SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
BIAS DAN CONFOUNDING UJI KLINIK 
Hotlina Nainggolan
Jenis Error dalam Penelitian 
Systematic Error 
Kesalahan yang disebabkan peneliti dan/atau subjek 
penelitian, disengaja atau tidak, yang menyebabkan 
distorsi penaksiran parameter populasi sasaran 
Random Error 
Kesalahan yang disebabkan peran peluang, yang 
mengakibatkan ketidaktepatan penaksiran parameter 
populasi sasaran
Errors Affecting Validity 
Consider: 
Chance (Random Error) 
Bias (Systematic Errors ) 
 Selection bias 
 Information bias 
Confounding (Imbalance in Other Factors)
Chance vs Bias 
Chance disebabkan “random error” (kesalahan 
random) 
Chance mengarah pada ketidaktepatan hasil 
Bias disebabkan oleh “systematic error”(kesalahan 
sistematis) 
Bias mengarah pada ketidakakuratan hasil
What is Bias? 
Kesalahan sistematis yang mengakibatkan distorsi 
penaksiran parameter sasaran berdasarkan 
parameter sampel
Karakteristik Bias 
Bias muncul pada desain dan pelaksanaan studi. 
Terjadi ketika menggunakan kriteria yang berbeda 
dalam prosedur seleksi subyek. 
Besar dan arahnya seringkali tidak dapat 
diperkirakan. 
Bias bisa dievaluasi tetapi tidak bisa diperbaiki pada 
tahap analisa. 
Bias sekali terjadi tidak dapat dikendalikan 
melainkan hanya dapat dicegah.
Type of Bias 
Selection Bias sampel tidak representatif 
Information/misclasification Bias kesalahan dalam 
pengukuran paparan 
Confounding Bias distorsi atau penyimpangan 
hubungan antara paparan-penyakit oleh faktor lain 
(confounder/perancu)
Source of Bias 
1. Proses seleksi atau partisipasi subyek ( bias 
seleksi) 
2. Proses pengumpulan data ( bias informasi) 
3. Tercampurnya efek pajanan utama dengan efek 
faktor risiko eksternal lainnya ( kerancuan/ 
confounding)
Selection Bias 
Kesalahan sistematik dalam pemilihan subyek, di mana pemilihan 
subyek menurut status penyakit dipengaruhi oleh status paparannnya 
(studi kasus-kontrol), atau pemilihan subyek menurut status paparan 
dipengaruhi oleh status penyakitnya (studi kohort retrospektif). 
Jenis: 
Bias Deteksi/Unmasking Bias 
Bias Berkson (Admission bias) 
Bias Non-responden 
Bias Insidensi-Prevalensi Neyman 
Bias Pekerja Sehat (Healthy worker bias)
Jenis Bias Seleksi 
a. Bias Deteksi/Unmasking Bias 
bias yg disebabkan perbedaan intensitas surveilans 
dalam memilih kasus dan non-kasus sedemikian rupa 
sehingga peneliti cenderung lebih mudah mendeteksi 
kasus terpapar dan non-kasus tak terpapar 
menyebabkan overestimasi 
b. Bias Berkson (Admission bias) 
bias yang disebabkan perbedaan probabilitas antara 
kasus dan kontrol, dan perbedaan itu berhubungan 
dengan status paparan
Jenis Bias Seleksi 
c. Bias Non-responden 
bias yang disebabkan penolakan responden 
untuk berpartisipasi, sehingga mempengaruhi tingkat 
partisipasi kasus dan kontrol, atau terpapar dan tidak 
terpapar 
d. Bias Insidensi-Prevalensi Neyman 
bias yang disebabkan penggunaan data prevalensi 
sebagai pengganti insidensi 
e. Bias Pekerja Sehat 
bias yang terjadi akibat dari penggunaan para pekerja 
sehat sebagai kelompok kasus atau kelompok terpapar 
di satu pihak, atau penggunaan populasi umum sebagai 
kelompok kontrol atau kelompok tidak terpapar di pihak 
lain.
Avoiding Bias Selection 
Once it’s in the study, you can’t fix it. 
1. Sedapat mungkin menggunakan data insiden 
2. Pada studi kasus kontrol, pilihlah kontrol dari populasi asal 
yang aktual (actual base population) darimana kasus studi 
tersebut muncul 
3. Pada studi kasus kontrol yang tidak berbasis pada 
populasi, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan lebih 
dari 1 jenis populasi kontrol 
4. Terapkan kriteria kelayakan yang sama untuk memilih 
semua subyek studi.. 
5. Usahakan agar semua subyek potensial menjalani 
prosedur diagnostik yang sama dan mendapat peluang 
deteksi dan pelaporan kasus yang sama. 
6. Minimalkan non-respons atau non-partisipasi dan loss to 
follow-up. 
7. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang riwayat 
pajanan, termasuk waktu dan alasan perubahan status 
pajanan. 
8. Upayakan agar penyakit didiagnosis tanpa pengaruh dari 
pengetahuan tentang status pajanan (secara blind)
Information/misclasification Bias 
Kesalahan sistematik dalam mengamati, memilih 
instrumen, mengukur, membuat klasifikasi, mencatat 
informasi, dan membuat interpretasi tentang paparan 
maupun penyakit. 
Jenis: 
Bias Mengingat kembali (Recall bias) 
Bias Pewawancara (Interviewer bias) 
Bias Follow-up (Loss to follow-up bias) 
Efek Hawthorne (Hawthorne effect bias)
Jenis Bias Informasi 
a. Bias Recall 
bias yang terjadi karna perbedaan akurasi antara 
kasus dan kontrol dalam mengingat dan melaporkan 
paparan, atau perbedaan akurasi antara kelompok 
terpapar dan tidak terpapar dalam melaporkan 
peristiwa yang dialami 
b. Bias Pewawancara 
bias yang terjadi karna pewawancara 
mengumpulkan, mencatat dan menginterpretasikan 
informasi tentang paparan atau subyek penyakit 
secara berbeda antara kasus dan kontrol 
(dipengaruhi status paparan),atau berbeda antara 
terpapar dan tidak terpapar(dipengaruhi oleh status 
penyakit)
Jenis Bias Informasi 
c. Bias Follow-up 
Follow Up bias dapat terjadi jika subjek menjalani 
langkah yang berbeda setelah muncul dugaan status 
penyakit 
d. Bias Efek Hawthorne 
Terjadi bila ada perubahan psikologi pada subjek 
penelitian karena menjadi partisipan penelitian, 
sehingga akan terjadi perubahan perilaku pada 
subjek
Avoiding Bias Information 
1. Berusaha menjamin obyektifitas dari peneliti 
dan subyek penelitian selama proses 
pengumpulan data. Untuk menjamin 
obyektifitas, maka beberapa pendekatan dapat 
dipakai, seperti penggunaan kriteria atau 
definisi penyakit dan pajanan yang ketat dan 
dibenarkan (justified), menggunakan 
pendekatan blinding ketika mengumpulkan 
informasi tentang pajanan dan/atau penyakit, 
menggunakan placebo dalam desain 
experimental, pendekatan restriksi dalam 
seleksi subyek 
2. Berusaha menjamin dan memelihara tingkat 
kesahihan (measurement validity) dan 
kehandalan (reliability) dari instrumen/ tes studi
Confounding 
Distorsi dalam menaksir pengaruh paparan terhadap 
penyakit, akibat tercampurnya pengaruh sebuah 
atau beberapa variabel luar. 
Suatu kondisi bias dalam mengestimasi efek 
paparan terhadap kejadian penyakit/masalah 
kesehatan, akibat perbandingan yang tidak 
seimbang antara kelompok exposed dan non 
exposed
Confounder (Perancu) 
Confounder = Variabel Luar (Ketiga)
Karakteristik Confounder 
Berhubungan dengan paparan/faktor resiko yang 
diteliti 
Berhubungan dengan penyakit/outcome 
Bukan merupakan konsekuensi dari paparan (tidak 
terletak diantara E & D/variabel antara)
Example
Mengontrol Confounding/Perancu 
Mengontrol Perancu 
Kerangka Teoritis yang Baik 
Kerangka Konsep yang Baik 
Hubungan antar Variabel Benar
Avoiding counfounding 
Dengan desain (by design) 
Dengan analisis statistik 
(by statistical analysis) 
1 
2
Mengontrol dengan desain 
Restriksi (membuang, dengan kriteria 
inklusi atau eksklusi) 
Matching 
(mencocokkan, menyamakan) 
1 
2 
3 
Randomisasi 
(pengacakan)
Restriksi/Spesifikasi 
Tentukan nilai variabel perancu potensial  
eksklusikan semua calon subjek dengan nilai 
berbeda 
Keuntungan 
Mudah 
Terfokus 
Kerugian 
Membatasi generalisasi 
Besar sampel sulit dipenuhi
Macthing 
Pemasangan (matching) antara kasus dan kontrol 
dapat dilakukan. 
Dilakukan pada beberapa variabel yang berpotensi 
sebagai confounder, dengan tujuan mengurangi 
resiko confounding
Keuntungan dan Kerugian Macthing 
Keuntungan: 
Mengeliminasi pengaruh perancu kuat (usia, jenis kelamin) 
Mengeliminasi pengaruh variabel perancu yang sulit diukur 
atau didefinisikan  faktor sosial kompleks, pajanan lingkunan 
multipel, keadaan saat masa kecil 
Dapat digunakan saat jumlah kasus terbatas (pajanan jarang 
atau keluaran jarang)  meningkatkan presisi karena 
keseimbangan jumlah kasus-kontrol 
Kekurangan: 
Sulit, mahal, makan waktu 
Ireversibel, rentan terhadap hilangnya data (hilang satu, mati 
dua) 
Faktor pasangan tidak dapat dianalisis 
Teknik analisis khusus pasangan 
Analisis sulit saat muncul faktor baru 
Overmatching
Randomisasi 
Cara amat efektif untuk menghilangkan pengaruh 
confounding 
Confounding terbagi seimbang antara kelompok 
penelitian 
Berlaku juga bila confounding tidak diketahui 
sebelum penelitian dilakukan 
Syarat: 
Randomisasi dilakukan dengan benar 
Jumlah subjek cukup besar, misal > 100 per 
kelompok
Keuntungan dan Kerugian Randomisasi 
Keuntungan 
Menghasilkan grup yang serupa, termasuk bagi variabel-variabel 
yang tidak diantisipasi, didefinisikan, ataupun 
diukur 
Bila setelah randomisasi terjadi pajanan variabel lain, 
asalkan probabilitas untuk kedua grup sama, maka tidak 
banyak berpengaruh 
Kerugian : 
Apabila jumlah di dalam setiap grup relatif kecil (di bawah 
100), setiap grup dapat masih bervariasi akibat 
probabilitas/kemungkinan 
Keuntungan hanya apabila analisis bersifat 
manajemen/intention to treat, bukan eksplanatori
Mengontrol confounding 
dengan analisis statistik 
Stratifikasi 
Analisis multivariat 
1 
2
Stratifikasi 
Dipakai luas untuk mengontrol perancu 
Berdasarkan faktor yang dicurigai perancu 
Interaksi/modifikasi efek 
Asosiasi antara prediktor dan keluaran bervariasi pada 
berbagai tingkat faktor ketiga 
Effect modifier tidak perlu disingkirkan seperti perancu, 
namun perlu dielaborasi atau diperjelas maknanya
Mengontrol confounding dengan 
analisis statistik 
CHD (+) CHD (-) Total Odds Ratio 
A. All Subject 
Coffee 40 26 66 40x36 / 
18x26 
No coffee 18 36 54 = 3,08 
Jumlah 58 62 120 
B. Smoking 
Coffee 22 15 37 22x20 / 6x15 
No coffee 6 20 26 = 4.89 
Jumlah 28 35 63 
C. No Smoking 
Coffee 18 11 29 18x16 / 
12x11 
No coffee 12 16 28 = 2,18 
Jumlah 30 27 57
Keuntungan dan Kerugian Stratifikasi 
Keuntungan 
Mudah dimengerti 
Fleksibel  sejumlah analisis berstrata  mana perancu, 
mana bukan 
Reversibel  setelah pengumpulan data 
Kerugian 
Jumlah variabel yang dapat dikontrol secara simultan terbatas 
Terlalu banyak strata: ada kelompok tanpa kasus/kontrol 
Strata terlalu luas tidak dapat mengontrol semua perancu (tidak 
menjamin) 
Misal: kebiasaan yang berubah seiring pertambahan usia
Metode Multivariat 
Model matematika yang menggambarkan asosiasi 
antar variabel untuk mengisolasi efek prediktor 
terhadap keluaran 
Dalam penelitian klinis, yang sering dipakai adalah 
regresi multipel dan regresi logistik 
Dapat diketahui asosiasi antara variabel dengan 
menyingkirkan variabel lain (variabel lain ‘dibuat’ 
sama/tetap)
Analisis multivariat 
Variabel bebas-1 
1 Variabel bebas-2 
Variabel tergantung 
Variabel bebas-3 
Variabel tergantung-1 
Variabel tergantung-2 
Variabel tergantung-3 
2 Variabel bebas
Keuntungan dan Kerugian Multivariat 
Keuntungan 
Mampu mengatur pengaruh banyak perancu secara simultan 
Penggunaan informasi dalam variabel kontinyu (tidak perlu 
dibagi dikotom) 
Fleksibel dan reversibel 
Kerugian 
Interpretasinya sering sulit 
Sulit digeneralisasi (tidak natural) 
Hasil sangat dipengaruhi pemilihan variabel 
Model tidak sesuai 
Kontrol perancu kurang (model perancu-keluaran tidak tepat) 
Estimasi efek inakurat (model prediktor-keluaran tidak tepat)
Conclusion 
Studi harus memiliki validitas internal dan eksternal: 
hasilnya harus baik benar dan mampu untuk 
ekstrapolasi populasi. 
Dengan melakukan cheklist sederhana terhadap 
bias (seleksi, informasi, dan confounding) maka ada 
kesempatan yang dapat membantu pembaca 
menguraikan laporan penelitian. 
Ketika sebuah asosiasi statistik muncul dalam 
penelitian, pedoman penilaian asosiasi dapat 
membantu pembaca memutuskan apakah hubungan 
tersebut bersifat palsu, tidak langsung, atau nyata.
Referensi 
Hulley BS, Cummings RS, Browber SW, Grady GD 
and Newman Bthomas. Designing Clinical Researh. 
3th Edition. 
http://sphweb.bumc.bu.edu 
http://moodle.yds.edu 
http://ocw.jhsph.edu 
http://medicine.ucsf.edu
Terimakasih

More Related Content

What's hot

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1HMRojali
 
Interpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologiInterpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologiAnggita Dewi
 
Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2HMRojali
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
 
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalMAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalNajMah Usman
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioNajMah Usman
 
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimentalDesy Rahayu
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1Okta Rostalia
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSutopo Patriajati
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &Ira Masykura
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)NajMah Usman
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS NajMah Usman
 

What's hot (20)

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Interpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologiInterpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologi
 
Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
 
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalMAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
 
Sampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampelSampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampel
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
 
Case control
Case controlCase control
Case control
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Uji statistik
Uji statistikUji statistik
Uji statistik
 
Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
 
Critical appraisal
Critical appraisalCritical appraisal
Critical appraisal
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
 

Viewers also liked

Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)NajMah Usman
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
Mind mapping penelitian
Mind mapping penelitianMind mapping penelitian
Mind mapping penelitianTeh Iis
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...Operator Warnet Vast Raha
 
Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)NajMah Usman
 
Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...
Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...
Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...Rizano Ahdiat R
 
Review tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasi
Review tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasiReview tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasi
Review tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasiDewi Arofah
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanAndi amalia'Elf
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANAditya Setyawan
 
Bias, confounding and fallacies in epidemiology
Bias, confounding and fallacies in epidemiologyBias, confounding and fallacies in epidemiology
Bias, confounding and fallacies in epidemiologyTauseef Jawaid
 

Viewers also liked (13)

Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Mind mapping penelitian
Mind mapping penelitianMind mapping penelitian
Mind mapping penelitian
 
Uji Klinik
Uji KlinikUji Klinik
Uji Klinik
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
 
Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)
 
Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...
Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...
Penelitian kuantitatif, kualitatif, kombinasi dan perbedaan penelitian kuanti...
 
Review tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasi
Review tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasiReview tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasi
Review tentang statistik untuk uji beda dan uji korelasi
 
Bias in health research
Bias in health researchBias in health research
Bias in health research
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
 
Bias, confounding and fallacies in epidemiology
Bias, confounding and fallacies in epidemiologyBias, confounding and fallacies in epidemiology
Bias, confounding and fallacies in epidemiology
 

Similar to OPTIMALKAN BIAS DAN CONFOUNDING

ukuran ukuran biasa dalam penelitian gizin
ukuran ukuran biasa dalam penelitian gizinukuran ukuran biasa dalam penelitian gizin
ukuran ukuran biasa dalam penelitian gizindadangherdiansyah
 
Bias dan counfonding tugas
Bias dan counfonding tugasBias dan counfonding tugas
Bias dan counfonding tugasanggiehasibuan2
 
88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-controlhomeworkping4
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01resi marta
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxadella22
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptxFebySWinarno1
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlkhofifahwidaningsih
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANfikri asyura
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiWiandhariEsaBBPKCilo
 
uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari
uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajariuji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari
uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajarisitifadhila18
 
Bab i metlit eva a
Bab i metlit eva aBab i metlit eva a
Bab i metlit eva aEvaArfi
 
Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...
Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...
Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...dasephidayah1
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfRuriAlca
 

Similar to OPTIMALKAN BIAS DAN CONFOUNDING (20)

ukuran ukuran biasa dalam penelitian gizin
ukuran ukuran biasa dalam penelitian gizinukuran ukuran biasa dalam penelitian gizin
ukuran ukuran biasa dalam penelitian gizin
 
Bias dan counfonding tugas
Bias dan counfonding tugasBias dan counfonding tugas
Bias dan counfonding tugas
 
88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptx
 
Penelitian prospektif
Penelitian prospektifPenelitian prospektif
Penelitian prospektif
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari
uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajariuji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari
uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari
 
Bias Penelitian
Bias PenelitianBias Penelitian
Bias Penelitian
 
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
 
Bab i metlit eva a
Bab i metlit eva aBab i metlit eva a
Bab i metlit eva a
 
Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...
Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...
Advanced Materi Erku 5 - Prof Bhisma Murti - Overview Systematic Review Meta-...
 
Desain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptxDesain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptx
 
CAT deskriptif studi.pptx
CAT deskriptif studi.pptxCAT deskriptif studi.pptx
CAT deskriptif studi.pptx
 
DO dn Variabel.pptx
DO dn Variabel.pptxDO dn Variabel.pptx
DO dn Variabel.pptx
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdf
 
Analisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatifAnalisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatif
 

Recently uploaded

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (11)

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

OPTIMALKAN BIAS DAN CONFOUNDING

  • 1. BIAS DAN CONFOUNDING UJI KLINIK Hotlina Nainggolan
  • 2. Jenis Error dalam Penelitian Systematic Error Kesalahan yang disebabkan peneliti dan/atau subjek penelitian, disengaja atau tidak, yang menyebabkan distorsi penaksiran parameter populasi sasaran Random Error Kesalahan yang disebabkan peran peluang, yang mengakibatkan ketidaktepatan penaksiran parameter populasi sasaran
  • 3. Errors Affecting Validity Consider: Chance (Random Error) Bias (Systematic Errors )  Selection bias  Information bias Confounding (Imbalance in Other Factors)
  • 4. Chance vs Bias Chance disebabkan “random error” (kesalahan random) Chance mengarah pada ketidaktepatan hasil Bias disebabkan oleh “systematic error”(kesalahan sistematis) Bias mengarah pada ketidakakuratan hasil
  • 5. What is Bias? Kesalahan sistematis yang mengakibatkan distorsi penaksiran parameter sasaran berdasarkan parameter sampel
  • 6. Karakteristik Bias Bias muncul pada desain dan pelaksanaan studi. Terjadi ketika menggunakan kriteria yang berbeda dalam prosedur seleksi subyek. Besar dan arahnya seringkali tidak dapat diperkirakan. Bias bisa dievaluasi tetapi tidak bisa diperbaiki pada tahap analisa. Bias sekali terjadi tidak dapat dikendalikan melainkan hanya dapat dicegah.
  • 7. Type of Bias Selection Bias sampel tidak representatif Information/misclasification Bias kesalahan dalam pengukuran paparan Confounding Bias distorsi atau penyimpangan hubungan antara paparan-penyakit oleh faktor lain (confounder/perancu)
  • 8. Source of Bias 1. Proses seleksi atau partisipasi subyek ( bias seleksi) 2. Proses pengumpulan data ( bias informasi) 3. Tercampurnya efek pajanan utama dengan efek faktor risiko eksternal lainnya ( kerancuan/ confounding)
  • 9. Selection Bias Kesalahan sistematik dalam pemilihan subyek, di mana pemilihan subyek menurut status penyakit dipengaruhi oleh status paparannnya (studi kasus-kontrol), atau pemilihan subyek menurut status paparan dipengaruhi oleh status penyakitnya (studi kohort retrospektif). Jenis: Bias Deteksi/Unmasking Bias Bias Berkson (Admission bias) Bias Non-responden Bias Insidensi-Prevalensi Neyman Bias Pekerja Sehat (Healthy worker bias)
  • 10. Jenis Bias Seleksi a. Bias Deteksi/Unmasking Bias bias yg disebabkan perbedaan intensitas surveilans dalam memilih kasus dan non-kasus sedemikian rupa sehingga peneliti cenderung lebih mudah mendeteksi kasus terpapar dan non-kasus tak terpapar menyebabkan overestimasi b. Bias Berkson (Admission bias) bias yang disebabkan perbedaan probabilitas antara kasus dan kontrol, dan perbedaan itu berhubungan dengan status paparan
  • 11. Jenis Bias Seleksi c. Bias Non-responden bias yang disebabkan penolakan responden untuk berpartisipasi, sehingga mempengaruhi tingkat partisipasi kasus dan kontrol, atau terpapar dan tidak terpapar d. Bias Insidensi-Prevalensi Neyman bias yang disebabkan penggunaan data prevalensi sebagai pengganti insidensi e. Bias Pekerja Sehat bias yang terjadi akibat dari penggunaan para pekerja sehat sebagai kelompok kasus atau kelompok terpapar di satu pihak, atau penggunaan populasi umum sebagai kelompok kontrol atau kelompok tidak terpapar di pihak lain.
  • 12. Avoiding Bias Selection Once it’s in the study, you can’t fix it. 1. Sedapat mungkin menggunakan data insiden 2. Pada studi kasus kontrol, pilihlah kontrol dari populasi asal yang aktual (actual base population) darimana kasus studi tersebut muncul 3. Pada studi kasus kontrol yang tidak berbasis pada populasi, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan lebih dari 1 jenis populasi kontrol 4. Terapkan kriteria kelayakan yang sama untuk memilih semua subyek studi.. 5. Usahakan agar semua subyek potensial menjalani prosedur diagnostik yang sama dan mendapat peluang deteksi dan pelaporan kasus yang sama. 6. Minimalkan non-respons atau non-partisipasi dan loss to follow-up. 7. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang riwayat pajanan, termasuk waktu dan alasan perubahan status pajanan. 8. Upayakan agar penyakit didiagnosis tanpa pengaruh dari pengetahuan tentang status pajanan (secara blind)
  • 13. Information/misclasification Bias Kesalahan sistematik dalam mengamati, memilih instrumen, mengukur, membuat klasifikasi, mencatat informasi, dan membuat interpretasi tentang paparan maupun penyakit. Jenis: Bias Mengingat kembali (Recall bias) Bias Pewawancara (Interviewer bias) Bias Follow-up (Loss to follow-up bias) Efek Hawthorne (Hawthorne effect bias)
  • 14. Jenis Bias Informasi a. Bias Recall bias yang terjadi karna perbedaan akurasi antara kasus dan kontrol dalam mengingat dan melaporkan paparan, atau perbedaan akurasi antara kelompok terpapar dan tidak terpapar dalam melaporkan peristiwa yang dialami b. Bias Pewawancara bias yang terjadi karna pewawancara mengumpulkan, mencatat dan menginterpretasikan informasi tentang paparan atau subyek penyakit secara berbeda antara kasus dan kontrol (dipengaruhi status paparan),atau berbeda antara terpapar dan tidak terpapar(dipengaruhi oleh status penyakit)
  • 15. Jenis Bias Informasi c. Bias Follow-up Follow Up bias dapat terjadi jika subjek menjalani langkah yang berbeda setelah muncul dugaan status penyakit d. Bias Efek Hawthorne Terjadi bila ada perubahan psikologi pada subjek penelitian karena menjadi partisipan penelitian, sehingga akan terjadi perubahan perilaku pada subjek
  • 16. Avoiding Bias Information 1. Berusaha menjamin obyektifitas dari peneliti dan subyek penelitian selama proses pengumpulan data. Untuk menjamin obyektifitas, maka beberapa pendekatan dapat dipakai, seperti penggunaan kriteria atau definisi penyakit dan pajanan yang ketat dan dibenarkan (justified), menggunakan pendekatan blinding ketika mengumpulkan informasi tentang pajanan dan/atau penyakit, menggunakan placebo dalam desain experimental, pendekatan restriksi dalam seleksi subyek 2. Berusaha menjamin dan memelihara tingkat kesahihan (measurement validity) dan kehandalan (reliability) dari instrumen/ tes studi
  • 17. Confounding Distorsi dalam menaksir pengaruh paparan terhadap penyakit, akibat tercampurnya pengaruh sebuah atau beberapa variabel luar. Suatu kondisi bias dalam mengestimasi efek paparan terhadap kejadian penyakit/masalah kesehatan, akibat perbandingan yang tidak seimbang antara kelompok exposed dan non exposed
  • 18. Confounder (Perancu) Confounder = Variabel Luar (Ketiga)
  • 19. Karakteristik Confounder Berhubungan dengan paparan/faktor resiko yang diteliti Berhubungan dengan penyakit/outcome Bukan merupakan konsekuensi dari paparan (tidak terletak diantara E & D/variabel antara)
  • 21. Mengontrol Confounding/Perancu Mengontrol Perancu Kerangka Teoritis yang Baik Kerangka Konsep yang Baik Hubungan antar Variabel Benar
  • 22. Avoiding counfounding Dengan desain (by design) Dengan analisis statistik (by statistical analysis) 1 2
  • 23. Mengontrol dengan desain Restriksi (membuang, dengan kriteria inklusi atau eksklusi) Matching (mencocokkan, menyamakan) 1 2 3 Randomisasi (pengacakan)
  • 24. Restriksi/Spesifikasi Tentukan nilai variabel perancu potensial  eksklusikan semua calon subjek dengan nilai berbeda Keuntungan Mudah Terfokus Kerugian Membatasi generalisasi Besar sampel sulit dipenuhi
  • 25. Macthing Pemasangan (matching) antara kasus dan kontrol dapat dilakukan. Dilakukan pada beberapa variabel yang berpotensi sebagai confounder, dengan tujuan mengurangi resiko confounding
  • 26. Keuntungan dan Kerugian Macthing Keuntungan: Mengeliminasi pengaruh perancu kuat (usia, jenis kelamin) Mengeliminasi pengaruh variabel perancu yang sulit diukur atau didefinisikan  faktor sosial kompleks, pajanan lingkunan multipel, keadaan saat masa kecil Dapat digunakan saat jumlah kasus terbatas (pajanan jarang atau keluaran jarang)  meningkatkan presisi karena keseimbangan jumlah kasus-kontrol Kekurangan: Sulit, mahal, makan waktu Ireversibel, rentan terhadap hilangnya data (hilang satu, mati dua) Faktor pasangan tidak dapat dianalisis Teknik analisis khusus pasangan Analisis sulit saat muncul faktor baru Overmatching
  • 27. Randomisasi Cara amat efektif untuk menghilangkan pengaruh confounding Confounding terbagi seimbang antara kelompok penelitian Berlaku juga bila confounding tidak diketahui sebelum penelitian dilakukan Syarat: Randomisasi dilakukan dengan benar Jumlah subjek cukup besar, misal > 100 per kelompok
  • 28. Keuntungan dan Kerugian Randomisasi Keuntungan Menghasilkan grup yang serupa, termasuk bagi variabel-variabel yang tidak diantisipasi, didefinisikan, ataupun diukur Bila setelah randomisasi terjadi pajanan variabel lain, asalkan probabilitas untuk kedua grup sama, maka tidak banyak berpengaruh Kerugian : Apabila jumlah di dalam setiap grup relatif kecil (di bawah 100), setiap grup dapat masih bervariasi akibat probabilitas/kemungkinan Keuntungan hanya apabila analisis bersifat manajemen/intention to treat, bukan eksplanatori
  • 29. Mengontrol confounding dengan analisis statistik Stratifikasi Analisis multivariat 1 2
  • 30. Stratifikasi Dipakai luas untuk mengontrol perancu Berdasarkan faktor yang dicurigai perancu Interaksi/modifikasi efek Asosiasi antara prediktor dan keluaran bervariasi pada berbagai tingkat faktor ketiga Effect modifier tidak perlu disingkirkan seperti perancu, namun perlu dielaborasi atau diperjelas maknanya
  • 31. Mengontrol confounding dengan analisis statistik CHD (+) CHD (-) Total Odds Ratio A. All Subject Coffee 40 26 66 40x36 / 18x26 No coffee 18 36 54 = 3,08 Jumlah 58 62 120 B. Smoking Coffee 22 15 37 22x20 / 6x15 No coffee 6 20 26 = 4.89 Jumlah 28 35 63 C. No Smoking Coffee 18 11 29 18x16 / 12x11 No coffee 12 16 28 = 2,18 Jumlah 30 27 57
  • 32. Keuntungan dan Kerugian Stratifikasi Keuntungan Mudah dimengerti Fleksibel  sejumlah analisis berstrata  mana perancu, mana bukan Reversibel  setelah pengumpulan data Kerugian Jumlah variabel yang dapat dikontrol secara simultan terbatas Terlalu banyak strata: ada kelompok tanpa kasus/kontrol Strata terlalu luas tidak dapat mengontrol semua perancu (tidak menjamin) Misal: kebiasaan yang berubah seiring pertambahan usia
  • 33. Metode Multivariat Model matematika yang menggambarkan asosiasi antar variabel untuk mengisolasi efek prediktor terhadap keluaran Dalam penelitian klinis, yang sering dipakai adalah regresi multipel dan regresi logistik Dapat diketahui asosiasi antara variabel dengan menyingkirkan variabel lain (variabel lain ‘dibuat’ sama/tetap)
  • 34. Analisis multivariat Variabel bebas-1 1 Variabel bebas-2 Variabel tergantung Variabel bebas-3 Variabel tergantung-1 Variabel tergantung-2 Variabel tergantung-3 2 Variabel bebas
  • 35. Keuntungan dan Kerugian Multivariat Keuntungan Mampu mengatur pengaruh banyak perancu secara simultan Penggunaan informasi dalam variabel kontinyu (tidak perlu dibagi dikotom) Fleksibel dan reversibel Kerugian Interpretasinya sering sulit Sulit digeneralisasi (tidak natural) Hasil sangat dipengaruhi pemilihan variabel Model tidak sesuai Kontrol perancu kurang (model perancu-keluaran tidak tepat) Estimasi efek inakurat (model prediktor-keluaran tidak tepat)
  • 36. Conclusion Studi harus memiliki validitas internal dan eksternal: hasilnya harus baik benar dan mampu untuk ekstrapolasi populasi. Dengan melakukan cheklist sederhana terhadap bias (seleksi, informasi, dan confounding) maka ada kesempatan yang dapat membantu pembaca menguraikan laporan penelitian. Ketika sebuah asosiasi statistik muncul dalam penelitian, pedoman penilaian asosiasi dapat membantu pembaca memutuskan apakah hubungan tersebut bersifat palsu, tidak langsung, atau nyata.
  • 37. Referensi Hulley BS, Cummings RS, Browber SW, Grady GD and Newman Bthomas. Designing Clinical Researh. 3th Edition. http://sphweb.bumc.bu.edu http://moodle.yds.edu http://ocw.jhsph.edu http://medicine.ucsf.edu