1. KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
Jl. Ir. Sutami 36A. Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp/Fax
(0271) 648939, 669124
MINI PROPOSAL
I. IDENTITAS PENULIS
Nama : Ira Puspita
NIM : K7412096
Tahun : 2015
Pembimbing Akademik : Jaryanto, S.Pd, M.Si
II. JUDUL PENELITIAN
UPAYA PENINGKATAN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN
SISWA COMMUNITY LEARNING CENTER (CLC) DI
PEMUKIMAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KOTA
KINABALU, SABAH, MALAYSIA
III. BIDANG ILMU
Skripsi ini termasuk dalam bidang ilmu pendidikan.
2. IV. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan sudah menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan. Pendidikan akan mendorong manusia untuk terus berubah
kearah yang lebih baik dan terus meningkatkan kompetensi diri, baik
secara intelektual, emosional dan spiritual. Hal ini sesuai dengan UU No.
20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yakni : “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.”
Dewasa ini sekolah sebagai lembaga pendidikan formal hanya
berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual dan
mengesampingkan pengembangan kompetensi emosional dan spiritual.
Hal ini memicu peningkatan angka kenakalan remaja di Indonesia.
Kenakalan remaja saat ini semakin menjalar dan sering terjadi di
lingkungan masyarakat sekitar. Perilaku kenakalan seperti seks bebas,
tawuran, penggunaan obat terlarang nampaknya sudah cukup melekat bagi
remaja zaman sekarang. Sosiolog Robertus Robert menilai bahwa
penangangan kenakalan remaja harus mendapatkan perhatian dari
pemerintah Sebab, peran orangtua saja tidak bisa untuk membuka simpul
masalah kenakalan remaja, (Metrotvnews, 13/12/14).
Pendidikan karakter sebagai solusi dari kenakalan remaja telah
menjadi isu hangat yang diperbincangkan masyarakat. Karakter tidak bisa
diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar.
Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari
dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu
bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari
(www.pendidikankarakter.com). Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat
untuk menanamkan karakter yang baik kepada anak melalui pendidikan
sekolah formal. Selain itu, peran pemerintah dibutuhkan dalam bentuk
3. memberi ruang khusus bagi para remaja untuk menyalurkan hobi dan
bakat mereka agar lebih mendidik remaja Indonesia. Penanaman hal yang
positif, dan lebih berguna bagi keluarga dan bangsa (Metrotvnews,
13/12/14).
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau
individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian
benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong
bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu
(Kertajaya, 2010). Pendidikan karakter dilakukan dengan menanamkan
karakter tertentu pada anak didik.
Pemukiman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kota Kinabalu,
Sabah, Malaysia merupakan sebuah pemukiman yang terletak di tengah
perkebunan kelapa sawit. Banyaknya Tenaga Kerja Indonesia yang
mengajak anggota keluarga secara ilegal, menyebabkan pertumbuhan
populasi Warga Negara Indonesia semakin meningkat. Saat ini ada lebih
dari 50.000 anak-anak TKI usia sekolah dan belum semuanya memperoleh
akses pendidikan. Sebelumya anak-anak Indonesia ini bersekolah di
Sekolah Kebangsaan Malaysia, namun sejak 2002, kerajaan melarang
anak-anak negara asing bersekolah di Sekolah Kebangsaan. Akibatnya
banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah. Sebagai gantinya,
pemerintah Malaysia menyerahkan urusan pendidikan anak-anak dari
negara asing tersebut pada suatu lembaga yang bernama Humana Child
Aid Society. Selanjutnya pada 2006 melalui MOU antara Indonesia dan
Malaysia, Malaysia setuju atas upaya yang dilakukan pemerintah RI untuk
membuka pusat-pusat bimbingan belajar khusus untuk anak-anak
Indonesia. Sejak saat itu anak-anak Indonesia ada yang bersekolah di
Humana dan ada pula yang bersekolah di pusat-pusat belajar yang
didirikan pemerintah Indonesia (www.journal424.wordpress.com).
Community Learning Center (CLC) merupakan sekolah Indonesia
di Sabah Malaysia yang setara dengan SMP Terbuka. Biaya sekolah di
CLC ditanggung oleh pemerintah Indonesia, perusahaan kelapa sawit dan
4. iuran dari orang tua dengan jumlah yang tidak memberatkan. Namun,
Guru pamong Community Learning Center (CLC) SMP Terbuka Ladang
Litang, Hakim mengaku sulit meminta anak-anak memilih bersekolah
ketimbang bekerja di Ladang selama orang tua mengizinkan. Kesadaran
untuk mengirim anak ke sekolah harus terus ditingkatkan, terutama
melalui pembinaan-pembinaan terhadap pihak orang tua. Untuk anak-anak
yang sudah lulus dari CLC pun juga banyak yang akhirnya kembali
menjadi buruh diladang seperti orang tuanya.
Pemberian bekal berupa softskill perlu diberikan kepada anak didik
guna kehidupannya selepas dari sekolah di CLC. Untuk itu, sesuai dengan
perkembangan pendidikan saat ini yang menuntut pendidikan karakter,
maka karakter yang cocok untuk anak-anak TKI adalah karakter
kewirausahaan, supaya tercipta anak yang mandiri dan pekerja keras. Hal
ini sesuai dengan arti kata wirausaha dalam bukunya Riyanti, 2003, kata
wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata “wira”
yang artinya gagah berani, perkasa dan kata “usaha”, sehingga secara
harfiah wirausahawan diartikan sebagai orang yang gagah berani atau
perkasa dalam berusaha.
Prof. Dr. H. Buchari Alma (2010) dan Kasmir, S.E., M.M. (2006)
menyebutkan, ada beberapa karakter wirausaha, antara lain : percaya diri,
memiliki visi dan tujuan yang jelas, kepemimpinan, keorisinilan, inisiatif
dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil resiko,
kerja keras, bertanggung jawab, komitmen, dan korelasi yang baik.
Karakter kewirausahaan tersebut sangat cocok jika ditanamkan pada diri
siswa di Community Learning Center (CLC) di pemukiman TKI Nabawan,
Sabah, Malaysia, yang notabene masih bermainset untuk menjadi buruh di
perkebunan sawit. Fenomena yang terjadi saat ini, banyak siswa yang
setelah lulus CLC, maka mereka kembali ke ladang sawit untuk menjadi
buruh dengan gaji dibawah rata-rata. Oleh karena itu, dengan adanya
penanaman jiwa kewirausahaan diharapkan dapat menumbuhkan bibit-
5. bibit wirausaha siswa di Community Learning Center (CLC) Nabawan,
Sabah, Malaysia.
Berdasarkan uraian diatas, maka Penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “UPAYA PENINGKATAN KARAKTER
KEWIRAUSAHAAN SISWA COMMUNITY LEARNING CENTER
(CLC) DI PEMUKIMAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)
NABAWAN, SABAH, MALAYSIA”
V. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan diatas, rumusan
masalah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya Community Learning Center (CLC) di Nabawan,
Sabah, Malaysia dalam mengembangkan karakter kewirausahaan pada
siswa?
2. Apa saja kendala yang mengahambat upaya peningkatan karakter
kewirausahaan siswa Community Learning Center (CLC) di
Nabawan, Sabah, Malaysia?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dalam peningkatan
karakter kewirausahaan siswa di Community Learning Center (CLC)
Nabawan, Sabah, Malaysia?
VI. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui upaya Community Learning Center (CLC) di Nabawan,
Sabah, Malaysia dalam mengembangkan karakter kewirausahaan
pada siswa.
2. Mengetahui kendala yang mengahambat upaya peningkatan karakter
kewirausahaan siswa Community Learning Center (CLC) di
Nabawan, Sabah, Malaysia.
6. 3. Melakukan upaya untuk mengatasi kendala dalam peningkatan
karakter kewirausahaan siswa di Community Learning Center (CLC)
Nabawan, Sabah, Malaysia.
VII. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini diantaranya adalah :
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
mahasiswa tingkat program studi, jurusan, dan fakultas serta dapat
menjadi bahan kajian bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan masukan terhadap Community
Learning Center (CLC) dalam melakukan penanaman karakter
kewirausahaan melalui kegiatan ekstrakulikuler
VIII. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif . pendekatan ini diarahkan pada latar
belakang dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini
tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel
atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keputusan (Moleong, 2010:6)
7. DAFTAR PUSTAKA
Strauss, Anselm & Juliet, C. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
Miftahudin, Husen. 2014. Sosiolog : Kenakalan Remaja Perlu Perhatian
Pemerintah. www.metrotvnews.com. Diakses tanggal 26 Mei 2015
Wibowo, Timoty. 2012. Peran Pendidikan Karakter dalam Melengkapi
Kepribadian. www.pendidikankarakter.com. Diakses tanggal 26 Mei
2015
Paksi, Hendrik Pandu. 2013. Kedatangan Dubes RI untuk Malaysia di Ladang
Sawit disambut dengan Ondel-ondel. www.journal424.wordpress.com.
Diakses tanggal 26 Mei 2015
Alma, Prof. Dr. H. Buchari. 2008. Pengantar Bisnis : Edisi Revisi. Alfabeta :
Bandung
8. PENGESAHAN
Mahasiswa
Ira Puspita
K7412096
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Dr. Susilaningsih, Mbus
NIP. 195905301986032001
Pembimbing Akademik
Jaryanto, S.Pd, M.Si
NIP. 197609092005011001
Pembimbing l: ........................................................................... (..............................................)
Pembimbing ll:........................................................................... (..............................................)