SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Proses – Proses Kognitif
Kompleks
Husna Sholihah J71214041
Fifin Dwi Rahmawati J91214105
1. Pemahaman Konseptual
A. Pengertian Konsep
Konsep adalah kelompok objek – objek,
peristiwa, dan karakteristik berdasarkan
properti umum. Konsep membantu kita
untuk menyederhanakan, meringkas, dan
mengatur informasi.
Konsep membantu proses mengingat, sehingga lebih efesien.
Siswa membentuk konsep melalui pengalaman langsung dengan
benda – benda dan peristiwa dalam dunia mereka.
Misalnya, dalam bentuk konsep yang canggih mengenai “kartun”, anak
– anak mungkin awalnya mengalami acara TV kartun, kemudian
membaca komik, dan akhirnya melihat beberapa karikatur politik.
Siswa juga membentuk konsep melalui simbol, seperti rumus
matematika, grafik, dan gambar.
b. Pembentukan Konsep
1. Belajar Mengenai Fitur Konsep
Aspek penting dari pembentukan konsep adalah belajar
fitur penting, atribut, atau karakteristik dari konsep. Hal tersebut
mendefinisikan elemen konsep, dimensi yang membuatnya
berbeda dari konsep yang lain. Misalnya, contoh sebelumnya
tentang konsep “buku”, fitur penting termasuk lembar kertas,
yang terikat bersama sama di satu sisi, dan kata kata serta
gambar dicetak dalam beberapa urutan bermakna. Karakter lain
seperti ukuran, warna, dan panjang bukan fitur penting yang
menentukan konsep dari “buku”.
2. Mendefinisikan Konsep dan Memberikan Contoh
.Strategi ini terdiri atas empat langkah, sebagai berikut:
1. Tentukan Konsep. Selain mengidentifikasi fitur penting konsep
atau karakteristik, hubungkan ke konsep atasan, yang merupakan kelas
yang lebih besar ke konsep yang sesuai. Dengan demikian, dalam
menentukan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, kita mungkin ingin
menyebutkan kelas yang lebih besar ke konsep yang cocok; “Reptilia”.
2. Jelaskan istilah dalam definisi. Pastikan bahwa fitur atau karakteristik
utama dipahami dengan baik. Dengan demikian, dalam
menggambarkan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, menjadi
penting bagi siswa untuk mengetahui apakah reptilia itu biasanya
merupakan vertebrata bertelur dan memiliki sisik sebagai penutup
eksternal atau bertanduk, serta bernapas dengan paru-paru.
3. Berikan contoh untuk menggambarkan fitur atau karakteristik
penting. Berkenaan dengan dinosaurus, mungkin bisa menjadi contoh
dan deskripsi dari berbagai jenis dinosaurus, seperti Triceratops,
Apatosaurus, dan Stegosaurus. Konsep ini dapat di perjelas dengan
memberikan contoh reptilia lain, seperti ular, kadal, buaya dan kura-
kura.
4. Berikan contoh tambahan. Mintalah siswa mengkategorikan konsep,
menjelaskan kategori mereka, atau meminta mereka membuat contoh
konsep sendiri. Berikan contoh dinosaurus lainnya, seperti
Tyrannosaurus, Ornitholestes, dan Dimetrodon, atau meminta siswa
untuk menemukan lebih banyak contoh. Selain itu meminta mereka
memikirkan contoh selain dinosaurus, seperti anjing, kucing, ikan paus,
dll.
c. Kategorisasi Hierarki dan Peta Konsep
Pengkategorian ini penting karena konsep yang dikategorikan
membuat karakteristik dan fitur dari bagian kategori. Contohnya,
siswa dapat menyimpulkan bahwa Triceratops adalah reptilia,
bahkan saat tidak diberitahukan yang sebenarnya selama mereka
mengetahui bahwa dinosaurus adalah reptilia dan Triceratops
adalah dinosaurus.
Peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan
organisasi hierarki.
d. Pengujian Hipotesis
Siswa dapat mengambil manfaat dari praktik pengujian
hipotesis untuk menentukan yang termasuk konsep atau tidak.
Hipotesis adalah asumsi tertentu dan prediksi yang dapat diuji
untuk menentukan akurasi konsep. Salah satu cara untuk
mengembangkan hipotesis adalah berdasarkan aturan tentang
alasan mengapa beberapa benda disebut konsep dan yang
lainnya tidak.
e. Pencocokan Prototipe
Dalam pencocokan prototipe, individu memutuskan apakah
suatu hal adalah anggota kategori dengan membandingkannya dengan
hal yang paling khas dari kategori. Semakin mirip hal dengan prototipe,
semakin besar kemungkinan orang akan mengatakan hal tersebut
bagian dari kategori yang kurang mirip, maka semakin besar
kemungkinan orang akan menilai bahwa hal tersebut tidak termasuk
dalam kategori tersebut. Misalnya, Robin dipandang sebagai burung
yang lebih khas daripada burung unta atau pinguin. Jadi, anggota
kategori dapat bervariasi, tetapi masih berkualitas sesuai kategori
tersebut.
2. Proses Berpikir
Berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam
memori. Kita berpikir untuk membentuk konsep, alasan, berpikir
kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan
masalah. Mereka dapat berpikir tentang masa lalu, seperti
peristiwa yang terjadi di bulan lalu, atau tentang masa depan,
seperti hidup mereka di tahun 2020.
Penalaran
Penalaran adalah pemikiran logis yang meggunakan
induksi dan deduksi untuk mencapai kesimpulan.
Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah berpikir reflektif, produktif, dan mengevalusasi
bukti. Hal yang dapat membuat kita kritis adalah kesadaran. Kesadaran
berarti lebih waspada, hadir secara mental, dan kognitif fleksibel saat
melalui kegiatan dan tugas hidup sehari-hari. Siswa yang sadar akan
mempertahankan kesadaran aktif pada keadaan hidup mereka. Siswa
dengan kesadaran adalah siswa yang menciptakan ide-ide baru,
terbuka terhadap informasi baru, dan sadar lebih dari satu perspektif.
Berpikir Kritis di Sekolah
Beberapa adalah cara guru agar membentuk pemikiran kritis dalam
rencana pelaharan secara sadar:
1. Menanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga ‘bagaimana” dan
“mengapa”.
2. Periksalah yang seharusnya “fakta” untuk menentukan apakah ada bukti
untuk mendukung mereka.
3. Berdebat dengan cara yang masuk akal daripada emosi.
4. Mengakui bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau
penjelasan yang baik.
5. Ajukan pertanyaan dan berspekulasi melalui apa yang sudah kita ketahui
untuk menciptakan ide-ide dan informasi baru.
Berpikir Kritis pada Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam
perkembangan berpikir kritis. Beberapa perubahan kognitif terjadi selama
masa remaja memungkinkan peningkatan berpikir kritis, termasuk tentang
berikut:
1. Peningkatan kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pengolahan informasi,
yang membebaskan sumber daya kognitif untuk tujuan.
2. Pengetahuan lainnya dalam berbagai domain.
3. Kemampuan meningkat untuk membentuk kombinasi pengetahuan baru.
4. Rentang yang lebih besar dan penggunaan strategi atau prosedur lebih
spontan seperti perencanaan, mempertimbangkan alternatif, dan
pemantauan kognitif.
Berpikir Kritis dan Teknologi
Jonassen membedakan beberapa kategori alat pikiran, sebagai
berikut:
1. Alat organisasi semantik, seperti pusat data dan alat pemetaan
konsep, membantu siswa mengatur, menganalisis, dan
menvisualisasikan informasi yang dipelajari.
2. Alat pemodelan dinamis, membantu siswa mengeksplorasi
hubungan antara konsep-konsep.
3. Alat interpretasi informasi, membantu pelajar mengakses atau
menginterpretasi informasi, termasuk visualisasi dan alat-alat
konstruksi pengetahuan.
Pengambilan Keputusan
a. Bias dan Kelemahan dalam Pengambilan Keputusan
Dalam banyak kasus, strategi pengambilan keputusan kita beradaptasi dengan baik
untuk menangani beberapa masalah. Tetapi kita cenderung kekurangan tertentu dalam
pemikiran. Kelemahan umum melibatkan bias konfirmasi, ketekunan kepercayaan, bias
terlalu percaya diri, dan bias masa lalu.
1. Bias Konfrimasi. Salah satu prasangka adalah bias konfirmasi, cenderung mencari dan
menggunakan informasi yang mendukung ide-ide kita bukan membantahnya.
2. Ketekunan Kepercayaan. Terkait erat dengan perasangka konfirmasi, ketekunan
kepercayaan adalah kecenderungan untuk berpegang pada keyakinan dalam menghadapi
bukti yang bertentangan.
3. Bias Terlalu Percaya Diri. Kecenderungan dalam memiliki kepercayaan diri yang
berlebihan dalam penilaian dan keputusan daripada yang seharusnya , berdasarkan
probabilitas atau pengalaman masa lalu.
4. Bias Masa Lalu. Kecenderungan untuk melaporkan secara salah, setelah fakta, bahwa
kita secara akurat memprediksi kejadian.
Pengambilan Keputusan di Masa Remaja
Kebanyakan orang membuat keputusan yang lebih baik saat
mereka tenang daripada dalam keadaan emosional, terutama pada
remaja. Dengan demikian, remaja dapat membuat keputusan yang
bijaksana saat tenang, dapat membuat keputusan tidak bijaksana saat
dalam keadaan emosional.
3. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah menemukan cara
yang tepat untuk mencapai tujuan. Dalam psikologi,
pemecahan masalah mengacu pada keadaan
keinginan untuk mencapai tujuan yang pasti dari
kondisi saat ini.
Langkah – langkah dalam Pemecahan
Masalah
a. Carilah dan Bingkai Masalah.
b. Mengembangkan Strategi Pemecahan Masalah yang Baik.
c. Evaluasi Solusi.
d. Pemikiran dan Definisi Masalah dan Solusi dari Waktu ke Waktu.
Hambatan untuk Memecahkan Masalah
a. Fiksasi. Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal
untuk melihat masalah dari perspektif baru yang segar.
b. Kurangnya Motivasi atau Kegigihan.
c. Pengendalian Emosional yang Memadai.
Perubahan Perkembangan
Anak – anak memiliki beberapa kelemahan yang mencegah
mereka dalam memecahkan banyak masalah secara efektif. Hal yang
utama adalah kurangnya perencanaan, yang meningkat selama
bertahun-tahun pada sekolah dasar dan menengah.
Permasalahan yang harus dipecahkan oleh anak-anak dan
remaja, sering lebih kompleks daripada yang dihadapi oleh anak – anak
yang lebih muda, dan memecahkan masalah secara akurat ini biasanya
membutuhkan akumulasi pengetahuan.
Pembelajaran Berbasis Masalah
Aliran umum pembelajaran bebasis masalah terdiri dari lima tahap; 1.
Mengorietasikan siswa untuk masalah ini, 2. Mengatur siswa untuk
belajar, 3. Membantu penyelidikan independen dan kelompok, 4.
Mengembangkan dan menyajikan artefak dan pameran, 5.
Menganalisis dan mengevaluasi kerja.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja secara nyata,
masalah yang berarti dan menciptakan produk nyata. Pembelajaran
berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah, kadang-kadang
diperlakukan sebagai sinonim. Tetapi, sementara masih menekankan
proses belajar secara konstruktivis, pembelajaran berbasis proyek
memberikan ekstra perhatian terhadap produk akhir dari pembelajaran
berbasis masalah.
Lingkungan belajar berbasis proyek yang ditandai dengan lima
fitur utama, yakni:
1. Pertanyaan yang mengarahkan.
2. Autentik, letak penyelidikan.
3. Kolaborasi.
4. Suatu sistem.
5. Produk akhir.
Berpikir
kreatif
BERPIKIR
Proses mental yang dapat
menghasilkan pengetahuan
yang diperoleh melalui
indera dan dilakukan untuk
mencapai kebenaran
KREATIVITAS
Aktivitas kognitif yang
menghasilkan sesuatu
atau hal baru untuk
menghadapi suatu
masalah
Transfer belajar
Pemindahan keterampilan / pengetahuan yang telah
diperoleh seorang individu dalam suatu situasi ke situasi
yang lain.
Menurut Thorndike
Transfer positif
Jika ada kesamaan unsur antara
materi yang lama dengan yang baru.
Seperti seseorang yang bisa mengendarai
sepeda maka ia akan lebih mudah ketika belajar sepeda motor.
Seperti halnya orang yang
sudah terbiasa mengetik
dengan 2 jari lalu mengetik
dengan 10 jari maka ia akan
mengalami kesukaran lebih
dari pada orang yang baru
belajar mengetik
.
Transfer negatif
Jika pengetahuan yang
dimiliki menjadi
penghambat pembelajaran
yang baru.
Teori-teori transfer belajar
Teori Disiplin Formal
Terjadi bila daya mengingat, daya pikir dsb diperkuat dengan latihan-latihan secara terus
menerus.
Teori Elemen Identik
Williams James dan Thorndike menolak dan beranggapan bahwa daya ingat tidak dapat diperkuat
melalui latihan, pelajaran bahasa latin (asing) tidak bisa menaikkan IQ, ilmu dalam bidang
tertentu.
Teori Generalisasi
Charles Judd, bahwa transfer terjadi jika situasi yang baru sama dengan situasi lama yang memiliki
kesamaan pola, prinsip dan struktur.
Menurut Gagne (Education psycologist ), transfer dalam belajar ada 4 :
Positif
Negatif
Vertikal
Lateral
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya transfer
Sikap
Sistem
penyampaian
guru
Materi
pelajaran
Intelegensi

More Related Content

What's hot

Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranCognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranSMAN 1 Cisarua
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Teori bandura : teori pembelajaran
Teori bandura : teori pembelajaranTeori bandura : teori pembelajaran
Teori bandura : teori pembelajaranNuurrochmah
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikeHilmawanAan
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalFaiz Sujudi
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakAn Rachma
 
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi AudioPemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audiosiska sri asali
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert BanduraAlbert Aris
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Istna Zakia Iriana
 
Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltnindypratiwi
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Hariyatunnisa Ahmad
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerelmakrufi
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 

What's hot (20)

Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranCognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Teori bandura : teori pembelajaran
Teori bandura : teori pembelajaranTeori bandura : teori pembelajaran
Teori bandura : teori pembelajaran
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksional
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
 
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi AudioPemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert Bandura
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
 
Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestalt
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinner
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Teori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinnerTeori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinner
 

Viewers also liked

TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURALTEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURALHusna Sholihah
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranDedi Yulianto
 
TEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUALTEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUALHusna Sholihah
 
Variasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didikVariasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didikFAS DC
 
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)guest45be8c
 
Psi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang SiswantiPsi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang SiswantiEndang20
 
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)billy saragih
 
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertamaPsikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertamaAsep Egok
 
Teori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLERTeori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLERWany Hardy
 
Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autisPengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autisTiya Widiyanti
 
Cognitive process
Cognitive processCognitive process
Cognitive processHome Alone
 
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area MateriPembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area MateriAas Firdausy
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismesahronzulkepli
 
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1dunia-AUD
 
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010Egar Fatmala
 

Viewers also liked (20)

Tugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaranTugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaran
 
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURALTEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
 
TEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUALTEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUAL
 
Variasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didikVariasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didik
 
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
 
Psi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang SiswantiPsi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang Siswanti
 
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
 
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertamaPsikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
 
Teori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLERTeori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLER
 
Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)
 
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autisPengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
 
Ppt brunner revisi
Ppt brunner revisiPpt brunner revisi
Ppt brunner revisi
 
Cognitive process
Cognitive processCognitive process
Cognitive process
 
Psi. kognitif
Psi. kognitifPsi. kognitif
Psi. kognitif
 
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area MateriPembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme
 
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
 
Ppt tugas pak agung (055)
Ppt tugas pak agung (055)Ppt tugas pak agung (055)
Ppt tugas pak agung (055)
 
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
 

Similar to OPTIMALKAN PROSES KOGNITIF

Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnalwandary
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsarif widyatma
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksAisyah Turidho
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANzenyusup
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajarazmah fikriyah
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisNur Arifaizal Basri
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxAyu Imtyas Rusdiansyah
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiIkak Waysta
 
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantarDwimaghfiro
 
Komponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppKomponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppbaringintinjak
 

Similar to OPTIMALKAN PROSES KOGNITIF (20)

Pb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pmPb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pm
 
Pb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pmPb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pm
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnal
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
 
KBAT
KBATKBAT
KBAT
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
 
Hbml4303
Hbml4303Hbml4303
Hbml4303
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajar
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
Ppt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologiPpt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologi
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasi
 
Lkt paudni materi
Lkt paudni materiLkt paudni materi
Lkt paudni materi
 
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
 
hots.pdf
hots.pdfhots.pdf
hots.pdf
 
Komponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppKomponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi pp
 

More from Husna Sholihah

JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONJOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONHusna Sholihah
 
TEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIANTEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIANHusna Sholihah
 
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVSEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVHusna Sholihah
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISHusna Sholihah
 
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINISLANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINISHusna Sholihah
 
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARANTEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARANHusna Sholihah
 
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIKPENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIKHusna Sholihah
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIHusna Sholihah
 
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR IPENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR IHusna Sholihah
 
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOGKEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOGHusna Sholihah
 
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOGSYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOGHusna Sholihah
 
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIHusna Sholihah
 
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAKLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAHusna Sholihah
 
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGISRELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGISHusna Sholihah
 
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIKMETODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIKHusna Sholihah
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASHusna Sholihah
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASHusna Sholihah
 

More from Husna Sholihah (20)

JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONJOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
 
PERFORMANCE APPRAISAL
PERFORMANCE APPRAISALPERFORMANCE APPRAISAL
PERFORMANCE APPRAISAL
 
TEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIANTEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIAN
 
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVSEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINISLANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
 
PENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELASPENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELAS
 
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARANTEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIKPENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
 
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR IPENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
 
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOGKEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
 
KODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGIKODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGI
 
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOGSYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
 
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
 
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAKLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
 
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGISRELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
 
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIKMETODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITAS
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITAS
 

Recently uploaded

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 

Recently uploaded (20)

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 

OPTIMALKAN PROSES KOGNITIF

  • 1. Proses – Proses Kognitif Kompleks Husna Sholihah J71214041 Fifin Dwi Rahmawati J91214105
  • 2. 1. Pemahaman Konseptual A. Pengertian Konsep Konsep adalah kelompok objek – objek, peristiwa, dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep membantu kita untuk menyederhanakan, meringkas, dan mengatur informasi.
  • 3.
  • 4. Konsep membantu proses mengingat, sehingga lebih efesien.
  • 5. Siswa membentuk konsep melalui pengalaman langsung dengan benda – benda dan peristiwa dalam dunia mereka. Misalnya, dalam bentuk konsep yang canggih mengenai “kartun”, anak – anak mungkin awalnya mengalami acara TV kartun, kemudian membaca komik, dan akhirnya melihat beberapa karikatur politik. Siswa juga membentuk konsep melalui simbol, seperti rumus matematika, grafik, dan gambar.
  • 6. b. Pembentukan Konsep 1. Belajar Mengenai Fitur Konsep Aspek penting dari pembentukan konsep adalah belajar fitur penting, atribut, atau karakteristik dari konsep. Hal tersebut mendefinisikan elemen konsep, dimensi yang membuatnya berbeda dari konsep yang lain. Misalnya, contoh sebelumnya tentang konsep “buku”, fitur penting termasuk lembar kertas, yang terikat bersama sama di satu sisi, dan kata kata serta gambar dicetak dalam beberapa urutan bermakna. Karakter lain seperti ukuran, warna, dan panjang bukan fitur penting yang menentukan konsep dari “buku”.
  • 7. 2. Mendefinisikan Konsep dan Memberikan Contoh .Strategi ini terdiri atas empat langkah, sebagai berikut: 1. Tentukan Konsep. Selain mengidentifikasi fitur penting konsep atau karakteristik, hubungkan ke konsep atasan, yang merupakan kelas yang lebih besar ke konsep yang sesuai. Dengan demikian, dalam menentukan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, kita mungkin ingin menyebutkan kelas yang lebih besar ke konsep yang cocok; “Reptilia”.
  • 8. 2. Jelaskan istilah dalam definisi. Pastikan bahwa fitur atau karakteristik utama dipahami dengan baik. Dengan demikian, dalam menggambarkan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, menjadi penting bagi siswa untuk mengetahui apakah reptilia itu biasanya merupakan vertebrata bertelur dan memiliki sisik sebagai penutup eksternal atau bertanduk, serta bernapas dengan paru-paru.
  • 9. 3. Berikan contoh untuk menggambarkan fitur atau karakteristik penting. Berkenaan dengan dinosaurus, mungkin bisa menjadi contoh dan deskripsi dari berbagai jenis dinosaurus, seperti Triceratops, Apatosaurus, dan Stegosaurus. Konsep ini dapat di perjelas dengan memberikan contoh reptilia lain, seperti ular, kadal, buaya dan kura- kura.
  • 10. 4. Berikan contoh tambahan. Mintalah siswa mengkategorikan konsep, menjelaskan kategori mereka, atau meminta mereka membuat contoh konsep sendiri. Berikan contoh dinosaurus lainnya, seperti Tyrannosaurus, Ornitholestes, dan Dimetrodon, atau meminta siswa untuk menemukan lebih banyak contoh. Selain itu meminta mereka memikirkan contoh selain dinosaurus, seperti anjing, kucing, ikan paus, dll.
  • 11. c. Kategorisasi Hierarki dan Peta Konsep Pengkategorian ini penting karena konsep yang dikategorikan membuat karakteristik dan fitur dari bagian kategori. Contohnya, siswa dapat menyimpulkan bahwa Triceratops adalah reptilia, bahkan saat tidak diberitahukan yang sebenarnya selama mereka mengetahui bahwa dinosaurus adalah reptilia dan Triceratops adalah dinosaurus. Peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hierarki.
  • 12. d. Pengujian Hipotesis Siswa dapat mengambil manfaat dari praktik pengujian hipotesis untuk menentukan yang termasuk konsep atau tidak. Hipotesis adalah asumsi tertentu dan prediksi yang dapat diuji untuk menentukan akurasi konsep. Salah satu cara untuk mengembangkan hipotesis adalah berdasarkan aturan tentang alasan mengapa beberapa benda disebut konsep dan yang lainnya tidak.
  • 13. e. Pencocokan Prototipe Dalam pencocokan prototipe, individu memutuskan apakah suatu hal adalah anggota kategori dengan membandingkannya dengan hal yang paling khas dari kategori. Semakin mirip hal dengan prototipe, semakin besar kemungkinan orang akan mengatakan hal tersebut bagian dari kategori yang kurang mirip, maka semakin besar kemungkinan orang akan menilai bahwa hal tersebut tidak termasuk dalam kategori tersebut. Misalnya, Robin dipandang sebagai burung yang lebih khas daripada burung unta atau pinguin. Jadi, anggota kategori dapat bervariasi, tetapi masih berkualitas sesuai kategori tersebut.
  • 14. 2. Proses Berpikir Berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam memori. Kita berpikir untuk membentuk konsep, alasan, berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Mereka dapat berpikir tentang masa lalu, seperti peristiwa yang terjadi di bulan lalu, atau tentang masa depan, seperti hidup mereka di tahun 2020.
  • 15. Penalaran Penalaran adalah pemikiran logis yang meggunakan induksi dan deduksi untuk mencapai kesimpulan.
  • 16. Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah berpikir reflektif, produktif, dan mengevalusasi bukti. Hal yang dapat membuat kita kritis adalah kesadaran. Kesadaran berarti lebih waspada, hadir secara mental, dan kognitif fleksibel saat melalui kegiatan dan tugas hidup sehari-hari. Siswa yang sadar akan mempertahankan kesadaran aktif pada keadaan hidup mereka. Siswa dengan kesadaran adalah siswa yang menciptakan ide-ide baru, terbuka terhadap informasi baru, dan sadar lebih dari satu perspektif.
  • 17. Berpikir Kritis di Sekolah Beberapa adalah cara guru agar membentuk pemikiran kritis dalam rencana pelaharan secara sadar: 1. Menanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga ‘bagaimana” dan “mengapa”. 2. Periksalah yang seharusnya “fakta” untuk menentukan apakah ada bukti untuk mendukung mereka. 3. Berdebat dengan cara yang masuk akal daripada emosi. 4. Mengakui bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik. 5. Ajukan pertanyaan dan berspekulasi melalui apa yang sudah kita ketahui untuk menciptakan ide-ide dan informasi baru.
  • 18. Berpikir Kritis pada Masa Remaja Masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis. Beberapa perubahan kognitif terjadi selama masa remaja memungkinkan peningkatan berpikir kritis, termasuk tentang berikut: 1. Peningkatan kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pengolahan informasi, yang membebaskan sumber daya kognitif untuk tujuan. 2. Pengetahuan lainnya dalam berbagai domain. 3. Kemampuan meningkat untuk membentuk kombinasi pengetahuan baru. 4. Rentang yang lebih besar dan penggunaan strategi atau prosedur lebih spontan seperti perencanaan, mempertimbangkan alternatif, dan pemantauan kognitif.
  • 19. Berpikir Kritis dan Teknologi Jonassen membedakan beberapa kategori alat pikiran, sebagai berikut: 1. Alat organisasi semantik, seperti pusat data dan alat pemetaan konsep, membantu siswa mengatur, menganalisis, dan menvisualisasikan informasi yang dipelajari. 2. Alat pemodelan dinamis, membantu siswa mengeksplorasi hubungan antara konsep-konsep. 3. Alat interpretasi informasi, membantu pelajar mengakses atau menginterpretasi informasi, termasuk visualisasi dan alat-alat konstruksi pengetahuan.
  • 20. Pengambilan Keputusan a. Bias dan Kelemahan dalam Pengambilan Keputusan Dalam banyak kasus, strategi pengambilan keputusan kita beradaptasi dengan baik untuk menangani beberapa masalah. Tetapi kita cenderung kekurangan tertentu dalam pemikiran. Kelemahan umum melibatkan bias konfirmasi, ketekunan kepercayaan, bias terlalu percaya diri, dan bias masa lalu. 1. Bias Konfrimasi. Salah satu prasangka adalah bias konfirmasi, cenderung mencari dan menggunakan informasi yang mendukung ide-ide kita bukan membantahnya. 2. Ketekunan Kepercayaan. Terkait erat dengan perasangka konfirmasi, ketekunan kepercayaan adalah kecenderungan untuk berpegang pada keyakinan dalam menghadapi bukti yang bertentangan. 3. Bias Terlalu Percaya Diri. Kecenderungan dalam memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dalam penilaian dan keputusan daripada yang seharusnya , berdasarkan probabilitas atau pengalaman masa lalu. 4. Bias Masa Lalu. Kecenderungan untuk melaporkan secara salah, setelah fakta, bahwa kita secara akurat memprediksi kejadian.
  • 21. Pengambilan Keputusan di Masa Remaja Kebanyakan orang membuat keputusan yang lebih baik saat mereka tenang daripada dalam keadaan emosional, terutama pada remaja. Dengan demikian, remaja dapat membuat keputusan yang bijaksana saat tenang, dapat membuat keputusan tidak bijaksana saat dalam keadaan emosional.
  • 22. 3. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan. Dalam psikologi, pemecahan masalah mengacu pada keadaan keinginan untuk mencapai tujuan yang pasti dari kondisi saat ini.
  • 23. Langkah – langkah dalam Pemecahan Masalah a. Carilah dan Bingkai Masalah. b. Mengembangkan Strategi Pemecahan Masalah yang Baik. c. Evaluasi Solusi. d. Pemikiran dan Definisi Masalah dan Solusi dari Waktu ke Waktu.
  • 24. Hambatan untuk Memecahkan Masalah a. Fiksasi. Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal untuk melihat masalah dari perspektif baru yang segar. b. Kurangnya Motivasi atau Kegigihan. c. Pengendalian Emosional yang Memadai.
  • 25. Perubahan Perkembangan Anak – anak memiliki beberapa kelemahan yang mencegah mereka dalam memecahkan banyak masalah secara efektif. Hal yang utama adalah kurangnya perencanaan, yang meningkat selama bertahun-tahun pada sekolah dasar dan menengah. Permasalahan yang harus dipecahkan oleh anak-anak dan remaja, sering lebih kompleks daripada yang dihadapi oleh anak – anak yang lebih muda, dan memecahkan masalah secara akurat ini biasanya membutuhkan akumulasi pengetahuan.
  • 26. Pembelajaran Berbasis Masalah Aliran umum pembelajaran bebasis masalah terdiri dari lima tahap; 1. Mengorietasikan siswa untuk masalah ini, 2. Mengatur siswa untuk belajar, 3. Membantu penyelidikan independen dan kelompok, 4. Mengembangkan dan menyajikan artefak dan pameran, 5. Menganalisis dan mengevaluasi kerja.
  • 27. Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja secara nyata, masalah yang berarti dan menciptakan produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah, kadang-kadang diperlakukan sebagai sinonim. Tetapi, sementara masih menekankan proses belajar secara konstruktivis, pembelajaran berbasis proyek memberikan ekstra perhatian terhadap produk akhir dari pembelajaran berbasis masalah.
  • 28. Lingkungan belajar berbasis proyek yang ditandai dengan lima fitur utama, yakni: 1. Pertanyaan yang mengarahkan. 2. Autentik, letak penyelidikan. 3. Kolaborasi. 4. Suatu sistem. 5. Produk akhir.
  • 29. Berpikir kreatif BERPIKIR Proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan yang diperoleh melalui indera dan dilakukan untuk mencapai kebenaran KREATIVITAS Aktivitas kognitif yang menghasilkan sesuatu atau hal baru untuk menghadapi suatu masalah
  • 30. Transfer belajar Pemindahan keterampilan / pengetahuan yang telah diperoleh seorang individu dalam suatu situasi ke situasi yang lain.
  • 31. Menurut Thorndike Transfer positif Jika ada kesamaan unsur antara materi yang lama dengan yang baru. Seperti seseorang yang bisa mengendarai sepeda maka ia akan lebih mudah ketika belajar sepeda motor.
  • 32. Seperti halnya orang yang sudah terbiasa mengetik dengan 2 jari lalu mengetik dengan 10 jari maka ia akan mengalami kesukaran lebih dari pada orang yang baru belajar mengetik . Transfer negatif Jika pengetahuan yang dimiliki menjadi penghambat pembelajaran yang baru.
  • 33. Teori-teori transfer belajar Teori Disiplin Formal Terjadi bila daya mengingat, daya pikir dsb diperkuat dengan latihan-latihan secara terus menerus. Teori Elemen Identik Williams James dan Thorndike menolak dan beranggapan bahwa daya ingat tidak dapat diperkuat melalui latihan, pelajaran bahasa latin (asing) tidak bisa menaikkan IQ, ilmu dalam bidang tertentu. Teori Generalisasi Charles Judd, bahwa transfer terjadi jika situasi yang baru sama dengan situasi lama yang memiliki kesamaan pola, prinsip dan struktur.
  • 34. Menurut Gagne (Education psycologist ), transfer dalam belajar ada 4 : Positif Negatif Vertikal Lateral
  • 35. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya transfer Sikap Sistem penyampaian guru Materi pelajaran Intelegensi