipotong menjadi keripik. Keripik kemudian digiling menjadi bubuk dan dikemas (Falade, 2008). Tepung tidak secara langsung berhubungan dengan makanan yang menyebabkan penyakit, tetapi penting untuk mengetahui data tentang menjaga kualitas tepung untuk konsumsi dan tingkat bakteri patogen dan mikroorganisme yang akan membuat tepung tidak layak untuk konsumsi dalam periode yang lebih lama. Tingkat kelembaban biji-bijian dan tepung memainkan peran penting mengenai kehidupan rak dan pertumbuhan mikroorganisme. Lebih rendah kelembaban tepung maka lebih baik stabilitas penyimpanan (Shobba, et. al, 2011). Pembuatan tepung jagung sebagai berikut jagung pipil digiling kasar menggunakan discmill (penggilingan I) kemudian dicuci untuk memisahkan dedak dan grits, grits direndam selama 1 jam selanjutnya dikeringkan dengan fluidized bed dryer selama 20 menit/bowl pada suhu 70oC. Penggilingan II, grits digiling halus (discmill dan dikeringkan kembali dengan fluidized bed
  • 15. dryer selama 10 menit/bowl pada suhu 70oC, kemudian tepung diayak dengan ayakan berukuran 100 mesh dan diperoleh tepung jagung (Gracia, dkk., 2009). Hasil akhir dari proses penepungan secara luas digunakan di industri karena serbaguna dan efisien. Aplikasi hasil akhir proses penepungan dapat ditemukan di banyak industri, dari industri besar sampai industri yang paling kecil. Alasannya karena kepopuleran termasuk fakta bahwa penepungan dapat digunakan untuk yang masih kasar dan untuk sentuhan akhir seperti lubang kecil, kantong, batas luar, dan permukaan komponen. Permasalahan dimana yang timbul atau hasil dari akhir proses penepungan termasuk alat potong pemecahan, generasi dari permukaan bagian akhir dimana spesifikasi desain produk tidak memuaskan dan proses tidak stabil (Sutherland, 2007). Cara- cara penepungan beras yang lazim digunakan meliputi penggilingan kering, penggilingan basah, dan penggilingan semi-kering. Tipe penggiling atau penepung yang digunakan untuk penggilingan kring berpengaruh terhadap distribusi ukuran partikel, suhu tepung yang keluar dari penggiling dan sifat fungsional tepung hasil penggilingan kering. Pin mill dan hammer mill menghasilkan tepung yang lembut. Dengan turbomill diperoleh paling lebut berdasarkan percobaan. Tepung yang semakin lembut, menderita kerusakan pati yang paling besar, sehingga tidak cocok untuk pembuatan roti yang dikehendaki pengembangan yang besar (Haryadi, 2008). Kemajuan yang pesat, akurat, dan metode yang murah untuk menghitung bagian-bagian serangga pada tepung akhir sangat diinginkan pada industri penepungan.Metode baru dengan kriteria simpel dapat menggeser metode yang sudah ada. Walaupun jumlah bagian telah diatur, ada sedikit informasi tersedia tentang berapa banyak bagian diproduksi dengan penepungan gandum dengan yang diketahui dari kecambah penuh. Berdasarkan batas ilmu pengetahuan yang berhubungan diketahui penuh dengan jumlah bagian serangga dapat sanagt mengembangkan kemampuan penepungan untuk memproduksi tepung yang dapat diterima (Toews, dkk., 2007).
  • 16. Alat penepung dibutuhkan pada proses akhir pengolahan. Alat ini berfungsi untuk mengubah bentuk bahan dari serpihan, pecahan kulit, atau gumpalan menjadi tepung (mesh). Penepungan bisa juga dilakukan secara manual dengan bantuan alat penumbuk. Namun, proses manual ini memerlukan waktu lebih lama. Pada prinsipnya, semua mesin penepung bisa digunakan, seperti penepung kopi digunakan, seperti penepung kopi, penepung berasn atau penepung geplek. Mesin penepung bisa ditambah dengan pisau untuk membantu proses penggerusan (Guntoro, 2008). Penepungan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan lumping dan alu. Umbi ketela yang telah dihancurkan tersebut kemudian diayak dengan ayakan berukuran (mesh) tertentu, sehingga dapat diperoleh tepong kasava dengan tingkat kehalusan tertentu (sesuai dengan kebutuhan). Penepungan juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penepungan beras, melalui dua tahap penepungan yaitu penepungan pertama dilakukan hingga dihasilkan tepung kasava kasar yang dapat lolos ayakan 20 mesh. Penepungan kedua, dilakukan pada tepung kasava kasar hasil penepungan pertama sehingga dapat dihasilkan tepung kasava halus yang dapat lolos ayakan 80 mesh (Soetanto, 2008) Tepung ikan dihasilkan melalui beberapa tahap proses dimana minyak ikan danair dipisahkan dari porsi padatannya (tepung ikan). Tahapan proses produksi tepung ikan adalah penanganan bahan baku, pemasakan, pengepresan, pengeringan, penepungan, dan pengemasan (Suprihatin dan Romli, 2009). Dalam bentuk alami, pemanfaatan B. gymnorrhiza yang selanjutnya kita sebut sebagai buah lindur untuk olahan pangan menjadi sangat terbatas. Dalam kondisi alami inijuga menjadi sangat terbatas umur simpannya karena seperti buah-buahan hasil pertanian yang lainnya buah lindur ini akan menjadi cepat busuk. Penepungan merupakan salah satu solusi untuk mengawetkan buah lindur karena dengan penepungan dapat memutus rantai metabolisme buah lindur sehingga menjadi awet karena kandungan airnya rendah dan lebih
  • 17. fleksibel diaplikasikan pada berbagai jenis olahan pangan sehingga nantinya diharpakan lebih mudah dikenal kan pada masyarakat (Purnobasuki, 2009).
  • 18. E. Goreng Sangan (Frying) 1. Tinjauan Pustaka Wajan dari tanah (layah, kuali) atau dari alumunium dipanaskan di atas tungku api kayu atau kompor minyak. Wajan sudah diisi pasir secukupnya, kemudian pasir diaduk-aduk sampai cukup panas.Bila pasir sudah panas, bijibiji melinjo yang sudah tidak ada kulit luarnya dimasukkan ke dalam wajan dan diaduk-aduk bersama pasir panas.Inilah yang disebut dengan “menggoreng sangan” (Sunanto, 1993). Dalam penyangraian tidak ada kesepakatan yang harus dilakukan pertama kali, menyangrai atau mencampur. Dalam pengembang rasa, pemanggangan merupakan langkah-langkah dianggap paling penting. Dalam proses penyangraian biji kopi, terjadi reaksi pirolitik yang bertanggung jawab untuk kualitas sensorik, disertai dengan perubahan fisik penting (Hicks, 2010). Penyangraian biji kopi merupkan proses penting dalam industri perkopian dan amat menentukan mutu minuman kopi yang diperolehnya. Proses ini mengubah biji-biji kopi mentah yang tidak enak menjadi bahan minuman dengan aroma dean citrasa lezat. Proses pengolahan dapat menggunakan tekanan atmosfer dengan menggunakan udara panas, dengan hembusan gas atau melalui kontak dengan bahan metal panas (Siswoputranto, 1993). Fermentasi dan penyangraian biji mengakibatkan sifat-sifat citarasa bubuk cokelat berbeda-beda misalnya intensitas cocoa flavor, rasa pahit, „astringent‟ dan keasaman. Penyangraian menyebabkan pengembangan aroma spesifik cokelat dengana adanya reaksi Maillard, karamelisasi gula, degradasi protein dan pembentukan komponen volatil seperti pyrazin yang merupakan salah satu komponen flavor yang diinginkan. Komponen citarasa khas cokelat terbentuk selama roasting/penyangraian dari calon-calon pembentuk citarasa seperti asam amino, peptida, gula pereduksi dan kuinon. Selama penyangraian, senyawa-senyawa calon pembentuk citarasa bereaksi satu sama lain melalui reaksi Maillard, menghasilkan komponen-komponen mudah menguap dan
  • 19. beraroma khas cokelat, termasuk di dalamnya golongan alkohol, eter, furan, tiazol, piron, asam, ester, aldehida, imin oksazol, pirazin, dan pirol (Suprapti, 2008). Langkah menyangrai sangat penting untuk mengembangkan sifat-sifat organoleptik yang spesifik (rasa, aroma dan warna), yang mendasari kualitas kopi. Jumlah panas yang ditransfer ke kacang ini penting dalam proses sangrai . Proses ini dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama sesuai dengan pengeringan (suhu kacang dibawah 1600C) dan tahap kedua adalah sangrai (suhu kacang antara 160 dan 2600C). Pada tahap terakhir, reaksi pirolitik mulai dari 1900C menyebabkan oksidasi,reduksi, hidrolisis, polimerisasi, dekarbosilasi dan banyak perubahan lain yang mengarah ke pembentukan zat penting, kualiitas kopi. Hilangnya kelembaban dan reaksi kimia yang disertai denganperubahan-perubahan penting Beberapa parameter dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat sangrai seperti aroma, rasa, warna, suhu kacang, pH, komposisi kimia, kacang pop, massa kerugian, komposisi gas dan volume (Hernandez et al, 2002). Penyangraian merupakan salah satu tahap operasi teknologi yang sangat penting dilakukan dalam proses pengolahan biji kakao menjadi produk pasta kakao dan bubuk kakao. Karena dari proses penyangraian tersebut dapat menimbulkan pembentukan karakteristik cokelat, aroma lembut (mild) dan tekstur biji kakao yang disangrai. Selama proses penyangraian, cita rasa yang dihasilkan oleh kakao merupakan pembentukan aroma khas cokelat sebagai hasil dari kombinasi 400-500 senyawa pembentuknya. Penyangraian pada umumnya menggunakan kombinasi waktu panjang-suhu rendah dan waktu pendek-suhu tinggi (Sudibyo, 2008). Goreng sangan adalah suatu proses penggorengan yang dilakukan tanpa menggunakan minyak, tetapi menggunakan panas dari sumber panas misalnya kompor. Saat ini penggunaan minyak sudah banyak dilakukan seperti memasak, menggoreng, merebus atau cara pemanasan lain. Dengan perlakuan tersebut
  • 20. terjadi perubahan keadaan pada bahan baik fisik maupun kimiawi, sehingga bahan makanan yang telah dimasak telah lebih tahan selama beberapa hari. Pada dasarnya pemindahan panas dapat terjadi secara konversi, konduksi dan radiasi(Alireza, 2010). Proses pengeringan biji-bijian hasil pertanian dapat juga dilakukan secara kontak langsung melalui proses pencelupan dengan pengadukan prosuk ke dalam bahan butiran atau partikel panas yang dikenal sebagai proses penyangraian. Beberapa kelebihan dapat diperoleh dari proses penyangraian ini, diantaranya adalah efisiensi termal yang relative tinggi (>60%) dengan waktu penyangraian yang relatif singkat. Selain itu untuk media penyangraian dapat digunakan butiran garam, pasir halus, pasir kwarsa, zeolit atau dari bahan butiran halus lainnya dalam berbagai ukuran. Pengadukan perlu dilakukan agar biji-bijian dapat terselimuti oleh butiran media pengering sehingga terjadi penghantaran panas secara konduksi (Sugiarto, 2003). Sebagian buku menerangkan bahwa deep frying pada hakikatnya adalah french friyng. Lebih tetap bila digunakan istilah deep frying. Maksudnya untuk mematangkan pbjek yang dimasak, dipakai alat penggoreng (fryer) yang menampung banyak minyak hingga objek yang digoreng terendam didalamnya. Proses ini dibedakan dengan menumis yang memakai sedikit minyak atau dry fry yang tanpa minyak sama seklai. Cara dry fry digunakan jika kita akan membuat sambal kacang, yang memerlukan pemasakan seperti itu atau cara memasak biji kopi (Bartono, 2006). Goreng sangan merupakan cara pemasakan bahan makanan dengan radiasi panas, dimana dengan perlakuan-perlakuan tersebut terjadi perubahan keadaan bahan makanan, baik sifat fisik maupun sifat kimiawinya sehingga keadaan bahan pangan ada yang menjadi lunak dan enak dimakan. Dengan pemanasan maka sebagian besar mikroorganisme dan enzim mengalami kerusakan, sehingga bahan yang telah di masak lebih tahan lama beberapa hari.Untuk pengorengan sangan, di gunakan radiasi panas diman terjadi secara
  • 21. secara pancaran dan berlangsung secara radiasi.Namun bertolak dari itu dalam goreng sangan ini di peroleh dari kompor gas. Proses pengorengan sangan bisanya dilakukan pada bahan Jinis biji-bijian seperti kacang tanah. Dalam hal ini alat pengorengan yang di gunakan terhadap otoklaf tipe vertikal ataupun tipe horizontal. Pada dasarnya pengorengan sangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yang terpenting adalah pemrosesan yang benar (Paulis, 2002). penggorengan merupakan proses pemanasan produk dengan suhu tingg. penggorengan dapat dilakukan dengan rendaman minyak atau tanpa rendamanminyak dan menggunakan media butiran padat yaitu lazim disebut penyangraian.Penyangraian dapat disertai dengan olesan minyak atau tanpa olesan minyak padamakanan yang digoreng. Umumnyapemanasan beriangsung pada suhu tinggimendekatititikasap minyak.Selama penggorengan dan penyangraian, atau disebutpenggorengan, terjadi proses simultan pemanasan pengeringan dan penyerapanminyak, pemekaran (puffing),teksturlsasi (pelunakan), perubahan warna, aroma danrasa, dan kemudian diikutldengan pengerasan permukaan (crusting). Disampingituterjadi juga oksidasi, perubahan wama minyakserta penurunan kualitas minyakdan pengentalan yang akan mempengaruhi perpindahan panas dan penyerapan minyak.Proses perpindahan panas ke bahan dapat terjadi melalui kontak permukaan (padashallow frying) atau dengan konveksi dan konduksi (pada deep frying) ataukombinasinya (pada penyangraian). Perpindahan panas selalu dlikuti denganpenguapan air dan penyerapan minyak. Proses kematangan makanan darl bahanberpati disertai dengan gelatinisasi dan retrogradasi kemudian dengan crusting (Rahardjo, 2009).
  • 22. F. Sortasi (Sortasion) 1. Tinjauan Pustaka Buah- buahan dan sayur- sayuran mempunyai variasi mutu yang luas, yang disebabkan oleh faktor- faktor genetik, lingkungan, dan agronomi. Sortasi mutu diperlukan untuk mendapatkan keuntungan yang memadai sesuai dengan mutu barang. Sortasi mutu dapat dilakukan dengan tangan atau secara mekanik (Kamariyani, 1986). Sortasi dilakukan kebanyakan mengambil keuntungan dari gaya gravitasi. Layar dengan tetapan atau variabel aperture sebagai datar atau drum mesin yang digunakan. Dari layar datar getaran diterapkan untuk memindahkan materi, sementara dalam desain drum kecenderungan dan rotasi menyebabkan gerakan bahan berindah dari inlet ke outlet. Objek-objek besar diurutkan dari kabel, tali ikat pinggang atau roller penyortir. Dalam mesin tersebut, materi bergerak diantara dua kabel, ikat pinggang atau gulungan. Celah antara mereka meningkatkan kontinuitas bahan dengan ukuran yang ditentukan dikumpulkan bersama sorter. Sortasi dapat merusak mater, terutama yang mempunyai tekstur lembut (Lewicki, 2009). Salah satu dari hal yang paling penting dalam sebuah operasi adalah sortasi kemasan yang sesuai (termasuk ukuran). Operasi seperti itu membutuhkan beberapa parameter yang akan dengan cepat berhasil diidentifikasi dan pada waktu yang sama. Hal ini termasuk kematangan komoditi, warna, bentuk, ukuran, dan kecacatan. Efisiensi dan efektivitas dari sortasi yang memenuhi standar kualitas produk diperlukan metode sortasi yang efektif (Jaripomas dan Jaisin, 2008). Peyortiran gegajian sebelum proses pengeringan adalah suatu praktek yang sangat umum di industri kayu. Hal tersebut menciptakan kelompok gergajian kayu dengan karakteristik kekeringan yang serupa. Telah dikembangkan suatu metode untuk mengoptimalkan penyortiran gergajian kayu. Metode ini mencakup sebuah prosedur percobaan bersifaat untuk
  • 23. mengoptimalkan para meter penyortiran, dan suatu model stokastik untuk menaksir penurunan pangkat pengeringan (Elustondo, 2010). Pengolahan citra (image processing) sendiri merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Citra yang dimaksudkan adalah citra digital untuk membedalan dengan citra lain seperti foto, dan lain-lain. Proses ini mempunyai data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Teknik ini cukup banyak digunakan dalam proses pengembangan sortasi menggunakan mata elektronik dengan akurasi tinggi. Metode pengolahan citra dapat memungkinkan perolehan hasil sortasi yang seragam, memiliki tingkat kesalahan yang rendah, dan sesuai dengan standar mutu pasar yang telah ditentukan (Argo, 2007). Sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang bagus (masak, bernas, seragam) dari buah yang tidak bagus (cacat, hitam pecah, berlubang dan terserang hama atau penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah, dan kerikil harus dibuang, karrena dapat merusak mesin pengupas. Sortasi biji kopi beras bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran-kotoram non kopi seperti serpihan daun, kayu atau kulit kopi. Selain itu juga untuk memisahkan biji kopi berdasarkan ukuran dan cacat biji. Pemisahan berdasarkan ukuran dapat menggunakan ayakan mekanis maupun dengan manual (Ernawati, 2008). Pada dasarnya pengolahan lada hitam dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap perontokan (pemisahan buah lada dari tangkainya) dan tahap pengeringan. Pemisahan buah lada dari tangkai masih dilakukan secara manual yaitu dengan tangan atau diinjak-injak dengan kaki. Untuk pengeringan sebagian petani masih melakukannya diatas tikar yang diletakkan di pinggir jalan atau di halaman rumah. Namun demikian sebagian petani sudah melakukan penjemuran di atas lantai yang terbuat dari semen. Setelah kering proses sortasi dilakukan dengan pengayakan atau penampian. Sebagian petani sudah melakukan sortasi dengan menggunakan alat sortasi walaupun sangat sederhana (Nudjannah, 2006).
  • 24. Buah – buah yang telah dikumpulkan kemudian disortasi. Proses sortasi yaitu buah-buah yang rusak atau cacat karena terserang hama dan penyakit maupun kerusakan yang diakibatkan penanganan panen yang kurang baik dipidahkan dari buah yang sehat. Akibatnya buah yang sehat tidak ditulari hama dan penyakit dari buah yang cacat atau sakit (Cahyono, 2010). Penyortiran adalah suatu pelajaran algoritma umum di dalam suatu teknologi informasi, ilmu komputer, dan mesin. Di dalam ilmu komputer, pemilihan algoritma penyortiran adalah suatu algoritma untuk menyortir suatu rangakaian data (Sutopo, 2011). Penelitian alat sortasi buah apel ini didesain dengan sistem elevasi (kemiringan) pada pintu out put hasil sortasi yang mengandalkan sistem gravitasi untuk perpindahan buah apel dengan motor servo sebagai tenaga penggerak pintu Output hasil sortasi, dengan suatu sistem desain pengumpan buah otomatis. Perancangan alat sortasi buah apel ini menggunakan program Delphi sebagai pengolah data buah dan Mikrokontoler ATMega 16 sebagai pusat pengatur sistem kendali gerak motor servo. Dengan mengacu hal tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan sistem kinerja alat dan kapasitas kerja alat sortasi buah apel, serta memudahkan sistem evaluasi terhadap kualitas buah apel yang telah disortasi (Anugrahandy, 2012). Tahap sortasi untuk pembuatan kue klantingan adalah pemilihan bahan baku. Ubi kayu diperoleh dari petani ubi kayu dan kadang-kadang dibeli dari toko. Jenis ubi kayu yang digunakan berwarna putih, berumur 10-12 bulan dan tidak cacat (terdapat luka fisik). Ubi kayu uang berumur 10-12 bulan banyak mengandung pati, ubi yang banyak mengandung air akan menghasilkan produk yang kurang baik (Yanita, 2008).
  • 25. G. Penggilingan 1. Tinjauan Pustaka Salah satu proses untuk mengolah daging adalah penggilingan. Proses ini bertujuan untuk menghancurkan dan menghaluskan daging untuk diproses lebih lanjut, misalnya untuk membuat bakso. Ada berbagai jenis alat penggiling daging, salah satunya penggiling yang digerakkan secara manual dengan tangan.Penggiling ini biasanya terbuat dari bahan besi cor. Besi hitam dan cor (black and cast iron) dan baja halus (mild steel) telag digunakan secara luas pada konstruksi premesinan, khusunya untuk kerangk umum dan peralatan yang tidak mengalami kontak langsung dengan makanan.Material-material tersebut sangat peka terhadap korosi meskipun dapat dikendalikan secara sementara dengan mengecat permukaan. Permukaan yang tidak secara langsung mengalami kontak dengan makanan harus dikerjakan dengan halus, mudah dibersihkan, dan terbuat dari material yang tahan korosi atau korosi yang ditularkan (rendered corrosion resistant)(Anson, dkk., 2006). Tujuan dari pemecahan dan penggilingan ialah untuk menghasilkan partikel-partikel kecil dari yang lebih besar.Partikel-partikel yang lebih kecil dari yang lebih besar.Partikel-partikel yang lebih kecil diperlukan baik oleh karena pemukaannya yang besar, atau karena bentuk, ukuran dan jumlahnya. Salah satu ukuran efisiensi operasi ialah yang didasarkan ataus energy yang diperlukan untuk membuat permukaan tambahan, luap permukaan satu satuan massa partikel meningkat sangat besar dengan diperkecilnya ukuran partikel. Berbeda dari pemecah dan penggiling ideal, dalam keadaan sebenarnya unit itu tidak menghasilkan produk yang seragam, baik kalau umpannya seragam maupun tidak.Istilah penggiling atau mesin giling memberikan berbagai jenis mesin pemecah penghalus dengan tugas menengah.Hasil dari mesin pemecah biasanya dimasukkan ke dalam mesin giling, dimana umpan itu digiling sampai menjadi serbuk.Jenis utama mesin giling komersial yang diuraikan dalam
  • 26. bagian ini adalah mesin tumbuk palu dan impaktor, mesin kompresirol, mesin giling atrisi dan mesin giling guling (McCabe, 1999). Penggilinganrempah-rempahadalahteknik kunosepertipenggilinganbahanmakanan lainnya.Tujuanutama darirempah- rempahpenggilinganadalah untukmemperolehukuran partikelyang lebih kecil denganbaikkualitas produkdalamhalavourdan warna. Dalamyangnormalprosesgrinding, panas yang dihasilkanketika energidigunakan untukfrakturpartikelkeukuran yang lebih kecil. Inipanas dihasilkanbiasanyamerugikanproduk beberapakehilanganavourdan rempahumumnyamenimbulkan kualitas. yang danhasildalam Lemak dalamrempahmasalahtambahandan merupakanpentingpertimbangandi penggilingan (Singh dan Goswani, 1998). Penggilingan basah dioperasikan jika bahan yang diumpankan atau dihasilkanberada dalam bentuk suspensi.Hasil penggilingan basah dapat diproses lebih lanjut ataupun berbentuk produk akhir komersial.Penggilingan basah umumnya memberikan ukuran butir yang sanagt halus.Di samping alat penggiling gesek, bola, manik-manik, mesin penghomogen torak, juga digunakan alat pengaduk cakram gigi (Bernasconi, dkk., 1987). Penggilingan adalah hal yang sangat umum digunakan dalam industri karenan proses manufaktur yang fleksibel untuk menghasilkan bentuk kompleks diberbagai bahan pada kualitas tinggi. Gaya pemotongan adalah parameter yang paling mendasar dan dalam banyak kasus yang paling penting dalam operasi mesin. Dalam proses penggilingan, mereka juga menyebakan defleksi bagian dan alat yang dapat mengakibatkan penyimpangan. Karna kompleksitas geometri danmekanika dibandingkan balik, penggilingan proses model muncul kemudian dari beberapa karya yang dilakukan pada pemotongan ortogonal (Budak, 2006). Sosis merupakan produk emulsi yang membutuhkan ph tinggi, yang berperan untuk meningkatkan daya ikat air. Seperti halnya dengan nugget dan
  • 27. bakso, sosis merupakan sistem emulsi minyak dalam air. Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan sosis adalah pecahnya emulsi, yang antara lain disebabkan penggilingan dan pemasakan yang berlebihan, temperatur penggilingan dan pemasakan yang terlalu tinggi. Penggunaan susu skim atau isolat protein kedelai adalah sekitar 4,4%, sedangkan tepung tapioka, maizena maupun tepung kentnag sebanyak 3,36%, sedangkan penambahan suplemen omega-3 dan omega-6 sebanyak 9,5% (Usmiati, et. al, 2000). Di dalam proses penggilingan, ukuran bahan diperkecil dengan mengoyakkannya. Mekanisme pengoyakan ini belum dimengerti dengan jelas, akan tetapi di dalam proses, bahan ditekan oleh gaya mekanis dari mesin penggiling, penekanan awal masuk ke tengah bahan sebagai energi desakan. Apabila energi desakan lokal melewati tahap kritis, yang merupakan fungsi bahan. Beberapa energi diambil dalam pembentukan permukaan baru, akan tetapi sebagian besar dari energi ini hilang sebagai panas. Waktu juga berpengaruh dalam proses penyobekan, dan terlihat bahwa bahan akan tersobek pada konsentrasi tekanan yang rendah apabila tekanan ini berlangsung cukup lama. Oleh karena itu penggilingan diperoleh secara tekanan mekanis yang diikuti oleh penyobekan dan energi yang dibutuhkan tergantung kepada kekerasan bahan dan juga kecenderungan bahan untuk patah, yaitu kerapatan bahan tersebut (Earle, 1969). Penggilingan mikro adalah suatu operasi langsung untuk membuat bagian kecil yang menawarkan alternatif proses pengecilan ukuran. Proses ini merupakan suatu metode yang fleksibel. Penggilingan mikro dapat mencapai ketelitian yang baik, kekasaran permukaan yang rendah, dan dapat menghasilkan tingkat kepindahan barang yang tinggi (Ozel, 2008). Penggilingan dengan kapasitas besar dan kontinu, umumnya menghasilkan beras dengan mutu bagus dan rendemen beras keseluruhan tinggi (63-67 %).Penggilingan kapasitas besar biasanya dilengkapi dengan grader,
  • 28. sehingga menir langsung dipisahkan dari beras kepada.Ditinjau dari menir yang terpisahkan, maka dari sistem penggilingan ini diperoleh menir bermutu baik dengan jumlah yang banyak (3-5 %).Bekatul yang dihasilkan dari sistem penggilingan ini mutunya kurang baik karena masih tercampur dengan dedak dan serpihan sekam. Penggilingan padi dengan skala sedang, dengan sistem semi kontinu maupun diskontinu akan menghasilkan bekatil dengan jumlah cukup banyak dan mutu baik. Hal ini karena bekatul yang dihasilkan mesin sosoh kedua, terpisah dengan dedak, yang dihasilkan dari mesin sosoh pertama. Apabila bekatul akan digunakan sebagai bahan pangan, maka sebaiknya hanya diambil dari hasil mesin sosoh kedua, karena tidak lagi tercampur dengan dedak (bekatul kasar) dan serpihan sekam. Penggilingan padi skala kecil, yang hanya menggunakan satu unit mesin sosoh umumnya menghasilkan bekatul dengan mutu kurang baik dan jumlah sedikit (Widowati, 2001). Poros utama ini adalah bagian penting pada mesin pencacah daging.Poros ini merupakan tempat kedudukan silinder pencacah daging. Tujuan dari pembuatan poros ini adalah untuk memindahkan daya motor ke silinder pencacah sehingga mesin dapat menjalankan fungsinya yaitu mencacah daging sebagaimana yang dikehendaki. Urutan proses pembuatan poros utama pada mesin pencacah daging meliputi: proses pembacaan gambar kerja, pemilihan bahan, persiapan alat dan mesin, proses pemotongan, proses pembubutan, dan proses perakitan (Triyatno, 2011). Penggilingan adalah unit operasi penting di mana ukuran partikelberkurang dan luas permukaan merekameningkat. Ketika meningkatnya luaspermukaan partikel, itu berarti ketersediaan konstituen (seperti minyakdi dalam sel, aroma dan komponen bumbu) yang tersedia dalam materi yang meningkatkekuasaankonsumsi di penggilingan, ukuran partikel dan meningkatkanberkomentar di luas permukaan tergantung padaukuran awal, bentuk dan kekuatan dari partikel atau bahan, jenis atau pabrik penggiling digunakan untukunit inioperasi dan penetapan parameter operasi untuk
  • 29. menjalankan penggilingatau pabrik seperti suhu, ukuransaringan, jumlah tulang rusuk rotor, dan lain-lain. Penggilingan adalah sebuah operasi yang paling memakan listrik karena hanya 1% dari energi yang diberikan untuk penggunaan bahan melonggarkan ikatan antara partikel, sedangkan hampir 99% dari masukan energi hilang sebagai panas, suhu tanah meningkat dll produk rempahrempah menggiling suhu naik ke tingkat 42 -93 dan ini menyebabkan hilangnya minyak esensial dan konstituen penyedap, untuk minyak bearing material yang tinggi, minyak yang keluar dari minyak-bahan bantalan selama penggilingan, yang membuat produk tanah bergetah, lengket dan hasil dalam terhalang dari filter melalui mana produk melewati (Meghwal dan Goswani, 2010).
  • 30. H. Oven dan Mixing 1. Tinjauan Pustaka Pembuatan pati aren secara umum dilakukan melalui tahapan pemarutan empulur, perendaman dan pengadukan, penyaringan, pengendapan dan pengeringan. Sebuah mesin pengaduk tipe baling-baling telah dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pati aren sekaligus membantu mengurangi kejernihan kerja pada proses pengadukan. Pembuatan pati aren pada umumnya dilakukan dalam skala industri kecil dan dilakukan dengan peralatan sederhana. Penggunaan mesin masih terbatas pada proses pemarutan empulur batang aren, sedang proses selanjutnya masih dilakukan secara manual. Dari pengamatan dilapangan, proses pengadukan dan ektraksi atau penyaringan merupakan proses yang paling lama dan memerlukan banyak input energi. Proses pembuatan pati yang dilakukan secara manual menyebabkan produktivitas kerja rendah dan memerlukan waktu yang lama (Purwantana, 2008). Hasil bahwa tanin dari buah pinang menggunakan pelarut alkohol menghasilkan tanin yang lebih banyak dibanding dengan menggunakan pelarut air. Sedang penelitian yang dilakukan lainnya menunjukan bahwa ekstraksi tanin dipengaruhi oleh kecepatan putar pengadukan. Semakin besar kecepatan putar pengadukan maka semakin besar pula nilai koefisien transfer massa volumetrisnya (Artati, 2007). Pencampuran adalah penyebaran satu komponen ke komponen lain. Proses pencampuran ini, umum dijumpai sebagai salah satu unit pengolahan pada industri pangan. Pencampuran yang sempurna dapat didefinisikan bahwa besar proporsi masing- masing komponen dalam campuran sama ( Earle, 1969).
  • 31. Metode pengukuran kadar air pada agrerat dan beton segar yang ada saat ini memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak praktis diterapkan dilapangan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang sederhana, cepat, praktis, akurat dan harga yang relatif murah. Pengertian dengan microwave oven memberikan kemungkinan ini. Microwave oven sebagai alat pengukur kadar air agregat dan beton segar dengan waktu pengukuran yang relatif singkat dan akurat. Cara kerja dari microwave oven memakai prinsip bahwa atom benda yang dioven akan mengabsorbsi/menyerap energi dari radiasi frekuensi gelombang mikro (microwave frequency radiation) yang menyebabkan bergetar sampai 2450 juta getaran perdetik, dari getaran ini menyebabkan timbulnya panas (friction heat) pada makanan/benda yang ada didalam alat microwave oven (Sugiharto, 2000). Pohon kakao biasanya ditanam didaerah panas dan lembab dengan curah hujan tahunan diatas 2000mm. Biji kakao dipilih, handpicked (untuk menghapus dirts dan batu) dan dipanggang di oven udara panas pada suhu antara 123oC dan 125oC untuk satu jam dan sejuk segera (untuk lebih lanjut pembakaran internal kacang). Tujuan dari pengovenan mencakup pengembangan aroma, warna dan membuat granula pati larut, penghapusan sekam serta dehidrasi kacang untuk menggiling (Belewu, 2008). Oven adalah alat untuk memanaskan memanggang dang mengeringkan.Oven dapat digunakan sebagai pengering apabila dengan kombinasi pemanas dengan humidity rendah dan sirkulasi udara yang cukup.Kecepatan pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan.Penggunaan oven biasanya digunakan untuk skala kecil.Oven yang kita gunakan adalah elektrik oven yaitu oven yang terdiri dari beberapa tray di dalamnya, serta memiliki sirkulasi udara di dalamnya.Kelebihan dari oven adalah dapat dipertahankan dan diatur suhunya. Bahan yang akan dikeringkan pada tray-tray-nya (Saputra, 2008).Koagulasi disebabkan dengan penambahan larutan asam sitrat panas pada susu secara perlahan-lahan dengan
  • 32. terus-menerus diaduk sampai air dadih terpisah. Ketika koagulasi selesai, pengadukan dihentikan dan padatan menetap. Air dadih dikeringkan melalui kain kasa dan dalam suhunya diatur tidak boleh sampai menurun (Rajakumar, et. al, 2011). Alat pengaduk terdiri atas sumbu pengaduk dan sirip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi beberapa bagian (pengaduk yang dapat dipisah juga dapat dibongkar pasang didalam satu tangki pengaduk). Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan bejana pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis email, baja berlapis karet. Suatu alat pengaduk diusahakan menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin dengan pemakaian daya yang sekecil mungkin. Ini berarti seluruh isi pengaduk sedapat mungkin digerakan secara merata, biasanya secara turbulen (Bernasconi, et. al, 1995). Cara oven terbuka (air oven method) digunakan untuk lemak hewani dan nabati, tetapi tidak dapat digunakan untuk minyak yang mengering (drying oils) atau setegah mengering (semi drying oils). Contoh yang telah diaduk, selanjutnya ditimbang didalam cawan kadar air (moisture dish) lalu dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan. Cara oven hampa udara (vacuum oven method) dapat digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak kecuali minyak kelapa dan minyak yang sejenis yang tidak mengandung asam lemak bebas lebih dari satu persen (Ketaren, 1986 ). Penggunaanoven microwavedalam negeri telahmenjadi biasa danpasar untukmicrowavedisiapkanmakananterus makananritelyang menyediakanatas berkaitandenganwaktu dimaksudkan tumbuh pesat. Semuaproduk untukpemanasan microwaveharus instruksikemasanpemanasan ulangyang pemanasanke outputdayadari berbagaimicrowavedomestikoven.Instruksi inibertujuan konsumen dapat denganprodukakhiryang makananbaikkeselamatan dan kualitas (Swain, 2007). untukmemberikan diterimadalam hal
  • 33. I. Pemarutan (Size Reduction) 1. Tinjauan Pustaka Dari survey dilapangan santan banyak sekali digunakan terutama untuk masakan yang banyak digunakan oleh rumah-rumah makan atau usaha catering, industri minyak goreng, dan industri kecil makanan ringan. Untuk menghasilkan santan, usaha-usaha tersebut menggunakan alat pemarut kelapa dengan plat yang bergerigi yang digerakkan oleh motor listrik kemudian memerasnya dengan mesin press screw yang juga digerakkan oleh engine/motor listrik. Akan tetapi kedua proses ini (pemarutan dan pemerasan) masih dilakukan secara terpisah, sehingga efisiensi waktu dan tenaga kerja belum dapat ditingkatkan (Junaidi dan Sunitra, 2008). Tahapan operasi proses pengolahan minyak kelapa muda dengan metode basah tradisional yaitu dengan cara pencukilan, pemarutan, dan pemerasan. Pengecilan ukuran dilakukan dengan menggunakan mesin pemarut.Selain bertujuan untuk memperkecil ukuran, pemarutan juga untuk merusak sel-sel daging buah kelapa agar minyak mudah dikeluarkan (Syah, 2008). Penelitian ini berusaha untuk mengubah pemarutan singkong yang ada danmesin menekan ke dalamUnit tunggal untuk membuat parutan, menekan, mengumpulkan pati dan adonan singkong lebihhigienis, untuk membuat pengoperasian mesinlebih mudah, lebih aman dan juga untuk meningkatkan padakualitas adonan.Teknik-teknik pengolahan yang ada digunakan dalam produksi singkongpati dansingkong adonan daun banyak yang harus diinginkan. Ada kesulitan pemarutan dan pengeringan cairan tepung dari adonan singkong, karena metodekonvensionaltersedia memakan waktu dan tenaga. Dalam desain diubah, dua sisi engkolmekanisme, drive rantai, roda gigi dan mata air akan digunakan untukmencapai single diusulkanUnit pemarutan singkong dan mesin
  • 34. menekan parutan dan ruang akan menekan"tertutup" unit dengan ruang menekan diberi makan olehtindakan "membuang" (sentrifugalkekuatan) yang dihasilkan oleh drum berputar selama pemarutan (Adzimah dan Gbadam, 2009). Alat parut ubi kayu dengan putaran engkol oni juga dapat mengatasi masalah yang sejenis lainnya, dalam memproduksi berbagai makanan dari bahan baku hasil pertanian lahan kering, seperti ubi rambat, kelapa, dan sejenisnya. Alat ini dapat meningkatkan efisiensi baik dari waktu kerja, tenaga maupun secara kualitas dan kemampuan industri rekan meningkat dalam produksi serta pelayanan pada konsumen regional/nasional.Alat ini nantinya dapat dirancang dan dikembangkan dengan memanfaatkan motor-motor listrik sebagai alat penggeraknya (Parsa, 2009). Mekanisme yang umumnya dipakai untuk proses pemarutan ada dua macam. Pertama adalahmenggunakan parut berputar. Pada proses pemarutanini, ketela pohon yang telah dikupas diparutdengan menggunakan silinder berparut, yang mendesak pada celah dengan jarak tertentu. Silinderberparut diputar dengan menggunakan motorpada kecepatan putar tertentu. Sistem ini dipakaipada proses pemarutan mekanis.Sedangkan yang kedua menggunakan pemarutmanual atau pemarut tetap. Pada proses pemarutanini, pemarutan menggunakan plat yangterbuat dari stainless steel, yang memiliki gigi parut yang berbentuk seperti paku tajam. Gigi parut iniakan menyayat ketela pohon sehingga menjadibutiran/sayatan yang halus. Untuk pemarutmanual yang bahannya menggunakan plat stainlesssteel, gigi parut berasal dari bahan itu sendiriyang disayat, sehingga lembaran yang disayat tersebutberbentuk seperti paku-paku tajam (Soegihardjo dan Aninditya, 2005). Santan adalah susu putih minyak dalam air emusli yang diekstraksi dari daging kelapa. Pemisahan emulsi ke fase berair dan krim fase umumnya terjadi dan mengarah kecacat fisik dapat diterima dari kelapa segar atau diproses. Proses dimulai dari penggalian susu dari parutan kelapa daging dengan atau ditambahkan air (Chiewchan, et. al, 2005).
  • 35. Banyak aktivitas jual beli yang ada di pasar, baik yang bersifat manual maupun yang menggunakan alat sebagai alat bantu dalam menyelesaikan pekerjaan jual beli tersebut. Salah satunya adalah kegiatan pemarutan kelapa yang menghasilkan bahan parutan kelapa. Dalam aktivitas pemarut kelapa membutuhkan mesin penghancur khusus (Nenohai, dkk, 2009). Menurut Kethireddipalli et al. (2002), menggiling bahan berserabut kering ke bubuk mungkin mempengaruhi WHC dan SWC-nya; efeknya tidak hanya berpengaruh pada reduksi ukuran partikel, tetapi juga merubah struktur matriks fiber. Pustaka fokus kepada efek setelah perlakuan untuk ektraksi fiber pada property fisikokimia sangat jarang dan kadang kontradiktif, karena bahannya berbeda, metodologinya berbeda untuk pengukuran dietary fibre, dan perbedaan kondisi proses yang telah digunakan (Figuerola, dkk, 2001). Mesin parutan terdiri atas sebuah silinder kayu pada sisi luarnya dipakukan kawat-kawat kecil dari baja. Fungsi kawat-kawat baja tersebut adalah untuk memarut. Silinder digerakkan oleh motor atau diesel pada putaran tertentu (Tjokroadikoesoemo, 1986). Parut pada umumnya terbuat dari kayu, berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 44 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm, ada juga yang berukuran panjang 30 cm, lebar 11 cm. Pada bagian tengah parut terdapat paku kawat yang cukup banyak dan sangat tajam untuk memarut kelapa. Pada perkembangan selanjutnya, banyak parut yang terbuat dari seng atau besi tipis (Simanjuntak, 1993). Metode ukuranbaik pengolahanutamadari dalam mesinpengurangan bentukbasah makanan atau inimemerlukanpengurangan kering.Untukmencapaioperasi ini, ukuran pun dipekerjakan.Teknologipenggilingangandummelibatkanukuranoperasipenguran ganyang prosesnya diawali denganbutiryang dipecah menjadipotonganpotonganberbagai ukurandengan
  • 36. mesin.Satuukuranefisiensioperasipenggilingandidasarkan padaenergi yang dibutuhkanuntuk menciptakanpermukaanbaru.Pengurangan ukuranadalah salah satuhal yang hemat tenagaadalahbeban utama energiapalagidalam satuan operasidanbiaya dalammenghancurkan danpenggilingan, sehingga faktorbahwapengendalian biayainipenting(Akinoso, et.al. 2013).
  • 37. J. Press (Extracting) 1. Tinjauan Pustaka Model ekstraksi lemak dengan pelarut memiliki kelemahan yaitu terlarutnya sebagian komponen yang tidak diinginkan dari lemak kakao, seperti phopolipida. Selain itu diperlukan proses pemisahan kembali antara lemak dan pelarut. Oleh karena itu, teknik pengepresan mekanis menjadi pilihan. Penggunaan teknik pengepresan dipandang juga jauh lebih praktis dan murah terutama untuk pemakaian oleh industri kecil dan menengah (Indarti, 2007). Ekstraksi minyak kulit jeruk dapat merupakan suatu usaha pemanfaatan limbah industri sari buah jeruk yang menghasilkan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ekstraksi minyak kulit jeruk dapat dilakukan baik dengan metode press dingin maupun distilasi. Jeruk pontianak dari Kalimantan Barat merupakan jeruk populer di Indonesia. Selama ini jeruk pontianak kebanyakan diperdagangkan sebagai buah segar (Apriyantono, 1996). Ekstraksi komponen volatil dari bahan tanaman dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah: (1) Metode headspace yang terdiri dari metode injeksi langsung dan metode pemekatan; (2) Metode destilasi yang terdiri metode detilasi uap danmetode detilasi molekuler; dan (3) Metode ekstraksi pelarut. Salah satu contoh metode destilasi uap secara simultan adalah metode ekstraksi menggunakan alat Likens Nickersons. Pelarut-pelarut organik yang biasa digunakan untuk ekstraksi komponen volatil adalah: pentana, dietil eter dan diklorometana. Pelarut dietil eter paling umum digunakan karena memiliki titik didih cukup rendah (35oC), sehingga dalam proses ekstraksi menggunakan alat Linkens Nickerson, pelarut initidak memerlukan suhu tinggi, juga positif pada proses pemekatan sampel volatil (Muhardi, 2003). Ekstraksi adalah pemindahan komponen dari suatu aliran bahan cair, atau antara dua aliran bahan cair. Pencucian adalah pemindahan suatu komponen atau beberapa komponen dari suatu bahan padat oleh suatu bahan cair, pada
  • 38. umumnya air. Kecepatan pelarutan komponen ditunjukkan oleh: dW/ dQ = K1 A (ys- y) (Earle, 1969). Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara- cara ekstraksi bermancam- macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression, dan solvent extraction. a. Rendering, merupakan suatu cara ekstrajsi minyak atau lemak dari bahan yang diduda mengandung minyak atau lemak dengan kadar air tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik, ,yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel. Rendering dibagi 2 yakni : [1] wet rendering ( penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut; [2] dry rendering (cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung). b. Pengepresan mekanik (Mechanical Expression), suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji- bijan. Perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya ialah dengan pembuatan serpih, perajangan, penggilingan serta tempering atau pemasakan. Dua cara umum yang dilakukan dalam pengepressan mekanik ialah: [1] pengepressan hidraulik, dan [2] pengepressan berulir. Ekstraksi dengan pelarut (Solvent extraction), prinsip proses ini adalah dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak (Ketaren,1986). Penggunaan istilah air kelapa dan air santan tidak perlu dipermasalahkan, walaupun beberapa studi telah menggunakan kedua istilah secara bergantian. Bagian berair kelapa Endosprema disebut air kelapa, sedangkan santan juga dikenal sebagai santan di Malaysia, Indonesia dan Filipina, mengacu pada produk cair yag diperoleh dengan kisi Endosperma padat, dengan atau tanpa
  • 39. penambahan air. Komponen utama santan air, lemak dan protein, sedangkan air kelapa berisi terutama air (Yong, et. al, 2009). Di dalam ekstraktor digunakan bahan pelarut menguap (solvent) yang berfungsi sebagai bahan ekstraktor. Pada dasarnya bahan yang akan diekstraksi dicampur dengan bahan pelarut mnguap, sehingga cairan bahan akan terdifusi ke luar dari dalam sel melalui dinding sel dan bercampur dengan bahan pelarut menguap disebut “micella”. Selanjutnya cairan ekstraksi dipisahkan dari bahan pelarut menguapnya. Bahan pelarut menguap tersebut, dapat dipergunakan kembali untuk proses ekstraksi selanjutnya (Darsam dan Muchtar, 1980). Sebuah teknikkhususekstraksiditerapkandalam penelitian adalahproses distilasiuap. Metode inisangat populerbagi banyakekstraksitanamanminyakesensial. Meskipun, uapdistilasidianggapsebagai metodekonvensional, tapi initeknikini masih relevandan pilihan dalamindustri dan penelitiankarenabeberapafaktoryaitubiayasistem,kebersihanwilayah,produktivit as danbiaya operasional. Selainitu,memiliki beberapakeunggulan dibandingkanmetode lain (Kasuan, 2010). Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak. Pelarut minyak dan lemak yang biasa dipergunakan dlam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline karbon disulfide, karbon tetraklorida, benzene dan n-heksan. Perlu diperhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5 %. Bila lebih, seluruh sistem solvent extraction perlu diteliti lagi (Andaka,2009). Kondisiekstraksiadalahperhatian utamauntuk meningkatkan efisiensidengan tujuanuntukmemperolehhasil tertinggisenyawaantioksidandari sumber daya alam. Kondisi inimeliputimetode ekstraksi, ukuran partikel, jenis pelarut, konsentrasi pelarut, pelarut-tosolidrasio, suhu ekstraksi, ekstraksiwaktu danpH.Kondisiekstraksipelarutjenisyang terlibat, waktu dansuhu
  • 40. denganbervariasisatu variabel independensekaligus, sementaravariabellainnyatetap konstan (Yim, 2009). Lama proses ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah karbohidrat yang dapat diekstrak. Semakin lama ekstraksi berjalan semakin tinggi pula jumlah karbohidrat yang diperoleh. Tidak selamanya waktu ekstraksi yang semakinlama akan semakin memperbesar jumlah polisakarida yang diekstrak. Pada proses ekstraksi dengan pemanasan dalam waktu yang cukup lama akan memicu terjadinya degradasi senyawa yang diekstrak, sehingga hasil ekstraksi menurun (Mobli, 2010). Penganalisaan operasi ekstraksi tergantung pada perkembangan dan kondisi operasi. Kondisi keseimbangan secara umum sangat sederhana. Pada ekstraksi suatu bahan padat yang larut, penganggapan bahwa seluruh bahan yang larut dilarutkan dalam satu tahap, akan mempengaruhi penyelesaian pemisahan yang dikehendaki. Akan tetapi adalah tidak mungkin untuk memisahkan seluruh bahan cair dari bahan padat. Oleh karena bahan padat menahan sebagian larutan, dan kandungan bahan yang terlarut didalam larutan yang tertahan ini harus sangat menurun sesuai dengan tahap persentuhan. Sebagai contoh, pengekstraksian minyak dari biji dengan mempergunakan pelarut hidrokarbon. Kacang sebagai bahan padat menahan beratnya sendiri atau larutan, lebih banyak lagi setelah pengendapan. Larutan yang tertahan ini mengandung sebagian besar minyak sehingga tahap ekstraksi persentuhan disusun untuk mengurangi jumlah minyak yang tertinggal bersama biji. Kondisi keseimbangan sederhana, oleh karena konsentrasi minyak didalam larutan yang dapat dipisahkan sama dengan yang terdapat didalam larutan, dan dengan tertinggal di dalam biji (Earle, 1969).
  • 41. K. Penggorengan Secara Vakum (Vacuum Frying) 1. Tinjauan Pustaka Vacuum fryingadalah teknologimenjanjikanyang mungkinbisa menjadi pilihanuntuk produksimakanan ringanbaru sepertikeripik buah dan sayuranyang menampilkansifatkualitas yang diinginkandan merespontren kesehatan baru.Prosesmenggorengdilakukandalamsistem tertutupdi bawah tekananjauh di bawahtingkat atmosferyang memungkinkanuntuk secara substansialmengurangititik didihairdan suhu penggorengan. Pada kenyataannya, sebagian besar manfaatdari teknologi iniadalah hasildarisuhu rendahyang digunakan daneksposur minimal untukoksigen. Manfaatnya antara lainpenguranganefek danrasa, buruk padakualitas penurunanakrilamidakonten, minyak, dan pelestarianalamwarna pelestariansenyawagizi(Dueik, 2010). Menurut Muchtar (2003), mengingat tingginya kandungan air buah dan struktur buah yang padat, penggorengan buah pada tekanan atmosfir dengan suhu penggorengan berkisar 135 – 1850C akan terjadi kerusakan warna, rasa dan aroma. Oleh karena itu untuk menghasilkan keripik buah yang baik proses penggorengan harus dilakukan pada kondisi vakum (tekanan dibawah 1 atmosfir). Penurunan tekanan selama proses penggorengan buah-buahan akan dapat mengurangi kerusakan akibat panas selama penggorengan. Pada tekanan atmosfir, titik didih air 100 0C dan titik didih minyak 120 – 2000C, dengan penurunan tekanan maka titik didih air akan turun dibawah 1000C, sehingga memungkinkan proses penggorengan berlangsung pada suhu kurang dari 1000C. Identik dengan proses pengeringan, aplikasi tekanan subatmosferik (vakum) terhadap proses penggorengan akan menurunkan titik didih air yang dikandung bahan (Triwahyudi, dkk, 2001).
  • 42. Penggorengan vakum (vacuum frying) dilengkapi dengan data logger sistem komputer, alat penggorengan vakum dibuat khusus untuk skala laboratorium dan dirancang sesuai dengan kebutuhan penelitian.Secara skematik bentuk alat penggorengan vakum ditunjukkan pada Gambar 3. Pada penggorengan vakum terbentuknya lapisan keras menjadi lambat sehingga memberi kesempatan penguapan air dari dalam sebelum produk menjadi kering, dengan warna produk yang cerah. Pada proses penggorengan energi panas yang dibutuhkan oleh bahan tidak hanya digunakan untuk menaikkan suhu bahan, namun juga untuk proses perubahan fase air dari bentuk cair menjadi uap. Energi yang dibutuhkan selama proses perubahan fase cukup besar sedangkan pasokan energi dari sumber panas konstan, sehingga suhu bahan tidak mengalami kenaikan pada waktu tertentu. Selain itu karena adanya tekanan vakum selama proses penggorengan, makan titik didih air dan minyak turun, sehingga energi yang tersedia digunakan untuk penguapan kadar air bahan. Setelah proses perubahan fase selesai suhu bahan kembali perlahan-lahan naik mendekati atau sama dengan suhu penggorengan sampai proses selesai. Pada kisaran suhu penggorengan 60 – 70oC diperkirakan ada energi panas yang diserap untuk pemasakan proses bahan, akan tetapi
  • 43. energi yang tersedia pada saat itu cukup sehingga tidak mempengaruhi proses kenaikan suhu bahan, bahkan suhu bahan sudah cenderung konstan (Jamaluddin, 2008).Vacuum frying meningkatkankualitas adalah cara alternatif untuk makanankering.Sampeldipanaskandi bawahtekanannegatifyang menurunkantitikdidihminyak gorengdan airdalam makanan.Selain itu,selama udarasehingga penggorengandilakukan dapat baikdisimpan besar karenanya, dapatdiawetkan. Warna warna danrasa dalamvakumgorengmakanan,karena tersebutdipanaskan tanpa menghambatoksidasi-oksidasi lipidtermasuk,enzimatikpencoklatandan dannutrisisampelsebagian dengan padaminyakgorengrendahsuhu lebih makanan danoksigenyang tetap. Makanan kering yang diproduksi oleh vacuum frying memiliki banyak peningkatan karakteristik seperti teksturnya renyah, warna dan rasa yang baik dan penyimpanan baik untuk nutrisi. Vacuumfryingjuga memilikiefek merugikan yang lebih sedikitpada kualitasminyak(Supardan, 2007). Metode penggunaan yang tepat untuk keripik adalah Deep Fat Fryingatau Vacuum Frying.Suhu harus di atas titik didih air (sekitar 163196oC). Di bawah suhu 163oC sebenarnya stabilitas minyak goring dapat dipertahankan, tetapi waktu penggorengan lebih lama dan tidak ekonomis.Sebaliknya, jika digunakan suhu di atas 196oC degradasi minyak menjadi lebih cepat dan kualitas menjadi lebih cepat dan kualitas goring menurun. Akibat lain, panas yang dihasilkan menjadi berlebihan. Hal ini akan menyebabkan pemanasan yang tidak merata dan bahan makanan menjadi cepat gosong (Kurniawati, 2002). Unit peralatan proses vacum frying adalah suatu peralatan proses penggorengan bahan-bahan makanan seperti penggorengan buah-buah-an, umbi-umbi-an dan lain sebagainya. Keistimewaan dari unit proses vacum frying ini dibandingkan sistem penggorengan konvensional adalah pada sistem
  • 44. vakum yang memberikan efek turunnya titik didih minyak goreng. Wadah tabung penggorengan dimana udara diatas permukaan minyak goreng dibuat vakum dengan mekanisme pompa vakum, sehingga suhu minyak goreng mendidih dibawah suhu penggorengan konvensional. Dari sisi kualitas hasil penggorengan bahan makanan akan relatif lebih baikdibandingkan dengan sistem konvensional karena bahan makanan tidak mengalami pemanasan berlebihan. Dalam aspek penerapan industri kecil menengah peralatan vacum frying terdiri dari tabung silinder wadah minyak goreng dimana di dalamnya terdapat lagi tabung terbuat dari pelat berlobang yang dapat diputar secara manual sebagai wadah bahan makanan, pompa vakum, sistem kondensor untuk pendingin udara/uap panas penggorengan ditambah aksesoris lainnya (Siregar, 2004). Mesin vacuum frying adalah mesin pengolahan makanan dengan menggunakan sistem vvacuum. Dalam pengoperasiannya mesin bekerja pada suhu maksimal 95oC dengan tabung utama vacuum. Dan peranan dari komponen utama tersebut sangatlah penting, karena itu perlu dilakukan perancangan yang baik dan salah satunya yaitu dari segi kekuatan, dimana tabung tersebut menerima beban dari temperature dan tekanan vacuum (Therdthai, 2007). Pada umumnya sistem menggoreng bahan pangan ada 2 macam, yaitu sistem gangsa (pan frying), dan menggoreng biasa (deep frying). Proses gangsa dapat menggunakan lemak atau minyak dengan titik asap yang lebih rendah, karena suhu pemanasan umumnya lebih rendah dari suhu pemanasan pada sistem deep frying. Ciri khas dari proses gangsa, ialah karena bahan pangan yang digoreng tidak sampai terendam dalam minyak atau lemak. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih instalasi penggorengan adalah keadaan dari bahan pangan yang digoreng, kecepatan pergantian
  • 45. minyak goreng, derajat atau tingkat aerasi selama proses menggoreng dan efektivitas penyaringan (Ketaren, 1986). Vacuum frying adalah cara alternatif untuk meningkatkan kualitas makanan dehidrasi. Sampel dipanaskan di bawah tekanan negatif yang menurunkan titik didih penggorengan minyak dan air dalam sampel.Selain itu, ketiadaan udara selama menggoreng menghalangi oksidasi termasuk oksidasi lipid, enzim kecoklatan dan, oleh karena itu, warna dan nutrisi sampel dapat sebagian besar dipertahankan. Selama proses vacuum frying, kandungan dan memaksa penurunan dengan penurunan tekanan vakum dan peningkatan suhu goreng, dan menggoreng waktu, sementara kandungan lemak peningkatan (Brooker, 2000).
  • 46. M. Pemisahan Dengan Gaya Sentrifugal (Centrifugasing) 1. Tinjauan Pustaka Kami mengeksplor penggunaan dari mesin pemisah arus kontinyu untuk memindahkan partikel dari FOJC sebagai pra-perlakuan untuk jus yang akan dilakukan isolasi kromatografi. Melihat ke depan tujuan dari isolasi limonin glukosida suatu saat akan mengambil tempat dalam level skala besar, tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi klarifikasi dari rekonstitusi FOJC oleh sentrifugasi arus kontinyu pada skala rencana besar dan menentukan kecocokan dari hasil sentrifugasi untuk aplikasi langsung isolasi kromatografi kolom(Breksa, dkk.,2008). Cara ini relatif sederhana.Daging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan.Setelah itu dilakukan pemisahan minyak dan santan.Pemisahan minyak tersebut dapat dilakukan dengan pemanasan, atau sentrfugasi.Pada sentrifugasi, santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm.Sehingga terjadi pemisahan fraksi kaya minyak (krim) dari fraksi miskin minyak (skim).Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk memkisahkan minyak dari bagian bukan minyak.Pemisahan mnyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi.Santan perlakuan sentrifugasi untuk memisahkan krim.Setelah itu krim dipanaskan untuk
  • 47. menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi (Laitupa dan Susane, 2010). Daging buah kelapa yang telah diparut diberi air, kemudian diperas dan disaring sehingga menghasilkan santan. Santan ditampung dalam tempat/wadah, proses selanjutnya santan disentrifugasi dengan kecepatan putaran 600, 700, 800, 900, dan 1000 rpm dengan memvariasi waktu putaran yaitu 30, 45, 60, 75, dan 90 menit, sehingga diperoleh 3 (tiga) lapisan, yaitu lapisan minyak, blondo (protein), dan air. Ketiga lapisan tersebut merupakan komposisi di dalam santan yang terpisah karena perbedaan berat jenis.Lapisan atas yang berupa minyak merupakan produk Virgin Coconut Oil (VCO) (Welasih dan Nurhapsari, 2009). Karakteristik pompa sentrifugal diperoleh dari pengujian dari pompa dengan tipe dan ukuran serta putaran impeler tertentu. Karakteristik diperlihatkan dalam kurva: (1) Head vs Kapasitas; (2) BHP vs Kapasitas; (3) Efisiensi vs Kapasitas. Unjuk kerja pompa niasanya biasanya dinyatakan dalam kemampuan untuk mengalirkan fluida pada kapasitas, tinggi tekan dan efisiensi tertentu. (Himawanto, 2004). Gaya sentrifugal dipergunakan untuk melengkapi gaya sorot dalam beberapa penyaring. Mesin – mesin ini benar – benar alat sentrifusi yang disambungkan dengan panci berlubang – lubang dan juga mempunyai kain penyaring. Bahan cair lewat ke dalam bagian dalam panci dan di bawah pengaruh gaya sentrifugal bahan ini melewati bahan penyaring. Operasi ini terutama terdapat pada industri susu, yaitu dipecahkan oleh gaya sentrifusi menjadi skim dan krim. Kelihatan sangat patut untuk mengamati posisi kedua fase di dalam sentrifus ketika operasi sedang berlangsung. Susu dimasukkan terus – menerus ke dalam mesin, yaitu pada umumnya berupa keranjang berputar pada sumbu tegak, dan krim serta skim masing – masing keluar dari tempat pengeluarannya. Pada titik yang sama di dalam keranjang harus terjadi pemisahan permukaan antara krim dan skim (Earle, 1969).
  • 48. Permasalahan karaktersitik pada penting dalam desain pompa sentrifugal adalah perhitungan teoritis harus sama atau sangat dekat ke karakteristik praktek dan hasil pengujian di laboratorium. Pengaruh parameter-parameter hidrodinamika di sisi masuk, sudu-sudu impeller, diffuser, sudu pengarah dan sisi keluar menetukan karakteristik pompa, karena itu dalam perencananaan pompa sentrifugal masalah yang terpenting adalah konstruksi geometri impeller, diffuser dan sudu pengarah. Masalah ini dapat diselesaikan melalui ketepatanperhitungan hidrodinamika pada proses desain, pabrikasi dan pemasangan pompa (Rumaherang, 2008). Sistem yang dirancang adalah mesin sentrifugal. Ini mengekstrak minyak dari kacang shea pasta dengan sentrifugasi. Ini diekstrak minyak kari kacang shea pasta dengan sentrifugasi. Ekstraksi yang terlibat memisahkan minyak dari air dan dari kue sapi pasta.Bagian bergerak dari perangkat itu digerakkan oleh motor, atau dengan mesin, tergantung pada ketersediaan dan kenyamanan yang baik. Sebuah poros didorong oleh motor atau mesin telah dilengkapi pada ujung lainnya dengan suatu berputar drum. Drum, dengan kapasitas 10 kg shea pasta, memiliki kecepatan rotasi 1000 rpm. Kecepatan yang cukup tinggi untuk memisahkan tiga komponen paste, yaitu minyak, yang memiliki massa tertentu terendah dan melayang ke permukaan, air yang memiliki perantara spesifik massa, dan kue ternak yang terberat dan bergerak turun ke bagian bawah drum. dua menyerah perangkat dipasang di dalam drum digunakan untuk lepas landas minyak dan kemudian air dari drum, setelah pemisahan tersebut dianggap cukup (Amatayakul, 2006). Sediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian dilakukan pengocokan atau sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Setelah dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit, keempat formula tidak menunjukkan adanya pemisahan fase, tetap jernih dan merupakan suatu larutan tunggal. Keempat formula mikroemulsi
  • 49. tersebut tetap jernih, homogen, bau dan warnanya juga tidak berubah (Liu, 2003). Sediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian dilakukan pengocokan atau sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Setelah dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit, keempat formula tidak menunjukkan adanya pemisahan fase, tetap jernih dan merupakan suatu larutan tunggal. Keempat formula mikroemulsi tersebut tetap jernih, homogen, bau dan warnanya juga tidak berubah. (Calmano, 1981). Untuk mempercepat proses sedimentasi dapat digunakan gaya sentrifugal. Dengan metode ini terutama campuran cair/padat dan cair/cair dapat dipisahkan. Dibandingkan dengan dengan metode yang mengandalkan gaya berat, kecepatan pengendapan dengan gaya sentrifugal jauh lebih baik. Pada proses sentrifugasi di industri misalnya, dicapai percepatan 500 hingga 1000 kali percepatan gravitasi bumi (500-1000 g), yang meningkatkan kecepatan pengendapan hingga 30 kali (Bernasconi, 1995). Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan (Doherty, 2001).
  • 50. N. Rotary Evaporator 1. Tinjauan Pustaka Sebanyak 750g serbuk bahan dimaserasi dengan pelarut metanol 24 jam, kemudian dipisahkan, sisa serbuk (residu) dimaserasi kembali dengan pelarut metanol sampai jernih. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan alat rotary evaporator pada temperatur tidak lebih dari 400OC hingga diperoleh ekstrak kental.Lapisan kloroform dikumpulkan dan dipekatkan dengan bantuan rotary evaporator pada temperatur tidak lebih dari 400OC sehingga diperoleh ekstrak alkaloid kasar (Anjelisa, 2007). Vacuum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan.Cairan yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan penangas dan diputar.Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu pendingin (kondensor) dan ditampung pada suatu tempat (receiver flask).Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi sangat cepat, terutama bila dibantu oleh vakum.Terjadinya bumping dan pembentukan busa juga dapat dihindari.Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut yang diuapkan.Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul diatas, serta
  • 51. adanya kondensor (suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid). Biasanya ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi awal ini (ekstraksi dari bahan tumbuhan) disebut sebagai ekstrak kasar (crude extract) (Senjaya dan Surakusumah, 2010). Alat penguapan atau evaporator adalah alat penukar panas. Alat penguap ini baik digunakan untuk proses penyulingan atau destilasi ataupun untuk proses rektifikasi. Perpindahan panas dalam alat penguap biasanya terjadi secara tak langsung (dengan media pemanas atau listrik), dan jarang secara langsung (dengan memasukan kukus). Suhu sumber panas harus selalu tinggi daripada suhu didih campuran cair yang akan dipisahkan. Alat penguap sering dibuat sama atau menyerupai alat penukar panas untuk pemanasan dan pendinginan, namun kuantitas panas yang dipindahkan di dalam alat penguap seringkali jauh lebih besar. Alat penguap dan alat-alat tambahan yang dihubungkan di belakangnya dapat dioperasikan secara kontinu atau tak kontinu (Bernasconi, 1995). Di dalam industri pangan, sering suatu bahan mentah atau suatu bahan pangan yang sangat penting, mengandung jumlah air yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan pada hasil akhir. Apabila bahan pangan berbentuk bahan cair, cara yang paling mudah untuk memindahkan air secara umum adalah dengan memberikan panas, untuk menguapkan air tersebut. Dengan demikian, penguapan adalah proses yang sering dipergunakan oleh ahli pengolahan pangan. Sebagai suatu bagian proses di dalam pabrik, alat penguapan mempunyai dua fungsi menurut prinsipnya, yaitu mengubah panas dan memisahkan uap yang terbentuk dari bahan cair (Earle, 1969). Palm sirup gula diperoleh dengan pemanasan nira sampai terkonsentrasi. Dalam studi ini, sirup gula palem diproduksi menggunakan metode pengolahan dua, termasuk panci terbuka (110oC) dan vakum evaporator di bawah 70 dan
  • 52. 80oC. Sifat fisik dan kimia dievaluasi adalah warna (L * dan *), pencoklatan intensitas (BI), fruktosa, glukosa, rendemen, HMF konten dan kadar protein. Sampel dikumpulkan pada 15 menit (untuk panci terbuka) dan 10 menit (untuk vakum evaporator) interval sampai akhir setiap proses (Naknean, dkk., 2009). Filtrat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak heksana daun saga dan ditimbang. Perendaman dilakukan empat kali sampai filtrat mendekati bening. Filtrat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak etil asetat daun saga. Perendaman dilakukan sampai filtrat mendekati bening, filtrat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak methanol daun saga (Juniarti, 2009). Ada beberapa mode operasi dari evaporator fluidized bed sesuai dengan gerakan pertikel fluida dan sumber day, seperti sirkulasi, dll antara mode ini, eksternal beredar penguapan alami dicatat dengan manfaat struktur, operasi sederhana dan penghematan energi. Namun, perpindahan panas dan aliran karakteristik, khususnya karakteristik aliran lokal dalam sistem. Pengetahuan tentang proses penguapan terbatas dan bahkan pemahaman tentang karakteristik hidrodinamika dan perpindahan panas besar pentingnya desain dan operasi dari evaporator (Song, 2011). Pada proses pembuatan gula merah cair pada awalnya sama dengan pada proses pembuatan gula merah padat atau gula merah cetak. Nira sebagai bahan gula bisa dimasak dalam panci atau wajan terbuka atau dapat juga mempergunakan alat vacuum evaporator. Tetapi kalau mempergunakan alat vacuum evaporator dengan tekanan 0,4 atmosfer, makan waktu yang dibutuhkannya sekitar 90 menit dengan suhu akhir 79oC (Lutony, 1993). Evaporator merupakan salah satu alat penukar panas yang menghasilkan perpindahan panas dari satu fluida ke fluida lainnya, dimana antara fluida yang satu dengan yang lainnya terpisah oleh suatu dinding aatau sekat yang dilalui oelh panas. Evaporatorada beberapa macam, antara lain adalah Calandria
  • 53. Evaporator dan Ketsner Evaporator. Dari macam-macam evaporator sebenernya memliki fungsi dan cara kerja yang sama bahkan juga memiliki bagian-baguan yang sama daintaranya adalah dinding atau pipa (wall), lantai (floor) dan tabir (screen yang semuanya memliki fungsi sendiri-sendiri. Yang membedakan antara satu dengang evaporator lainnya adalah terletak pada susunan pipanya saja (Sularso, 2009). Evaporasi adalah dasar pengeringan benih. Benih merupakan material yang higroskopis, memiliki susunan yang kompleks dan heterogen. Air merupakan bagian yang fundamental terdapat demikian rupa dalam benih, artinya terdapt di setiap bagian benih. Kadar air benih karena keadaan yang higroskopis itu tergantung pada lembab relatif dan temperatur (suhu udara). Pengeringan terjadi apabila pergerakan uap air dari dalam benih yang menerobos ke luar benih ke udara di sekitar benih, cepatnya terjadi penguapan (evaporasi, evaporation) air dari dalam benih ke permukaan benih dan selanjutnya ke udara, maka proses pengeringan itupun akan lebih cepat tejadi. Cepat terjadinya evaporasi tersebut (dari dalam ke permukaan benih) akan sangat terdorong oleh pengaruh-pengaruh (a) temperatur benih, (b) struktur fisik, (c) komposisi kimiawi. Kecepatan terjadinya evaporasi dari permukaan benih itu dengan demikian sangat ditentukan oleh lembab relatif dan temperatur pengering (Kumar, 2010). Benih-benih Brassica nigra Linn. dibersihkan dan dibubuk kasar. Ia kemudian melewati saringan 40 mesh. Jumlah yang sudah ditimbang sebanyak 200 gr menjadi sasaran ekstraksi panas terus menerus dalam Aparatur Soxhlet mendalam. Ekstrak diuapkan di bawah tekanan menggunakan rotary evaporator sampai semua pelarut telah berpindah menjadi sampel ekstrak. Persentase hasil ekstrak metanol 4,3% w / w. Ekstrak kering yang diperoleh menjadi sasaran tes berbagai reaksi kimia untuk mendeteksi keberadaan phytoconstituents yang berbeda (Upwar, dkk., 2011).
  • 54. O. Pendinginan 1. Tinjauan Pustaka Pada saat ini sistem refrigerasi sangat pesat sekali perkembangannya, apalagi di daerah yang beriklim tropis. Seiring dengan perkembangan zaman penerapan teknik refrigerasi mencakup pemrosesan, pengawetan terlebih-lebih pada sektor perikanan. Refrigeran adalah suatu fluida yang digunakan sebagai media penukar kalor pada sistem refrigerasi, dimana refrigerant ini dapat mengalami perubahan fasa, yaitu fasa cair maupun uap (Abudaris, 2002). Mesin refrigerasi merupakan mesin yang mempunyai fungsi utama untuk mendinginkan zat sehingga temperaturnya lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pendinginan dilakukan sesuai dengan tujuan masing-masing orang yang akan melakukan proses pendinginan tersebut. Komponen utama dari mesin refrigerasi terdiri atas kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator (Basri, 2005). Desain sistem pendingin ejektor surya sangat sederhana. Dengan menggunakan kolektor sollar sebagai generator dari sistem pendingin ejektor , hanya memiliki empat komponen utama sehingga biaya instalasi dapat diturunkan dibandingkan dengan sistem pendingin penyerapan. Namun, kinerja sistem pendingin ejektor perlu ditingkatkan lebih lanjut untuk bersaing dengan
  • 55. sistem penyerapan. Kinerja sistem pendingin ejektor dipengaruhi oleh fluida kerja dipilih, desain ejektor dan manufaktur, dan desain siklus termodinamika (Huang, 1998). Alat ini pada prinsipnya terdiri atas lima komponen, yaitu evaporator, compressor, fan, condensor, dan katub. Uap air yang diserap, akan dipindahkan dalam compressor sehingga akan memiliki tekanan dan suhu yang tinggi. Uap air yang panas ini, kemudian didinginkan di dalam condensor sehingga terjadi proses pengembunan. Namun demikian, uap air ini masih mempunyai tekanan yang tinggi. Oleh karena itu, tekanan ini perlu diturunkan dengan pengaturan oleh katup- katup (Kuswanto, 2003). Mesin pendingin merupakan salah satu mesin yang mempunyai fungsi utama untuk mendinginkan zat sehingga temperaturnya lebih rendah sari temperatur lingkungan.Komponen utama dari mesin pendingin yaitu kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator, serta refrigeran sebagai fluida kerja yang bersikulasi pada bagian-bagian tersebut. Sistem kerja pada mesin pendingin adalah sebagai berikut : saat refrigeran mengalir melalui evaporator, perpindahan panas dari ruangan menyebabkan refrigeran menguap. Refrigeran meninggalkan refrigeran evaporator dikompresi kemudian hingga masuk tekanan dan ke compressor.Selanjutnya temperaturnya bertambah tinggi.Kemudian refrigeran mengalir melalui kondensor, dimana refrigeran mengembun dan memberikan panas ke udara sekitar yang lebih rendah temperaturnya.Akhirnya refrigeran pada state 3 masuk alat akspansi dan berekspansi ke tekanan evaporator.Tekanan refrigeran turun dalam eksapansi yang ireversibel dan dibarengi dengan adanya kenaikan entropy jenis.Refrigeran keluar katup ekspansi pada titik 4 yang berupa fase campuran uap-air (Anwar, 2010). Mesin pendingin atau pembeku merupakan suau rangkaian mesin dan alat- alat jadi satu unit yang terdiri atas:
  • 56. a. Evaporator, yaitu merupakan suatu alat atau ruang yang digunakan untuk menempatkan bahan yang akan didinginkan. Pada evaporator ini padas dari bahan diambil oleh bahan pendingin untuk merubah sifat bahan pendingin dari cair menjadi gas. b. Kondensor, suatu alat yang digunakan untuk melepaskan panas yang dibawa oleh bahan pendingi. Pemanas tersebut akan ditangkap oleh bahan lain (biasanya air) sehingga bahan pendingin akan kehilangan panas dan berubah sifatnya dari gas ke cair lagi. c. Kompresor, suatu alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada suatu bagian dari mesin pendingin sekaligusmenurunkan tekanan pada bagian lain. d. Tangkin pengimpan bahan pendingin (reciever) adalah alat yang digunakan untuk menampung bahan pendingin cair hasil pengembunan pada kondensor. e. Klep ekspansi, alat untuk mengubah bahan pendingin berbentuk cairan menjadi kabur sehingga bahan pendingin ebih mudah mengambil panas dan mudah menguap. f. Bahan pendingin, berbagai macam bahan pendingin dapat digunakan dengan sifat yang berbeda. Pemilihan bahan pendingin harus didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu tidak beracun, dapat menurunkan suhu serendah mungkin, dan lain- lain. (Hadiwiyoto,1993). Saat ini pendinginan diperlukan dibeberapa daerah, pengawetan makanan, AC, peralatan medis, organ dan jaringan Cyro-stroage, Cyro-operasi dan industri aeronautika. Gaya hidup modern sangat bergantung pada pendinginan yang tersedia. Pendinginan magnetik (MR) menjadi teknologi yang kompetitif menjanjikan kepada gas-compression/expansion konvensional (Bouchekara, 2011). Semua mesin pendingin bekerja berdasarkan prinsip Hukum Termodinamika II yang dinyatakan oleh Clausius, yaitu bahwa tidak ada suatu
  • 57. peralatan yang bekerja secara siklus yang dapat memindahkan panas dari benda bertemperatur rendah ke benda bertemperatur tinggi dengan sendirinya, selalu diperlukan input energy dari luar. Input energy ini biasanya berupa energy listrik (Lukito, 2002). Pendingin magnetic diproses melalui siklus pendingin. Secara umum, siklus pendingin magnetic terdiri dari magnetisasi dan demagnetisasi dimana panas dihilangkan dan diserap oleh masing-masing komponen. Siklus dasar untuk pendinginan magnetic dilakukan menggunakan siklus carnot, siklus stirling, siklus ericsson dan sklus brayton yang berfungsi sebagai pendingin suhu kamar magnetic. Untuk siklus Brayton Erricson berfungsi untuk menggerakkan regenerator untuk mencapai rentang suhu yang besar dan mudah beroperasi (Yu, 2003). Besar pendinginan secara mekanis adalah kenyataan bahwa pada perbedaan tekanan mengakibatkan perbedaan suhu pengembunan juga menurun. Kenyataan ini diterapkan dalam proses perputaran yang dapat dilihat pada sirkuit pendingin mekanis. Untuk memulai dengan penguapan, dalam hal ini tekanan diatas bahan pendingin menjadi gas terjadi pada beberapa pilihan suhu rendah (Earle, 1969).
  • 58. P. Conveying 1. Tinjauan Pustaka Conveyor atau alat pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang tidak jauh, misalnya pada bagian atau departemen pabrik, pada tempat – tempat penumpukan bahan, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan, dsb. Mesin pemindah bahan hanya memindahkan muatan dalam jumlah besar, serta jarak tertentu dengan arah perpindahan bahan vertikal, horizontal dan atau kombinasi antar keduanya (Zainuri, 2008). Konveyor merupakan suatu alat yang digunakan untuk tujuan pengangkutan.Penggunaan konveyor juga dilakukan untuk efisiensi waktu. Konveyor di industri digunakan untuk mengangkut bahan produksi yang akan diproses lebih lanjut atau mengangkut barang hasil produksi. Konveyor yang ada biasanya selalu dalam keadaan hidup dan terus berjalan meskipun belum ada benda hasil produksi, maka yang terjadi adalah pemborosan energi (Warsito, 2003). Sebuah katrol konveyor adalah perangkat dinamis berputar, beban lateral asimetris bagi semua bagian melalui pembalikan lengkap dari tegangan yang disebabkan karena beban. Hal ini menyebabkan kelelahan pada komponen.
  • 59. Oleh karena itu, ketika merancang katrol permasalahan yang dihadapi adalah penyediaan kekuatan yang cukup dalam diafragma shell, hub, dan poros untuk mencegah kegagalan karena tegangan tinggi dan pada saat yang sama memberikan fleksibilitas dalam struktur keseluruhan sehingga tidak terjadi kegagalan akibat kelelahan atau bergetar pada poros. Untuk sampai pada desain yang optimal, semua bagian, semua bagian terdiri dari unit integral dari katrol yang harus disusun bersama (Patel, 2011). Prinsip pengendalian konveyor pada mesin sortasi jeruk berbasis citra yaitu pengendalian motor penggerak dengan memutus dan menyambungkan arus dengan mengkombinasikan relay sebagai saklar dengan sensor cahaya. Ketepatan posisi buah yang berhenti pada unit pencitra sangat dipengaruhi oleh penempatan posisi sensor cahaya, jumlah putaran yang dihasilkan motor penggerak, dan penempatan posisi kamera pencitra.Pengumpanan buah ke konveyor penyalur masih menggunakan tenaga manusia sehingga pengaturan jarak untuk pemilahan buah belum efektif (Agro, 2007). Pada industri minuman pengepakan botol sangat diperlukan karena memudahkan saat prosuk minuman didistribusikan ke pelanggan dan lebih tertata rapi. Dengan memanfaatkan PLC sebagai sistem mikroprosesor lengkap yang mandiri, terdapat ruang memori dan antarmuka input dan output (I/O). PLC akan digunakan sebagai kontrol dalam sistem pengepakan botol yang diprogram untuk mengontrol inputan pneumatik 4 untuk mengaktifkan outputan selang 2 detik motor DC akan bekerja menggerakan konveyor. Saat kardus menyentuh limit switch konveyor berhenti (Sulistyanto, 2000). Konveyor rantai adalah konveyor dimana rantainya tidak terputus dari jenis seluruh konveyor yang melakukan tarikan dari unit penggerak daripada beberapa hasil pembawa beban untuk transport.Maretial/bahan besar dapat dibawa secara langsung pada rantai, pada pencantelan khusus yang diikatkan pada rantai baik untuk pengangkatan yang ditekan atau digandeng oleh rantai
  • 60. atau dapat ditekan/ditarik oleh rantai dengan pencantelan khusus pada rantai (Thayab, 2004). Belt conveyor adalah suatu alat pemindah bahan yang berbasis teknologi tinggi di sebagian besar industri yang sedang berkembang di negara Indonesia Dengan menggunakan belt conveyor, perusahaan mampu menghemat biaya produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju produksi dengan kecepatan yang signifikan dan stabil.Melakukan analisa/penelitian yang mengkaji tentang performansi belt conveyor yang bekerja untuk memindahkan beban tumpukan (bulk) material berupa pasir yang dipakai dalam campuran pembuatan tiang beton, dalam hal ini merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan agar kinerja belt conveyor dapat teranalisis dengan baik dan pekerjaan yang dibebankan kepada belt conveyor dapat dimaksimalkan seefisien mungkin (Xiaoping, 2007). Ada banyak metode untuk membawa bahan-bahan pertanian. Pemilihan metode alat pembawa tergantung dari aplikasi alami dan jenis bahan yang dibawa. Bahan-bahan alami mungkin berupa pati, tepung, fiber atau banyak kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Umumnya, alat pembawa adalah alat canggih yang dikombinasikan dari mesin, kelembaman, angin dan gaya gravitasi. Conveyor umumnya menggunakan baut, belt, dan massa conveyor. Screw conveyor adalah peralatan yang terkenal untuk mengangkut produk pertanian. Ada peralatan pembawa yang sangat efektif untuk aliran bebas atau aliran bebas barang secara relatif, memberikan kontrol bagus dan meningkatkan solusi kebersihan lingkungan untuk proses masalah penanganan karena strukturnya yang sederhana, efisiensi tinggi, pengeluaran rendah dan mudah dipelihara (Zareiforoush et al, 2010). Konveyor baut diketahui sebagai alat ekstensif diatas dan disamping permukaan gigi. Mikrostruktur dari dasar logam adalah struktur martensitik. Tata cara aspesifikasi pengelasan (WPS) dan Catatan Proses Kualifikasi