SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
NEGARA HUKUM (RULE OF LAW) 
Materi Pend. Kewarganegaraan 
Untuk Perguruan Tinggi
PENGERTIAN 
• Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan 
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. 
Karena itu pemerintah dan lembaga-lembaga lain 
dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi 
oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara 
hukum. 
• Hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan 
perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi 
(berisi kesepakatan/konsensus bersama) atau hukum 
dasar negara. Dengan demikian di dalam negara hukum, 
kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan 
kekuasaan belaka serta pemerintahan negara 
berdasarkan pada konstitusi. Negara berdasarkan 
atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang 
tertinggi sehingga ada istilah supremasi hukum.
Sejarah perkembangan konsep negara hukum 
• Neg hkm formal adlh neg yang membatasi ruang geraknya dan 
bersifat pasif terhadap kepentingan rakyatnya. Negara tidak 
campur tangan sec banyak thdp urusan & kepentingan warga 
negaranya. Urusan ekonomi diserahkan pada warga negara, yang 
berarti warga negara dibiarkan untuk mengurus kepentingan 
ekonominya sendiri maka dengan sendirinya perekonomian negara 
akan sehat (machtstaat). Konsep ini terjadi di Eropa sekitar abad 
ke 19 dan ternyata penerapannya mengundang kecaman banyak 
warga negaranya terutama pasca perang dunia ke 2 di mana neg 
dianggap lambat dan tidak bertanggung jawab atas segala 
dampak ekonomi yang timbul pasca perang tsb. Muncul gagasan 
baru yang disebut sbg welfare state, atau negara kesejahteraan. 
• Neg kesejahteraan ini disebut sbg konsep neg hkm material. 
Pemerintah bisa bertindak sec lebih luas dalam urusan dan 
kepentingan publik jauh melebihi batas-batas yang pernah diatur 
dalam konsep neg hkm formal. Pemerintah memiliki keleluasaan 
untuk turut campur tangan dalam urusan warga negaranya dengan 
dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap 
kesejahteraan rakyat.
NEGARA HUKUM 
• Menurut Julius Stahl, konsep 
Negara Hukum (‘rechtsstaat’) 
mencakup : 
– Perlindungan hak asasi 
manusia. 
– Pembagian kekuasaan. 
– Pemerintahan 
berdasarkan undang-undang. 
– Peradilan tata usaha 
Negara. 
• A.V. Dicey Negara Hukum 
(“The Rule of Law”), : 
– Supremasi hukum dalam 
arti tidak boleh ada 
kesewenang-wenangan 
sehingga seseorang 
hanya boleh dihukum jika 
melanggar hukum 
(Supremacy of Law). 
– Kedudukan yang sama di 
depan hukum baik bagi 
rakyat biasa maupun bagi 
pejabat (Equality before 
the law). 
– Terjaminnya hak-hak 
manusia oleh undang-undang 
dan keputusan-keputusan 
pengadilan 
(Constitution based on 
Individual Right).
International Commission of Jurists 
Rumusan syarat-syarat (ciri-ciri) pemerintahan yang 
demokratis di bawah ‘Rule of Law’ (yang dinamis) 
• Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak 
individu konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk 
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin. 
• Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak. 
• Pemilihan Umum yang bebas. 
• Kebebasan menyatakan pendapat. 
• Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi. 
• Pendidikan kewarganegaraan
Franz Magnis Suseno menyebut 5 (lima) ciri neg 
hkm sbg salah satu ciri neg demokrasi. 
a. fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yg 
bersangkutan sesuai dgn ketetapan sebuah UUD 
b. UUD menjamin HAM yg paling penting, krn tanpa 
jaminan tersebut, hukum menjadi sarana 
penindasan ; 
c. badan-badan negara menjalankan kekuasaannya 
dan hanya taat pada dasar hukum yg berlaku 
d. terhadap tindakan badan negara, masyarakat 
dapat mengadu ke pengadilan dan putusan 
pengadilan dilaksanakan oleh badan negara 
e. badan kehakiman yang bebas & tidak memihak.
Pilar-pilar utama untuk menyangga tegaknya 
satu Negara Hukum modern (The Rule of Law, 
ataupun Rechtsstaat) 
1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law): 
Adanya pengakuan normatif dan empirik akan prinsip 
supremasi hukum, yaitu bahwa semua masalah diselesaikan 
dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. 
2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law): 
Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum 
dan pemerintahan, yang diakui secara normatif dan 
dilaksanakan secara empirik. 
3. Asas Legalitas (Due Process of Law): 
Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas 
legalitas dalam segala bentuknya (due process of law), yaitu 
bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas 
peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis.
4. Pembatasan Kekuasaan 
Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara 
dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara 
vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal. 
5. Organ-Organ Eksekutif Independen: 
Dalam rangka membatasi kekuasaan itu, di zaman sekarang 
berkembang pula adanya pengaturann kelembagaan 
pemerintahan yang bersifat ‘independent’. 
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak: 
Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent 
and impartial judiciary). 
7. Peradilan Tata Usaha Negara: 
Dalam setiap Negara Hukum, harus terbuka kesempatan bagi 
tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat 
administrasi Negara dan dijalankannya putusan hakim tata usaha 
negara (administrative court) oleh pejabat administrasi negara.
8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court): 
Di samping adanya pengadilan tata usaha negara yang 
diharapkan memberikan jaminan tegaknya keadilan bagi tiap-tiap 
warga negara, Negara Hukum modern juga lazim mengadopsikan 
gagasan pembentukan mahkamah konstitusi dalam sistem 
ketatanegaraannya. 
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia: 
Adanya perlindungan konstitusional terhadap hak asasi manusia 
dengan jaminan hukum bagi tuntutan penegakannya melalui 
proses yang adil. 
10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat): 
Dianut dan dipraktekkannya prinsip demokrasi atau kedaulatan 
rakyat yang menjamin peran serta masyarakat dalam proses 
pengambilan keputusan kenegaraan, sehingga setiap peraturan 
perundang-undangan yang ditetapkan dan ditegakkan 
mencerminkan perasaan keadilan yang hidup di tengah 
masyarakat.
11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare 
Rechtsstaat): 
Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan 
bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan 
melalui gagasan negara demokrasi (democracy) maupun yang 
diwujudkan melalaui gagasan negara hukum (nomocrasy) 
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan umum. 
12. Transparansi dan Kontrol Sosial: 
Adanya transparansi dan kontrol sosial yang terbuka terhadap 
setiap proses pembuatan dan penegakan hukum, sehingga 
kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam mekanisme 
kelembagaan resmi dapat dilengkapi secara komplementer oleh 
peran serta masyarakat secara langsung (partisipasi langsung) 
dalam rangka menjamin keadilan dan kebenaran
Tujuan Negara Hukum 
• S. Tasrif: 1) Kepastian hukum (tertib/order); 2) 
Kegunaan (kemanfaatan/utility); dan 3) Keadilan 
(justice). 
• Ahmad Dimyati: 1) Pencapaian keadilan, 2) Kepastian 
hukum, dan 3) Kegunaan (kemanfaatan). 
• Kesimpulan: 
• Pencapaian Keadilan, sesuai dengan asas Ius quia 
iustum (hukum adalah keadilan, dan Quid ius sine 
justitia (apalah arti hukum tanpa keadilan). 
• Hukum adalah untuk mengatur hubungan, baik warga 
masyarakat maupun negara, The law is a tool to 
“social control” and “social engineering”. 
• Hukum dilaksanakan untuk mencapai kepastian.
Bentuk-bentuk Negara Hukum 
NNoo SSiisstteemm HHuukkuumm NNeeggaarraa HHuukkuumm WWiillaayyaahh 
11 CCiivviill LLaaww SSyysstteemm RReecchhttssssttaaaatt EErrooppaa BBaarraatt 
((KKoonnttiinneennttaall)) 
22 CCoommmmoonn LLaaww 
SSyysstteemm 
TThhee RRuullee ooff LLaaww AAnngglloo 
SSaaxxoonn-- 
AAnngglloo 
AAmmeerriiccaa 
33 SSoocciiaalliisstt LLaaww 
SSyysstteemm 
SSoocciiaalliisstt 
LLeeggaalliittyy 
EErrooppaa TTiimmuurr 
44 IIssllaammiicc LLaaww 
SSyysstteemm 
NNoommooccrraaccii IIssllaamm AArraabb--IIssllaamm 
55 IInnddoonneessiiaann LLaaww 
SSyysstteemm 
PPaannccaassiillaa IInnddoonneessiiaa
Unsur-unsur Negara Hukum 
• Rechtsstaat : 1) Pengakuan dan perlindungan 
HAM, 2) Pembatasan kekuasaan, 3) 
Pemerintahan berdasarkan aturan hukum, dan 4) 
Peradilan administrasi 
• The Rule of Law : 1) Supremacy of law, 2) 
Equality before the law, dan 3) Individual right. 
• Socialist Legality : 1) Manifestation of 
Socialism , 2) The law as a tool of Socialism, dan 
3) Pushed on Social right than individual right. 
• Nomokrasi Islam : 1) Kekuasaan adalah amanah, 
2) HAM, 3) Keadilan, 4) Persamaan, 5) 
Musyawarah, 6) Perdamaian, 7) Peradilan 
bebas, 8) Kesejahteraan, dan 9) Ketaatan
Negara Hukum Pancasila 
• F.M. Hadjon: 
1. Keserasian hubungan antara rakyat dan 
pemerintah berdasarkan asas kerukunan, 
2. Hubungan fungsional yang proporsional antar 
kekuasaan negara, 
3. Penyelesaian sengketa melalui musyawarah dan 
peradilan merupakan sarana terakhir, 
4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. 
• M. Tahir Azhary: 
1. Adanya hubungan erat antara agama dan 
negara, 
2. Bertumpu pada Ketuhanan yang Maha Esa, 
3. Kebebasan beragama dalam artian positif, 
4. Atheisme tidak dibenarkan dan Komunisme 
tidak diperkenankan, 
5. Berdasarkan asas kekeluargaan dan kerukunan.
HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA POLITIK 
DAN HUKUM DI INDONESIA 
• Konfigurasi Politik diartikan sebagai susunan atau 
konstelasi kekuatan politik yang secara dikotomis 
dibagi atas dua konsep yang bertentangan secara 
diametral, yaitu konfigurasi politik demokratis dan 
konfigurasi politik otoriter. 
• Konfigurasi politik demokratis adalah susunan 
sistem politik yang membuka kesempatan (peluang) 
bagi partisipasi rakyat secara penuh untuk ikut aktif 
menetukan kebijakan umum. 
• Konfigurasi politik otoriter adalah susunan sistem 
politik yang lebih memungkinkan negara berperan 
sangat aktif serta mengambil hampir seluruh 
inisiatif dalam pembuatan kebijakan negara.
KONFIGURASI POLITK KARAKTER PRODUK HUKUM 
DEMOKRATIS RESPONSIF 
OTORITER KONSERVATIF
TIPE KARAKTER PRODUK HUKUM 
KONSERVATIF/ELITIS RESPONSIF/POPULISTI 
K 
Konteks 
Konfigurasi 
Politik yang 
melahirkannya 
Lahir dari Konfigurasi 
Politik Otoriter. 
Kekuasaan politik 
didominasi oleh satu 
kelompok atau koalisi 
kelompok elite, yang 
memegang kekuasaan 
eksekutif. 
Lahir dari Konfigurasi 
Politik Demokratis. 
Kekuasaan politik tersebut 
di berbagai kelompok 
masyarakat yang beragam 
kepentingannya. 
Proses 
Pembuatan 
Hukum 
Sentralistik 
Didominasi oleh lembaga-lembaga 
negara, terutama 
pemegang kekuasaan 
eksekutif 
Partisipatif 
Mengundang sebanyak-banyaknya 
partisipasi 
masyarakat melalui 
kelompok-kelompok sosial 
dan individu di dalam 
masyarakat.
TIPE KARAKTER PRODUK HUKUM 
KONSERVATIF/ELITIS RESPONSIF/POPULISTIK 
Sifat Fungsi 
Hukum 
Positif-instrumentalis 
Memuat materi-materi yang lebih 
merefleksikan visi sosial dan 
politik pemegang kekuasaan atau 
memuat materi yang lebih 
merupakan alat untuk mewujudkan 
kehendak dan kepentingan 
program pemerintah. 
Aspiratif 
Memuat materi-materi yang 
secara umum sesuai dengan 
aspirasi atau kehendak 
masyarakat yang dilayaninya. 
Sehingga produk hukum itu dapat 
dipandang sebagai kristalisasi 
dari kehendak masyarakat. 
Kemungkinan 
Penafsiran oleh 
Pemerintah 
Peluang sempit untuk 
Interpretasi. 
Memuat materi hal-hal penting 
secara cukup rinci, sehingga 
memberi sedikit peluang bagi 
pemerintah untuk membuat 
penafsiran sendiri melalui 
berbagai peraturanh pelaksanaan 
dan peluang yang sempit itu pun 
hanya berlaku untuk hal-hal yang 
betul-betul bersifat teknis. 
Peluang luas untuk Interpretasi 
Memuat materi singkat dan 
pokok-pokoknya saja, sehingga 
memberi pekluang luas kepada 
pemerintah untuk membuat 
berbagai interpretasi dengan 
berbagai peraturan lanjutan yang 
berdasarkan visi sepihak dari 
pemerintah dan tidak sekedar 
masalah teknis.
Hubungan Negara Hukum dengan 
Demokrasi 
• seperti dua sisi mata uang. Konsep negara 
hukum material mensyaratkan adanya 
demokrasi, begitupula demokrasi 
mensyaratkan adanya wadah negara hukum 
dalam pelaksaksanaannya. 
• Negara Indonesia yang dalam konstitusinya 
(pasal 1 ayat (3)) secara nyata menyatakan diri 
sebagai negara hukum, dalam pasal lainnya 
(pasal 1 ayat (2)) dinyatakan kedaulatan ada di 
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
SEJARAH PPEERRJJUUAANNGGAANN UUMMAATT MMAANNUUSSIIAA 
PPeerrjjuuaannggaann:: 
PPeerrtteennttaannggaann 
PPeerrmmuussuuhhaann 
PPeeppeerraannggaann 
HHaakk AAssaassii:: 
IInnddiivviidduu 
KKeelloommppookk (BBaannggssaa)) 
BBeelluumm aaddaa 
ppeenngghhaarrggaaaann//ppeennggaakkuuaann 
KKeesseeddeerraajjaattaann uummaatt mmaannuussiiaa 
(ppeennjjaajjaahhaann, ppeerrbbuuddaakkaann, ppeenngguuaassaaaann)) 
DDEEKKLLAARRAASSII UUNNIIVVEERRSSAALL 
HHAAKK AASSAASSII MMAANNUUSSIIAA 
PPiiaaggaamm PPBBBB 
1100 DDEESSEEMMBBEERR 11994488
HHAAKKIIKKAATT HHAAKK AASSAASSII MMAANNUUSSIIAA 
Pengertian 
HHAAMM: HAK DASAR YG MELEKAT & DIMILIKI SETIAP MANUSIA SBG 
ANUGERAH TUHAN YME 
HHAAMM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR YG MELEKAT 
PD ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT (MUSTHAFA KEMAL 
PASHA) 
HHAAMM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR & MELEKAT 
DNG POTENSINYA SBG MAKHLUK & WAKIL TUHAN (GAZALLI) 
HHAAMM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK IA HIDUP YG MELEKAT 
PD ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT 
2 LANDASAN PENGAKUAN THD HAM: 
a. LANDASAN PERTAMA & LANGSUNG : KODRAT MANUSIA 
b. LANDASAN KEDUA & LBH DALAM : TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA  
SAMA, KECUALI AMALNYA.
HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA 
Pengertian 
HAM: 
-Natural right (John Locke, 1632-1704)  Hak-hak alamiah manusia 
(hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak milik) 
- Human right (Eleanor Roosevelt) 
Piagam PBB ttg Deklarasi UUnniivveerrssaall ooff HHuummaann RRiigghhttss 11994488 
a. Hak berpikir & mengeluarkan 
pendapat 
b. Hak memiliki sesuatu 
c. Hak mendapatkan pendidikan 
& pengajaran 
d. Hak menganut aliran kepercayaan 
atau agama 
e. Hak utk hidup 
UUUU 3399//11999999 ttttgg HHAAMM 
a. Hak utk hidup 
b. Hak berkeluarga 
c. Hak mengembangkan diri 
d. Hak keadilan 
e. Hak kemerdekaan 
f. Hak utk kemerdekaan hidup 
g. Hak utk memperoleh nama baik 
h. Hak utk memperoleh pekerjaan 
i. Hak utk mendapatkan 
perlindungan hukum 
f. Hak berkomunikasi 
g. Hak keamanan 
h. Hak kesejahteraan, dan 
i. Hak perlindungan
HHAAKKIIKKAATT HHAAKK AASSAASSII MMAANNUUSSIIAA 
Pengertian 
HHAAMM mmeelliippuuttii bbiiddaanngg:: 
a. Hak asasi pribadi (ppeerrssoonnaall rriigghhttss) 
 Hak kemerdekaan, Hak menyatakan pendapat, Hak memeluk agama. 
b. Hak asasi politik (ppoolliittiiccaall rriigghhttss) 
 Hak utk diakui sbg warga negara  Hak memilih & dipilih, Hak 
berserikat, Hak berkumpul. 
c. Hak asasi ekonomi (pprrooppeerrttyy rriigghhttss) 
 Hak memiliki sesuatu, Hak mengadakan perjanjian, hak bekerja, 
hak mendapat hidup layak. 
d. Hak asasi sosial & kebudayaan (SSoocciiaall && ccuullttuurraall rriigghhttss) 
 Hak mendapatkan pendidikan, Hak mendapat santunan, Hak pensiun, 
Hak mengembangkan kebudayaan, Hak berekspresi. 
e. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm hukum & pemerintahan 
(RRiigghhttss ooff LLeeggaall EEqquuaalliittyy) 
f. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm tata cara peradilan & 
perlindungan (PPrroocceedduurraall rriigghhttss)
SSEEJJAARRAAHH PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN HHAAMM 
a. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM mmaassaa sseejjaarraahh 
- Nabi Musa (6000 SM)  bebaskan umat yahudi dr perbudakan 
- Hukum Hammurabi di Babylonia (2000 SM)  jaminan keadilan bg WN 
- Socrates (469-399 SM), Plato (429-347 SM), Aristoteles (384-322 SM)  
Ajaran utk mengkritik pemerintah yg tdk berdasarkan keadilan, cita-cita, 
kebijaksanaan. 
- Nabi Muhammad SAW (600 M)  Membebaskan bayi wanita & wanita dr 
penindasan bangsa Quraisy. 
b. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM ddii IInnggggrriiss 
- MMaaggnnaa CChhaarrttaa – Piagam Agung (1215)  batasi kekuasaan Raja John: 
bertindak sewenang2 thdp rakyat & pok bangsawan 
- PPeettiittiioonn ooff RRiigghhttss (1628)  pertanyaan ttg hak2 rakyat & jaminannya: pajak & 
pungutan hrs dng persetujuan, WN tdk boleh dipaksa terima tentara di rumah, 
tentara tdk boleh gunakan hkm perang pd masa damai. 
- HHaabbeeaass CCoorrppuuss AAcctt (1679)  UU mengatur ttg penahanan seseorang: tahanan 
sgr diperiksa dlm waktu 2 hari stlh ditahan, alasan penahanan hrs disertai bukti 
sah mnrt hukum 
- BBiillll ooff RRiigghhtt (1689)  UU yg diterima parlemen Inggris utk perlawanan thd Raja 
James II: kebebasan dlm pemilihan anggt parlemen, kebebasan dlm berbicara & 
mengeluarkan pendapat, pajak-uu- pembentukan tentara seijin parlemen, hak 
WN memeluk agama & kepercayaan masing2, parlemen berhak mengubah 
keputusan raja.
SSEEJJAARRAAHH PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN HHAAMM 
c. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM ddii AAmmeerriikkaa SSeerriikkaatt 
- Didasari pemikiran John Locke :hak hidup (lliiffee), hak kebebasan (lliibbeerrttyy), hak 
milik (pprrooppeerrttyy)  DDeeccllaarraattiioonn ooff IInnddeeppeennddeennccee ooff TThhee UUnniitteedd SSttaatteess 
(4 Juli 1776)  Konstitusi negara. 
- Perjuangan sebagai emigran Inggris. 
d. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM ddii PPeerraanncciiss 
- Naskah awal revolusi Perancis (1789)  DDeeccllaarraattiioonn ddeess DDrrooiittss ddee LL’’ hhoommmmee eett 
DDuu CCiittooyyeenn (pernyataan ttg HAM & WN) : ketidakpuasan kaum borjuis & rakyat 
thdp Raja Louis XVI  HAM adlh hak alamiah sesuai kodrat manusia & tdk dpt 
dipisahkan, bersifat suci. 
- Revolusi Perancis  perjuangan penegakan HAM di Eropa : LLiibbeerrttyy,, EEggaalliittyy,, 
FFrraatteerrnniittyy  Konstitusi Perancis (1791) 
e. AAttllaannttiicc CChhaarrtteerr (1941) 
- PD II  F.D. Roosevelt  TThhee FFoouurr FFrreeeeddoomm ( ff ooff rreelliiggiioonn,, ff ooff ssppeeeecchh & 
tthhoouugghhtt,, ff ooff ffeeaarr,, ff ooff wwaanntt) 
f. Pengakuan HAM PBB 
- Deklarasi 10 Des 1948 10 Des : Hari HAM 
- Pasal 1 : Sekalian orang dilahirkan merdeka & mempunyai martabat & hak2 yg 
sama. Mereka dikaruniai akal & budi & dan hendaknya bergaul satu sama lain 
dlm persaudaraan. 
- Sidang Majelis umum PBB 1966  ccoovveennaannttss oonn HHuummaann rriigghhttss dlm hukum 
internasional  diratifikasi negara-negara anggota PBB.
HAM DI INDONESIA 
PPeennggaakkuuaann BBaannggssaa IInnddoonneessiiaa  HHAAMM 
a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama 
“…Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…” 
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat 
“Kemudian daripada itu, …, Kemanusiaan yang adil dan beradab, …”  
landasan idiil pengakuan & jaminan HAM di Indonesia. 
c. Batang Tubuh UUD 1945 
- Pasal 28 A  Hak hidup, hak mempertahankan hidup & kehidupan 
- Pasal 28 B  Hak membentuk keluarga & melanjutkan keturunan, Hak 
kelangsungan hidup-tumbuh-berkembang utk anak, Hak perlindungan dr 
kekerasan & diskriminasi 
- Pasal 28 C  Hak mengembangkan diri, Hak mendapatkan pendidikan & 
memperoleh manfaat iptek & seni budaya, Hak memajukan diri dlm perjuangkan 
hak scr kolektif 
- Pasal 28 D  Hak pengakuan-jaminan-perlindungan-kepastian hukum, Hak 
perlakuan sama di hadapan hukum, Hak bekerja, Hak WN memperoleh 
kesempatan sama dalam pemerintahan, Hak status WN 
- Pasal 28 E  Hak beragama & beribadah, Hak memilih dikjar-pekerjaan-WN-tempat 
tinggal, Hak kebebasan meyakini kepercayaan, Hak kebebasan 
berserikat-berkumpul-mengeluarkan pendapat. 
- Pasal 28 F  Hak berkomunikasi & memperoleh informasi, Hak mencari-memperoleh- 
memiliki-menyimpan-mengolah-menyampaikan informasi
HAM DI INDONESIA 
PPeennggaakkuuaann BBaannggssaa IInnddoonneessiiaa  HHAAMM 
- Pasal 28 G  Hak perlindungan, Hak rasa aman & perlindungan dr ancmn 
ketakutan, Hak bebas dr penyiksaan/perlakuan merendahkan derajat martabat 
manusia, Hak memperoleh suaka politik 
- Pasal 28 H  Hak hidup sejahtera, Hak mendapat kemudahan & perlakuan 
khusus utk peroleh kesempatan & manfaat sama capai persamaan & keadilan, 
Hak jaminan sosial, Hak milik pribadi 
- Pasal 28 I  Hak utk hidup, Hak tdk disiksa, Hak kemerdekaan pikiran-hati nurani, 
Hak tdk dituntut atas dsr hukum yg berlaku surut, Hak bebas dr perlakuan 
diskriminatif, Hak masyarakat tradisional dihormati 
d. Ketetapan MPR 
- Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 ttg HAM  Tlh dicabut dng Tap Nomor Tap MPR 
Nomor I/MPR/2003. Macam-macam HAM dlm Tap Nomor XVII/MPR/1998: Hak utk 
hidup, Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan, Hak keadilan, Hak 
kemerdekaan, Hak atas kebebasan informasi, Hak keamanan, Hak kesejahteraan, 
Kewajiban, perlindungan & pemajuan. 
e. UU 39/1999 ttg HAM + UU 26/2000 ttg Pengadilan HAM 
- Ps 4  Hak utk hidup, Ps 10  Hak utk berkeluarga, Ps 11 s.d. 16  Hak utk 
mengembangkan diri, Ps 17 s.d. 19  Hak utk memperoleh keadilan, Ps 20 s.d. 
27  Hak atas kebebasan pribadi, Ps 28 s.d. 35  Hak atas rasa aman, Ps 36 
s.d. 42  Hak atas kesejahteraan, Ps 43-44  Hak turut serta dlm pemerintahan, 
Ps 45 s.d. 51  Hak wanita, Ps 52 s.d. 66  Hak anak
HAM DI INDONESIA 
BBaannggssaa IInnddoonneessiiaa  PPeenneeggaakkaann HHAAMM 
a. Pembentukan Lembaga 
1. Komisi Nasional HAM [Dasar: Keppres No 5/93 tgl 7 Juni 1993  UU No 
39/1999 ttg HAM] 
¨ Lembaga mandiri, kedudukan setingkat lembaga negara yg lain. 
¨ Fungsi: pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM. 
¨ Tujuan: Mengembangkan kond yg kondusif plaks HAM suai PS, 
UUD 45, Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM. Meningkatkan 
perlindungan & penegakan HAM guna perkemb pribadi manusia Indonesia 
seutuhnya & kemampuannya berpartisipasi dlm brbagai bid kehdupan. 
2. Pengadilan HAM [Dasar: UU No 26/2000 ttg Pengadilan HAM] 
¨ Pengadilan khusus di lingk pengadilan umum, berkedudukan di kab/kota. 
¨ Khususbertugas & berwenangmemeriksa & memutus pelanggaran 
HAM berat (termasuk di luar batas teritorial wil RI oleh WNI). 
3. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul DPR, dengan Keppres. 
Peristiwa  Pelanggaran HAM berat sebelum terbit UU No. 26/2006 
4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, dibentuk berdasarkan undang-undang  
Alternatif penyelesaian di luar Pengadilan HAM.
HAM DI INDONESIA 
5. Contoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM): 
– KONTRAS (Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan) 
– YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia) 
– ELSAM (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat) 
– HRW (Human Right Watch) 
b. Konvensi Internasional tentang HAM  wujud nyata keperdulian 
masy internasional: 
– The International on Civil & Political Rights (1966) 
– The International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights 
(1966) 
– Optional Protocol 
– Declaration on the Rights of Peoples to Peace (1984) 
– Declaration on the Rights to Development (1986) 
– African Charter on Human & Peoples’ Rights (1981) 
– Cairo Declaration on Human Rights in Islam (1990) 
– Bangkok Declaration (1993) 
– Deklarasi Wina (1993)
HAM DI INDONESIA 
c. Keikutsertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional 
– Ratifikasi perjanjian: pengikatan diri suatu negara utk melaksanakan 
ketentuan2 dlm perjanjian, & ketentuan2 itu mnjdi hukum nasionalnya. 
– Konvensi internasional ttg HAM yg diratifikasi oleh Indonesia: 
a. Konvensi Jenewa 12 Agust 1949 (UU No.59 th 1958) 
b. Convention on the Political Rights of Woman (UU No.68 th 1958) 
c. Convention of the Elimination of Discrimination Against Women (UU 
No.7 th 1984) 
d. Convention of the Rights of the Child (Keppres No.36 th 1990) 
e. Convention on the Prohibition of the Development, Production and 
Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxic Weapons and on their 
Destruction (Keppres No.58 th 1991) 
f. International Convention Against Apartheid in Sports (UU No.48 th 1993) 
g. Torture Convention (UU No.5 th 1998) 
h. ILO Convention No.87 Concerning Freedom of Association and Protection 
on the Rights to Organise (UU No.83 th 1998) 
i. Convention on the Elimination of Racial Discrimination (UU No.29 th 1999)
 HAK ASASI MANUSIA dan DEMOKRASI 
 Demokrasi: sistem politik yang dapat memberi penghargaan, 
menjamin perlindungan dan penegakan atas hak-hak dasar manusia 
 Unsur utama demokrasi: 
o Kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusan politis 
o Kesamaan hak/kesetaraan politis dalam menjalankan kendali 
 Konsep pokok demokrasi: 
o Kebebasan/persamaan (freedom/equality) 
o Kedaulatan rakyat (people’s sovereignty) 
 Unsur pokok pemerintahan demokrasi: 
o Pengakuan atas HAM 
o Partisipasi rakyat dalam pemerintahan 
Sehingga: 
1. Keinginan negara demokrasi ratifikasi aturan HAM 
2. HAM – demokrasi  persyaratan  hubungan internasional 
3. Pelanggaran demokrasi – HAM  bukan urusan internal negara
Piagam PBB ttg Deklarasi Universal of HHuummaann RRiigghhttss 11994488 
a. Hak berpikir & mengeluarkan pendapat 
b. Hak memiliki sesuatu 
c. Hak mendapatkan pendidikan & pengajaran 
d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama 
e. Hak utk hidup 
f. Hak utk kemerdekaan hidup 
g. Hak utk memperoleh nama baik 
h. Hak utk memperoleh pekerjaan 
i. Hak utk mendapatkan perlindungan hukum 
UUUU 3399//11999999 ttttgg HHAAMM 
a. Hak utk hidup 
b. Hak berkeluarga 
c. Hak mengembangkan diri 
d. Hak keadilan 
e. Hak kemerdekaan 
f. Hak berkomunikasi 
g. Hak keamanan 
h. Hak kesejahteraan 
i. Hak perlindungan
Undang-Undang 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 6 
menyebutkan bahwa : 
“pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap 
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk 
aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja 
atau kelalaian yang secara melawan hukum 
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau 
mencabut hak asasi manusia seseorang atau 
kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang 
ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak 
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan 
benar, berdasarkan mekanisme hukum yang 
berlaku”.
Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia dan 
menjamin perlindungan bagi semua orang maka diperlukan 
upaya-upaya investigasi atau pencarian fakta manakala 
terjadi pelanggaran hak asasi manusia. 
Tujuan dari Investigasi atau pencarian fakta adalah: 
1. Membantu menyembuhkan dan merehabilitasi 
korban 
2. Pendampingan hukum (advokasi dan litigasi) 
3. Mendorong perubahan kebijakan yang menghormati 
dan melindungi hak asasi manusia 
4. memantau kepatuhan pemerintah terhadap 
persetujuan internasional di bidang HAM. 
5. Sarana pendidikan publik 
6. Bahan pelurusan sejarah
HAK AZASI MANUSIA 
Menurut Undang-Undang No 39 tahun 1999 tentang 
HAM dalam pasal 1 
Hak Asasi Manusia adaläh : 
seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan 
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha 
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, 
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, 
pemerintah dan setiap orang demikehormatan dan 
perlindunganharkat dan martabat manusia.
Hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan Menjadi sebagai 
berikut: 
Hak-hak asasi pribadi (personal rights), 
yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan 
memeluk agama, dankebebasan bergerak 
Hak-hak asasi ekonomi (property rights), yaitu hak untuk memiliki 
sesuatu, membeli dan menjual serta memanfaatkannya. 
Hák-hak asasi politik (political rights), yaltu hak untuk ikut serta 
dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu 
pemilihan umum), dan hak untuk mendirikan partal politik. 
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam 
hukum dan pemerintahan (rights of legal equality). 
Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights). 
Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk 
mengembangkan kebudayaan. 
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan dan 
perlindungan (procedural rights). Misalnya, peraturan dalam 
hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Prinsip-prinsip Pelaksanaan HAM di Indonesia 
1.Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban 
2. Bersifat Relatif 
3. Keterpaduan 
4.Keseimbangan 
5. Kerja Sama Internasional yang Saling Menghormati 
6. Taat pada Peraturan 
7. Keterkaitan Sistem Politik 
8. Kesamaan Harkat dan Martabat 
9. Prinsip Memperoleh & Menuntut Perlakuan yang Sama 
10.Perlindüngan Masyarakat Adat 
11.Mendahulukan Hukum Nasional 
12.Tanggung Jawab Pemerintah
INSTRUMEN HUKUM HAM 
1.Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi 
Manusia. 
2.UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Convention Against 
Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or 
Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan 
atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau 
Merendahkan Martabat Manusia). 
3.Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti 
Kekerasan Terhadap Perempuan. 
4.Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional 
Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia. 
5.Inpres No, 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan 
Istilah Pribumi dan Nonpribumi dalam Semua Perumusan dan 
Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Pro­gram, 
ataupun 
Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemenintahan. 
6.UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 
7.UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. - 
8.Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A — 28J 
mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan 
Perlindungan Terhadap Hak Asasi Manusia.
2. Hambatan penegakkan HAM 
a.Faktor Kondisi Sosial-Budaya. 
b.Faktor Komunikasi dan Informasi, 
1)Letak geografis Indonesia yang luas 
2)Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum 
terbangun secara baik 
3)Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih 
sangat terbatas. 
C.Faktor Kebijakan Pemerintah. 
1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang 
pentingnya jaminan hak asasi manusia. 
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak 
asasi manusia sering diabaikan. 
d.Faktor Perangkat Perundangan. 
1)Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi 
internasional tentang hak asasi manusia. 
2)Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit 
untuk diimplementasikan.
e.Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement). 
1)Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi 
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak 
asasi manusia. 
2)Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai 
masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan 
pintas’ untuk memperkaya din. 
3)Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih 
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan 
penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan 
Nepotisme).
3.Pelanggaran HAM berat 
Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan, 
sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentang 
Pengadilan Hak Asasi Manusia, mencakup 
Kejahatan Qenosida dan Kejahatan 
Kemanusiaan.
I) Kejahatan Genosida 
Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk 
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian 
kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, kelompok agama, 
dengan cara: 
a.membunuh anggota kelompok; 
b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat 
terhadap anggota-anggota kelompok; 
c.menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan 
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau 
sebagiannya; 
d.memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah 
kelahiran di dalam kelompok; atau 
e.memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke 
kelompok lain.
2)Kejahatan Terhadap Kemanusiaan 
Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan 
yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut 
ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa: 
a.pembunuhan 
b. pemusnahan 
c. perbudakan; 
d.pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; 
e.perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang 
f.penyiksaan; 
g.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, 
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual 
lain yang setara; 
h.penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari 
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis 
kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang 
dilarang menurut hukum internasional; 
i.penghilangan orang secara paksa; atau 
j.kejahatan apartheid.
SANKSI INTERNASIONAL ATAS 
PELANGGARAN HAM 
1.Di berlakukannya travel warning terhadap warga 
negaranya 
2.pengalihan investasi atau penanaman modal asing 
3.Pemutusan hubungan diplomatik 
4.Pengurangan bantuan ekonomi 
5.Pengurangan tingkat kerjasama 
6.Pemboikotan produk eksport 
7.Embargo Ekonomi

More Related Content

What's hot

Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Mohammad Nawawi
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
ARY SETIADI
 
legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab II
Ade Ayu Saputri
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
Fenti Anita Sari
 
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaKonsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Apri'Leo Pasoepati
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Mochammad Ridwan
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Warnet Raha
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
Ester Emilia
 

What's hot (20)

Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Integrasi nasional ppt
Integrasi nasional pptIntegrasi nasional ppt
Integrasi nasional ppt
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab II
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Materi Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik IndonesiaMateri Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik Indonesia
 
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia baku
 
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaKonsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal Kewarganegaraan
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 

Similar to Negara hukum rule of law

6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
Nuelnuel11
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
wnanang28
 
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumMakalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
adeasuharja
 
NEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptx
NEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptxNEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptx
NEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptx
SuciPuspitasari9
 
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratisNegara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Lalola Kaban
 
Negara hukum rule of law.ppt
Negara hukum rule of law.pptNegara hukum rule of law.ppt
Negara hukum rule of law.ppt
pikipardede1
 

Similar to Negara hukum rule of law (20)

Hukum dan ham
Hukum dan hamHukum dan ham
Hukum dan ham
 
Isi makalah santi
Isi makalah santiIsi makalah santi
Isi makalah santi
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
 
Rule Of Law
Rule Of LawRule Of Law
Rule Of Law
 
Hukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara editHukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara edit
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumMakalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
 
NEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptx
NEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptxNEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptx
NEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pptx
 
DOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptxDOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptx
 
Rule of law dan ham yoa
Rule of law dan ham yoaRule of law dan ham yoa
Rule of law dan ham yoa
 
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
 
Negara hukum dan hak asasi manusia
Negara hukum dan hak asasi manusiaNegara hukum dan hak asasi manusia
Negara hukum dan hak asasi manusia
 
Kewarganegaraan Dan Negara
Kewarganegaraan Dan NegaraKewarganegaraan Dan Negara
Kewarganegaraan Dan Negara
 
Power point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of lawPower point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of law
 
Power point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of lawPower point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of law
 
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratisNegara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratis
 
Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...
Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...
Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
 
Negara hukum rule of law.ppt
Negara hukum rule of law.pptNegara hukum rule of law.ppt
Negara hukum rule of law.ppt
 
Negara dan Warganegara
Negara dan WarganegaraNegara dan Warganegara
Negara dan Warganegara
 

More from Gozali Ghozi

More from Gozali Ghozi (18)

Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Identitas nasional
Identitas nasionalIdentitas nasional
Identitas nasional
 
Geostrategi
Geostrategi Geostrategi
Geostrategi
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Materi 7 restauran procedure
Materi 7 restauran procedureMateri 7 restauran procedure
Materi 7 restauran procedure
 
Materi 6 table setting
Materi 6 table settingMateri 6 table setting
Materi 6 table setting
 
Materi 5 waiter
Materi 5 waiterMateri 5 waiter
Materi 5 waiter
 
Materi 4 menu
Materi 4 menuMateri 4 menu
Materi 4 menu
 
Materi 3 pelayanan
Materi 3 pelayananMateri 3 pelayanan
Materi 3 pelayanan
 
Materi 2 restaurant
Materi 2 restaurantMateri 2 restaurant
Materi 2 restaurant
 
Materi 1 industri perhotelan
Materi 1 industri perhotelanMateri 1 industri perhotelan
Materi 1 industri perhotelan
 
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
 
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan soup
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan soupMenyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan soup
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan soup
 
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan seafood
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan seafoodMenyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan seafood
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan seafood
 
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Meat
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan MeatMenyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Meat
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Meat
 
Hidangan pembuka (appetizer)
Hidangan pembuka (appetizer)Hidangan pembuka (appetizer)
Hidangan pembuka (appetizer)
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Negara hukum rule of law

  • 1. NEGARA HUKUM (RULE OF LAW) Materi Pend. Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
  • 2. PENGERTIAN • Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Karena itu pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. • Hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi (berisi kesepakatan/konsensus bersama) atau hukum dasar negara. Dengan demikian di dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasarkan pada konstitusi. Negara berdasarkan atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi sehingga ada istilah supremasi hukum.
  • 3. Sejarah perkembangan konsep negara hukum • Neg hkm formal adlh neg yang membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentingan rakyatnya. Negara tidak campur tangan sec banyak thdp urusan & kepentingan warga negaranya. Urusan ekonomi diserahkan pada warga negara, yang berarti warga negara dibiarkan untuk mengurus kepentingan ekonominya sendiri maka dengan sendirinya perekonomian negara akan sehat (machtstaat). Konsep ini terjadi di Eropa sekitar abad ke 19 dan ternyata penerapannya mengundang kecaman banyak warga negaranya terutama pasca perang dunia ke 2 di mana neg dianggap lambat dan tidak bertanggung jawab atas segala dampak ekonomi yang timbul pasca perang tsb. Muncul gagasan baru yang disebut sbg welfare state, atau negara kesejahteraan. • Neg kesejahteraan ini disebut sbg konsep neg hkm material. Pemerintah bisa bertindak sec lebih luas dalam urusan dan kepentingan publik jauh melebihi batas-batas yang pernah diatur dalam konsep neg hkm formal. Pemerintah memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga negaranya dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat.
  • 4. NEGARA HUKUM • Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum (‘rechtsstaat’) mencakup : – Perlindungan hak asasi manusia. – Pembagian kekuasaan. – Pemerintahan berdasarkan undang-undang. – Peradilan tata usaha Negara. • A.V. Dicey Negara Hukum (“The Rule of Law”), : – Supremasi hukum dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum (Supremacy of Law). – Kedudukan yang sama di depan hukum baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat (Equality before the law). – Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang dan keputusan-keputusan pengadilan (Constitution based on Individual Right).
  • 5. International Commission of Jurists Rumusan syarat-syarat (ciri-ciri) pemerintahan yang demokratis di bawah ‘Rule of Law’ (yang dinamis) • Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin. • Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak. • Pemilihan Umum yang bebas. • Kebebasan menyatakan pendapat. • Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi. • Pendidikan kewarganegaraan
  • 6. Franz Magnis Suseno menyebut 5 (lima) ciri neg hkm sbg salah satu ciri neg demokrasi. a. fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yg bersangkutan sesuai dgn ketetapan sebuah UUD b. UUD menjamin HAM yg paling penting, krn tanpa jaminan tersebut, hukum menjadi sarana penindasan ; c. badan-badan negara menjalankan kekuasaannya dan hanya taat pada dasar hukum yg berlaku d. terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan negara e. badan kehakiman yang bebas & tidak memihak.
  • 7. Pilar-pilar utama untuk menyangga tegaknya satu Negara Hukum modern (The Rule of Law, ataupun Rechtsstaat) 1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law): Adanya pengakuan normatif dan empirik akan prinsip supremasi hukum, yaitu bahwa semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. 2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law): Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan pemerintahan, yang diakui secara normatif dan dilaksanakan secara empirik. 3. Asas Legalitas (Due Process of Law): Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam segala bentuknya (due process of law), yaitu bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis.
  • 8. 4. Pembatasan Kekuasaan Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal. 5. Organ-Organ Eksekutif Independen: Dalam rangka membatasi kekuasaan itu, di zaman sekarang berkembang pula adanya pengaturann kelembagaan pemerintahan yang bersifat ‘independent’. 6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak: Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial judiciary). 7. Peradilan Tata Usaha Negara: Dalam setiap Negara Hukum, harus terbuka kesempatan bagi tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat administrasi Negara dan dijalankannya putusan hakim tata usaha negara (administrative court) oleh pejabat administrasi negara.
  • 9. 8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court): Di samping adanya pengadilan tata usaha negara yang diharapkan memberikan jaminan tegaknya keadilan bagi tiap-tiap warga negara, Negara Hukum modern juga lazim mengadopsikan gagasan pembentukan mahkamah konstitusi dalam sistem ketatanegaraannya. 9. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Adanya perlindungan konstitusional terhadap hak asasi manusia dengan jaminan hukum bagi tuntutan penegakannya melalui proses yang adil. 10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat): Dianut dan dipraktekkannya prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat yang menjamin peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kenegaraan, sehingga setiap peraturan perundang-undangan yang ditetapkan dan ditegakkan mencerminkan perasaan keadilan yang hidup di tengah masyarakat.
  • 10. 11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat): Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui gagasan negara demokrasi (democracy) maupun yang diwujudkan melalaui gagasan negara hukum (nomocrasy) dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan umum. 12. Transparansi dan Kontrol Sosial: Adanya transparansi dan kontrol sosial yang terbuka terhadap setiap proses pembuatan dan penegakan hukum, sehingga kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam mekanisme kelembagaan resmi dapat dilengkapi secara komplementer oleh peran serta masyarakat secara langsung (partisipasi langsung) dalam rangka menjamin keadilan dan kebenaran
  • 11. Tujuan Negara Hukum • S. Tasrif: 1) Kepastian hukum (tertib/order); 2) Kegunaan (kemanfaatan/utility); dan 3) Keadilan (justice). • Ahmad Dimyati: 1) Pencapaian keadilan, 2) Kepastian hukum, dan 3) Kegunaan (kemanfaatan). • Kesimpulan: • Pencapaian Keadilan, sesuai dengan asas Ius quia iustum (hukum adalah keadilan, dan Quid ius sine justitia (apalah arti hukum tanpa keadilan). • Hukum adalah untuk mengatur hubungan, baik warga masyarakat maupun negara, The law is a tool to “social control” and “social engineering”. • Hukum dilaksanakan untuk mencapai kepastian.
  • 12. Bentuk-bentuk Negara Hukum NNoo SSiisstteemm HHuukkuumm NNeeggaarraa HHuukkuumm WWiillaayyaahh 11 CCiivviill LLaaww SSyysstteemm RReecchhttssssttaaaatt EErrooppaa BBaarraatt ((KKoonnttiinneennttaall)) 22 CCoommmmoonn LLaaww SSyysstteemm TThhee RRuullee ooff LLaaww AAnngglloo SSaaxxoonn-- AAnngglloo AAmmeerriiccaa 33 SSoocciiaalliisstt LLaaww SSyysstteemm SSoocciiaalliisstt LLeeggaalliittyy EErrooppaa TTiimmuurr 44 IIssllaammiicc LLaaww SSyysstteemm NNoommooccrraaccii IIssllaamm AArraabb--IIssllaamm 55 IInnddoonneessiiaann LLaaww SSyysstteemm PPaannccaassiillaa IInnddoonneessiiaa
  • 13. Unsur-unsur Negara Hukum • Rechtsstaat : 1) Pengakuan dan perlindungan HAM, 2) Pembatasan kekuasaan, 3) Pemerintahan berdasarkan aturan hukum, dan 4) Peradilan administrasi • The Rule of Law : 1) Supremacy of law, 2) Equality before the law, dan 3) Individual right. • Socialist Legality : 1) Manifestation of Socialism , 2) The law as a tool of Socialism, dan 3) Pushed on Social right than individual right. • Nomokrasi Islam : 1) Kekuasaan adalah amanah, 2) HAM, 3) Keadilan, 4) Persamaan, 5) Musyawarah, 6) Perdamaian, 7) Peradilan bebas, 8) Kesejahteraan, dan 9) Ketaatan
  • 14. Negara Hukum Pancasila • F.M. Hadjon: 1. Keserasian hubungan antara rakyat dan pemerintah berdasarkan asas kerukunan, 2. Hubungan fungsional yang proporsional antar kekuasaan negara, 3. Penyelesaian sengketa melalui musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir, 4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. • M. Tahir Azhary: 1. Adanya hubungan erat antara agama dan negara, 2. Bertumpu pada Ketuhanan yang Maha Esa, 3. Kebebasan beragama dalam artian positif, 4. Atheisme tidak dibenarkan dan Komunisme tidak diperkenankan, 5. Berdasarkan asas kekeluargaan dan kerukunan.
  • 15. HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA POLITIK DAN HUKUM DI INDONESIA • Konfigurasi Politik diartikan sebagai susunan atau konstelasi kekuatan politik yang secara dikotomis dibagi atas dua konsep yang bertentangan secara diametral, yaitu konfigurasi politik demokratis dan konfigurasi politik otoriter. • Konfigurasi politik demokratis adalah susunan sistem politik yang membuka kesempatan (peluang) bagi partisipasi rakyat secara penuh untuk ikut aktif menetukan kebijakan umum. • Konfigurasi politik otoriter adalah susunan sistem politik yang lebih memungkinkan negara berperan sangat aktif serta mengambil hampir seluruh inisiatif dalam pembuatan kebijakan negara.
  • 16. KONFIGURASI POLITK KARAKTER PRODUK HUKUM DEMOKRATIS RESPONSIF OTORITER KONSERVATIF
  • 17. TIPE KARAKTER PRODUK HUKUM KONSERVATIF/ELITIS RESPONSIF/POPULISTI K Konteks Konfigurasi Politik yang melahirkannya Lahir dari Konfigurasi Politik Otoriter. Kekuasaan politik didominasi oleh satu kelompok atau koalisi kelompok elite, yang memegang kekuasaan eksekutif. Lahir dari Konfigurasi Politik Demokratis. Kekuasaan politik tersebut di berbagai kelompok masyarakat yang beragam kepentingannya. Proses Pembuatan Hukum Sentralistik Didominasi oleh lembaga-lembaga negara, terutama pemegang kekuasaan eksekutif Partisipatif Mengundang sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat melalui kelompok-kelompok sosial dan individu di dalam masyarakat.
  • 18. TIPE KARAKTER PRODUK HUKUM KONSERVATIF/ELITIS RESPONSIF/POPULISTIK Sifat Fungsi Hukum Positif-instrumentalis Memuat materi-materi yang lebih merefleksikan visi sosial dan politik pemegang kekuasaan atau memuat materi yang lebih merupakan alat untuk mewujudkan kehendak dan kepentingan program pemerintah. Aspiratif Memuat materi-materi yang secara umum sesuai dengan aspirasi atau kehendak masyarakat yang dilayaninya. Sehingga produk hukum itu dapat dipandang sebagai kristalisasi dari kehendak masyarakat. Kemungkinan Penafsiran oleh Pemerintah Peluang sempit untuk Interpretasi. Memuat materi hal-hal penting secara cukup rinci, sehingga memberi sedikit peluang bagi pemerintah untuk membuat penafsiran sendiri melalui berbagai peraturanh pelaksanaan dan peluang yang sempit itu pun hanya berlaku untuk hal-hal yang betul-betul bersifat teknis. Peluang luas untuk Interpretasi Memuat materi singkat dan pokok-pokoknya saja, sehingga memberi pekluang luas kepada pemerintah untuk membuat berbagai interpretasi dengan berbagai peraturan lanjutan yang berdasarkan visi sepihak dari pemerintah dan tidak sekedar masalah teknis.
  • 19. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi • seperti dua sisi mata uang. Konsep negara hukum material mensyaratkan adanya demokrasi, begitupula demokrasi mensyaratkan adanya wadah negara hukum dalam pelaksaksanaannya. • Negara Indonesia yang dalam konstitusinya (pasal 1 ayat (3)) secara nyata menyatakan diri sebagai negara hukum, dalam pasal lainnya (pasal 1 ayat (2)) dinyatakan kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
  • 20.
  • 21. SEJARAH PPEERRJJUUAANNGGAANN UUMMAATT MMAANNUUSSIIAA PPeerrjjuuaannggaann:: PPeerrtteennttaannggaann PPeerrmmuussuuhhaann PPeeppeerraannggaann HHaakk AAssaassii:: IInnddiivviidduu KKeelloommppookk (BBaannggssaa)) BBeelluumm aaddaa ppeenngghhaarrggaaaann//ppeennggaakkuuaann KKeesseeddeerraajjaattaann uummaatt mmaannuussiiaa (ppeennjjaajjaahhaann, ppeerrbbuuddaakkaann, ppeenngguuaassaaaann)) DDEEKKLLAARRAASSII UUNNIIVVEERRSSAALL HHAAKK AASSAASSII MMAANNUUSSIIAA PPiiaaggaamm PPBBBB 1100 DDEESSEEMMBBEERR 11994488
  • 22. HHAAKKIIKKAATT HHAAKK AASSAASSII MMAANNUUSSIIAA Pengertian HHAAMM: HAK DASAR YG MELEKAT & DIMILIKI SETIAP MANUSIA SBG ANUGERAH TUHAN YME HHAAMM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR YG MELEKAT PD ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT (MUSTHAFA KEMAL PASHA) HHAAMM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR & MELEKAT DNG POTENSINYA SBG MAKHLUK & WAKIL TUHAN (GAZALLI) HHAAMM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK IA HIDUP YG MELEKAT PD ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT 2 LANDASAN PENGAKUAN THD HAM: a. LANDASAN PERTAMA & LANGSUNG : KODRAT MANUSIA b. LANDASAN KEDUA & LBH DALAM : TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA  SAMA, KECUALI AMALNYA.
  • 23. HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA Pengertian HAM: -Natural right (John Locke, 1632-1704)  Hak-hak alamiah manusia (hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak milik) - Human right (Eleanor Roosevelt) Piagam PBB ttg Deklarasi UUnniivveerrssaall ooff HHuummaann RRiigghhttss 11994488 a. Hak berpikir & mengeluarkan pendapat b. Hak memiliki sesuatu c. Hak mendapatkan pendidikan & pengajaran d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama e. Hak utk hidup UUUU 3399//11999999 ttttgg HHAAMM a. Hak utk hidup b. Hak berkeluarga c. Hak mengembangkan diri d. Hak keadilan e. Hak kemerdekaan f. Hak utk kemerdekaan hidup g. Hak utk memperoleh nama baik h. Hak utk memperoleh pekerjaan i. Hak utk mendapatkan perlindungan hukum f. Hak berkomunikasi g. Hak keamanan h. Hak kesejahteraan, dan i. Hak perlindungan
  • 24. HHAAKKIIKKAATT HHAAKK AASSAASSII MMAANNUUSSIIAA Pengertian HHAAMM mmeelliippuuttii bbiiddaanngg:: a. Hak asasi pribadi (ppeerrssoonnaall rriigghhttss)  Hak kemerdekaan, Hak menyatakan pendapat, Hak memeluk agama. b. Hak asasi politik (ppoolliittiiccaall rriigghhttss)  Hak utk diakui sbg warga negara  Hak memilih & dipilih, Hak berserikat, Hak berkumpul. c. Hak asasi ekonomi (pprrooppeerrttyy rriigghhttss)  Hak memiliki sesuatu, Hak mengadakan perjanjian, hak bekerja, hak mendapat hidup layak. d. Hak asasi sosial & kebudayaan (SSoocciiaall && ccuullttuurraall rriigghhttss)  Hak mendapatkan pendidikan, Hak mendapat santunan, Hak pensiun, Hak mengembangkan kebudayaan, Hak berekspresi. e. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm hukum & pemerintahan (RRiigghhttss ooff LLeeggaall EEqquuaalliittyy) f. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm tata cara peradilan & perlindungan (PPrroocceedduurraall rriigghhttss)
  • 25. SSEEJJAARRAAHH PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN HHAAMM a. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM mmaassaa sseejjaarraahh - Nabi Musa (6000 SM)  bebaskan umat yahudi dr perbudakan - Hukum Hammurabi di Babylonia (2000 SM)  jaminan keadilan bg WN - Socrates (469-399 SM), Plato (429-347 SM), Aristoteles (384-322 SM)  Ajaran utk mengkritik pemerintah yg tdk berdasarkan keadilan, cita-cita, kebijaksanaan. - Nabi Muhammad SAW (600 M)  Membebaskan bayi wanita & wanita dr penindasan bangsa Quraisy. b. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM ddii IInnggggrriiss - MMaaggnnaa CChhaarrttaa – Piagam Agung (1215)  batasi kekuasaan Raja John: bertindak sewenang2 thdp rakyat & pok bangsawan - PPeettiittiioonn ooff RRiigghhttss (1628)  pertanyaan ttg hak2 rakyat & jaminannya: pajak & pungutan hrs dng persetujuan, WN tdk boleh dipaksa terima tentara di rumah, tentara tdk boleh gunakan hkm perang pd masa damai. - HHaabbeeaass CCoorrppuuss AAcctt (1679)  UU mengatur ttg penahanan seseorang: tahanan sgr diperiksa dlm waktu 2 hari stlh ditahan, alasan penahanan hrs disertai bukti sah mnrt hukum - BBiillll ooff RRiigghhtt (1689)  UU yg diterima parlemen Inggris utk perlawanan thd Raja James II: kebebasan dlm pemilihan anggt parlemen, kebebasan dlm berbicara & mengeluarkan pendapat, pajak-uu- pembentukan tentara seijin parlemen, hak WN memeluk agama & kepercayaan masing2, parlemen berhak mengubah keputusan raja.
  • 26. SSEEJJAARRAAHH PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN HHAAMM c. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM ddii AAmmeerriikkaa SSeerriikkaatt - Didasari pemikiran John Locke :hak hidup (lliiffee), hak kebebasan (lliibbeerrttyy), hak milik (pprrooppeerrttyy)  DDeeccllaarraattiioonn ooff IInnddeeppeennddeennccee ooff TThhee UUnniitteedd SSttaatteess (4 Juli 1776)  Konstitusi negara. - Perjuangan sebagai emigran Inggris. d. PPeerrkkeemmbbaannggaann HHAAMM ddii PPeerraanncciiss - Naskah awal revolusi Perancis (1789)  DDeeccllaarraattiioonn ddeess DDrrooiittss ddee LL’’ hhoommmmee eett DDuu CCiittooyyeenn (pernyataan ttg HAM & WN) : ketidakpuasan kaum borjuis & rakyat thdp Raja Louis XVI  HAM adlh hak alamiah sesuai kodrat manusia & tdk dpt dipisahkan, bersifat suci. - Revolusi Perancis  perjuangan penegakan HAM di Eropa : LLiibbeerrttyy,, EEggaalliittyy,, FFrraatteerrnniittyy  Konstitusi Perancis (1791) e. AAttllaannttiicc CChhaarrtteerr (1941) - PD II  F.D. Roosevelt  TThhee FFoouurr FFrreeeeddoomm ( ff ooff rreelliiggiioonn,, ff ooff ssppeeeecchh & tthhoouugghhtt,, ff ooff ffeeaarr,, ff ooff wwaanntt) f. Pengakuan HAM PBB - Deklarasi 10 Des 1948 10 Des : Hari HAM - Pasal 1 : Sekalian orang dilahirkan merdeka & mempunyai martabat & hak2 yg sama. Mereka dikaruniai akal & budi & dan hendaknya bergaul satu sama lain dlm persaudaraan. - Sidang Majelis umum PBB 1966  ccoovveennaannttss oonn HHuummaann rriigghhttss dlm hukum internasional  diratifikasi negara-negara anggota PBB.
  • 27. HAM DI INDONESIA PPeennggaakkuuaann BBaannggssaa IInnddoonneessiiaa  HHAAMM a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama “…Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…” b. Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat “Kemudian daripada itu, …, Kemanusiaan yang adil dan beradab, …”  landasan idiil pengakuan & jaminan HAM di Indonesia. c. Batang Tubuh UUD 1945 - Pasal 28 A  Hak hidup, hak mempertahankan hidup & kehidupan - Pasal 28 B  Hak membentuk keluarga & melanjutkan keturunan, Hak kelangsungan hidup-tumbuh-berkembang utk anak, Hak perlindungan dr kekerasan & diskriminasi - Pasal 28 C  Hak mengembangkan diri, Hak mendapatkan pendidikan & memperoleh manfaat iptek & seni budaya, Hak memajukan diri dlm perjuangkan hak scr kolektif - Pasal 28 D  Hak pengakuan-jaminan-perlindungan-kepastian hukum, Hak perlakuan sama di hadapan hukum, Hak bekerja, Hak WN memperoleh kesempatan sama dalam pemerintahan, Hak status WN - Pasal 28 E  Hak beragama & beribadah, Hak memilih dikjar-pekerjaan-WN-tempat tinggal, Hak kebebasan meyakini kepercayaan, Hak kebebasan berserikat-berkumpul-mengeluarkan pendapat. - Pasal 28 F  Hak berkomunikasi & memperoleh informasi, Hak mencari-memperoleh- memiliki-menyimpan-mengolah-menyampaikan informasi
  • 28. HAM DI INDONESIA PPeennggaakkuuaann BBaannggssaa IInnddoonneessiiaa  HHAAMM - Pasal 28 G  Hak perlindungan, Hak rasa aman & perlindungan dr ancmn ketakutan, Hak bebas dr penyiksaan/perlakuan merendahkan derajat martabat manusia, Hak memperoleh suaka politik - Pasal 28 H  Hak hidup sejahtera, Hak mendapat kemudahan & perlakuan khusus utk peroleh kesempatan & manfaat sama capai persamaan & keadilan, Hak jaminan sosial, Hak milik pribadi - Pasal 28 I  Hak utk hidup, Hak tdk disiksa, Hak kemerdekaan pikiran-hati nurani, Hak tdk dituntut atas dsr hukum yg berlaku surut, Hak bebas dr perlakuan diskriminatif, Hak masyarakat tradisional dihormati d. Ketetapan MPR - Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 ttg HAM  Tlh dicabut dng Tap Nomor Tap MPR Nomor I/MPR/2003. Macam-macam HAM dlm Tap Nomor XVII/MPR/1998: Hak utk hidup, Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan, Hak keadilan, Hak kemerdekaan, Hak atas kebebasan informasi, Hak keamanan, Hak kesejahteraan, Kewajiban, perlindungan & pemajuan. e. UU 39/1999 ttg HAM + UU 26/2000 ttg Pengadilan HAM - Ps 4  Hak utk hidup, Ps 10  Hak utk berkeluarga, Ps 11 s.d. 16  Hak utk mengembangkan diri, Ps 17 s.d. 19  Hak utk memperoleh keadilan, Ps 20 s.d. 27  Hak atas kebebasan pribadi, Ps 28 s.d. 35  Hak atas rasa aman, Ps 36 s.d. 42  Hak atas kesejahteraan, Ps 43-44  Hak turut serta dlm pemerintahan, Ps 45 s.d. 51  Hak wanita, Ps 52 s.d. 66  Hak anak
  • 29. HAM DI INDONESIA BBaannggssaa IInnddoonneessiiaa  PPeenneeggaakkaann HHAAMM a. Pembentukan Lembaga 1. Komisi Nasional HAM [Dasar: Keppres No 5/93 tgl 7 Juni 1993  UU No 39/1999 ttg HAM] ¨ Lembaga mandiri, kedudukan setingkat lembaga negara yg lain. ¨ Fungsi: pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM. ¨ Tujuan: Mengembangkan kond yg kondusif plaks HAM suai PS, UUD 45, Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM. Meningkatkan perlindungan & penegakan HAM guna perkemb pribadi manusia Indonesia seutuhnya & kemampuannya berpartisipasi dlm brbagai bid kehdupan. 2. Pengadilan HAM [Dasar: UU No 26/2000 ttg Pengadilan HAM] ¨ Pengadilan khusus di lingk pengadilan umum, berkedudukan di kab/kota. ¨ Khususbertugas & berwenangmemeriksa & memutus pelanggaran HAM berat (termasuk di luar batas teritorial wil RI oleh WNI). 3. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul DPR, dengan Keppres. Peristiwa  Pelanggaran HAM berat sebelum terbit UU No. 26/2006 4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, dibentuk berdasarkan undang-undang  Alternatif penyelesaian di luar Pengadilan HAM.
  • 30. HAM DI INDONESIA 5. Contoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM): – KONTRAS (Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan) – YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia) – ELSAM (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat) – HRW (Human Right Watch) b. Konvensi Internasional tentang HAM  wujud nyata keperdulian masy internasional: – The International on Civil & Political Rights (1966) – The International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights (1966) – Optional Protocol – Declaration on the Rights of Peoples to Peace (1984) – Declaration on the Rights to Development (1986) – African Charter on Human & Peoples’ Rights (1981) – Cairo Declaration on Human Rights in Islam (1990) – Bangkok Declaration (1993) – Deklarasi Wina (1993)
  • 31. HAM DI INDONESIA c. Keikutsertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional – Ratifikasi perjanjian: pengikatan diri suatu negara utk melaksanakan ketentuan2 dlm perjanjian, & ketentuan2 itu mnjdi hukum nasionalnya. – Konvensi internasional ttg HAM yg diratifikasi oleh Indonesia: a. Konvensi Jenewa 12 Agust 1949 (UU No.59 th 1958) b. Convention on the Political Rights of Woman (UU No.68 th 1958) c. Convention of the Elimination of Discrimination Against Women (UU No.7 th 1984) d. Convention of the Rights of the Child (Keppres No.36 th 1990) e. Convention on the Prohibition of the Development, Production and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxic Weapons and on their Destruction (Keppres No.58 th 1991) f. International Convention Against Apartheid in Sports (UU No.48 th 1993) g. Torture Convention (UU No.5 th 1998) h. ILO Convention No.87 Concerning Freedom of Association and Protection on the Rights to Organise (UU No.83 th 1998) i. Convention on the Elimination of Racial Discrimination (UU No.29 th 1999)
  • 32.  HAK ASASI MANUSIA dan DEMOKRASI  Demokrasi: sistem politik yang dapat memberi penghargaan, menjamin perlindungan dan penegakan atas hak-hak dasar manusia  Unsur utama demokrasi: o Kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusan politis o Kesamaan hak/kesetaraan politis dalam menjalankan kendali  Konsep pokok demokrasi: o Kebebasan/persamaan (freedom/equality) o Kedaulatan rakyat (people’s sovereignty)  Unsur pokok pemerintahan demokrasi: o Pengakuan atas HAM o Partisipasi rakyat dalam pemerintahan Sehingga: 1. Keinginan negara demokrasi ratifikasi aturan HAM 2. HAM – demokrasi  persyaratan  hubungan internasional 3. Pelanggaran demokrasi – HAM  bukan urusan internal negara
  • 33. Piagam PBB ttg Deklarasi Universal of HHuummaann RRiigghhttss 11994488 a. Hak berpikir & mengeluarkan pendapat b. Hak memiliki sesuatu c. Hak mendapatkan pendidikan & pengajaran d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama e. Hak utk hidup f. Hak utk kemerdekaan hidup g. Hak utk memperoleh nama baik h. Hak utk memperoleh pekerjaan i. Hak utk mendapatkan perlindungan hukum UUUU 3399//11999999 ttttgg HHAAMM a. Hak utk hidup b. Hak berkeluarga c. Hak mengembangkan diri d. Hak keadilan e. Hak kemerdekaan f. Hak berkomunikasi g. Hak keamanan h. Hak kesejahteraan i. Hak perlindungan
  • 34. Undang-Undang 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa : “pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku”.
  • 35. Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia dan menjamin perlindungan bagi semua orang maka diperlukan upaya-upaya investigasi atau pencarian fakta manakala terjadi pelanggaran hak asasi manusia. Tujuan dari Investigasi atau pencarian fakta adalah: 1. Membantu menyembuhkan dan merehabilitasi korban 2. Pendampingan hukum (advokasi dan litigasi) 3. Mendorong perubahan kebijakan yang menghormati dan melindungi hak asasi manusia 4. memantau kepatuhan pemerintah terhadap persetujuan internasional di bidang HAM. 5. Sarana pendidikan publik 6. Bahan pelurusan sejarah
  • 36. HAK AZASI MANUSIA Menurut Undang-Undang No 39 tahun 1999 tentang HAM dalam pasal 1 Hak Asasi Manusia adaläh : seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demikehormatan dan perlindunganharkat dan martabat manusia.
  • 37. Hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan Menjadi sebagai berikut: Hak-hak asasi pribadi (personal rights), yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dankebebasan bergerak Hak-hak asasi ekonomi (property rights), yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli dan menjual serta memanfaatkannya. Hák-hak asasi politik (political rights), yaltu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum), dan hak untuk mendirikan partal politik. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of legal equality). Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk mengembangkan kebudayaan. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya, peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
  • 38. Prinsip-prinsip Pelaksanaan HAM di Indonesia 1.Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban 2. Bersifat Relatif 3. Keterpaduan 4.Keseimbangan 5. Kerja Sama Internasional yang Saling Menghormati 6. Taat pada Peraturan 7. Keterkaitan Sistem Politik 8. Kesamaan Harkat dan Martabat 9. Prinsip Memperoleh & Menuntut Perlakuan yang Sama 10.Perlindüngan Masyarakat Adat 11.Mendahulukan Hukum Nasional 12.Tanggung Jawab Pemerintah
  • 39. INSTRUMEN HUKUM HAM 1.Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. 2.UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia). 3.Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. 4.Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia. 5.Inpres No, 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Nonpribumi dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Pro­gram, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemenintahan. 6.UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 7.UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. - 8.Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A — 28J mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan Perlindungan Terhadap Hak Asasi Manusia.
  • 40. 2. Hambatan penegakkan HAM a.Faktor Kondisi Sosial-Budaya. b.Faktor Komunikasi dan Informasi, 1)Letak geografis Indonesia yang luas 2)Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun secara baik 3)Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas. C.Faktor Kebijakan Pemerintah. 1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya jaminan hak asasi manusia. 2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi manusia sering diabaikan. d.Faktor Perangkat Perundangan. 1)Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi internasional tentang hak asasi manusia. 2)Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit untuk diimplementasikan.
  • 41. e.Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement). 1)Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia. 2)Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk memperkaya din. 3)Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
  • 42. 3.Pelanggaran HAM berat Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan, sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, mencakup Kejahatan Qenosida dan Kejahatan Kemanusiaan.
  • 43. I) Kejahatan Genosida Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, kelompok agama, dengan cara: a.membunuh anggota kelompok; b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok; c.menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya; d.memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau e.memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke kelompok lain.
  • 44. 2)Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa: a.pembunuhan b. pemusnahan c. perbudakan; d.pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; e.perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang f.penyiksaan; g.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara; h.penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional; i.penghilangan orang secara paksa; atau j.kejahatan apartheid.
  • 45. SANKSI INTERNASIONAL ATAS PELANGGARAN HAM 1.Di berlakukannya travel warning terhadap warga negaranya 2.pengalihan investasi atau penanaman modal asing 3.Pemutusan hubungan diplomatik 4.Pengurangan bantuan ekonomi 5.Pengurangan tingkat kerjasama 6.Pemboikotan produk eksport 7.Embargo Ekonomi