Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pelatihan efektif public relation diadakan untuk karyawan Pupuk Kaltim di Hotel Tebu Bandung pada 20-21 Oktober 2015. Pelatihan ini membahas tentang pengertian dan pengelolaan isu, krisis, dan konflik serta strategi membangun opini publik melalui media sosial.
1. Karyawan PUPUK KALTIM (PKT)
di Hotel Tebu-Bandung, 20-21 Okt 2015
BANDUNG
http://www.slideshare.net/KenKanaidi/ringkasan-materipelatihan-effective-
public-relation-bagi-karyawan-pupuk-kaltim-pkt-di-hotel-tebubandung-20-
21-oktober-2015
3. • Untuk menetapkan target-target operasi PR yang nantinya
akan menjadi tolok ukur atas segenap hasil yang diperoleh
• Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya
yang diperlukan
• Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling penting guna
menentukan: jumlah program dan waktu yang diperlukan
guna melaksanakan segenap program PR yang telah
diprioritaskan tersebut.
• Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan
berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
tertentu sesuai jumlah dan kualitas: personel yang ada, daya
dukung dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor
mesin cetak, kamera, kendaraan serta anggaran dana yang
tersedia.
Mengapa perlu
menyusun program PR ?
4. Model Perencanaan
PENGENALAN SITUASI
• Dimana posisi kita sekarang
• Apa yang sudah diketahui dan yang tidak
diketahui oleh masyarakat tentang
organisasi/perusahaan
• Apakah ada kesalahan dalam pandangan atau
sikap mereka
• Apakah ada kesalahpahaman antara
organisasi/perusahaan dengan khalayaknya
5. Model Perencanaan PR
PENETAPAN TUJUAN
• Agar berhasil mencapai tujuan yakni dengan
memperbaiki bobot para calon pegawai baru;
– dibutuhkan kerjasama yang erat antara manager PR dengan
manager personalia---------Personalia: keterangan rinci
mengenai kualifikasi pegawai yang cocok dan dibutuhkan---
----PR;
– merancang iklan lowongan kerja sedemikian rupa agar
dapat memancing para tenaga terbaik di bursa tenaga
kerja untuk melamar. (pola huruf, komposisi tulisan,
letak logo perusahaan, rangkaian kalimat menarik, dll)
6. Model Perencanaan PR
DEFINISIKAN KHALAYAK
• Penting untuk membatasi khalayak
• Menentukan khalayak yang paling sesuai
• Khalayak PR lebih bervariasi dari khalayak
iklan
7. Model Perencanaan PR
PENGATURAN ANGGARAN
• Perlunya menyusun anggaran
– Program PR harus disesuaikan dengan anggaran yang
tersedia
– Untuk mengetahui berapa besar anggaran yang diperlukan
– Anggaran memaksakan disiplin pengeluaran dana sehingga
mencegah terjadinya pemborosan.
• Unsur-unsur anggaran
– Tenaga kerja
– Biaya tetap
– Materi atau peralatan
– Kas kecil
8. Model Perencanaan PR
• MENGEVALUASI HASIL PR
– Exposure
– Kesadaran/pemahaman/perubahan sikap
– Kontribusi penjualan/laba
• PENGUKURAN HASIL KERJA PR
– Evaluasi
– Monitoring
9. MENGIMPLEMENTASIKAN
RENCANA
• Perlu kehati-hatian dalam menempatkan
cerita dalam media.
• Publisitas membutuhkan perhatian ekstra
bila melibatkan tahapan peristiwa spesial :
makan malam penghormatan atau kontes
nasional.
• PR membutuhkan otak cemerlang untuk
hal-hal rinci dan solusi yang tapat jika ada
kesalahan.
11. Hambatan-hambatan
dalam
implementasi program Public Relations
• Tingginya campur tangan manajemen dalam
pengambilan keputusan pelaksanaan program PR,
• Kuantitas dan kompetensi SDM yang tidak memadai
• Keterbatasan anggaran untuk pelaksanaan program PR,
• Implementasi konsep manajemen PR yang tidak
terintegrasi,
• Komunikasi dan koordinasi yang lambat,
• Tidak ada strategi komunikasi kehumasan yang jelas
• Belum dilakukannya evaluasi secara komprehensif
terhadap setiap program PR yang diimplementasikan.
15. Suasana Belajar - Para Peserta
“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION”
bagi Karyawan PUPUK KALTIM (PKT)
di Hotel TEBU-Bandung, 20 – 21 Oktober 2015
BANDUNG
16. Crisis Management
Bandung, 21 Oktober 2015 By : Kanaidi, SE., M.Si ., cSAP
kanaidi963@gmail.com 08122353284
Pelatihan
EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS
17. Pengertian Isu, Krisis, dan Konflik
• Krisis yang menimpa suatu organisasi atau
perusahaan bisa disebabkan oleh berkembangnya
suatu isu.
• Isu adalah suara negatif/miring baik di masy. ataupun
di media massa tentang organisasi atau perusahaan
kita, tapi belum memberikan dampak yang signifikan
terhadap kinerja organisasi.
• Apabila tidak dikelola dengan baik, suatu isu
kemungkinannya akan bisa berpengaruh pada kinerja
organisasi atau perusahaan (demonstrasi, mogok kerja,
dlsb.).
• Dengan demikian maka isu tersebut telah berubah
menjadi krisis
17
18. Tahapan Krisis
Rhenald Kasali membagi anatomi krisis ke dalam 4 tahap, yaitu:
1.Tahap Prodromal,
dimana krisis baru muncul dan belum mempunyai dampak yang luas
terhadap citra perusahaan.
2. Tahap Akut,
merupakan pola krisis dimana persoalan mulai muncul ke permukaan.
Tahap ini terjadi biasanya karena kelengahan manajemen untuk
menanggapi tahap prodromal. Tidak jarang, pihak-pihak yang memiliki
kepentingan berbeda memanfaatkan krisis ini secara maksimal.
18
19. 3. Tahap Kronik,
dimana krisis telah berlalu dan yang tinggal hanyalah
puing-puing masalah akibat krisis. Korban juga sudah
banyak yang berjatuhan akibat krisis ini. Jadi tahap
ini lebih menyoal bagaimana membersihkan
kerusakan-kerusakan akibat krisis.
4. Tahap Resolusi,
dimana manajemen harus memulihkan kekuatan agar
kembali seperti sediakala hingga dapat melanjutkan
aktivitas sebelumnya dengan normal kembali.
19
20. Penanganan Krisis
Ada paling tidak dua tahapan yang perlu dilakukan untuk
penanganan krisis:
• Kalau krisis terjadi karena adanya konflik internal
maupun eksternal, maka penyelesaian konflik akan
menjadi bagian penting dari penanganan krisis.
• Akan tetapi, sekali pun konflik sudah dapat diselesaikan,
citra organisasi atau perusahaan tidak dengan sendirinya
akan membaik kembali atau persoalan penanganan krisis
dengan sendirinya selesai.
• Masih diperlukan kerja keras untuk menjaga agar citra
organisasi atau perusahaan tidak merosot akibat konflik,
atau memulihkan kembali citra yang terlanjur merosot
akibat terjadinya konflik.
20
21. TINGKATAN KERJASAMA
KERJASAMA SANGAT ERATTIDAK ADA KERJASAMA
TINGKATKETEGASAN
KURANGTEGASSANGATTEGAS
HINDAR
KOMPETISI
AKOMODASI
KOLABORASI
SUMBER: K. THOMAS “ CONFLICTAND CONFLICTMANAGEMENT ”
DIMENSI DARI KONFLIK
DAN ORIENTASI PEMECAHANNYA
KOMPROMI
22. Corporate Image Identity
Pendekatan Holistik Dalam Public Relations
Dian Anggraeni, M.SiPengantar Public Relations, 2012Bandung, 21 Oktober 2015 By : Kanaidi, SE., M.Si ., cSAP
kanaidi963@gmail.com
23. Citra
• Merupakan kesan atau impresi sesorang terhadap sesuatu.
• Merupakan persepsi yang terbentuk dlm benak manusia
• Dalam ilmu psikologi komunikasi, citra diartikan sebagai penggambaran
tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas.
• Menurut Frank Jefkin, citra diartikan sebagai kesan seseorang atau
individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan
pengalamanya.
Citra dan Reputasi
24. Jenis Citra atau image
• Citra Bayangan
Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang-orang dalam ( biasanya
pimpinan) mengenai pandangan orang luar terhadap organisasi/perusahaannya.
Citra ini cenderung positif dan bersifat fantasi. Namun karena ketiadaan informasi
yang lengkap, maka citra yang diperoleh itu belum tentu tepat.
• Citra yang berlaku
Citra yang berlaku adalah citra yang melekat pada orang lain terhadap
organisasi/perusahaan. Citra ini sering tidak sesuai kenyataan, karena semata
terbentuk karena pengalaman atau pengetahuan orang lain yang belum tentu
memadai. Citra ini cenderung negatif.
Frank Jefkins (1996:17-20)
Jenis Citra
25. • Citra yang diharapkan
Adalah citra yang diinginkan oleh manajemen namun tidak selalu sama
dengan citra sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan adalah lebih baik
dari citra sebenarnya.
• Citra perusahaan
Citra perusahaan juga sering disebut sebagai citra lembaga yaitu citra dari suatu
organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya
• Citra majemuk
Citra majemuk adalah citra yang dibentuk oleh masing-masing orang di dalam
suatu perusahaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya dan juga tidak sama
dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Jenis Citra
26. Elemen/Faktor Pembentuk Citra
• Identitas fisik
• Identitas Non Fisik: norma, budaya, nilai, visi
• Manajemen Organisasi
• Kualitas output/hasil organisasi
• Aktivitas dan Pola Hubungan
• Leadership
• Great leader dan performa manajemen
• Kemampuan finansial
• Inovasi
• Tanggung jawab sosial
• Keunggulan dlm pelayanan
• Tanggung jawab kpd lingkungan
• Kepribadian dan perilaku pemilik dan eksekutif puncak perusahaan
• Kepribadian dan perilaku para front liners
27. Corporate Reputation
Reputasi, suatu nilai yang diberikan kepada individu, institusi atau negara.
Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai tindakan-tindakan
organisasi yang telah berlalu dan prospek organisasi di masa datang, tentunya
dibandingkan dengan organisasi sejenis atau pesaing.
Reputasi tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat karena harus dibangun
bertahun-tahun untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dinilai oleh publik (investasi
yg memerlukan waktu dan proses)
Reputasi juga baru bertahan dan sustainable apabila konsisten antara perkataan
dan perbuatan.
29. Indikator Penilaian Tingkat Reputasi
• Daya saing organisasi
• Kesanggupan organisasi merekrut dan mempertahankan pegawai yg
berkualitas
• Mendapat rekomendasi positif dari publik
• Keberpihakan publik ketika terjadi masalah atau krisis
30. Membangun Opini Publik
Bandung, 21 Oktober 2015 By : Kanaidi, SE., M.Si ., cSAP
kanaidi963@gmail.com
Pelatihan
EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS
32. Pendapat
•Opini Publik adalah kumpulan
pendapat orang
Peristiwa
•Tentang sesuatu – peristiwa,
kasus ataupun masalah
Menarik
• mempengaruhi , melibatkan dan menarik
minat khalayak, komunitas maupun
masyarakat
Substansi Opini Publik (James Brice)
33. Kontro
versial
• Mulai dengan pemuatan dan penyiaran
berita yang bersifat kontroversial melalui
media massa.
Intensitas
•Berita dimuat berkali-kali dengan
ulasan menarik perhatian
Sikap
• Dikembangkan sebuah topik bahasan yang
mendorong daya tarik khalayak menyikapi
sejumah isu
Proses Pembentukan
34. Proses Pembentukan
Problem
Bersama
• Sejumlah orang melihat peristiwa, tindakan ataupun
kejadian sebagai problem dan memutuskan untuk
memecahkan masalah
Solusi
• Muncul alternatif untuk memecahkan
masalah yang diperdebatkan diantara publik
Sikap
• Solusi disepakati mendorong partisipasi
untuk aksi bersama
35. Cakupan Opini Publik
Kepercayaan terhadap nilai
yang dikemukakan secara
individual.
Kebijakan pemerintah
yang berupaya untuk
mengatur masyarakat.
36. Strategi Membangun Opini
• Menyangkut kepentingan khalayak.
• Menggunakan jargon, simbol yang
menarik perhatian
37. Strategi Membangun Opini
• Perhatikan yang sedang berkembang di
masyarakat tentang
sosial, ekonomi dan
politik
• Perilaku elite,
pemerintah, kebijakan
publik, kesejahteraan,
keadilan, adalah hal yang menarik perhatian
38. Karakter Media Sosial
(McQuail, 2010)
• Interaktivity
• Menjembatani Perbedaan
• Autonomy
• Playfuness
• Privacy
• Personalization
39. Penyerahan Sertifikat kepada Peserta
“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION”
bagi Karyawan PUPUK KALTIM (PKT)
di Hotel TEBU-Bandung, 20 – 21 Oktober 2015
BANDUNG