3. Pengumpulan Data Awal
Sifat Data yang Dikumpulkan
Sifat informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk tujuan
mendefinisikan masalah secara lebih spesifik dan menyusun teori,
menguraikan variabel-variabel yang mungkin berpengaruh dapat
diklasifikasikan secara luas kedalam 3 bagian, yaitu:
1. Informasi latar belakang mengenai organisasi – yaitu, faktor
kontekstual.
2. Filosofi manajemen, kebijakan perusahaan, dan apek struktural
lainnya.
3. Persepsi, sikap dan respons perilaku dari anggota organisasi dan
sistem klien (sejauh dapat diterapkan)
Data yang diperoleh melalui sumber yang ada disebut data
sekunder. Sedangkan data yang dikumpulkan untuk penelitian dari
tempat aktual terjadinya peristiwa disebut data primer.
4. Informasi Latar Belakang mengenai Organisasi
Informasi latar belakang organisasi penting untuk diketahui
oleh peneliti, bahkan sebelum mengadakan wawancara pertama yang
dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dipublikasikan seperti
publikasi perdagangan, sensus, panduan dan jasa bisnis lain,
dokumen dalam organisasi, dan Web. Informasi tersebut diantaranya:
1. Asal ususl dan sejarah perusahaan
2. Ukuran dalam hal kharyawan, aset, atau keduanya.
3. Piagam
4. Lokasi
5. Sumber daya
6. Hubungan saling ketergantungan dengan institusi lain dan
lingkungan eksternal
7. Posisi keuangan selama 5-10 tahun terakhir, dan adta keuangan
yang relevan.
5. Informasi mengenai Faktor Struktural dan Filosofi
Manajemen
Informasi mengenai kebijakan, struktur, arus kerja, filosofi
manajemen, dan semacamnya bisa diperoleh dengan mengajukan
pertanyaan langsung ke manajemen.
Faktor-faktor struktural yang mempengaruhi persoalan
dalam organisasi dan perlu diselidiki adalah sebagai berikut:
1. Peran dan posisi dalam organisasi & jumlah karyawan pada
setiap level pekerjaan.
2. Tingkat spesialisasi.
3. Saluran komunikasi.
4. Sistem kendali.
5. Koordinasi dan rentang kendali.
6. Sistem penghargaan.
7. Sistem arus kerja dan semacamnya.
6. Menanyakan filosofi manajerial dan perusahaan memberikan
gagasan yang sangat bai mengenai priorita dan nilai-nilai perusahaan,
misalnya:
1. Apakah kualitas produk benar-benar dianggap penting oleh
perusahaan atau hanya sekedar pemanis bibir yang diwujudkan
dalam konsep.
2. Apakah perusahaan mempunyai tujuan jangka pendek atau
jangka panjang.
3. Apakah kontrol sedemikian ketat sehingga kreativitaspun
terhambat, atau sedemikian longgar sehingga tidak ada
pencapaian, atua apakh situasi kondusif untuk kinerja yang baik.
4. Apakah perusahaan selalu ingin bermain aman atau siap
mengambi risiko yang diperhitungkan dengan baik.
5. Apakah perusahaan berorientasi orang atau semata-mata
berorientasi pada laba.
7. Persepsi, Sikap, dan Respons Perilaku
Persepsi karyawan terhadap pekerjaan, lingkungan kerja,
sikap, dan respons perilaku mereka diketahui dengan cara berbicara,
mengamati, dan menanyakan respons mereka melalui kuisioner.
Gagasan umum tentang persepsi orang mengenai pekerjaan, iklim
organisasi, dan aspek minat peneliti lainnya dapat diperoleh melalui
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan responden.
Faktor-faktor sikap terdiri atas keyakinan orang mengenai
dan reaksi terhadap hal berikut:
1. Sifat pekerjaan.
2. Saling ketergantungan arus kerja.
3. Superioritas dalam organisasi.
4. Partisipasi dalam pengambilan keputusan.
5. Sistem klien.
6. Rekan kerja.
7. Penghargaan yang diberikan oleh perusahaan.
8. Kesempatan karier dalam organisasi.
9. Sikap organisasi terkait tanggung jawab karyawan terhadap
keluarga.
10. Keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepetingan umum,
dan kelompok sosial lainnya.
11. Toleransi perusahaan terhadap karyawan yang cuti kerja.
8. Faktor perilaku mencakup kebiasaan kerja katual seperti
ketekunan, tingkat absensi, kinerja, dan sebagainya. Setelah
wawancara dilakukan, langkah selanjutnya bagi peneliti adalh
menabulasi berbagai jenis informasi yang telh diperoleh selama
wawancara dan menentukan bila ada pola dalam respons yang dapat
dilihat.
9. Survei Literatur
Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan
menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikasi dari sumber
sekunder dalam bidang minat khusus bagi peneliti.
Alasan untuk Survei Literatur
Survei literatur memastikan bahwa:
1. Variabel penting yang kemungkinan besar memengaruhi situasi
masalah tidak terlewatkan dalam studi.
2. Gagasan yang lebih jelas akan muncul – membantu penyusunan
kerangka teoritis dan hipotesis untuk pengujian.
3. Pernyataa masalah dapat dibuat dengan tepat dan jelas.
4. Sifat dapat diuji dan dapat ditiru dari temuan penelitian saat ini
meningkat.
5. Peneliti tidak mengalami risiko menemukan kembali roda yang
memboroskan usaha dengan mencoba menemukan sesuatu
yang sudah diketahui.
6. Masalah yang diselidiki diterima oleh komunitas ilmiah sebagai
relevan dan penting.
10. Mengadakan Survei Literatur
Terdapat tiga langkah dalam mengadakan survei literatur,
yaitu;
1. Mengidentifikasi Sumber Relevan
Ada tiga basis data yang dapat digunakan ketika meninjau
literatur, yaitu:
- Basis data bibliografi, yang hanya menampilkan kutipan
bibliografi, yaitu nama penulis, judul artikel (buku), sumber
publikasi, tahun, jilid, dan jumlah halaman.
- Basis data abstrak, yang sebagai tambahan memuat abstrak
atau ikhtisar artikel.
- Basis data teks- lengkap, yang menyediakan teks lengkap
artikel.
2. Mengumpulkan Informasi Relevan
Pengumpulan informasi yang relevan dapat dilakukan
dengan pencarian bahan baik di perpustakaan maupun secara
online.
3. Menulis Survei Literatur
Survei literatur hendaknya menampilkan semua informasi
yang relevan dengan cara yang meyakinkan dan logis serta beraturan.
Survei literatur yang baik juga membawa seseorang secara logis pada
penyataan masalah yang baik.
11. Definisi Masalah
Definisi masalah/ pernyataan masalah adalah pernyataan
dari pertanyaan yang jelas, tepat, ringkas, atau persoalan yang
diinvestigasi untuk menemukan jawaban, atau solusi.
Fokus penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasikan
dan mendefinisikan masalah secara jelas. Sangat bermanfaat untuk
mendefinisikan masalah sebagai situasi dimana terdapat celah (gap)
antara keadaan aktual dan keadaan ideal yang diharapkan. Masalah
tersebut kemudian dapat menjadi fokus penelitian.
Dalam wawancara, responden sering menjelaskan
masalah dalam artian gejala yang tidak didefinisikan sebagai
masalah nyata. Peneliti perlu mengidentifikasi masalah secara lebih
akurat setelah berbicara dengan karyawan dan menelaah literatur.
Satu cara untuk membedakan masalah dan gejala adalah
dengan mengajukan pertanyaan “apakah faktor ini saya identifikasi
sebagai penyebab, masalah yang sebenarnya, atau konsekuensi?”.
12. Implikasi Manajerial
Manajer terkadang melihat gejala dalam situasi yang
problematis dan memerlakukannya seolah masalah riil menjadi
frustasi ketika solusi mereka tidak berhasil. Memahami urutan
penyebab-masalah-konsekuensi, dan mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menemukan masalah yang sebenarnya adalah perlu
untuk menunjukkannya dengan tepat.
Manajer yang menyadari bahwa definisi masalah yang
tepat adalah penting untuk solusi masalah, tidak akan enggan
menghabiskan waktu untuk bekerja secara dekat dengan peneliti.
Kesadaran akan sumber informasi dan kemampuan untuk
memperoleh akses ke informasi yang dibutuhkan sesuai keinginan
melalui internet merupakan aset yang berharga bagi manajer. Dengan
menggunakan fasilitas tersebut, manajer dapat mengetahui
bagaimana bisnis yang serupa di dunia bergulat dengan situasi yang
mirip dan memperoleh pemahaman yang lebih baik untuk menangani
persoalan yang dihadapi.
13. Isu Etis dalam Tahap
Investigasi Awal
Sangat perlu untuk memberiyahu semua karyawan –
terutama yang akna diwawancarai – mengenai studi yang akan
dilakukan. Memberitahu mereka bahwa penelitian dimaksudkan
untuk membantu mereka dalam lingkungan kerja kaan mendorong
kerja sama. Penting pula untuk memberitahu bahwa respons akan
dirahasiakan oleh pewawancara dan tidak akan dibocorkan kepada
siapapun dalma organisasi. Kedua langkah tersebut membuat
karyawan nyaman dengan penelitian yang dilakukan dan memastikan
kerja sama mereka. Usaha untuk mendapatkan informasi melalui ara
tipuan sebaiknya dihindari karena hal tersebut menimbulkan
ketidakpercayaan dan kegelisahan dalam organisasi.