SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
LAPORAN RESMI MEMBUAT SEDIAAN LIQUID 
ELIXIR PARACETAMOL 
Di Susun Oleh : 
Nama : Hani Novita Santosa 
NIM : 13.0330 
Kelas : Pagi (B) 
AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 
2014 / 2015
Membuat Sediaan Liquid Elixir Paracetamol 
I. Tujuan 
1) Mahasiswa mampu membuat sediaan Elixir Paracetamol dengan 
baik dan benar. 
2) Mahasiswa mampu melakukan mengevaluasi sediaan Elixir 
Paracetamol (Organoleptis, pH, BJ, Viskositas, Kejernihan). 
3) Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder Elixir Paracetamol 
II. Dasar Teori 
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau 
sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau 
zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet ; digunakan 
sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang 
dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan 
gliserol, sorbitol dan propilenglikol ; sebagai pengganti gula dapat 
digunakan sirup gula.(Depkes RI, 1979) 
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis 
dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk 
menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai 
pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang 
dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis 
dan kurang kental karena mengandung kadar gula lebih rendah dan 
akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa 
obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu 
mempertahankan komponen – komponen larutan yang larut dalam air dan 
yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang 
khusus dan kemudahan dalam pembuatannya (dengan melarutkan biasa), 
dari sudut pembuatan, elixir lebih disukai dibandingkan sirup. 
Perbandingan alkohol yang ada pada elixir sangat berbeda karena masing 
– masing komponen elixir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan 
air yang berbeda. Walau banyak elixir yang dimaniskan dengan sukrosa
atau sirup sukrosa, beberapa menggunakan sorbitol, gliserin dan atau 
pemanis buatan seperti sakarin untuk tujuan ini. Elixir yang mempunyai 
kadar alkohol yang tinggi biasanya menggunakan pemanis buatan seperti 
sakarin, yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil, daripada sukrosa 
yang hanya sedikit larut dalam alkohol dan membutuhkan jumlah yang 
lebih besar untuk kemanisan yang sama. (Ansel, C, 1989). 
 Keuntungan Elixir : 
 Mudah ditelan dibandingkan tablet dan kapsul 
 Rasanya enak 
 Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi 
 Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai keinginan 
dokter atau kebutuhan pasien, apabila elixir hanya mengandung zat 
obat tunggal 
 Kekurangan Elixir 
 Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung 
bahan yang mudah menguap, maka harus disimpan dalam botol 
bertutup kedap dan jauh dari sumber api 
 Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan 
kental karena mengandung gula lebih sedikit, maka kurang efektif 
untuk menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan 
(Agoes G, 2012) 
III. Alat Dan Bahan 
Alat : Bahan : 
1 Beakerglass 
2 Mattglass 
3 Batang Pengaduk 
4 Erlenmeyer 
5 Piknometer 
6 Viskometer Ostwald 
7 pH meter 
8 Sendok 
1. Zat Aktif (Paracetamol) 
2. Kosolven (Gliserin) 
3. Pengawet (Na Benzoat) 
4. Etanol 
5. Coregen Coloris(Brilliant 
Violet) 
6. Corigen Odoris (Essence 
Anggur)
9 Cawan Porselen 
10 Pipet Tetes 
11 Ball Filler 
12 Stopwatch 
13 Timbangan 
7. Pembawa (Aquadest) 
IV. Formula 
R / Acetaminophen 125 mg / 5 mL 
Etanol 10% 
Gliserin 20% 
Na Benzoat 0,2% 
Brilliant Violet 0,01% 
Essence Anggur 1 tetes 
Aquadest ad 60 mL 
V. Pemerian Bahan 
1 Acetaminophen 
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; 
rasa pahit. 
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P 
dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali 
hidroksida 
Khasiat : Analgetik ; Antipiretik (Depkes RI, 1979) 
2 Etanol 
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap 
dan mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas. Mudah terbakar 
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. 
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air ; dalam kloroform P 
dan dalam eter P. 
Kosentrasi : 6,5% - 10,5%
Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979) 
3 Gliserin 
Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak bewarna, tidak 
berbau, diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa 
lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur, 
tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih 
kurang 200. 
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol 
(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter , dalam 
P dan dalam minyak lemak. 
Konsentrasi : < 20% 
Fungsi : Pemanis (Depkes RI, 1979) 
4 Natrium Benzoat 
Pemerian : Butir atau serbuk hablur, putih tidak berbau atau 
hampir tidak berbau. 
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian 
etanol (95%) P. 
Konsentrasi : 0,02 – 0,5% 
Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979) 
5 Brilliant Violet 
Pemerian :Serbuk halus berwarna ungu. 
Kelarutan : Mudah larut dalam air 
Konsentrasi : 0,01 % 
Fungsi : Pewarna (Depkes, 2010) 
6 Essence Anggur 
Pemerian : Cairan berwarna ungu dan mempunyai bau khas 
anggur 
Kelarutan : Mudah larut dalam air 
Fungsi : Odoris (Depkes, 2010)
7 Aquadest 
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak 
mempunyai rasa. 
Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979) 
VI. Perhitungan Jumlah Bahan 
Usul : BJ Sediaan dianggap 1 gram / mL 
1) Acetaminophen 
a. 125 mg / 5 mL x 60 mL = 1500 mg x 7 = 10500 mg = 10,5 
gram 
b. Pelarut yang di gunakan adalah etanol, Acetaminophen 
larut dalam 7 bagian etanol artinya 1 gram paracetamol 
larut dalam 7 mL etanol. Etanol yang akan digunakan 
dalam sediaan elixir adalah 10%, maka etanol yang 
ditambahkan adalah 10% x 60 mL = 6 mL. Jadi, 6 mL : 7 
mL = 0,86 gram x 7 = 6,02 gram (jumlah Paracetamol yang 
dapat dilarutkan dengan 6 mL x 7 = 42 mL etanol) 
c. 1 bagian Paracetamol larut dalam 40 bagian gliserol. 
Gliserol yang akan digunakan dalam sediaan elixir adalah 
20%, maka 20% x 60 mL = 12 mL gliserol. Jadi, 12 mL : 
40 mL = 0,3 gram x 7 = 2,1 gram (jumlah Paracetamol 
yang dapat dilarutkan dengan 12 mL x 7 = 84 mL gliserol) 
d. Sisa Paracetamol yang belum dilarutkan adalah : 
1,5 gram – ( 0,86 + 0,3 ) = 0,34 gram x 7 = 2,38 gram 
(jumlah Paracetamol yang dilarutkan dalam air mendidih). 
Jadi, air mendidih yang di gunakan adalah 0,34 x 30 bagian 
= 10,2 mL x 7 = 71,4 mL 
2) Na Benzoat 
a. 0,2% x 60 mL = 0,12 gram x 7 = 0,84 gram 
b. Mudah larut dalam air = (1 – 10) x 0,12 gram = 0,12 gram – 
1,2 gram
c. Mudah larut dalam air = (1 – 10) x 0,84 gram = 0,84 gram – 
8,4 gram 
d. Jadi, aqua yang diambil 1 gram  1 mL 
e. Jadi, aqua yang diambil untuk 7 orang = 8,4 gram  8,4 mL 
atau 9 mL 
3) Brilliant Violet 
a. 0,01% x 60 mL = 0,006 gram x 7 = 0,042 gram 
b. Mudah larut dalam air = ( 1 – 10) x 0,006 gram = 0,006 – 
0,06 gram 
c. Mudah larut dalam air = ( 1 – 10) x 0,042 gram = 0,042 – 
0,42 gram 
d. Jadi, aqua yang diambil untuk 7 orang = 0,42 gram  0,42 
mL atau 7 mL 
e. Jadi aqua yang diambil 1 mL untu melarutkan Brilliant 
Violet 
4) Essence Anggur 
a. 1 tetes x 7 = 7 tetes 
5) Aquadest 
a. 240 – (6,02 + 42 + 2,1 + 84 + 3,01 + 71,4 + 0,84 + 9 + 
0,042 + 7 + 7) 
240 – 232,412 = 7,588 mL jumlah aqua yang di gunakan 
untuk me-addkan di sediaan elixir 
VII. Perhitungan Dosis 
 Acetaminophenum (Anonim, 1993) 
Dosis : 500 – 1.000 mg tiap 4 – 6 jam maksimal 4 gram per hari 
Jadi dosis : 1x = 500 – 1.000 mg 
1 hr = (24 : 6) – (24 : 4) x 500 – 1.000 mg 
= (4 – 6) x 500 – 1.000 mg 
= 2 – 6 gram
 Perhitungan dosis pemakaian 1x: 
Usia 
(tahun) 
Perhitungan dosis 1x 
Rentang Dosis 
(mg) 
Pemakaian 
1x (sendok 
takar) 
Cek Dosis 1x 
2 2/14 x 500 – 1.000 mg 71,43 – 142,86 1 125/142,86 = 0,87 ≠ OD 
3 3/15 x 500 – 1.000 mg 100 – 200 1 125/200 = 0,63 ≠ OD 
4 4/16 x 500 – 1.000 mg 125 – 250 1 125/250 = 0,50 ≠ OD 
5 5/ 17 x 500 – 1.000 mg 147, 06 – 294,12 1½ 187,5/294,12 = 0,64 ≠ OD 
6 6/ 18 x 500 – 1.000 mg 166,67 – 333,33 1½ 187,5/333,33 = 0,56 ≠ OD 
7 7/19 x 500 – 1.000 mg 184,21 – 368,42 1½ 187,5/368,42 = 0,51 ≠ OD 
8 8/20 x 500 – 1.000 mg 200 – 400 2 250/400 = 0,63 ≠ OD 
9 9/20 x 500 – 1.000 mg 225 – 450 2 250/450 = 0,56 ≠ OD 
10 10/20 x 500 – 1.000 mg 250 – 500 2 250/500 = 0,50 ≠ OD 
11 11/20 x 500 – 1.000 mg 275 – 550 2 ½ 312,5/550 = 0,57 ≠ OD 
12 12/ 20 x 500 – 1.000 mg 300 – 600 2 ½ 312,5/600 = 0,52 ≠ OD 
 Penetapan aturan pakai 
½ sendok takar = 62,5 mg 
1 sendok takar = 125 mg 
1½ sendok takar = 187,5 mg 
2 sendok takar = 250 mg 
2 ½ sendok takar = 312,5 mg 
3 sendok takar = 375 mg
 Perhitungan dosis pemakaian 1hari: 
Usia 
(tahun) 
Perhitungan dosis 
1 hari 
Rentang 
Dosis (g) 
Pemakian 1 hari 
(sendok takar) 
Cek Dosis 1 hari 
2 2/14 x 2 – 6 g 0,286 – 0,857 4 – 6 x 1 0,750/0,857 = 0,88 ≠ OD 
3 3/15 x 2 – 6 g 0,4 – 1,2 4 – 6 x 1 0,750/1,2 = 0,63 ≠ OD 
4 4/16 x 2 – 6 g 0,5 – 1,5 4 – 6 x 1 0,750/1,5 = 0,50 ≠ OD 
5 5/ 17 x 2 – 6 g 0,588 – 1,765 4 – 6 x 1½ 1,125/1,765 = 0,64 ≠ OD 
6 6/ 18 x 2 – 6 g 0,667 – 2 4 – 6 x 1½ 1,125/2 = 0,56 ≠ OD 
7 7/19 x 2 – 6 g 0,737 – 2,21 4 – 6 x 1½ 1,125/2,21 = 0,51 ≠ OD 
8 8/20 x 2 – 6 g 0,8 – 2,4 4 – 6 x 2 1,5/2,4 = 0,63 ≠ OD 
9 9/20 x 2 – 6 g 0,9 – 2,7 4 – 6 x 2 1,5/2,7 = 0,56 ≠ OD 
10 10/20 x 2 – 6 g 1 – 3 4 – 6 x 2 1,5/3 = 0,50 ≠ OD 
11 11/20 x 2 – 6 g 1,1 – 3,3 4 – 6 x 2 ½ 1,875/3,3 = 0,57 ≠ OD 
12 12/ 20 x 2 – 6 g 1,2 – 3,6 4 – 6 x 2 ½ 1,875/3,6 = 0,52 ≠ OD 
 Aturan pakai 
2 – 4 tahun = 4 - 6 x sehari 1 sendok takar 
5 – 7 tahun = 4 - 6 x sehari 1½ sendok takar 
8 – 10 tahun = 4 - 6 x sehari 2 sendok takar 
11 – 12 tahun = 4 - 6 x sehari 2½ sendok takar 
13 tahun keatas = 4 - 6 x sehari 3 sendok takar
VIII. Cara Kerja 
Kalibrasi botol 7 botol @ 60 mL 
 
Timbang Paracetamol 6,02 gram, masukkan ke dalam beakerglass I dan 
tambahkan 42 mL etanol ke dalam beakerglass I dan aduk hingga 
Paracetamol larut 
 
Timbang 2,1 gram Paracetamol, masukkan ke dalam beakerglass II yang 
lain dan tambahkan 84 mL gliserol, aduk hingga Paracetamol larut 
 
Timbang 3,01 gram Paracetamol, masukkan kedalam beakerglass III dan 
tambahkan 71,4 mL aqua, dan panaskan diatas penangas air hingga larut 
sempurna 
 
Campurkan larutan I dan II aduk hingga larut dan homogen. Tambahkan 
0,84 gram Na Benzoat dan 9 mL aquadest. Aduk hingga larut. 
 
Campurkan larutan Na Benzoat ke dalam larutan beakerglass III, aduk 
hingga homogen 
 
Tambahkan larutan di beakerglass III Brilliant Violet dan aduk hingga 
larut 
 
Tambahkan essence anggur, aduk hingga homogen 
 
Tambahkan aquadest sampai volume yang di inginkan 
 
Elixir Paracetamol siap di lakukan pengujian
IX. Prosedur Pengujian 
1) Organoleptis 
Ambil sedikit larutan obat 
 
Cicip rasanya, cium aromanya, amati warna dan bentuknya 
 
Catat hasilnya 
1) pH meter 
Siapkan larutan obat yang akan di cek pH 
 
Masukkan elektroda ke dalam sediaan obat 
 
Tunggu hingga pH meter menunjukkan angka yang stabil 
 
Catat hasilnya 
2) Kejernihan 
Ambil larutan dan tuang ke dalam beakerglass 
 
Berikan alas kertas kontras (warna hitam dan putih) 
 
Amati kejernihan dari larutan 
 
Catat hasilnya 
3) Viskositas 
Bersihkan Viskositas Ostwald dengan menggunakan alkohol lalu 
bilas dengan air. 
 
Masukan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet
 
Hisap cairan dengan menggunakan ball filler sampai melewati 2 
batas 
 
Siapkan stopwatch, keluarkan cairan sampai batas pertama lalu 
mulai penghitungan. 
 
Catat hasilnya 
4) Piknometer 
Bersihkan piknometer dengan aquadest dan juga alkohol 
 
Timbang bobot pikno kosong dan catat hasilnya (A) 
 
Isi pikno dengan aquadest kemudian timbang dan catat bobotnya 
(B) 
 
Ganti isi pikno dengan sediaan larutan kemudian timbang dan catat 
hasilnya (C) 
 
Hitung bobot jenis larutan dengan rumus sebagai berikut : 
 Bobot piknometer kosong : A 
 Bobot piknometer + aqua : B 
 Bobot piknometer + sediaan : C 
 Bobot aquadest : B – A = D 
 Bobot larutan : C – A = E 
 Volume aquadest : D -  = F 
 Bobot Jenis : E / F = G dengan satuan 
gram / mL
X. Hasil 
1 Organoleptis 
a) Bentuk : cair 
b) Bau : khas anggur 
c) Warna : pahit 
d) Rasa : ungu 
2 Kejernihan 
Hasil yang dihasilkan adalah larutan jernih pada layar berwarna 
hitam maupun putih 
3 pH 
pH yang dihasilkan 5,55 
4 Bobot Jenis 
Bobot pikno kosong : 11,96 gram (A) 
Bobot pikno + aqua : 21,87 gram (B) 
Bobot pikno + elixir : 22,56 gram (C) 
Bj air () : 1 
Bobot aqua : 
= [Bobot pikno + aqua] – [Bobot pikno kosong] 
= 21,87 gram – 11,96 gram 
= 9,91 gram (D) 
Bobot elixir : 
= [Bobot pikno + elixir] – [Bobot pikno kosong] 
= 22,56 gram – 11,96 gram 
= 10,6 gram (E) 
Volume aqua : Bobot aqua /  
= 9,91 / 1 
= 9,91 gram / mL (F) 
BJ syrup : Bobot elixir / Volume aqua 
= 10,6 gram / 9,91 gram / mL 
= 1,06962664 gram / mL
5 Viskositas 
Waktu air mengalir (t air) = 20 s 
Waktu sediaan mengalir (t sediaan) = 62 s 
 air = 0,8904 
 air /  zat =  air x t air /  sediaan x t sediaan 
0,8904 / x = 1 x 20 / 1,06 x 62 
0,8904 / x = 20 / 65,72 
X = 0,8904 x 65,72 / 20 
X = 2,92 cp 
XI. Pembahasan 
Praktikum kali ini kelompok kami membuat Elixir Paracetamol 
yang berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik. Selain mengandung 
Paracetamol terdapat juga gliserin dan etanol yang berfungsi sebagai 
pelarut, Na Benzoat sebagai pengawet, Brilliant Violet sebagai pewarna, 
Ess. Anggur sebagai pengaroma pada sebagai sediaan elixir serta aquadest 
sebagai pelarut. 
Setelah sediaan Elixir Paracetamol jadi kami melakukan pengujian seperti 
: uji organoleptis yang menghasilkan bentuk sediaan cair dikarenakan 
didalam formula elixir terdapat banyak yang pelarut (Gliserin, Etanol dan 
Aquadest), menghasilkan bau yang khas anggur karena kami 
menggunakan essence anggur dan juga corigen coloris Brilliant Violet 
sehingga menghasilkan cairan yang berwarna ungu, mengenai rasa yang 
gdihasilkan adalah pahit hal ini dikarenakan rasa dari zat aktifnya yang 
memang pahit yaitu Paracetamol kemudian jumlah gliserin yang kami 
gunakan terlalu banyak sehingga menimbulkan rasa yng pahit solusinya 
adalah perlu adanya penambahan pemanis agar rasa pahit dapat tertutupi. 
Yang kedua yaitu uji kejernihan dan ternyata kelompok kami 
menghasilkan sediaan yang jernih melalui uji papan yang ebrwarna hitam 
ataupun putih, hal ini dikarenakan sanitasi dan higiene peralatan yang 
sudah bersih, kelarutan paracetamol yang sudah larut sempurna serta 
proses pelarutan yang sesuai. Selanjutnya, uji pH ternyata setelah
melakukan uji pH, pH yang kelompok kami hasilkan adalah 5,55 dan ini 
asam. Hal ini dikarenakan kebersihan dari peralatan yang akan digunakan 
kurang diperhatikan selain itu pemilihan essence juga mempengaruhi pH 
yang dihasilkan. Sehingga dalam proses penggunaan sediaan diminum 
sesudah makan. Hal ini bertujuan apabila diminum sebelum makan maka 
akan mengganggu pencernaan terutama menaikkan asam lambung menjadi 
berlebih. Yang keempat bobot jenis. Bobot Jenis yang kelompok kami 
hasilkan yaitu 1,06 hal ini dipengaruhi oleh jenis – jenis bahan yang 
digunakan. BJ yang dimiliki tiap bahan berbeda – beda, karena ada zat 
yang jumlahnya besar tetapi belum tentu BJnya lebih besar dari zat yang 
jumlahnya sedikit konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasinya maka 
BJnya juga bisa semakin besar. Dan yang terakhir viskositas dengan 
menggunakan viskometer ostwald viskositas ditentukan dengan mengukur 
waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika 
ia mengalir karena gravitasi , melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu 
alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan 
bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk 
lewat antara dua tanda tersebut. Viskositas yang dihasilkan oleh kelompok 
kami adalah 2,92 cp dipengaruhi oleh komponen yang terdapat didalam 
sediaan. 
Kesulitan yang kami temui yaitu proses pelarutan paracetamol 
yang mempunyai karakteristik berbeda yaitu ada yang larut dalam etanol, 
gliserin, air panas. Karateristik tiap bahan yang berbeda didalam formula 
juga yang harus diperhatikan agar hasil yang diharapkan sesuai. 
XII. Kesimpulan 
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sediaan Elixir 
Paracetamol dapat dikonsumsi oleh anak – anak, berbentuk cair, berwarna 
ungu dan berbau khas anggur. Dari hasil kejernihan syrup yang kelompok 
kami buat jernih. Menghasilkan bobot jenis yang lebih besar dari air yaitu
1,06 dan viskositas 2,92 cp. Dilakukan pengujian untuk mengetahui 
apakah sediaan tersebut layak untuk diedarkan di pasaran atau tidak 
XIII. Daftar Pustaka 
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida ( 
SFI – 7). ITB Bandung : Bandung 
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen 
Kesehatan RI : Jakarta 
Anonim, 1993. Martindale The Complete Drug Reference Thirty 
Edition. Departemen Kesehatan RI : Jakarta 
Anonim, 2010. Kondeks Makanan Indonesia. Departemen 
Kesehatam RI : Jakarta 
Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 
Keempat. Universitas Indonesia : Jakarta 
Semarang, 27 Februari 2014 
Dosen Pengampu Mahasiswa 
Hani Novita

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 

What's hot (20)

Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 

Viewers also liked

Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Alljabar Rahmat
 
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolBrosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolAnna Lisstya
 
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamolAnamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamolAnna Lisstya
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIarymita
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol PalmitatPerhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitatzipiklan
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaFikri Nisa
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanapri cwothy
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel ahmaddzul
 

Viewers also liked (20)

Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Laporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup ggLaporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup gg
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
 
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolBrosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
 
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamolAnamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
 
Kimia dasar 1
Kimia dasar 1Kimia dasar 1
Kimia dasar 1
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol PalmitatPerhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Cuaderno de Matemática 2º Año Media
Cuaderno de Matemática 2º Año MediaCuaderno de Matemática 2º Año Media
Cuaderno de Matemática 2º Año Media
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutan
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Anmorfistum
AnmorfistumAnmorfistum
Anmorfistum
 
Ppt emulsi
Ppt emulsiPpt emulsi
Ppt emulsi
 

Similar to ElixirParacetamol

Cream antiacne
Cream antiacneCream antiacne
Cream antiacnerezkilatry
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 
pendekatan konversi dosis bahan alam farmasi
pendekatan konversi dosis bahan alam farmasipendekatan konversi dosis bahan alam farmasi
pendekatan konversi dosis bahan alam farmasiemanjaspiah
 
Kelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxKelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxnabilaaulia62
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.Maranata Gultom
 
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdfkel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdfMuhamadFaisal56
 
contoh resep.pptx
contoh resep.pptxcontoh resep.pptx
contoh resep.pptxindrireski2
 
Kimia asik
Kimia asikKimia asik
Kimia asikUNIMUS
 
Cream tipe m
Cream tipe mCream tipe m
Cream tipe mTRIPUJI01
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIRiaAnggun
 
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandiKel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandidanyindriawaty
 
Praktikum kimia asam basa-egi praginanta
Praktikum kimia asam basa-egi praginantaPraktikum kimia asam basa-egi praginanta
Praktikum kimia asam basa-egi praginantaEgi Praginanta
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
Ubat lelah
Ubat lelahUbat lelah
Ubat lelahZar Ina
 

Similar to ElixirParacetamol (20)

Cream antiacne
Cream antiacneCream antiacne
Cream antiacne
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
pendekatan konversi dosis bahan alam farmasi
pendekatan konversi dosis bahan alam farmasipendekatan konversi dosis bahan alam farmasi
pendekatan konversi dosis bahan alam farmasi
 
Kelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxKelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptx
 
Mulok Jambu biji
 Mulok Jambu biji  Mulok Jambu biji
Mulok Jambu biji
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Laporan minyak wangi
Laporan minyak wangiLaporan minyak wangi
Laporan minyak wangi
 
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdfkel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
 
contoh resep.pptx
contoh resep.pptxcontoh resep.pptx
contoh resep.pptx
 
Kimia asik
Kimia asikKimia asik
Kimia asik
 
Ppt suspensi antibiotik
Ppt suspensi antibiotikPpt suspensi antibiotik
Ppt suspensi antibiotik
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Cream tipe m
Cream tipe mCream tipe m
Cream tipe m
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandiKel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
 
Praktikum kimia asam basa-egi praginanta
Praktikum kimia asam basa-egi praginantaPraktikum kimia asam basa-egi praginanta
Praktikum kimia asam basa-egi praginanta
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Vitamin penambah nafsu makan
Vitamin penambah nafsu makanVitamin penambah nafsu makan
Vitamin penambah nafsu makan
 
Ubat lelah
Ubat lelahUbat lelah
Ubat lelah
 

ElixirParacetamol

  • 1. LAPORAN RESMI MEMBUAT SEDIAAN LIQUID ELIXIR PARACETAMOL Di Susun Oleh : Nama : Hani Novita Santosa NIM : 13.0330 Kelas : Pagi (B) AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2014 / 2015
  • 2. Membuat Sediaan Liquid Elixir Paracetamol I. Tujuan 1) Mahasiswa mampu membuat sediaan Elixir Paracetamol dengan baik dan benar. 2) Mahasiswa mampu melakukan mengevaluasi sediaan Elixir Paracetamol (Organoleptis, pH, BJ, Viskositas, Kejernihan). 3) Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder Elixir Paracetamol II. Dasar Teori Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet ; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol ; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula.(Depkes RI, 1979) Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen – komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya (dengan melarutkan biasa), dari sudut pembuatan, elixir lebih disukai dibandingkan sirup. Perbandingan alkohol yang ada pada elixir sangat berbeda karena masing – masing komponen elixir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan air yang berbeda. Walau banyak elixir yang dimaniskan dengan sukrosa
  • 3. atau sirup sukrosa, beberapa menggunakan sorbitol, gliserin dan atau pemanis buatan seperti sakarin untuk tujuan ini. Elixir yang mempunyai kadar alkohol yang tinggi biasanya menggunakan pemanis buatan seperti sakarin, yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil, daripada sukrosa yang hanya sedikit larut dalam alkohol dan membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk kemanisan yang sama. (Ansel, C, 1989).  Keuntungan Elixir :  Mudah ditelan dibandingkan tablet dan kapsul  Rasanya enak  Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi  Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai keinginan dokter atau kebutuhan pasien, apabila elixir hanya mengandung zat obat tunggal  Kekurangan Elixir  Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan yang mudah menguap, maka harus disimpan dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api  Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kental karena mengandung gula lebih sedikit, maka kurang efektif untuk menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan (Agoes G, 2012) III. Alat Dan Bahan Alat : Bahan : 1 Beakerglass 2 Mattglass 3 Batang Pengaduk 4 Erlenmeyer 5 Piknometer 6 Viskometer Ostwald 7 pH meter 8 Sendok 1. Zat Aktif (Paracetamol) 2. Kosolven (Gliserin) 3. Pengawet (Na Benzoat) 4. Etanol 5. Coregen Coloris(Brilliant Violet) 6. Corigen Odoris (Essence Anggur)
  • 4. 9 Cawan Porselen 10 Pipet Tetes 11 Ball Filler 12 Stopwatch 13 Timbangan 7. Pembawa (Aquadest) IV. Formula R / Acetaminophen 125 mg / 5 mL Etanol 10% Gliserin 20% Na Benzoat 0,2% Brilliant Violet 0,01% Essence Anggur 1 tetes Aquadest ad 60 mL V. Pemerian Bahan 1 Acetaminophen Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa pahit. Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida Khasiat : Analgetik ; Antipiretik (Depkes RI, 1979) 2 Etanol Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air ; dalam kloroform P dan dalam eter P. Kosentrasi : 6,5% - 10,5%
  • 5. Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979) 3 Gliserin Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak bewarna, tidak berbau, diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur, tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200. Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter , dalam P dan dalam minyak lemak. Konsentrasi : < 20% Fungsi : Pemanis (Depkes RI, 1979) 4 Natrium Benzoat Pemerian : Butir atau serbuk hablur, putih tidak berbau atau hampir tidak berbau. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) P. Konsentrasi : 0,02 – 0,5% Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979) 5 Brilliant Violet Pemerian :Serbuk halus berwarna ungu. Kelarutan : Mudah larut dalam air Konsentrasi : 0,01 % Fungsi : Pewarna (Depkes, 2010) 6 Essence Anggur Pemerian : Cairan berwarna ungu dan mempunyai bau khas anggur Kelarutan : Mudah larut dalam air Fungsi : Odoris (Depkes, 2010)
  • 6. 7 Aquadest Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979) VI. Perhitungan Jumlah Bahan Usul : BJ Sediaan dianggap 1 gram / mL 1) Acetaminophen a. 125 mg / 5 mL x 60 mL = 1500 mg x 7 = 10500 mg = 10,5 gram b. Pelarut yang di gunakan adalah etanol, Acetaminophen larut dalam 7 bagian etanol artinya 1 gram paracetamol larut dalam 7 mL etanol. Etanol yang akan digunakan dalam sediaan elixir adalah 10%, maka etanol yang ditambahkan adalah 10% x 60 mL = 6 mL. Jadi, 6 mL : 7 mL = 0,86 gram x 7 = 6,02 gram (jumlah Paracetamol yang dapat dilarutkan dengan 6 mL x 7 = 42 mL etanol) c. 1 bagian Paracetamol larut dalam 40 bagian gliserol. Gliserol yang akan digunakan dalam sediaan elixir adalah 20%, maka 20% x 60 mL = 12 mL gliserol. Jadi, 12 mL : 40 mL = 0,3 gram x 7 = 2,1 gram (jumlah Paracetamol yang dapat dilarutkan dengan 12 mL x 7 = 84 mL gliserol) d. Sisa Paracetamol yang belum dilarutkan adalah : 1,5 gram – ( 0,86 + 0,3 ) = 0,34 gram x 7 = 2,38 gram (jumlah Paracetamol yang dilarutkan dalam air mendidih). Jadi, air mendidih yang di gunakan adalah 0,34 x 30 bagian = 10,2 mL x 7 = 71,4 mL 2) Na Benzoat a. 0,2% x 60 mL = 0,12 gram x 7 = 0,84 gram b. Mudah larut dalam air = (1 – 10) x 0,12 gram = 0,12 gram – 1,2 gram
  • 7. c. Mudah larut dalam air = (1 – 10) x 0,84 gram = 0,84 gram – 8,4 gram d. Jadi, aqua yang diambil 1 gram  1 mL e. Jadi, aqua yang diambil untuk 7 orang = 8,4 gram  8,4 mL atau 9 mL 3) Brilliant Violet a. 0,01% x 60 mL = 0,006 gram x 7 = 0,042 gram b. Mudah larut dalam air = ( 1 – 10) x 0,006 gram = 0,006 – 0,06 gram c. Mudah larut dalam air = ( 1 – 10) x 0,042 gram = 0,042 – 0,42 gram d. Jadi, aqua yang diambil untuk 7 orang = 0,42 gram  0,42 mL atau 7 mL e. Jadi aqua yang diambil 1 mL untu melarutkan Brilliant Violet 4) Essence Anggur a. 1 tetes x 7 = 7 tetes 5) Aquadest a. 240 – (6,02 + 42 + 2,1 + 84 + 3,01 + 71,4 + 0,84 + 9 + 0,042 + 7 + 7) 240 – 232,412 = 7,588 mL jumlah aqua yang di gunakan untuk me-addkan di sediaan elixir VII. Perhitungan Dosis  Acetaminophenum (Anonim, 1993) Dosis : 500 – 1.000 mg tiap 4 – 6 jam maksimal 4 gram per hari Jadi dosis : 1x = 500 – 1.000 mg 1 hr = (24 : 6) – (24 : 4) x 500 – 1.000 mg = (4 – 6) x 500 – 1.000 mg = 2 – 6 gram
  • 8.  Perhitungan dosis pemakaian 1x: Usia (tahun) Perhitungan dosis 1x Rentang Dosis (mg) Pemakaian 1x (sendok takar) Cek Dosis 1x 2 2/14 x 500 – 1.000 mg 71,43 – 142,86 1 125/142,86 = 0,87 ≠ OD 3 3/15 x 500 – 1.000 mg 100 – 200 1 125/200 = 0,63 ≠ OD 4 4/16 x 500 – 1.000 mg 125 – 250 1 125/250 = 0,50 ≠ OD 5 5/ 17 x 500 – 1.000 mg 147, 06 – 294,12 1½ 187,5/294,12 = 0,64 ≠ OD 6 6/ 18 x 500 – 1.000 mg 166,67 – 333,33 1½ 187,5/333,33 = 0,56 ≠ OD 7 7/19 x 500 – 1.000 mg 184,21 – 368,42 1½ 187,5/368,42 = 0,51 ≠ OD 8 8/20 x 500 – 1.000 mg 200 – 400 2 250/400 = 0,63 ≠ OD 9 9/20 x 500 – 1.000 mg 225 – 450 2 250/450 = 0,56 ≠ OD 10 10/20 x 500 – 1.000 mg 250 – 500 2 250/500 = 0,50 ≠ OD 11 11/20 x 500 – 1.000 mg 275 – 550 2 ½ 312,5/550 = 0,57 ≠ OD 12 12/ 20 x 500 – 1.000 mg 300 – 600 2 ½ 312,5/600 = 0,52 ≠ OD  Penetapan aturan pakai ½ sendok takar = 62,5 mg 1 sendok takar = 125 mg 1½ sendok takar = 187,5 mg 2 sendok takar = 250 mg 2 ½ sendok takar = 312,5 mg 3 sendok takar = 375 mg
  • 9.  Perhitungan dosis pemakaian 1hari: Usia (tahun) Perhitungan dosis 1 hari Rentang Dosis (g) Pemakian 1 hari (sendok takar) Cek Dosis 1 hari 2 2/14 x 2 – 6 g 0,286 – 0,857 4 – 6 x 1 0,750/0,857 = 0,88 ≠ OD 3 3/15 x 2 – 6 g 0,4 – 1,2 4 – 6 x 1 0,750/1,2 = 0,63 ≠ OD 4 4/16 x 2 – 6 g 0,5 – 1,5 4 – 6 x 1 0,750/1,5 = 0,50 ≠ OD 5 5/ 17 x 2 – 6 g 0,588 – 1,765 4 – 6 x 1½ 1,125/1,765 = 0,64 ≠ OD 6 6/ 18 x 2 – 6 g 0,667 – 2 4 – 6 x 1½ 1,125/2 = 0,56 ≠ OD 7 7/19 x 2 – 6 g 0,737 – 2,21 4 – 6 x 1½ 1,125/2,21 = 0,51 ≠ OD 8 8/20 x 2 – 6 g 0,8 – 2,4 4 – 6 x 2 1,5/2,4 = 0,63 ≠ OD 9 9/20 x 2 – 6 g 0,9 – 2,7 4 – 6 x 2 1,5/2,7 = 0,56 ≠ OD 10 10/20 x 2 – 6 g 1 – 3 4 – 6 x 2 1,5/3 = 0,50 ≠ OD 11 11/20 x 2 – 6 g 1,1 – 3,3 4 – 6 x 2 ½ 1,875/3,3 = 0,57 ≠ OD 12 12/ 20 x 2 – 6 g 1,2 – 3,6 4 – 6 x 2 ½ 1,875/3,6 = 0,52 ≠ OD  Aturan pakai 2 – 4 tahun = 4 - 6 x sehari 1 sendok takar 5 – 7 tahun = 4 - 6 x sehari 1½ sendok takar 8 – 10 tahun = 4 - 6 x sehari 2 sendok takar 11 – 12 tahun = 4 - 6 x sehari 2½ sendok takar 13 tahun keatas = 4 - 6 x sehari 3 sendok takar
  • 10. VIII. Cara Kerja Kalibrasi botol 7 botol @ 60 mL  Timbang Paracetamol 6,02 gram, masukkan ke dalam beakerglass I dan tambahkan 42 mL etanol ke dalam beakerglass I dan aduk hingga Paracetamol larut  Timbang 2,1 gram Paracetamol, masukkan ke dalam beakerglass II yang lain dan tambahkan 84 mL gliserol, aduk hingga Paracetamol larut  Timbang 3,01 gram Paracetamol, masukkan kedalam beakerglass III dan tambahkan 71,4 mL aqua, dan panaskan diatas penangas air hingga larut sempurna  Campurkan larutan I dan II aduk hingga larut dan homogen. Tambahkan 0,84 gram Na Benzoat dan 9 mL aquadest. Aduk hingga larut.  Campurkan larutan Na Benzoat ke dalam larutan beakerglass III, aduk hingga homogen  Tambahkan larutan di beakerglass III Brilliant Violet dan aduk hingga larut  Tambahkan essence anggur, aduk hingga homogen  Tambahkan aquadest sampai volume yang di inginkan  Elixir Paracetamol siap di lakukan pengujian
  • 11. IX. Prosedur Pengujian 1) Organoleptis Ambil sedikit larutan obat  Cicip rasanya, cium aromanya, amati warna dan bentuknya  Catat hasilnya 1) pH meter Siapkan larutan obat yang akan di cek pH  Masukkan elektroda ke dalam sediaan obat  Tunggu hingga pH meter menunjukkan angka yang stabil  Catat hasilnya 2) Kejernihan Ambil larutan dan tuang ke dalam beakerglass  Berikan alas kertas kontras (warna hitam dan putih)  Amati kejernihan dari larutan  Catat hasilnya 3) Viskositas Bersihkan Viskositas Ostwald dengan menggunakan alkohol lalu bilas dengan air.  Masukan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet
  • 12.  Hisap cairan dengan menggunakan ball filler sampai melewati 2 batas  Siapkan stopwatch, keluarkan cairan sampai batas pertama lalu mulai penghitungan.  Catat hasilnya 4) Piknometer Bersihkan piknometer dengan aquadest dan juga alkohol  Timbang bobot pikno kosong dan catat hasilnya (A)  Isi pikno dengan aquadest kemudian timbang dan catat bobotnya (B)  Ganti isi pikno dengan sediaan larutan kemudian timbang dan catat hasilnya (C)  Hitung bobot jenis larutan dengan rumus sebagai berikut :  Bobot piknometer kosong : A  Bobot piknometer + aqua : B  Bobot piknometer + sediaan : C  Bobot aquadest : B – A = D  Bobot larutan : C – A = E  Volume aquadest : D -  = F  Bobot Jenis : E / F = G dengan satuan gram / mL
  • 13. X. Hasil 1 Organoleptis a) Bentuk : cair b) Bau : khas anggur c) Warna : pahit d) Rasa : ungu 2 Kejernihan Hasil yang dihasilkan adalah larutan jernih pada layar berwarna hitam maupun putih 3 pH pH yang dihasilkan 5,55 4 Bobot Jenis Bobot pikno kosong : 11,96 gram (A) Bobot pikno + aqua : 21,87 gram (B) Bobot pikno + elixir : 22,56 gram (C) Bj air () : 1 Bobot aqua : = [Bobot pikno + aqua] – [Bobot pikno kosong] = 21,87 gram – 11,96 gram = 9,91 gram (D) Bobot elixir : = [Bobot pikno + elixir] – [Bobot pikno kosong] = 22,56 gram – 11,96 gram = 10,6 gram (E) Volume aqua : Bobot aqua /  = 9,91 / 1 = 9,91 gram / mL (F) BJ syrup : Bobot elixir / Volume aqua = 10,6 gram / 9,91 gram / mL = 1,06962664 gram / mL
  • 14. 5 Viskositas Waktu air mengalir (t air) = 20 s Waktu sediaan mengalir (t sediaan) = 62 s  air = 0,8904  air /  zat =  air x t air /  sediaan x t sediaan 0,8904 / x = 1 x 20 / 1,06 x 62 0,8904 / x = 20 / 65,72 X = 0,8904 x 65,72 / 20 X = 2,92 cp XI. Pembahasan Praktikum kali ini kelompok kami membuat Elixir Paracetamol yang berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik. Selain mengandung Paracetamol terdapat juga gliserin dan etanol yang berfungsi sebagai pelarut, Na Benzoat sebagai pengawet, Brilliant Violet sebagai pewarna, Ess. Anggur sebagai pengaroma pada sebagai sediaan elixir serta aquadest sebagai pelarut. Setelah sediaan Elixir Paracetamol jadi kami melakukan pengujian seperti : uji organoleptis yang menghasilkan bentuk sediaan cair dikarenakan didalam formula elixir terdapat banyak yang pelarut (Gliserin, Etanol dan Aquadest), menghasilkan bau yang khas anggur karena kami menggunakan essence anggur dan juga corigen coloris Brilliant Violet sehingga menghasilkan cairan yang berwarna ungu, mengenai rasa yang gdihasilkan adalah pahit hal ini dikarenakan rasa dari zat aktifnya yang memang pahit yaitu Paracetamol kemudian jumlah gliserin yang kami gunakan terlalu banyak sehingga menimbulkan rasa yng pahit solusinya adalah perlu adanya penambahan pemanis agar rasa pahit dapat tertutupi. Yang kedua yaitu uji kejernihan dan ternyata kelompok kami menghasilkan sediaan yang jernih melalui uji papan yang ebrwarna hitam ataupun putih, hal ini dikarenakan sanitasi dan higiene peralatan yang sudah bersih, kelarutan paracetamol yang sudah larut sempurna serta proses pelarutan yang sesuai. Selanjutnya, uji pH ternyata setelah
  • 15. melakukan uji pH, pH yang kelompok kami hasilkan adalah 5,55 dan ini asam. Hal ini dikarenakan kebersihan dari peralatan yang akan digunakan kurang diperhatikan selain itu pemilihan essence juga mempengaruhi pH yang dihasilkan. Sehingga dalam proses penggunaan sediaan diminum sesudah makan. Hal ini bertujuan apabila diminum sebelum makan maka akan mengganggu pencernaan terutama menaikkan asam lambung menjadi berlebih. Yang keempat bobot jenis. Bobot Jenis yang kelompok kami hasilkan yaitu 1,06 hal ini dipengaruhi oleh jenis – jenis bahan yang digunakan. BJ yang dimiliki tiap bahan berbeda – beda, karena ada zat yang jumlahnya besar tetapi belum tentu BJnya lebih besar dari zat yang jumlahnya sedikit konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasinya maka BJnya juga bisa semakin besar. Dan yang terakhir viskositas dengan menggunakan viskometer ostwald viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi , melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat antara dua tanda tersebut. Viskositas yang dihasilkan oleh kelompok kami adalah 2,92 cp dipengaruhi oleh komponen yang terdapat didalam sediaan. Kesulitan yang kami temui yaitu proses pelarutan paracetamol yang mempunyai karakteristik berbeda yaitu ada yang larut dalam etanol, gliserin, air panas. Karateristik tiap bahan yang berbeda didalam formula juga yang harus diperhatikan agar hasil yang diharapkan sesuai. XII. Kesimpulan Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sediaan Elixir Paracetamol dapat dikonsumsi oleh anak – anak, berbentuk cair, berwarna ungu dan berbau khas anggur. Dari hasil kejernihan syrup yang kelompok kami buat jernih. Menghasilkan bobot jenis yang lebih besar dari air yaitu
  • 16. 1,06 dan viskositas 2,92 cp. Dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sediaan tersebut layak untuk diedarkan di pasaran atau tidak XIII. Daftar Pustaka Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida ( SFI – 7). ITB Bandung : Bandung Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta Anonim, 1993. Martindale The Complete Drug Reference Thirty Edition. Departemen Kesehatan RI : Jakarta Anonim, 2010. Kondeks Makanan Indonesia. Departemen Kesehatam RI : Jakarta Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Universitas Indonesia : Jakarta Semarang, 27 Februari 2014 Dosen Pengampu Mahasiswa Hani Novita