SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
makalah semantik tentang makna dan masalahnya 
BAB 1 
LATAR BELAKANG 
Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang berada pada tataran makna. 
Verhaar, dalam Pateda (2010:7) mengatakan bahwa semantik adalah teori makna atau teori arti ( 
Inggris semantics kata sifatnya semantic yang dalam Bahasa Indonesia dipadankan dengan kata 
semantik sebagai nomina dan semantis sebagai ajektiva). Kata semantik disepakati sebagai 
istilah yang digunakan untuk bidang linguistik ynag mempelajari hubungan antara tanda-tanda 
linguistik dengan hal-hal yang ditandainya, (Chaer, 1995 :2). Dalam mata kuliah semantik ini 
beberapa ruang lingkup yang akan dibahas adalah berbagai masalah makna dalam linguistik. 
Salah satunya adalah pembahasan mengenai makna dan masalahnya. 
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian makna, informasi, maksud, tanda, 
lambang, konsep dan definisi, serta beberapa kaidah umum dalam studi semantik. Dengan 
demikian diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang perbedaan makna, informasi dan 
maksud, serta dapat menambah pengetahuan para pembaca mengenai studi semantik. 
BAB 2 
PEMBAHASAN
Objek studi semantik adalah makna, atau dengan lebih tepat makna yang terdapat dalam 
satuan-satuan ujaran seperti kata, frase, klausa, dan kalimat. Persoalan makna memang sangat 
sulit dan ruwet, walaupun makna ini adalah persoalan bahasa, tetapi keterkaiatan dan 
keterkaitannya dengan segala segi kehidupan manusia sangat erat. (Chaer : 27 , 1995) 
Alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali, bahasa muncul dan diperlukan dalam 
segala kegiatan seperti pendidikan, perdagangan, keagamaan, politik, militer dan sebagainya. 
Bahasa telah mempermudah dan memperlancar semua kegiatan dengan baik, dan bahasa mampu 
mentransfer, keinginan, gagasan kehendak dan emosi dari seorang manusia kepada manuisa 
lainnya. Bahasa yang wujudnya berupa bunyi-bunyi ujar dalam suatu pola bersistem tidak lain 
dari pada lambang-lambang konsep dan gagasan yang dipahami dan disepakati bersama oleh 
para anggota penuturnya. 
Persoalan dan hambatan itu lebih banyak terjadi sebagai akibat dari kemampuan 
berbahasa dan bermalas penuturnya yang kurang, sehingga seringkali mereka tidak bisa 
membedakan apa yang disebut informasi dan maksud. (Chaer,1995:28) 
1. Pengertian Makna 
Agar dapat memahami makna atau arti kita perlu melihat kembali pada teori yang 
dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur yaitu : 
1) Yang diartikan (Perncis : signife, Inggris, Signified) 
2) Yang mengartikan (Perancis, signifiant, inggris, signifier) 
Tidak lain darinya konsep atau makan dari suatu tanda bunyi. Sedangkan yang 
mengartikan itu adalah tidak lain dari bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem- fonem bahasa 
yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur
makna. Kedua unsur ini adalah unsur dari bahasa (intralingual), yang biasanya merujuk atau 
mengacu kepada sesuatu relefan yang merupakan unsur luar biasa (exstalingual). 
Sebuah tanda linguistik dapat juga berwujud sebuah gabungan kata (yang dalam dunia 
pengajaran dikenal dengan nama kata majemuk). Misalnya meja hijau yang bermakna 
pengadilan, sampul surat yang bermakna amplop, dan mata sapi yang berarti telor yang digoreng 
tanpa dihancurkan. 
Pada bidang semantik istilah yang bisa digunakan untuk tanda linguistik itu adalah 
leksem, yang lazim didefinisikan sebagai kata atau frase yang merupakan satuan makna. 
Sedangkan istilah yang lazim didefinisikan sebagai satuan bahasa yang berdiri sendiri dan dapat 
terjadi dari fonem tunggal atau gabungan morfem adalah istilah dalam bidang gramatik. 
Makna atau konsep bersifat umum, sedangkan sesuatu yang dirujuk yang berada diluar 
dunia bahasa, bersifat tertentu. Hubungan kata dengan maknanya, seperti yang suah disebutkan 
pada bab terdahulu memang bersifat arbiter artinya tidak ada hubungan wajib antara deretan 
fonem pembentuk kata itu dengan maknanya. Namun hubungannya bersifat konvensional, 
artinya disepakati oleh setiap anggota masyarakat atau suatu bahasa untuk mematuhi hubungan 
itu. Sebab kalau tidak berkomunikasi verbal yang dilakukan akan mendapat hambatan. Oleh 
karena itu dapat dikatakan, secara sinkronis hubungan kata dengan maknanya tidak akan 
berubah. 
Secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah sesuai dimana perkembangan b udaya 
dan masyarakat yang bersangkutan.Jadi, referen sebuah kata adalah tetap, tidak berubah adanya 
kesan tidak tetap atau berubah itu adalah karena digunakannya kata itu secara metaforis. 
2. Informasi
Diatas sudah disebutkan bahwa makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih tepat 
sebagai gejala dalan ujaran. (Utterance- internal-phenomena). Ada prinsip umum dalam semantik 
yang menyatakan bahwa kalau bentuk (maksudnya bentuk kata atau leksem). Sampai saat ini 
banyak orang, termasuk banyak linguis, yang mengatakan bahwa kata ayah sama maknanya 
dengan bola ditendang Dika, sebab keduanya memberi pengertian, keterangan atau informasi 
yang sama. Mereka mengacukan pengertian tentang makna dengan pengertian informasi. Gejala 
dalam ujaran (Utterance- internal-phenomena). Tetapi dalam frase Bapak Presiden yang 
terhormat tidak dapat diganti menjadi Ayah Presiden yang terhormat. Keduanya memberikan 
informasi yang sama, yaitu “Dika menendang bola” tetapi maknanya jelas tidak sama. Kalimat 
Dika menendang bola mengandung makna aktif, sedangkan kalimat bola ditendang Dika 
mengandung makna pasif. Banyak orang mengatakan bahwa kedua kalimat itu bersifat obsional. 
Kehadiran preposisi oleh pada kalimat kedua memberi makna penonjolan akan adanya pelaku, 
sedangkan pada kalimat pertama penonjolan akan adanya pelaku itu tidak ada. 
Karena mengacaukan pengertian makna dengan informasi, makna banyak juga orang 
yang mengatakan suatu kalimat tertentu sama maknanya dengan parafrase dari kalimat itu malah 
bait puisi berikut (dari Ali Hasyim) 
Begitu hilang sudah melayang 
Hari mudaku sudah pergi 
Sekarang petang datang membayang 
Batang usiaku sudah tinggi 
Adalah parafrase dari kalimat saya sudah tua karena informasinya sama. Disamping 
parafrase ada juga istilah perifrase, yaitu informasi yang sama dengan rumusan yang lebih 
panjang.
Begitu juga frase gadis yang mengenakan baju merah itu adalah perifrase menambah 
sesuatu pada yang diperifrasekan tetapi tetap mempertahankan informasinya yang sama. Dapat 
dikatakan bahwa setiap perifase adalah parafase juga, tetapi tidak setiap parafrase adalah 
perifrase. 
3. Maksud 
Diatas telah dibicarakan bedanya makna dengan informasi. Makna adalah gejala dalam 
ujaran, sedangkan informasi adalah gejala luar ujaran. Selain informasi sebagai sesuatu yang luar 
ujaran ada lagi sesuatu yang lain yang juga luar ujaran, yaitu yang disebut maksud (Chaer, 1995 
:33). 
Informasi dan maksud sama-sama sesuatu yang luar ujaran. Dilihat dari segi objeknya 
atau yang dibicarakan; sedangkan maksud dilihat dari segi Si pengujar, orang yang berbicara 
atau pihak subjeknya. Disini orang yang berbicara itu mengujarkan suatu ujaran entah berupa 
kalimat maupun frase, tetapi yang dimaksudkannya tidak sama dengan makna lahiriah itu 
sendiri. Disimpang-simpang jalan di Jakarta banyak pedagang asongan menawarkan barang 
dagangannya kepada para pengemudi atau penumpang kendaraan (yang kebetulan kendaraannya 
tertahan arus lalu lintas) dengan kalimat tanya “koran, koran ?” atau “ jeruk, Pak?”. Padahal 
mereka tidak bermaksud bertanya, melainkan bermaksud menawarkan. 
Maksud banyak digunakan dalam bentuk-bentuk ujaran yang disebut metafora, ironi, 
litotes, dan bentuk-bentuk gaya bahasa lain. Selama masih menyangkut segi bahasa, maka 
maksud itu masih dapat disebut sebagai persoalan bahasa. (Chaer, 1995 :36). 
Sebagai penutup pembicaraan makna, maksud dan informasi ini, perha tikan diagram dari 
Verhaan (1978) berikut :
ISTILAH Segi (dalam keseluruhan 
peristiwa pengujaran 
Jenis Semantik 
MAKNA Segi lingual atau dalam 
ujaran 
Semantik kalimat 
gramatikal dan leksikal 
INFORMASI Segi objektif (yakni segi 
yang dibicarakan) 
(Luar 
semantik;ekstralingual) 
MAKSUD Segi subjektif (yakni 
dipihak pemakai bahasa) 
Semantik maksud 
Sekali lagi kita perhatikan, makna menyangkut segi lingual atau dalam ujara, sehingga 
padanya kita menemukan persoalan semantik leksikal, semantik gramatikal, semantiuk kalimat. 
Sedangkan informasi menyangkut segi objek yang dibicarakan. Jadi informasi tidak menyangkut 
persoalan semantik karena sifatnya yang berada diluar bahasa (ekstralingual).Sebaliknya maksud 
yang menyangkut pihak pengujar masih memiliki persoalan semantik, asal saja lambang-lambang 
yang digunakan masih berbentuk lingual. (Chaer, 1995 :37). 
4. Tanda, Lambang, Konsep, dan Definisi 
Tanda dalam bahasa Indonesia pertama-tama adalah berarti “bekas”. Pukulan rotan yang 
cukup keras pada punggung akan memberi bekas. Bekas pukulan itu, yang berwarna kemerahan, 
menjadi tanda akan telah terjadi suatu pukulan dengan rotan pada tempat tersebut. Dari contoh 
diatas kita dapat melihat bahwa dengan hal yang ditandai bersifat langsung. 
Lambang sebenarnya juga adalah tanda. Hanya bedanya lambang ini tidak memberi tanda 
secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain. Warna merah pada bendera sang merah
putih merupakan lambang “kesucian”. Seperti kata O gden dan Richard (1972 : 9) lambang ini 
bersifat konvensional, perjanjian, tetapi ia dapat diorganisir, direkam dan dikomunikasikan. 
Bunyi-bunyi bahasa atau satuan bahasa sebenarnya termasuk lambang sebab sifatnya 
konvensional. Untuk memahami makna atau yang diacu oleh bunyi-bunyi bahasa itu kita harus 
mempelajarinya. 
Simbol adalah kata serapan yang berpadangan dengan kata Indonesia lambang. Dalam 
karangan ini kedua kata itu dianggap mewakili konsep yang sama, meskipun mungkin distribusi 
penggunaan berbeda. 
Lambang bahasa yang berupa kata, gabungan kata, maupun satuan ujaran lainnya sama 
dengan lambang dan tanda dalam bidang lain “mewakili” suatu konsep yang berada didunia ide 
atau pikiran kita. Umpamanya kata (kursi) “mewakili” suatu konsep dalam benak kita berupa 
benda yang bisa digunakan sebagai tempat duduk dengan wujudnya yang sedemikian rupa 
sehingga nyaman untuk di duduki. 
Konsep sebagai referen dari suatu lambang memang tidak pernah bisa “sempurna”. O leh 
karena itulah, kalau kita menyebut (kursi) atau (pemuda) atau lambang apa saja, orang sering 
bertanya “apa yang anda maksud dengan kursi itu ?” atau juga “apa atau siapa yang anda maksud 
dengan pemuda itu? Semua itu berusaha merumuskan konsep-konsep yang ada dalam dunia, 
idenya dalam suatu rumusan yang disebut definisi atau batasan. Secara umum definisi atau 
batasan ini memberi rumusan yang lebih teliti mengenai suatu konsep. 
5. Beberapa Kaidah Umum 
Beberapa kaidah umum yang perlu diperhatikan berkenaan dengan studi semantik adalah 
: 
a. Hubungan antara sebuah kata dengan rujukan atau acuannya bersifat arbitrer.
b. Secara sinkronik makna sebuah kata atau leksem tidak berubah, secara diakronik ada 
kemungkinan berubah. 
c. Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda pula maknanya, meskipun kedua kata atau leksem 
tersebut bersinonim. 
d. Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri yang berbeda dengan sistem semantik bahasa 
lain, karena sistem semantik berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemakainya, dan 
sistem budaya yang melatar belakangi setiap bahasa itu berbeda. 
e. Makna setiap kata atau leksem dalam suatu bahasa sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup 
dan sikap anggota masyarakat yang bersangkutan. 
f. Luasnya makna yang dikandung sebuah bentuk gramatikal berbanding terbalik dengan luasnya 
bentuk tersebut. 
BAB 3 
KESIMPULAN
Dari uraian materi pada bagian isi dapat disimpulkan bahwa makna, informasi, dan 
maksud memiliki perbedaan. Makna merupakan gejala dalam ujaran atau dapat dikatakan 
sebagai tanda linguistik yang biasanya merujuk atau mengacu pada suatu referen. Sedangkan 
informasi adalah gejala luar ujaran. Dan maksud merupakan gejala diluar ujaran pula, namun 
perbedaannya dengan informasi adalah jika informasi merupakan sesuatu diluar ujaran yang 
dilihat dari segi objek atau yang dibicarakan, maka maksud merupakan sesuatu diluar ujaran 
yang dilihat dari segi subjek atau pengujar. 
Selain istilah makna, informasi dan maksud, ada juga pembahasan mengenai tanda, 
lambang, konsep, dan definisi. Tanda merupakan hubungan yang bersifat langsung antara suatu 
kejadian dengan tanda tersebut, sedangkan lambang tidak memberi tanda secara langsung, 
melainkan dengan sesuatu yang lain. Konsep merupakan referen atau rujukan dari suatu 
lambang. Sedangkan definisi adalah rumusan yang lebih rinci dari suatu konsep. 
Beberapa kaidah umum yang perlu diperhatikan berkenaan dengan studi semantik adalah 
: 
a. Hubungan antara sebuah kata / dengan rujukan atau acuannya bersifat arbitrer. 
b. Secara sinkronik makna sebuah kata / leksem tidak berubah, secara diakronik ada kemungkinan 
berubah 
c. Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda pula maknanya 
d. Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri yang berbeda 
e. Makna kata / leksem dipengaruhi pandangan hidup dan sikap anggota masyarakat.
f. Luasnya makna sebuah gramatikal berbanding terbalik dengan luasnya bentuk. 
DAFTAR PUSTAKA 
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Bandung : Rineka Cipta 
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik. Leksikal. Bandung : Rineka Cipta

More Related Content

What's hot

Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufSMAN 01 GIRI
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiRestu Waras Toto
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)anggerio
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiaNUR DIANA
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Mitha Ye Es
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Hildadp
 
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos finalSistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos finaljuniato
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikYudha Fadillah
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaRakatajasa
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataTifanny Ellies
 

What's hot (20)

Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
Morfologi klp 8
Morfologi klp 8Morfologi klp 8
Morfologi klp 8
 
Kel 1
Kel 1Kel 1
Kel 1
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
 
Fonemik
FonemikFonemik
Fonemik
 
Pengertian morfem tugas
Pengertian morfem tugasPengertian morfem tugas
Pengertian morfem tugas
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos finalSistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi Kata
 

Viewers also liked

Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumMakalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumSentra Komputer dan Foto Copy
 
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...Undergraduate Degree Alumnae
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikRomza Baher
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahayaifauzi
 

Viewers also liked (8)

Medan makna
Medan maknaMedan makna
Medan makna
 
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumMakalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
 
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahaya
 

Similar to MAKNA DAN MASALAHNYA

Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjjshamrina85
 
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikMateri M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikPPGHybrid1
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word documentFajar Pambudi
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053elbadr
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUcikguniza2012
 
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016megawatikarlina
 
Semantik stkip
Semantik stkipSemantik stkip
Semantik stkipRakatajasa
 
Semantik stkip
Semantik stkipSemantik stkip
Semantik stkipRoykasman
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikAlfian Akatsuki
 
Tugas power point
Tugas power pointTugas power point
Tugas power pointMakarina
 

Similar to MAKNA DAN MASALAHNYA (20)

makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
Makna semantik
Makna semantikMakna semantik
Makna semantik
 
SEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptxSEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptx
 
Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjj
 
Semantik Pragmatis
Semantik PragmatisSemantik Pragmatis
Semantik Pragmatis
 
Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2
 
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikMateri M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
 
Makalah semanti1
Makalah semanti1Makalah semanti1
Makalah semanti1
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053
 
Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
 
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Semantik stkip
Semantik stkipSemantik stkip
Semantik stkip
 
Semantik stkip
Semantik stkipSemantik stkip
Semantik stkip
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Tugas power point
Tugas power pointTugas power point
Tugas power point
 
Makalah wacana
Makalah wacanaMakalah wacana
Makalah wacana
 

More from Muhammad Idris

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقلMuhammad Idris
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتMuhammad Idris
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرةMuhammad Idris
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimMuhammad Idris
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamMuhammad Idris
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamMuhammad Idris
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMuhammad Idris
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMuhammad Idris
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامMuhammad Idris
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Muhammad Idris
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahMuhammad Idris
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahMuhammad Idris
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inMuhammad Idris
 

More from Muhammad Idris (20)

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقل
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبت
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرة
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslim
 
Tajassus
TajassusTajassus
Tajassus
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islam
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
 
Gawda
GawdaGawda
Gawda
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

MAKNA DAN MASALAHNYA

  • 1. makalah semantik tentang makna dan masalahnya BAB 1 LATAR BELAKANG Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang berada pada tataran makna. Verhaar, dalam Pateda (2010:7) mengatakan bahwa semantik adalah teori makna atau teori arti ( Inggris semantics kata sifatnya semantic yang dalam Bahasa Indonesia dipadankan dengan kata semantik sebagai nomina dan semantis sebagai ajektiva). Kata semantik disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik ynag mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya, (Chaer, 1995 :2). Dalam mata kuliah semantik ini beberapa ruang lingkup yang akan dibahas adalah berbagai masalah makna dalam linguistik. Salah satunya adalah pembahasan mengenai makna dan masalahnya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian makna, informasi, maksud, tanda, lambang, konsep dan definisi, serta beberapa kaidah umum dalam studi semantik. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang perbedaan makna, informasi dan maksud, serta dapat menambah pengetahuan para pembaca mengenai studi semantik. BAB 2 PEMBAHASAN
  • 2. Objek studi semantik adalah makna, atau dengan lebih tepat makna yang terdapat dalam satuan-satuan ujaran seperti kata, frase, klausa, dan kalimat. Persoalan makna memang sangat sulit dan ruwet, walaupun makna ini adalah persoalan bahasa, tetapi keterkaiatan dan keterkaitannya dengan segala segi kehidupan manusia sangat erat. (Chaer : 27 , 1995) Alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali, bahasa muncul dan diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, perdagangan, keagamaan, politik, militer dan sebagainya. Bahasa telah mempermudah dan memperlancar semua kegiatan dengan baik, dan bahasa mampu mentransfer, keinginan, gagasan kehendak dan emosi dari seorang manusia kepada manuisa lainnya. Bahasa yang wujudnya berupa bunyi-bunyi ujar dalam suatu pola bersistem tidak lain dari pada lambang-lambang konsep dan gagasan yang dipahami dan disepakati bersama oleh para anggota penuturnya. Persoalan dan hambatan itu lebih banyak terjadi sebagai akibat dari kemampuan berbahasa dan bermalas penuturnya yang kurang, sehingga seringkali mereka tidak bisa membedakan apa yang disebut informasi dan maksud. (Chaer,1995:28) 1. Pengertian Makna Agar dapat memahami makna atau arti kita perlu melihat kembali pada teori yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur yaitu : 1) Yang diartikan (Perncis : signife, Inggris, Signified) 2) Yang mengartikan (Perancis, signifiant, inggris, signifier) Tidak lain darinya konsep atau makan dari suatu tanda bunyi. Sedangkan yang mengartikan itu adalah tidak lain dari bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem- fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur
  • 3. makna. Kedua unsur ini adalah unsur dari bahasa (intralingual), yang biasanya merujuk atau mengacu kepada sesuatu relefan yang merupakan unsur luar biasa (exstalingual). Sebuah tanda linguistik dapat juga berwujud sebuah gabungan kata (yang dalam dunia pengajaran dikenal dengan nama kata majemuk). Misalnya meja hijau yang bermakna pengadilan, sampul surat yang bermakna amplop, dan mata sapi yang berarti telor yang digoreng tanpa dihancurkan. Pada bidang semantik istilah yang bisa digunakan untuk tanda linguistik itu adalah leksem, yang lazim didefinisikan sebagai kata atau frase yang merupakan satuan makna. Sedangkan istilah yang lazim didefinisikan sebagai satuan bahasa yang berdiri sendiri dan dapat terjadi dari fonem tunggal atau gabungan morfem adalah istilah dalam bidang gramatik. Makna atau konsep bersifat umum, sedangkan sesuatu yang dirujuk yang berada diluar dunia bahasa, bersifat tertentu. Hubungan kata dengan maknanya, seperti yang suah disebutkan pada bab terdahulu memang bersifat arbiter artinya tidak ada hubungan wajib antara deretan fonem pembentuk kata itu dengan maknanya. Namun hubungannya bersifat konvensional, artinya disepakati oleh setiap anggota masyarakat atau suatu bahasa untuk mematuhi hubungan itu. Sebab kalau tidak berkomunikasi verbal yang dilakukan akan mendapat hambatan. Oleh karena itu dapat dikatakan, secara sinkronis hubungan kata dengan maknanya tidak akan berubah. Secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah sesuai dimana perkembangan b udaya dan masyarakat yang bersangkutan.Jadi, referen sebuah kata adalah tetap, tidak berubah adanya kesan tidak tetap atau berubah itu adalah karena digunakannya kata itu secara metaforis. 2. Informasi
  • 4. Diatas sudah disebutkan bahwa makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih tepat sebagai gejala dalan ujaran. (Utterance- internal-phenomena). Ada prinsip umum dalam semantik yang menyatakan bahwa kalau bentuk (maksudnya bentuk kata atau leksem). Sampai saat ini banyak orang, termasuk banyak linguis, yang mengatakan bahwa kata ayah sama maknanya dengan bola ditendang Dika, sebab keduanya memberi pengertian, keterangan atau informasi yang sama. Mereka mengacukan pengertian tentang makna dengan pengertian informasi. Gejala dalam ujaran (Utterance- internal-phenomena). Tetapi dalam frase Bapak Presiden yang terhormat tidak dapat diganti menjadi Ayah Presiden yang terhormat. Keduanya memberikan informasi yang sama, yaitu “Dika menendang bola” tetapi maknanya jelas tidak sama. Kalimat Dika menendang bola mengandung makna aktif, sedangkan kalimat bola ditendang Dika mengandung makna pasif. Banyak orang mengatakan bahwa kedua kalimat itu bersifat obsional. Kehadiran preposisi oleh pada kalimat kedua memberi makna penonjolan akan adanya pelaku, sedangkan pada kalimat pertama penonjolan akan adanya pelaku itu tidak ada. Karena mengacaukan pengertian makna dengan informasi, makna banyak juga orang yang mengatakan suatu kalimat tertentu sama maknanya dengan parafrase dari kalimat itu malah bait puisi berikut (dari Ali Hasyim) Begitu hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi Adalah parafrase dari kalimat saya sudah tua karena informasinya sama. Disamping parafrase ada juga istilah perifrase, yaitu informasi yang sama dengan rumusan yang lebih panjang.
  • 5. Begitu juga frase gadis yang mengenakan baju merah itu adalah perifrase menambah sesuatu pada yang diperifrasekan tetapi tetap mempertahankan informasinya yang sama. Dapat dikatakan bahwa setiap perifase adalah parafase juga, tetapi tidak setiap parafrase adalah perifrase. 3. Maksud Diatas telah dibicarakan bedanya makna dengan informasi. Makna adalah gejala dalam ujaran, sedangkan informasi adalah gejala luar ujaran. Selain informasi sebagai sesuatu yang luar ujaran ada lagi sesuatu yang lain yang juga luar ujaran, yaitu yang disebut maksud (Chaer, 1995 :33). Informasi dan maksud sama-sama sesuatu yang luar ujaran. Dilihat dari segi objeknya atau yang dibicarakan; sedangkan maksud dilihat dari segi Si pengujar, orang yang berbicara atau pihak subjeknya. Disini orang yang berbicara itu mengujarkan suatu ujaran entah berupa kalimat maupun frase, tetapi yang dimaksudkannya tidak sama dengan makna lahiriah itu sendiri. Disimpang-simpang jalan di Jakarta banyak pedagang asongan menawarkan barang dagangannya kepada para pengemudi atau penumpang kendaraan (yang kebetulan kendaraannya tertahan arus lalu lintas) dengan kalimat tanya “koran, koran ?” atau “ jeruk, Pak?”. Padahal mereka tidak bermaksud bertanya, melainkan bermaksud menawarkan. Maksud banyak digunakan dalam bentuk-bentuk ujaran yang disebut metafora, ironi, litotes, dan bentuk-bentuk gaya bahasa lain. Selama masih menyangkut segi bahasa, maka maksud itu masih dapat disebut sebagai persoalan bahasa. (Chaer, 1995 :36). Sebagai penutup pembicaraan makna, maksud dan informasi ini, perha tikan diagram dari Verhaan (1978) berikut :
  • 6. ISTILAH Segi (dalam keseluruhan peristiwa pengujaran Jenis Semantik MAKNA Segi lingual atau dalam ujaran Semantik kalimat gramatikal dan leksikal INFORMASI Segi objektif (yakni segi yang dibicarakan) (Luar semantik;ekstralingual) MAKSUD Segi subjektif (yakni dipihak pemakai bahasa) Semantik maksud Sekali lagi kita perhatikan, makna menyangkut segi lingual atau dalam ujara, sehingga padanya kita menemukan persoalan semantik leksikal, semantik gramatikal, semantiuk kalimat. Sedangkan informasi menyangkut segi objek yang dibicarakan. Jadi informasi tidak menyangkut persoalan semantik karena sifatnya yang berada diluar bahasa (ekstralingual).Sebaliknya maksud yang menyangkut pihak pengujar masih memiliki persoalan semantik, asal saja lambang-lambang yang digunakan masih berbentuk lingual. (Chaer, 1995 :37). 4. Tanda, Lambang, Konsep, dan Definisi Tanda dalam bahasa Indonesia pertama-tama adalah berarti “bekas”. Pukulan rotan yang cukup keras pada punggung akan memberi bekas. Bekas pukulan itu, yang berwarna kemerahan, menjadi tanda akan telah terjadi suatu pukulan dengan rotan pada tempat tersebut. Dari contoh diatas kita dapat melihat bahwa dengan hal yang ditandai bersifat langsung. Lambang sebenarnya juga adalah tanda. Hanya bedanya lambang ini tidak memberi tanda secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain. Warna merah pada bendera sang merah
  • 7. putih merupakan lambang “kesucian”. Seperti kata O gden dan Richard (1972 : 9) lambang ini bersifat konvensional, perjanjian, tetapi ia dapat diorganisir, direkam dan dikomunikasikan. Bunyi-bunyi bahasa atau satuan bahasa sebenarnya termasuk lambang sebab sifatnya konvensional. Untuk memahami makna atau yang diacu oleh bunyi-bunyi bahasa itu kita harus mempelajarinya. Simbol adalah kata serapan yang berpadangan dengan kata Indonesia lambang. Dalam karangan ini kedua kata itu dianggap mewakili konsep yang sama, meskipun mungkin distribusi penggunaan berbeda. Lambang bahasa yang berupa kata, gabungan kata, maupun satuan ujaran lainnya sama dengan lambang dan tanda dalam bidang lain “mewakili” suatu konsep yang berada didunia ide atau pikiran kita. Umpamanya kata (kursi) “mewakili” suatu konsep dalam benak kita berupa benda yang bisa digunakan sebagai tempat duduk dengan wujudnya yang sedemikian rupa sehingga nyaman untuk di duduki. Konsep sebagai referen dari suatu lambang memang tidak pernah bisa “sempurna”. O leh karena itulah, kalau kita menyebut (kursi) atau (pemuda) atau lambang apa saja, orang sering bertanya “apa yang anda maksud dengan kursi itu ?” atau juga “apa atau siapa yang anda maksud dengan pemuda itu? Semua itu berusaha merumuskan konsep-konsep yang ada dalam dunia, idenya dalam suatu rumusan yang disebut definisi atau batasan. Secara umum definisi atau batasan ini memberi rumusan yang lebih teliti mengenai suatu konsep. 5. Beberapa Kaidah Umum Beberapa kaidah umum yang perlu diperhatikan berkenaan dengan studi semantik adalah : a. Hubungan antara sebuah kata dengan rujukan atau acuannya bersifat arbitrer.
  • 8. b. Secara sinkronik makna sebuah kata atau leksem tidak berubah, secara diakronik ada kemungkinan berubah. c. Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda pula maknanya, meskipun kedua kata atau leksem tersebut bersinonim. d. Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri yang berbeda dengan sistem semantik bahasa lain, karena sistem semantik berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemakainya, dan sistem budaya yang melatar belakangi setiap bahasa itu berbeda. e. Makna setiap kata atau leksem dalam suatu bahasa sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup dan sikap anggota masyarakat yang bersangkutan. f. Luasnya makna yang dikandung sebuah bentuk gramatikal berbanding terbalik dengan luasnya bentuk tersebut. BAB 3 KESIMPULAN
  • 9. Dari uraian materi pada bagian isi dapat disimpulkan bahwa makna, informasi, dan maksud memiliki perbedaan. Makna merupakan gejala dalam ujaran atau dapat dikatakan sebagai tanda linguistik yang biasanya merujuk atau mengacu pada suatu referen. Sedangkan informasi adalah gejala luar ujaran. Dan maksud merupakan gejala diluar ujaran pula, namun perbedaannya dengan informasi adalah jika informasi merupakan sesuatu diluar ujaran yang dilihat dari segi objek atau yang dibicarakan, maka maksud merupakan sesuatu diluar ujaran yang dilihat dari segi subjek atau pengujar. Selain istilah makna, informasi dan maksud, ada juga pembahasan mengenai tanda, lambang, konsep, dan definisi. Tanda merupakan hubungan yang bersifat langsung antara suatu kejadian dengan tanda tersebut, sedangkan lambang tidak memberi tanda secara langsung, melainkan dengan sesuatu yang lain. Konsep merupakan referen atau rujukan dari suatu lambang. Sedangkan definisi adalah rumusan yang lebih rinci dari suatu konsep. Beberapa kaidah umum yang perlu diperhatikan berkenaan dengan studi semantik adalah : a. Hubungan antara sebuah kata / dengan rujukan atau acuannya bersifat arbitrer. b. Secara sinkronik makna sebuah kata / leksem tidak berubah, secara diakronik ada kemungkinan berubah c. Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda pula maknanya d. Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri yang berbeda e. Makna kata / leksem dipengaruhi pandangan hidup dan sikap anggota masyarakat.
  • 10. f. Luasnya makna sebuah gramatikal berbanding terbalik dengan luasnya bentuk. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Bandung : Rineka Cipta Pateda, Mansoer. 2010. Semantik. Leksikal. Bandung : Rineka Cipta