SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
BAB II. 
REGRESI LINIER SEDERHANA 
2.1 Pendahuluan 
Gejala-gejala alam dan akibat atau faktor yang ditimbulkannya dapat diukur atau 
dinyatakan dengan dua kategori yaitu fakta atau data yang bersifat kuantitatif dan fakta 
atau data yang bersifat kualitatif. 
Dalam pembicaraan ini akan diuraikan masalah regresi dan korelasi, sebagai pengukur 
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam pembicaraan regresi dan korelasi data 
yang dianalisis harus bersifat kuantitatif atau terukur atau terhitung atau dapat 
dikuantitatifkan; jadi sekurang-kurangnya data dengan skala interval. Data kuantitatif 
dapat dibedakan atas dua macam yaitu: Data atau pernyataan yang bersifat bebas 
adalah pernyataan yang ditentukan dengan mana suka atau bebas pilih. Pernyataan ini 
sering disebut dengan variabel bebas atau variabel bebas atau variabel atau prediktor 
atau independent variable. Data atau pernyataan yang tergantung atau terikat pada 
variabel bebas disebut dengan variabel tak bebas atau variabel tergantung atau variabel 
tak bebas atau variabel endogen atau kreterium atau dependent variable. 
Apakah perlunya mempelajari regresi dan korelasi ?. Tujuan mempelajari regresi dan 
korelasi adalah untuk menemukan atau mencari hubungan antarvariabel, sebagai dasar 
untuk dapat dipakai melakukan penaksiran atau peramalan atau estimasi dari hubungan 
antarvariabel tersebut. 
2.2 Pengertian Regresi dan Korelasi 
Telah dinyatakan dimuka bahwa regresi atau korelasi adalah metode yang dipakai untuk 
mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Kedua metode regresi maupun 
korelasi sama-sama dipakai untuk mengukur derajat hubungan antarvariabel yang 
bersifat korelasional atau bersifat keterpautan atau ketergantungan. Penggunaan regresi 
adalah sebagai pengukur bentuk hubungan, dan korelasi adalah sebagai pengukur 
keeratan hubungan antarvariabel. 
Kedua cara pengukur hubungan tersebut mempunyai cara perhitungan dan syarat 
penggunaannya masing-masing. Penjelasan mengenai perbedaan antara regresi dan 
korelasi dalam pemakaiannya atau penerapannya terletak pada: 
1. Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan 
dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan 
(regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi 
simbul X dan variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variabel 
yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya 
ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya. 
Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat 
yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk 
fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapat 
dinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(X). Bentuk regresi 
tergantung pada fungsi yang menunjangnya atau tergantung pada persamaannya. 
2. Korelasi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan 
dengan derajat keeratan atau tingkat hubungan antarvariabel-variabel. Mengukur 
derajat hubungan dengan metode korelasi yaitu dengan koefisien korelasi r. Dalam 
hal ini, dengan tegas dinyatakan bahwa dalam analisis korelasi tidak 
mempersoalkan apakah variabel yang satu tergantung pada variabel yang lain atau 
sebaliknya. Jadi metode korelasi dapat dipakai untuk mengukur derajat hubungn 
antarvariabel bebas dengan variabel bebas yang lainnya atau antar fua variabel. 
7 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Perlu ditekankan bahwa penggunaan metode korelasi untuk mengukur hubungan 
antarvariabel yang satu dengan variabel yang lain, hendaknya anrata variabel itu 
diharapkan mempunyai kaitan atau relevansi. Jangan sekali-sekali menghubungkan atau 
mengkorelasikan variabel-variabel yang sangat jauh atau mustahil atau relevansinya 
sangat kecil. 
Beberapa contoh penggunaan korelasi dan regresi seperti di bawah ini. 
1). Banyaknya anakan dengan produksi padi. 
2). Kepadatan penduduk dengan upah buruh harian. 
3). Berat induk sapi dengan berat anak yang baru dilahirkan. 
4). Nilai yang diperoleh pada mata ajaran statistika dengan matematika. 
5). Umur dengan berat badan anak balita. 
6). Kadar air pada biji dan volume biji. 
7). Luas daun dengan panjang akar. 
8). Besar buah dengan besar biji. 
9). Biaya advertensi dengan jumlah penjualan. 
10). Fluktuasi temperatur dengan jumlah anak-anak yang sakit pilek. 
Selain contoh di atas, masih banyak lagi contoh yang lain yang serupa. Dari contoh-contoh 
di atas dapat dilakukan pendekatan yang sesuai seperti: analisis regresi dapat 
dipakai pada contoh-contoh nomer: 1; 2; 3; 5; dan 9. Sedangkan, analisis korelasi dapat 
dipakai pada semua contoh di atas. 
2.3 Macam-macam Regresi 
Telah disebutkan di muka bahwa regresi adalah bentuk hubungan antara variabel bebas 
X dengan variabel tak bebas Y, yang dinyatakan dalam bentuk fungsi matematis Y = f(X). 
Sehingga persamaan regresi atau bentuk fungsi, sesuai dengan variabel bebas X yang 
menyusunnya. Dengan demikian bentuk fungsi atau regresi dapat digolongkan menjadi 
beberapa macam yaitu: 
2.3.1 Regresi linier. 
Regresi linier ialah bentuk hubungan di mana variabel bebas X maupun variabel 
tergantung Y sebagai faktor yang berpangkat satu. 
Regresi linier ini dibedakan menjadi: 
1). Regresi linier sederhana dengan bentuk fungsi: Y = a + bX + e, 
2). Regresi linier berganda dengan bentuk fungsi: Y = b0 + b1X1 + . . . + bpXp + e 
Dari kedua fungsi di atas 1) dan 2); masing-masing berbentuk garis lurus (linier 
sederhana) dan bidang datar (linier berganda). 
2.3.2 Regresi non linier. 
Regresi non linier ialah bentuk hubungan atau fungsi di mana variabel bebas X dan atau 
variabel tak bebas Y dapat berfungsi sebagai faktor atau variabel dengan pangkat 
tertentu. Selain itu, variabel bebas X dan atau variabel tak bebas Y dapat berfungsi 
sebagai penyebut (fungsi pecahan), maupun variabel X dan atau variabel Y dapat 
berfungsi sebagai pangkat fungsi eksponen = fungsi perpangkatan. 
8 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Regresi non linier dapat dibedakan menjadi: 
1). Regresi polinomial ialah regresi dengan sebuah variabel bebas sebagai faktor 
dengan pangkat terurut. Bentuk-bentuk fungsinya adalah sebagai berikut. 
Y = a + bX + cX2 (fungsi kuadratik). 
Y = a + bX + cX2 + bX3 (fungsi kubik) 
Y = a + bX + cX2 + dX3 + eX4 (fungsi kuartik), 
Y = a + bX + cX2 + dX3 + eX4 + fX5 (fungsi kuinik), dan seterusnya. 
Selain bentuk fungsi di atas, ada suatu bentuk lain dari fungsi kuadratik, yaitu dengan 
persamaan: 
Y = a + bX + cÖX. bentuk ini dapat ditulis menjadi: 
Y = a + bX + cX(1/2), 
Sehingga, modifikasi dari fungsi kubik adalah: 
9 
Y = a + bX + cX(1/2) + dX(3/2) , atau 
Y = a + bÖX + cX + dÖX3. 
Dari contoh-contoh tersebut di atas perhatikan pangkat dari variabel bebas X. 
2). Regresi hiperbola (fungsi resiprokal). Pada regresi hiperbola, di mana variabel 
bebas X atau variabel tak bebas Y, dapat berfungsi sebagai penyebut sehingga 
regresi ini disebut regresi dengan fungsi pecahan atau fungsi resiprok. Regresi ini 
mempunyai bentuk fungsi seperti: 
1/Y = a + bX atau 
Y = a + b/X. 
Selain itu, ada bentuk campuran seperti: 
1/Y = a + bX + cX2, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk lainnya. 
3). Regresi fungsi perpangkatan atau geometrik. Pada regresi ini mempunyai 
bentuk fungsi yang berbeda dengan fungsi polinomial maupun fungsi eksponensial. 
Regresi ini mempunyai bentuk fungsi: Y = a + bX. 
4). Regresi eksponensial. Regresi eksponensial ialah regresi di mana variabel 
bebas X berfungsi sebagai pangkat atau eksponen. Bentuk fungsi regresi ini dalah: 
Y = a ebX atau 
Y = a 10bX 
. 
Modifikasi dari bentuk di atas adalah: 
1/Y = a + becX, ini disebut kurva logistik atau "tipe umum dari model 
pertumbuhan". 
Modifikasinya juga seperti : 
Y = e(a + b/X), disebut dengan transformasi logaritmik resiprokal, yang umum 
disebut dengan model Gompertz. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
5). Regresi logaritmik. Bentuk fungsi dari regresi adalah: di mana variabel bebas Y 
berfungsi sebagai pangkat (eksponen) dan variabel bebas X mempunyai bentuk 
perpangkatan. 
Model regresi ini adalah: 
eY = a + bX atau dapat di tulis menjadi: 
Y = ln a + b ln X (merupakan trasformasi lilier) 
6). Regresi fungsi geometri. Bentuk dari fungsi ini adalah berupa bentuk regresi linier 
berganda di mana dalam fungsi ini terdapat fungsi trigonometri. 
Bentuk yang paling sederhana dari fungsi ini adalah: 
10 
Y = a + b sin dX + c cos dX. 
Bentuk fungsi ini disebut kurva Faurier. Selain itu, ada lagi bentuk-bentuk yang lebih 
kompleks seperti: 
Y = a + b sin X + c cos X + d sin2 X + e cos2 X +…; dan seterusnya. 
2.4 K o r e l a s i 
Pembicaraan mengenai keeratan hubungan atau korelasi yang diukur dengan tingkat 
atau derajat keeratan hubungan. Tingkat atau derajat keeratan hubungan dapat diukur 
dengan memakai, koefisien korelasi dengan simbul r untuk bubungan linier sederhana 
dan indeks korelasi dengan simbul R untuk hubungan bukan linier sederhana. Koefisien 
korelasi r dipakai hanya untuk menyatakan keeratan hubungan yang bersifat linier 
sederhana, sedangkan indeks korelasi R untuk menyatakan keeratan hubungan dari 
bentuk-bentuk linier berganda dan bentuk non linier. Indeks korelasi R sering disebut 
juga koefisien korelasi berganda. Selain koefisien korelasi sederhana r, dan indeks 
korelasi R, terdapat juga modifikasi atau fraksi dari R, yang disebut dengan 
koefisien korelasi parsiil, korelasi rank, korelasi serial, dan korelasi biserial, korelasi 
kotingensi, dan korelasi kanonikal. 
Apabila r dan R, jika dikuadratkan akan memberikan suatu nilai tertentu yaitu r2 atau R2 
yang kadang-kadang nilai r2 atau R2 keduanya diberi simbul yang sama yaitu R2 atau D. 
Kedua nilai D atau R2 disebut koefisien determinasi atau koefisien penentu atau indeks 
penentu. Selanjutnya, mengenai korelasi dan modifikasinya akan dibicarakan tersendiri 
setelah pembicaraan regresi. 
Perlu ditekankan lebih luas bahwa hubungan dapat dibuat regresinya, demikian pula, 
tidak semua variabel atau gejala-gejala alam dapat dicari korelasinya. Oleh karena itu, 
agar lebih berhati-hati dalam menggunakan alat statistika ini di dalam penarikan 
kesimpulan, lebih-lebih membuat suatu keputusan yang lebih jauh. 
Akan tetapi, yang jelas bahwa kedua alat ukur tersebut di atas dapat memberikan 
sumbangan atau pandangan yang lebih jauh terhadap masalah yang dihadapi, karena 
terutama analisis regresi mempunyai daya ramal atau daya taksir yang menyakinkan 
apabila diuji dengan taraf nyata yang peka atau jitu. Dan inilah yang merupakan tujuan 
pembicaraan yang pokok pada analisis regresi dan korelasi selanjutnya. 
2.5 Regresi Linier Sederhana 
Telah dijelaskan di muka bahwa regresi adalah membicarakan bentuk hubungan atau 
fungsi antara dua variabel atau lebih. Perlu ditekankan bahwa dalam bentuk hubungan 
tersebut terdapat sebuah variabel tak bebas Y, dengan sekurang-kurangnya sebuah 
variabel bebas X. Untuk mendapatkan bentuk hubungan yang sesuai antara variabel 
bebas X dengan variabel tak bebas Y maka kedua variabel tersebut harus dinyatakan 
dalam nilai yang terukur atau kuantitatif sekurang-kurangnya dengan skala interval. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Dari variabel-variabel yang akan dicari bentuk hubungannya terlebih dahulu 
hendaknya dijelaskan mana yang sebagai variabel bebas X dan mana yang sebagai 
variabel tak bebas Y. 
Dalam hal-hal tertentu, penentuan variabel bebas X dan variabel tak bebas Y sangat 
mudah, tetapi kadang-kadang hal tersebut sangat sulit ditelusuri antara yang mana 
variabel bebas X maupun yang mana variabel tak bebas Y. 
Apabila hubungan antara dua variabel atau lebih bersifat kausal atau hubungan 
sebab-akibat, maka variabel yang sebagai sebab merupakan variabel bebas atau 
variabel X dan akibat yang ditimbulkannya menjadi variabel tak bebas atau variabel Y. 
Setelah jelas mana variabel X dan variabel Y, maka selanjutnya perlu menentukan pola 
hubungan atau bentuk hubungan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik 
yang menyatakan hubungan fungsionalnya. Sehingga segala analisis statistika yang 
berkaitan dengan hal tersebut dinamakan dengan analisis regresi. 
Apakah beda antara analisis regresi dengan analisis-analisis yang lain ? Sebagai contoh 
apa perbedaan antara analisis regresi dengan analisis keragaman atau analisis varians, 
perbedaan tersebut terletak pada yaitu: dalam analisis keragaman tidak mencari bentuk 
hubungan antara variabel-variabel seperti pada analisis regresi, melainkan mencari 
perbedaan pengaruh perlakuan atau objek, yaitu perbedaan antara variabel bebas X atau 
variabel yang dipelajari; dengan mengukur respon dari perlakuan atau variabel X yang 
dinyatakan dengan variabel tak bebas Y yang sering disebut hasil atau akibat perlakuan. 
Tujuan utama dari analisis regresi adalah untuk memberikan dasar-dasar peramalan atau 
pendugaan dalam analisis peragam atau analisis kovarian. Analisis regresi sebagai alat 
untuk melakukan peramalan atau prediksi atau estimasi atau pendugaan yang sangat 
berguna bagi para pembuat keputusan. 
Biasanya variabel tak bebas Y adalah variabel yang diramalkan dan variabel bebas X 
yang telah ditetapkan sebagai peramal yang disebut prediktor. Untuk membuat ramalan 
antara variabel X dengan variabel Y, maka variabel X dan variabel Y tersebut harus 
mempunyai hubungan yang kuat. Kuat tidaknya hubungan antara variabel bebas X dan 
variabel tak bebas Y didasarkan pada analisis korelasi. Jadi antara analisis korelasi dan 
analisis regresi mempunyai kaitan yang sangat erat (akan dibicarakan di belakang). 
2.5.1 Persamaan regresi linier sederhana 
Bentuk hubungan yang paling sederhana antara variabel X dengan variabel Y adalah 
berbentuk garis lurus atau berbentuk hubungan linier yang disebut dengan regresi linier 
sederhana atau sering disebut regresi linier saja dengan persamaan matematikanya 
adalah sebagai berikut: 
11 
[2.1]. Y = A + BX 
Apabila A dan B mengambil nilai seperti: A = 0 dan B = 1,persamaan [2.1] akan menjadi: 
[2.2]. Y = X 
Persamaan [2.2] adalah suatu bentuk persamaan yang paling sederhana dari regresi 
linier sederhana. Dari persamaan [2.1] A dan B disebut konstanta atau koefisien regresi 
linier sederhana atau parameter garis regresi linier sederhana. A disebut intercept 
coefficient atau intersep yaitu jarak titik asal atau titik acuan dengan titik potong garis 
regresi dengan sumbu Y; dan B disebut slope coefficient atau slup yang menyatakan 
atau menunjukkan kemiringan atau kecondongan garis regresi terhadap sumbu X. Dari 
persamaan garis regresi [2.1] di atas, dalam hubungan tersebut terdapat satu variabel 
bebas X dan satu variabel tak bebas Y. 
Sebagai ilustrasi hubungan antara variabel bebas X dan variabel tak bebas Y diberikan 
contoh dari persamaan [2.1] yaitu pengaruh tingkat pendapatan dengan konsumsi 
makanan bagi petani pedesaan, seperti pada Tabel 2.1 berikut ini. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Tabel 2.1. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Konsumsi 
B 
12 
Makanan Bagi Petani 
No. Pendapatan Konsumsi 
1 125 75 
2 150 100 
3 175 125 
4 200 135 
5 225 150 
Dari gambar contoh di bawah menunjukkan semakin tinggi pendapatan sampai 
Rp 225.000 maka komsumsi makanan semakin meningkat. Sehingga dari pasangan-pasangan 
nilai X,Y tersebut dapat dicari bentuk hubungan atau garis regresi antara 
variabel bebas Y atas variabel tak bebas X yang dtulis dengan Y/X. 
Dari Tabel 2.1 di atas dapat dibuat garis regresi liniernya seperti Gambar 2.1 berikut: 
175 
150 
125 
100 
75 
50 
25 
0 
A 
100 125 150 175 200 225 250 
Pendapatan (X) 
Konsumsi (Y) 
Gambar 2.1. Model Linier Garis Regresi 
2.5.2 Garis regresi linier sederhana 
Sekarang bagaimana caranya membuat persamaan garis regresi linier sederhana seperti 
Gambar 2.1 di atas, yang mempunyai bentuk persamaan matematis: Y = A + BX 
seperti pada persamaan [2.1]. 
Penentuan garis regresi antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y, sering 
disebut regresi Y atas X ditulis dengan Y/x, yang mempunyai pengertian bahwa: setiap 
variabel bebas X akan memberikan atau menghasilkan suatu nilai variabel tak bebas Y 
yang tertentu; sehingga antara variabel X dan variabel Y yang tertentu akan menjadi 
pasangan-pasangan tetap disebut dengan pasangan nilai X,Y. Setiap pasangan nilai X,Y 
merupakan hubungan sebab (X) dan akibat (Y). Sejumlah pasangan antara nilai X,Y 
inilah yang akan menentukan persamaan regresi yang dibuat sesuai dengan asumsi atau 
model yang digunakan. 
Bagaimana persamaan regresi akan ditentukan jika hasil pengamatan atau yang berupa 
pasangan-pasangan nilai pengamatan antara X,Y telah didapatkan. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2.5.3 Penetuan garis regresi linier sederhana 
Untuk menentukan garis regresi berdasarkan pasangan-pasangan nilai X,Y diberikan dua 
metode yang umum yaitu: 
1). Metode tangan bebas. Metode tangan bebas merupakan suatu metode yang 
berdasarkan kira-kira dari diagram titik atau diagram pencar atau scatter diagram 
yang diperoleh dari hasil pengamatan antara variabel X dan variabel Y. Diagram 
pencar didapatkan dengan menggambar titik-titik pasangan pengamatan antara X 
dan Y atau X,Y pada suatu sistem salib sumbu atau sistem koordinat. Dengan 
memperhatikan letak titik-titik pasangan pada absis X dan ordinat Y, maka 
kumpulan titik-titik tersebut dapat memberi petunjuk untuk memperkirakan garis 
regresi yang akan dibuat. Metode ini hanya dapat dilakukan oleh seorang ahli dan 
berpengalaman seperti pada Gambar 2.2. 
2). Pendekatan matematis dengan metode kuadrat terkecil atau least squares 
method atau sering disebut dengan metode ordinary list squares (OLS). Bahwa 
suatu garis regresi yang akan didapat dan akan mendekati titik-titik pasangan X,Y. 
Tentu saja atau pada umumnya tidak dapat ditarik atau digambarkan suatu garis 
regresi yang sederhana, yang dapat melalui semua titik-titik pasangan X,Y. 
Jika pencaran atau sebaran titik pasangan X,Y tersebut disekitar garis lurus, maka cukup 
beralasan untuk menduganya dengan persamaan regresi linier sederhana atau regresi 
garis lurus. Dilain pihak, jika sebaran titik-titik pasangan X,Y tersebut bukan linier, tetapi 
melengkung atau non linier yang paling menghampiri. Untuk hal tersebut dan 
menentukan analisis dan gambarnya dapat dilihat bentuk-bentuk hubungan pada buku-buku 
matematika. Bentuk mana yang paling sesuai atau paling dihampiri oleh titik-titik 
pasangan tersebut. 
Untuk pendekatan linier atau regresi linier sederhana, perhatikan diagram pencar berikut 
yang berasal dari Tabel 2.1 di muka antara tingkat pendapatan (X) dengan konsumsi (Y) 
diambil sebagaian saja seperti pada Tabel 2.2. 
Tabel 2.2. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Konsumsi 
13 
Makanan Bagi Petani 
No. Pendapatan Konsumsi 
1 125 75 
2 150 100 
Sehingga garis regresi linier yang dapat dibuat dari Tabel 2.2 seperti pada Gambar 2.2 
berikut. Garis regresi yang melalui dua buah titik pengamatan P dan Q, di mana 
kedudukan kedua titik tersebut adalah bebas atau sembarang pada garis regresi yang 
melewati. Maka dapat dibuat persamaannya dengan menggunakan dua buah titik. 
Dasar teori, melalui dua buah titik dapat dibuat sebuah garis lurus yaitu PQ yang akan 
dicari persamaannya. 
Perhatikan sudut β yang sisi-sisi siku-sikunya adalah ΔY = Y2 - Y1 dan ΔX = X2 - X1 
sehingga tangen sudut β = ΔY/ΔX, maka persamaan garis PQ menjadi: Y = A + β X. 
Dari persamaan tersebut dengan penyelesaian matematika sehingga akan didapatkan 
bentuk persamaan liniernya seperti persamaan [2.1]. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ΔX = X2 - X1 
β 
P 
Q 
X1 X2 
14 
125 
100 
75 
50 
25 
0 
Y1 
Δ Y = Y2-Y1 
Y2 
A 
120 140 160 
Pendapatan 
Konsunsi 
Gambar 2.2. Perhitungan β = ΔY/ΔX Secara Sederhana 
2.6 Pendekatan Matematis Regresi Linier Sederhana 
Adalah tidak mungkin untuk memperkirakan bentuk hubungan antara dua variabel atau 
lebih tanpa diawali dengan membuat asumsi terlebih dahulu. Dalam beberapa hal 
dimungkinkan untuk mengecek atau menguji asumsi atau hipotesis setelah bentuk 
hubungan itu diperkirakan. 
Suatu bentuk hubungan atau fungsi linier atau regresi linier di samping mudah 
interprestasinya, juga dapat dipergunakan sebagai pendekatan bentuk hubungan yang 
bukan linier (non linier) menjadi bentuk linier. Fungsi linier sama dengan persamaan 
linier atau model linier atau regresi linier yang mempunyai bentuk hubungan atau bentuk 
fungsi: Y = A + BX. Seperti pada persamaan [2.1] A dan B adalah konstanta, yaitu 
parameter yang digunakan. A ialah: jarak titik acuan (0, 0) dengan perpotongan antara 
sumbu tegak Y dengan garis linier atau besarnya nilai variabel Y, apabila nilai X = 0. 
A sering disebut intersep atau intercept coefficient dan B ialah: koefisien arah adalah 
koefisien garis regresi yang sama dengan tangen arah yang menunjukkan besarnya 
pengaruh perubahan X terhadap perubah Y yaitu apabila variabel X naik atau turun atau 
berubah satu unit satuan X, maka variabel Y bertambah atau menurun atau 
berubah sebanyak B kali. B sering disebut kemiringan atau kecondongan garis 
regresi atau slope atau slope coefficient adalah tangen sudut yang dibuat oleh garis 
regresi dengan sumbu X. 
Perhatika Gambar 2.3 di bawah ini, yang menunjukkan garis-garis regresi linier dari 
beberapa pengamatan. 
Oleh karena dalam pembicaraan ini hendak berusaha mencari cara untuk menentukan 
persamaan garis regresi linier sederhana yang baik atau yang terbaik. Untuk itu haruslah 
terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan garis regresi yang baik. Suatu 
pertanyaan yang berhubungan dengan hal tersebut di atas adalah: "Kapankah suatu 
garis regresi dapat dikatakan sebagai garis regresi yang baik?". 
Dengan demikian kembali ke Gambar 2.3 di atas yang manakah dari ketiga garis 
tersebut termasuk garis regresi yang terbaik, yang dipakai untuk menghampiri titik-titik P, 
Q dan R. Apabila ada garis tertentu selain ketiga garis YPQ, YPR, dan YQR 
yang merupakan garis regresi terbaik sebagai penghampir titik-titik pasangan 
pengamatan Xi,Yi sebagai garis regresi tersebut. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
15 
150 
125 
100 
75 
50 
25 
0 
P 
Q 
R 
Ŷ = α + β X 
120 140 160 
Pendapatan 
Konsunsi 
Gambar 2.3. Penggambaran Regresi Penduga Ŷ = α + β X 
Sebuah garis dikatakan sebagai garis regresi terbaik yang disebut dengan garis regresi 
penduga diberi simbul dengan: Ŷ (dibaca Y topi atau Y cup atau Y penduga). 
Sehingga garis regresi linier sederhana dengan persamaan penduga menjadi : 
[2.3a]. Ŷ = α + β X atau ditulis dengan 
[2.3b]. Ŷ = β0 + β1 X atau untuk populasi 
[2.3c]. Ŷ = β1 + β2 X 
[2.4a]. Ŷ = a + b X atau ditulis dengan 
[2.4b]. Ŷ = b0 + b1 X atau untuk sampel 
[2.4c]. Ŷ = b1 + b2 X 
Suatu hal yang harus dipahami bahwa dalam pendugaan garis regresi, besarnya nilai 
variabel tak bebas Y, tidak hanya tergantung pada variabel bebas X saja, tetapi ada 
faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut secara keseluruhan 
dinamakan kesalahan pengganggu (disturbance error) yang diberi simbul dengan e. 
Kadang-kadang nilai e diartikan faktor-faktor tertentu yang belum diketahui penyebabnya 
atau faktor-faktor yang belum dijelaskan. 
Faktor-faktor tersebut yang dapat terdiri atas: salah hitung, salah catat, salah ukur, alat 
kurang sempurna, dan nilai-nilai kebetulan, serta banyak lagi nilai-nilai yang lainnya. 
Kesalahan pengganggu e tersebut menyebabkan ramalan menjadi kurang tepat terhadap 
garis regresi penduga seperti: 
[2.5]. Ŷ = A + BX untuk populasi 
Jadi kesalahan e tersebut dapat mengakibatkan adanya resiko. Oleh karena itu, resiko 
tersebut hendaknya dibuat sekecil-kecilnya atau minimal. Untuk melakukan dugaan atau 
membuat keputusan selalu ada resiko walaupun betapa kecilnya. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Karena dalam suatu pendugaan nilai A dan B tidak dapat dihitung (belum diketahui 
nilainya), biasanya ditaksir dengan nilai a dan b atau dengan nilai b0 dan b1; sehingga 
garis regresi linier penduga mempunyai bentuk persamaan: 
[2.6]. Ŷ = b0 + b1 X untuk sampel 
Jadi a dan b atau b0 dan b1 sebagai penaksir A dan B. 
Hubungan antara nilai kesalahan e, dengan nilai penduga Ŷ dan dengan nilai 
pengamatan Yi dapat ditulis: 
[2.7a]. Ŷ = b0 + b1 X dan Yi = Ŷ + e atau 
[2.7b]. e = Yi - Ŷ 
Untuk sejumlah n pasangan pengamatan, maka penulisannya menjadi seperti: 
16 
[2.8]. ei = Yi - (b0 + b1 X) 
Nilai e sebagai penduga nilai kesalahan E adalah kesalahan penggangu populasi dan e 
adalah kesalahan penganggu sampel. 
Nilai e dapat berharga positif bila nilai pengamatan Yi berada di atas garis penduga Ŷ; 
dapat berharga negatif bila nilai pengamatan Yi berada di bawah garis penduga Ŷ; dan 
dapat pula berharga nol bila nilai pengamatan Yi berada tepat pada garis penduga Ŷ. 
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 dengan menggambar scatter diagram dengan 
Ŷ, Yi, dan ei. 
150 
125 
100 
75 
50 
25 
0 
e2 (-) 
120 130 140 150 160 
Pendapatan 
Konsumsi 
Gambar 2.3. Nilai Penduga Ŷ, Nilai Pengamatan Yi, dan Nilai 
Kesalahan Penganggu ei 
Y2 
Ŷ 
e1 
(+ 
(+) e3 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2.7 Pendekatan Garis Penduga Terbaik 
Ada beberapa cara pendekatan matematika untuk mendapatkan garis regresi penduga 
yang terbaik seperti: 
1. Garis penduga menjadi garis regresi terbaik apabila jumlah semua kesalahan adalah 
minimal ditulis dengan: Σei = minimal atau Σ( Yi - Ŷ) = minimal. Sesuai dengan 
teori aljabar maka akibatnya Σei sama dengan nol (minimal), sebab nilai negatif 
mengkompen nilai positif, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. 
2. Garis penduga merupakan garis regresi yang terbaik, apabila jumlah harga mutlak 
dari nilai kesalahan atau Σ│e│ adalah minimal. Cara ini lebih baik dari cara pertama 
sebab tidak ada saling kompensasi antara nilai ei yang negatif dengan positif. 
3. Garis penduga merupakan garis regresi yang terbaik, apabila jumlah pangkat 
dua (kuadrat) nilai kesalahan-kesalahan (ei) adalah minimal atau ditulis dengan 
rumus: Σe2 
17 
i = 0. 
Cara pendekatan terakhir disebut dengan Metode Kuadrat Terkecil atau dengan 
Least Squares Methods. Sampai sekarang metode kuadrat terkecil ini adalah suatu 
metode yang paling ampuh pada perhitungan untuk menduga suatu garis regresi yang 
terbaik dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya. Mengapa metode kuadrat 
terkecil, disebut metode yang terbaik bagi penduga garis regresi linier sederhana?. Di 
antaranya terdapat suatu teorema dari Gauss–Markov yang berbunyi sebagai berikut: 
Di antara penaksir-penaksir linier tak bias bagi parameter-parameter A dan B, di mana 
Y = A + BX + E, penaksir pangkat dua terkecil (metode kuadrat terkecil) yang 
mempunyai ragam paling kecil. 
2.7.2. Metode kuadrat terkecil (OLS = ordinary least squares) 
Selain, hal-hal tersebut di atas, metode kuadrat terkecil mempunyai beberapa kelebihan 
daripada metode-metode lain, diantaranya: 
1). Dengan memakai nilai kuadrat, maka semua nilaidari kesalahan atau 
simpangan ei akan berubah menjadi positif. 
2). Dengan mengkuadratkan nilai kesalahan ei yang kecil (pecahan) maka akan 
diperkecil mendekati nol, dan bila nilai ini diminiumkan; sehingga garis regresi 
penduga yang dihasilkan akan mendekati ketepatannya, bila digunakan 
sebagai garis penduga. 
3). Perhitungan matematis dari metode kuadrat terkecil cukup sederhana. 
4). Selain teori kuadrat terkecil, ada suatu teori Maximum Like Lihood Estimation 
yang kedua-duanya membuktikan bahwa meminimalkan kesalahan ei 
merupakan estimasi atau penaksiran yang terbaik. 
Suatu syarat penaksir garis atau garis penduga yang terbaik, di samping mempunyai nilai 
ragam galat atau ragam kesalahan atau ragam residu atau ragam sisa yang terkecil, 
tetapi harus memenuhi juga syarat-syarat yang lain yaitu: 
1). Model regresi atau bentuk fungsi yang dipakai haruslah mendekati titik-titik 
pasangan X,Y; dan harus betul-betul tepat atau cocok; hal ini akan dibicarakan 
pada uji kecocokan garis regresi penduga. 
2). Mempunyai derajad keeratan hubungan yang maksimum atau koefisien 
korelasi tertinggi, yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas X dan 
variabel tak bebas Y. Hal ini akan dibahas dalam penggunaan koefisien 
korelasi dalam uji garis regresi. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Manipulasi matematis dari metode kuadrat terkecil akan menghasilkan koefisien a dan b. 
Perhatikan pertanyaan matematis dari persamaan [2.7b] yang ditulis kembali seperti: 
2 minimal dapat dinyatakan dengan teori defrensial bahwa turunan 
2 terhadap b0 dan terhadap b1 haruslah sama dengan nol atau dapat 
18 
[2.9]. ei = Yi - Ŷ 
Persamaan [2.9] di atas merupakan modifikasi dari persamaan-persamaan [2.7a], [2.7b], 
atau [2.8]. 
Pernyataan matematis di atas dapat dijabarkan menjadi: 
Ŷ= b0 + b1 X dan Y = Ŷ + e sehingga ei = Yi - Ŷ dapat ditulis: 
[2.10]. Yi = b0i + b1i Xi + ei 
Telah disebutkan di muka, bahwa garis regresi penduga terbaik, adalah garis regresi 
yang mempunyai nilai Σei 
2 minimal. 
Secara matematis Σei 
pertama dari: Σei 
2/ δbi = 0. 
ditulis: δΣei 
Untuk memudahkan cara penulisan selanjutnya Σei 
2 disamakan dengan G, jadi G = Σei 
2. 
Sehingga fungsi turunan Σe2 atau G terhadap setiap nilai b0, dan b1 adalah sebagai 
berikut: 
Dari teori minimum dan maksimum atau harga ekstrim dalam teori kalkulus (defrensial & 
integral) dapat dinyatakan bahwa suatu fungsi f(X1, X2, . . . , Xp) akan minimum jika, 
semua fungsi turunan pertama parsialnya (δY/δX) sama dengan nol; suatu syarat yang 
perlu dan khusus. Oleh karena itu, dengan mengandaikan syarat kedua minimalasasi itu 
telah terpenuhi, maka nilai G akan minimum jika semua fungsi turunan pertama 
parsiilnya, yaitu turunan pertama parsiil dari G terhadap masing-masing nilai b0 dan b1 
sama dengan nol. Dengan mengambil fungsi turunan pertama parsiil G terhadap 
b0 dan b1 serta menyamakannya dengan nol, maka diperoleh dua persamaan seperti 
di bawah ini. 
Turunan Σe2 
i atau G terhadap b0 menjadi: 
Dari persamaan [2.11] turunannya menjadi: δG/δb0 = 2 Σ(Yi - b0 - b1 Xi) (- 1) = 0 
Turunan Σe2 
i atau G terhadap b1 menjadi: 
Dari persamaan [2.12] turunannya menjadi: δG/δb1 = 2 Σ(Yi - b0 - b1 Xi (- Xi) = 0 
Perhatikan faktor pengali yang berada dimuka tanda sama dengan (=). 
Apabila dari persamaan-persamaan [2.11] dan [2.12] diselesaikan dan diubah cara 
penyajiannya, maka diperoleh persamaan-persamaan seperti: 
[2.13]. ΣYi - Σb0 - b1 ΣXi = 0 
[2.14]. ΣYi Xi - b0 ΣXi - b1 ΣXi 
2 = 0 
Persamaan-persamaan [2.13] dan [2.14] di atas disebut dengan persamaan normal. 
Persamaan (2.13) disebut dengan persamaan Normal 1. 
Persamaan (2.14) disebut dengan persamaan Normal 2. 
Perhatikan pengali dari setiap penaksir-penaksir yang berhubungan koefisien regresi 
seperti b0 dan b1 Apabila syarat-syarat dalam meminimalkan G dipenuhi, maka sistem 
persamaan normal dari [2.13] dan [2.14] dapat diselesaikan secara serentak untuk 
menentukan besarnya nilai b0 dan b1 sebagai penaksir pangkat dua terkecil atau 
Least Squares Method bagi parameter B0 dan B1. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Biasanya, sistem persamaan normal [2.13], dan [2.14] dapat diselesaikan secara 
serentak untuk mendapatkan nilai b0 dan b1. Oleh karena jumlah sampel = n diketahui 
dan jumlah-jumlah yang terdapat dalam sistem persamaan normal itu dapat dihitung dari 
data sampel; dengan demikian koefisien regresi b0 dan b1 dalam analisis regresi linier 
sederhana yang mengandung sebuah variabel bebas X dan sebuah variabel tak bebas Y 
dapat ditaksir atau dihitung. 
2.7.2 Perhitungan nilai koefisien regresi linier sederhana 
Jika diperhatikan kembali sistem persaman normal dari persamaan [2.13] dan [2.14] 
dapat dilihat keteraturan dari cara-cara penyelesaianya. Sehingga nilai b0 dan b1 dapat 
ditentukan dengan perhitungan seperti berikut. 
Dari persamaan [2.13] dapat ditentukan nilai b0 yaitu dengan membagi persamaan 
tersebut dengan jumlah pengamatan (n) sehingga didapatkan persamaan dengan 
penyelesaian sebagai berikut: 
[2.13]. ΣYi - Σb0 - b1 ΣXi = 0 (Persamaan Normal 1) 
2 = 0 (Persamaan Normal 2) 
JHK XY atau dengan menggunakan notasi lain nilai b1 menjadi: 
19 
ΣYi 
/n - nb0 /n - b1 ΣXi/n = 0 atau 
Y - b0 - b1 X = 0 sehingga akhirnya menjadi: 
[2.15]. b0 = Y - b1 X 
Selanjutnya, dengan memasukkan persamaan [2.15] ke persamaan [2.14] di atas 
dapat ditentukan besarnya nilai b2. 
[2.16]. ΣYi Xi - b0 ΣXi - b1 ΣXi 
2 = 0 atau dapat ditulis 
[2.16a]. ΣYi Xi - ( Y - b1 X ) ΣXi - b1 ΣXi 
2 = 0 
[2.16b]. ΣYi Xi - (ΣYi /n - b1 ΣXi/n) ΣXi - b1 ΣXi 
Sebelum penyelesaian persamaan [2.16b] dengan modifikasi X dan Y menjadi 
persamaan dengan huruf kecil dan perhatikan dengan teliti notasi perubah X dan Y yang 
ditulis dengan huruf kecil x dan y pada persamaan-persamaan berikut ini. 
Berikut ini diberikan hubungan antara X; Y dengan x; y: 
[2.17]. x1 = (X1 - 1 X ), x2 = (X2 - 2 X ), dan y = (Y -Y ) 
[2.18a]. Σy2 = ΣY2 - (ΣY)2/n disebut dengan JK Y 
[2.18b]. Σx2 = ΣX2 - (ΣX)2/n disebut dengan JK X 
[2.18c]. Σxy = ΣXY - ΣX ΣY/n disebut dengan JHK XY 
Dengan menggunakan persamaan [2.18a] sampai dengan persamaan [2.18c] maka 
perhitungan nilai b1 pada persamaan [2.16b] maka didapatkan nilai b1 menjadi: 
xy 
S 
S 
[2.19a]. b1 = x2 
atau dengan menggunakan notasi lain nilai b1 menjadi: 
[2.19b]. b1 = 
JK X 
[2.19c]. b1 = 
å 
XY X Y 
n 
X - å 
X 
å 
- å å 
n 
2 
2 ( ) 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Sehingga persamaan regresi penduga Ŷ dari suatu pengamatan atau untuk pengaruh 
variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y menjadi: 
20 
[2.20]. Ŷ = b0 + b1 X 
Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa garis regresi yang diperoleh tersebut merupakan 
garis regresi yang terbaik untuk menghampiri setiap titik-titik pengamatan X,Y. 
Unuk menjawab pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa garis regresi 
penduga Ŷ = b0 + b1 X nyata secara statistika, perlu dilakukan pengujian keberartiannya. 
2.8. Pengujian Garis Regresi Linier Sederhana 
Pengujian garis regresi secara statistika dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 
1). Uji ragam regresi atau uji F regresi 
2). Uji koefisien regresi dengan uji-t 
3). Uji r garis regresi 
2.8.1 Uji varians regresi atau uji F regresi atau uji ragam regresi 
Uji keragaman untuk menentukan garis regresi yang terbaik sering disebut dengan uji F 
garis regresi atau lebih terkenal dengan sidik ragam regresi. 
Dari Gambar 2.4 dapat diuraikan bahwa persamaan [2.20] di mana ei = Yi - b0 - bi Xi. 
Dan jika persamaan [2.15] b0 = Y - b1 X disubstitusikan ke dalam persamaan [2.20] 
Ŷ = b0 + b1 X sehingga didapatkan pesamaan: 
[2.21a]. ei = Yi - ( Y - b1 X ) - b1 Xi dengan membuka kurung maka 
[2.21b]. ei = (Yi - Y ) - b1 (Xi - X ) 
[2.21c]. ei = yi - b1 xi 
Dari persamaan [2.21c] yaitu pesamaan untuk nilai ei, sehingga dengan mengkuadrat 
jumlahkan nilai ei; selanjutnya didapatkan Sei 
2 atau disebut dengan JK Galat Regresi 
dengan kode G; sehingga menjadi: 
2 atau 
[2.22a] G = S ei 
[2.22b] G = Seiei. Ingat bahwa ei = yi - b1 xi. Persamaan [2.21c] sehingga 
[2.22c] G = Sei(yi - b1 xi) atau 
[2.22d] G = Seiyi - b1 SeI xi) 
[2.22e] G = Seiyi sebab SeIxi = 0 sehingga 
Selanjutnya dari persamaan diatas didapatkan: 
[2.23a] G = Syiei 
[2.23b] G = Syi (yi - b1 xi) sehingga dapat menjadi: 
[2.23c] G = Syiyi - b1 Syi xi Ingat : Syiyi = Syi 
2 = JK Total = JK Y 
Syixi = JHK YiXi = JHK XY 
b1 Syi xi disebut dengan JK Regresi = JK Reg. 
Dari persamaan [2.23c] didapatkan bahwa JK Galat Regresi sama dengan JK Total 
dikurangi dengan JK Regresi, di mana JK Total atau JK Y sudah dapat dihitung dari 
data pengamatan. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Perhatikan Gambar 2.4, dan nilai-nilai Y , Ŷ, Yi, dan ei di bawah ini. 
21 
150 
125 
100 
75 
50 
25 
0 
ei 
120 130 140 150 160 
Pendapatan 
Konsumsi 
Gambar 2.4. Nilai-nilai Y , Ŷ, Yi, dan ei 
Sehingga, hubungan antara komponen-komponen pada analisis keragaman (JK Total, 
JK Regresi, dan JK Galat) seperti berikut: 
[2.24]. JK Galat = JK Total - JK Regresi. 
Untuk menyederhanakan penulisan dan pengertian di atas, maka selanjutnya JK Galat 
Regresi disingkat dengan JK Galat, JK Regresi dengn JK Reg (tanpa titik) dan JK Total 
dengan JK Tot atau JK Y (tanpa titik). 
Sehingga sesuai dengan persamaan [2.23c], maka JK Regresi mempunyai rumus: 
[2.25a] JK Regresi = b1 Syi xi atau dapat ditulis: 
[2.25b] JK Regresi = b1 JHK XY 
Persamaan [2.25a,b] berlaku umum untuk p variabel bebas X sehingga persamaannya 
menjadi: 
[2.26a] JK Regresi = b1 Syi x1 + b2 Syi x2 + . . . + bp Syi xp 
[2.26b] JK Regresi = (b1 JHK X1Y + b2 JHK X2Y + . . . + bp JHK XpY) 
Komponen penyusun Tabel Sidik Ragam Regresi adalah: 
1). JK Regresi = b1JHK XY 
2). JK Total = Jk Y = ΣY2 - (ΣY)2/n 
3). JK Galat = JK Total - JK Regresi 
Selanjutnya dihitung nilai KT atau varians seperti: 
1). KT Regresi = JK Regresi /(DB Regresi) 
2). KT Galat = JK Galat/ (DB Galat) 
Berdasarkan pada asumsi sebaran normal untuk komponen pengganggu e, maka 
besarnya nilai F (F-hitung) adalah: 
[2.27] Fhit = 
KT Regresi 
KT Galat 
Y 
(Yi 
-Y) 
X 
* 
Ŷ = b0 + bi X 
i X 
(Ŷ – Y ) 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Hasil perhitungan keragaman di atas dibuatkan Tabel Sidik Ragam Regresi seperti pada 
Tabel 2.3 berikut di bawah ini. 
Tabel 2.3. Bagan Sidik Ragam Regresi 
Sumber 
Keragaman 
b dan t-hitung b1 = 
22 
(SK) 
Derajat 
Bebas 
(DB) 
Jumlah 
Kuadrat 
(JK) 
Kuadrat 
Tengah 
(KT) 
Nilai 
F hitung 
(Fhit) 
F tabel 
5% 1% 
Regresi p = 1 b1 Syi x1 atau 
(b1 JHK XY) 
JK Reg/p = 
KT Reg KT Galat 
KT Regresi Lihat tabel F 
Residual 
atau Galat 
n – p – 
1 
JK Galat 
JKGalat 
- - 
n p 1 
= 
KT Galat 
2 = JK Total 
= JK Y 
Total n – 1 Syi 
n = jumlah sampel (pasangan pengamatan) dan p jumlah variabel bebas X. 
F-hitung disimbulkan dengan Fhit ini diartikan bahwa dalam pengujian F akan dibuktikan 
suatu hipotesis nol atau H0: Fhit = 0 dan H1: Fhit > 0 
Kemudian F-hitung dibandingkan dengan F tabel yang biasa ditulis dengan: 
Fhitung ≈ Ftabel (Di mana Ftabel = F(α, p,n-2) dan α = taraf nyata ) 
Kreteria pengujian nilai Fhit adalah: 
1). Jika Fhit £ F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier 
sederhana yang didapat tersebut bukan garis regresi yang terbaik untuk 
menghampiri pasangan pengamatan X,Y. Atau dapat dikatakan ini berarti 
bahwa terdapat hubungan bukan linier pada pasangan pengamatan X,Y 
tersebut. 
2). Jika Fhit > F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan linier antara 
pengaruh X terhadap Y. Atau dapat dikatakan bahwa garis regresi 
penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut adalah garis regresi 
penduga yang terbaik untuk menghampiri pasangan pengamatan X,Y. 
2.8.2 Uji keberartian koefisien regresi (bi) atau uji t 
Pengujian yang dilakukan dengan uji F seperti cara tersebut di atas, dapat 
memberikan petunjuk apakah setiap variabel X menunjukkan pengaruh atau hubungan 
yang nyata terhadap variabel tak bebas Y. Jika uji F atau uji ragam regresi menunjukkan 
bahwa Fhit > F(tabel 5%) barulah dilanjutkan dengan uji t dan sebaliknya. 
Modifikasi dari pengaruh variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y atu uji F, maka 
dapat dilakukan dengan uji t atau uji koefisien regresi apabila uji F signifikan. 
Secara umum uji t mempunyai rumus adalah: 
[2.28]. t-hitung W = 
W 
W S 
W nilai yang diuji, sehingga untuk pengujian koefisien regresi (bi), maka rumusnya 
menjadi: 
[2.29]. t-hitung b0 = 
0 
S 
b0 
b 
1 
S 
b1 
Di mana Sbi = salah baku bi 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Dari persamaan [2.29] dalam menyederhakan penulisan salah baku koefisien regresi bi 
yang biasa ditulis dengan σBi (salah baku = standard error koefisien regresi Bi). 
Perhitungan nilai σBi didasarkan pada ragam galat regresi atau KT Galat Regresi. 
Karena besarnya nilai σ2 
e (Ragam Galat Regresi) populasi tidak diketahui, maka dapat 
æ å 
KT Galat Re gresi X 2 
ö 
KT Galat Re gresi 
23 
diduga dengan nilai S2 
e atau KT Galat Regresi sampel yang mempunyai persamaan 
yaitu: 
[2.30]. S2 
e = KT Galat Regresi = JK Galat Regresi /(n-p-1) 
Selanjutnya, dalam uji t nilai salah baku bi yang ditulis (Sbi) mempunyai persamaan 
seperti berikut: 
[2.31]. Sbi = var bi masing-masing untuk b0 dan b1 menjadi: 
Untuk pengujian b0 nilai salah baku menjadi: 
[2.32a]. Sb0 = 0 var b 
ö 
= ÷ ÷ø 
ç çè 
n JK X 
Untuk pengujian b1 nilai salah baku menjadi: 
[2.32b]. Sb1 = 1 var b 
æ 
= ÷ ÷ø 
ç çè 
JK X 
Seperti dalam uji F, penulisan t-hitung dapat ditulis dengan notasi thit (artinya uji t untuk 
pengujian hipotesis nol atau H0: bi = 0 dan H1: minimal satu dari bi ≠ 0). 
Kemudian t-hitung dibandingkan dengan t tabel yang biasa ditulis dengan: 
thitung ≈ ttabel (Di mana ttabel = t(α/2,n-2) dan α = taraf nyata ) 
Berdasarkan hasil uji t ternyata bahwa kreteria pengujian nilai thit adalah: 
1). Jika thit £ t(tabel 5%, db galat). Hal ini dapat dikatakan bahwa terima H0. 
Untuk pengujian b0 yang berarti bahwa b0 melalui titik acuan (titik 0,0) yaitu 
nilai Y = 0 jika X = 0. Untuk b1, jika thit £ t(tabel 5%, db galat) maka garis regresi 
penduga Ŷ dikatakan sejajar dengan sumbu X pada nilai b0. 
2). Jika thit > t(tabel 5%, db galat) Hal ini dikatakan bahwa tolak H0, yang berarti bahwa 
garis regresi penduga Ŷ tidak melalui titik acuan (X,Y = 0,0). Dengan kata 
lain, ini berarti bahwa koefisien arah b1 yang berangkutan dapat dipakai 
sebagai penduga dan peramalan yang dapat dipercaya. Pengujian yang 
dilakukan dengan cara tersebut di atas, dapat memberikan petunjuk apakah 
setiap variabel Xi memberikan pengaruh atau hubungan yang nyata terhadap 
variabel tak bebas Y. Perlu diingatkan bahwa dalam pengujian di atas (baik 
uji F maupun uji t), didasarkan metode kuadrat terkecil. 
Selanjutnya, nilai salah baku koefisien regresi Sbi yang diperoleh, selain untuk pengujian 
hipotesis juga dapat dipakai pada perkiraan nilai interval koefisien regresi populasi βi 
yang sering disebut dengan perkiraan nilai populasi beta (β). 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Rumus dari perkiraan nilai βi adalah sebai berikut di bawah ini: 
[2.33a]. p {bi - tα/2 Sbi £ βi £ bi + tα/2 Sbi} = 1- α atau 
[2.33b]. p (bi ± tα/2 Sbi Sbi) = 1- α, dan untuk setiap b0 dan b1 seperti: 
[2.34a]. p {b0 - tα/2 Sb0 £ β0 £ b0 + tα/2 Sb0} = 1- α untuk b0 
[2.34b]. p {b1 - tα/2 Sb1 £ β1 £ b1 + tα/2 Sb1} = 1- α untuk b1 
2.8.3 Uji keeratan hubungan atau uji r 
Pada uji-uji sebelum ini, seperti uji Ragam Regresi (uji F), uji Koefisien Regresi (uji t) 
berdasarkan nilai Varians Galat Regresi. Sedangkan, pada uji keeratan hubungan selain 
memakai Varians Galat Regresi juga memakai parameter tertentu yaitu koefisien korelasi 
atau sering disebut dengan keeratan hubungan dengan simbul rxy atau ryx yang sering 
ditulis dengan r saja. 
Adapun rumus dari pada koefisien korelasi r adalah: 
JHK XY atau menggunakan notasi lain maka nilai r 
å å å 
XY X Y 
æ 
Y Y 
2 ( ) ( ) 
- ÷ ÷ø 
2 ( ) = å - å å 
XY X Y atau 
24 
[2.35a]. rXY = 
xy 
S 
x2 y2 
S S 
atau 
[2.35b]. rXY = 
JK X JKY 
menjadi: 
[2.35c]. rXY = 
÷ ÷ø ö 
ç çè 
ö 
æ 
ç çè 
X - 
X 
- 
å å å å 
n 
n 
n 
2 
2 
2 
(n = jumlah sampel) 
Perhitungan nilai r berdasarkan rumus di atas disebut nilai koefisien korelasi seserhana 
atau koefisien korelasi order nol atau koefisien korelasi produc moment atau koefisien 
korelasi Pearson. 
Sepintas gambaran bahwa nilai r berkisar antara –1 sampai dengan + 1 atau sering 
ditulis dengan -1 ≤ r ≤ +2. Jadi nilai koefisien korelasi itu selalu pecahan seperti: 
r = 0,87; r = 0,78; r = - 0,347; dan lain sebagainya. 
Hubungan antara koefisien korelasi r dengan koefisien regresi b2. Lihatlah kembali 
rumus koefisien regresi seperti [2.19c] dan koefisien korelasi r seperti [2.35c]: 
[2.19c]. b1 = 
å å å 
XY - 
X Y 
å å 
n 
X - 
X 
n 
2 
2 ( ) 
atau 
ö 
æ 
å - å 
X X 
b1 ÷ ÷ø 
ç çè 
n 
2 
n 
b1 JK X = JHK XY dan 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
å å å 
XY X Y 
Y Y 
2 ( ) ( ) 
- ÷ ÷ø 
XY X Y di mana 
- 
- dan ZY = ) 
X X 
iS 
25 
[2.35c]. r = 
ö 
÷ ÷ø 
æ 
ç çè 
ö 
æ 
ç çè 
X - 
X 
- 
å å å å 
n 
n 
n 
2 
2 
2 
atau dapat ditulis 
r = å - å å 
n 
r ( (JK X ) (JK Y )) = JHK XY 
Dari kesamaan kedua persamaan di atas [2.19] dan [2.356] dapat ditulis menjadi: 
[2.36a] b1 JK X = r ( (JK X ) (JK Y )) 
Dari kesamaan [2.36a] di atas dapat ditulis kembali menjadi: 
[2.36b] b1 JK X = r ( (JK X ) (JK Y )) atau 
[2.36c] b1 ( (JK X ) (JK X )) = r ( (JK X ) (JK Y )) atau 
[2.36d] b1 JK X JK X = r JK X JK Y atau 
Jadi: [2.36e] b1 JK X = r JK Y atau 
Apabila kedua ruas dari persamaan: [2.36e] sama-sama dibagi dengan n - 1 maka 
didapatkan: 
JK X 
[2.36e] b1 n - 1 
= r 
JK X 
n - 1 
atau 
[2.36f] b1 KT X = r KT Y atau 
[2.36g] b1 SX = r SY 
Apabila data yang dianalisis dinyatakan dalam nilai standar baku atau data di 
transformasi ke nilai Z (di mana ZX = ( ) 
) 
X 
- 
- , sehingga nilai 
Y Y 
( ) 
Y 
i 
S 
SX = SY = 1; sehingga persamaan [2.36g] menjadi: 
[2.36h] b1 = r 
Yang jelas dalam uji r, apabila nilai koefisien regresinya (b1) negatif, maka nilai koefisien 
korelasinya (r) juga negatif. 
Dalam uji r yang umum dialakukan adalah membandingkan nilai koefisien korelasi r yang 
dihitung atau r hitung dengan r tabel. Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel r yang 
susunannya serupa dengan tabel t. 
rhitung ≈ rtabel (di mana rtabel = r(α/2, n-2); n-2 = db Galat; dan α = taraf nyata ) 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Berdasarkan hasil uji r ternyata bahwa kreteria pengujian nilai rhitung adalah: 
1). Jika rhitung £ r(tabel 5%, db galat) Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak 
terdapat hubungan linier atau korelasi sederhana antara variabel 
yang satu dengan variabel yang lainnya. 
2). Jika rhitung > r(tabel 5%, db galat) Hal ini dikatakan bahwa tolak H0, yang berarti 
bahwa terdapat hubungan linier atau korelasi sederhana antara 
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. 
Selain pengujian r seperti di atas nilai r hitung dapat pula diuji dengan menggunakan uji t 
dengan rumus pengujian seperti berikut yaitu: 
r di mana Sr = salah baku r 
r sehingga 
JHK XY JHK XY atau 
( ) ( ) 
JK X JKY 
JHK XY ingat: b1 = 
( ) 
JKY 
JHK XY ingat: JK Y = JK Total 
b JHK XY ingat: b1 JHK XY = JK Regresi) 
JK gresi rumus di tas tersebut bersifat umum 
26 
[2.37a]. t-hitung r = 
r S 
Sr = 
(1 2 ) 
- 
n 
( - 
2) 
[2.37b]. t-hitung r = 
r 
r 
(1 ) 
- 
n 
2 
- 
( 2) 
atau 
[2.37c]. t-hitung r = 
n 
- 
r ( - 
2) 
r 2 
(1 ) 
Berdasarkan hasil uji t untuk nilai r ternyata bahwa kreteria pengujian adalah: 
1). Jika thitung £ t(tabel 5%, db galat). Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat 
hubungan atau korelasi antara variabel yang satu dengan variabel 
yang lainnya. 
2). Jika thitung > t(tabel 5%, db galat). Hal ini dikatakan bahwa tolak H0, yang berarti bahwa 
terdapat hubungan atau korelasi antara variabel yang satu dengan 
variabel yang lainnya. 
Hubungan lain antara parameter r, b1, dan dengan garis regresi penduga Ŷ dapat 
dijabarkan kembali melalui persamaan: [2.35b] seperti berikut. 
[2.35b]. rXY = 
JHK XY 
JK X JKY 
Modifikasi dari rumus r2 atau R2 adalah seperti berikut: 
[2.38a]. r2 
XY = 
( ) ( ) 
[2.38b]. r2 
XY = 
JHK XY 
( ) 
( JK X 
) 
( ) 
JHK XY 
( ) 
( JK X 
) 
[2.38c]. r2 
( ) 
JKY 
XY = b1 ( ) 
[2.38d]. r2 
XY = 
( ) 1 
JKY 
( ) 
[2.38e]. r2 
XY = 
Re 
JKTotal 
( ) 
Jadi [2.38f]. JK regresi = r2 . JK Total 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Yang lebih penting dalam pembicaraan hubungan antara koefisien korelasi r; koefisien 
regresi b1; atau dengan garis regresi penduga Ŷ adalah parameter r2 yang dalam 
persamaan regresi sering ditulis dengan R2 yang disebut dengan koefisien determinasi 
atau koefisien penentu atau coeficien of determination. 
Arti dari pada koefisien determinasi atau koefisien penentu (R2) adalah suatu nilai yang 
menunjukkan bahwa persentase dari variasi keragaman total Y atau variasi Y yang dapat 
diterangkan oleh variasi X. 
Atau sering diartikan bahwa koefisien determinasi R2 adalah persentase dari variabel tak 
bebas Y yang dipengaruhi oleh variabel bebas X. Sisanya 1 - R2 yang menunjukkan 
persentase dari variasi total atau variabel Y yang disebabkan oleh faktor lain diluar X 
atau variabel selain X. 
Dalam analisis keragaman atau uji F regresi di mana: 
[2.39a]. JK regresi = JK Total - JK Galat atau 
[2.39b]. r2 JK Total= JK Total - JK Galat atau 
[2.39c]. JK Galat = JK Total - r2 . JK Total atau 
[2.39d]. JK Galat = (1 - r2) . JK Total 
Sehingga JK Total dapat dihitung dari JK Galat dan r sepert : 
JK Galat = r2 
JK grasi 
Re /1 
Galat n - 
n JK grasi 
( - 2) Re 
n r JK Total 
(1-r ) 
27 
[2.40]. JK Total = 
(1- r2 ) 
JK Re grasi 
Selanjutnya, dalam analisis keragaman regresi linier sederhana dan uji F di mana DB 
Regresi = 1 dan DB Galat = n – 2, sehingga Fhitung mempunyai rumus: 
[2.41a]. F-hitung = 
KT Re 
grasi 
KT 
Galat 
[2.41b]. F-hitung = 
JK /( 2) 
[2.41c]. F-hitung = 
Galat 
JK 
Masukan persamaan [2.40] ke dalam persamaan [2.41c] maka menghasilkan: 
[2.42a]. F-hitung = 
- 2 
JK Total 
( 2) 
2 
sehingga didapatkan 
[2.42b]. F-hitung = 
n - r 2 
( 2) 
(1- r 2 
) 
Kreteria pengujian nilai Fhitung sama seperti pengujian-pengujian di atas, sehingga kreteria 
pengujian adalah: 
1). Jika Fhit £ F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana 
yang didapat tersebut bukan garis regresi yang terbaik. 
2). Jika Fhit > F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan linier yang nyata (p = 
0,05), bahwa terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel tak bebas Y. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2.9 Peramalan atau Prediksi Garis Regresi 
Pembicaraan mengenai perkiraan nilai populasi beta (β) pada persamaan [2.33] 
bertujuan untuk mengetahui perkiraan nilai interval koefisien regresi populasi βi baik b0 
maupun b2. Selanjutnya, yang diharapkan pada garis regresi penduga adalah: a) 
penaksiran atau peramalan nilai rata-rata untuk nilai Xi tertentu yang telah diketaui yang 
sering diberi simbul μXY, dan b) penaksiran atau peramalan nilai individu Y 
X X 
Sˆadalah nilai salah baku dari penaksiran individu dengan rumus: 
28 
)) 
apabila nilai 
Xi tertentu yang telah diketaui. 
Dalam penaksiran atau peramalan garis regresi membicarakan sejauh mana garis 
regresi penduga Ŷ yang telah didapat betul-betul dapat dipercaya sebagai penduga 
garis μXY yang terbaik. 
Dengan demikian, dalam penaksiran diperlukan selang kepercayaan nilai γ yaitu 
sebesar 1 – α di mana α adalah peluang kesalahan tipe I. Dalam perhitungan nilai 
selang kepercayaan juga menggunakan dasar Analisis Ragam Regresi. 
Suatu hal yang perlu diperhatikan di dalam penaksiran atau peramalan garis regresi 
adalah terdapat dua buah nilai taksiran yang berada di sebelah-menyebelah garis 
regresi penduga Ŷ, sehingga terdapat daerah atau range, yang umum disebut dengan 
selang kepercayaan Ŷ atau interval taksiran garis regresi penduga Ŷ; masing-masing 
taksiran tersebut adalah: 
1).Taksiran nilai rata-rata. 
[2.43]. Ŷ - t(α/2, n – 2) Y 
S £ μXY £ Ŷ + t(α/2, n – 2) S 
Y 
Di mana: 
Y S 
adalah nilai salah baku dari penaksiran rata-rata dengan rumus: 
S = KT Galat Regresi 
2 
Y 
ö 
÷ ÷ ÷ 
ø 
æ 
ç ç ç 
è 
- 
+ 
JK X 
n 
2 
_ 
1 ( 0 ) ; 
_X 
= nilai rata-rata Xi. 
n = jumlah penamatan atau sampel, JK X dan KT Galat Regresi dari 
Analisis Varians Regresi 
X0 = suatu nilai Xi yang telah diketahui atau ditentukan 
2).Taksiran nilai individu 
[2.44]. Ŷ - t(α/2, n – 2) Y 
S ˆˆ 
£ Yˆˆ 
S ˆˆ 
£ Ŷ + t(α/2, n – 2) Y 
Di mana: 
Y 
S 2 
= KT Galat Regresi 
ˆˆ 
Y 
ö 
÷ ÷ ÷ 
ø 
æ 
ç ç ç 
è 
X - 
X 
+ + 
JK X 
n 
2 
_ 
1 1 ( 0 ) 
X 
JK X dan KT Galat Regresi dari Analisis Varians Regresi 
n = jumlah penamatan atau sampel = nilai rata-rata Xi 
_X0 = suatu nilai Xi yang telah diketahui atau ditentukan. 
2.9.1 Interpolasi dan ekstrapolasi 
Jelaslah bahwa dari uraian di atas, bahwa pemakaian persamaan penduga Ŷ = a + bX, 
dapat dipakai sebagai peramalan dari nilai-nilai Xi yang belum diketahui, atau untuk 
mencari nilai Y apabila Xi telah ditentukan. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Di dalam penerapan praktis dari garis regresi penduga Ŷ = a + bX dipakai untuk 
mengadakan peramalan atau penafsiran, seperti disebutkan di atas. 
Ada dua pengertian pokok yang harus dipahami dalam penaksiran atau pendugaan 
adalah: 
29 
1).Interpolasi. 
2).Ekstrapolasi 
Pengertian interpolasi adalah penaksiran atau peramalan nilai-nilai Y, jika harga-harga Xi 
yang dimasukan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = a + bX terletak di dalam 
daerah ruang gerak X1 dan Xn hasil-hasil pengamatan atau dengan perkataan lain 
bahwa nilai Y yang diduga di mana nilai Xi terletak antara X1 dan Xn. 
Pengertian ekstrapolasi adalah penaksiran atau peramalan nilai Y, jika harga-harga X 
yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = a + bX terletak di luar 
batas daerah ruang X1 dan Xn hasil-hasil pengamatan atau dengan perkataan lain bahwa 
nilai Y yang diramalkan terletak di luar nilai antara X1 dan Xn. 
Timbul suatu pertanyaan apakah setelah didapatkan suatu garis regresi penduga Ŷ = a 
+ bX sudah betul-betul merupakan garis regresi yang terbaik untuk melakukan 
penaksiran atau peramalan? 
Tentu saja jawabannya belum tentu, sebab garis regresi penduga tersebut harus tahan 
uji dari beberapa jenis pengujian garis regresi seperti yang telah diuraikan di atas. 
2.10 Aplikasi Regresi Linier Sederhana 
Untuk dapat lebih memahami uraian teori di atas dan agar dapat menentukan nilai-nilai 
dalam regresi penduga Ŷ = b0 + b1X atau koefisien regresi yaitu nilai-nilai b0 dan b1, 
maka diberikan contoh olahan seperti di bawah ini, yang datanya terdiri dari satu variabel 
bebas X (prediktor) yaitu nilai X dan satu variabel tak bebas Y yaitu nilai Y, dan datanya 
seperti pada Tabel 2.4. 
2.10.1 Perhitungan JK-JHK dan penentuan koefisien regresi linier 
sederhana b0 dan b1 
Tabel 2.4. Perhitungan Regresi Dua Variabel yaitu Variabel X dan Variabel Y 
No. X Y X2 Y2 XY 
1 9,750 0,650 95,063 0,423 6,338 
2 10,500 0,750 110,250 0,563 7,875 
3 11,250 0,900 126,563 0,810 10,125 
4 12,600 1,150 158,760 1,323 14,490 
5 11,900 0,950 141,610 0,903 11,305 
6 15,200 1,750 231,040 3,063 26,600 
7 12,250 1,050 150,063 1,103 12,863 
8 12,900 1,000 166,410 1,000 12,900 
9 14,300 1,700 204,490 2,890 24,310 
10 13,250 1,250 175,563 1,563 16,563 
11 15,300 1,800 234,090 3,240 27,540 
12 8,900 0,600 79,210 0,360 5,340 
13 10,600 0,500 112,360 0,250 5,300 
14 7,500 0,720 56,250 0,518 5,400 
15 11,900 0,950 141,610 0,903 11,305 
Jumlah 178,100 15,720 2183,330 18,908 198,253 
Rata2 11,873 1,048 145,555 1,261 13,217 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Perhitungan JK-JHK dari data di atas seperti: 
JK Y = Σy2 = ΣY2 - (ΣY)2/n 
= 18,908 - (5,720)2/15 
= 2,4338 
30 
2 = ΣX1 
JK X = Σx1 
2 - (ΣX)2/n 
= 2183,330 - (178,100)2/15 
= 68,6893 
JHK XY = Σx1y = ΣX1Y - ΣX1 ΣY/n 
= 198,253 - (178,100)(5,720)/15 
= 11,6037 
Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk mencari nilai b0 dan b1 seperti berikut ini. 
Nilai b1 adalah: 
b1 = 
JHK XY 
JK X 
= 
11,6037 
68,6893 
= 0,16893 
Nilai b0 adalah: 
b0 = Y - b1 X 
= 1,048 - (0.16893) (11,873) 
= - 0,95776 
Sehingga, persamaan peduganya menjadi: 
Ŷ = b0 + b1 X 
Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X 
Sehingga, dari persamaan peduga di atas dapat diartikan bahwa setiap perubahan satu 
satuan X, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan Y sebesar 0,16893 satuan Y. 
Selanjutnya, dilakukan pengujian terhadap garis regresi penduga. Dalam pengujian garis 
regresi penduga terdapat tiga macam uji yaitu: 
1). Uji F atau uji ragam regresi atau uji varians regrsi; 
2). Uji koefisien regresi atau uji terhadap bi atau uji t; dan 
3). Uji koefisien korelasi atau uji r. 
2.10.2 Pengujian garis regresi linier sederhana dengan uji F 
Dalam Uji F atau uji Ragam Regresi atau uji Varians Regresi diperlukan nilai-nilai 
JK Total, JK Regresi, dan JK Galat Regresi dari data Tabel 2.4 di atas seperti berikut: 
1). JK Total = Σy2 
= ΣY2 - (ΣY)2/n 
= 18,908 - (5,720)2/15 
= 2,43384 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
31 
2). JK Regresi = b1JHK XY 
= (0,16893) (11,6037) 
= 1,96021 
3). JK Galat Regresi = JK Total - JK Regresi 
= 2,43384 - 2.96021 
= 0.47363 
Selanjutnya, dihitung nilai KT atau varians seperti: 
1). KT Regresi = JK Regresi /(DB Regresi) 
= 1,96021/1 
= 1,96021 
2). KT Galat Regresi = JK Galat/ (DB Galat) 
= 0,47363/13 
= 0,03643 
Setelah perhitungan JK Total, JK Regresi, JK Galat Regresi, KT Regresi, dan KT Galat 
didapatkan, maka di lanjutkan dengan membuat Tabel Analisis Keragaman atau Tabel 
Analisis Varians Regresi seperti pada Tabel 2.5 berikut. 
Tabel 2.5. Bagan Sidik Ragam Regresi Dua Variabel 
Sumber 
Keragaman 
(SK) 
Derajat 
Bebas 
(DB) 
Jumlah 
Kuadrat 
(JK) 
Kuadrat 
Tengah 
(KT) 
F 
hitung 
F tabel 
5% 1% 
Regresi 1 1,96021 1,96021 53,8037** 4,67 9,07 
Residual 13 0,47363 0,03643 
Total 14 2,43384 - 
Keterangan: 
Jumlah sampel (n) = 15. 
** = berpengaruh sangat nyata pada p<0,01 
Berdasarkan hasil analisis varians di atas ternyata bahwa Fhit > F(tabel 1%) atau dapat 
dikatakan bahwa hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel 
bebas X yang sangat nyata (p<0,01) terhadap variabel tak bebas Y. 
2.10.3 Pengujian koefisien garis regresi linier sederhana dengan uji t 
Setelah dilakukan pengujian dengan uji F maka selanjutnya, dilakukan pengujian 
terhadap koefisien regresi b0 dan b1 dengan uji t seperti berikut. 
Secara umum uji t mempunyai rumus adalah t-hitung bi = 
b 
i 
S 
bi 
Selanjutnya, dalam analisis regresi dua variabel nilai salah baku bi yang ditulis dengan 
Sbi mempunyai persamaan seperti berikut. 
Untuk pengujian b0 nilai salah baku Sb0 dari data di atas: 
Sb0 = 
KT Galat Re gresi å X 2 
n JK X 
= 
0,03643 2183,330 
x 
15 68,6893 
= 0,277853 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Untuk pengujian b1 nilai salah baku Sb1 dari data di atas: 
32 
Sb1 = 
KT Galat Re gresi 
JK X 
= 
0,03643 
68,6893 
= 0,023030 
Uji t terhadap nilai koefisien regresi b0: 
t-hitung b0 = 
b 
0 
S 
b0 
= 
- 0,95776 
0,277853 
= - 3,4470 {Nilai t negatif sama dengan nilai positif (diambil harga 
mutlaknya)}. 
Selanjutnya, uji t terhadap nilai koefisien regresi b1: 
t-hitung b1 = 
b 
1 
S 
b1 
= 
0,16893 
0,023030 
= 7,335101 
Berdasarkan hasil uji t ternyata bahwa nlai thitung yang diperoleh dibandingkan dengan 
ttabel atau t(5%, db galat = 13) yaitu sebesar 2,131 dan t(1%,13) = 2,947. Ternyata bahwa 
t-hitung > ttabel 1% baik untuk nilai b0 maupun untuk b2. Ini berarti bahwa dari analisis 
tersebut H0 ditolak baik untuk uji b0 maupun untuk uji b1 
Sehingga, dapat dikatakan bahwa: 
1). Garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X tidak melalui titik 0,0 
atau titik acuan. 
2). Garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X tidak sejajar dengan 
sumbu X, atau mempunyai slop sebesar 0,16893 
Selanjutnya, dengan nilai salah baku koefisien regresi b0 dan b1 yang diperoleh; selain 
untuk pengujian hipotesis, juga dapat dipakai pada perkiraan nilai interval koefisien 
regresi b0 dan b1 yang sering disebut dengan perkiraan nilai beta (β) populasi dengan 
rumus sebai berikut: 
p {bi - tα/2 sbi £ βi £ bi - tα/2 sbi} = 1- α untuk masing-masing b0 dan b1 seperti: 
Untuk perkiraan β0 dengan nilai salah baku Sb0 dengan α = 5% dari data di atas 
didapatkan: 
p {b0 - t(α/2,n-2) Sb0 £ β0 £ b0 + t(α/2,n-2) Sb0} = 1- α 
p {- 0,95776 - (2,131) (0,277853) £ β0 £ - 0,95776 + (2,131) (0,277853)} = 1- α 
p { - 1,558029 £ β0 £ - 0,35750} = 1 - α 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Jadi perkiraan nilai β0 berkisar antara - 1,558029 sampai dengan - 0,35750 
Untuk perkiraan β1 dengan nilai salah baku Sb1 dengan α = 5% dari data di atas 
didapatkan: 
p {b1 - t(α/2,n-2) Sb1 £ β1 £ b1 + t(α/2,n-2) Sb1} = 1- α untuk b0 
p {0,16893 - (2,131) (0,023030) £ β1 £ 0,16893 + (2,131) (0,023030)} = 1- α 
p {0,119176 £ β1 £ 0,21868} = 1 - α 
Jadi perkiraan nilai β1 berkisar antara 0,119176 sampai dengan 0,21868 
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dibuat gambar Garis 
Regresinya seperti berikut: 
Y = - 0,9578 + 0,1689 X 
R2 = 80,54% 
XY X Y 
Y Y 
2 ( ) ( ) 
33 
2.0 
1.8 
1.6 
1.4 
1.2 
1.0 
0.8 
0.6 
0.4 
0.2 
6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 
Pendapatan Petani ( x 100. 000) 
Konsumsi Daging x100.000 
2.10.4 Pengujian garis regresi linier sederhana dengan uji r 
Pada uji-uji sebelumnya seperti uji F dan uji t telah dilakukan. Selanjutnya, dilakukan uji r 
produc moment dari Pearson dengan rumus seperti: 
r = 
ö 
÷ ÷ø 
å å å 
æ 
- ÷ ÷ø 
ç çè 
ö 
æ 
ç çè 
X - 
X 
- 
å å å å 
n 
n 
n 
2 
2 
2 
Untuk perhitungan nilai r diperlukan hasil penjumlahan data pada Tabel 3.1 di atas 
seperti: 
ΣX = 178,100 ΣY = 15,720 
ΣX2 = 2183,330 ΣY2 = 18,908 
ΣXY = 198,253 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
198,53 178,100) (15,720) 
18,908 (15,720) 
- ÷ ÷ø 
34 
Sehingga: 
r = 
ö 
÷ ÷ø 
æ 
ç çè 
ö 
æ 
ç çè 
2183,330 - 
(178,100) 
- 
15 
15 
15 
2 2 
= 0,897 
Dalam uji r untuk pengujian hipotesis maka: 
H0: r = 0 (yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan atau korelasi antara variabel X 
dengan variabel Y) 
H1 : r ≠ 0 (yang berarti bahwa terdapat hubungan atau korelasi antara variabel X dengan 
variabel Y 
Dalam uji r ini dialakukan pembandingan nilai koefisien korelasi r yang dihitung dengan 
r tabel ditandai dengan rhitung ≈ rtabel. 
Nilai r tabel = r(α/2, n-2), dengan n = 15 maka: 
Nilai r tabel 5% = r(5%, 13) = 0,514; dan 
Nilai r tabel 1% = r(1%, 13) = 0,642. 
Jadi r hitung = 0,897 > r tabel 1% = 0,642. Hal ini dapat dikatakan bahwa tolak H0 yang 
berarti bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang sangat erat antara variabel X 
dengan variabel Y. 
Selain, pengujian r seperti di atas; nilai r dapat pula diuji dengan uji t; dengan rumus 
pengujian seperti berikut: 
t-hitung = 
r . 
r S 
Di mana Sr = salah baku r dengan rumus: 
Sr = 
r 
(1 2 ) 
- 
n 
( - 
2) 
Sr = 
(1 0,8972 ) 
(15 - 
2) 
- 
= 0,13765 
Sehingga: 
t-hitung = 
r 
Sr 
= 
0,897 
0,13765 
= 6,51653 
Berdasarkan hasil uji t, maka nilai thitung ≈ ttabel. Nilai ttabel atau t(5%, db galat = 13) yaitu 
sebesar 2,131 dan t(1%,13) = 2,947. Ternyata bahwa t-hitung > ttabel 1%. Hal ini dapat 
dikatakan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang sangat erat antara variabel 
bebas X dengan variabel tak bebas Y. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi r di atas, maka didapatkan koefisien 
determinasi R2 = (0,897)2 = 0,8054. Hal ini diartikan bahwa 80,54% variasi keragaman 
total Y atau variasi Y dapat diterangkan oleh variasi X, atau dapat diartikan 
bahwa 80,54% dari variabel tak bebas Y dipengaruhi oleh variabel bebas X. 
Sisanya 1 - R2 = 19,46% dari variasi total Y dipengaruhi oleh faktor lain diluar X atau 
variabel selain X. 
2.10.5 Peramalan atau prediksi pada garis regresi 
Dalam perhitungan taksiran atau ramalan garis regresi diperlukan selang kepercayaan γ 
yaitu sebesar 1 – α, di mana α = 5%, sehingga γ = 95%. Dengan menggunakan dasar 
perhitungan analisis ragam regresi dan KT Galatnya seperti di atas didapatkan taksiran 
nilai rata-rata seperti berikut ini. 
1). Sebagai contoh: taksiran nilai rata-rata μXY untuk X0 = 10, seperti berikut: 
S £ μXY £ Ŷ + t(α/2, n – 2) 
S ; dengan nilai Ŷ menjadi: 
æ - 
X X 
S dapat dihitung: 
ö 
S £ μXY £ Ŷ + t(α/2, n – 2) 
35 
Ŷ - t(α/2, n – 2) 
Y 
Y 
Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X 
= - 0,95776 + 0,16893 (10) 
= 0,73154 
S = 
Y 
ö 
÷ ÷ ÷ 
ø 
ç ç ç 
è 
+ 
JK X 
n 
2 
_ 
0 KT Galat Regresi 1 ( ) dapat dihitung dengan: 
Ketentuan: 
Ŷ = 0,73154 
JK X = 68,6893 
KT Galat = 0,03643 
n = 15 _X 
= 11,873 
X0 = 10 
t(5%, 13) = 2,131 
Berdasarkan ketentuan di atas maka nilai 
Y 
S = 
Y 
÷ ÷ ÷ 
ø 
æ - 
ç ç ç 
è 
+ 
X X 
JK X 
n 
2 
_ 
0 KT Galat Regresi 1 ( ) 
= 
ö 
÷ ÷ ÷ 
ø 
æ - 
0,03643 1 
ç ç ç è 
+ 
(10 11,873) 
68,6893 
15 
2 
_ 
= 0,01377 
Selanjutnya, taksiran nilai rata-rata μXY: 
Ŷ - t(α/2, n – 2) 
Y 
Y 
S 
0,73154 - (2,131) (0,0138) £ μXY £ 0,73154 + (2,131) (0,0138) 
0,7022 £ μXY £ 0,76088 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Jadi, taksiran rata-rata untuk Xi = X0 = 10; maka μXY berkisar antara 0,7022 sd 
0,76088. Untuk taksiran rata-rata nilai-nilai Xi yang lain dapat dihitung seperti cara 
di atas. 
2). Sebagai contoh: taksiran nilai individu Yˆˆ 
untuk X0 = 10, seperti berikut: 
S ˆˆ 
æ - 
X X 
S ˆˆ 
æ - 
X X 
ö 
(10 11,873) 
36 
S ˆˆ 
Ŷ - t(α/2, n – 2) Y 
£ Yˆˆ 
£ Ŷ - t(α/2, n – 2) Y 
Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X 
= - 0,95776 + 0,16893 (10) 
= 0,73154 
S ˆˆ 
Y 
= 
ö 
÷ ÷ ÷ 
ø 
ç ç ç 
è 
+ + 
JK X 
n 
2 
_ 
0 KT Galat Regresi 1 1 ( ) dapat dihitung dengan: 
Ketentuan: 
Ŷ = 0,73154 
JK X = 68,6893 
KT Galat = 0,03643 
n = 15 _X 
= 11,873 
X0 
= 10 
t(5%, 13) = 2,131 
Berdasarkan ketentuan di atas maka nilai 
Y 
dapat dihitung: 
S ˆˆ 
Y 
= 
ö 
÷ ÷ ÷ 
ø 
ç ç ç 
è 
+ + 
JK X 
n 
2 
_ 
0 KT Galat Regresi 1 1 ( ) 
= 
÷ ÷ ÷ ø 
æ - 
0,03643 1 1 
ç ç ç 
è 
+ + 
68,6893 
15 
2 
= 0,01558 
Selanjutnya, taksiran nilai individu: 
S ˆˆ£ Yˆˆ 
Ŷ - t(α/2, n – 2) Y 
S ˆˆ 
£ Ŷ + t(α/2, n – 2) Y 
0,73154 - (2,131) (0,0138) £ Yˆˆ 
£ 0,73154 + (2,131) (0,0138) 
0,69835 £ Yˆˆ 
£ 0,76473 
Jadi, taksiran individu untuk Xi = X0 = 10; maka Yˆˆ 
berkisar antara 0, 69835 sd 0, 
76473. Untuk taksiran individu nilai-nilai Xi yang lain dapat dihitung seperti cara di atas. 
Hasil perhitungan taksiran rata-rata dan individu nilai-nilai Xi yang lain dapat dilihat pada 
Tabel 2.6 di bawah ini. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Taksiran Rata-rata μXY dan Taksiran Individu 
37 
Yˆˆ 
dari Nilai-nilai Xi 
No. X Y Ŷ μX 
Y lower μXY upper Yˆˆ 
lower Yˆˆ 
upper 
1 9,750 0,650 0,689 0,656 0,722 0,653 0,726 
2 10,500 0,750 0,816 0,794 0,838 0,789 0,843 
3 11,250 0,900 0,943 0,932 0,953 0,924 0,961 
4 12,600 1,150 1,171 1,159 1,183 1,151 1,190 
5 11,900 0,950 1,053 1,048 1,057 1,036 1,069 
6 15,200 1,750 1,610 1,558 1,662 1,556 1,664 
7 12,250 1,050 1,112 1,105 1,119 1,095 1,129 
8 12,900 1,000 1,221 1,205 1,238 1,199 1,244 
9 14,300 1,700 1,458 1,420 1,496 1,417 1,499 
10 13,250 1,250 1,281 1,259 1,302 1,254 1,307 
11 15,300 1,800 1,627 1,574 1,680 1,571 1,682 
12 8,900 0,600 0,546 0,499 0,592 0,497 0,595 
13 10,600 0,500 0,833 0,813 0,853 0,807 0,858 
14 7,500 0,720 0,309 0,241 0,377 0,239 0,379 
15 11,900 0,950 1,053 1,048 1,057 1,036 1,069 
Keterangan : 
n = ˆ 
ˆ15 (jumlah sampel) 
X = variabel bebas X 
Y = variabel tak bebas Y 
Ŷ = nilai penduga dari Y 
μXY = taksiran rata-rata dari Y 
Y= taksiran individu dari Y 
ˆ 
ˆData pada Tabel 2.6 dapat digambar seperti pada gambar di bawah ini. Karena 
perbedaan nilai antara μXY dan Yyang sangat sempit maka gambarnya kelihatan tiga 
garis yang seharusnya lima garis seperti pada Tabel 2.6 di atas. 
2,0 
1,8 
1,6 
1,4 
1,2 
1,0 
0,8 
0,6 
0,4 
0,2 
6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 
Pendapatan 
Konsumsi daging 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2.11 Interpolasi dan ekstrapolasi 
Jelaslah bahwa dari uraian di atas, pemakaian persamaan penduga Ŷ = b0 + b1X, dapat 
dipakai sebagai peramalan dari nilai-nilai Xi yang belum diketahui, atau untuk mencari 
nilai Y apabila Xi telah ditentukan, 
Di dalam penerapan praktis dari garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X 
dapat dipakai untuk mengadakan peramalan atau penafsiran interpolasi dan ekstrapolasi 
Nilai interpolasi adalah nilai taksiran atau nilai ramalan dari nilai-nilai Y, jika harga-harga 
Xi yang dimasukan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X 
terletak di dalam daerah ruang gerak X1 dan Xn , 
38 
seperti X = 10 maka nilai 
Y penduga = 0,73154; sebab nilai Xi = 10 berada di dalam antara X1 dan Xn. 
Nilai ekstrapolasi adalah nilai taksiran atau nilai ramalan dari nilai Y, jika harga-harga Xi 
yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X 
terletak di luar batas daerah ruang X1 dan Xn. seperti X = 7,5 dan X = 15; maka 
nilai Y penduga = 0,30922 dan 1,57615; sebab nilai Xi = 7,5 dan Xi = 15 berada di luar 
Xminimum dan Xmaksimum. 
2.12 Contoh Hasil Output Komputer dengan Menggunakan 
Solf-ware Execel 
Perhitungan-perhitungan regresi seperti regresi linier sederhana di atas terdapat banyak 
perangkat lunak yang dapt membantunya seperti Excel, Minitab, SPSS, Statistica, Sistat, 
dan lain sebagainya. 
Dalam hal ini akan diberikan contoh keluaran komputer dengan program Excel seperti 
pada tabel berikut. 
1 Summary Output Excel 
Table 2.7 Regression Statistics 
Multiple R 0.8974 
R Square 0.8054 
Adjusted R 
Square 0.7904 
Standard Error 0.1909 
Observations 15 
Table 2.8 ANOVA 
SV DB SS MS F Significance F 
Regression 1 2.9602 2.9602 53.8037 0.0000 
Residual 13 0.4736 0.0364 
Total 14 2.4338 
Table 2.9 Parsial Regression 
Var Coefficients Standart 
Error 
t Stat P-value Lower 
95% 
Upper 
95% 
Lower 
99.0% 
Upper 
99.0% 
Intercept - 0.95776 0.27785 - 3.4470 0.00433 - 2.55803 - 0.35750 - 2.79474 - 0.12079 
X1 0.16893 0.02303 7.3351 0.00001 0.11918 0.21868 0.09956 0.23830 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Penjelasan tabel di atas seperti berikut: 
Table 2.7 Regression Statistics 
Multiple R adalah sama dengan koefisien korelasi r yang menunjukkan keeratan 
hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y yaitu sebesar 
0,8974. 
R Square adalah sama dengan koefisien determinasi R2 yang menunjukkan variasi 
keragaman total Y yang dapat diterangkan oleh variasi variabel X, atau dapat 
diartikan bahwa 80,54% dari variabel tak bebas Y dipengaruhi oleh variabel bebas 
X. 
Adjusted R Square adalah sama dengan koefisien determinasi R2 terkoreksi dengan 
R R n 
39 
simbul 
_ 
R2 dan yang mengkoreksi adalah nilai Galat Regresi dan KT Total dengan 
rumus: 
R e n p 
S - - 
1 /( 1) 2 
i atau 
/( 1) 
_ 2 
2 
S - 
= - 
y n 
i 
- 
1 (1 ) ( 1) 
2 ( 1) 
_ 
2 
- - 
= - - 
n p 
Standard Error adalah sama dengan Salah Baku Y atau Y S = 
KT Y 
n 
Observations adalah sama dengan jumlah sampel = n 
Table 2.8 ANOVA 
Pada Tabel Anova adalah persis sama dengan Sidik Ragam Regresi. Di mana SV = 
Sumber Variasi (SV) atau Sumber Keragaman (SK); DF = Degrees of Freesom 
atau = Derajat Bebas (DB); SS = Sum of Squares atau = JK; MS = Means 
Squarwes atau KT; F = F-hitung. 
Significance F adalah sama dengan nilai peluang dari nilai F-hitung. Dalam hal ini nilai 
F-hitung tidak dibangingkan dengan F tabel seperti biasa. Akan tetapi, nilai 
significance F dibandingkan peluang (p) standar yaitu 5% dan 1%. 
1). Apabila nilai significance F ≥ (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama 
dengan Fhit £ F(tabel 5%); hal ini berarti terima H0 yang menyatakan bahwa garis 
regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut bukan garis regresi 
yang terbaik. Atau variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel tak 
bebas Y. 
2). Apabila nilai significance F < (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama 
dengan Fhit > F(tabel 5%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis 
regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut adalah garis regresi 
yang terbaik untuk menerangkan bahwa variabel bebas X berpengaruh nyata 
terhadap variabel tak bebas Y. 
Apabila nilai signifikanse F < (p = 0,01) mempunyai kesimpulan yang sama 
dengan Fhit > F(tabel 1%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis 
regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut adalah garis regresi 
yang terbaik untuk menerangkan bahwa variabel bebas X berpengaruh sangat 
nyata terhadap variabel tak bebas Y. 
Sebagai contoh dari hasil analis tersebut di atas didapat nilai F = 53,8037 dengan 
significance F = 0,0000. Ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis 
regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X; adalah garis regresi yang terbaik 
untuk menerangkan bahwa variabel bebas X (pendapatan petani) berpengaruh 
sangat nyata terhadap variabel tak bebas Y (pengeluaran petani). 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Tabel 2.9 Parcial Regression 
Var adalah sama dengan variabel yang akan dijelaskan; dalam analisis ini adalah X. 
Intercept sama dengan b0 jarak antara titik potong garis regresi penduga Ŷ dengan titik 
b ; Sehinga nilai t-hitung untuk masing-masing b0 = - 3.44702 dan 
40 
acuan (0,0). 
Coefficients sama dengan bi dalam hal ini sama dengan b0 dan b2. Masing-masing 
b0 = - 0,95776 dan b1 = 0,16893. 
Standart Error dalam Tabel 3 ini berbeda dengan Standart Error dari Tabel 2. Standart 
Error di sini menunjukkan nilai yang sama dengan Sb0 dan Sb1 dalam pengujian b0 
dan b1. Sebagai contoh Standart Error untuk b0 (Sb0) = 0,27785 dan Standart Error 
untuk b1 (Sb1) = 0,02303. 
t Stat sama dengan t-hitung untuk b0 dan b1 dengan rumus umum seperti: 
thitung bi = 
i 
S 
bi 
b1 = 7.33510. 
P-value adalah sama dengan nilai peluang dari nilai t-hitung. Dalam hal ini nilai t-hitung 
tidak dibangingkan dengan t tabel seperti biasa. Akan tetapi, nilai P-value 
dibandingkan peluang (p) standar yaitu 5% atau 1%. 1). 
Untuk b0, maka 
1). Apabila nilai P-value ≥ (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan 
thit £ t(tabel 5%); hal ini berarti terima H0 yang menyatakan bahwa garis regresi 
penduga (Ŷ) linier sederhana melalui titik acuan (0,0) 
2). Apabila nilai P-value < (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan 
thit > t(tabel 5%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi 
penduga (Ŷ) linier sederhana melalui tidak melalui titik acuan (0,0). 
Untuk b1, maka 
1). Apabila nilai P-value ≥ (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan 
thit £ t(tabel 5%); hal ini berarti terima H0 yang menyatakan bahwa garis regresi 
penduga (Ŷ) linier sederhana sejajar dengan sumbu X pada nilai b0. 
2). Apabila nilai P-value < (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan 
thit > t(tabel 5%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi 
penduga (Ŷ) linier sederhana melalui tidak sejajar dengan sumbu X dengan 
slop sama dengan b2. 
Sebagai contoh dari hasil analisis tersebut di atas didapatkan nilai P-value untuk 
b0 = 0.00433. Ini berarti tolak H0 karena P-value < 0,05, yang berarti bahwa 
garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X; tidak melalui titik acuan (0,0). 
Demikian juga didapatkan nilai P-value untuk b1 = 0.00002. Ini berarti tolak H0 karena P-value 
< 0,05, yang berarti bahwa garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 
0,16893 X; adalah garis regresi penduga tidak sejajar dengan sumbu X, arinya 
mempunyai slop atau kemiringan = 0,16893 dan sangat nyata. 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Lower dan Upper adalah sama dengan perkiraan nilai interval b0 dan b1 atau pendugaan 
nilai β0 dan β1 dengan rumus: p {bi - tα/2 sbi £ βi £ bi - tα/2 sbi} = 1- α . 
Nilai 95% atau 99% = 1- α tergantung pada nilai α yang dipakai 5% atau 1%. 
Perkiraan nilai β0 berkisar antara - 1,558029 sampai dengan - 0,35750 untuk 
nilai α = 5%; dan antara - 1,79474 sampai dengan - 0,12079 untuk α = 1%; 
Perkiraan nilai β1 berkisar antara 0,119176 sampai dengan 0,21868 untuk α = 5%; 
dan antara 0,09956 sampai dengan 0,23830 untuk α = 1%; 
Perhatikan nilai Lower dan Upper, apabila nilai Lower dan Upper bersifat definit positif 
atau definit negarif artinya baik Lower maupun Upper mempunyai tanda bilangan 
yang positif atau negarif ( + , - ) berarti dalam uji t-hitung bi menunjukkan 
signifikansi yang nyata pada taraf α = 5% atau 1%. 
Sebaliknya, apabila nilai Lower bertanda negarif dan Upper bertanda positif 
berarti dalam uji t-hitung bi menunjukkan signifikansi yang tidak nyata pada taraf 
nilai α = 5% atau 1%. 
41 
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

More Related Content

What's hot

Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
Az'End Love
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
Kana Outlier
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
Henry Guns
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
Reza Mahendra
 

What's hot (20)

BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Soal dan Pembahasan Materi Hipotesis Matakuliah Probabilitas dan Statistik
Soal dan Pembahasan Materi Hipotesis Matakuliah Probabilitas dan StatistikSoal dan Pembahasan Materi Hipotesis Matakuliah Probabilitas dan Statistik
Soal dan Pembahasan Materi Hipotesis Matakuliah Probabilitas dan Statistik
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Tugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linierTugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linier
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
 

Viewers also liked

Ppb pendidikan desain eksperimen
Ppb pendidikan desain eksperimenPpb pendidikan desain eksperimen
Ppb pendidikan desain eksperimen
Irwin Septian
 

Viewers also liked (11)

Quasi Experimental Design
Quasi Experimental DesignQuasi Experimental Design
Quasi Experimental Design
 
Kuasi eksperimen
Kuasi eksperimenKuasi eksperimen
Kuasi eksperimen
 
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
 
Pelatihan singkat olah data dengan software spss
Pelatihan singkat olah data dengan software spssPelatihan singkat olah data dengan software spss
Pelatihan singkat olah data dengan software spss
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitian
 
Introduction to SPSS 22 - step by steps
Introduction to SPSS 22 - step by stepsIntroduction to SPSS 22 - step by steps
Introduction to SPSS 22 - step by steps
 
Ekonometrika 1
Ekonometrika 1Ekonometrika 1
Ekonometrika 1
 
Ppb pendidikan desain eksperimen
Ppb pendidikan desain eksperimenPpb pendidikan desain eksperimen
Ppb pendidikan desain eksperimen
 

Similar to Analisis regresi.

Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
Dian Arisona
 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DepriZon1
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
fitriunissula
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
Githa Niez
 

Similar to Analisis regresi. (20)

analisis regresi linier sederhana
analisis regresi linier sederhanaanalisis regresi linier sederhana
analisis regresi linier sederhana
 
Analisis regresi linier sederhana
Analisis regresi linier sederhanaAnalisis regresi linier sederhana
Analisis regresi linier sederhana
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptxKel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
 
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptxAS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Regresi Linier Sederhana
Regresi Linier SederhanaRegresi Linier Sederhana
Regresi Linier Sederhana
 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Regresi Sederhana.pptx
Regresi Sederhana.pptxRegresi Sederhana.pptx
Regresi Sederhana.pptx
 
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_201506bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
 
Metode Kuantitatif
Metode KuantitatifMetode Kuantitatif
Metode Kuantitatif
 
analisis regresi korelasi
analisis regresi korelasianalisis regresi korelasi
analisis regresi korelasi
 
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
Aminullah assagaf model logistic 19 feb 2021
 
Analisis Regresi
Analisis RegresiAnalisis Regresi
Analisis Regresi
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 

More from Novy Yuliyanti

Presentasi prose and poetry 2
Presentasi prose and poetry 2Presentasi prose and poetry 2
Presentasi prose and poetry 2
Novy Yuliyanti
 
Presentasi prose and poetry 1
Presentasi prose and poetry 1Presentasi prose and poetry 1
Presentasi prose and poetry 1
Novy Yuliyanti
 
paper of English Learning Strategy
paper of English Learning Strategypaper of English Learning Strategy
paper of English Learning Strategy
Novy Yuliyanti
 
socio affective strategy
socio affective strategysocio affective strategy
socio affective strategy
Novy Yuliyanti
 
English Syntax Material.
English Syntax Material.English Syntax Material.
English Syntax Material.
Novy Yuliyanti
 
cross cultural understanding.
cross cultural understanding.cross cultural understanding.
cross cultural understanding.
Novy Yuliyanti
 
Pengelolaan pendidikan.
Pengelolaan pendidikan.Pengelolaan pendidikan.
Pengelolaan pendidikan.
Novy Yuliyanti
 
Analisis beda uji t uji f.
Analisis beda uji t uji f.Analisis beda uji t uji f.
Analisis beda uji t uji f.
Novy Yuliyanti
 
Meeting one phonetic_symbols3
Meeting one phonetic_symbols3Meeting one phonetic_symbols3
Meeting one phonetic_symbols3
Novy Yuliyanti
 

More from Novy Yuliyanti (15)

Poetry analyses
Poetry analysesPoetry analyses
Poetry analyses
 
Presentasi prose and poetry 2
Presentasi prose and poetry 2Presentasi prose and poetry 2
Presentasi prose and poetry 2
 
Presentasi prose and poetry 1
Presentasi prose and poetry 1Presentasi prose and poetry 1
Presentasi prose and poetry 1
 
makalah PPKN
makalah PPKNmakalah PPKN
makalah PPKN
 
paper of English Learning Strategy
paper of English Learning Strategypaper of English Learning Strategy
paper of English Learning Strategy
 
Report of Discussion
Report of DiscussionReport of Discussion
Report of Discussion
 
socio affective strategy
socio affective strategysocio affective strategy
socio affective strategy
 
English Syntax Material.
English Syntax Material.English Syntax Material.
English Syntax Material.
 
cross cultural understanding.
cross cultural understanding.cross cultural understanding.
cross cultural understanding.
 
Ppt learning on elt.
Ppt learning on elt.Ppt learning on elt.
Ppt learning on elt.
 
Pengelolaan pendidikan.
Pengelolaan pendidikan.Pengelolaan pendidikan.
Pengelolaan pendidikan.
 
Analisis beda uji t uji f.
Analisis beda uji t uji f.Analisis beda uji t uji f.
Analisis beda uji t uji f.
 
Meeting one phonetic_symbols3
Meeting one phonetic_symbols3Meeting one phonetic_symbols3
Meeting one phonetic_symbols3
 
Pronunciation..
Pronunciation..Pronunciation..
Pronunciation..
 
Iad presentation
Iad presentationIad presentation
Iad presentation
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Analisis regresi.

  • 1. BAB II. REGRESI LINIER SEDERHANA 2.1 Pendahuluan Gejala-gejala alam dan akibat atau faktor yang ditimbulkannya dapat diukur atau dinyatakan dengan dua kategori yaitu fakta atau data yang bersifat kuantitatif dan fakta atau data yang bersifat kualitatif. Dalam pembicaraan ini akan diuraikan masalah regresi dan korelasi, sebagai pengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam pembicaraan regresi dan korelasi data yang dianalisis harus bersifat kuantitatif atau terukur atau terhitung atau dapat dikuantitatifkan; jadi sekurang-kurangnya data dengan skala interval. Data kuantitatif dapat dibedakan atas dua macam yaitu: Data atau pernyataan yang bersifat bebas adalah pernyataan yang ditentukan dengan mana suka atau bebas pilih. Pernyataan ini sering disebut dengan variabel bebas atau variabel bebas atau variabel atau prediktor atau independent variable. Data atau pernyataan yang tergantung atau terikat pada variabel bebas disebut dengan variabel tak bebas atau variabel tergantung atau variabel tak bebas atau variabel endogen atau kreterium atau dependent variable. Apakah perlunya mempelajari regresi dan korelasi ?. Tujuan mempelajari regresi dan korelasi adalah untuk menemukan atau mencari hubungan antarvariabel, sebagai dasar untuk dapat dipakai melakukan penaksiran atau peramalan atau estimasi dari hubungan antarvariabel tersebut. 2.2 Pengertian Regresi dan Korelasi Telah dinyatakan dimuka bahwa regresi atau korelasi adalah metode yang dipakai untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Kedua metode regresi maupun korelasi sama-sama dipakai untuk mengukur derajat hubungan antarvariabel yang bersifat korelasional atau bersifat keterpautan atau ketergantungan. Penggunaan regresi adalah sebagai pengukur bentuk hubungan, dan korelasi adalah sebagai pengukur keeratan hubungan antarvariabel. Kedua cara pengukur hubungan tersebut mempunyai cara perhitungan dan syarat penggunaannya masing-masing. Penjelasan mengenai perbedaan antara regresi dan korelasi dalam pemakaiannya atau penerapannya terletak pada: 1. Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya. Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(X). Bentuk regresi tergantung pada fungsi yang menunjangnya atau tergantung pada persamaannya. 2. Korelasi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan derajat keeratan atau tingkat hubungan antarvariabel-variabel. Mengukur derajat hubungan dengan metode korelasi yaitu dengan koefisien korelasi r. Dalam hal ini, dengan tegas dinyatakan bahwa dalam analisis korelasi tidak mempersoalkan apakah variabel yang satu tergantung pada variabel yang lain atau sebaliknya. Jadi metode korelasi dapat dipakai untuk mengukur derajat hubungn antarvariabel bebas dengan variabel bebas yang lainnya atau antar fua variabel. 7 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 2. Perlu ditekankan bahwa penggunaan metode korelasi untuk mengukur hubungan antarvariabel yang satu dengan variabel yang lain, hendaknya anrata variabel itu diharapkan mempunyai kaitan atau relevansi. Jangan sekali-sekali menghubungkan atau mengkorelasikan variabel-variabel yang sangat jauh atau mustahil atau relevansinya sangat kecil. Beberapa contoh penggunaan korelasi dan regresi seperti di bawah ini. 1). Banyaknya anakan dengan produksi padi. 2). Kepadatan penduduk dengan upah buruh harian. 3). Berat induk sapi dengan berat anak yang baru dilahirkan. 4). Nilai yang diperoleh pada mata ajaran statistika dengan matematika. 5). Umur dengan berat badan anak balita. 6). Kadar air pada biji dan volume biji. 7). Luas daun dengan panjang akar. 8). Besar buah dengan besar biji. 9). Biaya advertensi dengan jumlah penjualan. 10). Fluktuasi temperatur dengan jumlah anak-anak yang sakit pilek. Selain contoh di atas, masih banyak lagi contoh yang lain yang serupa. Dari contoh-contoh di atas dapat dilakukan pendekatan yang sesuai seperti: analisis regresi dapat dipakai pada contoh-contoh nomer: 1; 2; 3; 5; dan 9. Sedangkan, analisis korelasi dapat dipakai pada semua contoh di atas. 2.3 Macam-macam Regresi Telah disebutkan di muka bahwa regresi adalah bentuk hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y, yang dinyatakan dalam bentuk fungsi matematis Y = f(X). Sehingga persamaan regresi atau bentuk fungsi, sesuai dengan variabel bebas X yang menyusunnya. Dengan demikian bentuk fungsi atau regresi dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu: 2.3.1 Regresi linier. Regresi linier ialah bentuk hubungan di mana variabel bebas X maupun variabel tergantung Y sebagai faktor yang berpangkat satu. Regresi linier ini dibedakan menjadi: 1). Regresi linier sederhana dengan bentuk fungsi: Y = a + bX + e, 2). Regresi linier berganda dengan bentuk fungsi: Y = b0 + b1X1 + . . . + bpXp + e Dari kedua fungsi di atas 1) dan 2); masing-masing berbentuk garis lurus (linier sederhana) dan bidang datar (linier berganda). 2.3.2 Regresi non linier. Regresi non linier ialah bentuk hubungan atau fungsi di mana variabel bebas X dan atau variabel tak bebas Y dapat berfungsi sebagai faktor atau variabel dengan pangkat tertentu. Selain itu, variabel bebas X dan atau variabel tak bebas Y dapat berfungsi sebagai penyebut (fungsi pecahan), maupun variabel X dan atau variabel Y dapat berfungsi sebagai pangkat fungsi eksponen = fungsi perpangkatan. 8 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 3. Regresi non linier dapat dibedakan menjadi: 1). Regresi polinomial ialah regresi dengan sebuah variabel bebas sebagai faktor dengan pangkat terurut. Bentuk-bentuk fungsinya adalah sebagai berikut. Y = a + bX + cX2 (fungsi kuadratik). Y = a + bX + cX2 + bX3 (fungsi kubik) Y = a + bX + cX2 + dX3 + eX4 (fungsi kuartik), Y = a + bX + cX2 + dX3 + eX4 + fX5 (fungsi kuinik), dan seterusnya. Selain bentuk fungsi di atas, ada suatu bentuk lain dari fungsi kuadratik, yaitu dengan persamaan: Y = a + bX + cÖX. bentuk ini dapat ditulis menjadi: Y = a + bX + cX(1/2), Sehingga, modifikasi dari fungsi kubik adalah: 9 Y = a + bX + cX(1/2) + dX(3/2) , atau Y = a + bÖX + cX + dÖX3. Dari contoh-contoh tersebut di atas perhatikan pangkat dari variabel bebas X. 2). Regresi hiperbola (fungsi resiprokal). Pada regresi hiperbola, di mana variabel bebas X atau variabel tak bebas Y, dapat berfungsi sebagai penyebut sehingga regresi ini disebut regresi dengan fungsi pecahan atau fungsi resiprok. Regresi ini mempunyai bentuk fungsi seperti: 1/Y = a + bX atau Y = a + b/X. Selain itu, ada bentuk campuran seperti: 1/Y = a + bX + cX2, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk lainnya. 3). Regresi fungsi perpangkatan atau geometrik. Pada regresi ini mempunyai bentuk fungsi yang berbeda dengan fungsi polinomial maupun fungsi eksponensial. Regresi ini mempunyai bentuk fungsi: Y = a + bX. 4). Regresi eksponensial. Regresi eksponensial ialah regresi di mana variabel bebas X berfungsi sebagai pangkat atau eksponen. Bentuk fungsi regresi ini dalah: Y = a ebX atau Y = a 10bX . Modifikasi dari bentuk di atas adalah: 1/Y = a + becX, ini disebut kurva logistik atau "tipe umum dari model pertumbuhan". Modifikasinya juga seperti : Y = e(a + b/X), disebut dengan transformasi logaritmik resiprokal, yang umum disebut dengan model Gompertz. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 4. 5). Regresi logaritmik. Bentuk fungsi dari regresi adalah: di mana variabel bebas Y berfungsi sebagai pangkat (eksponen) dan variabel bebas X mempunyai bentuk perpangkatan. Model regresi ini adalah: eY = a + bX atau dapat di tulis menjadi: Y = ln a + b ln X (merupakan trasformasi lilier) 6). Regresi fungsi geometri. Bentuk dari fungsi ini adalah berupa bentuk regresi linier berganda di mana dalam fungsi ini terdapat fungsi trigonometri. Bentuk yang paling sederhana dari fungsi ini adalah: 10 Y = a + b sin dX + c cos dX. Bentuk fungsi ini disebut kurva Faurier. Selain itu, ada lagi bentuk-bentuk yang lebih kompleks seperti: Y = a + b sin X + c cos X + d sin2 X + e cos2 X +…; dan seterusnya. 2.4 K o r e l a s i Pembicaraan mengenai keeratan hubungan atau korelasi yang diukur dengan tingkat atau derajat keeratan hubungan. Tingkat atau derajat keeratan hubungan dapat diukur dengan memakai, koefisien korelasi dengan simbul r untuk bubungan linier sederhana dan indeks korelasi dengan simbul R untuk hubungan bukan linier sederhana. Koefisien korelasi r dipakai hanya untuk menyatakan keeratan hubungan yang bersifat linier sederhana, sedangkan indeks korelasi R untuk menyatakan keeratan hubungan dari bentuk-bentuk linier berganda dan bentuk non linier. Indeks korelasi R sering disebut juga koefisien korelasi berganda. Selain koefisien korelasi sederhana r, dan indeks korelasi R, terdapat juga modifikasi atau fraksi dari R, yang disebut dengan koefisien korelasi parsiil, korelasi rank, korelasi serial, dan korelasi biserial, korelasi kotingensi, dan korelasi kanonikal. Apabila r dan R, jika dikuadratkan akan memberikan suatu nilai tertentu yaitu r2 atau R2 yang kadang-kadang nilai r2 atau R2 keduanya diberi simbul yang sama yaitu R2 atau D. Kedua nilai D atau R2 disebut koefisien determinasi atau koefisien penentu atau indeks penentu. Selanjutnya, mengenai korelasi dan modifikasinya akan dibicarakan tersendiri setelah pembicaraan regresi. Perlu ditekankan lebih luas bahwa hubungan dapat dibuat regresinya, demikian pula, tidak semua variabel atau gejala-gejala alam dapat dicari korelasinya. Oleh karena itu, agar lebih berhati-hati dalam menggunakan alat statistika ini di dalam penarikan kesimpulan, lebih-lebih membuat suatu keputusan yang lebih jauh. Akan tetapi, yang jelas bahwa kedua alat ukur tersebut di atas dapat memberikan sumbangan atau pandangan yang lebih jauh terhadap masalah yang dihadapi, karena terutama analisis regresi mempunyai daya ramal atau daya taksir yang menyakinkan apabila diuji dengan taraf nyata yang peka atau jitu. Dan inilah yang merupakan tujuan pembicaraan yang pokok pada analisis regresi dan korelasi selanjutnya. 2.5 Regresi Linier Sederhana Telah dijelaskan di muka bahwa regresi adalah membicarakan bentuk hubungan atau fungsi antara dua variabel atau lebih. Perlu ditekankan bahwa dalam bentuk hubungan tersebut terdapat sebuah variabel tak bebas Y, dengan sekurang-kurangnya sebuah variabel bebas X. Untuk mendapatkan bentuk hubungan yang sesuai antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y maka kedua variabel tersebut harus dinyatakan dalam nilai yang terukur atau kuantitatif sekurang-kurangnya dengan skala interval. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 5. Dari variabel-variabel yang akan dicari bentuk hubungannya terlebih dahulu hendaknya dijelaskan mana yang sebagai variabel bebas X dan mana yang sebagai variabel tak bebas Y. Dalam hal-hal tertentu, penentuan variabel bebas X dan variabel tak bebas Y sangat mudah, tetapi kadang-kadang hal tersebut sangat sulit ditelusuri antara yang mana variabel bebas X maupun yang mana variabel tak bebas Y. Apabila hubungan antara dua variabel atau lebih bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, maka variabel yang sebagai sebab merupakan variabel bebas atau variabel X dan akibat yang ditimbulkannya menjadi variabel tak bebas atau variabel Y. Setelah jelas mana variabel X dan variabel Y, maka selanjutnya perlu menentukan pola hubungan atau bentuk hubungan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsionalnya. Sehingga segala analisis statistika yang berkaitan dengan hal tersebut dinamakan dengan analisis regresi. Apakah beda antara analisis regresi dengan analisis-analisis yang lain ? Sebagai contoh apa perbedaan antara analisis regresi dengan analisis keragaman atau analisis varians, perbedaan tersebut terletak pada yaitu: dalam analisis keragaman tidak mencari bentuk hubungan antara variabel-variabel seperti pada analisis regresi, melainkan mencari perbedaan pengaruh perlakuan atau objek, yaitu perbedaan antara variabel bebas X atau variabel yang dipelajari; dengan mengukur respon dari perlakuan atau variabel X yang dinyatakan dengan variabel tak bebas Y yang sering disebut hasil atau akibat perlakuan. Tujuan utama dari analisis regresi adalah untuk memberikan dasar-dasar peramalan atau pendugaan dalam analisis peragam atau analisis kovarian. Analisis regresi sebagai alat untuk melakukan peramalan atau prediksi atau estimasi atau pendugaan yang sangat berguna bagi para pembuat keputusan. Biasanya variabel tak bebas Y adalah variabel yang diramalkan dan variabel bebas X yang telah ditetapkan sebagai peramal yang disebut prediktor. Untuk membuat ramalan antara variabel X dengan variabel Y, maka variabel X dan variabel Y tersebut harus mempunyai hubungan yang kuat. Kuat tidaknya hubungan antara variabel bebas X dan variabel tak bebas Y didasarkan pada analisis korelasi. Jadi antara analisis korelasi dan analisis regresi mempunyai kaitan yang sangat erat (akan dibicarakan di belakang). 2.5.1 Persamaan regresi linier sederhana Bentuk hubungan yang paling sederhana antara variabel X dengan variabel Y adalah berbentuk garis lurus atau berbentuk hubungan linier yang disebut dengan regresi linier sederhana atau sering disebut regresi linier saja dengan persamaan matematikanya adalah sebagai berikut: 11 [2.1]. Y = A + BX Apabila A dan B mengambil nilai seperti: A = 0 dan B = 1,persamaan [2.1] akan menjadi: [2.2]. Y = X Persamaan [2.2] adalah suatu bentuk persamaan yang paling sederhana dari regresi linier sederhana. Dari persamaan [2.1] A dan B disebut konstanta atau koefisien regresi linier sederhana atau parameter garis regresi linier sederhana. A disebut intercept coefficient atau intersep yaitu jarak titik asal atau titik acuan dengan titik potong garis regresi dengan sumbu Y; dan B disebut slope coefficient atau slup yang menyatakan atau menunjukkan kemiringan atau kecondongan garis regresi terhadap sumbu X. Dari persamaan garis regresi [2.1] di atas, dalam hubungan tersebut terdapat satu variabel bebas X dan satu variabel tak bebas Y. Sebagai ilustrasi hubungan antara variabel bebas X dan variabel tak bebas Y diberikan contoh dari persamaan [2.1] yaitu pengaruh tingkat pendapatan dengan konsumsi makanan bagi petani pedesaan, seperti pada Tabel 2.1 berikut ini. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 6. Tabel 2.1. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Konsumsi B 12 Makanan Bagi Petani No. Pendapatan Konsumsi 1 125 75 2 150 100 3 175 125 4 200 135 5 225 150 Dari gambar contoh di bawah menunjukkan semakin tinggi pendapatan sampai Rp 225.000 maka komsumsi makanan semakin meningkat. Sehingga dari pasangan-pasangan nilai X,Y tersebut dapat dicari bentuk hubungan atau garis regresi antara variabel bebas Y atas variabel tak bebas X yang dtulis dengan Y/X. Dari Tabel 2.1 di atas dapat dibuat garis regresi liniernya seperti Gambar 2.1 berikut: 175 150 125 100 75 50 25 0 A 100 125 150 175 200 225 250 Pendapatan (X) Konsumsi (Y) Gambar 2.1. Model Linier Garis Regresi 2.5.2 Garis regresi linier sederhana Sekarang bagaimana caranya membuat persamaan garis regresi linier sederhana seperti Gambar 2.1 di atas, yang mempunyai bentuk persamaan matematis: Y = A + BX seperti pada persamaan [2.1]. Penentuan garis regresi antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y, sering disebut regresi Y atas X ditulis dengan Y/x, yang mempunyai pengertian bahwa: setiap variabel bebas X akan memberikan atau menghasilkan suatu nilai variabel tak bebas Y yang tertentu; sehingga antara variabel X dan variabel Y yang tertentu akan menjadi pasangan-pasangan tetap disebut dengan pasangan nilai X,Y. Setiap pasangan nilai X,Y merupakan hubungan sebab (X) dan akibat (Y). Sejumlah pasangan antara nilai X,Y inilah yang akan menentukan persamaan regresi yang dibuat sesuai dengan asumsi atau model yang digunakan. Bagaimana persamaan regresi akan ditentukan jika hasil pengamatan atau yang berupa pasangan-pasangan nilai pengamatan antara X,Y telah didapatkan. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 7. 2.5.3 Penetuan garis regresi linier sederhana Untuk menentukan garis regresi berdasarkan pasangan-pasangan nilai X,Y diberikan dua metode yang umum yaitu: 1). Metode tangan bebas. Metode tangan bebas merupakan suatu metode yang berdasarkan kira-kira dari diagram titik atau diagram pencar atau scatter diagram yang diperoleh dari hasil pengamatan antara variabel X dan variabel Y. Diagram pencar didapatkan dengan menggambar titik-titik pasangan pengamatan antara X dan Y atau X,Y pada suatu sistem salib sumbu atau sistem koordinat. Dengan memperhatikan letak titik-titik pasangan pada absis X dan ordinat Y, maka kumpulan titik-titik tersebut dapat memberi petunjuk untuk memperkirakan garis regresi yang akan dibuat. Metode ini hanya dapat dilakukan oleh seorang ahli dan berpengalaman seperti pada Gambar 2.2. 2). Pendekatan matematis dengan metode kuadrat terkecil atau least squares method atau sering disebut dengan metode ordinary list squares (OLS). Bahwa suatu garis regresi yang akan didapat dan akan mendekati titik-titik pasangan X,Y. Tentu saja atau pada umumnya tidak dapat ditarik atau digambarkan suatu garis regresi yang sederhana, yang dapat melalui semua titik-titik pasangan X,Y. Jika pencaran atau sebaran titik pasangan X,Y tersebut disekitar garis lurus, maka cukup beralasan untuk menduganya dengan persamaan regresi linier sederhana atau regresi garis lurus. Dilain pihak, jika sebaran titik-titik pasangan X,Y tersebut bukan linier, tetapi melengkung atau non linier yang paling menghampiri. Untuk hal tersebut dan menentukan analisis dan gambarnya dapat dilihat bentuk-bentuk hubungan pada buku-buku matematika. Bentuk mana yang paling sesuai atau paling dihampiri oleh titik-titik pasangan tersebut. Untuk pendekatan linier atau regresi linier sederhana, perhatikan diagram pencar berikut yang berasal dari Tabel 2.1 di muka antara tingkat pendapatan (X) dengan konsumsi (Y) diambil sebagaian saja seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Konsumsi 13 Makanan Bagi Petani No. Pendapatan Konsumsi 1 125 75 2 150 100 Sehingga garis regresi linier yang dapat dibuat dari Tabel 2.2 seperti pada Gambar 2.2 berikut. Garis regresi yang melalui dua buah titik pengamatan P dan Q, di mana kedudukan kedua titik tersebut adalah bebas atau sembarang pada garis regresi yang melewati. Maka dapat dibuat persamaannya dengan menggunakan dua buah titik. Dasar teori, melalui dua buah titik dapat dibuat sebuah garis lurus yaitu PQ yang akan dicari persamaannya. Perhatikan sudut β yang sisi-sisi siku-sikunya adalah ΔY = Y2 - Y1 dan ΔX = X2 - X1 sehingga tangen sudut β = ΔY/ΔX, maka persamaan garis PQ menjadi: Y = A + β X. Dari persamaan tersebut dengan penyelesaian matematika sehingga akan didapatkan bentuk persamaan liniernya seperti persamaan [2.1]. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 8. ΔX = X2 - X1 β P Q X1 X2 14 125 100 75 50 25 0 Y1 Δ Y = Y2-Y1 Y2 A 120 140 160 Pendapatan Konsunsi Gambar 2.2. Perhitungan β = ΔY/ΔX Secara Sederhana 2.6 Pendekatan Matematis Regresi Linier Sederhana Adalah tidak mungkin untuk memperkirakan bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa diawali dengan membuat asumsi terlebih dahulu. Dalam beberapa hal dimungkinkan untuk mengecek atau menguji asumsi atau hipotesis setelah bentuk hubungan itu diperkirakan. Suatu bentuk hubungan atau fungsi linier atau regresi linier di samping mudah interprestasinya, juga dapat dipergunakan sebagai pendekatan bentuk hubungan yang bukan linier (non linier) menjadi bentuk linier. Fungsi linier sama dengan persamaan linier atau model linier atau regresi linier yang mempunyai bentuk hubungan atau bentuk fungsi: Y = A + BX. Seperti pada persamaan [2.1] A dan B adalah konstanta, yaitu parameter yang digunakan. A ialah: jarak titik acuan (0, 0) dengan perpotongan antara sumbu tegak Y dengan garis linier atau besarnya nilai variabel Y, apabila nilai X = 0. A sering disebut intersep atau intercept coefficient dan B ialah: koefisien arah adalah koefisien garis regresi yang sama dengan tangen arah yang menunjukkan besarnya pengaruh perubahan X terhadap perubah Y yaitu apabila variabel X naik atau turun atau berubah satu unit satuan X, maka variabel Y bertambah atau menurun atau berubah sebanyak B kali. B sering disebut kemiringan atau kecondongan garis regresi atau slope atau slope coefficient adalah tangen sudut yang dibuat oleh garis regresi dengan sumbu X. Perhatika Gambar 2.3 di bawah ini, yang menunjukkan garis-garis regresi linier dari beberapa pengamatan. Oleh karena dalam pembicaraan ini hendak berusaha mencari cara untuk menentukan persamaan garis regresi linier sederhana yang baik atau yang terbaik. Untuk itu haruslah terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan garis regresi yang baik. Suatu pertanyaan yang berhubungan dengan hal tersebut di atas adalah: "Kapankah suatu garis regresi dapat dikatakan sebagai garis regresi yang baik?". Dengan demikian kembali ke Gambar 2.3 di atas yang manakah dari ketiga garis tersebut termasuk garis regresi yang terbaik, yang dipakai untuk menghampiri titik-titik P, Q dan R. Apabila ada garis tertentu selain ketiga garis YPQ, YPR, dan YQR yang merupakan garis regresi terbaik sebagai penghampir titik-titik pasangan pengamatan Xi,Yi sebagai garis regresi tersebut. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 9. 15 150 125 100 75 50 25 0 P Q R Ŷ = α + β X 120 140 160 Pendapatan Konsunsi Gambar 2.3. Penggambaran Regresi Penduga Ŷ = α + β X Sebuah garis dikatakan sebagai garis regresi terbaik yang disebut dengan garis regresi penduga diberi simbul dengan: Ŷ (dibaca Y topi atau Y cup atau Y penduga). Sehingga garis regresi linier sederhana dengan persamaan penduga menjadi : [2.3a]. Ŷ = α + β X atau ditulis dengan [2.3b]. Ŷ = β0 + β1 X atau untuk populasi [2.3c]. Ŷ = β1 + β2 X [2.4a]. Ŷ = a + b X atau ditulis dengan [2.4b]. Ŷ = b0 + b1 X atau untuk sampel [2.4c]. Ŷ = b1 + b2 X Suatu hal yang harus dipahami bahwa dalam pendugaan garis regresi, besarnya nilai variabel tak bebas Y, tidak hanya tergantung pada variabel bebas X saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut secara keseluruhan dinamakan kesalahan pengganggu (disturbance error) yang diberi simbul dengan e. Kadang-kadang nilai e diartikan faktor-faktor tertentu yang belum diketahui penyebabnya atau faktor-faktor yang belum dijelaskan. Faktor-faktor tersebut yang dapat terdiri atas: salah hitung, salah catat, salah ukur, alat kurang sempurna, dan nilai-nilai kebetulan, serta banyak lagi nilai-nilai yang lainnya. Kesalahan pengganggu e tersebut menyebabkan ramalan menjadi kurang tepat terhadap garis regresi penduga seperti: [2.5]. Ŷ = A + BX untuk populasi Jadi kesalahan e tersebut dapat mengakibatkan adanya resiko. Oleh karena itu, resiko tersebut hendaknya dibuat sekecil-kecilnya atau minimal. Untuk melakukan dugaan atau membuat keputusan selalu ada resiko walaupun betapa kecilnya. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 10. Karena dalam suatu pendugaan nilai A dan B tidak dapat dihitung (belum diketahui nilainya), biasanya ditaksir dengan nilai a dan b atau dengan nilai b0 dan b1; sehingga garis regresi linier penduga mempunyai bentuk persamaan: [2.6]. Ŷ = b0 + b1 X untuk sampel Jadi a dan b atau b0 dan b1 sebagai penaksir A dan B. Hubungan antara nilai kesalahan e, dengan nilai penduga Ŷ dan dengan nilai pengamatan Yi dapat ditulis: [2.7a]. Ŷ = b0 + b1 X dan Yi = Ŷ + e atau [2.7b]. e = Yi - Ŷ Untuk sejumlah n pasangan pengamatan, maka penulisannya menjadi seperti: 16 [2.8]. ei = Yi - (b0 + b1 X) Nilai e sebagai penduga nilai kesalahan E adalah kesalahan penggangu populasi dan e adalah kesalahan penganggu sampel. Nilai e dapat berharga positif bila nilai pengamatan Yi berada di atas garis penduga Ŷ; dapat berharga negatif bila nilai pengamatan Yi berada di bawah garis penduga Ŷ; dan dapat pula berharga nol bila nilai pengamatan Yi berada tepat pada garis penduga Ŷ. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 dengan menggambar scatter diagram dengan Ŷ, Yi, dan ei. 150 125 100 75 50 25 0 e2 (-) 120 130 140 150 160 Pendapatan Konsumsi Gambar 2.3. Nilai Penduga Ŷ, Nilai Pengamatan Yi, dan Nilai Kesalahan Penganggu ei Y2 Ŷ e1 (+ (+) e3 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 11. 2.7 Pendekatan Garis Penduga Terbaik Ada beberapa cara pendekatan matematika untuk mendapatkan garis regresi penduga yang terbaik seperti: 1. Garis penduga menjadi garis regresi terbaik apabila jumlah semua kesalahan adalah minimal ditulis dengan: Σei = minimal atau Σ( Yi - Ŷ) = minimal. Sesuai dengan teori aljabar maka akibatnya Σei sama dengan nol (minimal), sebab nilai negatif mengkompen nilai positif, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. 2. Garis penduga merupakan garis regresi yang terbaik, apabila jumlah harga mutlak dari nilai kesalahan atau Σ│e│ adalah minimal. Cara ini lebih baik dari cara pertama sebab tidak ada saling kompensasi antara nilai ei yang negatif dengan positif. 3. Garis penduga merupakan garis regresi yang terbaik, apabila jumlah pangkat dua (kuadrat) nilai kesalahan-kesalahan (ei) adalah minimal atau ditulis dengan rumus: Σe2 17 i = 0. Cara pendekatan terakhir disebut dengan Metode Kuadrat Terkecil atau dengan Least Squares Methods. Sampai sekarang metode kuadrat terkecil ini adalah suatu metode yang paling ampuh pada perhitungan untuk menduga suatu garis regresi yang terbaik dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya. Mengapa metode kuadrat terkecil, disebut metode yang terbaik bagi penduga garis regresi linier sederhana?. Di antaranya terdapat suatu teorema dari Gauss–Markov yang berbunyi sebagai berikut: Di antara penaksir-penaksir linier tak bias bagi parameter-parameter A dan B, di mana Y = A + BX + E, penaksir pangkat dua terkecil (metode kuadrat terkecil) yang mempunyai ragam paling kecil. 2.7.2. Metode kuadrat terkecil (OLS = ordinary least squares) Selain, hal-hal tersebut di atas, metode kuadrat terkecil mempunyai beberapa kelebihan daripada metode-metode lain, diantaranya: 1). Dengan memakai nilai kuadrat, maka semua nilaidari kesalahan atau simpangan ei akan berubah menjadi positif. 2). Dengan mengkuadratkan nilai kesalahan ei yang kecil (pecahan) maka akan diperkecil mendekati nol, dan bila nilai ini diminiumkan; sehingga garis regresi penduga yang dihasilkan akan mendekati ketepatannya, bila digunakan sebagai garis penduga. 3). Perhitungan matematis dari metode kuadrat terkecil cukup sederhana. 4). Selain teori kuadrat terkecil, ada suatu teori Maximum Like Lihood Estimation yang kedua-duanya membuktikan bahwa meminimalkan kesalahan ei merupakan estimasi atau penaksiran yang terbaik. Suatu syarat penaksir garis atau garis penduga yang terbaik, di samping mempunyai nilai ragam galat atau ragam kesalahan atau ragam residu atau ragam sisa yang terkecil, tetapi harus memenuhi juga syarat-syarat yang lain yaitu: 1). Model regresi atau bentuk fungsi yang dipakai haruslah mendekati titik-titik pasangan X,Y; dan harus betul-betul tepat atau cocok; hal ini akan dibicarakan pada uji kecocokan garis regresi penduga. 2). Mempunyai derajad keeratan hubungan yang maksimum atau koefisien korelasi tertinggi, yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas X dan variabel tak bebas Y. Hal ini akan dibahas dalam penggunaan koefisien korelasi dalam uji garis regresi. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 12. Manipulasi matematis dari metode kuadrat terkecil akan menghasilkan koefisien a dan b. Perhatikan pertanyaan matematis dari persamaan [2.7b] yang ditulis kembali seperti: 2 minimal dapat dinyatakan dengan teori defrensial bahwa turunan 2 terhadap b0 dan terhadap b1 haruslah sama dengan nol atau dapat 18 [2.9]. ei = Yi - Ŷ Persamaan [2.9] di atas merupakan modifikasi dari persamaan-persamaan [2.7a], [2.7b], atau [2.8]. Pernyataan matematis di atas dapat dijabarkan menjadi: Ŷ= b0 + b1 X dan Y = Ŷ + e sehingga ei = Yi - Ŷ dapat ditulis: [2.10]. Yi = b0i + b1i Xi + ei Telah disebutkan di muka, bahwa garis regresi penduga terbaik, adalah garis regresi yang mempunyai nilai Σei 2 minimal. Secara matematis Σei pertama dari: Σei 2/ δbi = 0. ditulis: δΣei Untuk memudahkan cara penulisan selanjutnya Σei 2 disamakan dengan G, jadi G = Σei 2. Sehingga fungsi turunan Σe2 atau G terhadap setiap nilai b0, dan b1 adalah sebagai berikut: Dari teori minimum dan maksimum atau harga ekstrim dalam teori kalkulus (defrensial & integral) dapat dinyatakan bahwa suatu fungsi f(X1, X2, . . . , Xp) akan minimum jika, semua fungsi turunan pertama parsialnya (δY/δX) sama dengan nol; suatu syarat yang perlu dan khusus. Oleh karena itu, dengan mengandaikan syarat kedua minimalasasi itu telah terpenuhi, maka nilai G akan minimum jika semua fungsi turunan pertama parsiilnya, yaitu turunan pertama parsiil dari G terhadap masing-masing nilai b0 dan b1 sama dengan nol. Dengan mengambil fungsi turunan pertama parsiil G terhadap b0 dan b1 serta menyamakannya dengan nol, maka diperoleh dua persamaan seperti di bawah ini. Turunan Σe2 i atau G terhadap b0 menjadi: Dari persamaan [2.11] turunannya menjadi: δG/δb0 = 2 Σ(Yi - b0 - b1 Xi) (- 1) = 0 Turunan Σe2 i atau G terhadap b1 menjadi: Dari persamaan [2.12] turunannya menjadi: δG/δb1 = 2 Σ(Yi - b0 - b1 Xi (- Xi) = 0 Perhatikan faktor pengali yang berada dimuka tanda sama dengan (=). Apabila dari persamaan-persamaan [2.11] dan [2.12] diselesaikan dan diubah cara penyajiannya, maka diperoleh persamaan-persamaan seperti: [2.13]. ΣYi - Σb0 - b1 ΣXi = 0 [2.14]. ΣYi Xi - b0 ΣXi - b1 ΣXi 2 = 0 Persamaan-persamaan [2.13] dan [2.14] di atas disebut dengan persamaan normal. Persamaan (2.13) disebut dengan persamaan Normal 1. Persamaan (2.14) disebut dengan persamaan Normal 2. Perhatikan pengali dari setiap penaksir-penaksir yang berhubungan koefisien regresi seperti b0 dan b1 Apabila syarat-syarat dalam meminimalkan G dipenuhi, maka sistem persamaan normal dari [2.13] dan [2.14] dapat diselesaikan secara serentak untuk menentukan besarnya nilai b0 dan b1 sebagai penaksir pangkat dua terkecil atau Least Squares Method bagi parameter B0 dan B1. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 13. Biasanya, sistem persamaan normal [2.13], dan [2.14] dapat diselesaikan secara serentak untuk mendapatkan nilai b0 dan b1. Oleh karena jumlah sampel = n diketahui dan jumlah-jumlah yang terdapat dalam sistem persamaan normal itu dapat dihitung dari data sampel; dengan demikian koefisien regresi b0 dan b1 dalam analisis regresi linier sederhana yang mengandung sebuah variabel bebas X dan sebuah variabel tak bebas Y dapat ditaksir atau dihitung. 2.7.2 Perhitungan nilai koefisien regresi linier sederhana Jika diperhatikan kembali sistem persaman normal dari persamaan [2.13] dan [2.14] dapat dilihat keteraturan dari cara-cara penyelesaianya. Sehingga nilai b0 dan b1 dapat ditentukan dengan perhitungan seperti berikut. Dari persamaan [2.13] dapat ditentukan nilai b0 yaitu dengan membagi persamaan tersebut dengan jumlah pengamatan (n) sehingga didapatkan persamaan dengan penyelesaian sebagai berikut: [2.13]. ΣYi - Σb0 - b1 ΣXi = 0 (Persamaan Normal 1) 2 = 0 (Persamaan Normal 2) JHK XY atau dengan menggunakan notasi lain nilai b1 menjadi: 19 ΣYi /n - nb0 /n - b1 ΣXi/n = 0 atau Y - b0 - b1 X = 0 sehingga akhirnya menjadi: [2.15]. b0 = Y - b1 X Selanjutnya, dengan memasukkan persamaan [2.15] ke persamaan [2.14] di atas dapat ditentukan besarnya nilai b2. [2.16]. ΣYi Xi - b0 ΣXi - b1 ΣXi 2 = 0 atau dapat ditulis [2.16a]. ΣYi Xi - ( Y - b1 X ) ΣXi - b1 ΣXi 2 = 0 [2.16b]. ΣYi Xi - (ΣYi /n - b1 ΣXi/n) ΣXi - b1 ΣXi Sebelum penyelesaian persamaan [2.16b] dengan modifikasi X dan Y menjadi persamaan dengan huruf kecil dan perhatikan dengan teliti notasi perubah X dan Y yang ditulis dengan huruf kecil x dan y pada persamaan-persamaan berikut ini. Berikut ini diberikan hubungan antara X; Y dengan x; y: [2.17]. x1 = (X1 - 1 X ), x2 = (X2 - 2 X ), dan y = (Y -Y ) [2.18a]. Σy2 = ΣY2 - (ΣY)2/n disebut dengan JK Y [2.18b]. Σx2 = ΣX2 - (ΣX)2/n disebut dengan JK X [2.18c]. Σxy = ΣXY - ΣX ΣY/n disebut dengan JHK XY Dengan menggunakan persamaan [2.18a] sampai dengan persamaan [2.18c] maka perhitungan nilai b1 pada persamaan [2.16b] maka didapatkan nilai b1 menjadi: xy S S [2.19a]. b1 = x2 atau dengan menggunakan notasi lain nilai b1 menjadi: [2.19b]. b1 = JK X [2.19c]. b1 = å XY X Y n X - å X å - å å n 2 2 ( ) PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 14. Sehingga persamaan regresi penduga Ŷ dari suatu pengamatan atau untuk pengaruh variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y menjadi: 20 [2.20]. Ŷ = b0 + b1 X Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa garis regresi yang diperoleh tersebut merupakan garis regresi yang terbaik untuk menghampiri setiap titik-titik pengamatan X,Y. Unuk menjawab pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa garis regresi penduga Ŷ = b0 + b1 X nyata secara statistika, perlu dilakukan pengujian keberartiannya. 2.8. Pengujian Garis Regresi Linier Sederhana Pengujian garis regresi secara statistika dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1). Uji ragam regresi atau uji F regresi 2). Uji koefisien regresi dengan uji-t 3). Uji r garis regresi 2.8.1 Uji varians regresi atau uji F regresi atau uji ragam regresi Uji keragaman untuk menentukan garis regresi yang terbaik sering disebut dengan uji F garis regresi atau lebih terkenal dengan sidik ragam regresi. Dari Gambar 2.4 dapat diuraikan bahwa persamaan [2.20] di mana ei = Yi - b0 - bi Xi. Dan jika persamaan [2.15] b0 = Y - b1 X disubstitusikan ke dalam persamaan [2.20] Ŷ = b0 + b1 X sehingga didapatkan pesamaan: [2.21a]. ei = Yi - ( Y - b1 X ) - b1 Xi dengan membuka kurung maka [2.21b]. ei = (Yi - Y ) - b1 (Xi - X ) [2.21c]. ei = yi - b1 xi Dari persamaan [2.21c] yaitu pesamaan untuk nilai ei, sehingga dengan mengkuadrat jumlahkan nilai ei; selanjutnya didapatkan Sei 2 atau disebut dengan JK Galat Regresi dengan kode G; sehingga menjadi: 2 atau [2.22a] G = S ei [2.22b] G = Seiei. Ingat bahwa ei = yi - b1 xi. Persamaan [2.21c] sehingga [2.22c] G = Sei(yi - b1 xi) atau [2.22d] G = Seiyi - b1 SeI xi) [2.22e] G = Seiyi sebab SeIxi = 0 sehingga Selanjutnya dari persamaan diatas didapatkan: [2.23a] G = Syiei [2.23b] G = Syi (yi - b1 xi) sehingga dapat menjadi: [2.23c] G = Syiyi - b1 Syi xi Ingat : Syiyi = Syi 2 = JK Total = JK Y Syixi = JHK YiXi = JHK XY b1 Syi xi disebut dengan JK Regresi = JK Reg. Dari persamaan [2.23c] didapatkan bahwa JK Galat Regresi sama dengan JK Total dikurangi dengan JK Regresi, di mana JK Total atau JK Y sudah dapat dihitung dari data pengamatan. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 15. Perhatikan Gambar 2.4, dan nilai-nilai Y , Ŷ, Yi, dan ei di bawah ini. 21 150 125 100 75 50 25 0 ei 120 130 140 150 160 Pendapatan Konsumsi Gambar 2.4. Nilai-nilai Y , Ŷ, Yi, dan ei Sehingga, hubungan antara komponen-komponen pada analisis keragaman (JK Total, JK Regresi, dan JK Galat) seperti berikut: [2.24]. JK Galat = JK Total - JK Regresi. Untuk menyederhanakan penulisan dan pengertian di atas, maka selanjutnya JK Galat Regresi disingkat dengan JK Galat, JK Regresi dengn JK Reg (tanpa titik) dan JK Total dengan JK Tot atau JK Y (tanpa titik). Sehingga sesuai dengan persamaan [2.23c], maka JK Regresi mempunyai rumus: [2.25a] JK Regresi = b1 Syi xi atau dapat ditulis: [2.25b] JK Regresi = b1 JHK XY Persamaan [2.25a,b] berlaku umum untuk p variabel bebas X sehingga persamaannya menjadi: [2.26a] JK Regresi = b1 Syi x1 + b2 Syi x2 + . . . + bp Syi xp [2.26b] JK Regresi = (b1 JHK X1Y + b2 JHK X2Y + . . . + bp JHK XpY) Komponen penyusun Tabel Sidik Ragam Regresi adalah: 1). JK Regresi = b1JHK XY 2). JK Total = Jk Y = ΣY2 - (ΣY)2/n 3). JK Galat = JK Total - JK Regresi Selanjutnya dihitung nilai KT atau varians seperti: 1). KT Regresi = JK Regresi /(DB Regresi) 2). KT Galat = JK Galat/ (DB Galat) Berdasarkan pada asumsi sebaran normal untuk komponen pengganggu e, maka besarnya nilai F (F-hitung) adalah: [2.27] Fhit = KT Regresi KT Galat Y (Yi -Y) X * Ŷ = b0 + bi X i X (Ŷ – Y ) PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 16. Hasil perhitungan keragaman di atas dibuatkan Tabel Sidik Ragam Regresi seperti pada Tabel 2.3 berikut di bawah ini. Tabel 2.3. Bagan Sidik Ragam Regresi Sumber Keragaman b dan t-hitung b1 = 22 (SK) Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) Nilai F hitung (Fhit) F tabel 5% 1% Regresi p = 1 b1 Syi x1 atau (b1 JHK XY) JK Reg/p = KT Reg KT Galat KT Regresi Lihat tabel F Residual atau Galat n – p – 1 JK Galat JKGalat - - n p 1 = KT Galat 2 = JK Total = JK Y Total n – 1 Syi n = jumlah sampel (pasangan pengamatan) dan p jumlah variabel bebas X. F-hitung disimbulkan dengan Fhit ini diartikan bahwa dalam pengujian F akan dibuktikan suatu hipotesis nol atau H0: Fhit = 0 dan H1: Fhit > 0 Kemudian F-hitung dibandingkan dengan F tabel yang biasa ditulis dengan: Fhitung ≈ Ftabel (Di mana Ftabel = F(α, p,n-2) dan α = taraf nyata ) Kreteria pengujian nilai Fhit adalah: 1). Jika Fhit £ F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut bukan garis regresi yang terbaik untuk menghampiri pasangan pengamatan X,Y. Atau dapat dikatakan ini berarti bahwa terdapat hubungan bukan linier pada pasangan pengamatan X,Y tersebut. 2). Jika Fhit > F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan linier antara pengaruh X terhadap Y. Atau dapat dikatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut adalah garis regresi penduga yang terbaik untuk menghampiri pasangan pengamatan X,Y. 2.8.2 Uji keberartian koefisien regresi (bi) atau uji t Pengujian yang dilakukan dengan uji F seperti cara tersebut di atas, dapat memberikan petunjuk apakah setiap variabel X menunjukkan pengaruh atau hubungan yang nyata terhadap variabel tak bebas Y. Jika uji F atau uji ragam regresi menunjukkan bahwa Fhit > F(tabel 5%) barulah dilanjutkan dengan uji t dan sebaliknya. Modifikasi dari pengaruh variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y atu uji F, maka dapat dilakukan dengan uji t atau uji koefisien regresi apabila uji F signifikan. Secara umum uji t mempunyai rumus adalah: [2.28]. t-hitung W = W W S W nilai yang diuji, sehingga untuk pengujian koefisien regresi (bi), maka rumusnya menjadi: [2.29]. t-hitung b0 = 0 S b0 b 1 S b1 Di mana Sbi = salah baku bi PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 17. Dari persamaan [2.29] dalam menyederhakan penulisan salah baku koefisien regresi bi yang biasa ditulis dengan σBi (salah baku = standard error koefisien regresi Bi). Perhitungan nilai σBi didasarkan pada ragam galat regresi atau KT Galat Regresi. Karena besarnya nilai σ2 e (Ragam Galat Regresi) populasi tidak diketahui, maka dapat æ å KT Galat Re gresi X 2 ö KT Galat Re gresi 23 diduga dengan nilai S2 e atau KT Galat Regresi sampel yang mempunyai persamaan yaitu: [2.30]. S2 e = KT Galat Regresi = JK Galat Regresi /(n-p-1) Selanjutnya, dalam uji t nilai salah baku bi yang ditulis (Sbi) mempunyai persamaan seperti berikut: [2.31]. Sbi = var bi masing-masing untuk b0 dan b1 menjadi: Untuk pengujian b0 nilai salah baku menjadi: [2.32a]. Sb0 = 0 var b ö = ÷ ÷ø ç çè n JK X Untuk pengujian b1 nilai salah baku menjadi: [2.32b]. Sb1 = 1 var b æ = ÷ ÷ø ç çè JK X Seperti dalam uji F, penulisan t-hitung dapat ditulis dengan notasi thit (artinya uji t untuk pengujian hipotesis nol atau H0: bi = 0 dan H1: minimal satu dari bi ≠ 0). Kemudian t-hitung dibandingkan dengan t tabel yang biasa ditulis dengan: thitung ≈ ttabel (Di mana ttabel = t(α/2,n-2) dan α = taraf nyata ) Berdasarkan hasil uji t ternyata bahwa kreteria pengujian nilai thit adalah: 1). Jika thit £ t(tabel 5%, db galat). Hal ini dapat dikatakan bahwa terima H0. Untuk pengujian b0 yang berarti bahwa b0 melalui titik acuan (titik 0,0) yaitu nilai Y = 0 jika X = 0. Untuk b1, jika thit £ t(tabel 5%, db galat) maka garis regresi penduga Ŷ dikatakan sejajar dengan sumbu X pada nilai b0. 2). Jika thit > t(tabel 5%, db galat) Hal ini dikatakan bahwa tolak H0, yang berarti bahwa garis regresi penduga Ŷ tidak melalui titik acuan (X,Y = 0,0). Dengan kata lain, ini berarti bahwa koefisien arah b1 yang berangkutan dapat dipakai sebagai penduga dan peramalan yang dapat dipercaya. Pengujian yang dilakukan dengan cara tersebut di atas, dapat memberikan petunjuk apakah setiap variabel Xi memberikan pengaruh atau hubungan yang nyata terhadap variabel tak bebas Y. Perlu diingatkan bahwa dalam pengujian di atas (baik uji F maupun uji t), didasarkan metode kuadrat terkecil. Selanjutnya, nilai salah baku koefisien regresi Sbi yang diperoleh, selain untuk pengujian hipotesis juga dapat dipakai pada perkiraan nilai interval koefisien regresi populasi βi yang sering disebut dengan perkiraan nilai populasi beta (β). PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 18. Rumus dari perkiraan nilai βi adalah sebai berikut di bawah ini: [2.33a]. p {bi - tα/2 Sbi £ βi £ bi + tα/2 Sbi} = 1- α atau [2.33b]. p (bi ± tα/2 Sbi Sbi) = 1- α, dan untuk setiap b0 dan b1 seperti: [2.34a]. p {b0 - tα/2 Sb0 £ β0 £ b0 + tα/2 Sb0} = 1- α untuk b0 [2.34b]. p {b1 - tα/2 Sb1 £ β1 £ b1 + tα/2 Sb1} = 1- α untuk b1 2.8.3 Uji keeratan hubungan atau uji r Pada uji-uji sebelum ini, seperti uji Ragam Regresi (uji F), uji Koefisien Regresi (uji t) berdasarkan nilai Varians Galat Regresi. Sedangkan, pada uji keeratan hubungan selain memakai Varians Galat Regresi juga memakai parameter tertentu yaitu koefisien korelasi atau sering disebut dengan keeratan hubungan dengan simbul rxy atau ryx yang sering ditulis dengan r saja. Adapun rumus dari pada koefisien korelasi r adalah: JHK XY atau menggunakan notasi lain maka nilai r å å å XY X Y æ Y Y 2 ( ) ( ) - ÷ ÷ø 2 ( ) = å - å å XY X Y atau 24 [2.35a]. rXY = xy S x2 y2 S S atau [2.35b]. rXY = JK X JKY menjadi: [2.35c]. rXY = ÷ ÷ø ö ç çè ö æ ç çè X - X - å å å å n n n 2 2 2 (n = jumlah sampel) Perhitungan nilai r berdasarkan rumus di atas disebut nilai koefisien korelasi seserhana atau koefisien korelasi order nol atau koefisien korelasi produc moment atau koefisien korelasi Pearson. Sepintas gambaran bahwa nilai r berkisar antara –1 sampai dengan + 1 atau sering ditulis dengan -1 ≤ r ≤ +2. Jadi nilai koefisien korelasi itu selalu pecahan seperti: r = 0,87; r = 0,78; r = - 0,347; dan lain sebagainya. Hubungan antara koefisien korelasi r dengan koefisien regresi b2. Lihatlah kembali rumus koefisien regresi seperti [2.19c] dan koefisien korelasi r seperti [2.35c]: [2.19c]. b1 = å å å XY - X Y å å n X - X n 2 2 ( ) atau ö æ å - å X X b1 ÷ ÷ø ç çè n 2 n b1 JK X = JHK XY dan PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 19. å å å XY X Y Y Y 2 ( ) ( ) - ÷ ÷ø XY X Y di mana - - dan ZY = ) X X iS 25 [2.35c]. r = ö ÷ ÷ø æ ç çè ö æ ç çè X - X - å å å å n n n 2 2 2 atau dapat ditulis r = å - å å n r ( (JK X ) (JK Y )) = JHK XY Dari kesamaan kedua persamaan di atas [2.19] dan [2.356] dapat ditulis menjadi: [2.36a] b1 JK X = r ( (JK X ) (JK Y )) Dari kesamaan [2.36a] di atas dapat ditulis kembali menjadi: [2.36b] b1 JK X = r ( (JK X ) (JK Y )) atau [2.36c] b1 ( (JK X ) (JK X )) = r ( (JK X ) (JK Y )) atau [2.36d] b1 JK X JK X = r JK X JK Y atau Jadi: [2.36e] b1 JK X = r JK Y atau Apabila kedua ruas dari persamaan: [2.36e] sama-sama dibagi dengan n - 1 maka didapatkan: JK X [2.36e] b1 n - 1 = r JK X n - 1 atau [2.36f] b1 KT X = r KT Y atau [2.36g] b1 SX = r SY Apabila data yang dianalisis dinyatakan dalam nilai standar baku atau data di transformasi ke nilai Z (di mana ZX = ( ) ) X - - , sehingga nilai Y Y ( ) Y i S SX = SY = 1; sehingga persamaan [2.36g] menjadi: [2.36h] b1 = r Yang jelas dalam uji r, apabila nilai koefisien regresinya (b1) negatif, maka nilai koefisien korelasinya (r) juga negatif. Dalam uji r yang umum dialakukan adalah membandingkan nilai koefisien korelasi r yang dihitung atau r hitung dengan r tabel. Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel r yang susunannya serupa dengan tabel t. rhitung ≈ rtabel (di mana rtabel = r(α/2, n-2); n-2 = db Galat; dan α = taraf nyata ) PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 20. Berdasarkan hasil uji r ternyata bahwa kreteria pengujian nilai rhitung adalah: 1). Jika rhitung £ r(tabel 5%, db galat) Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier atau korelasi sederhana antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. 2). Jika rhitung > r(tabel 5%, db galat) Hal ini dikatakan bahwa tolak H0, yang berarti bahwa terdapat hubungan linier atau korelasi sederhana antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Selain pengujian r seperti di atas nilai r hitung dapat pula diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus pengujian seperti berikut yaitu: r di mana Sr = salah baku r r sehingga JHK XY JHK XY atau ( ) ( ) JK X JKY JHK XY ingat: b1 = ( ) JKY JHK XY ingat: JK Y = JK Total b JHK XY ingat: b1 JHK XY = JK Regresi) JK gresi rumus di tas tersebut bersifat umum 26 [2.37a]. t-hitung r = r S Sr = (1 2 ) - n ( - 2) [2.37b]. t-hitung r = r r (1 ) - n 2 - ( 2) atau [2.37c]. t-hitung r = n - r ( - 2) r 2 (1 ) Berdasarkan hasil uji t untuk nilai r ternyata bahwa kreteria pengujian adalah: 1). Jika thitung £ t(tabel 5%, db galat). Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan atau korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. 2). Jika thitung > t(tabel 5%, db galat). Hal ini dikatakan bahwa tolak H0, yang berarti bahwa terdapat hubungan atau korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Hubungan lain antara parameter r, b1, dan dengan garis regresi penduga Ŷ dapat dijabarkan kembali melalui persamaan: [2.35b] seperti berikut. [2.35b]. rXY = JHK XY JK X JKY Modifikasi dari rumus r2 atau R2 adalah seperti berikut: [2.38a]. r2 XY = ( ) ( ) [2.38b]. r2 XY = JHK XY ( ) ( JK X ) ( ) JHK XY ( ) ( JK X ) [2.38c]. r2 ( ) JKY XY = b1 ( ) [2.38d]. r2 XY = ( ) 1 JKY ( ) [2.38e]. r2 XY = Re JKTotal ( ) Jadi [2.38f]. JK regresi = r2 . JK Total PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 21. Yang lebih penting dalam pembicaraan hubungan antara koefisien korelasi r; koefisien regresi b1; atau dengan garis regresi penduga Ŷ adalah parameter r2 yang dalam persamaan regresi sering ditulis dengan R2 yang disebut dengan koefisien determinasi atau koefisien penentu atau coeficien of determination. Arti dari pada koefisien determinasi atau koefisien penentu (R2) adalah suatu nilai yang menunjukkan bahwa persentase dari variasi keragaman total Y atau variasi Y yang dapat diterangkan oleh variasi X. Atau sering diartikan bahwa koefisien determinasi R2 adalah persentase dari variabel tak bebas Y yang dipengaruhi oleh variabel bebas X. Sisanya 1 - R2 yang menunjukkan persentase dari variasi total atau variabel Y yang disebabkan oleh faktor lain diluar X atau variabel selain X. Dalam analisis keragaman atau uji F regresi di mana: [2.39a]. JK regresi = JK Total - JK Galat atau [2.39b]. r2 JK Total= JK Total - JK Galat atau [2.39c]. JK Galat = JK Total - r2 . JK Total atau [2.39d]. JK Galat = (1 - r2) . JK Total Sehingga JK Total dapat dihitung dari JK Galat dan r sepert : JK Galat = r2 JK grasi Re /1 Galat n - n JK grasi ( - 2) Re n r JK Total (1-r ) 27 [2.40]. JK Total = (1- r2 ) JK Re grasi Selanjutnya, dalam analisis keragaman regresi linier sederhana dan uji F di mana DB Regresi = 1 dan DB Galat = n – 2, sehingga Fhitung mempunyai rumus: [2.41a]. F-hitung = KT Re grasi KT Galat [2.41b]. F-hitung = JK /( 2) [2.41c]. F-hitung = Galat JK Masukan persamaan [2.40] ke dalam persamaan [2.41c] maka menghasilkan: [2.42a]. F-hitung = - 2 JK Total ( 2) 2 sehingga didapatkan [2.42b]. F-hitung = n - r 2 ( 2) (1- r 2 ) Kreteria pengujian nilai Fhitung sama seperti pengujian-pengujian di atas, sehingga kreteria pengujian adalah: 1). Jika Fhit £ F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut bukan garis regresi yang terbaik. 2). Jika Fhit > F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan linier yang nyata (p = 0,05), bahwa terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel tak bebas Y. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 22. 2.9 Peramalan atau Prediksi Garis Regresi Pembicaraan mengenai perkiraan nilai populasi beta (β) pada persamaan [2.33] bertujuan untuk mengetahui perkiraan nilai interval koefisien regresi populasi βi baik b0 maupun b2. Selanjutnya, yang diharapkan pada garis regresi penduga adalah: a) penaksiran atau peramalan nilai rata-rata untuk nilai Xi tertentu yang telah diketaui yang sering diberi simbul μXY, dan b) penaksiran atau peramalan nilai individu Y X X Sˆadalah nilai salah baku dari penaksiran individu dengan rumus: 28 )) apabila nilai Xi tertentu yang telah diketaui. Dalam penaksiran atau peramalan garis regresi membicarakan sejauh mana garis regresi penduga Ŷ yang telah didapat betul-betul dapat dipercaya sebagai penduga garis μXY yang terbaik. Dengan demikian, dalam penaksiran diperlukan selang kepercayaan nilai γ yaitu sebesar 1 – α di mana α adalah peluang kesalahan tipe I. Dalam perhitungan nilai selang kepercayaan juga menggunakan dasar Analisis Ragam Regresi. Suatu hal yang perlu diperhatikan di dalam penaksiran atau peramalan garis regresi adalah terdapat dua buah nilai taksiran yang berada di sebelah-menyebelah garis regresi penduga Ŷ, sehingga terdapat daerah atau range, yang umum disebut dengan selang kepercayaan Ŷ atau interval taksiran garis regresi penduga Ŷ; masing-masing taksiran tersebut adalah: 1).Taksiran nilai rata-rata. [2.43]. Ŷ - t(α/2, n – 2) Y S £ μXY £ Ŷ + t(α/2, n – 2) S Y Di mana: Y S adalah nilai salah baku dari penaksiran rata-rata dengan rumus: S = KT Galat Regresi 2 Y ö ÷ ÷ ÷ ø æ ç ç ç è - + JK X n 2 _ 1 ( 0 ) ; _X = nilai rata-rata Xi. n = jumlah penamatan atau sampel, JK X dan KT Galat Regresi dari Analisis Varians Regresi X0 = suatu nilai Xi yang telah diketahui atau ditentukan 2).Taksiran nilai individu [2.44]. Ŷ - t(α/2, n – 2) Y S ˆˆ £ Yˆˆ S ˆˆ £ Ŷ + t(α/2, n – 2) Y Di mana: Y S 2 = KT Galat Regresi ˆˆ Y ö ÷ ÷ ÷ ø æ ç ç ç è X - X + + JK X n 2 _ 1 1 ( 0 ) X JK X dan KT Galat Regresi dari Analisis Varians Regresi n = jumlah penamatan atau sampel = nilai rata-rata Xi _X0 = suatu nilai Xi yang telah diketahui atau ditentukan. 2.9.1 Interpolasi dan ekstrapolasi Jelaslah bahwa dari uraian di atas, bahwa pemakaian persamaan penduga Ŷ = a + bX, dapat dipakai sebagai peramalan dari nilai-nilai Xi yang belum diketahui, atau untuk mencari nilai Y apabila Xi telah ditentukan. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 23. Di dalam penerapan praktis dari garis regresi penduga Ŷ = a + bX dipakai untuk mengadakan peramalan atau penafsiran, seperti disebutkan di atas. Ada dua pengertian pokok yang harus dipahami dalam penaksiran atau pendugaan adalah: 29 1).Interpolasi. 2).Ekstrapolasi Pengertian interpolasi adalah penaksiran atau peramalan nilai-nilai Y, jika harga-harga Xi yang dimasukan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = a + bX terletak di dalam daerah ruang gerak X1 dan Xn hasil-hasil pengamatan atau dengan perkataan lain bahwa nilai Y yang diduga di mana nilai Xi terletak antara X1 dan Xn. Pengertian ekstrapolasi adalah penaksiran atau peramalan nilai Y, jika harga-harga X yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = a + bX terletak di luar batas daerah ruang X1 dan Xn hasil-hasil pengamatan atau dengan perkataan lain bahwa nilai Y yang diramalkan terletak di luar nilai antara X1 dan Xn. Timbul suatu pertanyaan apakah setelah didapatkan suatu garis regresi penduga Ŷ = a + bX sudah betul-betul merupakan garis regresi yang terbaik untuk melakukan penaksiran atau peramalan? Tentu saja jawabannya belum tentu, sebab garis regresi penduga tersebut harus tahan uji dari beberapa jenis pengujian garis regresi seperti yang telah diuraikan di atas. 2.10 Aplikasi Regresi Linier Sederhana Untuk dapat lebih memahami uraian teori di atas dan agar dapat menentukan nilai-nilai dalam regresi penduga Ŷ = b0 + b1X atau koefisien regresi yaitu nilai-nilai b0 dan b1, maka diberikan contoh olahan seperti di bawah ini, yang datanya terdiri dari satu variabel bebas X (prediktor) yaitu nilai X dan satu variabel tak bebas Y yaitu nilai Y, dan datanya seperti pada Tabel 2.4. 2.10.1 Perhitungan JK-JHK dan penentuan koefisien regresi linier sederhana b0 dan b1 Tabel 2.4. Perhitungan Regresi Dua Variabel yaitu Variabel X dan Variabel Y No. X Y X2 Y2 XY 1 9,750 0,650 95,063 0,423 6,338 2 10,500 0,750 110,250 0,563 7,875 3 11,250 0,900 126,563 0,810 10,125 4 12,600 1,150 158,760 1,323 14,490 5 11,900 0,950 141,610 0,903 11,305 6 15,200 1,750 231,040 3,063 26,600 7 12,250 1,050 150,063 1,103 12,863 8 12,900 1,000 166,410 1,000 12,900 9 14,300 1,700 204,490 2,890 24,310 10 13,250 1,250 175,563 1,563 16,563 11 15,300 1,800 234,090 3,240 27,540 12 8,900 0,600 79,210 0,360 5,340 13 10,600 0,500 112,360 0,250 5,300 14 7,500 0,720 56,250 0,518 5,400 15 11,900 0,950 141,610 0,903 11,305 Jumlah 178,100 15,720 2183,330 18,908 198,253 Rata2 11,873 1,048 145,555 1,261 13,217 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 24. Perhitungan JK-JHK dari data di atas seperti: JK Y = Σy2 = ΣY2 - (ΣY)2/n = 18,908 - (5,720)2/15 = 2,4338 30 2 = ΣX1 JK X = Σx1 2 - (ΣX)2/n = 2183,330 - (178,100)2/15 = 68,6893 JHK XY = Σx1y = ΣX1Y - ΣX1 ΣY/n = 198,253 - (178,100)(5,720)/15 = 11,6037 Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk mencari nilai b0 dan b1 seperti berikut ini. Nilai b1 adalah: b1 = JHK XY JK X = 11,6037 68,6893 = 0,16893 Nilai b0 adalah: b0 = Y - b1 X = 1,048 - (0.16893) (11,873) = - 0,95776 Sehingga, persamaan peduganya menjadi: Ŷ = b0 + b1 X Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X Sehingga, dari persamaan peduga di atas dapat diartikan bahwa setiap perubahan satu satuan X, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan Y sebesar 0,16893 satuan Y. Selanjutnya, dilakukan pengujian terhadap garis regresi penduga. Dalam pengujian garis regresi penduga terdapat tiga macam uji yaitu: 1). Uji F atau uji ragam regresi atau uji varians regrsi; 2). Uji koefisien regresi atau uji terhadap bi atau uji t; dan 3). Uji koefisien korelasi atau uji r. 2.10.2 Pengujian garis regresi linier sederhana dengan uji F Dalam Uji F atau uji Ragam Regresi atau uji Varians Regresi diperlukan nilai-nilai JK Total, JK Regresi, dan JK Galat Regresi dari data Tabel 2.4 di atas seperti berikut: 1). JK Total = Σy2 = ΣY2 - (ΣY)2/n = 18,908 - (5,720)2/15 = 2,43384 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 25. 31 2). JK Regresi = b1JHK XY = (0,16893) (11,6037) = 1,96021 3). JK Galat Regresi = JK Total - JK Regresi = 2,43384 - 2.96021 = 0.47363 Selanjutnya, dihitung nilai KT atau varians seperti: 1). KT Regresi = JK Regresi /(DB Regresi) = 1,96021/1 = 1,96021 2). KT Galat Regresi = JK Galat/ (DB Galat) = 0,47363/13 = 0,03643 Setelah perhitungan JK Total, JK Regresi, JK Galat Regresi, KT Regresi, dan KT Galat didapatkan, maka di lanjutkan dengan membuat Tabel Analisis Keragaman atau Tabel Analisis Varians Regresi seperti pada Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5. Bagan Sidik Ragam Regresi Dua Variabel Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F hitung F tabel 5% 1% Regresi 1 1,96021 1,96021 53,8037** 4,67 9,07 Residual 13 0,47363 0,03643 Total 14 2,43384 - Keterangan: Jumlah sampel (n) = 15. ** = berpengaruh sangat nyata pada p<0,01 Berdasarkan hasil analisis varians di atas ternyata bahwa Fhit > F(tabel 1%) atau dapat dikatakan bahwa hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel bebas X yang sangat nyata (p<0,01) terhadap variabel tak bebas Y. 2.10.3 Pengujian koefisien garis regresi linier sederhana dengan uji t Setelah dilakukan pengujian dengan uji F maka selanjutnya, dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi b0 dan b1 dengan uji t seperti berikut. Secara umum uji t mempunyai rumus adalah t-hitung bi = b i S bi Selanjutnya, dalam analisis regresi dua variabel nilai salah baku bi yang ditulis dengan Sbi mempunyai persamaan seperti berikut. Untuk pengujian b0 nilai salah baku Sb0 dari data di atas: Sb0 = KT Galat Re gresi å X 2 n JK X = 0,03643 2183,330 x 15 68,6893 = 0,277853 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 26. Untuk pengujian b1 nilai salah baku Sb1 dari data di atas: 32 Sb1 = KT Galat Re gresi JK X = 0,03643 68,6893 = 0,023030 Uji t terhadap nilai koefisien regresi b0: t-hitung b0 = b 0 S b0 = - 0,95776 0,277853 = - 3,4470 {Nilai t negatif sama dengan nilai positif (diambil harga mutlaknya)}. Selanjutnya, uji t terhadap nilai koefisien regresi b1: t-hitung b1 = b 1 S b1 = 0,16893 0,023030 = 7,335101 Berdasarkan hasil uji t ternyata bahwa nlai thitung yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel atau t(5%, db galat = 13) yaitu sebesar 2,131 dan t(1%,13) = 2,947. Ternyata bahwa t-hitung > ttabel 1% baik untuk nilai b0 maupun untuk b2. Ini berarti bahwa dari analisis tersebut H0 ditolak baik untuk uji b0 maupun untuk uji b1 Sehingga, dapat dikatakan bahwa: 1). Garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X tidak melalui titik 0,0 atau titik acuan. 2). Garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X tidak sejajar dengan sumbu X, atau mempunyai slop sebesar 0,16893 Selanjutnya, dengan nilai salah baku koefisien regresi b0 dan b1 yang diperoleh; selain untuk pengujian hipotesis, juga dapat dipakai pada perkiraan nilai interval koefisien regresi b0 dan b1 yang sering disebut dengan perkiraan nilai beta (β) populasi dengan rumus sebai berikut: p {bi - tα/2 sbi £ βi £ bi - tα/2 sbi} = 1- α untuk masing-masing b0 dan b1 seperti: Untuk perkiraan β0 dengan nilai salah baku Sb0 dengan α = 5% dari data di atas didapatkan: p {b0 - t(α/2,n-2) Sb0 £ β0 £ b0 + t(α/2,n-2) Sb0} = 1- α p {- 0,95776 - (2,131) (0,277853) £ β0 £ - 0,95776 + (2,131) (0,277853)} = 1- α p { - 1,558029 £ β0 £ - 0,35750} = 1 - α PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 27. Jadi perkiraan nilai β0 berkisar antara - 1,558029 sampai dengan - 0,35750 Untuk perkiraan β1 dengan nilai salah baku Sb1 dengan α = 5% dari data di atas didapatkan: p {b1 - t(α/2,n-2) Sb1 £ β1 £ b1 + t(α/2,n-2) Sb1} = 1- α untuk b0 p {0,16893 - (2,131) (0,023030) £ β1 £ 0,16893 + (2,131) (0,023030)} = 1- α p {0,119176 £ β1 £ 0,21868} = 1 - α Jadi perkiraan nilai β1 berkisar antara 0,119176 sampai dengan 0,21868 Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dibuat gambar Garis Regresinya seperti berikut: Y = - 0,9578 + 0,1689 X R2 = 80,54% XY X Y Y Y 2 ( ) ( ) 33 2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 Pendapatan Petani ( x 100. 000) Konsumsi Daging x100.000 2.10.4 Pengujian garis regresi linier sederhana dengan uji r Pada uji-uji sebelumnya seperti uji F dan uji t telah dilakukan. Selanjutnya, dilakukan uji r produc moment dari Pearson dengan rumus seperti: r = ö ÷ ÷ø å å å æ - ÷ ÷ø ç çè ö æ ç çè X - X - å å å å n n n 2 2 2 Untuk perhitungan nilai r diperlukan hasil penjumlahan data pada Tabel 3.1 di atas seperti: ΣX = 178,100 ΣY = 15,720 ΣX2 = 2183,330 ΣY2 = 18,908 ΣXY = 198,253 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 28. 198,53 178,100) (15,720) 18,908 (15,720) - ÷ ÷ø 34 Sehingga: r = ö ÷ ÷ø æ ç çè ö æ ç çè 2183,330 - (178,100) - 15 15 15 2 2 = 0,897 Dalam uji r untuk pengujian hipotesis maka: H0: r = 0 (yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan atau korelasi antara variabel X dengan variabel Y) H1 : r ≠ 0 (yang berarti bahwa terdapat hubungan atau korelasi antara variabel X dengan variabel Y Dalam uji r ini dialakukan pembandingan nilai koefisien korelasi r yang dihitung dengan r tabel ditandai dengan rhitung ≈ rtabel. Nilai r tabel = r(α/2, n-2), dengan n = 15 maka: Nilai r tabel 5% = r(5%, 13) = 0,514; dan Nilai r tabel 1% = r(1%, 13) = 0,642. Jadi r hitung = 0,897 > r tabel 1% = 0,642. Hal ini dapat dikatakan bahwa tolak H0 yang berarti bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang sangat erat antara variabel X dengan variabel Y. Selain, pengujian r seperti di atas; nilai r dapat pula diuji dengan uji t; dengan rumus pengujian seperti berikut: t-hitung = r . r S Di mana Sr = salah baku r dengan rumus: Sr = r (1 2 ) - n ( - 2) Sr = (1 0,8972 ) (15 - 2) - = 0,13765 Sehingga: t-hitung = r Sr = 0,897 0,13765 = 6,51653 Berdasarkan hasil uji t, maka nilai thitung ≈ ttabel. Nilai ttabel atau t(5%, db galat = 13) yaitu sebesar 2,131 dan t(1%,13) = 2,947. Ternyata bahwa t-hitung > ttabel 1%. Hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang sangat erat antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 29. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi r di atas, maka didapatkan koefisien determinasi R2 = (0,897)2 = 0,8054. Hal ini diartikan bahwa 80,54% variasi keragaman total Y atau variasi Y dapat diterangkan oleh variasi X, atau dapat diartikan bahwa 80,54% dari variabel tak bebas Y dipengaruhi oleh variabel bebas X. Sisanya 1 - R2 = 19,46% dari variasi total Y dipengaruhi oleh faktor lain diluar X atau variabel selain X. 2.10.5 Peramalan atau prediksi pada garis regresi Dalam perhitungan taksiran atau ramalan garis regresi diperlukan selang kepercayaan γ yaitu sebesar 1 – α, di mana α = 5%, sehingga γ = 95%. Dengan menggunakan dasar perhitungan analisis ragam regresi dan KT Galatnya seperti di atas didapatkan taksiran nilai rata-rata seperti berikut ini. 1). Sebagai contoh: taksiran nilai rata-rata μXY untuk X0 = 10, seperti berikut: S £ μXY £ Ŷ + t(α/2, n – 2) S ; dengan nilai Ŷ menjadi: æ - X X S dapat dihitung: ö S £ μXY £ Ŷ + t(α/2, n – 2) 35 Ŷ - t(α/2, n – 2) Y Y Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X = - 0,95776 + 0,16893 (10) = 0,73154 S = Y ö ÷ ÷ ÷ ø ç ç ç è + JK X n 2 _ 0 KT Galat Regresi 1 ( ) dapat dihitung dengan: Ketentuan: Ŷ = 0,73154 JK X = 68,6893 KT Galat = 0,03643 n = 15 _X = 11,873 X0 = 10 t(5%, 13) = 2,131 Berdasarkan ketentuan di atas maka nilai Y S = Y ÷ ÷ ÷ ø æ - ç ç ç è + X X JK X n 2 _ 0 KT Galat Regresi 1 ( ) = ö ÷ ÷ ÷ ø æ - 0,03643 1 ç ç ç è + (10 11,873) 68,6893 15 2 _ = 0,01377 Selanjutnya, taksiran nilai rata-rata μXY: Ŷ - t(α/2, n – 2) Y Y S 0,73154 - (2,131) (0,0138) £ μXY £ 0,73154 + (2,131) (0,0138) 0,7022 £ μXY £ 0,76088 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 30. Jadi, taksiran rata-rata untuk Xi = X0 = 10; maka μXY berkisar antara 0,7022 sd 0,76088. Untuk taksiran rata-rata nilai-nilai Xi yang lain dapat dihitung seperti cara di atas. 2). Sebagai contoh: taksiran nilai individu Yˆˆ untuk X0 = 10, seperti berikut: S ˆˆ æ - X X S ˆˆ æ - X X ö (10 11,873) 36 S ˆˆ Ŷ - t(α/2, n – 2) Y £ Yˆˆ £ Ŷ - t(α/2, n – 2) Y Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X = - 0,95776 + 0,16893 (10) = 0,73154 S ˆˆ Y = ö ÷ ÷ ÷ ø ç ç ç è + + JK X n 2 _ 0 KT Galat Regresi 1 1 ( ) dapat dihitung dengan: Ketentuan: Ŷ = 0,73154 JK X = 68,6893 KT Galat = 0,03643 n = 15 _X = 11,873 X0 = 10 t(5%, 13) = 2,131 Berdasarkan ketentuan di atas maka nilai Y dapat dihitung: S ˆˆ Y = ö ÷ ÷ ÷ ø ç ç ç è + + JK X n 2 _ 0 KT Galat Regresi 1 1 ( ) = ÷ ÷ ÷ ø æ - 0,03643 1 1 ç ç ç è + + 68,6893 15 2 = 0,01558 Selanjutnya, taksiran nilai individu: S ˆˆ£ Yˆˆ Ŷ - t(α/2, n – 2) Y S ˆˆ £ Ŷ + t(α/2, n – 2) Y 0,73154 - (2,131) (0,0138) £ Yˆˆ £ 0,73154 + (2,131) (0,0138) 0,69835 £ Yˆˆ £ 0,76473 Jadi, taksiran individu untuk Xi = X0 = 10; maka Yˆˆ berkisar antara 0, 69835 sd 0, 76473. Untuk taksiran individu nilai-nilai Xi yang lain dapat dihitung seperti cara di atas. Hasil perhitungan taksiran rata-rata dan individu nilai-nilai Xi yang lain dapat dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 31. Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Taksiran Rata-rata μXY dan Taksiran Individu 37 Yˆˆ dari Nilai-nilai Xi No. X Y Ŷ μX Y lower μXY upper Yˆˆ lower Yˆˆ upper 1 9,750 0,650 0,689 0,656 0,722 0,653 0,726 2 10,500 0,750 0,816 0,794 0,838 0,789 0,843 3 11,250 0,900 0,943 0,932 0,953 0,924 0,961 4 12,600 1,150 1,171 1,159 1,183 1,151 1,190 5 11,900 0,950 1,053 1,048 1,057 1,036 1,069 6 15,200 1,750 1,610 1,558 1,662 1,556 1,664 7 12,250 1,050 1,112 1,105 1,119 1,095 1,129 8 12,900 1,000 1,221 1,205 1,238 1,199 1,244 9 14,300 1,700 1,458 1,420 1,496 1,417 1,499 10 13,250 1,250 1,281 1,259 1,302 1,254 1,307 11 15,300 1,800 1,627 1,574 1,680 1,571 1,682 12 8,900 0,600 0,546 0,499 0,592 0,497 0,595 13 10,600 0,500 0,833 0,813 0,853 0,807 0,858 14 7,500 0,720 0,309 0,241 0,377 0,239 0,379 15 11,900 0,950 1,053 1,048 1,057 1,036 1,069 Keterangan : n = ˆ ˆ15 (jumlah sampel) X = variabel bebas X Y = variabel tak bebas Y Ŷ = nilai penduga dari Y μXY = taksiran rata-rata dari Y Y= taksiran individu dari Y ˆ ˆData pada Tabel 2.6 dapat digambar seperti pada gambar di bawah ini. Karena perbedaan nilai antara μXY dan Yyang sangat sempit maka gambarnya kelihatan tiga garis yang seharusnya lima garis seperti pada Tabel 2.6 di atas. 2,0 1,8 1,6 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 Pendapatan Konsumsi daging PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 32. 2.11 Interpolasi dan ekstrapolasi Jelaslah bahwa dari uraian di atas, pemakaian persamaan penduga Ŷ = b0 + b1X, dapat dipakai sebagai peramalan dari nilai-nilai Xi yang belum diketahui, atau untuk mencari nilai Y apabila Xi telah ditentukan, Di dalam penerapan praktis dari garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X dapat dipakai untuk mengadakan peramalan atau penafsiran interpolasi dan ekstrapolasi Nilai interpolasi adalah nilai taksiran atau nilai ramalan dari nilai-nilai Y, jika harga-harga Xi yang dimasukan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X terletak di dalam daerah ruang gerak X1 dan Xn , 38 seperti X = 10 maka nilai Y penduga = 0,73154; sebab nilai Xi = 10 berada di dalam antara X1 dan Xn. Nilai ekstrapolasi adalah nilai taksiran atau nilai ramalan dari nilai Y, jika harga-harga Xi yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X terletak di luar batas daerah ruang X1 dan Xn. seperti X = 7,5 dan X = 15; maka nilai Y penduga = 0,30922 dan 1,57615; sebab nilai Xi = 7,5 dan Xi = 15 berada di luar Xminimum dan Xmaksimum. 2.12 Contoh Hasil Output Komputer dengan Menggunakan Solf-ware Execel Perhitungan-perhitungan regresi seperti regresi linier sederhana di atas terdapat banyak perangkat lunak yang dapt membantunya seperti Excel, Minitab, SPSS, Statistica, Sistat, dan lain sebagainya. Dalam hal ini akan diberikan contoh keluaran komputer dengan program Excel seperti pada tabel berikut. 1 Summary Output Excel Table 2.7 Regression Statistics Multiple R 0.8974 R Square 0.8054 Adjusted R Square 0.7904 Standard Error 0.1909 Observations 15 Table 2.8 ANOVA SV DB SS MS F Significance F Regression 1 2.9602 2.9602 53.8037 0.0000 Residual 13 0.4736 0.0364 Total 14 2.4338 Table 2.9 Parsial Regression Var Coefficients Standart Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 99.0% Upper 99.0% Intercept - 0.95776 0.27785 - 3.4470 0.00433 - 2.55803 - 0.35750 - 2.79474 - 0.12079 X1 0.16893 0.02303 7.3351 0.00001 0.11918 0.21868 0.09956 0.23830 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 33. Penjelasan tabel di atas seperti berikut: Table 2.7 Regression Statistics Multiple R adalah sama dengan koefisien korelasi r yang menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y yaitu sebesar 0,8974. R Square adalah sama dengan koefisien determinasi R2 yang menunjukkan variasi keragaman total Y yang dapat diterangkan oleh variasi variabel X, atau dapat diartikan bahwa 80,54% dari variabel tak bebas Y dipengaruhi oleh variabel bebas X. Adjusted R Square adalah sama dengan koefisien determinasi R2 terkoreksi dengan R R n 39 simbul _ R2 dan yang mengkoreksi adalah nilai Galat Regresi dan KT Total dengan rumus: R e n p S - - 1 /( 1) 2 i atau /( 1) _ 2 2 S - = - y n i - 1 (1 ) ( 1) 2 ( 1) _ 2 - - = - - n p Standard Error adalah sama dengan Salah Baku Y atau Y S = KT Y n Observations adalah sama dengan jumlah sampel = n Table 2.8 ANOVA Pada Tabel Anova adalah persis sama dengan Sidik Ragam Regresi. Di mana SV = Sumber Variasi (SV) atau Sumber Keragaman (SK); DF = Degrees of Freesom atau = Derajat Bebas (DB); SS = Sum of Squares atau = JK; MS = Means Squarwes atau KT; F = F-hitung. Significance F adalah sama dengan nilai peluang dari nilai F-hitung. Dalam hal ini nilai F-hitung tidak dibangingkan dengan F tabel seperti biasa. Akan tetapi, nilai significance F dibandingkan peluang (p) standar yaitu 5% dan 1%. 1). Apabila nilai significance F ≥ (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan Fhit £ F(tabel 5%); hal ini berarti terima H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut bukan garis regresi yang terbaik. Atau variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas Y. 2). Apabila nilai significance F < (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan Fhit > F(tabel 5%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut adalah garis regresi yang terbaik untuk menerangkan bahwa variabel bebas X berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas Y. Apabila nilai signifikanse F < (p = 0,01) mempunyai kesimpulan yang sama dengan Fhit > F(tabel 1%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana yang didapat tersebut adalah garis regresi yang terbaik untuk menerangkan bahwa variabel bebas X berpengaruh sangat nyata terhadap variabel tak bebas Y. Sebagai contoh dari hasil analis tersebut di atas didapat nilai F = 53,8037 dengan significance F = 0,0000. Ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X; adalah garis regresi yang terbaik untuk menerangkan bahwa variabel bebas X (pendapatan petani) berpengaruh sangat nyata terhadap variabel tak bebas Y (pengeluaran petani). PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 34. Tabel 2.9 Parcial Regression Var adalah sama dengan variabel yang akan dijelaskan; dalam analisis ini adalah X. Intercept sama dengan b0 jarak antara titik potong garis regresi penduga Ŷ dengan titik b ; Sehinga nilai t-hitung untuk masing-masing b0 = - 3.44702 dan 40 acuan (0,0). Coefficients sama dengan bi dalam hal ini sama dengan b0 dan b2. Masing-masing b0 = - 0,95776 dan b1 = 0,16893. Standart Error dalam Tabel 3 ini berbeda dengan Standart Error dari Tabel 2. Standart Error di sini menunjukkan nilai yang sama dengan Sb0 dan Sb1 dalam pengujian b0 dan b1. Sebagai contoh Standart Error untuk b0 (Sb0) = 0,27785 dan Standart Error untuk b1 (Sb1) = 0,02303. t Stat sama dengan t-hitung untuk b0 dan b1 dengan rumus umum seperti: thitung bi = i S bi b1 = 7.33510. P-value adalah sama dengan nilai peluang dari nilai t-hitung. Dalam hal ini nilai t-hitung tidak dibangingkan dengan t tabel seperti biasa. Akan tetapi, nilai P-value dibandingkan peluang (p) standar yaitu 5% atau 1%. 1). Untuk b0, maka 1). Apabila nilai P-value ≥ (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan thit £ t(tabel 5%); hal ini berarti terima H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana melalui titik acuan (0,0) 2). Apabila nilai P-value < (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan thit > t(tabel 5%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana melalui tidak melalui titik acuan (0,0). Untuk b1, maka 1). Apabila nilai P-value ≥ (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan thit £ t(tabel 5%); hal ini berarti terima H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana sejajar dengan sumbu X pada nilai b0. 2). Apabila nilai P-value < (p = 0,05) mempunyai kesimpulan yang sama dengan thit > t(tabel 5%); hal ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga (Ŷ) linier sederhana melalui tidak sejajar dengan sumbu X dengan slop sama dengan b2. Sebagai contoh dari hasil analisis tersebut di atas didapatkan nilai P-value untuk b0 = 0.00433. Ini berarti tolak H0 karena P-value < 0,05, yang berarti bahwa garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X; tidak melalui titik acuan (0,0). Demikian juga didapatkan nilai P-value untuk b1 = 0.00002. Ini berarti tolak H0 karena P-value < 0,05, yang berarti bahwa garis regresi penduga Ŷ = - 0,95776 + 0,16893 X; adalah garis regresi penduga tidak sejajar dengan sumbu X, arinya mempunyai slop atau kemiringan = 0,16893 dan sangat nyata. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
  • 35. Lower dan Upper adalah sama dengan perkiraan nilai interval b0 dan b1 atau pendugaan nilai β0 dan β1 dengan rumus: p {bi - tα/2 sbi £ βi £ bi - tα/2 sbi} = 1- α . Nilai 95% atau 99% = 1- α tergantung pada nilai α yang dipakai 5% atau 1%. Perkiraan nilai β0 berkisar antara - 1,558029 sampai dengan - 0,35750 untuk nilai α = 5%; dan antara - 1,79474 sampai dengan - 0,12079 untuk α = 1%; Perkiraan nilai β1 berkisar antara 0,119176 sampai dengan 0,21868 untuk α = 5%; dan antara 0,09956 sampai dengan 0,23830 untuk α = 1%; Perhatikan nilai Lower dan Upper, apabila nilai Lower dan Upper bersifat definit positif atau definit negarif artinya baik Lower maupun Upper mempunyai tanda bilangan yang positif atau negarif ( + , - ) berarti dalam uji t-hitung bi menunjukkan signifikansi yang nyata pada taraf α = 5% atau 1%. Sebaliknya, apabila nilai Lower bertanda negarif dan Upper bertanda positif berarti dalam uji t-hitung bi menunjukkan signifikansi yang tidak nyata pada taraf nilai α = 5% atau 1%. 41 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com