2. KEBUTUHAN AKAN KERANGKA TEORETIS
Kerangka teoretis adalah model konseptual
yang berkaitan dengan bagaimana seseorang
menyusun teori atau menghubungkan secara
logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah.
Dari kerangka teoretis bisa disusun hipotesis
yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori
yang dirumuskan valid atau tidak.
3. VARIABEL
1.
2.
3.
4.
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi
pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang
yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang
berbeda.
Jenis Variabel :
Variabel Terikat (dependent variable, disebut juga variabel kriteriacriterion variable) ; tujuan peneliti adalah memahami dan membuat
vaeiabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya.
Variabel merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku
dalam investigasi.
Variabel Bebas (independent variable, disebut juga variabel
prediktor-predictor variable) ; variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat, entah secara negatif atau positif.
Variabel moderator (moderating variable) ; variabel moderator
adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan yang
kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel Antara (intervening variable) ; adalah variabel yang
mengemuka antara waktu varibel bebas mulai bekerja
mempengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas
terasa pada variabel terikat.
4. KERANGKA TEORETIS
1.
2.
3.
4.
5.
Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian
didasarkan. Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun,
dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antarvariabel yang dianggap
relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti
wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi
berperan dalam menyusun kerangka teoritis.
Komponen Kerangka Teoretis
ada hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoritis :
Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan
dinamai dengan jelas dalam pembahasan.
Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel
berkaitan satu sama lain.
Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan
penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan
mengenai apakah akan positif atau negatif.
Harus ada penjelasan yang jelas mengenai mengapa kita memperkirakan
hubungan tersebut berlaku.
Suatu diagram skematis kerangka teoretis harus diberikan agar pembaca
dapat melihat dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
5. PENYUSUNAN HIPOTESIS
Definisi Hipotesis
hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
Pernyataan Hipotesis : Format
hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua
kelompok (atau antara beberapa kelompok) yang terkait dengan
variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang
diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun
sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-maka (if-then
statement).
Hipotesis Direksional dan Nondireksional
jika dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau
membandingkan dua kelompok, istilah-istilah seperti positif, negatif,
lebih dari, kurang dari, dan semacamnya digunakan, maka hipotesis
tersebut disebut direksional karena arah hubungan antarvariabel
(positif/negatif).
6. LANJUTAN…
1.
2.
3.
4.
5.
hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang mengendalikan hubungan
atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah hubungan
tersebut.
Hipotesis Nol dan Alternatif
hipotesis nol (hipotesis nihil) adalah proporsi yang menyatakan hubungan
yang definitif dan tepat di antara dua variabel. Hipotesis alternatif, yang
merupakan kebalikan dari hipotesis nol, adalah pernyataan yang
mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan
perbedaan antara kelompok.
langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah :
Menyatakan hipotesis nol dan alternatif.
Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan
adalah parametrik atau nonparametrik.
Menentukan tingkat signifikan yang diinginkan.
Memastikan jika hasil dari analisis komputer menunjukkan bahwa tingkat
signifikan terpenuhi.
Jika hasil hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical
value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hitung lebih
kecil daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif diterima.
7. PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN PENELITIAN
KUALITATIF : ANALISIS KASUS NEGATIF
Hipotesis juga dapat diuji dengan data kulitatif.
Katakanlah bahwa peneliti menemukan kasus dimana
seseorang dengansengaja melakukan perilaku tidak etis
dalam hal menerima pembayaran kembali (faktanya ia
cukup mampu untuk membedakan benar dari salah,
tidak membutuhkan uang, dan mengetahui bahwa
organisasi tidak akan membiarkan perilakunya), hanya
karena ia ingin “kembali” ke sistem yang “tidak akan
menerima sarannya”. Penemuan baru ini melalui
penolakan atas hipotesis semula, disebut sebagai
metode kasus negatif (negative case method),
memungkinkan peneliti untuk merevisi teori dan
hipotesis hingga waktu ketika teori tersebut menjadi
kukuh.
8. KEUNTUNGAN MANAJERIAL
Ketika manajer merasakan masalah, ke pengumpulan
data awal (termasuk survei literatur), ke penyusunan
kerangka teoritis berdasarkan survei literatur dan
dipandu oleh pengalaman dan intuisi, serta ke
perumusan hipotesis untuk diuji, keempat jenis variabel
yang berbeda memperluas pemahaman manajer.
Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk apa
kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun
memampukan manajer untuk menjadi hakim yang
cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh
konsultan.