4. Pengertian Klinis
Arti dari klinis itu sendiri adalah
bermula dari kata “klinik” yang artinya
tempat berobat. Jadi dapat kita
simpulkan bahwa rehabilitasi klinis
merupakan memperbaiki atau
memulihkan keadaan seorang individu
yang mengalami kecacatan dalam dirinya
kembali ke keadaan semula agar
menjadi manusia yang utuh.
5. Pengertian KonselingRehabilitasi Klinis
Berdasarkan definisi tersebut,
konseling rehabilitasi klinis dapat
diartikan sebagai suatu bidang ilmu
yang mengkaji cara-cara membantu
penyandang cacat untuk mencapai
tujuan personal maupun sosial
psikologis vokasionalnya. Oleh karena
itu, seorang konselor rehabilitasi klinis
perlu memiliki pengetahuan yang luas
dan keterampilan khusus serta sikap
yang dibutuhkan untuk berkolaborasi
dalam hubungan prosfesional dengan
klien.
6. Peran dan Fungsi Konseling
Rehabilitasi Klinis
Konselor rehabilitasi klinis harus
mampu :
1. Mengkaji kebutuhan individu.
2. Mengembangkan program atau
rencana untuk memenuhi kebutuhan
yang ada.
3. Menyediakan atau merancang
pelayanan, yang mungkin meliputi
penempatan kerja dan pelayanan
tindak lanjut.
7. Masalah - Masalah yang Dapat
ditangani dengan Rehabilitasi Klinis
Penyalahgunaan
Intrapersonal
Penyalahgunaan
Interpersonal
15. Langkah – langkah dalam
Konseling Rehabilitasi Klinis
Interpersonal
Intrapersonal
16. Intrapersonal
• Substansi
Sebaiknya dilatih dalam bidang keahlian
mengatasi masalah (coping) seperti pembingkaian
ulang dan berhenti memikirkan hal tersebut, belajar
mengenali emosional dan menghindari lingkungan
yang cenderung menimbulkan impuls
• Cacat
Model biomedis , Model lingkungan dan
fungsional , Model sosiopolitik , Model konselor
sebaya
17. Interpersonal
• (anak) menghilangkan pengalaman yang membuat traumatik serta
melakukan penyesuaian yang memadahi
• (saudara) selain itu juga ada pendekatan konseling untuk menangani
penganiayaan antar saudara. Sebagian besar melibatkan partisipasi
langsung dari orang tua atau wali, anak-anak dan orang yang terlibat
disini, serta menekankan pentingnya memberikan pengawasan yang baik
untuk anak.
• (pasangan) yaitu terapi perkawinan, latihan managemen kemarahan,
terapi individual dan program pengendalian konflik.
18. Kasus
Ada seorang anak laki-laki berinisial AD berusia 5 tahun yang bersekolah di
sebuah sekolahan ternama didaerah X. Pada awalnya AD bersekolah
dengan riang, semangat dan energik. Tetapi pada saat sekitar 6 bulan
berlalu, dia berbicara kepada ibunya bahwa dia tidak mau lagi berangkat
kesekolah, dia terus saja merengek dan menangis seraya memohon
kepada ibunya agar tidak masuk kesekolah. Tetapi ibunya tetap
memaksakan si anak untuk tetap berangkat. Keesokan harinya, si anak
merengek lagi dan memberi tahu si ibu bahwa daerah anusnya terasa
sakit, dan ketika dibuat duduk tidak bisa. Sang ibu pun merasa kasihan
terhadap anaknya dan membawanya ke rumah sakit. Dokter menduga
bahwa ini adalah kasus pelecehan seksual yaitu berupa sodomi, sang
ibupun langsung shock. Setelah diperiksakan ibunya menanyakan kepada
anaknya apa yang terjadi padamu disekolahan? Dengan polosnya si anak
menceritakan bahwa dia disuruh oleh seorang guru perempuannya untuk
membuka celananya dan menungging lalu guru tersebut memasukkan
bulpoint kedalam anusnya serta si anak disuruh untuk meraba dada guru
tersebut. Semenjak kejadian ini, si anak mengalami trauma sehingga
perilakunya berubah menjadi lebih pendiam dan anti sosial.