SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Download to read offline
KORELASI ANTARA AKTIVITAS SISWA MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN
TERHADAP MINAT MEMBACA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS X DAN XI UNGGULAN SMA PLUS PGRI CIBINONG SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Karya Tuis Ilmiah
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan Kelas
XI IPA Unggulan
oleh
Rahimah Muslimah
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM
SMA PLUS PGRI CIBINONG
BOGOR
2011
2 
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
“Mencerdaskan kehidupan bangsa...” kalimat tersebut terdapat dalam
UUD 1945. Disebutkan dalam kalimat tersebut, bahwa negara kita ingin
mewujudkan bangsa yang cerdas. Perlu diingat, untuk mencapai bangsa yang
cerdas, tentu harus ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan
sistem pendidikan yang mapan, akan terbentuk masyarakat yang berpikir kritis,
kreatif, dan produktif. Masyarakat tersebut juga akan memiliki kemampuan dan
keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah
merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok
yang harus dipenuhi.
Bacalah! (Iqra’), demikian bunyi ayat pertama kitab suci Al-Qur’an yang
diturunkan untuk umat Muhammad. SAW dan manusia di muka bumi
sesudahnya, 1440 tahun yang lalu. Membaca disini mempunyai pengertian yang
luas, yang tidak hanya membaca buku bacaan tetapi membaca apa saja yang ada
di depan mata kita, yang ada di sekitar diri kita, yang ada pada penciptaan diri
kita, yang tak terlihat sekalipun oleh mata kita, dan semuanya.
Di negara-negara maju, masyarakat telah sadar dengan sendirinya akan
pentingnya budaya membaca buku untuk mendapatkan informasi. Walaupun di
negara-negara maju tersebut harga PC relatif murah dan informasi melalui
3 
 
internet sangat mudah dan juga cepat, namun demikian baik perpustakaan
maupun toko-toko buku tidak pernah sepi dengan pengunjung.
Sekarang ini harus diakui bahwa minat membaca yang diwujudkan
dengan aktivitas membaca buku dikalangan siswa umumnya masih rendah.
Alasan klasik yang sering mengemuka adalah bahwa membaca belum
membudaya di kalangan masyarakat, khususnya pelajar. Sebagian besar pelajar
menganggap aktivitas membaca adalah merupakan aktivitas yang membosankan
atau membuat jemu dan lelah. Bahkan membuat citra pelajar tersebut dianggap
tidak “gaul” atau “cupu”.
Menurut laporan World Bank Nomor 16369-IND dan International
Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) di Asia Timur
pada tahun 2000, Indonesia menempati posisi terendah pada skala kebiasaan
membaca. Apabila dibandingkan dengan negara tetangga sekitar, kebiasaan
membaca anak Indonesia berada pada skor 51,7. Angka ini tentu tidak sebanding
dengan Hong Kong yang memiliki skor 75,5 atau Singapura (74,0), maupun
Thailand (65,1). Bahkan dengan Filipina saja, Indonesia masih kalah. Negeri
yang letaknya di utara Nusantara itu berada pada skor 52,6 untuk skala kebiasaan
membaca anak (Website Mandrasah Aliyah Negeri Pacet Cianjur - Tingkatkan
Kegemaran Membaca Anak)
Pada tahun 2000 juga, organisasi International Association for the
Evaluation of Education Achievement (IEA) menempatkan kemampuan membaca
siswa SD Indonesia diurutan ke-38 dari 39 negara. Indonesia merupakan negara
4 
 
terendah kedua diantara negara-negara ASEAN dalam kemampuan membaca.
Dengan kondisi seperti itu, maka tidak heran bila kualitas pendidikan di
Indonesia juga buruk. Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic
Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001,
menempatkan Indonesia diurutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti (Bali
Post).
Menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad teknologi dan informasi,
siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap kritis,
serta kesiapan untuk bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan.
Budaya aktivitas membaca yang tinggi merupakan cermin kemajuan
suatu bangsa. Bangsa atau masyarakat yang maju akan selalu menempatkan
kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehingga tercipta
masyarakat yang senang membaca (reading society). Masyarakat yang gemar
membaca pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar (learning society).
Dalam masyarakat yang membaca dan belajar, buku-buku dan bahan-bahan
bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang sangat penting (Staf Pengajar SMP
Stella Duce Tarakanita, 1991:40). Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu
dilakukan berbagai upaya terus-menerus memberikan pemahaman dan apresiasi
kepada siswa akan pentingnya peningkatan aktivitas dan kegemaran membaca
bagi siswa terhadap prestasi belajarnya di sekolah.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat diukur dari prestasi belajar
siswanya. Prestasi belajar yang tinggi memberi arti kepada keberhasilan dalam
5 
 
proses belajar mengajarnya, begitu pula sebaliknya prestasi belajar yang rendah
memberi arti kegagalan lembaga pendidikan tersebut dalam proses belajar
mengajarnya.
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh kecakapan
membaca. Berbagai penelitian melaporkan bahwa ketidakcakapan dalam
membaca menjadi penyebab utama kegagalan anak dalam sekolah. Hal ini
disebabkan oleh karena setiap mata pelajaran di sekolah memprasyaratkan anak
untuk mempelajari dan memahami materi setiap mata pelajaran tersebut.
Pemahaman terhadap materi pelajaran hanya dapat dilakukan jika anak memiliki
kemampuan dan keaktifan membaca yang baik.
Ketidak mampuan siswa membaca akan berakibat rendahnya prestasi
belajarnya. Hal ini dapat terjadi karena apabila siswa tersebut tidak mampu
membaca, maka siswa tersebut tidak akan dapat memahami isi materi pelajaran
tersebut, sehingga prestasi belajarnya pun akan rendah
Prestasi belajar siswa dimungkinkan dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah minat dan keaktifan siswa membaca. Siswa yang mempunyai
minat membaca tinggi, dimungkinkan akan memperoleh prestasi belajar yang
tinggi. Siswa dengan minat baca tinggi, dengan sendirinya akan timbul kesadaran
untuk belajar serta mengisi waktu luangnya dengan membaca buku, baik buku
pelajaran maupun buku lain yang masih berhubungan dengan pelajaran sehingga
mereka akan memiliki pengetahuan lebih jika dibandingkan dengan siswa lain
yang memiliki minat baca rendah. Begitu juga apabila minat membacanya
6 
 
rendah, akan membawa hasil yang rendah pula. Siswa yang memiliki minat baca
rendah hanya akan mengandalkan apa yang diberikan guru disekolah.
Seorang siswa yang memiliki kegemaran membaca akan nampak lebih
dewasa daripada teman sebayanya. Siswa tersebut akan lebih dewasa dalam hal
bergaul dan berpikir. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh karena lebih
tahan menghadapi berbagai tantangan. Hal itu terjadi karena daya kritis,
kepekaan ilmiah, dan kepekaan sosial siswa akan berkembang sesuai dengan
besarnya wawasan yang didapat dari kegiatan membaca
Aktivitas membaca bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja secara
rutin. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan
memperluas ilmu pengetahuan. Dengan membaca membuat orang menjadi
cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Melalui kegiatan
membaca juga selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan
mengembangkan kreativitas berfikir.
Upaya peningkatan aktivitas membaca siswa sangat erat kaitannya
dengan keberadaan perpustakaan di sekolah. Perhatian terhadap keberadaan
perpustakaan sekolah sering terabaikan. Padahal, keberadaan perpustakaan
sekolah dalam upaya mendorong tumbuhnya minat dan kegemaran membaca
sangat strategis.
Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan
sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya
meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan
7 
 
pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan
terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar
(Darmono, 2001:2).
Pemanfaatan perpustakaan sekolah secara maksimal, diharapkan dapat
mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami
pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta
menghasilkan karya bermutu. Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh
siswa, akan meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas
kegiatan sehari-hari. Buku harus dicintai dan bila perlu dijadikan sebagai
kebutuhan pokok siswa dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan di
sekolah.
Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sumber belajar siswa baik dalam
proses kegiatan belajar mengajar secara formal maupun non formal untuk
membantu sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut.
Namun pada kenyataannya, perpustakaan kurang mendapat tempat di lingkungan
sekolah sendiri. Tidak banyak siswa yang memanfaatkan waktu luang atau jam-
jam kosong pelajaran untuk membaca di perpustakaan. Perpustakaan hanya
dikunjungi oleh siswa yang memerlukan informasi saja, sedang selebihnya
memilih memanfaatkan sarana lain seperti internet untuk belajar. Hal ini
menunjukkan kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan
sebagai sarana belajar.
8 
 
Minat siswa yang rendah terhadap perpustakaan dewasa ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain perkembangan pusat-pusat informasi yang lebih
menarik, perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment), acara televisi,
status dan kedudukan perpustakaan, serta citra perpustakaan dalam pandangan
siswa.
Pada dasarnya, pihak sekolah bertanggungjawab ikut menumbuhkan
minat baca bagi siswa, karena dari sanalah sumber kreatifitas siswa akan muncul.
Sekolah harus mengajar anak-anak berpikir melalui budaya belajar yang
menekankan pada memahami materi. Sedangkan perpustakaan menjadi fasilitas
yang sangat penting perannya dalam menunjang proses pembelajaran tersebut.
Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan
minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi perpustakaan, baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan sekolah tidak hanya
berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku
bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca.
Tingginya minat baca siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
meminjam buku di perpustakaan, dan siswa yang membaca di perpustakaan.
Peningkatan minat baca siswa perlu ditunjang dengan fasilitas perpustakaan yang
memadai, seperti jumlah dan mutu koleksi sesuai dengan kebutuhan pembaca,
penataan yang rapi agar mempermudah temu balik informasi. Adapun koleksi
bahan pustaka yang baik adalah yang dapat memenuhi selera, keinginan dan
kebutuhan siswa. Kekuatan koleksi bahan pustaka itu merupakan daya tarik bagi
9 
 
siswa, sehingga makin banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca
dan dipinjam, akan semakin ramai perpustakaan dikunjungi siswa dan makin
tinggi intensitas sirkulasi buku.
Mengingat pentingnya membaca bagi siswa, sudah selanyaknya setiap
siswa untuk membudayakan gemar membaca. Harapannya dengan banyak
membaca buku pelajaran serta buku-buku lain yang masih berkaitan dengan
pelajaran, prestasi belajar yang akan dicapai siswa tersebut akan lebih baik.
Berdasarkan kondisi di atas maka penulis berminat untuk mengadakan
penelitian yang berjudul "Korelasi Aktivitas Siswa Membaca Buku Perpustakaan
Terhadap Minat Membaca Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X dan XI Unggulan
SMA Plus PGRI Cibinong."
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh membaca buku perpustakaan dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa-siswi SMA Plus PGRI Cibinong?
2. Bagaimana fasilitas dan koleksi buku perpustakaan dapat mempengaruhi minat
membaca dan meningkatkan prestasi siswa-siswi SMA Plus PGRI Cibinong?
3. Bagaimana cara perpustakaan agar minat membaca siswa-siswi SMA Plus PGRI
Cibinong meningkat sehingga prestasi juga dapat meningkat?
10 
 
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Mengingat banyaknya hal yang terkait dalam identifikasi masalah dan
karena keterbatasan yang ada maka, dalam penelitian ini permasalahan tersebut
dibatasi pada:
1. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI
Unggulan semester II tahun pelajaran 2010/2011.
2. Minat membaca yang dimaksud adalah jumlah buku yang biasa dibaca dalam
satu bulan.
3. Prestasi belajar ditunjukkan dengan pendapat siswa mengain prestasi belajar
mereka sendiri.
4. Buku yang dibaca adalah buku-buku yang terkait dengan pelajaran baik buku
paket pelajaran, buku penunjang (seperti kamus, referensi) maupun buku-buku
lain masih berhubungan dengan pelajaran.
1.4 PERUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan permasalahan yang disajikan berdasarkan latar belakang
masalah adalah sebagai berikut:
“Bagaimana korelasi antara aktivitas siswa membaca buku perpustakaan
terhadap minat membaca dan prestasi belajar siswa kelas X dan XI Unggulan
SMA Plus PGRI Cibinong semester II tahun pelajaran 2010/2011?”
11 
 
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
korelasi aktivitas siswa membaca buku perpustakaan terhadap minat membaca
dan prestasi belajar siswa pada SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI
Unggulan semester II tahun pelajaran 2010/2011.
1.6 MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan
pendukung untuk penelitian sejenis dan usaha pengembangan lebih lanjut
di masa yang akan datang.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian dapat memperdalam wawasan penulis serta menambah
pengalaman dalam melaksanakan penelitian.
b. Bagi Perpustakaan
Penelitian dapat memberikan masukan positif untuk mengevaluasi dan
meningkatkan kelengkapan koleksi perpustakaan agar dapat
mempengaruhi minat membaca dan meningkatkan prestasi siswa di
sekolah.
12 
 
c. Bagi Sekolah dan Guru
Penelitian dapat memberikan pertimbangan bagi sekolah dalam
menentukan kebijakan dan dalam mendorong peningkatan aktivitas
membaca buku-buku perpustakaan agar dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa serta meningkatkan minat membaca siswa.
d. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui pentingnya membaca bagi peningkatan
prestasi belajar.
e. Bagi Pembaca
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan akan pentingnya
peranan membaca.
13 
 
BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1 AKTIVITAS MEMBACA
a. Definisi
Aktivitas artinya adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan. (Purwodarminto, 2002:17).
Mengenai pengertian membaca banyak ahli yang mengemukakan
pendapatnya untuk mendefinisikan membaca. Membaca merupakan kegiatan
kompleks dan sengaja, yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari
dalam diri pembaca dan dari luar. Membaca dalam hal ini berupa proses
berfikir yang didalamnya terdiri dari berbagai aksi fikir yang bekerja secara
terpadu mengarah pada satu tujuan yaitu memahami makna paparan yang
tertulis secara keseluruhan (Ibrahim Bafadal, 1996:193).
Membaca adalah proses psikologi yang melibatakan penglihatan,
gerak mata, pembicaraan batin, ingatan pengetahuan mengenai kata yang
dapat dipahami dan pengalaman membacanya.
Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk
mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan.
Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari
dari bacaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa aktivitas membaca adalah keaktifan, kegiatan atau kesibukan untuk
14 
 
memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata,
pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami
dan pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik
dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan
aktivitas membaca dengan kesadaran dan kemauan sendiri dan mendapat
imbalan berupa wawasan dan informasi dari hasil aktivitas membaca tersebut.
b. Pentingnya Aktivitas Membaca
Rendahnya aktivitas dan kegemaran membaca masyarakat Indonesia
pada umumnya, dan siswa khususnya dan menjadi penyebab lambatnya
perkembangan ilmu pengetahuan. Kegemaran membaca mempunyai nilai
tinggi, mengasah nurani, memperkaya wawasan maka aktivitas membaca di
kalangan siswa harus terus diusahakan agar ditingkatkan, karena siswa
merupakan generasi penerus bangsa.
Membaca pada era globalisasi informasi ini merupakan suatu
keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Aktivitas
membaca merupakan alternatif yang dianggap paling baik untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia. Aktivitas membaca tidak hanya
bisa dilakukan di kamar atau di perpustakaan yang sepi, yang hanya diisi
bangku-bangku dan meja dari kayu keras dengan sejauh mata memandang
hanya ada orang-orang berkacamata dan berpakaian kuno. Aktivitas membaca
bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja secara rutin.
Aktifitas membaca tidak dapat terlepas dari minat membaca. Menurut
Lilawati (1988) minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk
15 
 
memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata,
pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami
dan pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik
dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan
aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi
kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat
membaca.
Ada hubungan linear antara motivasi baca dan minat baca seseorang.
Semakin rendah tingkat motivasi baca seseorang, akan semakin rendah pula
minat bacanya. Sebaliknya, kian tinggi tingkat motivasi baca seseorang, akan
semakin tinggi pula minat bacanya.
Minat membaca merupakan prasarat dan sekaligus merupakan ciri
kemajuan suatu bangsa atau masyarakat. Bangsa atau masyarakat yang maju
akan selalu menempatkan kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan
hidupnya sehingga tercipta masyarakat yang senang membaca (reading
society). Ada hubungan timbal balik yang erat antara tingkat kemajuan suatu
bangsa dengan minat membaca masyarakatnya. Hubungan ini dimungkinkan
karena masyarakat yang gemar membaca pada dasarnya adalah masyarakat
yang belajar (learning society). Dalam masyarakat yang membaca dan belajar,
buku-buku dan bahan-bahan bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang
sangat penting (Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, 1991:40).
16 
 
Membaca sangat penting dilakukan, bukan saja oleh orang dewasa
melainkan juga anak. Seorang pelajar yang memiliki minat baca yang tinggi
umumnya memiliki prestasi yang lebih bagus daripada yang memiliki minat
baca rendah. Seorang anak yang memiliki kegemaran membaca akan nampak
lebih dewasa daripada teman sebayanya. Lebih dewasa dalam hal bergaul dan
berpikir. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh karena lebih tahan
menghadapi berbagai tantangan. Ini terjadi karena daya kritis, kepekaan
ilmiah, dan kepekaan sosial anak akan berkembang sesuai dengan potensinya
sebagai konsekuensi logis dari besarnya wawasan yang ditimba dari kegiatan
membaca.
Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan
memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Dengan membaca membuat
orang menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi.
Melalui kegiatan membaca selalu tersedia waktu untuk merenung,
berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Bagi seorang siswa sebagai
kelompok inteIektual perlu memiliki sikap kritis dan analisasis dalam upaya
penguasaan ilmu pengetahuan. Salah satu usaha pembentukan sikap itu adalah
dengan cara banyak membaca. Dengan membaca orang membentuk
kemampuan berpikir lewat proses menangkap gagasan/informasi, memahami,
mengimajinasikan, mengekspresikan, mengalami pencerahan, dan menjadi
kreatif.
17 
 
Dalam abad elektronik, membaca semakin penting sebab informasi
tertulis membanjir lewat buku maupun media elektronik Membaca buku
adalah sarana utama untuk mengakses sumber informasi dan pengetahuan.
Gemar membaca menyebabkan orang mandiri dalam mencari pengetahuan,
tidak tergantung pada sekolah, les, training, seminar, dan sebagainya.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari aktivitas membaca menurut
Gray & Roger (1995) antara lain :
1. Meningkatkan Pengembangan Diri
Dengan membaca sesecrang dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembangan dan
berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain.
2. Memenuhi Tuntutan Intelektual
Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan
perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya
pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
3. Memenuhi Kepentingan Hidup
Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktis yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
4. Meningkatkan Minatnya Terhadap Suatu Bidang
18 
 
Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca
buku-buku tentang internet, akan meningkatkan minatnya untuk
mempelajarinya lebih mendalam.
5. Mengetahui Hal-hal yang Aktual
Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa
yang terjadi di lingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya :
adanya gempa bumi, banjir, kebakaran dan peristiwa yang lain.
c. Membina Minat Membaca
Membaca tapi tidak memahami isi dari bacaannya, merupakan
kecenderungan yang dialami banyak orang. Kondisi ini terjadi biasanya
disebabkan oleh ketiadaan tujuan dari membaca. Sebagai contoh, seseorang
mendadak rajin membaca ketika sudah mendekati masa ujian. Maka biasanya,
karena diburu-buru waktu dan ada banyak buku yang harus dibaca, ia akan
sulit mencerna dan memahami apa yang dibacanya. Jalan pintas yang
akhirnya ditempuh adalah dengan menghapal sekuat tenaga beberapa bagian
dari isi buku dengan harapan akan keluar saat ujian nanti.
Aktivitas membaca yang demikian itu tentu saja tidak akan
memperoleh banyak manfaat. Sebab sebenarnya seseorang yang membaca itu,
paling tidak ia akan memperoleh informasi baru tentang apa yang dibacanya.
Oleh karena itu, sedapat mungkin cara seseorang membaca, agar dapat
memperoleh banyak manfaat, adalah: Pertama, membaca itu harus bertujuan.
Membaca tanpa tujuan yang jelas, pemahaman terhadap bahan bacaan
19 
 
menjadi tidak jelas. Dengan cara demikian, faedah membaca pun akan
didapatkan.
Kedua, selain untuk menumbuhkan kebiasaan membaca, membaca
yang baik perlu juga ditopang oleh motivasi. Karena punya target atau tujuan
tertentu, maka seseorang akan menjadi termotivasi untuk membaca buku-buku
berkaitan dengan masalah yang menarik perhatiannya, sehingga mereka tidak
hanya membaca, tetapi juga mencerna serta memahami isi dari bacaan yang
dibaca.
Inti dari tujuan membaca adalah supaya seseorang dapat membaca.
Artinya, semakin banyak referensi bacaan yang dibaca, akan semakin
memampu orang untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi pada
lingkungan sekitarnya. Setelah mengetahui secara mendalam dan mampu
menjelaskannya, maka tidak tertutup kemungkinan bagi seseorang untuk
dapat merumuskan solusi/jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.
Kemampuan diatas bukanlah kemampuan yang bisa didapat secara instan,
meski ada buku-buku yang mengklaim diri bisa memberi solusi instan namun
seringnya tanpa penjelasan karena belajar adalah sebuah proses. Kritis, itulah
yang kita perlukan dalam membaca.
Untuk menumbuhkan kegemaran membaca memerlukan usaha dari
semua pihak, terutama keluarga untuk membuat suatu persepsi dalam
keluarga bahwa dengan membaca akan memperoleh banyak keuntungan dan
20 
 
manfaat. Institusi keluarga berperanan untuk melahirkan individu yang bukan
saja gemar membaca tetapi menjadikan membaca sebagai budaya.
Orang tua dalam hal ini memegang peranan yang luar biasa untuk bisa
menanamkan pemikiran bahwa membaca itu perlu dan harus dijadikan
kegiatan rutin untuk mempersenjatai anggota keluarga dengan informasi dan
materi yang bisa digunakan untuk menjawab setiap tantangan yang ada di
lingkungan. Peranan ini sangat diperlukan untuk memenuhi perkembangan
pesat teknologi informasi dan komunikasi yang memberi pengaruh besar
terhadap perkembangan mental anak-anak.
d. Meningkatkan Minat Membaca
Untuk meningkatkan aktivitas membaca diperlukan peran aktif dari
semua komponen yang ada baik pemerintah, masyarakat, keluarga serta
instansi pengelola perpustakaan.
a. Peranan Pemerintah
Pemberantasan buta huruf sangat berkaitan erat dengan
kewajiban pemerintah dalam menjamin pendidikan warga
negaranya. Dalam hal ini, pemerintah harus menjamin pendidikan
yang berkualitas, terjangkau, dimana termasuk di dalamnya
ketersediaan buku berkualitas yang murah dan dapat di-akses
publik secara mudah.
21 
 
Oleh sebab itu, pemerintah dituntut sebagai regulator,
inisiator, eksekutor, serta dinamisator bagi terjaminnya
perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional.
1. Sebagai Regulator
Pemerintah dituntut untuk dapat menghasilkan
peraturan-peraturan maupun kebijakan-kebijakan yang mampu
menciptakan suatu kondisi yang positif dan sehat bagi para
pembaca dengan tetap memberi kesempatan bagi
berkembangnya industri perbukuan yang adil, transparan dan
bertangggung jawab. Seperangkat peraturan yang mampu
mengayomi semua kepentingan, terutama di satu sisi,
kepentingan sosial bagi masyarakat, dan di sisi lain,
kepentingan ekonomi bagi para pengusaha. Keduanya harus
bersinergi secara postif sehingga tercipta suatu keseimbangan
dan keharmonisan dimana tujuan akhirnya adalah untuk
mencerdaskan bangsa.
2. Sebagai Insiator
Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam
mendorong dan melakukan perubahan yang diperlukan bagi
kepentingan pendidikan secara nasional. Pemerintah harus mau
mengambil inisiatif yang positif, bagi ketersediaan buku-buku
bermutu dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
22 
 
Hal ini mencakup pula kewajiban pemerintah untuk mengambil
inisiatif terhadap kemungkinan terjadinya kevakuman
ketersediaan buku, akibat liberalisasi pasar maupun sebab lain
diluar kendali pemerintah.
3. Sebagai Eksekutor
Pemerintah berkewajiban untuk menjalankan segala
peraturan dan perundang-undangan yang ada dengan
semaksimal mungkin sehingga tercapai suatu korelasi yang
positif dan nyata antara tataran kebijakan dengan realitas yang
ada. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu
mendeteksi setiap bentuk penyimpangan yang kontra produktif
sehingga pada akhirnya merugikan masyarakat pembaca.
4. Sebagai Dinamisator
Pemerintah harus mampu menciptakan suatu kondisi
yang dinamis dimana interaksi antara industri buku dengan
pembaca buku berjalan seiring dalam sistem simbiotik
mutualisme. Hubungan yang energik dan dinamis harus
menjadi roh utama antara penulis, penerbit dan pembaca
sehingga memungkinkan terciptanya sebuah ruang yang
kondusif bagi tumbuh kembangnya aktivitas baca masyarakat
23 
 
dengan ketersediaan buku yang layak, berkualitas dengan
harganya terjangkau.
b. Peranan Masyarakat
Peran masyarakat dalam menumbuhkan budaya gemar
membaca, merupakan sebuah kebutuhan yang tidak terhindarkan
dalam menciptakan masyarakat yang sadar membaca. Masyarakat
dapat mengambil porsi tersendiri, melalui berbagai bentuk
kegiatan maupun penyediaan ruang-ruang publik yang mendorong
anggotanya untuk memanfaatkan ruang dan waktu yang tersedia,
dengan membaca.
Budaya membaca harus menjadi budaya masyarakat, baik
melalui kampanye-kampanye nyata maupun melalui pertemuan-
pertemuan yang bersifat informal maupun formal. Kegiatan gemar
membaca harus dilakukan secara terus menerus berkesinambungan
tanpa henti, sehingga menjadi sebuah ritual baru. Pengadaan
perpustakaan umum maupun perpustakaan keliling, merupakan
sebuah contoh untuk melangkah lebih maju dalam mendorong
masyarakat yang gemar membaca.
c. Peranan Keluarga
Peranan keluarga dalam meningkatkan minat dan aktivitas
membaca adalah sangat penting dan mendasar sekali. Disinilah
pada dasarnya letak dan arah kemajuan bangsa dapat diraih.
24 
 
Keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan minat dan kegemaran membaca anak. Keluarga
adalah sarana yang tepat bagi persemaian watak, perilaku dan
kecerdasan mengingat seluruh anggotanya dimungkinkan dapat
berinteraksi secara intensif, bebas dan dinamis. Oleh sebab itu
dalam, menumbuhkan minat dan kegemaran membaca, maka harus
dimulai dari lingkungan keluarga sebagai unsur terpenting dalam
sebuah komunitas masyarakat.
Keluarga mempunyai posisi yang sangat strategis dalam
menentukan perkembangan kecerdasan anggota keluarga.
Kecerdasan seorang anak sangat ditentukan oleh dua faktor
mendasar, yaitu:
1. Pola makan yang menyangkut nilai gizi bagi
perkembangan otak termasuk didalamnya dalam masa
kehamilan serta pertumbuhan bagi perkembangan
kecerdasan otak.
2. Kebiasaan atau budaya yang dikembangkan dalam
lingkungan keluarga, menyangkut proses pembelajaran
semenjak anak-anak hingga dewasa.
Kedua faktor ini akan terkait satu sama lain, sehingga saling
mempengaruhi dan menentukan. Kecerdasan seseorang tidak
dapat diabaikan dari nilai gizi makanan yang di konsumsinya
25 
 
dimana zat-zat tertentu sangat dibutuhkan dalam perkembangan
otak dimasa pertumbuhan. Begitu juga dengan kebiasaan
membaca yang merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
panjang, memerlukan alokasi waktu dan usaha yang memadai.
Ayah dan Ibu adalah contoh terbaik kepada anak-anak untuk
mewujudkan budaya gemar membaca di kalangan anggota
keluarga. Keduanya perlu terlebih dahulu memberikan contoh
keteladanan gemar membaca agar membentuk sikap positif anak
terhadap aktivitas membaca terutama membaca bahan bacaan
yang berkualitas. Sikap positif ini akan melahirkan anggota
keluarga yang menghargai buku dan ilmu serta memastikan
membaca untuk kemajuan diri dan keluarga.
d. Peranan Pihak Perpustakaan
Usaha-usaha lain yang harus dilakukan dari pihak perpustakaan
sebagai penyedia bahan bacaan adalah pengelola perpustakaan
sekolah juga perlu menciptakan kiat-kiat atau terobosan-terobosan
untuk memajukan perpustakaannya, misalnya bekerja sama dengan
lembaga-lembaga pendidikan lain, pusat perbukuan, penerbit, toko
buku, media cetak, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya.
Penataan ruang perpustakaan yang nyaman serta pengayaan
fasilitas perpustakaan perlu diupayakan agar siswa sebagai
pengunjung merasa betah berada di ruang perpustakaan. Yang
26 
 
dimaksud fasilitas perpustakaan dalam hal ini adalah tersedianya
sebuah ruang audio yang dilengkapi dengan proyektor, tape
recorder, perangkat OHP, in focus, perangkat komputer, dan
fasilitas lainnya.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah, pertama
memperhatikan koleksi buku, artinya pengelola perpustakaan harus
jeli dalam memilih judul buku dan senantiasa memperbaiki koleksi
buku-bukunya. Kedua, memperhatikan penyusunan buku-buku
sesuai sistem yang digunakan, hal ini agar pengunjung
perpustakaan mudah mendapatkan bahan bacaan yang
diperlukannya.
2.2 PERPUSTAKAAN SEKOLAH
a. Definisi
Perpustakaan berarti kumpulan buku-buku bacaan (Purwodarminto,
2002: 782).
Ketika mendengar kata perpustakaan, pasti langsung terbayang
sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan.
Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi jika diperhatikan lebih lanjut, hal itu
belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko
buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan.
Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru dikalangan masyarakat,
dimana-mana telah diselenggaran perpustakaan. Tetapi walaupun bukan
27 
 
merupakan hal baru masih banyak yang mendefinisikan yang salah terhadap
perpustakaan.
Menurut Rohanda (2000) banyak batasan atau pengertian tentang
perpustakaan yang disampaikan oleh para pakar di bidang perpustakaan.
1. Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”
Kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam
bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “suatu tempat
buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai
bahan rujukan”
2. Pengertian perpustakaan pada abad ke-19
“Suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi
koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh
masyarakat atau golongan masyarakat tertentu”. Dalam
perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan
memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung
yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
3. Pada tahun 1970
The American Library Association menggunakan istilah
perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk
pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan,
pusat informasi, pusat dokumentasi dan pusat rujukan“.
28 
 
4. Menurut pengertiannya yang mutakhir, Keputusan Presiden RI
nomor 11
“Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan
pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai
sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional”.
Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan.
Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas
berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat
diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber
informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan
suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.
Adapun ciri-ciri perpustakaan yang dirinci adalah:
1. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja.
2. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka.
3. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai.
4. Perpustakaan sebagai sumber informasi.
Berdasarkan ciri pokok tersebut maka arti perpustakaan adalah suatu
unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan
pustaka.baik berupa buku-buku maupaun bukan buku yang diatur secara
29 
 
sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber
informasi oleh setiap pemakai (Ibrahim Bafadal, 1996:2-3).
Apabila ditinjau dari sudut tujuan, fungsi serta pemakainya maka
secara garis besar ada lima perpustakaan yaitu perpustakaan nasional,
perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum,
dan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
diselenggarakan disekolah guna menunjang program belajar mengajar
dilembaga formal tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah baik
umum maupun lanjutan.
Ibrahim Bafadal (1992:4) menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah
merupakan koleksi yang diorganisasikan didalam suatu ruang agar dapat
digunakan oleh murid-murid dan guru-guru yang dalam penyelenggaraannya
diperlukan seorang pustakawan yang dapat diambil dari salah seorang guru.
Berdasarkan pengertian diatas perpustakaan sekolah adalah sebagai
unit kerja dari suatu lembaga yang bernama sekolah yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan
berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan dan
memperdalam pengetahuan baik oleh guru maupun siswa disekolah tersebut.
b. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka.
Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai
fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan
30 
 
kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional.
Perpustakaan sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan
kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas
cakrawala guru, serta karyawan yang ada dilingkungan sekolah.
c. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah.
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi
waktu luang
(buku-buku hiburan).
Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat
dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat (Long Life Education).
Menurut Imade Wardita perpustakaan memiliki sejumlah fungsi yaitu
fungsi edukatif, informatif, rekreatif, dan inspiratif (Buletin Pusat Perbukuan
No.4/1998):
31 
 
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan sekolah, menyediakan buku-buku fiksi dan non
fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan siswa untuk
belajar sendiri tanpa bimbingan guru. Karena sebagian besar
pengadaan buku disekolah disesuaikan dengan kurikulum sekolah.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan
bahan-bahan berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan
bacaan lain seperti majalah, Koran bulletin, pamplet, peta dan lain
sebagainya. Semua itu akan dapat memberikan informasi dan
keterangan yang beragam sesuai dengan yang diperlukan siswa.
3. Fungsi Tanggungjawab Administrasi
Fungsi ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari
diperpustakaan sekolah dimana setiap peminjaman dan
pengembalian harus selalu dicatat oleh petugas perpustakaan.
Apabila ada siswa yang terlembat mengembalikan akan mendapat
denda atau apabila menghilangkan buku yang dipinjam maka ia
harus menggantinya baik dengan cara membeli baru ataupun
difotocopy. Semua itu akan mendidik dan membiasakan untuk
bertanggung jawab.
4. Fungsi Rekreasi
32 
 
Perpustakaan sekolah dapat pula berfungsi sebagai rekreasi.
Hal ini bukan berarti secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat
rekreasi tertentu akan tetapi secara psikologis. Sebagai contoh
seorang siswa membaca cerita tentang “Pulau Bali” didalam buku
itu dikemukakan keindahan panorama Bali selain itu dipertegas
dengan gambar-gambar sehingga sangat menarik. Dengan
demikian secara psikologis dengan membaca buku tersebut siswa
dapat merasa telah melakukan rekreasi ke Pulau Bali.
5. Fungsi Riset
Tersedianya buku-buku bahan bacaan yang lengkap akan dapat
memberikan panduan bagi siswa maupun guru untuk melakukan
riset mengenai berbagai macam hal.
d. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Pengelolaan perpustakaan sekolah membutuhkan perencanaan yang
matang dalam berbagai macam hal, antara lain:
1. Pemilihan Bahan Pustaka
Proses melakukan pengadaan bahan pustaka harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan permintaan pemakai perpustakaan dan tidak
bertentangan dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah, serta
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan kemajuan yang
baik.
2. Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka.
33 
 
Usaha pengadaan koleksi bahan pustaka dapat dilakukan
dengan berbagaiu cara yaitu:
a. Pembelian
Jalan ini adalah jalan yang ideal dalam pengadaan
koleksi bahan pustaka, sebab ada kebebasan dalam
menentukan pilihan bahan pustaka yang sesuai dengan
kebutuhan.
b. Hadiah
Hadiah atau pemberian dapat diperoleh dari instansi
pemerintah maupun swasta, perorangan berupa kenang-
kenangan tanda terimakasih dan sebagainya.
c. Tukar Menukar
Bagi sekolah yang mampu menerbitkan buku atau memiliki
penerbitan sendiri dapat dipergunakan untuk tukar menukar
bahan pustaka dengan penerbit lain. Hal ini akan
menjadikan koleksi bahan pustaka perpustakaan
bertambah.
3. Inventarisasi Bahan Pustaka
Setelah buku diterima baik dari yang pembelian, hadiah, tukar
menukar, maka secepatnya diberiakan tanda kepemilikan dengan
memberi cap atau stempel pada halaman tertentu secara konsisten,
misalnya pada halamn judul, ditengah atau pada halaman terakhir,
34 
 
kemudian dicatat dalam buku induk. Dalam buku induk memuat
nomor urut, tanggal penerimaan, pengarang, judul, penerbit, tahun
terbit, asal buku, jumlah, harga dan keterangan lain.
4. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan buku menurut bidang ilmu
masing-masing. Klasifikasi ini berfungsi untuk agar pelayanan
diperpustakaan dapat dilaksanakan dengan mudah cepat dan tepat.
5. Katalogisasi
Katalog adalah daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh
perpustakaan. Fungsi katalog untuk mempermudah mencari letak
buku pada kelompok nama buku itu diperoleh.
6. Menyusun Bahan Pustaka
Bahan pustaka yang telah selesai diolah dan siap dipakai dapat
disusun pada rak-rak buku, rak majalah, rak kamus dan rak surat
kabar.
7. Pelayanan
Pelayanan pemakaian perpustakaan meliputi sirkulasi yang
menyangkut peminjaman dan pengembalian buku. Dalam
peminjaman maupun pengembalian buku ada persyaratan yang
harus dipatuhi
e. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan didirikan bukan hanya sekedar melayani peminjaman
buku-buku pelajaran bagi siswa tetapi siswa harus dapat dimanfaatkan untuk
35 
 
mengasah otak, menambah pengetahuan dengan memperbanyak aktivitas
membaca buku-buku yang ada didalamnya, baik buku pelajaran maupun buku
lain yang masih berkaitan dengan pelajaran di sekolah.
2.3 PRESTASI BELAJAR
a. Definisi
Prestasi adalah hasil yang dicapai atau di lakukan (Poerwodarminto,
1976:780). Prestasi adalah hasil belajar/kerja semaksimal mungkin. Hasil
belajar adalah hasil aktivitas manusia dalam bidang tertentu dan aktivitas itu
terlaksana semaksimal mungkin.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dalam
lingkungannya. Belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh kebiasaan ilmu
pengetahuan dan sikap yang terutama diperoleh disekolah sehingga tercapai
perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Hamalik (2001:27) mengemukakan tentang belajar sebagai berikut:
belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Selain itu dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut Djamarah (1995:44) belajar pada hakikatnya adalah
perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan
aktivitas belajar. Menurut Gagne dalam (1977) menyatakan bahwa “Belajar
36 
 
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-
nya) berubah dari waktu sebelum mengalami situasi ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi”.
Menurut Morris L Bigge dikutip oleh Max Darsono (2001:3) belajar
adalah perubahan yang menetapkan dalam kehidupan seseorang yang tidak
diwariskan secara grafis. Sedangkan menurut Marle J Moskowitz dan Arthur
R Orgel yang juga dikutip oleh Max Darsono (2001:3) belajar adalah
perubahan perilaku yang sebagai langsung dari pengalaman dan bukan akibat
dari hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir.
Dari definisi diatas belajar adalah terjadi perubahan dari diri orang
yang belajar karena pengalaman. Belajar merupakan sebuah sistem yang
didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku.
Unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar antara lain:
1. Pembelajaran berupa peserta didik, pembelajaran warga belajar
dan peserta pelatihan
2. Rangsangan yaitu peristiwa yang merangsang penginderaan
pembelajaran
3. Memori berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan
ketrampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar
sebelumnya
37 
 
4. Respon adalah tindakan yang dihasilkan dari aktivitas memori
Adapun faktor-faktor yang saling mempengaruhi dalam belajar adalah
sebagai berikut:
1. Faktor Individual (Dari dalam diri seseorang)
a. Kematangan/pertumbuhan
b. Kecerdasan/inteligensi
c. Latihan/ulangan
d. Motivasi
e. Karakter Individu/faktor pribadi
2. Faktor Sosial (Dari luar individu)
a. Faktor keluarga/keadaan rumah tangga
b. Guru dan cara mengajarnya
c. Alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar
d. Lingkungan dan kesempatan yang tersedia
e. Motivasi sosial.
Aktivitas belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi
secara sadar situasi stimulus dengan isi memori sebagai perilakunya berubah
dari waktu sebelumnya dan setelah adanya situasi stimulus.
Menurut Rachman Natawidjaja (1984:14) telah dikemukakan
mengenai ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar sebagai
berikut:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
38 
 
Individu yang belajar akan menyadari dan merasakan adanya
perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional
Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan dan berguna
bagi proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan negatif
Dalam belajar perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah
dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Perubahan bersifat aktif artinya perubahan itu terjadi
dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap
atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena tujuan yang akan
dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
39 
 
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar, meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam
sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Berdasarkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar berarti
belajar menyangkut proses belajar dan hasil belajar. Hasil dari belajar sangat
terkait dengan prestasi belajar pada individu. Hasil belajar merupakan
cerminan pencapaian prestasi individu dalam proses belajar dan pembelajaran.
Prestasi hasil belajar dapat pula diartikan sebagai tingkat keberhasilan
dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu
(Depdikbud, 1990:23).
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa sekolah yang
ditunjukkan dengan terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
sebagai hasil suatu individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Secara umum prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor
(Rachman Natawidjaja , 1984:16) yaitu:
1. Faktor Internal
a. Faktor Jasmaniah (Fisiologis)
Meliputi penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan lain
sebagainya.
40 
 
b. Faktor Psikologis
• Faktor Intelektif
Meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
dan faktor kecakapan yaitu prestasi yang telah dimiliki.
• Faktor Non-Intelektif
Meliputi unsur-unsur kepribadian tertentu seperti:
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan
penyesuaian diri.
c. Faktor Kematangan Fisik dan Psikis
2. Faktor Eksternal
Meliputi faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan
fisik dan lingkungan spiritual atau keagamaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan yang menyeluruh baik perubahan kognitif, afektif,
psikomotorik pada individu dan perubahan-perubahan itu sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya sehingga akan mengarah pada perubahan
tingkah laku yang diharapakan.
Faktor-faktor tersebut diatas saling berinteraksi secara langsung
ataupun tidak langsung pada diri individu untuk mencapai prestasi belajar.
Biasanya prestasi belajar itu ditunjukkan dengan nilai raport yang telah
dicapai.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
41 
 
Secara umum prinsip belajar adalah sebagai berikut:
1. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.
2. Hasil belajar ditandai dengan perubahan aspek tingkah laku.
3. Belajar merupakan suatu proses.
4. Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang hendak
dicapai.
2.4 Korelasi Membaca Buku di Perpustakaan dengan Minat Membaca dan
Prestasi Belajar Siswa
Membaca buku adalah keaktifan, kegiatan atau kesibukan untuk
memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata,
pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami dan
pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik dan senang
terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca
dengan kesadaran dan kemauan sendiri dan mendapat imbalan berupa wawasan dan
informasi dari hasil aktivitas membaca tersebut.
Minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca, dan
kesadaran akan manfaat membaca. Sementara itu, prestasi belajar merupakan hasil
belajar yang tergambar pada laporan hasil belajar siswa (rapor).
Dengan demikian, korelasi membaca buku di perpustakaan dengan
minat membaca dan prestasi belajar siswa adalah hubungan membaca buku di
perpustakaan dengan kesenangan membaca dan prestasi belajar siswa.
42 
 
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
4.1 METODE PENELITIAN
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan cara
penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan
dalam bentuk kalimat-kalimat yang tersusun dalam angket kuisioner, dan juga
berupa data kuantitatif. Yaitu data yang terkumpul dalam bentuk angka.
Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menggunakan pertanyaan yang harus dikerjakan atau dijawab oleh orang yang
meliputi angket tersebut.
Dengan metode ini, hasilnya akan membuktikan ada atau tidaknya hubungan
masalah yang diteliti pada siswa siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI
Unggulan semester II tahun pelajaran 2011/2012.
4.2 TEKNIK PENELITIAN
3.2.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari
tiga sumber, yakni data nilai angket kebiasaan atau minat membaca
siswa, angket tentang pandangan siswa terhadap keberadaan
perpustakaan dan pemanfaatan mereka dalam menggunakannya, serta
tentang prestasi siswa dan hubungannya dengan kegiatan membaca di
perpustakaan.
43 
 
Penulis terlebih dahulu membagikan angket/kuesioner tentang
kebiasaan atau minat membaca siswa yang berjumlah 10 pertanyaan
yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, D, atau E.
Instrumen angket ini digunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan 5.
Skor 1 untuk jawaban E, skor 2 untuk jawaban D, skor 3 untuk
jawaban C, skor 4 untuk jawaban B, dan skor 5 untuk jawaban A. Jadi
masing-masing pilihan jawaban itu dimaksudkan untuk
melambangkan perbedaan kadar atau kualitas kebiasaan atau minat
membaca yang dimiliki siswa secara tafsiran kuantitatif.
Setelah itu, penulis memberikan angket yang kedua. Angket ini
berisi tentang pandangan siswa terhadap keberadaan perpustakaan dan
pemanfaatan mereka dalam menggunakannya. Berjumlah 10
pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, atau
D. Instrumen angket ini digunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan
4. Skor 1 untuk jawaban D, skor 2 untuk jawaban C, skor 3 untuk
jawaban B, dan skor 4 untuk jawaban A. Jadi masing-masing pilihan
jawaban itu akan melambangkan penting atau tidaknya keberadaan
perpustakaan untuk para siswa secara tafsiran kuantitatif.
Kemudian kembali memberikan angket yang terakhir. Angket
ini berisi tentang prestasi siswa dan hubungannya dengan kegiatan
membaca di perpustakaan. Angket ini berisi dengan pertanyaan
singkat dengan jumlah sepuluh pertanyaan. Dengan kriteria penilaian
44 
 
setiap jawaban akan memperlihatkan hubungan prestasi siswa di
sekolah dengan membaca di perpustakaan.
3.2.2. Teknik Pengolahan Data
Data penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik
stastistik dan kualitatif. Pengolahan data dengan menggunakan teknik
statistik berupa nilai mentah dari angket/kuisioner yang berbentuk
pilihan ganda. Nilai tersebut akan disusun dalam tabel distribusi
frekuensi dan penulis akan menghitung nilai rata-rata (mean).
Sedangkan data yang diolah dengan teknik kualitatif,
merupakan jawaban siswa dari angket/kuisioner yang berbentuk essay
dengan 10 pertanyaan. Jawaban tersebut akan diteliti dan ditarik
kesimpulan dari setiap jawaban.
4.3 POPULASI DAN SAMPEL
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi siswa
SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI Unggulan semester II tahun
pelajaran 2010/2011. Terdiri dari 5 kelas, yaitu kelas XI IPA
Unggulan 1, XI IPA Unggulan 2, X Unggulan 3, dan X Unggulan 4.
Dengan jumlah siswa 141 orang. Namun peneliti tidak akan
mengambil jumlah populasi secara keseluruhan, melainkan hanya
mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu banyak.
45 
 
3.3.2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel
Nonprobabilita. Dengan jenis, Purposive Sampling. Karena penelitian
dilakukan dengan sengaja oleh peniliti atas dasar kriteria-kriteria
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan masalah
penelitian. Sampel yang akan diteliti sejumlah 20 orang.
46 
 
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Berikut ini adalah data yang dikumpulkan penulis dari tiga sumber,
yakni data angket pilihan ganda kebiasaan membaca, data nilai angket pilihan
ganda mengenai perpustakaan, dan angket essay mengenai prestasi belajar
siswa.
Tabel 1
JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Nama Siswa Kelas
Soal Nomor
Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MV X. U3 3 3 2 3 2 2 3 5 2 4 29 Cukup
NS X. U3 4 3 4 3 2 2 3 5 5 5 36 Tinggi
AK X. U3 4 4 5 3 3 3 3 5 5 5 40 Tinggi
AH X. U3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 34 Tinggi
DF X. U4 4 3 2 4 2 3 3 3 5 4 33 Tinggi
MS X. U4 5 5 4 3 5 3 3 5 5 5 43 Sangat Tinggi
IA X. U4 5 3 3 3 3 2 2 3 4 5 33 Tinggi
DO X. U4 5 3 5 4 3 3 3 3 5 5 39 Tinggi
ML XI IPA U1 5 3 4 3 2 2 3 4 5 4 36 Tinggi
AA XI IPA U1 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 45 Sangat Tinggi
FD XI IPA U1 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 46 Sangat Tinggi
YM XI IPA U1 3 3 3 3 1 2 4 4 5 3 31 Tinggi
47 
 
Keterangan:
Nilai = 41 – 50 (Minat Membaca Sangat Tinggi)
Nilai = 31 – 40 (Minat Membaca Tinggi)
Nilai = 21 – 30 (Minat Membaca Cukup/Sedang)
Nilai = 11 – 20 (Minat Membaca Rendah)
Nilai = 0 – 10 (Minat Membaca Sangat Rendah)
AD XI IPA U1 3 3 4 3 2 1 4 5 2 5 32 Tinggi
FN XI IPA U1 4 4 3 3 3 2 3 5 5 4 36 Tinggi
AW XI IPA U2 5 5 5 5 1 2 2 3 1 3 32 Tinggi
WA XI IPA U2 5 5 4 5 2 2 3 5 5 5 41 Sangat Tinggi
IA XI IPA U2 4 3 5 3 3 3 3 4 4 4 36 Tinggi
AA XI IPA U2 3 3 5 3 3 3 3 5 5 5 38 Tinggi
AP XI IPA U2 4 4 5 3 3 3 4 4 5 4 39 Tinggi
AA XI IPA U2 3 3 3 3 3 1 4 4 2 3 29 Cukup
Jumlah 728
48 
 
Tabel 2
JAWABAN ANGKET PERPUSTAKAAN
Nama Siswa Kelas
Soal Nomor
Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MV X. U3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 25 Cukup Penting
NS X. U3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34 Penting
AK X. U3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 33 Penting
AH X. U3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 32 Penting
DF X. U4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 4 33 Penting
MS X. U4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 39 Penting
IA X. U4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 34 Penting
DO X. U4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32 Penting
ML XI IPA U1 2 1 3 4 3 4 2 3 4 4 30 Cukup Penting
AA XI IPA U1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 Penting
49 
 
Keterangan:
Nilai = 31 – 40 (Perpustakaan Penting)
Nilai = 21 – 30 (Perpustakaan Cukup Penting)
Nilai = 11 – 20 (Perpustakaan Tidak Penting)
Nilai = 0 – 10 (Perpustakaan Sangat Tidak Penting)
FD XI IPA U1 3 2 3 4 3 1 3 4 4 4 31 Penting
YM XI IPA U1 1 1 4 3 1 3 2 3 3 2 23 Cukup Penting
AD XI IPA U1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 Cukup Penting
FN XI IPA U1 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 32 Penting
AW XI IPA U2 4 4 3 2 2 2 1 3 4 1 26 Cukup Penting
WA XI IPA U2 4 3 3 3 4 1 3 1 4 4 30 Cukup Penting
IA XI IPA U2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 33 Penting
AA XI IPA U2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 33 Penting
AP XI IPA U2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 33 Penting
AA XI IPA U2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 24 Penting
Jumlah 624
50 
 
Deskripsi Data
Setelah Penulis memperoleh data sampel penelitian dalam hal
kebiasaan membaca dan opini tentang pentingnya perpustakaan dari siswa
kelas unggulan SMA Plus PGRI Cibinong, Penulis dapat mengetahui rata-rata
tingkat kebiasaan membaca siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 36,4.
Begitu pula dengan opini siswa tentang pentingnya perpustakaan. Para siswa
yang menganggap perpustakaan sangat penting tergolong tinggi dengan rata-
rata skor 31,2.
4.2 Analisis Data
51 
 
Data yang telah dikumpulkan kemudian Penulis olah kembali dengan
menganalisis setiap pertanyaan untuk mengetahui berapa orang yang
menjawab pertanyaan A, B, C, D, atau E pada angket kebiasaan membaca dan
berapa orang yang menjawab A, B, C,atau D pada angket perpustakaan.
1. Angket Kebiasaan/Minat Membaca
Tabel 3
JAWABAN TIAP PERTANYAAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Soal
Pilihan
A B C D E
1. Bagaimanakah perasaan anda apabila
keinginan membaca dapat tersalurkan?
8 7 5 0 0
2. Tingkat keinginan anda untuk membaca
cenderung termasuk pada kategori
mana?
4 5 11 0 0
3. Bagian/rubrik surat kabar yang paling
disenangi adalah ………..
7 8 4 1 0
4. Bagaimanakah perasaan anda bilamana
novel sastra (seperti novel Pramoedya
Ananta Toer) itu beredar sangat luas di
masyarakat dan mudah dijangkau?
3 3 14 0 0
5. Berapa rata-rata jumlah bacaan yang
anda baca perminggu?
2 1 8 7 2
6. Rata-rata tingkat frekuensi anda pergi
membeli buku setiap bulannya?
0 0 9 9 2
7. Bagaimanakah anda dengan kesempatan
untuk membaca di rumah?
1 6 11 2 0
8. Bagi anda, munculnya dorongan untuk
membaca terutama adalah ……………
10 6 4 0 0
9. Anda terdorong untuk membaca.
Kerana jenis alasan …………….
13 2 1 3 1
10. Menurut anda, kegiatan membaca buku
itu …………..
10 7 3 0 0
52 
 
Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa; pada pertanyaan
nomor 1, siswa yang memilih jawaban A sebanyak 40%, jawaban B 35%,
C 25% dan untuk jawaban D dan E sebanyak 0%. Artinya, 40% siswa
sangat senang bila mereka dapat menyalurkan keinginan mereka untuk
membaca, 35% merasa senang, dan 25% siswa merasa biasa saja.
Pada pertanyaan kedua, sebanyak 20% siswa mempunyai kategori
keinginan membaca yang cenderung kuat, 25% termasuk dalam kategori
kuat, dan 55% termasuk dalam kategori biasa saja.
Pertanyaan ketiga, 35% siswa lebih menyukai bagian/rubrik sastra
budaya (cerpen, puisi, cerita bersambung) pada surat kabar, 40% lebih
menyukai profil tokoh, 20% lebih menyukai opini (artikel-artikel,
karangan lepas), dan 5% siswa lebih menyukai bagian konsultasi/tanya
jawab.
Pertanyaan keempat, sebanyak 15% siswa merasa sangat senang bila
novel sastra dapat beredar sangat luas di masyarakat dan mudah
dijangkau, 15% merasa senang, dan 70% siswa merasa biasa saja.
Pertanyaan kelima, 10% siswa rata-rata membaca lebih dari 5 judul
buku perminggu, 5% membaca antara 4-5 judul, 40% membaca 2-3 judul,
35% membaca kira-kira 1 judul buku, dan 10% siswa tidak membaca 1
judulpun dalam seminggu.
53 
 
Pertanyaan keenam, sebanyak 45% siswa membeli 3-2 buku setiap
bulannya, 45% membeli 1 buku, dan 10% siswa tidak membeli satu
bukupun dalam satu bulan.
Pertanyaan ketujuh, 5% siswa mempunyai kesempatan yang sangat
tersedia untuk membaca di rumah, 27% mempunyai kesempatan yang
cukup tersedia, 50% siswa terkadang mempunyai cukup kesempatan dan
terkadang tidak, 9% tidak cukup tersedia kesempatan untuk membaca,
dan 9% sangat tidak cukup tersedia kesempatan untuk membaca.
Pertanyaan kedelapan, 50% siswa mempunyai dorongan untuk
membaca terutama demi rasa ingin tahu dan terhibur, 30% demi
mendapatkan manfaat dan untuk iseng, dan 20% demi mengisi waktu
luang.
Pertanyaan kesembilan, sebanyak 65% siswa terdorong untuk
membaca karena alasan demi meningkatkan pengembangan diri, 10%
demi kebutuhan harga diri, 5% karena terpengaruh orang lain, 15% demi
penyelesaian tugas agar nilai aman, 5% demi mendapat imbalan jasa.
Pertanyaan kesepuluh, 50% siswa menganggap kegiatan membaca itu
sangat perlu dan sangat penting, 35% menganggap perlu dan penting,
15% menganggap kegiatan membaca itu biasa saja.
54 
 
2. Angket Perpustakaan
Tabel 4
JAWABAN TIAP PERTANYAAN ANGKET PERPUSTAKAAN
Nama Siswa Kelas
Soal Nomor
Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MV X. U3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 25 Cukup Penting
NS X. U3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34 Penting
AK X. U3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 33 Penting
AH X. U3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 32 Penting
DF X. U4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 4 33 Penting
MS X. U4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 39 Penting
IA X. U4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 34 Penting
DO X. U4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32 Penting
ML XI IPA U1 2 1 3 4 3 4 2 3 4 4 30 Cukup Penting
AA XI IPA U1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 Penting
FD XI IPA U1 3 2 3 4 3 1 3 4 4 4 31 Penting
YM XI IPA U1 1 1 4 3 1 3 2 3 3 2 23 Cukup Penting
AD XI IPA U1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 Cukup Penting
FN XI IPA U1 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 32 Penting
AW XI IPA U2 4 4 3 2 2 2 1 3 4 1 26 Cukup Penting
WA XI IPA U2 4 3 3 3 4 1 3 1 4 4 30 Cukup Penting
IA XI IPA U2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 33 Penting
AA XI IPA U2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 33 Penting
55 
 
Pertanyaan pertama, 25% siswa mengunjungi perpustakaan
lebih dari 4 kali dalam satu bulan, 40% mengunjungi minimal satu atau
dua kali, 30% siswa mengunjungi perpustakaan hanya bila diwajibkan
untuk ke perpustakaan, dan 5% siswa tidak pernah mengunjungi sama
sekali.
Pertanyaan kedua, sebanyak 20% siswa biasanya membaca atau
meminjam buku bila berada di perpustakaan, 45% siswa belajar individu
atau kelompok, 25% siswa mengerjakan tugas karena referensi buku yang
diminta ada di perpustakaan, 10% hanya ikut-ikut teman yang pergi ke
perpustakaan.
Pertanyaan ketiga, 25% siswa menganggap fasilitas yang tersedia
di perpustakaan sudah sangat memadai, 65% menganggap fasilitas cukup
memadai, dan 10% menganggap fasilitas di perpustakaan biasa saja.
Pertanyaan keempat, 60% siswa menganggap ruangan
perpustakaan sudah sangat baik, 35% merasa cukup baik, dan 5% merasa
ruangan perpustakaan biasa saja.
Pertanyaan kelima, sebanyak 25% siswa berpendapat bahwa
koleksi buku di perpustakaan kurang menarik dan lengkap, 55%
AP XI IPA U2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 33 Penting
AA XI IPA U2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 24 Penting
56 
 
berpendapat koleksi buku menarik namun masih kurang lengkap, 10%
siswa berpendapat koleksi buku di perpustakaan biasa saja, seperti pada
perpustakaan pada umumnya, dan 10% siswa berpendapat bahwa koleksi
buku perpustakaan cukup menarik namun tidak berpengaruh untuk minat
membacanya yang rendah.
Pertanyaan keenam, 20% siswa berpendapat bahwa pustakawan di
sekolah sudah sangat profesional, 40% berpendapat cukup profesional,
25% berpendapat biasa saja, dan 15% berpendapat pustakawan masih
kurang profesional.
Pertanyaan ketujuh, sebanyak 20% siswa merasa dengan membaca
buku di perpustakaan akan sangat berpengaruh pada minat membaca dan
membuat minat membaca meningkat, 45% siswa merasa cukup
berpengaruh, 30% siswa merasa biasa saja dan kemungkinan berpengaruh
dengan minat membaca sangat sedikit, dan 5% siswa merasa dengan
membaca buku di perpustakaan tidak akan berpengaruh pada minat
membaca.
Pertanyaan kedelapan, 30% siswa berpendapat dengan membaca
buku di perpustakaan, prestasi belajar akan meningkat, 55% berpendapat
prestasi belajar cukup meningkat, 10% siswa berpendapat pengaruh
membaca buku di perpustakaan dengan prestasi belajar biasa saja, 5%
57 
 
siswa berpendapat bahwa membaca buku di perpustakaan tidak
berpengaruh sama sekali dengan peningkatan prestasi belajar.
Pertanyaan kesembilan, sebanyak 80% siswa menganggap
keberadaan perpustakaan sangat penting dan fasilitas yang wajib dimiliki
suatu sekolah, 15% menganggap keberadaan perpustakaan cukup penting
untuk beberapa pelajaran yang memberi tugas dengan referensi suatu
buku, dan 5% siswa menganggap bahwa keberadaan perpustakaan biasa
saja, hanya sebagai formalitas.
Pertanyaan kesepuluh, 65% siswa berpendapat agar banyak siswa
mengunjungi perpustakaan, maka koleksi buku perpustakaan ditambah
dan setiap bulannya ada banyak buku yang baru, dan buku baru tersebut
adalah buku yang juga baru terbit, 25% siswa berpendapat agar ruangan
perpustakaan dibuat lebih menarik dan nyaman lagi, 5% siswa
berpendapat diadakan kunjungan wajib setiap kelas untuk mengunjungi
perpustakaan, dan 5% siswa berpendapat agar kunjungan siswa ke
perpustakaan tidak dipaksa, melainkan keinginan siswa itu sendiri.
3. Angket Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan angket essay mengenai prestasi belajar siswa, dapat
disimpulkan bahwa; mayoritas para siswa yang berasal dari kelas X dan
XI Unggulan memiliki prestasi belajar yang baik. Rata-rata rapot setiap
semesternya mengalami kenaikan.
58 
 
Kebanyakan dari siswa yang mengisi angket berpendapat bahwa
tingkat minat membaca seseorang dapat mempengaruhi tingkat
prestasinya. Karena secara otomatis, seseorang yang memiliki minat
membaca yang tinggi akan lebih sering mengisi waktu luangnya untuk
membaca dan pengetahuan serta kosa kata yang di dapat juga lebih
banyak. Selain itu, seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi
akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan memahami soal karena
terbiasa membaca.
Banyak dari siswa juga berpendapat bahwa dengan membaca buku di
perpustakaan, akan berpengaruh pada minat membaca dan prestasi siswa.
Minat membaca akan meningkat dan prestasi belajar juga meningkat.
Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari angket ini adalah, para siswa
berpendapat bahwa perpustakaan belum efektif dalam meningkatkan
minat membaca siswa. Dan menurut mereka, hal ini disebabkan karena
koleksi buku di perpustakaan sekolah tidak bervariasi. Buku-buku yang
ada di perpustakaan adalah buku-buku lama yang kebanyakan telah
dimiliki siswa. Hal inilah yang menyebabkan para siswa malas ke
perpustakaan.
59 
 
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan terhadap kebiasaan membaca
dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X dan XI Unggulan SMA Plus
PGRI Cibinong, Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebiasaan membaca siswa kelas X dan XI Unggulan SMA Plus PGRI
Cibinong memiliki rata-rata yang cukup tinggi. Sebanyak 20% siswa memiliki minat
membaca yang sangat tinggi, 70% siswa memiliki minat membaca yang tinggi, dan 10%
siswa memiliki minat membaca yang cukup/sedang.
2. Keberadaan Perpustakaan menurut kelas X dan XI Unggulan SMA Plus
PGRI Cibinong memiliki rata-rata yang cukup tinggi. Sebesar 80% siswa menganggap
keberadaan perpustakaan sangat penting dan 20% siswa menganggap keberadaan
perpustakaan penting.
3. Ada pengaruh positif dari kebiasaan membaca buku di Perpustakaan dengan
minat membaca siswa dan prestasi belajar.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, baik berdasarkan perolehan data maupun yang
penulis peroleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan
bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Sebagai akhir dari penulisan,
Penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
60 
 
1. Hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi. Agar
kemampuan membaca pemahaman dapat dicapai.
2. Hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan
menambah jam wajib kunjung ke perpustakaan.
3. Hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan
fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah jumlah koleksi buku di
perpustakaan. Hal ini penting dilakukan agar dapat memicu semangat dan
motivasi siswa untuk membaca.
4. Hendaknya orang tua dapat memberikan contoh kepada anak dalam hal
kebiasaan membaca agar dapat membentuk budaya baca.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

More Related Content

What's hot

Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...Afina Luthfi Azmi
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdfMuhammad Iqbal
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianEndah Aibara
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaFeren Jr
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenLaporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenSumayyah Nida Azizah
 
Alat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannyaAlat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannyaZuhriana Hasanah
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basanurwiji
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 

What's hot (20)

Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenLaporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
 
Alat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannyaAlat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannya
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Enzim katalase
Enzim katalaseEnzim katalase
Enzim katalase
 

Viewers also liked

Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...Agnes Yodo
 
Contoh karya ilmiah tentang pendidikan
Contoh karya ilmiah tentang pendidikanContoh karya ilmiah tentang pendidikan
Contoh karya ilmiah tentang pendidikantappulak
 
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"Agnes Pratiwi
 
Contoh KIR SMP
Contoh KIR SMPContoh KIR SMP
Contoh KIR SMPnabilads
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Karya Ilmiah Remaja
Karya Ilmiah RemajaKarya Ilmiah Remaja
Karya Ilmiah RemajaNida Chofiya
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenIkhsan Bz
 
Kuisioner pada supermarket
Kuisioner pada supermarketKuisioner pada supermarket
Kuisioner pada supermarketAnggun Puspa
 

Viewers also liked (13)

10 Karya Tulis Ilmiah
10 Karya Tulis Ilmiah10 Karya Tulis Ilmiah
10 Karya Tulis Ilmiah
 
Karya ilmiah ut
Karya ilmiah utKarya ilmiah ut
Karya ilmiah ut
 
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...
 
Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)
 
Contoh karya ilmiah tentang pendidikan
Contoh karya ilmiah tentang pendidikanContoh karya ilmiah tentang pendidikan
Contoh karya ilmiah tentang pendidikan
 
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"
karya tulis ilmiah biologi "perkembangbiakan pada hewan"
 
Karya ilmiah smp (new)
Karya ilmiah smp (new)Karya ilmiah smp (new)
Karya ilmiah smp (new)
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Contoh KIR SMP
Contoh KIR SMPContoh KIR SMP
Contoh KIR SMP
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Karya Ilmiah Remaja
Karya Ilmiah RemajaKarya Ilmiah Remaja
Karya Ilmiah Remaja
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
 
Kuisioner pada supermarket
Kuisioner pada supermarketKuisioner pada supermarket
Kuisioner pada supermarket
 

Similar to Contoh karya tulis ilmiah lengkap

Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02
Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02
Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02Rezza Yanuar
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek33335
 
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversiPeranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversirskyra
 
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)deliana_dela
 
Peranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi InformasiPeranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasirerestarp
 
Jurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikJurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikkhairul jalil
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWANopiputri
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaFAJAR MENTARI
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfSitiMaesaroh69255
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfThufailarwin
 
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahKegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahPaulus Robert Tuerah
 
Karya ilmiah minat baca siswa
Karya ilmiah minat baca siswaKarya ilmiah minat baca siswa
Karya ilmiah minat baca siswaAndi Uli
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimSunandar Triwibowo
 
Presentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptx
Presentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptxPresentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptx
Presentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptxJohnliAlfath2
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Boedi Santosa,
 
Folio Budaya Membaca
Folio Budaya MembacaFolio Budaya Membaca
Folio Budaya MembacaMimi Mokhtar
 

Similar to Contoh karya tulis ilmiah lengkap (20)

Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02
Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02
Contohkaryatulisilmiah 130922095559-phpapp02
 
Percob pertama
Percob pertamaPercob pertama
Percob pertama
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek
 
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversiPeranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
 
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
 
Peranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi InformasiPeranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasi
 
Jendela berdebu
Jendela berdebuJendela berdebu
Jendela berdebu
 
Jurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikJurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didik
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
 
Ddm
DdmDdm
Ddm
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
 
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahKegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
 
Karya ilmiah minat baca siswa
Karya ilmiah minat baca siswaKarya ilmiah minat baca siswa
Karya ilmiah minat baca siswa
 
2650573.ppt
2650573.ppt2650573.ppt
2650573.ppt
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
 
Presentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptx
Presentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptxPresentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptx
Presentasi ke 2 LK.1.2 eksplorasi penyebab masalah.pptx
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
 
Folio Budaya Membaca
Folio Budaya MembacaFolio Budaya Membaca
Folio Budaya Membaca
 

Contoh karya tulis ilmiah lengkap

  • 1. KORELASI ANTARA AKTIVITAS SISWA MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT MEMBACA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI UNGGULAN SMA PLUS PGRI CIBINONG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Karya Tuis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan Kelas XI IPA Unggulan oleh Rahimah Muslimah PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM SMA PLUS PGRI CIBINONG BOGOR 2011
  • 2. 2    BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG “Mencerdaskan kehidupan bangsa...” kalimat tersebut terdapat dalam UUD 1945. Disebutkan dalam kalimat tersebut, bahwa negara kita ingin mewujudkan bangsa yang cerdas. Perlu diingat, untuk mencapai bangsa yang cerdas, tentu harus ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, akan terbentuk masyarakat yang berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Masyarakat tersebut juga akan memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Bacalah! (Iqra’), demikian bunyi ayat pertama kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan untuk umat Muhammad. SAW dan manusia di muka bumi sesudahnya, 1440 tahun yang lalu. Membaca disini mempunyai pengertian yang luas, yang tidak hanya membaca buku bacaan tetapi membaca apa saja yang ada di depan mata kita, yang ada di sekitar diri kita, yang ada pada penciptaan diri kita, yang tak terlihat sekalipun oleh mata kita, dan semuanya. Di negara-negara maju, masyarakat telah sadar dengan sendirinya akan pentingnya budaya membaca buku untuk mendapatkan informasi. Walaupun di negara-negara maju tersebut harga PC relatif murah dan informasi melalui
  • 3. 3    internet sangat mudah dan juga cepat, namun demikian baik perpustakaan maupun toko-toko buku tidak pernah sepi dengan pengunjung. Sekarang ini harus diakui bahwa minat membaca yang diwujudkan dengan aktivitas membaca buku dikalangan siswa umumnya masih rendah. Alasan klasik yang sering mengemuka adalah bahwa membaca belum membudaya di kalangan masyarakat, khususnya pelajar. Sebagian besar pelajar menganggap aktivitas membaca adalah merupakan aktivitas yang membosankan atau membuat jemu dan lelah. Bahkan membuat citra pelajar tersebut dianggap tidak “gaul” atau “cupu”. Menurut laporan World Bank Nomor 16369-IND dan International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) di Asia Timur pada tahun 2000, Indonesia menempati posisi terendah pada skala kebiasaan membaca. Apabila dibandingkan dengan negara tetangga sekitar, kebiasaan membaca anak Indonesia berada pada skor 51,7. Angka ini tentu tidak sebanding dengan Hong Kong yang memiliki skor 75,5 atau Singapura (74,0), maupun Thailand (65,1). Bahkan dengan Filipina saja, Indonesia masih kalah. Negeri yang letaknya di utara Nusantara itu berada pada skor 52,6 untuk skala kebiasaan membaca anak (Website Mandrasah Aliyah Negeri Pacet Cianjur - Tingkatkan Kegemaran Membaca Anak) Pada tahun 2000 juga, organisasi International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) menempatkan kemampuan membaca siswa SD Indonesia diurutan ke-38 dari 39 negara. Indonesia merupakan negara
  • 4. 4    terendah kedua diantara negara-negara ASEAN dalam kemampuan membaca. Dengan kondisi seperti itu, maka tidak heran bila kualitas pendidikan di Indonesia juga buruk. Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001, menempatkan Indonesia diurutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti (Bali Post). Menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad teknologi dan informasi, siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap kritis, serta kesiapan untuk bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan. Budaya aktivitas membaca yang tinggi merupakan cermin kemajuan suatu bangsa. Bangsa atau masyarakat yang maju akan selalu menempatkan kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehingga tercipta masyarakat yang senang membaca (reading society). Masyarakat yang gemar membaca pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar (learning society). Dalam masyarakat yang membaca dan belajar, buku-buku dan bahan-bahan bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang sangat penting (Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, 1991:40). Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu dilakukan berbagai upaya terus-menerus memberikan pemahaman dan apresiasi kepada siswa akan pentingnya peningkatan aktivitas dan kegemaran membaca bagi siswa terhadap prestasi belajarnya di sekolah. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat diukur dari prestasi belajar siswanya. Prestasi belajar yang tinggi memberi arti kepada keberhasilan dalam
  • 5. 5    proses belajar mengajarnya, begitu pula sebaliknya prestasi belajar yang rendah memberi arti kegagalan lembaga pendidikan tersebut dalam proses belajar mengajarnya. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh kecakapan membaca. Berbagai penelitian melaporkan bahwa ketidakcakapan dalam membaca menjadi penyebab utama kegagalan anak dalam sekolah. Hal ini disebabkan oleh karena setiap mata pelajaran di sekolah memprasyaratkan anak untuk mempelajari dan memahami materi setiap mata pelajaran tersebut. Pemahaman terhadap materi pelajaran hanya dapat dilakukan jika anak memiliki kemampuan dan keaktifan membaca yang baik. Ketidak mampuan siswa membaca akan berakibat rendahnya prestasi belajarnya. Hal ini dapat terjadi karena apabila siswa tersebut tidak mampu membaca, maka siswa tersebut tidak akan dapat memahami isi materi pelajaran tersebut, sehingga prestasi belajarnya pun akan rendah Prestasi belajar siswa dimungkinkan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah minat dan keaktifan siswa membaca. Siswa yang mempunyai minat membaca tinggi, dimungkinkan akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Siswa dengan minat baca tinggi, dengan sendirinya akan timbul kesadaran untuk belajar serta mengisi waktu luangnya dengan membaca buku, baik buku pelajaran maupun buku lain yang masih berhubungan dengan pelajaran sehingga mereka akan memiliki pengetahuan lebih jika dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki minat baca rendah. Begitu juga apabila minat membacanya
  • 6. 6    rendah, akan membawa hasil yang rendah pula. Siswa yang memiliki minat baca rendah hanya akan mengandalkan apa yang diberikan guru disekolah. Seorang siswa yang memiliki kegemaran membaca akan nampak lebih dewasa daripada teman sebayanya. Siswa tersebut akan lebih dewasa dalam hal bergaul dan berpikir. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh karena lebih tahan menghadapi berbagai tantangan. Hal itu terjadi karena daya kritis, kepekaan ilmiah, dan kepekaan sosial siswa akan berkembang sesuai dengan besarnya wawasan yang didapat dari kegiatan membaca Aktivitas membaca bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja secara rutin. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan. Dengan membaca membuat orang menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Melalui kegiatan membaca juga selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Upaya peningkatan aktivitas membaca siswa sangat erat kaitannya dengan keberadaan perpustakaan di sekolah. Perhatian terhadap keberadaan perpustakaan sekolah sering terabaikan. Padahal, keberadaan perpustakaan sekolah dalam upaya mendorong tumbuhnya minat dan kegemaran membaca sangat strategis. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan
  • 7. 7    pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar (Darmono, 2001:2). Pemanfaatan perpustakaan sekolah secara maksimal, diharapkan dapat mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh siswa, akan meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas kegiatan sehari-hari. Buku harus dicintai dan bila perlu dijadikan sebagai kebutuhan pokok siswa dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sumber belajar siswa baik dalam proses kegiatan belajar mengajar secara formal maupun non formal untuk membantu sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Namun pada kenyataannya, perpustakaan kurang mendapat tempat di lingkungan sekolah sendiri. Tidak banyak siswa yang memanfaatkan waktu luang atau jam- jam kosong pelajaran untuk membaca di perpustakaan. Perpustakaan hanya dikunjungi oleh siswa yang memerlukan informasi saja, sedang selebihnya memilih memanfaatkan sarana lain seperti internet untuk belajar. Hal ini menunjukkan kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan sebagai sarana belajar.
  • 8. 8    Minat siswa yang rendah terhadap perpustakaan dewasa ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perkembangan pusat-pusat informasi yang lebih menarik, perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment), acara televisi, status dan kedudukan perpustakaan, serta citra perpustakaan dalam pandangan siswa. Pada dasarnya, pihak sekolah bertanggungjawab ikut menumbuhkan minat baca bagi siswa, karena dari sanalah sumber kreatifitas siswa akan muncul. Sekolah harus mengajar anak-anak berpikir melalui budaya belajar yang menekankan pada memahami materi. Sedangkan perpustakaan menjadi fasilitas yang sangat penting perannya dalam menunjang proses pembelajaran tersebut. Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan sekolah tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca. Tingginya minat baca siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang meminjam buku di perpustakaan, dan siswa yang membaca di perpustakaan. Peningkatan minat baca siswa perlu ditunjang dengan fasilitas perpustakaan yang memadai, seperti jumlah dan mutu koleksi sesuai dengan kebutuhan pembaca, penataan yang rapi agar mempermudah temu balik informasi. Adapun koleksi bahan pustaka yang baik adalah yang dapat memenuhi selera, keinginan dan kebutuhan siswa. Kekuatan koleksi bahan pustaka itu merupakan daya tarik bagi
  • 9. 9    siswa, sehingga makin banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai perpustakaan dikunjungi siswa dan makin tinggi intensitas sirkulasi buku. Mengingat pentingnya membaca bagi siswa, sudah selanyaknya setiap siswa untuk membudayakan gemar membaca. Harapannya dengan banyak membaca buku pelajaran serta buku-buku lain yang masih berkaitan dengan pelajaran, prestasi belajar yang akan dicapai siswa tersebut akan lebih baik. Berdasarkan kondisi di atas maka penulis berminat untuk mengadakan penelitian yang berjudul "Korelasi Aktivitas Siswa Membaca Buku Perpustakaan Terhadap Minat Membaca Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X dan XI Unggulan SMA Plus PGRI Cibinong." 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh membaca buku perpustakaan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa-siswi SMA Plus PGRI Cibinong? 2. Bagaimana fasilitas dan koleksi buku perpustakaan dapat mempengaruhi minat membaca dan meningkatkan prestasi siswa-siswi SMA Plus PGRI Cibinong? 3. Bagaimana cara perpustakaan agar minat membaca siswa-siswi SMA Plus PGRI Cibinong meningkat sehingga prestasi juga dapat meningkat?
  • 10. 10    1.3 PEMBATASAN MASALAH Mengingat banyaknya hal yang terkait dalam identifikasi masalah dan karena keterbatasan yang ada maka, dalam penelitian ini permasalahan tersebut dibatasi pada: 1. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI Unggulan semester II tahun pelajaran 2010/2011. 2. Minat membaca yang dimaksud adalah jumlah buku yang biasa dibaca dalam satu bulan. 3. Prestasi belajar ditunjukkan dengan pendapat siswa mengain prestasi belajar mereka sendiri. 4. Buku yang dibaca adalah buku-buku yang terkait dengan pelajaran baik buku paket pelajaran, buku penunjang (seperti kamus, referensi) maupun buku-buku lain masih berhubungan dengan pelajaran. 1.4 PERUMUSAN MASALAH Adapun rumusan permasalahan yang disajikan berdasarkan latar belakang masalah adalah sebagai berikut: “Bagaimana korelasi antara aktivitas siswa membaca buku perpustakaan terhadap minat membaca dan prestasi belajar siswa kelas X dan XI Unggulan SMA Plus PGRI Cibinong semester II tahun pelajaran 2010/2011?”
  • 11. 11    1.5 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi aktivitas siswa membaca buku perpustakaan terhadap minat membaca dan prestasi belajar siswa pada SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI Unggulan semester II tahun pelajaran 2010/2011. 1.6 MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pendukung untuk penelitian sejenis dan usaha pengembangan lebih lanjut di masa yang akan datang. 2. Kegunaan praktis a. Bagi Penulis Penelitian dapat memperdalam wawasan penulis serta menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian. b. Bagi Perpustakaan Penelitian dapat memberikan masukan positif untuk mengevaluasi dan meningkatkan kelengkapan koleksi perpustakaan agar dapat mempengaruhi minat membaca dan meningkatkan prestasi siswa di sekolah.
  • 12. 12    c. Bagi Sekolah dan Guru Penelitian dapat memberikan pertimbangan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan dan dalam mendorong peningkatan aktivitas membaca buku-buku perpustakaan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta meningkatkan minat membaca siswa. d. Bagi Siswa Siswa dapat mengetahui pentingnya membaca bagi peningkatan prestasi belajar. e. Bagi Pembaca Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan akan pentingnya peranan membaca.
  • 13. 13    BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 AKTIVITAS MEMBACA a. Definisi Aktivitas artinya adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan. (Purwodarminto, 2002:17). Mengenai pengertian membaca banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya untuk mendefinisikan membaca. Membaca merupakan kegiatan kompleks dan sengaja, yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan dari luar. Membaca dalam hal ini berupa proses berfikir yang didalamnya terdiri dari berbagai aksi fikir yang bekerja secara terpadu mengarah pada satu tujuan yaitu memahami makna paparan yang tertulis secara keseluruhan (Ibrahim Bafadal, 1996:193). Membaca adalah proses psikologi yang melibatakan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami dan pengalaman membacanya. Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas membaca adalah keaktifan, kegiatan atau kesibukan untuk
  • 14. 14    memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata, pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami dan pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kesadaran dan kemauan sendiri dan mendapat imbalan berupa wawasan dan informasi dari hasil aktivitas membaca tersebut. b. Pentingnya Aktivitas Membaca Rendahnya aktivitas dan kegemaran membaca masyarakat Indonesia pada umumnya, dan siswa khususnya dan menjadi penyebab lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kegemaran membaca mempunyai nilai tinggi, mengasah nurani, memperkaya wawasan maka aktivitas membaca di kalangan siswa harus terus diusahakan agar ditingkatkan, karena siswa merupakan generasi penerus bangsa. Membaca pada era globalisasi informasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Aktivitas membaca merupakan alternatif yang dianggap paling baik untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Aktivitas membaca tidak hanya bisa dilakukan di kamar atau di perpustakaan yang sepi, yang hanya diisi bangku-bangku dan meja dari kayu keras dengan sejauh mata memandang hanya ada orang-orang berkacamata dan berpakaian kuno. Aktivitas membaca bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja secara rutin. Aktifitas membaca tidak dapat terlepas dari minat membaca. Menurut Lilawati (1988) minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk
  • 15. 15    memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata, pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami dan pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Ada hubungan linear antara motivasi baca dan minat baca seseorang. Semakin rendah tingkat motivasi baca seseorang, akan semakin rendah pula minat bacanya. Sebaliknya, kian tinggi tingkat motivasi baca seseorang, akan semakin tinggi pula minat bacanya. Minat membaca merupakan prasarat dan sekaligus merupakan ciri kemajuan suatu bangsa atau masyarakat. Bangsa atau masyarakat yang maju akan selalu menempatkan kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehingga tercipta masyarakat yang senang membaca (reading society). Ada hubungan timbal balik yang erat antara tingkat kemajuan suatu bangsa dengan minat membaca masyarakatnya. Hubungan ini dimungkinkan karena masyarakat yang gemar membaca pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar (learning society). Dalam masyarakat yang membaca dan belajar, buku-buku dan bahan-bahan bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang sangat penting (Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, 1991:40).
  • 16. 16    Membaca sangat penting dilakukan, bukan saja oleh orang dewasa melainkan juga anak. Seorang pelajar yang memiliki minat baca yang tinggi umumnya memiliki prestasi yang lebih bagus daripada yang memiliki minat baca rendah. Seorang anak yang memiliki kegemaran membaca akan nampak lebih dewasa daripada teman sebayanya. Lebih dewasa dalam hal bergaul dan berpikir. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh karena lebih tahan menghadapi berbagai tantangan. Ini terjadi karena daya kritis, kepekaan ilmiah, dan kepekaan sosial anak akan berkembang sesuai dengan potensinya sebagai konsekuensi logis dari besarnya wawasan yang ditimba dari kegiatan membaca. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Dengan membaca membuat orang menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Melalui kegiatan membaca selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Bagi seorang siswa sebagai kelompok inteIektual perlu memiliki sikap kritis dan analisasis dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan. Salah satu usaha pembentukan sikap itu adalah dengan cara banyak membaca. Dengan membaca orang membentuk kemampuan berpikir lewat proses menangkap gagasan/informasi, memahami, mengimajinasikan, mengekspresikan, mengalami pencerahan, dan menjadi kreatif.
  • 17. 17    Dalam abad elektronik, membaca semakin penting sebab informasi tertulis membanjir lewat buku maupun media elektronik Membaca buku adalah sarana utama untuk mengakses sumber informasi dan pengetahuan. Gemar membaca menyebabkan orang mandiri dalam mencari pengetahuan, tidak tergantung pada sekolah, les, training, seminar, dan sebagainya. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari aktivitas membaca menurut Gray & Roger (1995) antara lain : 1. Meningkatkan Pengembangan Diri Dengan membaca sesecrang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembangan dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. 2. Memenuhi Tuntutan Intelektual Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual. 3. Memenuhi Kepentingan Hidup Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. 4. Meningkatkan Minatnya Terhadap Suatu Bidang
  • 18. 18    Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca buku-buku tentang internet, akan meningkatkan minatnya untuk mempelajarinya lebih mendalam. 5. Mengetahui Hal-hal yang Aktual Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya : adanya gempa bumi, banjir, kebakaran dan peristiwa yang lain. c. Membina Minat Membaca Membaca tapi tidak memahami isi dari bacaannya, merupakan kecenderungan yang dialami banyak orang. Kondisi ini terjadi biasanya disebabkan oleh ketiadaan tujuan dari membaca. Sebagai contoh, seseorang mendadak rajin membaca ketika sudah mendekati masa ujian. Maka biasanya, karena diburu-buru waktu dan ada banyak buku yang harus dibaca, ia akan sulit mencerna dan memahami apa yang dibacanya. Jalan pintas yang akhirnya ditempuh adalah dengan menghapal sekuat tenaga beberapa bagian dari isi buku dengan harapan akan keluar saat ujian nanti. Aktivitas membaca yang demikian itu tentu saja tidak akan memperoleh banyak manfaat. Sebab sebenarnya seseorang yang membaca itu, paling tidak ia akan memperoleh informasi baru tentang apa yang dibacanya. Oleh karena itu, sedapat mungkin cara seseorang membaca, agar dapat memperoleh banyak manfaat, adalah: Pertama, membaca itu harus bertujuan. Membaca tanpa tujuan yang jelas, pemahaman terhadap bahan bacaan
  • 19. 19    menjadi tidak jelas. Dengan cara demikian, faedah membaca pun akan didapatkan. Kedua, selain untuk menumbuhkan kebiasaan membaca, membaca yang baik perlu juga ditopang oleh motivasi. Karena punya target atau tujuan tertentu, maka seseorang akan menjadi termotivasi untuk membaca buku-buku berkaitan dengan masalah yang menarik perhatiannya, sehingga mereka tidak hanya membaca, tetapi juga mencerna serta memahami isi dari bacaan yang dibaca. Inti dari tujuan membaca adalah supaya seseorang dapat membaca. Artinya, semakin banyak referensi bacaan yang dibaca, akan semakin memampu orang untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Setelah mengetahui secara mendalam dan mampu menjelaskannya, maka tidak tertutup kemungkinan bagi seseorang untuk dapat merumuskan solusi/jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Kemampuan diatas bukanlah kemampuan yang bisa didapat secara instan, meski ada buku-buku yang mengklaim diri bisa memberi solusi instan namun seringnya tanpa penjelasan karena belajar adalah sebuah proses. Kritis, itulah yang kita perlukan dalam membaca. Untuk menumbuhkan kegemaran membaca memerlukan usaha dari semua pihak, terutama keluarga untuk membuat suatu persepsi dalam keluarga bahwa dengan membaca akan memperoleh banyak keuntungan dan
  • 20. 20    manfaat. Institusi keluarga berperanan untuk melahirkan individu yang bukan saja gemar membaca tetapi menjadikan membaca sebagai budaya. Orang tua dalam hal ini memegang peranan yang luar biasa untuk bisa menanamkan pemikiran bahwa membaca itu perlu dan harus dijadikan kegiatan rutin untuk mempersenjatai anggota keluarga dengan informasi dan materi yang bisa digunakan untuk menjawab setiap tantangan yang ada di lingkungan. Peranan ini sangat diperlukan untuk memenuhi perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan mental anak-anak. d. Meningkatkan Minat Membaca Untuk meningkatkan aktivitas membaca diperlukan peran aktif dari semua komponen yang ada baik pemerintah, masyarakat, keluarga serta instansi pengelola perpustakaan. a. Peranan Pemerintah Pemberantasan buta huruf sangat berkaitan erat dengan kewajiban pemerintah dalam menjamin pendidikan warga negaranya. Dalam hal ini, pemerintah harus menjamin pendidikan yang berkualitas, terjangkau, dimana termasuk di dalamnya ketersediaan buku berkualitas yang murah dan dapat di-akses publik secara mudah.
  • 21. 21    Oleh sebab itu, pemerintah dituntut sebagai regulator, inisiator, eksekutor, serta dinamisator bagi terjaminnya perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional. 1. Sebagai Regulator Pemerintah dituntut untuk dapat menghasilkan peraturan-peraturan maupun kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suatu kondisi yang positif dan sehat bagi para pembaca dengan tetap memberi kesempatan bagi berkembangnya industri perbukuan yang adil, transparan dan bertangggung jawab. Seperangkat peraturan yang mampu mengayomi semua kepentingan, terutama di satu sisi, kepentingan sosial bagi masyarakat, dan di sisi lain, kepentingan ekonomi bagi para pengusaha. Keduanya harus bersinergi secara postif sehingga tercipta suatu keseimbangan dan keharmonisan dimana tujuan akhirnya adalah untuk mencerdaskan bangsa. 2. Sebagai Insiator Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam mendorong dan melakukan perubahan yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan secara nasional. Pemerintah harus mau mengambil inisiatif yang positif, bagi ketersediaan buku-buku bermutu dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
  • 22. 22    Hal ini mencakup pula kewajiban pemerintah untuk mengambil inisiatif terhadap kemungkinan terjadinya kevakuman ketersediaan buku, akibat liberalisasi pasar maupun sebab lain diluar kendali pemerintah. 3. Sebagai Eksekutor Pemerintah berkewajiban untuk menjalankan segala peraturan dan perundang-undangan yang ada dengan semaksimal mungkin sehingga tercapai suatu korelasi yang positif dan nyata antara tataran kebijakan dengan realitas yang ada. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu mendeteksi setiap bentuk penyimpangan yang kontra produktif sehingga pada akhirnya merugikan masyarakat pembaca. 4. Sebagai Dinamisator Pemerintah harus mampu menciptakan suatu kondisi yang dinamis dimana interaksi antara industri buku dengan pembaca buku berjalan seiring dalam sistem simbiotik mutualisme. Hubungan yang energik dan dinamis harus menjadi roh utama antara penulis, penerbit dan pembaca sehingga memungkinkan terciptanya sebuah ruang yang kondusif bagi tumbuh kembangnya aktivitas baca masyarakat
  • 23. 23    dengan ketersediaan buku yang layak, berkualitas dengan harganya terjangkau. b. Peranan Masyarakat Peran masyarakat dalam menumbuhkan budaya gemar membaca, merupakan sebuah kebutuhan yang tidak terhindarkan dalam menciptakan masyarakat yang sadar membaca. Masyarakat dapat mengambil porsi tersendiri, melalui berbagai bentuk kegiatan maupun penyediaan ruang-ruang publik yang mendorong anggotanya untuk memanfaatkan ruang dan waktu yang tersedia, dengan membaca. Budaya membaca harus menjadi budaya masyarakat, baik melalui kampanye-kampanye nyata maupun melalui pertemuan- pertemuan yang bersifat informal maupun formal. Kegiatan gemar membaca harus dilakukan secara terus menerus berkesinambungan tanpa henti, sehingga menjadi sebuah ritual baru. Pengadaan perpustakaan umum maupun perpustakaan keliling, merupakan sebuah contoh untuk melangkah lebih maju dalam mendorong masyarakat yang gemar membaca. c. Peranan Keluarga Peranan keluarga dalam meningkatkan minat dan aktivitas membaca adalah sangat penting dan mendasar sekali. Disinilah pada dasarnya letak dan arah kemajuan bangsa dapat diraih.
  • 24. 24    Keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan minat dan kegemaran membaca anak. Keluarga adalah sarana yang tepat bagi persemaian watak, perilaku dan kecerdasan mengingat seluruh anggotanya dimungkinkan dapat berinteraksi secara intensif, bebas dan dinamis. Oleh sebab itu dalam, menumbuhkan minat dan kegemaran membaca, maka harus dimulai dari lingkungan keluarga sebagai unsur terpenting dalam sebuah komunitas masyarakat. Keluarga mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan perkembangan kecerdasan anggota keluarga. Kecerdasan seorang anak sangat ditentukan oleh dua faktor mendasar, yaitu: 1. Pola makan yang menyangkut nilai gizi bagi perkembangan otak termasuk didalamnya dalam masa kehamilan serta pertumbuhan bagi perkembangan kecerdasan otak. 2. Kebiasaan atau budaya yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga, menyangkut proses pembelajaran semenjak anak-anak hingga dewasa. Kedua faktor ini akan terkait satu sama lain, sehingga saling mempengaruhi dan menentukan. Kecerdasan seseorang tidak dapat diabaikan dari nilai gizi makanan yang di konsumsinya
  • 25. 25    dimana zat-zat tertentu sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak dimasa pertumbuhan. Begitu juga dengan kebiasaan membaca yang merupakan bagian dari proses pembelajaran yang panjang, memerlukan alokasi waktu dan usaha yang memadai. Ayah dan Ibu adalah contoh terbaik kepada anak-anak untuk mewujudkan budaya gemar membaca di kalangan anggota keluarga. Keduanya perlu terlebih dahulu memberikan contoh keteladanan gemar membaca agar membentuk sikap positif anak terhadap aktivitas membaca terutama membaca bahan bacaan yang berkualitas. Sikap positif ini akan melahirkan anggota keluarga yang menghargai buku dan ilmu serta memastikan membaca untuk kemajuan diri dan keluarga. d. Peranan Pihak Perpustakaan Usaha-usaha lain yang harus dilakukan dari pihak perpustakaan sebagai penyedia bahan bacaan adalah pengelola perpustakaan sekolah juga perlu menciptakan kiat-kiat atau terobosan-terobosan untuk memajukan perpustakaannya, misalnya bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan lain, pusat perbukuan, penerbit, toko buku, media cetak, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Penataan ruang perpustakaan yang nyaman serta pengayaan fasilitas perpustakaan perlu diupayakan agar siswa sebagai pengunjung merasa betah berada di ruang perpustakaan. Yang
  • 26. 26    dimaksud fasilitas perpustakaan dalam hal ini adalah tersedianya sebuah ruang audio yang dilengkapi dengan proyektor, tape recorder, perangkat OHP, in focus, perangkat komputer, dan fasilitas lainnya. Hal lain yang tidak kalah penting adalah, pertama memperhatikan koleksi buku, artinya pengelola perpustakaan harus jeli dalam memilih judul buku dan senantiasa memperbaiki koleksi buku-bukunya. Kedua, memperhatikan penyusunan buku-buku sesuai sistem yang digunakan, hal ini agar pengunjung perpustakaan mudah mendapatkan bahan bacaan yang diperlukannya. 2.2 PERPUSTAKAAN SEKOLAH a. Definisi Perpustakaan berarti kumpulan buku-buku bacaan (Purwodarminto, 2002: 782). Ketika mendengar kata perpustakaan, pasti langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi jika diperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan. Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru dikalangan masyarakat, dimana-mana telah diselenggaran perpustakaan. Tetapi walaupun bukan
  • 27. 27    merupakan hal baru masih banyak yang mendefinisikan yang salah terhadap perpustakaan. Menurut Rohanda (2000) banyak batasan atau pengertian tentang perpustakaan yang disampaikan oleh para pakar di bidang perpustakaan. 1. Menurut kamus “The Oxford English Dictionary” Kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan” 2. Pengertian perpustakaan pada abad ke-19 “Suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu”. Dalam perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. 3. Pada tahun 1970 The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumentasi dan pusat rujukan“.
  • 28. 28    4. Menurut pengertiannya yang mutakhir, Keputusan Presiden RI nomor 11 “Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional”. Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya. Adapun ciri-ciri perpustakaan yang dirinci adalah: 1. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja. 2. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka. 3. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai. 4. Perpustakaan sebagai sumber informasi. Berdasarkan ciri pokok tersebut maka arti perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan pustaka.baik berupa buku-buku maupaun bukan buku yang diatur secara
  • 29. 29    sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakai (Ibrahim Bafadal, 1996:2-3). Apabila ditinjau dari sudut tujuan, fungsi serta pemakainya maka secara garis besar ada lima perpustakaan yaitu perpustakaan nasional, perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum, dan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan disekolah guna menunjang program belajar mengajar dilembaga formal tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah baik umum maupun lanjutan. Ibrahim Bafadal (1992:4) menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasikan didalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru yang dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang dapat diambil dari salah seorang guru. Berdasarkan pengertian diatas perpustakaan sekolah adalah sebagai unit kerja dari suatu lembaga yang bernama sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan baik oleh guru maupun siswa disekolah tersebut. b. Tujuan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan
  • 30. 30    kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Perpustakaan sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala guru, serta karyawan yang ada dilingkungan sekolah. c. Fungsi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah. b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan). Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat (Long Life Education). Menurut Imade Wardita perpustakaan memiliki sejumlah fungsi yaitu fungsi edukatif, informatif, rekreatif, dan inspiratif (Buletin Pusat Perbukuan No.4/1998):
  • 31. 31    1. Fungsi Edukatif Perpustakaan sekolah, menyediakan buku-buku fiksi dan non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan siswa untuk belajar sendiri tanpa bimbingan guru. Karena sebagian besar pengadaan buku disekolah disesuaikan dengan kurikulum sekolah. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan bacaan lain seperti majalah, Koran bulletin, pamplet, peta dan lain sebagainya. Semua itu akan dapat memberikan informasi dan keterangan yang beragam sesuai dengan yang diperlukan siswa. 3. Fungsi Tanggungjawab Administrasi Fungsi ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari diperpustakaan sekolah dimana setiap peminjaman dan pengembalian harus selalu dicatat oleh petugas perpustakaan. Apabila ada siswa yang terlembat mengembalikan akan mendapat denda atau apabila menghilangkan buku yang dipinjam maka ia harus menggantinya baik dengan cara membeli baru ataupun difotocopy. Semua itu akan mendidik dan membiasakan untuk bertanggung jawab. 4. Fungsi Rekreasi
  • 32. 32    Perpustakaan sekolah dapat pula berfungsi sebagai rekreasi. Hal ini bukan berarti secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat rekreasi tertentu akan tetapi secara psikologis. Sebagai contoh seorang siswa membaca cerita tentang “Pulau Bali” didalam buku itu dikemukakan keindahan panorama Bali selain itu dipertegas dengan gambar-gambar sehingga sangat menarik. Dengan demikian secara psikologis dengan membaca buku tersebut siswa dapat merasa telah melakukan rekreasi ke Pulau Bali. 5. Fungsi Riset Tersedianya buku-buku bahan bacaan yang lengkap akan dapat memberikan panduan bagi siswa maupun guru untuk melakukan riset mengenai berbagai macam hal. d. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Pengelolaan perpustakaan sekolah membutuhkan perencanaan yang matang dalam berbagai macam hal, antara lain: 1. Pemilihan Bahan Pustaka Proses melakukan pengadaan bahan pustaka harus disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pemakai perpustakaan dan tidak bertentangan dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah, serta bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan kemajuan yang baik. 2. Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka.
  • 33. 33    Usaha pengadaan koleksi bahan pustaka dapat dilakukan dengan berbagaiu cara yaitu: a. Pembelian Jalan ini adalah jalan yang ideal dalam pengadaan koleksi bahan pustaka, sebab ada kebebasan dalam menentukan pilihan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan. b. Hadiah Hadiah atau pemberian dapat diperoleh dari instansi pemerintah maupun swasta, perorangan berupa kenang- kenangan tanda terimakasih dan sebagainya. c. Tukar Menukar Bagi sekolah yang mampu menerbitkan buku atau memiliki penerbitan sendiri dapat dipergunakan untuk tukar menukar bahan pustaka dengan penerbit lain. Hal ini akan menjadikan koleksi bahan pustaka perpustakaan bertambah. 3. Inventarisasi Bahan Pustaka Setelah buku diterima baik dari yang pembelian, hadiah, tukar menukar, maka secepatnya diberiakan tanda kepemilikan dengan memberi cap atau stempel pada halaman tertentu secara konsisten, misalnya pada halamn judul, ditengah atau pada halaman terakhir,
  • 34. 34    kemudian dicatat dalam buku induk. Dalam buku induk memuat nomor urut, tanggal penerimaan, pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, asal buku, jumlah, harga dan keterangan lain. 4. Klasifikasi Klasifikasi adalah pengelompokan buku menurut bidang ilmu masing-masing. Klasifikasi ini berfungsi untuk agar pelayanan diperpustakaan dapat dilaksanakan dengan mudah cepat dan tepat. 5. Katalogisasi Katalog adalah daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Fungsi katalog untuk mempermudah mencari letak buku pada kelompok nama buku itu diperoleh. 6. Menyusun Bahan Pustaka Bahan pustaka yang telah selesai diolah dan siap dipakai dapat disusun pada rak-rak buku, rak majalah, rak kamus dan rak surat kabar. 7. Pelayanan Pelayanan pemakaian perpustakaan meliputi sirkulasi yang menyangkut peminjaman dan pengembalian buku. Dalam peminjaman maupun pengembalian buku ada persyaratan yang harus dipatuhi e. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan didirikan bukan hanya sekedar melayani peminjaman buku-buku pelajaran bagi siswa tetapi siswa harus dapat dimanfaatkan untuk
  • 35. 35    mengasah otak, menambah pengetahuan dengan memperbanyak aktivitas membaca buku-buku yang ada didalamnya, baik buku pelajaran maupun buku lain yang masih berkaitan dengan pelajaran di sekolah. 2.3 PRESTASI BELAJAR a. Definisi Prestasi adalah hasil yang dicapai atau di lakukan (Poerwodarminto, 1976:780). Prestasi adalah hasil belajar/kerja semaksimal mungkin. Hasil belajar adalah hasil aktivitas manusia dalam bidang tertentu dan aktivitas itu terlaksana semaksimal mungkin. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dalam lingkungannya. Belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh kebiasaan ilmu pengetahuan dan sikap yang terutama diperoleh disekolah sehingga tercapai perubahan tingkah laku yang diharapkan. Hamalik (2001:27) mengemukakan tentang belajar sebagai berikut: belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Selain itu dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Djamarah (1995:44) belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Menurut Gagne dalam (1977) menyatakan bahwa “Belajar
  • 36. 36    terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance- nya) berubah dari waktu sebelum mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. Menurut Morris L Bigge dikutip oleh Max Darsono (2001:3) belajar adalah perubahan yang menetapkan dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara grafis. Sedangkan menurut Marle J Moskowitz dan Arthur R Orgel yang juga dikutip oleh Max Darsono (2001:3) belajar adalah perubahan perilaku yang sebagai langsung dari pengalaman dan bukan akibat dari hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir. Dari definisi diatas belajar adalah terjadi perubahan dari diri orang yang belajar karena pengalaman. Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku. Unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar antara lain: 1. Pembelajaran berupa peserta didik, pembelajaran warga belajar dan peserta pelatihan 2. Rangsangan yaitu peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajaran 3. Memori berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan ketrampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya
  • 37. 37    4. Respon adalah tindakan yang dihasilkan dari aktivitas memori Adapun faktor-faktor yang saling mempengaruhi dalam belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor Individual (Dari dalam diri seseorang) a. Kematangan/pertumbuhan b. Kecerdasan/inteligensi c. Latihan/ulangan d. Motivasi e. Karakter Individu/faktor pribadi 2. Faktor Sosial (Dari luar individu) a. Faktor keluarga/keadaan rumah tangga b. Guru dan cara mengajarnya c. Alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar d. Lingkungan dan kesempatan yang tersedia e. Motivasi sosial. Aktivitas belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi secara sadar situasi stimulus dengan isi memori sebagai perilakunya berubah dari waktu sebelumnya dan setelah adanya situasi stimulus. Menurut Rachman Natawidjaja (1984:14) telah dikemukakan mengenai ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar sebagai berikut: a. Perubahan yang terjadi secara sadar
  • 38. 38    Individu yang belajar akan menyadari dan merasakan adanya perubahan dalam dirinya. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan dan berguna bagi proses belajar berikutnya. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan negatif Dalam belajar perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif artinya perubahan itu terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
  • 39. 39    Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar, meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya. Berdasarkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar berarti belajar menyangkut proses belajar dan hasil belajar. Hasil dari belajar sangat terkait dengan prestasi belajar pada individu. Hasil belajar merupakan cerminan pencapaian prestasi individu dalam proses belajar dan pembelajaran. Prestasi hasil belajar dapat pula diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Depdikbud, 1990:23). Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa sekolah yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai hasil suatu individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor (Rachman Natawidjaja , 1984:16) yaitu: 1. Faktor Internal a. Faktor Jasmaniah (Fisiologis) Meliputi penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan lain sebagainya.
  • 40. 40    b. Faktor Psikologis • Faktor Intelektif Meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat dan faktor kecakapan yaitu prestasi yang telah dimiliki. • Faktor Non-Intelektif Meliputi unsur-unsur kepribadian tertentu seperti: sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. c. Faktor Kematangan Fisik dan Psikis 2. Faktor Eksternal Meliputi faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan fisik dan lingkungan spiritual atau keagamaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang menyeluruh baik perubahan kognitif, afektif, psikomotorik pada individu dan perubahan-perubahan itu sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya sehingga akan mengarah pada perubahan tingkah laku yang diharapakan. Faktor-faktor tersebut diatas saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung pada diri individu untuk mencapai prestasi belajar. Biasanya prestasi belajar itu ditunjukkan dengan nilai raport yang telah dicapai. b. Prinsip-Prinsip Belajar
  • 41. 41    Secara umum prinsip belajar adalah sebagai berikut: 1. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku. 2. Hasil belajar ditandai dengan perubahan aspek tingkah laku. 3. Belajar merupakan suatu proses. 4. Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang hendak dicapai. 2.4 Korelasi Membaca Buku di Perpustakaan dengan Minat Membaca dan Prestasi Belajar Siswa Membaca buku adalah keaktifan, kegiatan atau kesibukan untuk memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata, pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami dan pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kesadaran dan kemauan sendiri dan mendapat imbalan berupa wawasan dan informasi dari hasil aktivitas membaca tersebut. Minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca, dan kesadaran akan manfaat membaca. Sementara itu, prestasi belajar merupakan hasil belajar yang tergambar pada laporan hasil belajar siswa (rapor). Dengan demikian, korelasi membaca buku di perpustakaan dengan minat membaca dan prestasi belajar siswa adalah hubungan membaca buku di perpustakaan dengan kesenangan membaca dan prestasi belajar siswa.
  • 42. 42    BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 4.1 METODE PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan cara penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang tersusun dalam angket kuisioner, dan juga berupa data kuantitatif. Yaitu data yang terkumpul dalam bentuk angka. Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus dikerjakan atau dijawab oleh orang yang meliputi angket tersebut. Dengan metode ini, hasilnya akan membuktikan ada atau tidaknya hubungan masalah yang diteliti pada siswa siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI Unggulan semester II tahun pelajaran 2011/2012. 4.2 TEKNIK PENELITIAN 3.2.1. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari tiga sumber, yakni data nilai angket kebiasaan atau minat membaca siswa, angket tentang pandangan siswa terhadap keberadaan perpustakaan dan pemanfaatan mereka dalam menggunakannya, serta tentang prestasi siswa dan hubungannya dengan kegiatan membaca di perpustakaan.
  • 43. 43    Penulis terlebih dahulu membagikan angket/kuesioner tentang kebiasaan atau minat membaca siswa yang berjumlah 10 pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, D, atau E. Instrumen angket ini digunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan 5. Skor 1 untuk jawaban E, skor 2 untuk jawaban D, skor 3 untuk jawaban C, skor 4 untuk jawaban B, dan skor 5 untuk jawaban A. Jadi masing-masing pilihan jawaban itu dimaksudkan untuk melambangkan perbedaan kadar atau kualitas kebiasaan atau minat membaca yang dimiliki siswa secara tafsiran kuantitatif. Setelah itu, penulis memberikan angket yang kedua. Angket ini berisi tentang pandangan siswa terhadap keberadaan perpustakaan dan pemanfaatan mereka dalam menggunakannya. Berjumlah 10 pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, atau D. Instrumen angket ini digunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan 4. Skor 1 untuk jawaban D, skor 2 untuk jawaban C, skor 3 untuk jawaban B, dan skor 4 untuk jawaban A. Jadi masing-masing pilihan jawaban itu akan melambangkan penting atau tidaknya keberadaan perpustakaan untuk para siswa secara tafsiran kuantitatif. Kemudian kembali memberikan angket yang terakhir. Angket ini berisi tentang prestasi siswa dan hubungannya dengan kegiatan membaca di perpustakaan. Angket ini berisi dengan pertanyaan singkat dengan jumlah sepuluh pertanyaan. Dengan kriteria penilaian
  • 44. 44    setiap jawaban akan memperlihatkan hubungan prestasi siswa di sekolah dengan membaca di perpustakaan. 3.2.2. Teknik Pengolahan Data Data penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik stastistik dan kualitatif. Pengolahan data dengan menggunakan teknik statistik berupa nilai mentah dari angket/kuisioner yang berbentuk pilihan ganda. Nilai tersebut akan disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan penulis akan menghitung nilai rata-rata (mean). Sedangkan data yang diolah dengan teknik kualitatif, merupakan jawaban siswa dari angket/kuisioner yang berbentuk essay dengan 10 pertanyaan. Jawaban tersebut akan diteliti dan ditarik kesimpulan dari setiap jawaban. 4.3 POPULASI DAN SAMPEL 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI Unggulan semester II tahun pelajaran 2010/2011. Terdiri dari 5 kelas, yaitu kelas XI IPA Unggulan 1, XI IPA Unggulan 2, X Unggulan 3, dan X Unggulan 4. Dengan jumlah siswa 141 orang. Namun peneliti tidak akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan, melainkan hanya mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu banyak.
  • 45. 45    3.3.2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel Nonprobabilita. Dengan jenis, Purposive Sampling. Karena penelitian dilakukan dengan sengaja oleh peniliti atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan masalah penelitian. Sampel yang akan diteliti sejumlah 20 orang.
  • 46. 46    BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Berikut ini adalah data yang dikumpulkan penulis dari tiga sumber, yakni data angket pilihan ganda kebiasaan membaca, data nilai angket pilihan ganda mengenai perpustakaan, dan angket essay mengenai prestasi belajar siswa. Tabel 1 JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA Nama Siswa Kelas Soal Nomor Jumlah Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MV X. U3 3 3 2 3 2 2 3 5 2 4 29 Cukup NS X. U3 4 3 4 3 2 2 3 5 5 5 36 Tinggi AK X. U3 4 4 5 3 3 3 3 5 5 5 40 Tinggi AH X. U3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 34 Tinggi DF X. U4 4 3 2 4 2 3 3 3 5 4 33 Tinggi MS X. U4 5 5 4 3 5 3 3 5 5 5 43 Sangat Tinggi IA X. U4 5 3 3 3 3 2 2 3 4 5 33 Tinggi DO X. U4 5 3 5 4 3 3 3 3 5 5 39 Tinggi ML XI IPA U1 5 3 4 3 2 2 3 4 5 4 36 Tinggi AA XI IPA U1 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 45 Sangat Tinggi FD XI IPA U1 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 46 Sangat Tinggi YM XI IPA U1 3 3 3 3 1 2 4 4 5 3 31 Tinggi
  • 47. 47    Keterangan: Nilai = 41 – 50 (Minat Membaca Sangat Tinggi) Nilai = 31 – 40 (Minat Membaca Tinggi) Nilai = 21 – 30 (Minat Membaca Cukup/Sedang) Nilai = 11 – 20 (Minat Membaca Rendah) Nilai = 0 – 10 (Minat Membaca Sangat Rendah) AD XI IPA U1 3 3 4 3 2 1 4 5 2 5 32 Tinggi FN XI IPA U1 4 4 3 3 3 2 3 5 5 4 36 Tinggi AW XI IPA U2 5 5 5 5 1 2 2 3 1 3 32 Tinggi WA XI IPA U2 5 5 4 5 2 2 3 5 5 5 41 Sangat Tinggi IA XI IPA U2 4 3 5 3 3 3 3 4 4 4 36 Tinggi AA XI IPA U2 3 3 5 3 3 3 3 5 5 5 38 Tinggi AP XI IPA U2 4 4 5 3 3 3 4 4 5 4 39 Tinggi AA XI IPA U2 3 3 3 3 3 1 4 4 2 3 29 Cukup Jumlah 728
  • 48. 48    Tabel 2 JAWABAN ANGKET PERPUSTAKAAN Nama Siswa Kelas Soal Nomor Jumlah Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MV X. U3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 25 Cukup Penting NS X. U3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34 Penting AK X. U3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 33 Penting AH X. U3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 32 Penting DF X. U4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 4 33 Penting MS X. U4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 39 Penting IA X. U4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 34 Penting DO X. U4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32 Penting ML XI IPA U1 2 1 3 4 3 4 2 3 4 4 30 Cukup Penting AA XI IPA U1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 Penting
  • 49. 49    Keterangan: Nilai = 31 – 40 (Perpustakaan Penting) Nilai = 21 – 30 (Perpustakaan Cukup Penting) Nilai = 11 – 20 (Perpustakaan Tidak Penting) Nilai = 0 – 10 (Perpustakaan Sangat Tidak Penting) FD XI IPA U1 3 2 3 4 3 1 3 4 4 4 31 Penting YM XI IPA U1 1 1 4 3 1 3 2 3 3 2 23 Cukup Penting AD XI IPA U1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 Cukup Penting FN XI IPA U1 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 32 Penting AW XI IPA U2 4 4 3 2 2 2 1 3 4 1 26 Cukup Penting WA XI IPA U2 4 3 3 3 4 1 3 1 4 4 30 Cukup Penting IA XI IPA U2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 33 Penting AA XI IPA U2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 33 Penting AP XI IPA U2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 33 Penting AA XI IPA U2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 24 Penting Jumlah 624
  • 50. 50    Deskripsi Data Setelah Penulis memperoleh data sampel penelitian dalam hal kebiasaan membaca dan opini tentang pentingnya perpustakaan dari siswa kelas unggulan SMA Plus PGRI Cibinong, Penulis dapat mengetahui rata-rata tingkat kebiasaan membaca siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 36,4. Begitu pula dengan opini siswa tentang pentingnya perpustakaan. Para siswa yang menganggap perpustakaan sangat penting tergolong tinggi dengan rata- rata skor 31,2. 4.2 Analisis Data
  • 51. 51    Data yang telah dikumpulkan kemudian Penulis olah kembali dengan menganalisis setiap pertanyaan untuk mengetahui berapa orang yang menjawab pertanyaan A, B, C, D, atau E pada angket kebiasaan membaca dan berapa orang yang menjawab A, B, C,atau D pada angket perpustakaan. 1. Angket Kebiasaan/Minat Membaca Tabel 3 JAWABAN TIAP PERTANYAAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA Soal Pilihan A B C D E 1. Bagaimanakah perasaan anda apabila keinginan membaca dapat tersalurkan? 8 7 5 0 0 2. Tingkat keinginan anda untuk membaca cenderung termasuk pada kategori mana? 4 5 11 0 0 3. Bagian/rubrik surat kabar yang paling disenangi adalah ……….. 7 8 4 1 0 4. Bagaimanakah perasaan anda bilamana novel sastra (seperti novel Pramoedya Ananta Toer) itu beredar sangat luas di masyarakat dan mudah dijangkau? 3 3 14 0 0 5. Berapa rata-rata jumlah bacaan yang anda baca perminggu? 2 1 8 7 2 6. Rata-rata tingkat frekuensi anda pergi membeli buku setiap bulannya? 0 0 9 9 2 7. Bagaimanakah anda dengan kesempatan untuk membaca di rumah? 1 6 11 2 0 8. Bagi anda, munculnya dorongan untuk membaca terutama adalah …………… 10 6 4 0 0 9. Anda terdorong untuk membaca. Kerana jenis alasan ……………. 13 2 1 3 1 10. Menurut anda, kegiatan membaca buku itu ………….. 10 7 3 0 0
  • 52. 52    Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa; pada pertanyaan nomor 1, siswa yang memilih jawaban A sebanyak 40%, jawaban B 35%, C 25% dan untuk jawaban D dan E sebanyak 0%. Artinya, 40% siswa sangat senang bila mereka dapat menyalurkan keinginan mereka untuk membaca, 35% merasa senang, dan 25% siswa merasa biasa saja. Pada pertanyaan kedua, sebanyak 20% siswa mempunyai kategori keinginan membaca yang cenderung kuat, 25% termasuk dalam kategori kuat, dan 55% termasuk dalam kategori biasa saja. Pertanyaan ketiga, 35% siswa lebih menyukai bagian/rubrik sastra budaya (cerpen, puisi, cerita bersambung) pada surat kabar, 40% lebih menyukai profil tokoh, 20% lebih menyukai opini (artikel-artikel, karangan lepas), dan 5% siswa lebih menyukai bagian konsultasi/tanya jawab. Pertanyaan keempat, sebanyak 15% siswa merasa sangat senang bila novel sastra dapat beredar sangat luas di masyarakat dan mudah dijangkau, 15% merasa senang, dan 70% siswa merasa biasa saja. Pertanyaan kelima, 10% siswa rata-rata membaca lebih dari 5 judul buku perminggu, 5% membaca antara 4-5 judul, 40% membaca 2-3 judul, 35% membaca kira-kira 1 judul buku, dan 10% siswa tidak membaca 1 judulpun dalam seminggu.
  • 53. 53    Pertanyaan keenam, sebanyak 45% siswa membeli 3-2 buku setiap bulannya, 45% membeli 1 buku, dan 10% siswa tidak membeli satu bukupun dalam satu bulan. Pertanyaan ketujuh, 5% siswa mempunyai kesempatan yang sangat tersedia untuk membaca di rumah, 27% mempunyai kesempatan yang cukup tersedia, 50% siswa terkadang mempunyai cukup kesempatan dan terkadang tidak, 9% tidak cukup tersedia kesempatan untuk membaca, dan 9% sangat tidak cukup tersedia kesempatan untuk membaca. Pertanyaan kedelapan, 50% siswa mempunyai dorongan untuk membaca terutama demi rasa ingin tahu dan terhibur, 30% demi mendapatkan manfaat dan untuk iseng, dan 20% demi mengisi waktu luang. Pertanyaan kesembilan, sebanyak 65% siswa terdorong untuk membaca karena alasan demi meningkatkan pengembangan diri, 10% demi kebutuhan harga diri, 5% karena terpengaruh orang lain, 15% demi penyelesaian tugas agar nilai aman, 5% demi mendapat imbalan jasa. Pertanyaan kesepuluh, 50% siswa menganggap kegiatan membaca itu sangat perlu dan sangat penting, 35% menganggap perlu dan penting, 15% menganggap kegiatan membaca itu biasa saja.
  • 54. 54    2. Angket Perpustakaan Tabel 4 JAWABAN TIAP PERTANYAAN ANGKET PERPUSTAKAAN Nama Siswa Kelas Soal Nomor Jumlah Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MV X. U3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 25 Cukup Penting NS X. U3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34 Penting AK X. U3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 33 Penting AH X. U3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 32 Penting DF X. U4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 4 33 Penting MS X. U4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 39 Penting IA X. U4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 34 Penting DO X. U4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32 Penting ML XI IPA U1 2 1 3 4 3 4 2 3 4 4 30 Cukup Penting AA XI IPA U1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 Penting FD XI IPA U1 3 2 3 4 3 1 3 4 4 4 31 Penting YM XI IPA U1 1 1 4 3 1 3 2 3 3 2 23 Cukup Penting AD XI IPA U1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 Cukup Penting FN XI IPA U1 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 32 Penting AW XI IPA U2 4 4 3 2 2 2 1 3 4 1 26 Cukup Penting WA XI IPA U2 4 3 3 3 4 1 3 1 4 4 30 Cukup Penting IA XI IPA U2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 33 Penting AA XI IPA U2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 33 Penting
  • 55. 55    Pertanyaan pertama, 25% siswa mengunjungi perpustakaan lebih dari 4 kali dalam satu bulan, 40% mengunjungi minimal satu atau dua kali, 30% siswa mengunjungi perpustakaan hanya bila diwajibkan untuk ke perpustakaan, dan 5% siswa tidak pernah mengunjungi sama sekali. Pertanyaan kedua, sebanyak 20% siswa biasanya membaca atau meminjam buku bila berada di perpustakaan, 45% siswa belajar individu atau kelompok, 25% siswa mengerjakan tugas karena referensi buku yang diminta ada di perpustakaan, 10% hanya ikut-ikut teman yang pergi ke perpustakaan. Pertanyaan ketiga, 25% siswa menganggap fasilitas yang tersedia di perpustakaan sudah sangat memadai, 65% menganggap fasilitas cukup memadai, dan 10% menganggap fasilitas di perpustakaan biasa saja. Pertanyaan keempat, 60% siswa menganggap ruangan perpustakaan sudah sangat baik, 35% merasa cukup baik, dan 5% merasa ruangan perpustakaan biasa saja. Pertanyaan kelima, sebanyak 25% siswa berpendapat bahwa koleksi buku di perpustakaan kurang menarik dan lengkap, 55% AP XI IPA U2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 33 Penting AA XI IPA U2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 24 Penting
  • 56. 56    berpendapat koleksi buku menarik namun masih kurang lengkap, 10% siswa berpendapat koleksi buku di perpustakaan biasa saja, seperti pada perpustakaan pada umumnya, dan 10% siswa berpendapat bahwa koleksi buku perpustakaan cukup menarik namun tidak berpengaruh untuk minat membacanya yang rendah. Pertanyaan keenam, 20% siswa berpendapat bahwa pustakawan di sekolah sudah sangat profesional, 40% berpendapat cukup profesional, 25% berpendapat biasa saja, dan 15% berpendapat pustakawan masih kurang profesional. Pertanyaan ketujuh, sebanyak 20% siswa merasa dengan membaca buku di perpustakaan akan sangat berpengaruh pada minat membaca dan membuat minat membaca meningkat, 45% siswa merasa cukup berpengaruh, 30% siswa merasa biasa saja dan kemungkinan berpengaruh dengan minat membaca sangat sedikit, dan 5% siswa merasa dengan membaca buku di perpustakaan tidak akan berpengaruh pada minat membaca. Pertanyaan kedelapan, 30% siswa berpendapat dengan membaca buku di perpustakaan, prestasi belajar akan meningkat, 55% berpendapat prestasi belajar cukup meningkat, 10% siswa berpendapat pengaruh membaca buku di perpustakaan dengan prestasi belajar biasa saja, 5%
  • 57. 57    siswa berpendapat bahwa membaca buku di perpustakaan tidak berpengaruh sama sekali dengan peningkatan prestasi belajar. Pertanyaan kesembilan, sebanyak 80% siswa menganggap keberadaan perpustakaan sangat penting dan fasilitas yang wajib dimiliki suatu sekolah, 15% menganggap keberadaan perpustakaan cukup penting untuk beberapa pelajaran yang memberi tugas dengan referensi suatu buku, dan 5% siswa menganggap bahwa keberadaan perpustakaan biasa saja, hanya sebagai formalitas. Pertanyaan kesepuluh, 65% siswa berpendapat agar banyak siswa mengunjungi perpustakaan, maka koleksi buku perpustakaan ditambah dan setiap bulannya ada banyak buku yang baru, dan buku baru tersebut adalah buku yang juga baru terbit, 25% siswa berpendapat agar ruangan perpustakaan dibuat lebih menarik dan nyaman lagi, 5% siswa berpendapat diadakan kunjungan wajib setiap kelas untuk mengunjungi perpustakaan, dan 5% siswa berpendapat agar kunjungan siswa ke perpustakaan tidak dipaksa, melainkan keinginan siswa itu sendiri. 3. Angket Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan angket essay mengenai prestasi belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa; mayoritas para siswa yang berasal dari kelas X dan XI Unggulan memiliki prestasi belajar yang baik. Rata-rata rapot setiap semesternya mengalami kenaikan.
  • 58. 58    Kebanyakan dari siswa yang mengisi angket berpendapat bahwa tingkat minat membaca seseorang dapat mempengaruhi tingkat prestasinya. Karena secara otomatis, seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi akan lebih sering mengisi waktu luangnya untuk membaca dan pengetahuan serta kosa kata yang di dapat juga lebih banyak. Selain itu, seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan memahami soal karena terbiasa membaca. Banyak dari siswa juga berpendapat bahwa dengan membaca buku di perpustakaan, akan berpengaruh pada minat membaca dan prestasi siswa. Minat membaca akan meningkat dan prestasi belajar juga meningkat. Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari angket ini adalah, para siswa berpendapat bahwa perpustakaan belum efektif dalam meningkatkan minat membaca siswa. Dan menurut mereka, hal ini disebabkan karena koleksi buku di perpustakaan sekolah tidak bervariasi. Buku-buku yang ada di perpustakaan adalah buku-buku lama yang kebanyakan telah dimiliki siswa. Hal inilah yang menyebabkan para siswa malas ke perpustakaan.
  • 59. 59    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan terhadap kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X dan XI Unggulan SMA Plus PGRI Cibinong, Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kebiasaan membaca siswa kelas X dan XI Unggulan SMA Plus PGRI Cibinong memiliki rata-rata yang cukup tinggi. Sebanyak 20% siswa memiliki minat membaca yang sangat tinggi, 70% siswa memiliki minat membaca yang tinggi, dan 10% siswa memiliki minat membaca yang cukup/sedang. 2. Keberadaan Perpustakaan menurut kelas X dan XI Unggulan SMA Plus PGRI Cibinong memiliki rata-rata yang cukup tinggi. Sebesar 80% siswa menganggap keberadaan perpustakaan sangat penting dan 20% siswa menganggap keberadaan perpustakaan penting. 3. Ada pengaruh positif dari kebiasaan membaca buku di Perpustakaan dengan minat membaca siswa dan prestasi belajar. 5.2 SARAN Berdasarkan hasil penelitian, baik berdasarkan perolehan data maupun yang penulis peroleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Sebagai akhir dari penulisan, Penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
  • 60. 60    1. Hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi. Agar kemampuan membaca pemahaman dapat dicapai. 2. Hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan menambah jam wajib kunjung ke perpustakaan. 3. Hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah jumlah koleksi buku di perpustakaan. Hal ini penting dilakukan agar dapat memicu semangat dan motivasi siswa untuk membaca. 4. Hendaknya orang tua dapat memberikan contoh kepada anak dalam hal kebiasaan membaca agar dapat membentuk budaya baca. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.