SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
MESIN FLUIDA




POMPA
PENDAHULUAN
MESIN FLUIDA


           Mesin fluida adalah mesin yang
         berfungsi untuk mengubah energi
      mekanis poros menjadi energi potensial
      atau sebaliknya mengubah energi fluida
       ( energi kinetik dan energi potensial )
       menjadi energi mekanik poros. Dalam
      hal ini fluida yang dimaksud berupa cair,
                      gas dan uap
PEMBAGIAN MESIN FLUIDA
1. Mesin Tenaga
yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah
energi fluida (energi potensial dan energi
kinetik) menjadi energi mekanis poros.
Contoh : turbin, kincir air, dan kincir angin.
2. Mesin kerja
yaitu mesin yang berfungsi mengubah energi
mekanis poros menjadi energi fluida (energi
potensial dan energi kinetik).
Contoh : pompa, kompresor, kipas (fan).
POMPA


  Pompa adalah salah satu mesin fluida yang
 termasuk dalam golongan mesin kerja.
 Pompa berfungsi untuk memindahkan zat
 cair dari tempat yang rendah ke tempat yang
 lebih tinggi karena adanya perbedaan
 tekanan
KLASIFIKASI POMPA

1. Pompa Tekanan Statis
2. Pompa Tekanan Dinamis
(Rotodynamic Pump)
POMPA TEKANAN STATIS
Pompa jenis ini bekerja dengan menggunakan prinsip
memberi tekanan secara periodik pada fluida yang
terkurung dalam rumah pompa. Pompa ini dibagi
   menjadi
dua jenis.
a. Pompa Putar ( rotary pump )
   Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap,
   kemudian
   dikurung di antara ruangan rotor, sehingga tekanan
   statisnya naik dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi
   tekan. Contoh tipe pompa ini adalah :
   screw pump, gear pump dan vane pump
GAMBAR POMPA RODA GIGI
DAN
POMPA ULIR
b. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )
  Pompa torak ini mempunyai bagian utama
  berupa torak yang bergerak bolak-balik
  dalam silinder. Fluida masuk melalui katup
  isap (Suction valve) ke dalam silinder dan
  kemudian ditekan oleh torak sehingga
  tekanan statis fluida naik dan sanggup
  mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan
  (discharge valve).
  Contoh tipe ini adalah :
  pompa diafragma dan pompa plunyer.
GAMBAR POMPA DIAFRAGMA
POMPA TEKANAN DINAMIS
  Pompa        tekanan    dinamis    disebut juga
  rotodynamic pump, turbo pump atau impeller
  pump. Pompa yang termasuk dala kategori ini
  adalah : pompa jet dan pompa sentrifugal
Ciri - ciri utama dari pompa ini adalah :
 Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa
  roda dengan sudu-sudu sekelilingnya yang
  sering disebut dengan impeler.
 Melalui      sudu - sudu, fluida mengalir
  terusmenerus, dimana fluida berasal diantara
  sudu sudu tersebut
KLASIFIKASI POMPA TEKANAN DINAMIS
a. Klasifikasi menurut jenis impeler
1. Pompa Sentrifugal
  Pompa ini menggunakan impeler jenis radial
  atau francis. Konstruksinya sedemikian rupa
  sehingga aliran fluida yang keluar dari impeler
  akan melalui bidang tegak lurus pompa.
  Impeler jenis radial digunakan untuk tinggi tekan
  (head) yang sedang dan tinggi, sedangkan
  impeler jenis francis digunakan untuk head yang
  lebih rendah dengan kapasitas besar.
GAMBAR POMPA SENTRIFUGAL
POMPA SENTRIFUGAL
 Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah energi
 mekanis dari luar diberikan pada poros untuk
 memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada
 dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu akan
 terlempar menuju saluran keluar. Pada proses
 ini fluida akan mendapat percepatan sehingga
 fluida tersebut mempunyai energi kinetik.
 Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan
 berkurang dan energi kinetik akan berubah
 menjadi energi tekanan di sudu-sudu pengarah
 atau dalam rumah pompa
GAMBAR BAGIAN UTAMA POMPA SENTRIFUGAL

 Adapun bagian-bagian utama pompa
 sentrifugal adalah poros, impeler dan rumah
 pompa.
2.    Pompa Aliran Campur
     Pompa ini menggunakan impeler jenis
     aliran capur (mixed flow), seperti pada
     gambar Aliran keluar dari impeler sesuai
     dengan arah bentuk permukaan kerucut
     rumah pompa.
GAMBAR POMPA ALIRAN CAMPUR
POMPA ALIRAN AKSIAL

 Pompa ini menggunakan impeler jenis aksial
 dan zat cair yang meninggalkan impeler
 akan bergerak sepanjang permukaan silinder
 rumah pompa kearah luar. Konstruksinya
 mirip dengan pompa aliran campur kecuali
 bentuk impeler dan bentuk difusernya
GAMBAR POMPA ALIRAN AKSIAL
B. KLASIFIKASI MENURUT BENTUK RUMAH POMPA

1. Pompa Volut
  Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal.
  Aliran Fluida yang meninggalkan impeler secara
  langsung memasuki rumah pompa yang
  berbentuk     volut  (rumah    siput)    sebab
  diameternya bertambah besar.
2. Pompa Difuser
   Konstruksi ini dilengkapi dengan sudu pengarah
   (diffuser) di sekeliling saluran impeler . Pemakain
   diffuser ini akan memperbaiki efisiensi pompa.
   Difuser ini sering digunakan pada pmopa
   bertingkat banyak dengan head yang tinggi.
3. Pompa Vortex
   Pompa ini mempunyai aliran campur dan sebuah
   rumah volut. Pompa ini tidak menggunakan difuser,
   namun memakai saluran yang lebar. Dengan demikian
   pompa ini tidak mudah tersumbat dan cocok untuk
   pemakaian pada pengolahan cairan limbah.
C. KLASIFIKASI MENURUT JUMLAH TINGKAT
1. Pompa satu tingkat
   Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler . Pada
   umumnya head yang dihasilkan pompa ini relative
   rendah, namun konstruksinya sederhana.
2. Pompa bertingkat banyak
   Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang
   dipasanag berderet pada satu poros . Zat cair yang keluar
   dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke impeler
   tingkat kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir.
   Head total pompa merupakan penjumlahan head yang
   dihasilkan oleh masing - masing impeler. Dengan
   demikian head total pompa ini relatif tinggi dibanding
   dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih
   rumit dan besar.
GAMBAR POMPA TINGKAT BANYAK
D. KLASIFIKASI MENURUT LETAK POROS
1. Pompa poros mendatar
   Pompa ini mempunyai poros dengan posisi
   horizontal, pompa jenis ini memerlukan tempat
   yang relatif lebih luas.
2. Pompa jenis poros tegak
   Poros pompa ini berada pada posisi vertikal,
   seperti terlihat pada gambar. Poros ini dipegang di
   beberapa tempat sepanjang pipa kolom utama
   bantalan. Pompa ini memerlukan tempat yang
   relatif kecil dibandingkan dengan pompa poros
   mendatar. Penggerak pompa umumnya diletakkan
   di atas pompa.
GAMBAR POMPA ALIRAN CAMPUR POROS
TEGAK
E. KLASIFIKASI MENURUT BELAHAN RUMAH
1. Pompa belahan mendatar
   Pompa ini mempuyai belahan rumah yang dapat yang dibelah dua
   menjadi bagian atas dan bagian bawah oleh bidang mendatar yang
   melalui sumbu poros. Jenis pompa ini sering digunakan untuk
   pompa berukuran menengah dan besar dengan poros mendatar.
2. Pompa belahan radial
   Rumah pompa ini terbelah oleh sebuah bidang tegak lurus poros.
   Konstruksi seperti ini sering digunakan pada pompa kecil dengan
   poros mendatar. Jenis ini juga sesuai dengan pompa-pompa
   dengan poros tegak dimana bagian-bagian yang berputar dapat
   dibongkar ke atas sepanjang poros.
3. Pompa jenis berderet
   Jenis ini terdapat pada pompa bertingkat banyak, dimana rumah
   pompa terbagi oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai dengan
   jumlah tingkat yang ada.
GAMBAR POMPA JENIS BELAHAN MENDATAR
F. KLASIFIKASI MENURUT SISI MASUK IMPELER
1. Pompa isapan tunggal
   Pada pompa ini fluida masuk dari sisi impeler.
   Konstruksinya sangat sederhana, sehingga sangat sering
   digunakan untuk kapasitas yang relatif kecil.
2. Pompa isapan ganda
   Pompa ini memasukkan fluida melalui dua sisi isap
   impeler Pada dasarnya pompa ini sama dengan dua
   buah impeler pompa isapan tunggal yang dipasang
   bertolak belakang dan dipasang beroperasi secara
   paralel. Dengan demikian gaya aksial yang terjadi pada
   kedua impeler akan saling mengimbangi dan laju aliran
   total adalah dua kali laju aliran tiap impeler. Oleh sebab
   itu pompa ini banyak dipakai untuk kebutuhan dengan
   kapasitas besar.
GAMBAR POMPA ISAPAN GANDA
UNIT PENGGERAK POMPA
 Umumnya unit penggerak pompa terdiri dari tiga jenis yaitu:
 a. Motor bakar
 b. Motor listrik, dan
 c. Turbin
 Penggerak tipe motor bakar dan turbin sangat tidak ekonomis
 untuk perencanaan pompa karena konstruksinya berat, besar
 dan memerlukan sistem penunjang misalnya sistem pelumasan,
 pendinginan dan pembuangan gas hasil pembakaran.
 Sistem penggerak motor listrik lebih sesuai dimana konstruksinya
 kecil dan sederhana, sehingga dapat digabungkan menjadi satu
 unit kesatuan dalam rumah pompa. Faktor lain yang membuat
 motor ini sering digunakan adalah karena murah dalam
 perawatan dan mampu bekerja untuk jangka waktu yang relatif
 lama dibanding penggerak motor bakar dan turbin.
DASAR-DASAR PEMILIHAN POMPA
 Dasar pertimbangan pemilihan pompa, didasarkan pada sistem ekonomisnya, yakni
 keuntungan dan kerugian jika pompa tersebut digunakan dan dapat memenuhi kebutuhan
 pemindahan fluida sesuai dengan kondisi yang direncanakan.
 Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pompa adalah fungsi terhadap instalasi
 pemipaan, kapasitas, head, viskositas, temperature kerja dan jenis motor penggerak.
 Kondisi yang diinginkan dalam perencanaan ini adalah:
 a. Kapasitas dan head pompa harus mampu dipenuhi.
 b. Fluida yang mengalir secara kontinu.
 c. Pompa yang dipasang pada kedudukan tetap.
 d. Konstruksi sederhana.
 e. Mempunyai efisiensi yang tinggi.
 F. Harga awal relatif murah juga perawatannya.

 Melihat dan mempertimbangkan kondisi yang diinginkan dalam perencanaan ini, maka
 dengan mempertimbangkan sifat pompa dan cara kerjanya, dipilih pompa sentrifugal
 dalam perencanaan ini, karena sesuai dengan sifat pompa sentrifugal, yakni :
 a. Aliran fluida lebih merata.
 b. Putaran poros dapat lebih tinggi.
 c. Rugi-rugi transmisinya lebih kecil karena dapat dikopel langsung dengan otor
 penggerak.
 d. Konstruksinya lebih aman dan kecil.
 e. Perawatannya murah.
HEAD POMPA

 Head pompa adalah energi yang diberikan
 ke dalam fluida dalam bentuk tinggi tekan.
 Dimana tinggi tekan merupakan ketinggian
 fluida harus naik untuk memperoleh jumlah
 energi yang sama dengan yang dikandung
 satu satuan bobot fluida pada kondisi yang
 sama. Untuk lebih jelasnya perhitungan dari
 head pompa
Untuk operasional pompa sentrifugal tanpa cavitasi, tinggi isap ditambah
dengan semua kehilangan lainnya harus lebih kecil dari tek. Atm teoritis.

     Hs = Ha – Hf – es – NPSH – Fs

Hs : maksimum tinggi isap atau jarak dari pusat pompa ke muka air (m)
Ha : Tekanan atmosfir pada permk. Air (m atau 10,33 m pada permk.
Laut)
Hf : kehilangan karena gesekan pada saringan, pipa, samungan, dan
klep pada pipa isap (m)
es : tekanan uap air jenuh (m)
NPSH : net positive suction head pompa termasuk kehilangan diimpeller
                dan velocity head (m)
Fs : Faktor pengaman biasanya diambil sekitar 0.6 m Koreksi Ha untuk
      ketinggian tempat adalah sekitar 0.36 m per 300 m tinggi tempat.
CONTOH SOAL
1.    Tentukan maksimum tinggi isap untuk pompa
      dengan debit 38 l/det. Suhu air 20o C. Total
      hilang gesekan pada pipa diameter 10 cm dan
      sambungan adalah 1.5 m. Pompa beroperasi
      pada ketinggian tempat 300 dpl.
      NPSH pompa dari pabriknya 4.7 m.
    es pada 20’ C = 0,24 m (dari Tabel 2.1)
    Fs = 0,6 m. Tekanan atmosfir = 10,33 - 0,36 =
     9,97 m
    Hs = 9,97 - 1,5 - 0,24 - 4,7 - 0,6 = 2,93 m.
TABEL HUBUNGAN ANTARA         TABEL Hubungan antara ketinggian tempat
SUHU DENGAN TEKANAN UAP AIR   dengan Tekanan Atmosfir



 Suhu         Tekanan          Ketinggian        Tekanan atmosfir
 (‘ c )        uap air         diatas muka         (m kolom air)
            (m kolom air)          laut
   10            0,12             (mdpl)
   15            0,17
                                      0                  10,33
   20            0,24
                                    250                  10,00
   30            0,43
                                    500                   9,75
   40            0,77
   50            1,26              1000                   9,20

   90             7,3              1500                   8,60
  100           10,33              2000                   8,10
PRINSIP HUKUM BERNOULLI
PRINSIP HUKUM BERNOULLI
Pada gambar ini terdapat dua buah titik dengan perbedaan kondisi letak, luas
penampang, tekanan serta kecepatan aliran fluida. Fluida kerja mengalir dari kondisi
pertama (titik 1) ke kondisi yang kedua (titik 2), aliran ini disebabkan oleh adanya suatu
energi luar . Energi luar ini terjadi merupakan perbedaan tekanan yang terjadi pada kedua
kondisi operasi (titik 1 dan 2), atau = (P2 – P1).Q Sedangkan pada setiap kondisi tersebut
terdapat juga suatu bentuk energi, yaitu energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) atau
dapat dituliskan sebagai berikut
-Untuk titik 1 :
  Energi yang terkandung E1 = Ek1 + Ep1
                       E1 = 1/2.m1.v12 + m1.g.h1
-Untuk titik 2 :
  Energi yang terkandung E2 = Ek2 + Ep2
                       E2 = 1/2.m2.v22+ m2.g.h2
Dan hubungan dari kondisi kerja ini adalah Eo = E2 - E1, atau dapat dituliskan:
(P2-P1).Q = [1/2.m2.v22+ m2.g.h2 ] - [1/2.m1.v12 + m1.g.h1 ]
(P2-P1).Q = 1/2 {(m2.v22) – (m1.v12) + (m2.g.h2) - (m1.g.h1) }……(1)
Dimana : Q = A . V = Konstan
M = ρ . A . V , dimana ρ1 = ρ2
Sehingga persamaan (1) di atas dapat dituliskan sebagai berikut :
(P2-P1)A.V = [(ρ.A. V3)2 - (ρ.A. V3)1] + ρ.A.V.g(h2 - h1)
(P2-P1) = 1/2 ρ(v22 - v12) + ρ.g(h2-h1)……………………………..(2)
PUTARAN SPESIFIK

 Jenis impeler yang digunakan pada suatu pompa
 tergantung pada putaran spesifiknya. Putaran spesifik
 adalah putaran yang diperlukan pompa untuk menghasilkan
 1 m degan kapasitas 1 m3/s, dan dihitung berdasarkan
 (Khetagurov, hal 205)



  Dimana :
  ns = putaran spesifik [rpm]
  np = putaran pompa [rpm]
  Q = kapasitas pompa [m3/s]
  Hp= head pompa [mH2O]
TABEL KLASIFIKASI IMPELER MENURUT PUTARAN SPESIFIK

   No.          Jenis Impeler                           ns




         1      Radial flow                            500 – 3000

         2      Francis                                1500 – 4500

         3      Aliran campur                          4500 – 8000

         4      Aliran axial                           8000 ke atas

   Sumber : Pompa dan Blower Sentrifugal, Austin H. Church
DAYA POMPA
  Daya pompa ialah daya yang dibutuhkan poros pompa untuk
  memutar impeler didalam memindahkan sejumlah fluida denga
  kondisi yang diinginkan. Besarnya daya poros yang dibutuhkan
  dapat dihitung berdasarkan ( Fritz dietzel. Hal 243 )




Dimana :    Np = daya pompa [watt]
            Q = kapasitas pompa [m3/s]
            Hp = head pompa [m]
            ρ = rapat jenis fluida [kg/m3]
            ηp = effisiensi pompa
ALIRAN FLUIDA
Aliran dalam pemipaan akan terjadi dari titik yang mempunyai head hidrolik yang
    lebih
tinggi (energi internal per satu-satuan berat air) ke head yang lebih rendah, dimana
terjadi kehilangan energi hidrolik di sepanjang pipa. Kehilangan energi hidrolik
sepanjang pipa secara umum disebabkan oleh :
A.    Kerugian head mayor
      Kerugian head ini terjadi akibat adanya gesekan antara dinding pipa dengan
      fluida yang mengalir di dalamnya. Persamaan umum yang dapat digunakan
      untuk mencari headlosses akibat gesekan dalam pipa dapat dilakukan dengan
      menggunakan :
           a. Persamaan Darcy - Weisbach
           b. Persamaan Hazen - Williams
Kedua persamaan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yaitu :
a. Persamaan Darcy - Weisbach
1. Memberikan hasil yang lebih baik untuk pipa yang relatif pendek.
2. Untuk sistem terdiri dari bermacam-macam pipa akan lebih rumit perhitungannya.
3. Populer atau sering dipakai untuk perhitungan dengan beda energi besar.
4. Persamaan ini secara teori paling bagus dan dapat digunakan ke semua
    jenis fluida.
b. Persamaan Hazen-Williams :
    1.     Umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang
    relatf          sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum.
    2.     Untuk sistem yang terdiri dari bermacam-macam pipa, perhitungannya
    akan mudah disbanding Darcy - Weisbach.
    3.     Persamaan Hazen - Williams paling banyak digunakan untuk
    menghitung headlosses, tetapi biasa digunakan untuk semua fluida selai
    dari air dan    digunakan hanya untuk aliran turbulen.
B. Kerugian Minor
    Kerugian ini diakibatkan adanya perubahan dalam geometri aliran seperti
    katup, belokan, perubahan diameter pipa, sambungan saluran masuk dan
    keluar pipa. Dan kerugian minor dapat dihitung berdasarkan



   Dimana :      V = Kecepatan rata-rata aliran fluida dala suatu pipa [m/s]
                 g = gravitasi bumi [m/s2]
                 K = Koefisien minor loses
KAVITASI
    Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat
    cair yang sedang mengalir, karena tekanannya berkurang
    hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa
    bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap
    pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu
    rendah hingga dibawah tekanan uap jenuhnya, hal ini
    dapat menyebabkan :
   - Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen
         pompa tatkala gelembung-gelembung fluida tersebut
         pecah ketika melalui daerah yang lebih   tinggi
    tekanannya
   - Kapasitas pompa menjadi berkurang
   - Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)
   - Berkurangnya efisiensi pompa.
SECARA UMUM, TERJADINYA KAVITASI DIKLASIFIKASIKAN ATAS 5
ALASAN DASAR :
1. Vaporization - Penguapan
   Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi
   sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head (tekanan) pada sisi isap untuk
   mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh pabrik pembuat
   pompa dan dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah 'fresh water'
   pada suhu 68oF. Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA). Karena
   ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya valve, elbow,
   reduser, dll), maka perhitungan head total pada sisi suction dan biasa disebut Net Positive
   Suction Head is Required (NPSHR). Nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan,
   maka untuk mencegah penguapan, syaratnya adalah :
          NPSHA - Vp ≥ NPSHR
   Dimana :
          Vp = Vapor pressure fluida yang dipompa.
   Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka harus dilakukan
   hal berikut :
   a. Menambah Suction head, dengan :
          - Menambah level liquid di tangki.
          - Meninggikan tangki.
          - Memberi tekanan tangki.
          - Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable).
          - Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan
   mengurangi jumlah             fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting tangki
   tertutup) atau bertambahnya               speed pompa.
b. Mengurangi Tempertur fluida, dengan :
       - Mendinginkan suction dengan fluida pendingin
       - Mengisolasi suction pompa
       - Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari
         pipa discharge.
c. Mengurangi NPSHR, dengan :
       - Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR
         sekitar 25 % dan dalam beberapa kasus
   memungkinkan           penambahan         speed     pompa
   sebesar 40 %.
       - Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah.
       - Gunakan impeller pompa yang memiliki bukaan 'lobang'
          (eye)         yang lebih besar.
       - Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %.
       - Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah
         pompa kecil dengan ukuran kapasitas separuhnya,
                  hitungannya    lebih    murah   dari   pada
   menggunakan pompa            besar dan spare-nya. Lagi pula
   dapat menghemat energy.
2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System
   Pompa sentrifugal hanya mampu mengendalikan 0.5% udara
   dari total volume. Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat
   berbahaya, dapat merusak komponen pompa.
   Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa
   sebab, antara lain :
         - Dari packing stuffing box. Ini terjadi, jika pompa dari
             Kondensor, evaporator atau peralatan lainnya
            bekerja pada kondisi vakum.
         - Letak valve di atas garis permukaan air (water line)
         - Flens (sambungan pipa) yang bocor.
         - Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).
         - Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi
           isap, hal ini akan menambah suhu udara pada sisi isap.
         - Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi
   jika level cairan terlalu rendah.
VORTEXING FLUIDA
Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke
   dalam system berpengaruh besar terhadap kinerja pompa
   yaitu pada saat gelembung-gelembung udara itu pecah ketika
   melewati 'eye impeller' sampai pada sisi keluar (Sisi dengan
   tekanan yang lebih tinggi). Terkadang, dalam beberapa kasus
   dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari
   adanya jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas
   pompa.
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
   Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge)
   impeller, dekat dengan diameter luar, berputar balik ke bagian
   tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap pompa.
   Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai
   ia menguap dan kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang
   tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan
   NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita
   harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat
   digunakan untuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa
   nilai terdekat yang teraman terhadap nilai BEP (Best
   Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah
   terjadinya masalah.
4. TURBULENCE - PERGOLAKAN ALIRAN
   Aliran fluida diinginkan pada kecepatan yang konstan. Korosi dan hambatan
   yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan
   setiap ada perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk
   menghambat hal tersebut, perlu dilakukan perancangan system perpipaan
   yang baik. Antara lain memenuhi kondisi jarak minimum antara suction
   pompa dengan elbow yang pertama minimal 10 X diameter pipa. Pada
   pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang terpisah,
   sehingga satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika
   ini tidak memungkinkan, beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu
   bak isap (sump) yang besar, dengan syarat :
   - Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.
   - Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter.
   - Semua pompa dalam keadaan 'runing'.
   - Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan
     panjang minimal 10 x diameter pipa.
   - Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm.
   - Batas toleransi dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap
5. Vane Passing Syndrome
   Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar
   impeller lewat terlalu dekat dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan
   aliran fluida ini bertambah tatkala alirannya melalui lintasan kecil
   tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan lokal.
   Gelembung udara yang terbentuk kemudian pecah pada tempat
   yang memiliki tekanan yang lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater.
   Hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada volute(rumah keong)
   pompa. Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan,
   beberapa pabrik pembuat memasang bulkhead rings pada suction
   eye. Pada sisi keluar (discharge), ring dapat dibuat untuk
   memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung
   impeller.
   Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida
   yang kita pompa. Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai
   gelembung-gelembung, maka kavitasi sebenarnya adalah
   pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung
   tersebut. Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati
   untuk menyatakan mendidih itu sama dengan air yang panas untuk
   disentuh, karena oksigen cair juga akan mendidih dan tak seorang
   pun menyatakan itu panas
PENGARUH KAVITASI DENGAN KINERJA POMPA
SENTRIFUGAL

1.     Kapasitas Pompa Berkurang
    Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak
     mengambil tempat(space), dan kita tidak bisa memompa cairan
     dan udara pada tempat dan waktu yang sama. Otomatis cairan
     yang diperlukan menjadi berkurang.
    Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan
     kehilangan pemasukan dan akhirnya perlu priming (tambahan
     cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara).
2.     Tekanan (Head) kadang berkurang
     Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi
     (compressible). Hasil kompresi ini yang menggantikan head,
     sehingga head pompa sebenarnya menjadi berkurang.
3. Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk pada
    tekanan tinggi.
    Jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan berkurang. Ini artinya
    kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah. Ini akan menjadi masalah
    setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute atau perubahan arah yang
    mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada penampang kecil antara ujung
    impeller dengan volute cut water.
4. Bagian-bagian Pompa Rusak
   Gelembung-gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri, ini dinamakan imploding
    kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi, tetapi bila ia
    jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau voluteia tidak bisa pecah dari
    sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang tinggi
    dilanjutkan dengan gelobang kejutan yang mampu merusak part pompa. Ada bentuk yang
    unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul dengan 'ball
    peen hammer'.
   Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi
    pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari segala
    sudut.
    Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi terjadi. Nilai
    Specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk
    beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil kemungkinan
    terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa, dari pada
    casing yang berbentuk volute.
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN SPESIFIK, BENTUK IMPELER DAN TIPE POMPA
BENTUK IMPELER DAN EFISIENSI MAKSIMUM
TERMINOLOGI
   KAPASITAS : volume air yang keluar dari pompa per satuan waktu. (DEBIT
    ALIRAN..liter/det)
   TINGGI ISAP STATIK (Static Suction Lift) : Jarak vertikal dari poros pompa ke
    muka air sumber.
   TOTAL TINGGI ISAP (Total Suction Lift) : Jumlah dari tinggi isap statik dengan
    semua kehilangan energi pada pipa isap (pipa, saringan dan klep kaki) ditambah
    dengan velocity head pada pipa isap.
    TINGGI TEKAN STATIK (Static Discharge Head) : Jarak vertikal dari poros
    pompa ke elevasi muka air yang keluar dari pompa. KAPASITAS : volume air
    yang keluar dari pompa per satuan waktu. (DEBIT ALIRAN..liter/det)
    TINGGI ISAP STATIK (Static Suction Lift) : Jarak vertikal dari poros pompa ke
    muka air sumber.
   TOTAL TINGGI ISAP (Total Suction Lift) : Jumlah dari tinggi isap statik dengan
    semua kehilangan energi pada pipa isap (pipa, saringan dan klep kaki) ditambah
    dengan velocity head pada pipa isap.
    TINGGI TEKAN STATIK (Static Discharge Head) : Jarak vertikal dari poros
    pompa ke elevasi muka air yang keluar dari pompa.
   TOTAL HEAD TEKAN (Total Discharge Head) : Jumlah tinggi
    tekan statik dengan semua kehilangan energi pada pipa tekan
    (pipa, sambungan) ditambah dengan velocity head dan pressure
    head.
   TOTAL HEAD : adalah energi yang diberikan pompa pada air,
    besarnya merupakan penjumlahan dari Total Head Tekan dan
    Total Tinggi Isap.
   TOTAL HEAD STATIK : jarak vertikal dari muka air pada pipa isap
    ke muka air keluar.
   FRICTION HEAD : head ekuivalen dinyatakan dalam meter
    kolom air untuk menanggulangi gesekan aliran dalam pipa.
   PRESSURE HEAD : tekanan dinyatakan dalam meter kolom air
    dalam ruang tertutup dimana pompa mengisap atau menekan air
   VELOCITY HEAD : tekanan air (dinyatakan dalam meter kolom
    air) diperlukan untuk menghasilkan aliran ( Hv = v2/2g)
SISTEM PEMOMPAAN
KONDISI PIPA DAN NILAI C (HAZEN-WILLIAM)
POMPA MESIN FLUIDA

More Related Content

What's hot

Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan TurbinYahya Ynh
 
Pompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fixPompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fixnisa faraz
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1Mukhammad Fariz
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Turbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajarTurbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajarKhairul Fadli
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...Ir. Najamudin, MT
 

What's hot (20)

Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
pompa dan kompressor
pompa dan kompressorpompa dan kompressor
pompa dan kompressor
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Pengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliranPengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliran
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Pertemuan 2 boiler.ok
Pertemuan 2  boiler.okPertemuan 2  boiler.ok
Pertemuan 2 boiler.ok
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan Turbin
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Pompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fixPompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fix
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
MAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin PendinginMAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin Pendingin
 
Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Turbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajarTurbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajar
 
Modul threser 3
Modul threser 3Modul threser 3
Modul threser 3
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
 

Viewers also liked

Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaAzzam Robbani
 
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluidaTeori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluidaDimas Akbar
 
Performansi pompa
Performansi pompaPerformansi pompa
Performansi pompaWicah
 
Pompa dan sistem pemompaan
Pompa dan sistem pemompaanPompa dan sistem pemompaan
Pompa dan sistem pemompaanmun farid
 
Laporan+pompa+sentrifugal
Laporan+pompa+sentrifugalLaporan+pompa+sentrifugal
Laporan+pompa+sentrifugalIndiana Agak
 
Teori dasar-pompa-sentrifugal
Teori dasar-pompa-sentrifugalTeori dasar-pompa-sentrifugal
Teori dasar-pompa-sentrifugal'Purwanto' Magl
 
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugalmasoso
 
Perpindahan panas kondensasi dan didih
Perpindahan panas kondensasi dan didihPerpindahan panas kondensasi dan didih
Perpindahan panas kondensasi dan didihYos Ambarita
 
Tinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugal
Tinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugalTinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugal
Tinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugalIr. Najamudin, MT
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Ihsan Rabbani
 
Perhitungan kapasitas reciprocating
Perhitungan kapasitas reciprocatingPerhitungan kapasitas reciprocating
Perhitungan kapasitas reciprocatingWicah
 
Perangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa Manual
Perangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa ManualPerangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa Manual
Perangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa ManualSusanti Arianto
 
Kompresor
KompresorKompresor
KompresorWicah
 
Pompa bolak balik
Pompa bolak balikPompa bolak balik
Pompa bolak balikWicah
 

Viewers also liked (20)

Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
 
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluidaTeori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
 
Performansi pompa
Performansi pompaPerformansi pompa
Performansi pompa
 
Pompa dan sistem pemompaan
Pompa dan sistem pemompaanPompa dan sistem pemompaan
Pompa dan sistem pemompaan
 
Mesin mesin-fluida-impact-of-jet
Mesin mesin-fluida-impact-of-jetMesin mesin-fluida-impact-of-jet
Mesin mesin-fluida-impact-of-jet
 
Presentasi kp
Presentasi kpPresentasi kp
Presentasi kp
 
Laporan+pompa+sentrifugal
Laporan+pompa+sentrifugalLaporan+pompa+sentrifugal
Laporan+pompa+sentrifugal
 
Teori dasar-pompa-sentrifugal
Teori dasar-pompa-sentrifugalTeori dasar-pompa-sentrifugal
Teori dasar-pompa-sentrifugal
 
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
 
Perpindahan panas kondensasi dan didih
Perpindahan panas kondensasi dan didihPerpindahan panas kondensasi dan didih
Perpindahan panas kondensasi dan didih
 
Tinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugal
Tinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugalTinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugal
Tinjauan prestasi mesin untuk pompa sentrifugal
 
Nanoteknologi Musa
Nanoteknologi  MusaNanoteknologi  Musa
Nanoteknologi Musa
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1
 
Perhitungan kapasitas reciprocating
Perhitungan kapasitas reciprocatingPerhitungan kapasitas reciprocating
Perhitungan kapasitas reciprocating
 
Perangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa Manual
Perangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa ManualPerangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa Manual
Perangkat RHVAC - Pembuatan Ulir Pipa Manual
 
7fenderpenambat
7fenderpenambat7fenderpenambat
7fenderpenambat
 
Dasar teori
Dasar teoriDasar teori
Dasar teori
 
Kompresor
KompresorKompresor
Kompresor
 
Tugas ta
Tugas taTugas ta
Tugas ta
 
Pompa bolak balik
Pompa bolak balikPompa bolak balik
Pompa bolak balik
 

Similar to POMPA MESIN FLUIDA

Similar to POMPA MESIN FLUIDA (20)

113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
 
306909167 makalah-pompa-doc
306909167 makalah-pompa-doc306909167 makalah-pompa-doc
306909167 makalah-pompa-doc
 
tinjauan pustaka
tinjauan pustakatinjauan pustaka
tinjauan pustaka
 
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompaBab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
 
Pompa sentrifugall
Pompa sentrifugallPompa sentrifugall
Pompa sentrifugall
 
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industripembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
13715144.ppt
13715144.ppt13715144.ppt
13715144.ppt
 
13715144.ppt
13715144.ppt13715144.ppt
13715144.ppt
 
Pompa ok
Pompa okPompa ok
Pompa ok
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
pompa ppt.pdf
pompa ppt.pdfpompa ppt.pdf
pompa ppt.pdf
 
Pompa air
Pompa airPompa air
Pompa air
 
pump & compressor.pptx
pump & compressor.pptxpump & compressor.pptx
pump & compressor.pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
 
Persentasi kp
Persentasi kpPersentasi kp
Persentasi kp
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Jurnal ilmiah pompa sentrifugal
Jurnal ilmiah pompa sentrifugalJurnal ilmiah pompa sentrifugal
Jurnal ilmiah pompa sentrifugal
 

More from Khairul Fadli

hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkunganhubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkunganKhairul Fadli
 
Mesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emasMesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emasKhairul Fadli
 
Gold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla acehGold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla acehKhairul Fadli
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Khairul Fadli
 
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaanUu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaanKhairul Fadli
 
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnisProgram pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnisKhairul Fadli
 
Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04Khairul Fadli
 
Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasiPengendalian organisasi
Pengendalian organisasiKhairul Fadli
 
Wakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktuWakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktuKhairul Fadli
 
Kepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajarKepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajarKhairul Fadli
 

More from Khairul Fadli (20)

hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkunganhubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
 
Mesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emasMesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emas
 
Gold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla acehGold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla aceh
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan
 
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaanUu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
 
Feed mill
Feed millFeed mill
Feed mill
 
Milling
MillingMilling
Milling
 
Grinding mill
Grinding millGrinding mill
Grinding mill
 
Kudaan5
Kudaan5Kudaan5
Kudaan5
 
Kuda-kudaan
Kuda-kudaanKuda-kudaan
Kuda-kudaan
 
Kuda-kudaan
Kuda-kudaanKuda-kudaan
Kuda-kudaan
 
Kuda-kudaan
Kuda-kudaanKuda-kudaan
Kuda-kudaan
 
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnisProgram pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
 
Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04
 
Atap baja ringan
Atap baja ringanAtap baja ringan
Atap baja ringan
 
Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasiPengendalian organisasi
Pengendalian organisasi
 
Doktrinasi satu
Doktrinasi satuDoktrinasi satu
Doktrinasi satu
 
Doktrinasi satu
Doktrinasi satuDoktrinasi satu
Doktrinasi satu
 
Wakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktuWakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktu
 
Kepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajarKepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajar
 

Recently uploaded

POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 

Recently uploaded (20)

POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 

POMPA MESIN FLUIDA

  • 2. PENDAHULUAN MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida ( energi kinetik dan energi potensial ) menjadi energi mekanik poros. Dalam hal ini fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap
  • 3. PEMBAGIAN MESIN FLUIDA 1. Mesin Tenaga yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetik) menjadi energi mekanis poros. Contoh : turbin, kincir air, dan kincir angin. 2. Mesin kerja yaitu mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis poros menjadi energi fluida (energi potensial dan energi kinetik). Contoh : pompa, kompresor, kipas (fan).
  • 4. POMPA Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi karena adanya perbedaan tekanan
  • 5. KLASIFIKASI POMPA 1. Pompa Tekanan Statis 2. Pompa Tekanan Dinamis (Rotodynamic Pump)
  • 6. POMPA TEKANAN STATIS Pompa jenis ini bekerja dengan menggunakan prinsip memberi tekanan secara periodik pada fluida yang terkurung dalam rumah pompa. Pompa ini dibagi menjadi dua jenis. a. Pompa Putar ( rotary pump ) Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung di antara ruangan rotor, sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe pompa ini adalah : screw pump, gear pump dan vane pump
  • 7. GAMBAR POMPA RODA GIGI DAN POMPA ULIR
  • 8. b. Pompa Torak ( Reciprocating Pump ) Pompa torak ini mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolak-balik dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (Suction valve) ke dalam silinder dan kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve). Contoh tipe ini adalah : pompa diafragma dan pompa plunyer.
  • 10. POMPA TEKANAN DINAMIS Pompa tekanan dinamis disebut juga rotodynamic pump, turbo pump atau impeller pump. Pompa yang termasuk dala kategori ini adalah : pompa jet dan pompa sentrifugal Ciri - ciri utama dari pompa ini adalah :  Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudu sekelilingnya yang sering disebut dengan impeler.  Melalui sudu - sudu, fluida mengalir terusmenerus, dimana fluida berasal diantara sudu sudu tersebut
  • 11. KLASIFIKASI POMPA TEKANAN DINAMIS a. Klasifikasi menurut jenis impeler 1. Pompa Sentrifugal Pompa ini menggunakan impeler jenis radial atau francis. Konstruksinya sedemikian rupa sehingga aliran fluida yang keluar dari impeler akan melalui bidang tegak lurus pompa. Impeler jenis radial digunakan untuk tinggi tekan (head) yang sedang dan tinggi, sedangkan impeler jenis francis digunakan untuk head yang lebih rendah dengan kapasitas besar.
  • 13. POMPA SENTRIFUGAL Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah energi mekanis dari luar diberikan pada poros untuk memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu akan terlempar menuju saluran keluar. Pada proses ini fluida akan mendapat percepatan sehingga fluida tersebut mempunyai energi kinetik. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan energi kinetik akan berubah menjadi energi tekanan di sudu-sudu pengarah atau dalam rumah pompa
  • 14. GAMBAR BAGIAN UTAMA POMPA SENTRIFUGAL Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal adalah poros, impeler dan rumah pompa.
  • 15. 2. Pompa Aliran Campur Pompa ini menggunakan impeler jenis aliran capur (mixed flow), seperti pada gambar Aliran keluar dari impeler sesuai dengan arah bentuk permukaan kerucut rumah pompa.
  • 17. POMPA ALIRAN AKSIAL Pompa ini menggunakan impeler jenis aksial dan zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder rumah pompa kearah luar. Konstruksinya mirip dengan pompa aliran campur kecuali bentuk impeler dan bentuk difusernya
  • 19. B. KLASIFIKASI MENURUT BENTUK RUMAH POMPA 1. Pompa Volut Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal. Aliran Fluida yang meninggalkan impeler secara langsung memasuki rumah pompa yang berbentuk volut (rumah siput) sebab diameternya bertambah besar.
  • 20. 2. Pompa Difuser Konstruksi ini dilengkapi dengan sudu pengarah (diffuser) di sekeliling saluran impeler . Pemakain diffuser ini akan memperbaiki efisiensi pompa. Difuser ini sering digunakan pada pmopa bertingkat banyak dengan head yang tinggi.
  • 21. 3. Pompa Vortex Pompa ini mempunyai aliran campur dan sebuah rumah volut. Pompa ini tidak menggunakan difuser, namun memakai saluran yang lebar. Dengan demikian pompa ini tidak mudah tersumbat dan cocok untuk pemakaian pada pengolahan cairan limbah.
  • 22. C. KLASIFIKASI MENURUT JUMLAH TINGKAT 1. Pompa satu tingkat Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler . Pada umumnya head yang dihasilkan pompa ini relative rendah, namun konstruksinya sederhana. 2. Pompa bertingkat banyak Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasanag berderet pada satu poros . Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke impeler tingkat kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir. Head total pompa merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing - masing impeler. Dengan demikian head total pompa ini relatif tinggi dibanding dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit dan besar.
  • 24. D. KLASIFIKASI MENURUT LETAK POROS 1. Pompa poros mendatar Pompa ini mempunyai poros dengan posisi horizontal, pompa jenis ini memerlukan tempat yang relatif lebih luas. 2. Pompa jenis poros tegak Poros pompa ini berada pada posisi vertikal, seperti terlihat pada gambar. Poros ini dipegang di beberapa tempat sepanjang pipa kolom utama bantalan. Pompa ini memerlukan tempat yang relatif kecil dibandingkan dengan pompa poros mendatar. Penggerak pompa umumnya diletakkan di atas pompa.
  • 25. GAMBAR POMPA ALIRAN CAMPUR POROS TEGAK
  • 26. E. KLASIFIKASI MENURUT BELAHAN RUMAH 1. Pompa belahan mendatar Pompa ini mempuyai belahan rumah yang dapat yang dibelah dua menjadi bagian atas dan bagian bawah oleh bidang mendatar yang melalui sumbu poros. Jenis pompa ini sering digunakan untuk pompa berukuran menengah dan besar dengan poros mendatar. 2. Pompa belahan radial Rumah pompa ini terbelah oleh sebuah bidang tegak lurus poros. Konstruksi seperti ini sering digunakan pada pompa kecil dengan poros mendatar. Jenis ini juga sesuai dengan pompa-pompa dengan poros tegak dimana bagian-bagian yang berputar dapat dibongkar ke atas sepanjang poros. 3. Pompa jenis berderet Jenis ini terdapat pada pompa bertingkat banyak, dimana rumah pompa terbagi oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai dengan jumlah tingkat yang ada.
  • 27. GAMBAR POMPA JENIS BELAHAN MENDATAR
  • 28. F. KLASIFIKASI MENURUT SISI MASUK IMPELER 1. Pompa isapan tunggal Pada pompa ini fluida masuk dari sisi impeler. Konstruksinya sangat sederhana, sehingga sangat sering digunakan untuk kapasitas yang relatif kecil. 2. Pompa isapan ganda Pompa ini memasukkan fluida melalui dua sisi isap impeler Pada dasarnya pompa ini sama dengan dua buah impeler pompa isapan tunggal yang dipasang bertolak belakang dan dipasang beroperasi secara paralel. Dengan demikian gaya aksial yang terjadi pada kedua impeler akan saling mengimbangi dan laju aliran total adalah dua kali laju aliran tiap impeler. Oleh sebab itu pompa ini banyak dipakai untuk kebutuhan dengan kapasitas besar.
  • 30. UNIT PENGGERAK POMPA Umumnya unit penggerak pompa terdiri dari tiga jenis yaitu: a. Motor bakar b. Motor listrik, dan c. Turbin Penggerak tipe motor bakar dan turbin sangat tidak ekonomis untuk perencanaan pompa karena konstruksinya berat, besar dan memerlukan sistem penunjang misalnya sistem pelumasan, pendinginan dan pembuangan gas hasil pembakaran. Sistem penggerak motor listrik lebih sesuai dimana konstruksinya kecil dan sederhana, sehingga dapat digabungkan menjadi satu unit kesatuan dalam rumah pompa. Faktor lain yang membuat motor ini sering digunakan adalah karena murah dalam perawatan dan mampu bekerja untuk jangka waktu yang relatif lama dibanding penggerak motor bakar dan turbin.
  • 31. DASAR-DASAR PEMILIHAN POMPA Dasar pertimbangan pemilihan pompa, didasarkan pada sistem ekonomisnya, yakni keuntungan dan kerugian jika pompa tersebut digunakan dan dapat memenuhi kebutuhan pemindahan fluida sesuai dengan kondisi yang direncanakan. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pompa adalah fungsi terhadap instalasi pemipaan, kapasitas, head, viskositas, temperature kerja dan jenis motor penggerak. Kondisi yang diinginkan dalam perencanaan ini adalah: a. Kapasitas dan head pompa harus mampu dipenuhi. b. Fluida yang mengalir secara kontinu. c. Pompa yang dipasang pada kedudukan tetap. d. Konstruksi sederhana. e. Mempunyai efisiensi yang tinggi. F. Harga awal relatif murah juga perawatannya. Melihat dan mempertimbangkan kondisi yang diinginkan dalam perencanaan ini, maka dengan mempertimbangkan sifat pompa dan cara kerjanya, dipilih pompa sentrifugal dalam perencanaan ini, karena sesuai dengan sifat pompa sentrifugal, yakni : a. Aliran fluida lebih merata. b. Putaran poros dapat lebih tinggi. c. Rugi-rugi transmisinya lebih kecil karena dapat dikopel langsung dengan otor penggerak. d. Konstruksinya lebih aman dan kecil. e. Perawatannya murah.
  • 32. HEAD POMPA Head pompa adalah energi yang diberikan ke dalam fluida dalam bentuk tinggi tekan. Dimana tinggi tekan merupakan ketinggian fluida harus naik untuk memperoleh jumlah energi yang sama dengan yang dikandung satu satuan bobot fluida pada kondisi yang sama. Untuk lebih jelasnya perhitungan dari head pompa
  • 33.
  • 34. Untuk operasional pompa sentrifugal tanpa cavitasi, tinggi isap ditambah dengan semua kehilangan lainnya harus lebih kecil dari tek. Atm teoritis. Hs = Ha – Hf – es – NPSH – Fs Hs : maksimum tinggi isap atau jarak dari pusat pompa ke muka air (m) Ha : Tekanan atmosfir pada permk. Air (m atau 10,33 m pada permk. Laut) Hf : kehilangan karena gesekan pada saringan, pipa, samungan, dan klep pada pipa isap (m) es : tekanan uap air jenuh (m) NPSH : net positive suction head pompa termasuk kehilangan diimpeller dan velocity head (m) Fs : Faktor pengaman biasanya diambil sekitar 0.6 m Koreksi Ha untuk ketinggian tempat adalah sekitar 0.36 m per 300 m tinggi tempat.
  • 35. CONTOH SOAL 1. Tentukan maksimum tinggi isap untuk pompa dengan debit 38 l/det. Suhu air 20o C. Total hilang gesekan pada pipa diameter 10 cm dan sambungan adalah 1.5 m. Pompa beroperasi pada ketinggian tempat 300 dpl. NPSH pompa dari pabriknya 4.7 m.  es pada 20’ C = 0,24 m (dari Tabel 2.1)  Fs = 0,6 m. Tekanan atmosfir = 10,33 - 0,36 = 9,97 m  Hs = 9,97 - 1,5 - 0,24 - 4,7 - 0,6 = 2,93 m.
  • 36. TABEL HUBUNGAN ANTARA TABEL Hubungan antara ketinggian tempat SUHU DENGAN TEKANAN UAP AIR dengan Tekanan Atmosfir Suhu Tekanan Ketinggian Tekanan atmosfir (‘ c ) uap air diatas muka (m kolom air) (m kolom air) laut 10 0,12 (mdpl) 15 0,17 0 10,33 20 0,24 250 10,00 30 0,43 500 9,75 40 0,77 50 1,26 1000 9,20 90 7,3 1500 8,60 100 10,33 2000 8,10
  • 38. PRINSIP HUKUM BERNOULLI Pada gambar ini terdapat dua buah titik dengan perbedaan kondisi letak, luas penampang, tekanan serta kecepatan aliran fluida. Fluida kerja mengalir dari kondisi pertama (titik 1) ke kondisi yang kedua (titik 2), aliran ini disebabkan oleh adanya suatu energi luar . Energi luar ini terjadi merupakan perbedaan tekanan yang terjadi pada kedua kondisi operasi (titik 1 dan 2), atau = (P2 – P1).Q Sedangkan pada setiap kondisi tersebut terdapat juga suatu bentuk energi, yaitu energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) atau dapat dituliskan sebagai berikut -Untuk titik 1 : Energi yang terkandung E1 = Ek1 + Ep1 E1 = 1/2.m1.v12 + m1.g.h1 -Untuk titik 2 : Energi yang terkandung E2 = Ek2 + Ep2 E2 = 1/2.m2.v22+ m2.g.h2 Dan hubungan dari kondisi kerja ini adalah Eo = E2 - E1, atau dapat dituliskan: (P2-P1).Q = [1/2.m2.v22+ m2.g.h2 ] - [1/2.m1.v12 + m1.g.h1 ] (P2-P1).Q = 1/2 {(m2.v22) – (m1.v12) + (m2.g.h2) - (m1.g.h1) }……(1) Dimana : Q = A . V = Konstan M = ρ . A . V , dimana ρ1 = ρ2 Sehingga persamaan (1) di atas dapat dituliskan sebagai berikut : (P2-P1)A.V = [(ρ.A. V3)2 - (ρ.A. V3)1] + ρ.A.V.g(h2 - h1) (P2-P1) = 1/2 ρ(v22 - v12) + ρ.g(h2-h1)……………………………..(2)
  • 39.
  • 40. PUTARAN SPESIFIK Jenis impeler yang digunakan pada suatu pompa tergantung pada putaran spesifiknya. Putaran spesifik adalah putaran yang diperlukan pompa untuk menghasilkan 1 m degan kapasitas 1 m3/s, dan dihitung berdasarkan (Khetagurov, hal 205) Dimana : ns = putaran spesifik [rpm] np = putaran pompa [rpm] Q = kapasitas pompa [m3/s] Hp= head pompa [mH2O]
  • 41. TABEL KLASIFIKASI IMPELER MENURUT PUTARAN SPESIFIK No. Jenis Impeler ns 1 Radial flow 500 – 3000 2 Francis 1500 – 4500 3 Aliran campur 4500 – 8000 4 Aliran axial 8000 ke atas Sumber : Pompa dan Blower Sentrifugal, Austin H. Church
  • 42. DAYA POMPA Daya pompa ialah daya yang dibutuhkan poros pompa untuk memutar impeler didalam memindahkan sejumlah fluida denga kondisi yang diinginkan. Besarnya daya poros yang dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan ( Fritz dietzel. Hal 243 ) Dimana : Np = daya pompa [watt] Q = kapasitas pompa [m3/s] Hp = head pompa [m] ρ = rapat jenis fluida [kg/m3] ηp = effisiensi pompa
  • 43. ALIRAN FLUIDA Aliran dalam pemipaan akan terjadi dari titik yang mempunyai head hidrolik yang lebih tinggi (energi internal per satu-satuan berat air) ke head yang lebih rendah, dimana terjadi kehilangan energi hidrolik di sepanjang pipa. Kehilangan energi hidrolik sepanjang pipa secara umum disebabkan oleh : A. Kerugian head mayor Kerugian head ini terjadi akibat adanya gesekan antara dinding pipa dengan fluida yang mengalir di dalamnya. Persamaan umum yang dapat digunakan untuk mencari headlosses akibat gesekan dalam pipa dapat dilakukan dengan menggunakan : a. Persamaan Darcy - Weisbach b. Persamaan Hazen - Williams Kedua persamaan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yaitu : a. Persamaan Darcy - Weisbach 1. Memberikan hasil yang lebih baik untuk pipa yang relatif pendek. 2. Untuk sistem terdiri dari bermacam-macam pipa akan lebih rumit perhitungannya.
  • 44. 3. Populer atau sering dipakai untuk perhitungan dengan beda energi besar. 4. Persamaan ini secara teori paling bagus dan dapat digunakan ke semua jenis fluida. b. Persamaan Hazen-Williams : 1. Umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatf sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum. 2. Untuk sistem yang terdiri dari bermacam-macam pipa, perhitungannya akan mudah disbanding Darcy - Weisbach. 3. Persamaan Hazen - Williams paling banyak digunakan untuk menghitung headlosses, tetapi biasa digunakan untuk semua fluida selai dari air dan digunakan hanya untuk aliran turbulen. B. Kerugian Minor Kerugian ini diakibatkan adanya perubahan dalam geometri aliran seperti katup, belokan, perubahan diameter pipa, sambungan saluran masuk dan keluar pipa. Dan kerugian minor dapat dihitung berdasarkan Dimana : V = Kecepatan rata-rata aliran fluida dala suatu pipa [m/s] g = gravitasi bumi [m/s2] K = Koefisien minor loses
  • 45.
  • 46. KAVITASI Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :  - Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala gelembung-gelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya  - Kapasitas pompa menjadi berkurang  - Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)  - Berkurangnya efisiensi pompa.
  • 47. SECARA UMUM, TERJADINYA KAVITASI DIKLASIFIKASIKAN ATAS 5 ALASAN DASAR : 1. Vaporization - Penguapan Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head (tekanan) pada sisi isap untuk mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh pabrik pembuat pompa dan dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah 'fresh water' pada suhu 68oF. Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA). Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya valve, elbow, reduser, dll), maka perhitungan head total pada sisi suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR). Nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah penguapan, syaratnya adalah : NPSHA - Vp ≥ NPSHR Dimana : Vp = Vapor pressure fluida yang dipompa. Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka harus dilakukan hal berikut : a. Menambah Suction head, dengan : - Menambah level liquid di tangki. - Meninggikan tangki. - Memberi tekanan tangki. - Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable). - Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan mengurangi jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting tangki tertutup) atau bertambahnya speed pompa.
  • 48. b. Mengurangi Tempertur fluida, dengan : - Mendinginkan suction dengan fluida pendingin - Mengisolasi suction pompa - Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge. c. Mengurangi NPSHR, dengan : - Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dan dalam beberapa kasus memungkinkan penambahan speed pompa sebesar 40 %. - Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah. - Gunakan impeller pompa yang memiliki bukaan 'lobang' (eye) yang lebih besar. - Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %. - Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecil dengan ukuran kapasitas separuhnya, hitungannya lebih murah dari pada menggunakan pompa besar dan spare-nya. Lagi pula dapat menghemat energy.
  • 49. 2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System Pompa sentrifugal hanya mampu mengendalikan 0.5% udara dari total volume. Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa. Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain : - Dari packing stuffing box. Ini terjadi, jika pompa dari Kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum. - Letak valve di atas garis permukaan air (water line) - Flens (sambungan pipa) yang bocor. - Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid). - Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu udara pada sisi isap. - Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu rendah.
  • 51. Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system berpengaruh besar terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung udara itu pecah ketika melewati 'eye impeller' sampai pada sisi keluar (Sisi dengan tekanan yang lebih tinggi). Terkadang, dalam beberapa kasus dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari adanya jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas pompa. 3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap pompa. Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat digunakan untuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap nilai BEP (Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya masalah.
  • 52. 4. TURBULENCE - PERGOLAKAN ALIRAN Aliran fluida diinginkan pada kecepatan yang konstan. Korosi dan hambatan yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan setiap ada perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk menghambat hal tersebut, perlu dilakukan perancangan system perpipaan yang baik. Antara lain memenuhi kondisi jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang pertama minimal 10 X diameter pipa. Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang terpisah, sehingga satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika ini tidak memungkinkan, beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu bak isap (sump) yang besar, dengan syarat : - Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran. - Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter. - Semua pompa dalam keadaan 'runing'. - Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan panjang minimal 10 x diameter pipa. - Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm. - Batas toleransi dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap
  • 53. 5. Vane Passing Syndrome Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat terlalu dekat dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah tatkala alirannya melalui lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan lokal. Gelembung udara yang terbentuk kemudian pecah pada tempat yang memiliki tekanan yang lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada volute(rumah keong) pompa. Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik pembuat memasang bulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar (discharge), ring dapat dibuat untuk memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung impeller. Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa. Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi sebenarnya adalah pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung tersebut. Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk menyatakan mendidih itu sama dengan air yang panas untuk disentuh, karena oksigen cair juga akan mendidih dan tak seorang pun menyatakan itu panas
  • 54. PENGARUH KAVITASI DENGAN KINERJA POMPA SENTRIFUGAL 1. Kapasitas Pompa Berkurang  Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat(space), dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama. Otomatis cairan yang diperlukan menjadi berkurang.  Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara). 2. Tekanan (Head) kadang berkurang Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi (compressible). Hasil kompresi ini yang menggantikan head, sehingga head pompa sebenarnya menjadi berkurang.
  • 55. 3. Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk pada tekanan tinggi. Jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah. Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water. 4. Bagian-bagian Pompa Rusak  Gelembung-gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri, ini dinamakan imploding kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi, tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau voluteia tidak bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang tinggi dilanjutkan dengan gelobang kejutan yang mampu merusak part pompa. Ada bentuk yang unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul dengan 'ball peen hammer'.  Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari segala sudut. Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi terjadi. Nilai Specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa, dari pada casing yang berbentuk volute.
  • 56. HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN SPESIFIK, BENTUK IMPELER DAN TIPE POMPA
  • 57. BENTUK IMPELER DAN EFISIENSI MAKSIMUM
  • 58. TERMINOLOGI  KAPASITAS : volume air yang keluar dari pompa per satuan waktu. (DEBIT ALIRAN..liter/det)  TINGGI ISAP STATIK (Static Suction Lift) : Jarak vertikal dari poros pompa ke muka air sumber.  TOTAL TINGGI ISAP (Total Suction Lift) : Jumlah dari tinggi isap statik dengan semua kehilangan energi pada pipa isap (pipa, saringan dan klep kaki) ditambah dengan velocity head pada pipa isap.  TINGGI TEKAN STATIK (Static Discharge Head) : Jarak vertikal dari poros pompa ke elevasi muka air yang keluar dari pompa. KAPASITAS : volume air yang keluar dari pompa per satuan waktu. (DEBIT ALIRAN..liter/det)  TINGGI ISAP STATIK (Static Suction Lift) : Jarak vertikal dari poros pompa ke muka air sumber.  TOTAL TINGGI ISAP (Total Suction Lift) : Jumlah dari tinggi isap statik dengan semua kehilangan energi pada pipa isap (pipa, saringan dan klep kaki) ditambah dengan velocity head pada pipa isap.  TINGGI TEKAN STATIK (Static Discharge Head) : Jarak vertikal dari poros pompa ke elevasi muka air yang keluar dari pompa.
  • 59. TOTAL HEAD TEKAN (Total Discharge Head) : Jumlah tinggi tekan statik dengan semua kehilangan energi pada pipa tekan (pipa, sambungan) ditambah dengan velocity head dan pressure head.  TOTAL HEAD : adalah energi yang diberikan pompa pada air, besarnya merupakan penjumlahan dari Total Head Tekan dan Total Tinggi Isap.  TOTAL HEAD STATIK : jarak vertikal dari muka air pada pipa isap ke muka air keluar.  FRICTION HEAD : head ekuivalen dinyatakan dalam meter kolom air untuk menanggulangi gesekan aliran dalam pipa.  PRESSURE HEAD : tekanan dinyatakan dalam meter kolom air dalam ruang tertutup dimana pompa mengisap atau menekan air  VELOCITY HEAD : tekanan air (dinyatakan dalam meter kolom air) diperlukan untuk menghasilkan aliran ( Hv = v2/2g)
  • 61. KONDISI PIPA DAN NILAI C (HAZEN-WILLIAM)