SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
FARMASETIKA
DASAR
KELOMPOK 5:
KHARIS DWI
MARIA ULFA
MARWAH
RISTIANTY
MAYA PRATIWI
MOULINA
RAHMAH
NENG
RAHMAWATI
DEWI
RIYAN SEPTIAN
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir (FI ed
IV).
Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam
dasar salep yang cocok (FI ed III).
Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain
kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat
keras atau narkotik adalah 10 %. Sedian setengan padat
ini tidak menggunakan tenaga.
Persyaratan Salep menurut Farmakope Indonesia Edisi III
• Pemberian tidak boleh berbau tengik.
• Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang
mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat
adalah 10 %.
• Dasar salep homogenitas, Jika salep dioleskan pada
sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
harus menunjukkan susunan yang homogen.
• Penandaan pada etiket harus tertera “obat luar”
1. Dasar Salep Hidrokarbon
• Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep
berlemak, antara lain vaselin putih dan salep
putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair
yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini
dimaksudkan untuk memperpanjang kontak
bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai
pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon
digunakan terutama sebagai emolien, sukar
dicuci, tidak mengering dan tidak tampak
berubah dalam waktu lama.
2. Dasar Salep Serap
• Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok.
Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang
dapat bercampur dengan air membentuk emulsi
air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin
anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas
emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur
dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin).
Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien.
3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air
• Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air,
antara lain salep hidrofilik (krim). Dasar salep ini
dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan
air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap
basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar
kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi
lebih efektif menggunakan dasar salep ini dari
pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain
dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan
dengan air dan mudah menyerap cairan yang
terjadi pada kelainan dermatologik.
4. Dasar Salep Larut Dalam Air
• Kelompok ini disebut juga dasar salep tak
berlemak dan terdiri dari konstituen larut air.
• Dasar salep jenis ini memberikan banyak
keuntungannya seperti dasar salep yang dapat
dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan
tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin
anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat
disebut gel.
 Stabil selama dipakai harus bebas
inkompatibilitas
 Lunak (halus dan homogen)
 Mudah dipakai
 Dasar salep yang cocok
 Dapat terdistribusi merata
1. Unguenta: Salep yang memiliki konsistensi seperti
mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah
dioleskan
2. Krim ( cream ): Salep yang banyak mengandung air,
mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan
air.
3. Pasta: Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
( serbuk) berupa suatu salep tebal karena merupakan
penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi.
4. Cerata: Salep berlemak yang mengandung persentase
lilin ( wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras
( ceratum labiale ).
5. Gelones / spumae/ jelly: Salep yang lebih halus,
umumnya cair , dan sedikit mengandung atau tidak
mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis,
biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari
minyak dan lemak dengan titik lebur rendah.
Contoh : starch jelly ( amilum 10% dengan air mendidih).
1. Salep epidermik ( epidermic ointment, salep penutup)
• Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek lokal
dan untuk meredakan rangsangan / anestesi lokal ; tidak diabsorbsi ;
kadang-kadang ditambahkan antiseptik atau astringent. Dasar salep
yang baik untuk jenis salep ini adalah senyawa hidrokarbon.
2. Salep endodermik
• Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit,
tetapi tidak melalui kulit ; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk
melunakkan kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik
adalah minyak lemak.
3. Salep diadermik
• Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit
untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang
mengandung senyawa merkuri iodida atau belladona.
• 1. Zat padat (Zat padat dan larut dalam dasar salep):
A.) Camphorae:
• Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan didalam
pot salep tertutup (jika tidak dilampaui daya larutnya)
• Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak (Ol. sesami),
camphorae dilarutkan lebih dahulu dalam minyak tersebut
• Jika dalam resep terdapat salol, menthol, atau zat lain yang
dapat mencair jika dicampur (karena penurunan titik eutektik),
camphorae dicampurkan supaya mencair, baru ditambahkan
dasar salepnya
• Jika camphorae itu berupa zat tunggal, camphorae ditetesi
lebih dahulu dengan eter atau alkohol 95%, kemudian digerus
dengan dasar salepnya.
B.) Pellidol
• Larut 3% dalam dasar salep, pellidol dilarutkan bersama-
sama dengan dasar salepnya yang dicairkan (jika dasar
salep disaring tetapi jangan lupa harus ditambahkan
pada penimbangannya sebanyak 20% ).
• Jika pellidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya,
maka digerus dengan dasar salep yang mudah dicairkan.
C.) Iodum
• Jika kelarutannya tidak dilampaui, kerjakan seperti pada
camphorae
• Larutkan dalam larutan pekat KI atau NaI (seperti pada
unguentum iodii dari Ph. Belanda V)
• Ditetesi dengan etanol 95% sampai larut, baru
ditambahkan dasar salepnya
2. Zat padat larut dalam air
A.) Protargol
• Taburkan diatas air, diamkan ditempat gelap selama ¼ jam sampai
larut
• Jika dalam resep terdapat gliserin, tambahkan gliserin tersebut, baru
ditambahkan airnya dan tidak perlu ditunggu ¼ jam lagi karena
dengan adanya gliserin, protargol atau mudah larut.
B.) Colargol
• Dikerjakan seperti protargol
C.) Argentum nitrat (AgNO3)
• Walaupun larut dalam air, zat ini tidak boleh dilarutkan dalam air
karena akan meninggalkan bekas noda hitam pada kulit yang
disebabkan oleh terbentuknya Ag2O, kecuali pada resep obat wasir.
D.) Fenol/fenol
• Sebenarnya fenol mudah larut dalam air, tetapi dalam salep tidak
dilarutkan karena akan menimbulkan rangsangan atau mengiritasi
kulit dan juga tidak boleh diganti dengan Phenol liquifactum
(campuran fenol dan air 77-81,5% FI ed.III).
3. Zat cair
Sebagai pelarut bahan obat
A.) Air
Terjadi reaksi:
• Contohnya, jika aqua calcis bercampur dengan minyak
lemak akan terjadi penyabunan sehingga cara
penggunaannya adalah dengan diteteskan sedikit demi
sedikit kemudian dikocok dalam sebuah botol bersama
dengan minyak lemak, baru dicampur dengan bahan
lainnya.
Tak terjadi reaksi:
• Jumlah sedikit : teteskan terakhir sedikit demi sedikit
• Jumlah banyak : diuapkan atau diambil bahan
berkhasiatnya saja dan berat airnya diganti dengan dasar
B.) Spiritus/etanol/alkohol
• Jumlah sedikit : teteskan terakhir sedikit demi sedikit
• Jumlah banyak :
- Tahan panas : Tinct. Ratanhiae, panaskan diatas tangas
air sampai sekental sirop atau sepertiga bagian.
- Tak tahan panas :
• Diketahui pembandingnya, maka diambil bagian-
bagiannya saja, misalnya tinct. iodii
• Tak diketahui pembandingnya, teteskan terakhir sedikit
demi sedikit
• Jika dasar salep lebih dari 1 macam, harus
diperhitungkan menurut perbandingan dasar salepnya.
C.) Cairan kental
• Umumnya dimasukan sedikit demi sedikit. Contohnya :
gliserin, pix lithantratis, pix liquida, balsem peruvianum,
ichtyol, kreosot.
• 3. Bahan berupa ekstrak/extractum
A.) Extractum sicccum /kering
• Umumnya larut dalam air, maka dilarutkan dalam air, dan
berat air dapat dikurangkan dari dasar salepnya
B.) Extractum spissum/kental
• Diencerkan dahulu dengan air atau etanol
C.) Extractum liquidum
• Dikerjakan seperti pada cairan dengan spiritus.
4. Bahan-bahan lain
A.) Hydrargyrum
• Gerus dengan adeps lanae dalam lumpang dingin,
sampai halus (<20µg) atau gunakan resep standar,
misalnya : Unguentum Hydrargyri (Ph.Belanda V) yang
mengandung 30% dan Unguentum Hydrargyri Fortio
(C.M.N) mengandung 50%
B.) Naphtolum
• Dapat larut dalam sapo kalicus, larutkan dalam sapo
tersebut. Jika tidak ada sapo, dikerjakan seperti
Camphorae. Mempunyai D.M/T.M untuk obat luar.
C.) Bentonit
• Serbuk halus yang dengan air akan membentuk
massa seperti salep.
TERIMA KASIH


More Related Content

What's hot

Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraCitra pharmacist
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanYulinda Kartika
 

What's hot (20)

Gel
GelGel
Gel
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Pill
PillPill
Pill
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Salep
SalepSalep
Salep
 
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
 
Kul1. basis salep
Kul1. basis salepKul1. basis salep
Kul1. basis salep
 
Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013
 
05 stabilitas obat
05 stabilitas obat05 stabilitas obat
05 stabilitas obat
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Ilmu resep
Ilmu resepIlmu resep
Ilmu resep
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Bahan kukiah farmasetika dasar
Bahan kukiah farmasetika dasarBahan kukiah farmasetika dasar
Bahan kukiah farmasetika dasar
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Slide Presentasi Tablet
Slide Presentasi TabletSlide Presentasi Tablet
Slide Presentasi Tablet
 
Cream tipe m
Cream tipe mCream tipe m
Cream tipe m
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 

Similar to Farmasetika Dasar Salep

PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxBryanDixon13
 
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salepwidyafr
 
Hand body
Hand bodyHand body
Hand bodyfitri11
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxnurulwahyuni41
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxdiah72
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxssuserbb0b09
 
Inkompatibilitas salep
Inkompatibilitas salepInkompatibilitas salep
Inkompatibilitas saleppujihartati5
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaFikri Nisa
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxGanjarTaufik
 

Similar to Farmasetika Dasar Salep (20)

PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptx
 
Salep mia faujiah
Salep mia faujiahSalep mia faujiah
Salep mia faujiah
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salep
 
Lotion Pegagan
Lotion PegaganLotion Pegagan
Lotion Pegagan
 
Hand body
Hand bodyHand body
Hand body
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Sediaan galenika
Sediaan galenikaSediaan galenika
Sediaan galenika
 
galenika
galenikagalenika
galenika
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptx
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
 
Inkompatibilitas salep
Inkompatibilitas salepInkompatibilitas salep
Inkompatibilitas salep
 
SUPPOSITORIA
SUPPOSITORIA SUPPOSITORIA
SUPPOSITORIA
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 
KOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdfKOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdf
 
Galenika
GalenikaGalenika
Galenika
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 

Recently uploaded

oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 

Recently uploaded (17)

oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 

Farmasetika Dasar Salep

  • 1. FARMASETIKA DASAR KELOMPOK 5: KHARIS DWI MARIA ULFA MARWAH RISTIANTY MAYA PRATIWI MOULINA RAHMAH NENG RAHMAWATI DEWI RIYAN SEPTIAN
  • 2. Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir (FI ed IV). Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI ed III). Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %. Sedian setengan padat ini tidak menggunakan tenaga.
  • 3. Persyaratan Salep menurut Farmakope Indonesia Edisi III • Pemberian tidak boleh berbau tengik. • Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %. • Dasar salep homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. • Penandaan pada etiket harus tertera “obat luar”
  • 4. 1. Dasar Salep Hidrokarbon • Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
  • 5. 2. Dasar Salep Serap • Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien.
  • 6. 3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air • Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep hidrofilik (krim). Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik.
  • 7. 4. Dasar Salep Larut Dalam Air • Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. • Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.
  • 8.  Stabil selama dipakai harus bebas inkompatibilitas  Lunak (halus dan homogen)  Mudah dipakai  Dasar salep yang cocok  Dapat terdistribusi merata
  • 9. 1. Unguenta: Salep yang memiliki konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan 2. Krim ( cream ): Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. 3. Pasta: Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat ( serbuk) berupa suatu salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi.
  • 10. 4. Cerata: Salep berlemak yang mengandung persentase lilin ( wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras ( ceratum labiale ). 5. Gelones / spumae/ jelly: Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contoh : starch jelly ( amilum 10% dengan air mendidih).
  • 11. 1. Salep epidermik ( epidermic ointment, salep penutup) • Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek lokal dan untuk meredakan rangsangan / anestesi lokal ; tidak diabsorbsi ; kadang-kadang ditambahkan antiseptik atau astringent. Dasar salep yang baik untuk jenis salep ini adalah senyawa hidrokarbon. 2. Salep endodermik • Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit, tetapi tidak melalui kulit ; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak. 3. Salep diadermik • Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang mengandung senyawa merkuri iodida atau belladona.
  • 12. • 1. Zat padat (Zat padat dan larut dalam dasar salep): A.) Camphorae: • Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan didalam pot salep tertutup (jika tidak dilampaui daya larutnya) • Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak (Ol. sesami), camphorae dilarutkan lebih dahulu dalam minyak tersebut • Jika dalam resep terdapat salol, menthol, atau zat lain yang dapat mencair jika dicampur (karena penurunan titik eutektik), camphorae dicampurkan supaya mencair, baru ditambahkan dasar salepnya • Jika camphorae itu berupa zat tunggal, camphorae ditetesi lebih dahulu dengan eter atau alkohol 95%, kemudian digerus dengan dasar salepnya.
  • 13. B.) Pellidol • Larut 3% dalam dasar salep, pellidol dilarutkan bersama- sama dengan dasar salepnya yang dicairkan (jika dasar salep disaring tetapi jangan lupa harus ditambahkan pada penimbangannya sebanyak 20% ). • Jika pellidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya, maka digerus dengan dasar salep yang mudah dicairkan. C.) Iodum • Jika kelarutannya tidak dilampaui, kerjakan seperti pada camphorae • Larutkan dalam larutan pekat KI atau NaI (seperti pada unguentum iodii dari Ph. Belanda V) • Ditetesi dengan etanol 95% sampai larut, baru ditambahkan dasar salepnya
  • 14. 2. Zat padat larut dalam air A.) Protargol • Taburkan diatas air, diamkan ditempat gelap selama ¼ jam sampai larut • Jika dalam resep terdapat gliserin, tambahkan gliserin tersebut, baru ditambahkan airnya dan tidak perlu ditunggu ¼ jam lagi karena dengan adanya gliserin, protargol atau mudah larut. B.) Colargol • Dikerjakan seperti protargol C.) Argentum nitrat (AgNO3) • Walaupun larut dalam air, zat ini tidak boleh dilarutkan dalam air karena akan meninggalkan bekas noda hitam pada kulit yang disebabkan oleh terbentuknya Ag2O, kecuali pada resep obat wasir. D.) Fenol/fenol • Sebenarnya fenol mudah larut dalam air, tetapi dalam salep tidak dilarutkan karena akan menimbulkan rangsangan atau mengiritasi kulit dan juga tidak boleh diganti dengan Phenol liquifactum (campuran fenol dan air 77-81,5% FI ed.III).
  • 15. 3. Zat cair Sebagai pelarut bahan obat A.) Air Terjadi reaksi: • Contohnya, jika aqua calcis bercampur dengan minyak lemak akan terjadi penyabunan sehingga cara penggunaannya adalah dengan diteteskan sedikit demi sedikit kemudian dikocok dalam sebuah botol bersama dengan minyak lemak, baru dicampur dengan bahan lainnya. Tak terjadi reaksi: • Jumlah sedikit : teteskan terakhir sedikit demi sedikit • Jumlah banyak : diuapkan atau diambil bahan berkhasiatnya saja dan berat airnya diganti dengan dasar
  • 16. B.) Spiritus/etanol/alkohol • Jumlah sedikit : teteskan terakhir sedikit demi sedikit • Jumlah banyak : - Tahan panas : Tinct. Ratanhiae, panaskan diatas tangas air sampai sekental sirop atau sepertiga bagian. - Tak tahan panas : • Diketahui pembandingnya, maka diambil bagian- bagiannya saja, misalnya tinct. iodii • Tak diketahui pembandingnya, teteskan terakhir sedikit demi sedikit • Jika dasar salep lebih dari 1 macam, harus diperhitungkan menurut perbandingan dasar salepnya. C.) Cairan kental • Umumnya dimasukan sedikit demi sedikit. Contohnya : gliserin, pix lithantratis, pix liquida, balsem peruvianum, ichtyol, kreosot.
  • 17. • 3. Bahan berupa ekstrak/extractum A.) Extractum sicccum /kering • Umumnya larut dalam air, maka dilarutkan dalam air, dan berat air dapat dikurangkan dari dasar salepnya B.) Extractum spissum/kental • Diencerkan dahulu dengan air atau etanol C.) Extractum liquidum • Dikerjakan seperti pada cairan dengan spiritus.
  • 18. 4. Bahan-bahan lain A.) Hydrargyrum • Gerus dengan adeps lanae dalam lumpang dingin, sampai halus (<20µg) atau gunakan resep standar, misalnya : Unguentum Hydrargyri (Ph.Belanda V) yang mengandung 30% dan Unguentum Hydrargyri Fortio (C.M.N) mengandung 50% B.) Naphtolum • Dapat larut dalam sapo kalicus, larutkan dalam sapo tersebut. Jika tidak ada sapo, dikerjakan seperti Camphorae. Mempunyai D.M/T.M untuk obat luar. C.) Bentonit • Serbuk halus yang dengan air akan membentuk massa seperti salep.