3. Pengertian Negara dan Konstitusi
Bentuk-bentuk Negara dan Bentuk
Negara RI
Hubungan Negara dan Konstitusi
Konstitusi Negara RI dan Amandemen
Praktek Penyelenggaraan dan
Penyelewengan Konstitusi Negara RI
pada Masa Orde Lama, Orde Baru,
Reformasi dan Pasca Reformasi
4. NNeeggaarraa state, etat, staat bhs
Latin status/statum: keadaan tegak
& tetap
Persekutuan hidup manusia status
civititas sejak abad XVI istilah
negara
NNeeggaarraa (institusi): wilayah, rakyat,
Pemerin-tah (konferensi Motevideo)
Prasarat lain (Prof. Dr. Sri Sumantri,
SH) : kedaulatan, konstitusi, tujuan
negara
5. Beberapa DDeeffiinniissii NNeeggaarraa
mmeennuurruutt AAhhllii ::
LLooggeemmaannnn: Ormas dgn kekuasaannya mengatur
masyarakat.
WWeebbeerr: Struktur politik (ada hukum utk
komuniti manusia berlaku dlm wilayah, memaksa
agar tertib, serta monopoli memiliki &
penggunaan senjata)
KKBBBBII ((1)):: org di suatu wilayah yg mempunyai
kekuasaan tertinggi yg sah & diatati oleh rakyat
KKBBBBII ((KKaammuuss)) ((2)):: kelompok sosial yg
menduduki wilayah tertentu yg diorganisasi
dibawah lembaga politik & pemerintah yg efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat hingga
berhak menentukan TTuujjuuaann NNaassiinnaall
6. Teori terjadinya Negara
TThheeookkrraassii kedaulatan neg. dari Tuhan
◦ Tuhan YME (monotheis)/dewa (polytheis) yg
mencipta/memerintah alam semesta & isinya
◦ Raja adalah wakil Tuhan, turunan dewa
KKeekkuuaattaann dominasi “pok kuat” thp “pok
lemah”, neg: resultante positif dari sengketa &
penaklukan
OOrrggaanniiss konsep biologis, berkembang sejak
abad XIX (bersamaan dgn tumbuhnya ilmu
biologi)
SSeejjaarraahh dasar penyelidikan etnologi-antropologi
teori pertumbuhan evolusi
7. Teori terjadinya Negara (lanjutan)
PPeerrjjaannjjiiaann ((kkoonnttrraakk ssoossiiaall))
1.. TThhoommaass HHoobbbbeess Laviathan utk hilangkan “Homo
homini lupus” manusia menyerahkan hak2nya pada
seseorang atau dewan & memberikan keabsahan. Teori ini
meletakkan dasar2 negra mutlak.
2.. JJoohhnn LLoocckkee manusia hidup bebas & sederajat
kekuasan tidak bersifat mutlak hak yg tdk hilang “life,
liberty, estate” melindungi hak2 kodrati.
33.. JJeeaann JJaaccqquueess RRoouusssseeaauu negara/bada korporatif-kolektif
dibentuk utk menyatakan kemauan umumnya &
ditujukan utk kebahagian bersama, namun harus
memperhatikan kepentingan individual
8. WWiillaayyaahh daerah besar & kecil (provinsi,
kabupaten & kota (ps 2 UU no 32/2004)
PPeenndduudduukk//wwaarrggaanneeggaarraa (dibahas tersendiri)
PPeemmeerriinnttaahh sistem monarkhi & republik
◦ Pem. monarkhi mutlak, parlementer
◦ Pem. republik presidensial, parlementer
◦ Pemerintah demokrasi, otokrasi, oligarkhi, aristokrasi
9. Prasyarat Negara
Kedaulatan kekuasaan tertinggi utk
membu-at & melaksanakan UU
termasuk memaksa.
◦ Kedaulatan kedalam (internal
souvereignty)
◦ Kedaulatan keluar (external souvereignty)
◦ Kedaulatan Tuhan raja wakil Tuhan
◦ Kedaulatan Rakyat dari rakyat
◦ Kedaulatan Hukum hukum merupakan
kekuasaan tertinggi
10. Prasyarat Negara
TTuujjuuaann NNeeggaarraa, a.l.: memperluas
kekuasaan, menyelenggarakan ketertiban
hukum, menca-pai kesejahteraan umum
PPllaattoo: Memajukan kesusilaan manusia sbg
perseorangan & makhluk sosial
RRooggeerr HH..SSaallttaauu: Memungkinkan rakyatnya
berkembang serta menyelenggarakan daya
cipta sebebas mungkin.
11. NNeeggaarraa KKeessaattuuaann: neg. merdeka &
berdaulat, dgn satu Pem. Pusat yg berkuasa
& mengatur selurh daerah
◦ Neg. Kesatuan dgn sistem sentralisasi
◦ Neg. Kesatuan dgn sistem desentralisasi
NNeeggaarraa SSeerriikkaatt: bentuk gabungan dari
bebe-rapa negara bagian.
◦ Kekuasan Federal limitatif dari neg. Bagian
◦ Pem Federal/Pusat: hub. luar negeri, pertahanan
neg., fiskal & pos
12. NNeeggaarraa DDoommiinniioonn: ex Jajahan Inggris yg ingin
tetap bersatu & mengakui Monarkhi Inggris sbg
kepala negara/lambang persatuan. Setiap
negara merdeka penuh, baik dlm pol LN/DN.
NNeeggaarraa PPrrootteekkttoorraatt: dibawah lindungan neg
lain/badan internasional
- Protektorat Kolonial
- Protektorat Internasional
NNeeggaarraa UUnnii:: merupakan bentuk gabungan ne-gara,
a.l. : utk perlancar kerjasama
13. MMoonnaarrkkhhii: Mono & archie yg berkuasa 1
orang saja kerajaan turun temurun
- Monarkhi Absolut
- Monarkhi Konstitusional
- Monarkhi Parlementer
OOlliiggaarrkkhhii: oligoi (sedikit) & archie
- Aristiokrasi (aristos = bangsawan)
- Plutokrasi (plutos = kekayaan)
14. AAuuttookkrraassii : auto & cratein memerintah
sendiri
◦ konsep lama : tdk ada DPR
◦ konsep baru : DPR sbg pelengkap
DDeemmookkrraassii : demos & cratein
◦ konsep : “Vox Populi, Vox Dei”
◦ demokrasi langsung & demokrasi perwakilan
15. TTuuggaass NNeeggaarraa menjamin agar Tujuan
Nasional (Tunas) tercapai
TTuunnaass : aman (tetap eksis) & sejahtera
Tunas dpt dicapai hanya melalui
pembangunan bangsa & negara
Pembangunan bangsa yg baik melalui proses :
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pembinaan, pengendalian serta pengawasan—
merupakan fungsi manajemen—dgn seksama
thd bangsa/rakyat, pemerintah & wilayah dgn
tertib & teratur.
16. Negara Persatuan : (alinea IV /Tunas 1)
Negara Kebangsaan : bangsa : teori H.Kohn
E. Renan, F. Ratzel,
Negara kebangsaan (kesatuan : sejarah, nasib,
kebudayaan, wilayah, asas kerokhanian
Negara Integralistik
Negara Kebangsaan yg berketuhanan
Negara Kebangsaan yg berkeadaban
Negara Kebangsaan yg berkerakyatan
Negara Kebangsaan yg berkeadilan sosial
17. Bhs Perancis: constituir membentuk
Pengaturan dasar pembentukan negara
Konsensus (general agreement) negara utk
melindungi kepentingan bersama & diwujudkan
bersama
-Tujuan/cita2 bersama (the general goals of
society).
- Rule of Law sbg landasan & penyelenggaraan
Negara (the basic of government)
- Bentuk institusi & prosedur ketatanegaraan
(the form of institutions & procedures)
18. Sejumlah aturan2 dasar & ketentuan2 yang
dibentuk untuk mengatur fungsi & struktur
lembaga negara & lembaga pemerintah terma-suk
kerjasama antara rakyat (masyarakat) &
negara dalam rangka kehidupan berbangsa &
bernegara
Grondwet (Belanda) & grundgesetz (Jerman)
Konstitusi merupakan “fundamental law”
istilah Belanda & Jerman
19. PPrrooff.. SSrrii SSuummaannttrrii : suatu naskah yg
memuat suatu bangunan negara & sendi2
sistem peme-rintahan negara.
SSeeccaarraa tteerrmmiinnoollooggii: Sejumlah aturan dasar
& ketentuan hukum yg dibentuk utk mengatur
fungsi & struktur lembaga pemerintahan
termasuk hubungan kerjasama antar negara &
masyarakat dlm hal kehidupan berbangsa &
bernegara
20. NNaawwiiaasskkyy (dikutip DDrr HHaammiidd AAttttaammiimmii): ada
norma tertinggi hukum perlu ditulis konstitusi
atau UUD agar ada pegangan & pemberi batas
pengaturan kekuasaan negara
Oesman (edt), 1992: 74
PPrrooff MMiirriiaamm BBuuddiiaarrddjjoo: Dlm negara demokrasi
konstitusional, UUD berfungsi khas membatasi
kekuasaan pemerintah sedemikian rupa hingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat se-wenang2.
Budiardjo,178:96
21. Membagi kekuasaan dalam negara :
bagaimana kekuasaan dibagi legislatif,
eksekutif & yudikatif
Membatasi kekuasaan organ negara,
mengatur hub antar organ negara, menagtur
kekuasaan organ negara dgn warganegara
Pembatasan kekuasaan & membagi legitimasi
kekuasan pemerintah serta instrumen peng-alihan
kewenangan.
22. Konsitusi/UUD : Dukumen tertulis formal
Hasil Perjuangan politik bangsa di masa
lampau
Tingkat tertinggi perkembangan
ketatanegaraan bangsa
Pandangan pendiri/tokoh bangsa yg hendak
diwujudkan utk sekarang & yg akan datang.
Suatu keinginan, perkembangan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin
23. MMiirriiaamm BBuuddiiaarrddjjoo
Sidang Legislatif dgn tambahan syarat
Referendum/Plebisit
¾ Neg bagian setuju
Musyawarah khusus (convention)
KK..CC..WWhheeaarree
Kekuatan primer (some primary forces)
Dlm peraturan konstitusi (formal amandement)
Penafsiran hukum (judicial interpetation)
Kebiasaan ketatanegaraan (usage & convention)
24. Sejarah Lahirnya Konstitusi Indonesia
Maklumat Gunseikan no.23/1945 & Ultah
Tenno Haika 29 April 1945
Sidang2 BPUPKI 29 Mei 1945 – 16 Juni 1945
Anggota 21 orang, Pimpinan Ir. Sukarno &
Drs. Moh Hatta + 19 mewakili daerah.
Latar belakang sbg janji Jepang memerdeka-kan
Hindia Belanda dari kekuasaan
Penjajahan Belanda
25. Sejarah Lahirnya Konstitusi Indonesia
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
Menetapkan & mengesahkan pembukaan
UUD yg diambil dari RUU yg disusun Panitia
Peru-mus tgl 22 Juni 1945
Menetapkan & mengesahkan UUD yg
bahannya hampir seluruhmya dari RUU yg
disusun Pani-tia Perancang UUD tgl 16 Juni
1945
Memilih Ketua PPKI & Wakilnya sbg Presiden
& Wakil Presiden
Pek. Presiden sementara dibantu PPKI KNI
26. Wujud Keformalan Indonesia
Ada rakyat
Wilayah (ex Hindia Belanda)
Kedaulatan (Proklamasi Kemerdekaan)
Pemerintah (sejak terpilihnya Presiden)
Tujuan Negara (mewujudkan
masyarakat adil & makmur
berdasarkan Pancasila)
Bentuk Negara negara kesatuan
27. Mekanisme Perubahan UUD
Pasal 37 UUD-1945 (asli) 3 norma utk
mengubah :
1. Wewenang mengubah UUD pd MPR sbg
lembaga tertinggi negara
2. Untuk mengubah diperlukan quorum (min 2/3
anggota MPR)
3. Putusan harus disetujui oleh 2/3 anggota
MPR yg hadir
28. UUD-1945 (17/8-1945 – 27/12-1949)
Konstitusi RIS (27/12-1949 – 17/8-1950)
UUDS RI (17/8-1950 – 5/7-1959)
UUD-1945 (5/7-1959 -19/10-1999)
UUD-1945 + Amdn I (19/10-1999 -18/8-2000)
UUD-1945 + Amdn I & II (18/8-2000–9/11-2001)
UUD-1945 + Amdn I s/d III (9/11-2001–10/8-2002)
UUD NKRI 1945 (10/8-2002 kini) Amandemen
I s/d IV
29. UUD NKRI 1945
(UUD 1945 + amandemen IV)
Tool of social and political control
Tool of social and political reform
Tool of social and political engineering
Prinsip Penyelenggaraan Negara
30. Prinsip Penyelenggaraan Negara
Ketuhanan YME
Cita Negara Hukum (nomokrasi)
Faham Kedaulatan Rakyat (demokrasi)
Pemisahan kekuasaan & Prinsip check & balance
Sistem Pemerintahan Presidensial
Prinsip Persatuan & Keragaman dlm Neg Kesatuan
Demokrasi Ekonomi
Cita Masyarakat Madani
31. 1. Peraturan Dasar (UUD, Perubahan UUD, Pia-gam
Dasar)
2. UU/Perpu/Jurisprudensi
3. Peraturan Pemerintah & Peraturan Presiden
4. PerMen (Peraturan Pejabat stgkt Menteri)
5. Perda Provinsi
6. Peraturan Gubernur
7. Perda Kabupaten/kota
8. Peraturan Bupati/Walikota
9. Peraturan Desa
32. Lembaga Negara
Majelis Permusyawaratan Rakyat (ps 2 & 3)
Presiden & Wakil Presiden (ps 4 s/d 16)
Dewan Perwakilan Rakyat (ps 19 s/d 22B)
Dewan Perwakilan Daerah (ps 22C s/d 22D)
Badan Pengawas Keuangan (ps 23E s/d 26G)
Mahkaman Agung (ps 24 & 24A)
Komisi Yudisial (ps 24B)
Mahkamah Konstitusi (ps 24C s/d 25)