SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
PROPOSAL 
PERENCANAAN DAN FABRIKASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA 
”Pemanfaatan mcu atmega sebagai jam digital dengan fasilitas alarm” 
Disusun oleh: 
ANAS AMINULLAH (02) 
CAMELIA ARIZONA (08) 
DICHA DESI ANINDA (09) 
GANJAR GANDHI S (10) 
2A / KELOMPOK 4 
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
2011
ii 
DAFTAR ISI 
Daftar isi ii 
BAB I PENDAHULUAN 1 
1.1. Latar Belakang 1 
1.2. Rumusan Masalah 1 
1.3. Batasan Masalah 2 
1.4. Manfaat 2 
BAB II LANDASAN TEORI 3 
2.1. JAM DIGITAL 3 
2.2. COUNTER / PENCACAH DIGITAL 4 
2.3. MIKROKONTROLLER 5 
2.4. ATMEGA 16 6 
2.5. SEVEN SEGMEN 8 
2.6. ALARM 9 
BAB III PERENCANAAN 10 
3.1. Gambar rangkaian 10 
3.2. Listing program 10 
3.3. Perhitungan arus power supply 15 
3.4. Pembuatan jalur rangkaian 16 
3.5. Penyablonan 17 
BAB IV METODOLOGI 18 
4.1. Pengumpulan Teori 19 
4.2. Pemahaman Teori 19 
4.3. Perencanaan 19 
4.4. Pembuatan Program 19 
4.5. Simulasi 19 
4.6. Fabrikasi 20 
4.7. Pengetesan 20 
DAFTAR PUSTAKA 21
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Pada era sekarang ini kebanyakan barang – barang elektronik dalam 
penerapannya menggunakan prinsip – prinsip logika atau yang dinamakan prinsip 
digital, dengan semakin maju cara berfikir kita, semakin bermacam - macam pula 
variasi suatu barang elektronika yang memanfaatkan prinsip rangkaian logika atau 
digital ini. Sehingga sekarang tidak menutup kemungkinan jika dimana – mana 
menemukan bermacam – macam alat yang memanfaatkan fungsi tersebut. 
Berdasarkan fakta diatas, maka kami ingin membuat suatu rangkaian 
sederhana yang memanfaatkan prinsip kerja rangkaian logika atau digital, lebih 
jelasnya kami mencoba mempraktekan teori yang sebelumnya telah kami dapatkan 
kedalam bentuk sebuah rangkaian yaitu jam digital. 
Jam digital merupakan perangkat elektronik yang sangat sederhana atau 
sudah terlalu umum, tapi dari jam digital dapat dipelajari prinsip-prinsip dasar control 
dengan mikrokontroler, antara lain sitem tampilan 7 ruas dan pemakaian timer. 
Jam digital umumnya menggunakan 50 atau 60 hertz osilator AC atau kristal 
osilator seperti dalam jam kuarsa untuk menjalankannya. Kebanyakan jam digital 
menampilkan jam dalam format hari 24 jam, di Amerika dan beberapa negara lain 
menggunakan pewaktu dalam format 12 jam dengan indikasi pembeda "AM" atau 
"PM". 
Jam elektronika digital yang terdiri dari pencacah yang merupakan komponen 
terpenting dari sistem jam digital. Kebanyakan jam menggunakan daya frekuensi 
jala-jala 60 Hz sebagai masukannya. Frekuensi ini dibagi menjadi detik, menit dan 
jam oleh bagian pembagi frekuensi dari jam tersebut. Kemudian pulsa satu-per-detik, 
satu-per-menit, dan satu-per-jam dihitung dan disimpan dalam akumulator pencacah 
jam tersebut. Selanjutnya isi akumulator pencacah (detik, menit, jam) yang tersimpan 
didekode, dan waktu yang tepat ditayangkan pada tayangan waktu keluaran. Jam 
digital mempunyai elemen sistem khusus. Pengolahan terjadi pada pembagi 
frekuensi, akumulator pencacah. 
1.2. Rumusan Masalah 
1.2.1. Bagaimana membuat jam digital dengan menggunakan mikrokontroler. 
1.2.2. Bagaimana program mikrokontroler dalam pembuatan jam digital.
2 
1.3. Batasan Masalah 
1.3.1. Pembuatan dengan menggunakan IC mikrokontroler atmega. 
1.3.2. Jam digital ditampilkan dengan seven segment. 
1.4. Manfaat 
Jam digital yang dibuat digunakan untuk menunjukkan waktu dalam 
kehidupan sehari-hari.
3 
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. JAM DIGITAL Jam elektronika digital yang terdiri dari pencacah yang merupakan komponen terpenting dari sistem jam digital. Gambar (1) merupakan diagram blok sederhana suatu sistem jam digital. Kebanyakan jam menggunakan daya frekuensi jala-jala 60 Hz sebagai masukannya. Frekuensi ini dibagi menjadi detik, menit dan jam oleh bagian pembagi frekuensi dari jam tersebut. Kemudian pulsa satu-per-detik, satu-per-menit, dan satu-per-jam dihitung dan disimpan dalam akumulator pencacah jam tersebut. Selanjutnya isi akumulator pencacah (detik, menit, jam) yang tersimpan didekode, dan waktu yang tepat ditayangkan pada tayangan waktu keluaran. Jam digital mempunyai elemen sistem khusus. Masukannya berupa arus bolak-balik 60 Hz. Pengolahan terjadi pada pembagi frekuensi, akumulator pencacah, dan bagian pendekode. Gambar 1. Blok diagram jam digital Gambar 2. Blok diagram cara kerja jam digital
4 
Penyimpanan terjadi pada akumulator. Bagian kendali barupa kendali set-waktu 
seperti pada gambar (2). Telah disebutkan bahwa semua sistem terdiri atas gerbang 
logika, flip-flop, dan subsistem. Diagram pada gambar (2) memperlihatkan bagaiman 
subsistem diorganisasikan sampai menampilkan waktu dalam jam, menit, detik. Ini 
merupakan diagram jam digital yang lebih terinci. Masukan berupa sinyal 60 Hz. 60 Hz 
dibagi 60 oleh pembagi frekuensi pertama. Keluaran rangkaian pembagi ini berupa 
pulsa 1 per detik. Pulsa 1 per detik dimasukkan ke pencacah naik yang mencacah 
naik dari 00 sampai 59 dan reset 00. Kemudian pencacah detik didekode dan 
ditayangkan pada 7segmen. 
Perhatikan rangkaian pembagi frekuensi tengah pada gambar (2). Masukan pada 
rangkaian ini berupa pulsa1 per detik. Keluarannya berupa pulsa 1 per menit. 
Keluaran pulsa 1 per menit dipindah ke pencacah menit 0 - 59. Pencacah naik ini 
mengawasi jumlah menit dari 00 sampai 59 dan reset menjadi 00. Keluaran 
akumulator pencacah menit didekode dan ditayangkan pada dua 7-segmen di sebelah 
atas tengah gambar (2). 
Memperhatikan rangkaian pembagi 60 di sebelah kanak gambar (2). Masukan pada 
pembagi frekuensi ini adalah pulsa 1 per menit. Keluaran rangkaian ii adalah pulsa 1 
per jam. Keluaran pulsa 1 per jam dipindah ke pencacah jam di sebelah kiri. 
Akumulator pencacah jam ini mengawasi jumlah jam dari 0 sampai 23. keluaran 
akumulator jam didekode dan dipindahkan kedua penayang 7-segmen pada kiri atas 
gambar (2). Kita telah perhatikan bahwa rangkaian tersebut sudah berupa suatu jam 
digital 24-jam. Rangkaian tersebut dapat diubah dengn mudah menjadi jam 12-jam 
dengan menukar akumulator pencacah 0 sampai 23 menjadi pencacah 0 sampai 11. 
2.2. COUNTER / PENCACAH DIGITAL 
Pencacah digital adalah sekumpulan FF yang berubah keadaan keluarannya dalam 
merespon pulsa-pulsa yang diberikan pada masukannya. Susunan beberapa FF 
tersebut menghasilkan bilangan biner ekivalen dari jumlah pulsa total yang diberikan 
pada saat itu. 
Pencacah banyak digunakan pada sistem digital, diantaranya sebagai penghitung 
pulsa, pembagi frekuensi, pewaktu, penunda waktu dan sebagainya. Berdasarkan 
Clock yang diberikan pada FF, maka Pencacah dikelompokkan menjadi Pencacah 
tidak serempak (Asynchronous) dan serempak (Synchronous). 
2.2.1. Pencacah Tak Serempak (Asynchronous) / Ripple / Serial 
Jenis Pencacah ini paling sederhana dan tersusun dari FF yang sejenis (SC, JK, 
T atau D) yang keluarannya Q (atau Q) dihubungkan dengan masukan Clock FF
5 
berikutnya, sehingga semua keluaran FF tidak berubah bersamaan dengan 
adanya pulsa Clock. Perubahan keadaan keluaran tiap FF terjadi pada setiap 
sisi naik (atau turun) dari masukan Clocknya. 
Suatu Pencacah yang apabila perubahan hitungan keluarannya naik dari 
hitungan awalnya (misalnya 0000) dinamakan Pencacah naik / maju (Up- 
Counter). Sebaliknya, apabila perubahan hitungan keluarannya turun dari 
hitungan awalnya (misalnya 1111) dinamakan Pencacah turun / mundur (Down- 
Counter). Jumlah masukan pulsa Clock yang menyebabkan Pencacah kembali 
ke hitungan awalnya dinamakan modulus Pencacah, yaitu jumlah total keadaan 
keluaran yang berbeda (termasuk nol) dari Pencacah yang dinyatakan : 
Jumlah Modulus Pencacah = 2N N = Jumlah FF 
2.2.2. Pencacah Serempak (Synchronous) / Paralel 
Pada Pencacah biner sinkron, Clocknya dihubungkan dengan setiap masukan 
Clock FF, untuk itu setiap pemberian pulsa Clock akan menyebabkan semua 
keluaran juga berubah secara serentak. Hitungan pada Pencacah sinkron tidak 
hanya seperti Pencacah ripple yaitu berurutan, tetapi bisa melompat atau 
bahkan hitungan acak. Dalam merancang rangkaian Pencacah sinkron dengan 
hitungan tertentu harus mengetahui jenis FF yang digunakan, karena setiap FF 
mempunyai keluaran yang berbeda terhadap adanya pulsa Clock. Untuk itu 
harus mengetahui setiap perubahan keadaan keluaran FF sehubungan dengan 
hitungan yang diinginkan. 
2.3. MIKROKONTROLLER 
Mikrokontroller adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam 
sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan 
dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen 
pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan antarmuka I/O. 
Sistem komputer dewasa ini paling banyak justru terdapat di dalam peralatan lain, 
seperti telepon, jam, perangkat rumah tangga, kendaraan, dan bangunan. Sistem 
embedded biasanya mengandung syarat minimal sebuah sistem mikroprosesor yaitu 
memori untuk data dan program, serta sistem antarmuka input/output yang sederhana. 
Antarmuka semacam keyboard, tampilan, disket, atau printer yang umumnya ada 
pada sebuah komputer pribadi justru tidak ada pada sistem mikrokontroler. Sistem 
mikrokontroler lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana yang penting 
seperti mengendalikan motor, saklar, resistor variabel, atau perangkat elektronis lain. 
Seringkali satu-satunya bentuk antarmuka yang ada pada sebuah sistem
6 
mikrokontroler hanyalah sebuah LED, bahkan ini pun bisa dihilangkan jika tuntutan 
konsumsi daya listrik mengharuskan demikian. 
Berbeda dengan CPU serba-guna, mikrokontroler tidak selalu memerlukan memori 
eksternal, sehingga mikrokontroler dapat dibuat lebih murah dalam kemasan yang 
lebih kecil dengan jumlah pin yang lebih sedikit. 
Sebuah chip mikrokontroler umumnya memiliki fitur: 
 central processing unit - mulai dari prosesor 4-bit yang sederhana hingga prosesor 
kinerja tinggi 64-bit. 
 input/output antarmuka jaringan seperti port serial (UART) 
 antarmuka komunikasi serial lain seperti I²C, Serial Peripheral Interface and 
Controller Area Network untuk sambungan sistem 
 periferal seperti timer dan watchdog 
 RAM untuk penyimpanan data 
 ROM, EPROM, EEPROM atau Flash memory untuk menyimpan program komputer 
 pembangkit clock - biasanya berupa resonator rangkaian RC 
 pengubah analog-ke-digital 
Sejarah mikrokontroller 
Mikrokontroler populer yang pertama dibuat oleh Intel pada tahun 1976, yaitu 
mikrokontroler 8-bit Intel 8748. Mikrokontroler tersebut adalah bagian dari keluarga 
mikrokontroler MCS-48. Sebelumnya, Texas instruments telah memasarkan 
mikrokontroler 4-bit pertama yaitu TMS 1000 pada tahun 1974. TMS 1000 yang mulai 
dibuat sejak 1971 adalah mikrokomputer dalam sebuah chip, lengkap dengan RAM 
dan ROM. 
2.4. ATMEGA 16 
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur 
RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam 
satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel 
dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable 
Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga 
mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori 
program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. 
ATMega16. ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat 
disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.
7 
Beberapa keistimewaan dari AVR ATMega16 antara lain: 
1. Advanced RISC Architecture 
 130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution 
 32 x 8 General Purpose Fully Static Operation 
 Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz 
 On-chip 2-cycle Multiplier 
2. Nonvolatile Program and Data Memories 
 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash 
 Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits 
 512 Bytes EEPROM 
 512 Bytes Internal SRAM 
 Programming Lock for Software Security 
3. Peripheral Features 
 Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Mode 
 Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes 
 One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and 
Capture Mode 
 Real Time Counter with Separate Oscillator 
 Four PWM Channels 
 8-channel, 10-bit ADC 
 Byte-oriented Two-wire Serial Interface 
 Programmable Serial USART 
4. Special Microcontroller Features 
 Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection 
 Internal Calibrated RC Oscillator 
 External and Internal Interrupt Sources 
 Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, 
Standby and Extended Standby 
5. I/O and Package 
 32 Programmable I/O Lines 
 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad MLF 
6. Operating Voltages 
 2.7 - 5.5V for Atmega16L 
 4.5 - 5.5V for Atmega16
8 
Gambar 3. Gambar pin- pin ATMega 16 kemasan 40 pin 
Pin-pin pada ATMega16 dengan kemasan 40-pin DIP (dual in-line package) 
ditunjukkan oleh gambar 1. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan 
arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data). 
2.5. SEVEN SEGMEN 
2.5.1. Pengertian 
Seven Segment adalah suatu segmen- segmen yang digunakan menampilkan 
angka. Seven segmen ini tersusun atas 7 batang LED yang disusun 
membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT 
MATRIKS. Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). 
2.5.2. Jenis – jenis seven segment 
2.5.2.1. Common Anoda 
Disini, semua anoda dari diode disatukan secara parallel dan semua itu 
dihubungkan ke VCC dan kemudian LED dihubungkan melalui tahanan 
pembatas arus keluar dari penggerak. Karena dihubungkan ke VCC, 
maka COMMON ANODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH. 
2.5.2.2. Common Katoda 
Disini semua katoda disatukan secara parallel dan dihubungkan ke 
GROUND. Karena seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka 
COMMON KATODA ini berada pada kondisi AKTIF LOW. 
2.5.3. Prinsip kerja 
Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan masuk 
ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner 
tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.
9 
2.6. ALARM 
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. 
Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi 
pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal 
komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan 
kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator 
mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya 
berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
10 
BAB III 
PERENCANAAN 
3.1. Gambar rangkaian 
Gambar 4. Gambar rangkain jam digital dengan fasilitas alarm 
3.2. Listing program 
#include <mega16.h> 
#include <delay.h> 
int detik=0, menit=3, jam=12, temp_jam, temp_menit, ubah, indeks=4; 
int menit_satuan, menit_puluhan, jam_satuan, jam_puluhan; 
bit dot=0; 
// Timer 1 overflow interrupt service routine 
interrupt [TIM1_OVF] void timer1_ovf_isr(void) 
{ 
// Reinitialize Timer 1 value 
TCNT1H=0xD23A >> 8; 
TCNT1L=0xD23A & 0xff; 
detik++; 
dot=dot^1; //logika menyalakan titik 
} 
void jam_digital() 
{ 
if (detik==60) 
PB0/T0/XCK 
1 
PB1/T1 
2 
PB2/AIN0/INT2 
3 
PB3/AIN1/OC0 
4 
PB4/SS 
5 
PB5/MOSI 
6 
PB6/MISO 
7 
PB7/SCK 
8 
RESET 
9 
XTAL2 
12 
XTAL1 
13 
PD0/RXD 
14 
PD1/TXD 
15 
PD2/INT0 
16 
PD3/INT1 
17 
PD4/OC1B 
18 
PD5/OC1A 
19 
PD6/ICP1 
20 
PD7/OC2 
21 
PC0/SCL 
22 
PC1/SDA 
23 
PC2/TCK 
24 
PC3/TMS 
25 
PC4/TDO 
26 
PC5/TDI 
27 
PC6/TOSC1 
28 
PC7/TOSC2 
29 
PA7/ADC7 
33 
PA6/ADC6 
34 
PA5/ADC5 
35 
PA4/ADC4 
36 
PA3/ADC3 
37 
PA2/ADC2 
38 
PA1/ADC1 
39 
PA0/ADC0 
40 
AREF 
32 
AVCC 
30 
PROGRAM=..prgExejam.hex 
X1 
12MHZ 
C4 
22nF 
C5 
22nF 
R7 
1K 
C3 
10uF/16V 
D1 
D2 
D3 
D4 
Q3 
2N3702 
Q4 
2N3702 
Q5 
2N3702 
Q6 
2N3702 
A 
B 
C 
D 
E 
F 
G 
DOT 
D1 D2 D3 D4 
A 
B 
C 
D 
E 
F 
G 
DOT 
UP 
MENU 
DOWN 
PB1 
PB2 
PB3 
PB1 
PB2 
PB3 
R1 
100k 
R2 
330k 
R3 
1M 
R4 
10k 
Q1 
BC142 
Q2 
AC128 
C1 
0,1uF 
R5 
10 
R6 
1,5k 
LS1 
SPEAKER 
C2 
100uF
11 
{ 
detik=0; 
menit++; 
} 
if (menit==60) 
{ 
menit=0; 
jam++; 
} 
if (jam==24) 
{ 
jam=0; 
} 
} 
void ubah_ke_format7segment()//fungsi untuk mengubah kedalam format 7segment 
{ 
if (ubah==0){ubah=0xc0;} 
if (ubah==1){ubah=0xf9;} 
if (ubah==2){ubah=0xa4;} 
if (ubah==3){ubah=0xb0;} 
if (ubah==4){ubah=0x99;} 
if (ubah==5){ubah=0x92;} 
if (ubah==6){ubah=0x82;} 
if (ubah==7){ubah=0xf8;} 
if (ubah==8){ubah=0x80;} 
if (ubah==9){ubah=0x90;} 
} 
void data_7segmen() 
{ 
temp_menit=menit; 
menit_satuan=temp_menit%10;//sisa dari pembagian disimpan di variabel satuan 
ubah=menit_satuan; 
ubah_ke_format7segment();//panggil fungsi mengubah kedalam format 7segment 
menit_satuan=ubah; 
temp_menit=temp_menit/10; 
menit_puluhan=temp_menit%10; 
ubah=menit_puluhan; 
ubah_ke_format7segment(); 
menit_puluhan=ubah; 
temp_jam=jam; 
jam_satuan=temp_jam%10; 
ubah=jam_satuan; 
ubah_ke_format7segment(); 
jam_satuan=ubah; 
temp_jam=jam/10; 
jam_puluhan=temp_jam%10; 
ubah=jam_puluhan; 
ubah_ke_format7segment(); 
jam_puluhan=ubah; 
}
12 
void tampil_7segment() 
{ 
PORTC=jam_puluhan;//mengirimkan data kedigit5 
PORTD=0b11110111;//menyalakan digit5 
delay_ms(3); 
PORTC=jam_satuan;//mengirimkan data kedigit6 
PORTC.7=PORTC.7^dot;//indikator detik dengan menyalakan segment DOT pada digit 
ke2 
PORTD=0b11111011;//menyalakan digit6 
delay_ms(3); 
PORTC=menit_puluhan;//mengirimkan data kedigit7 
PORTD=0b11111101;//menyalakan digit7 
delay_ms(3); 
PORTC=menit_satuan;//mengirimkan data kedigit8 
PORTD=0b11111110;//menyalakan digit8 
delay_ms(3); 
//lamanya waktu scanning ditentukan oleh intruksi delay 
} 
void set_jam() 
{ 
if (PINB.0==0 && indeks==4) 
{ 
TIMSK=0x00; //stop LAGI TIMER 
delay_ms(300); 
indeks=3; 
while (PINB.0==1 && indeks==3) 
{ 
data_7segmen(); 
tampil_7segment(); 
if (PINB.1==0) 
{ 
delay_ms(300); 
menit=menit+1; 
if (menit>=60) 
{ 
menit=59; 
} 
} 
if (PINB.2==0) 
{ 
delay_ms(300); 
menit=menit-1; 
if (menit<0) 
{ 
menit=0; 
} 
} 
} 
} 
if (PINB.0==0 && indeks==3) 
{ 
delay_ms(300);
13 
indeks=2; 
while (PINB.0==1 && indeks==2) 
{ 
data_7segmen(); 
tampil_7segment(); 
if (PINB.1==0) 
{ 
delay_ms(300); 
menit=menit+10; 
if (menit>=60) 
{ 
menit=59; 
} 
} 
if (PINB.2==0) 
{ 
delay_ms(300); 
menit=menit-10; 
if (menit<0) 
{ 
menit=0; 
} 
} 
} 
} 
if (PINB.0==0 && indeks==2) 
{ 
delay_ms(300); 
indeks=1; 
while (PINB.0==1 && indeks==1) 
{ 
data_7segmen(); 
tampil_7segment(); 
if (PINB.1==0) 
{ 
delay_ms(300); 
jam=jam+1; 
if (jam>=60) 
{ 
jam=59; 
} 
} 
if (PINB.2==0) 
{ 
delay_ms(300); 
jam=jam-1; 
if (jam<0) 
{ 
jam=0; 
} 
} 
} 
} 
if (PINB.0==0 && indeks==1)
14 
{ 
delay_ms(300); 
indeks=0; 
while (PINB.0==1 && indeks==0) 
{ 
data_7segmen(); 
tampil_7segment(); 
if (PINB.1==0) 
{ 
delay_ms(300); 
jam=jam+1; 
if (jam>=60) 
{ 
jam=59; 
} 
} 
if (PINB.2==0) 
{ 
delay_ms(300); 
jam=jam-1; 
if (jam<0) 
{ 
jam=0; 
} 
} 
} 
indeks=4; 
TIMSK=0x04; //MEMULAI LAGI TIMER 
delay_ms(300); 
} 
} 
void alarm() 
{ 
If (menit==15){PIND.4==1;} 
else {PIND.4==0;} 
if (menit==30){PIND.5==1;} 
else {PIND.5==0;} 
if (menit==0){PIND.5==1;} 
else {PIND.5==0;} 
} 
void main(void) 
{ 
PORTB=0xff; 
DDRB=0x00; 
PORTC=0xff; 
DDRC=0xff; 
PORTD=0xff; 
DDRD=0xff; 
// Timer/Counter 1 initialization 
// Clock source: System Clock
15 
// Clock value: 11.719 kHz 
// Mode: Normal top=FFFFh 
// OC1A output: Discon. 
// OC1B output: Discon. 
// Noise Canceler: Off 
// Input Capture on Falling Edge 
// Timer 1 Overflow Interrupt: On 
// Input Capture Interrupt: Off 
// Compare A Match Interrupt: Off 
// Compare B Match Interrupt: Off 
TCCR1A=0x00; 
TCCR1B=0x05; 
TCNT1H=0xD2; 
TCNT1L=0x3A; 
ICR1H=0x00; 
ICR1L=0x00; 
OCR1AH=0x00; 
OCR1AL=0x00; 
OCR1BH=0x00; 
OCR1BL=0x00; 
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization 
TIMSK=0x04; 
// Analog Comparator initialization 
// Analog Comparator: Off 
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off 
ACSR=0x80; 
SFIOR=0x00; 
// Global enable interrupts 
#asm("sei") 
while (1) 
{ 
set_jam(); 
jam_digital(); 
data_7segmen(); 
tampil_7segment(); 
alarm(); 
}; 
} 
3.3. Perhitungan arus power supply 
3.3.1. Arus untuk seven segment 
Sebuah seven segment membutuhkan arus sebesar 10 - 20 mA, sehingga 
dengan menggunakan 4 seven segment maka arus yang diperlukan kurang 
lebih 40 - 80 mA. 
3.3.2. Arus mikrokontroller ATMega 16 
Sebuah mikrokontroller atmega membuuhkan 20 mA
16 
3.3.3. Arus total yang harus disediakan oleh power supply 
Dengan arus seven segment yang 80 mA dan mcu ATMega 16 yang 20 mA, 
maka powersupply yang digunakan harus mampu menyediakan arus sebesar 
100 mA. Sehingga untuk lebih aman power supply yang digunakan 
menghasilkan paling tidak 5X arus yang diperlukan. 
3.4. Pembuatan jalur rangkaian 
Pada perencanaan jalur rangkaian diatas bisa menggunakan bantuan softwere 
seperti protel,visio dll. 
Hal – hal yang perlu diperhatikan : 
1. memperhatikan lebar jalur yang dibutuhkan guna meningkatkan efesiensi arus dan 
tempat. 
2. Disisi lain kita harus mempersiapkan komponen yang dibutuhkan sesuai rangkaian 
yang telah kita rancang. 
3. Mengecek keberadaan jalur,sehingga benar-benar sesuai dengan rangkaian diatas 
Berikut gambar layout dan pictorial dari rangkaian gambar 12 diatas. 
1. Layout (skala 1:2) 
Gambar 5. Layout sisi atas (kiri), bawah (kanan)
17 
2. Pictorial (skala 1:1) 
Gambar 6. Pictorial rangkaian jam digital 
3.5. Penyablonan 
Setelah perencanaan selesai kita bisa memulai memindahkan jalur ke pcb,disini kita 
mengunakan metode penyablonan yang dulu telah kita pelajari pada semester 
sebelumnya,dengan memperhatikan langkah-langkah yang benar agar mendapatkan 
hasil yang maksimal.
18 
BAB IV 
METODOLOGI 
START 
PENGUMPULAN 
TEORI 
PEMAHAMAN 
TEORI 
PERENCANAAN 
PEMBUATAN 
PROGRAM 
SIMULASI 
FABRIKASI 
PENGETESAN 
FINISH 
TIDAK 
TIDAK 
YA 
YA
19 
Penjelasan Metodologi 
4.1. Pengumpulan Teori 
Mengumpulkan teori yang berhubungan dengan jam digital mikrokontroler, dan teori 
yang berkaitan. Mencari teori yang berhubungan dari internet maupun dari buku yang 
sesuai dan relevan. 
4.2. Pemahaman Teori 
Teori adalah sesuatu yang mendasar yang perlu dipelajari dalam melakukan suatu 
kegiatan. Dimana disini, jika akan membuat jam digital mikrokontroler, maka harus 
memahami teori sistem dasar jam digital, IC mikrokontroler dan system alarm jam 
yang terkait terlebih dahulu. Bagaimana fungsi dari setiap blok serta komponen – 
komponen di dalamnya. Terutama parameter yang digunakan untuk mengetahui hasil 
yang kita inginkan. 
4.3. Perencanaan 
Melakukan perencanaan kita lakukan setelah kita memahami teori sistem. Dari teori 
yang telah ada kita melakukan perencanaan apa. Mikrokontroler yang digunakan dan 
penampil pada jam digital yang disertai alarm. Serta untuk mendapatkan karakteristik 
tersebut diperlukan parameter untuk melakukan perhitungan nilai komponen – 
komponen yang diperlukan. 
4.4. Pembuatan Program 
Pembuatan program yang dimaksud adalah pembuatan program yang berada pada IC 
mikrokontroler untuk menjalankan jam digital yang ditampilkan pada seven segment 
agar pada saat 15 menit, 30 menit, dan 60 menit alarmnya dapat berfungsi dengan 
ketentuan yang sesuai yang telah ditentukan. 
4.5. Simulasi 
Darirencana yang sudah diperhitungkan, kita mencoba mensimulasikan dalam sebuah 
software. Software yang digunakan yaitu Codevision dan Proteus. Tujuan dari simulasi 
ini adalah untuk meminimalisir rusaknya komponen – komponen karena tidak 
sesuainya nilai dari komponen tersebut. Dan dari Codevision dan Proteus kita bisa 
mengetahui output dari rangkaian sudah sesuai dengan karakteristik yang diinginkan 
atau tidak. Jika tidak maka harus mengulas kembali teori sistem yang ada serta 
merencanakan perhitungan nilai komponen – komponennya lagi.
20 
4.6. Fabrikasi 
Fabrikasi adalah kegiatan aplikasi dari software dan benar – benar akan dipraktekan 
untuk sebuah alat agar bisa berfungsi. Dimana jika dalam pembuatan program dan 
simulasi sesuai maka kita memulai pembuatan PCB serta merangkai komponen jam 
digital mikrokontroler. 
Pembuatan jam digital mikrokontroler bisa dimulai dengan merancang program dalam 
sebuah software seperti Codevision dan Proteus. Setelah program atmega didalam 
software Codevision selesai kita bisa memindah file ke software Proteus untuk 
memunculkan simulasi penjalanan program. 
Kemudian jika pembuatan pembuatan program selesai dan simulasi sesuai dengan 
perencanaan, kita bisa merangkai komponen – komponennya sesuai dengan letak 
yang telah ditentukan dalam jalur tersebut. Setelah merangkai harus menyatukan kaki 
– kaki komponen dengan jalur PCB dengan cara mensoldernya. Hasil solderan tidar 
boleh mempengaruhi jalur PCB dan kaki – kaki komponen lainnya. Karena semua itu 
bisa menghambat sistem kerja alat dan dapat mempercepat kerusakan komponen – 
komponennya. Bahkan alat tersebut tidak bisa berfungsi atau mati. 
4.7. Pengetesan 
Setelah proses fabrikasi selesai, selanjutnya ialah proses pengetesan rangkaian 
apakah sudah sesuai dengan hasil pada proses simulasi atau tidak.
21 
DAFTAR PUSTAKA 
1. http://elektro-kontrol.blogspot.com/2011/06/jam-digital-dengan-penampil-seven.html 
2. http://elektro-kontrol.blogspot.com/2011/06/program-mengakses-seven-segment.html 
3. http://elektro-kontrol.blogspot.com/2011/06/timer-dan-counter-avr.html 
4. http://wahyusp.wordpress.com/2009/06/28/proyek-jam-digital-ii-ds1307/ 
5. http://tips-trik-8.blogspot.com/2009/11/jam-digital-dengan-mikrokontroler_23.html 
6. http://wirkamdwyfebrian.blogspot.com/2010/03/bel-pintu.html

More Related Content

What's hot

Modul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman Mikrokontroler
Modul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman MikrokontrolerModul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman Mikrokontroler
Modul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman MikrokontrolerBeny Abd
 
Unit III ARM Interface and ARM Programming
Unit III ARM Interface and ARM Programming Unit III ARM Interface and ARM Programming
Unit III ARM Interface and ARM Programming Dr. Pankaj Zope
 
Modul Gambar Teknik : KB2. Simbol Elektronika
Modul Gambar Teknik : KB2. Simbol ElektronikaModul Gambar Teknik : KB2. Simbol Elektronika
Modul Gambar Teknik : KB2. Simbol ElektronikaBeny Abd
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Fathan Hakim
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pidSupar Ramah
 
Perbedaan mikrokontroler dan mikroprosesor
Perbedaan mikrokontroler dan mikroprosesorPerbedaan mikrokontroler dan mikroprosesor
Perbedaan mikrokontroler dan mikroprosesorFAIZAL ALIF BUDI PRAKOSO
 
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisPertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisBuhori Muslim
 
Karya ilmiah tentang mcb
Karya ilmiah  tentang mcb Karya ilmiah  tentang mcb
Karya ilmiah tentang mcb RealdiTusang
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)Ishardi Nassogi
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Ferdi Dirgantara
 
Soal latihan elektronika dasar 1
Soal latihan elektronika dasar 1Soal latihan elektronika dasar 1
Soal latihan elektronika dasar 1Agus Tri
 
Analisa komponen penyusun rangkaian traffic light system
Analisa komponen penyusun rangkaian traffic light systemAnalisa komponen penyusun rangkaian traffic light system
Analisa komponen penyusun rangkaian traffic light systemWahyu Triana
 
Komponen Komponen CPU
Komponen Komponen CPUKomponen Komponen CPU
Komponen Komponen CPUamirahsnh25
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
DIgital clock using verilog
DIgital clock using verilog DIgital clock using verilog
DIgital clock using verilog Abhishek Sainkar
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Andrean Yogatama
 
Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]
Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]
Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]Dwi Prasetyo
 
Menggunakan cx programmer
Menggunakan  cx programmerMenggunakan  cx programmer
Menggunakan cx programmerBonanza Pratama
 

What's hot (20)

Modul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman Mikrokontroler
Modul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman MikrokontrolerModul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman Mikrokontroler
Modul Mikrokontroler - Bab 3. Pemrograman Mikrokontroler
 
Unit III ARM Interface and ARM Programming
Unit III ARM Interface and ARM Programming Unit III ARM Interface and ARM Programming
Unit III ARM Interface and ARM Programming
 
Modul Gambar Teknik : KB2. Simbol Elektronika
Modul Gambar Teknik : KB2. Simbol ElektronikaModul Gambar Teknik : KB2. Simbol Elektronika
Modul Gambar Teknik : KB2. Simbol Elektronika
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pid
 
Perbedaan mikrokontroler dan mikroprosesor
Perbedaan mikrokontroler dan mikroprosesorPerbedaan mikrokontroler dan mikroprosesor
Perbedaan mikrokontroler dan mikroprosesor
 
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisPertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
 
Karya ilmiah tentang mcb
Karya ilmiah  tentang mcb Karya ilmiah  tentang mcb
Karya ilmiah tentang mcb
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (fm dan pm)
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM)
 
Soal latihan elektronika dasar 1
Soal latihan elektronika dasar 1Soal latihan elektronika dasar 1
Soal latihan elektronika dasar 1
 
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
 
Makalah adc
Makalah adcMakalah adc
Makalah adc
 
Analisa komponen penyusun rangkaian traffic light system
Analisa komponen penyusun rangkaian traffic light systemAnalisa komponen penyusun rangkaian traffic light system
Analisa komponen penyusun rangkaian traffic light system
 
Komponen Komponen CPU
Komponen Komponen CPUKomponen Komponen CPU
Komponen Komponen CPU
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
DIgital clock using verilog
DIgital clock using verilog DIgital clock using verilog
DIgital clock using verilog
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
 
Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]
Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]
Remidial sistem mikroprosesor interrupt [dwi novia prasetyo 1410501052]
 
Menggunakan cx programmer
Menggunakan  cx programmerMenggunakan  cx programmer
Menggunakan cx programmer
 

Viewers also liked

Kumpulansoaljarkomlanjut
KumpulansoaljarkomlanjutKumpulansoaljarkomlanjut
KumpulansoaljarkomlanjutSatria Speed
 
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16University of Lampung
 
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Muhammad Kennedy Ginting
 
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyoteknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky PrasetiyoOkky Prasetiyo
 
97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavr
97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavr97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavr
97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavrPrayogy Pangestu
 
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa CTutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa CMuhammad Kennedy Ginting
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumayu purwati
 

Viewers also liked (8)

Kumpulansoaljarkomlanjut
KumpulansoaljarkomlanjutKumpulansoaljarkomlanjut
Kumpulansoaljarkomlanjut
 
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
 
(1) pemrograman lcd
(1) pemrograman lcd(1) pemrograman lcd
(1) pemrograman lcd
 
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
 
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyoteknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
 
97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavr
97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavr97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavr
97674720 buku-mikrokontroler-atmega8535-dengan-codevisionavr
 
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa CTutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 

Similar to MCU Jam Digital

12362 34780-1-pb
12362 34780-1-pb12362 34780-1-pb
12362 34780-1-pbAbdul Gumbs
 
Makalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorMakalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorAip Goper
 
makalah-termometer-digital
makalah-termometer-digitalmakalah-termometer-digital
makalah-termometer-digitalRendy Wahyudi
 
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newM I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newDeddy Susilo
 
PERANCANGAN CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 16
PERANCANGAN CONVEYOR  MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEGA 16PERANCANGAN CONVEYOR  MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEGA 16
PERANCANGAN CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 16muhamadaulia3
 
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUS
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUSCOUNTER SINKRON DAN ASINKRONUS
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUSNadanajlla
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRianaDS
 
Bab vi mikrokontroler
Bab vi mikrokontrolerBab vi mikrokontroler
Bab vi mikrokontrolerIkka Utamy
 
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16Mochammadfinandika
 
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEG...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  CONVEYOR MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEG...PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  CONVEYOR MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEG...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEG...muhamadaulia3
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counterpersonal
 
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC WALKING ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  WALKING ROBOT MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ...PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  WALKING ROBOT MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC WALKING ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ...muhamadaulia3
 
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...RenataNoviene
 
Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16
Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16
Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16Afif Nuur Hidayat
 
ATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.ppt
ATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.pptATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.ppt
ATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.pptAGSI1
 

Similar to MCU Jam Digital (20)

12362 34780-1-pb
12362 34780-1-pb12362 34780-1-pb
12362 34780-1-pb
 
Makalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorMakalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesor
 
makalah-termometer-digital
makalah-termometer-digitalmakalah-termometer-digital
makalah-termometer-digital
 
sensor suhu LM35
sensor suhu LM35sensor suhu LM35
sensor suhu LM35
 
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newM I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
 
SIMPLE SYSTEM OPERATING WITH ECLPSE
SIMPLE SYSTEM OPERATING WITH ECLPSESIMPLE SYSTEM OPERATING WITH ECLPSE
SIMPLE SYSTEM OPERATING WITH ECLPSE
 
PERANCANGAN CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 16
PERANCANGAN CONVEYOR  MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEGA 16PERANCANGAN CONVEYOR  MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEGA 16
PERANCANGAN CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 16
 
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUS
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUSCOUNTER SINKRON DAN ASINKRONUS
COUNTER SINKRON DAN ASINKRONUS
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
 
Bab vi mikrokontroler
Bab vi mikrokontrolerBab vi mikrokontroler
Bab vi mikrokontroler
 
Sensor suhu LM 35
Sensor suhu LM 35Sensor suhu LM 35
Sensor suhu LM 35
 
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
 
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEG...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  CONVEYOR MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEG...PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  CONVEYOR MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ATMEG...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEG...
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC WALKING ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  WALKING ROBOT MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ...PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC  WALKING ROBOT MENGGUNAKAN  MIKROKONTROLLER ...
PERANCANGAN PUTAR BALIK MOTOR DC WALKING ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ...
 
06 jurnal anita
06 jurnal anita06 jurnal anita
06 jurnal anita
 
Laporan vanny manpro suhu
Laporan vanny manpro suhuLaporan vanny manpro suhu
Laporan vanny manpro suhu
 
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
 
Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16
Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16
Rancang Bangun Putar Balik DC Mini Conveyor Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16
 
ATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.ppt
ATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.pptATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.ppt
ATMEGA16-dasar otomatisasi sistem oleh Bagoes Soehariadji.ppt
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 

Recently uploaded (7)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 

MCU Jam Digital

  • 1. PROPOSAL PERENCANAAN DAN FABRIKASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA ”Pemanfaatan mcu atmega sebagai jam digital dengan fasilitas alarm” Disusun oleh: ANAS AMINULLAH (02) CAMELIA ARIZONA (08) DICHA DESI ANINDA (09) GANJAR GANDHI S (10) 2A / KELOMPOK 4 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2011
  • 2. ii DAFTAR ISI Daftar isi ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 1 1.3. Batasan Masalah 2 1.4. Manfaat 2 BAB II LANDASAN TEORI 3 2.1. JAM DIGITAL 3 2.2. COUNTER / PENCACAH DIGITAL 4 2.3. MIKROKONTROLLER 5 2.4. ATMEGA 16 6 2.5. SEVEN SEGMEN 8 2.6. ALARM 9 BAB III PERENCANAAN 10 3.1. Gambar rangkaian 10 3.2. Listing program 10 3.3. Perhitungan arus power supply 15 3.4. Pembuatan jalur rangkaian 16 3.5. Penyablonan 17 BAB IV METODOLOGI 18 4.1. Pengumpulan Teori 19 4.2. Pemahaman Teori 19 4.3. Perencanaan 19 4.4. Pembuatan Program 19 4.5. Simulasi 19 4.6. Fabrikasi 20 4.7. Pengetesan 20 DAFTAR PUSTAKA 21
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era sekarang ini kebanyakan barang – barang elektronik dalam penerapannya menggunakan prinsip – prinsip logika atau yang dinamakan prinsip digital, dengan semakin maju cara berfikir kita, semakin bermacam - macam pula variasi suatu barang elektronika yang memanfaatkan prinsip rangkaian logika atau digital ini. Sehingga sekarang tidak menutup kemungkinan jika dimana – mana menemukan bermacam – macam alat yang memanfaatkan fungsi tersebut. Berdasarkan fakta diatas, maka kami ingin membuat suatu rangkaian sederhana yang memanfaatkan prinsip kerja rangkaian logika atau digital, lebih jelasnya kami mencoba mempraktekan teori yang sebelumnya telah kami dapatkan kedalam bentuk sebuah rangkaian yaitu jam digital. Jam digital merupakan perangkat elektronik yang sangat sederhana atau sudah terlalu umum, tapi dari jam digital dapat dipelajari prinsip-prinsip dasar control dengan mikrokontroler, antara lain sitem tampilan 7 ruas dan pemakaian timer. Jam digital umumnya menggunakan 50 atau 60 hertz osilator AC atau kristal osilator seperti dalam jam kuarsa untuk menjalankannya. Kebanyakan jam digital menampilkan jam dalam format hari 24 jam, di Amerika dan beberapa negara lain menggunakan pewaktu dalam format 12 jam dengan indikasi pembeda "AM" atau "PM". Jam elektronika digital yang terdiri dari pencacah yang merupakan komponen terpenting dari sistem jam digital. Kebanyakan jam menggunakan daya frekuensi jala-jala 60 Hz sebagai masukannya. Frekuensi ini dibagi menjadi detik, menit dan jam oleh bagian pembagi frekuensi dari jam tersebut. Kemudian pulsa satu-per-detik, satu-per-menit, dan satu-per-jam dihitung dan disimpan dalam akumulator pencacah jam tersebut. Selanjutnya isi akumulator pencacah (detik, menit, jam) yang tersimpan didekode, dan waktu yang tepat ditayangkan pada tayangan waktu keluaran. Jam digital mempunyai elemen sistem khusus. Pengolahan terjadi pada pembagi frekuensi, akumulator pencacah. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana membuat jam digital dengan menggunakan mikrokontroler. 1.2.2. Bagaimana program mikrokontroler dalam pembuatan jam digital.
  • 4. 2 1.3. Batasan Masalah 1.3.1. Pembuatan dengan menggunakan IC mikrokontroler atmega. 1.3.2. Jam digital ditampilkan dengan seven segment. 1.4. Manfaat Jam digital yang dibuat digunakan untuk menunjukkan waktu dalam kehidupan sehari-hari.
  • 5. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. JAM DIGITAL Jam elektronika digital yang terdiri dari pencacah yang merupakan komponen terpenting dari sistem jam digital. Gambar (1) merupakan diagram blok sederhana suatu sistem jam digital. Kebanyakan jam menggunakan daya frekuensi jala-jala 60 Hz sebagai masukannya. Frekuensi ini dibagi menjadi detik, menit dan jam oleh bagian pembagi frekuensi dari jam tersebut. Kemudian pulsa satu-per-detik, satu-per-menit, dan satu-per-jam dihitung dan disimpan dalam akumulator pencacah jam tersebut. Selanjutnya isi akumulator pencacah (detik, menit, jam) yang tersimpan didekode, dan waktu yang tepat ditayangkan pada tayangan waktu keluaran. Jam digital mempunyai elemen sistem khusus. Masukannya berupa arus bolak-balik 60 Hz. Pengolahan terjadi pada pembagi frekuensi, akumulator pencacah, dan bagian pendekode. Gambar 1. Blok diagram jam digital Gambar 2. Blok diagram cara kerja jam digital
  • 6. 4 Penyimpanan terjadi pada akumulator. Bagian kendali barupa kendali set-waktu seperti pada gambar (2). Telah disebutkan bahwa semua sistem terdiri atas gerbang logika, flip-flop, dan subsistem. Diagram pada gambar (2) memperlihatkan bagaiman subsistem diorganisasikan sampai menampilkan waktu dalam jam, menit, detik. Ini merupakan diagram jam digital yang lebih terinci. Masukan berupa sinyal 60 Hz. 60 Hz dibagi 60 oleh pembagi frekuensi pertama. Keluaran rangkaian pembagi ini berupa pulsa 1 per detik. Pulsa 1 per detik dimasukkan ke pencacah naik yang mencacah naik dari 00 sampai 59 dan reset 00. Kemudian pencacah detik didekode dan ditayangkan pada 7segmen. Perhatikan rangkaian pembagi frekuensi tengah pada gambar (2). Masukan pada rangkaian ini berupa pulsa1 per detik. Keluarannya berupa pulsa 1 per menit. Keluaran pulsa 1 per menit dipindah ke pencacah menit 0 - 59. Pencacah naik ini mengawasi jumlah menit dari 00 sampai 59 dan reset menjadi 00. Keluaran akumulator pencacah menit didekode dan ditayangkan pada dua 7-segmen di sebelah atas tengah gambar (2). Memperhatikan rangkaian pembagi 60 di sebelah kanak gambar (2). Masukan pada pembagi frekuensi ini adalah pulsa 1 per menit. Keluaran rangkaian ii adalah pulsa 1 per jam. Keluaran pulsa 1 per jam dipindah ke pencacah jam di sebelah kiri. Akumulator pencacah jam ini mengawasi jumlah jam dari 0 sampai 23. keluaran akumulator jam didekode dan dipindahkan kedua penayang 7-segmen pada kiri atas gambar (2). Kita telah perhatikan bahwa rangkaian tersebut sudah berupa suatu jam digital 24-jam. Rangkaian tersebut dapat diubah dengn mudah menjadi jam 12-jam dengan menukar akumulator pencacah 0 sampai 23 menjadi pencacah 0 sampai 11. 2.2. COUNTER / PENCACAH DIGITAL Pencacah digital adalah sekumpulan FF yang berubah keadaan keluarannya dalam merespon pulsa-pulsa yang diberikan pada masukannya. Susunan beberapa FF tersebut menghasilkan bilangan biner ekivalen dari jumlah pulsa total yang diberikan pada saat itu. Pencacah banyak digunakan pada sistem digital, diantaranya sebagai penghitung pulsa, pembagi frekuensi, pewaktu, penunda waktu dan sebagainya. Berdasarkan Clock yang diberikan pada FF, maka Pencacah dikelompokkan menjadi Pencacah tidak serempak (Asynchronous) dan serempak (Synchronous). 2.2.1. Pencacah Tak Serempak (Asynchronous) / Ripple / Serial Jenis Pencacah ini paling sederhana dan tersusun dari FF yang sejenis (SC, JK, T atau D) yang keluarannya Q (atau Q) dihubungkan dengan masukan Clock FF
  • 7. 5 berikutnya, sehingga semua keluaran FF tidak berubah bersamaan dengan adanya pulsa Clock. Perubahan keadaan keluaran tiap FF terjadi pada setiap sisi naik (atau turun) dari masukan Clocknya. Suatu Pencacah yang apabila perubahan hitungan keluarannya naik dari hitungan awalnya (misalnya 0000) dinamakan Pencacah naik / maju (Up- Counter). Sebaliknya, apabila perubahan hitungan keluarannya turun dari hitungan awalnya (misalnya 1111) dinamakan Pencacah turun / mundur (Down- Counter). Jumlah masukan pulsa Clock yang menyebabkan Pencacah kembali ke hitungan awalnya dinamakan modulus Pencacah, yaitu jumlah total keadaan keluaran yang berbeda (termasuk nol) dari Pencacah yang dinyatakan : Jumlah Modulus Pencacah = 2N N = Jumlah FF 2.2.2. Pencacah Serempak (Synchronous) / Paralel Pada Pencacah biner sinkron, Clocknya dihubungkan dengan setiap masukan Clock FF, untuk itu setiap pemberian pulsa Clock akan menyebabkan semua keluaran juga berubah secara serentak. Hitungan pada Pencacah sinkron tidak hanya seperti Pencacah ripple yaitu berurutan, tetapi bisa melompat atau bahkan hitungan acak. Dalam merancang rangkaian Pencacah sinkron dengan hitungan tertentu harus mengetahui jenis FF yang digunakan, karena setiap FF mempunyai keluaran yang berbeda terhadap adanya pulsa Clock. Untuk itu harus mengetahui setiap perubahan keadaan keluaran FF sehubungan dengan hitungan yang diinginkan. 2.3. MIKROKONTROLLER Mikrokontroller adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan antarmuka I/O. Sistem komputer dewasa ini paling banyak justru terdapat di dalam peralatan lain, seperti telepon, jam, perangkat rumah tangga, kendaraan, dan bangunan. Sistem embedded biasanya mengandung syarat minimal sebuah sistem mikroprosesor yaitu memori untuk data dan program, serta sistem antarmuka input/output yang sederhana. Antarmuka semacam keyboard, tampilan, disket, atau printer yang umumnya ada pada sebuah komputer pribadi justru tidak ada pada sistem mikrokontroler. Sistem mikrokontroler lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana yang penting seperti mengendalikan motor, saklar, resistor variabel, atau perangkat elektronis lain. Seringkali satu-satunya bentuk antarmuka yang ada pada sebuah sistem
  • 8. 6 mikrokontroler hanyalah sebuah LED, bahkan ini pun bisa dihilangkan jika tuntutan konsumsi daya listrik mengharuskan demikian. Berbeda dengan CPU serba-guna, mikrokontroler tidak selalu memerlukan memori eksternal, sehingga mikrokontroler dapat dibuat lebih murah dalam kemasan yang lebih kecil dengan jumlah pin yang lebih sedikit. Sebuah chip mikrokontroler umumnya memiliki fitur:  central processing unit - mulai dari prosesor 4-bit yang sederhana hingga prosesor kinerja tinggi 64-bit.  input/output antarmuka jaringan seperti port serial (UART)  antarmuka komunikasi serial lain seperti I²C, Serial Peripheral Interface and Controller Area Network untuk sambungan sistem  periferal seperti timer dan watchdog  RAM untuk penyimpanan data  ROM, EPROM, EEPROM atau Flash memory untuk menyimpan program komputer  pembangkit clock - biasanya berupa resonator rangkaian RC  pengubah analog-ke-digital Sejarah mikrokontroller Mikrokontroler populer yang pertama dibuat oleh Intel pada tahun 1976, yaitu mikrokontroler 8-bit Intel 8748. Mikrokontroler tersebut adalah bagian dari keluarga mikrokontroler MCS-48. Sebelumnya, Texas instruments telah memasarkan mikrokontroler 4-bit pertama yaitu TMS 1000 pada tahun 1974. TMS 1000 yang mulai dibuat sejak 1971 adalah mikrokomputer dalam sebuah chip, lengkap dengan RAM dan ROM. 2.4. ATMEGA 16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.
  • 9. 7 Beberapa keistimewaan dari AVR ATMega16 antara lain: 1. Advanced RISC Architecture  130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution  32 x 8 General Purpose Fully Static Operation  Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz  On-chip 2-cycle Multiplier 2. Nonvolatile Program and Data Memories  8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash  Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits  512 Bytes EEPROM  512 Bytes Internal SRAM  Programming Lock for Software Security 3. Peripheral Features  Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Mode  Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes  One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode  Real Time Counter with Separate Oscillator  Four PWM Channels  8-channel, 10-bit ADC  Byte-oriented Two-wire Serial Interface  Programmable Serial USART 4. Special Microcontroller Features  Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection  Internal Calibrated RC Oscillator  External and Internal Interrupt Sources  Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby and Extended Standby 5. I/O and Package  32 Programmable I/O Lines  40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad MLF 6. Operating Voltages  2.7 - 5.5V for Atmega16L  4.5 - 5.5V for Atmega16
  • 10. 8 Gambar 3. Gambar pin- pin ATMega 16 kemasan 40 pin Pin-pin pada ATMega16 dengan kemasan 40-pin DIP (dual in-line package) ditunjukkan oleh gambar 1. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data). 2.5. SEVEN SEGMEN 2.5.1. Pengertian Seven Segment adalah suatu segmen- segmen yang digunakan menampilkan angka. Seven segmen ini tersusun atas 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). 2.5.2. Jenis – jenis seven segment 2.5.2.1. Common Anoda Disini, semua anoda dari diode disatukan secara parallel dan semua itu dihubungkan ke VCC dan kemudian LED dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar dari penggerak. Karena dihubungkan ke VCC, maka COMMON ANODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH. 2.5.2.2. Common Katoda Disini semua katoda disatukan secara parallel dan dihubungkan ke GROUND. Karena seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka COMMON KATODA ini berada pada kondisi AKTIF LOW. 2.5.3. Prinsip kerja Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.
  • 11. 9 2.6. ALARM Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
  • 12. 10 BAB III PERENCANAAN 3.1. Gambar rangkaian Gambar 4. Gambar rangkain jam digital dengan fasilitas alarm 3.2. Listing program #include <mega16.h> #include <delay.h> int detik=0, menit=3, jam=12, temp_jam, temp_menit, ubah, indeks=4; int menit_satuan, menit_puluhan, jam_satuan, jam_puluhan; bit dot=0; // Timer 1 overflow interrupt service routine interrupt [TIM1_OVF] void timer1_ovf_isr(void) { // Reinitialize Timer 1 value TCNT1H=0xD23A >> 8; TCNT1L=0xD23A & 0xff; detik++; dot=dot^1; //logika menyalakan titik } void jam_digital() { if (detik==60) PB0/T0/XCK 1 PB1/T1 2 PB2/AIN0/INT2 3 PB3/AIN1/OC0 4 PB4/SS 5 PB5/MOSI 6 PB6/MISO 7 PB7/SCK 8 RESET 9 XTAL2 12 XTAL1 13 PD0/RXD 14 PD1/TXD 15 PD2/INT0 16 PD3/INT1 17 PD4/OC1B 18 PD5/OC1A 19 PD6/ICP1 20 PD7/OC2 21 PC0/SCL 22 PC1/SDA 23 PC2/TCK 24 PC3/TMS 25 PC4/TDO 26 PC5/TDI 27 PC6/TOSC1 28 PC7/TOSC2 29 PA7/ADC7 33 PA6/ADC6 34 PA5/ADC5 35 PA4/ADC4 36 PA3/ADC3 37 PA2/ADC2 38 PA1/ADC1 39 PA0/ADC0 40 AREF 32 AVCC 30 PROGRAM=..prgExejam.hex X1 12MHZ C4 22nF C5 22nF R7 1K C3 10uF/16V D1 D2 D3 D4 Q3 2N3702 Q4 2N3702 Q5 2N3702 Q6 2N3702 A B C D E F G DOT D1 D2 D3 D4 A B C D E F G DOT UP MENU DOWN PB1 PB2 PB3 PB1 PB2 PB3 R1 100k R2 330k R3 1M R4 10k Q1 BC142 Q2 AC128 C1 0,1uF R5 10 R6 1,5k LS1 SPEAKER C2 100uF
  • 13. 11 { detik=0; menit++; } if (menit==60) { menit=0; jam++; } if (jam==24) { jam=0; } } void ubah_ke_format7segment()//fungsi untuk mengubah kedalam format 7segment { if (ubah==0){ubah=0xc0;} if (ubah==1){ubah=0xf9;} if (ubah==2){ubah=0xa4;} if (ubah==3){ubah=0xb0;} if (ubah==4){ubah=0x99;} if (ubah==5){ubah=0x92;} if (ubah==6){ubah=0x82;} if (ubah==7){ubah=0xf8;} if (ubah==8){ubah=0x80;} if (ubah==9){ubah=0x90;} } void data_7segmen() { temp_menit=menit; menit_satuan=temp_menit%10;//sisa dari pembagian disimpan di variabel satuan ubah=menit_satuan; ubah_ke_format7segment();//panggil fungsi mengubah kedalam format 7segment menit_satuan=ubah; temp_menit=temp_menit/10; menit_puluhan=temp_menit%10; ubah=menit_puluhan; ubah_ke_format7segment(); menit_puluhan=ubah; temp_jam=jam; jam_satuan=temp_jam%10; ubah=jam_satuan; ubah_ke_format7segment(); jam_satuan=ubah; temp_jam=jam/10; jam_puluhan=temp_jam%10; ubah=jam_puluhan; ubah_ke_format7segment(); jam_puluhan=ubah; }
  • 14. 12 void tampil_7segment() { PORTC=jam_puluhan;//mengirimkan data kedigit5 PORTD=0b11110111;//menyalakan digit5 delay_ms(3); PORTC=jam_satuan;//mengirimkan data kedigit6 PORTC.7=PORTC.7^dot;//indikator detik dengan menyalakan segment DOT pada digit ke2 PORTD=0b11111011;//menyalakan digit6 delay_ms(3); PORTC=menit_puluhan;//mengirimkan data kedigit7 PORTD=0b11111101;//menyalakan digit7 delay_ms(3); PORTC=menit_satuan;//mengirimkan data kedigit8 PORTD=0b11111110;//menyalakan digit8 delay_ms(3); //lamanya waktu scanning ditentukan oleh intruksi delay } void set_jam() { if (PINB.0==0 && indeks==4) { TIMSK=0x00; //stop LAGI TIMER delay_ms(300); indeks=3; while (PINB.0==1 && indeks==3) { data_7segmen(); tampil_7segment(); if (PINB.1==0) { delay_ms(300); menit=menit+1; if (menit>=60) { menit=59; } } if (PINB.2==0) { delay_ms(300); menit=menit-1; if (menit<0) { menit=0; } } } } if (PINB.0==0 && indeks==3) { delay_ms(300);
  • 15. 13 indeks=2; while (PINB.0==1 && indeks==2) { data_7segmen(); tampil_7segment(); if (PINB.1==0) { delay_ms(300); menit=menit+10; if (menit>=60) { menit=59; } } if (PINB.2==0) { delay_ms(300); menit=menit-10; if (menit<0) { menit=0; } } } } if (PINB.0==0 && indeks==2) { delay_ms(300); indeks=1; while (PINB.0==1 && indeks==1) { data_7segmen(); tampil_7segment(); if (PINB.1==0) { delay_ms(300); jam=jam+1; if (jam>=60) { jam=59; } } if (PINB.2==0) { delay_ms(300); jam=jam-1; if (jam<0) { jam=0; } } } } if (PINB.0==0 && indeks==1)
  • 16. 14 { delay_ms(300); indeks=0; while (PINB.0==1 && indeks==0) { data_7segmen(); tampil_7segment(); if (PINB.1==0) { delay_ms(300); jam=jam+1; if (jam>=60) { jam=59; } } if (PINB.2==0) { delay_ms(300); jam=jam-1; if (jam<0) { jam=0; } } } indeks=4; TIMSK=0x04; //MEMULAI LAGI TIMER delay_ms(300); } } void alarm() { If (menit==15){PIND.4==1;} else {PIND.4==0;} if (menit==30){PIND.5==1;} else {PIND.5==0;} if (menit==0){PIND.5==1;} else {PIND.5==0;} } void main(void) { PORTB=0xff; DDRB=0x00; PORTC=0xff; DDRC=0xff; PORTD=0xff; DDRD=0xff; // Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock
  • 17. 15 // Clock value: 11.719 kHz // Mode: Normal top=FFFFh // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off // Input Capture on Falling Edge // Timer 1 Overflow Interrupt: On // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00; TCCR1B=0x05; TCNT1H=0xD2; TCNT1L=0x3A; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00; OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00; // Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x04; // Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off // Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80; SFIOR=0x00; // Global enable interrupts #asm("sei") while (1) { set_jam(); jam_digital(); data_7segmen(); tampil_7segment(); alarm(); }; } 3.3. Perhitungan arus power supply 3.3.1. Arus untuk seven segment Sebuah seven segment membutuhkan arus sebesar 10 - 20 mA, sehingga dengan menggunakan 4 seven segment maka arus yang diperlukan kurang lebih 40 - 80 mA. 3.3.2. Arus mikrokontroller ATMega 16 Sebuah mikrokontroller atmega membuuhkan 20 mA
  • 18. 16 3.3.3. Arus total yang harus disediakan oleh power supply Dengan arus seven segment yang 80 mA dan mcu ATMega 16 yang 20 mA, maka powersupply yang digunakan harus mampu menyediakan arus sebesar 100 mA. Sehingga untuk lebih aman power supply yang digunakan menghasilkan paling tidak 5X arus yang diperlukan. 3.4. Pembuatan jalur rangkaian Pada perencanaan jalur rangkaian diatas bisa menggunakan bantuan softwere seperti protel,visio dll. Hal – hal yang perlu diperhatikan : 1. memperhatikan lebar jalur yang dibutuhkan guna meningkatkan efesiensi arus dan tempat. 2. Disisi lain kita harus mempersiapkan komponen yang dibutuhkan sesuai rangkaian yang telah kita rancang. 3. Mengecek keberadaan jalur,sehingga benar-benar sesuai dengan rangkaian diatas Berikut gambar layout dan pictorial dari rangkaian gambar 12 diatas. 1. Layout (skala 1:2) Gambar 5. Layout sisi atas (kiri), bawah (kanan)
  • 19. 17 2. Pictorial (skala 1:1) Gambar 6. Pictorial rangkaian jam digital 3.5. Penyablonan Setelah perencanaan selesai kita bisa memulai memindahkan jalur ke pcb,disini kita mengunakan metode penyablonan yang dulu telah kita pelajari pada semester sebelumnya,dengan memperhatikan langkah-langkah yang benar agar mendapatkan hasil yang maksimal.
  • 20. 18 BAB IV METODOLOGI START PENGUMPULAN TEORI PEMAHAMAN TEORI PERENCANAAN PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI FABRIKASI PENGETESAN FINISH TIDAK TIDAK YA YA
  • 21. 19 Penjelasan Metodologi 4.1. Pengumpulan Teori Mengumpulkan teori yang berhubungan dengan jam digital mikrokontroler, dan teori yang berkaitan. Mencari teori yang berhubungan dari internet maupun dari buku yang sesuai dan relevan. 4.2. Pemahaman Teori Teori adalah sesuatu yang mendasar yang perlu dipelajari dalam melakukan suatu kegiatan. Dimana disini, jika akan membuat jam digital mikrokontroler, maka harus memahami teori sistem dasar jam digital, IC mikrokontroler dan system alarm jam yang terkait terlebih dahulu. Bagaimana fungsi dari setiap blok serta komponen – komponen di dalamnya. Terutama parameter yang digunakan untuk mengetahui hasil yang kita inginkan. 4.3. Perencanaan Melakukan perencanaan kita lakukan setelah kita memahami teori sistem. Dari teori yang telah ada kita melakukan perencanaan apa. Mikrokontroler yang digunakan dan penampil pada jam digital yang disertai alarm. Serta untuk mendapatkan karakteristik tersebut diperlukan parameter untuk melakukan perhitungan nilai komponen – komponen yang diperlukan. 4.4. Pembuatan Program Pembuatan program yang dimaksud adalah pembuatan program yang berada pada IC mikrokontroler untuk menjalankan jam digital yang ditampilkan pada seven segment agar pada saat 15 menit, 30 menit, dan 60 menit alarmnya dapat berfungsi dengan ketentuan yang sesuai yang telah ditentukan. 4.5. Simulasi Darirencana yang sudah diperhitungkan, kita mencoba mensimulasikan dalam sebuah software. Software yang digunakan yaitu Codevision dan Proteus. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk meminimalisir rusaknya komponen – komponen karena tidak sesuainya nilai dari komponen tersebut. Dan dari Codevision dan Proteus kita bisa mengetahui output dari rangkaian sudah sesuai dengan karakteristik yang diinginkan atau tidak. Jika tidak maka harus mengulas kembali teori sistem yang ada serta merencanakan perhitungan nilai komponen – komponennya lagi.
  • 22. 20 4.6. Fabrikasi Fabrikasi adalah kegiatan aplikasi dari software dan benar – benar akan dipraktekan untuk sebuah alat agar bisa berfungsi. Dimana jika dalam pembuatan program dan simulasi sesuai maka kita memulai pembuatan PCB serta merangkai komponen jam digital mikrokontroler. Pembuatan jam digital mikrokontroler bisa dimulai dengan merancang program dalam sebuah software seperti Codevision dan Proteus. Setelah program atmega didalam software Codevision selesai kita bisa memindah file ke software Proteus untuk memunculkan simulasi penjalanan program. Kemudian jika pembuatan pembuatan program selesai dan simulasi sesuai dengan perencanaan, kita bisa merangkai komponen – komponennya sesuai dengan letak yang telah ditentukan dalam jalur tersebut. Setelah merangkai harus menyatukan kaki – kaki komponen dengan jalur PCB dengan cara mensoldernya. Hasil solderan tidar boleh mempengaruhi jalur PCB dan kaki – kaki komponen lainnya. Karena semua itu bisa menghambat sistem kerja alat dan dapat mempercepat kerusakan komponen – komponennya. Bahkan alat tersebut tidak bisa berfungsi atau mati. 4.7. Pengetesan Setelah proses fabrikasi selesai, selanjutnya ialah proses pengetesan rangkaian apakah sudah sesuai dengan hasil pada proses simulasi atau tidak.
  • 23. 21 DAFTAR PUSTAKA 1. http://elektro-kontrol.blogspot.com/2011/06/jam-digital-dengan-penampil-seven.html 2. http://elektro-kontrol.blogspot.com/2011/06/program-mengakses-seven-segment.html 3. http://elektro-kontrol.blogspot.com/2011/06/timer-dan-counter-avr.html 4. http://wahyusp.wordpress.com/2009/06/28/proyek-jam-digital-ii-ds1307/ 5. http://tips-trik-8.blogspot.com/2009/11/jam-digital-dengan-mikrokontroler_23.html 6. http://wirkamdwyfebrian.blogspot.com/2010/03/bel-pintu.html