Warga Amerika Latin semakin banyak yang masuk Islam karena agama ini memenuhi kebutuhan spiritualitas mereka. Mereka tertarik dengan ajaran disiplin dan keselarasan Islam. Jumlah Muslim Latin di AS kini mencapai lebih dari 200 ribu orang dan terkonsentrasi di kota-kota besar seperti New York, Chicago, Los Angeles, dan Miami. Mereka melihat perpindahan agama mereka ke Islam sebagai kebangkitan warisan Islam di Spanyol.
1. Warga Amerika Latin Berbondong-
Bondong Masuk Islam
Warga Amerika Latin di Amerika Serikat yang terus berkembang berbondong-bondong
memeluk Islam. Agama Islam terbukti memenuhi kehausan spiritualitas mereka selama ini.
“Saya sedang mencari kebenaran, hubungan antara penganut agama dan Sang Pencipta,” aku
Nylka Vargas yang telah memeluk Islam 15 tahun yang lalu kepada situ Illume (14/4). “Saya
memiliki suatu kerinduan untuk mengetahui Tuhan dan saya tidak percaya dalam hal-hal
yang saya pelajari sebagai seorang Kristen. Saya percaya pada suatu kekuatan yang lebih
tinggi,” imbuhnya seperti dikutip OnIslam (14/4).
Dilahirkan di sebuah keluarga Peru-Ecuador, Vargas dilahirkan dan dibesarkan di New
Jersey. “Islam mengajarkan saya begitu banyak disiplin. Dan Islam benar-benar selaras:
sholat-sholatnya dan waktunya. Mengapa segala hal dilakukan. Itu semua merupakan
fleksibilitas namun disiplin,” ujarnya.
Secara rutin Vargas hadir di kelas-kelas tentang Islam yang diadakan Pusat Islam Hudson
Utara di Union City, New Jersey. Vargas bertemu mualaf lainnya yang sama-sama
mendalami Al-Qur’an dan Islam.
2. Warga Latino lannya, Milena dari Puerto Rico, masuk Islam empat pekan lalu. Menikahi
seorang pria Muslim tujuh tahun lalu, Milena yang sebelumnya penganut Kristen taat,
melihat dirinya sendiri jauh dari Islam sampai ia melahirkan anak pertamanya.
“Saya menjadi begitu tertarik dalam mempelajari tentang Islam tanpa berpindah agama,
karena anak kami akan dibesarkan sebagai seorang Muslim,” ia mengatakan. “Di situlah
bagaimana ketertarikan saya dalam Islam dimulai.”
Menurut Dewan Muslim Amerika, jumlah Muslim Latin di Amerika mencapai lebih dari 200
ribu orang. Komunitas Muslim Latin terbesar ada di New York, Chicago, Los Angeles, dan
Miami. Jumlah Muslim Latin terbanyak di California.
Mereka menganggap perpindahan agama mereka menuju Islam sebagai sebuah kebangkitan
800 tahun sejarah Islam di Granada, Cordova, Seville, dan Andalusia. “Ada semacam
kebangkitan,” ujar Vargas.
“Kami ingin mengungkap akar kami, para nenek moyang kami. Bagaimana kebudayaan kami
cocok ke dalam kebudayaan Islam. Ini benar-benar menakjubkan, saya telah melihat
bagaimana komunitas kami telah berubah. Sekarang Islam adalah agama kami juga… Islam
untuk semua.”
Sebuah studi yang dipimpin Samantha Sanchez, salah satu dari pendiri Organisasi Dawah
Amerika Latin (Latino American Dawah Organization), menemukan, kian banyaknya warga
Latin masuk Islam pada dasarnya dikendalikan oleh pencarian mereka untuk spiritualitas.
Menurut Imam Shamsi Ali dari Pusat Kebudayaan Islam New York, alasan yang paling
penting mengapa orang-orang Latin memeluk Islam adalah karena mereka pada dasarnya
orang-orang religius sebagai Katolik atau Kristen. “Itulah mengapa mereka bisa berbalik
kepada Islam,” katanya.
Peningkatan jumlah mualaf Latin di Amerika berdampak positif bagi perkembangan Islam di
kawasan Amerika Selatan. “Di Nicaragua dulunya tidak ada masjid sama sekali, namun baru-
baru ini seorang pebisnis wanita dari New York yang menjadi Muslim kembali ke Managua
dan ia membeli sebuah rumah yang ia ubah menjadi masjid,” unkap imam Ali.
(Mel/OnIslam/ddhongkong.org).*