Dokumen tersebut membahas metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, lokasi, waktu, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, serta instrumen penelitian.
1. SISTEMATIKA METODOLOGI PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
b. Lokasi Penelitian
c. Waktu penelitian
d. Sumber Data
e. Metode Pengumpulan Data
f. Populasi dan Penentuan Sampel
g. Instrumen penelitian
h. Metode Analisis Data
B. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi
serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan dengan
jelas, jika perlu disertakan peta lokasi, struktur organisasi, dan suasana kerja sehari-hari.
Pemilihan lokasi harus didasarkan pada kemenarikan dan keunikannya
C. WAKTU PENELITIAN
Periode penelitian disebutkan dengan jelas, diawali dengan kapan dimulainya penelitian
sampai dengan target selesainya penelitian yang akan dilakukan.
D. SUMBER DATA
Data yang dikumpulkan secara garis besar dapat dibagi menjadi :
1. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh peneliti dari sumber pertama
2. Data Sekunder
Yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain yang biasanya
dalam bentuk publikasi ilmiah atau jurnal.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Beberapa metode pngumpulan data :
1. Metode Observasi (Pengamatan)
2. Metode Kuisioner (Angket)
3. Metode Interviw (Wawancara)
4. Metode Dokumentasi
Penjelasan
1. Metode Observasi (Pengamatan)
a) Pengertian dan Ciri-ciri
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
2. Ciri-ciri metode Observasi
- Mempunyai arah yang khusus, sistematik, bersifat kuantitatif
- Diikuti pencatatan segera (pada waktu observasi berlangsung), hasilnya dapat
dicek dan dibuktikan
b) Petunjuk untuk mengadakan pengamatan
1) Memiliki pengetahuan terhadap apa yang akan diobservasi dan berlaku sangat
cermat dan kritis
2) Menyelidiki tujuan penelitian (baik umum maupun khusus)
Kejelasan tujuan penelitian akan menuntun mempermudah apa yang harus
diobservasi
2. Metode Kuisioner (Angket)
a) Pengertian dan tujuan
Metode kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai sesuatu maslaah atau bidang yang akan diteliti untuk memperoleh data,
angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab jadi yang
diselidiki), terutama pada penelitian survei.
Tujuan dilakukan angket atau kuisioner ialah
1) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian
2) Memperoleh informasi mengenai suatu maslaah secara serentak
b) Macam-macam angket
1) Menurut prosedurnya
a) Angket lansung, yaitu angket yang dikirimkan kepada dan dijawab oleh
responden
b) Angket tidak langsung, yaitu angket yang dikirim kepada seseorang untuk
mencari informasi (keterangan) tentang orang lain
2) Menurut jenis penyusun itemnya dapat dibedakan
a). Angket tipe isian, dibagi menjadi
1). Angket terbuka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang
dipertanyakan
Contoh: Bagaimana pendapat anda jika seseorang yang berkelainan
(tuna) baik fisik maupun mental tidak dididik?
Jawab: ….
3. 2). Angket tertutup, yaitu angket yang diwajibkan oleh responden secara
oleh faktor-faktor tertentu misalnya faktor subyektivitas seseorang
Contoh : Siapa nama anda? Jawab …
Apa hobi anda? Jawab …
b). Angket tipe pilihan
Yaitu angket yang harus dijawb oleh responden dengan cara tinggal
memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia. Jumlah alternatif
jawaban minimal dua (2) dan maksimal sebaiknya lima (5), dengan
maksud supaya responden tidak bosan.
Contoh: Sudah berapa lama anda tinggal di kota ini?
Jawab:
( …. ) 1 tahun atau kurang dari 2 tahun
( …. ) 2 tahun atau hampir 2 tahun
( …. ) 3 tahun atau hampir 3 tahun
( …. ) 4 tahun atau hampir 4 tahun
c). Menyusun Petunjuk
Dalam menyusun petunjuk-petunjuk untuk menjawab pertanyaanpertanyaan perlu diperhatikan petunjuk-petunjuk di bawah ini:
1. Petunjuk harus singkat, lengkap, jelas tapi tepat
2. Petunjuk harus jelas, hindarkan kata-kata asing, sulit bahkan kabur
3. Tiap-tiap jawaban yang berbeda dengan jawaban berikutnya, hendaklah
diberi petunjuk baru lagi
4. Bila perlu menggunakan contoh, berilah satu dua contoh tentang
bagaimana cara menjawabnya, asal jangan sampai menimbulkan
semacam saran atau sugesti pada respon (orang yang diberi kuisioner)
d). Menyusun items (pertanyaan-pertanyaan)
a). mempergunakan kata-kata
1. tegas dan jelas, b iasa dipakai sehari-hari yang sudah dimengerti oleh
responden
2. hindari kata-kata yang sentimentil sifatnya dan gantilah dengan katakata yang lebih sopan
b) Urutan-urutan pertanyaan
Pada umumnya daftar pertanyaan mengandung tiga unsur, yaitu:
1. Informasi yang akan dikumpulkan
2.Identitas responden seperti nama, umur, kelamin, dan lain sebagainya
3. Bagian yang memuat mengenai tenaga lapangan (field worker)
c) Susunan pertanyaan
4. 1.
2.
3.
4.
Sebaiknya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang
menimbulkan perhatian dan minat serta gampang dijawab
Pertanyaan yang kurang menarik perhatian, apalagi mengenai
soal- soal pribadi sebaiknya dilatakkan di tengah-tengah
Sebaiknya diajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek
jawaban dari pertanyaan yang lain
Pertanyaan-pertanyaan haruslah disusun secara sistematis
d) Menganalisis Data
Setelah semua jawaban telah diterima kembali dan dicek kelengkapan
jawabannya, diteruskan dengan mentabulasikan hasil-hasil jawaban ke
dalam daftar tabulasi, dan untuk sementara, bagi jawaban yang kurang
lengkap, dipisahkan terlebih dahulu. Bila data yang masuk sudah
cukup komplet dan persiapan analisis (tabulasi) telah cukup baik dan
benar, maka analisis segera dilaksanakan dalam hal ini untuk lebih
mendalam dan kongkret, maka digunakan analisis kuantitatif
(statistik), ataupun bila dipandang permasalahannya cukup simpel,
dicukupkan dengan kualitatif (pernyataan-pernyataan/statement saja).
3. Metode Interview (Wawancara)
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara
lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Tujuan wawancara ialah untuk
mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun mempengaruhi
pendapat responden.
4. Metode Dokumentasi
Yaitu yang berasal dari (1) sumber tertulis; buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen
pribadi dan resmi, (2) foto-foto, (3) data statistik sebagai data tambahan. (Moleong:
1998:112)
F.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi seperti dikatakan Suharsimi (1993), adalah keseluruhan subyek penelitan.
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan menurut Husein (2002),
populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Sedangkan Singarimbun (1989), berpendapat populasi ialah
jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Suharsimi (1993),
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Husein (2002),
berpendapat bahwa sampel adalah merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Dalam
Sekaran (2003), hampir seluruh populasi diambil sebagai sampel. Roscoe 1975 (dalam
Sekaran, 2003) ukuran sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 adalah cocok
untuk hampir semua jenis penelitian. Pada umumnya masalah sampling timbul apabila
peneliti bermaksud untuk:
5. 1. Mereduksi obyek penyelidikannya dengan mengambil sebagian saja obyek gejala atau
kejadian yang dimaksudkan
2. Ingin mengadakan generalisasi dari hasil penyelidikannya. Mengadakan generalisasi
berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada obyek-obyek gejala-gejala atau
kejadian-kejadian yang lebih luas daripada obyek-obyek gejala-gejala atau kejadiankejadian yang diselidiki.
Petunjuk-petunjuk untuk mengambil sampel
1) Daerah generalisasi
Yang terpenting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai
daerah generalisasi. Selenjutnya setelah itu barulah menentukan sampelnya sebagai
daerah penelitiannya disamping itu yang penting adalah: “Kalau yang diselidiki hanya
satu kelas saja, jangan diperluas sampai ke kelas-kelas, apalagi sampai menyimpulkan
untuk sekolah-sekolah lain.”
2) Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas daerah generalisasinya telah ditetapkan, haruslah segera diikuti penegasan
tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting bila
menginginkan adanya validitas dan reliabilitas bagi penelitiannya.
3) Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh melalui
bermacam-macam sumber informasi tetnang populasi tersebut misalnya sensus
penduduk, dokumen yang disusun oleh instansi dan organisasi.
4) Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian,
memang tidak ada ketentuan yang pasti. Winarno Surachmad dalam “Dasar dan
teknik Research Pengantar Metodologi ilmiah” m
Teknik-teknik Sampling
a. Tenik random sampling (probability sampling)/pengambilan sampling secara acak
b. Teknik non random sampling (non probability sampling)
Penjelasan
a. Teknik random sampling (probability sampling) adalah teknik pengambilan sampel
dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersamasama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, terbagi
menjadi
1) Cara undian
2) Cara ordinal
6. Cara ini dilakukan dengan memilih nomor-nomor genap atau gasal atau
kelipatan tertentu melalui pembuatan daftar yang berisi semua subyek, obyek
peristiwa atau kelompok yang akan diselidiki lengkap dengan nomor urutnya.
3) Cara randomisasi dari Tabel Bilangan Random
Cara ini menuntun para peneliti untuk memilih anggota sampel dengan langkah
menjatuhkan pensil secar sembarang pada petak-petak tabel yang berisi nomornomor sampai diperoleh sebanyak anggota sampai yang dibutuhkan.
b. Teknik non random sampling (non probability sampling) adalah cara pengambilan
sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi
sampel. Penelitian-penelitian pendidikan, psikologi, adakalanya menggunakan
teknik ini, karena mempertimbangkan faktor-faktor tertentu misalnya: umur, tingkat
kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.
Cara Menentukan Jumlah Sampel
Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada menggunakan rumus Slovin
yang dikutip oleh Husein Umar,SE,MM (2002:146) sebagai berikut:
Dimana: n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = presen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Contoh :
Jika jumlah populasinya ada 245 berapa jumlah populasi minimal yang harus diambil
dengan taraf sign 10 % ?
Jawab
Jika populasinya 245 maka sampel minimal adalah sebagai berikut:
Sedangkan menurut pendapat Naresh K. Malhotra (1993) untuk menentukan ukuran
sampel dari populasi ditetapkan sesuai dengan variabel atau butir pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian ini. Menurutnya jumlah sampel (responden) paling sedikit
4 atau 5 kali jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian.Misalnya dalam sebuah
penelitian menggunakan 15 variabel maka besar sampel minimal adalah 60 orang
(15x4). Dengan demikian, jumlah sampel sebanyak 60 responden dianggap sudah
memenuhi syarat.
Cara menghitung sampel yang paling mudah adalah dengan menggunakan
formulasinya Sekaran (2003). Dalam tabel simulasinya Sekaran telah menentukan
jumlah sampel minimal yang harus diambil jika seseorang mengadakan penelitian.
Berikut ini tabel simulasi Sekaran :