Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk masalah yang sering timbul seperti gangguan berat badan, lingkar kepala, penglihatan, dan pendengaran. Juga dibahas mengenai obesitas, kurang gizi, hidrosefalus, retardasi mental, dan spina bifida."
3. • masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel, organ maupun individu
• diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kg), ukuran panjang
(m,cm), umur tulang, dan keseimbangan
metabolik (retensi Ca dan N di tubuh)
4. • Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan.
• Menyangkut proses Diferensiasi dari sel sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing
masing dapat memenuhi fungsinya.
• Contohnya : perkembangan
sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
dan
5. Masalah yang sering timbul dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak
meliputi gangguan pada:
7. • Menggunakan KMS
• Menurut Soetjiningsih,
Grafik BB >120 kemungkinan anak
mengalami obesitas atau kelainan hormonal.
Grafik BB < normal , kemungkinan
anak mengalami kurang gizi, menderita
penyakit kronis, atau kelainan hormonal.
8. OBESITAS
• Terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk
fungsi tubuh yang normal .
• Masih banyak tanggapan “anak yang gemuk
adalah sehat” (Soetjiningsih, 2012)
• Tidak semua orang yang mempunyai berat
badan lebih disebut sebagai obesitas.
9. OBESITAS
• Kriteria yang digunakan untuk menentukan
obesitas (menurut Newman 1983) :
NO
KRITERIA
OVERNUTRISI
OBESITAS
1
BB /TB
(Pre pubertas)
110-119% std.
90-95 persentil
≥120% std
>95 persentil
2
BB/U
110-119% std.
90-95 persentil
≥120% std
>95 persentil
>2 SD di atas mean
NO
KRITERIA
UMUR
OBESITAS
3
Lipatan kulit
(Trisep/subskapula)
0-36 bulan
>2 SD
> 90 persentil
4
Lipatan kulit
(Tanner 1962)
0-18 tahun
>2 SD
> 95 persentil
10. Klasifikasi OBESITAS
1. Obesitas sederhana (simple obesity)
gejala kegemukan saja tanpa disertai kelainan
hormonal/mental/fisik lain. Terjadi karena
faktor nutrisi
2. Bentuk khusus obesitas
a. Kelainan endokrin/hormonal
b. Kelainan somatodismorfik
c. Kelainan hipotalamus
11. penyebab OBESITAS
1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan
tubuh
2. Penggunaan kalori yang kurang
3.
Hormonal
kelenjar pituitary dan hipotalamus.
masukan ≠ pengeluaran
12. penyebab OBESITAS
Obesitas dipengaruhi juga oleh faktor-faktor predisposisi
lainnya, misalnya :
1. Herediter (faktor keturunan)
2. Suku/bangsa
3. Pandangan masyarakat yang salah
“bayi sehat = bayi gemuk”
4. Anak cacat anak aktifitasnya (-) karena problem
fisik/cara mengasuh
5. Umur orang tua yang sudah lanjut, anak tunggal, anak
“mahal”, dll.
6. Meningkatnya keadaan ekonomi seseorang
13. komplikasi
Risiko infeksi saluran pernapasan bagian bawah, karena
terbatasnya kapasitas paru-paru.
Syndrom Chubby Puffer hipertrofi tonsil dan adenoid
mengakibatkan obstruksi saluran napas bagian atas yang
menyebabkan anoksia dan saturasi oksigen rendah
sering lecet, merasa gerah, sering disertai miliria dan jamur
pada lipatan kulit.
pergerakan lambat
kurang percaya diri
:
Hipertensi,
, diabetes,, dll, dst,dsb..
14. pengobatan
Memperbaiki faktor
penyebab
Motivasi penderita
obesitas tentang perlunya
pengurusan badan
(dewasa) dan
memperlambat kenaikan
berat badan (anak)
Diit rendah kalori yang
seimbang
Anjuran untuk olahraga
teratur/anak bermain aktif
sehingga banyak energi
yang digunakan.
pencegahan
Mengubah pandangan
bahwa bayi sehat= gemuk
Memberikan ASI sesuai
kebutuhan.
Tidak memberikan
makanan/minuman setiap
anak menangis kecuali
benar benar lapar.
Memantau pertumbuhan
anak dengan KMS.
Mengenalkan anak pada
aktifitas fisik, baik
bermain ataupun
olahraga.
17. Akibat Kurang gizi
mengalami kelambatan
pertumbuhan
lemah dan kurang minat terhadap
aktivitas di sekelilingnya. Pada
masa puber dan kurang gizi, hal ini
dapat menyebabkan kekurangan
darah
sering terserang penyakit
emosi anak selalu
meninggi, dipengaruhi juga oleh
lingkungan.
mudah
tersinggung, pemurung, sulit
diharapkan, tidak dapat
diduga, dan sangat gugup
pada usia selanjutnya anak akan
kesulitan belajar
kulit tidak bercahaya dan
kendur, mata tidak jernih, tungkai
kaki cenderung melengkung, gigi
banyak berlubang, gusi keabuabuan, dan mungkin bernanah.
19. Menggambarkan isi kepala termasuk otak dan
cairan serebrospinal.
Lebih dari normal :
hidrosephalus, megaensephali, tumor otak
atau hanya variasi normal.
Kurang dari normal : retardasi
mental, mikrocephal, malnutrisi kronis
ataupun hanya variasi normal.
20. Pengertian :
Keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya CSS dengan atau pernah
dengan tekanan intrakranial meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengalirkan CSS
21. Klasifikasi :
Berdasarkan
gejala
Obstruktif
(obstruksi pd salah satu tmpt
antara pembentukan CSS o/
plexus koridalis dan keluarnya
ventrikel IV melalui foramen
luscha dan magendie)
Berdasarkan
penyebab
bawaan
Didapat
Komunikans
(tanpa penyumbatan
sistem ventrikel)
22. Penyebab
Pengobatan :
1. Kelainan bawaan :
1. (-) produksi CSS
stenosis aquaductus
merusak sebagian plex
sylvii, spina bifida dan
koroidalis dgn tindakan
kranium bifida, sindrom
reseksi atau koagulasi
dandywalker, dll.
2. Memperbaiki hub antara
2. Infeksi
tmpt produksi CSS dgn
tmpt absorbsi. (ventrikel
3. Neoplasma
& subarakhnoid)
4. pendarahan
3. Pengeluaran CSS ke dalam
organ ekstrakranial
23.
24. RET ARDASI
ME N T A L
- Menurut WHO :
kemampuan mental yang tidak mencukupi.
- Menurut Crocker AC :
apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang
rendah, yang disertai adanya kendala dlam
penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada
masa perkembangan (di bawah usia 18 tahun).
- IQ <70
25. Pe ny e ba b
R E T A R D A S I ME N T A L
Faktor yang potensial sebagai penyebab
kemiskinan dan keluarga yang tidak
harmonis, sosiokultural, interaksi pengasuh yang tidak
baik, penelantaran anak, dll.
prakonsepsi : penyakit metabolik, kelainan kromosom, dll.
pranatal : infeksi intrauterin, disfungsi plasenta, kelainan
kongenital dari otak, zat teratogen, dll.
perinatal : trauma lahir, meningitis, sangat prematur, dll.
post natal : neuro toksin (msl: logam berat), anoksia, dll.
26. T i p e RET ARDASI
ME N T A L
1.
2.
Retardasi mental ringan
- mampu didik (sampai
kelas 4-6 SD) dan
diajarkan keterampilan
dan mandiri.
- Rentan stres butuh
bimbingan dari orang
tuanya.
Retardasi mental sedang
- kemampuan intelektual
sampai kelas 2 SD,
- dapat dilatih keterampilan tertentu, tapi
perlu pengawasan.
- Kurang mandiri. Rentan
stres.
3.
Retardasi mental berat
- keterlambatan motorik
dan bahasa.
- dilatih higiene dasar dan
bahasa sederhana.
- Tidak dapat diajarkan
keterampilan
- Butuh pengawasan
sepanjang hidupnya.
4.
Retardasi mental sangat
berat
- gejala mental dan fisik.
- kemampuan bahasa
sangat minimal
- seluruh hidup bergantung
pada org sekitar.
28. Makrocephal & Mikrocephal
• Lebih besar dari
normal, bentuk masih
normal
• >97 persentil
• Tidak tumbuhnya
jaringan otak dengan
gejala retardasi, ukuran
kepala lebih kecil dari
normal, tapi bentuk
masih normal
• <3 persentil
29. Tuli konduksi
Tuli sensorineural.
Menurut Hendarmin (2000) tuli pada anak
dipengaruhi oleh faktor :
- prenatal
: genetik atau infeksi TORCH
- postnatal : infeksi baktero atau virus
30. Gangguan pengelihatan biasanya berupa
maturitas visual yang terlambat, gangguan
refraksi, juling,
, ambliopia, buta
warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis
optik, glaukoma, dll.
31.
32. • Bisa terjadi karena kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular.
• Contohnya adalah :
Cerebral palsy sebagai akibat dari
spastisitas, ataksia, hipotonia, dan atheosis.
Kelainan sumsum tulang seperti spina bifida
Penyakit neuromuskular seperti muscular
ditrofi memperlihatkan keterlambatan dan
kemampuan berjalan.
Anak yang sering digendong atau
diletakkan di baby walker juga dapat mengalami
keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.
33. Pengertian Menurut Bax :
Palsi serebralis adalah suatu kelainan gerakan dan
postur yang tidak progresif, oleh karena suatu
kerusakan/ gangguan sel sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selsai
pertumbuhannya.
35. Berdasarkan
gejala klinis :
1. Spastik
~ Monoplagia
~ Hemiplagia
~ Paraplegia
~ Diplegia
~ Quadriplegia
2. Athetoid ekstensi
pada siku dan pronasi
pada pergelangan tangan
3. Rigid rigiditas pada
semua angota gerak
4. Ataksia
5. Tremor
6. Atonik / hipotonik
lingkar kepala
kecil, gerakan meningkat
7. Campuran
~ Spastik-atheoid
~ Rigid-spastik
~ Spastik-atastik
36.
37.
38. Berdasarkan derajat
kemampuan fungsional
1. Golongan ringan masih dapat melakukan
pekerjaan/aktivitas sehari hari, hanya sedikit
membutuhkan bantuan
2. Golongan sedang aktivitas sangat
terbatas, membutuhkan bantuan/pendidikan khusus
3. Golongan berat samasekali tidak dapat beraktivitas
fisik dan tidak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain.
39. aspek medis umum
(gizi, imunisasi, perawatan
kesehatan, dll.)
terapi dgn obat-obatan
(relaksasi otot, antikejang, dll.)
terapi melalui pembedahan
ortopedi
stabilitas, melemahkan otot yg
terlalu kuat,dll.
fisioterapi (stretching, motor
function training)
terapi wicara
pendidikan
pekerjaan harga diri bagi
yang bersangkutan
problem sosial
lain lain
rekreasi, olahraga, kesenian, dll.
40.
41. 1. Spina bifida okulta arkus
vertebra tanpa herniasi jar.
2. Meningokel spinalis duramater
dan arkus spinalis
3. Meningomielokel herniasi berisi
leptomeningen, CSS, saraf.
4. Mielomeningosistokel herniasi
dgn leptomeningen, CSS, saraf
membentuk kista.
5. Rakiskisis spinal lengkap tulang
belakang terbuka sepenuhnya.
• Spina bifida okulta
tanpa gangguan
neurologis tidak
membutuhkan
tindakan.
• Spina bifida yang
tidak tertutup kulit
pembedahan
segera.
42.
43.
44. • Melibatkan kemampuan
motorik, psikologis, emosional dan perilaku.
• Faktor genetik, gangguan
pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya
interaksi dengan lingkungan, maturasi
terlambat, dan faktor keluarga, kelainan fisik
seperti bibir sumbing dan cerebral palsy.
45. • Hemisfer kiri merupakan 94% pusat
kemampuan bahasa pada orang dewasa
kanan dan 75% pada org dewasa kidal.
• 3 area utama : area broca dan korteks motorik
(anterior) serta area wernicke (posterior)
46. Lingkungan
Masalah pendengaran
sosek (-) terlambat
tekanan keluarga gagap
keluarga bisu terlambat
pemerolehan bahasa
Bilingual
Emosi
Ibu yang tertekan
Gangguan serius pada ortu
Gangguan serius pada anak
Perkembangan terlambat
Kongenital
didapat
Cacat bawaan
Palatoschizis
sindrom down
Kerusakan otak
kelainan neuromuskular
kelainan sensorimotor
Palsi serebral
Kelainan persepsi
47. 1. 2 primer ekspresif
a. Disfraksia verbal lebih suka menunjuk
b. Gangguan defisit produksi fanologi kata kata dan
frase sulit dimengerti
2. 2 defisit dan ekspresif
a. Gangguan campuran ekspresif-represif
b. Disfasia verbal auditori agnosia miskin artikulasi
3. 2 defisit bahasa yang lebih berat
a. Gangguan leksikal-sintaksis sulit menemukan kata2
b. Gangguan semantik-pragmatik bicara tanpa henti
pada satu topik, tidak mengerti tata bahasa.
48. Gangguan perkembangan baca tulis disebut :
disleksia
Gangguan perkembangan berhitung disebut :
diskalkulia
– Yang terlihat : cara membaca yang sangat lambat
dan ragu, salah atau terbalik, dilewati, ditambah
atau didistorsikan.
– Gejala penyerta : gang neurologik samar, sulit
membedakan kanan dan kiri atau kidal, gang
koordinasi ringan disfungsi jaringan otak.
49. Katarsis emosi
Pembersihan sistem energi yang terkurung, yang terjadi
apabila ekspresi emosi dikendalikan.
Energi fisik yang dibina utk persiapan bertindak tidak
dilepaskan keseimbangan tubuh terganggu
Keadaan mental yang menyertai emosi tidak ditangani
secara tepat sikap yang tidak menyenangkan
penyesuaian pribadi dan sosial anak kurang baik
50. • Keterlantaran emosional pemberontakan
thd otoritas saat remaja.
• Terlalu banyak kasih sayang
memusatkan kasih sayang pada satu/dua org saja
• Dominasi emosional yang tidak menyenangkan
canggung, malu, duka cita
• Emosionalitas yang meninggi
(fisik, psikologis, lingkungan)
• Kegagalan belajar mengendalikan emosi
• Kegagalan belajar toleransi emosi.
51. • Paling sering terjadi
• Misal : fobia sekolah, kecemasan
berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah
mengalami trauma.
52. • Yang termasuk : Autisme, gangguan perilaku
dan interaksi sosial
• Autisme adalah kelainan neurobiologis yang
menunjukkan gangguan
komunikasi, interaksi, dan perilaku. Ditandai
dengan terhambatnya perkembangan
bahasa, munculnya gerakan gerakan aneh seperti
berputar putar,melompat lompat atau
mengamuk tanpa sebab
53. • Trisomi 21
• Penyebab :
1. genetik
2. Radiasi
3. Infeksi
4. Autoimun
5. Umur ibu
6. Umur ayah
PENYULUHAN PADA ORANG TUA
54. Ga n g g u a n
ma k a n :
Penolakan makan, pika, gangguan
regurgitasi pada bayi, anoreksia
nervosa, bulimia
Ga n g g u a n
s t e r e ot i pi k :
Gangguan tik sepintas, gangguan tik
motorik kronis, sindrom tourette
Ga n g g u a n
t i dur :
- Gangguan tidur error
- Gangguan tidur jalan
Enur i s i s
f ungs i ona l
da n
e nk or i s i s
f ungs i ona l
Enurisis : pengeluaran urin involunteer
siang atau malam pd anak >4 tahun
Enkopresis : pengeluaran tinja di celana
56. • Abdoerrachman, dkk. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak jilid 2. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
• Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak Jilid 1 Ed 6.
Jakarta : Penerbit Erlangga
• Markum, AH et al.2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak
Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
• Soetjiningsih.2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
• Hamidah, Atien Nur. 2009. “Deteksi Dini Gangguan
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak”. Jurnal
Pendidikan Khusus vol 5 no 2. http://journal.
uny.ac.id/index.php/jpk/article/view/789/613. diakses
4 Mei 2013