Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampilan Pustakawan Sekolah
1. PENULISAN KARYA ILMIAH PUSTAKAWAN
BERBASIS KOMPETISI
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap
Peningkatan Keterampilan Pustakawan Sekolah
M. HARFANO A, S, SOS
PERPUSTAKAAN KHUSUS PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT
PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)
TAHUN 2013
2. 2
Abstrak
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah
merambah ke tiap sendi perpustakaan telah menuntut kesanggupan tenaga pengelola
perpustakaan khususnya pustakawan untuk memahami dan menerapkannya. Tidak hanya
sekedar kemampuan manajemen perpustakaan yang lagi dibuttuhkan tetapi juga kemampuan
atau minimal pemahaman yang benar akan penerapan TIK di perpustakaan khususnya
perpustakaan sekolah.
Berdasarkan pelatihan dasar automasi perpustakaan yang pernah dilakukan dapat
diketahui telah terjadi kesalah pahaman dan kekurang mengertian tenaga pengelola
perpustakaan terhadap TIK, automasi perpustakaan, dan pengoperasian komputer.
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini yang diiringi dengan pelatihan maka dapat
diketahui keadaan tenaga pengelola perpustakaan sekolah khususnya pustakawan sekolah di
Kota Medan terhadap TIK, automasi perpustakaan, dan pengoperasian komputer. Dan dapat
dijadikan sebagai masukan untuk institusi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
perpustakaan dan pustakawan sekolah di Kota Medan.
Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menggambarkan fakta tentang pemahaman
pustakawan sekolah di Kota Medan terhadap automasi perpustakaan, perpustakaan online,
katalog online, dan pengoperasian komputer. Populasi dalam penelitian ini adalah
pustakawan yang berkerja di perpustakaan sekolah tingkat SMA/SMK di Kota Medan
merujuk kepada Taro Yamane. Peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian
dengan indikator antara lain: pengetahuan pustakawan, kemampuan pustakawan, kebutuhan
pustakawan, kebutuhan perpustakaan, kemudahan dan kenyamanan pustakawan dalam
penggunaan aplikasi perpustakaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah
analisis deskriptif kualitatif.
3. 3
Bab I
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah merasuki setiap sendi
perpustakaan yang ada. Hal ini memberikan efek terhadap pustakawan sebagai pengelola
perpustakaan. Tidak terkecuali terhadap pustakawan yang berkerja di perpustakaan sekolah.
Pustakawan tidak lagi dituntut untuk sekedar menyediakan informasi dalam bentuk cetak
(printed), tetapi juga dituntut untuk dapat menemukan, menyeleksi, dan menyajikan
informasi dalam bentuk tidak tercetak (non printed).
Saat ini, kemampuan manajemen perpustakaan yang dimiliki oleh pustakawan harus
dilengkapi dengan pemahaman tentang TIK dan implementasinya di perpustakaan sekolah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan pustakawan terhadap TIK akan memberikan
peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan, promosi, dan meningkatkan kemampuan
dalam melakukan pengumpulan, penyeleksian, penyajian, dan penyebarluasan informasi.
Tetapi hal ini tidak dengan cepat disadari oleh segelintir pustakawan sekolah.
Ketidak pahaman ini telah menyebabkan pustakawan dianggap bagian perpustakaan
sekolah yang memiliki peran sebagai penjaga buku semata, yang secara langsung telah
berperan untuk mengkebiri kemampuan pustakawan sekolah di dalam pola fikir masyarakat.
Untuk mengatasi ini, salah satunya adalah dengan berbagi pengetahuan melalui pelatihan-
pelatihan terhadap pustakawan sekolah. Pelatihan secara langsung merupakan kegiatan yang
paling bagus dan tepat sasaran, dikarenakan melalui pelatihan akan terjadi komunikasi dua
arah antara pelatih dengan peserta yang disertai dengan pelaksanaan teori melalui praktek
langsung. Pelatihan yang diberikan dapat dimulai dengan pelatihan pemahaman dasar
automasi perpustakaan sekolah yang dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, dan
dilanjutkan dengan pelatihan untuk tingkat menengah dan mahir.
Pada tahap awal, penulis berasumsi tentang kekurang pahaman pustakawan sekolah
terhadap TIK didapat dari hasil pelatihan yang dilaksanakan oleh Ikatan Pustakawan Kota
Medan (IPI-Kota Medan) dengan penulis sebagai pelatihnya. Pelatihan yang diadakan adalah
“Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Dengan Menggunakan Aplikasi SLIMS”. Pelatihan
ini telah berjalan sebanyak 3 kali pada rentang waktu Februari-Maret tahun 2012 dan tanpa
dipungut bayaran, dengan peserta dari beberapa institusi pendidikan di Kota Medan. Melalui
pelatihan yang pernah dilaksanakan, penulis mendapat beberapa gambaran tentang kurang
pahamnya pustakawan khususnya yang berkerja di perpustakaan sekolah di Kota Medan
terhadap :
4. 4
1. Automasi perpustakaan.
2. Perpustakaan on-line.
3. Katalog on-line.
4. Pengoperasian komputer.
Di lingkungan pustakawan sekolah telah terjadi salah penafsiran terhadap automasi
perpustakaan sekolah, yang beranggapan bahwa automasi perpustakaan adalah satu pekerjaan
yang memerlukan biaya besar dan kemampuan khusus dibidang komputer. Demikian juga
dengan perpustakaan on-line dan katalog on-line yang salah ditafsirkan oleh pustakawan dan
pengguna jasa pustakawan. Dimana ketiga kesalah tafsiran ini dapat diasumsikan terhadap
kekurang pahaman dengan perangkat komputer sebagai salah satu media TIK. Merupakan
satu kewajiban untuk memberikan pemahaman melalui pelatihan sehingga didapat penafsiran
yang benar.
Dengan berlatar belakang pemaparan di atas, maka perlu untuk diadakan kegiatan
lanjutan berupa pelatihan dasar automasi perpustakaan sekolah dan diiringi dengan tes tertulis
sebagai pembuka pelatihan untuk mengetahui tingkat pemahaman pustakawan di
perpustakaan sekolah di Kota Medan terhadap automasi perpustakaan, katalog on-line,
perpustakaan on-line, dan pemanfaatan komputer. Hasil dari pelatihan akan ditindak lanjuti
dengan melakukan kunjungan ke instansi kerja dari pustakawan yang mengikuti pelatihan
untuk melihat implementasinya.
Adapun hasil akhir dari pelatihan ini adalah diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan kemampuan pustakawan terhadap automasi perpustakaan, katalog on-line,
perpustakaan on-line, dan pemanfaatan komputer, yang diperlukan dalam menghadapi
derasnya arus informasi dan perkembangan TIK. Dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
untuk Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi (DSPI) yang terdapat di Fakultas Ilmu
Budaya - Universitas Sumatera Utara (FIB - USU) dalam meningkatkan kemampuan dan
pemahaman para calon pustakawan. Demikian juga untuk IPI-Kota Medan, Perpustakaan
Pemko Medan, dan instansi lainnya yang bertanggung jawab untuk mengembangkan
perpustakaan sekolah yang tidak lepas dari pengembangan dan peningkatan kemampuan
pustakawan.
5. 5
Bab II
Studi Pustaka
2. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah.
Ada banyak pendapat yang mendeskripsikan tentang perpustakaan, tetapi secara
umum masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan adalah tempat dikumpulkannya buku-
buku dengan berbagai subjek. Pemahaman tentang perpustakaan, khususnya perpustakaan
sekolah, bahkan terkadang menyimpang di beberapa sekolah, hal ini dapat dilihat fungsi
perpustakaan sekolah yang lebih cenderung digunakan sebagai tempat layanan fotokopi,
tempat pembuangan pegawai bermasalah, bahkan dijadikan tempat merumpi orang tua yang
sedang menunggu anaknya dan dijadikan tempat menumpang makan. Untuk memberikan
pemahaman yang benar tentang pengertian perpustakaan maka penulis mencoba mengambil
pengertian perpustakaan sesuai dengan UU No. 43 tahun 2007 pada Pasal 1 (1) dituliskan
bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,
karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan adalah: sebuah
ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu
untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.
Pengertian ini dapat ditambahkan dengan pengertian perpustakaan sekolah sesuai
dengan SNI 7329:2009 bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada
satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan
bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber
belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
Pengertian ini sama dengan yang tertulis di dalam Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
1. 007:2011 (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah)
2. 008:2011 (Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah)
3. 009:2011 (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah)
Dengan berdasarkan pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa perpustakaan sekolah
adalah sebuah ruangan atau sebuah gedung yang merupakan bagian integral dari satu sekolah
sebagai tempat pengelolaan berbagai bentuk hasil karya cipta manusia yang dimanajemen
secara professional sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
6. 6
2. 2. Pengertian Pustakawan Sekolah.
Tidaklah lengkap keberadaan perpustakaan tanpa ada sumber daya manusia (SDM)
yang layak untuk memanajemennya. Sumber daya manusia merupakan hal yang mudah untuk
ditemukan tetapi susah untuk mendapatkan yang memahami dan mau bekerja di perpustakaan
sekolah. Keberadaan perpustakaan sekolah yang kerap diabaikan membuat SDM berkualitas
lebih memilih untuk tidak berkerja di perpustakaan sekolah. Sehingga perpustakaan sekolah
yang diabaikan menyebabkan para peserta didik menjadi tidak terbiasa dengan keberadaan
perpustakaan. Padahal perpustakaan sekolah merupakan awal dari pengenalan terhadap unit
yang memberikan pelayanan pembelajaran seumur hidup (long life learning).
Sumber daya manusia di perpustakaan sekolah mendapat sebutan pustakawan sekolah
(school librarian) ataupun guru pustakawan (teacher librarian). Di dalam Undang-Undang
No. 43 tahun 2007 pada Pasal 1 (8) dituliskan bahwa pustakawan adalah seseorang yang
memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan
serta mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan. Adapun IFLA/UNESCO memberikan pengertian pustakawan sekolah adalah
tenaga kependidikan berkualifikasi serta profesional yang bertanggung jawab atas
perencanaan dan pengelolaaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi,
bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan dengan
perpustakaan umum dan lain-lainnya.
Sedangkan berdasarkan SNI 7329:2009, dan SNP 007:2011, SNP 008:2011, dan SNP
009:2011 menggunakan istilah tenaga perpustakaan sekolah adalah tenaga kependidikan yang
diberi tugas teknis serta tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan
kegiatan kepustakawanan di sekolah. Keberadaan tenaga perpustakaan/pustakawan sekolah
telah diatur dalam Peraturan Menteri No. 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Bedasarkan pengertian di atas, penulis membuat satu pemahaman bahwa yang
dimaksud dengan pustakawan sekolah adalah tenaga pendidikan berkualifikasi serta
profesional yang memiliki kompetensi sesuai dengan jalur pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan dengan tugas, hak dan tanggungjawab penuh untuk melakukan perencanaan
dan pengelolaan perpustakaan sekolah.
7. 7
2. 3. Automasi Perpustakaan.
Automasi perpustakaan telah lama berkembang di dunia perpustakaan, tetapi
penerapannya di Indonesia baru mulai berkembang seiring dengan perkembangan TIK.
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sekolah seharusnya dapat
memberikan perubahan kepada perpustakaan sekolah. Akan tetapi penerapan TIK di
perpustakaan sekolah tidak atau belum menyentuh semua perpustakaan sekolah di Medan.
Automasi perpustakaan merupakan salah satu bentuk dari penerapan TIK di perpustakaan
sekolah.
Perlu diketahui pengertian dari automasi perpustakaan, di dalam ODLIS adalah
rencana dan penerapan sistem komputer di perpustakaan untuk menggantikan pekerjaan yang
pada awalnya dilaksanakan langsung dengan tangan. Di dukung oleh pernyataan Sulistyo-
Basuki bahwa otomasi perpustakaan merupakan penerapan teknologi informasi untuk
kepentingan perpustakaan, mulai dari pengadaan, hingga ke jasa informasi bagi pembaca.
Sehingga dapat dibuat pengertian bahwa automasi perpustakaan adalah penerapan sistem
komputer di perpustakaan dengan memanfaatkan TIK untuk melaksanakan kepentingan
perpustakaan.
2. 3. 1. Komputer.
Keberadaan komputer telah dimulai dari sekitar 80 tahun yang lalu, ketika Konrad
Zuse membuat Z3 sebagai komputer perancang pesawat terbang dan peluru kendali. Dan
komputer merupakan barang mewah yang hanyak dimiliki oleh pemerintah dan institusi-
institusi tertentu saja. Di era global saat ini, komputer tidak lagi menjadi barang mewah yang
susah untuk didapatkan dan susah dalam perawatannya. Komputer dapat dimiliki sesuai
dengan daya beli dan kebutuhan. Adapun komputer memiliki beberapa pengertian yang dapat
disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Menurut Blissmer, komputer adalah suatu alat
elektronik yang mampu melakukan tugas menerima masukan, memproses masukan sesuai
dengan perintah, menyimpan perintah-perintah dan hasil pengolahan, dan menghasilkan
keluaran dalam bentuk informasi. Sedangkan menurut W. M. Fuori komputer adalah suatu
pemroses data yang dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan
aritmetika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia. Adapun komputer yang
akan menjadi pembahasan dalam tulisan ini cenderung pada komputer individual (personal
computer/pc desktop). Di dalam ODLIS dituliskan bahwa yang dimaksud dengan pc desktop
adalah semua komputer kecil yang dirancang untuk pemakaian individu yang terdiri dari
8. 8
berbagai perangkat penunjangnya yang dapat berfungsi dalam satu jaringan (LAN) ataupun
berdiri sendiri (stand alone).
Dengan berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dipahami bahwa komputer
adalah satu alat elektronik dengan perangkat penunjangnya yang digunakan untuk
memasukkan data dalam jumlah besar, mengolahnya, menyimpannya, dan memberikan hasil
dalam bentuk keluaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Pengertian ini telah
memberikan gambaran bahwa proses pelaksanaan kegiatan di perpustakaan sekolah yang
awalnya dilaksanakan secara manual dan akan menghabiskan waktu dalam pengerjaannya,
maka dengan memanfaatkan komputer akan dapat mempercepat pengerjaannya.
2. 3. 2. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Penerapan TIK di perpustakaan tidak terlepas dari peran perpustakaan sebagai pusat
informasi. Sebagai pusat informasi, perlu untuk mengkomunikasikan informasi yang dimiliki
kepada penggunannya. Dengan menerapkan TIK maka penyampaian informasi yang dimiliki
dapat menjangkau pencari informasi lainnya tanpa memandang batasan tempat dan waktu.
Di dalam International Encyclopedia of Organizational Studies (p. 664) menerangkan
bahwa TIK adalah penggunaan terpadu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) komputer untuk mengambil, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi,
yang memungkinkan pekerjaan untuk didistribusikan dan dikolaborasikan dalam jumlah yang
besar. Sedangkan Harris menyatakan TIK adalah sebuah ruang informasi sosial, yang
dirancang untuk mencari dan menyebarkan informasi, sehingga orang dapat untuk
mengaksesnya, memanipulasinya, mengubahnya, dan menyebarkannya.
2. 3. 3. Perpustakaan on-line.
Menurut Undang-Undang No. 43 tahun 2007 pada Pasal 1 (1) dituliskan bahwa yang
dimaksud dengan Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Adapun online
menurut Merriam-Webster Online Dictionary adalah ketersediaan dalam satu sistem melalui
sistem komputer dan telekomunikasi berupa internet.
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita pahami bahwa yang dimaksud dengan
perpustakaan online adalah tempat pengelolaan hasil karya cipta manusia yang dimanajemen
secara profesional yang tersedia dalam satu sistem komputer dan telekomunikasi berupa
internet.
9. 9
2. 3. 4. Katalog on-line.
Katalog merupakan salah satu alat penting di perpustakaan. Kebutuhan akan katalog
semakin terasa setelah perpustakaan memiliki koleksi dalam jumlah yang besar. Dapat
dibayangkan bagaimana susahnya sebuah perpustakaan menemukan kembali koleksi yang
diminta pengguna dengan jumlah koleksi perpustakaan mencapai 10.000 judul. Disinilah
peran katalog untuk mempermudah temu kembali koleksi yang diinginkan.
Seiring dengan penerapan TIK di dalam perpustakaan, telah membuat pergeseran dari
pemakaian katalog dalam bentuk cetak ke dalam bentuk elektronik. Hasugian menyatakan
bahwa katalog perpustakaan adalah daftar koleksi dari suatu perpustakaan tertentu yang
disusun secara sistematis. Pernyataan ini didukung oleh Gates dalam Hasugian yang
menyatakan bahwa katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan
bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai pengarang,
judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya.
Sehingga dapat kita ketahui bahwa katalog perpustakaan adalah daftar koleksi satu
perpustakaan yang disusun secara sistematis dan berisikan informasi deskriptif mengenai
pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan, dan tempatnya.
Sedangkan pengertian online telah kita ketahui yaitu ketersediaan dalam satu sistem melalui
sistem komputer dan telekomunikasi berupa internet.
Berdasarkan pengertian katalog perpustakaan dan online di atas, maka dapat dibuat
satu pengertian bahwa katalog online adalah daftar koleksi satu perpustakaan yang disusun
secara sistematis dan berisikan informasi deskriptif koleksi yang tersedia dalam satu sistem
komputer dan telekomunikasi berupa internet.
.
10. 10
Bab III
Metodologi Penelitian
Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menggambarkan fakta tentang pemahaman
pustakawan sekolah di Kota Medan terhadap automasi perpustakaan, perpustakaan online,
katalog online, dan pengoperasian komputer.
Populasi dalam penelitian ini adalah pustakawan yang berkerja di perpustakaan
sekolah tingkat SMA/SMK di Kota Medan. Jumlah responden yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini merujuk kepada Taro Yamane. Peneliti menggunakan angket sebagai instrumen
penelitian dengan indikator antara lain: pengetahuan pustakawan, kemampuan pustakawan,
kebutuhan pustakawan, kebutuhan perpustakaan, kemudahan dan kenyamanan pustakawan
dalam penggunaan aplikasi perpustakaan.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif kualitatif,
yaitu dengan menguraikan data dan informasi yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang
diajukan kepada responden. Data dan informasi yang diperoleh,selanjutnya ditabulasikan dan
disusun ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan sebelumnya, dengan cara menghitung
frekuensi dan persentase masing-masing variabel. Untuk menghitung persentase jawaban
responden digunakan rumus distribusi frekuensi berikut.
P = x 100%
P = Persentase.
f = Jumlah jawaban yang diperoleh.
n = Jumlah sampel.
Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban responden menggunakan
pedoman penafsiran data berikut :
0,00% : Tidak ada
1,00% -24,99% : Sebagian kecil
25,00% - 49,99% : Hampir setengahnya
50,00% : Setengahnya
50,01% - 74,99 % : Sebagian besar
75,00% - 99,99% : Pada umumnya
100% : Seluruhnya
12. 12
Daftar Pustaka
Ed. Stewart R. Clegg and James R. Bailey. 2008. International Encyclopedia of
Organizational Studies Vol. 2. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
http://go.galegroup.com/ps/retrieve.do?sgHitCountType=None&sort=RELEVANCE&in
PS=true&prodId=GVRL&userGroupName=idpnri&tabID=T003&searchId=R1&resultLi
stType=RESULT_LIST&contentSegment=&searchType=BasicSearchForm¤tPos
ition=2&contentSet=GALE|CX2661400233&&docId=GALE|CX2661400233&docType
=GALE. Diakses tanggal 01 Agustus 2013.
Frances Jacobson Harris. 2011. I Found it on the Internet: Coming of Age Online.
Chicago: ALA.
http://e-
resources.pnri.go.id:2079/RBook.nsp?lastquery=%28information+and+communication+t
echnology%29%3ACONTENT&cid_BOOKCODE=DEMOALAB0000131&cid_BOO
KPAGE=29&cid_CHAPCODE=&cid_CHAPPAGE=&var_CGI=0&var_GDP=3.
Diakses tanggal 01 Agustus 2013.
http://www.merriam-webster.com/dictionary/online (01. Diakses tanggal 01 Agustus
2013.
Joan M. Ritz. “Online Dictionary for Library and Information Science. http://www.abc-
clio.com?ODLIS/searchODLIS.aspx. Diakses tanggal 29 Juli 2013.
Jonner Hasugian. 2003. “Katalog Perpustakaan : Dari Katalog Manual Sampai Katalog
Online (OPAC)”.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf.
Diakses tanggal 01 Agustus 2013.
Robert H. Blissmer. 1985. Computer Annual : An Introduction to Information System
1985-1986. John Wiley & Sons.
Standar Nasional Indonesia 7329: 2009.
Standar Nasional Perpustakaan 009:2011 (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah).
Sulistyo-Basuki. 1994. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
William M. Fuori. 1981. Introduction to the Computer : The Tool of Business. Prentice
Hall.
13. 13
Daftar Riwayat Hidup
I. Data Pribadi
Nama : Mohammad Harfano Arrasyid
Tempat dan tanggal lahir : Medan, 05 Agustus 1981
Agama : Islam
Status : Menikah
Nomor Induk Pegawai : -
Jabatan (TMT) *) : 01 November 2012
Pangkat/Golongan (TMT) : -
Instansi : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Alamat Instansi : Jl. Brigjend Katamso, No. 51, Kp. Baru
Medan - 20158
Alamat Rumah : Jl. Eka Suka Raya, Gg. Eka Suka VII, No. 12
Medan - 20143
II. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. Strata 1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Universitas Sumatera Utara, tahun
2005.
2. Pendidikan Non Formal
a. Pelatihan Literasi Informasi oleh APISI, tahun 2007.
b. Pelatihan Pengelolaan Jurnal On-line oleh PUSBINDIKLAT LIPI, tahun 2013.
III. Riwayat Pengalaman Pekerjaan
1. Praktek Kerja di Perpustakaan Pribadi Dr. Ir. Chairul Muluk, Maret 2005.
2. Pustakawan di IFDS Siti Hajar, April 2006.
3. Kordinator Perpustakaan di SMP/SMA Sutomo 1 Medan, Mei 2006 – Oktober 2012.
4. Pustakawan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), November 2012 – sekarang.
IV. Keikutsertaan Dalam Organisasi Profesi
1. Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Medan.
14. 14
V. Karya Tulis Ilmiah
1. Skripsi Sarjana “Prediksi Kebutuhan Ruang Perpustakaan Institut Sains T. D.
Pardede”.Tahun 2005.
2. Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Perpustakaan Sekolah. Tahun 2012.
3. Peran Kepustakawanan Di Lingkungan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Baca
Siswa. Tahun 2012.
VI. Tanda Jasa/Penghargaan
1. Perpustakaan SMA Terbaik Provinsi Sumatera Utara, tahun 2007.
2. Perpustakaan SMA Sutomo 1 Akreditasi B oleh Perpustakaan Nasional RI, tahun
2012.
3. Peringkat II Pustakawan Teladan Tingkat Sekolah di Provinsi Sumatera Utara, tahun
2012.
4. Peringkat IV Pustakawan Berprestasi Provinsi Sumatera Utara, tahun 2012.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat sebenarnya, dan semua akibat ketidak benaran
keterangan itu adalah tanggung jawab penuh saya.
Medan, 05 Agustus 2013
M. Harfano A, S. Sos
15. 15
Formulir Pengajuan Proposal
1. Judul Penelitian : Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap
Peningkatan Keterampilan Pustakawan Sekolah
(Impact of Basic Library Automation Training to Improve
Skills of School Librarians)..
2. Nama lengkap : Mohammad Harfano Arrasyid
3. Tmp/tgl lahir : Medan / 05 Agustus 1981
4. NIP : -
5. Jabatan : -
6. Alamat Kantor : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Jl. Brigjend Katamso, No. 51
Kp. Baru, Medan – 20158, Sumatera Utara – Indonesia
7. Telepon/Faks : 061-7862477/061-7862488
8. HP : 081396110487
9. E-mail : harfano_22@yahoo.com
10. Alamat Rumah : Jl. Eka Suka Raya, Gg. Eka Suka VII, No. 12
Gedung Johor, Medan – 20143, Sumatera Utara, Indonesia
11. Telepon/Fax : -
Medan, 05 Agustus 2013
M. Harfano A, S. Sos
NIP. -