3. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Konservasi Keanekaragaman
Hayati
Undang-Undang nomor 41 tahun 1999, kawasan
konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai
kawasan tempat pelestarian keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Konservasi sumber daya alam hayati adalah upaya
yang dilakukan untuk melestarikan sumber daya
alam tersebut.
Konservasi keanekaragaman hayati diperlukan
karena pemanfaatan sumber daya hayati untuk
berbagai keperluan secara tidak seimbang akan
menyebabkan makin langkanya beberapa jenis flora
dan fauna karena kehilangan habitatnya,
4. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Kawasan Konservasi
Hutan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri khas
tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindugan
terhadap keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya.
Hutan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri
khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok
perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya.
Taman Buru adalah hutan konservasi yang
8. Konservasi Keanekaragaman Hayati
ASPEK PENDEKATAN
PEMBANGUNAN KONSERVASI
Perlindungan Sistem Penyangga
Kehidupan
Sistem penyangga kehidupan merupakan
suatu proses alami dari berbagai ragam
unsur-unsur hayati (mahluk hidup, termasuk
manusia) dan non hayati (sinar matahari,
air, udara dan tanah) yang berfungsi untuk
menjamin keberlangsungan hidup makhluk
di muka bumi.
9. Konservasi Keanekaragaman Hayati
ASPEK PENDEKATAN
PEMBANGUNAN KONSERVASI
Pengawetan Keanekaragaman Hayati
istilah pengawetan dalam konteks konservasi
keanekaragaman hayati diartikan sebagai suatu
upaya yang dilakukan sedemikian rupa dengan tujuan
agar keanekaragaman hayati tidak punah atau
musnah dari muka bumi. Karena sekali suatu jenis
mahluk hidup punah maka tidak akan pernah bisa
diciptakan kembali dan tergantikan oleh mahluk
lainnya di bumi.
10. Konservasi Keanekaragaman Hayati
ASPEK PENDEKATAN
PEMBANGUNAN KONSERVASI
Pemanfaatan Secara Lestari
Banyak kalangan berpendapat bahwa yang namanya
konservasi itu serba dilarang atau serba tidak boleh
melakukan aktivitas. Pendapat semacam ini perlu
diluruskan. Karena pada dasarnya tujuan konservasi
sebagaimana telah diuraikan di depan adalah untuk
mewujudkan kelestarian sumber daya alam hayati
agar mampu mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia (Pasal 3 UU No 5 tahun 1990).
11. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Upaya dalam Melakukan Konservasi
Keanekaragaman Hayati
Penghijauan. Kegiatan penghijauan meningkatkan
keanekaragaman hayati.
Pembuatan Taman Kota.
Pemuliaan. Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul
dengan cara melakukan perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan
menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu pemuliaan hewan dan
tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.
12. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Upaya dalam Melakukan Konservasi
Keanekaragaman Hayati
PembiakkaN. Hewan atau tumbuhan langka dan
rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan
secara in situ dan ex situ.
a. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di
dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar
Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
13. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Upaya dalam Melakukan Konservasi
Keanekaragaman Hayati
b. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di
luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan
dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran
hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung
jalak bali).