SlideShare a Scribd company logo
1 of 78
Norma, Etika, dan Kasus
Pers
Stanley Adi Prasetyo
Unika Atmajaya, Yogya, 18 Maret 2016
Bagian Satu
– Kemerdekaan pers sbg bagian dr hak asasi kemerdekaan
menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dgn hati nurani dan
hak memperoleh informasi, [menimbang (b)]
– Kebebasan pers untuk demokrasi, keadilan dan kebenaran,
memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan
bangsa
– Pasal 4 yang berisi:
• Kemerdekaan pers dijamin sbg hak asasi warga negara.
• Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran,
pembredelan atau pelarangan penyiaran.
• Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional
mempunyai hak mencari, memperoleh, dan
menyebarluaskan gagasan dan informasi.
• Hak tolak sbg bentuk pertanggungjawaban pemberitaan
UU No 40/1999 ttg Pers
Peran Pers dalam HAM
Dalam rangka merealisasikan peran pers sbg pemberi
informasi (purveyor of information) dan pengawas publik
(public watchdog) mensyaratkan sejumlah prinsip dan
kondisi spt:
• Jaminan Hukum Kemerdekaan Pers
• Independensi Wartawan dan Media
• Akurat dan Berimbang
• Pencarian (seeking) dan penemuan (discovery) kebenaran
berlangsung tanpa rasa takut (dianiaya)
• Akses atas informasi, terutama informasi dari pemerintah
• Akses untuk meliput juga bagi wartawan asing
 Wartawan dan pers adalah pihak yang menjalankan upaya
pemenuhan hak warganegara atas “hak atas informasi” dan “hak
untuk mengetahui” (Pasal 6)
 Karena itu media dan wartawan tak boleh dipidana => Pasal 50
KUHP, “Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan
ketentuan undang-undang, tidak dipidana”
 Pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau
pelarangan penyiaran
 Wartawan memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber (Pasal
4 Butir 4)
5
Diproduksi oleh lembaga yang berbadan hukum
Dibuat oleh wartawan profesional (taat KEJ dan bila ada
kesalahan mengakomodasi hak jawab, hak koreki, serta
permintaan maaf)
Berlaku model pertanggungjawaban air terjun (waterfall
responsibilities)
Ada penanggungjawab yang bisa dimintai
pertanggungjawaban
Ada tembok api (fire wall)
6
Di mana Batas Suatu Kebebasan?
• Batasnya adalah hak orang lain
– Hak privasi
– Hak untuk tak dihancurkan nama baiknya
– Hak untuk tidak difitnah
– Hak untuk tidak diserang keluarga atau orang-orang
terdekat yang tak ada kaitannya dengan kasus
– Hak untuk didengarkan
Pembatasan
• Pembatasan yang sah dari kebebasan berekspresi
termasuk di dalamnya Kemerdekaan Pers menurut
standar HAM universal (Pasal 19 KIHSP)
– menghormati hak atau nama baik orang lain;
– melindungi keamanan nasional atau ketertiban
umum atau kesehatan atau moral masyarakat;
– larangan melakukan propaganda perang (Pasal 20
KIHSP)
– larangan menghasut kebencian berdasarkan
kebangsaan, ras atau agama (Pasal 20 KIHSP)
Kriminalisasi Thp
Martabat Individu
• Kehormatan dan reputasi merupakan atribut yg melekat kepada
individu. Oleh karena itu hukum memberi perlindungan terhadap
integritas non-fisik atau martabat individu itu dgn mengelompokkan
perbuatan itu sbg crimes against integrity of person: mulai dr pencemaran
nama baik (defamation), penghinaan (slander), hingga kepada fitnah atau
menista (libel)
• Namun demikian upaya perlindungan terhdp kehormatan dan reputasi
individu tersebut juga hrs dilihat kaitanya dgn keberadaan hak yang
lain, yakni hak atas kebebasan berbicara (freedom of speech), berekspresi
(freedom of expression), dan kebebasan pers (freedom of the press) yang juga
harus dilindungi oleh negara
Tindak Pidana Pers
 Penghinaan => Pasal 310 (2) KUHP
 Fitnah => Pasal 311 KUHP
 Penghinaan ringan => Pasal 315 KUHP
 Pornografi => Pasal 282 (2) & 533 KUHP
 Penghasutan => Pasal 160 KUHP
 Pernyataan kebencian/permusahan terhadap
pemerintah => Pasal 154, golongan tertentu
=> Pasal 156 KUHP
Tanggung Jawab Penyertaan
1) Orang yang melakukan (pleger)
2) Orang yang menyuruh melakukan (doen pelgen)
3) Orang turut melukukan (medepleger)
4) Orang yang membujuk (uitlokker)
Penggunaan P 310 dan P 311 KUHP
• Penggunaan Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP tak bisa dilakukan secara
semena-mena. Apalagi dalam kasus terdakwa bukanlah subyek
hukum yang berdiri sendiri tapi perbuatannya terkait dengan
keluhan, rasa frustasi, dan kerugian yang dialami terdakwa atau juga
kepentingan umum yang diwakili terdakwa.
• Pengertian umum tentang tindakan “menghina” adalah menyerang
kehormatan dan nama baik seseorang yang mengakibatkan pihak
yang diserang akan merasa malu.
• Penjelasan yang dibuat R Sugandhi menganai Ayat (3) Pasal 310
adalah perbuatan yang dikategorikan “menyerang kehormatan” atau
“nama baik” tak bisa dihukum apabila tuduhan yang dilakukan demi
membela “kepentingan umum” atau terpaksa untuk “membela diri”.
•
Aspek Hukum Perdata
►Pasal. 1365 KUHP Perdata yang mengatur
perbuatan melawan hukum pada umumnya.
►Pasal. 1372 mengatur perbuatan melawan hukum
khusus pencemaran nama, (lex specialis)
►Unsur – unsur perbuatan yang dapat dikategorikan
sebagai perbuatan melawan hukum ?
► Pasal 1372 KUHP Perdata & Pasal 310 KUHP Pidana
Unsur–Unsur Penghinaan:
1). Pencemaran nama baik.
2). Adanya niat atau kesengajaan untuk menghina.
3). Hal tersebut bertujuan diketahui umum.
► Pasal. 1372 karena adanya niat dan kesengajaan
Kesimpulan:
Harus ada niat untuk merusak reputasi seseorang di
depan umum, namun niat tersebut dianggap tidak
ada jika penghinaan dilakukan demi kepentingan
umum.
 Gugatan perdata :
Adalah untuk mendapat ganti kerugian &
pemulihan kehormatan
 Tuntutan Pidana :
Untuk menghukum pelaku perbuatan.
 Perbuatan melawan Hukum pers
Harus mempertimbangkan unsur
a) Adanya Kepentingan umum
b) Adanya coverboth sides
c) Adanya pengguna hak Jawab
 Hub. UU. Pers 40/1999 sebagai lex specialis
Bagian Dua
Alur Penanganan
Pengaduan Dewan
Pers
Pengaduan
(telp, surat, fax,
email, langsung)
Pokja Pengaduan
Penilaian
Rekomendasi
Berkas
Ditutup
Kasus
Pers
Pemintaan
Pendapat
Bukan Kasus
Pers
Sidang
Pleno
PPR
Dapat
Dibuktikan
Tak Dapat
Dibuktikan
Menghentikan
Penanganan
T. Ada
Tanggap 3x
Tanggap
Diterima
Analisis
Berkas
DitutupTak
Datang
Mediasi
Rekomen
dasi
Panggilan
Para
Pihak
Ajudikasi
Panggilan
Kesepakatan
Damai
Ya!
Tidak!
Puas
?
1. UU No 40 Th
1999
2. KEJ
Anggota
DP
MOU DP Jadikan UU 40/1999 Sebagai
UU Khusus
• Mou POLRI:
– Penanganan sengketa pemberitaan terpusat di DP
– Penanganan pelaporan ke polisi perlu berkoordinasi dengan D
Pers
• Mou Kejagung:
– Penuntutan wajib mengundang ahli pers yang ditunjuk DP di
pengadilan
• SE MA:
– SEMA ttg kewajiban menghadirkan ahli pers yang ditunjuk DP
18
Bagaimana Mencegah Kasus Hukum?
• Taati Kode Etik Jurnalistik.
• Ketika diadukan ke Dewan Pers, taati keputusan Dewan Pers
(utk menghindari dugaan adanya niat buruk).
• Laksanakan UU Pers (penuhi syarat; jalankan misi pers;
penuhi hak koreksi, hak jawab, dan permintaan maaf).
• Patuhi Peraturan dan Surat Edaran Dewan Pers (UU 40 satu-
satunya yang tak ada PPnya).
• Jangan masuk terlalu jauh ke kasus yang sedang jadi perkara
hukum.
• Secara aktif minta petunjuk atau fatwa Dewan Pers.
Bagian Tiga
Ruang Lingkup Kode Etik
Kode Etik
Publik
/Konsumen
Media Sumber
Kerja
Profesional
11 Muatan Batang Tubuh KEJ
• CARA menjalankan profesi
Pasal 1
•SIKAP menjalankan profesi
Pasal 2
• CARA mengolah & memuat berita
Pasal 3, 4, 5, 6, 8
• CARA melindungi narasumber
Pasal 7 dan 8
•CARA menyelesaikan masalahPasal 10 dan 11
2 Muatan Penutup KEJ
Kode Etik Jurnalitik
Pasal 1
 Wartawan Indonesia bersikap independen,
menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan
tidak beritikad buruk.
Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai
dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan
intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika
peristiwa terjadi.
c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan
semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
 Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam
melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran
gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang
sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam
penyajian gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil
liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan
untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
 Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan
secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang
menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Penafsiran
a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck
tentang kebenaran informasi itu.
b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu
pemberitaan kepada masing-masing pihak secara
proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi
wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu
pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak
menghakimi seseorang.
Pasal 4
 Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis,
dan cabul.
Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya
oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta
yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara
sengaja dengan niat buruk.
c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis
dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-
mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan
mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
• Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan
menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak
menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku
kejahatan.
Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri
seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan
belum menikah.
Pasal 6
 Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi
dan tidak menerima suap.
 Penafsiran
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang
mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang
diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut
menjadi pengetahuan umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang,
benda atau fasilitas dari pihak lain yang
mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi
narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun
keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Penafsiran
a. Hak tolak adalah hak untuk tidak mengungkapkan identitas
dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber
dan keluarganya.
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita
sesuai dengan permintaan narasumber.
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data
dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa
menyebutkan narasumbernya.
d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari
narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
 Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita
berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang
atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang
lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Penafsiran
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang
baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui
secara jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
 Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber
tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk
kepentingan publik.
 Penafsiran
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap
menahan diri dan berhati-hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan
seseorang dan keluarganya selain yang terkait
dengan kepentingan publik.
Pasal 10
 Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan
memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan
atau pemirsa.
Penafsiran
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat
mungkin, baik karena ada maupun tidak ada
teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila
kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
 Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak
koreksi secara proporsional.
Penafsiran
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang
untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap
pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan
kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik
tentang dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu
diperbaiki.
Bagian Empat
Media Jaman Orde Baru
36
Minoritas
media coba
bersikap kritis
Mainstream media dibina
Deppen dan tunduk pada
pengawasan pemerintah.
SIUPP dibatasi oleh
pemerintah
Media Jaman Reformasi
(BJ Habibie)
37
Media partisan masih
hidup meski sudah
mulai ditinggalkan
pembaca
Media bebas dan independen
tumbuh subur pasca pembubaran
Deppen dan penghapusan SIUPP.
Media yang pernah dibredel
kembali hidup
Media Cetak Pasca Soeharto
• Di Jaman Orde Baru media hanya
dibatasi pada 180 SIUPP.
• Pada menjelang Pemilu 1999
berkembang menjadi sekitar 1.600
media (setelah Pemilu berlangsung
pada berguguran). Kini hanya ada
sekitar 900 media yang bertahan hidup.
• Partai, politikus dan pengusaha
berlomba bikin media untuk
memperoleh pengaruh politik dan
kekuasaan.
38
Tiga Macam Media Saat Ini
39
Pers
Profesional
Pers
Partisan
Pers Abal-
Abal
Media Pasca Pemilu 2014
• Ada sejumlah pemilik media bikin partai politik
• Ada orang partai yang memiliki media
• Media loyal mencitrakan pemilik/partainya
• Media loyal membela kepentingan pemiliknya
• Melalui model framing berita, talkshow, liputan khusus, hingga
sekilas info, dan running text
• Melalui pemilihan angle gambar dan pemilihan narasumber
• Media TV (berita) sepertinya terbelah menjadi 2 kekuatan, sisanya
tetap konsisten (gosip, hiburan, India, dangdut, hantu)
40
41
Konflik Kepentingan Media/Jurnalis
Ideologi
Identitas
Kualitas SDM
Visi & Misi Perusahaan
Ekonomisasi Perusahaan
Faktor
Internal
Jurnalis/
Institusi Media
1. Konflik Kepentingan:
-Pemodal
-Pimpinan media
-Interes pribadi
2. Afiliasi politik
3 Pemboncengan bisnis media
Masyarakat “Tradisional”:
- Terpinggirkan
- Frustasi
- Paternalistis
- Mudah disulut
Kaitan Kemapanan & Perkembangan Usaha
Media
Start Up
Survival
Growth
Berkembang
Expantion
Mekar
Sustain
Tumbuh-
Berlanjut
Wartawan & Media
• Wartawan
1. Wartawan profesional
2. Wartawan partisan
3. Wartawan abal-abal
• Media
1. Media profesional (dominasi wartawan profesional, wartawan partisan ada tapi
tak dapat tempat dan posisi penting)
2. Media partisan (dominasi wartawan partisan, wartawan profesional
terpinggirkan dan frustasi, wartawan abal-abal eksis)
3. Media abal-abal (berisi para wartawan abal-abal)
43
Pasca SK & SE Dewan Pers
• Terkait persyaratan badan
hukum dan verifikasi, serta
penggunaan nama-nama
yang tidak boleh digunakan
ratusan (dan mungkin
ribuan) media abal-abal
yang tadinya terbit
mingguan ramai-raai
bermigrasi ke media online.
44
Data Media Terakhir
• Menurut perkiraan di Indonesia kini ada sekitar
2.000 media media cetak. Namun dari jumlah
tersebut hanya 567 media cetak yang memenuhi
syarat disebut sebagai media profesional (Data
Pers 2014)
• Sedangkan media online/siber diperkirakan
mencapai angka 26.300, tapi yang tercatat sebagai
media profesional hanya hanya 211 media online
saja.
• Selain itu hingga akhir 2014 tercatat ada 1.166
media radio dan 394 media televisi.
–
45
Masalah Penegakan Etika Pers
Pers Palsu:
• Fenomena media abal-abal
• Fenomena wartawan abal-abal
• Pers kuning (yellow papers)
Lemah kapasitas:
• Tak pernah ikut pendidikan jurnalistik
• Pilih jalan pintas (tak ke lapangan, gunakan sumber media sosial,
kloning, dll)
• Tak penuhi kode etik jurnalistik
• Tak sesuai standar perilaku
Kepentingan Pemilik Media/Mogulisme
• Pemberitaan/isi media bias
• Terompet
Bagian Lima
Pengaduan ke Dewan Pers 2013
Kategori Pengaduan Frek %
Pengaduan Langsung 409 52.7
Pengaduan Tembusan 351 45.2
Permintaan Pendapat oleh KPI 5 0.6
Permintaan Pendapat oleh Polri 5 0.6
Lain-lain 6 0.8
Total 776 100.0
Jenis Pengaduan ke D Pers 2013
Jenis Pengaduan Frek %
Pengaduan tentang Berita 327 42.1
Hak Jawab 209 26.9
Sanksi/Teguran KPI kepada Media Televisi 37 4.8
Pengaduan tentang Kekerasan terhadap Wartawan/Media 25 3.2
Tanggapan terhadap Pengaduan 19 2.4
Pengaduan tentang PerilakuTindakan Wartawan 17 2.2
Pengaduan tentang Artikel/Opini/Surat Pembaca 15 1.9
Meminta Pendapat Sesuai UU Pers/Kode Etik Jurnalistik 15 1.9
Somasi 13 1.7
Mengadukan Iklan 10 1.3
Pengaduan tentang Badan Hukum Perusahaan Pers 9 1.2
Iklan Kampanye 8 1.0
Hak Koreksi 7 0.9
Pengaduan tentang Foto/Ilustrasi/Kartun 6 0.8
Wartawan/Media Digugat ke Polisi/Pengadilan karena Berita 6 0.8
Isi Siaran Televisi 3 0.4
Bukan Kasus Pers/Jurnalistik 2 0.3
Plagiasi Berita 2 0.3
Pengaduan Pemutusan Kerjasama Sepihak dengan Media 1 0.1
Lain-lain 45 5.8
Total 776 100.0
Jenis Pengaduan ke DP 2013
51
Jenis Pengaduan
Kategori Pengaduan
Pengaduan
Langsung
Pengaduan
Tembusan
Permintaan
Pendpt KPI
Permintaan
Pendpt Polri
Lain-lain Total
Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %
Berita 274 67.0 53 15.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 327 42.1
Perilaku/Tindakan Wartawan 11 2.7 6 1.7 0 0.0 0 0.0 0 0.0 17 2.2
Kekerasan terhdp Wart./Media 17 4.2 8 2.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 25 3.2
Artikel/Opini/Surat Pembaca 6 1.5 9 2.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 15 1.9
Foto/Ilustrasi/Kartun 3 0.7 3 0.9 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 0.8
Mengadukan Iklan 3 0.7 7 2.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 10 1.3
Badan Hukum Perusahaan Pers 7 1.7 2 0.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 9 1.2
Wartawan/Media Digugat ke
Polisi/Pengadilan krn Berita
5 1.2 1 0.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6
0.8
Meminta Pendapat Sesuai UU
Pers/Kode Etik Jurnalistik
4 1.0 0 0.0 5 100.0 5 100.0 1 16.7 15
1.9
Pemutusan Kerja Sepihak dgn Media 1 0.2 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 0.1
Hak Jawab 37 9.0 172 49.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 209 26.9
Lain-lain 19 4.6 21 6.0 0 0.0 0 0.0 5 83.3 45 5.8
Hak Koreksi 2 0.5 5 1.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 7 0.9
Tanggapan terhdp Pengaduan 14 3.4 5 1.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 19 2.4
Sanksi/Tegur KPI kpd Televisi 0 0.0 37 10.5 0 0.0 0 0.0 0 0.0 37 4.8
Isi Siaran Televisi 2 0.5 1 0.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 3 0.4
Somasi 0 0.0 13 3.7 0 0.0 0 0.0 0 0.0 13 1.7
Bukan Kasus Pers/Jurnalistik 0 0.0 2 0.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 0.3
Plagiasi Berita 1 0.2 1 0.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 0.3
Iklan Kampanye 3 0.7 5 1.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 8 1.0
Total 409 100 351 100 5 100 5 100.0 6 100 776
100
Kategori Pengadu 2013
Kategori Pengadu Frek %
Masyarakat 194 25.0
Pejabat/Pemeritah Pusat/Pemerintah Daerah 132 17.0
Mahasiswa/Organisasi Kemahasiswaan 120 15.5
Lembaga Negara (KPK/KPI/KPU dll) 71 9.1
Pengusaha/Perusahaan 61 7.9
Wartawan/Media Cetak 58 7.5
Organisasi Kemasyarakatan/LSM 30 3.9
Organisasi Wartawan/Pers 20 2.6
Wartawan/Media Online 18 2.3
Anggota DPR/DPRD 15 1.9
Pengacara 12 1.5
Polisi/Kepolisian 11 1.4
Partai Politik/Tokoh Politik 9 1.2
Perguruan Tinggi/Sekolah/Guru/Peneliti 7 0.9
Tentara/TNI 5 0.6
Wartawan/Media Elektronik 4 0.5
Rumah Sakit 2 0.3
Lainnya 7 0.9
Total 776 100.0
Pengadu 2013 Berdasar Wilayah
53
Wilayah Pengadu Frek %
Jawa 524 67.5
Sumatra 137 17.7
Sulawesi 32 4.1
Bali/Nusa Tenggara 14 1.8
Kalimantan 25 3.2
Maluku 8 1.0
Papua 6 0.8
Lainnya 30 3.9
Total 776
100.
0
Kasus Pemberitaan Bom Pipa Oleh Metro TV
Media Tak Lakukan Verifikasi dan Tak Konfirmasi
Twitter A. Dhani:
SAYA AKAN POTONG
KEMALUAN SAYA KALAU
JOKOWI BISA MENANG
DARI PRABOWO
SUBIANTOI! ITU SUMPAH
SAYA
• Okezone.comVs ABN
• Maully Donggur Rinanda
Nasution Tertangkap Basah
Menggunakan Narkoba,
• Maully Didor Polisi krn
Melawan Saat Ditangkap
• Mengutip sbr ucapan
anggota Polsek yg
mengatakan bhw Maully adl
anak pengacara kondang
ABN
• Kasus berhasil diselesaikan
melalui mekanisme
ajudikasi 29 hari sebelum
ABN meninggal dunia
Media Tak Lakukan Verifikasi dan Tak Konfirmasi
Kasus Pemberitaan Sodomi di Ciracas
• Seorang bocah berusia 5 tahun korban sodomi seorang buruh bangunan bernama SA dan
juga oknum anggota Brimob bernama E yang tak lain adalah tetangga si bocah yang
tinggal di kawasan Ciracas.
• Pada Jumat 21 Februari 2013 si bocah dibawa ibunya melaporkan terjadi kekerasan
seksual yang dialaminya ke Unit pelayanan Perempuan dan Anak di Polres Metro Jakarta
Timur. Sejumlah wartawan rupanya mencium peristiwa ini dan menurunkan liputan.
• Sejumlah media yang profesional menurunkan liputan sesuai standar dan etika jurnalistik.
Nama dan identitas si bocah dan keluarganya disamarkan. Namun ada media, termasuk
stasiun televisi yang kemudian memberitakan peristiwa ini tanpa memperhatikan
kemungkinan buruh yang bisa menimpa si bocah dan keluarganya. Nama, wajah dan
identitas si bocah beserta ibunya disiarkan secara gamblang. Sebagian menginisialkan
nama dan mengaburkan tampilan wajah si bocah, tapi justru menyebut dengan gamblang
alamatnya di kawasan Ciracas.
• Apa yang terjadi kemudian?
• Orang tua si bocah mendapat
teror dari sejumlah oknum
anggota polisi yang tak senang
dengan pencemaran nama baik
korps mereka.
• Bukan hanya itu para tetangga
si bocah ramai-ramai
mendatangi ibu si si bocah dan
mengusir mereka untuk tidak
lagi tinggal di desa. Alasannya
adalah gara-gara liputan media,
nama desa telah dicemarkan.
Pemberitaan
Seorang Pelajar
SD
Mereview Pemberitaan ttg Tata Chubby
• Dimulai dari
diketemukannya
jenasah perempuan
di tempat indekos di
kawasan Tebet yang
nyaris bugil dalam
posisi tengkurap di
atas kasur dengan
leher terjerat kabel
pengering rambut.
• Muncul pemberitaan spekulatif
merujuk pada keterangan pakar
psikologi forensik yang
mengatakan bahwa ada
kemungkinan si perempuan dan
pembunuhnya adalah penderita
kelainan seksual (sex
sadimashochis). “Mereka
melakukan hubungan seks
abnormal hingga kebablasan dan
salah satu mati”.
• Akhirnya sang pembunuh
berhasil ditangkap polisi dan
modus pembunuhan pun
diungkap oleh media.
Berita Koran Kuning Lebih Seru
Apa Yang Terjadi Kemudian?
• Foto almarhum Tata
Chubby diambil dari
media sosial dan
diumbar oleh berbagai
media, baik cetak,
online maupun TV.
• Dan ketika
almarhumah sudah ada
di liang lahat wartawan
menuliskan masih
mengulas habis profesi
dan aibnya.
• Keluarga
almarhumah
diekspos
dengan
menampilkan
wajah mereka
serta ditanya
tentang profesi
almarhumah
yang jadi aib
• Media sosial (akun
facebook dan twiter)
almarhum dikulik dan
berita sengaja digiling
untuk mengungkapkan
liku-liku cara
almarhumah menjual
jasa.
• Mulai dari tarif, cara
booking hingga
testimoni kepuasan
sejumlah laki-laki yang
pernah menidurinya.
• Media memuat foto-
foto dari facebook Tata
Chubby dalam
berbagai posisi,
termasuk foto yang
nyaris bugil.
• Demikian juga sang
pembunuh, wawancara
media menjurus kepada
hal-hal yang mesum.
• Istri dan anak sang
pembunuh yang tak
memiliki kaitan dengan
aksi pembunuhan oleh
media fotonya juga
ditampilkan secara
gamblang.
Prostitusi Artis
Dampak Media Terhdp Rumah Tangga
Pengaduan ke
Dewan Pers
Kesepakatan Luna Maya dan Radar Bogor
• Radar Bogor memuat
risalah sidang ajudikasi
Dewan Pers
• Radar Bogor meminta
maaf kepada Luna
Maya dan pembaca
• Radar Bogor memuat
hak jawab (bantahan)
Luna Maya
Bagian Enam
Ancaman Thp Media dan Wartawan
• Undang-Undang Pidana (P 207, 310, 311 KUHP)
• Undang-Undang ITE
• Undang-Undang Rahasia Perbankan
• Undang-Undang TPPU
• Sejumlah RUU yang digagas
• Kriminalisasi narasumber
• Kriminalisasi penulis Surat Pembaca
Kasus Pemuatan Rekening BG Oleh Majalah Tempo
Wartawan Masa Kini
Sumber: Indonesian Journalits Technographics Report, 2012-2013; N = 362
• Mayoritas wartawan saat ini ternyata memilih jalan paling mudah
untuk menulis, menemukan ide berita, sekaligus menverifikasi
sebuah fakta hanya dengan mengandalkan sumber media sosial
Sekian
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik JurnalistikProblematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik JurnalistikYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Fungsi, tugas dan tujuan public relation
Fungsi, tugas dan tujuan public relationFungsi, tugas dan tujuan public relation
Fungsi, tugas dan tujuan public relationkaharudin6
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordLingga - Universitas Riau
 
Teori Kategori Sosial
Teori Kategori SosialTeori Kategori Sosial
Teori Kategori Sosialmankoma2013
 
Computer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication TheoryComputer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication Theorymankoma2012
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIANTeddy Ayomi
 
6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politikintanips
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theorymankoma2012
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theorymankoma2013
 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikSekar larasati
 
Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosialmankoma2012
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theoryelsatamara
 
Opini publik 3_pram_online
Opini publik 3_pram_onlineOpini publik 3_pram_online
Opini publik 3_pram_onlinepratamaadhyaksa
 
6. publik publik humas
6. publik publik humas6. publik publik humas
6. publik publik humasblade_net
 

What's hot (20)

Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik JurnalistikProblematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
 
Fungsi, tugas dan tujuan public relation
Fungsi, tugas dan tujuan public relationFungsi, tugas dan tujuan public relation
Fungsi, tugas dan tujuan public relation
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
Teori Kategori Sosial
Teori Kategori SosialTeori Kategori Sosial
Teori Kategori Sosial
 
Computer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication TheoryComputer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication Theory
 
Kampanye PR
Kampanye PRKampanye PR
Kampanye PR
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theory
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik
 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 
Opini publik 3_pram_online
Opini publik 3_pram_onlineOpini publik 3_pram_online
Opini publik 3_pram_online
 
6. publik publik humas
6. publik publik humas6. publik publik humas
6. publik publik humas
 
Sejarah Ilmu Komunikasi
Sejarah Ilmu KomunikasiSejarah Ilmu Komunikasi
Sejarah Ilmu Komunikasi
 

Viewers also liked

Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanPerubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanIndra Yu
 
Pengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahan
Pengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahanPengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahan
Pengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahanNabilatusolihah Nabnab
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikReza Oktarama
 
Ilmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikIlmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikelriq
 
Teknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasiTeknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasiMulyadi Yusuf
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASITEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASIDiana Amelia Bagti
 
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanNina Muhaemin
 
forensik
forensikforensik
forensikblofoma
 
Hukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik persHukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik persDanu Putra
 
Case Analisa swot
 Case Analisa swot  Case Analisa swot
Case Analisa swot Indra Yu
 
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan PersDampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan PersKiki Evi Wahyuliana
 
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1Diana Amelia Bagti
 
Negosiasi.
Negosiasi.Negosiasi.
Negosiasi.Adi Full
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMohammad Nawawi
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaRghine Ayrghine
 

Viewers also liked (20)

Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanPerubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
 
Pengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahan
Pengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahanPengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahan
Pengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan sistem pemerintahan
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
 
Ilmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikIlmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensik
 
Teknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasiTeknik negosiasi & mediasi
Teknik negosiasi & mediasi
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
9 teknik negosiasi
9 teknik negosiasi9 teknik negosiasi
9 teknik negosiasi
 
Macam Macam Delik
Macam Macam DelikMacam Macam Delik
Macam Macam Delik
 
Luka
LukaLuka
Luka
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASITEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
 
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
 
forensik
forensikforensik
forensik
 
Negosiasi
NegosiasiNegosiasi
Negosiasi
 
Hukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik persHukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik pers
 
Case Analisa swot
 Case Analisa swot  Case Analisa swot
Case Analisa swot
 
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan PersDampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
 
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
 
Negosiasi.
Negosiasi.Negosiasi.
Negosiasi.
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di Indonesia
 

Similar to Norma Etika Pers

PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistikPKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistiknurul limsun
 
Hak asasi manusia (x mipa 5)
Hak asasi manusia (x mipa 5)Hak asasi manusia (x mipa 5)
Hak asasi manusia (x mipa 5)Azka8
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawTitikbudiarti
 
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)DPK GmnI FISIP Undip
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabVJ Asenk
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistikyudikrismen1
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiDita Fadhila
 
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAgarrytokai
 
PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxPRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxAnggaWijaya86
 
Ham 131107101519-phpapp02
Ham 131107101519-phpapp02Ham 131107101519-phpapp02
Ham 131107101519-phpapp02rofiqalfauzy
 
PPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM
PPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAMPPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM
PPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAMDoris Agusnita
 
UIF0003-122212-931-6.ppt
UIF0003-122212-931-6.pptUIF0003-122212-931-6.ppt
UIF0003-122212-931-6.pptNaufalAnugrah5
 
Kode etik profesional pers
Kode etik profesional persKode etik profesional pers
Kode etik profesional persharry raharjo
 
Quiz ham 41614110109
Quiz ham 41614110109Quiz ham 41614110109
Quiz ham 41614110109irvan sidik
 

Similar to Norma Etika Pers (20)

PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistikPKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
 
Ppt pkn
Ppt pknPpt pkn
Ppt pkn
 
Hak asasi manusia (x mipa 5)
Hak asasi manusia (x mipa 5)Hak asasi manusia (x mipa 5)
Hak asasi manusia (x mipa 5)
 
Kode Etik Wartawan Indonesia
Kode Etik Wartawan IndonesiaKode Etik Wartawan Indonesia
Kode Etik Wartawan Indonesia
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the law
 
Kode etik
Kode etikKode etik
Kode etik
 
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik GmnI FISIP Undip 2021: Kebebasan Pers (23 April 2021)
 
Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawab
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
 
PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxPRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
 
Ham 131107101519-phpapp02
Ham 131107101519-phpapp02Ham 131107101519-phpapp02
Ham 131107101519-phpapp02
 
PPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM
PPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAMPPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM
PPT KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM
 
UIF0003-122212-931-6.ppt
UIF0003-122212-931-6.pptUIF0003-122212-931-6.ppt
UIF0003-122212-931-6.ppt
 
Kode etik profesional pers
Kode etik profesional persKode etik profesional pers
Kode etik profesional pers
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Iv hak asasi manusia
Iv hak asasi manusiaIv hak asasi manusia
Iv hak asasi manusia
 
Quiz ham 41614110109
Quiz ham 41614110109Quiz ham 41614110109
Quiz ham 41614110109
 

More from Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc

Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptxSejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptxYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaJenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau PublikMastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau PublikYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan SmartphoneYohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan SmartphoneYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik IndonesiaInternet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik IndonesiaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center LearningPengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center LearningYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya YogyakartaProfil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya YogyakartaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di IndonesiaKasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di IndonesiaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilRadio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 

More from Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc (20)

Blogging for journalism.ppt
Blogging for journalism.pptBlogging for journalism.ppt
Blogging for journalism.ppt
 
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptxSejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
 
Media sosial bagi Orang katolik indonesia
Media sosial bagi Orang katolik indonesiaMedia sosial bagi Orang katolik indonesia
Media sosial bagi Orang katolik indonesia
 
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaJenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
 
IDN Media: Sharing Session
IDN Media: Sharing SessionIDN Media: Sharing Session
IDN Media: Sharing Session
 
Produksi Konten Radio/Audio (News)
Produksi Konten Radio/Audio (News)Produksi Konten Radio/Audio (News)
Produksi Konten Radio/Audio (News)
 
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau PublikMastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
 
Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?
Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?
Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?
 
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan SmartphoneYohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
 
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik IndonesiaInternet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
 
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center LearningPengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
 
Wartawan dan Idealisme
Wartawan dan IdealismeWartawan dan Idealisme
Wartawan dan Idealisme
 
Pemetaan Silabus Hukum danEtika Jurnalisme
Pemetaan Silabus Hukum danEtika JurnalismePemetaan Silabus Hukum danEtika Jurnalisme
Pemetaan Silabus Hukum danEtika Jurnalisme
 
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya YogyakartaProfil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
 
Cyber Law dan Jurnalistik
Cyber Law dan JurnalistikCyber Law dan Jurnalistik
Cyber Law dan Jurnalistik
 
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di IndonesiaKasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
 
Penegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJI
Penegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJIPenegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJI
Penegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJI
 
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilRadio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
 
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
 
TTSSK Minggu 01
TTSSK Minggu 01TTSSK Minggu 01
TTSSK Minggu 01
 

Norma Etika Pers

  • 1. Norma, Etika, dan Kasus Pers Stanley Adi Prasetyo Unika Atmajaya, Yogya, 18 Maret 2016
  • 3. – Kemerdekaan pers sbg bagian dr hak asasi kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dgn hati nurani dan hak memperoleh informasi, [menimbang (b)] – Kebebasan pers untuk demokrasi, keadilan dan kebenaran, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa – Pasal 4 yang berisi: • Kemerdekaan pers dijamin sbg hak asasi warga negara. • Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran. • Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. • Hak tolak sbg bentuk pertanggungjawaban pemberitaan UU No 40/1999 ttg Pers
  • 4. Peran Pers dalam HAM Dalam rangka merealisasikan peran pers sbg pemberi informasi (purveyor of information) dan pengawas publik (public watchdog) mensyaratkan sejumlah prinsip dan kondisi spt: • Jaminan Hukum Kemerdekaan Pers • Independensi Wartawan dan Media • Akurat dan Berimbang • Pencarian (seeking) dan penemuan (discovery) kebenaran berlangsung tanpa rasa takut (dianiaya) • Akses atas informasi, terutama informasi dari pemerintah • Akses untuk meliput juga bagi wartawan asing
  • 5.  Wartawan dan pers adalah pihak yang menjalankan upaya pemenuhan hak warganegara atas “hak atas informasi” dan “hak untuk mengetahui” (Pasal 6)  Karena itu media dan wartawan tak boleh dipidana => Pasal 50 KUHP, “Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana”  Pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran  Wartawan memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber (Pasal 4 Butir 4) 5
  • 6. Diproduksi oleh lembaga yang berbadan hukum Dibuat oleh wartawan profesional (taat KEJ dan bila ada kesalahan mengakomodasi hak jawab, hak koreki, serta permintaan maaf) Berlaku model pertanggungjawaban air terjun (waterfall responsibilities) Ada penanggungjawab yang bisa dimintai pertanggungjawaban Ada tembok api (fire wall) 6
  • 7. Di mana Batas Suatu Kebebasan? • Batasnya adalah hak orang lain – Hak privasi – Hak untuk tak dihancurkan nama baiknya – Hak untuk tidak difitnah – Hak untuk tidak diserang keluarga atau orang-orang terdekat yang tak ada kaitannya dengan kasus – Hak untuk didengarkan
  • 8. Pembatasan • Pembatasan yang sah dari kebebasan berekspresi termasuk di dalamnya Kemerdekaan Pers menurut standar HAM universal (Pasal 19 KIHSP) – menghormati hak atau nama baik orang lain; – melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral masyarakat; – larangan melakukan propaganda perang (Pasal 20 KIHSP) – larangan menghasut kebencian berdasarkan kebangsaan, ras atau agama (Pasal 20 KIHSP)
  • 9. Kriminalisasi Thp Martabat Individu • Kehormatan dan reputasi merupakan atribut yg melekat kepada individu. Oleh karena itu hukum memberi perlindungan terhadap integritas non-fisik atau martabat individu itu dgn mengelompokkan perbuatan itu sbg crimes against integrity of person: mulai dr pencemaran nama baik (defamation), penghinaan (slander), hingga kepada fitnah atau menista (libel) • Namun demikian upaya perlindungan terhdp kehormatan dan reputasi individu tersebut juga hrs dilihat kaitanya dgn keberadaan hak yang lain, yakni hak atas kebebasan berbicara (freedom of speech), berekspresi (freedom of expression), dan kebebasan pers (freedom of the press) yang juga harus dilindungi oleh negara
  • 10. Tindak Pidana Pers  Penghinaan => Pasal 310 (2) KUHP  Fitnah => Pasal 311 KUHP  Penghinaan ringan => Pasal 315 KUHP  Pornografi => Pasal 282 (2) & 533 KUHP  Penghasutan => Pasal 160 KUHP  Pernyataan kebencian/permusahan terhadap pemerintah => Pasal 154, golongan tertentu => Pasal 156 KUHP
  • 11. Tanggung Jawab Penyertaan 1) Orang yang melakukan (pleger) 2) Orang yang menyuruh melakukan (doen pelgen) 3) Orang turut melukukan (medepleger) 4) Orang yang membujuk (uitlokker)
  • 12. Penggunaan P 310 dan P 311 KUHP • Penggunaan Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP tak bisa dilakukan secara semena-mena. Apalagi dalam kasus terdakwa bukanlah subyek hukum yang berdiri sendiri tapi perbuatannya terkait dengan keluhan, rasa frustasi, dan kerugian yang dialami terdakwa atau juga kepentingan umum yang diwakili terdakwa. • Pengertian umum tentang tindakan “menghina” adalah menyerang kehormatan dan nama baik seseorang yang mengakibatkan pihak yang diserang akan merasa malu. • Penjelasan yang dibuat R Sugandhi menganai Ayat (3) Pasal 310 adalah perbuatan yang dikategorikan “menyerang kehormatan” atau “nama baik” tak bisa dihukum apabila tuduhan yang dilakukan demi membela “kepentingan umum” atau terpaksa untuk “membela diri”. •
  • 13. Aspek Hukum Perdata ►Pasal. 1365 KUHP Perdata yang mengatur perbuatan melawan hukum pada umumnya. ►Pasal. 1372 mengatur perbuatan melawan hukum khusus pencemaran nama, (lex specialis) ►Unsur – unsur perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum ?
  • 14. ► Pasal 1372 KUHP Perdata & Pasal 310 KUHP Pidana Unsur–Unsur Penghinaan: 1). Pencemaran nama baik. 2). Adanya niat atau kesengajaan untuk menghina. 3). Hal tersebut bertujuan diketahui umum. ► Pasal. 1372 karena adanya niat dan kesengajaan Kesimpulan: Harus ada niat untuk merusak reputasi seseorang di depan umum, namun niat tersebut dianggap tidak ada jika penghinaan dilakukan demi kepentingan umum.
  • 15.  Gugatan perdata : Adalah untuk mendapat ganti kerugian & pemulihan kehormatan  Tuntutan Pidana : Untuk menghukum pelaku perbuatan.  Perbuatan melawan Hukum pers Harus mempertimbangkan unsur a) Adanya Kepentingan umum b) Adanya coverboth sides c) Adanya pengguna hak Jawab  Hub. UU. Pers 40/1999 sebagai lex specialis
  • 17. Alur Penanganan Pengaduan Dewan Pers Pengaduan (telp, surat, fax, email, langsung) Pokja Pengaduan Penilaian Rekomendasi Berkas Ditutup Kasus Pers Pemintaan Pendapat Bukan Kasus Pers Sidang Pleno PPR Dapat Dibuktikan Tak Dapat Dibuktikan Menghentikan Penanganan T. Ada Tanggap 3x Tanggap Diterima Analisis Berkas DitutupTak Datang Mediasi Rekomen dasi Panggilan Para Pihak Ajudikasi Panggilan Kesepakatan Damai Ya! Tidak! Puas ? 1. UU No 40 Th 1999 2. KEJ Anggota DP
  • 18. MOU DP Jadikan UU 40/1999 Sebagai UU Khusus • Mou POLRI: – Penanganan sengketa pemberitaan terpusat di DP – Penanganan pelaporan ke polisi perlu berkoordinasi dengan D Pers • Mou Kejagung: – Penuntutan wajib mengundang ahli pers yang ditunjuk DP di pengadilan • SE MA: – SEMA ttg kewajiban menghadirkan ahli pers yang ditunjuk DP 18
  • 19. Bagaimana Mencegah Kasus Hukum? • Taati Kode Etik Jurnalistik. • Ketika diadukan ke Dewan Pers, taati keputusan Dewan Pers (utk menghindari dugaan adanya niat buruk). • Laksanakan UU Pers (penuhi syarat; jalankan misi pers; penuhi hak koreksi, hak jawab, dan permintaan maaf). • Patuhi Peraturan dan Surat Edaran Dewan Pers (UU 40 satu- satunya yang tak ada PPnya). • Jangan masuk terlalu jauh ke kasus yang sedang jadi perkara hukum. • Secara aktif minta petunjuk atau fatwa Dewan Pers.
  • 21. Ruang Lingkup Kode Etik Kode Etik Publik /Konsumen Media Sumber Kerja Profesional
  • 22. 11 Muatan Batang Tubuh KEJ • CARA menjalankan profesi Pasal 1 •SIKAP menjalankan profesi Pasal 2 • CARA mengolah & memuat berita Pasal 3, 4, 5, 6, 8 • CARA melindungi narasumber Pasal 7 dan 8 •CARA menyelesaikan masalahPasal 10 dan 11
  • 24. Kode Etik Jurnalitik Pasal 1  Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Penafsiran a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers. b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi. c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara. d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
  • 25. Pasal 2  Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. Penafsiran Cara-cara yang profesional adalah: a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber; b. menghormati hak privasi; c. tidak menyuap; d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya; e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang; f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara; g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri; h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
  • 26. Pasal 3  Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. Penafsiran a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu. b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional. c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta. d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
  • 27. Pasal 4  Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Penafsiran a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk. c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan. d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata- mata untuk membangkitkan nafsu birahi. e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
  • 28. Pasal 5 • Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. Penafsiran a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak. b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
  • 29. Pasal 6  Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.  Penafsiran a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum. b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
  • 30. Pasal 7 Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan. Penafsiran a. Hak tolak adalah hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya. b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber. c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya. d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
  • 31. Pasal 8  Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. Penafsiran a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas. b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
  • 32. Pasal 9  Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.  Penafsiran a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati. b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
  • 33. Pasal 10  Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. Penafsiran a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar. b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
  • 34. Pasal 11  Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional. Penafsiran a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
  • 36. Media Jaman Orde Baru 36 Minoritas media coba bersikap kritis Mainstream media dibina Deppen dan tunduk pada pengawasan pemerintah. SIUPP dibatasi oleh pemerintah
  • 37. Media Jaman Reformasi (BJ Habibie) 37 Media partisan masih hidup meski sudah mulai ditinggalkan pembaca Media bebas dan independen tumbuh subur pasca pembubaran Deppen dan penghapusan SIUPP. Media yang pernah dibredel kembali hidup
  • 38. Media Cetak Pasca Soeharto • Di Jaman Orde Baru media hanya dibatasi pada 180 SIUPP. • Pada menjelang Pemilu 1999 berkembang menjadi sekitar 1.600 media (setelah Pemilu berlangsung pada berguguran). Kini hanya ada sekitar 900 media yang bertahan hidup. • Partai, politikus dan pengusaha berlomba bikin media untuk memperoleh pengaruh politik dan kekuasaan. 38
  • 39. Tiga Macam Media Saat Ini 39 Pers Profesional Pers Partisan Pers Abal- Abal
  • 40. Media Pasca Pemilu 2014 • Ada sejumlah pemilik media bikin partai politik • Ada orang partai yang memiliki media • Media loyal mencitrakan pemilik/partainya • Media loyal membela kepentingan pemiliknya • Melalui model framing berita, talkshow, liputan khusus, hingga sekilas info, dan running text • Melalui pemilihan angle gambar dan pemilihan narasumber • Media TV (berita) sepertinya terbelah menjadi 2 kekuatan, sisanya tetap konsisten (gosip, hiburan, India, dangdut, hantu) 40
  • 41. 41 Konflik Kepentingan Media/Jurnalis Ideologi Identitas Kualitas SDM Visi & Misi Perusahaan Ekonomisasi Perusahaan Faktor Internal Jurnalis/ Institusi Media 1. Konflik Kepentingan: -Pemodal -Pimpinan media -Interes pribadi 2. Afiliasi politik 3 Pemboncengan bisnis media Masyarakat “Tradisional”: - Terpinggirkan - Frustasi - Paternalistis - Mudah disulut
  • 42. Kaitan Kemapanan & Perkembangan Usaha Media Start Up Survival Growth Berkembang Expantion Mekar Sustain Tumbuh- Berlanjut
  • 43. Wartawan & Media • Wartawan 1. Wartawan profesional 2. Wartawan partisan 3. Wartawan abal-abal • Media 1. Media profesional (dominasi wartawan profesional, wartawan partisan ada tapi tak dapat tempat dan posisi penting) 2. Media partisan (dominasi wartawan partisan, wartawan profesional terpinggirkan dan frustasi, wartawan abal-abal eksis) 3. Media abal-abal (berisi para wartawan abal-abal) 43
  • 44. Pasca SK & SE Dewan Pers • Terkait persyaratan badan hukum dan verifikasi, serta penggunaan nama-nama yang tidak boleh digunakan ratusan (dan mungkin ribuan) media abal-abal yang tadinya terbit mingguan ramai-raai bermigrasi ke media online. 44
  • 45. Data Media Terakhir • Menurut perkiraan di Indonesia kini ada sekitar 2.000 media media cetak. Namun dari jumlah tersebut hanya 567 media cetak yang memenuhi syarat disebut sebagai media profesional (Data Pers 2014) • Sedangkan media online/siber diperkirakan mencapai angka 26.300, tapi yang tercatat sebagai media profesional hanya hanya 211 media online saja. • Selain itu hingga akhir 2014 tercatat ada 1.166 media radio dan 394 media televisi. – 45
  • 46. Masalah Penegakan Etika Pers Pers Palsu: • Fenomena media abal-abal • Fenomena wartawan abal-abal • Pers kuning (yellow papers) Lemah kapasitas: • Tak pernah ikut pendidikan jurnalistik • Pilih jalan pintas (tak ke lapangan, gunakan sumber media sosial, kloning, dll) • Tak penuhi kode etik jurnalistik • Tak sesuai standar perilaku Kepentingan Pemilik Media/Mogulisme • Pemberitaan/isi media bias • Terompet
  • 47.
  • 49. Pengaduan ke Dewan Pers 2013 Kategori Pengaduan Frek % Pengaduan Langsung 409 52.7 Pengaduan Tembusan 351 45.2 Permintaan Pendapat oleh KPI 5 0.6 Permintaan Pendapat oleh Polri 5 0.6 Lain-lain 6 0.8 Total 776 100.0
  • 50. Jenis Pengaduan ke D Pers 2013 Jenis Pengaduan Frek % Pengaduan tentang Berita 327 42.1 Hak Jawab 209 26.9 Sanksi/Teguran KPI kepada Media Televisi 37 4.8 Pengaduan tentang Kekerasan terhadap Wartawan/Media 25 3.2 Tanggapan terhadap Pengaduan 19 2.4 Pengaduan tentang PerilakuTindakan Wartawan 17 2.2 Pengaduan tentang Artikel/Opini/Surat Pembaca 15 1.9 Meminta Pendapat Sesuai UU Pers/Kode Etik Jurnalistik 15 1.9 Somasi 13 1.7 Mengadukan Iklan 10 1.3 Pengaduan tentang Badan Hukum Perusahaan Pers 9 1.2 Iklan Kampanye 8 1.0 Hak Koreksi 7 0.9 Pengaduan tentang Foto/Ilustrasi/Kartun 6 0.8 Wartawan/Media Digugat ke Polisi/Pengadilan karena Berita 6 0.8 Isi Siaran Televisi 3 0.4 Bukan Kasus Pers/Jurnalistik 2 0.3 Plagiasi Berita 2 0.3 Pengaduan Pemutusan Kerjasama Sepihak dengan Media 1 0.1 Lain-lain 45 5.8 Total 776 100.0
  • 51. Jenis Pengaduan ke DP 2013 51 Jenis Pengaduan Kategori Pengaduan Pengaduan Langsung Pengaduan Tembusan Permintaan Pendpt KPI Permintaan Pendpt Polri Lain-lain Total Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Frek % Berita 274 67.0 53 15.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 327 42.1 Perilaku/Tindakan Wartawan 11 2.7 6 1.7 0 0.0 0 0.0 0 0.0 17 2.2 Kekerasan terhdp Wart./Media 17 4.2 8 2.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 25 3.2 Artikel/Opini/Surat Pembaca 6 1.5 9 2.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 15 1.9 Foto/Ilustrasi/Kartun 3 0.7 3 0.9 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 0.8 Mengadukan Iklan 3 0.7 7 2.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 10 1.3 Badan Hukum Perusahaan Pers 7 1.7 2 0.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 9 1.2 Wartawan/Media Digugat ke Polisi/Pengadilan krn Berita 5 1.2 1 0.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 0.8 Meminta Pendapat Sesuai UU Pers/Kode Etik Jurnalistik 4 1.0 0 0.0 5 100.0 5 100.0 1 16.7 15 1.9 Pemutusan Kerja Sepihak dgn Media 1 0.2 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 0.1 Hak Jawab 37 9.0 172 49.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 209 26.9 Lain-lain 19 4.6 21 6.0 0 0.0 0 0.0 5 83.3 45 5.8 Hak Koreksi 2 0.5 5 1.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 7 0.9 Tanggapan terhdp Pengaduan 14 3.4 5 1.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 19 2.4 Sanksi/Tegur KPI kpd Televisi 0 0.0 37 10.5 0 0.0 0 0.0 0 0.0 37 4.8 Isi Siaran Televisi 2 0.5 1 0.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 3 0.4 Somasi 0 0.0 13 3.7 0 0.0 0 0.0 0 0.0 13 1.7 Bukan Kasus Pers/Jurnalistik 0 0.0 2 0.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 0.3 Plagiasi Berita 1 0.2 1 0.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 0.3 Iklan Kampanye 3 0.7 5 1.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 8 1.0 Total 409 100 351 100 5 100 5 100.0 6 100 776 100
  • 52. Kategori Pengadu 2013 Kategori Pengadu Frek % Masyarakat 194 25.0 Pejabat/Pemeritah Pusat/Pemerintah Daerah 132 17.0 Mahasiswa/Organisasi Kemahasiswaan 120 15.5 Lembaga Negara (KPK/KPI/KPU dll) 71 9.1 Pengusaha/Perusahaan 61 7.9 Wartawan/Media Cetak 58 7.5 Organisasi Kemasyarakatan/LSM 30 3.9 Organisasi Wartawan/Pers 20 2.6 Wartawan/Media Online 18 2.3 Anggota DPR/DPRD 15 1.9 Pengacara 12 1.5 Polisi/Kepolisian 11 1.4 Partai Politik/Tokoh Politik 9 1.2 Perguruan Tinggi/Sekolah/Guru/Peneliti 7 0.9 Tentara/TNI 5 0.6 Wartawan/Media Elektronik 4 0.5 Rumah Sakit 2 0.3 Lainnya 7 0.9 Total 776 100.0
  • 53. Pengadu 2013 Berdasar Wilayah 53 Wilayah Pengadu Frek % Jawa 524 67.5 Sumatra 137 17.7 Sulawesi 32 4.1 Bali/Nusa Tenggara 14 1.8 Kalimantan 25 3.2 Maluku 8 1.0 Papua 6 0.8 Lainnya 30 3.9 Total 776 100. 0
  • 54. Kasus Pemberitaan Bom Pipa Oleh Metro TV
  • 55. Media Tak Lakukan Verifikasi dan Tak Konfirmasi Twitter A. Dhani: SAYA AKAN POTONG KEMALUAN SAYA KALAU JOKOWI BISA MENANG DARI PRABOWO SUBIANTOI! ITU SUMPAH SAYA
  • 56. • Okezone.comVs ABN • Maully Donggur Rinanda Nasution Tertangkap Basah Menggunakan Narkoba, • Maully Didor Polisi krn Melawan Saat Ditangkap • Mengutip sbr ucapan anggota Polsek yg mengatakan bhw Maully adl anak pengacara kondang ABN • Kasus berhasil diselesaikan melalui mekanisme ajudikasi 29 hari sebelum ABN meninggal dunia Media Tak Lakukan Verifikasi dan Tak Konfirmasi
  • 57. Kasus Pemberitaan Sodomi di Ciracas • Seorang bocah berusia 5 tahun korban sodomi seorang buruh bangunan bernama SA dan juga oknum anggota Brimob bernama E yang tak lain adalah tetangga si bocah yang tinggal di kawasan Ciracas. • Pada Jumat 21 Februari 2013 si bocah dibawa ibunya melaporkan terjadi kekerasan seksual yang dialaminya ke Unit pelayanan Perempuan dan Anak di Polres Metro Jakarta Timur. Sejumlah wartawan rupanya mencium peristiwa ini dan menurunkan liputan. • Sejumlah media yang profesional menurunkan liputan sesuai standar dan etika jurnalistik. Nama dan identitas si bocah dan keluarganya disamarkan. Namun ada media, termasuk stasiun televisi yang kemudian memberitakan peristiwa ini tanpa memperhatikan kemungkinan buruh yang bisa menimpa si bocah dan keluarganya. Nama, wajah dan identitas si bocah beserta ibunya disiarkan secara gamblang. Sebagian menginisialkan nama dan mengaburkan tampilan wajah si bocah, tapi justru menyebut dengan gamblang alamatnya di kawasan Ciracas.
  • 58. • Apa yang terjadi kemudian? • Orang tua si bocah mendapat teror dari sejumlah oknum anggota polisi yang tak senang dengan pencemaran nama baik korps mereka. • Bukan hanya itu para tetangga si bocah ramai-ramai mendatangi ibu si si bocah dan mengusir mereka untuk tidak lagi tinggal di desa. Alasannya adalah gara-gara liputan media, nama desa telah dicemarkan.
  • 60. Mereview Pemberitaan ttg Tata Chubby • Dimulai dari diketemukannya jenasah perempuan di tempat indekos di kawasan Tebet yang nyaris bugil dalam posisi tengkurap di atas kasur dengan leher terjerat kabel pengering rambut.
  • 61. • Muncul pemberitaan spekulatif merujuk pada keterangan pakar psikologi forensik yang mengatakan bahwa ada kemungkinan si perempuan dan pembunuhnya adalah penderita kelainan seksual (sex sadimashochis). “Mereka melakukan hubungan seks abnormal hingga kebablasan dan salah satu mati”. • Akhirnya sang pembunuh berhasil ditangkap polisi dan modus pembunuhan pun diungkap oleh media.
  • 62. Berita Koran Kuning Lebih Seru
  • 63. Apa Yang Terjadi Kemudian? • Foto almarhum Tata Chubby diambil dari media sosial dan diumbar oleh berbagai media, baik cetak, online maupun TV. • Dan ketika almarhumah sudah ada di liang lahat wartawan menuliskan masih mengulas habis profesi dan aibnya.
  • 64. • Keluarga almarhumah diekspos dengan menampilkan wajah mereka serta ditanya tentang profesi almarhumah yang jadi aib
  • 65.
  • 66. • Media sosial (akun facebook dan twiter) almarhum dikulik dan berita sengaja digiling untuk mengungkapkan liku-liku cara almarhumah menjual jasa. • Mulai dari tarif, cara booking hingga testimoni kepuasan sejumlah laki-laki yang pernah menidurinya. • Media memuat foto- foto dari facebook Tata Chubby dalam berbagai posisi, termasuk foto yang nyaris bugil.
  • 67.
  • 68. • Demikian juga sang pembunuh, wawancara media menjurus kepada hal-hal yang mesum. • Istri dan anak sang pembunuh yang tak memiliki kaitan dengan aksi pembunuhan oleh media fotonya juga ditampilkan secara gamblang.
  • 69.
  • 71. Dampak Media Terhdp Rumah Tangga
  • 73. Kesepakatan Luna Maya dan Radar Bogor • Radar Bogor memuat risalah sidang ajudikasi Dewan Pers • Radar Bogor meminta maaf kepada Luna Maya dan pembaca • Radar Bogor memuat hak jawab (bantahan) Luna Maya
  • 75. Ancaman Thp Media dan Wartawan • Undang-Undang Pidana (P 207, 310, 311 KUHP) • Undang-Undang ITE • Undang-Undang Rahasia Perbankan • Undang-Undang TPPU • Sejumlah RUU yang digagas • Kriminalisasi narasumber • Kriminalisasi penulis Surat Pembaca
  • 76. Kasus Pemuatan Rekening BG Oleh Majalah Tempo
  • 77. Wartawan Masa Kini Sumber: Indonesian Journalits Technographics Report, 2012-2013; N = 362 • Mayoritas wartawan saat ini ternyata memilih jalan paling mudah untuk menulis, menemukan ide berita, sekaligus menverifikasi sebuah fakta hanya dengan mengandalkan sumber media sosial

Editor's Notes

  1. For Corporate Training & Presentation Services, Call : 087-8816-000-78 e-mail : creator@ideasmax.com