Dokumen tersebut membahas mengenai strategi pengembangan profesi guru yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan seperti in-house training, program magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang dan khusus, serta kursus singkat di perguruan tinggi. Selain itu juga dibahas strategi non-pendidikan melalui diskusi masalah pendidikan, seminar, workshop, penelitian, penulisan bahan ajar, pem
2. • Soedijarta berpendapat bahwa guru sebagai
jabatan profesional memerlukan pendidikan
lanjutan dan latihan khusus (advanced
education and special training).
• Oleh karena itu, guru sebagai jabatan
profesional, seperti dokter dan lawyer,
memerlukan pendidikan pascasarjana.
Namun, pascasarjana bagi jabatan
profesional bukanlah program akademik,
tetapi program profesional yang
mengutamakan praktik
3. Pemerintah melalui
presiden sudah
mencanangkan guru
sebagai profesi pada
tanggal 2 Desember 2004.
Pengembangan guru
sebagai profesi dapat
dikembangkan melalui ini:
Sistem pendidikan;
Sistem penjaminan
mutu;
Sistem manajemen;
Sistem remunerasi;
Sistem pendukung
profesi guru.
4. Dengan pengembangan guru sebagai profesi, maka diharapkan mampu:
Membentuk, membangun, dan mengelola guru yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi
di tengah masyarakat;
Meningkatkan kehidupan guru yang sejahtera;
Meningkatkan mutu pembelajaran yang mampu mendukung terwujudnya lulusan yang
kompeten dan terstandar dalam kerangka pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan nasional
pada masa mendatang;
Mengharapkan akan mendorong terwujudnya guru yang cerdas, berbudaya, bermartabat,
sejahtera, canggih, elok, unggul, dan profesional;
Mengharapkan guru masa depan semakin konsisten dalam mengedepankan nilai-nilai budaya
mutu, keterbukaan, demokratis, dan menjunjung akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan
fungsi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Kebutuhan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sistem pendidikan yang efisien
dan manusiawi, serta melakukan adaptasi
untuk penyusunan kebutuhan sosial.
Kebutuhan ini terkait langsung dengan
kepedulian kemasyarakatan guru di tempat
mereka berdomisili
Tujuan
Pengembangan
Profesional
Guru
6. Kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk
membantu staf pendidikan dalam rangka
mengembangkan pribadinya secara luas. Dengan
demikian, guru dapat mengembangkan potensi sosial
dan potensi akademik generasi muda dalam
interaksinya dengan alam lingkungannya. Kebutuhan ini
terkait dengan spirit dan moral guru di sekolah tempat
mereka bekerja.
Tujuan
Pengembangan
Profesional
Guru
7. Kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong keinginan
guru untuk menikmati dan mendorong kehidupan pribadinya,
seperti halnya dia membantu siswanya dalam mengembangkan
keinginan dan keyakinan untuk memenuhi tuntutan pribadi yang
sesuai dengan potensi dasarnya. Kebutuhan ini mungkin yang
paling penting adalah sebagai proses seleksi untuk menentukan
mutu guru-guru yang akan disertakan dalam berbagai kegiatan
pelatihan dan penjenjangan jabatan.
Tujuan
Pengembangan
Profesional
Guru
8. Fungsi Pengembangan Profesional Guru
Bruce Joyce (1990) menulis bahwa program komprehensif
pengembangan profesional hendaknya melalui tiga fungsi berikut ini.
1)Sebagai acuan sistem untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dalam
jabatan (in-service training) yang cocok bagi guru;
2)Sebagai bekal bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas program-
programnya;
3)Menciptakan suasana atau kondisi yang memungkinkan guru untuk
sebisa mungkin mengembangkan potensinya secara optimal.
9. Bruce Joyce menawarkan tiga model parsial
pengembangan profesional, yaitu:
pelatihan dalam jabatan
menjejaki kemungkinan adanya keterlibatan pemerintah untuk
memberi pengkuan yang sama terhadap pekerjaan profesional dan
anggota-anggota komunitasnya
mencoba memanfaatkan potensi program-program pengembangan
profesional dan program-program perbaikan sekolah sebagai
proses yang berkelanjutan.
10. Strategi Pengembangan Profesi
Guru
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia strategi
ialah siasat untuk mencapai sesuatu maksud atau
tujuan. Dalam mengembangkan profesi guru dapat
dilakukan melalui berbagai strategi baik dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun
bukan diklat (Danim, 2011:9) antara lain:
NEXT SLIDE….
11. Pendidikan dan pelatihan
In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah, atau tempat
lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi
pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian
kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak harus
dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki
kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain. Dengan srategi ini
diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya.
Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan
didunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan
kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukan bagi guru
dan dapat dilakukan selama periode tertentu, misalnya, magang disekolah
tertentu untuk belajara menejemen kelas atau menejemen sekolah efektif.
Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa
keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.
12. LANJUTAN…..
Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah
negeri dan swasta. Jadi pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra
sekolah. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa
keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya, dibidang menejemen sekolah atau
kelas
Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan
dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan lewat belajar jarak
jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah
terpencil
13. LANJUTAN…..
Pelatihan berjenjang dan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga
pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari
jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat
kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan
kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.
Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. kursus singkat
dimaksud untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan
melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
14. LANJUTAN…..
Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas
mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi dengan teman sejawat.
Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik dalam
maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan
menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya
pengembangan profesi.
15. Non-pendidikan dan pelatihan
Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi
sesuai dengan masalah yang dialami di sekolah.
Seminar. Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah
juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutanbagi peningkatan keprofesian guru.
Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan
kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam hal upaya peningkatan kualitas
pendidikan
Workshop. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat
dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan
silabus, penulisan rencana pembelajaran
16. LANJUTAN…..
Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,
penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran
Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis oleh guru dapat berbentuk diktat, buku
pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan
Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat oleh guru dapat
berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau
pembelajaran
Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa
karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang
memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat