SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
1
© fisikareview.wordpress.com
BAB 1. PENGUKURAN
A. BESARAN DAN SATUAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan
dengan angka.
Satuan adalah ukuran besaran.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Di dalam ilmu fisika dikenal dua besaran, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
lebih dahulu sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Dalam fisika
ada 7 besaran pokok yang harus diingat, yaitu :
No Besaran Pokok Satuan Singkatan
1. Panjang meter m
2. Massa kilogram kg
3. Waktu sekon s
4. Kuat Arus ampere A
5. Suhu kelvin K
6. Intensitas Cahaya candela Cd
7. Jumlah Zat mol mol
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang dibentuk atau diturunkan dari
besaran pokok. Berikut beberapa contoh besaran turunan.
No Besaran Turunan
Satuan
MKS CGS
1. Luas m
2
cm
2
2. Volume m
3
cm
3
3. Kecepatan m/s cm/s
4. Percepatan m/s
2
cm/s
2
5. Gaya Newton (N) dyne
6. Energi Joule (J) erg
Berdasakan nilai dan arahnya, besaran ada dua yaitu besaran skalar
dan besaran vektor.
• Besaran vektor, yaitu besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Contohnya : gaya, kecepatan dan percepatan
• Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya mempunyai nilai dan
tidak mempunyai arah. Contohnya: panjang, waktu, massa
3. Sistem Satuan
Dalam sistem satuan dikenal singkatan, awalan, dan pangkat
bilangan sepuluh seperti
Awalan Simbol Konversi
Yotta Y 10
24
Zetta Z 10
21
Eksa E 10
18
Peta P 10
15
Tera T 10
12
Giga G 10
9
Mega M 10
6
kilo k 10
3
hekto h 10
2
deka da 10
1
desi d 10
-1
centi c 10
-2
mili m 10
-3
mikro μ 10
-6
nano n 10
-9
piko p 10
-12
Femto f 10
-15
Atto a 10
-18
Zepto z 10
-21
Yokto y 10
-24
Contoh: 15 nm = ..... m
= 15 × 10
-9
m atau 0,000 000 015 m
a. Satuan Internasional (SI)
Pada tahun 1960 ditetapkan sistem satuan yang berlaku secara
internasional yang berfungsi sebagai satuan standar dan disebut
Sistem Internasional (SI).
Syarat Satuan Internasional :
(1) Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apapun.
(2) Bersifat internasional, sehingga dapat dipakai di manapun
(3) Mudah ditiru oleh setiap orang yang menggunakan.
b. Satuan MKS (meter-kilogram-sekon)
• Panjang; satuannya meter (m).
• Massa; satuannya kilogram (kg).
• Waktu; satuannya sekon (s).
c. Satuan CGS (centimeter-gram-sekon)
• Panjang; satuannya centimeter (cm).
• Massa; satuannya gram (g).
• Waktu; satuannya sekon (s).
d. Satuan Baku dan Tidak Baku
• Satuan baku; satuan yang sudah diakui secara internasional
sehingga dapat digunakan di negara manapun. Contoh: meter,
kilogram dan liter.
• Satuan tidak baku; satuan yang tidak diakui secara internasional,
sehingga hanya digunakan di daerah tertentu saja. Contoh:
hasta, depa, jengkal, dan gayung.
B. PENGUKURAN
Ada dua macam kesalahan pada pengukuran, yaitu sebagai berikut
a. Kesalahan karena alat ukur yang digunakan tidak berfungsi
dengan baik. Contoh:
- Kesalahan titik nol (zerro error) adalah kesalahan
pengukuran yang disebabkan oleh bacaan alat ukur tidak
tepat pada posisi nol.
- Skala alat ukur tidak jelas atau kurang bisa dibaca.
b. kesalahan yang dilakukan oleh manusia yang melakukan
pengukuran. Contoh:
- Kesalahan paralaks (paralax error) adalah kesalahan
pembacaan alat ukur yang disebabkan oleh posisi mata yang
tidak tepat/miring
- Kesalahan penggunaan alat ukur, misal tidak memulai
pengukuran dari skala terkecil
1. Pengukuran Panjang
Standar panjang dalam SI adalah meter (m). Satu meter didefinisikan
sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama
selang waktu 1/299.792.458 sekon.
Alat ukur besaran panjang diantaranya:
a. Pita ukur
b. Mistar, memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm
c. Jangka sorong, memiliki ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm
d. Mikrometer sekrup, memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm
Cara Pengukuran Panjang
1. Mistar & Pita Ukur
Hasil Pengukuran: 2,3 cm
2. Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki 2 jenis skala
a. skala utama (dalam satuan cm)
b. skala noninus (dalam satuan mm)
Hasil pengukuran pada jangka sorong:
1. Skala utama: 2,8 cm
2. Skala noninus: 0,01 cm x 4 = 0,04 cm
3. Hasil pengukuran: 2,8 + 0,04 = 2,84 cm
2
© fisikareview.wordpress.com
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki 2 jenis skala
a. skala utama (dalam satuan mm)
b. skala noninus (dalam satuan mm)
Hasil pengukuran pada mikrometer sekrup:
1. Skala utama: 15 mm
2. Skala noninus: 0,01 mm x 33 = 0,33 mm
3. Hasil pengukuran: 15 + 0,33 = 15,33 mm
2. Pengukuran Massa
Massa suatu benda adalah banyaknya zat yang terkandung dalam
suatu benda. Satuan massa dalam SI adalah kilogram (kg). Alat ukur
massa dinamakan neraca. Beberapa jenis neraca yang sering
digunakan adalah:
a. Neraca pasar, biasa disebut timbangan.
b. Neraca dua lengan yang sama.
c. Neraca tiga lengan.
d. Neraca kimia, biasa digunakan untuk mengukur massa yang kecil
(dalam gram).
e. Neraca elektronik/digital, hasil pengukuran langsung terbaca di
layar.
3. Pengukuran Waktu
Satuan standar untuk waktu adalah sekon (s) atau detik. Satu sekon
didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133
untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Beberapa alat ukur besaran waktu:
a. Jam matahari, jam air, jam pasir, yang digunakan di zaman dulu.
b. Arloji, banyak digunakan untuk menetukan terjadinya suatu
peristiwa.
c. Stopwatch, untuk mengukur selang waktu yang singkat.
Misalnya : selang waktu pelari.
4. Pengukuran Kuat Arus Listrik
Alat ukur arus listrik dinamakan amperemeter. Bagian terpenting
dari amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja
dengan prinsip gaya antara medan magnet dengan kumparan
berarus
5. Pengukuran Suhu
Alat ukur suhu dinamakan termometer. Termometer terdiri dari
banyak jenis. Pada umumnya termometer dibagi menjadi dua yaitu
termometer non-logam dan termometer logam.
Jenis-jenis termometer akan dijelaskan secara rinci di BAB SUHU
6. Pengukuran Intensitas Cahaya
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran intensitas cahaya
disebut candlemeter atau luxmeter
7. Pengukuran Jumlah Zat
Jumlah zat tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dilakukan
dengan cara mengukur massa zat terlebih dahulu.
Tambahan:
Beberapa konversi satuan yang penting
1 ton = 1000 kg
1 kw (kuintal) = 100 kg
1 ons = 0,1 kg
1 ha = hm
2
1 L (liter) = 1 dm
3
1 mL (mililiter) = 1 cm
3
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 s
1 jam = 3600 s
3
© fisikareview.wordpress.com
BAB 2. SUHU
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas
atau dinginnya suatu benda.
Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K)
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer
A. JENIS-JENIS TERMOMETER
Sifat-sifat fisika zat yang dapat digunakan untuk membuat
termometer adalah :
a. pemuaian volume cairan dalam suatu pipa kapiler
b. Hambatan listrik pada seutas kawat platina
c. Beda potensial pada suatu termokopel
d. Pemuaian panjang keping bimetal
e. Muai tekanan gas pada volum tetap
f. Radiasi yang dipancarkan benda mis: pirometer
Sifat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah termometer:
a. Skalanya mudah dibaca
b. Aman untuk digunakan
c. Kepekaan pengukurannya
d. Jangkauan suhu yang mampu diukur
1. Termometer Cairan
Termometer yang berisi cairan disebut termometer cairan. Contoh:
termometer raksa dan termometer alkohol.
a. Termometer Raksa
Keuntungan Kerugian
a. mudah dilihat karena mengkilap a. harganya mahal
b. Volume raksa berubah secara
teratur ketika terjadi perubahan
suhu
b. termasuk zat berbahaya
(disebut juga air keras)
c. tidak membasahi kaca c. tidak dapat digunakan
untuk mengukur suhu yang
sangat rendah (misalnya suhu
di kutub )
d. Jangkauan suhu raksa cukup
lebar (-40
o
C - 350
o
C)
e. dapat terpanasi secara merata
sehingga menunjukkan suhu
dengan cepat dan tepat
b. Termometer Alkohol
Keuntungan Kerugian
a. lebih murah dibandingkan
dengan raksa
a. membasahi dinding kaca
b. teliti karena untuk kenaikan
suhu yang kecil, alkohol mengalami
perubahan volum yang lebih besar
b. tidak berwarna, sehingga
harus diberi warna dulu agar
mudah dilihat
c. Alkohol dapat mengukur suhu
yang sangat rendah (dingin) karena
titik beku Alkohol sangat rendah,
yaitu -122
o
C
c. memiliki titik didih rendah,
yaitu 78
o
C sehingga
pemakaiannya terbatas
Alasan tidak dipakainya air sebagai pengisi pipa termometer:
(1) Air mebasahi dinding kaca sehingga meninggalkan titik-titik air
pada kaca dan ini akan mempersulit membaca ketinggian air
pada tabung
(2) Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca
(3) Jangkauan suhu air terbatas (0
o
C – 100
o
C)
(4) Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikkan
(5) Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karena air termasuk
penghantar panas yang sangat jelek
c. Beberapa Termometer Cairan dalam Keseharian
1. Termometer Klinis :
• Biasanya digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh
manusia
• Cairan yang digunakan untuk mengisi pipa adalah raksa
• Skala suhu diantara 35
o
C s/d 42
o
C
2. Termometer Dinding :
• Digunakan untuk mengukur suhu ruangan
• Skala yang digunakan mengcakup suhu di atas dan di bawah
suhu yang dapat terjadi dalam ruang
• Skala suhu diantara -50
o
C s/d 50
o
C
3. Termometer maksimum minimum six bellani :
• Digunakan dalam rumah kaca
• Berisi alkohol dan raksa
• Skala yang digunakan ada 2 yaitu skala minimum dan skala
maksimum
2. Termometer-Termometer Lainnya
a. Termometer Gas
• Prinsip: Jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda
ketinggian yang lebih besar
• Lebih teliti dari termometer cairan
• Lebar jangkauan suhu -250
o
C s.d 1500
o
C
b. Termometer Platina
• Prinsip: ketika suhu naik, hambatan platina naik
• Keuntungan: jangkauan suhunya lebar (-250
o
C s.d 1500
o
C),
teliti, dan peka
• Kerugian: suhu tidak dapat dibaca secara langsung dan
pembacaannya lambat sehingga tidak cocok untuk mengukur
suhu yang berubah-ubah
c. Termometer Termistor
• Prinsip: ketika suhu naik, hambatan Turín
• Keuntungan: dapat dihubungkan ke rangkain lain atau komputer
• Kerugian: jangkauan suhu terbatas yaitu -25
o
C s.d 180
o
C
d. Termometer Termokopel
• Prinsip: suhu berbeda akan menghasilkan arus listrik yang
berbeda
• Keuntungan: jangkauan suhunya besar ( 100
o
C s.d 1500
o
C ),
ukuran termometer kecil, dapat mengukur suhu dengan cepat
dan dapat dihubungkan ke rangkaian lain atau komputer
• Kerugian: kurang teliti jika dibandingkan termometer gas dan
temometer platina
e. Termometer Bimetal
• Prinsip: makin besar suhu, keping bimetal makin melengkung
untuk menunjukkan suhu yang lebih besar
f. Pirometer
• Merupakan termometer yang digunakan untuk mengukur suhu
yang sangat tinggi (diatas 1000
o
C ) seperti suhu peleburan
logam atau suhu permukaan matahari
• Prinsip: mengukur radiasi yang dipancarkan oleh benda tersebut
• Jenis: Pirometer optik dan pirometer radiasi total
B. SKALA TERMOMETER
Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik
tetap yaitu titik ketika zat mengalami perubahan wujud (melebur
dan mendidih). Titik tetap ketika zat melebur disebut titik tetap
bawah. Titik tetap ketika zat mendidih disebut titik tetap atas.
Biasanya dipakai titik beku es 0
o
C dan titik didih air 100
o
C
Kalibrasi Termometer
Kalibrasi Termometer adalah proses memberi skala pada sebuah
termometer polos.
Langkah-langkah Kalibrasi:
a. Menentukan titik tetap bawah
b. Menentukan titik tetap atas
c. Membagi jarak antara kedua titik tersebut menjadi beberapa
bagian yang sama
d. Dapat memperluas skala di bawah titik tetap bawah dan di atas
titik tetap atas
Skala Termometer Celsius
Skala suhu Celsius ditetapkan berdasarkan titik lebur es (0
o
C) dan
titik didih air (100
o
C) diusulkan pertama kali oleh astronom swedia
bernama Anders Celsius
Skala Termometer Fahrenheit
Titik beku es 32
o
F dan titik didih air 212
o
F
Skala Termometer Reamur
Titik beku es 0
o
R dan titik didih air 80
o
R
Skala Termometer Kelvin
Titik beku es 273 K dan titik didih air 373 K
Suhul Nol Mutlak = 0 K = −−−−273
o
C, suhu dimana partikel-partikel
berhenti bergerak.
4
© fisikareview.wordpress.com
C. MENGUBAH SKALA SUHU TERMOMETER
Cara untuk mengubah suhu, antara lain:
a. menggunakan cara kalibrasi termometer
Contoh:
Suhu 50
o
F = _________
o
C
Fx
x
x
0
10
1800180
180
100
3250
0
=
=
=
−
−
b. menggunakan rumus perbandingan suhu
Perbandingan Skala
5:4:9:5
100:80:180:100
)273373(:)080(:)32212(:)0100(
=
=
−−−−=
Rumus Perbandingan Suhu
5:4:9:5)273(::)32(: =−− KRFC
Perubahan Suhu (∆T)
∆T = perubahan suhu, kenaikan suhu, penurunan suhu, perbedaan
suhu.
Rumus Perbandingan Perubahan Suhu
5:4:9:5::: =∆∆∆∆ KRFC
5
© fisikareview.wordpress.com
BAB 3. ZAT DAN WUJUDNYA
A. WUJUD ZAT
Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa (m) dan menempati
ruang (V). Ada 3 jenis wujud zat yaitu padat, cair dan gas.
1. Sifat-Sifat Wujud Zat
Wujud Bentuk Volume Sifat Partikel
Padat Tetap Tetap
• Susunan partikel berdekatan
dan teratur
• Gaya tarik antar partikel
sangat kuat
• Gerak Partikel hanya
bergetar pada tempatnya
Cair Berubah Tetap
• Susunan partikel agak
berjauhan dan kurang teratur
• Gaya tarik antar partikel
lemah dan mudah dipisahkan
• Gerak partikel bebas, tetapi
tidak meninggalkan
kelompoknya
gas Berubah Berubah
• Susunan partikel berjauhan
dan tidak teratur
• Gaya tarik antar partikel
sangat lemah (tidak ada)
• Gerak partikel sangat bebas,
cepat dan menyebar
2. Perubahan Wujud Zat
Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat.
Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke
cair.
Mengkristal yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat.
Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas.
Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas.
Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair.
3. Perubahan Wujud Zat Menurut Teori Partikel
(1) Zat padat dipanaskan, partikel bergerak makin cepat, lama
kelamaan jarak antar partikel makin besar dan gaya tarik antar
partikel semakin kecil sehingga berubah wujud menjadi cairan
(2) Cairan bila dipanaskan terus, maka gerakan partikel makin
besar, dan makin bebas. Jarak antar partikel semakin jauh dan
gaya tarik antar partikel semakin kecil sehingga berubah wujud
menjadi gas
(3) Gas akan meyebar memisahkan diri dari kelompoknya.
4. Kohesi dan Adhesi
Kohesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang sejenis. Contoh:
gaya tarik antar partikel kayu pada sepotong kayu, gaya tarik antar
partikel plastik pada penggaris
Adhesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang tidak sejenis.
Contoh: gaya tarik antar partikel tinta dengan partikel kertas, gaya
tarik antar partikel kapur dengan partikel papan
5. Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung
Meniskus Cekung: permukaan cairan dalam tabung reaksi
berbentuk cekung disebabkan karena Adhesi antara dinding tabung
dengan cairan lebih besar dari Kohesi antar cairan dalam tabung.
Meniskus Cembung: permukaan cairan dalam tabung reaksi
berbentuk cembung disebabkan karena Kohesi antar cairan dalam
tabung lebih besar dari Adhesi antara dinding tabung dengan cairan.
6. Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di
dalam pipa kapiler.
Manfaat Kapilaritas:
Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, naiknya air melalui
akar tumbuhan, sifat mengisap air pada handuk, tissue, dan kain
Kerugian Kapilaritas:
Merembesnya air membasahi dinding rumah dan dapat merusak
dinding rumah
7. Tegangan Permukaan Zat Cair
Adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi lapisan elastis.
Contoh: Jarum dapat terapung di atas permukaan zat cair, nyamuk
dapat berjalan di atas permukaan air, dll
B. MASSA JENIS ZAT
Massa Jenis zat adalah perbandingan massa zat (m) dengan
volumenya (V)
ρ = massa jenis zat (kg/m
3
) (g/cm
3
)
m = massa zat (kg) (g)
V = volume zat (m
3
) ( cm
3
)
Satuan SI untuk massa jenis adalah kg/m
3
Ingat: massa jenis air adalah 1000 kg/m
3
(ρair = 1000 kg/m
3
)
Massa Jenis Campuran
Adalah massa total zat dibandingkan dengan volume total zat
VV
mm
21
21
+
+
=ρ
Perbandingan massa jenis 2 zat dimana volume kedua zat sama
m
m
cairanB
cairanA
cairanB
cairanA
=
ρ
ρ
Catatan: Konversi satuan massa jenis
g/cm
3
kg/m
3
(dikalikan 1000)
kg/m
3
g/cm
3
(dibagi 1000)
=
˭
˰
6
© fisikareview.wordpress.com
BAB 4. PEMUAIAN
Apabila zat dipanaskan, energinya akan bertambah, partikel-
partikelnya akan bergerak lebih cepat, akibatnya jarak antar
partikelnya bertambah, hal inilah yang menyebabkan terjadinya
pemuaian.
Zat padat dapat mengalami muai panjang, luas dan volume
Zat cair dapat mengalami muai volume
Gas dapat mengalami muai volume dan/atau tekanan
A. PEMUAIAN PANJANG PADA ZAT PADAT
Dari percobaan musschenbroek, diperoleh kesimpulan bahwa
pertambahan panjang logam yang dipanaskan bergantung kepada
a. panjang logam mula-mula (l1)
b. jenis logam (α)
c. kenaikan suhu (∆t)
Jika pada suhu mula-mula (t1) panjang benda adalah l1, setelah
dipanaskan sampai suhu t2, panjang benda menjadi l2, maka
pertambahan panjang benda, dapat dihitung dengan rumus:
tll ∆=∆ ..1 α
l∆ = pertambahan panjang (m, cm, mm)
1l = panjang mula-mula (m, cm, mm)
α = koefisien muai panjang (/
o
C, /K)
t∆ = perubahan suhu (
o
C, K)
Untuk mencari panjang akhir benda (l2), dipakai rumus
lll ∆+= 12 atau ).1(12 tll ∆+= α
koefisien muai panjang ( ) benda bergantung pada jenis bendanya.
Makin besar koefisien muainya, makin mudah benda untuk memuai.
Tabel koefisien muai panjang berbagai jenis zat
Jenis Zat Koefisien muai panjang ( /
o
C) (/ K)
Timah hitam 0,000029 = 29 x 10
-6
Aluminium 0,000024 = 24 x 10
-6
Perunggu 0,000019 = 19 x 10
-6
Tembaga 0,000017 = 17 x 10
-6
Besi 0,000012 = 12 x 10
-6
Baja 0,000011 = 11 x 10
-6
Kaca biasa 0,000009 = 9 x 10
-6
Grafit 0,000008 = 8 x 10
-6
Kaca pyrex 0,000003 = 3 x 10
-6
Berlian 0,000001 = 1 x 10
-6
B. PEMUAIAN LUAS PADA ZAT PADAT
Jika pada suhu mula-mula (t1) luas benda adalah A1, setelah
dipanaskan sampai suhu t2, luas benda menjadi A2, maka
pertambahan luas benda, dapat dihitung dengan rumus:
tAA ∆=∆ ..1 β
A∆ = pertambahan luas (m
2
, cm
2
, mm
2
)
1A = luas mula-mula (m
2
, cm
2
, mm
2
)
β = koefisien muai luas (/
o
C, /K)
t∆ = perubahan suhu (
o
C, K)
Untuk mencari luas akhir benda (A2), dipakai rumus
AAA ∆+= 12 atau ).1(12 tAA ∆+= β
Catatan: Koefisien muai luas = dua kali koefisien muai panjangnya
αβ .2=
C. PEMUAIAN VOLUME
Jika pada suhu mula-mula (t1) volume benda adalah V1, setelah
dipanaskan sampai suhu t2, volume benda menjadi V2, maka
pertambahan volume benda, dapat dihitung dengan rumus:
tVV ∆=∆ ..1 γ
V∆ = pertambahan volume (m
3
, cm
3
, mm
3
)
1V = Volume mula-mula (m
3
, cm
3
, mm
3
)
γ = koefisien muai volume (/
o
C, /K)
t∆ = perubahan suhu (
o
C, K)
Untuk mencari volume akhir benda (V2), dipakai rumus
VVV ∆+= 12 atau ).1(12 tVV ∆+= γ
Catatan: Koefisien muai luas = tiga kali koefisien muai panjangnya
αγ .3=
Tabel koefisien muai volume berbagai jenis zat
Jenis Zat Koefisien muai volume ( /
o
C) (/ K)
Alkohol 0,00112 = 1,12 x 10
-3
Benzena 0,00124 = 1,24 x 10
-3
Raksa 0,0018 = 1,8 x 10
-3
Bensin 0,0096 = 9,6 x 10
-3
D. ANOMALI AIR
Air jika dipanaskan dari suhu 0
o
C sampai suhu 4
o
C, volumenya tidak
bertambah, melainkan berkurang. Di atas 4
o
C, jika dipanaskan maka
volumenya akan bertambah.
Sifat pemuaian air (dari 0
o
C−4
o
C) inilah yang disebut dengan
anomali air (keanehan air)
Ini berarti bahwa volume air paling kecil pada suhu 4
o
C, bukan pada
0
o
C dan massa jenis air paling besar pada suhu 4
o
C
Contoh anomali air dalam keseharian: Pada suatu danau yang
dilapisi es, akan terdapat air di bawah lapisan es tersebut, karena
pada bagian bawah, suhu air adalah 4
o
C
E. PEMUAIAN GAS
Gas dapat mengalami muai volume (V) dan muai tekanan (p).
Koefisien muai volume gas adalah 1/273 K = 0,00367/K
Rumus muai volume atau tekanan gas (Hukum Boyle-Gay-Lussac)
adalah:
T
Vp
T
Vp
2
22
1
11
..
=
p1 = tekanan gas awal (Pa, atm, cmHg)
p2 = tekanan gas akhir (Pa, atm, cmHg)
V1 = volume gas awal (m
3
, L, cm
3
)
V2 = volume gas akhir (m
3
, L, cm
3
)
T1 = suhu mutlak gas awal (K)
T2 = suhu mutlak gas akhir (K)
7
© fisikareview.wordpress.com
BAB 5. KALOR DAN PERPINDAHANNYA
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir dari benda
bersuhu lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.
Dalam sistem SI satuan kalor dinyatakan dalam Joule (J).
Sedangkan satuan lain yang digunakan adalah Kalori (kal).
A.PENGARUH KALOR TERHADAP SUATU ZAT
1. Mengubah Suhu Zat
Apabila suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat itu naik.
(Q bertanda postiif)
Apabila suatu zat melepaskan kalor, maka suhu zat itu akan
turun. (Q bertanda negatif)
Besarnya kalor yang diserap atau dilepas dirumuskan:
Dengan:
Q = kalor (J) (kal)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg
o
C)
ΔT = perubahan suhu (
o
C)
Kalor Jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg (atau 1 g) zat sebesar 1
o
C.
Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1
o
C.
2. Merubah Wujud Zat
Jika suatu benda diberi kalor, benda tersebut dapat mengalami
perubahan wujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Wujud zat
tersebut dapat berupa padat, cair, atau gas. Pada saat terjadi
perubahan wujud suhu benda tidak berubah.
Perubahan wujud zat akibat kalor dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Melebur dan membeku
• Melebur adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi zat
cair. Sebaliknya membeku adalah perubahan wujud dari zat cair
menjadi zat padat.
• Kalor lebur (L) adalah kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1
kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya
• Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan pada waktu 1 kg zat
membeku menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya.
• Rumus:
• Titik lebur adalah suhu ketika zat melebur.
• Titik lebur dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Tekanan; jika tekanan pada zat dinaikkan, titik lebur zat
akan turun.
- Ketidakmurnian Zat; titik lebur es dapat diturunkan menjadi
di bawah 0
o
C dengan cara menambah garam pada
campuran es dan air.
b. Menguap, Mengembun, dan Mendidih
Menguap adalah perubahan wujud zat dari zat cair menjadi gas.
Sebaliknya mengembun adalah perubahan wujud dari gas menjadi
zat cair.
# Menguap
Faktor-faktor yang mempercepat penguapan adalah
(1) Memanaskan atau menaikkan suhu.
(2) Memperluas permukaan.
(3) Meniupkan udara kering di atas permukaan.
(4) Mengurangi tekanan pada permukaan.
# Mendidih
• Zat cair dikatakan mendidih jika gelembung-gelembung uap
terjadi di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat
cair.
• Kalor uap (U) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menguapkan 1 kg zat cair menjadi 1 kg gas pada titik didihnya.
• Rumus :
• Titik didih adalah suhu ketika zat mendidih
• Titik didih suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Tekanan; semakin besar tekanan pada zat, semakin besar
titik didihnya.
- Ketidakmurnian zat dapat menaikkan titik didih.
c. Menyublim
Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas
tanpa melalui fase cair. Sebaliknya mengkristal adalah perubahan
wujud gas menjadi padat. Contoh zat yang dapat menyublim adalah
kapur barus, naftalin.
DIHAPAL!!!
3. Diagram Kalor
Diagram kalor menunjukkan proses perubahan suhu atau wujud dari
suatu zat
Cth: Diagram kalor untuk mengubah es -40
o
C menjadi uap 120
o
C
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5
B. PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI KALOR
Air dapat dipanaskan dengan alat pemanas air (heater). Prinsip kerja
heater adalah mengubah energi listrik menjadi kalor.
Rumus: W = energi lisrtik (J)
P = daya (W)
t = waktu (s)
1 kal = 4,2 J
1 J = 0,24 kal
˝ = ˭. I. ∆ˠ
˝ = ˕. ∆ˠ˕ = ˭. I
˝ = ˭ H
˝ = ˭ ˡ
ˣ = ˜ ˮ
Untuk mempermudah pengerjaan soal-soal kalor, sebaiknya
menggunakan diagram kalor
L = 80 kal/g atau 80 kkal/kg atau 336.000 J/kg,
U = 540 kal/g atau 540 kkal/kg atau 2.256.000 J/kg
cair = 1 kal/g
0
C atau 1 kkal/kg
0
C atau 4200 J/kg
0
C
ces = 0,5 kal/g
0
C atau 0,5 kkal/kg
0
C atau 2100 J/kg
0
C
cuap = 0,48 kal/g
0
C atau 0,48 kkal/kg
0
C atau 2010 J/kg
0
C
8
© fisikareview.wordpress.com
Jika semua energi listrik diubah menjadi kalor, maka:
C. PERPINDAHAN KALOR
Secara alamiah kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya
tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga cara
perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi atau Hantaran
Konduksi atau hantaran adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa
disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konduksi terjadi
pada zat padat.
- Konduktor: zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik.
Contohnya logam.
- Isolator: Zat yang buruk dalam menghantarkan kalor. Contohnya
plastik, wol, kaca, kayu.
2. Konveksi atau Aliran
Konveksi atau aliran adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan adanya
perbedaan massa jenis zat. Konveksi terjadi pada gas dan zat cair.
Contoh:
a. Pada peristiwa air mendidih. Partikel-partikel air bagian bawah
lebih cepat panas sehingga lebih ringan. Partikel air bagian
bawah akan naik dan partikel air bagian atas akan turun.
b. Terjadinya angin laut. Pada siang hari daratan lebih cepat panas
dari pada laut, maka udara di atas daratan naik dan udara sejuk
di atas laut bergerak ke daratan karena tekanan udara di atas
permukaan laut lebih besar, maka terjadilah angin laut yang
bertiup dari laut ke daratan. Sebaliknya pada malam hari
daratan lebih cepat dingin dari pada laut, sehingga udara
bergerak dari daratan ke laut yang disebut dengan angin darat.
c. Cerobong asap
d. Sistem ventilasi rumah
e. Sistem pendingin mobil (radiator)
f. Lemari es
3. Radiasi atau Pancaran
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara (medium).
Contoh: Sinar matahari sampai ke bumi melalui radiasi.
• Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap dan juga
pemancar kalor yang baik.
• Permukaan yang putih dan mengkilat adalah penyerap dan juga
pemancar kalor yang buruk.
• Alat yang digunakan untuk mengetahui pemancaran kalor
adalah termoskop.
Beberapa pemanfaatan dari sifat permukaan yang memancarkan
kalor dengan baik dan buruk antara lain:
(1) Sirip-sirip pendingin yang terdapat di belakang lemari es dicat
hitam dan kusam agar memancarkan radiasi ke lingkungan
sekitarnya
(2) Panel surya pemanas dicat hitam agar dapat menyerap radiasi
dari matahari
(3) Rumah dicat putih agar dapat memantulkan kalor radiasi dari
sinar Matahari
(4) Bagian dalam termos dilapisi perak mengkilap agar
memantulkan radiasi kembali ke dalam termos
D. PENERAPAN PRINSIP PERPINDAHAN KALOR
1. Termos Air Panas
• Bagian dalam dibuat kaca yang mengkilat agar kalor dari air
panas tidak diserap dinding.
• Bagian luar dibuat kaca mengkilat agar tidak terjadi radiasi.
• Ruang hampa untuk mencegah aliran kalor secara konveksi.
• Gabus berfungsi sebagai isolator untuk mencegah konduksi.
2. Setrika Listrik
Prinsip kerjanya mengubah energi listrik menjadi panas yang
dialirkan pada alas besi tebal bagian bawah setrika secara konduksi.
3. Radiator
Radiator adalah alat pendingin mesin mobil dengan prinsip konveksi
E. AZAS BLACK
Jika sejumlah zat bersuhu tinggi dicampur dengan sejumlah zat lain
yang suhunya rendah, maka akan dicapai suhu kesetimbangan, di
mana zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat
yang suhunya rendah akan menerima kalor tersebut.
Untuk mengerjakan soal-soal berprinsip azas black, sebaiknya
menggunakan diagram kalor
Contoh: Diagram untuk pencampuran 100 g es –5
0
C dengan 200 g
air 30
0
C
˝ = ˝
˝& = ˝# + ˝$+ ˝%
ˣ = ˝
˜ ˮ = ˭ I ∆ˠ
˝ = ˝
9
© fisikareview.wordpress.com
BAB 6. GERAK LURUS
A. PENGERTIAN GERAK
Sebuah benda dikatakan bergerak apabila kedudukan benda
tersebut berubah terhadap titik acuan.
Titik acuan adalah suatu titik di mana kita mulai mengukur
perubahan kedudukan suatu benda.
Gerak bersifat relatif, artinya suatu benda dapat dikatakan bergerak
terhadap suatu benda tertentu, tetapi belum tentu dikatakan
bergerak terhadap benda lainnya.
Contoh: seseorang yang mengemudikan mobil dikatakan bergerak
jika titik acuannya adalah pohon yang di pinggir jalan Akan tetapi jika
titik acuannya adalah kursi pengemudi, maka pengemudi dikatakan
diam.
Akibatnya:
a. benda yang bergerak dapat kelihatan bergerak
b. benda yang bergerak dapat kelihatan diam
c. benda yang diam dapat kelihatan bergerak (gerak semu)
Gerak semu adalah gerak di mana suatu benda yang diam tampak
seolah-olah bergerak. Contohnya: pada saat kita berada di dalam
mobil yang berjalan, tampak pohon-pohon yang dilalui bergerak
melewati kita.
B. JARAK DAN PERPINDAHAN
Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang ditempuh benda. Jarak
merupakan besaran skalar, artinya mempunyai nilai tetapi tidak
mempunyai arah.
Perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi suatu benda.
Benda dikatakan melakukan perpindahan jika posisinya berubah.
Perpindahan merupakan besaran vektor, artinya mempunyai arah
dan nilai.
Contoh: seekor tikus berjalan dari A ke B sejauh 100 m, kemudian
dari B ke C sejauh 50 m dan terakhir dari C ke D sejauh 100 m seperti
pada gambar berikut
Jarak = AB + BC + CD
= 100 + 50 + 100 = 250 m
Perpindahan = AD = 50 m
C. KELAJUAN DAN KECEPATAN
1. Kelajuan
Kelajuan suatu benda adalah perbandingan antara jarak yang
ditempuh benda terhadap waktu tempuhnya. Kelajuan merupakan
besaran skalar.
Rumus:
v = kelajuan (m/s) (km/jam)
s = jarak (m) (km)
t = waktu (s) (jam)
Jika laju benda berubah setiap saat, maka dapat kita cari laju rata-
ratanya. Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi antara jarak total yang
ditempuh dengan waktu totaknya.
Jika data yang diberikan adalah kecepatan (v) dan waktu (t) maka
kelajuan rata-rata dapat ditentukan dengan rumus:
2. Kecepatan
Kecepatan suatu benda adalah perbandingan antara perpindahan
dengan waktu tempuhnya. Kecepatan merupakan besaran vektor.
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan
selang waktu
Rumus:
˰ = kecepatan rata-rata
X1 = posisi benda pada saat t1
X2 = posisi benda pada saat t2
Δt = selang waktu
Satuan SI untuk kelajuan dan kecepatan adalah m/s
Alat ukur kecepatan disebut velocitometer
Alat ukur kelajuan disebut spidometer
Alat ukur jarak disebut odometer
D. GERAK LURUS PADA LINTASAN HORIZONTAL
Lintasan adalah titik-titik yang dilalui oleh benda ketika bergerak.
Gerak Lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus.
Ada 2 jenis gerak lurus, yaitu: gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB)
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang
lintasannya lurus dan kecepatannya selalu tetap. Benda yang
melakukan gerak lurus beraturan dalam selang waktu yang sama
akan menempuh jarak yang sama.
- Grafik GLB
- Bila diselidiki dengan pewaktu ketik (ticker timer), akan
diperoleh hasil berikut :
- Rumus:
- INGAT: Pada GLB, v tetap, a = 0
- Pada grafik v-t, untuk mencari jarak (s) sama dengan luas daerah
yang dibatasi oleh grafik.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak suatu benda yang
lintasannya garis lurus, dan kecepatannya mengalami perubahan
yang sama setiap sekon. Perubahan kecepatan setiap satuan waktu
disebut percepatan. Jika perubahan kecepatan selalu sama dalam
selang waktu yang sama maka benda bergerak dengan percepatan
tetap. Secara matematis, percepatan rata-rata dirumuskan sbb:
I = percepatan rata-rata (m/s
2
)
v1 = kecepatan benda pada saat t1
v2 = kecepatan benda pada saat t2
Δt = selang waktu (s)
Δv = perubahan kecepatan (m/s)
˰ =
J
ˮ
˰ =
˟
ˮ
=
˟# + ˟$ + ˟% + ⋯
ˮ# + ˮ$ + ˮ% + ⋯
˰ =
∆˲
∆ˮ
=
˲$ − ˲#
ˮ$ − ˮ#
J = ˰. ˮ
˰ =
˰#ˮ# + ˰$ˮ$ + ˰%ˮ% + ⋯
ˮ# + ˮ$ + ˮ% + ⋯
I =
∆˰
∆ˮ
=
˰$ − ˰#
ˮ$ − ˮ#
Jarak = Luas 1 + Luas 2
= Luas persegi panjang + Luas
trapesium
10
© fisikareview.wordpress.com
Rumus – Rumus GLBB:
Dengan:
vo = kecepatan mula-mula benda (m/s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu (s)
a = percepatan benda (m/s
2
)
GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya bertambah setiap
saat. Contoh:
- Benda jatuh bebas dari ketinggian tertentu
- Benda yang meluncur dari puncak bidang miring
- Meterorit jatuh ke bumi
- Anak-anak meluncuri seluncuran
Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah positif (a  0)
Grafik GLBB dipercepat:
Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb :
GLBB diperlambat
GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya berkurang setiap
saat. Contohnya:
- Bola yang dilemparkan vertikal ke atas
- Mobil yang bergerak dengan kecepatan tertentu kemudian
direm sehingga kecepatannya berkurang setiap saat dan
akhirnya berhenti.
- Bola menggelinding ke atas bidang miring
Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah negatif (a  0)
Grafik GLBB diperlambat:
Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb :
INGAT: Pada GLBB, v berubah secara teratur, a tetap
E. GERAK LURUS PADA LINTASAN VERTIKAL
Gerak vertikal merupakan adalah suatu gerak benda yang
menempuh lintasan vertikal terhadap tanah.
Dalam gerak vertikal, percepatan yang dialami benda adalah
percepatan gravitasi (g).
Besar percepatan gravitasi g = 9,8 m/s
2
. Dalam soal biasanya
diketahui g = 10 m/s
2
untuk memudahkan perhitungan.
Gerak Vertikal merupakan GLBB, oleh karena itu rumus untuk gerak
vertikal sama dengan rumus GLBB, yaitu:
Lambang percepatan a digantikan dengan g
Lambang perpindahan s digantikan dengan h (ketinggian benda)
1. Gerak Vertikal Ke Bawah
Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu
ketinggian tertentu.
Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah
positif.
2. Gerak Jatuh Bebas
Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu
ketinggian tanpa kecepatan awal.
Ingat: pada gerak jatuh bebas vo = 0 m/s
3. Gerak Vertikal ke Atas
Adalah gerak vertikal suatu benda yang dilemparkan ke atas.
Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah
negatif.
Ingat: pada ketinggian maksimum vt = 0 m/s
Catatan:
Untuk konversi satuan
˰ = ˰ ± I. ˮ
J = ˰ . ˮ ±
1
2
I. ˮ$
˰ $
= ˰ $
± 2. I. J
˰ = ˰ ± ˧. ˮ
ℎ = ˰ . ˮ ±
1
2
˧. ˮ$
˰ $
= ˰ $
± 2. ˧. ℎ
11
© fisikareview.wordpress.com
BAB 7. GAYA DAN PERCEPATAN
Gaya adalah suatu dorongan/tarikan pada suatu partikel/benda.
Akibat gaya pada suatu benda:
(1) Kecepatan benda berubah
(2) Benda diam menjadi bergerak.
(3) Benda bergerak menjadi diam.
(4) Arah gerak benda berubah.
(5) Bentuk dan ukuran benda berubah.
Alat untuk mengukur gaya adalah Neraca Pegas atau dinamomenter
Satuan gaya menurut SI adalah Newton (N) (kg m/s
2
)
A. JENIS-JENIS GAYA
Berdasarkan penyebabnya, gaya dapat dibagi menjadi:
a. Gaya gravitasi yaitu gaya tarik oleh bumi.
b. Gaya magnet yaitu gaya yang berasal dari magnet.
c. Gaya mesin yaitu gaya yang berasal dari mesin.
d. Gaya pegas yaitu gaya yang ditimbulkan oleh pegas.
e. Gaya listrik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik.
Berdasarkan sifatnya, gaya dapat dibagi menjadi:
a. Gaya sentuh; yaitu gaya yang titik kerja gayanya bersentuhan
langsung dengan bendanya. Contohnya: gaya otot, gaya pegas,
gaya gesekan, gaya tegangan tali, gaya normal
b. Gaya tak sentuh (gaya medan); yaitu gaya yang titik kerja
gayanya tidak bersentuhan dengan bendanya. Contohnya: gaya
magnet, gaya listrik, gaya gravitasi.
B. MELUKIS GAYA
Gaya merupakan besaran vektor, sehingga memiliki besar dan arah.
Panjang anak panah menunjukkan besarnya gaya, sedangkan arah
panah menunjukkan arah gaya.
Artinya gaya sebesar 3 N ke kanan atau dalam arah OP
O = titik tangkap gaya
Panjang OP = besar gaya
Arah anak panah sebagai arah gaya
C. RESULTAN (PENJUMLAHAN) DAN SELISIH GAYA, (ΣF)
Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dalam satu garis
kerja dapat diganti oleh sebuah gaya yang dinamakan resultan gaya.
R = F1 + F2 + F3 + …
R = Resultan gaya
F = + (jika arah gaya ke kanan atau ke atas)
F = - (jika arah gaya ke kiri atau ke bawah)
Gaya-gaya Searah
R = F1+F2
Gaya-gaya yang Berlawanan Arah
R = F1-F2
Gaya-gaya yang Seimbang
F1 = F2
R = F1- F2 = 0
D. GAYA GESEKAN (FRICTION) (f)
Gaya gesekan adalah gaya yang berlawanan dengan arah
kecenderungan gerak benda. Gaya gesekan timbul karena
persentuhan langsung antara dua permukaan benda.
Gaya gesekan dapat terjadi pada zat padat, cair dan udara.
Gaya gesekan di udara dan di zat cair dipengaruhi oleh luas
bentangan benda. Cth: gesekan udara penerjun payung, gesekan
angin pada mobil yang melaju, gesekan air pada kapal.
Untuk mengurangi gaya gesekan di udara dan zat cair, maka bentuk
benda dibuat lebih pipih (streamline). Misalnya: desain mobil balap,
pesawat terbang, kapal selam, dll
Gaya gesekan pada permukaan zat padat dipengaruhi oleh:
1. kekasaran permukaan zat padat yang bersentuhan
2. gaya normal.
Gaya gesekan pada permukaan zat padat tidak dipengaruhi luas
bidang sentuh antara permukaan benda yang bersentuhan.
Gaya gesekan ada dua yaitu:
a. Gaya gesekan statis (fs) adalah gaya gesekan yang dialami benda
ketika masih diam (belum bergerak). Besar gaya gesekan statis dari
nol sampai nilai maksimum tertentu. Gaya gesekan statis maksimum
dialami benda yang akan mulai bergerak.
b. Gaya gesekan kinetis (fk) adalah gaya gesekan yang dialami benda
ketika benda telah bergerak. Gaya gesekan kinetis besarnya tetap
dan selalu lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum.
Cara memperkecil gaya gesekan:
(1) Memperlicin permukaan, misalnya dengan memberi minyak
pelumas.
(2) Menaruh benda di atas roda-roda sehingga lebih mudah
bergerak.
(3) Memisahkan kedua permukaan yang akan bersentuhan dengan
udara.
Gaya gesekan yang menguntungkan:
(1) Gaya gesekan pada rem, misalnya piringan rem sepeda motor
yang digunakan untuk memperlambat laju sepeda motor.
(2) Gaya gesekan antara ban mobil yang dibuat bergerigi dengan
permukaan jalan agar tidak selip.
(3) Gaya gesekan antara tangan dengan benda yang kita pegang,
sehingga benda dapat dibawa ke mana-mana.
(4) Gaya gesekan antara kaki dan permukaan jalan, sehingga kita
dapat berjalan tanpa tergelincir.
Gaya gesekan yang merugikan:
(1) Gaya gesekan antara ban kenderaan dengan jalan sehingga ban
cepat aus dan tipis.
(2) Gaya gesekan antara sepatu dengan lantai sehingga tumit
sepatu cepat tipis.
(3) Gaya gesekan antara angin dengan mobil yang menghambat
lajunya mobil, dapat diatasi dengan mendesain mobil
streamline (aerodinamis). Mobil dengan desain streamline
disebut juga mobil aerodinamis.
(4) Gaya gesekan antara kopling dengan mesin mobil menimbulkan
panas sehingga mesin mobil cepat aus.
E. BERAT BENDA / GAYA BERAT / GAYA GRAVITASI (w)
Massa adalah ukuran banyaknya zat yang dikandung suatu benda.
Berat benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada
benda yang bermassa. Arah gaya berat selalu ke pusat bumi dan
besarnya tidak konstan, bergantung pada percepatan gravitasi bumi.
dengan:
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
) = 10 m/s
2
ingat: massa benda selalu tetap (konstan) sedangkan berat dapat
berubah-ubah tergantung pada tempatnya (percepatan gravitasinya)
Misalnya Budi bermassa 40 kg jika berada di bumi pergi ke bulan,
massa Budi di bulan juga 40 kg, sedangkan berat Budi di bulan akan
berbeda dengan berat Budi di bumi karena percepatan gravitasi
bulan lebih kecil dari percepatan gravitasi bumi
˱ = ˭. ˧
12
© fisikareview.wordpress.com
F. HUKUM NEWTON
1. Hukum I Newton
“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol
(seimbang), maka benda yang mula-mula diam akan terus diam
(mempertahankan keadaan diam), sedangkan jika benda mula-mula
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap (GLB).”
Benda sedang diam; atau
ΣF = 0
Benda sedang bergerak dengan
kecepatan tetap (GLB)
Hukum I Newton disebut juga hukum “kelembaman” (inersia)
(kemalasan)
Inersia adalah sifat benda yang cenderung mempertahankan
keadaan geraknya (diam atau bergerak)
Contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari:
1. Jika kita sedang naik mobil, tiba-tiba mobil direm, kita akan
terdorong ke depan. Hal ini disebabkan kita tadinya akan
bergerak ke depan sehingga ingin terus bergerak ke depan
meskipun mobil direm.
2. Pemain ice skating akan terus meluncur pada lintasannya, jika
tidak ada gaya luar yang mempengaruhinya
3. Satelit akan terus meluncur pada lintasannya, karena dalam
keadaan seimbang.
2. Hukum II Newton
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.”
atau
Dimana: ΣF = resultan gaya (kg m/s
2
) (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s
2
)
Contoh hukum II Newton:
(1) Diperlukan gaya yang lebih besar untuk mendorong truk
daripada mendorong sedan.
(2) Untuk benda yang massanya lebih kecil apabila didorong akan
menghasilkan percepatan yang lebih besar.
(3) Ketika supir menginjak pedal gas, mobil bergerak lebih cepat.
(4) Buah kelapa jatuh dari pohon akibat gaya berat.
(5) Balok yang didorong di lantai dapat berhenti akibat gaya
gesekan.
3. Hukum III Newton
Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut
aksi), maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda
pertama yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan (disebut
reaksi)
Ciri-ciri pasangan gaya aksi-reaksi:
(1) besarnya sama,
(2) arahnya berlawanan,
(3) bekerja pada dua benda yang berbeda.
Contoh Hukum III Newton:
(1) Ketika peluru ditembakkan dari sebuah senapan yang kita
pegang, maka senapan akan terdorong ke belakang. Hal ini
disebabkan adanya gaya yang bekerja pada senapan akibat
peluru.
(2) Ketika kaki menendang tembok dengan keras, maka tembok
akan memberikan gaya yang sama besarnya pada kaki,
akibatnya kaki menjadi sakit.
(3) Ketika kaki mendorong lantai ke belakang, maka lantai akan
mendorong kaki ke depan, akibatnya badan kita berjalan maju
ke depan.
(4) Ketika kaki mendorong lantai ke bawah dengan gaya yang lebih
besar dari berat badan, maka lantai mendorong badan ke atas
dengan gaya yang sama besarnya, akibatnya badan meloncat ke
udara.
(5) Ketika seekor kuda menarik sebuah kereta, kaki kuda
mendorong tanah ke belakang, maka gaya yang menyebabkan
kuda bergerak maju adalah gaya yang dikerjakan tanah pada
kaki kuda.
(6) Gaya tarik menarik antar benda yang bermassa.
(7) Gaya tarik menarik antara dua muatan tidak sejenis.
(8) Gaya tolak menolak antara dua muatan sejenis.
I =
˘
˭
˘ = ˭. I
˘ = ˘
13
© fisikareview.wordpress.com
BAB 8. USAHA, ENERGI DAN PESAWAT
SEDERHANA
A. USAHA
Suatu gaya yang bekerja pada benda dikatakan melakukan usaha jika
gaya tersebut menyebabkan benda berpindah tempat.
Jika benda tidak berpindah, maka usahanya nol
Jika gaya tegak lurus arah perpindahannya, maka usahanya nol
Jika benda berpindah dengan kecepatan tetap, maka usahanya
nol
Jika gaya dan perpindahannya searah, maka usahanya positif
Jika gaya dan perpindahannya berlawanan arah, maka usahanya
negatif
Satuan SI untuk usaha adalah Joule
Dimana:
W = usaha (J)
ΣF = resultan gaya (N)
s = perpindahan (m)
B. ENERGI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha
Satuan SI untuk energi adalah Joule
1. Bentuk-bentuk energi
a. Energi potensial; energi potensial gravitasi bumi adalah energi
yang dimiliki oleh suatu benda karena kedudukannya terhadap
bumi.
Ep = energi potensial (J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)
h = ketinggian (m)
b. Energi kinetik; energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya
atau kelajuannya
Ek = energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
c. Energi mekanik; energi yang berkaitan dengan gerak atau
kemampuan untuk bergerak.
d. Energi kimia; energi yang tersimpan dalam zat, atau bahan
bakar
e. Energi listrik; energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang
bergerak melalui kabel
f. Energi kalor (panas); energi yang dihasilkan oleh gerak internal
partikel-partikel dalam suatu zat
g. Energi bunyi; energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-
partikel udara di sekitar sebuah sumber bunyi
h. Energi cahaya; energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik
i. Energi nuklir; energi yang dihasilkan oleh reaksi inti atom
2. Hukum Kekekalan Energi
“Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
namum dapat berubah dari satu bentuk yang lain.”
3. Perubahan Bentuk Energi
Energi Asal Energi Akhir Contoh
Energi listrik
→ Energi cahaya Lampu, senter
→ Energi kalor
Setrika listrik, kompor listrik,
solder, lampu
→ Energi mekanik
Kipas angin, motor listrik,
jam tangan, jam dinding
→ Energi kimia Pengisian aki
→ Energi bunyi
Mikrofon, organ, dan alat
musik lainnya
Energi
mekanik
→ Energi kalor
Benda yang saling
bergesekan
→ Energi bunyi
Gong atau bedok yang
dipukul
→ Energi listrik Turbin, dinamo, generator
Energi kimia
→ Energi kalor
Bahan bakar ketika
memasak
→ Energi listrik Pemakaian aki, baterai
Energi cahaya
→ Energi kalor Menjemur pakaian
→ Energi listrik Solar sel
→ Energi kimia
Mengubah struktur kimia
pada kamera film
4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
˗ # = ˗ $
˗ # + ˗ # = ˗ $ + ˗ $
1
2
. ˭. ˰#
$ + ˭. ˧. ℎ# =
1
2
. ˭. ˰$
$ + ˭. ˧. ℎ$
5. Hubungan antar usaha dan energi
Usaha sama dengan perubahan energi
C. DAYA
Daya adalah usaha atau perubahan energi setiap satuan waktu
P = daya (W) (Watt) (hp)
F = gaya (N)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
s = perpindahan (m)
1 hp = 746 watt
hp = horse power
D. PESAWAT SEDERHANA
Pesawat sederhana berfungsi untuk mempermudah usaha bukan
untuk memperkecil usaha
Dengan menggunakan pesawat sederhana akan diperoleh
keuntungan mekanis (KM)
Jenis-Jenis Pesawat Sederhana:
1. Tuas/Pengungkit
Tuas adalah pesawat sederhana yang berbentuk batang keras
sempit yang dapat berputar di sekitar titik tumpu, contohnya
linggris.
Rumus:
F = kuasa (N)
w = berat beban (N)
lF = lengan kuasa (m)
lw = lengan beban (m)
Rumus panjang tuas:
Keuntungan mekanis:
˗ = ˭. ˧. ℎ
˗ =
1
2
. ˭. ˰$
˗ = ˗ + ˗
ˣ = ∆˗ = ∆˗
˜ =
ˣ
ˮ
˜ =
˘. J
ˮ
= ˘. ˰
HH =
˱
˘
˘ × ˬ = ˱ × ˬ
l = lF + lw
HH =
˱
˘
=
ˬ
ˬ
ˣ = ˘. J
14
© fisikareview.wordpress.com
Tuas berfungsi memperbesar gaya, sehingga usaha lebih mudah
dilakukan, tetapi tidak mengurangi usaha yang harus dilakukan
Tuas dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Tuas kelas pertama; titik tumpu selalu berada di antara kuasa
dan beban. Contoh : linggris, gunting, tang, dan pembuka kaleng,
sekop, dongkrak mobil, lengan yang mengangkat barbell
b. Tuas kelas kedua; kuasa dan beban berada pada sisi yang sama
dari titik tumpu, dan beban lebih dekat ke titik tumpu daripada
kuasa. Contoh : catut, pembuka botol, dan stapler, gerobak pasir
c. Tuas kelas ketiga; beban dan kuasa berada pada sisi yang sama
dari titik tumpu, tetapi kuasa lebih dekat ke titik tumpu daripada
beban. Contoh: sapu
2. Katrol
Katrol berfungsi mengangkat benda dengan mudah. Cara kerja
katrol sama dengan prinsip tuas.
a. Katrol tunggal tetap
• Fungsi: mengubah arah gaya
• KM = 1, sehingga F = w
• O = titik tumpu
OA = lengan kuasa
OB = lengan beban
• Rumus usaha:
W = beban x kenaikan beban
W = w x Sw
b. katrol tunggal bergerak
• Fungsi: memperbesar gaya, kuasa
• KM = 2, sehingga F = ½ w
• Rumus usaha:
W = beban x kenaikan beban
W = w x Sw
• O = titik tumpu,
OA = lengan beban
OB = lengan kuasa
Untuk sistem katrol (takal) yaitu sistem yang terdiri dari beberapa
buah katrol maka keuntungan mekanis takal sama dengan banyak
tali penanggung beban.
3. Bidang Miring
Bidang miring adalah suatu permukaan miring yang penampangnya
berbentuk segitiga.
Rumus:
Keuntungan mekanis:
s = panjang bidang miring
h = tinggi bidang miring
Contoh bidang miring: baji, sekrup, tangga, pisau, kapak, jalan ke
gunung
˱. ℎ = ˘. J
HH =
˱
˘
=
J
ℎ
15
© fisikareview.wordpress.com
BAB 9. TEKANAN
A. TEKANAN PADA ZAT PADAT
Tekanan adalah gaya per satuan luas bidang di mana gaya tersebut
bekerja
Rumus:
A
F
P =
Dengan:
P = tekanan (N/m
2
) atau Pa
F = gaya tekan (N)
A = luas bidang tekan (m
2
)
Ingat: 1 atm = 76 cmHg = 10
5
Pa
B. TEKANAN DALAM ZAT CAIR
Tekanan yang dakibatkan oleh zat cair pada kedalaman tertentu
disebut tekanan hidostatis
Sifat tekanan hidrostatis:
• Pada kedalaman yang sama, tekanan sama besar dan ke segala
arah
• Semakin ke dalam tekanannya semakin besar
• Bergantung pada massa jenis cairan
• Bergantung pada percepatan gravitasi bumi
• Tidak bergantung pada bentuk wadahnya
Rumus:
Dengan:
P = tekanan hidrostatis di titik A (Pa)
ρ = massa jenis cairan (kg/m
3
)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)
h = kedalaman (m)
S = berat jenis (N/m
3
)
1. Hukum Pascal
Hukum Pascal dikemukakan oleh ‘Blaise Pascal’ yang berbunyi:
“Tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar”
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
21
d
d
F
F
A
A
F
F
PP
atau ==
=
Ingat: Tekanan sama bukan gaya
Dengan:
F1 = gaya pada penampang A1 (N)
F2 = gaya pada penampang A2 (N)
A1 = luas penampang 1 (m
2
)
A2 = luas penampang 2 (m
2
)
Manfaat hukum Pascal yaitu dengan gaya yang kecil dapat
dihasilkan gaya yang besar.
Alat–Alat yang bekerja berdasarkan Hukum Pascal yaitu: dongkrak
hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, rem hidrolik, alat pengangkat
mobil hidrolik, kursi dokter gigi atau pemangkas rambut, elevator
hidrolik.
2. Bejana Berhubungan
Jika bejana berhubungan diisi zat cair sejenis maka tinggi
permukaan zat cair akan sama
Jika bejana berhubungan diisi zat cair tidak sejenis maka tinggi
permukaan zat cair tidak sama
Rumus:
hhPP atau 221121
.. ρρ ==
Dengan:
ρ1 = massa jenis cairan 1 (kg/m
3
) (g/cm
3
)
ρ1 = massa jenis cairan 2 (kg/m
3
) (g/cm
3
)
h1 = tinggi zat cair 1 dari bidang batas titik (cm)
h2 = tinggi zat cair 2 dari bidang batas titik (cm)
3. Hukum Archimedes
“Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam
zat cair akan mendapat gaya ke atas(FA) sebesar berat zat cair yang
didesak oleh benda itu“
Rumus:
VgwwF aauA
.ρ=−=
Dengan:
FA = gaya angkat ke atas pada benda (N)
Wu = berat benda di udara
Wa = berat benda di dalam zat cair (N)
ρ = massa jenis cairan (kg/m
3
)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s
2
)
Va = volume benda yang tercelup (m
3
)
Dengan adanya gaya angkat ke atas pada benda, maka benda dapat
terapung, melayang, dan tenggelam
a. Benda terapung; ρ benda  ρ cairan
b. Benda melayang; ρ benda = ρ cairan
c. Benda tenggelam; ρ benda  ρ cairan
Ingat: untuk benda melayang atau terapung berlaku
Penerapan hukum archimedes antara lain:
Jembatan ponton (jembatan apung), balon udara, kapal laut dan
kapal selam, hidrometer (alat untuk mengukur massa jenis zat cair),
galangan kapal
C. TEKANAN GAS
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Karena
udara mempunyai berat, maka menyebabkan adanya tekanan dalam
udara yang disebut tekanan atmosfer. Arah tekanan ini ke segala
arah
1. Tekanan Gas Dalam Ruang Terbuka
Torricelli berhasil mengukur tekanan udara di ruang terbuka dengan
alat barometer
Dari hasil percobaan didapatkan :
a. Tekanan udara akibat lapisan atmosfer bumi tepat di
permukaan laut adalah sekitar 76 cm air raksa atau 76 cmHg
yang disebut dengan satu atmosfer (1 atm)
b. Setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut tekanan udara
berkurang 1 cmHg
Apabila percobaan Torricelli menggunakan air, maka tinggi air yang
dapat ditahan oleh udara sekitar 10 meter.
˱ = ˘
˜ = . ˧. ℎ
˜ = ˟. ℎ
16
© fisikareview.wordpress.com
Rumus Barometer raksa terbuka:
Dimana:
Pudara = tekanan udara (cmHg)
h = ketinggian tempat (m)
2. Tekanan Gas Dalam Ruang Tertutup
Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
udara di dalam ruang tertutup
a. Manometer zat cair terbuka
Pgas = tekanan gas (cmHg) (atm)
P0 = tekanan udara luar (cmHg) (atm)
ρ = massa jenis zat (kg/m
3
)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)
h = kedalaman zat cair (m)
Jika zat cair adalah raksa maka:
b. Manometer raksa tertutup
c. Manometer Air Terbuka
3. Hukum Boyle
Robert Boyle menyatakan bahwa:
“hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup adalah
konstan“
Rumus:
Alat-alat yang berkerja berdasarkan hukum Boyle:
Manometer air raksa terbuka, manometer air raksa tertutup,
manometer logam, pompa air, pompa udara, pipet, siphon, pompa
tekanan udara, botol setan, tempat minum burung.
˜ = 76 −
ℎ
100
FI˭H˧
ℎ = {76 − J{ ˲ 100 ˭
˜ = ˜ + ˧ℎ ˜ = ˜ − ˧ℎ
˜ = ˜ + ℎ ˜ = ˜ − ℎ
˜ = {ℎ{ I˭H˧
˜#ˢ# = ˜$ˢ$
˜ = ˜ +
ℎ
13,6
F I˭H˧
17
© fisikareview.wordpress.com
BAB 10. GETARAN DAN GELOMBANG
A. GETARAN
Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik seimbang
secara periodik.
Satu getaran adalah satu kali melakukan gerak bolak balik.
A-O-B-O-A = 1 getaran (n=1)
O-B-O-A-O = 1 getaran (n=1)
B-O-A-O-B = 1 getaran (n=1)
A-O-B = ½ getaran (n= ½)
O-B-O = ½ getaran (n= ½)
A-O = ¼ getaran (n= ¼)
O-B = ¼ getaran (n= ¼)
Titik O adalah titik keseimbangan
1. Simpangan dan Amplitudo
Simpangan getaran adalah posisi partikel yang bergetar terhadap
titik keseimbangannya.
Amplitudo getaran (A) adalah simpangan maksimum suatu getaran.
2. Periode dan Frekuensi
Periode (T) getaran adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai
satu kali getaran.
Frekuensi (f) getaran adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu.
Rumus:
Dengan:
T = periode (s)
f = frekuensi (1/s) (Hz)
t = waktu yang diperlukan untuk melakukan sejumlah getaran (s)
n = jumlah getaran dalam waktu t sekon
B. GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang merambat. Dalam perambatannya
gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain,
sedangkan medium yang dilaluinya tidak ikut merambat.
Menurut mediumnya gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Gelombang mekanik; gelombang yang dalam perambatannya
memerlukan medium perantara.
Contoh: gelombang bunyi, gelombang pada tali, gelombang air.
b. Gelombang elektromagnetik; gelombang yang dapat merambat
di ruang hampa/tanpa medium.
Contoh: cahaya, gelombang radar, gelombang radio.
Menurut arah rambatnya, gelombang dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya
tegak lurus terhadap arah rambatannya.
Contoh: gelombang pada tali, gelombang cahaya, gelombang
permukaan air.
Puncak B,F
Dasar D,H
Bukit ABC, EFG
Lembah CDE, GHI
Amplitudo BB’, DD’, FF’, HH’
Panjang satu gelombang ( )
Dibaca: lambda
A – C – E , E –G – I
B – F (puncak ke puncak)
D – H (dasar ke dasar)
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya
sejajar terhadap arah rambatannya.
Contoh: gelombang pada slinki dan gelombang bunyi.
Panjang satu gelombang (λ) adalah jarak 1 renggangan dan 1
rapatan; jarak pusat rapatan ke pusat rapatan; atau jarak pusat
renggangan ke pusat renggangan.
1. Periode dan Frekuensi gelombang
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh satu panjang gelombang.
Frekuensi gelombang (f) adalah banyaknya gelombang yang terjadi
setiap sekon.
Hubungan frekuensi dengan periode gelombang
2. Cepat rambat gelombang
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang
dibagi dengan waktu untuk merambat.
Hubungan panjang gelombang, periode, frekuensi dan cepat
rambat
ˠ =
t
n
˦ =
n
t ˠ =
1
f ˠ =
t
n
˦ =
n
t ˠ =
1
f
˰ =
λ
T
˰ = λ. f
˰ =
J
ˮ
18
© fisikareview.wordpress.com
BAB 11. BUNYI
A. SIFAT-SIFAT BUNYI
Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar.
Bunyi merupakan gelombang longitudinal, sehingga merambat
dalam bentuk rapatan dan regangan molekul-molekul medium
yang dilaluinya.
Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena memerlukan
medium (padat, cair, gas) untuk merambat.
Bunyi merambat paling baik dalam zat padat dan paling buruk
dalam gas.
Bunyi dapat mengalami pemantulan.
B. CEPAT RAMBAT BUNYI
Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak
sumber bunyi ke pendengar dengan selang waktu yang diperlukan
bunyi untuk merambat sampai ke pendengar.
Dimana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak sumber bunyi ke pendengar (m)
t = waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat (s)
Pada gelombang bunyi juga berlaku rumus
Dimana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
λ = panjang gelombang bunyi (m)
f = frekuensi bunyi (Hz)
1. Pengaruh suhu pada cepat rambat bunyi
Semakin tinggi suhu udara, semakin besar cepat rambatnya
Semakin rendah suhu udara, semakin kecil cepat rambatnya
Dimana:
v = cepat rambat bunyi pada suhu t
o
C
vo= cepat rambat bunyi pada suhu 0
o
C = 332 m/s
t = suhu udara (
o
C)
Syarat untuk terjadi dan terdengarnya bunyi yaitu:
(1) Adanya benda yang bergetar (sumber bunyi)
(2) Adanya zat perantara (medium)
(3) Adanya penerima yang berada di dekat sumber
2. Jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensinya
1. Infrasonik
• infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz
• infrasonik dapat didengar oleh jangkrik, anjing
2. Audiosonik
• Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya berkisar 20 Hz –
20.000 Hz
• Audiosonik dapat didengar oleh telinga manusia
3. Ultrasonik
• Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz
• Ultrasonik dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar
• Ultrasonik dimanfaatkan untuk :
a. Kaca mata tuna netra
b. Ultrasonografi (USG)
c. Membunuh bakteri dalam makanan yang akan diawetkan
d. Mencampur logam agar merata
e. Mengukur kedalaman laut
3. Macam-macam bunyi
Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya tetap dan teratur
Tinggi rendahnya nada pada bunyi tergantung pada frekuensi
bunyi
Kuat lemahnya bunyi tergantung pada amplitudo bunyi
Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Contoh:
suara angin, suara ombak
Dentum, yaitu bunyi yang frekuensinya tinggi tetapi masih
didengar oleh telinga manusia. Contoh: bunyi bom
Warna bunyi/timbre/kualitas bunyi adalah perbedaan nada yang
dihasilkan sumber bunyi, meskipun frekuensinya sama. Contoh:
nada seruling, gitar, piano tetap dapat dibedakan bunyinya
meskipun frekuensinya sama
Warna bunyi berbeda disebabkan oleh bentuk gelombang yang
berbeda
Bentuk gelombang bunyi berbeda karena adanya perbedaan
frekuensi nada-nada atas, tetapi frekuensi nada dasarnya sama
4. Frekuensi Bunyi pada Interval Nada
Perbandingan frekuensi nada (interval nada)
Perbandingan frekuensi nada dengan nada C
C : C = 24 : 24 = 1 : 1 prime
D : C = 27 : 24 = 9 : 8 sekunde
E : C = 30 : 24 = 5 : 4 terts
F : C = 32 : 24 = 4 : 3 kuart
G : C = 36 : 24 = 3 : 2 kuint
A : C = 40 : 24 = 5 : 3 sext
B : C = 45 : 24 = 15 : 8 septime
C : C = 48 : 24 = 2 : 1 oktaf
C. HUKUM MARSENNE
Menurut Marsenne, faktor – faktor yang mempengaruhi frekuensi
bunyi seutas senar atau dawai:
1. Panjang senar; semakin panjang senarnya semakin rendah
frekuensinya
2. Luas penampang; semakin besar luas penampangnya, semakin
rendah frekuensinya
3. Massa jenis senar; semakin besar massa jenisnya, semakin
rendah frekuensinya
4. Tegangan senar; semakin besar tegangan senar, semakin tinggi
frekuensinya
Rumus Marsenne
ρ = massa jenis senar (kg/m
3
)
f = frekuensi senar (Hz)
L = panjang senar (m)
T = tegangan senar (N)
A = luas penampang senar (m
2
)
Untuk perbandingan dua buah senar berlaku
D. RESONANSI
Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda bila benda lain
bergetar didekatnya.
Frekuensi benda yang bergetar sama dengan frekuensi benda
yang ikut bergetar
Misalnya pada gambar, jika bandul A digetarkan maka bandul C
ikut bergetar (beresonansi)
Rumus Panjang kolom udara
L = panjang kolom udara
λ = panjang gelombang
Resonansi pertama (n=1)
Resonansi kedua (n=3)
Resonansi ketiga (n=5), dst
˰ =
J
ˮ
˰ = . ˦
˰ = ˰ + 0,6. ˮ
˦$
˦#
=
ˠ$. H#. ˓#
ˠ#. H$. ˓$
˦ =
1
2H
ˠ
. ˓
H =
J
4
1 : 2 : 3 : 4 : 5 → DIHAPAL!!!
oktaf kuint kuart terts
19
© fisikareview.wordpress.com
E. PEMANTULAN BUNYI
1. Hukum Pemantulan Bunyi
a. Bunyi datang, bunyi pantul dan garis normal terletak pada satu
bidang datar.
b. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
2. Macam-macam bunyi pantul
(a) Bunyi pantul yang bersamaan dengan bunyi asli
Bunyi ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dengan dinding
pemantul cukup dekat. Bunyi ini memperkuat bunyi asli.
Misalnya di dalam kamar, di ruang kelas.
(b) Gaung/kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian bersamaan
dengan bunyi aslinya, sehingga bunyi aslinya tidak jelas. Bunyi ini
terjadi jika jarak antara sumber dengan dinding pemantul agak
jauh. Misalnya di dalam gedung bioskop
Misalkan kita mengucapkan kata “matahari”
Bunyi asli : Ma – ta – ha – ri
Bunyi pantul Ma – ta – ha – ri
Terdengar : Ma – ri
(c) Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli
selesai diucapkan. Bunyi ini tejadi jika jarak antara sumber
dengan dinding pemantul cukup jauh. Misalnya di lereng bukit
dan lembah
Misalkan kita mengucapkan kata “matahari”
Bunyi asli : Ma – ta – ha – ri
Bunyi pantul Ma – ta – ha – ri
Terdengar : Ma – ta – ha – ri – Ma – ta – ha – ri
Zat-zat yang dapat menyerap bunyi yang diterimanya disebut zat
peredam bunyi. Misalnya karpet, karet, karton, busa, wol, gabus,
dsb.
3. Manfaat Bunyi Pantul
(1) Mengukur kedalaman laut
(2) Survey geofisika
(3) Ultrasonografi (USG)
(4) Kacamata tunanetra
(5) Mendeteksi cacat dan retak pada logam
(6) Mengukur ketebalan pelat logam
(7) Menentukan cepat rambat bunyi di udara
(8) Sebagai sonar
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat bunyi
1. Amplitudo sumber bunyi
2. Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar
3. Adanya resonansi
4. Adanya dinding pemantul
Rumus pemantulan bunyi:
d = jarak bunyi ke dinding pemantul (m)
t = waktu (s)
F. EFEK DOPPLER
Efek Doppler adalah efek berubahnya frekuensi yang terdengar oleh
pendengar karena gerak sumber bunyi atau pendengar. Jika sumber
bunyi mendekati pendengar, maka pendengar akan menerima
getaran yang lebih banyak sehingga frekuensi bunyi lebih tinggi.
Sebaliknya, jika sumber bunyi menjauhi pendengar, pendengar akan
menerima getaran lebih sedikit sehingga frekuensi bunyi lebih
rendah, tetapi frekuensi asal tidak berubah.
˰ =
J
ˮ
=
2ˤ
ˮ
20
© fisikareview.wordpress.com
BAB 12. CAHAYA
Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik
sehingga dapat merambat tanpa memerlukan medium perantara
(vakum).
Sifat-sifat cahaya:
(1) merambat lurus
(2) memiliki energi dalam bentuk radiasi
(3) dapat dipantulkan
(4) dapat dibiaskan
(5) dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
perpaduan (interferensi), lenturan (difraksi), pengutuban
(polarisasi)
Identifikasi cahaya
Merupakan gelombang elektromagnetik, dapat merambat
melalui vakum (hampa udara)
Merupakan gelombang transversal
Kelajuan cahaya (c) = 300 000 000 m/s
Cahaya merambat menurut garis lurus, sehingga apabila mengenai
suatu benda dapat menghasilkan bayangan. Bayang-bayang terdiri
dari bayang-bayang gelap (umbra) dan bayang-bayang kabur
(penumbra)
A. PEMANTULAN CAHAYA (REFLECTION)
Cahaya dapat dipantulkan. Ada 2 jenis pemantulan cahaya yaitu :
1. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi jika
permukaan benda yang memantulkan rata (licin/mengkilap) dan
halus
2. Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan yang terjadi jika
permukaan benda yang memantulkan tidak rata atau kasar
1. Hukum pemantulan Cahaya
1. Sinar datang, garis normal, sinar pantul, berpotongan pada satu
titik dan terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
2. Pemantulan pada cermin datar
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar
1. maya (di belakang cermin, tidak dapat ditangkap layar)
2. sama besar dengan bendanya
3. tegak
4. menghadap terbalik dengan bendanya
5. jarak benda ke cermin = jarak bayangan dari cermin
3. Pemantulan pada cermin lengkung
a. Pemantulan Cahaya pada cermin cekung (concave mirror)
Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut
cermin konvergen
Bagian-bagian cermin cekung
Keterangan:
M = R = 2f = pusat kelengkungan cermin, jari-jari
F = titik fokus, titik api
O = titik pusat bidang cermin
Ruang I diantara O dan F Ruang III  OM
Ruang II diantara F dan M Ruang IV di belakang cermin
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan
melalui titik fokus
2. sinar datang melalui titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu
utama cermin
3. sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M, dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan tsb
Penggunaan cermin cekung: untuk berdandan, pemantul pada
lampu sorot mobil dan lampu senter
b. Pemantulan pada cermin cembung (conveks mirror)
Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut
dengan cermin divergen.
Bagian-bagian cermin cembung
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung
1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan
seolah-olah datang dari titik fokus f
Catatan:
1. Apabila cermin digeser sejauh x cm, maka jarak antara
bayangan awal dan bayangan akhir bergeser sejauh 2x cm
2. Untuk melihat bayangan seluruh badan kita, panjang
cermin minimal yang diperlukan = setengah dari tinggi
seluruh badan
3. Untuk dua cermin datar yang membentuk sudut α, dapat
menghasilkan bayangan sebanyak J =
% 

− 1
Cara menghafal sifat bayangan
1. Ruang benda + Ruang bayangan = 5
2. Jika bayangan di depan cermin: nyata, terbalik
Jika bayangan di belakang cermin: maya, tegak
3. Jika ruang bayangan  ruang benda: bayangan diperbesar
Jika ruang bayangan  ruang benda: bayangan diperkecil
4. Jika benda yang terletak di depan cermin digerakkan mendekati
cermin maka diperoleh bayangan makin besar.
21
© fisikareview.wordpress.com
2. Sinar datang menuju titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu
utama cermin
3. sinar datang menuju titik pusat kelengkungan M, dipantulkan
seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tsb.
Sifat bayangan pada cermin cembung selalu: maya, tegak,
diperkecil. (karena benda selalu di ruang IV, sehingga bayangan
selalu di ruang I)
Penggunaan cermin cembung: kaca spion mobil, kaca yang
dipasang pada persimpangan jalan
4. Rumus pembentukan bayangan pada cermin
Keterangan:
f = fokus cermin
s = jarak benda ke cermin
s
’
= jarak bayangan ke cermin
M = perbersaran cermin
h = tinggi benda
h
’
= tinggi bayangan
B. PEMBIASAN CAHAYA (REFRACTION)
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya pada saat
mengenai bidang batas antara dua medium yang berbeda
kerapatannya.
1. Hukum Snellius tentang Pembiasan
Hukum I Snellius: “sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak
pada satu bidang datar.”
Hukum II Snellius: “jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat, maka sinar dibelokkan mendekati garis normal;
dan sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat,
maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal.
Rapat atau tidaknya medium ditentukan berdasarkan angka indeks
bias mediumnya (n). Makin besar nilai indeks bias mediumnnya
maka semakin rapat mediumnya.
Medium Indeks bias
Vakum 1,0000
Udara 1,0003 = 1
Air 1,33 = 4/3
Gelas 1,5 – 1,9
Intan 2,42
Sewaktu cahaya merambat dari suatu medium ke medium lainnya
maka:
1. cepat rambat gelombang berubah (v)
2. panjang gelombang berubah (λ)
3. frekuensi gelombang cahaya tetap (f)
Keterangan:
c = cepat rambat cahaya dalam vakum/udara (3 × 10
8
m/s)
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
λ1 = panjang gelombang pada medium 1
λ2 = panjang gelombang pada medium 2
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2
Ketika cahaya melewati dua medium yang berbeda, selain
mengalami pembiasan, cahaya juga mengalami pemantulan
2. Pemantulan Sempurna
Keterangan:
(1) Sinar datang tegak lurus (sudut datang 0
o
) dari air ke udara,
tidak dibiaskan tetapi diteruskan
(2) Sinar datang dari air ke udara dibiaskan menjauhi garis normal
(3) Sinar datang dari air ke udara, dibiaskan maksimum 90
o
. Sudut
datang ini disebut sudut kritis (sudut batas).
(4) Sinar datang lebih besar dari sudut kritis, tidak mengalami
pembiasan lagi, tetapi mengalami pemantulan sempurna.
3. Syarat terjadinya pemantulan sempurna
1. Sinar harus datang dari medium lebih rapat ke medium kurang
rapat.
2. Sudut datang harus lebih besar dari sudut kritis (ik)
Sudut kritis adalah sudut datang yang menghasilkan sudut bias 90
0
Contoh pemantulan sempurna:
1. fatamorgana: permukaan jalan tampak berair
2. pemantulan sempurna pada kabel serat optic
3. berlian tampak berkilau
4. pemantulan sempurna pada prisma kaca,dll.
4. Pembiasan cahaya pada lensa
Lensa adalah benda optik tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan bidang lengkung
a. Pembiasan cahaya pada lensa cembung (convex lens)
Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut
lensa konvergen
Jenis-jenis lensa cembung
1. Lensa Cembung rangkap (bikonbeks)
2. Lensa Cembung yang datar (Plan-konveks)
3. Lensa Cembung yang cekung (Konveks-konkaf)
1
˦
=
1
J
+
1
J′
˦ =
˞
2
˦ =
J. J′
J + J′
J =
J′. ˦
J′ − ˦
J′ =
J. ˦
J − ˦H = Ӱ
JQ
J
Ӱ =
ℎQ
ℎ
Perjanjian tanda pada cermin
s bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata)
s bertanda – jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)
s’ bertanda + jika bayangan di depan cermin (bayangan nyata)
s’ bertanda – jika bayangan di belakang cermin (bayangan maya)
f dan R bertanda + untuk cermin cekung
f dan R bertanda – untuk cermin cembung
˰# J# = ˰$ J$
# J# = $ J$
Rumus pembiasan cahaya
J =
I
˰
22
© fisikareview.wordpress.com
Bagian-bagian lensa cembung
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus
aktif f1
2. sinar datang melalui titik fokus pasif f2, dibiaskan sejajar sumbu
utama
3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa
dibiaskan
Cara menghafal sifat bayangan pada lensa cembung sama dengan
pada cermin cekung
Penggunaan lensa cembung: kacamata rabun dekat, lup (kaca
pembesar), lensa-lensa pada teropong, mikroskop, dsb.
b. Pembiasan pada lensa cekung (concave lens)
Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut
dengan lensa divergen
Jenis-jenis lensa cekung
1. Lensa Cekung rangkap (bikonkaf)
2. Lensa Cekung yang datar (Plan-konkaf)
3. Lensa Cekung yang cembung (Konkaf-konveks)
Bagian – bagian lensa cekung
Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan akan
berasal dari titik fokus aktif f1
2. sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif f2, dibiaskan
sejajar sumbu utama
3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa
dibiaskan
Sifat bayangan pada lensa cekung selalu: maya, tegak, diperkecil.
Penggunaan lensa cekung: kacamata rabun jauh, lensa pada
teropong panggung (Galileo), dsb.
5. Rumus Pembentukan bayangan pada lensa
6. Kekuatan Lensa
Untuk menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan gabungan
lensa dengan sumbu utama dan bidang batas kedua lensa saling
berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan lensa ini maka akan
didapatkan fokus gabungan yang memenuhi hubungan
Keterangan:
f = fokus lensa
s = jarak benda ke lensa
s
’
= jarak bayangan ke lensa
M = perbesaran lensa
P = kekuatan lensa (dioptri)
1
˦
=
1
J
+
1
J′
˦ =
˞
2
˦ =
J. J′
J + J′
J =
J′. ˦
J′ − ˦
J′ =
J. ˦
J − ˦H = Ӱ
JQ
J
Ӱ =
ℎQ
ℎ
˜ =
1
˦{˭{
=
100
˦{I˭{
1
˦
=
1
˦#
+
1
˦$
+
1
˦%
+ ⋯ +
1
˦
˜ = ˜# + ˜$ + ˜% … + ˜
Perjanjian tanda pada lensa
s bertanda + jika benda terletak di depan lensa (benda nyata)
s bertanda – jika benda terletak di belakang lensa (benda maya)
s’ bertanda + jika bayangan di belakang lensa (bayangan nyata)
s’ bertanda – jika bayangan di depan lensa (bayangan maya)
f dan R bertanda + untuk lensa cembung atau konveks
f dan R bertanda – untuk lensa cekung atau konkaf
23
© fisikareview.wordpress.com
BAB 13. ALAT-ALAT OPTIK
A. MATA
1. Bagian-bagian mata
Kornea mata
(cornea)
Lapisan terluar mata yang dilapisi selaput bening
dan berfungsi menerima dan meneruskan
cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi
bagian mata
Iris Selaput tipis yang membentuk celah lingkaran
dan berfungsi memberi warna pada mata
Pupil Celah lingkaran yang dibentuk iris dan berfungsi
mengatur banyaknya (intensitas) cahaya yang
masuk ke dalam mata
Lensa mata Berbentuk cembung, elastis, dan bening dan
berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda
supaya terbentuk bayangan pada retina
Retina Tempat jatuhnya cahaya yang masuk ke mata
Aqueous
humour
Cairan di depan lensa mata untuk membiaskan
cahaya ke dalam mata
Otot siliar
(Ciliary muscle)
Otot yang mengatur cembung pipihnya lensa
mata atau yang mengatur jarak fokus lensa mata
Saraf mata
(Optic nerve)
Berfungsi meneruskan rangsangan bayangan dari
retina menuju ke otak
Bayangan yang dibentuk oleh mata bersifat nyata, terbalik dan
diperkecil
Daya akomodasi mata adalah kemampuan mata untuk
mencembung atau memipihkan lensa mata
Ketika mata dalam keadaan cembung minimum (paling pipih)
untuk melihat sesuatu pada jarak paling jauh yang masih dapat
dilihat oleh mata (titik jauh mata) dikatakan mata tidak
berakomodasi
Ketika mata dalam keadaan cembung maksimum untuk melihat
sesuatu pada jarak paling dekat (titik dekat mata) yang masih
dapat dilihat oleh mata dikatakan mata berakomodasi
maksimum
Titik dekat mata (Punctum Proximum = PP) adalah titik terdekat
yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas
Titik jauh mata (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh
yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas
Untuk mata normal (emetropi) : PP = 25 cm dan PR = ~
2. Cacat Mata
a) Rabun jauh/ terang dekat/ nearsighted (miopi)
• Mata rabun jauh dapat melihat benda dekat, tetapi tidak dapat
melihat benda jauh
• PP  25 cm dan PR = jarak tertentu (x)
• Ketika melihat benda jauh (tanpa akomodasi) bayangan jatuh di
depan retina
• Untuk mengoreksi miopi digunakan lensa cekung yang bersifat
divergen
• Pada lensa kacamata berlaku
b) Rabun dekat/ terang jauh/ farsighted (hipermetropi)
• Mata rabun dekat dapat melihat benda jauh, tetapi tidak dapat
melihat benda dekat
• PP  25 cm dan PR = ~
• Ketika melihat benda dekat (berakomodasi maksimum)
bayangan jatuh di belakang retina
• Untuk mengoreksi hipermetropi digunakan lensa cembung yang
bersifat konvergen
• Pada lensa kacamata berlaku
P = kekuatan lensa (dioptri)
c) Mata tua (Presbiop)
• Mata tua sulit melihat benda jauh maupun dekat
• PP  25 cm dan PR = jarak tertentu
• Untuk mengoreksi presbiop digunakan lensa rangkap (bifocal)
yaitu lensa atas cekung dan lensa bawah cembung
d) Astigmatis
Astigmatis disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar
sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang
mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis
dengan bagian silindrisnya bertumpuk.
e) Katarak atau glukoma
B. KAMERA
Bagian-bagian kamera
Lensa Memfokuskan objek
Aperture (diafragma) Mengatur banyaknya cahaya yang masuk
Film Tempat jatuh bayangan yang difokuskan
Bayangan yang dihasilkan oleh kamera bersifat nyata, terbalik dan
diperkecil
Rumus pada kamera sama dengan rumus pada lensa
C. SLIDE PROYEKTOR
• Slide proyektor digunakan untuk memproyeksikan sebuah benda
diapositif sehingga diperoleh bayangan nyata, terbalik dan
diperbesar pada layar.
D. LUP (KACA PEMBESAR)
- Lup adalah lensa cembung yang dapat dipakai untuk melihat
benda yang sangat kecil karena lup memiliki perbesaran anguler
- Perbesaran anguler (Ma) adalah perbandingan ukuran anguler
yang dilihat oleh alat optik (θ) dengan yang dilihat oleh mata
telanjang (θ0)
- Untuk melihat bayangan pada lup dengan jelas benda harus
diletakkan di antara O dan F atau di ruang I
- Sifat bayangan yang dihasilkan lup : maya, tegak, dan diperbesar
- Penggunaan normal sebuah lup adalah untuk mata berakomodasi
maksimum
s’ = - PR dan s = ~
s’ = - PP dan s = 25 cm
ˤ = J′ − J′
Rumus Pergeseran Lensa Kamera
Jika d bertanda – artinya lensa digeser ke dalam (mendekati film)
Jika d bertanda + artinya lensa digeser ke luar (menjauhi film)
˜ = −
100
˜˞
˜ =
100
J
−
100
˜˜
24
© fisikareview.wordpress.com
- Perbesaran Lup untuk emetrop (PP = 25 cm atau 30 cm, PR = ~)
E. MIKROSKOP
- Mikroskop dipakai untuk melihat benda yang sangat kecil dan
memiliki perbesaran anguler yang lebih besar dari lup
- Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif (dekat ke
benda) dan lensa okuler (dekat ke mata)
- Jarak fokus okuler (fok) lebih besar dari jarak fokus lensa objektif
(fob)
- Letak benda harus di antara fob dan 2f0b
- Sifat bayangan pada lensa objektif : nyata, terbalik, diperbesar
- Sifat bayangan pada lensa okuler : maya, tegak, diperbesar
- Sifat bayangan akhir oleh mikroskop : maya, terbalik, diperbesar
F. TEROPONG ATAU TELESKOP
- Teropong dipakai untuk melihat benda yang sangat jauh agar
tampak lebih dekat dan jelas
- Ada 2 jenis utama teropong
a. Teropong bias: disusun dari beberapa lensa
cth: teropong bintang/astronomi, teropong bumi, teropong
panggung (Galileo)
b. Teropong pantul: disusun dari lensa dan cermin
cth: teropong antariksa Hubble
a. Teropong Bintang/Astronomi
- Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif (dekat ke
benda) dan lensa okuler (dekat ke mata)
- Jarak fokus lensa objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler
- Sifat bayangan pada lensa objektif: nyata, terbalik, diperkecil
- Sifat bayangan pada lensa okuler: maya, tegak, diperbesar
- Sifat bayangan akhir: maya, terbalik, diperbersar
b. Teropong Bumi (Yojana)
- Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif) dan lensa
okuler dan di antara kedua lensa terdapat lensa pembalik
- Lensa pembalik (cembung) berfungsi hanya untuk membalikkan
bayangan tanpa disertai perbesaran bayangan
c. Teropong Panggung (galileo)
- Terdiri dari dua lensa, yaitu lensa objektif cembung dan lensa
okuler cekung
- Jarak fokus lensa objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler
˦  ˦
˦  J  2˦
H = H × H
H =
J′
J
H =
˜˜
˦
+ 1
ˤ = J′ + ˦
ˤ = J′ + J
Rumus Mikroskop
H = atau
Panjang mikroskop (d)
Untuk mata tidak berakomodasi
Untuk mata berakomoadasi
Pemakaian normal mikroskop adalah
dengan mata berakomodasi maksimum
H =
˜˜
˦
Tanpa akomodasi
H =
˜˜
˦
+ 1
Akomodasi maksimum
˦  ˦
H =
˦
˦
H =
˦
J
ˤ = ˦ + ˦
ˤ = ˦ + J
Rumus Perbesaran Anguler Teropong
Untuk mata tidak berakomodasi
Untuk mata berakomoadasi
Panjang Teropong (d)
Untuk mata tidak berakomodasi
Untuk mata berakomoadasi
Pemakaian normal teropong adalah
dengan mata tidak berakomodasi
ˤ = ˦ + ˦ + 4˦
ˤ = ˦ + J + 4˦
Panjang Teropong (d)
Untuk mata tidak berakomodasi
Untuk mata berakomoadasi maksimum
˦  ˦
25
© fisikareview.wordpress.com
d. Teropong Prisma (Binoculer)
- Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif) dan lensa
okuler dan di antara kedua lensa terdapat lensa pembalik
- Lensa pembalik adalah sepasang prisma segitiga siku-siku. Prisma
ini memakai prinsip pemantulan sempurna untuk membalikkan
bayangan supaya menjadi tegak dari semula.
G. PERISKOP
Sebuah periskop terdiri atas satu lensa positif (cembung) sebagai
objektif dan dua prisma siku-siku sama kaki serta satu lensa positif
sebagai okuler. Periskop biasanya digunakan pada kapal selam untuk
mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda-benda di atas
permukaan laut.
H =
˦
˦
ˤ = ˦ + ˦
Rumus Perbesaran Anguler Teropong
Panjang Teropong (d)
fok bertanda (–) karena lensa okuler
adalah lensa cekung
26
© fisikareview.wordpress.com
BAB 14. LISTRIK STATIS
A. ATOM
1. Model Atom
Semua benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil
yang disebut atom.
Atom terdiri atas inti atom (nucleon) yang terletak di tengah-
tengah dan dikelilingi oleh elektron yang berada dikulitnya.
Inti atom terdiri dari proton dan neutron. Inti atom bermuatan
positif.
Proton; partikel yang bermuatan positif.
o mp = 1,674.10-27 kg
o qp = +1,6.10-19 C
Elektron; partikel yang bermuatan negatif bergerak mengelilingi
inti atom dan dapat berpindah ke atom lain (mudah lepas).
o me = 9,11.10-31 kg
o qe = +1,6.10-19 C
Neutron; partikel yang tidak bermuatan atau netral.
o mn =1,674.10-27 kg
2. Jenis-Jenis Muatan
Atom tidak bermuatan (netral), apabila jumlah proton sama
dengan jumlah electron.
Atom bermuatan positif, apabila jumlah proton lebih banyak dari
pada jumlah elektron.
Atom bermuatan negatif, apabila jumlah elekron lebih banyak
dari pada jumlah proton.
Benda yang bermuatan listrik sejenis akan tolak menolak dan
yang tidak sejenis akan tarik menarik
Untuk memberi muatan listrik pada suatu benda dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu: secara gosokan, sentuhan (konduksi), dan
induksi.
a. Muatan listrik dengan cara menggosok
Ketika mistar plastik kita gosokkan pada kain wol, terjadi
perpindahan elektron dari kain wol ke mistar sehingga mistar akan
kelebihan elektron dan kain wol akan kekurangan elektron. Karena
mistar kelebihan elektron, maka bermuatan negatif sedangkan kain
wol akan bermuatan positif karena kekurangan elektron. Contoh
benda yang dapat bermuatan listrik karena digosok dengan benda
lain sebagai berikut:
Keterangan Jenis muatan benda
Plastik digosok dengan kain wol Plastik (-) Wol (+)
Sisir digosok dengan rambut Sisir (-) Rambut(+)
Ebonit digosok dengan kain wol Ebonit(-) Wol (+)
Kaca digosok dengan kain sutera Kaca (+) Sutera(-)
b. Muatan Listrik secara Konduksi
Bahan konduktor dapat diberi muatan listrik dengan cara konduksi.
Bahan konduktor adalah bahan tertentu yang memungkinkan
sejumlah elektron mengalir secara bebas pada keseluruhan badan
sehingga dapat menghantarkan muatan listrik, sedangkan bahan
isolator adalah bahan yang sangat sukar atau sama sekali tidak
menghantarkan muatan listrik.
Dalam memberi muatan secara konduksi terjadi kontak langsung
antara kedua benda, dan elektron mengalir dari satu benda ke
benda lainnya.
c. Muatan Listrik secara Induksi
Induksi adalah pemisahan muatan listrik dalam suatu penghantar
karena penghantar itu didekati oleh benda bermuatan listrik. Jika
benda yang digunakan untuk menginduksi bermuatan listrik negatif,
maka muatan listrik yang diperoleh adalah muatan listrik positif,
demikian sebaliknya.
B. ELEKTROSKOP
Fungsi elektroskop ada dua, yaitu:
1. Untuk mendeteksi adanya muatan listrik pada sebuah benda.
Jika kepala elektroskop netral, maka daun-daunnya dalam keadaan
tertutup. Tetapi, bila disentuhkan dengan benda bermuatan listrik,
maka daunnya akan terbuka/mekar. Makin banyak muatan listrik
yang disentuhkan, makin besar pula daun-daun elektroskop terbuka.
2. Untuk menguji jenis muatan listrik pada benda.
Elektroskop yang telah bermuatan listrik dapat digunakan untuk
mengetahui jenis muatan benda.
• Jika daun elektroskop makin kuncup, berarti muatan listrik
kepala elektroskop dan benda yang didekatkan tidak sejenis.
• Jika daun elektroskop makin mekar, berarti muatan listrik kepala
elektroskop dan benda yang didekatkan sejenis.
Misalkan kita memiliki elektroskop yang bermuatan positif.
- Jika benda bermuatan positif kita dekatkan maka daun
elektoskop makin mekar.
- Jika benda bermuatan negatif kita dekatkan maka daun
elektroskop makin kuncup.
C. MUATAN LISTRIK PADA KONDUKTOR
1. Generator Van de Graff
Generator Van de Graff
27
© fisikareview.wordpress.com
Muatan listrik yang diperoleh dengan cara menggosok sangat kecil.
Untuk memperoleh muatan listrik yang sangat besar digunakanlah
generator Van de Graff. Alat ini bekerja berdasarkan gesekan yang
dapat menimbulkan induksi listrik.
2. Distribusi Muatan
Pada permukaan luar konduktor berongga
distribusi muatan listrik terpusat pada
lengkung yang tajam.
D. HUKUM COULOMB
1. Gaya Coulomb
Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak menolak antara dua muatan
listrik sebanding dengan besarnya muatan listrik masing-masing dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah antara kedua
muatan tersebut.
Dengan:
F = gaya coulomb (N, dyne)
Q1, Q2 = besarnya muatan benda pertama dan kedua (C, μC)
R = jarak antara dua muatan (m, cm)
k = konstanta = 9.10
9
N.m
2
.C
-2
atau
1 dyne.cm
2
. μC
-2
2. Medan listrik
Medan listrik adalah daerah di sekitar suatu muatan listrik yang
masih dipengaruhi oleh gaya listrik atau gaya coulomb.
Arah Medan listrik adalah menjauhi muatan positif dan mendekati
muatan negatif seperti pada gambar berikut:
E. POTENSIAL LISTRIK
1. Potensial listrik
Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan listrik.
Dengan:
V = potensial listrik (Volt) (V)
W = energi potensial listrik (J)
Q = muatan listrik (C)
2. Aliran Muatan Listrik
Bola A mempunyai potensial lebih tinggi daripada bola B karena
mempunyai muatan yang lebih banyak.
Proton mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.
Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Arus listrik searah dengan arah aliran proton dan berlawanan
dengan aliran elektron.
Bila kedua muatan disentuhkan maka akan terjadi perpindahan
elektron sehingga jumlah kedua muatan benda menjadi sama
˘ = ˫.
˝#˝$
J$
ˢ =
ˣ
˝
28
© fisikareview.wordpress.com
BAB 15. LISTRIK DINAMIS
A. MUATAN DAN ARUS LISTRIK
Pengertian arus listrik ada 2 yaitu:
1. Arus elektron
Aliran elektron-elektron melalui konduktor dari potensial rendah ke
potensial tinggi. (dari terminal negatif ke terminal positif)
2. Arus proton (arus konvensional)
Aliran proton melalui konduktor dari potensial tinggi ke potensial
rendah. (dari terminal positif ke terminal negatif)
Syarat arus listrik dapat mengalir adalah:
(1) Rangkaian tertutup
(2) Ada beda potensial antara kedua ujung penghantar
Besarnya kuat arus listrik (I) dapat didefinisikan sebagai banyaknya
muatan listrik (Q) yang mengalir melalui penampang seutas kawat
penghantar per satuan waktu (t)
Dimana:
I = kuat arus listrik (ampere) (A)
n = jumlah elektron
Q = muatan listrik (coulomb) (C)
e = muatan elementer = 1,6 × 10
-19
coulomb
t = selang waktu (sekon) (s)
B. HUKUM OHM
“Tegangan (V) pada komponen listrik sebanding dengan kuat arus
listrik (I) yang mengalir melalui komponen tersebut asalkan suhu
komponen dijaga tetap”
Besar hambatan listrik pada kawat penghantar
ρ = hambat jenis kawat (Ω m)
L = panjang kawat (m)
A = luas penampang kawat (m
2
)
C. HUKUM KIRCHOFF I
“Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang
masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang
keluar dari titik cabang itu.”
D. SUSUNAN RANGKAIAN HAMBATAN LISTRIK
a. Susunan seri
• Rangkaian seri memperbesar hambatan suatu rangkaian
• Besar kuat arus yang melalui tiap hambatan sama besar
• Besar tegangan pada ujung hambatan pengganti sama dengan
penjumlahan tegangan masing-masing resistor
• Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan
b. Susunan paralel
• Rangkaian paralel memperkecil hambatan suatu rangkaian
• Besar tegangan yang melalui tiap hambatan sama besar
• Besar kuat arus pada ujung hambatan pengganti sama dengan
penjumlahan kuat arus masing-masing resistor
• Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus
E. KONSEP GAYA GERAK LISTRIK (ELECTROMOTIVEFORCE) (EMF) (Ε)
DAN TEGANGAN JEPIT (V)
Kutub-kutub sumber tegangan sebelum mengalirkan arus disebut
gaya gerak listrik (GGL) atau emf (electromotiveforce), sedangkan
kutub-kutub sumber tegangan selama megalirkan arus disebut
beda potensial atau tegangan jepit (V).
F. SUSUNAN ELEMEN (BATERAI)
1. Susunan seri
2. Susunan paralel
H = ˝ = J. ˥
ˢ = H. ˞ IˮI˯ H =
ˢ
˞
H = H
˞ = ˞# + ˞$ + ˞% + ⋯
H = H# = H$ = H%
ˢ = ˢ# + ˢ$ + ˢ%
ˢ#: ˢ$: ˢ%: … = ˞#: ˞$: ˞%: …
ˢ# =
˞#
˞
ˢ ; ˢ$ =
˞$
˞
ˢ ; ˢ% =
˞%
˞
ˢ
1
˞
=
1
˞#
+
1
˞$
+
1
˞%
+ ⋯
ˢ = ˢ# = ˢ$ = ˢ%
H = H# + H$ + H%
H#: H$: H%: … =
1
˞#
:
1
˞$
:
1
˞%
: …
H# =
˞
˞#
H ; H$ =
˞
˞$
H ; H% =
˞
˞%
H
ˢ = − H. J
H. ˞ = − H. J
H =
˞ + J
r = hambatan dalam sumber arus (batere) (Ω)
= # + $ + % + ⋯
J = J# + J$ + J% + ⋯
= # = $ = %
1
J
=
1
J#
+
1
J$
+
1
J%
+ ⋯
˞ =
H
˓
29
© fisikareview.wordpress.com
G. JEMBATAN WHEATSTONE
Syarat supaya rangkaian merupakan jembatan wheatstone adalah:
“hasil kali dua resistor yang saling berhadapan sama besar”
H. AMPEREMETER DAN VOLTMETER
1. Amperemeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik dan biasanya
dihubungkan seri dengan rangkaian yang akan diukur besar kuat
arusnya.
Cara membaca amperemeter
2. Voltmeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik dan
biasanya dihubungkan paralel dengan rangkaian yang akan diukur
besar tegangan listriknya.
Cara membaca voltmeter
Syarat jembatan wheatstone
R1 R4 = R2 R3
X L2 = R L1
Arus pada Galvanometer = 0 A
˩ =
J˫IˬI ˳IJ˧ ˤ˩ˮ˯J˪˯˫
J˫IˬI J˥J˯ℎ
× IIˮIJ ˯˫˯J
Batas ukur arus: 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A
ˢ =
J˫IˬI ˳IJ˧ ˤ˩ˮ˯J˪˯˫
J˫IˬI J˥J˯ℎ
× IIˮIJ ˯˫˯J
30
© fisikareview.wordpress.com
BAB 16. SUMBER ARUS LISTRIK
Pada tahun 1789 ahli anatomi Italia, Luigi Galvani, secara tak
sengaja melihat kaki kodok yang sudah mati bisa terkejut saat pisau
bedahnya menyentuh saraf kaki kodok. Ia berpendapat bahwa efek
kejutan ini berkaitan dengan listrik yang dihasilkan pada saraf dan
otot kaki kodok.
Alessandro Volta tidak sependapat dengan Galvani. Ia berpendapat
bahwa kejutan listrik pada kaki kodok disebabkan oleh dua logam
yang berbeda jenis. Untuk menguji hipotesisnya ia melakukan
eksperimen dan berhasil membuat baterai praktis pertama yang
diberi nama tumpukan Volta (Voltaic pile)
1. Sel Primer
Sel primer adalah sel listrik yang tidak dapat dimuati ulang ketika
muatannya telah habis (reaksi kimia dalam sel tidak dapat
dibalikkan).
a. Sel Sederhana = Elemen Daniell
• Anoda (kutub positif) = tembaga (Cu)
• Katoda (kutub negatif) = seng (Zn)
• Elektrolit (cairan dalam sel) = larutan asam sulfat (H2SO4)
• Hanya dapat digunakan dalam waktu singkat, karena terjadi
polarisasi (gelembung-gelembung gas hidrogen menutupi pelat
tembaga) sehingga reaksi kimia tidak dapat berlangsung
b. Baterai = Sel Kering = Elemen Kering
• Anoda (kutub positif) = batang karbon (C)
• Katoda (kutub negatif) = seng (Zn)
• Elektrolit (cairan dalam sel) = amonium klorida (NH4Cl)
• Depolarisator (zat pelindung elektrolit) = mangan dioksida
(MnO2) dicampur serbuk karbon
• Sel kering pertama dibuat oleh Georges Leclanche. Sel
buatannya disebut dengan Sel Leclanche.
c. Sel Alkalin
• Anoda (kutub positif) = seng (Zn)
• Katoda (kutub negatif) = mangan dioksida (MnO2)
• Elektrolit (cairan dalam sel) = Kalium hidroksida (KOH) dan seng
oksida (ZnO)
• Depolarisator (zat pelindung elektrolit) = mangan dioksida
(MnO2) dicampur serbuk karbon
• Memiliki daya tahan jauh lebih baik dari batere biasa
2. Sel Sekunder
Sel sekunder adalah sel listrik yang dapat dimuati ulang ketika
muatannya telah habis (reaksi kimia dalam sel dapat dibalikkan).
a. Sel Timbal Asam = Akumulator = Aki
• Anoda (kutub positif) = timbal berlapis timbal dioksida
• Katoda (kutub negatif) = timbal (Pb)
• Elektrolit (cairan dalam sel) = asam sulfat encer
Ketika akumulator dipakai: terjadi perubahan energi kimia menjadi
energi listrik.
Pelat timbal dan pelat timbal berlapis timbal dioksida, keduanya
secara perlahan berubah menjadi timbal sulfat (PbSO4) dan larutan
asam sulfat semakin encer (massa jenis berkurang). Pada massa jenis
tertentu, akumulator tidak dapat menghasilkan muatan listrik lagi
(akumulator mati) sehingga perlu diisi ulang.
Ketika akumulator diisi ulang: terjadi perubahan energi listrik
menjadi energi kimia.
Agar akumulator dapat berfungsi kembali, aki harus dimuati ulang
(di charge) oleh sumber arus searah (DC). Pada anoda, pelat timbal
sulfat berubah kembali menjadi timbal berlapis timbal dioksida, dan
pada katoda timbal sulfat berubah menjadi timbal biasa. Konsentrasi
asam sulfat akan bertambah pekat (massa jenis makin besar).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemuatan ulang aki:
(1) Baterai pengisi (sumber DC) yang digunakan harus memiliki beda
potensial lebih besar dari beda potensial aki
(2) Lebih efektif memuati ulang dengan arus kecil dalam selang
waktu yang lama. Rheostat dapat digunakan untuk mengatur
nilai arus
(3) Selama proses pengisian, konsentrasi asam sulfat bertambah
dan tinggi permukaan cairan turun. Pada ketinggian tertentu,
cairan harus ditambah dengan air suling
(4) Kapasitas aki diukur dalam satuan ampere-jam (ampere-hour,
AH). Kapistas aki 40 AH, berarti aki dapat bekerja selama 40 jam
pada arus 1 A, atau selama 20 menit pada arus 2 A, dst
b. Sel Nicad
• Anoda (kutub positif) = cadmium (Cd)
• Katoda (kutub negatif) = nikel hidroksida
• Elektrolit (cairan dalam sel) = kalium hidroksida
3. Sel-Sel Lain
a. Sel Natrium-Sulfida (NaS)
Sel ini masih dalam tahap pengembangan dan termasuk sel
sekunder. Keuntungan baterai ini adalah baterai ini memberikan
daya dalam jumlah yang sama besar tetapi dengan ukuran baterai
yang lebih kecil dan ringan. Akan tetapi, karena zat kimia harus
dipanasi sampai fase lebur (cair) dan natrium murni adalah sangat
reaktif maka kegagalan bungkus keramik sangat berbahaya
b. Fuel Cell
Fuel cell adalah konverter yang mengubah energi kimia yang
dikandung suatu bahan bakar langsung ke energi listrik. Fuel cell
menggunakan bahan bakar hidogen (H2) dan oksigen (O2). Fuel cell
dikembangkan untuk digunakan dalam mobil listrik. Sisa
pembakaran fuel cell adalah air, sehingga sangat ramah terhadap
lingkungan.
c. Sel Surya (Solar Cell)
Sel surya adalah sel listrik yang mengubah energi matahari langsung
ke energi listrik. Sel ini memiliki dua semikonduktor tak sejenis
(semikonduktor jenis-n dan jenis-p) yang peka terhadap efek
fotolistrik (efek keluarnya elektron dari permukaan material ketika
material dikenai cahaya). Ketika cahaya matahari menumbuk sel
surya, elektron-elektron dibebaskan dari bahan semikonduktor.
Secara alami, semikonduktor jenis-n dan jenis-p memiliki beda
potensial, yang menyebabkan elektron-elektron yang dibebaskan
mengalir melalui rangkaian luar dan mencatu arus listrik ke beban
31
© fisikareview.wordpress.com
BAB 17. ENERGI DAN DAYA LISTRIK
A. ENERGI LISTRIK
• Energi listrik dihasilkan ketika sumber tegangan melakukan
usaha. Ketika sumber tegangan memindahkan muatan-muatan
maka sumber tegangan melakukan usaha sebesar:
ˣ = ˝. ˢ
• Muatan-muatan yang bergerak akan menghasilkan arus listrik
˝ = H. ˮ
• Menurut Hukum Ohm :
ˢ = H. ˞
Berdasarkan rumusan di atas, dapat diturunkan rumus usaha, sbb
Energi listrik pada rangkaian yang melalui sebuah resistor/hambatan
dapat dirumuskan:
Dengan:
W = energi listrik (J)
Q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)
V = tegangan (V)
R = hambatan (Ω)
B. DAYA LISTRIK
Daya listrik adalah besarnya energi listrik tiap satuan waktu.
Rumus:
P = Daya listrik (watt)
η = efisiensi (%)
C. HUBUNGAN ENERGI LISTRIK DAN KALOR
Alat-alat listrik seperti setrika listrik, solder listrik dan elemen
pemanas lainnya merupakan peralatan yang memiliki prinsip kerja
mengubah energi listrik menjadi energi kalor
Rumus:
Wlistrik Qkalor
˜. ˮ = ˭. I. ˠ
ˢ. H. ˮ = ˭. I. ˠ
H$
. ˞. ˮ = ˭. I. ˠ
ˢ$
˞
. ˮ = ˭. I. ˠ
m = massa (kg)
ΔT = perubahan suhu
c = kalor jenis (kal/g
o
C)
D. PERALATAN LISTRIK
Jika sebuah lampu bertuliskan 100 W, 220 V, ini berarti:
• Lampu akan menyerap daya 100 W jika dipasang pada tegangan
220 V.
• Tegangan yang tertulis pada lampu menunjukka tegangan
maksimum yang boleh diberikan pada lampu.
• Jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih besar dari yang
tertulis maka lampu akan putus.
• Jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih kecil dari yang
tertulis maka lampu akan menyala redup.
• Hambatan lampu bersifat konstan dan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus daya listrik yaitu:
˞ =
ˢ$
˜
• Jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih kecil dari yang
tertulis, maka daya lampu menjadi:
˜ =
ˢ
ˢ
F
$
. ˜
Pp = daya lampu yang terpasang
Pt = daya lampu yang tertulis
Vp = tegangan yang terpasang
Vs = tegangan yang tertulis
Pengaman Lisitrik atau Sekering
Sekering terbuat dari kawat pendek dan tipis yang memiliki titik cair
rendah. Kawat tersebut akan cair dan putus jika dilalui arus yang
melebihi batas tertentu, sehingga rangkaian utama akan putus dan
arus listrik berhenti mengalir.
Fungsi sekering: membatasi arus yang mengalir pada penghantar
Sekering akan putus bila dalam rangkaian listrik terjadi:
- hubungan singkat (korsleting)
- Kelebihan beban
E. BIAYA ENERGI LISTRIK
Harga langganan listrik dihitung berdasarkan banyaknya energi listrik
yang dipakai, dengan satuan energinya dalam kilowatt jam (kWh).
Alat ukur energi listrik yang dipasang PLN kepada pelanggan disebut
meteran listrik.
1 kWh = 1000 × 3600 joule
= 3,6 × 10
6
Joule
ˣ = ˝. ˢ
ˣ = ˢ. H. ˮ ˣ = H$
. ˞. ˮ ˣ =
ˢ$
˞
. ˮ
˜ =
ˣ
ˮ
˜ = ˢ. H
˜ = H$
. ˞
˜ =
ˢ$
˞
=
˜
˜
× 100%
Biaya = Energi listrik x tarif listrik per kWh
32
© fisikareview.wordpress.com
BAB 18. KEMAGNETAN
A. KEMAGNETAN BENDA/BAHAN
Berdasarkan kemagnetannya, bahan-bahan dibedakan menjadi dua
yaitu: bahan magnetik/feromagnetik dan bahan nonmagnetik
1. Bahan magnetik; bahan yang ditarik kuat oleh magnet.
Contohnya: besi, nikel, kobalt.
2. Bahan non magnetik dibagi menjadi:
a. Paramagnetik; bahan yang ditarik lemah oleh magnet kuat.
Contoh: aluminium, platina dan kayu
b. Diamagnetik; bahan yang sedikit ditolak oleh magnet kuat.
Contoh: seng, bismuth, natrium klorida, merkuri, emas
Bahan magnetik juga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
1. Bahan magnet keras; bahan yang sukar dijadikan magnet tetapi
setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tahan lama.
Contoh: baja, kobalt, alkomak
2. Bahan magnet lunak; bahan yang mudah dijadikan magnet dan
setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak tahan lama.
Contoh: besi
B. TEORI KEMAGNETAN
Teori kemagnetan dapat digambarkan sebagai berikut:
Batang magnet :
Domain :
Magnet elementer :
1. Bahan magnet tersusun dari magnet-magnet elementer yang
membentuk sebuah domain.
2. Pada bahan magnetik, magnet elemeter tersusun secara teratur.
Sedangkan pada bahan nonmagnetic magnet elementer
tersusun secara acak.
3. Pada bahan magnet lunak, magnet elementernya mudah diputar
sehingga mudah dijadikan magnet. Sedangkan pada bahan
magnet keras magnet elementernya sukar diputar sehingga
sukar dijadikan magnet.
4. Jika sebuah magnet batang dipotong-potong menjadi bagian
yang pendek, maka bagian yang pendek juga bersifat magnet
yang memiliki kutub utara dan selatan
5. Magnet dapat rusak atau hilang sifat kemagnetannya. Penyebab
hilangnya sifat kemagnetan antara lain:
- Dipukul-pukul
- Dipanaskan atau dibakar
- Dialiri arus bolak-balik atau AC
C. CARA MEMBUAT MAGNET
1. Induksi
Jika sebuah besi didekatkan pada sebuah magnet permanen (tanpa
menyentuh), maka besi tersebut akan menjadi magnet juga. Kutub
magnet induksi selalu berlawanan dengan kutub magnet permanen.
Jika magnet permanen dijauhkan maka kemagnetan besi akan
hilang.
2. Menggosok
Bahan magnetik dapat dijadikan magnet dengan cara menggosok
ujung magnet permanen dengan arah yang tetap. Ujung terakhir
yang digosok menjadi kutub magnet yang berlawanan dengan ujung
magnet permanen yang digunakan untuk menggosok.
3. Mengaliri Arus
Jika sebuah besi dililiti kawat berisolasi kemudian kawat dialiri arus
listrik searah (DC), maka besi akan menjadi magnet. Bila arus listrik
diputus maka sifat magnetnya hilang kembali.
Arah medan magnet pada kumparan
Jika tangan kita memegang kumparan maka:
- Arah putaran keempat jari menunjukkan arah arus
- Arah ibu jari menunjukkan kutub utara
D. SIFAT KEMAGNETAN
Sifat Kemagnetan
• Setiap magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan
kutub selatan
• Kutub-kutub magnet yang sejenis akan tolak-menolak
• Kutub-kutub magnet yang tidak sejenis akan tarik-menarik
• Kekuatan magnet paling besar terletak pada kutub-kutubnya.
E. MEDAN MAGNETIK
Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang masih
dipengaruhi oleh gaya magnet. Medan magnet digambarkan dengan
garis-garis lengkung yang disebut garis gaya magnet.
Sifat-sifat garis gaya magnet:
• Garis-garis gaya magnet keluar dari kutub utara (U) dan masuk
ke dalam kutub selatan (S)
• Garis gaya magnet tidak pernah saling berpotongan
• Daerah yang garis gayanya rapat menunjukkan memiliki medan
magnet yang kuat. Sebaliknya daerah yang garis-garis gayanya
renggang menunjukkan memiliki medan magnet yang lemah
Medan magnet tidak hanya ada di sekitar magnet saja. Medan
magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat lurus berarus listrik. Hal
ini pertama sekali ditemukan oleh Hans Christian Oersted.
1. Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus Berarus
Berdasarkan percobaan diperoleh bahwa:
(a) Semakin jauh dari kawat berarus listrik semakin kecil kuat
medan magnetnya
(b) Semakin besar kuat arus listriknya semakin kuat medan
magnetnya
(c) Pola garis-garis gaya magnet berbentuk lingkaran dengan kawat
sebagai pusatnya
(d) Arah medan magnet tergantung pada arah arus listik. Jika arah
arus listrik diubah, maka arah medan magnet juga berubah
(e) Arah garis-garis gaya magnet dapat ditentukan dengan kaidah
tangan kanan
Bila kawat berarus listrik digenggam dengan tangan kanan,
maka arah arus listrik ditunjukkan oleh ibu jari dan arah
medan magnet searah dengan arah putaran keempat jari lain
Rangkuman rumus fisika
Rangkuman rumus fisika
Rangkuman rumus fisika
Rangkuman rumus fisika

More Related Content

What's hot

Kumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela Shufa
Kumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela ShufaKumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela Shufa
Kumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela ShufaNurul Shufa
 
Soal fisika-kelas-vii-semester-1
Soal fisika-kelas-vii-semester-1Soal fisika-kelas-vii-semester-1
Soal fisika-kelas-vii-semester-1Wardani Wardani
 
Skl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisikaSkl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisikaAbdul Jamil
 
A. latihan soal suhu dan kalor
A. latihan soal suhu dan kalorA. latihan soal suhu dan kalor
A. latihan soal suhu dan kalorwahyuni7878
 
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 TahunKumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 TahunSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Pts i ipa kelas 7 sept 2018 latihan
Pts i ipa  kelas 7 sept  2018 latihanPts i ipa  kelas 7 sept  2018 latihan
Pts i ipa kelas 7 sept 2018 latihanDeny Ristanto
 
Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1
Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1
Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1Wayan Sudiarta
 
Soal uas ipa kelas 7 16 17
Soal uas ipa kelas 7 16 17Soal uas ipa kelas 7 16 17
Soal uas ipa kelas 7 16 17Ahmadi Ar
 
UN Pengayaan IPA 2013/2014
UN Pengayaan IPA 2013/2014UN Pengayaan IPA 2013/2014
UN Pengayaan IPA 2013/2014syailendra081
 
Materi pm UN
Materi pm UNMateri pm UN
Materi pm UNmatalih
 
Soal uas 1 IPA SMP
Soal uas 1 IPA SMPSoal uas 1 IPA SMP
Soal uas 1 IPA SMPsajidintuban
 
SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016Budi Haryono
 
Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)
Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)
Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)agus mulanto
 
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...Thufeil 'Ammar
 
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipaEzra Syamir
 
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...Thufeil 'Ammar
 

What's hot (20)

Kumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela Shufa
Kumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela ShufaKumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela Shufa
Kumpulan soal-soal suhu, pemuaian dan kalor UN IPA SMP Kelas 9 Nurul Faela Shufa
 
Soal fisika-kelas-vii-semester-1
Soal fisika-kelas-vii-semester-1Soal fisika-kelas-vii-semester-1
Soal fisika-kelas-vii-semester-1
 
Latihan soal besaran dan satuan
Latihan soal besaran dan satuanLatihan soal besaran dan satuan
Latihan soal besaran dan satuan
 
Skl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisikaSkl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisika
 
Soal evaluasi ipa kelas vii
Soal evaluasi ipa kelas viiSoal evaluasi ipa kelas vii
Soal evaluasi ipa kelas vii
 
Soal ipa kelas 7 ukk
Soal ipa kelas 7 ukkSoal ipa kelas 7 ukk
Soal ipa kelas 7 ukk
 
A. latihan soal suhu dan kalor
A. latihan soal suhu dan kalorA. latihan soal suhu dan kalor
A. latihan soal suhu dan kalor
 
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 TahunKumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VII Lengkap 1 Tahun
 
Pts i ipa kelas 7 sept 2018 latihan
Pts i ipa  kelas 7 sept  2018 latihanPts i ipa  kelas 7 sept  2018 latihan
Pts i ipa kelas 7 sept 2018 latihan
 
Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1
Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1
Naskah soal un ipa smp 2013 paket 1
 
Soal uas ipa kelas 7 16 17
Soal uas ipa kelas 7 16 17Soal uas ipa kelas 7 16 17
Soal uas ipa kelas 7 16 17
 
UN Pengayaan IPA 2013/2014
UN Pengayaan IPA 2013/2014UN Pengayaan IPA 2013/2014
UN Pengayaan IPA 2013/2014
 
Materi pm UN
Materi pm UNMateri pm UN
Materi pm UN
 
Soal uas 1 IPA SMP
Soal uas 1 IPA SMPSoal uas 1 IPA SMP
Soal uas 1 IPA SMP
 
SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UKK IPA SMP KELAS VII 2015/2016
 
Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)
Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)
Ipa fisika smp un 2013 (paket 3)
 
03 soal ipa 7
03 soal ipa 703 soal ipa 7
03 soal ipa 7
 
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
 
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
 
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 1 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...
 

Viewers also liked

Tes Formatif Usaha & Pesawat Sederhana
Tes Formatif Usaha & Pesawat SederhanaTes Formatif Usaha & Pesawat Sederhana
Tes Formatif Usaha & Pesawat SederhanaSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Rangkuman ipa fisika 1 smp
Rangkuman ipa fisika 1 smpRangkuman ipa fisika 1 smp
Rangkuman ipa fisika 1 smpMohamad Sadikin
 
Bab 4 usaha dan energi
Bab 4 usaha dan energiBab 4 usaha dan energi
Bab 4 usaha dan energiMustahal SSi
 
Rumus fisika listrik statis
Rumus fisika listrik statisRumus fisika listrik statis
Rumus fisika listrik statisAndry Saftiawan
 
Makalah generator dc
Makalah generator dc Makalah generator dc
Makalah generator dc Surya Andika
 
25205937 rumus-fisika-kelas-7
25205937 rumus-fisika-kelas-725205937 rumus-fisika-kelas-7
25205937 rumus-fisika-kelas-7irwanto sumantri
 
Electrostatic geneartors
Electrostatic geneartorsElectrostatic geneartors
Electrostatic geneartorsShady Ahmed
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsarif widyatma
 
Ulangan Akhir Semester Genap kelas VIII
Ulangan Akhir Semester Genap kelas VIIIUlangan Akhir Semester Genap kelas VIII
Ulangan Akhir Semester Genap kelas VIIIBudi Haryono
 
Bahan termodinamika
Bahan termodinamikaBahan termodinamika
Bahan termodinamikaYudhi Priady
 
Soal Latihan OSN SD
Soal Latihan OSN SDSoal Latihan OSN SD
Soal Latihan OSN SDDesty Erni
 
7. soal uas plh kelas viii genap
7. soal uas plh kelas viii genap7. soal uas plh kelas viii genap
7. soal uas plh kelas viii genapmgmppai
 

Viewers also liked (20)

Rumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMARumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMA
 
Kumpulan Rumus Fisika SMP
Kumpulan Rumus Fisika SMP Kumpulan Rumus Fisika SMP
Kumpulan Rumus Fisika SMP
 
Van De Graaff
Van De GraaffVan De Graaff
Van De Graaff
 
Tes Formatif Usaha & Pesawat Sederhana
Tes Formatif Usaha & Pesawat SederhanaTes Formatif Usaha & Pesawat Sederhana
Tes Formatif Usaha & Pesawat Sederhana
 
Rangkuman ipa fisika 1 smp
Rangkuman ipa fisika 1 smpRangkuman ipa fisika 1 smp
Rangkuman ipa fisika 1 smp
 
Bab 4 usaha dan energi
Bab 4 usaha dan energiBab 4 usaha dan energi
Bab 4 usaha dan energi
 
Rumus fisika listrik statis
Rumus fisika listrik statisRumus fisika listrik statis
Rumus fisika listrik statis
 
Makalah generator dc
Makalah generator dc Makalah generator dc
Makalah generator dc
 
25205937 rumus-fisika-kelas-7
25205937 rumus-fisika-kelas-725205937 rumus-fisika-kelas-7
25205937 rumus-fisika-kelas-7
 
Fisika03 2
Fisika03 2 Fisika03 2
Fisika03 2
 
Electrostatic geneartors
Electrostatic geneartorsElectrostatic geneartors
Electrostatic geneartors
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
 
Soal tekanan 02
Soal tekanan 02Soal tekanan 02
Soal tekanan 02
 
Tekanan 02
Tekanan 02Tekanan 02
Tekanan 02
 
Makalah generator kelompok 04
Makalah generator kelompok 04Makalah generator kelompok 04
Makalah generator kelompok 04
 
Ulangan Akhir Semester Genap kelas VIII
Ulangan Akhir Semester Genap kelas VIIIUlangan Akhir Semester Genap kelas VIII
Ulangan Akhir Semester Genap kelas VIII
 
Bahan termodinamika
Bahan termodinamikaBahan termodinamika
Bahan termodinamika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Soal Latihan OSN SD
Soal Latihan OSN SDSoal Latihan OSN SD
Soal Latihan OSN SD
 
7. soal uas plh kelas viii genap
7. soal uas plh kelas viii genap7. soal uas plh kelas viii genap
7. soal uas plh kelas viii genap
 

Similar to Rangkuman rumus fisika

Besaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptx
Besaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptxBesaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptx
Besaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptxwidyatihasibuan1
 
RPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanRPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanJun Hidayat
 
BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP
BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP
BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP Nazlaa
 
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modernPengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan moderndinihariyati1
 
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)Yanto Abdulah
 
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smpppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smpaini01011990
 
14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombang
14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombang14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombang
14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombangIPA 2014
 
BESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUANBESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUANMAFIA '11
 
Besaran dan pengukuran
Besaran dan pengukuranBesaran dan pengukuran
Besaran dan pengukuranDedi Wahyudin
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPotpotya Fitri
 
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptfdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptSayyidAhmadUbay
 

Similar to Rangkuman rumus fisika (20)

Besaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptx
Besaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptxBesaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptx
Besaran dan Pengukuran Kelas 7 Jilid 2.pptx
 
RPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanRPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan Satuan
 
BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP
BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP
BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN MATERI SMP
 
Indikator 1
Indikator 1Indikator 1
Indikator 1
 
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modernPengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
 
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
 
Bab ii adi
Bab ii adiBab ii adi
Bab ii adi
 
Besaran-Pengukuran
Besaran-PengukuranBesaran-Pengukuran
Besaran-Pengukuran
 
Lks pengukuran
Lks pengukuranLks pengukuran
Lks pengukuran
 
Lks pengukuran
Lks pengukuranLks pengukuran
Lks pengukuran
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smpppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
 
14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombang
14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombang14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombang
14708251060_Septiana Indri_Fisika kalor gelombang
 
BESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUANBESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUAN
 
2 standar pengukuran
2 standar pengukuran2 standar pengukuran
2 standar pengukuran
 
Besaran dan pengukuran
Besaran dan pengukuranBesaran dan pengukuran
Besaran dan pengukuran
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
 
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptfdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
 
1-170716023215.pdf
1-170716023215.pdf1-170716023215.pdf
1-170716023215.pdf
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Rangkuman rumus fisika

  • 1. 1 © fisikareview.wordpress.com BAB 1. PENGUKURAN A. BESARAN DAN SATUAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Satuan adalah ukuran besaran. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Di dalam ilmu fisika dikenal dua besaran, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. 1. Besaran Pokok Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Dalam fisika ada 7 besaran pokok yang harus diingat, yaitu : No Besaran Pokok Satuan Singkatan 1. Panjang meter m 2. Massa kilogram kg 3. Waktu sekon s 4. Kuat Arus ampere A 5. Suhu kelvin K 6. Intensitas Cahaya candela Cd 7. Jumlah Zat mol mol 2. Besaran Turunan Besaran turunan adalah besaran yang dibentuk atau diturunkan dari besaran pokok. Berikut beberapa contoh besaran turunan. No Besaran Turunan Satuan MKS CGS 1. Luas m 2 cm 2 2. Volume m 3 cm 3 3. Kecepatan m/s cm/s 4. Percepatan m/s 2 cm/s 2 5. Gaya Newton (N) dyne 6. Energi Joule (J) erg Berdasakan nilai dan arahnya, besaran ada dua yaitu besaran skalar dan besaran vektor. • Besaran vektor, yaitu besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contohnya : gaya, kecepatan dan percepatan • Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya mempunyai nilai dan tidak mempunyai arah. Contohnya: panjang, waktu, massa 3. Sistem Satuan Dalam sistem satuan dikenal singkatan, awalan, dan pangkat bilangan sepuluh seperti Awalan Simbol Konversi Yotta Y 10 24 Zetta Z 10 21 Eksa E 10 18 Peta P 10 15 Tera T 10 12 Giga G 10 9 Mega M 10 6 kilo k 10 3 hekto h 10 2 deka da 10 1 desi d 10 -1 centi c 10 -2 mili m 10 -3 mikro μ 10 -6 nano n 10 -9 piko p 10 -12 Femto f 10 -15 Atto a 10 -18 Zepto z 10 -21 Yokto y 10 -24 Contoh: 15 nm = ..... m = 15 × 10 -9 m atau 0,000 000 015 m a. Satuan Internasional (SI) Pada tahun 1960 ditetapkan sistem satuan yang berlaku secara internasional yang berfungsi sebagai satuan standar dan disebut Sistem Internasional (SI). Syarat Satuan Internasional : (1) Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apapun. (2) Bersifat internasional, sehingga dapat dipakai di manapun (3) Mudah ditiru oleh setiap orang yang menggunakan. b. Satuan MKS (meter-kilogram-sekon) • Panjang; satuannya meter (m). • Massa; satuannya kilogram (kg). • Waktu; satuannya sekon (s). c. Satuan CGS (centimeter-gram-sekon) • Panjang; satuannya centimeter (cm). • Massa; satuannya gram (g). • Waktu; satuannya sekon (s). d. Satuan Baku dan Tidak Baku • Satuan baku; satuan yang sudah diakui secara internasional sehingga dapat digunakan di negara manapun. Contoh: meter, kilogram dan liter. • Satuan tidak baku; satuan yang tidak diakui secara internasional, sehingga hanya digunakan di daerah tertentu saja. Contoh: hasta, depa, jengkal, dan gayung. B. PENGUKURAN Ada dua macam kesalahan pada pengukuran, yaitu sebagai berikut a. Kesalahan karena alat ukur yang digunakan tidak berfungsi dengan baik. Contoh: - Kesalahan titik nol (zerro error) adalah kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh bacaan alat ukur tidak tepat pada posisi nol. - Skala alat ukur tidak jelas atau kurang bisa dibaca. b. kesalahan yang dilakukan oleh manusia yang melakukan pengukuran. Contoh: - Kesalahan paralaks (paralax error) adalah kesalahan pembacaan alat ukur yang disebabkan oleh posisi mata yang tidak tepat/miring - Kesalahan penggunaan alat ukur, misal tidak memulai pengukuran dari skala terkecil 1. Pengukuran Panjang Standar panjang dalam SI adalah meter (m). Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu 1/299.792.458 sekon. Alat ukur besaran panjang diantaranya: a. Pita ukur b. Mistar, memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm c. Jangka sorong, memiliki ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm d. Mikrometer sekrup, memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm Cara Pengukuran Panjang 1. Mistar & Pita Ukur Hasil Pengukuran: 2,3 cm 2. Jangka Sorong Jangka sorong memiliki 2 jenis skala a. skala utama (dalam satuan cm) b. skala noninus (dalam satuan mm) Hasil pengukuran pada jangka sorong: 1. Skala utama: 2,8 cm 2. Skala noninus: 0,01 cm x 4 = 0,04 cm 3. Hasil pengukuran: 2,8 + 0,04 = 2,84 cm
  • 2. 2 © fisikareview.wordpress.com 3. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup memiliki 2 jenis skala a. skala utama (dalam satuan mm) b. skala noninus (dalam satuan mm) Hasil pengukuran pada mikrometer sekrup: 1. Skala utama: 15 mm 2. Skala noninus: 0,01 mm x 33 = 0,33 mm 3. Hasil pengukuran: 15 + 0,33 = 15,33 mm 2. Pengukuran Massa Massa suatu benda adalah banyaknya zat yang terkandung dalam suatu benda. Satuan massa dalam SI adalah kilogram (kg). Alat ukur massa dinamakan neraca. Beberapa jenis neraca yang sering digunakan adalah: a. Neraca pasar, biasa disebut timbangan. b. Neraca dua lengan yang sama. c. Neraca tiga lengan. d. Neraca kimia, biasa digunakan untuk mengukur massa yang kecil (dalam gram). e. Neraca elektronik/digital, hasil pengukuran langsung terbaca di layar. 3. Pengukuran Waktu Satuan standar untuk waktu adalah sekon (s) atau detik. Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali. Beberapa alat ukur besaran waktu: a. Jam matahari, jam air, jam pasir, yang digunakan di zaman dulu. b. Arloji, banyak digunakan untuk menetukan terjadinya suatu peristiwa. c. Stopwatch, untuk mengukur selang waktu yang singkat. Misalnya : selang waktu pelari. 4. Pengukuran Kuat Arus Listrik Alat ukur arus listrik dinamakan amperemeter. Bagian terpenting dari amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dengan kumparan berarus 5. Pengukuran Suhu Alat ukur suhu dinamakan termometer. Termometer terdiri dari banyak jenis. Pada umumnya termometer dibagi menjadi dua yaitu termometer non-logam dan termometer logam. Jenis-jenis termometer akan dijelaskan secara rinci di BAB SUHU 6. Pengukuran Intensitas Cahaya Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran intensitas cahaya disebut candlemeter atau luxmeter 7. Pengukuran Jumlah Zat Jumlah zat tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dilakukan dengan cara mengukur massa zat terlebih dahulu. Tambahan: Beberapa konversi satuan yang penting 1 ton = 1000 kg 1 kw (kuintal) = 100 kg 1 ons = 0,1 kg 1 ha = hm 2 1 L (liter) = 1 dm 3 1 mL (mililiter) = 1 cm 3 1 jam = 60 menit 1 menit = 60 s 1 jam = 3600 s
  • 3. 3 © fisikareview.wordpress.com BAB 2. SUHU Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K) Alat untuk mengukur suhu adalah termometer A. JENIS-JENIS TERMOMETER Sifat-sifat fisika zat yang dapat digunakan untuk membuat termometer adalah : a. pemuaian volume cairan dalam suatu pipa kapiler b. Hambatan listrik pada seutas kawat platina c. Beda potensial pada suatu termokopel d. Pemuaian panjang keping bimetal e. Muai tekanan gas pada volum tetap f. Radiasi yang dipancarkan benda mis: pirometer Sifat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah termometer: a. Skalanya mudah dibaca b. Aman untuk digunakan c. Kepekaan pengukurannya d. Jangkauan suhu yang mampu diukur 1. Termometer Cairan Termometer yang berisi cairan disebut termometer cairan. Contoh: termometer raksa dan termometer alkohol. a. Termometer Raksa Keuntungan Kerugian a. mudah dilihat karena mengkilap a. harganya mahal b. Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu b. termasuk zat berbahaya (disebut juga air keras) c. tidak membasahi kaca c. tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (misalnya suhu di kutub ) d. Jangkauan suhu raksa cukup lebar (-40 o C - 350 o C) e. dapat terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat dan tepat b. Termometer Alkohol Keuntungan Kerugian a. lebih murah dibandingkan dengan raksa a. membasahi dinding kaca b. teliti karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alkohol mengalami perubahan volum yang lebih besar b. tidak berwarna, sehingga harus diberi warna dulu agar mudah dilihat c. Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah (dingin) karena titik beku Alkohol sangat rendah, yaitu -122 o C c. memiliki titik didih rendah, yaitu 78 o C sehingga pemakaiannya terbatas Alasan tidak dipakainya air sebagai pengisi pipa termometer: (1) Air mebasahi dinding kaca sehingga meninggalkan titik-titik air pada kaca dan ini akan mempersulit membaca ketinggian air pada tabung (2) Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca (3) Jangkauan suhu air terbatas (0 o C – 100 o C) (4) Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikkan (5) Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karena air termasuk penghantar panas yang sangat jelek c. Beberapa Termometer Cairan dalam Keseharian 1. Termometer Klinis : • Biasanya digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh manusia • Cairan yang digunakan untuk mengisi pipa adalah raksa • Skala suhu diantara 35 o C s/d 42 o C 2. Termometer Dinding : • Digunakan untuk mengukur suhu ruangan • Skala yang digunakan mengcakup suhu di atas dan di bawah suhu yang dapat terjadi dalam ruang • Skala suhu diantara -50 o C s/d 50 o C 3. Termometer maksimum minimum six bellani : • Digunakan dalam rumah kaca • Berisi alkohol dan raksa • Skala yang digunakan ada 2 yaitu skala minimum dan skala maksimum 2. Termometer-Termometer Lainnya a. Termometer Gas • Prinsip: Jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda ketinggian yang lebih besar • Lebih teliti dari termometer cairan • Lebar jangkauan suhu -250 o C s.d 1500 o C b. Termometer Platina • Prinsip: ketika suhu naik, hambatan platina naik • Keuntungan: jangkauan suhunya lebar (-250 o C s.d 1500 o C), teliti, dan peka • Kerugian: suhu tidak dapat dibaca secara langsung dan pembacaannya lambat sehingga tidak cocok untuk mengukur suhu yang berubah-ubah c. Termometer Termistor • Prinsip: ketika suhu naik, hambatan Turín • Keuntungan: dapat dihubungkan ke rangkain lain atau komputer • Kerugian: jangkauan suhu terbatas yaitu -25 o C s.d 180 o C d. Termometer Termokopel • Prinsip: suhu berbeda akan menghasilkan arus listrik yang berbeda • Keuntungan: jangkauan suhunya besar ( 100 o C s.d 1500 o C ), ukuran termometer kecil, dapat mengukur suhu dengan cepat dan dapat dihubungkan ke rangkaian lain atau komputer • Kerugian: kurang teliti jika dibandingkan termometer gas dan temometer platina e. Termometer Bimetal • Prinsip: makin besar suhu, keping bimetal makin melengkung untuk menunjukkan suhu yang lebih besar f. Pirometer • Merupakan termometer yang digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (diatas 1000 o C ) seperti suhu peleburan logam atau suhu permukaan matahari • Prinsip: mengukur radiasi yang dipancarkan oleh benda tersebut • Jenis: Pirometer optik dan pirometer radiasi total B. SKALA TERMOMETER Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap yaitu titik ketika zat mengalami perubahan wujud (melebur dan mendidih). Titik tetap ketika zat melebur disebut titik tetap bawah. Titik tetap ketika zat mendidih disebut titik tetap atas. Biasanya dipakai titik beku es 0 o C dan titik didih air 100 o C Kalibrasi Termometer Kalibrasi Termometer adalah proses memberi skala pada sebuah termometer polos. Langkah-langkah Kalibrasi: a. Menentukan titik tetap bawah b. Menentukan titik tetap atas c. Membagi jarak antara kedua titik tersebut menjadi beberapa bagian yang sama d. Dapat memperluas skala di bawah titik tetap bawah dan di atas titik tetap atas Skala Termometer Celsius Skala suhu Celsius ditetapkan berdasarkan titik lebur es (0 o C) dan titik didih air (100 o C) diusulkan pertama kali oleh astronom swedia bernama Anders Celsius Skala Termometer Fahrenheit Titik beku es 32 o F dan titik didih air 212 o F Skala Termometer Reamur Titik beku es 0 o R dan titik didih air 80 o R Skala Termometer Kelvin Titik beku es 273 K dan titik didih air 373 K Suhul Nol Mutlak = 0 K = −−−−273 o C, suhu dimana partikel-partikel berhenti bergerak.
  • 4. 4 © fisikareview.wordpress.com C. MENGUBAH SKALA SUHU TERMOMETER Cara untuk mengubah suhu, antara lain: a. menggunakan cara kalibrasi termometer Contoh: Suhu 50 o F = _________ o C Fx x x 0 10 1800180 180 100 3250 0 = = = − − b. menggunakan rumus perbandingan suhu Perbandingan Skala 5:4:9:5 100:80:180:100 )273373(:)080(:)32212(:)0100( = = −−−−= Rumus Perbandingan Suhu 5:4:9:5)273(::)32(: =−− KRFC Perubahan Suhu (∆T) ∆T = perubahan suhu, kenaikan suhu, penurunan suhu, perbedaan suhu. Rumus Perbandingan Perubahan Suhu 5:4:9:5::: =∆∆∆∆ KRFC
  • 5. 5 © fisikareview.wordpress.com BAB 3. ZAT DAN WUJUDNYA A. WUJUD ZAT Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa (m) dan menempati ruang (V). Ada 3 jenis wujud zat yaitu padat, cair dan gas. 1. Sifat-Sifat Wujud Zat Wujud Bentuk Volume Sifat Partikel Padat Tetap Tetap • Susunan partikel berdekatan dan teratur • Gaya tarik antar partikel sangat kuat • Gerak Partikel hanya bergetar pada tempatnya Cair Berubah Tetap • Susunan partikel agak berjauhan dan kurang teratur • Gaya tarik antar partikel lemah dan mudah dipisahkan • Gerak partikel bebas, tetapi tidak meninggalkan kelompoknya gas Berubah Berubah • Susunan partikel berjauhan dan tidak teratur • Gaya tarik antar partikel sangat lemah (tidak ada) • Gerak partikel sangat bebas, cepat dan menyebar 2. Perubahan Wujud Zat Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat. Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair. Mengkristal yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat. Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas. Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas. Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair. 3. Perubahan Wujud Zat Menurut Teori Partikel (1) Zat padat dipanaskan, partikel bergerak makin cepat, lama kelamaan jarak antar partikel makin besar dan gaya tarik antar partikel semakin kecil sehingga berubah wujud menjadi cairan (2) Cairan bila dipanaskan terus, maka gerakan partikel makin besar, dan makin bebas. Jarak antar partikel semakin jauh dan gaya tarik antar partikel semakin kecil sehingga berubah wujud menjadi gas (3) Gas akan meyebar memisahkan diri dari kelompoknya. 4. Kohesi dan Adhesi Kohesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang sejenis. Contoh: gaya tarik antar partikel kayu pada sepotong kayu, gaya tarik antar partikel plastik pada penggaris Adhesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang tidak sejenis. Contoh: gaya tarik antar partikel tinta dengan partikel kertas, gaya tarik antar partikel kapur dengan partikel papan 5. Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung Meniskus Cekung: permukaan cairan dalam tabung reaksi berbentuk cekung disebabkan karena Adhesi antara dinding tabung dengan cairan lebih besar dari Kohesi antar cairan dalam tabung. Meniskus Cembung: permukaan cairan dalam tabung reaksi berbentuk cembung disebabkan karena Kohesi antar cairan dalam tabung lebih besar dari Adhesi antara dinding tabung dengan cairan. 6. Kapilaritas Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di dalam pipa kapiler. Manfaat Kapilaritas: Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, naiknya air melalui akar tumbuhan, sifat mengisap air pada handuk, tissue, dan kain Kerugian Kapilaritas: Merembesnya air membasahi dinding rumah dan dapat merusak dinding rumah 7. Tegangan Permukaan Zat Cair Adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi lapisan elastis. Contoh: Jarum dapat terapung di atas permukaan zat cair, nyamuk dapat berjalan di atas permukaan air, dll B. MASSA JENIS ZAT Massa Jenis zat adalah perbandingan massa zat (m) dengan volumenya (V) ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) (g/cm 3 ) m = massa zat (kg) (g) V = volume zat (m 3 ) ( cm 3 ) Satuan SI untuk massa jenis adalah kg/m 3 Ingat: massa jenis air adalah 1000 kg/m 3 (ρair = 1000 kg/m 3 ) Massa Jenis Campuran Adalah massa total zat dibandingkan dengan volume total zat VV mm 21 21 + + =ρ Perbandingan massa jenis 2 zat dimana volume kedua zat sama m m cairanB cairanA cairanB cairanA = ρ ρ Catatan: Konversi satuan massa jenis g/cm 3 kg/m 3 (dikalikan 1000) kg/m 3 g/cm 3 (dibagi 1000) = ˭ ˰
  • 6. 6 © fisikareview.wordpress.com BAB 4. PEMUAIAN Apabila zat dipanaskan, energinya akan bertambah, partikel- partikelnya akan bergerak lebih cepat, akibatnya jarak antar partikelnya bertambah, hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemuaian. Zat padat dapat mengalami muai panjang, luas dan volume Zat cair dapat mengalami muai volume Gas dapat mengalami muai volume dan/atau tekanan A. PEMUAIAN PANJANG PADA ZAT PADAT Dari percobaan musschenbroek, diperoleh kesimpulan bahwa pertambahan panjang logam yang dipanaskan bergantung kepada a. panjang logam mula-mula (l1) b. jenis logam (α) c. kenaikan suhu (∆t) Jika pada suhu mula-mula (t1) panjang benda adalah l1, setelah dipanaskan sampai suhu t2, panjang benda menjadi l2, maka pertambahan panjang benda, dapat dihitung dengan rumus: tll ∆=∆ ..1 α l∆ = pertambahan panjang (m, cm, mm) 1l = panjang mula-mula (m, cm, mm) α = koefisien muai panjang (/ o C, /K) t∆ = perubahan suhu ( o C, K) Untuk mencari panjang akhir benda (l2), dipakai rumus lll ∆+= 12 atau ).1(12 tll ∆+= α koefisien muai panjang ( ) benda bergantung pada jenis bendanya. Makin besar koefisien muainya, makin mudah benda untuk memuai. Tabel koefisien muai panjang berbagai jenis zat Jenis Zat Koefisien muai panjang ( / o C) (/ K) Timah hitam 0,000029 = 29 x 10 -6 Aluminium 0,000024 = 24 x 10 -6 Perunggu 0,000019 = 19 x 10 -6 Tembaga 0,000017 = 17 x 10 -6 Besi 0,000012 = 12 x 10 -6 Baja 0,000011 = 11 x 10 -6 Kaca biasa 0,000009 = 9 x 10 -6 Grafit 0,000008 = 8 x 10 -6 Kaca pyrex 0,000003 = 3 x 10 -6 Berlian 0,000001 = 1 x 10 -6 B. PEMUAIAN LUAS PADA ZAT PADAT Jika pada suhu mula-mula (t1) luas benda adalah A1, setelah dipanaskan sampai suhu t2, luas benda menjadi A2, maka pertambahan luas benda, dapat dihitung dengan rumus: tAA ∆=∆ ..1 β A∆ = pertambahan luas (m 2 , cm 2 , mm 2 ) 1A = luas mula-mula (m 2 , cm 2 , mm 2 ) β = koefisien muai luas (/ o C, /K) t∆ = perubahan suhu ( o C, K) Untuk mencari luas akhir benda (A2), dipakai rumus AAA ∆+= 12 atau ).1(12 tAA ∆+= β Catatan: Koefisien muai luas = dua kali koefisien muai panjangnya αβ .2= C. PEMUAIAN VOLUME Jika pada suhu mula-mula (t1) volume benda adalah V1, setelah dipanaskan sampai suhu t2, volume benda menjadi V2, maka pertambahan volume benda, dapat dihitung dengan rumus: tVV ∆=∆ ..1 γ V∆ = pertambahan volume (m 3 , cm 3 , mm 3 ) 1V = Volume mula-mula (m 3 , cm 3 , mm 3 ) γ = koefisien muai volume (/ o C, /K) t∆ = perubahan suhu ( o C, K) Untuk mencari volume akhir benda (V2), dipakai rumus VVV ∆+= 12 atau ).1(12 tVV ∆+= γ Catatan: Koefisien muai luas = tiga kali koefisien muai panjangnya αγ .3= Tabel koefisien muai volume berbagai jenis zat Jenis Zat Koefisien muai volume ( / o C) (/ K) Alkohol 0,00112 = 1,12 x 10 -3 Benzena 0,00124 = 1,24 x 10 -3 Raksa 0,0018 = 1,8 x 10 -3 Bensin 0,0096 = 9,6 x 10 -3 D. ANOMALI AIR Air jika dipanaskan dari suhu 0 o C sampai suhu 4 o C, volumenya tidak bertambah, melainkan berkurang. Di atas 4 o C, jika dipanaskan maka volumenya akan bertambah. Sifat pemuaian air (dari 0 o C−4 o C) inilah yang disebut dengan anomali air (keanehan air) Ini berarti bahwa volume air paling kecil pada suhu 4 o C, bukan pada 0 o C dan massa jenis air paling besar pada suhu 4 o C Contoh anomali air dalam keseharian: Pada suatu danau yang dilapisi es, akan terdapat air di bawah lapisan es tersebut, karena pada bagian bawah, suhu air adalah 4 o C E. PEMUAIAN GAS Gas dapat mengalami muai volume (V) dan muai tekanan (p). Koefisien muai volume gas adalah 1/273 K = 0,00367/K Rumus muai volume atau tekanan gas (Hukum Boyle-Gay-Lussac) adalah: T Vp T Vp 2 22 1 11 .. = p1 = tekanan gas awal (Pa, atm, cmHg) p2 = tekanan gas akhir (Pa, atm, cmHg) V1 = volume gas awal (m 3 , L, cm 3 ) V2 = volume gas akhir (m 3 , L, cm 3 ) T1 = suhu mutlak gas awal (K) T2 = suhu mutlak gas akhir (K)
  • 7. 7 © fisikareview.wordpress.com BAB 5. KALOR DAN PERPINDAHANNYA Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Dalam sistem SI satuan kalor dinyatakan dalam Joule (J). Sedangkan satuan lain yang digunakan adalah Kalori (kal). A.PENGARUH KALOR TERHADAP SUATU ZAT 1. Mengubah Suhu Zat Apabila suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat itu naik. (Q bertanda postiif) Apabila suatu zat melepaskan kalor, maka suhu zat itu akan turun. (Q bertanda negatif) Besarnya kalor yang diserap atau dilepas dirumuskan: Dengan: Q = kalor (J) (kal) m = massa zat (kg) c = kalor jenis zat (J/kg o C) ΔT = perubahan suhu ( o C) Kalor Jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg (atau 1 g) zat sebesar 1 o C. Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 o C. 2. Merubah Wujud Zat Jika suatu benda diberi kalor, benda tersebut dapat mengalami perubahan wujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Wujud zat tersebut dapat berupa padat, cair, atau gas. Pada saat terjadi perubahan wujud suhu benda tidak berubah. Perubahan wujud zat akibat kalor dapat digambarkan sebagai berikut: a. Melebur dan membeku • Melebur adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi zat cair. Sebaliknya membeku adalah perubahan wujud dari zat cair menjadi zat padat. • Kalor lebur (L) adalah kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya • Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan pada waktu 1 kg zat membeku menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya. • Rumus: • Titik lebur adalah suhu ketika zat melebur. • Titik lebur dipengaruhi oleh beberapa faktor: - Tekanan; jika tekanan pada zat dinaikkan, titik lebur zat akan turun. - Ketidakmurnian Zat; titik lebur es dapat diturunkan menjadi di bawah 0 o C dengan cara menambah garam pada campuran es dan air. b. Menguap, Mengembun, dan Mendidih Menguap adalah perubahan wujud zat dari zat cair menjadi gas. Sebaliknya mengembun adalah perubahan wujud dari gas menjadi zat cair. # Menguap Faktor-faktor yang mempercepat penguapan adalah (1) Memanaskan atau menaikkan suhu. (2) Memperluas permukaan. (3) Meniupkan udara kering di atas permukaan. (4) Mengurangi tekanan pada permukaan. # Mendidih • Zat cair dikatakan mendidih jika gelembung-gelembung uap terjadi di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat cair. • Kalor uap (U) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair menjadi 1 kg gas pada titik didihnya. • Rumus : • Titik didih adalah suhu ketika zat mendidih • Titik didih suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor: - Tekanan; semakin besar tekanan pada zat, semakin besar titik didihnya. - Ketidakmurnian zat dapat menaikkan titik didih. c. Menyublim Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas tanpa melalui fase cair. Sebaliknya mengkristal adalah perubahan wujud gas menjadi padat. Contoh zat yang dapat menyublim adalah kapur barus, naftalin. DIHAPAL!!! 3. Diagram Kalor Diagram kalor menunjukkan proses perubahan suhu atau wujud dari suatu zat Cth: Diagram kalor untuk mengubah es -40 o C menjadi uap 120 o C Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5 B. PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI KALOR Air dapat dipanaskan dengan alat pemanas air (heater). Prinsip kerja heater adalah mengubah energi listrik menjadi kalor. Rumus: W = energi lisrtik (J) P = daya (W) t = waktu (s) 1 kal = 4,2 J 1 J = 0,24 kal ˝ = ˭. I. ∆ˠ ˝ = ˕. ∆ˠ˕ = ˭. I ˝ = ˭ H ˝ = ˭ ˡ ˣ = ˜ ˮ Untuk mempermudah pengerjaan soal-soal kalor, sebaiknya menggunakan diagram kalor L = 80 kal/g atau 80 kkal/kg atau 336.000 J/kg, U = 540 kal/g atau 540 kkal/kg atau 2.256.000 J/kg cair = 1 kal/g 0 C atau 1 kkal/kg 0 C atau 4200 J/kg 0 C ces = 0,5 kal/g 0 C atau 0,5 kkal/kg 0 C atau 2100 J/kg 0 C cuap = 0,48 kal/g 0 C atau 0,48 kkal/kg 0 C atau 2010 J/kg 0 C
  • 8. 8 © fisikareview.wordpress.com Jika semua energi listrik diubah menjadi kalor, maka: C. PERPINDAHAN KALOR Secara alamiah kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. 1. Konduksi atau Hantaran Konduksi atau hantaran adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konduksi terjadi pada zat padat. - Konduktor: zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik. Contohnya logam. - Isolator: Zat yang buruk dalam menghantarkan kalor. Contohnya plastik, wol, kaca, kayu. 2. Konveksi atau Aliran Konveksi atau aliran adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan adanya perbedaan massa jenis zat. Konveksi terjadi pada gas dan zat cair. Contoh: a. Pada peristiwa air mendidih. Partikel-partikel air bagian bawah lebih cepat panas sehingga lebih ringan. Partikel air bagian bawah akan naik dan partikel air bagian atas akan turun. b. Terjadinya angin laut. Pada siang hari daratan lebih cepat panas dari pada laut, maka udara di atas daratan naik dan udara sejuk di atas laut bergerak ke daratan karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih besar, maka terjadilah angin laut yang bertiup dari laut ke daratan. Sebaliknya pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari pada laut, sehingga udara bergerak dari daratan ke laut yang disebut dengan angin darat. c. Cerobong asap d. Sistem ventilasi rumah e. Sistem pendingin mobil (radiator) f. Lemari es 3. Radiasi atau Pancaran Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara (medium). Contoh: Sinar matahari sampai ke bumi melalui radiasi. • Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap dan juga pemancar kalor yang baik. • Permukaan yang putih dan mengkilat adalah penyerap dan juga pemancar kalor yang buruk. • Alat yang digunakan untuk mengetahui pemancaran kalor adalah termoskop. Beberapa pemanfaatan dari sifat permukaan yang memancarkan kalor dengan baik dan buruk antara lain: (1) Sirip-sirip pendingin yang terdapat di belakang lemari es dicat hitam dan kusam agar memancarkan radiasi ke lingkungan sekitarnya (2) Panel surya pemanas dicat hitam agar dapat menyerap radiasi dari matahari (3) Rumah dicat putih agar dapat memantulkan kalor radiasi dari sinar Matahari (4) Bagian dalam termos dilapisi perak mengkilap agar memantulkan radiasi kembali ke dalam termos D. PENERAPAN PRINSIP PERPINDAHAN KALOR 1. Termos Air Panas • Bagian dalam dibuat kaca yang mengkilat agar kalor dari air panas tidak diserap dinding. • Bagian luar dibuat kaca mengkilat agar tidak terjadi radiasi. • Ruang hampa untuk mencegah aliran kalor secara konveksi. • Gabus berfungsi sebagai isolator untuk mencegah konduksi. 2. Setrika Listrik Prinsip kerjanya mengubah energi listrik menjadi panas yang dialirkan pada alas besi tebal bagian bawah setrika secara konduksi. 3. Radiator Radiator adalah alat pendingin mesin mobil dengan prinsip konveksi E. AZAS BLACK Jika sejumlah zat bersuhu tinggi dicampur dengan sejumlah zat lain yang suhunya rendah, maka akan dicapai suhu kesetimbangan, di mana zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor tersebut. Untuk mengerjakan soal-soal berprinsip azas black, sebaiknya menggunakan diagram kalor Contoh: Diagram untuk pencampuran 100 g es –5 0 C dengan 200 g air 30 0 C ˝ = ˝ ˝& = ˝# + ˝$+ ˝% ˣ = ˝ ˜ ˮ = ˭ I ∆ˠ ˝ = ˝
  • 9. 9 © fisikareview.wordpress.com BAB 6. GERAK LURUS A. PENGERTIAN GERAK Sebuah benda dikatakan bergerak apabila kedudukan benda tersebut berubah terhadap titik acuan. Titik acuan adalah suatu titik di mana kita mulai mengukur perubahan kedudukan suatu benda. Gerak bersifat relatif, artinya suatu benda dapat dikatakan bergerak terhadap suatu benda tertentu, tetapi belum tentu dikatakan bergerak terhadap benda lainnya. Contoh: seseorang yang mengemudikan mobil dikatakan bergerak jika titik acuannya adalah pohon yang di pinggir jalan Akan tetapi jika titik acuannya adalah kursi pengemudi, maka pengemudi dikatakan diam. Akibatnya: a. benda yang bergerak dapat kelihatan bergerak b. benda yang bergerak dapat kelihatan diam c. benda yang diam dapat kelihatan bergerak (gerak semu) Gerak semu adalah gerak di mana suatu benda yang diam tampak seolah-olah bergerak. Contohnya: pada saat kita berada di dalam mobil yang berjalan, tampak pohon-pohon yang dilalui bergerak melewati kita. B. JARAK DAN PERPINDAHAN Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang ditempuh benda. Jarak merupakan besaran skalar, artinya mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai arah. Perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi suatu benda. Benda dikatakan melakukan perpindahan jika posisinya berubah. Perpindahan merupakan besaran vektor, artinya mempunyai arah dan nilai. Contoh: seekor tikus berjalan dari A ke B sejauh 100 m, kemudian dari B ke C sejauh 50 m dan terakhir dari C ke D sejauh 100 m seperti pada gambar berikut Jarak = AB + BC + CD = 100 + 50 + 100 = 250 m Perpindahan = AD = 50 m C. KELAJUAN DAN KECEPATAN 1. Kelajuan Kelajuan suatu benda adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh benda terhadap waktu tempuhnya. Kelajuan merupakan besaran skalar. Rumus: v = kelajuan (m/s) (km/jam) s = jarak (m) (km) t = waktu (s) (jam) Jika laju benda berubah setiap saat, maka dapat kita cari laju rata- ratanya. Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi antara jarak total yang ditempuh dengan waktu totaknya. Jika data yang diberikan adalah kecepatan (v) dan waktu (t) maka kelajuan rata-rata dapat ditentukan dengan rumus: 2. Kecepatan Kecepatan suatu benda adalah perbandingan antara perpindahan dengan waktu tempuhnya. Kecepatan merupakan besaran vektor. Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan selang waktu Rumus: ˰ = kecepatan rata-rata X1 = posisi benda pada saat t1 X2 = posisi benda pada saat t2 Δt = selang waktu Satuan SI untuk kelajuan dan kecepatan adalah m/s Alat ukur kecepatan disebut velocitometer Alat ukur kelajuan disebut spidometer Alat ukur jarak disebut odometer D. GERAK LURUS PADA LINTASAN HORIZONTAL Lintasan adalah titik-titik yang dilalui oleh benda ketika bergerak. Gerak Lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus. Ada 2 jenis gerak lurus, yaitu: gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) 1. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya selalu tetap. Benda yang melakukan gerak lurus beraturan dalam selang waktu yang sama akan menempuh jarak yang sama. - Grafik GLB - Bila diselidiki dengan pewaktu ketik (ticker timer), akan diperoleh hasil berikut : - Rumus: - INGAT: Pada GLB, v tetap, a = 0 - Pada grafik v-t, untuk mencari jarak (s) sama dengan luas daerah yang dibatasi oleh grafik. 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya garis lurus, dan kecepatannya mengalami perubahan yang sama setiap sekon. Perubahan kecepatan setiap satuan waktu disebut percepatan. Jika perubahan kecepatan selalu sama dalam selang waktu yang sama maka benda bergerak dengan percepatan tetap. Secara matematis, percepatan rata-rata dirumuskan sbb: I = percepatan rata-rata (m/s 2 ) v1 = kecepatan benda pada saat t1 v2 = kecepatan benda pada saat t2 Δt = selang waktu (s) Δv = perubahan kecepatan (m/s) ˰ = J ˮ ˰ = ˟ ˮ = ˟# + ˟$ + ˟% + ⋯ ˮ# + ˮ$ + ˮ% + ⋯ ˰ = ∆˲ ∆ˮ = ˲$ − ˲# ˮ$ − ˮ# J = ˰. ˮ ˰ = ˰#ˮ# + ˰$ˮ$ + ˰%ˮ% + ⋯ ˮ# + ˮ$ + ˮ% + ⋯ I = ∆˰ ∆ˮ = ˰$ − ˰# ˮ$ − ˮ# Jarak = Luas 1 + Luas 2 = Luas persegi panjang + Luas trapesium
  • 10. 10 © fisikareview.wordpress.com Rumus – Rumus GLBB: Dengan: vo = kecepatan mula-mula benda (m/s) vt = kecepatan akhir (m/s) s = jarak yang ditempuh (m) t = waktu (s) a = percepatan benda (m/s 2 ) GLBB dipercepat GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya bertambah setiap saat. Contoh: - Benda jatuh bebas dari ketinggian tertentu - Benda yang meluncur dari puncak bidang miring - Meterorit jatuh ke bumi - Anak-anak meluncuri seluncuran Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah positif (a 0) Grafik GLBB dipercepat: Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb : GLBB diperlambat GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya berkurang setiap saat. Contohnya: - Bola yang dilemparkan vertikal ke atas - Mobil yang bergerak dengan kecepatan tertentu kemudian direm sehingga kecepatannya berkurang setiap saat dan akhirnya berhenti. - Bola menggelinding ke atas bidang miring Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah negatif (a 0) Grafik GLBB diperlambat: Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb : INGAT: Pada GLBB, v berubah secara teratur, a tetap E. GERAK LURUS PADA LINTASAN VERTIKAL Gerak vertikal merupakan adalah suatu gerak benda yang menempuh lintasan vertikal terhadap tanah. Dalam gerak vertikal, percepatan yang dialami benda adalah percepatan gravitasi (g). Besar percepatan gravitasi g = 9,8 m/s 2 . Dalam soal biasanya diketahui g = 10 m/s 2 untuk memudahkan perhitungan. Gerak Vertikal merupakan GLBB, oleh karena itu rumus untuk gerak vertikal sama dengan rumus GLBB, yaitu: Lambang percepatan a digantikan dengan g Lambang perpindahan s digantikan dengan h (ketinggian benda) 1. Gerak Vertikal Ke Bawah Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu ketinggian tertentu. Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah positif. 2. Gerak Jatuh Bebas Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal. Ingat: pada gerak jatuh bebas vo = 0 m/s 3. Gerak Vertikal ke Atas Adalah gerak vertikal suatu benda yang dilemparkan ke atas. Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah negatif. Ingat: pada ketinggian maksimum vt = 0 m/s Catatan: Untuk konversi satuan ˰ = ˰ ± I. ˮ J = ˰ . ˮ ± 1 2 I. ˮ$ ˰ $ = ˰ $ ± 2. I. J ˰ = ˰ ± ˧. ˮ ℎ = ˰ . ˮ ± 1 2 ˧. ˮ$ ˰ $ = ˰ $ ± 2. ˧. ℎ
  • 11. 11 © fisikareview.wordpress.com BAB 7. GAYA DAN PERCEPATAN Gaya adalah suatu dorongan/tarikan pada suatu partikel/benda. Akibat gaya pada suatu benda: (1) Kecepatan benda berubah (2) Benda diam menjadi bergerak. (3) Benda bergerak menjadi diam. (4) Arah gerak benda berubah. (5) Bentuk dan ukuran benda berubah. Alat untuk mengukur gaya adalah Neraca Pegas atau dinamomenter Satuan gaya menurut SI adalah Newton (N) (kg m/s 2 ) A. JENIS-JENIS GAYA Berdasarkan penyebabnya, gaya dapat dibagi menjadi: a. Gaya gravitasi yaitu gaya tarik oleh bumi. b. Gaya magnet yaitu gaya yang berasal dari magnet. c. Gaya mesin yaitu gaya yang berasal dari mesin. d. Gaya pegas yaitu gaya yang ditimbulkan oleh pegas. e. Gaya listrik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik. Berdasarkan sifatnya, gaya dapat dibagi menjadi: a. Gaya sentuh; yaitu gaya yang titik kerja gayanya bersentuhan langsung dengan bendanya. Contohnya: gaya otot, gaya pegas, gaya gesekan, gaya tegangan tali, gaya normal b. Gaya tak sentuh (gaya medan); yaitu gaya yang titik kerja gayanya tidak bersentuhan dengan bendanya. Contohnya: gaya magnet, gaya listrik, gaya gravitasi. B. MELUKIS GAYA Gaya merupakan besaran vektor, sehingga memiliki besar dan arah. Panjang anak panah menunjukkan besarnya gaya, sedangkan arah panah menunjukkan arah gaya. Artinya gaya sebesar 3 N ke kanan atau dalam arah OP O = titik tangkap gaya Panjang OP = besar gaya Arah anak panah sebagai arah gaya C. RESULTAN (PENJUMLAHAN) DAN SELISIH GAYA, (ΣF) Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dalam satu garis kerja dapat diganti oleh sebuah gaya yang dinamakan resultan gaya. R = F1 + F2 + F3 + … R = Resultan gaya F = + (jika arah gaya ke kanan atau ke atas) F = - (jika arah gaya ke kiri atau ke bawah) Gaya-gaya Searah R = F1+F2 Gaya-gaya yang Berlawanan Arah R = F1-F2 Gaya-gaya yang Seimbang F1 = F2 R = F1- F2 = 0 D. GAYA GESEKAN (FRICTION) (f) Gaya gesekan adalah gaya yang berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda. Gaya gesekan timbul karena persentuhan langsung antara dua permukaan benda. Gaya gesekan dapat terjadi pada zat padat, cair dan udara. Gaya gesekan di udara dan di zat cair dipengaruhi oleh luas bentangan benda. Cth: gesekan udara penerjun payung, gesekan angin pada mobil yang melaju, gesekan air pada kapal. Untuk mengurangi gaya gesekan di udara dan zat cair, maka bentuk benda dibuat lebih pipih (streamline). Misalnya: desain mobil balap, pesawat terbang, kapal selam, dll Gaya gesekan pada permukaan zat padat dipengaruhi oleh: 1. kekasaran permukaan zat padat yang bersentuhan 2. gaya normal. Gaya gesekan pada permukaan zat padat tidak dipengaruhi luas bidang sentuh antara permukaan benda yang bersentuhan. Gaya gesekan ada dua yaitu: a. Gaya gesekan statis (fs) adalah gaya gesekan yang dialami benda ketika masih diam (belum bergerak). Besar gaya gesekan statis dari nol sampai nilai maksimum tertentu. Gaya gesekan statis maksimum dialami benda yang akan mulai bergerak. b. Gaya gesekan kinetis (fk) adalah gaya gesekan yang dialami benda ketika benda telah bergerak. Gaya gesekan kinetis besarnya tetap dan selalu lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum. Cara memperkecil gaya gesekan: (1) Memperlicin permukaan, misalnya dengan memberi minyak pelumas. (2) Menaruh benda di atas roda-roda sehingga lebih mudah bergerak. (3) Memisahkan kedua permukaan yang akan bersentuhan dengan udara. Gaya gesekan yang menguntungkan: (1) Gaya gesekan pada rem, misalnya piringan rem sepeda motor yang digunakan untuk memperlambat laju sepeda motor. (2) Gaya gesekan antara ban mobil yang dibuat bergerigi dengan permukaan jalan agar tidak selip. (3) Gaya gesekan antara tangan dengan benda yang kita pegang, sehingga benda dapat dibawa ke mana-mana. (4) Gaya gesekan antara kaki dan permukaan jalan, sehingga kita dapat berjalan tanpa tergelincir. Gaya gesekan yang merugikan: (1) Gaya gesekan antara ban kenderaan dengan jalan sehingga ban cepat aus dan tipis. (2) Gaya gesekan antara sepatu dengan lantai sehingga tumit sepatu cepat tipis. (3) Gaya gesekan antara angin dengan mobil yang menghambat lajunya mobil, dapat diatasi dengan mendesain mobil streamline (aerodinamis). Mobil dengan desain streamline disebut juga mobil aerodinamis. (4) Gaya gesekan antara kopling dengan mesin mobil menimbulkan panas sehingga mesin mobil cepat aus. E. BERAT BENDA / GAYA BERAT / GAYA GRAVITASI (w) Massa adalah ukuran banyaknya zat yang dikandung suatu benda. Berat benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda yang bermassa. Arah gaya berat selalu ke pusat bumi dan besarnya tidak konstan, bergantung pada percepatan gravitasi bumi. dengan: w = berat benda (N) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s 2 ) = 10 m/s 2 ingat: massa benda selalu tetap (konstan) sedangkan berat dapat berubah-ubah tergantung pada tempatnya (percepatan gravitasinya) Misalnya Budi bermassa 40 kg jika berada di bumi pergi ke bulan, massa Budi di bulan juga 40 kg, sedangkan berat Budi di bulan akan berbeda dengan berat Budi di bumi karena percepatan gravitasi bulan lebih kecil dari percepatan gravitasi bumi ˱ = ˭. ˧
  • 12. 12 © fisikareview.wordpress.com F. HUKUM NEWTON 1. Hukum I Newton “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol (seimbang), maka benda yang mula-mula diam akan terus diam (mempertahankan keadaan diam), sedangkan jika benda mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap (GLB).” Benda sedang diam; atau ΣF = 0 Benda sedang bergerak dengan kecepatan tetap (GLB) Hukum I Newton disebut juga hukum “kelembaman” (inersia) (kemalasan) Inersia adalah sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak) Contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari: 1. Jika kita sedang naik mobil, tiba-tiba mobil direm, kita akan terdorong ke depan. Hal ini disebabkan kita tadinya akan bergerak ke depan sehingga ingin terus bergerak ke depan meskipun mobil direm. 2. Pemain ice skating akan terus meluncur pada lintasannya, jika tidak ada gaya luar yang mempengaruhinya 3. Satelit akan terus meluncur pada lintasannya, karena dalam keadaan seimbang. 2. Hukum II Newton “Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.” atau Dimana: ΣF = resultan gaya (kg m/s 2 ) (N) m = massa benda (kg) a = percepatan benda (m/s 2 ) Contoh hukum II Newton: (1) Diperlukan gaya yang lebih besar untuk mendorong truk daripada mendorong sedan. (2) Untuk benda yang massanya lebih kecil apabila didorong akan menghasilkan percepatan yang lebih besar. (3) Ketika supir menginjak pedal gas, mobil bergerak lebih cepat. (4) Buah kelapa jatuh dari pohon akibat gaya berat. (5) Balok yang didorong di lantai dapat berhenti akibat gaya gesekan. 3. Hukum III Newton Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut aksi), maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan (disebut reaksi) Ciri-ciri pasangan gaya aksi-reaksi: (1) besarnya sama, (2) arahnya berlawanan, (3) bekerja pada dua benda yang berbeda. Contoh Hukum III Newton: (1) Ketika peluru ditembakkan dari sebuah senapan yang kita pegang, maka senapan akan terdorong ke belakang. Hal ini disebabkan adanya gaya yang bekerja pada senapan akibat peluru. (2) Ketika kaki menendang tembok dengan keras, maka tembok akan memberikan gaya yang sama besarnya pada kaki, akibatnya kaki menjadi sakit. (3) Ketika kaki mendorong lantai ke belakang, maka lantai akan mendorong kaki ke depan, akibatnya badan kita berjalan maju ke depan. (4) Ketika kaki mendorong lantai ke bawah dengan gaya yang lebih besar dari berat badan, maka lantai mendorong badan ke atas dengan gaya yang sama besarnya, akibatnya badan meloncat ke udara. (5) Ketika seekor kuda menarik sebuah kereta, kaki kuda mendorong tanah ke belakang, maka gaya yang menyebabkan kuda bergerak maju adalah gaya yang dikerjakan tanah pada kaki kuda. (6) Gaya tarik menarik antar benda yang bermassa. (7) Gaya tarik menarik antara dua muatan tidak sejenis. (8) Gaya tolak menolak antara dua muatan sejenis. I = ˘ ˭ ˘ = ˭. I ˘ = ˘
  • 13. 13 © fisikareview.wordpress.com BAB 8. USAHA, ENERGI DAN PESAWAT SEDERHANA A. USAHA Suatu gaya yang bekerja pada benda dikatakan melakukan usaha jika gaya tersebut menyebabkan benda berpindah tempat. Jika benda tidak berpindah, maka usahanya nol Jika gaya tegak lurus arah perpindahannya, maka usahanya nol Jika benda berpindah dengan kecepatan tetap, maka usahanya nol Jika gaya dan perpindahannya searah, maka usahanya positif Jika gaya dan perpindahannya berlawanan arah, maka usahanya negatif Satuan SI untuk usaha adalah Joule Dimana: W = usaha (J) ΣF = resultan gaya (N) s = perpindahan (m) B. ENERGI Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha Satuan SI untuk energi adalah Joule 1. Bentuk-bentuk energi a. Energi potensial; energi potensial gravitasi bumi adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena kedudukannya terhadap bumi. Ep = energi potensial (J) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = ketinggian (m) b. Energi kinetik; energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya atau kelajuannya Ek = energi kinetik (J) m = massa benda (kg) v = kecepatan benda (m/s) c. Energi mekanik; energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak. d. Energi kimia; energi yang tersimpan dalam zat, atau bahan bakar e. Energi listrik; energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak melalui kabel f. Energi kalor (panas); energi yang dihasilkan oleh gerak internal partikel-partikel dalam suatu zat g. Energi bunyi; energi yang dihasilkan oleh getaran partikel- partikel udara di sekitar sebuah sumber bunyi h. Energi cahaya; energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik i. Energi nuklir; energi yang dihasilkan oleh reaksi inti atom 2. Hukum Kekekalan Energi “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, namum dapat berubah dari satu bentuk yang lain.” 3. Perubahan Bentuk Energi Energi Asal Energi Akhir Contoh Energi listrik → Energi cahaya Lampu, senter → Energi kalor Setrika listrik, kompor listrik, solder, lampu → Energi mekanik Kipas angin, motor listrik, jam tangan, jam dinding → Energi kimia Pengisian aki → Energi bunyi Mikrofon, organ, dan alat musik lainnya Energi mekanik → Energi kalor Benda yang saling bergesekan → Energi bunyi Gong atau bedok yang dipukul → Energi listrik Turbin, dinamo, generator Energi kimia → Energi kalor Bahan bakar ketika memasak → Energi listrik Pemakaian aki, baterai Energi cahaya → Energi kalor Menjemur pakaian → Energi listrik Solar sel → Energi kimia Mengubah struktur kimia pada kamera film 4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik ˗ # = ˗ $ ˗ # + ˗ # = ˗ $ + ˗ $ 1 2 . ˭. ˰# $ + ˭. ˧. ℎ# = 1 2 . ˭. ˰$ $ + ˭. ˧. ℎ$ 5. Hubungan antar usaha dan energi Usaha sama dengan perubahan energi C. DAYA Daya adalah usaha atau perubahan energi setiap satuan waktu P = daya (W) (Watt) (hp) F = gaya (N) v = kecepatan (m/s) t = waktu (s) s = perpindahan (m) 1 hp = 746 watt hp = horse power D. PESAWAT SEDERHANA Pesawat sederhana berfungsi untuk mempermudah usaha bukan untuk memperkecil usaha Dengan menggunakan pesawat sederhana akan diperoleh keuntungan mekanis (KM) Jenis-Jenis Pesawat Sederhana: 1. Tuas/Pengungkit Tuas adalah pesawat sederhana yang berbentuk batang keras sempit yang dapat berputar di sekitar titik tumpu, contohnya linggris. Rumus: F = kuasa (N) w = berat beban (N) lF = lengan kuasa (m) lw = lengan beban (m) Rumus panjang tuas: Keuntungan mekanis: ˗ = ˭. ˧. ℎ ˗ = 1 2 . ˭. ˰$ ˗ = ˗ + ˗ ˣ = ∆˗ = ∆˗ ˜ = ˣ ˮ ˜ = ˘. J ˮ = ˘. ˰ HH = ˱ ˘ ˘ × ˬ = ˱ × ˬ l = lF + lw HH = ˱ ˘ = ˬ ˬ ˣ = ˘. J
  • 14. 14 © fisikareview.wordpress.com Tuas berfungsi memperbesar gaya, sehingga usaha lebih mudah dilakukan, tetapi tidak mengurangi usaha yang harus dilakukan Tuas dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a. Tuas kelas pertama; titik tumpu selalu berada di antara kuasa dan beban. Contoh : linggris, gunting, tang, dan pembuka kaleng, sekop, dongkrak mobil, lengan yang mengangkat barbell b. Tuas kelas kedua; kuasa dan beban berada pada sisi yang sama dari titik tumpu, dan beban lebih dekat ke titik tumpu daripada kuasa. Contoh : catut, pembuka botol, dan stapler, gerobak pasir c. Tuas kelas ketiga; beban dan kuasa berada pada sisi yang sama dari titik tumpu, tetapi kuasa lebih dekat ke titik tumpu daripada beban. Contoh: sapu 2. Katrol Katrol berfungsi mengangkat benda dengan mudah. Cara kerja katrol sama dengan prinsip tuas. a. Katrol tunggal tetap • Fungsi: mengubah arah gaya • KM = 1, sehingga F = w • O = titik tumpu OA = lengan kuasa OB = lengan beban • Rumus usaha: W = beban x kenaikan beban W = w x Sw b. katrol tunggal bergerak • Fungsi: memperbesar gaya, kuasa • KM = 2, sehingga F = ½ w • Rumus usaha: W = beban x kenaikan beban W = w x Sw • O = titik tumpu, OA = lengan beban OB = lengan kuasa Untuk sistem katrol (takal) yaitu sistem yang terdiri dari beberapa buah katrol maka keuntungan mekanis takal sama dengan banyak tali penanggung beban. 3. Bidang Miring Bidang miring adalah suatu permukaan miring yang penampangnya berbentuk segitiga. Rumus: Keuntungan mekanis: s = panjang bidang miring h = tinggi bidang miring Contoh bidang miring: baji, sekrup, tangga, pisau, kapak, jalan ke gunung ˱. ℎ = ˘. J HH = ˱ ˘ = J ℎ
  • 15. 15 © fisikareview.wordpress.com BAB 9. TEKANAN A. TEKANAN PADA ZAT PADAT Tekanan adalah gaya per satuan luas bidang di mana gaya tersebut bekerja Rumus: A F P = Dengan: P = tekanan (N/m 2 ) atau Pa F = gaya tekan (N) A = luas bidang tekan (m 2 ) Ingat: 1 atm = 76 cmHg = 10 5 Pa B. TEKANAN DALAM ZAT CAIR Tekanan yang dakibatkan oleh zat cair pada kedalaman tertentu disebut tekanan hidostatis Sifat tekanan hidrostatis: • Pada kedalaman yang sama, tekanan sama besar dan ke segala arah • Semakin ke dalam tekanannya semakin besar • Bergantung pada massa jenis cairan • Bergantung pada percepatan gravitasi bumi • Tidak bergantung pada bentuk wadahnya Rumus: Dengan: P = tekanan hidrostatis di titik A (Pa) ρ = massa jenis cairan (kg/m 3 ) g = percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = kedalaman (m) S = berat jenis (N/m 3 ) 1. Hukum Pascal Hukum Pascal dikemukakan oleh ‘Blaise Pascal’ yang berbunyi: “Tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar” 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 21 d d F F A A F F PP atau == = Ingat: Tekanan sama bukan gaya Dengan: F1 = gaya pada penampang A1 (N) F2 = gaya pada penampang A2 (N) A1 = luas penampang 1 (m 2 ) A2 = luas penampang 2 (m 2 ) Manfaat hukum Pascal yaitu dengan gaya yang kecil dapat dihasilkan gaya yang besar. Alat–Alat yang bekerja berdasarkan Hukum Pascal yaitu: dongkrak hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, rem hidrolik, alat pengangkat mobil hidrolik, kursi dokter gigi atau pemangkas rambut, elevator hidrolik. 2. Bejana Berhubungan Jika bejana berhubungan diisi zat cair sejenis maka tinggi permukaan zat cair akan sama Jika bejana berhubungan diisi zat cair tidak sejenis maka tinggi permukaan zat cair tidak sama Rumus: hhPP atau 221121 .. ρρ == Dengan: ρ1 = massa jenis cairan 1 (kg/m 3 ) (g/cm 3 ) ρ1 = massa jenis cairan 2 (kg/m 3 ) (g/cm 3 ) h1 = tinggi zat cair 1 dari bidang batas titik (cm) h2 = tinggi zat cair 2 dari bidang batas titik (cm) 3. Hukum Archimedes “Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke atas(FA) sebesar berat zat cair yang didesak oleh benda itu“ Rumus: VgwwF aauA .ρ=−= Dengan: FA = gaya angkat ke atas pada benda (N) Wu = berat benda di udara Wa = berat benda di dalam zat cair (N) ρ = massa jenis cairan (kg/m 3 ) g = percepatan gravitasi bumi (m/s 2 ) Va = volume benda yang tercelup (m 3 ) Dengan adanya gaya angkat ke atas pada benda, maka benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam a. Benda terapung; ρ benda ρ cairan b. Benda melayang; ρ benda = ρ cairan c. Benda tenggelam; ρ benda ρ cairan Ingat: untuk benda melayang atau terapung berlaku Penerapan hukum archimedes antara lain: Jembatan ponton (jembatan apung), balon udara, kapal laut dan kapal selam, hidrometer (alat untuk mengukur massa jenis zat cair), galangan kapal C. TEKANAN GAS Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Karena udara mempunyai berat, maka menyebabkan adanya tekanan dalam udara yang disebut tekanan atmosfer. Arah tekanan ini ke segala arah 1. Tekanan Gas Dalam Ruang Terbuka Torricelli berhasil mengukur tekanan udara di ruang terbuka dengan alat barometer Dari hasil percobaan didapatkan : a. Tekanan udara akibat lapisan atmosfer bumi tepat di permukaan laut adalah sekitar 76 cm air raksa atau 76 cmHg yang disebut dengan satu atmosfer (1 atm) b. Setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut tekanan udara berkurang 1 cmHg Apabila percobaan Torricelli menggunakan air, maka tinggi air yang dapat ditahan oleh udara sekitar 10 meter. ˱ = ˘ ˜ = . ˧. ℎ ˜ = ˟. ℎ
  • 16. 16 © fisikareview.wordpress.com Rumus Barometer raksa terbuka: Dimana: Pudara = tekanan udara (cmHg) h = ketinggian tempat (m) 2. Tekanan Gas Dalam Ruang Tertutup Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ruang tertutup a. Manometer zat cair terbuka Pgas = tekanan gas (cmHg) (atm) P0 = tekanan udara luar (cmHg) (atm) ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) g = percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = kedalaman zat cair (m) Jika zat cair adalah raksa maka: b. Manometer raksa tertutup c. Manometer Air Terbuka 3. Hukum Boyle Robert Boyle menyatakan bahwa: “hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup adalah konstan“ Rumus: Alat-alat yang berkerja berdasarkan hukum Boyle: Manometer air raksa terbuka, manometer air raksa tertutup, manometer logam, pompa air, pompa udara, pipet, siphon, pompa tekanan udara, botol setan, tempat minum burung. ˜ = 76 − ℎ 100 FI˭H˧ ℎ = {76 − J{ ˲ 100 ˭ ˜ = ˜ + ˧ℎ ˜ = ˜ − ˧ℎ ˜ = ˜ + ℎ ˜ = ˜ − ℎ ˜ = {ℎ{ I˭H˧ ˜#ˢ# = ˜$ˢ$ ˜ = ˜ + ℎ 13,6 F I˭H˧
  • 17. 17 © fisikareview.wordpress.com BAB 10. GETARAN DAN GELOMBANG A. GETARAN Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik seimbang secara periodik. Satu getaran adalah satu kali melakukan gerak bolak balik. A-O-B-O-A = 1 getaran (n=1) O-B-O-A-O = 1 getaran (n=1) B-O-A-O-B = 1 getaran (n=1) A-O-B = ½ getaran (n= ½) O-B-O = ½ getaran (n= ½) A-O = ¼ getaran (n= ¼) O-B = ¼ getaran (n= ¼) Titik O adalah titik keseimbangan 1. Simpangan dan Amplitudo Simpangan getaran adalah posisi partikel yang bergetar terhadap titik keseimbangannya. Amplitudo getaran (A) adalah simpangan maksimum suatu getaran. 2. Periode dan Frekuensi Periode (T) getaran adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai satu kali getaran. Frekuensi (f) getaran adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Rumus: Dengan: T = periode (s) f = frekuensi (1/s) (Hz) t = waktu yang diperlukan untuk melakukan sejumlah getaran (s) n = jumlah getaran dalam waktu t sekon B. GELOMBANG Gelombang adalah getaran yang merambat. Dalam perambatannya gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain, sedangkan medium yang dilaluinya tidak ikut merambat. Menurut mediumnya gelombang dibagi menjadi dua, yaitu : a. Gelombang mekanik; gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium perantara. Contoh: gelombang bunyi, gelombang pada tali, gelombang air. b. Gelombang elektromagnetik; gelombang yang dapat merambat di ruang hampa/tanpa medium. Contoh: cahaya, gelombang radar, gelombang radio. Menurut arah rambatnya, gelombang dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Gelombang Transversal Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada tali, gelombang cahaya, gelombang permukaan air. Puncak B,F Dasar D,H Bukit ABC, EFG Lembah CDE, GHI Amplitudo BB’, DD’, FF’, HH’ Panjang satu gelombang ( ) Dibaca: lambda A – C – E , E –G – I B – F (puncak ke puncak) D – H (dasar ke dasar) b. Gelombang Longitudinal Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada slinki dan gelombang bunyi. Panjang satu gelombang (λ) adalah jarak 1 renggangan dan 1 rapatan; jarak pusat rapatan ke pusat rapatan; atau jarak pusat renggangan ke pusat renggangan. 1. Periode dan Frekuensi gelombang Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang. Frekuensi gelombang (f) adalah banyaknya gelombang yang terjadi setiap sekon. Hubungan frekuensi dengan periode gelombang 2. Cepat rambat gelombang Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang dibagi dengan waktu untuk merambat. Hubungan panjang gelombang, periode, frekuensi dan cepat rambat ˠ = t n ˦ = n t ˠ = 1 f ˠ = t n ˦ = n t ˠ = 1 f ˰ = λ T ˰ = λ. f ˰ = J ˮ
  • 18. 18 © fisikareview.wordpress.com BAB 11. BUNYI A. SIFAT-SIFAT BUNYI Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar. Bunyi merupakan gelombang longitudinal, sehingga merambat dalam bentuk rapatan dan regangan molekul-molekul medium yang dilaluinya. Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena memerlukan medium (padat, cair, gas) untuk merambat. Bunyi merambat paling baik dalam zat padat dan paling buruk dalam gas. Bunyi dapat mengalami pemantulan. B. CEPAT RAMBAT BUNYI Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak sumber bunyi ke pendengar dengan selang waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat sampai ke pendengar. Dimana: v = cepat rambat bunyi (m/s) s = jarak sumber bunyi ke pendengar (m) t = waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat (s) Pada gelombang bunyi juga berlaku rumus Dimana: v = cepat rambat bunyi (m/s) λ = panjang gelombang bunyi (m) f = frekuensi bunyi (Hz) 1. Pengaruh suhu pada cepat rambat bunyi Semakin tinggi suhu udara, semakin besar cepat rambatnya Semakin rendah suhu udara, semakin kecil cepat rambatnya Dimana: v = cepat rambat bunyi pada suhu t o C vo= cepat rambat bunyi pada suhu 0 o C = 332 m/s t = suhu udara ( o C) Syarat untuk terjadi dan terdengarnya bunyi yaitu: (1) Adanya benda yang bergetar (sumber bunyi) (2) Adanya zat perantara (medium) (3) Adanya penerima yang berada di dekat sumber 2. Jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensinya 1. Infrasonik • infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz • infrasonik dapat didengar oleh jangkrik, anjing 2. Audiosonik • Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya berkisar 20 Hz – 20.000 Hz • Audiosonik dapat didengar oleh telinga manusia 3. Ultrasonik • Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz • Ultrasonik dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar • Ultrasonik dimanfaatkan untuk : a. Kaca mata tuna netra b. Ultrasonografi (USG) c. Membunuh bakteri dalam makanan yang akan diawetkan d. Mencampur logam agar merata e. Mengukur kedalaman laut 3. Macam-macam bunyi Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya tetap dan teratur Tinggi rendahnya nada pada bunyi tergantung pada frekuensi bunyi Kuat lemahnya bunyi tergantung pada amplitudo bunyi Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Contoh: suara angin, suara ombak Dentum, yaitu bunyi yang frekuensinya tinggi tetapi masih didengar oleh telinga manusia. Contoh: bunyi bom Warna bunyi/timbre/kualitas bunyi adalah perbedaan nada yang dihasilkan sumber bunyi, meskipun frekuensinya sama. Contoh: nada seruling, gitar, piano tetap dapat dibedakan bunyinya meskipun frekuensinya sama Warna bunyi berbeda disebabkan oleh bentuk gelombang yang berbeda Bentuk gelombang bunyi berbeda karena adanya perbedaan frekuensi nada-nada atas, tetapi frekuensi nada dasarnya sama 4. Frekuensi Bunyi pada Interval Nada Perbandingan frekuensi nada (interval nada) Perbandingan frekuensi nada dengan nada C C : C = 24 : 24 = 1 : 1 prime D : C = 27 : 24 = 9 : 8 sekunde E : C = 30 : 24 = 5 : 4 terts F : C = 32 : 24 = 4 : 3 kuart G : C = 36 : 24 = 3 : 2 kuint A : C = 40 : 24 = 5 : 3 sext B : C = 45 : 24 = 15 : 8 septime C : C = 48 : 24 = 2 : 1 oktaf C. HUKUM MARSENNE Menurut Marsenne, faktor – faktor yang mempengaruhi frekuensi bunyi seutas senar atau dawai: 1. Panjang senar; semakin panjang senarnya semakin rendah frekuensinya 2. Luas penampang; semakin besar luas penampangnya, semakin rendah frekuensinya 3. Massa jenis senar; semakin besar massa jenisnya, semakin rendah frekuensinya 4. Tegangan senar; semakin besar tegangan senar, semakin tinggi frekuensinya Rumus Marsenne ρ = massa jenis senar (kg/m 3 ) f = frekuensi senar (Hz) L = panjang senar (m) T = tegangan senar (N) A = luas penampang senar (m 2 ) Untuk perbandingan dua buah senar berlaku D. RESONANSI Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda bila benda lain bergetar didekatnya. Frekuensi benda yang bergetar sama dengan frekuensi benda yang ikut bergetar Misalnya pada gambar, jika bandul A digetarkan maka bandul C ikut bergetar (beresonansi) Rumus Panjang kolom udara L = panjang kolom udara λ = panjang gelombang Resonansi pertama (n=1) Resonansi kedua (n=3) Resonansi ketiga (n=5), dst ˰ = J ˮ ˰ = . ˦ ˰ = ˰ + 0,6. ˮ ˦$ ˦# = ˠ$. H#. ˓# ˠ#. H$. ˓$ ˦ = 1 2H ˠ . ˓ H = J 4 1 : 2 : 3 : 4 : 5 → DIHAPAL!!! oktaf kuint kuart terts
  • 19. 19 © fisikareview.wordpress.com E. PEMANTULAN BUNYI 1. Hukum Pemantulan Bunyi a. Bunyi datang, bunyi pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar. b. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r) 2. Macam-macam bunyi pantul (a) Bunyi pantul yang bersamaan dengan bunyi asli Bunyi ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dengan dinding pemantul cukup dekat. Bunyi ini memperkuat bunyi asli. Misalnya di dalam kamar, di ruang kelas. (b) Gaung/kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian bersamaan dengan bunyi aslinya, sehingga bunyi aslinya tidak jelas. Bunyi ini terjadi jika jarak antara sumber dengan dinding pemantul agak jauh. Misalnya di dalam gedung bioskop Misalkan kita mengucapkan kata “matahari” Bunyi asli : Ma – ta – ha – ri Bunyi pantul Ma – ta – ha – ri Terdengar : Ma – ri (c) Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai diucapkan. Bunyi ini tejadi jika jarak antara sumber dengan dinding pemantul cukup jauh. Misalnya di lereng bukit dan lembah Misalkan kita mengucapkan kata “matahari” Bunyi asli : Ma – ta – ha – ri Bunyi pantul Ma – ta – ha – ri Terdengar : Ma – ta – ha – ri – Ma – ta – ha – ri Zat-zat yang dapat menyerap bunyi yang diterimanya disebut zat peredam bunyi. Misalnya karpet, karet, karton, busa, wol, gabus, dsb. 3. Manfaat Bunyi Pantul (1) Mengukur kedalaman laut (2) Survey geofisika (3) Ultrasonografi (USG) (4) Kacamata tunanetra (5) Mendeteksi cacat dan retak pada logam (6) Mengukur ketebalan pelat logam (7) Menentukan cepat rambat bunyi di udara (8) Sebagai sonar 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat bunyi 1. Amplitudo sumber bunyi 2. Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar 3. Adanya resonansi 4. Adanya dinding pemantul Rumus pemantulan bunyi: d = jarak bunyi ke dinding pemantul (m) t = waktu (s) F. EFEK DOPPLER Efek Doppler adalah efek berubahnya frekuensi yang terdengar oleh pendengar karena gerak sumber bunyi atau pendengar. Jika sumber bunyi mendekati pendengar, maka pendengar akan menerima getaran yang lebih banyak sehingga frekuensi bunyi lebih tinggi. Sebaliknya, jika sumber bunyi menjauhi pendengar, pendengar akan menerima getaran lebih sedikit sehingga frekuensi bunyi lebih rendah, tetapi frekuensi asal tidak berubah. ˰ = J ˮ = 2ˤ ˮ
  • 20. 20 © fisikareview.wordpress.com BAB 12. CAHAYA Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik sehingga dapat merambat tanpa memerlukan medium perantara (vakum). Sifat-sifat cahaya: (1) merambat lurus (2) memiliki energi dalam bentuk radiasi (3) dapat dipantulkan (4) dapat dibiaskan (5) dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), perpaduan (interferensi), lenturan (difraksi), pengutuban (polarisasi) Identifikasi cahaya Merupakan gelombang elektromagnetik, dapat merambat melalui vakum (hampa udara) Merupakan gelombang transversal Kelajuan cahaya (c) = 300 000 000 m/s Cahaya merambat menurut garis lurus, sehingga apabila mengenai suatu benda dapat menghasilkan bayangan. Bayang-bayang terdiri dari bayang-bayang gelap (umbra) dan bayang-bayang kabur (penumbra) A. PEMANTULAN CAHAYA (REFLECTION) Cahaya dapat dipantulkan. Ada 2 jenis pemantulan cahaya yaitu : 1. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi jika permukaan benda yang memantulkan rata (licin/mengkilap) dan halus 2. Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan yang terjadi jika permukaan benda yang memantulkan tidak rata atau kasar 1. Hukum pemantulan Cahaya 1. Sinar datang, garis normal, sinar pantul, berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. 2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r) 2. Pemantulan pada cermin datar Sifat-sifat bayangan pada cermin datar 1. maya (di belakang cermin, tidak dapat ditangkap layar) 2. sama besar dengan bendanya 3. tegak 4. menghadap terbalik dengan bendanya 5. jarak benda ke cermin = jarak bayangan dari cermin 3. Pemantulan pada cermin lengkung a. Pemantulan Cahaya pada cermin cekung (concave mirror) Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut cermin konvergen Bagian-bagian cermin cekung Keterangan: M = R = 2f = pusat kelengkungan cermin, jari-jari F = titik fokus, titik api O = titik pusat bidang cermin Ruang I diantara O dan F Ruang III OM Ruang II diantara F dan M Ruang IV di belakang cermin Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung 1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan melalui titik fokus 2. sinar datang melalui titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu utama cermin 3. sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M, dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan tsb Penggunaan cermin cekung: untuk berdandan, pemantul pada lampu sorot mobil dan lampu senter b. Pemantulan pada cermin cembung (conveks mirror) Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut dengan cermin divergen. Bagian-bagian cermin cembung Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung 1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan seolah-olah datang dari titik fokus f Catatan: 1. Apabila cermin digeser sejauh x cm, maka jarak antara bayangan awal dan bayangan akhir bergeser sejauh 2x cm 2. Untuk melihat bayangan seluruh badan kita, panjang cermin minimal yang diperlukan = setengah dari tinggi seluruh badan 3. Untuk dua cermin datar yang membentuk sudut α, dapat menghasilkan bayangan sebanyak J = % − 1 Cara menghafal sifat bayangan 1. Ruang benda + Ruang bayangan = 5 2. Jika bayangan di depan cermin: nyata, terbalik Jika bayangan di belakang cermin: maya, tegak 3. Jika ruang bayangan ruang benda: bayangan diperbesar Jika ruang bayangan ruang benda: bayangan diperkecil 4. Jika benda yang terletak di depan cermin digerakkan mendekati cermin maka diperoleh bayangan makin besar.
  • 21. 21 © fisikareview.wordpress.com 2. Sinar datang menuju titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu utama cermin 3. sinar datang menuju titik pusat kelengkungan M, dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tsb. Sifat bayangan pada cermin cembung selalu: maya, tegak, diperkecil. (karena benda selalu di ruang IV, sehingga bayangan selalu di ruang I) Penggunaan cermin cembung: kaca spion mobil, kaca yang dipasang pada persimpangan jalan 4. Rumus pembentukan bayangan pada cermin Keterangan: f = fokus cermin s = jarak benda ke cermin s ’ = jarak bayangan ke cermin M = perbersaran cermin h = tinggi benda h ’ = tinggi bayangan B. PEMBIASAN CAHAYA (REFRACTION) Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya pada saat mengenai bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatannya. 1. Hukum Snellius tentang Pembiasan Hukum I Snellius: “sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.” Hukum II Snellius: “jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, maka sinar dibelokkan mendekati garis normal; dan sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal. Rapat atau tidaknya medium ditentukan berdasarkan angka indeks bias mediumnya (n). Makin besar nilai indeks bias mediumnnya maka semakin rapat mediumnya. Medium Indeks bias Vakum 1,0000 Udara 1,0003 = 1 Air 1,33 = 4/3 Gelas 1,5 – 1,9 Intan 2,42 Sewaktu cahaya merambat dari suatu medium ke medium lainnya maka: 1. cepat rambat gelombang berubah (v) 2. panjang gelombang berubah (λ) 3. frekuensi gelombang cahaya tetap (f) Keterangan: c = cepat rambat cahaya dalam vakum/udara (3 × 10 8 m/s) n1 = indeks bias medium 1 n2 = indeks bias medium 2 λ1 = panjang gelombang pada medium 1 λ2 = panjang gelombang pada medium 2 v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 Ketika cahaya melewati dua medium yang berbeda, selain mengalami pembiasan, cahaya juga mengalami pemantulan 2. Pemantulan Sempurna Keterangan: (1) Sinar datang tegak lurus (sudut datang 0 o ) dari air ke udara, tidak dibiaskan tetapi diteruskan (2) Sinar datang dari air ke udara dibiaskan menjauhi garis normal (3) Sinar datang dari air ke udara, dibiaskan maksimum 90 o . Sudut datang ini disebut sudut kritis (sudut batas). (4) Sinar datang lebih besar dari sudut kritis, tidak mengalami pembiasan lagi, tetapi mengalami pemantulan sempurna. 3. Syarat terjadinya pemantulan sempurna 1. Sinar harus datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat. 2. Sudut datang harus lebih besar dari sudut kritis (ik) Sudut kritis adalah sudut datang yang menghasilkan sudut bias 90 0 Contoh pemantulan sempurna: 1. fatamorgana: permukaan jalan tampak berair 2. pemantulan sempurna pada kabel serat optic 3. berlian tampak berkilau 4. pemantulan sempurna pada prisma kaca,dll. 4. Pembiasan cahaya pada lensa Lensa adalah benda optik tembus cahaya yang dibatasi oleh dua permukaan bidang lengkung a. Pembiasan cahaya pada lensa cembung (convex lens) Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut lensa konvergen Jenis-jenis lensa cembung 1. Lensa Cembung rangkap (bikonbeks) 2. Lensa Cembung yang datar (Plan-konveks) 3. Lensa Cembung yang cekung (Konveks-konkaf) 1 ˦ = 1 J + 1 J′ ˦ = ˞ 2 ˦ = J. J′ J + J′ J = J′. ˦ J′ − ˦ J′ = J. ˦ J − ˦H = Ӱ JQ J Ӱ = ℎQ ℎ Perjanjian tanda pada cermin s bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata) s bertanda – jika benda terletak di belakang cermin (benda maya) s’ bertanda + jika bayangan di depan cermin (bayangan nyata) s’ bertanda – jika bayangan di belakang cermin (bayangan maya) f dan R bertanda + untuk cermin cekung f dan R bertanda – untuk cermin cembung ˰# J# = ˰$ J$ # J# = $ J$ Rumus pembiasan cahaya J = I ˰
  • 22. 22 © fisikareview.wordpress.com Bagian-bagian lensa cembung Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung 1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus aktif f1 2. sinar datang melalui titik fokus pasif f2, dibiaskan sejajar sumbu utama 3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa dibiaskan Cara menghafal sifat bayangan pada lensa cembung sama dengan pada cermin cekung Penggunaan lensa cembung: kacamata rabun dekat, lup (kaca pembesar), lensa-lensa pada teropong, mikroskop, dsb. b. Pembiasan pada lensa cekung (concave lens) Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut dengan lensa divergen Jenis-jenis lensa cekung 1. Lensa Cekung rangkap (bikonkaf) 2. Lensa Cekung yang datar (Plan-konkaf) 3. Lensa Cekung yang cembung (Konkaf-konveks) Bagian – bagian lensa cekung Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung 1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan akan berasal dari titik fokus aktif f1 2. sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif f2, dibiaskan sejajar sumbu utama 3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa dibiaskan Sifat bayangan pada lensa cekung selalu: maya, tegak, diperkecil. Penggunaan lensa cekung: kacamata rabun jauh, lensa pada teropong panggung (Galileo), dsb. 5. Rumus Pembentukan bayangan pada lensa 6. Kekuatan Lensa Untuk menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan gabungan lensa dengan sumbu utama dan bidang batas kedua lensa saling berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan lensa ini maka akan didapatkan fokus gabungan yang memenuhi hubungan Keterangan: f = fokus lensa s = jarak benda ke lensa s ’ = jarak bayangan ke lensa M = perbesaran lensa P = kekuatan lensa (dioptri) 1 ˦ = 1 J + 1 J′ ˦ = ˞ 2 ˦ = J. J′ J + J′ J = J′. ˦ J′ − ˦ J′ = J. ˦ J − ˦H = Ӱ JQ J Ӱ = ℎQ ℎ ˜ = 1 ˦{˭{ = 100 ˦{I˭{ 1 ˦ = 1 ˦# + 1 ˦$ + 1 ˦% + ⋯ + 1 ˦ ˜ = ˜# + ˜$ + ˜% … + ˜ Perjanjian tanda pada lensa s bertanda + jika benda terletak di depan lensa (benda nyata) s bertanda – jika benda terletak di belakang lensa (benda maya) s’ bertanda + jika bayangan di belakang lensa (bayangan nyata) s’ bertanda – jika bayangan di depan lensa (bayangan maya) f dan R bertanda + untuk lensa cembung atau konveks f dan R bertanda – untuk lensa cekung atau konkaf
  • 23. 23 © fisikareview.wordpress.com BAB 13. ALAT-ALAT OPTIK A. MATA 1. Bagian-bagian mata Kornea mata (cornea) Lapisan terluar mata yang dilapisi selaput bening dan berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi bagian mata Iris Selaput tipis yang membentuk celah lingkaran dan berfungsi memberi warna pada mata Pupil Celah lingkaran yang dibentuk iris dan berfungsi mengatur banyaknya (intensitas) cahaya yang masuk ke dalam mata Lensa mata Berbentuk cembung, elastis, dan bening dan berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina Retina Tempat jatuhnya cahaya yang masuk ke mata Aqueous humour Cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke dalam mata Otot siliar (Ciliary muscle) Otot yang mengatur cembung pipihnya lensa mata atau yang mengatur jarak fokus lensa mata Saraf mata (Optic nerve) Berfungsi meneruskan rangsangan bayangan dari retina menuju ke otak Bayangan yang dibentuk oleh mata bersifat nyata, terbalik dan diperkecil Daya akomodasi mata adalah kemampuan mata untuk mencembung atau memipihkan lensa mata Ketika mata dalam keadaan cembung minimum (paling pipih) untuk melihat sesuatu pada jarak paling jauh yang masih dapat dilihat oleh mata (titik jauh mata) dikatakan mata tidak berakomodasi Ketika mata dalam keadaan cembung maksimum untuk melihat sesuatu pada jarak paling dekat (titik dekat mata) yang masih dapat dilihat oleh mata dikatakan mata berakomodasi maksimum Titik dekat mata (Punctum Proximum = PP) adalah titik terdekat yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas Titik jauh mata (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas Untuk mata normal (emetropi) : PP = 25 cm dan PR = ~ 2. Cacat Mata a) Rabun jauh/ terang dekat/ nearsighted (miopi) • Mata rabun jauh dapat melihat benda dekat, tetapi tidak dapat melihat benda jauh • PP 25 cm dan PR = jarak tertentu (x) • Ketika melihat benda jauh (tanpa akomodasi) bayangan jatuh di depan retina • Untuk mengoreksi miopi digunakan lensa cekung yang bersifat divergen • Pada lensa kacamata berlaku b) Rabun dekat/ terang jauh/ farsighted (hipermetropi) • Mata rabun dekat dapat melihat benda jauh, tetapi tidak dapat melihat benda dekat • PP 25 cm dan PR = ~ • Ketika melihat benda dekat (berakomodasi maksimum) bayangan jatuh di belakang retina • Untuk mengoreksi hipermetropi digunakan lensa cembung yang bersifat konvergen • Pada lensa kacamata berlaku P = kekuatan lensa (dioptri) c) Mata tua (Presbiop) • Mata tua sulit melihat benda jauh maupun dekat • PP 25 cm dan PR = jarak tertentu • Untuk mengoreksi presbiop digunakan lensa rangkap (bifocal) yaitu lensa atas cekung dan lensa bawah cembung d) Astigmatis Astigmatis disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. e) Katarak atau glukoma B. KAMERA Bagian-bagian kamera Lensa Memfokuskan objek Aperture (diafragma) Mengatur banyaknya cahaya yang masuk Film Tempat jatuh bayangan yang difokuskan Bayangan yang dihasilkan oleh kamera bersifat nyata, terbalik dan diperkecil Rumus pada kamera sama dengan rumus pada lensa C. SLIDE PROYEKTOR • Slide proyektor digunakan untuk memproyeksikan sebuah benda diapositif sehingga diperoleh bayangan nyata, terbalik dan diperbesar pada layar. D. LUP (KACA PEMBESAR) - Lup adalah lensa cembung yang dapat dipakai untuk melihat benda yang sangat kecil karena lup memiliki perbesaran anguler - Perbesaran anguler (Ma) adalah perbandingan ukuran anguler yang dilihat oleh alat optik (θ) dengan yang dilihat oleh mata telanjang (θ0) - Untuk melihat bayangan pada lup dengan jelas benda harus diletakkan di antara O dan F atau di ruang I - Sifat bayangan yang dihasilkan lup : maya, tegak, dan diperbesar - Penggunaan normal sebuah lup adalah untuk mata berakomodasi maksimum s’ = - PR dan s = ~ s’ = - PP dan s = 25 cm ˤ = J′ − J′ Rumus Pergeseran Lensa Kamera Jika d bertanda – artinya lensa digeser ke dalam (mendekati film) Jika d bertanda + artinya lensa digeser ke luar (menjauhi film) ˜ = − 100 ˜˞ ˜ = 100 J − 100 ˜˜
  • 24. 24 © fisikareview.wordpress.com - Perbesaran Lup untuk emetrop (PP = 25 cm atau 30 cm, PR = ~) E. MIKROSKOP - Mikroskop dipakai untuk melihat benda yang sangat kecil dan memiliki perbesaran anguler yang lebih besar dari lup - Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif (dekat ke benda) dan lensa okuler (dekat ke mata) - Jarak fokus okuler (fok) lebih besar dari jarak fokus lensa objektif (fob) - Letak benda harus di antara fob dan 2f0b - Sifat bayangan pada lensa objektif : nyata, terbalik, diperbesar - Sifat bayangan pada lensa okuler : maya, tegak, diperbesar - Sifat bayangan akhir oleh mikroskop : maya, terbalik, diperbesar F. TEROPONG ATAU TELESKOP - Teropong dipakai untuk melihat benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas - Ada 2 jenis utama teropong a. Teropong bias: disusun dari beberapa lensa cth: teropong bintang/astronomi, teropong bumi, teropong panggung (Galileo) b. Teropong pantul: disusun dari lensa dan cermin cth: teropong antariksa Hubble a. Teropong Bintang/Astronomi - Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif (dekat ke benda) dan lensa okuler (dekat ke mata) - Jarak fokus lensa objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler - Sifat bayangan pada lensa objektif: nyata, terbalik, diperkecil - Sifat bayangan pada lensa okuler: maya, tegak, diperbesar - Sifat bayangan akhir: maya, terbalik, diperbersar b. Teropong Bumi (Yojana) - Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif) dan lensa okuler dan di antara kedua lensa terdapat lensa pembalik - Lensa pembalik (cembung) berfungsi hanya untuk membalikkan bayangan tanpa disertai perbesaran bayangan c. Teropong Panggung (galileo) - Terdiri dari dua lensa, yaitu lensa objektif cembung dan lensa okuler cekung - Jarak fokus lensa objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler ˦ ˦ ˦ J 2˦ H = H × H H = J′ J H = ˜˜ ˦ + 1 ˤ = J′ + ˦ ˤ = J′ + J Rumus Mikroskop H = atau Panjang mikroskop (d) Untuk mata tidak berakomodasi Untuk mata berakomoadasi Pemakaian normal mikroskop adalah dengan mata berakomodasi maksimum H = ˜˜ ˦ Tanpa akomodasi H = ˜˜ ˦ + 1 Akomodasi maksimum ˦ ˦ H = ˦ ˦ H = ˦ J ˤ = ˦ + ˦ ˤ = ˦ + J Rumus Perbesaran Anguler Teropong Untuk mata tidak berakomodasi Untuk mata berakomoadasi Panjang Teropong (d) Untuk mata tidak berakomodasi Untuk mata berakomoadasi Pemakaian normal teropong adalah dengan mata tidak berakomodasi ˤ = ˦ + ˦ + 4˦ ˤ = ˦ + J + 4˦ Panjang Teropong (d) Untuk mata tidak berakomodasi Untuk mata berakomoadasi maksimum ˦ ˦
  • 25. 25 © fisikareview.wordpress.com d. Teropong Prisma (Binoculer) - Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif) dan lensa okuler dan di antara kedua lensa terdapat lensa pembalik - Lensa pembalik adalah sepasang prisma segitiga siku-siku. Prisma ini memakai prinsip pemantulan sempurna untuk membalikkan bayangan supaya menjadi tegak dari semula. G. PERISKOP Sebuah periskop terdiri atas satu lensa positif (cembung) sebagai objektif dan dua prisma siku-siku sama kaki serta satu lensa positif sebagai okuler. Periskop biasanya digunakan pada kapal selam untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda-benda di atas permukaan laut. H = ˦ ˦ ˤ = ˦ + ˦ Rumus Perbesaran Anguler Teropong Panjang Teropong (d) fok bertanda (–) karena lensa okuler adalah lensa cekung
  • 26. 26 © fisikareview.wordpress.com BAB 14. LISTRIK STATIS A. ATOM 1. Model Atom Semua benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut atom. Atom terdiri atas inti atom (nucleon) yang terletak di tengah- tengah dan dikelilingi oleh elektron yang berada dikulitnya. Inti atom terdiri dari proton dan neutron. Inti atom bermuatan positif. Proton; partikel yang bermuatan positif. o mp = 1,674.10-27 kg o qp = +1,6.10-19 C Elektron; partikel yang bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom dan dapat berpindah ke atom lain (mudah lepas). o me = 9,11.10-31 kg o qe = +1,6.10-19 C Neutron; partikel yang tidak bermuatan atau netral. o mn =1,674.10-27 kg 2. Jenis-Jenis Muatan Atom tidak bermuatan (netral), apabila jumlah proton sama dengan jumlah electron. Atom bermuatan positif, apabila jumlah proton lebih banyak dari pada jumlah elektron. Atom bermuatan negatif, apabila jumlah elekron lebih banyak dari pada jumlah proton. Benda yang bermuatan listrik sejenis akan tolak menolak dan yang tidak sejenis akan tarik menarik Untuk memberi muatan listrik pada suatu benda dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: secara gosokan, sentuhan (konduksi), dan induksi. a. Muatan listrik dengan cara menggosok Ketika mistar plastik kita gosokkan pada kain wol, terjadi perpindahan elektron dari kain wol ke mistar sehingga mistar akan kelebihan elektron dan kain wol akan kekurangan elektron. Karena mistar kelebihan elektron, maka bermuatan negatif sedangkan kain wol akan bermuatan positif karena kekurangan elektron. Contoh benda yang dapat bermuatan listrik karena digosok dengan benda lain sebagai berikut: Keterangan Jenis muatan benda Plastik digosok dengan kain wol Plastik (-) Wol (+) Sisir digosok dengan rambut Sisir (-) Rambut(+) Ebonit digosok dengan kain wol Ebonit(-) Wol (+) Kaca digosok dengan kain sutera Kaca (+) Sutera(-) b. Muatan Listrik secara Konduksi Bahan konduktor dapat diberi muatan listrik dengan cara konduksi. Bahan konduktor adalah bahan tertentu yang memungkinkan sejumlah elektron mengalir secara bebas pada keseluruhan badan sehingga dapat menghantarkan muatan listrik, sedangkan bahan isolator adalah bahan yang sangat sukar atau sama sekali tidak menghantarkan muatan listrik. Dalam memberi muatan secara konduksi terjadi kontak langsung antara kedua benda, dan elektron mengalir dari satu benda ke benda lainnya. c. Muatan Listrik secara Induksi Induksi adalah pemisahan muatan listrik dalam suatu penghantar karena penghantar itu didekati oleh benda bermuatan listrik. Jika benda yang digunakan untuk menginduksi bermuatan listrik negatif, maka muatan listrik yang diperoleh adalah muatan listrik positif, demikian sebaliknya. B. ELEKTROSKOP Fungsi elektroskop ada dua, yaitu: 1. Untuk mendeteksi adanya muatan listrik pada sebuah benda. Jika kepala elektroskop netral, maka daun-daunnya dalam keadaan tertutup. Tetapi, bila disentuhkan dengan benda bermuatan listrik, maka daunnya akan terbuka/mekar. Makin banyak muatan listrik yang disentuhkan, makin besar pula daun-daun elektroskop terbuka. 2. Untuk menguji jenis muatan listrik pada benda. Elektroskop yang telah bermuatan listrik dapat digunakan untuk mengetahui jenis muatan benda. • Jika daun elektroskop makin kuncup, berarti muatan listrik kepala elektroskop dan benda yang didekatkan tidak sejenis. • Jika daun elektroskop makin mekar, berarti muatan listrik kepala elektroskop dan benda yang didekatkan sejenis. Misalkan kita memiliki elektroskop yang bermuatan positif. - Jika benda bermuatan positif kita dekatkan maka daun elektoskop makin mekar. - Jika benda bermuatan negatif kita dekatkan maka daun elektroskop makin kuncup. C. MUATAN LISTRIK PADA KONDUKTOR 1. Generator Van de Graff Generator Van de Graff
  • 27. 27 © fisikareview.wordpress.com Muatan listrik yang diperoleh dengan cara menggosok sangat kecil. Untuk memperoleh muatan listrik yang sangat besar digunakanlah generator Van de Graff. Alat ini bekerja berdasarkan gesekan yang dapat menimbulkan induksi listrik. 2. Distribusi Muatan Pada permukaan luar konduktor berongga distribusi muatan listrik terpusat pada lengkung yang tajam. D. HUKUM COULOMB 1. Gaya Coulomb Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding dengan besarnya muatan listrik masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah antara kedua muatan tersebut. Dengan: F = gaya coulomb (N, dyne) Q1, Q2 = besarnya muatan benda pertama dan kedua (C, μC) R = jarak antara dua muatan (m, cm) k = konstanta = 9.10 9 N.m 2 .C -2 atau 1 dyne.cm 2 . μC -2 2. Medan listrik Medan listrik adalah daerah di sekitar suatu muatan listrik yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik atau gaya coulomb. Arah Medan listrik adalah menjauhi muatan positif dan mendekati muatan negatif seperti pada gambar berikut: E. POTENSIAL LISTRIK 1. Potensial listrik Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan listrik. Dengan: V = potensial listrik (Volt) (V) W = energi potensial listrik (J) Q = muatan listrik (C) 2. Aliran Muatan Listrik Bola A mempunyai potensial lebih tinggi daripada bola B karena mempunyai muatan yang lebih banyak. Proton mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik searah dengan arah aliran proton dan berlawanan dengan aliran elektron. Bila kedua muatan disentuhkan maka akan terjadi perpindahan elektron sehingga jumlah kedua muatan benda menjadi sama ˘ = ˫. ˝#˝$ J$ ˢ = ˣ ˝
  • 28. 28 © fisikareview.wordpress.com BAB 15. LISTRIK DINAMIS A. MUATAN DAN ARUS LISTRIK Pengertian arus listrik ada 2 yaitu: 1. Arus elektron Aliran elektron-elektron melalui konduktor dari potensial rendah ke potensial tinggi. (dari terminal negatif ke terminal positif) 2. Arus proton (arus konvensional) Aliran proton melalui konduktor dari potensial tinggi ke potensial rendah. (dari terminal positif ke terminal negatif) Syarat arus listrik dapat mengalir adalah: (1) Rangkaian tertutup (2) Ada beda potensial antara kedua ujung penghantar Besarnya kuat arus listrik (I) dapat didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir melalui penampang seutas kawat penghantar per satuan waktu (t) Dimana: I = kuat arus listrik (ampere) (A) n = jumlah elektron Q = muatan listrik (coulomb) (C) e = muatan elementer = 1,6 × 10 -19 coulomb t = selang waktu (sekon) (s) B. HUKUM OHM “Tegangan (V) pada komponen listrik sebanding dengan kuat arus listrik (I) yang mengalir melalui komponen tersebut asalkan suhu komponen dijaga tetap” Besar hambatan listrik pada kawat penghantar ρ = hambat jenis kawat (Ω m) L = panjang kawat (m) A = luas penampang kawat (m 2 ) C. HUKUM KIRCHOFF I “Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu.” D. SUSUNAN RANGKAIAN HAMBATAN LISTRIK a. Susunan seri • Rangkaian seri memperbesar hambatan suatu rangkaian • Besar kuat arus yang melalui tiap hambatan sama besar • Besar tegangan pada ujung hambatan pengganti sama dengan penjumlahan tegangan masing-masing resistor • Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan b. Susunan paralel • Rangkaian paralel memperkecil hambatan suatu rangkaian • Besar tegangan yang melalui tiap hambatan sama besar • Besar kuat arus pada ujung hambatan pengganti sama dengan penjumlahan kuat arus masing-masing resistor • Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus E. KONSEP GAYA GERAK LISTRIK (ELECTROMOTIVEFORCE) (EMF) (Ε) DAN TEGANGAN JEPIT (V) Kutub-kutub sumber tegangan sebelum mengalirkan arus disebut gaya gerak listrik (GGL) atau emf (electromotiveforce), sedangkan kutub-kutub sumber tegangan selama megalirkan arus disebut beda potensial atau tegangan jepit (V). F. SUSUNAN ELEMEN (BATERAI) 1. Susunan seri 2. Susunan paralel H = ˝ = J. ˥ ˢ = H. ˞ IˮI˯ H = ˢ ˞ H = H ˞ = ˞# + ˞$ + ˞% + ⋯ H = H# = H$ = H% ˢ = ˢ# + ˢ$ + ˢ% ˢ#: ˢ$: ˢ%: … = ˞#: ˞$: ˞%: … ˢ# = ˞# ˞ ˢ ; ˢ$ = ˞$ ˞ ˢ ; ˢ% = ˞% ˞ ˢ 1 ˞ = 1 ˞# + 1 ˞$ + 1 ˞% + ⋯ ˢ = ˢ# = ˢ$ = ˢ% H = H# + H$ + H% H#: H$: H%: … = 1 ˞# : 1 ˞$ : 1 ˞% : … H# = ˞ ˞# H ; H$ = ˞ ˞$ H ; H% = ˞ ˞% H ˢ = − H. J H. ˞ = − H. J H = ˞ + J r = hambatan dalam sumber arus (batere) (Ω) = # + $ + % + ⋯ J = J# + J$ + J% + ⋯ = # = $ = % 1 J = 1 J# + 1 J$ + 1 J% + ⋯ ˞ = H ˓
  • 29. 29 © fisikareview.wordpress.com G. JEMBATAN WHEATSTONE Syarat supaya rangkaian merupakan jembatan wheatstone adalah: “hasil kali dua resistor yang saling berhadapan sama besar” H. AMPEREMETER DAN VOLTMETER 1. Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik dan biasanya dihubungkan seri dengan rangkaian yang akan diukur besar kuat arusnya. Cara membaca amperemeter 2. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik dan biasanya dihubungkan paralel dengan rangkaian yang akan diukur besar tegangan listriknya. Cara membaca voltmeter Syarat jembatan wheatstone R1 R4 = R2 R3 X L2 = R L1 Arus pada Galvanometer = 0 A ˩ = J˫IˬI ˳IJ˧ ˤ˩ˮ˯J˪˯˫ J˫IˬI J˥J˯ℎ × IIˮIJ ˯˫˯J Batas ukur arus: 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A ˢ = J˫IˬI ˳IJ˧ ˤ˩ˮ˯J˪˯˫ J˫IˬI J˥J˯ℎ × IIˮIJ ˯˫˯J
  • 30. 30 © fisikareview.wordpress.com BAB 16. SUMBER ARUS LISTRIK Pada tahun 1789 ahli anatomi Italia, Luigi Galvani, secara tak sengaja melihat kaki kodok yang sudah mati bisa terkejut saat pisau bedahnya menyentuh saraf kaki kodok. Ia berpendapat bahwa efek kejutan ini berkaitan dengan listrik yang dihasilkan pada saraf dan otot kaki kodok. Alessandro Volta tidak sependapat dengan Galvani. Ia berpendapat bahwa kejutan listrik pada kaki kodok disebabkan oleh dua logam yang berbeda jenis. Untuk menguji hipotesisnya ia melakukan eksperimen dan berhasil membuat baterai praktis pertama yang diberi nama tumpukan Volta (Voltaic pile) 1. Sel Primer Sel primer adalah sel listrik yang tidak dapat dimuati ulang ketika muatannya telah habis (reaksi kimia dalam sel tidak dapat dibalikkan). a. Sel Sederhana = Elemen Daniell • Anoda (kutub positif) = tembaga (Cu) • Katoda (kutub negatif) = seng (Zn) • Elektrolit (cairan dalam sel) = larutan asam sulfat (H2SO4) • Hanya dapat digunakan dalam waktu singkat, karena terjadi polarisasi (gelembung-gelembung gas hidrogen menutupi pelat tembaga) sehingga reaksi kimia tidak dapat berlangsung b. Baterai = Sel Kering = Elemen Kering • Anoda (kutub positif) = batang karbon (C) • Katoda (kutub negatif) = seng (Zn) • Elektrolit (cairan dalam sel) = amonium klorida (NH4Cl) • Depolarisator (zat pelindung elektrolit) = mangan dioksida (MnO2) dicampur serbuk karbon • Sel kering pertama dibuat oleh Georges Leclanche. Sel buatannya disebut dengan Sel Leclanche. c. Sel Alkalin • Anoda (kutub positif) = seng (Zn) • Katoda (kutub negatif) = mangan dioksida (MnO2) • Elektrolit (cairan dalam sel) = Kalium hidroksida (KOH) dan seng oksida (ZnO) • Depolarisator (zat pelindung elektrolit) = mangan dioksida (MnO2) dicampur serbuk karbon • Memiliki daya tahan jauh lebih baik dari batere biasa 2. Sel Sekunder Sel sekunder adalah sel listrik yang dapat dimuati ulang ketika muatannya telah habis (reaksi kimia dalam sel dapat dibalikkan). a. Sel Timbal Asam = Akumulator = Aki • Anoda (kutub positif) = timbal berlapis timbal dioksida • Katoda (kutub negatif) = timbal (Pb) • Elektrolit (cairan dalam sel) = asam sulfat encer Ketika akumulator dipakai: terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Pelat timbal dan pelat timbal berlapis timbal dioksida, keduanya secara perlahan berubah menjadi timbal sulfat (PbSO4) dan larutan asam sulfat semakin encer (massa jenis berkurang). Pada massa jenis tertentu, akumulator tidak dapat menghasilkan muatan listrik lagi (akumulator mati) sehingga perlu diisi ulang. Ketika akumulator diisi ulang: terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Agar akumulator dapat berfungsi kembali, aki harus dimuati ulang (di charge) oleh sumber arus searah (DC). Pada anoda, pelat timbal sulfat berubah kembali menjadi timbal berlapis timbal dioksida, dan pada katoda timbal sulfat berubah menjadi timbal biasa. Konsentrasi asam sulfat akan bertambah pekat (massa jenis makin besar). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemuatan ulang aki: (1) Baterai pengisi (sumber DC) yang digunakan harus memiliki beda potensial lebih besar dari beda potensial aki (2) Lebih efektif memuati ulang dengan arus kecil dalam selang waktu yang lama. Rheostat dapat digunakan untuk mengatur nilai arus (3) Selama proses pengisian, konsentrasi asam sulfat bertambah dan tinggi permukaan cairan turun. Pada ketinggian tertentu, cairan harus ditambah dengan air suling (4) Kapasitas aki diukur dalam satuan ampere-jam (ampere-hour, AH). Kapistas aki 40 AH, berarti aki dapat bekerja selama 40 jam pada arus 1 A, atau selama 20 menit pada arus 2 A, dst b. Sel Nicad • Anoda (kutub positif) = cadmium (Cd) • Katoda (kutub negatif) = nikel hidroksida • Elektrolit (cairan dalam sel) = kalium hidroksida 3. Sel-Sel Lain a. Sel Natrium-Sulfida (NaS) Sel ini masih dalam tahap pengembangan dan termasuk sel sekunder. Keuntungan baterai ini adalah baterai ini memberikan daya dalam jumlah yang sama besar tetapi dengan ukuran baterai yang lebih kecil dan ringan. Akan tetapi, karena zat kimia harus dipanasi sampai fase lebur (cair) dan natrium murni adalah sangat reaktif maka kegagalan bungkus keramik sangat berbahaya b. Fuel Cell Fuel cell adalah konverter yang mengubah energi kimia yang dikandung suatu bahan bakar langsung ke energi listrik. Fuel cell menggunakan bahan bakar hidogen (H2) dan oksigen (O2). Fuel cell dikembangkan untuk digunakan dalam mobil listrik. Sisa pembakaran fuel cell adalah air, sehingga sangat ramah terhadap lingkungan. c. Sel Surya (Solar Cell) Sel surya adalah sel listrik yang mengubah energi matahari langsung ke energi listrik. Sel ini memiliki dua semikonduktor tak sejenis (semikonduktor jenis-n dan jenis-p) yang peka terhadap efek fotolistrik (efek keluarnya elektron dari permukaan material ketika material dikenai cahaya). Ketika cahaya matahari menumbuk sel surya, elektron-elektron dibebaskan dari bahan semikonduktor. Secara alami, semikonduktor jenis-n dan jenis-p memiliki beda potensial, yang menyebabkan elektron-elektron yang dibebaskan mengalir melalui rangkaian luar dan mencatu arus listrik ke beban
  • 31. 31 © fisikareview.wordpress.com BAB 17. ENERGI DAN DAYA LISTRIK A. ENERGI LISTRIK • Energi listrik dihasilkan ketika sumber tegangan melakukan usaha. Ketika sumber tegangan memindahkan muatan-muatan maka sumber tegangan melakukan usaha sebesar: ˣ = ˝. ˢ • Muatan-muatan yang bergerak akan menghasilkan arus listrik ˝ = H. ˮ • Menurut Hukum Ohm : ˢ = H. ˞ Berdasarkan rumusan di atas, dapat diturunkan rumus usaha, sbb Energi listrik pada rangkaian yang melalui sebuah resistor/hambatan dapat dirumuskan: Dengan: W = energi listrik (J) Q = muatan listrik (C) t = waktu (s) V = tegangan (V) R = hambatan (Ω) B. DAYA LISTRIK Daya listrik adalah besarnya energi listrik tiap satuan waktu. Rumus: P = Daya listrik (watt) η = efisiensi (%) C. HUBUNGAN ENERGI LISTRIK DAN KALOR Alat-alat listrik seperti setrika listrik, solder listrik dan elemen pemanas lainnya merupakan peralatan yang memiliki prinsip kerja mengubah energi listrik menjadi energi kalor Rumus: Wlistrik Qkalor ˜. ˮ = ˭. I. ˠ ˢ. H. ˮ = ˭. I. ˠ H$ . ˞. ˮ = ˭. I. ˠ ˢ$ ˞ . ˮ = ˭. I. ˠ m = massa (kg) ΔT = perubahan suhu c = kalor jenis (kal/g o C) D. PERALATAN LISTRIK Jika sebuah lampu bertuliskan 100 W, 220 V, ini berarti: • Lampu akan menyerap daya 100 W jika dipasang pada tegangan 220 V. • Tegangan yang tertulis pada lampu menunjukka tegangan maksimum yang boleh diberikan pada lampu. • Jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih besar dari yang tertulis maka lampu akan putus. • Jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih kecil dari yang tertulis maka lampu akan menyala redup. • Hambatan lampu bersifat konstan dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus daya listrik yaitu: ˞ = ˢ$ ˜ • Jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih kecil dari yang tertulis, maka daya lampu menjadi: ˜ = ˢ ˢ F $ . ˜ Pp = daya lampu yang terpasang Pt = daya lampu yang tertulis Vp = tegangan yang terpasang Vs = tegangan yang tertulis Pengaman Lisitrik atau Sekering Sekering terbuat dari kawat pendek dan tipis yang memiliki titik cair rendah. Kawat tersebut akan cair dan putus jika dilalui arus yang melebihi batas tertentu, sehingga rangkaian utama akan putus dan arus listrik berhenti mengalir. Fungsi sekering: membatasi arus yang mengalir pada penghantar Sekering akan putus bila dalam rangkaian listrik terjadi: - hubungan singkat (korsleting) - Kelebihan beban E. BIAYA ENERGI LISTRIK Harga langganan listrik dihitung berdasarkan banyaknya energi listrik yang dipakai, dengan satuan energinya dalam kilowatt jam (kWh). Alat ukur energi listrik yang dipasang PLN kepada pelanggan disebut meteran listrik. 1 kWh = 1000 × 3600 joule = 3,6 × 10 6 Joule ˣ = ˝. ˢ ˣ = ˢ. H. ˮ ˣ = H$ . ˞. ˮ ˣ = ˢ$ ˞ . ˮ ˜ = ˣ ˮ ˜ = ˢ. H ˜ = H$ . ˞ ˜ = ˢ$ ˞ = ˜ ˜ × 100% Biaya = Energi listrik x tarif listrik per kWh
  • 32. 32 © fisikareview.wordpress.com BAB 18. KEMAGNETAN A. KEMAGNETAN BENDA/BAHAN Berdasarkan kemagnetannya, bahan-bahan dibedakan menjadi dua yaitu: bahan magnetik/feromagnetik dan bahan nonmagnetik 1. Bahan magnetik; bahan yang ditarik kuat oleh magnet. Contohnya: besi, nikel, kobalt. 2. Bahan non magnetik dibagi menjadi: a. Paramagnetik; bahan yang ditarik lemah oleh magnet kuat. Contoh: aluminium, platina dan kayu b. Diamagnetik; bahan yang sedikit ditolak oleh magnet kuat. Contoh: seng, bismuth, natrium klorida, merkuri, emas Bahan magnetik juga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu 1. Bahan magnet keras; bahan yang sukar dijadikan magnet tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tahan lama. Contoh: baja, kobalt, alkomak 2. Bahan magnet lunak; bahan yang mudah dijadikan magnet dan setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak tahan lama. Contoh: besi B. TEORI KEMAGNETAN Teori kemagnetan dapat digambarkan sebagai berikut: Batang magnet : Domain : Magnet elementer : 1. Bahan magnet tersusun dari magnet-magnet elementer yang membentuk sebuah domain. 2. Pada bahan magnetik, magnet elemeter tersusun secara teratur. Sedangkan pada bahan nonmagnetic magnet elementer tersusun secara acak. 3. Pada bahan magnet lunak, magnet elementernya mudah diputar sehingga mudah dijadikan magnet. Sedangkan pada bahan magnet keras magnet elementernya sukar diputar sehingga sukar dijadikan magnet. 4. Jika sebuah magnet batang dipotong-potong menjadi bagian yang pendek, maka bagian yang pendek juga bersifat magnet yang memiliki kutub utara dan selatan 5. Magnet dapat rusak atau hilang sifat kemagnetannya. Penyebab hilangnya sifat kemagnetan antara lain: - Dipukul-pukul - Dipanaskan atau dibakar - Dialiri arus bolak-balik atau AC C. CARA MEMBUAT MAGNET 1. Induksi Jika sebuah besi didekatkan pada sebuah magnet permanen (tanpa menyentuh), maka besi tersebut akan menjadi magnet juga. Kutub magnet induksi selalu berlawanan dengan kutub magnet permanen. Jika magnet permanen dijauhkan maka kemagnetan besi akan hilang. 2. Menggosok Bahan magnetik dapat dijadikan magnet dengan cara menggosok ujung magnet permanen dengan arah yang tetap. Ujung terakhir yang digosok menjadi kutub magnet yang berlawanan dengan ujung magnet permanen yang digunakan untuk menggosok. 3. Mengaliri Arus Jika sebuah besi dililiti kawat berisolasi kemudian kawat dialiri arus listrik searah (DC), maka besi akan menjadi magnet. Bila arus listrik diputus maka sifat magnetnya hilang kembali. Arah medan magnet pada kumparan Jika tangan kita memegang kumparan maka: - Arah putaran keempat jari menunjukkan arah arus - Arah ibu jari menunjukkan kutub utara D. SIFAT KEMAGNETAN Sifat Kemagnetan • Setiap magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan • Kutub-kutub magnet yang sejenis akan tolak-menolak • Kutub-kutub magnet yang tidak sejenis akan tarik-menarik • Kekuatan magnet paling besar terletak pada kutub-kutubnya. E. MEDAN MAGNETIK Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet. Medan magnet digambarkan dengan garis-garis lengkung yang disebut garis gaya magnet. Sifat-sifat garis gaya magnet: • Garis-garis gaya magnet keluar dari kutub utara (U) dan masuk ke dalam kutub selatan (S) • Garis gaya magnet tidak pernah saling berpotongan • Daerah yang garis gayanya rapat menunjukkan memiliki medan magnet yang kuat. Sebaliknya daerah yang garis-garis gayanya renggang menunjukkan memiliki medan magnet yang lemah Medan magnet tidak hanya ada di sekitar magnet saja. Medan magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat lurus berarus listrik. Hal ini pertama sekali ditemukan oleh Hans Christian Oersted. 1. Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus Berarus Berdasarkan percobaan diperoleh bahwa: (a) Semakin jauh dari kawat berarus listrik semakin kecil kuat medan magnetnya (b) Semakin besar kuat arus listriknya semakin kuat medan magnetnya (c) Pola garis-garis gaya magnet berbentuk lingkaran dengan kawat sebagai pusatnya (d) Arah medan magnet tergantung pada arah arus listik. Jika arah arus listrik diubah, maka arah medan magnet juga berubah (e) Arah garis-garis gaya magnet dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan Bila kawat berarus listrik digenggam dengan tangan kanan, maka arah arus listrik ditunjukkan oleh ibu jari dan arah medan magnet searah dengan arah putaran keempat jari lain