SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Gabriella Cereira Angelina
G1A012076
Kelompok 9 Blok LC
• masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel, organ maupun individu
• diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kg), ukuran panjang
(m,cm), umur tulang, dan keseimbangan
metabolik (retensi Ca dan N di tubuh)
• Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan.
• Menyangkut proses Diferensiasi dari sel sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing
masing dapat memenuhi fungsinya.
• Contohnya : perkembangan
sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.

dan
Masalah yang sering timbul dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak
meliputi gangguan pada:
BERAT BADAN
LINGKAR KEPALA
GANGGUAN PENGELIHATAN
GANGGUAN PENDENGARAN
• Menggunakan KMS
• Menurut Soetjiningsih,

Grafik BB >120  kemungkinan anak
mengalami obesitas atau kelainan hormonal.
Grafik BB < normal , kemungkinan
anak mengalami kurang gizi, menderita
penyakit kronis, atau kelainan hormonal.
OBESITAS
• Terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk
fungsi tubuh yang normal .
• Masih banyak tanggapan “anak yang gemuk
adalah sehat” (Soetjiningsih, 2012)
• Tidak semua orang yang mempunyai berat
badan lebih disebut sebagai obesitas.
OBESITAS
• Kriteria yang digunakan untuk menentukan
obesitas (menurut Newman 1983) :
NO

KRITERIA

OVERNUTRISI

OBESITAS

1

BB /TB
(Pre pubertas)

110-119% std.
90-95 persentil

≥120% std
>95 persentil

2

BB/U

110-119% std.
90-95 persentil

≥120% std
>95 persentil
>2 SD di atas mean

NO

KRITERIA

UMUR

OBESITAS

3

Lipatan kulit
(Trisep/subskapula)

0-36 bulan

>2 SD
> 90 persentil

4

Lipatan kulit
(Tanner 1962)

0-18 tahun

>2 SD
> 95 persentil
Klasifikasi OBESITAS
1. Obesitas sederhana (simple obesity)
gejala kegemukan saja tanpa disertai kelainan
hormonal/mental/fisik lain. Terjadi karena
faktor nutrisi
2. Bentuk khusus obesitas
a. Kelainan endokrin/hormonal
b. Kelainan somatodismorfik
c. Kelainan hipotalamus
penyebab OBESITAS
1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan
tubuh
2. Penggunaan kalori yang kurang

3.

Hormonal

 kelenjar pituitary dan hipotalamus.

masukan ≠ pengeluaran
penyebab OBESITAS
Obesitas dipengaruhi juga oleh faktor-faktor predisposisi
lainnya, misalnya :
1. Herediter (faktor keturunan)
2. Suku/bangsa
3. Pandangan masyarakat yang salah
“bayi sehat = bayi gemuk”
4. Anak cacat  anak aktifitasnya (-) karena problem
fisik/cara mengasuh
5. Umur orang tua yang sudah lanjut, anak tunggal, anak
“mahal”, dll.
6. Meningkatnya keadaan ekonomi seseorang
komplikasi
Risiko infeksi saluran pernapasan bagian bawah, karena
terbatasnya kapasitas paru-paru.
Syndrom Chubby Puffer  hipertrofi tonsil dan adenoid
mengakibatkan obstruksi saluran napas bagian atas yang
menyebabkan anoksia dan saturasi oksigen rendah
 sering lecet, merasa gerah, sering disertai miliria dan jamur
pada lipatan kulit.
 pergerakan lambat
 kurang percaya diri
:
Hipertensi,
, diabetes,, dll, dst,dsb..
pengobatan
 Memperbaiki faktor
penyebab
 Motivasi penderita
obesitas tentang perlunya
pengurusan badan
(dewasa) dan
memperlambat kenaikan
berat badan (anak)
 Diit rendah kalori yang
seimbang
 Anjuran untuk olahraga
teratur/anak bermain aktif
sehingga banyak energi
yang digunakan.

pencegahan
 Mengubah pandangan
bahwa bayi sehat= gemuk
 Memberikan ASI sesuai
kebutuhan.
 Tidak memberikan
makanan/minuman setiap
anak menangis kecuali
benar benar lapar.
 Memantau pertumbuhan
anak dengan KMS.
 Mengenalkan anak pada
aktifitas fisik, baik
bermain ataupun
olahraga.
OBESITAS
Kurang gizi
Akibat Kurang gizi
mengalami kelambatan
pertumbuhan

lemah dan kurang minat terhadap
aktivitas di sekelilingnya. Pada
masa puber dan kurang gizi, hal ini
dapat menyebabkan kekurangan
darah
sering terserang penyakit
emosi anak selalu
meninggi, dipengaruhi juga oleh
lingkungan.

mudah
tersinggung, pemurung, sulit
diharapkan, tidak dapat
diduga, dan sangat gugup
pada usia selanjutnya anak akan
kesulitan belajar
kulit tidak bercahaya dan
kendur, mata tidak jernih, tungkai
kaki cenderung melengkung, gigi
banyak berlubang, gusi keabuabuan, dan mungkin bernanah.
Kurang gizi

PF
Menggambarkan isi kepala termasuk otak dan
cairan serebrospinal.
Lebih dari normal :
hidrosephalus, megaensephali, tumor otak
atau hanya variasi normal.
Kurang dari normal : retardasi
mental, mikrocephal, malnutrisi kronis
ataupun hanya variasi normal.
Pengertian :
Keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya CSS dengan atau pernah
dengan tekanan intrakranial meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengalirkan CSS
Klasifikasi :

Berdasarkan
gejala

Obstruktif
(obstruksi pd salah satu tmpt
antara pembentukan CSS o/
plexus koridalis dan keluarnya
ventrikel IV melalui foramen
luscha dan magendie)

Berdasarkan
penyebab

bawaan

Didapat
Komunikans
(tanpa penyumbatan
sistem ventrikel)
Penyebab

Pengobatan :

1. Kelainan bawaan :
1. (-) produksi CSS 
stenosis aquaductus
merusak sebagian plex
sylvii, spina bifida dan
koroidalis dgn tindakan
kranium bifida, sindrom
reseksi atau koagulasi
dandywalker, dll.
2. Memperbaiki hub antara
2. Infeksi
tmpt produksi CSS dgn
tmpt absorbsi. (ventrikel
3. Neoplasma
& subarakhnoid)
4. pendarahan
3. Pengeluaran CSS ke dalam
organ ekstrakranial
RET ARDASI
ME N T A L
- Menurut WHO :
kemampuan mental yang tidak mencukupi.
- Menurut Crocker AC :
apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang
rendah, yang disertai adanya kendala dlam
penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada
masa perkembangan (di bawah usia 18 tahun).

- IQ <70
Pe ny e ba b
R E T A R D A S I ME N T A L
Faktor yang potensial sebagai penyebab
kemiskinan dan keluarga yang tidak
harmonis, sosiokultural, interaksi pengasuh yang tidak
baik, penelantaran anak, dll.

prakonsepsi : penyakit metabolik, kelainan kromosom, dll.
pranatal : infeksi intrauterin, disfungsi plasenta, kelainan
kongenital dari otak, zat teratogen, dll.
perinatal : trauma lahir, meningitis, sangat prematur, dll.
post natal : neuro toksin (msl: logam berat), anoksia, dll.
T i p e RET ARDASI
ME N T A L
1.

2.

Retardasi mental ringan
- mampu didik (sampai
kelas 4-6 SD) dan
diajarkan keterampilan
dan mandiri.
- Rentan stres  butuh
bimbingan dari orang
tuanya.
Retardasi mental sedang
- kemampuan intelektual
sampai kelas 2 SD,
- dapat dilatih keterampilan tertentu, tapi
perlu pengawasan.
- Kurang mandiri. Rentan
stres.

3.

Retardasi mental berat
- keterlambatan motorik
dan bahasa.
- dilatih higiene dasar dan
bahasa sederhana.
- Tidak dapat diajarkan
keterampilan
- Butuh pengawasan
sepanjang hidupnya.

4.

Retardasi mental sangat
berat
- gejala mental dan fisik.
- kemampuan bahasa
sangat minimal
- seluruh hidup bergantung
pada org sekitar.
Re t a r d a s i

me n t a l
Makrocephal & Mikrocephal
• Lebih besar dari
normal, bentuk masih
normal
• >97 persentil

• Tidak tumbuhnya
jaringan otak dengan
gejala retardasi, ukuran
kepala lebih kecil dari
normal, tapi bentuk
masih normal
• <3 persentil
Tuli konduksi

Tuli sensorineural.
Menurut Hendarmin (2000) tuli pada anak
dipengaruhi oleh faktor :
- prenatal
: genetik atau infeksi TORCH
- postnatal : infeksi baktero atau virus
Gangguan pengelihatan biasanya berupa
maturitas visual yang terlambat, gangguan
refraksi, juling,
, ambliopia, buta
warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis
optik, glaukoma, dll.
• Bisa terjadi karena kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular.
• Contohnya adalah :
Cerebral palsy sebagai akibat dari

spastisitas, ataksia, hipotonia, dan atheosis.
Kelainan sumsum tulang seperti spina bifida
Penyakit neuromuskular seperti muscular
ditrofi memperlihatkan keterlambatan dan
kemampuan berjalan.
Anak yang sering digendong atau
diletakkan di baby walker juga dapat mengalami
keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.
Pengertian Menurut Bax :
Palsi serebralis adalah suatu kelainan gerakan dan
postur yang tidak progresif, oleh karena suatu
kerusakan/ gangguan sel sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selsai
pertumbuhannya.
1. Prenatal
- infeksi intrauterin :
TORCH dan sifilis
- radiasi
- asfiksia
intrauterin, dll.

2. Perinatal
- anoksia/hipoksia
- pendarahan otak
- prematuritas

- postmaturitas
- hiperbilirubinemia
- bayi kembar
3. Postnatal
- Trauma kepala
- Meningitis
- Racun : logam berat, CO
Berdasarkan

gejala klinis :

1. Spastik
~ Monoplagia
~ Hemiplagia
~ Paraplegia
~ Diplegia
~ Quadriplegia
2. Athetoid  ekstensi
pada siku dan pronasi
pada pergelangan tangan
3. Rigid  rigiditas pada
semua angota gerak

4. Ataksia
5. Tremor
6. Atonik / hipotonik 
lingkar kepala
kecil, gerakan meningkat

7. Campuran
~ Spastik-atheoid
~ Rigid-spastik
~ Spastik-atastik
Berdasarkan derajat

kemampuan fungsional

1. Golongan ringan  masih dapat melakukan
pekerjaan/aktivitas sehari hari, hanya sedikit
membutuhkan bantuan

2. Golongan sedang  aktivitas sangat
terbatas, membutuhkan bantuan/pendidikan khusus

3. Golongan berat  samasekali tidak dapat beraktivitas
fisik dan tidak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain.
aspek medis umum
(gizi, imunisasi, perawatan
kesehatan, dll.)
terapi dgn obat-obatan
(relaksasi otot, antikejang, dll.)
terapi melalui pembedahan
ortopedi 
stabilitas, melemahkan otot yg
terlalu kuat,dll.
fisioterapi (stretching, motor
function training)
terapi wicara

pendidikan
pekerjaan  harga diri bagi
yang bersangkutan
problem sosial
lain lain 
rekreasi, olahraga, kesenian, dll.
1. Spina bifida okulta  arkus
vertebra tanpa herniasi jar.
2. Meningokel spinalis  duramater
dan arkus spinalis
3. Meningomielokel  herniasi berisi
leptomeningen, CSS, saraf.
4. Mielomeningosistokel  herniasi
dgn leptomeningen, CSS, saraf
membentuk kista.
5. Rakiskisis spinal lengkap  tulang
belakang terbuka sepenuhnya.

• Spina bifida okulta
tanpa gangguan
neurologis tidak
membutuhkan
tindakan.
• Spina bifida yang
tidak tertutup kulit
 pembedahan
segera.
• Melibatkan kemampuan
motorik, psikologis, emosional dan perilaku.
• Faktor genetik, gangguan
pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya
interaksi dengan lingkungan, maturasi
terlambat, dan faktor keluarga, kelainan fisik
seperti bibir sumbing dan cerebral palsy.
• Hemisfer kiri merupakan 94% pusat
kemampuan bahasa pada orang dewasa
kanan dan 75% pada org dewasa kidal.
• 3 area utama : area broca dan korteks motorik
(anterior) serta area wernicke (posterior)
Lingkungan

Masalah pendengaran










sosek (-)  terlambat
tekanan keluarga  gagap
keluarga bisu  terlambat
pemerolehan bahasa
Bilingual

Emosi




Ibu yang tertekan
Gangguan serius pada ortu
Gangguan serius pada anak

Perkembangan terlambat

Kongenital
didapat

Cacat bawaan



Palatoschizis
sindrom down

Kerusakan otak





kelainan neuromuskular
kelainan sensorimotor
Palsi serebral
Kelainan persepsi
1. 2 primer ekspresif
a. Disfraksia verbal  lebih suka menunjuk
b. Gangguan defisit produksi fanologi  kata kata dan
frase sulit dimengerti

2. 2 defisit dan ekspresif
a. Gangguan campuran ekspresif-represif
b. Disfasia verbal auditori agnosia  miskin artikulasi

3. 2 defisit bahasa yang lebih berat
a. Gangguan leksikal-sintaksis  sulit menemukan kata2
b. Gangguan semantik-pragmatik  bicara tanpa henti
pada satu topik, tidak mengerti tata bahasa.
Gangguan perkembangan baca tulis disebut :
disleksia
Gangguan perkembangan berhitung disebut :
diskalkulia
– Yang terlihat : cara membaca yang sangat lambat
dan ragu, salah atau terbalik, dilewati, ditambah
atau didistorsikan.
– Gejala penyerta : gang neurologik samar, sulit
membedakan kanan dan kiri atau kidal, gang
koordinasi ringan  disfungsi jaringan otak.
Katarsis emosi
Pembersihan sistem energi yang terkurung, yang terjadi
apabila ekspresi emosi dikendalikan.
Energi fisik yang dibina utk persiapan bertindak tidak
dilepaskan  keseimbangan tubuh terganggu
Keadaan mental yang menyertai emosi tidak ditangani
secara tepat  sikap yang tidak menyenangkan 
penyesuaian pribadi dan sosial anak kurang baik
• Keterlantaran emosional  pemberontakan
thd otoritas saat remaja.
• Terlalu banyak kasih sayang 
memusatkan kasih sayang pada satu/dua org saja
• Dominasi emosional yang tidak menyenangkan
 canggung, malu, duka cita
• Emosionalitas yang meninggi
(fisik, psikologis, lingkungan)
• Kegagalan belajar mengendalikan emosi
• Kegagalan belajar toleransi emosi.
• Paling sering terjadi 
• Misal : fobia sekolah, kecemasan
berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah
mengalami trauma.
• Yang termasuk : Autisme, gangguan perilaku
dan interaksi sosial
• Autisme adalah kelainan neurobiologis yang
menunjukkan gangguan
komunikasi, interaksi, dan perilaku. Ditandai
dengan terhambatnya perkembangan
bahasa, munculnya gerakan gerakan aneh seperti
berputar putar,melompat lompat atau
mengamuk tanpa sebab
• Trisomi 21
• Penyebab :
1. genetik
2. Radiasi
3. Infeksi
4. Autoimun
5. Umur ibu
6. Umur ayah
PENYULUHAN PADA ORANG TUA
Ga n g g u a n
ma k a n :
Penolakan makan, pika, gangguan
regurgitasi pada bayi, anoreksia
nervosa, bulimia

Ga n g g u a n
s t e r e ot i pi k :
Gangguan tik sepintas, gangguan tik
motorik kronis, sindrom tourette

Ga n g g u a n
t i dur :
- Gangguan tidur error
- Gangguan tidur jalan

Enur i s i s
f ungs i ona l
da n
e nk or i s i s
f ungs i ona l
Enurisis : pengeluaran urin involunteer
siang atau malam pd anak >4 tahun
Enkopresis : pengeluaran tinja di celana
Terimakasih juga
untuk Orang Tuaku
Yang Selalu
Menjaga Tumbuh
Kembangku 
• Abdoerrachman, dkk. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak jilid 2. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
• Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak Jilid 1 Ed 6.
Jakarta : Penerbit Erlangga
• Markum, AH et al.2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak
Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
• Soetjiningsih.2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
• Hamidah, Atien Nur. 2009. “Deteksi Dini Gangguan
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak”. Jurnal
Pendidikan Khusus vol 5 no 2. http://journal.
uny.ac.id/index.php/jpk/article/view/789/613. diakses
4 Mei 2013

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
ANC Berkualitas
ANC BerkualitasANC Berkualitas
ANC Berkualitas
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembangPpt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
 
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangDeteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
Demensia
DemensiaDemensia
Demensia
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Antenatal care-ppt
Antenatal care-pptAntenatal care-ppt
Antenatal care-ppt
 
Menopause
Menopause Menopause
Menopause
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
Critical appraisal
Critical appraisalCritical appraisal
Critical appraisal
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
ppt stunting des 2022.pptx
ppt stunting des 2022.pptxppt stunting des 2022.pptx
ppt stunting des 2022.pptx
 

Similar to gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA

Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danModul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danpjj_kemenkes
 
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.pptMethaKemala
 
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptxPENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptxasepnovitaufiq
 
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematurOperator Warnet Vast Raha
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
Permasalahan fisik
Permasalahan fisikPermasalahan fisik
Permasalahan fisikcindrya
 
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.pptyannenurmalita
 
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.pptyannenurmalita
 
Fandi (abnormalitas) copy
Fandi (abnormalitas)   copyFandi (abnormalitas)   copy
Fandi (abnormalitas) copyMar Tunis
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogyudhasetya01
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirAi Nurhasanah
 
PASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptPASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptRSUDBajawa
 
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di IndonesiaInfeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesiakarinadwihandini dwihandini
 
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptxDETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptxHajrinPajri1
 

Similar to gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA (20)

Tk.001
Tk.001Tk.001
Tk.001
 
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danModul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
 
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
 
Failure to thrive
Failure to thriveFailure to thrive
Failure to thrive
 
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptxPENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
 
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
Permasalahan fisik
Permasalahan fisikPermasalahan fisik
Permasalahan fisik
 
Kekurangan zat makanan
Kekurangan zat makananKekurangan zat makanan
Kekurangan zat makanan
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
 
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
1000 HPK Vs AKI dan AKB.ppt
 
Spina bifida
Spina bifidaSpina bifida
Spina bifida
 
Fandi (abnormalitas) copy
Fandi (abnormalitas)   copyFandi (abnormalitas)   copy
Fandi (abnormalitas) copy
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
 
PASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptPASKA NICU.ppt
PASKA NICU.ppt
 
PPT Cerebral palsy
PPT Cerebral palsy PPT Cerebral palsy
PPT Cerebral palsy
 
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di IndonesiaInfeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
 
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptxDETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
 

More from Gabriella Cereira Angelina

More from Gabriella Cereira Angelina (10)

Komplikasi dm by dr gabriella
Komplikasi dm   by dr gabriellaKomplikasi dm   by dr gabriella
Komplikasi dm by dr gabriella
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Reira fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
Reira   fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATIReira   fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
Reira fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
 
GABRIELLA C A fun fact - sensuum - olfactorius
GABRIELLA C A   fun fact - sensuum - olfactoriusGABRIELLA C A   fun fact - sensuum - olfactorius
GABRIELLA C A fun fact - sensuum - olfactorius
 
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duhGABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
 

Recently uploaded

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 

gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA

  • 2.
  • 3. • masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu • diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kg), ukuran panjang (m,cm), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi Ca dan N di tubuh)
  • 4. • Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. • Menyangkut proses Diferensiasi dari sel sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. • Contohnya : perkembangan sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. dan
  • 5. Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan pada:
  • 6. BERAT BADAN LINGKAR KEPALA GANGGUAN PENGELIHATAN GANGGUAN PENDENGARAN
  • 7. • Menggunakan KMS • Menurut Soetjiningsih, Grafik BB >120  kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Grafik BB < normal , kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal.
  • 8. OBESITAS • Terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal . • Masih banyak tanggapan “anak yang gemuk adalah sehat” (Soetjiningsih, 2012) • Tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai obesitas.
  • 9. OBESITAS • Kriteria yang digunakan untuk menentukan obesitas (menurut Newman 1983) : NO KRITERIA OVERNUTRISI OBESITAS 1 BB /TB (Pre pubertas) 110-119% std. 90-95 persentil ≥120% std >95 persentil 2 BB/U 110-119% std. 90-95 persentil ≥120% std >95 persentil >2 SD di atas mean NO KRITERIA UMUR OBESITAS 3 Lipatan kulit (Trisep/subskapula) 0-36 bulan >2 SD > 90 persentil 4 Lipatan kulit (Tanner 1962) 0-18 tahun >2 SD > 95 persentil
  • 10. Klasifikasi OBESITAS 1. Obesitas sederhana (simple obesity) gejala kegemukan saja tanpa disertai kelainan hormonal/mental/fisik lain. Terjadi karena faktor nutrisi 2. Bentuk khusus obesitas a. Kelainan endokrin/hormonal b. Kelainan somatodismorfik c. Kelainan hipotalamus
  • 11. penyebab OBESITAS 1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh 2. Penggunaan kalori yang kurang 3. Hormonal  kelenjar pituitary dan hipotalamus. masukan ≠ pengeluaran
  • 12. penyebab OBESITAS Obesitas dipengaruhi juga oleh faktor-faktor predisposisi lainnya, misalnya : 1. Herediter (faktor keturunan) 2. Suku/bangsa 3. Pandangan masyarakat yang salah “bayi sehat = bayi gemuk” 4. Anak cacat  anak aktifitasnya (-) karena problem fisik/cara mengasuh 5. Umur orang tua yang sudah lanjut, anak tunggal, anak “mahal”, dll. 6. Meningkatnya keadaan ekonomi seseorang
  • 13. komplikasi Risiko infeksi saluran pernapasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Syndrom Chubby Puffer  hipertrofi tonsil dan adenoid mengakibatkan obstruksi saluran napas bagian atas yang menyebabkan anoksia dan saturasi oksigen rendah  sering lecet, merasa gerah, sering disertai miliria dan jamur pada lipatan kulit.  pergerakan lambat  kurang percaya diri : Hipertensi, , diabetes,, dll, dst,dsb..
  • 14. pengobatan  Memperbaiki faktor penyebab  Motivasi penderita obesitas tentang perlunya pengurusan badan (dewasa) dan memperlambat kenaikan berat badan (anak)  Diit rendah kalori yang seimbang  Anjuran untuk olahraga teratur/anak bermain aktif sehingga banyak energi yang digunakan. pencegahan  Mengubah pandangan bahwa bayi sehat= gemuk  Memberikan ASI sesuai kebutuhan.  Tidak memberikan makanan/minuman setiap anak menangis kecuali benar benar lapar.  Memantau pertumbuhan anak dengan KMS.  Mengenalkan anak pada aktifitas fisik, baik bermain ataupun olahraga.
  • 17. Akibat Kurang gizi mengalami kelambatan pertumbuhan lemah dan kurang minat terhadap aktivitas di sekelilingnya. Pada masa puber dan kurang gizi, hal ini dapat menyebabkan kekurangan darah sering terserang penyakit emosi anak selalu meninggi, dipengaruhi juga oleh lingkungan. mudah tersinggung, pemurung, sulit diharapkan, tidak dapat diduga, dan sangat gugup pada usia selanjutnya anak akan kesulitan belajar kulit tidak bercahaya dan kendur, mata tidak jernih, tungkai kaki cenderung melengkung, gigi banyak berlubang, gusi keabuabuan, dan mungkin bernanah.
  • 19. Menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lebih dari normal : hidrosephalus, megaensephali, tumor otak atau hanya variasi normal. Kurang dari normal : retardasi mental, mikrocephal, malnutrisi kronis ataupun hanya variasi normal.
  • 20. Pengertian : Keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya CSS dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirkan CSS
  • 21. Klasifikasi : Berdasarkan gejala Obstruktif (obstruksi pd salah satu tmpt antara pembentukan CSS o/ plexus koridalis dan keluarnya ventrikel IV melalui foramen luscha dan magendie) Berdasarkan penyebab bawaan Didapat Komunikans (tanpa penyumbatan sistem ventrikel)
  • 22. Penyebab Pengobatan : 1. Kelainan bawaan : 1. (-) produksi CSS  stenosis aquaductus merusak sebagian plex sylvii, spina bifida dan koroidalis dgn tindakan kranium bifida, sindrom reseksi atau koagulasi dandywalker, dll. 2. Memperbaiki hub antara 2. Infeksi tmpt produksi CSS dgn tmpt absorbsi. (ventrikel 3. Neoplasma & subarakhnoid) 4. pendarahan 3. Pengeluaran CSS ke dalam organ ekstrakranial
  • 23.
  • 24. RET ARDASI ME N T A L - Menurut WHO : kemampuan mental yang tidak mencukupi. - Menurut Crocker AC : apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dlam penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa perkembangan (di bawah usia 18 tahun). - IQ <70
  • 25. Pe ny e ba b R E T A R D A S I ME N T A L Faktor yang potensial sebagai penyebab kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis, sosiokultural, interaksi pengasuh yang tidak baik, penelantaran anak, dll. prakonsepsi : penyakit metabolik, kelainan kromosom, dll. pranatal : infeksi intrauterin, disfungsi plasenta, kelainan kongenital dari otak, zat teratogen, dll. perinatal : trauma lahir, meningitis, sangat prematur, dll. post natal : neuro toksin (msl: logam berat), anoksia, dll.
  • 26. T i p e RET ARDASI ME N T A L 1. 2. Retardasi mental ringan - mampu didik (sampai kelas 4-6 SD) dan diajarkan keterampilan dan mandiri. - Rentan stres  butuh bimbingan dari orang tuanya. Retardasi mental sedang - kemampuan intelektual sampai kelas 2 SD, - dapat dilatih keterampilan tertentu, tapi perlu pengawasan. - Kurang mandiri. Rentan stres. 3. Retardasi mental berat - keterlambatan motorik dan bahasa. - dilatih higiene dasar dan bahasa sederhana. - Tidak dapat diajarkan keterampilan - Butuh pengawasan sepanjang hidupnya. 4. Retardasi mental sangat berat - gejala mental dan fisik. - kemampuan bahasa sangat minimal - seluruh hidup bergantung pada org sekitar.
  • 27. Re t a r d a s i me n t a l
  • 28. Makrocephal & Mikrocephal • Lebih besar dari normal, bentuk masih normal • >97 persentil • Tidak tumbuhnya jaringan otak dengan gejala retardasi, ukuran kepala lebih kecil dari normal, tapi bentuk masih normal • <3 persentil
  • 29. Tuli konduksi Tuli sensorineural. Menurut Hendarmin (2000) tuli pada anak dipengaruhi oleh faktor : - prenatal : genetik atau infeksi TORCH - postnatal : infeksi baktero atau virus
  • 30. Gangguan pengelihatan biasanya berupa maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, , ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dll.
  • 31.
  • 32. • Bisa terjadi karena kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. • Contohnya adalah : Cerebral palsy sebagai akibat dari spastisitas, ataksia, hipotonia, dan atheosis. Kelainan sumsum tulang seperti spina bifida Penyakit neuromuskular seperti muscular ditrofi memperlihatkan keterlambatan dan kemampuan berjalan. Anak yang sering digendong atau diletakkan di baby walker juga dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.
  • 33. Pengertian Menurut Bax : Palsi serebralis adalah suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif, oleh karena suatu kerusakan/ gangguan sel sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selsai pertumbuhannya.
  • 34. 1. Prenatal - infeksi intrauterin : TORCH dan sifilis - radiasi - asfiksia intrauterin, dll. 2. Perinatal - anoksia/hipoksia - pendarahan otak - prematuritas - postmaturitas - hiperbilirubinemia - bayi kembar 3. Postnatal - Trauma kepala - Meningitis - Racun : logam berat, CO
  • 35. Berdasarkan gejala klinis : 1. Spastik ~ Monoplagia ~ Hemiplagia ~ Paraplegia ~ Diplegia ~ Quadriplegia 2. Athetoid  ekstensi pada siku dan pronasi pada pergelangan tangan 3. Rigid  rigiditas pada semua angota gerak 4. Ataksia 5. Tremor 6. Atonik / hipotonik  lingkar kepala kecil, gerakan meningkat 7. Campuran ~ Spastik-atheoid ~ Rigid-spastik ~ Spastik-atastik
  • 36.
  • 37.
  • 38. Berdasarkan derajat kemampuan fungsional 1. Golongan ringan  masih dapat melakukan pekerjaan/aktivitas sehari hari, hanya sedikit membutuhkan bantuan 2. Golongan sedang  aktivitas sangat terbatas, membutuhkan bantuan/pendidikan khusus 3. Golongan berat  samasekali tidak dapat beraktivitas fisik dan tidak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain.
  • 39. aspek medis umum (gizi, imunisasi, perawatan kesehatan, dll.) terapi dgn obat-obatan (relaksasi otot, antikejang, dll.) terapi melalui pembedahan ortopedi  stabilitas, melemahkan otot yg terlalu kuat,dll. fisioterapi (stretching, motor function training) terapi wicara pendidikan pekerjaan  harga diri bagi yang bersangkutan problem sosial lain lain  rekreasi, olahraga, kesenian, dll.
  • 40.
  • 41. 1. Spina bifida okulta  arkus vertebra tanpa herniasi jar. 2. Meningokel spinalis  duramater dan arkus spinalis 3. Meningomielokel  herniasi berisi leptomeningen, CSS, saraf. 4. Mielomeningosistokel  herniasi dgn leptomeningen, CSS, saraf membentuk kista. 5. Rakiskisis spinal lengkap  tulang belakang terbuka sepenuhnya. • Spina bifida okulta tanpa gangguan neurologis tidak membutuhkan tindakan. • Spina bifida yang tidak tertutup kulit  pembedahan segera.
  • 42.
  • 43.
  • 44. • Melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional dan perilaku. • Faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi dengan lingkungan, maturasi terlambat, dan faktor keluarga, kelainan fisik seperti bibir sumbing dan cerebral palsy.
  • 45. • Hemisfer kiri merupakan 94% pusat kemampuan bahasa pada orang dewasa kanan dan 75% pada org dewasa kidal. • 3 area utama : area broca dan korteks motorik (anterior) serta area wernicke (posterior)
  • 46. Lingkungan Masalah pendengaran       sosek (-)  terlambat tekanan keluarga  gagap keluarga bisu  terlambat pemerolehan bahasa Bilingual Emosi    Ibu yang tertekan Gangguan serius pada ortu Gangguan serius pada anak Perkembangan terlambat Kongenital didapat Cacat bawaan   Palatoschizis sindrom down Kerusakan otak     kelainan neuromuskular kelainan sensorimotor Palsi serebral Kelainan persepsi
  • 47. 1. 2 primer ekspresif a. Disfraksia verbal  lebih suka menunjuk b. Gangguan defisit produksi fanologi  kata kata dan frase sulit dimengerti 2. 2 defisit dan ekspresif a. Gangguan campuran ekspresif-represif b. Disfasia verbal auditori agnosia  miskin artikulasi 3. 2 defisit bahasa yang lebih berat a. Gangguan leksikal-sintaksis  sulit menemukan kata2 b. Gangguan semantik-pragmatik  bicara tanpa henti pada satu topik, tidak mengerti tata bahasa.
  • 48. Gangguan perkembangan baca tulis disebut : disleksia Gangguan perkembangan berhitung disebut : diskalkulia – Yang terlihat : cara membaca yang sangat lambat dan ragu, salah atau terbalik, dilewati, ditambah atau didistorsikan. – Gejala penyerta : gang neurologik samar, sulit membedakan kanan dan kiri atau kidal, gang koordinasi ringan  disfungsi jaringan otak.
  • 49. Katarsis emosi Pembersihan sistem energi yang terkurung, yang terjadi apabila ekspresi emosi dikendalikan. Energi fisik yang dibina utk persiapan bertindak tidak dilepaskan  keseimbangan tubuh terganggu Keadaan mental yang menyertai emosi tidak ditangani secara tepat  sikap yang tidak menyenangkan  penyesuaian pribadi dan sosial anak kurang baik
  • 50. • Keterlantaran emosional  pemberontakan thd otoritas saat remaja. • Terlalu banyak kasih sayang  memusatkan kasih sayang pada satu/dua org saja • Dominasi emosional yang tidak menyenangkan  canggung, malu, duka cita • Emosionalitas yang meninggi (fisik, psikologis, lingkungan) • Kegagalan belajar mengendalikan emosi • Kegagalan belajar toleransi emosi.
  • 51. • Paling sering terjadi  • Misal : fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma.
  • 52. • Yang termasuk : Autisme, gangguan perilaku dan interaksi sosial • Autisme adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan gerakan aneh seperti berputar putar,melompat lompat atau mengamuk tanpa sebab
  • 53. • Trisomi 21 • Penyebab : 1. genetik 2. Radiasi 3. Infeksi 4. Autoimun 5. Umur ibu 6. Umur ayah PENYULUHAN PADA ORANG TUA
  • 54. Ga n g g u a n ma k a n : Penolakan makan, pika, gangguan regurgitasi pada bayi, anoreksia nervosa, bulimia Ga n g g u a n s t e r e ot i pi k : Gangguan tik sepintas, gangguan tik motorik kronis, sindrom tourette Ga n g g u a n t i dur : - Gangguan tidur error - Gangguan tidur jalan Enur i s i s f ungs i ona l da n e nk or i s i s f ungs i ona l Enurisis : pengeluaran urin involunteer siang atau malam pd anak >4 tahun Enkopresis : pengeluaran tinja di celana
  • 55. Terimakasih juga untuk Orang Tuaku Yang Selalu Menjaga Tumbuh Kembangku 
  • 56. • Abdoerrachman, dkk. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak jilid 2. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia • Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak Jilid 1 Ed 6. Jakarta : Penerbit Erlangga • Markum, AH et al.2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI • Soetjiningsih.2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC • Hamidah, Atien Nur. 2009. “Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak”. Jurnal Pendidikan Khusus vol 5 no 2. http://journal. uny.ac.id/index.php/jpk/article/view/789/613. diakses 4 Mei 2013